Kitin&Kitosan_Prisca Hardipramesti_13.70.0015_E4_UNIKA SOEGIJAPRANATA
Kitin Kitosan_agatha putri_13.70.0126_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA
-
Upload
praktikumhasillaut -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
Transcript of Kitin Kitosan_agatha putri_13.70.0126_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA
-
7/23/2019 Kitin Kitosan_agatha putri_13.70.0126_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA
1/19
1. MATERI METODE
1.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum chitin dan chitosan ini yaitu oven,
blender, ayakan, peralatan gelas, hotplate. Bahan bahan yang digunakan
dalam praktikum kali ini adalah limbah udang, HCl 0,75N !N dan !,"5 N serta
Na#H $,5%, Na#H &0%, 50% dan '0%(
1.2. Metode
Demineralisasi
!
)imbah udang kemudian dihancurkan hinggamen*adi serbuk dan diayak dengan
ayakan &0+'0 mesh(
)alu dicuci sampai pH netral(
emudian dipanaskan pada suhu -0oC selama ! *am(
HCl ditambahkan dengan perbandingan !0.!( elompok A! dan A" menggunakan
HCl 0 75N A$ dan A& HCl !N dan A5 HCl ! "5N
)imbah udang kemudian dihancurkan hingga men*adi serbuk dan diayak dengan
a akan &0+'0 mesh(
)imbah udang dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan, lalu dicuci dengna air
anas " kali dan dikerin kan kembali(
-
7/23/2019 Kitin Kitosan_agatha putri_13.70.0126_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA
2/19
-
7/23/2019 Kitin Kitosan_agatha putri_13.70.0126_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA
3/19
-
7/23/2019 Kitin Kitosan_agatha putri_13.70.0126_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA
4/19
2. HASIL PENAMATAN
$( Hasil pengamatan kitin dan kitosan dapat dilihat pada tabel !(
&(
5( abel !( Hasil pengamatan kitin dan kitosan
'( elom
pok7( 1erlakuan
/( 2ende
men itin 3
4%
-( 2ende
men itin
33 4%
!0( 2ende
men
itosan
4%
!!( A!
!"( HCl 0,75N 6
Na#H &0% 6
Na#H $,5%
!$( $0,00 !&( "0,00 !5( !0,&0
!'( A"
!7( HCl 0,75N 6
Na#H &0% 6
Na#H $,5%
!/( &5,00 !-( "','7 "0( !$,07
"!( A$
""( HCl !N 6
Na#H 50% 6
Na#H $,5%
"$( $5,00 "&( "","" "5( !",$"
"'( A& "7( HCl !N 6 "/( "0,00 "-( "/,57 $0( !&,-5
&
)alu dicuci sampai pH netral(
emudian dikeringkan pada suhu 70oC selama "& *am
-
7/23/2019 Kitin Kitosan_agatha putri_13.70.0126_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA
5/19
Na#H 50% 6
Na#H $,5%
$!( A5
$"( HCl !,"5N 6
Na#H '0% 6
Na#H $,5%
$$( $0,00 $&( "5,00 $5( !",&0
!".
$7( ari hasil pengamatan kitin dan kitosan di atas dapat diketahui perlakuan yang
diberikan pada masing+masing sampel kelompok yaitu penambahan HCl dan
Na#H dengan konsentrasi yang beragam( 1ada kelompok A! dengan perlakuan
penambahan HCl 0,75N 6 Na#H &0% 6 Na#H $,5% *umlah rendemen melalui
$ tahap persentasenya semakin berkurang( Hal yang sama ter*adi pada kelompok
A", A$ dan A5 dengan perlakuan yang berbeda masing+masing kelompok( 1ada
kelompok A& dengan perlakuan penambahan HCl 0,75N 6 Na#H 50% 6 Na#H
$,5% persentase rendemen kitin 33 mengalami peningkatan namun pada
rendemen kitosan mengalami penurunan pula( 1ada penghitungan rendemen
kitin 3 hasil tertinggi terdapat pada kelompok A" yaitu &5% sedangkan terendah
pada kelompok A& yaitu "0%( 1ada penghitungan rendemen kitin 33 hasil
tertinggi terdapat pada kelompok A& yaitu "/% sedangkan terendah terdapat
pada kelompok A! yaitu "0%( 1ada penghitungan rendemen kitosan hasil
tertinggi terdapat pada kelompok A& yaitu !&,-5% dan terendah terdapat pada
kelompok A! yaitu !0,&0%(
!.
#. PEMBAHASAN
$/(
$-( Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan kitin dan kitosan praktikum iniadalah limbah udang( 3ndra 4!--& dalam teorinya mengatakan udang
merupakan salah satu golongan Crustaceae yang dapat menghasilkan kitin,
dimana sekitar 75% dari total berat dari udang atau kepiting merupakan bagian
yang tidak dimakan dan "0+5/% dari total kering bagian yang tidak dimakan itu
akan diperoleh kitin( 8alah satu limbah yang dihasilkan dalam industri
pengolahan udang adalah kulit udang( ulit udang ternyata dapat diman9aatkan
5
-
7/23/2019 Kitin Kitosan_agatha putri_13.70.0126_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA
6/19
dan memberikan keuntungan atau nilai ekonomis bagi perusahaan dengan
diubah men*adi kitin dan kitosan(
&0(
&!( alam *urnal ber*udul :1hysicochemical 1roperties and Antio;idant Activity o9
Chitin and Chitosan 1repared 9rom 1aci9ic 4!+& "+acetamido+"+
deo;y++glucopyranose, salah satu polimer alami yang paling banyak
ditemukan hampir di semua spesies crustaceans( 1otensi dari pengaplikasian
kitin dan kitosan sangat tergantung pada karakteristik dan aktivitas biologis(1enelitian ini bertu*uan untuk mengetahui karakteristik 9isikokimia dan aktivitas
antioksidan dari kitin dan kitosan yang diambil dari limbah udang ?ietnam(
&"(
&$( @enurut *urnal yang ber*udul :Chitin and Chitosan. @arine Biopolymers ith
niue 1roperties and ?ersatile Applications=, kitin dan turunannya memiliki
beragam karakteristik 9isikokimia dan biologis yang menyebabkan material ini
dapat diman9aatkan untuk penerapan yang sangat luas mulai dari treatment
limbah cair untuk agrokimia, lingkungan dan industri( itin dan kitosan
merupakan biomaterial kelautan yang unik yang dapat dikembangkan lagi di
masa depan( Hal ini didukung dengan teori dari AranaD et al(, 4"00- dalam
*urnal ber*udul :Eunctional CharacteriDation o9 Chitin and Chitosan= yang
menyatakan kitin dan turunan dari proses deasetilasinya, kitosan merupakan
polimer alami yang tersusun atas ikatan >+4!+& +glucosamine 4unit deasetil
dan N+acetyl++glucosamine 4unit asetil itin tidak dapat larut dalam media
cair sedangkan kitosan dapat larut dalam kondisi asam karena gugus amino
bebas proton yang terdapat dalam unit +glucosamine(
&&(
&5( Fohuriaan 4"00& dalam *urnal ber*udul : Chitosan 1reparation 9rom 1ersian
Gul9 8hrimp 8hells and 3nvestigating the 99ect o9 ime on the egree o9
eacetylation : mengatakan apabila persentase dari asetil glukosamin lebih dari
50% maka material ini kita sebut kitin, dan bila persentasenya kurang dari
'
-
7/23/2019 Kitin Kitosan_agatha putri_13.70.0126_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA
7/19
setengah, maka material ini kita sebut kitosan( itosan dapat larut dalam asam
asetat konsentrasi rendah sedangkan kitin tidak dapat larut
&'( Berikut adalah struktur dari kitin dan kitosan(
&7(
&/(
&-( @etode yang dilakukan dalam praktikum ini terbagi men*adi $ poin besar yaitu
demineralisasi, deproteinasi dan deasetilasi( 1ada tahap demineralisasi limbahudang sebanyak !0 gram dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan lalu dicuci
dengan air panas sebanyak " kali dan dikeringkan kembali( u*uan dari
pencucian ini adalah untuk menghilangkan kotoran yang masih terdapat dalam
limbah udang( 8ampel yang dihasilkan lalu dihancurkan hingga men*adi serbuk
dan diayak dengan ayakan &0+'0 mesh( @enurut 1rasetyo 4"00', proses
penghancuran bertu*uan untuk memperbesar luas permukaan bahan sehingga
pelarut yang nantinya digunakan dapat dengan maksimal melarutkan komponen+
7
-
7/23/2019 Kitin Kitosan_agatha putri_13.70.0126_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA
8/19
komponen dengan maksimal( 8elan*utnya dicampur dengan HCl 4!0.! untuk
HCl 0,75 N 4kelompok A! dan A" ! N 4kelompok A$ dan A& dan !,"5
4kelompok A5( 1enambahan HCl, sesuai dengan teori Alistair et al(, 4"00'
yaitu untuk menghilangkan mineral seperti garam dan kalisum karbonat serta
melarutkan asam organik 4HCl, H"8#&, HN#$ dan H$1#&( @ineral yang ada
pada kulit udang harus dipisahkan terlebih dahulu sebelum dilakukannya proses
ekstraksi kitin dimana komponen mineral tersebut dapat dilarutkan dengan
penambahan asam encer seperti misalnya HCl, H"8#&, atau asam laktat(
Ca$41#&" dan CaC#$ merupakan mineral yang paling banyak ditemukan dalamkitin yang masih kasar 4impurities chitin dimana dengan penambahan HCl akan
mengakibatkan kerusakan pada permukaan biopolimer kitin 42obert, !--"(
50(
5!( 8elan*utnya larutan diaduk ! *am dan dipanaskan pada hotplatepada suhu -0oC
selama ! *am kemudian dicuci hingga pH netral dan dikeringkan pada suhu /0oC
selama "& *am( 1roses pemanasan selama ! *am ini ber9ungsi untuk
mempercepat proses perusakan mineral( 1roses pengadukan yang dilakukan
bersamaan dengan proses pemanasan ini bertu*uan untuk menghindari timbulnya
gelembung+gelembung udara yang akibat proses pemisahan mineral selama
ter*adinya proses demineralisasi 41uspaati et al(, "0!0( 2obert 4!--" dalam
teorinya menyebutkan gelembung+gelembung udara merupakan dampak dari
terbentuknya C#"saat larutan HCl ditambahkan ke dalam sampel pada proses
perusakan mineral 4demineralisasi( 8edangkan tu*uan pengeringan
menggunakan oven menurut 2amadhan et al., 4"0!0 yaitu untuk mendapatkan
kitin yang kering dan tidak mengandung mineral dan dapat dihitung rendemenyang dihasilkan dengan membagi berat kitin dengan berat limbah dan dikalikan
!00%(
5"(
5$( 1roses demineralisasi ini akan mengakibatkan kalsium karbonat bereaksi dengan
asam klorida sehingga membentuk kalsium klorida, asam karbonat, dan asam
9os9at yang merupakan senyaa yang larut dengan pelarut polar seperti air
sedangkan residu yang tidak larut dengan pelarut polar 4air merupakan senyaa
kitin yang telah terekstrak( arena mineral yang ada pada kitin terlarut dengan
/
-
7/23/2019 Kitin Kitosan_agatha putri_13.70.0126_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA
9/19
air, maka diperlukannya proses penyaringan dalam proses penetralan pH ini
sehingga hanya residu kitin sa*a yang tersisa 4Bastaman, !-/-( Hasil dari tahap
ini dihitung sebagai rendemen kitin 3(
5&(
55( ahap selan*utnya adalah deproteinasi( 1roses deproteinasi bertu*uan untuk
memisahkan kandungan protein yang ada pada kitin( 1ada tahap deproteinasi
hasil dari proses demineralisasi kemudian dicampur dengan Na#H $,5% dengan
perbandingan kitin . Na#H I !.' lalu diaduk selama ! *am sambil dipanaskan
pada suhu -0oC selama ! *am( u*uan penambahan Na#H adalah untuk
memutus ikatan protein dengan kitin sehingga didapatkan kitin yang lebih
sederhana agar dapat diubah men*adi kitosan dalam proses deasetilasi 42ochima,
"005( 8edangkan proses pemanasan dan proses pengadukan pada tahap
deproteinasi yaitu untuk menguapkan air dan mengkonsentrasikan Na#H yang
ditambahkan sehingga rendemen kitin yang dihasilkan akan semakin maksimal
sebagai 9ungsi dari proses pemanasan dan membantu pelarutan Na#H yang
mengakibatkan proses deproteinasi dapat ber*alan dengan lebih baik sebagai
9ungsi dari pengadukan( 8elan*utnya sampel disaring dan didinginkan( 2esidu
yang terbentuk dicuci hingga pH netral dan dikeringkan suhu /0 oC selama "&
*am dan akan dihasilkan kitin( 2ogers 4!-/' mengatakan baha proses
penetralan ini akan berpengaruh terhadap si9at penggembungan kitin dengan
alkali( Hal tersebut akan mengakibatkan e9ektivitas proses hidrolisis basa pada
gugus asetamida pada rantai kitin akan lebih baik( 8edangkan tu*uan dari
pengeringan adalah untuk mendapatkan kitin yang lebih kering(
5'(
57( 1ada proses deproteinasi ini, larutan Na#H akan terionisasi di dalam air
sehingga akan membentuk ion natrium dan ion hidroksida( Apabila larutan
tersebut ditambahkan dengan perlahan+lahan ke larutan asam, maka akan
mengakibatkan setiap ion hidroksida bereaksi dengan ion hidrogen untuk
membentuk molekul air( i saat ion hidrogen berada di dalam larutan tersebut,
hal ini akan mengakibatkan larutan tersebut memiliki si9at yang asam( Akan
tetapi, *ika ion hidroksida yang ditambahkan memiliki *umlah yang sama dengan
-
-
7/23/2019 Kitin Kitosan_agatha putri_13.70.0126_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA
10/19
ion hidrogen maka larutan tersebut akan men*adi larutan yang netral( Hal
tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh 2ogers 4!-/'( 1ada tahap ini
dapat dihitung rendemen kitin 33( Eaktor+9aktor yang menyebabkan berhasil atau
tidaknya pembuatan kitin antara lain *enis bahan baku yang digunakan, serta
proses ekstraksi kitin yang dibagi men*adi dua metode yaitu proses
demineralisasi dan proses deproteinasi(
5/(
5-( 8etelah terbentuk kitin melalui proses deproteinasi, kitosan akan terbentuk
melalui proses deasetilasi( @enurut 2amadhan et al( 4"0!0, trans9ormasisenyaa kitin men*adi senyaa kitosan pada tahap deastilasi ini sendiri
dilakukan dengan langkah penghilangan gugus asetil yang ada pada kitin
men*adi gugus amina yang ada pada kitosan( u*uan dari proses deasetilasi ini
adalah untuk memutuskan ikatan kovalen antara gugus asetil dengan gugus
nitrogen yang terletak pada gugus asetamida kitin untuk diubah men*adi gugus
amina 4NH" yang merupakan bagian dari senyaa kitosan yang akan
dihasilkan( 1ada tahap deasetilasi kitin yang terbentuk ditambahkan Na#H &0%
4kelompok A! dan A", 50% 4kelompok A$ dan A&, dan '0% 4kelompok A5
4"0.! sambil diaduk ! *am dan didiamkan $0 menit lalu dipanaskan pada suhu
-0oC selama '0 menit kemudian disaring dan residu dicuci sampai pH netral(
u*uan dari pemanasan ini sendiri adalah untuk meningkatkan dera*at deasetilasi
dari kitosan yang terbentuk( 8edangkan proses pengadukan yang dilakukan
bersamaan dengan proses pemanasan ini bertu*uan untuk meratakan kitin yang
digunakan sebagai bahan dengan larutan Na#H yang ditambahkan sehingga
proses deasetilasi ber*alan lebih optimal( 1enggunaan larutan Na#H &0+'0%
pada praktikum sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Hirano 4!-/- baha
penggunaan larutan Na#H &0+'0% dan suhu yang tinggi diperlukan untuk
mendapatkan kitosan dari kitin( Hal ini perlu dilakukan karena kitin mempunyai
struktur kristal yang pan*ang dengan ikatan kuat antara ion nitrogen dan gugus
karboksil( 8edangkan penetralan pH dilakukan bersamaan dengan penyaringan
untuk memisahkan rendemen kitosan dengan pengotor lainnya 41uspaati et al(,
"0!0( 8ampel tersebut kemudian dioven pada suhu 70oC selama "& *am dan
!0
-
7/23/2019 Kitin Kitosan_agatha putri_13.70.0126_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA
11/19
dihasilkan chitosan( u*uan dari pengeringan ini sesuai dengan teori 2amadhan
et al., 4"0!0 yaitu untuk mendapatkan kitosan yang lebih kering('0(
'!( ari hasil pengamatan dapat diamati pada tahap demineralisasi dapat dihitung
persentase rendemen kitin 3 yang berada pada kisaran "0+&5%( Berdasarkan
konsentrasi HCl yang diberikan, tidak ditemukan keteraturan antara semakin
meningkatnya konsentrasi HCl yang dicampurkan terhadap semakin tinggi atau
rendahnya persentase rendemen kitin 3 karena presentase rendemen tertinggi
terdapat pada kelompok A" yang menggunakan HCl dengan konsentrasi 0,75 N
sedangkan terendah terdapat pada kelompok A& dengan HCl ! N( Hal ini tidak
sesuai dengan teori Johnson dan 1eterson 4!-7& yang menerangkan baha
semakin tinggi konsentrasi HCl yang digunakan maka rendemen kitin yang
dihasilkan *uga akan semakin banyak pula dikarenakan adanya senyaa+
senyaa mineral pada serbuk udang akan semakin mudah untuk dilepaskan(
1enambahan asam atau basa dengan konsentrasi yang lebih tinggi dengan
disertai proses atau aktu yang lebih pan*ang akan mengakibatkan lepasnya
ikatan protein dan mineral dengan kitin serta bahan organik lainnya yang ada
pada kulit udang dalam limbah udang yang digunakan dalam praktikum ini(
'"(
'$( ari proses deproteinasi dihasilkan rendemen kitin 33 yang berkisar antara "0+
"/,57% di mana pada kelompok A!, A", A$ dan A5 ter*adi penurunan
persentase rendemen kitin bila dibandingkan dengan rendemen kitin 3(
8edangkan pada sampel A& ter*adi peningkatan rendemen kitin 33( 1uspaati et
al(, 4"0!0 dalam teorinya mengatakan baha hasil rendemen kitin yang telah
mengalami deproteinasi akan lebih rendah daripada hasil rendemen kitin yang
telah mengalami demineralisasi( 1enyimpangan yang ter*adi pada kelompok A&
dapat sa*a ter*adi karena proses deproteinasi yang kurang sempurna( 1roses
deproteinasi yang kurang sempurna tersebut umumnya diakibatkan oleh adanya
kitin yang terikut dengan air pada saat proses penetralan dan penyaringan,
pengeringan kitin yang kurang sempurna, atau proses demineralisasi yang
kurang optimal sehingga masih ada pelindung mineral yang terletak pada kulit
!!
-
7/23/2019 Kitin Kitosan_agatha putri_13.70.0126_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA
12/19
udang sehingga menghambat proses deproteinasi( 8elain itu, proses deproteinasi
dengan Na#H yang bersi9at basa akan mengoptimalkan proses penghilangan
mineral dan khususnya komponen protein yang berada pada kitin tersebut,
sehingga rendemen kitin yang dihasilkan dapat mengalami penurunan dari
rendemen kitin sebelumnya( Eennema 4!-/5 dalam teorinya men*elaskan
kelarutan protein dan mineral pada suasana basa akan lebih besar *ika
dibandingkan kelarutannya pada suasana asam
'&(
'5( 1ada tahap deasetilasi didapati rendemen kitosan dengan persentase berkisar
!0,&0+!&,-5%( Apabila dilihat dari konsentrasi Na#H yang digunakan, hasil
pengamatan pada tahap ini *uga tidak menun*ukkan keteraturan antara
peningkatan konsentrasi terhadap semakin tinggi atau rendahnya persentase
rendemen kitosan( Hal ini terlihat dari persentase rendemen kitosan pada
kelompok A! dan A" yang berbeda meski konsentrasi Na#H yang ditambahkan
sama( @enurut teori dari 2ochima 4"005, penggunaan konsentrasi Na#H yang
tinggi pada proses deasetilasi akan menghasilkan rendemen kitosan yang
memiliki dera*at deasetilasi tinggi( Hal ini disebabkan karena gugus 9ungsional
amino 4+NH$6 yang menggantikan gugus asetil kitin semakin akti9, maka
semakin sempurnalah proses deasetilasi, sehingga semakin tinggi konsentrasi
dari Na#H saat deasetilasi, maka rendemen yang dihasilkan akan semakin
meningkat( @enurut teori ini maka pada kelompok A5 dengan konsentrasi '0%
persentase rendemen kitosan seharusnya lebih tinggi dibandingkan kelompok
lainnya namun hasil pengamatan menun*ukkan rendemen tertinggi terdapat pada
sampel kelompok A& dengan penambahan Na#H 50%( esalahan ini dapat
ter*adi karena seaktu proses sebelumnya yaitu deproteinasi masih kurang
optimal 4masih ada residu protein yang tertinggal serta suhu yang digunakan
pada aktu pengeringan kurang tepat(
''(
'7( alam *urnal ber*udul :Chitosan 1reparation 9rom 1ersian Gul9 8hrimp 8hells
and 3nvestigating the 99ect o9 ime on the egree o9 eacetylation= dilakukan
penelitian mengenai pengaruh lama aktu deasetilasi terhadap kualitas kitosan
!"
-
7/23/2019 Kitin Kitosan_agatha putri_13.70.0126_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA
13/19
diukur dari kandungan glucosamine dan acetil glukosamine yang diukur
menggunakan analisis H1)C( engan proses deasetilasi ekstrak kitin pada -0
dan !/0 menit akan menghasilkan kitosan dengan dera*at deasetilasi '-,75% dan
77,'$%( Hal ini menun*ukkan dengan meningkatkan lama aktu deasetilasi
pada kondisi temperatur yang konstan dan konsentrasi Na#H maka dera*at
deasetilasi akan meningkat(
'/(
'-( umar 4"000 dalam *urnal ber*udul :A 8imple Colorimetric @ethod 9or the
valuation o9 Chitosan= mengatakan baha kitosan adalah biocompatiblepolimer alami yang didapatkan dari biopolimer polisakarida alami yaitu kitin
melalui proses diasetilasi dengan sebuah alkali yang meninggalkan gugus amino
bebas 4+NH"( itosan terdapat secara alami pada beberapa spesies 9ungi namun
biasanya diekstrak dari cuticula dan eksoskeleton dari invertebrata seperti
crustaceans, moluska, kepiting dan udang( itin merupakan urutan kedua setelah
selulosa yang paling banyak terdapat dalam polisakarida 42oberts, "00/(
itosan memiliki karakter yang unik seperti kemampuan membentuk 9ilm dan
memiliki muatan ion positi9 yang menyebabkan kitosan mampu berikatan
dengan lemak yang memiliki muatan negati9 lemak, lipid dan asam empedu(
itosan memiliki 9ungsi yang sangat luas(
70(
7!( Berdasarkan teori dari Cahyaningrum 4"007, kitosan merupakan senyaa yang
memiliki banyak kegunaan pada bidang pangan, yang salah satunya dapat
digunakan sebagai bahan antimikroba( 8elain itu edible 9ilm dikembangkan dari
kitin dan turunannya terutama digunakan dalam industri makanan untuk
meningkatkan kualitas makanan dan umur simpan makanan(
7"(
$. %ESIMP&LAN
".
@etode yang dilakukan untuk menghasilkan chitin dan chitosan terbagi men*adi
$ tahap yaitu demineralisasi, deproteinasi dan deasetilasi(
!$
-
7/23/2019 Kitin Kitosan_agatha putri_13.70.0126_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA
14/19
Chitin merupakan sebuah polimer linear dari ikatan > 4!+& "+acetamido+"+
deo;y++glucopyranose, salah satu polimer alami yang paling banyak
ditemukan hampir di semua spesies crustaceans(
%itosan adalah biocompatible polimer alami yang didapatkan dari biopolimer
polisakarida alami yaitu kitin melalui proses diasetilasi dengan sebuah alkali
yang meninggalkan gugus amino bebas 4+NH"(
itin tidak dapat larut dalam media cair sedangkan kitosan dapat larut dalam
kondisi asam karena gugus amino bebas proton yang terdapat dalam unit +
glucosamine(
1enambahan HCl pada demineralisasi yaitu untuk menghilangkan mineral
seperti garam dan kalisum karbonat serta melarutkan asam organik 4HCl, H"8#&,
HN#$dan H$1#&(
1roses deproteinasi bertu*uan untuk memisahkan kandungan protein yang ada
pada kitin(
u*uan penambahan Na#H adalah untuk memutus ikatan protein dengan kitin
sehingga didapatkan kitin yang lebih sederhana agar dapat diubah men*adi
kitosan dalam proses deasetilasi
rans9ormasi senyaa kitin men*adi senyaa kitosan pada tahap deastilasi ini
dilakukan dengan menghilangkan gugus asetil yang ada pada kitin men*adi
gugus amina yang ada pada kitosan(
1enggunaan larutan Na#H &0+'0% dan suhu yang tinggi diperlukan untuk
mendapatkan kitosan dari kitin(
8emakin tinggi konsentrasi HCl yang digunakan maka rendemen kitin yang
dihasilkan *uga akan semakin banyak pula dikarenakan adanya senyaa+
senyaa mineral pada serbuk udang akan semakin mudah untuk dilepaskan(
Hasil rendemen kitin yang telah mengalami deproteinasi akan lebih rendah
daripada hasil rendemen kitin yang telah mengalami demineralisasi(
1enggunaan konsentrasi Na#H yang tinggi pada proses deasetilasi akan
menghasilkan rendemen kitosan yang memiliki dera*at deasetilasi tinggi
!&
-
7/23/2019 Kitin Kitosan_agatha putri_13.70.0126_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA
15/19
itosan merupakan senyaa yang memiliki banyak kegunaan pada bidang
pangan, yang salah satunya dapat digunakan sebagai bahan antimikroba dan
edible 9ilm
7(
'.
-( 8emarang, "$ 8eptember "0!5
!0( 1raktikan, Asisten
osen,
!!( +*an, 3vanaChandra
!"(
!$(
!&( Agatha 1utri Algustie
!5( !$(70(0!"'
!'(
1(. DA)TAR P&STA%A
!/(
!-( Bastaman, 8( 4!-/-( 8tudies on egradation and ;traction o9 Chitin and
Chitosan 9rom 1ran 8hells( ept @echanical @anu9acturing, Aeronautical
and Chemical ngineering( KueenLs niv( Bel9ast(
"0( Cahyaningrum, 8( ( Agustini M Herdyastuti( 4"007( 1emakaian itosan
)imbah dang
-
7/23/2019 Kitin Kitosan_agatha putri_13.70.0126_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA
16/19
"&( 1rasetyo, (
-
7/23/2019 Kitin Kitosan_agatha putri_13.70.0126_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA
17/19
!1. LAMPIRAN
!2.
!2.1.Perhit*n+an
$$( 2umus .
$&( 2endemen Chitin 3 Iberatk ering
beratbasah I100
$5( 2endemen Chitin 33 Iberat kitin
berat basah II100
$'( 2endemen Chitosan Iberat kitosan
berat basah III 100
$7(
!'. %elompo, A1
$-( 2endemen Chitin 3 I3,0
10100
&0( I $0,00 %
&!( 2endemen Chitin 33 I1,0
5100
&"( I "0,00 %
&$( 2endemen Chitosan I0,26
2,5100
&&( I !0,&0 %
&5(
#". %elompo, A2
&7( 2endemen Chitin 3 I 4,510100
&/( I &5,00 %
&-( 2endemen Chitin 33 I2
7,5100
50( I "','7 %
5!( 2endemen Chitosan I0,98
7,5
100
!7
-
7/23/2019 Kitin Kitosan_agatha putri_13.70.0126_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA
18/19
5"( I !$,07 %
$!. %elompo, A!
5&( 2endemen Chitin 3 I
3,5
10
100
55( I $5,00 %
5'( 2endemen Chitin 33 I1
4,5100
57( I "","" %
5/( 2endemen Chitosan I0,44
3,57100
5-( I !",$" %
'0(
"1. %elompo, A#
'"( 2endemen Chitin 3 I2
10100
'$( I"0,00 %
'&( 2endemen Chitin 33 I1
3,5 100
'5( I "/,57 %
''( 2endemen Chitosan I0,29
1,94100
'7( I !&,-5 %
'/(
"-. %elompo, A$
70( 2endemen Chitin 3 I3
10100
7!( I $0,00 %
7"( 2endemen Chitin 33 I1,5
6100
7$( I "5,00 %
!/
-
7/23/2019 Kitin Kitosan_agatha putri_13.70.0126_A3_UNIKA SOEGIJAPRANATA
19/19
7&( 2endemen Chitosan I0,62
5100
75( I !",&0 %
7'(
77(
((.1. Laporan Sementara
((.2. Dia+ram Alir
((.!. Astra, /*rnal
7/(
7-(
!-