KONSELING KELOMPOK

27
s. miharja Page 1 6 Konseling kelompok A. DEFINISI KONSELING KELOMPOK Secara definitif istilah konseling dirumuskan lebih beragam oleh para ahli konseling kelompok. Keberagaman ini, nampaknya berkaitan juga saat konseling kelompok diimplementasikan dalam konseling karir. Dalam pandangan Berg dan Johnson (1971), konseling kelompok didefinisikan sebagai suatu proses dinamis; interindividu dan intra individu yang pada mulanya merupakan perasaan-perasaan dan tingkah laku anggota-anggota dalam kelompok. Ketuanya adalah seorang konselor terlatih yang mampu mewujudkan suasana percaya- mempercayai, terbuka, bertanggung jawab dan saling bergantung satu sama lain melalui proses-proses terapi seperti paham-memahami, penerimaan dan manajemen konflik. Kelompok ini terdiri dari anggota-anggota normal yang membutuhkan mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang diri sendiri dan orang lain agar mereka lebih mampu mengendalikan situasi-situasi perkembangan. Hansen, Warner dan Smith (1980) menguraikan konseling kelompok sebagai suatu hubungan antara konselor dengan beberapa orang klien atau anggota. Fokusnya adalah pada pencegahan dan pengobatan. Konseling pencegahan membantu anggotanya mengatasi masalahnya sebelum masalah tersebut bertambah rumit. Bagi individu yang mengalami masalah serius, konseling kelompok bisa menggerakkannya untuk berubah. Grup ini adalah lebih efisien karena anggota akan merasa lebih aman dan lebih rela menerima masukan dari rekan sebayanya. Lebih ringkas, McLeod, J. (2007) menjelaskan konseling kelompok sebagai proses menggunakan intervensi kelompok untuk memudahkan pemahaman diri dan juga perubahan pengirimnya. B. TUJUAN KONSELING KELOMPOK Dalam setiap jenis konseling, pasti adanya tujuan. Adapun tujuan konseling kelompok tersebut antara lain:

Transcript of KONSELING KELOMPOK

Page 1: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 1

6 Konseling kelompok

A. DEFINISI KONSELING KELOMPOK

Secara definitif istilah konseling dirumuskan lebih beragam oleh para

ahli konseling kelompok. Keberagaman ini, nampaknya berkaitan juga

saat konseling kelompok diimplementasikan dalam konseling karir.

Dalam pandangan Berg dan Johnson (1971), konseling kelompok

didefinisikan sebagai suatu proses dinamis; interindividu dan intra

individu yang pada mulanya merupakan perasaan-perasaan dan

tingkah laku anggota-anggota dalam kelompok. Ketuanya adalah

seorang konselor terlatih yang mampu mewujudkan suasana percaya-

mempercayai, terbuka, bertanggung jawab dan saling bergantung satu

sama lain melalui proses-proses terapi seperti paham-memahami,

penerimaan dan manajemen konflik. Kelompok ini terdiri dari

anggota-anggota normal yang membutuhkan mencari pemahaman

yang lebih mendalam tentang diri sendiri dan orang lain agar mereka

lebih mampu mengendalikan situasi-situasi perkembangan.

Hansen, Warner dan Smith (1980) menguraikan konseling kelompok

sebagai suatu hubungan antara konselor dengan beberapa orang klien

atau anggota. Fokusnya adalah pada pencegahan dan pengobatan.

Konseling pencegahan membantu anggotanya mengatasi masalahnya

sebelum masalah tersebut bertambah rumit. Bagi individu yang

mengalami masalah serius, konseling kelompok bisa

menggerakkannya untuk berubah. Grup ini adalah lebih efisien

karena anggota akan merasa lebih aman dan lebih rela menerima

masukan dari rekan sebayanya.

Lebih ringkas, McLeod, J. (2007) menjelaskan konseling kelompok

sebagai proses menggunakan intervensi kelompok untuk

memudahkan pemahaman diri dan juga perubahan pengirimnya.

B. TUJUAN KONSELING KELOMPOK

Dalam setiap jenis konseling, pasti adanya tujuan. Adapun

tujuan konseling kelompok tersebut antara lain:

Page 2: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 2

1. Untuk membantu setiap anggota mengenal dan memahami diri

dalam proses mencari identitas diri melalui konseling kelompok,

kita dapat mengenal siapakah diri sendiri sebenarnya

2. Hasil dari masukan dari anggota-anggota lain dalam kelompok,

penerimaan diri dapat ditingkatkan. Dengan itu, harga diri juga

bertambah tinggi.

3. Membangun keterampilan berhubungan antara individu.

4. Mengembangkan lagi kemampuan membuat keputusan,

mengatasi masalah dan membangun tujuan hidup. Kemudian,

keterampilan ini dapat digunakan oleh individu dalam

perhubungannya dengan masyarakat.

5. Membangun kepekaan terhadap kebutuhan orang lain hasil dari

kesadaran akan tanggung jawab terhadap tingkah lakunya.

6. Membantu anggota kelompok mengenal perasaan orang lain.

Dengan itu, perasaan simpatinya dapat ditingkatkan.

7. Menolong anggota memperoleh keterampilan mendengarkan

secara empati. Hal ini memungkinkan ahli mendengar kata-kata

yang tersurat dan tersirat.

8. Memungkinkan ahli mengungkapkan perasaannya secara "jujur,

terbuka dan tepat.

9. Membantu anggota menentukan tujuan tertentu dan menyebabkan

anggota ingin melibatkan diri dalam kelompok dengan tujuan

mencapai tujuan tersebut.

10. Membantu anggota membangun perasaan diterima oleh orang

lain.

11. Membantu anggota membangun semangat menghadapi risiko. Hal

ini penting karena ada kalanya, risiko mendatangkan efek yang

positif. Selain itu, situasi ini akan menyediakan individu

mengalami berbagai tantangan dalam hidupnya nanti

Menurut Corey (1977), dalam buku yang berjudul Groups:

Process and Practice mencantumkan tujuan konseling kelompok

seperti berikut:

1. Menjadi anggota kelompok lebih terbuka dan jujur.

2. Menjauhkan kepura-puraan yang bisa mempengaruhi kemesraan.

3. Mempelajari untuk mempercayai diri sendiri dan orang lain.

4. Handphone ke arah keaslian.

5. Menjauhkan diri dari terikat dengan 'harus', 'seharusnya' dan

'seharusnya'.

6. Menerima diri sendiri dan mengikis sikap yang selalu

mementingkan kesempurnaan diri sendiri.

Page 3: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 3

7. Mengenali dan menerima ketidaksamaan (polariti-polariti) dalam

diri sendiri. Mengurangi diri terhadap kemesraan.

8. Mendapatkan masukan dari orang lain tentang masalah-

masalahnya.

9. Dukungan dari rekan sebaya dan merasa sangat efisien.

10. Konseling dengan rela melibatkan diri secara aktif

Gazda (1976) juga berpendapat anggota memperoleh beberapa

keterampilan yang berguna untuk mereka menjadi konselor sebaya

(yaitu pembimbing kepada teman sebaya). Kemampuan-kemampuan

itu adalah seperti berikut:

1. Berbicara dengan individu yang belum dikenal dan selanjutnya

membicarakan hal-hal yang bisa memanfaatkan mereka.

2. Mendengar pesan yang tersurat dan tersirat.

3. Memperhatikan dan memahami pengirimnya lain.

4. Bercerita dengan individu lain mengenai hal-hal pribadi.

5. Membuat keputusan dalam beberapa masalah pribadi seperti

jasalah keluarga, kesehatan dan hubungan dengan rekan-rekan

yang mengalami masalah.

6. Menggunakan hubungan individu saat menolong teman dan

rencana sekolah.

7. Memperhatikan, yaitu dapat mengidentifikasi tingkah laku biasa

seperti siswa yang mengalami masalah rendah diri, kurang

keyakinan dan sebagainya.

8. Menggunakan layanan referensi (baik lembaga di luar atau di

sekolah) sebagai penyebab mendapatkan pertolongan bagi mitra

yang bermasalah.

9. Menemukan jalan-jalan lain ketika mengalami kebuntuan.

10. Menyoroti kepekaan terhadap etika konseling.

C. PRINSIP-PRINSIP KONSELING KELOMPOK

Efektivitas konseling kelompok tergantung pada efektivitas

proses terapeutik yang ada dalam kelompok itu. Menurut Zuraidah

(1982), antara prinsip konseling kelompok yang penting adalah seperti

berikut:

1. Suasana demokratis harus diwujudkan oleh konselor.

2. Tujuan-tujuan konseling kelompok harus dijelaskan kepada calon-

calon anggota.

3. Anggota yang dipilih harus bersedia berbagi perasaan,

pengalaman dan bersedia untuk berubah.

Page 4: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 4

4. Anggota harus disadarkan bahwa mereka bertanggung jawab

terhadap perilaku kelompok mereka.

5. Setiap anggota harus memelihara rahasia dan informasi yang

dibahas dalam kelompok.

6. Tujuan jangka pendek untuk memungkinkan ahli memahami diri

sendiri dan orang lain dalam kelompoknya. Sedangkan, tujuan

jangka panjang adalah untuk memungkinkan anggota mencapai

perkembangan sosial.

Hansen, Warner dan Smith (1980) juga mengajukan satu set

prinsip konseling kelompok seperti berikut:

1. Ketua kelompok bertanggung jawab menentukan rasional

mengenai implementasi kelompok. Rasional akan menjelaskan

tujuan kegiatan kelompok diadakan.

2. Ketua kelompok harus mengatur frekuensi pertemuan anggota-

anggota kelompok untuk menjamin kecukupan waktu untuk

perkembangan keterampilan-keterampilan tertentu.

3. Ketua kelompok harus arif tentang tatasusila tingkah laku dan

etika.

4. Ketua kelompok harus terdiri dari seorang individu yang stabil

emosinya serta memiliki pemahaman diri yang mendalam.

5. Anggota kelompok harus disaring dan terdiri dari mereka yang

akan menikmati manfaat dari kemitraan pengalaman kelompok.

6. Ketua kelompok harus memastikan pengalaman kelompok

digunakan secara bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dengan

melakukan aktivitas susulan.

7. Ketua kelompok harus menyediakan layanan rujuk jika

dibutuhkan anggota-anggota kelompok. Ada kemungkinan

layanan profesional lain diinginkan.

8. Ketua kelompok harus memastikan tindakan caci-mencaci, kritik-

mengkritik secara negatif dan segala ancaman harus dihindari

9. Ketua kelompok menekankan pentingnya rahasia perbincangan

itu dipelihara.

10. Penglihatan ahli dalam sesi-sesi kelompok adalah secara sukarela.

Unsur paksaan harus dikikis.

11. Anggota kelompok harus berusaha mentransfer pembelajaran

kepada situasi hidup sehari-hari.

12. Kebenaran anggota harus diperoleh jika satu-satu sesi itu ingin

direkam.

Page 5: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 5

D. CARA-CARA MENUMBUHKAN KELOMPOK

Dalam proses membangun sesuatu kelompok, beberapa hal

berikut perlu diselesaikan oleh konselor.

1. Diadakan wawancara individu dengan bakal-bakal anggota

kelompok untuk menentukan kesesuaian.

2. Menentukan kriteria untuk pemilihan anggota. Anggota yang suka

mengkritik orang lain tanpa bukti yang jelas harus dihindari.

3. Memastikan anggota-anggota kelompok tidak akan meninggalkan

kelompok dengan se wenang-wenang.

4. Merencanakan dengan teliti agar aktivitas konseling kelompok

dapat dijalankan dengan baik.

5. Mempertimbangkan rekomendasi yang diberikan oleh anggota-

anggota kelompok.

6. Memastikan tujuan yang ingin dicapai oleh anggota-anggota

E. LANGKAH MENGELOLA KELOMPOK KONSELING

1. Pemilihan anggota kelompok

Ketua kelompok harus memilih anggota-anggota yang rela

serta sesuai untuk satu-satu sesi konseling kelompok. Selanjutnya, dia

harus menentukan jumlah anggota kelompoknya. Tentang jenis

anggota, terpulang kepada ketua untuk menentukannya. Misalnya,

untuk sesi mengenai cara-cara menghentikan praktek rokok,

anggotanya mungkin terdiri dari murid-murid yang pemalu dan

sedang merokok. Dengan kata lain, tujuan sesi konseling akan

menentukan jenis-jenis anggota yang akan dipilih.

Tentang kerelaan keahlian pula, sebaiknya anggota datang

secara sukarela. Tetapi, dalam beberapa institusi seperti di penjara dan

di pusat rehabilitasi narkoba, sesi konseling kelompok diwajibkan.

Dalam situasi-situasi seperti ini, konselor membutuhkan waktu yang

cukup untuk membangun kepercayaan dan hubungan yang sehat

dengan anggota dan antara anggota dalam kelompok.

Anggota dapat terdiri dari siswa-siswa yang memiliki masalah

2yang sama tetapi memungkinkan tingkat. Lebih elok lagi jika anggota

itu terdiri dari mereka yang memiliki masalah yang rumit atau

kompleks. Untuk masalah yang rumit, konseling individu dianjurkan.

2. Ukuran kelompok

Ukuran kelompok yang akan ditentukan tergantung pada

beberapa faktor seperti jenis masalah, umur anggota, pengalaman

konselor, tempat pertemuan dan tujuan kelompok. Biasanya 7 sampai

Page 6: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 6

10 orang anggota adalah baik untuk satu-satu kelompok. Kelompok

yang besar sulit untuk dikelola.

3. Frekuensi pertemuan

Bagi murid-murid di sekolah, adalah memadai jika sesi

konseling kelompok diadakan dua kali seminggu. Hal ini bertujuan

menjaga minat dan semangat anggota. Lagipula, hal-hal yang

dipelajari pada sesi lalu masih mudah diingat kembali.

4. Jangka waktu setiap sesi

Dianjurkan supaya satu-satu sesi itu dilakukan tidak terlalu

lama. Bagi murid-murid sekolah, waktu satu jam adalah sesuai. Jangka

waktu yang terlalu lama menyebabkan anggota-anggota kelompok

merasa letih serta kehilangan minat. Kuasa konsentrasi anggota juga

akan bertambah kurang.

5. Waktu kelompok

Ada kalanya konselor akan mengatur jumlah sesi untuk satu-

satu kelompok. Hal ini tergantung pada betapa seriusnya per-satu

masalah yang dihadapi. Jika anggota ingin belajar keterampilan

berkomunikasi, mungkin lima sesi sudah memadai. Tetapi, untuk

masalah yang lebih serius seperti keretakan rumah tangga atau

narkotika, jumlah sesi mungkin meningkat pada sepuluh sesi atau

lebih.

6. Tempat bertemu

Tempat bertemu untuk kelompok biarlah nyaman dan

menarik. Di sekolah, tempat bertemu biasanya di kamar konseling.

Kamar tersebut biasanya dihiasi dan dihampari karpet. Karpet ini

memungkinkan anggota-anggota duduk bersila dan suasana yang

tidak formal seperti ini adalah lebih baik untuk mendorong partisipasi

anggota-anggota kelompok. Tempat yang suasananya aman dan

tenteram dapat mengefisienkan sesuatu proses konseling kelompok

Page 7: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 7

F. TINGKATAN KONSELING KELOMPOK

Tingkat Pertama (Awal)

Ketua kelompok atau konselor akan mulai memperkenalkan

dirinya. Kemudian diikuti oleh setiap anggota dalam kelompok.

Biasanya, anggota akan memperkenalkan sifat-sifat yang positif.

Mereka akan memberitahukan informasi yang dianggap aman seperti

nama, minat, sekolah dahulu dan tempat asal.

Peran konselor adalah untuk mendorong partisipasi setiap

orang anggota. Anggota bisa menyatakan harapan mereka dari

penglihatan mereka dalam kelompok.

Pada tingkat ini, anggota tidak yakin apakah dia diterima dan

disukai oleh anggota-anggota lain atau sebaliknya. Mereka juga

menafsirkan siapakah yang mengecam, siapakah yang bisa

mendukung dan siapa yang harus ditakuti. Disebabkan adanya rasa

curiga-mencurigai ini, maka kesepaduan masih belum muncul. Satu

cara yang nyata adalah anggota ingin meminta nasihat dan ada pula

yang mirip untuk memberikan nasihat.

Kesimpulannya, anggota masih berada dalam kondisi yang

hampa yakni mereka merasa seolah-olah tidak mendapat apa-apa

keuntungan dari sesi-sesi kelompok itu.

Tingkat Kedua (Konflik dan Pertentangan)

Pada tingkat ini, anggota mungkin tidak puas dengan

konselor. Mereka merasa seolah-olah konselor tidak memainkan peran

yang efisien. Mereka menginginkan sesuatu yang lebih terstruktur dan

belum siap menerima tanggapan yang ketua kelompok adalah sebagai

fasilitator saja dan bukan sebagai penyelesai kepada masalah-masalah

mereka. Ada pula anggota yang merasa dirinya tidak diberikan

perhatian yang penuh oleh konselor.

Anggota masih tidak jeleket terpadu. Sikap tidak sabar dan

bosan dan mudah menyerang ide-ide anggota lain sebelum sesi selesai

dilakukan adalah signifikan. Tuduh-menuduh menjadi-jadi akibat dari

kesalahpahaman. Bahasa yang digunakan adalah kabur dan

berlindung. Ada pula anggota yang diam saja, seolah-olah bertindak

sebagai pengamat. Perasaan kurang puas terhadap ketua kelompok

atau konselor perlu dinyatakan secara terbuka. Konselor pula harus

mendorong diskusi itu.

Tahap Ketiga (Perkembangan dan Perpaduan)

Page 8: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 8

Pada tingkat ini, kepercayaan di antara anggota telah

meningkat. Dengan itu, anggota-anggota merasa lebih nyaman dan

lebih tersedia berbagi masalah dan pengalaman mereka. Dengan kata

lain, anggota-anggota bertambah eleket atau terpadu.

Dengan bertambahnya kesepaduan itu, anggota-anggota lebih

berani memberikan pendapat secara jujur dan terbuka. Ide yang baik

akan diterima, sedangkan yang kurang sesuai akan dipinggirkan.

Terlihat juga ada antara anggota yang mencoba mempermainkan

ketua kelompok. Perkembangan seperti ini dianggap sehat. Namun,

konselor tidak membiarkan kelompok bergerak begitu saja, malahan

dia terus akan memberikan dorongan agar kelicinan perjalanan sesi

kelompok tidak terpengaruh.

Peringkat Keempat (Hasil)

Hubungan antara anggota pada tingkat ini adalah begitu padu

dan teguh. Anggota percaya-mempercayai satu sama lain dan dengan

itu rela mengkritik secara terang-terangan tingkah laku anggota-

anggota lain. Anggota yang dikritik itu menerima apa yang dikatakan

karena sesuatu itu adalah jujur dan terbuka. Saran tentang cara

memperbaiki sikap dan memperbaiki tingkah laku diterima oleh

anggota.

Sekali lagi, kepemimpinan pada tingkat ini dikelola oleh

anggota kelompok yang berkemampuan, sedangkan konselor hanya

berperan sebagai peserta dan sumber rujuk. Konselor hanya akan

intervensi jika ada sesuatu yang tidak terkendali. Biasanya anggota

puas terhadap sesi yang diadakan dan mulai menunjukkan

kesenangan.

Tahap Kelima (Penghentian)

Untuk kelompok jenis tertutup, ketua kelompok telah

menentukan jumlah sesi yang akan dijalankan. Karena itu, anggota

harus berusaha mencapai tujuan yang ditentukannya.

Ada antara anggota yang merasa sedih untuk pindah karena

hubungan mesra yang telah terjalin dan ada pula yang mencoba

memperkenalkan masalah-masalah baru dengan tujuan sesi kelompok

dilanjutkan.

Namun, permintaan ini biasanya tidak dapat dipenuhi jika

tanggal penghentian telah ditetapkan untuk kelompok yang tertutup '.

Untuk kelompok terbuka pula, anggota bebas keluar atau berhenti

dari bergabung kelompok dan memasuki kembali pada setiap saat

Page 9: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 9

mereka suka. Untuk menggantikan tempat kosong itu, anggota-

anggota baru dapat diterima.

Berbagai perasaan akan disampaikan pada sesi akhir ini

misalnya ada yang menyatakan perasaan yang positif dan ada pula

menyatakan perasaan yang sebaliknya. Kemungkinan ada anggota

yang tidak mencapai tujuannya. Namun, setidaknya mereka dapat

berkenalan dengan anggota-anggota lain dan dapat mempelajari

keterampilan berkomunikasi secara terbuka dan efisien. Setelah

mengungkapkan perasaan dan menyatakan terima kasih, anggota

akan bubar

G. FITUR MENINGKATKAN EFEKTIVITAS

Efisien atau tidak satu-satu kelompok konseling tergantung pada

beberapa faktor. Antara faktor yang utama adalah sebagai berikut:

1. Suasana yang menolong

Konselor dan setiap anggota harus memiliki sifat-sifat yang

memudahkan proses menolong seperti sedia menerima tanpa syarat,

tidak menghukum (seperti menyalahkan klien sebagai kaki ponteng,

berat tulang dan sebagainya), keaslian, kejujuran (yaitu benar-benar

ingin menolong orang lain) serta berupaya untuk berempati, yaitu

kemampuan berpikir dan merasa aman, percaya-mempercayai,

paham-memahami serta mendukung-mendukung antara satu sama

lain. Fitur seperti ini akan membuat anggota-anggota kelompok

bertambah kubik lagi dan berikutnya akan memperkuat lagi

hubungan yang telah ada itu.

2. Proses pengungkapan diri

Pengungkapan diri mengacu pada proses yakni seseorang

menceritakan hal dirinya sendiri seperti minat, perasaan, sikap dan

kepercayaan. Biasanya anggota akan mulai menceritakan aspek-aspek

dirinya yang dianggap 'aman' seperti namanya, kelasnya, guru

kelasnya dan minatnya. Informasi diri yang dianggap 'aman'

diceritakan adalah seperti pendapatan orang tua (kalau rendah) dan

kelemahan-kelemahan dirinya.

3. Tanggapan

Umpan balik yang diterima oleh seseorang utama dalam konseling

kelompok. Umpan balik yang diberikan itu harus jujur, terbuka dan

jelas. Beberapa anggota akan bertindak mengubah tingkah lakunya

jika perlu.

4. Mutu kepemimpinan

Page 10: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 10

Untuk mensukseskan sesuatu kelompok, ketua kelompok

seharusnya memiliki keterampilan tertentu. Ketua kelompok yang

mahir akan berusaha melibatkan semua anggota dalam kelompok agar

tujuannya tercapai. Selain itu, sifat kepemimpinan anggota harus juga

dikembangkan agar mereka dapat menjadi ketua sampingan yang

memberikan pertolongan kepada anggota-anggota lain dalam

kelompok.

5. Norma kelompok

Untuk menjamin kesepaduan kelompok, norma kelompok

adalah penting. Norma berarti peraturan tentang tingkah laku yang

sesuai dalam kelompok. Norma-norma mungkin formal atau informal,

tersirat. Norma-norma harus ditetapkan melalui diskusi dengan

anggota-anggota kelompok pada tingkat awal.

Contohnya norma yang utama adalah: ia) Kehadiran anggota

harus tekal atau konsisten. Ketidakhadiran beberapa orang anggota

tetap akan mempengaruhi proses konseling kelompok.

Ketetapan waktu harus ditekankan. Adalah tidak adil untuk

kelompok menunggu seorang dua anggota yang datang lambat.

1. Anggota harus aktif dalam kelompok.

2. Anggota harus tersedia berbagi aspek-aspek pribadi yang berarti.

3. Anggota harus berkomunikasi secara langsung dengan anggota-

anggota lain dalam kelompok.

4. Anggota harus memberikan jawaban yang jujur. Anggota akan

sadar bagaimana tingkah lakunya mempengaruhi tingkah laku

anggota-anggota lain jika anggota tersebut sanggup menyatakan

bagaimana mereka telah dipengaruhi.

Norma-norma tersebut penting untuk melicinkan proses

konseling kelompok. Misalnya, Virmala mungkin merasa bosan

dengan sesi yang diadakan. Kalau dia tahu dia bisa menyatakan

kebosanan itu secara terbuka, dia mungkin tidak merasa begitu lagi

ketika ketua kelompok berusaha mengatasi kebosanan itu.

Harapan

Harapan mengacu pada kepercayaan bahwa perubahan adalah

mungkin, yaitu seseorang itu bukanlah korban keadaan atau masa

lampau tetapi keputusan-keputusan baru bisa dibuat. Harapan itu

adalah terapeutik (yaitu memperbaiki atau menyembuhkan) karena

dapat memberikan keyakinan kepada anggota yang dia akan berkuasa

untuk berubah.

Page 11: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 11

Komitmen untuk berubah

Dorongan atau motivasi individu untuk berubah adalah

penting. Komitmen untuk berubah adalah penting. Komitmen untuk

berubah melibatkan kesediaan anggota untuk menyatakan perubahan-

perubahan yang diinginkan, lalu menggunakan proses kelompok

untuk mengeksplorasi cara-cara mengubah pengirimnya itu.

Kesediaan untuk menanggung resiko dan kepercayaan

Menanggung risiko berarti kesediaan untuk berbagi masalah dengan

anggota-anggota lain dalam kelompok. Kesediaan ini tergantung pada

kepercayaan terhadap anggota-anggota oleh ketua kelompok.

Kepercayaan itu adalah terapeutik karena mendorong percobaan

tingkah laku dan mendorong individu mempelajari diri sendiri dari

berbagai segi.

Kerapatan

Manusia dapat mengalami kerapatan dalam suatu kelompok

dan darinya suatu rasa percaya-mempercayai akan timbul.

Kuasa

Perasaan ini muncul dari pengakuan bahwa seseorang itu

mempunyai daya cipta, keberanian dan kekuatan internal.

Sebenarnya, kekuatan ini mengacu pada sumber internal yang perlu

untuk mengarah hidup seseorang.

Kebebasan untuk mencoba

Situasi kelompok menyediakan suatu tempat yang aman untuk

mencoba perilaku yang baru. Setelah mencoba tingkah laku yang

baru, individu-individu bisa memperkirakan sejauh mana mereka

ingin berubah.

Katarsis

Katarsis mengacu kepada proses mengungkapkan segala

perasaan yang terpendam. Katarsis menyadarkan seseorang bahwa

perasaan positif dan perasaan negatif tersedia pada waktu yang sama.

Misalnya, Mei Lin mungkin memiliki perasaan marah yang

terpendam terhadap ibunya tetapi ketika dia telah meluahkan

Page 12: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 12

perasaan itu, mungkin dia merasa suatu kebutuhan untuk kasih

sayang dari ibunya dan juga menyayanginya.

Komponen kognitif

Katarsis menjadi lebih bermanfaat jika individu tersebut

menjelaskan perasaannya. Perasaan yang dikaitkan dengan

pengalaman tertentu harus dijelaskan dengan jelas. Deskripsi ini

merupakan alat untuk individu itu berubah.

Keterampilan antara individu

Anggota kelompok dapat mempelajari keterampilan antara

individu. Misalnya, seorang pelajar wanita yang merasa terasing

mungkin akan menyadari tindakannya yang menyebabkan perasaan

terasingnya dan akan belajar cara mengurangi pengasingan dengan

meminta dari orang lain apa yang dibutuhkannya.

Kelucuan

Gelak ketawa adalah sangat terapeutik. Individu yang tertawa

pada diri sendiri lebih bisa menyadari kelemahan-kelemahan diri.

H. HASIL PEMBELAJARAN KONSELING KELOMPOK

Setelah berakhirnya suatu konseling kelompok (mungkin 8-10

sesi kesemuanya), anggota kelompok biasanya menyatakan hal-hal

berikut:

1. Saya sadar bukan saya saja yang memiliki masalah.

2. Saya bisa menolong diri saya.

3. Saya tidak perlu digemari setiap orang.

4. Tidaklah terlalu lambat untuk saya berubah jika saya mau-kannya.

5. Orang lain akan membantu saya jika saya membenarkannya.

6. Pilihan adalah pada diri sendiri jika bantuan tambahan dari orang

lain dibutuhkan.

7. Mengalami perasaan yang mendalam tidak akan menyebabkan

saya pusing.

8. Saya tidak perlu memisahkan diri saya.

9. Sayalah yang bertanggung jawab atas penderitaan saya.

10. Saya bisa mempercayai orang lain.

11. Saya memiliki beberapa pilihan.

Page 13: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 13

12. Apakah saya berubah atau tidak tergantung pada pilihan saya.

13. Saya adalah individu yang jauh lebih baik dan menarik dari apa

yang saya pikirkan.

14. Saya memperoleh apa yang saya beri dalam satu-satu kelompok.

15. Saya harus meminta dari orang lain apa yang saya butuhkan.

16. Risiko dan ketidakpastian tidak terhindarkan.

17. Hasil-hasil mengenai tingkah laku saya harus datang dari dalam

diri saya sendiri dan bukannya dari anggota kelompok atau

ketuanya.

18. Untuk berubah membutuhkan daya upaya.

19. Manusia adalah baik dan menarik jika dia tidak berpura-pura

20. Saya memiliki harapan untuk masa depan saya meskipun adanya

halangan-halangan.

Peranan Kaunselor dalam Konseling Kelompok

Tercapai atau tidak tujuan konseling kelompok amat

bergantung pada kemampuan dan efektivitas seseorang ketua

kelompok. Karena itu, efektivitas peran konselor akan mempercepat

tercapainya tujuan. Antara peran konselor yang utama adalah:

Sebagai pemudah cara atau fasilitator yang memastikan

kelicinan perjalanan sesi konseling kelompok Sebagai peserta

kelompok saat perannya sebagai ketua diambil alih oleh anggota

kelompok.

1. Untuk mendorong anggota-anggota kelompok membentuk

harapan positif.

2. Untuk menarik perhatian terhadap perubahan-perubahan positif

yang dalam pada anggota.

3. Mengidentifikasi kemajuan dan perkembangan yang dicapai oleh

anggota-anggota tertentu.

4. Memberikan rangsangan dan penghargaan kepada anggota yang

selalu mencoba dan berusaha.

5. Mendorong tanda positif yang menuju ke arah penyembuhan.

6. Mendorong anggota menekankan kemajuan yang diperoleh oleh

anggota-anggota tertentu.

7. Ketergantungan emosi antara anggota diizinkan untuk

berkembang agar kesepaduan antara anggota tercapai

8. Menerima bahwa emosi anggota bersama dapat menambahkan

kerapatan dan kesepaduan antara anggota kelompok.

Peran Anggota Kelompok Konseling

Page 14: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 14

Kelompok akan berfungsi dengan lebih efisien lagi jika setiap

anggota memainkan peran masing-masing. Antara peran utama

anggota kelompok adalah:

1. Anggota harus aktif berpartisipasi dengan cara memberikan

pendapat atau saran.

2. Anggota harus menghormati sesama anggota.

3. Anggota harus berusaha ke arah kesepaduan dalam kalangan

anggota.

4. Anggota harus tidak memonopoli setiap satu sesi.

5. Anggota seharusnya berperan sebagai ketua kelompok dari waktu

ke waktu.

6. Setiap anggota harus mematuhi norma-norma kelompok seperti

tidak datang lambat dan merahasiakan segala diskusi yang

berlangsung dalam kelompok itu.

7. Anggota harus mendengarkan secara aktif masalah yang

dikemukakan oleh anggota lain dalam kelompok dan juga

berempati dengannya.

8. Setiap anggota harus bersedia berbagi masalah dengan

menceritakannya kepada anggota-anggota lain dalam kelompok.

I. JENIS KELOMPOK KONSELING

Kelompok Bimbingan

Jenis kelompok ini merupakan sesi diskusi. Seorang ketua

komite mungkin menangani suatu kelompok yang terdiri dari 12-40

orang anggota. Kelompok bimbingan merupakan sesi memberikan

informasi atau penerangan. Kelompok ini sesuai dilakukan untuk

menyediakan informasi pendidikan, kejuruan atau pribadi dengan

tujuan menolong anggota menyediakan rencana untuk hidup yang

lebih bermakna.

Kelompok Konseling

Kelompok konseling berbeda dari kelompok bimbingan karena

kelompok konseling berfokus pada individu-individu dan bukannya

diskusi umum atau pemberian informasi saja. Kelompok ini berfokus

pada pengembangan diri individu, meningkatkan tingkah laku serta

membangun keterampilan berkomunikasi, mengadakan hubungan

antara individu atau membuat keputusan tentang satu-satu kursus

atau karir.

Page 15: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 15

Ukuran kelompok bisa berbeda dari 5-10 orang anggota. Peran

konselor sejauh menyediakan suasana damai dan tenang yang dapat

mendorong anggota bersedia berbagi masalah-masalah mereka.

Peranan ketua kelompok harus diambil alih oleh seorang anggota

kelompok. Masalah-masalah pribadi biasanya dibagi dan saran serta

ide menyelesaikannya dikemukakan. Setiap anggota mencoba

menolong anggota lain yang berada dalam kesulitan dari segi

psikologi.

Kelompok Berorientasi Tugas

Tujuan kelompok ini adalah untuk menyelesaikan berbagai

masalah yang dialami oleh kebanyakan anggota. Dalam kelompok

seperti ini, anggota-anggota kelompok diajarkan teknik-teknik

menyelesaikan masalah. Misalnya, seorang anggota yang segan atau

malu untuk berteman dengan siswa-siswa lain harus belajar tentang

keterampilan berkomunikasi. Seseorang siswa yang ingin membuat

satu-satu keputusan karena kurang percaya diri bisa diajarkan

keterampilan membuat keputusan.

Kelompok Pertemuan

Menurut Shertzer dan Stone (1976), kelompok pertemuan

adalah satu kelompok yang berbasis pengalaman yang bertujuan

memfasilitasi perkembangan dan kesadaran diri. Kelompok

pertemuan bisa juga dianggap sebagai suatu yang memfasilitasi

pengungkapan sepenuhnya potensi-potensi seseorang. Anggota

kelompok akan mendapat masukan dari anggota lain dan memahami

tingkah laku mereka telah mempengaruhi tingkah lakunya.

Kelompok pertemuan adalah untuk anggota-anggota yang

normal dan menekankan pembinaan keterampilan untuk

berkomunikasi secara efisien. Kelompok kepekaan menegaskan

kepekaan dan ditekankan pada hal-hal pribadi dan antara individu.

Perasaan-perasaan individu juga banyak ditegaskan.

Kelompok Terapi

Dalam kelompok terapi, biasanya seseorang ahli ilmu jiwa

akan membantu individu mengurangi atau mengatasi masalah-

masalah psikologis yang telah mempengaruhi kehidupan biasa

mereka.

Page 16: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 16

Kelompok T

Kelompok T (kelompok latihan atau kelompok latihan

laboratorium) mirip untuk menekankan keterampilan hubungan

manusia yang diperlukan untuk fungsi yang efisien dalam sebuah

organisasi bisnis.

Dalam kelompok laboratorium, tekanan adalah pada

pendidikan melalui pengalaman di suatu lingkungan di mana suatu

fosil bisa terjadi, data dapat dianalisis, ide-ide baru dicoba, keputusan-

keputusan dibuat atau masalah-masalah diselesaikan. Biasanya,

kelompok-kelompok ini berorientasi tugas dan fokusnya adalah

terhadap masalah organisasi yang khusus seperti, Bagaimana

kepemimpinan bisa iikongsi? Apakah caranya pekerja bisa

menyatakan sesuatu secara kreatif?

Fokus kelompok T adalah pada proses kelompok bukan? Ada

perkembangan individu. Proses kelompok mengacu pada peringkat-

tingkat perkembangan suatu kelompok dan interaksi-interaksi yang

ada di setiap tingkat. Anggota kelompok diajar bagaimana

memperhatikan proses-proses mereka dan juga bagaimana

mengembangkan suatu peran kepemimpinan agar mereka dapat

melanjutkan kelompok-kelompok dengan diri mereka sendiri.

Kelompok Tegas Diri

Kelompok jenis ini bertujuan membantu anggota-anggota yang

kurang tegas, seperti yang memiliki sikap tidak berani menyatakan

hal-hal tertentu, tidak berani menyuarakan perasaan tidak puas,

kurang arif untuk bereaksi dan selalu membolehkan orang lain

memperalatkannya. Dengan kata lain, kelompok tegas diri adalah

untuk individu-individu yang membutuhkan latihan untuk

menegaskan hak-hak mereka dengan cara yang tidak agresif.

Kelompok Konseling Vokasional

Kelompok ini biasanya lebih besar dari kelompok-kelompok

lain. Anggotanya berkonsentrasi pada aspek informasi tentang

berbagai karir dan menjelajahi berbagai karir dalam bidang pekerjaan.

Setelah diteroka minat, kemampuan serta informasi mengenai per-satu

karir, anggota dibantu untuk membuat keputusan terhadap karir itu.

Peringkat konselor adalah di luar lingkaran terapi antara

anggota. Konselor seharusnya bergerak di belakang anggota-anggota

kelompok secara berkala sepanjang sesi itu berlangsung. Perilaku

Page 17: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 17

konselor ini akan memberikan pesan bahwa dia sedang

memperhatikan dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh anggota.

Peringkat ini juga menunjukkan pandangan yang mendalam oleh

konselor itu. Dengan itu, anggota akan mencoba dengan keras

mensukseskan suatu sesi yang dijalankan itu.

Keterampilan Ketua Kelompok

Untuk menjamin efektivitas satu-satu kelompok, seseorang

ketua harus memiliki beberapa keterampilan. Menurut Trotzer (1977),

keterampilan-keterampilan itu bisa dibagi keterampilan reaksi,

keterampilan interaksi dan keterampilan tindakan.

Keterampilan reaksi adalah responsif. Keterampilan ini

membantu ketua kelompok (konselor) agar tersedia mendengar apa

yang ingin dikatakan oleh anggota-anggota kelompok. Keterampilan

interaksi oleh anggota-anggota kelompok. Keterampilan ini

menjalankan fungsi 'orang tengah', yaitu mengontrol dan

membimbing interaksi kelompok dan mempercepat efek terapeutik

(penyembuhan). Keterampilan tindakan merupakan keterampilan

yang digunakan oleh pemimpin kelompok untuk berpartisipasi aktif

dalam meningkatkan proses kelompok. Keterampilan ini akan

menambah tingkat interaksi kelompok dan merupakan cara ketua

kelompok bisa menggunakan keahliannya untuk membantu anggota-

anggota khususnya atau kelompok umumnya.

Keterampilan Reaksi

Mendengar merupakan keterampilan yang paling penting bagi

seseorang ketua kelompok. Keterampilan ini perlu dikembangkan

agar memperoleh pemahaman mendalam tentang anggota, masalah-

masalah mereka dan komunikasi antara mereka dalam kelompok.

Mendengar secara aktif harus dilakukan. Hal ini berarti konselor bisa

menyatakan balik isi dan perasaan yang didengarnya serta membuat

interpretasi terhadap hal yang didengarnya itu.

Ketua yang mendengar secara aktif menyampaikan empat

sifat: erapeutik kepada para anggotanya. Situasi ini menunjukkan

penerimaan keran a ketua akan mendengarkan dan bukannya akan

menghukum. Selain itu, kondisi ini juga menunjukkan wujud

menghormati karena ahli-anggota bisa menyatakan perasaan mereka.

Aspek yang ketiga adalah pemahaman dan empati dengan cara

berpikir lain berperasaan seperti anggota. Akhirnya, 'usaha

mementingkan anggota' ditampilkan karena dengan ini anggota telah

Page 18: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 18

disebutkan. Mendengar secara aktif dapat dilakukan dengan beberapa

teknik berikut:

1. Pernyataan kembali Pernyataan kembali merupakan teknik di

mana konselor menyatakan kan balik apa yang dikatakan klien.

Teknik ini menunjukkan konselor telah memahami apa yang

dinyatakan oleh anggota (klien).

Misalnya:

Anggota: Saya merasa saya belum mencapai apa-apa dalam

sesi kelompok ini. Konselor: Anda merasa Anda tidak mencapai apa

pun dalam kelompok ini.

Refleksi

Refleksi adalah keterampilan yang menyatakan komunikasi

anggota-anggota dan menunjukkan bukan saja mereka didengar tetapi

apa yang dinyatakan telah dipahami. Refleksi membantu konselor

untuk berempati dengan klien. Refleksi harus mempertimbangkan

kedua tingkah laku anggota-anggota kelompok, yaitu lisan dan juga

tanpa lisan. Misalnya:

Anggota: Saya masuk ke maktab perguruan ini karena menurut

kehendak orang tua saya. Konselor: Tampaknya Anda masuk ke

maktab perguruan seolah didesak oleh orang tua.

Menjelaskan

Teknik menjelaskan merupakan keterampilan untuk meminta

anggota menjelaskan aspek-aspek kenyataannya yang kabur. Ada

kalanya konselor harus membantu klien (anggota) dengan

menggunakan istilah yang tepat. Misalnya:

Anggota: Saya tak suka duduk di rumah. Ayah suka membentak

setiap waktu. Konselor: Dari apa yang dikatakan tentang ayah Anda,

seolah-olah Anda sangat takut padanya. Apakah itu benar?

Memformulasi

Teknik merumuskan merupakan teknik menggulung segala

yang dibahas dalam sesi konseling itu. Teknik ini akan mengutamakan

bahan-bahan penting yang telah dibahas serta hal-hal yang disajikan.

Merumuskan memungkinkan ketua kelompok mendapatkan

pemahaman yang lebih mendalam mengenai anggota-anggota

kelompok serta membantu mereka melihat kemajuan yang telah

dicapai. Misalnya:

Page 19: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 19

Ketua: Pembicaraan kita sejauh ini adalah berfokus pada

sebab-sebab mengapa beberapa dari kita selalu merasa mengantuk

saat mendengar kuliah. Kita juga telah membahas beberapa cara untuk

menghindari merasa mengantuk

Keterampilan Interaksi

Menyederhanakan

Teknik ini merupakan keterampilan mengatur interaksi

kelompok yang memastikan semua anggota kelompok berpeluang

mengungkapkan pandangannya. Ketua harus obyektif dalam

melaksanakannya. Misalnya:

Ketua: Tampaknya ada dua pandangan berlainan tentang isu ini.

Pelatih-pelatih seharusnya diberi cuti seminggu sebelum ujian. Kita

baru saja mendengar dari anggota yang mendukung. Sekarang,

apakah pandangan dari ahli yang tidak setuju?

Menginterpretasikan

Konselor menafsirkan tentang apa yang dikatakan oleh

anggota. Interpretasi ini dapat dibuat mengenai suasana kelompok

ada. Misalnya:

Ketua: Dari apa yang saya perhatikan, diskusi kelompok selalu

mengubah topik. Ada kemungkinan kamu semua belum tersedia

menyentuh sesuatu yang pribadi. Kalau begitu, saya rasa kamu semua

belum percaya-mempercayai satu sama lain.

Membuat rantai

Membuat rantai merupakan keterampilan merapatkan anggota

dan meningkatkan kesepaduan dalam kalangan mereka. Misalnya:

Tampaknya Azman dan Lai Seng setuju gerko diadakan tiga

kali seminggu, sedangkan Azlina dan Selvi lebih suka jika gerko

diadakan setiap hari.

Mencegah

Keterampilan mencegah atau intervensi digunakan saat

ditemukan diskusi anggota tidak berguna atau caci-mencaci telah

terjadi di antara anggota kelompok.

Situasi-situasi lain yang memerlukan intervensi kepala

kelompok adalah diskusi telah menyimpang, anggota dipengaruhi

oleh emosi, anggota tidak berminat, anggota-anggota kelompok

mencoba menghukum anggota yang lain, anggota yang mencoba

Page 20: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 20

menguasai diskusi, anggota yang menimbulkan masalah yang tidak

bisa dikendalikan oleh anggota-anggota kelompok, unsur kebosanan

telah ada dalam kelompok dan anggota-anggota enggan berbagi

informasi diri yang penting untuk perjalanan sesi kelompok.

Misalnya:

Anggota: Sabtu, awak ni selalu datang lambat. Kami yang duduk lebih

jauh pun bisa tiba awal. Awak ni sudah hilang minat, ya? Kalau

begitu, elok berhenti saja!

Anggota lain: Kami mendukung! Baik jangan datang lagi. (Massal)

Ketua: Saya tidak yakin apa yang terjadi. Saya harap kamu semua

akan tenang. Mari kita dengar apa yang menyulitkan Sabtu. Cara ini

lebih cocok karena kita berada di sini dengan tujuan tolong menolong

antara satu sama lain.

Mendukung

Mendukung merupakan keterampilan menyediakan

peneguhan dan promosi kepada anggota-anggota kelompok dalam

interaksi mereka. Keterampilan ini berguna saat anggota-anggota

kelompok dalam interaksi mereka. Selain itu, keterampilan

mendukung berguna saat anggota meluahkan perasaan yang sedih

atau mendorong seseorang pemalu menyatakan perasaannya.

Keterampilan ini bisa dihentikan jika tingkah laku yang positif tidak

ditonjolkan oleh anggota kelompok. Misalnya:

Ahli: Sampai hari ini, saya selalu berharap saya tidak

merupakan seorang yang malu. Saya berharap teman saya dalam

kelompok ini dapat membantu saya mengatasi kekhawatiran terhadap

orang lain.

Menentukan batas

Keterampilan menentukan batas penting untuk memberi

struktur pada kelompok. Keterampilan ini menyediakan suatu

kerangka di mana kelompok dapat berinteraksi dan mencegah kata-

kata yang bisa menyinggung. Dengan kata lain, keterampilan ini

mencegah interaksi yang merusak dan pada waktu yang sama

menetapkan pedoman untuk interaksi yang terapeutik. Misalnya:

Adalah elok untuk kita semua menghindari membawa keluar dari

kelompok ini bahan-bahan diskusi kita. Dengan cara itu, rahasia kita

tetap terpelihara.

Melindungi

Page 21: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 21

Keterampilan ini diperlukan untuk melindungi anggota-

anggota kelompok dari kritikan-kritikan negatif kelompok. Tekanan

kelompok adalah tinggi dan ahli atau beberapa orang anggota

mungkin dikritik secara tidak adil. Karena itu, perlindungan harus

diberikan agar perasaan mereka itu tidak tersinggung. Misalnya:

Ketua: Tampaknya, setiap dari Anda telah mengatakan sesuatu

tentang Norlinda tetapi tidak seorang pun yang menyentuh aspek

positifnya. Mari kita berhenti sebentar untuk meneliti perilaku

kelompok untuk mengidentifikasi apakah yang menyebabkan kita

begitu negatif hari ini?

Tanggapan persetujuan

Dalam diskusi yang dipenuhi kontroversi, keterampilan

mendapatkan masukan mengenai persetujuan anggota adalah

penting. Misalnya:

Ketua: Sesi kita sudah berjalan hampir 20 menit menyentuh hal

mengenai pandangan ahli dalam kelompok ini. Kalau setiap dari

Anda melibatkan diri secara serius, tujuan kita lebih cepat tercapai.

Apakah pandangan sendiri mengenai soal penglihatan ini. Masni, bisa

Anda mulai?

Keterampilan Aksi

1. Menyoal

Pertanyaan bisa digunakan untuk membantu anggota-anggota

kelompok mempertimbangkan aspek-aspek diri yang tidak pernah

dipikirkan oleh mereka. Pertanyaan bisa juga mengubah

kesenyapan ke perbincangan yang produktif. Jenis pertanyaan

yang diajukan harus merupakan pertanyaan terbuka agar dapat

banyak memperoleh informasi dari anggota-anggota. Pertanyaan

tertutup yang membutuhkan awapan 'ya' atau 'tidak' harus

dikurangi

Contoh Pertanyaan Terbuka

Anggota: Saya rasakan orang tua saya tidak percaya lagi.

Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mengubah

pandangan mereka. Ketua: Tampaknya orang tua Anda telah

kehilangan kepercayaan terhadap Anda. Tetapi Anda mungkin tahu

harapan mereka. Coba ceritakan sedikit tentang Standar kepercayaan

yang diharapkan oleh orang tua Anda.

Contoh Pertanyaan Tertutup

Ketua: Anda suka datang ke sekolah?

Page 22: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 22

Untuk pertanyaan seperti di atas, besar kemungkinan klien akan

menjawab 'ya' atau 'tidak'

Mencungkil

Keterampilan ini mendorong anggota mengkaji masalah-

masalah mereka dengan lebih mendalam dengan adanya bimbingan

luar seperti seorang konselor. Bila ketua kelompok mengajukan

pertanyaan, anggota hanya akan mendiskusikannya secara singkat

saja. Ketua harus sensitif kepada perasaan dan pemikiran ahli. Kalau

anggota enggan berbicara, tindakan mencungkil itu harus dihentikan.

Misalnya:

Anggota: Saya tahu saya ada perasaan marah dalam diri saya.

Tapi, saya tidak tahu penyebabnya. Ketua: Jadi, Anda tahu Anda ada

perasaan marah tetapi tidak tahu mengapa.

Coba Anda berikan situasi-situasi di mana Anda merasa lebih marah

dari yang lain.

Menyediakan suasana kelompok

Suasana yang sesuai adalah penting untuk menjamin

efektivitas kelompok. Menyediakan suasana kelompok adalah proses

menyediakankan Standar yang bermutu yang bisa diperhatikan oleh

anggota. Kepala bisa memberikan suasana yang kondusif dengan

berbagai cara, termasuk susunan fisik (seperti posisi kursi, meja dan

karpet), rasa hati yang ditampilkan oleh ketua, jenis kepemimpinan

dan aktivitas yang dicadangkan untuk anggota-anggota kelompok.

Menyediakan suasana yang sesuai memungkinkan anggota

memikirkan tingkah laku, perasaan dan bagaimana bereaksi dengan

cara yang sesuai.

Misalnya:

Ketua: Sejauh ini, kita hanya berfokus pada hal-hal yang kita ingin

ubah pada diri kita. Bagaimana, kalau kita mencoba berbagi informasi

tentang aspek-aspek diri yang kita ingin pertahankan. Bakar, mencoba

Anda mulai.

Konfrontasi

Keterampilan ini digunakan apabila ditemukan adanya

ketidaksesuaian antara apa yang dibicarakan dengan apa yang

dilakukan. Konflik bisa juga terjadi dari segi perasaan dan pemikiran.

Konflik ini harus ditonjolkan agar anggota yang terkait sadar

Page 23: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 23

tentangnya. Dengan itu, dia akan memikirkan satu-satu aspek tentang

dirinya secara lebih mendalam lagi.

Karena konfrontasi seolah menantang anggota, maka kemahiran ini

dilihat berisiko. Anggota mungkin akan merasa dirinya tidak diterima

atau tidak dihormati ketua kelompok. Jadi, konfrontasi elok

digunakan ketika kepercayaan dan keyakinan antara anggota telah

mencapai tingkat yang tinggi. Ketua kelompok harus berhati-hati saat

konfrontasi dengan setiap anggota kelompok. Keterampilan ini harus

dilakukan tanpa menunjukkan rasa menghukum atau menuduh

terhadap anggota tersebut. Misalnya:

Anggota: Saya telah berupaya untuk belajar sekurang-

kurangnya satu jam sehari tapi saya masih belum berhasil. Ketua:

Soon Lee, saya baru saja mendengar Anda memberitahu Azmi yang

Anda menonton televisi hampir tiga jam malam tadi. Coba Anda

terangkan perbuatan ini dengan apa yang Anda katakan tadi.

Pengungkapan Kendiri

Pengungkapan diri adalah keterampilan di mana ketua

kelompok berbagi informasi tentang dirinya atau pengalamannya

dengan anggota-anggota. Hal ini sejalan dengan cogan kata

'Kepemimpinan Melalui Teladan'. Anggota akan mengikuti contoh

konselor dan berikutnya akan lebih rela berbagi informasi tentang

dirinya sendiri. Pengungkapan diri juga menunjukkan yang ketua itu

rela terlibat dalam proses yang dialami oleh anggota-anggota

kelompok. Cara ini akan terus mendorong anggota untuk berbagi

masalah-masalah mereka.

Misalnya:

Ketua: Maaf, saya tidak dapat memberikan perhatian penuh terhadap

sesi harian kita. Barangkali, saya telah berpikir rencana saya ke Pulau

Langkawi pada cuti semester minggu depan.

Anggota: Saya pikir cikgu ada masalah. Tapi, siapa yang tidak senang

tentang suatu rencana yang menyenangkan.

Menyediakan Model

Menyediakan model merupakan keterampilan menunjukkan

fitur-fitur, sifat-sifat dan keterampilan yang harus dipelajari oleh

anggota-anggota agar dapat berfungsi secara efektif dalam kelompok.

Kepala merupakan model. Karena itu, ia harus menunjukkan fitur-

fitur dan sifat-sifat yang baik sebagai konselor. Menunjukkan model

yang baik dapat mengajar anggota akan keterampilan yang penting

Page 24: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 24

untuk komunikasi dan interaksi yang efektif dalam kelompok.

Anggota akan juga mencontoh tingkah laku ketua kelompok atau

konselor. Misalnya

Ketua: Hari ini, saya ingin mulai sesi dengan uraian tentang

diri Anda sendiri. Huraikan tentang diri Anda seolah-olah ia adalah

rekan karib Anda. Saya akan mulai dan Anda semua harus mendengar

dan perhatikan bagaimana saya menggambarkan tentang diri saya

Kebaikan dan Kelemahan Kelompok 4.14.1 Kebaikan Kelompok

Kelompok terapi memiliki beberapa kebaikan seperti berikut:

1. Anggota bisa menjelajahi cara mereka berhubungan dengan

anggota-anggota lain dan mempelajari keterampilan-keterampilan

sosial yang efektif.

2. Suasana kelompok memberikan dukungan kepada tingkah laku

baru dan mendorong anggota-anggota mencoba tingkah laku

tersebut. Selanjutnya, anggota akan memutuskan apakah akan

menerapkan perilaku baru dalam hidup mereka atau sebaliknya.

3. Berbagai jenis sahsiah dapat ditemukan. Anggota akan mendapat

jawaban yang beragam jenis dari individu-individu yang

berlainan. Hal ini akan mendorong seseorang melihat dirinya dari

berbagai segi.

4. Faktor-faktor dalam kelompok dapat mendorong perkembangan

pribadi. Misalnya, anggota berpeluang mempelajari tentang diri

sendiri melalui pengalaman orang lain, mengalami kemesraan

yang mendorong pengungkapan diri dan mencoba menyelesaikan

setiap masalah sendiri dan juga masalah orang lain sebagai suatu

tanggung jawab bersama.

Kelemahan Kelompok

Kelompok bukan merupakan sesuatu yang bisa menyelesaikan semua

masalah.

Adanya tekanan untuk mematuhi norma-norma kelompok

yang mungkin membawa unsur paksaan dari segi anggota. Unsur

paksaan tidak sejalan dengan konsep konseling.

Setengah-setengah anggota menjadi terlalu tergantung pada

anggota-anggota kelompok. Setiap masalah yang dihadapi meskipun

kecil, seharusnya diajukan dengan harapan diselesaikan oleh

kelompok.

Tidak semua individu tersedia sesuai untuk konseling

kelompok. Ada yang terlalu agresif, yang mirip untuk mencurigai

Page 25: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 25

orang lain atau terlalu mudah tersinggung perasaan. Individu-

individu seperti ini mungkin tidak dapat berfaedah dari sesi-sesi

kelompok.

Ada anggota yang menggunakan situasi kelompok untuk

mengungkapkan perasaan dan masalahnya untuk mendapatkan

empati tetapi tidak serius untuk bertindak ke arah solusi masalahnya.

Kelompok Efektif

1. Anggota percaya-mempercayai antara satu dengan lain dan

bersedia berbagi masalah.

2. Tujuan adalah jelas dan spesifik

3. Komunikasi adalah secara langsung dan terbuka.

4. Konsentrasi adalah pada'di sini dan ketika ini'dan anggota

berbicara langsung kepada anggota lainnya.

5. Fungsi kepemimpinan adalah dibagi

6. Interaksi adalah jujur dan spontan. Pengungkapan diri dapat

terjadi.

7. Perpaduan di antara anggota

8. Konflik antara anggota diterima, diskusikan dan biasanya

diselesaikan.

9. Anggota bertanggung jawab atas tindakan yang akan diambil

untuk menyelesaikan masalah.

10. Tanggapan diberi secara bebas.

11. Anggota merasakan harapan untuk berubah memang ada.

12. Konfrontasi diterima sebagai tantangan untuk memeriksa tingkah

laku diri sendiri

13. Norma-norma kelompok dibentuk secara kolektif oleh anggota-

anggota dan ketua kelompok.

14. Penekanan pada fungsi pemikiran dan perasaan. Perasaan

dinyatakan serta ditimbangkan.

15. Anggota juga membicarakan masalah mereka di luar sesi

kelompok

Kelompok Tidak Efektif

1. Anggota tidak percaya-mempercayai bahkan mereka enggan

menyatakan perasaan dan pemikiran masing-masing

2. Tujuan adalah abstrak dan kabur Anggota mungkin tidak ada

tujuan

3. Klik terbentuk dan komunikasi tidak terbuka.

Page 26: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 26

4. Konsentrasi adalah pada masa yang lampau. Ahli mencoba

menceritakan hal orang lain.

5. Ketua kelompok memonopoli proses

6. Interaksi tidak jujur dan anggota berpura-pura. Pengungkapan diri

adalah minimum.

7. Anggota tidak rapat antara satu adalah tinggi. dengan lainnya.

8. Perasaan negatif atau konflik dibiarkan.

9. Anggota menuduh orang lain merana menimbulkan masalah

pribadi dalam kelompok.

10. Tanggapan diberi tetapi ahli selalu mencoba mempertahankan

(defense) posisinya.

11. Anggota berputus asa seolah terperangkap.

12. Konfrontasi dilakukan dengan cara yang agresif. Anggota yang

mengalami konfrontasi itu merasa dia dihukum.

13. Norma-norma dilaksanakan oleh ketua kelompok tanpa konsultasi

dengan ahli-ahli.

14. Anggota hanya mengungkapkan perasaan tanpa usaha untuk

memahaminya.

15. Anggota jarang memikirkan masalah mereka di luar sesi

kelompok.

Penentangan dan Cara Mengatasinya dalam Kelompok

Penentangan dalam Kelompok

Dalam sesi konseling kelompok, biasanya ada anggota yang

enggan bekerjasama dalam proses konseling. Penolakan ini dikenal

sebagai penentangan. Ada beberapa sebab mengapa perlawanan

terjadi. Antara perlawanan yang utama adalah:

1. Hubungan antara anggota belum erat. Jadi, mereka belum dapat

percaya-mempercayai satu sama lain.

2. Takut menjelajahi diri mengenai kekhawatiran yang dialami oleh

diri sendiri.

3. Takut dilihat oleh anggota-anggota lain sebagai bodoh.

4. Takut kalau tersilap cakap yang bisa menyinggung anggota lain.

5. Takut melihat diri dengan jujur karena mungkin tidak ada apa-apa

kekuatan pada dirinya sendiri.

6. Takut bahwa pengungkapan diri dapat menyebabkan dirinya

disingkirkan atau tidak diterima oleh anggota-anggota lain.

Misalnya, kalau Ampi memberitahu dia mengidap penyakit kulit

yang sulit diobati, mungkin lebih banyak lagi anggota-anggota

kelompok yang tidak berani mendekatinya.

Page 27: KONSELING KELOMPOK

s. miharja Page 27

Cara Mengatasi Perlawanan dalam Kelompok

Untuk melibatkan semua anggota dalam sesi kelompok, cara-

cara harus di ukirkan untuk mengatasi perlawanan. Antara cadangan

untuk mengatasi penentangan adalah:

Hubungan antara anggota harus rapat. Hal ini akan

meningkatkan percaya-mempercayai satu sama lain dalam kalangan

anggota. Bila tingkat kepercayaan meningkat, maka anggota-anggota

pun bersedia untuk berpartisipasi dalam sesi kelompok.

Anggota harus menghindari diri dari mengkritik secara negatif

apa yang dinyatakan oleh anggota.

Ketua kelompok atau konselor harus tidak menghukum atau

mencap anggota (misalnya: Awak ini memang bodoh. Hal yang sepele

jangan dibawa ke sini).

Anggota harus disadarkan tentang baiknya penglihatan dalam

kelompok secara serius.

Ketika sesuatu yang sesuai diajukan, konselor harus menyatakan

persetujuan secara berkala. Perbuatan ini akan mendorong anggota-

anggota lain untuk terus berbicara.

Jika suasana kelompok adalah tegang, kepala bisa

menimbulkan unsur kelucuan untuk menghilangkan ketegangan itu.

"Kepala dapat menggunakan contoh-contoh dari luar untuk

menggalakkan anggota agar terus berinteraksi dan bertukar

pandangan.

Kepala bisa menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang

sesuai, seperti "Tampaknya, Anda ingin berbagi sesuatu, Ahmad.

Silakan lanjutkan ..." Pertanyaan seperti ini akan mendorong anggota

untuk berbicara.

Konselor bisa menyediakan anggota dari segi mental dan

emosi dengan memberitahukan apa yang diharapkan dari mereka

sebagai anggota kelompok

Dari waktu ke waktu, konselor bisa meyakinkan anggota-

anggota tentang rahasia informasi yang dibagi dalam sesi kelompok.

Hal ini menyebabkan anggota lebih bersedia mengungkapkan

informasi tentang diri sendiri. Dengan kata lain, perlawanan akan

dapat dikurangi.