konseling kebidanan

21
STATEGI MEMBANTU KLIEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. Stategi Membantu Klien Dalam Pengambilan Keputusan Dalam konseling pengambilan keputusan mutlak di tangan klien, sedangkan bidang membantu agar keputusan yang diambil klien tersebut tepat. Bila masalah dan kebutuhan klien telah diketahui dengan jelas, maka akan membantu klien menyelesaikan masalahnya, terutama yang berkaitan dengan kebidanan. Ada empat strategi yang dapat membantu klien mengambil keputusannya : 1. Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya. 2. Membantu klien dalam mempertimbangkan keputusan atau pilihan. 3. Membantu klien mengevaluasi pilihan. 4. Membantu klien menyusun rencana kerja. Dalam mengambil keputusan yang baik kita dikenalkan dengan 3K dalam pengambilan keputusan yaitu mempertimbangkan kondisi, kehendak, dan konsekuensinya. Adapun langkah dalam pembuatan yang baik antara lain : 1. Langkah pertama Identifikasi kondisi yang dihadapi oleh klien. 2. Langkah kedua Susunlah daftar kehendak atau pilihan keputusan. 3. Langkah ketiga 1

description

bimbingan konseling kebidanan

Transcript of konseling kebidanan

Page 1: konseling kebidanan

STATEGI MEMBANTU KLIEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A. Stategi Membantu Klien Dalam Pengambilan Keputusan

Dalam konseling pengambilan keputusan mutlak di tangan klien, sedangkan

bidang membantu agar keputusan yang diambil klien tersebut tepat. Bila masalah dan

kebutuhan klien telah diketahui dengan jelas, maka akan membantu klien

menyelesaikan masalahnya, terutama yang berkaitan dengan kebidanan. Ada empat

strategi yang dapat membantu klien mengambil keputusannya :

1. Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya.

2. Membantu klien dalam mempertimbangkan keputusan atau pilihan.

3. Membantu klien mengevaluasi pilihan.

4. Membantu klien menyusun rencana kerja.

Dalam mengambil keputusan yang baik kita dikenalkan dengan 3K dalam

pengambilan keputusan yaitu mempertimbangkan kondisi, kehendak, dan

konsekuensinya. Adapun langkah dalam pembuatan yang baik antara lain :

1. Langkah pertama

Identifikasi kondisi yang dihadapi oleh klien.

2. Langkah kedua

Susunlah daftar kehendak atau pilihan keputusan.

3. Langkah ketiga

Untuk setiap pilihan, buatlah daftar konsekuensinya baik yang positif maupun

negatif.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan keputusan, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi

diantaranya :

1

Page 2: konseling kebidanan

1. Fisik

Orang akan mengambil keputusan didasarkan pada pertimbangan fisik.

Biasanya memilih hal-hal yang tidak berat dan memforsir tubuh dan tenaga.

2. Emosional

Pengambilan keputusan hanya berdasarkan emosi atau perasaan biasa terjadi

pada kaum perempuan, sikap subjektivitas akan mempengaruhi keputusan yang

diambil.

3. Rasional

Pengambilan keputusan secara rasional biasa didasarkan pada pengetahuan, dan

dilakukan oleh orang-orang terpelajar dan intelektual.

4. Praktikal

Didasarkan pada keterampilan individu dan kemampuan melaksanakannya.

5. Interpersonal

Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada.

6. Structural

Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi, dan politik.

C. Tipe Atau Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan

1. Pengambilan keputusan untuk tidak berbuat apa-apa karena ketidak sanggupan

atau merasa tidak sanggup.

2. Pengambilan keputusan intuitif, sifatnya segera langsung diputuskan karena

keputusan tersebut dirasakan paling tepat.

3. Pengambilan keputusan terpaksa, karena segera dilaksanakan.

4. Pengambilan keputusan yang reaktif. Seringkali dilakukan dalam situasi marah

dan tergesah-gesah.

5. Pengambilan keputusan yang ditangguhkan, dialihkan pada orang lain yang

bertanggung jawab.

2

Page 3: konseling kebidanan

6. Pengambilan keputusan secara berhati-hati, dipirkan baik-baik,

mempertimbangkan berbagai pilihan.

D. Pemberian Informasi Efektif Dalam Membantu Mengambil Keputusan

Konseling mengandung unsur pemberian informasi setelah konselor

memperoleh data atau informasi tentang keadaan dan kebutuhan klien dan informasi

yang diberikan sesuai dengan kebutuhan klien.

Pemberian informasi efektif bila :

1. Informasi yang diberikan spesifik, dapat membantu dalam membuat keputusan.

2. Informasi sesuai dengan situasi klien, dan mudah dimengerti.

3. Diberikan dengan memperhatikan hal-hal berikut :

a. Singkat, dan tepat (pilih hal-hal penting yang perlu diingat klien).

b. Menggunakan bahasa sederhana.

c. Gunakan alat bantu visual sewaktu menjelaskan.

d. Beri kesempatan klien bertanya dan minta klien mengulang hal-hal

penting yang perlu diingat.

E. Saat-Saat Sulit Dalam KIP/K

1. Diam

Dalam proses konseling diam mempunyai banyak makna antara lain :

a. Penolakan atau kebingungan klien.

b. Klien dan konselor telah mencapai akhir suatu ide dan semata-mata ragu

mengatakan apa selanjutnya.

c. Kebingungan karena kecemasan atau kebencian.

d. Klien mengalami sakit dan tidak siap untuk bicara.

e. Klien mengharapkan sesuatu dari konselor.

f. Klien sedang memikirkan apa yang dikatakan.

3

Page 4: konseling kebidanan

g. Klien baru menyadari ucapannya dan merupakan ekspresi emosional

sebelumnya.

2. Klien menangis

a. Reaksi konselor adalah berusaha menenangkan klien dengan menyentuh

badan (menepuk-nepuk bahu atau memegang tangan klien) secara hati-

hati.

3. Konselor meyakini bahwa tidak ada pemecahan bagi masalah klien

a. Kondisi ini biasanya terjadi karena konselor tidak dapat memecahkan atau

membantu menyelesaikan masalah seperti yang diharapkan klien.

b. Misalnya seorang remaja putrid ingin melakukan aborsi, sementara

konselor tidak mungkin memenuhi permintaan tersebut.

4. Konselor melakukan kesalahan

a. Hal utama yang terpenting untuk menciptakan hubungan baik dengan

klien adalah bersikap jujur. Menghargai klien adalah salah satu syarat

penting dalam konseling. Menghargai dan mempercayai klien dapat

ditunjutkan dengan cara mengakui bahwa konselor telah melakukan

kesalahan. Minta maaflah apabila salah atau keliru.

5. Konselor tidak tahu jawaban dari pertanyaan klien

a. Hal ini merupakan kecemasan yang biasa diutarakan konselor. Sudah

sepantasnya mengatakan bahwa konselor tidak dapat menjawab

pertanyaan klien, tetapi akan berusaha mencari informasi tersebut untuk

klien.

6. Klien menolak bantuan konselor

a. Kalau klien sama sekali tidak mau bicara, tekankan pada hal-hal yang

positif, paling tidak ia sudah datang berkenalan dengan konselor,

mungkin ia mau mempertimbangkan kembali.

4

Page 5: konseling kebidanan

7. Klien merasa tidak nyaman dengan jenis kelamin

a. Kesulitan itu diucapkan klien dengan mengatakan : “saya canggung

membicarakan hal ini dengan wanita, saya mengharap berhadapan dengan

laki-laki”. Dalam situasi seperti ini sebaiknya konselor mengemukakan

hal ini dengan mengatakan : “orang kadang-kadang awalnya merasa lebih

nyaman berbicara dengan seseorang yang sama jenis kelaminnya,

menurut pengalaman saya semakin lama hal itu semakin tidak penting

apabila kita sudah semakin mengenal teman bicara kita”.

8. Waktu yang dimiliki konselor terbatas

a. Sebaiknya sejak awal pertemuan klien mengetahui berapa lama waktu

konselor yang tersedia untuk dia. Karena itu konselor sebaiknya

memberikan informasi tersebut beberapa saat sebelum pertemuan.

9. Konselor tidak menciptakan hubungan yang baik

a. Kadang-kadang hubungan yang baik dengan klien sulit terjadi. Hal ini

bukan berarti konseling harus diakhiri. Akan lebih konselor minta

pendapat kepada teman sesama petugas kliniknya untuk mengamati

pertemuan dan melihat dimana letak kesulitannya.

10. Konselor dan klien sudah saling kenal

a. Konselor dapat melayani seperti pada umumnya, tetapi perlu ditekankan

bahwa kerahasiaan akan tetap terjaga, dan konselor akan bersikap sedikit

berbeda dengan sikap di luar konseling terhadap klien sebagai temannya.

11. Klien berbicara terus dan yang dibicarakan tidak sesuai dengan topik

pembicaraan

a. Situasi ini kebalikan dari situasi di mana klien tidak mau berbicara.

Apabila klien terus menerus mengulang pembicaraan, setelah beberapa

saat perlu di potong pembicaraanya.

5

Page 6: konseling kebidanan

12. Klien bertanya tentang hal-hal pribadi konselor

a. Apabila ada pertanyaan-pertanyaan pribadi konselor lebih baik

mengatakan bahwa konselor bercerita tentang dirinya tidak akan

membantu klien, oleh karena itu lebih baik tidak bercerita.

13. Konselor merasa dipermalukan dengan suatu topik pembicaraan

a. Sebaiknya konselor jujur pada klien terutama konselor bereaksi secara

emosional kepada klien, karena klien akan mengamati itu.

14. Keadaan kritis

a. Komunikasikan dengan tegas tapi sopan keadaan darurat kepada keluarga.

Berikan penjelasan dengan singkat tapi jelas langkah-langkah yang harus

dilakukan bersama untuk mengatasi keadaan.

F. Kesulitan Saat Konseling

1. Berusaha terlalu banyak dan terlalu dini.

2. Lebih banyak mengajar daripada membina hubungan

3. Penerimaan yang berlebihan.

4. Menampilkan masalah konseling pada orang yang tidak berpengalaman.

5. Kecenderungan untuk menampilkan kepribadian konseling.

6. Merenungkan setelah sesi yang sulit.

G. Upaya Untuk Mengatasi Kesulitan

Tiap individu harus paham akan dirinya. Dengan pemahaman terhadap diri kita

akan bisa mengatasi kesulitan-kesulitan yang terjadi saat komunikasi yang berasal

dari komunikator atau bidang sendiri. Adapun untuk memperlancar

komunikasi/konseling persiapan materi, bahan, alat yang bisa mempermudah

penerimaan klien terhadap apa yang akan kita sampaikan perlu dipersiapkan

sebelumnya.

6

Page 7: konseling kebidanan

Beberapa pakar mengemukakan bahwa kearifan merupakan dasar kepribadian

konselor efektif. Kearifan merupakan konsep lama dan lintas cultural, sebagai suatu

perangkat cirri-ciri koknitif dan efektif tertentu yang secara langsung pada

keterampilan dan pemahaman hidup.

7

Page 8: konseling kebidanan

PROSES DAN PRAKTIK KIP/K DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

A. Proses konseling

1. Pengertian konseling

Merupakan suatu hubungan professional antara seorang konselor terlatih

dan seorang klien. Hubungan ini biasanya dilakukan orang per orang. Meskipun

sering kali melibatkan lebih dari dua orang. Konseling merupakan suatu proses

dengan cirri-ciri sebagai berikut :

a. Interaksi antara dua orang (antara bidang dan klien).

b. Konseling datang mempunyai masalah.

c. Konseling datang atas kemauan sendiri atau saran orang lain untuk

menyelesaikan masalah.

d. Konselor adalah seorang yang terlatih dalam bidangnya.

e. Tujuan konseling adalah menolong dan memberikan bantuan kepada

konseling agar ia mengerti dan menerima keadaannya serta dapa

menemukn jalan keluar dengan menggunakan potensi yang ada pada

dirinya.

f. Proses konseling menitih beratkan kepada masalah yang jelas, nyata,

dan dalam kesadaran diri.

2. Tujuan konseling

Tujuan konseling dimaksudkan sebagai pemberi layanan untuk membantu

masalah klien, karena masalah klien yang benar-benar telah terjadi akan

merugikan diri sendiri dan orang lain, sehingga haru segera dicegah dan jangan

sampai timbul masalah baru. Tujuan konseling dapat dijelaskan dengan lima

poin sebagai berikut :

a. Memfasilitasi perubahan tingkah laku klien

b. Meningkatkan kemanpuan klien untuk menciptakan dan memelihara

hubungan.

8

Page 9: konseling kebidanan

c. Mengembangkan keefektifan dan kemampuan klien untuk memecahkan

masalah.

d. Meningkatkan kemampuan klien untuk membuat keputusan.

e. Memfasilitasi perkembangan potensi klien.

3. Pendekatan-pendekatan konseling

Konseling sangat bermanfaat untuk membantu klien dalam menghadapi

permasalahan-permasalahan mulai dari permasalahan yang sepele hingga

permasalahan yang sangat kompleks. Melihat kondisi klien secara umum dan

individual merupakan hal penting dalam pemberian konseling. Bidan perlu

memperhatikan apa yang muncul dan apa yang ada dala diri klien untuk melihat

kondisi tersebut.

a. Pendekatan kognitif

1) Rasional emotif

Pendekatan rasional emotif lebih menekankan kepada

kebersamaan interaksi antara berpikir dan akal sehat, perasaan,

dan perilaku atau tindakan.

2) Analisis transaksional

Penekanan analisis transaksional terletak pada pola interaksi baik

verbal maupun non verbal antara individu yang satu dengan yang

lainnya. Pendekatan ini sangat baik digunakan pada kelompok.

3) Unsur anak-anak

Ditandai dengan tindakan yang didasarkan pada reaksi emosional

yang spontan, reaktif, humor, penuh kreatifitas, dan inisiatif.

4) Unsur dewasa

Ditandai dengan pemikiran rasional dan objektif, serta

kemampuan mengolah data.

9

Page 10: konseling kebidanan

5) Unsur orang tua

Dipelajari dari tindakan dan perasaan diri kita seperti yang

dilakukan orang tua yang membesarkan kita. Unsur orang tua

dapat diidentifikasikan dari perilaku bijaksana, adil, kritis, murah

hati, sopan, dan pandai.

6) Transaksi komplementer

Transaksi komplementer di sebut juga dengan transaksi sejajar.

Transaksi ini terjadi apabila penerima pesan memberi respon yang

sesuai dengan ego states yang diharapkan oleh pengirim pesan.

7) Transaksi silang

Transaksi silang terjadi apabila penerima pesan memberikan

respon diluar ego states yang diharapkan oleh pengirim pesan.

8) Transaksi tersembunyi

Apabila pengirim pesan menyampaikan pesan dari ego states

tertentu, maka transaksi itu di sebut transaksi tersembunyi atau

terselubung.

9) Transaksi traid and fektor

Menekankan pada kemampuan manusia untuk berfikir rasional

dalam memandang masalah-masalah yang harus dipecahkan

dengan kemampuan dirinya sendiri.

b. Pendekatan afektif

Pendekatan afektif lebih menekankan pada pentingnya kualitas

hubungan konseling yang harmonis. Pendekatan ini mencakup konseling

gestal, eksitensial, dan individu.

1) Konseling gestal

Merupakan bentuk konseling yang menekankan pada penghayatan

diri sendiri dalam situasi kehidupan yang sekarang, sehingga di

sebut juga dengan ahistoris (tidak memperhatikan masa lampau).

10

Page 11: konseling kebidanan

2) Konseling eksitensial

Menekankan pada kemampuan kesadaran diri, kebebasan untuk

memilih, bertanggung jawab atas diri, dan menentukan nasib

sendiri pada situasi kehidupan alam.

3) Konseling individual

Menekankan pada kebutuhan individu untuk menempatkan diri

dalam kelompok sosial.

c. Pendekatan behavioral

Pengambilan keputusan atau pengambilan sikap yang salah di

pandang sebagai suatu permasalahan yang dihadapi oleh individu.

Pendekatan behavioral menekankan pada perilaku spesifik, yaitu perilaku

yang memang berbenturan dengan lingkungan dan diri klien. Dalam

pendekatan ini, sebagai konselor, bidan menekankan pada tehnik dan

prosedur untuk menfasilitasi perubahan perilaku klien dengan cara

memodifikasinya hingga perilaku klien berubah.

4. Langkah-langkah konseling

a. Menyatakan kepedulian

Langkah pertama untuk memulai konseling adalah memberikan

kepedulian dan keprihatinan pada klien terhadap masalah yang

dihadapinya.

b. Membentuk hubungan

Merupakan langkah kedua untuk memulai konseling. Untuk membangun

sebuah hubungan yang mencirikan kepercayaan, meyakini harus didasari

dengan keterbukaan dan kejujuran atas semua pertanyaan klien dan bidan

dalam proses konseling.

c. Menentukan tujuan dan eksplorasi perasaan

Langkah ketiga dari proses konseling adalah berdiskusi dengan klien

untuk menentukan tujuan. Apabila tujuan yang disampaikan klien belum

11

Page 12: konseling kebidanan

jelas, bidan dapat mengambil tindakan untuk mengeksplorasi masalah

dengan cara menyediakan beberapa pilihan.

d. Menangani masalah

Pada langkah ini, bidan harus dapat membuat prioritas dalam menentukan

masalah mana yang harus ditangani terlebih dahulu dan mana masalah

yang harus ditinggalkan.

e. Menumbuhkan kesadaran

Dalam menumbuhkan kesadaran klien, bidan berusaha mengarahkan

klien untuk mencapai pemahaman. Melalui kesadaran diri, klien benar-

benar memahami apa yang dialami dan apa yang harus dilakukan untuk

menyelesaikan masalahnya.

f. Merencanakan cara bertindak

Meskipun klien telah mencapai insight, akan tetapi sering kali klien sulit

sekali mengambil keputusan atau tindakan dalam menyelesaikan masalah.

g. Melakukan penilaian hasil dan mengakhiri konseling

Langkah terakhir dari proses konseling adalah melakukan penilaian atas

hasil yang telah dicapai dan mengakhiri konseling. Bidan harus

menentukan sejauh mana klien dapat mencapai tujuan konseling.

5. Tahapan Konseling

Tahap konseling di bagi menjadi tiga yaitu :

a. Tahap awal

Konseling dilakukan untuk mencapai hubungan baik dengan klien agar

klien dapat melibatkan diri secara aktif dalam proses konseling.

b. Tahap inti

Tahap inti bertujuan membantu klien meamahami gambaran diri, hakikat

masalah, penyebab, menemukan alternatif pemecahan, dan melaksanakan

alternatif tersebut. Tahap inti terdiri dari enam langkah sebagai berikut :

1) Eksplorasi kondisi klien

12

Page 13: konseling kebidanan

2) Identifikasi masalah dan penyebabnya

3) Identifikasi alternatif pemecahan

4) Pengujian dan penetapan alternatif pemecahan

5) Evaluasi alternatif pemecahan

6) Inplementasi alternatif pemecahan

c. Tahap akhir

Tahap akhir yang harus dilkukan bidang adalah melakukan penilaian

terhadap efektifitas proses konseling dan menentukan rencana tindak

lanjut.

6. Kualitas pribadi konselor

Kualitas pribadi konselor ditandai dengan beberapa karakterisistik sebagai

berikut :

a. Pemahaman diri

Mengandung arti bahwa konselor dapat memahami dirinya sendiri dengan

baik, memahami dengan pasti apa yang dilakukan, mengapa melakukan,

dan apa yang harus dikerjakan.

b. Kompetensi

Kompetensi yang harus dimiliki oleh konselor adalah memiliki kualitas

fisik, intelektual, emosional, sosial, dan moral sebagai pribadi yang

berguna bagi orang lain.

c. Kesehatan psikologis

Hal ini yang menjadi dasar bagi konselor memahami prilaku dan

keterampilannya. Kesehatan psikologi yang baik akan membangun proses

konseling yang baik untuk lebih positif.

d. Dapat dipercaya

Kepercayaan diperlukan karena esensi tujuan konseling adalah

mendukung klien untuk mengemukakan masalah dirinya yang paling

dalam.

13

Page 14: konseling kebidanan

e. Kejujuran

Kejujuran atau keterbukaan, autentif, dan asli merupakan sikap yang

penting dalam proses konseling.

f. Kekuatan

Kekuatan dari seorang konselor mempunyai arti yang sangat penting bagi

klien karena klien akan merasa aman.

g. Bersikap hangat

Pada umumnya klien datang dengan penuh harapan akan mendapatkan

rasa nyaman. Perasaan nyaman klien akan diperoleh apabila konselor

bersikap hangat seperti ramah, penuh perhatian, dan memberikan kasih

sayang.

h. Respon yang aktif

Respon yang aktif dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan

yang tepat, member umpan yang bermanfaat, memberikan informasi,

mengemukakan gagasan baru, berdiskusi dengan klien tentang cara

mengambil keputusan yang tepat dan membagi tanggung jawab klien

dalam proses konseling.

i. Kesabaran

Sikap sabar konselor akan menunjukkan bahwa konselor akan

memperhatikan diri klien daripa hasilnya.

j. Kepekaan

Maksud dari kepekaan adalah bahwa konselor menyadari tentang adanya

sifat mudah tersinggung, baik pada diri klien maupun diri konselor.

k. Kesadaran holistik

Dalam konseling konselor harus memahami klien secara utuh dengan

berbagai faktor yang dimilikinya yang dapat menimbulkan masalah.

Karakteristik konselor dengan kesadaran holistik adalah menyadari secara

akurat dimensi kepribadian yang kompleks, menemukan cara untuk

14

Page 15: konseling kebidanan

memberikan konsultasi yang tepat dan mempertimbangkan bagaimana

dan perlunya rujukan.

7. Masa-masa sulit dalam konselor

Masa-masa sulit dalam konseling diantaranya sebagai berikut :

a. Klien diam, tidak mau bicara

b. Klien menangis terus menerus

c. Bidan meyakini bahwa tidak ada penyelesaian bagi masalah klien

d. Bidan melakukan suatu kesalahan

e. Bidan tidak mengetahui pertanyaan dari klien

f. Klien menolak bantuan bidan

g. Bias gender

h. Bidan dan klien sudah saling mengenal sebelumnya

i. Klien menanyakan hal-hal yang sangat pribadi kepada bidan

j. Bidan merasa dipermalukan

k. Keadaan kritis

15