kista ateroma ateroma

22
TINJAUAN PUSTAKA Batasan Kista adalah kumpulan cairan atau massa setengah cair dalam satu kantong yang tipis. Bila isi kista tidak terlalu padat, pada perabaan dapat dirasakan tanda khas kista, yaitu fluktuasi, yang terjadi akibat pemeriksaan tekanan ke semua arah dengan sama rata. Ateroma atau kista sebasea adalah kista kelenjar sebasea yang terbentuk akibat sumbatan pada muaranya sehingga produk kelenjar yang seperti bubur putih abu- abu (aterom) terkumpul dalam satu kantong tipis. Anatomi Kulit 1

description

kista ateroma

Transcript of kista ateroma ateroma

Page 1: kista ateroma ateroma

TINJAUAN PUSTAKA

Batasan

Kista adalah kumpulan cairan atau massa setengah cair dalam satu kantong

yang tipis. Bila isi kista tidak terlalu padat, pada perabaan dapat dirasakan tanda

khas kista, yaitu fluktuasi, yang terjadi akibat pemeriksaan tekanan ke semua arah

dengan sama rata.

Ateroma atau kista sebasea adalah kista kelenjar sebasea yang terbentuk

akibat sumbatan pada muaranya sehingga produk kelenjar yang seperti bubur

putih abu-abu (aterom) terkumpul dalam satu kantong tipis.

Anatomi Kulit

Kulit berasal dari : Ektoderm epidermis

Mesoderm dermis

Klasifikasi berdasarkan ketebalannya :

1

Page 2: kista ateroma ateroma

1. Kulit tebal

epidermisnya tebal terutama stratum korneum

dermis tipis

tidak ada rambut

ada finger mark (sidik jari)

contoh pada kulit telapak tangan dan kaki

2. Kulit tipis

epidermisnya tipis, dermis tebal

ada rambut

di semua kulit kecuali kulit telapak

Lapisan kulit

A. Epidermis

Terbentuk oleh epitel berlapis pipih bertanduk

Ada 6 lapisan :

Stratum basal

Selapis sel silindris, terdapat sel keratin (awal dari keratinisasi) dan sel

melanosit (pigmen)

Stratum spinosum

Terdiri dari beberapa lapis sel polihedris, punya jembatan antar sel

sehingga tampak seperti berduri

Stratum glanulosum

Terdiri dari 2-4 lapis sel polihedris

Stratum lucidum

Sel keratin mati, inti larut, tampak seperti lapisan homogen & transparan

Stratum korneum

Lapisan homogen, hasil dari keratinisasi

Stratum disjunctum

Stratum korneum yang sudah mengelupas

2

Dermis

Epidermis

Sub Kutis / Hypodermis

Kutis

Page 3: kista ateroma ateroma

Sel-sel pada epidermis :

Sel keratinosit 85% di epidermis, bermitosis hingga menjadi keratin

Sel melanosit pigmen melanin pemberi warna dan pelindung kulit

Sel langerhans makrofag

Sel merkel reseptor sensoris

B. Dermis

Ada 2 lapisan :

1. Stratum papillare

Terdiri dari jaringan ikat padat tak teratur, sabut kolagen halus

Terdapat tonjolan-tonjolan ke arah epidermis (dermal papil)

Kaya dengan pembuluh darah

2. Stratum retikulare

Terdiri dari jaringan ikat padat tak teratur, sabut kolagen kasar

Jarang ada kapiler

Tampak lebih padat

C. Subkutis / Hypodermis

Terdiri atas jaringan ikat longgar

3

Stratum basal

Stratum spinosum

Stratum granulosum

Stratum lucidum

Stratum korneum

Page 4: kista ateroma ateroma

Sering terisi jaringan lemak (panikulus adiposus)

ADNEKSA

1) Kelenjar keringat

Berbentuk tubulus sederhana atau bergelung, terbagi menjadi 2 bagian :

® Pars sekretoris

o penghasil keringat, terdapat di dermis atau hypodermis

o dilapisi epitel selapis kubis, di tepinya dilapisi myo-epitel

o berwarna pucat denagn lumen yang lebar

® Pars ekskretoris

o penyalur keringat, berbentuk tubulus dan berjalan agak spiral

o dilapisi 2 lapis sel kubis, tidak ada myo-epitel

o warna lebih gelap dengan lumen yang sempit

Berdasarkan sifatnya ada 2 jenis kelenjar keringat :

® Ekrin

Menembus epidermis dan bermuara langsung membentuk pori di

permukaan kulit. Banyak terdapat di telapak tangan dan kaki.

® Apokrin

Bermuara pada folikel rambut dan sekretnya bercampur dengan lemak,

memberikan bau yang khas. Banyak terdapat di axilla, regio pubica, areola

mammae, sekeliling anus, kelopak mata, MAE.

2) Kelenjar lemak

Bersifat holokrin, tediri atas alveolar sederhana / bercabang.

Pada membrana basalis terdapat sel-sel basal pipih, makin ke dalam sel makin

besar dan tetesan lemaknya makin banyak, kemudian mengalami kematian.

Pada leher kelenjar sel-sel hancur menjadi sebum (lemak, sisa sel, butir

kerato-hyalin, keratin)

Sekretnya disalurkan kedalam folikel rambut kecuali yang tidak punya folikel

rambut langsung di keluarkan lewat permukaan kulit. Dalam pengeluarannya

dibantu kontraksi muskulus arrector pilli.

4

Page 5: kista ateroma ateroma

Tidak terdapat di kulit telapak tangan dan kaki.

3) Rambut & folikel rambut

Rambut :

Terdiri atas batang rambut dan akar rambut, dibingkus oleh folikel rambut.

Lapisan rambut dari dalam keluar :

a. Medulla

b. Cortex

c. Kutikula

Penampang rambut mempengaruhi sifat rambut

Rambut lurus penampang melintang bundar

Rambut berombak penampang lonjong

Rambut keriting penampang elips

Folikel rambut :

Lapisan folikel rambut dari luar kedalam :

a. Selubung jaringan ikat

b. Selubung akar bagian luar (outer root sheath)

c. Selubung akar bagian dalam (inner root sheath)

terdiri atas 3 lapis dari luar kedalam lapisan henle, huxley, kutikula

Fisiologi Kulit

1. Fungsi Proteksi

Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis,

misalnya gesekan, tekanan, tarikan; gangguan kimiawi, misalnya zat-zat kimia

terutama yang bersifat iritan; gangguan panas; gangguan infeksi luar terutama

kuman/bakteri maupun jamur. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya

bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit, dan serabut-serabut jaringan penunjang

Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit terhadap pajanan sinar

matahari dengan mengadakan tanning. Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi

karena sifat stratum korneum yang impermeabel terhadap berbagai zat kimia

dan air. Di samping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang melindungi

kontak zat-zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit ini terbentuk dari

5

Page 6: kista ateroma ateroma

hasil ekskresi keringat dan sebum. Keasaman kulit menyebabkan pH kulit

berkisar pada 5 – 6,5 sehingga merupakan perlindungan kimiawi terhadap

infeksi bakteri maupun jamur.

2. Fungsi Absorbsi

Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan, dan benda padat;

tetapi mudah menyerap cairan yang mudah menguap dan yang larut lemak.

Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan kulit ikut

mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorbsi kulit

dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme, dan

jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel,

menembus sel-sel epidermis, atau melalui muara saluran kelenjar.

3. Fungsi Ekskresi

Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi bagi

tubuh atau sisa metabolisme berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia.

4. Fungsi Persepsi

Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.

Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis

dan subkutis. Terhadapa dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang

terletak di dermis. Badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan

terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di

epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di

epidermis. Saraf-saraf sensorik serabut tersebut lebih banyak jumlahnya di

daerah-daerah erotik.

5. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh (termoregulasi)

Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat dan

mengerutkan pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga

memugkinkan kulit mendapat nutruisi cukup baik. Tonus vaskular diperankan

oleh saraf simpatis (asetilkolin).

6. Fungsi Pembentukan Pigmen

Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan sel ini

berasal dari rigi saraf. Perbandingan jumlah sel basal : melanosit adalah 10:1.

6

Page 7: kista ateroma ateroma

Jumlah melanosit maupun besarnya butiran pigmen (melanosomes)

menentukan warna kulit ras maupun individu. Pajanan terhadap sinar matahari

mempengaruhi produksi melanososm. Pigmen disebar ke epidermis melalui

tangan-tangan dendrit; sedangkan ke lapisan kulit di bawahnya dibawa oleh

sel melanofag (melanofor). Warna kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh

pigmen kulit, melainkan juga oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb,

dan karoten.

7. Fungsi Keratinisasi

Lapisan epidermis dewasa mempunyai 3 jenis sel utama, yaitu: keratinosit,

sel Langerhans, dan melanosit. Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan

pembelahan, sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah

bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel menjadi semakin gepeng

dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti menghilang dan

keratinosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus-

menerus seumur hidup. Proses ini berlangsung normal selama kira-kira 14-21

hari dan memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis

fisiologik

8. Fungsi Pembentukan Vitamin D

Fungsi ini dimungkinkan dengan mengubah 7 hidroksi kolsterol dengan

bantuan sinar matahari. Namun kebutuhan tubuh akan vitamin D tidak cukup

hanya dari hal tersebut sehingga vitamin D eksogen masih tetap diperlukan.

Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya

pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit.

KISTA ATEROMA (KISTA SEBASEA)

Kista sebasea ditemukan di daerah yang mengandung kelenjar sebasea.

Kadang terdapat multipel dalam berbagai ukuran seperti yang ditemukan di kepala

atau di skrotum. Kista ini tidak pernah dijumpai di telapak tangan ataupun kaki.

Produk kelenjar sebasea, yaitu sebum, tertimbun membentuk tumor yang kurang

lebih bulat, berbatas tegas, berdinding tipis, bebas dari dasar, tetapi melekat pada

dermis di atasnya. Daerah muara yang tersumbat merupakan tanda khas yang

7

Page 8: kista ateroma ateroma

disebut pungta. Isi kista adalah bubur eksudat warna putih abu-abu yang berbau

asam. Patut diingat bahwa bila sebagian dinding kista tertinggal pada eksisi, kista

akan kambuh. Bila kista menjadi abses karena infeksi sekunder, dilakukan insisi

dan drainase.

Benjolan berupa kista retensi akibat sumbatan saluran keluar kelenjar

sebaceus (lemak) yang terlihat sebagai titik berwarna biru atau hitam (puncta).

Benjolan lepas dari dasarnya dan melekat pada kulit di tempat puncta (komedo).

Benjolan berisi lemak kuning-putih. Sering didapatkan pada daerah muka,

belakang telinga, dan seluruh tubuh. Bila terjadi infeksi sekunder dapat terjadi

abses. Terapi bila terjadi abses adalah insisi dan pengerokan / ekskohleasi (seluruh

simpai dikeluarkan). Bila masih utuh dilakukan ekstirpasi in toto

Kista ini mengandung campuran sebum dan protein kulit, terlihat putih

dengan material semi solid. Kista sebasea adalah suatu kantung tertutup dibawah

permukaan kulit yang memiliki batas terluar (infundibulum) adalah folikel

rambut. Sebum diproduksi oleh kelenjar sebasea dari epidermis. Kista sebasea ini

sering disetarakan dengan kista epidermoid. Kista-kista ini dibedakan berdasarkan

asal jaringannya, yakni kista sebasea yang berasal dari kelenjar sebasea, kista

epidermoid berasal dari epidermis, dan kista pilar berasal dari folikel rambut.

Manifestasi Klinis

8

Page 9: kista ateroma ateroma

Kista sebasea tampak sebagai benjolan kecil, biasa tumbuh membesar

perlahan di wajah, kulit kepala, punggung, telinga, dan lengan atas, meskipun

kista ini dapat tumbuh di mana pun kecuali telapak tangan dan telapak kaki.

Pada laki-laki, predileksi lokasi tersering adalah pada skrotum dan dada.

Kista ini lebih sering ditemukan pada tempat-tempat berambut, yang mana pada

jangka panjang dapat menyebabkan kerontokan rambut di atas kista tersebut

berada. Pada palpasi teraba halus dengan ukuran bervariasi, dan umumnya

bentuknya bundar. Pada wanita benjolan kecil dapat ditemukan di genitalia,

payudara, abdomen, wajah, leher, atau di mana saja. Infeksi dapat terjadi dengan

manifestasi:

1. Kemerahan

2. Tenderness

3. Teraba hangat pada massa dan daerah sekitarnya

4. Terdapat material berwarna keabu-abuan, seperti keju, dan berbau busuk

yang berasal dari benjolan

Nodul ini teraba padat tetapi dapat digerakkan dan jarang nyeri, kecuali

telah terinfeksi. Bila terjadi infeksi, daerah bejolan akan berwarna kemerahan dan

bengkak, serta sangat sensitif terhadap sentuhan. Kista sebasea adalah tumor

jinak, tapi dapat menjadi proses kronis dengan melibatkan infeksi sehingga dapat

terbentuk abses. Secara umum massa ini terdiri atas:

1. Jaringan fibrosa dan cairan.

9

Page 10: kista ateroma ateroma

2. Sustansi lemak atau keratin, yang terdiri atas struktur protein fibrosa, yang

membentuk kumpulan keju, mungkin dapat disebut kista keratin

3. Isi kista ini semacam cairan kental, serosanguinis, mengandung cairan

purulen dan materi darah.

Etiologipatofisiologi

Terjadi proliferasi dari sel-sel epidermis. Sel epidermis membentuk dinding

dari kista dan menyekresikan keratin protein ke dalam kantung. Keratin ini

10

Page 11: kista ateroma ateroma

berwarna kuning yang kadang keluar dari kista. Beberapa faktor yang dapat

menyebabkan proliferasi abnormal sel:

1. Kerusakan folikel rambut. Tiap rambut ini tumbuh dari folikel rambut,

yakni kantung kecil dari modifikasi kulit dermis. Folikel ini rusak akibat

luka seperti abrasi maupun luka operasi sehingga dapat tertutup oleh sel-

sel permukaan.

2. Rupturnya kelenjar sebasea. Kelenjar sebasea yang terletak di atas folikel

rambut ini menyekresi sebum, yang berfungsi sebagai lubrikan kulit dan

melindungi tangkai rambut. Kelenjar ini mudah ruptur pada kondisi

inflamasi kulit, terutama, acne.

3. Tersumbatnya kelenjar sebasea, bengkaknya folikel rambut, dan produksi

testorteron yang berlebihan

4. Trauma kulit dapat menginduksi terbentuknya kista

5. Kista ini dapat terbentuk akibat dermatobia hominis, sejenis lalat. Lalat ini

dapat menginduksi terbentuknya kista sebasea melalui telurnya yang

divektori oleh nyamuk.

Faktor Risiko

Usia, dapat terjadi pada semua usia, tapi tersering usia 30-40 tahun

Pria = 2x wanita

Riwayat jerawat

Luka pada kulit

Diagnosis

Anamnesis dan pemeriksaan fisik

11

Page 12: kista ateroma ateroma

Diagnosis Banding kista di Kulit dan Ganglion

Kista ateroma Kista dermoid Kista epidermoid

Ganglion

Struktur asal Kelenjar sebasea Ectoderm Epitel epidermis

Synovia

Titik puncak Pungta - Parut bebas bau

-

Kulit di puncak

Tipis Biasa Biasa Biasa

Dinding kista Rapuh Liat Tebal, tidak terlalu rapuh

Tidak terlalu tipis, liat

Isi Sebum, berbau asam

Minyak, campur bahan berwarna

putih

Keratin putih, tidak berbau

Cairan jernih, kental

Bebas dari dasar

Ya Tidak Tidak Tidak

Terapi

Tidak memerlukan terapi medikamentosa. Kista sebasea ini dapat regresi

spontan. Apabila tumbuh membesar dan mengganggu dapat dilakukan ekstirpasi

kista. Apabila terjadi inflamasi pada kista dapat diinjeksikan steroid intra lesi dan

antibiotik. Beberapa teknik operasi yang dapat digunakan untuk terapi kista

sebasea antara lain:

1. Traditional wide excision atau total insisi. Teknik ini membuang seluruh

kista, mencegah rekurensi, namun meninggalkan bekas luka yang paling

besar.

2. Eksisi minimal. Teknik ini membuang semua kista dengan luka minimal.

Teknik ini yang lebih disukai. Palpasi kista dan lingkari area tersebut

untuk mengonfirmasi pungta dan lokasi kista. Gambar suatu elips yang

mengelilingi pungta melalui kista dengan skin marker. Arah garis

longitudinal dari elips tersebut harus sesuai dengan arah lipatan kulit.

Suntikkan anestesi lokal infiltrasi. Bersihkan dengan larutan anti septic.

Tutuplah kulit di sekitar daerah kista dengan doek steril. Insisi kulit hingga

jaringan subkutan menggunakan skalpel. Lalu, dengan menggunakan

gunting diseksi bengkok dan lurus, identifikasi bidang antara kista dan

jaringan subkutan yang mengelilinginya. Saat bidang ini telah

12

Page 13: kista ateroma ateroma

teridentifikasi, pisahkan 25% bagian superficial dari lingkaran kista

dengan gunting diseksi tumpul. Lalu, lakukan penekanan dengan jari

tangan. Secara perlahan, angkatlah kulit yang telah diinsisi dan jepit kista

dengan forceps dan pisahkan ujung dalam kista dari jaringan sisanya

dengan menggunakan gunting. Pastikan keadaan hemostasis dan tutup

kulit dengan dengan benang non absorbable, misalnya ethilon 6,0, dan

jahitan interrupted. Bersihkan luka dengan larutan saline dan keringkan.

Berikan steristrips dan skin coloured tape.

13

Gambar 2.1. Penampang Kista Gambar 2.2. Gambar Suatu Elips Gambar 2.3. Pemberian Anestesi dan Doek Steril

Gambar 2.4. Insisi Kulit Gambar 2.5. Proses Identifikasi KistaGambar 2.6. Proses Pengeluaran

Kista Dengan Jari Tahap I

Gambar 2.7. Proses Pengeluaran Kista Dengan Jari Tahap II

Gambar 2.5. Proses Pengangkatan Kista

Gambar 2.5. Proses Penjahitan Kista

Page 14: kista ateroma ateroma

3. Punch biopsy excision, hampir mirip dengan eksisi minimal. Dilakukan

eksisi elips luas dari kista sebasea. Teknik ini lebih membutuhkan waktu

yang lebih sedikit dan menawarkan hasil kosmetik yang lebih baik.

4. Laser. Untuk meminimalkan luka, dapat digunakan laser karbon dioksida

untuk menghilangkan kista.

Komplikasi

Kista sebasea ini dapat terinfeksi, ruptur, dan terbentuk abses, namun

jarang terjadi malignansi. Tapi ada beberapa kasus yang dapat berkembang

menjadi karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa.

Cock’s peculiar tumour adalah komplikasi kista sebasea akibat infeksi dan

terjadi ulserasi, yang mudah ditemukan pada kulit kepala dan sulit dibedakan

dengan keganasan.

14

Page 15: kista ateroma ateroma

DAFTAR PUSTAKA

Sjamsuhidajat. Buku Ajar Ilmu Bedah edisi 2. Jakarta: EGC. 2004.

Djuanda. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Ke-6. Jakarta: Badan Penerbit

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2011.

Pandya KA & Radke F. 2009. Benign Skin Lessions: Lipomas, Epidermal

Inclusion Cysts, Muscle and Nerve Biopsies. Surg Clin N Am 89: 677-687.

Sinha P, Lingegowda JB, & Selvi RT. 2012. Malignant Transformation in

Sebaceous Cyst- a Case Report. International Journal of Medical and Health

Sciences vol I (2): 63-65.

Lattimer CR, Wilson NM, Lagattolla NRF. 2002. Key Topics in General Surgery

2nd Edition. BIOS Scientific Publisher Limited.

15