Konsep asuhan keperawatan Multipel Myeloma
description
Transcript of Konsep asuhan keperawatan Multipel Myeloma
Konsep Asuhan Keperawatan
Multiple Myeloma Pada Anak
Sistem Imun-Hematologi
Oleh :Kelompok IV
Pengertian
Multiple myeloma adalah sel kanker ganas yang berasal dari sel plasma (sejenis sel darah putih yang dihasilkan di sumsum tulang). Sel plasma normal bertugas untuk menghasilkan antibodi yang melawan infeksi dan kanker sel plasma - sel myeloma berkembang biak pada sumsum tulang, yang membuat pasien tidak dapat menjalani kehidupan normal, kondisi tubuh antara lain seperti anemia, nyeri tulang, patah tulang, penurunan imunitas, gejala penyakit hypercalcemia, proteinuria, dan insufisiensi ginjal
Manifestasi KlinisMultipel mieloma seringkali menyebabkan nyeri tulang (terutama pada tulang belakang atau tulang rusuk) dan pengeroposan tulang sehingga tulang mudah patah. Nyeri tulang biasanya merupakan gejala awal, tetapi kadang penyakit ini terdiagnosis setelah penderita mengalami :
1. Anemia, karena sel plasma menggeser sel-sel normal yang menghasilkan sel darah merah di sumsum tulang.
2. Infeksi bakteri berulang, karena antibodi yang abnormal tidak efektif melawan infeksi.
3. Gagal ginjal, karena pecahan antibodi yang abnormal (protein Bence-Jones) merusak ginjal.
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium2. Radiologi a. Foto Polos X-Ray b. CT-Scan c. MRI d. Radiologi Nuklir e. Angiografi
Penatalaksanaan Obat pereda nyeri (analgetik) yang kuat dan terapi penyinaran
pada tulang yang terkena, Penderita yang memiliki protein Bence-Jones di dalam air
kemihnya harus bayak minum untuk mengencerkan air kemih dan membantu mencegah dehidrasi,
Penderita harus tetap aktif karena tirah baring yang berkepanjangan bisa mempercepat terjadinya osteoporosis dan menyebabkan tulang mudah patah.
Pada penderita yang memiliki tanda-tanda infeksi (demam, menggigil, daerah kemerahan di kulit) diberikan antibiotik.
Penderita dengan anemia berat bisa menjalani transfusi darah atau mendapatkan eritropoetin (obat untuk merangsang pembentukan sel darah merah).
Kemoterapi memperlambat perkembangan penyakit dengan membunuh sel plasma yang abnormal.
Kemoterapi dosis tinggi dikombinasikan dengan terapi penyinaran masih dalam penelitian.
Konsep Asuhan Keperawatan Multiple Myeloma
Pengkajian Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan Implementasi Evaluasi
Pengkajian
Aktivitas dan istirahat Sirkulasi Integritas Ego Eliminasi Makanan / cairan Neorosensori Nyeri / kenyamanan Pernafasan Keamanan Seksualitas Interaksi Sosial
Diagnosa Keperawatan
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskulus skeletal, penurunan kekuatan, kelelahan.
Resiko tinggi terhadap infeksi b/d kerusakan pada produksi antibody.
Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
Perencanaan KeperawatanDiagnosa
Rencana Perawatan
Tujuan Intervensi Rasional
Kerusakan mobilitas fisik
b/d :
a. Gangguan muskulus
skeletal, penurunan
kekuatan, kelelahan.
b. Nyeri, merasa tidak
nyaman.
1. Mampu mengindentifikasi alternatif untuk membantu mempertahankan tingkat aktivitas saat sekarang.
2. Nyeri hilang / terkontrol.
1. kaji derajat gangguan fungsi dengan menggunakan skala 0-4.
2. Evaluasi kemampuan untuk melakukan mobilisasi secara aman.
3. Buat rencana perawatan dengan periode istirahat konsisten diantara aktivitas.
4. Kolaborasi :a. Konsultasikan dengan
ahli therapy fisik / terapi kerja.
b. Berikan pengobatan sesuai dengan kebutuhan ; (kemotherapy)
- steroid seperti prednisone : Mungkin digunakan untuk menekan inflamsi sistemik akut.Dapat membantu dalam upaya menurunkan berkembangnya penyakit, mengurangi masa tumor.
- Analgetik / narkotika : dapat digunakan jika rasa sakit hebat.
1. Memberikan informasi untuk mengembangkan rencana perawatan.
2. Meningkatkan kemandirian, rasa nyaman & keamanan dgn cukup baik.
3. Menurunkan kelelahan, kelemahan yang berlebihan.
4. Bermanfaat dalam
mengembangkan program latihan terstruktur untuk mengatasi daerah yang mengalami penurunan fungsi dan therapy untuk meningkatkan harga diri.
Resiko tinggi terhadap infeksi b/d kerusakan pada produksi Antibody (pertahanan primer tidak efektif).
1. Mengidentifikasi / ikut serta dalam perilakku yang mengurangi resiko.
2. Infeksi dapat dicegah.3. Komplikasi dapat
dihindari / dikurangi.
1. Ukur tanda vital, termasuk suhu.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak perawatan dilakukan. Instruksikan pasien / orang terdekat untuk mencuci tangan sesuai indikasi.
3. Berikan lingkungan bersih dan ventilasi yang baik.
4. Tekankan pentingnya keseimbangan / pemasukan nutrisi yang adekuat.
5. Kolaborasi : Konsultasi dengan ahli diet.
1. Sebagai data dasar untuk menunjukan bahwa tubuh bereaksi pada proses infeksi.
2. mengurangi kontaminasi silang.
3. Mengurangi pathogen
pada sistem imun.4. Mengetahui pentingnya
masukan nutrisi untuk mempertahankan kesehatan, dapat memotivasi pasien untuk mempertahankan diet yang tepat.
5. Memberikan bantuan dalam merencanakan diet nutrisi untuk memenuhi kebutuhan individu.
Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/ d :a. Kurang pemajanan /
mengingat.b. Keterbatasan kognitif.c. Tidak mengenal
sumber informasi.
Ditandai dengan :
d. Pertanyaan / permintaan informasi, pernyataan salah persepsi.
e. Tidak tepat mengikuti instruksi.
1. Supaya pengetahuan klien bertambah.
1. Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan.
2. Tinjau faktor resiko individual dan bentuk infeksi.
3. Berikan informasi mengenai therapy obat-obatan, interaksi , efek samping dan pentingnya ketaatan dengan program.
4. Dorong periode istirahat
adekuat dengan aktivitas yang terjadwal.
5. Tinjau perlunya kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan.
1. Memberikan pengetahuan hidup dasar dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi.
2. Menyadari bagaimana infeksi ditularkan akan memberikan informasi tindakan yang diberikan.
3. Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerjasama dalam penyembuhan dan mengurangi resiko kambuhnya komplikasi.
4. Mencegah kepenatan dan pemahaman ambulasi.
5. Membantu mengontrol pemajanan lingkungan dan mengurangi faktor resiko
Implementasi
Lakukan sesuai dengan intervensi
Evaluasi
Mobilitas menjadi normal. Sistem imun menjadi normal. Pengetahuan pasien bertambah.