KOLERA
Transcript of KOLERA
KOLERA
DEFINISI
Colera merupakan penyakit yang disebabkan Vibrio Cholerae dengan manifestasi
klinis diare disertai muntah yang akut dan hebat akibat enterotoksin yang dihasilkan
bakteri tersebut
ETIOLOGI
Vibrio Cholerae adalah kuman anaerob, gram negative dengan ukuran 0,2-0,4 mm x
1,5-4,0 mm. V.Cholerae dapat dikenal dari sediaan tinja dengan pewarnaan gram
dengan bentuk batang yang sedikit bengkok (vibrio)
Vibrio Cholerae terbagi menjadi 2 biotipe berdasarkan struktur kimia dan parameter
laboratorium lainnya
1. Classic
2. El Tor
Masing-masing biotipe ini terbagi lagi menjadi 2 serotipe yaitu Inaba dan Ogawa
Vibrio Cholerae tumbuh dengan cepat dalam berbagai macam media selektif:
1. Agar Garam Empedu
2. Agar-Gliserin-Telurit-Taurokolat
3. Agar Thiosulfate-Citrate-Bile Salt-Sucrose (TCBS)
Kelebihan dari TCBS adalah tidak memerlukan sterilisasi
Dalam medium ini V.Cholerae tampak berwarna kekuning-kungingan suram.
EPIDEMIOLOGI
- Tahun 1917 dikenal sebagai 7 pandemi yang penyebaran sudah mencapai
Eropa yanang diakibatkan Vibrio Cholerae O1 biotipe El Tor
- Pandemik ke-7 baru dimulai pada tahun 1961 ketika Vibrio menyebabkan
epidemic di Sulawesi, Indonesia
- Tahun 1971 cholera menyebar di Afrika Barat, menyebar dengan cepat dan
menjadi endemic di beberapa benua
- Tahun 1992, segrup kolera menyebabkan kasus namun tidak epidemic,
barulah terjadi epidemic di India akibat adanya Vibrio Cholerae yang tidak
teridentifikasi yaitu Vibrio Cholerae O139
TRANSMISI
- Air dan makanan yang terkontaminasi merupakan penyebab utama penularan
cholera
- Bakteri Cholera El Tor dapat bertahan selama beberapa bulan di air sehingga
air menjadi terkontaminasi
- Perbandingan penderita asimptomatik dengan simptomatik adalah 4:1 untuk
Colera Asiatika sementara 10:1 untuk Colera El Tor
- Angka Carrier sehat mencapai 3%
- Prevalensi Colera untuk anak dibandingkan dengan orang dewasa adalah 10:1
PATOGENESIS
- Cholera masuk melalui oral lewat makanan atau air yang terkontaminasi
- Apabila lolos dari pertahanan primer mulut masuk ke lambung
- Di lambung ada HCl, apabila jumlah vibrio cholera banyak maka akan lolos
dan masuk ke usus halus
- Vibrio Cholerae menempel pada mukosa usus karena ada membran terluar dan
adhesion flagella
- Pelepasan enterotoksin dari V.Cholera Peningkatan produk cAMP
menyebabkan kehilangan air, NaCl, Kalium, dan bikarbonat dalam jumlah
yang massif, selain itu juga merangsang ekskresi Cl
Merangsang
eksresi Cl
Peningkatan
Produk cAMP
Kehilangan Air,
NaCl, Kalium, dan
bikarbonat
Infeksi Usus
Makanan yang
terkontaminasi
dimakan
Pelepasan
enterotoksin dari
V.Cholerae
Lolos dari
pertahan primer
di mulut
Vibrio Cholerae
menempel pada
mukosa usus
Lolos dari Asam
Lambung menuju
usus halus
Enterotoksin
- Merupakan suatu protein dengan berat molekul 84.000 Dalon
- Tahan panas, tahan asam, resisten terhadap tripsin, namun dapat dirusak
protease
- Toksin mengandung 2 sub unit yaitu B (Binding) dan A (Active)
- Subunit B mengandung 5 polipeptida, dan terikat gangliosid monosialosil
yang spesifik, reseptor GM1 pada epitel usus halus
- Sub Unit A menembus epitel usus, dan menyebabkan ADP dari nictinamide-
adenine dinucleotide (NAD) ke sebuah guanosine triphospate (GTP) binding
protein yang mengatur adenilate siklase
- Zonula occludens toksin (Zot) meningkatkan permeailitas mukosa usus halus
dengan mempengaruhi struktur tight junction interselluler
- Accessory Cholera Toksin (ACT) diketahui meningkatkan transport ion
transmembran
MANIFESTASI KLINIS
- Masa inkubasi Cholera 16-72 jam
- Gejala klinis bervariasi mulai dari asimptomatik hingga dehidrasi berat
- Manifestasi yang khas adalah diare yang encer dan banyak tanpa didahului
rasa mulas maupun tenesmus
- Tinja berubah menjadi cairan putih keruh, tidak berbau busuk maupun amis,
namun manis menusuk dan terdapat gumpalan putih
- Muntah timbul setelah diare dan tanpa didahului rasa mual
- Kejang otot dapat menyusul, baik dalam bentuk fibrilasi atau fasikulasi,
maupun kejang klonik yang nyeri dan mengganggu, biasanya menyerang otot
betis, biceps, triceps, pektoralis, dan dinding perut (disebabkan berkurangnya
kalium dan clorida pada sambungan neuromuscular)
- Dehidrasi berat ditandai dengan takipneu,
o Tachycardia
o Vox Cholerica (suara serak seperti bebek)
o Turgor kulit menurun (tulang pipi nampak, mata cekung)
o Mulut menyeringai karena bibit kering
o Perut cekung (skafoid) tanpa ada steifung maupun kontur usus
o Tangan dan kaki tampak kurus terutama jari keriput (wash-woman
hand)
- Diuresis berangsung-angsur berkurang dan berakhir dengan anuria
TANDA-TANDA GAGAL SIRKULASI
Bekurangnya volume cairan juga disertai dengan vikositas darah yang meningkat, dan
mengakibatkan kegagalan sirkulasi darah. Tanda-tanda utama yang khas
- Suhu tubuh yang rendah (34-24,5°C) sekalipun ada infeksi.
- Frekuensi nadi menjadi cepat dengan isi yang kurang akhirnya menjadi cepat
dan kecil (filiform)
- Denyut jantung cepat, suara jantung terdengar jauh, dan kadang-kadang hanya
suara sistolik yang terdengar namun dengan irama tetap
- Tekanan darah turun akibat renjatan hipovolumik, biasanya teraba dengan
palpasi
- Warna bibir, kulit, mukosa, serta kuku berwarna ungu akibat sianosis bersifat
perifer
- Asidosis metabolic terjadi akibat kehilangan bikarbonat dalam jumlah yang
besar, dan metabolisme anaerob akibat gagal sirkulasi
- Pernafasan cepat, regular-irreguler
FAKTOR PENYULIT
- Penyakit Cholera dapat berakir dengan penyembuhan ad integrum (sehat
utuh), atau kematian
- Keterlambatan penanganan atau pertolongan tidak adekuat
- Abortis pada pasien dengan hamil muda
- Infeksi nosokomial
DIAGNOSIS
- Meliputi diagnosis klinis dan bakteriologis
- Pada kasus berat tidak sulit diidentifikasi namun pada kolera ringan dan
sedang cukup sulit
- Diagnosis dapat ditegakkan dari manifestasi klinis
DIAGNOSIS BANDING
Diare sekretorik yang diakibatkan berbagai pathogen seperti
Penyebab Diare Sekretorik lain
Vibrio Cholerae
Vibrio Cholerae non 0 grup 1
Eschericia Coli
Clostridium perfringens
Bacillus cereus
Staphylococcus aureus
PENATALAKSAAN
- Biasanya terapi simptomatik dan causal secara stimultan
- Rehidrasi dilaksanakan dalam dua tahap yaitu rehidrasi dan muatan. Perlu
diperhitungkan kebutuhan harian akan cairan dan nutrisi, terutama apabila
diare berlangsung lama
- Apabila pasien dehidrasi berat disertai syok hipovolumik maka rehidrasi
diberikan secara infuse intravena
- Pada dehidrasi ringan-sendang, terapi rehidrasi diberikan secara oral dengan
Oral Rehydration Solutio
- Pemberian terapi antibiotic
- Pemberian antimicrobial seperti tetracycline, doxycycilne, Furazodinazole,
atau Ciprofloxacin selama 3-5 hari
Antibiotic Single Dose (PO) Multiple Dose (PO)
Doxycycline† 7 mg/kg; not to exceed 300 mg/dose‡
2 mg/kg bid on day 1; then 2 mg/kg qd on days 2 and 3; not to exceed 100 mg/dose
Tetracycline† 25 mg/kg; not to exceed 1 g/dose‡ 40 mg/kg/d divided qid for 3 d; not to exceed 2 g/d
Furazolidone 7 mg/kg; not to exceed 300 mg/dose 5 mg/kg/d divided qid for 3 d; not to exceed 400 mg/d
Trimethoprim and sulfamethoxazole
Not evaluated
<2 months: Contraindicated >2 months: 5-10 mg/kg/d (based on trimethoprim component) divided bid for 3 d; not to exceed 320 mg/d trimethoprim and 1.6 g/d of sulfamethoxazole
Ciprofloxacin§ 30 mg/kg; not to exceed 1 g/dose‡ 30 mg/kg/d divided q12h for 3 d; not to exceed 2 g/d
Ampicillin Not evaluated 50 mg/kg/d divided qid for 3 d; not to exceed 2 g/d
Erythromycin Not evaluated
40 mg/kg/d erythromycin base divided tid for 3 d; not to exceed 1 g/d
PENCEGAHAN
Immunisasi dengan vaksin komersial standar (cholera sec) yang mengandung 10
milyar Vibrio mati/ml. Memberikan proteksi 60-80%