KESETARAAN GENDER DI INDONESIA (STUDI KIPRAH …
Transcript of KESETARAAN GENDER DI INDONESIA (STUDI KIPRAH …
1
KESETARAAN GENDER DI INDONESIA
(STUDI KIPRAH MEGAWATI, NAJWA SHIHAB DAN SITI BAROROH)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Aqidah dan Filsafat Islam
Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama
Oleh:
ROBI SUGARA
Nim. UA 131164
PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2020
2
4
5
MOTTO
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal. (Q.S. Al-Hujurat:13).1
1Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan terjemahannya. Jakarta Depag Republik Indonesia 2008.
6
P E R S E M B A H A N”
Assalamua’alaikum, Wr. WB
Sujud syukur ku persembahkan pada Allah SWT yang maha kuasa, berkat dan
rahamat detak jantung, denyut nadi, nafas dan putaran roda kehidupan yang
diberikan-Nya hinga saat ini saya dapat mempersembahkan skripsi ku pada orang-
orang tersayang, Bapak/ Ibu/ Kakak/ Adik/ dan Keluarga besarku semuanya yang
tidak pernah lelah memahamiku dengan penuh pengertian dan kasih sayang, serta
memberi dukungan, perjuangan, motivasi dan pengorbanan tenaganya. Sekali lagi
terima kasih karena engkau yang selalu memberikan dukungan, semangat dan
selalu mengisi hari-hariku dengan canda tawa dan kasih sayangnya. Sejalanjutnya
terima kasihku sampaikan melalaui tulis ini kepada dosenku yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan untuk meraih masa depan yang lebih baik
Insyallah. Dalam tulisan ini juga aku sampaikan terima kasih kepada sahabat dan
teman seperjuanganku yang selalu memberi semangat dan dukungan serta canda
tawa yang sangat mengesankan selama masa perkuliahan, susah senang dirasakan
bersama dan sahabat-sahabat seperjuanganku yang lain yang tidak bisa disebutkan
satu-persatu. Terima kasih buat kalian semua.
Wassalamua’alaikum, Wr. WB
S E K I A N
6
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad Saw,
para sahabat, keluarga dan seluruh pengikutnya.
Setelah melalui proses panjang, akhirnya skripsi yang berjudul
“KESETARAAN GENDER, KIPRAH POLITIK, JURNALISME DAN
PENDIDIKAN WANITA INDONESIA” dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi
ini adalah dalam rangka menyelesaikan tugas akhir yang menjadi salah satu
syarat pada Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Studi
Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi guna memperoleh gelar Sarjana
Strata Satu dalam Prodi Aqidah dan Filsafat Islam.
Dalam penyusunan tulisan ini tentu banyak pihak-pihak yang terlibat baik
langsung maupun tidak langsung sehingga terselesaikannya skripsi ini, karena
tanpa bantuan dan kerjasama, mustahil skripsi ini akan dapat terselesaikan .
Maka penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
kepada:
1. Bapak Drs. Juanidi, M.Pd.I dan Ibu Nurbaiti, S.Ag., M.Fil.I Selaku
Pembimbing I dan selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan dan motivasi serta kemudahan dalam menyusun skripsi
2. Ibu Nilyati, S.Ag., M. Fil.I, dan Ibu Nurhasanah, S,Ag., M. Hum. Selaku
Ketua dan Sekretaris Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam.
3. Bapak Dr. Dr. Abdul Halim, S.Ag., M.Ag. selaku Dekan Fakultas
Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Bapak Dr. Masyan, M.Th.I., Bapak......................., dan Bapak Dr. Ied Al-
Munir, S.Ag., M.Fil.I. Selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kelambagaan, selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Perencanaan
dan selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas
Ushuluddin.
5. Bapak Prof. Dr. H. Su'aidi, MA, Ph.D. selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Dr. Rafiqah Ferawati, ME., Dr. Asad Isma, M.Pd.I, dan Dr. Bahrul
Ulum, M.Ag. Selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan,
selaku Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Perencanaan dan selaku
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjsama Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
7. Seluruh dosen Prodi Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, serta
khususnya dosen Aqidah dan Filsafat Islam yang telah banyak
memberikan ilmunya dengan penuh kesabaran. Serta seluruh staf Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama.
8. Bapak/ Ibu Kepala Bagian Tata Usaha dan Subagian Tata Usaha Fakultas
Ushuluddin Ushuluddin dan Studi Agama
9. Kepala Perpustakaan dan staf Perpustakaan Fakultas Ushuluddin
Ushuluddin dan Studi Agama
10. Teman-teman AFI beserta rekan-rekan diorganisasi Mitra Ummah, BEM-J
6
AFI, yang telah memberikan arti persahabatan yang indah beserta
pengalaman-pengalaman yangberharga.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan dalam skripsi ini, yang turut
membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Penyusun menyadari bahwa kekeliruan akan sangat mungkin terjadi dalam
penulisan karya ilmiah ini, karenanya kritik dan saran konstruktif amat
diperlukan dari pembaca. Selebihnya, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.
Akhirnya, kepada Allah SWT kita kembalikan kesadaran penuh, mengharap
keridhaan-Nya, semoga kita senantiasa mendapat hidayah-Nya. amin.
Jambi, 17 Desember 2020
Penyusun.
Robi Sugara
Nim. UA131164
6
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh data BPS tahun 2017 yang mengatakan
bahwa jumlah perempuan di Indonesia mencapai 131, 58 juta jiwa. Ini
menunjukkan peran perempuan juga penting dipertimbangkan dalam kehidupan
bermasyarakat. Sehingga ada tuntutan persamaan hak laki-laki dan perempuan,
yang sebenarnya sudah dimulai sejak lama yang disebutkan dengan gerakan
Feminisme. Feminisme sebagai usaha perempuan untuk memperbaiki kondisi
perempuan secara umum. Sehingga dengannya gerakan tersebut banyak
perempuan merasa terwakili haknya untuk membangun kesetaraan antara laki-laki
dan perempuan dalam segala bidang. Di Indonesia saat ini terlihat sudah banyak
perempuan terjun kedalam dunia politik, jurnalis dan pendidikan, bahkan ada
beberapa perempuan menjadi orang sangat berpengaruh di Republik ini.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yang hanya untuk
mendiskripsikan fenomena kesetaraan gender dan kiprah perempuan dalam
berbagai bidang. Kemudian adapun teknik pengumpulan data adalah dokumentasi
data primer dan data sekunder, dengan menerapkan teknik analisis data, yaitu
content analisis data. Hasil penelitian secara umum bahwa secara realitas
perempuan mampu mengembangkan kemampuan baik dalam bidang politik,
jurnalis dan pendidikan. karena ini sudah dibuktikan oleh Megawati
Soekarnoputri, Najwa Shihan dan Siti Baroro Baried. Seperti Megawati
Soekarnoputri saat ini adalah perempuan yang paling berpengaruh dalam
perpolitikan Indonesia, kemudian Najwa Shihab selama menjadi jurnalis, ia sudah
mewawancari 56 tokoh Nasional dan Internasional, termasuk didalamnya Kofi
Annan sekretaris jendral Peserikatan Bangsa-Bangsa, Mahathir Mohamad Perdana
Menteri Malaysia, dan Presiden Indonesia ke-3, ke-5, ke-6, ke-7. Ini menunjukkan
bahwa kualitas jurnalis Najwa Shihah sudah diakui Nasional dan Internasional.
Selajutnya dalam dunia pendidikan nama Siti Baroroh Baried tidak asing lagi bagi
dunia akademis, karena ia tercatat dalam sejarah sebagai perempuan pertama yang
menjadi guru besar (Professor) di Indonesia. Tentulah perannya dalam
mengembangkan pendidikan tidak perlu diragukan lagi.
Keywords: Gender, Politik, Jurnalis, Pendidikan, Kiprah, Perempuan.
6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i SURAT PERNYATAAN ................................................................................ ii NOTA DINAS ............................................................................................. iii PENGESAHAN ........................................................................................... iv MOTTO..................................................................................................... v PERSEMBAHAN......................................................................................... vi ABSTRAK ............................................................................................... vii KATA PENGANTAR .............................................................................. viii DAFTAR ISI................................................................................................ix PEDOMAN TRANSLITERASI........................................................................ x
BAB I : PENDAHULUAN .........................................................................
A. Latar Belakang ................................................................................. 01 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 07
C. Batasan Masalah .............................................................................. 07
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 07
E. Tijauan Pustaka ................................................................................ 08
D. Metode Penelitian ............................................................................ 12
F. Sitematikan Penulisan ..................................................................... 16
BAB II : BIOGRAFI TOKOH PEREMPUAN ...........................................
Megawati Soekarno Putri
A. Masa Kecil ....................................................................................... 17 B. Pendidikan........................................................................................ 18
C. Karir ................................................................................................. 20
Najwa Shihab
A. Masa Kecil ....................................................................................... 25 B. Karir ................................................................................................. 25
D. Penghargaan ...................................................................................... 27
Siti Baroroh Baried
A. Masa Kecil ....................................................................................... 29 B. Pendidikan........................................................................................ 31
C. Aktivitas dan Karir ........................................................................... 32
D. Karya-Karya ..................................................................................... 32
BAB III : GERAKAN KESETARAAN GENDER .....................................
A. Feminisme Dunia Barat ................................................................... 34
6
B. Feminisme Dunia Islam ................................................................... 37
C. Feminisme Indonesia ....................................................................... 40
BAB IV : TEMUAN DAN KIPRAH POLITIK, JURNALISME DAN
PENDIDIKAN PEREMPUAN INDONESIA............................
A. Kipra Politik Megawati Soekarno Putri ........................................... 45
B. Kiprah Jurnalisme Najwa Shibab .................................................... 50
C. Kiprah Pendidikan Siti Baroroh Baried ........................................... 56
D. Implikasi Kiprah Tiga Tokoh Perempuan dalam politik,
jurnalis dan Pendidikan. ................................................................... 60
Bab V : PENUTUP .....................................................................................
A. Kesimpulan ...................................................................................... 66 B. Rekomendari .................................................................................... 67
C. Saran ................................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Diakui atau tidak Tuhan telah menciptakan manusia di muka bumi ini,
terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dalam kehidupan sehari-hari kedua jenis
ini mempunyai persamaan juga perbedaan satu sama lainnya secara kodrati.
Letak persamaan yang dimaksud disini adalah sama-sama sebagai makhluk
yang diberi potensi akal yang sama oleh Tuhan. Selain dari potensi akal yang
dimiliki, tetapi juga kesempurnaan fisik yang dimiliki manusia pun sangat
berbeda dengan makhluk yang lain. Sehingga kedua potensi yang miliki antara
perempuan dan laki-laki pun juga sama.
Letak perbedaanya antara laki-laki dan perempuan hanya terdapat secara
kodrat dan naluri yang mereka miliki satu sama lainnya, adapun perbedaannya
bisa dilihat dari sisi biologis manusia, dimana laki-laki mempunyai fisik dan
psikis lebih kuat dibandingkan dengan perempuan. Begitu juga perempuan
mempunyai kodrat yang berbeda dengan laki-laki misalnya dalam hal
reproduksi, naluri keibuan yang tidak dimiliki oleh laki-laki. Berangkat dari
perbedaan tersebut di atas, baik perbedaan secara biologis hingga perbedaan
sisi-sisi yang lainnya, sehingga memunculkan tuntutan dari perempuan untuk
membangun persamaan haknya dengan laki-laki dalam segala bidang selain
dari sifat kodratinya yang sudah ada secara sunahtullah.
Indonesia sebagai Negara yang memiliki penduduk perempuan lebih
banyak dibanding laki-laki, sikap feminisme pun menjadi penting untuk
dibicarakan, karena menurut Badan Pusat Statistik Nasional bahwa jumlah
penduduk Indonesia pada Tahun 2017 adalah sekitar 261, 89 juta jiwa. Terdiri
dari laki-laki sebanyak 130,31 juta jiwa, sedangkan perempuan 131, 58 juta
jiwa.2 Argumen di atas, bisa menjadi dasar tuntutan persamaan hak laki-laki
2 Gaib Hakiki, Asnita Ulfa, Perempuan dan Laki-laki di Indonesia 2017. BPS, Jakarta
Indonesia ISSN: 2476-9150, h. 7
2
dan perempuan, yang sebenarnya sudah dimulai sejak lama yang disebutkan
dengan gerakan Feminisme.
Menurut Jenainati dan Groves, mengatakan feminisme merupakan
perjuangan untuk mengakhiri penindasan terhadap perempuan.3 Kemudian
sejalan dengan pandangan di atas. Menurut Ross, feminisme sebagai semua
usaha yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi perempuan.4 Sehingga
dengan gerakan feminisme tersebut banyak perempuan merasa terwakili
haknya untuk membangun kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam
segala bidang. Sehingga setelah kesetaraan antara laki-laki dan perempuan
tersebut mulai didengar. Kemudian gerakan feminisme harus membuktikan
bahwa ia bisa dan dapat beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan sesuai
dengan tuntuan jaman yang dihadapinya (modern).
Kemudian menurut Gina Sonia dalam tulisan yang berjudul “Peluang dan
tantangan wanita Muslim dalam menghadapi era Globalisasi”, ia mengatakan,
gerakan feminisme di Indonesia lahir dipengaruhi oleh berbagai kondisi historis
sejarah perjuangan bangsa, program pembangunan nasional, globalisasi serta
reformasi serta kehidupan religius masyarakat. Will Durant dalam bukunya
“The Pleasure of Philosophy” mengemukakan bahwa peristiwa yang akan
menonjol di awal era glonbalisasi pada tahun 2000 adalah terjadinya perubahan
status wanita.5
Sedangkan Istilah “feminisme” dikenal di dunia Islam kira-kira sudah
sejak awal abad ke-20, misalnya lewat pemikiran-pemikiran Aisyah
Taymuniah (penulis dan penyair Mesir), Zainab Fawwaz (eseis Libanon),
Rokeya Sakhawat Hosein, Nazzar Sajjad Haydar dan Ruete (Zanzibar), Taj
Sultanah (Iran), Huda Sya’rawi, Malak Hifni Nasir dan Nabawiyah Musa
(Mesir), Fatma Aliye (Turki). Semua mereka ini dikenal sebagai perintis-
perintis besar dalam menumbuhkan kesadaran atas persoalan-persoalan sensitif
3Ni Komang Arie Suwastini,Perkembangan Feminisme Barat dariAbad Kedelapan Belas Hingga Postfeminisme: Sebuah Tinjauan Teoretis. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 2, No. 1, April 2013. ISSN: 2303-2898, 199.
4Ibid, 199 5Sri Hidayati Djoeffan, Gerakan Feminisme Di Indonesia: Tantangan Dan Strategi
Mendatang. Jurnal Mimbar No. 3 Th.XVII Juli-September 2001, 285.
3
gender, termasuk dalam melawan kebudayaan dan ideologi masyarakat yang
memarginalkan perempuan.6 Menurut mereka bahwa yang dimaksudkan
dengan keadilan antara laki-laki dan perempuan adalah kesetaraan hak dan
kewajiban diantara mereka.7 Masih menurutnya sehingga laki-laki dan
perempuan tidaklah berbeda kecuali dari sisi biologis saja, dimana perempuan
bisa mengalami menstruasi, mengandung, melahirkan dan menyusui,
sementara laki-laki tidak. Inilah yang disebut dengan kodrat perempuan, yang
berbeda dengan kodrat laki-laki. Oleh karena itu menurut Mansour Fakih,
Selebihnya, perbedan-perbedaan lain yang terjadi pada laki-laki dan
perempuan hanya terjadi akibat konstruk sosio-kultural saja.8
Gerakan feminisme di Indonesia sangat erat kaitanya dalam dunia
pendidikan, politik yang dijadikan oleh perempuan sebagai wadah untuk
memperjuangkan kesetaraan hak perempuan serta membuktikan
kemampuannya dalam dunia pendidikan dan politik. Menurut Muhammad
Nizar, pada masa perjuangan, sejumlah pahlawan perempuan seperti Raden
Ayu Ageng Serang, Cut Nyak Dien yang tetap tegar memimpin perlawanan
mengusir penjajah, begitu pula dengan Cut Meutia yang memimpin laki-laki
dalam peperangan di aceh. Mereka ikut andil dalam mengatur strategi dan
taktik sekaligus ikut mengangkat senjata dalam berbagai peperangan.
Kemudian RA. Kartini sebagai pelopor emansipasi wanita dalam dunia
pendidikan. Pendidikan bukan hanya di tujukan pada kaum laki-laki tetapi
pendidikan bagi kaum wanita juga perlu di perhatikan. Selajutnya Rohana
Koedoes adik Sultan Sahrir. Ia mendirikan sekolah Kerajinan Perempuan pada
tahun 1911. Sekolah tersebut di rancang untuk memberikan pengetahuan
keagamaan,termasuk baca tulis arab dan ketrampilan, agar perempuan mandiri
secara ekonomi.Dalam waktu yang bersamaan di Jawa dipelopori oleh Siti
Soendari, Dewi Sartika dan Nyai Ahmad Dahlanyang juga berkecimpung di
6Budhy Munawar-Rachman, “Islam dan Feminisme: Dari Sentralisme kepada Kesetaraan” dalam Mansour Fakih dkk., Membincang Feminisme, (Surabaya: Risalah Gusti, 1995), h. 181
7Amina Wadud-Muhsin, Wanita di dalam al-Qur;an, terj.Yaziar Radianti, (Bandung:
Pustaka, 1994), 91. 8Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
3
1996, 9.
4
dunia pendidikan dan Sosial Keagamaan.9 Perjuangan dan gerakan perempuan-
perempuan indonesia tersebut diperkuatkan dengan digelarkannya Kongres
Perempuan Indonesia yang secara nasional pertama kali diadakan pada tahun
1928 di Kota Yogyakarta yang selanjutnya dikenal sebagai Hari Ibu tanggal 22
Desember tiap tahun diperingati.10
Argumentasi di atas tanpak bahwa sejak jaman penjajahan peran
perempuan Indonesia sudah diperlihatkan dalam berbagai bidang. Bahkan
sampai era demokrasi ini peran perempuan lebih intensif lagi, sehingga
perempuan tampil untuk mengembangkan potensi dirinya dalam berbagai
peran dan bidang seperti, politik, ekonomi, budaya, pendidikan dll. Sehingga di
Indonesia perempuan tidak saja membangkitkan semangat dalam membela
kaum perempuan saja, melainkan juga membela dan memikirkan nasib
masyarakat banyak dan rakyat kecil. Bahkan sampai pada pemilu seretak tahun
2019 ini, bahwa setiap partai politik harus memenuhi keterwakilan perempuan
didalamnya sebagai calon legislatif. Hal ini menurujuk dan sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik. dan Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang di dalamnya juga
mengatur pemilu tahun 2009.
Kedua undang-undang di atas memberikan wadah dan tempat bagi
perempuan untuk mengembakan potensinya, karena setiap organisasi partai
politik secara Nasional supaya untuk memuat kebijakan yang mengharuskan
partai politik menyertakan keterwakilan perempuan minimal 30% dalam
pendirian maupun dalam kepengurusan di tingkat pusat. Kemudian
diperkuatkan lagi bahwa partai politik baru dapat mengikuti pemilu setelah
memenuhi persyaratan menyertakan sekurang-kurangnya 30% keterwakilan
perempuan. Selanjutnya dipertegaskan pula oleh Pasal 55 ayat 2 Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD,
2019.
9http://nizaryudharta.blogspot.com/2013/12/feminisme-di-indonesia.html, di akses 23 Juni
10Suratmin, dkk, “Aisyiyah dan Sejarah Pergerakan Perempuan Indonesia (Sebuah Tinjauan
Awal)” / website dpad yogyakarta 2014
5
mengatur bahwa setiap 3 bakal calon terdapat sekurang-kurangnya satu orang
perempuan.11
Uraian di atas terlihat bahwa Negara telah memberikan ruang kepada
perempuan dalam mengembangkan potensi diri yang dimilikinya dan serta ikut
berpartisipasi dalam membangun Republik ini. Jadi kesempatan peran
perempuan dalam mebangun bangsa ini didominasikan pada keterwakilannya
perempuan dalam bidang legeslatif dan eksekutif. Kedua bidang inilah bisa
menjadi wadah bagi perempuan untuk bisa menyampaikan ide-ide dan
pemikirannya untuk kemaslahatan rakayat Indonesia, terutama dalam
membangun semangat perempuan untuk ikut berpartisipasi dalam bidang
politik, pendidikan, ekonomi, budaya, dll. Kemudian tuntutan kaum perempuan
tidak saja dalam bidang politik, ekonomi, budaya, pendidikan. Tetapi juga
sampai memperjuangkan kesetaraannya dalam keluarga yang kecil sekalipun
yang terutama berawal dari hak dan kewajiban antara suami-istri.
Berdasarkan penjelasan di atas, sebenarnya secara ligitimasi gerakan
kaum peremuan atau feminisme di Indonesia telah mendapatkan ruang untuk
mengembangkan potensi dirinya baik dalam politik, ekonomi, budaya,
pendidikan dll. Tetapi yang menjadi pertanyaan apakah implementasi undang-
undang di atas sudah berjalan atau diterapkan dalam kehidupan perempuan-
perempuan di Indonesia. bertolak dari pertanyaan dan persoalan kiprah gerak
feminisme di dunia politik dalam penjelasan latar belakang masalah di atas,
maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian tentang beberapa
tokoh perempuan serta perannya, baik dalam politik, jurnalis maupun
pendidikan. Salah satu perempuan yang sangat berpengaruh dalam dunia
politik adalah Megawati Soekarno Putri, karena dari banyaknya partai politik di
Indonesia tidak ada satupun yang dipimpunan oleh perempuan kecuali PDIP.
Selajutnya pigur yang selalu menarik untuk dibicarakan dalam dunia jurnalis
tanah air adalah Najwa Shihab yang menjadi salah satu jurnalis perempuan
terbaik di Indonesia. Menurut Ratna Juwitasari Emha, mengatakan
11Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008/
http://eprints.uny.ac.id/22291/11/UU%20No.%202%20Tahun%202008.pdf. Diakases 06 Juli 2019
6
Strategi yang digunakan Najwa Shihab ketika melakukan wawancara dengan
narasumber menggunakan strategi bertutur secara langsung dan tanpa basa-basi
yaitu strategy on record without redressive action, baldly.12 Membawa ia
menjadi jurnalis terbaik di Indonesia. Kemudian pigur perempuan dalam dunia
pendidikan Indonesia yang tidak kalah menarik selajutnya adalah Siti Baroroh
Baried. Menurut Raditya, Siti Baroroh Baried sebagai Profesor Perempuan
Pertama yang berhasil mendobrak stigma bahwa perempuan tidak bisa
menguasai dunia akademis.13
Atas dasar uraian latar belakang di atas, peneliti sangat tertarik untuk
melihat secara komprehensif dan mendalam terhadap kiprah tokoh perempuan
tersebut dibidangnya masing-masing. Sehinga peneliti merumuskan sebuah
judul penelitian untuk menjawab dan mengali terhadap persoalan di atas.
Adapun judul penelitian atau karya ilmiah yang akan dilakukan adalah
“Kesetaraan Gender, Kiprah Politik, Jurnalisme dan Pendidikan Wanita
Indonesia”.
B. Rumusan Masalah
Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa persoalan utama adalah
bagaimana Kesetaraan Gender, Kiprah Politik, Jurnalisme dan Pendidikan
Wanita Indonesia. Berdasarkan sebuah pertanyaan pokok masalah di atas,
peneliti perlu kiranya untuk membuat rincian dalam bentuk pentayaan-
pertanyaan yang lebih spesifik dalam menjawab pokok masalah diantaranya
adalah:
1. Bagaimana sejarah munculnya gerakan kaum perempuan dalam dunia
politik, jurnalisme dan pendidikan di Indonesia?
2. Bagaimana kiprah Megawati Soekarno Putri, Najwa Shibab dan Siti
Baroroh Baried dalam dunia politik, jurnalis dan pendidikan di Indonesia?
12Ratna Juwitasari Emha, Strategi Kesantunan Najwa Shihab Sebagai Pemandu Acara Dalam Mata Najwa. Artikel Proceeding, 2018, 13.
13Nibros Hassani, Perempuan-perempuan Muhammadiyah Dalam Media Massa Pada
Agenda Adab Dua Muhammadiyah (Kajian Semiotik). Jurnal, ISBN: 978-602-361-188-1., 2018.
171.
7
3. Apa implikasi kiprah Megawati Soekarno Putri, Najwa Shibab dan Siti
Baroroh Baried dalam dunia politik, jurnalis dan pendidikan di Indonesia?
C. Batasan Masalah
Supaya penelitian ini lebih terarah dan tidak menimbulkan kerancuan
dalam menguraikan tentang kiprah perempuan di Indonesia. Maka perlu
kiranya penulis membuat sebuah batasan masalah, sebagai salah satu upaya
untuk lebih memfocuskan penelitian ini. Dalam penelitian ini hanya
berbicara tentang kipra Megawati Soekarno Putri, Najwa Shibab dan Siti
Baroroh Baried dalam dunia politik, jurnalis dan pendidikan di Indonesia.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Dari pertanyaan rumusan dan batasan malasah yang ada diatas dalam
penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah munculnya gerakan kaum perempuan dalam
dunia politik, jurnalisme dan pendidikan di Indonesia.
2. Untuk mengetahu kiprah Megawati Soekarno Putri, Najwa Shibab dan Siti
Baroroh Baried dalam dunia politik, jurnalis dan pendidikan di Indonesia.
3. Untuk mengetahui implikasi kiprah Megawati Soekarno Putri, Najwa
Shibab dan Siti Baroroh Baried dalam dunia politik, jurnalis dan
pendidikan di Indonesia.
Selain dari tujuan-tujuan diatas penelitian ini juga mengharapkan supaya
dapat digunakan oleh yang membutuhkan dalam membangun teori-teori
tentang kesetaraan dan keselarasan feminisme. Kemudian peneliti juga
berkeinginan supaya penelitian yang dibuat ini juga bisa dimaafkan oleh
masyarakat secara praktis, antara lain yaitu.
1. Memberikan sumbangan yang berharga dalam memperkayakan khazanah
keilmuan secara teoritis tentang gerakan perempuan dalam dunia politik,
jurnalis dan pendidikan.
8
2. Mengeducasi pemikiran kaum perempuan dan masyarakat umum bahwa
perempuan juga mampu bersaing dengan kaum laki-laki, baik dalam
bidang politik, jurnalis dan pendidikan.
3. Memberikan konstribusi secara keilmuan penulis sebagai mahasiswa
jurusan Aqidah Filsafat terhadap kampus yang tercinta Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang tengah mengembangkan
paradigma keilmuan yang berwawasan global dan nilai-nilai
interpreunership.
E. Tinjauan Pustaka
Penulis telah melakukan penelaahan pustaka terhadap literature berupa
buku, jurnal, artikel, makalah dan hasil penelitian di Perpustakaan Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama, Perpustakaan UIN STS Jambi, Perpustakaan
Kota Jambi dan Perpustakaan Arsip Daerah Provinsi Jambi dan Brosing
Internet . Dari penelaahan tersebut, tentu banyak peneliti menjumpakaibuku,
jurnal, artikel, makalah dan hasil penelitian tentang kajian-kajian feminism dari
berbagai sudut pandang. Dibawah ini peneliti uraikan tentang hasil penelaahan
pustaka yang dilakukan dari berbagai sumber diantaranya adalah:
Jurnal Rendy Adiwilaga yang berjudul “Feminisme Dan Ketahanan
Budaya Perempuan Indonesia Dalam Perspektif Organisasi Islam Wanita
(Studi pada Pimpinan Pusat Nasyiatul ‘Aisyiyah Periode 2012-2016). Adapun
dalam kesimpulan jurnal ini, lebih menekankan kepada kepemimpinan
perempuan dalam organisasi Nasyiatul ‘Aisyiyah. Ia mengatakan kemandirian
perempuan yang menjadi dasar utama perjuangan Nasyiatul “Aisyiyah, juga
merupakan inti perjuangan yang diperjuangkan oleh feminisme.Selain itu, ada
nya usaha memperbaiki ketimpangan gender, penyadaran pendidikan bagi
perempuan, kesehatan reproduksi, dan lain sebagainya.14
Sri Hidayati Djoeffan, “Gerakan Feminisme Di Indonesia: Tantangan
Dan Strategi Mendatang”. Dalam kesimpulan Sri mengatakan bahwa
14Rendy Adiwilaga, “Feminisme Dan Ketahanan Budaya Perempuan Indonesia Dalam Perspektif Organisasi Islam Wanita (Studi pada Pimpinan Pusat Nasyiatul ‘Aisyiyah Periode 2012- 2016). Jurnal Polinter Prodi Ilmu Politik FISIP UTA’45 Jakarta, Vol. 2 No. 2 (September-Februari 2017), 75.
9
perempuan Indonesia menurut data statistik dapat dilibatkan dalam berbagai
peran, seperti dalam kancah politik, bisnis, dan teknologi. Dalam peran politik
kaum ini memiliki kemungkinan dapat menyukseskan kepentingan suatu
partai. Dalam bisnis selain kaum perempuan dapat berperan sebagai pencipta
komoditas sekaligus konsumen. Dalam aspek teknologi selain sebagian besar
pengguna (“user”) juga dapat berperan sebagai tenaga kerja. Peran perempuan
dalam bidang sosial, hingga saat kini masih dalam proses pencapaian mitra
sejajar baik dalam bidang pendidikan maupun bidang usaha.15
Selajutnya dalam jurnal yang dituliskan Ni Komang Arie Suwastini,
“Perkembangan Feminisme Barat Dari Abad Kedelapan Belas Hingga
Postfeminisme: Sebuah Tinjauan Teoretis”. Jurnal ini lebih memfokuskan
tentang history feminism. Ia mengatakan feminisme telah berkembang dari
sekedar perjuangan untuk diakui sebagai manusia yang memiliki rasio seperti
layaknya laki-laki, feminisme berkembang menjadi gerakan yang memiliki
aspirasi majemuk. Namun inti dari kesemua perjuangan tersebut adalah
kesetaraan perempuan untuk menjadi subjek aktif dalam hidupnya. Masing-
masing gelombang memiliki penekanan yang berbeda dalam tujuan
periodiknya. Tujuan feminisme awal berevolusi dari perjuangan untuk diterima
sebagai mahluk yang berasio menjadi tuntutan atas hak-hak perempuan yang
lebih legal.16
Penelitian Juliah, Kajian Feminisme Marxis Dalam Novel,
Assalamualaikum Beijing Karya Asma Nadia. Dalam penelitian ini, adapun
sebuah kesimpulan menunjukkan bahwa posisi perempuan yang sabar dan
berani menentang tindakan diskriminasi namun di sisi lain perempuan tersebut
juga masih di anggap lemah di mata kaum laki-laki. Menurutnya feminisme
sejatinya tidak dipandang sebagai jalan untuk menentang kaum laki-laki dan
15Sri Hidayati Djoeffan, Gerakan Feminisme Di Indonesia: Tantangan Dan Strategi Mendatang. Jurnal Mimbar No. 3 Th.XVII Juli-September 2001, 298.
16Ni Komang Arie Suwastini, “Perkembangan Feminisme Barat Dari Abad Kedelapan Belas Hingga Postfeminisme: Sebuah Tinjauan Teoretis. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 2, No. 1, April 2013, ISSN: 2303-2898, 206.
10
kodrat yang ada, tetapi feminisme merupakan pergerakan, cara perempuan
untuk meraih haknya agar dapat setara dengan laki-laki.17
Tulisan Nuryati dalam judul, Feminisme Dalam Kepemimpinan. Jurnal
ini dalam kesimpulan mempertegaskan bahwa menjadi seorang pemimpin yang
efektif bagi organisasi, bukan karena maskulinitas atau femininitasmya,
melainkan kapasitasnya untuk memimpin. Efektivitas pemimpin untuk mampu
mencapai efektivitas organisasi dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Faktor-
faktor tersebut meliputi: (1) pemilihan dan penempatan pemimpin, (2)
pendidikan kepemimpinan, (3) pemberian imbalan pada prestasi pemimpin dan
bawahan, dan (4) teknik pengelolaan organisasi untuk mengahadpi perubahan
lingkungan, dan (5) teknologi.18
Selanjutnya Ariana Suryorini dalam, Menelaah Feminisme Dalam Islam.
Dalam kesimpulan tulisan ini menegaskan bahwa kehadiran al-Qur’an kepada
manusia antara lain untuk menegakkan keadilan antara laki-laki dan
perempuan. Keadilan adalah nilai utama yang ingin ditegakkan al-Qur’an.
Namun, karena al-Qur’an hadir dalam masyarakat yang patriarkhis, ayat-
ayatpun muncul dalam pertanyaan yang beragam. Di sebagian tempat terdapat
ayat-ayat yang menekankan persamaan status laki-laki dan perempuan dan
inilah yang disebut oleh para feminis sebagaiayat normatif. Penafsiran-
penafsiran merekapun menjadi salah satu “gerakan feminisme Islam”, yang
bertujuan untuk melakukan transformas sosial menuju kesetaraan gender yang
memang menjadi tujuan Islam.19
Makalah Puji Lestari, Feminisme Sebagai Teori Dan Gerakan Sosial Di
Indonesia. dalam makalah ini lebih memfocuskan Tumbuhnya kesadaran dan
keadilan gender diberbagai lapisan masyarakat saat ini, tidak lepas dari
rentetan perjuangan kaum feminis diberbagai masa sebelumnya. Feminisme
sebagai teori dan gerakan sosial, berkembang dan membawa perubahan yang
17Juliah, Kajian Feminisme Marxis Dalam Novel, Assalamualaikum Beijing Karya Asma
Nadia. Penelitian 2015. 18Nuryati, Feminisme Dalam Kepemimpinan. Jurnal Istinbath/No.16/Th. XIV/Juni/2015,
178. 19Ariana Suryorini, Menelaah Feminisme Dalam Islam. Jurnal SAWWA, Volume 7,
Nomor 2, April 2012, 34.
11
baik dalam masyarakat. Tapi harus diingat, tak satupun pihak yang
mengagendakan perubahan menuju keadilan gender kecuali perempuan itu
sendiri. Artinya, kesempatan mengakses dunia politik, ekonomi, dan lain-lain
yang terbuka harus diikuti secara langsung oleh kelompok perempuan.20
Kemudian Ida Hidayatul Aliyah dalam ,Feminisme Indonesia dalam
Lintasan Sejarah.Kesimpulannya adalahPergerakan wanita di Indonesia
berbeda dengan feminisme di dunia Barat. Feminisme di dunia Barat bertujuan
untuk melawan usaha para pria, dan agar kepentingan-kepentingan yang
berhubung kait dengan wanita seperti adanya hak pilih wanita dalam politik,
dan hak-hak lainnya yang dahulu tidak dimiliki sama sekali oleh wanita boleh
dimiliki. Sedangkan pergerakan wanita di Indonesia pada tahap awal lebih
mengarah kepada usaha-usaha memajukan pendidikan wanita, pembabitan
wanita dalam kegiatan-kegiatan politik, dan sebagai upaya melawan penjajahan
Belanda dan Jepang dengan kesadaran nasional untuk bersatu serta meraih
kemerdekaan yang hakiki. Gerakan wanita di Indonesia lebih bersifat kultural
dari struktural. Mereka memulai dari emansipasi untuk mendapatkan
kesempatan dalam pendidikan.21
Sebagaimana hasil dari tinjauan pustaka dan studi relevan diatas, bahwa
penulis banyak menemukan tentang gerakan, kiprah perempuan secara umum.
Tetapi penelitian yang ingin dilakukan ini, pokus pada beberapa tokoh
perempuan yang berpengaruh dibidangnya masing-masing, baik bidang politik,
jurnalis dan pendidikan. Jika dilhat tijauan di atas, banyak membahas gerakan
perempua secara keselurahan, seperti halnya penelitian yang sudah dilakukan
diatas ada yang membahasa tentang Feminisme Dan Ketahanan Budaya
Perempuan Indonesia Dalam Perspektif Organisasi Islam Wanita (Studi pada
Pimpinan Pusat Nasyiatul ‘Aisyiyah Periode 2012-2016)., “Gerakan
Feminisme Di Indonesia: Tantangan Dan Strategi Mendatang”.,
“Perkembangan Feminisme Barat Dari Abad Kedelapan Belas Hingga
Postfeminisme: Sebuah Tinjauan Teoretis”., Feminisme Dalam
20Puji Lestari, Feminisme Sebagai Teori Dan Gerakan Sosial Di Indonesia.Makalah, 18. 21Ida Hidayatul Aliyah, Feminisme Indonesia dalam Lintasan Sejarah.Jurnal Pembangunan
Sosial, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2018, 152.
12
Kepemimpinan., Menelaah Feminisme Dalam Islam., Feminisme Sebagai
Teori Dan Gerakan Sosial Di Indonesia., Feminisme Indonesia dalam Lintasan
Sejarah. Sedangkan yang peneliti lakukan adalah tentang kiprah Megawati
Seokarno Putri, Najwa Shihab dan Siti Baroroh Baried dalam dunia politik,
jurnalisme dan pendidikan, itulah yang menjadi perbedaan antara penelitian
terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan penulis, selain itu juga
terdapat perbedaan dari sudut padang dan metodologi yang dilakukan.
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ilmiah, metode penelitian merupakan langkah awal
untuk menyelesaidan memecahkan masalah-masalah dalam penelitian
tersebut.Menurut Lasa, metode penelitian adalah cara ilmiah yang dilakukan
untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu.22Dibawah ini peneliti uraikan
tentang motodologi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini, mulai
dari proses pengambilan data, mempervikasi data, menganalisis data dan
membuat kesimpulan yang berkaitan dengan judul penelitan yang akan
dilakukan tersebut.
1. Pendekatan Penelitian
Supaya dapat mencapai tujuan yang hendak dicari dalam penelitian
ini, kiranya perlu dirumuskan suatu pendekatan yang sesuai dengan tujuan
tersebut. Dalam hal ini tentu saja yang peneliti maksudkan adalah jenis
penelitian kepustakaan (library research), di mana data-data yang dipakai
adalah data kepustakaan yang ada kaitannya dengan permasalahan
penelitian yang akan dilakukan.
Bentuk penyajian datanya adalah dengan deskriptif-kualitatif.
Deskriftif yaitu dengan memaparkan data secara keseluruhan, sedangkan
kualitatif adalah bentuk pemaparan data dengan kata-kata, bukan dalam
bentuk angka.23 Kemudian menurut Muktar, library research adalah
penelitian yang mengandalkan data-datanya hampir sepenuhnya berasal dari
perpustakaan. Sehingga penelitian ini juga populer dengan istilah penelitian
22Lasa, Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta : Gama Media, 2008, 207. 23Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), 3.
13
kualitatif deskriptif kepustakaan, atau penelitian bibliografis, dan ada juga
yang menyebutkan dengan istilah penelitian non-reaktif. Hal ini dikarenakan
library research mengandalkan data-data yang tersedia di perpustakaan.24
yang mendapatkan data dengan cara membaca sumber primer dan sekunder
yang berkaitan dengan pokok dan sesusai dengan tema yang akan dibahas
dalam penelitian.
2. Sumber dan Jenis Data
Sehubungan dengan ini penelitian kepustakaan (library research).
Maka sumber data yang gunakan adalah buku-buku yang berjudul tentang
feminisme yang nantinya disebut dengan jenis dataprimer. Kemudian juga
digunakan buku, jurnal, makalah, artikel dan lain-lainnya yang berkaitan
dengan pokok penelitian yang juga disebut sebagai sumber data sekunder
yang dalam hal ini untuk membantu kelengkapan data penelitian.
Selain dari buku-buku, sumber data dalam penelitian ini juga
digunakan data-data literatur, dokumentasi, atau berbagai sumber lainnya
seperti, majalah ilmiah, sumber arsip, dokumen pribadi, ataupun berbagai
artikel.25
a. Sumber Data
Sumber data menunjukkan dari mana data diperoleh dalam
penelitian ini. Sebagai penelitian pustakan, adapun yang menjadi sumber
data adalah berupa buku, artikel, jurnal, makalah, prosiding, koran,
majalah ilmiah dan lainnya. Menurut Suharsimi Arikunto, sumber data
dalam penelitian merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh.26
Sumber data pada penelitian library researchini dapat dibagi dua, yakni
terdiri atas buku utama atau sumber data primer dan buku penunjang atau
sumber data sekunder.27 Sebagai penelitian library research yang sumber
24Muktar, Metode Praktis Penelitian Deskripstif Kualitatif (Jakarta: Referensi, 2013), 6. 25Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2010), 157. 26Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta, 2006, 129. 27P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2006, 10.
14
utamanya buku, dll, maka peneliti berusaha untuk mencari sumber
tersebut dari berbagai tempatseperti Perpustakaan Fakultas Ushuluddin
dan Studi Agama, Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi, Perpustakaan Kota Jambi dan Perpustakaan Provinsi
Jambi dan internet seperlunya.
b. Jenis Data
Jenis data yang dimaksudkan jika merujuk kepada buku pedoman
penilisan skripsi mahasiswa yang dikeluarkan oleh Fakultas Ushuluddin
IAIN STS Jambi merujuk kepada dua jenis sumber data yakni. Data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data utama penelitian dan
data sekunder adalah data untuk pendukung penelitian.28
1. Data primer
Data primer adalah data utama atau data pokok penelitian yang
diperoleh secara langsung dari sumber utama yang menjadi obyek
penelitian.29 Jadi dapat dikatakan bahwa data primeradalah sumber yang
menjadi acuan peting yang dibutuhkan dalam sebuahpenelitian. Sumber
data primer dalampenelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Buku Megawati Soekarnoputri. Riwayat Pribadi Dan Politik Putri
Bung Karno. Tahun 2011.
b. Buku Megawati Soekarnoputri. Dari Ibu Rumah Tangga Sampai
Istana Negara. Tahun 2020
c. Buku Najwa Shihab, Penggunaan Eufemisme dan Disfeminsme. 2014
d. Buku Najwa Shihab. Gaya Bahasa Asonansi dalam Catatan Harian
Najwa. Tahun 2019
e. Buku Siti Baroroh Baried. Pengantar Ilmu Filologi. Tahun 1985
f. Buku Siti Baroroh Baried. Islam dan Status Wanita di Indonesia”
dalam Suara ‘Aisyiyah, No. 12 Th ke 62, Desember 1986,
g. Buku Siti Baroroh Baried “Relevansi Wanita Muslim dengan Gagasan
Kartini. Tahun 1985
28Mohd Arifullah dkk. Panduan Penulisan Skripsi Mahasiswa Fakultas Ushuluddin (Jambi:
t.p., 2016), 43. 29Adi Riyanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, (Jakarta: Granit, 2004), 57.
15
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, minsalnya lewat orang lain
atau lewat dokumen.30Sumber-sumber data sekunder dalam penelitian ini
mencakup bahanbahan tulisan yang berhubungan dengan feminisme di
Indonesia. Adapun kegunaan data sekunder dalam penelitian ini adalah
sebagai data pendukung yang diambil dari buku-buku bacaan yang masih
berkaitan dengan pokok penelitian antara lain sebagai berikut:
1. Andi Lis Pratiwi. Megawati Soekarno Putri Presiden Wanita di
Indonesia (2001-2004). Tahun 2015.
2. Kristitin Wahyuni, Masa Kepresidenan Megawati Soekarno Putri
Peridoe Tahun 2001-2004. Tahun 2008
3. Siti Nurul Halimah, Hilda Hilaliyah. Gaya Bahasa Sindirian Najwa
Shihab Dalam Buku Catatan Najwa. Tahun 2019
4. Handayani. Implikatur percakapan dalam acara talk show mata
najwa di Metro TV. Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia. Tahun
2014
Selain data sekuder diatas, juga dikumpulkan buku-buku, artikel
yang berkaitan dengan feminisme yang tidak tertulis dan data pendukung
lainnya jika dianggap perlu.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik atau disebut dengan metode pengumpulan data adalah
prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang
diperlukan.31Sebagai penelitian pustaka (library research), pengumpulan
data pertama yang dilakukan, tentu peneliti mencari data melalui pustaka
yang berkaitan dengan penelitian dilakukan. Diantaranya adalah
Perpustakaan Fakultas, Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) STS
30Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D.
137 31Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), 211.
16
Jambi, Perpustakaan Wilayah Provinsi Jambi, Perpustakaan Kota Jambi,
Perpustakan LP2M UIN STS Jambi, Jurnal, dan internet seperlunya.
Teknik diatas merupakan langkah yang paling penting dalam sebuah
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data
yang banyak akurat dan tepat. Tanpa menggunakan teknik yang baik, maka
peneliti tidak akan mendapat data yang diinginkan dan data yang tidak
memenuhi standar ditetapkan.
Mengumpulkan data tidak hanya sekadar mengumpulkan data semata,
namun juga mengolah data tersebut. Dengan demikian mengolah data
berarti, menyaring, mengatur dimana data atau informasi yang telah
didapatkan dan dikumpulkan disaring, diatur agar keseluruhan data tersebut
dapat dipahami dengan jelas. Dalam rangka pengumpulan data atau bahan
penulisan yang ada hubunganya dengan skripsi, penulis menggunakan
metode library research atau studi kepustakaan yaitu dengan cara
mengumpulkan bahan-bahan dari buku, majalah, tesis, makalah, paper, yang
tentunya ada relevansinya.
4. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode
analisis isi (content analysis).32Content analysis secara sederhana dapat
diartikan sebuah metode untuk mengumpul dan menganalisis muatan dari
sebuah teks. Teks dapat berupa kata-kata, gambar. Symbol, gagasan, dan
bermacam bentuk pesan yang dapat dikomunikasikan. Analisis ini berusaha
memahami data bukan sebagai kumpulan peristiwa fisik, tetapi sebagai
gejala simbolik untuk mengungkap makna yang terkandung dalam sebuah
teks, dan memperoleh pemahaman terhadap pesan direpsentasikan.33
Metode analisis isi ini akan peneliti terapkan untuk memahami dan
mengambil data berupa dari informasi yang tersedia melalui media, baik
32Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), 277 33Agus S. Ekomadyo, Prospek Penerapan Metode Analisis Isi (Content Analysis) dalam
Penelitian Media Arsitektur. Jurnal Itenas, No. 2. Vol. 10 Tahun 2006), 52
17
media itu berupa media cetak, maupun elektronik berupa internet mengenai
pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana tentang konsep manusia.
18
BAB II
BIOGRAFI TOKOH PEREMPUAN
Tujuan dibuatnya biografi tokoh-tokoh perempuan yang diteliti dibawah ini,
sebagai untuk memberikan informasi mengenai peran seseorang secara detail
dengan segala cita-cita, perjuangan, serta keberhasilan dalam kehidupanyanya di
bidang yang dia tekuni masing-masing, seperti dalam dunia politik, jurnalisme
dan pendidikan. Hal ini dimakksudkan agar menjadi pelajaran atau memberi
motivasi serta edukasi kepada pembaca perempuan dan masyarakat secara
umumnya.
A. Biografi Megawati Soekarnoputri
1. Masa Kecil
Megawati bernama lengkap Dyah Permata Megawati Setiawati
Soekarnoputri atau akrab di sapa Megawati Soekarnoputri lahir di Yogyakarta,
23 Januari 1947. Menurut Rusdi Mchtar, ia mengatakan sejak lahir Megawati
Soekarnoputri telah mengalami kehidupan dalam tempat pelarian dan
persembunyian. Kelahiran Megawati Soekarnoputri itu berada dalam situasi
revolusioner karena pada saat itu Belanda ingin kembali menguasi tanah air
dengan menakluk Yogyakarta yang terkenal sebagai kota perjuangan dan
bersejarah.34
Menurut Syahbuddin Managandaralam, ia mengatakan bahwa sejak kecil
Megawati Soekarnoputri dikenal gadis yang cerdas, pendian, sedikit berbicara
dan banyak senyum. Kepribadiannya kalem, tenang dan tidak sitemental dalam
mengungkapkan perasaannya.35 Masa kanak-kanaknya hingga remaja, ia lalui
dilingkungan istana negara, diisi dengan belajar menari dan membaca. Sesekali
jika ada tamu negara yang berkunjung ke Istana, Bung Karno menampilkan
putri kesayangannya untuk menari didepan tamunya dalam jamuan resmi
kenegaraan.36
34Kristitin Wahyuni. Masa Kepresidenan Megawati Soekarnoputri Periode Tahun. 2001-
2004. Penelitian 2008, hal. 39 35 Ibid, hal. 40 36 Ibid, hal. 42
19
Kemudian Megawati sebagai putri Presiden bersama saudara-saudaranya
cukup dimanja para abdi dalem istana dalam situasi penuh privilege (fasilitas
khusus) yang dinikmati first family. Meskipun demikian Mega kecil sudah
dibiasakan bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya. Yaitu pada saat
mendapat pendidikan pra-sekolah, Mega dan Guntur kakaknya dididik dengan
tegas untuk menjadi anak yang mandiri dan tidak eksklusif. Mega dan
kakaknya belajar bersama dengan anak-anak karyawan dan tukang kebun.
Bercampurnya anak-anak tersebut membuat Mega mengetahui langsung
kehidupan “wong cilik” dan bisa memahami betapa sulitnya menjadi “wong
cilik”.
2. Pendidikan
Pendidikan dasar Megawati hingga SMA dilaluinya di Perguruan Cikini
Jakarta Pusat.37 Selepas SMA, Megawati masuk Fakultas Pertanian di
Universitas Pajajaran Bandung, tahun 1965. Semasa mahasiswa, Megawati
aktif dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang Bandung,
sebagai anggota biasa. Keaktifan Mega dalam GMNI ini telah membuktikan
bahwa Mega pun sebagai seorang aktivis, namun pembawaan pribadinya
sangat tenang dan cenderung pendiam.
Kemudian pada tahun 1967, situasi politik Indonesia telah membuka luka
hati Megawati, dimana ia memilih untuk meninggalkan bangku kuliah untuk
mendampingi ayahnya, Bung Karno. Kesehatan Bung Karno semakin
memburuk dan sedang dikenai karantina politik oleh Soeharto sebagai
penguasa baru. Megawati merasakan betul kegoncangan jiwa yang dialami
ayahnya akibat tekanan dan isolasi politik oleh rezim yang menamakan Orde
Baru. Kesedihan dan kepedihan Megawati begitu mendalam ketika akhirnya
Bung Karno wafat tanggal 21 Juni 1970, dalam status politik yang kurang
menggembirakan bahkan memilukan.
Melihat situasi politik agak mencair, sehingga pada tahun 1970
Megawati berusaha kembali untuk melanjutkan kuliahnya yang tinggal. Ia
37Sumarno, Megawati Soekarnoputri: Dari Ibu Rumah Tangga Sampai Istana Negara, PT.
Rumpun Dian Nugraha, tahun 2001, hal. 5
20
masuk Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Akan tetapi kuliah keduanya
inipun tak terselesaikan. Tahun 1972, ia memutuskan untuk berhenti kuliah.
Hal ini disebabkan karena faktor mengurus rumah tangga dan kegiatannya
terjun dalam dunia politik. Megawati mengakhiri masa lajangnya dengan
dipersunting oleh seorang penerbang Letnan Satu Surindro Supjarso, yang
biasa dipanggil dengan sebutan Mas Pacul. Akan tetapi kebahagiaan Mega
tidak berlangsung lama, saat ia hamil, suaminya bersama tujuh awak pesawat
Skyvan T.70 dikabarkan jatuh di Biak Irian Jaya tahun 1970, tak lama setelah
Bung Karno wafat.38 Kemudian pada tahun 1972, Megawati mencoba untuk
membangun rumah tangga untuk yang kedua kalinya. Mega berkenalan dengan
seorang pemuda tampan Hassan Gamal Ahmad Hassan, diplomat Mesir yang
bertugas di Jakarta. Keduanya menikah di Kantor Urusan Agama Sukabumi
tahun 1972. Namun, pernikahan kedua ini tidak seperti yang diharapkan.
Pernikahan Megawati dibatalkan oleh Pengadilan Agama Istimewa Jakarta.
Pengadilan menganggap nasib suaminya, Surindro belum jelas apakah sudah
meninggal atau masih hidup. Oleh karena itu, Pengadilan Agama menilai
pekawinan Megawati dengan Gamal Ahmad Hasan tidak sah sehingga harus
dibatalkan.39
Kemudian perjalanan selanjutnya, wanita pendiam dan suka senyum itu
bertemu dengan seorang aktivis GMNI. Pria asal Ogan Komering Ulu,
Palembang yang menjadi tambatan hati Mega itu adalah Taufik Kiemas.
Setelah mendapat kepastian bahwa suaminya telah meninggal dalam musibah
di Biak itu, Mega akhirnya menikah dengan Taufik Kiemas hingga saat ini.
Pasangan Mega-Taufik dalam banyak hal menemukan kecocokan. Taufik
senantiasa memberikan “support” terhadap karier politik yang dirintis istrinya.
Sehingga dengan dukungan suaminya saat itu Megawati dapat dikatakan
sebagai salah seorang aktor politik perempuan yang cukup penting dipentas
nasional, akan tetapi Mega tidak pernah menempuh pendidikan politik secara
formal,seperti tokoh politik lainnya. Pendidikan politik Megawati diperoleh
38 Kristitin Wahyuni. Masa Kepresidenan ....................... , hal. 41 39 Ibid, hal. 42
21
sejak kecil dari ayahnya, Bung Karno. Di lingkungan istana itulah Megawati
mengalami proses sosialisasi politik yang intensif dari tokoh-tokoh politik yang
menemui ayahnya dimana ia sering dilibatkan walaupun sekedar untuk
menghidangkan minuman dan makanan atau menemani ayahnya dalam
perbincangan santai tentang aneka persoalan negara.
Megawati banyak mengetahui pengalaman dan peristiwa politik yang
terjadi, sehingga menjadi pelajaran politik baginya mulai dari pengalaman
ayahnya dan orang-orang yang berada disekitarnya, hal ini dikarenakan
Soekarno sebagai kepala negara. Salah satunya peristiwa terjadi waktu
diruangan makan Istana Merdeka tahun 1964. Diruangan ini Megawati
mendapat dua jenis pelajaran yang berharga dari ayahnya. Pertama, ayahnya
memberi kiat-kiat menjadi seorang politikus yang baik. Soekarno menjelaskan
bahwa seorang politikus yang baik harus menguasai psikologi massa (rakyat);
mempunyai keteguhan dalam memegang asa dan taktik perjuangan organisasi.
Organisasi yang dimaksud bisa berupa negara, partai, tentara, mahasiswa dan
sebagainya
Pelajaran kedua, yaitu mengenai bagaimana gaya berdiplomasi ketika
berhadapan dengan pemimpin dan masyarakat Internasional, sehingga mereka
memberi respon yang positif terhadap setiap gagasan yang dilontarkan. Respon
yang positif ini juga yang dapat dijadikan barometer keberadaan Indonesia di
forum Internasional. Sebagai anak Presiden, Megawati tentu memahami pasang
surut badai dan gelombang kehidupan politik yang juga dialami bapaknya.
Sejak awal Megawati telah menyadari benar apa konsekuensi memasuki dunia
politik yang sarat dengan konflik kepentingan (conflict of interest) dan
perebutan kekuasaan (struggle for power). Merasakan pasang surut karier
politik ayahnya, tampaknya membawa pemahaman yang dalam pada diri
Megawati bahwa dalam politik tidak ada kawan dan lawan yang abadi, yang
abadi hanyalah kepentingannya.
3. Karir Politik Megawati Soekarnoputri
Sebenarnya Megawati bukan tokoh atau figur politik yang banyak
dikenal oleh publik saat itu. Melainkan Masyarakat hanya mengetahui bahwa
22
Megawati Soekarnoputri hanyalah merupakan salah satu putri Bung Karno,
presiden pertama RI. Bahkan diantara putra dan putri Bung Karno, nama
Megawati tidak banyak publikasi, hanya seorang figur rumah tangga biasa.
Megawati mulai disebut-sebut orang ketika ia mulai terjun ke dunia politik,
dengan memulai Karier politiknya diawali dari tingkat DPC PDI, kemudian
menjadi pimpinan partai dan menjadi Presiden RI ke-5. Tahun 1982, keluarga
besar Bung Karno pernah membuat konsensus. Intinya diantara seluruh
anggota keluarga Bung Karno tidak dibenarkan memihak salah satu kekuatan
politik yang ada. Mereka sepakat akan berdiri diatas semua golongan.
Kesepakatan ini dilatarbelakangi oleh trauma politik yang dialami pada akhir
hayat Bung Karno dan dasawarsa awal rezim Orde Baru.40
Menurut Agus Basri dan Nunik Iswardani, ia mengatakan namun,
kesepakatan keluarga itu akhirnya “dilanggar” oleh Megawati dan Guruh
Soekarnoputro. Pada tahun 1987, Mega dan Guruh berhasil dirayu Soerjadi,
Ketua Umum DPP PDI untuk masuk PDI dan menjadi vote getter pada pemilu
1987. Kesediaan Megawati untuk masuk kedunia politik (PDI) karena semua
partai politik, termasuk PDI sudah memiliki asas yang sama yaitu Pancasila.41
Sehingga Karier politik Megawati mulai dengan menjadi Ketua DPC PDI
Jakarta Pusat. Pada pemilu 1987, Megawati dimunculkan sebagai calon untuk
daerah pemilihan Jawa Tengah. Megawati telah berhasil menarik massa dan
mengatrol kursi PDI menjadi 40 kursi pada pemilu 1987 dibandingkan 24 kursi
pada pemilu 1982. Keberhasilan Megawati itu tidak hanya berhenti disini saja,
pada tahun 1988 Megawati dilantik menjadi anggota DPR bersama suaminya
Taufik Kiemas. Megawati mewakili daerah pemilihan Jawa Tengah, sedangkan
suaminya mewakili daerah pemilihan Sumatra Selatan.42
Walaupun sebagai anggota DPR yang masih relatif baru tidak banyak
yang dilakukan oleh Megawati di DPR. Hal ini dikarenakan pengalaman
politiknya yang relatif masih sedikit dan belum berpengalaman menjadi
40 Kristitin Wahyuni. Masa Kepresidenan ........................ , hal. 44 41 Agus Basri dan Nunik Iswardani, “Mega dan Berbagai Tanda”, Tempo No.43 Tahun
XXIII,Edisi 25 Desember 1993, hal. 18 42 Ibid, hal. 44
23
pengurus organisasi. Meskipun demikian, ia merasa tidak gamang bila PDI
menghendakinya menjadi ketua umum. Megawati yakin bahwa naluri
politiknya sudah ada, ia banyak belajar dari bapaknya, Bung Karno terutama
wawasan politik dan kebangsaan. Walaupun Megawati banyak disebut sebagai
orang yang masih “bau kencur” dalam berpolitik, namun karier politiknya terus
menanjak. Hal ini barangkali sebagai akibat adanya harapan dan kebutuhan
warga PDI terhadap figur pembaharu, pemersatu dan tokoh yang bersih dari
interes kelompok kepentingan tertentu. Banyak bukti yang menunjukkan
adanya keinginan demikian, seperti terlihat melalui respon masyarakat yang
selalu menyambut hangat setiap kehadirannya, mengelu-elukan dan berbagai
bentuk simpati terhadap putri Bung Karno.
Sehingga dalam perjalanan karier politik Megawati selanjutnya, secara
kebetulan namanya mencuat saat terjadi kongres di Medan yang mengalami
kemacetan, dilanjutkan dengan Kongres Luar Biasa (KLB) di Surabaya.
Seperti diketahui, KLB di Surabaya sebagai kelanjutan Kongres di Medan yang
mengalami “dead lock” , juga mengalami hal yang sama sebagaimana terjadi di
Medan. Artinya KLB di Surabaya tidak menelorkan hasil sebagai mana yang
diharapkan. KLB ditutup tanpa membawa sebuah keputusan. Dalam suasana
seperti itu, akan tetapi ada suara sisi lain dimana sebagian besar peserta KLB
menyetujui Megawati menjadi Ketua Umum PDI. Bahkan tatkala dihitung,
disaat diselenggarakan pemandangan umum, 256 cabang dari 305 cabang
mendukung Megawati. Sementara itu diakhir penyelenggaraan KLB itu
Megawati mengumumkan dirinya bahwa secara “de facto” ia telah menjadi
Ketua Umum PDI.43
Selanjutnya Menurut Ahmad Bahar, walaupun Megawati masih baru
dianggap resmi menjadi Ketua Umum PDI setelah diselenggarakan
Musyawarah Nasional (Munas) di Jakarta. Itupun setelah melalui proses yang
43 Kristitin Wahyuni. Masa Kepresidenan ....................... , hal. 46
24
panjang dan penuh liku-liku. Setelah itu, Megawati benar-benar diakui sebagai
pucuk pimpinan PDI periode tahun 1993-1998.44
Setelah Megawati terpilih menjadi pucuk pimpinan PDI, kondisi politik
internal PDI mulai memanas. Karena menurut Kristitin Wahyuni, ia
mengatakan Yusuf Meruks dan para pendukungnya menentang kepemimpinan
Megawati. Banyak tuduhan-tuduhan ditujukan kepada Megawati. Hal ini telah
menunjukkan betapa kuatnya arus untuk menyingkirkan Megawati baik berasal
dari kalangan internal maupun eksternal partai. Meskipun ujian ini berhasil
dilalui, persoalan tidak berhenti sampai disini saja. Aneka persoalan baru pun
bermunculan baik dari internal maupun eksternal partai. Bahkan Intervensi
pemerintah dalam setiap konflik internal PDI biasanya tidak bisa menguraikan
kusutnya persoalan malah ikut memperkeruh suasana dan menyebabkan
konsolidasi partai semakin rapuh.45
Selajutnya menurut Sumarno adapun Puncak penyingkiran Megawati
terjadi ketika sejumlah koleganya di DPP PDI yang dikoordinir Fatimah
Achmad menyelenggarakan “Kongres” PDI di Medan pada tanggal 20-23 Juni
1996. Kongres yang didukung pemerintah dan ABRI itu menetapkan duet
Soerjadi dan Butu R Hutapea. Dengan diselenggarakannya kongres Medan
tersebut, pemerintah membuat pernyataan resmi bahwa kepemimpinan PDI
yang diakui adalah yang memenuhi legalitas. Artinya pemerintah hanya
mengakui kepemimpinan Soerjadi yang dianggap legal dan tidak mengakui
kepemimpinan Megawati.46 Dampak dari penyingkiran tersebut sehingga
terjadi dualisme kepemimpinan PDI, kepemimpinan Soerjadi yang
menggantung keatas dan kepemimpinan Megawati yang tetap didukung arus
bawah. Terjadinya dualisme kepemimpinan ini semakin meningkatkan eskalasi
konflik dalam kandang banteng. Konflik tidak hanya terjadi ditataran elite
partai tetapi juga merambah ke massa bawah antara kedua pendukung kubu
tersebut.
44 Ahmad Bahar, Biografi Politik Megawati Soekarnoputri 1993-1996. T Pena Cendekia,
Yogyakarta, 1996, hal. 37 45 Kristitin Wahyuni. Masa Kepresidenan ....................... , hal. 46 46 Ibid, hal. 47
25
Sebagai titik klimaks konflik PDI tersebut adalah terjadinya insiden
Sabtu kelabu, tanggal 27 Juli 1996. Pada saat itu ratusan orang yang
mengenakan atribut pendukung Kongres Medan menyerbu kantor DPP PDI di
Jl. Diponegoro, Jakarta Pusat yang dikuasai oleh kubu Megawati. Hingga
akhirnya Megawati tergusur dari kepemimpinan legal PDI. Meskipun
demikian, hal ini tidak meredupkan pamor politik wanita pendiam ini. Bahkan,
insiden berdarah itu menjadi blessing in disguise (berkah) bagi karier politik
Megawati. Wanita pendiam dan lemah ini menjelma menjadi wanita yang tegar
dan kokoh melawan kekuasaan represif. Sebagai bukti perlawanan terhadap
pemerintah yaitu ketika pemerintah akan menggelar pemilu 1997, Megawati
menyatakan tidak akan menggunakan hak politiknya alias golput dalam pemilu
1997.47
Sehingga pernyataan Megawati itu memiliki implikasi politik yang luas,
khususnya bagi PDI yang dipimpin oleh Soerjadi. Karena banyak para
pendukung PDI yang di Pimpin Megawati mengalihkan suaranya ke PPP yang
berlambang bintang sehingga saat itu terbentuk aliansi Mega-Bintang.
Kemudian setelah Soeharto dilengserkan oleh gerakan reformasi yang
dipelopori mahasiswa. Pemerintahan yang dijalankan oleh Presiden BJ.Habibie
membuka kran politik selebar-lebarnya bagi senua komponen masyarakat
untuk mendirikan partai politik sesuai dengan aspirasi ideologisnya.
Kemudian inilah yang menjadi momentum bagi Megawati, keruntuhan
Orde Baru dirasakan sebagai kemenangan besar bagi pendukung Megawati.
Konsolidasi dan solidaritas emosional dikalangan pendukungnya yang
terbangun selama dibawah tekanan Orde Baru, sangat bermakna bagi
Megawati untuk tampil sebagai pimpinan partai yang didukung oleh basis
massa yang riil. Hal ini tampak ketika diselenggarakan Kongres V PDI di Bali,
pada tanggal 8-10 Oktober 1998. Kongres PDI Saat itu menyerupai sebagai
festival atau pesta kemenangan pendukung Megawati. Salah satu keputusan
terpenting kongres adalah ditetapkannya Megawati Soekarnoputri sebagai
calon Presiden RI yang harus diperjuangkan dalam pemilu 1999 dan Sidang
47Ibid, hal. 47
26
Umum MPR 1999. Meskipun pada akhirnya Megawati Soekarnoputri hanya
mendampingi Presiden Abdurrahman Wahid periode tahun 1999-2001.
B. Najwa Shihab
1. Masa Kecil dan Pendidikannya
Najwa Shihab yang akrab dipanggil dalam kesehariannya Nana, lahir
di Makassar Sulawesi Selatan pada tanggal 16 September 1977. Dia
merupakan putri kedua dari seorang tokoh terkenal bernama Prof. Dr. Quraish
Shihab yang merupakan seorang cendekiawan muslim Indonesia. Ibunya
Najwa Shihab bernama Fatmawati Assegaf. Najwa Shihab memiliki empat
orang saudara.
Najwa Shihab mengenyam pendidikan dasarnya di sekolah
dasar Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah. Kemudian ia melanjutkan
pendidikannya di SMP Al-Ikhlas di wilayah Jakarta Selatan. Selepas SMP,
Najwa Shihab masuk ke SMA Negeri 6 Jakarta Selatan. Ketika di Sekolah
Menengah Atas (SMA), Najwa Shihab terpilih sebagai siswa yang berangkat
ke Amerika selama satu tahun dalam program bernama AFS yang dikelola oleh
Yayasan Bina Antarbudaya. Kemudian setelah menamatkan SMA, Najwa
Shihab menlanjutkan studi dan masuk perguruan tinggi Universitas Indonesia
dengan mengambil jurusan Ilmu Hukum pada tahun 1996 dan menjadi alumni
di Universitas Indonesia pada 2000. Kemudian pada awal 2008, ia terbang
ke Australia untuk mendalamkan pendidikan dalam bidang jurnaslisme sebagai
peraih beasiswa Full Scholarship for Australian Leadership Awards dan
mendalami bidang hukum media.
2. Karir Jurnalistiknya
Walaupun sebagai lulus dari Fakultas Hukum sebagai Sarjana Hukum,
Najwa Shihab malah lebih memilih terjun di dunia jurnalistik ketimbang
seorang pengacara. Tidakah mengherankan, ia kemudian bergabung dengan
Metro TV salah satu Stasiun Televisi Indonesia untuk mengasah
kemampuannya dibidang jurnalistik. Pada tahun 2005, ia memperoleh
penghargaan dari PWI Pusat dan PWI Jaya untuk laporan-laporannya
dari Aceh, saat bencana tsunami melanda kawasan itu, pada Desember 2004.
27
Liputan dan laporannya dinilai memberi andil bagi meluasnya kepedulian dan
empati masyarakat luas terhadap tragedi kemanusiaan itu.
Najwa tiba di Aceh pada hari-hari pertama bencana, menjadi saksi mata
kedahsyatan musibah itu, berada di tengah tumpukan mayat yang belum
terurus, dan menjadi saksi pula betapa pemerintah tidak siap menghadapinya.
Tidak heran beberapa laporan langsung yang dilakukannya terasa kedalaman
emosionalnya. Meski demikian ia tidak kehilangan daya kritis dan
ketajamannya, kendati orang yang dianggap paling bertanggung jawab atas
penanganan pasca-bencana adalah Alwi Shihab, Menko Kesra waktu itu, yang
tidak lain adalah pamannya.48
Kemudian Tahun 2006 ia terpilih lagi sebagai Jurnalis Terbaik Metro
TV, dan masuk nominasi Pembaca Berita Terbaik Panasonic Awards.
Kemudian pada tahun yang sama, bersama sejumlah wartawan dari
berbagai negara, Najwa terpilih menjadi peserta Senior Journalist
Seminar yang berlangsung di sejumlah kota di AS, dan menjadi pembicara
pada Konvensi Asian American Journalist Association.
Selajutnya Tahun 2007, pengakuan terhadap profesionalisme Najwa
tidak hanya datang dari dalam negeri, tapi juga mancanegara. Terbukti, selain
kembali masuk nominasi Pembaca Berita Terbaik Panasonic Awards, ia juga
masuk nominasi (5 besar) ajang yang lebih bergengsi di tingkat Asia,
yaitu Asian Television Awards untuk kategori Best Current Affairs/Talkshow
Presenter. Pengumuman pemenang dilangsungkan pada bulan November 2013
di Singapura. Jika pada Panasonic Awards pemenang dipilih dari
jumlah sms terbanyak, maka penentuan pemenang pada Asian TV
Awards dilakukan oleh panel juri yang beranggotakan TV broadcaster senior
dari berbagai negara di Asia. Salah satu acara yang dipandu Najwa Shihab dan
cukup membekas di benak publik, adalah debat kandidat Gubernur DKI
Jakarta. Debat yang mempertemukan pasangan Fauzi Bowo-
Priyanto dan Adang Daradjatun-Dani Anwar itu diselenggarakan oleh KPUD
DKI Jakarta, disiarkan secara langsung oleh Metro TV dan Jak TV. Najwa
48 https://id.wikipedia.org/wiki/Najwa_Shihab#Karier
28
terpilih sebagai pemandu debat menyisihkan sejumlah pembawa acara yang
diseleksi KPUD DKI Jakarta.
Kemudian Lantaran memutuskan untuk secara total terjun di
dunia jurnalistik, Najwa terus-menerus berupaya memperkuat dan memperkaya
wawasan keilmuannya. Pada awal 2008, ia terbang ke Australia sebagai
peraih Full Scholarship for Australian Leadership Awards dan mendalami
bidang hukum media. Pada tahun 2015, kembali Najwa Shihab masuk sebagai
nominasi Presenter Berita Terbaik Panasonic Awards, walaupun pada
akhirnya Putra Nababan yang diputuskan sebagai pemenang.49
Saat ini Najwa Shihab selain fokus menjadi jurnalis atau presenter, ia
juga menjadi Duta Baca Indonesoa (DBI) yang sudah terpilih kelima kalinya,
yang tugasnya untuk kembali membumikan literasi informasi secara masif ke
seluruh penjuru nusantara, khususnya ke generasi muda. Menurut Kepala
Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando mengatakan berbagai
indikator kegemaran membaca masyarakat Indonesia menunjukkan kegemaran
membaca masyarakat Indonesia semakin meningkat. Kami sungguh
mengapresiasi atas semua kinerja Najwa Shihab sebagai Duta Baca Indonesia
yang sangat banyak mengubah wajah pengembangan literasi di Indonesia saat
ini.50
3. Penghargaan
2010
Panasonic Gobel Awards
2010
Presenter Berita Terfavorit
Nominasi
2011
Panasonic Gobel Awards
2011
Presenter Berita Terfavorit
Nominasi
Presenter Talkshow Terfavorit
Nominasi
49Wikipedia: https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Najwa_Shihab&stable=1. Diakses
29 November 2020 50 Ibdi
29
2012
Panasonic Gobel Awards
2012
Presenter Talkshow Berita &
Informasi Terfavorit
Nominasi
2013
Panasonic Gobel Awards
2013
Presenter Berita & Informasi
Terfavorit
Nominasi
Presenter Talkshow Berita &
Informasi Terfavorit
Nominasi
2014
Panasonic Gobel Awards
2014
Presenter Berita & Talkshow
Berita Terfavorit
Nominasi
2015
Panasonic Gobel Awards
2015
Presenter Talkshow Berita &
Informasi Terfavorit
Menang
2016
Panasonic Gobel Awards
2016
Presenter Talkshow
Nominasi
2017
Panasonic Gobel Awards
2017
Presenter Talkshow Current
Affairs & News
Menang
2018
Panasonic Gobel Awards
2018
Presenter Talkshow Berita
Nominasi
Indonesian Television
Awards 2018
Pembawa Acara Terpopuler
Nominasi
Penghargaan lainnya.
Insan Pertelevisian Terbaik dalam ajang Panasonic Gobel Awards (2015)
The Influential Woman of The Year dari Elle Magazine (2015)
Most Progressive Figure oleh Forbes Magazine (2016)
Presenter Pemilukada Terbaik oleh Badan Pengawas Pemilu (2017)
30
Young Global Leader oleh The World Economic Forum (2018)
Highly Commended for the Best Current Affairs Presenter di Asian
Television Award (2019 dan 2017)
Australian Alumni Award for Journalism and Media (2019)
National Award for Journalistic Contribution to Democracy (2019)
Jurnalis Terbaik Metro TV 2006
Young Global Leader (YGL) 2011 dari World Economic Forum (WEF)
Asian Television Awards (ATA) 2011 Pemenang Kedua atau Highly
Commended
Best Current Affairs Presenter dalam acara Mata Najwa di Metro TV.
Sebelumnya pada tahun 2009 juga menjadi Juara kedua dan pada tahun
2007 menjadi Juara Ketiga.
C. Biografi Siti Baroroh Baried
1. Masa Kecil
Menurut Uswatun Chasanah, Siti Baroroh Baried lahir di Yogyakarta
pada 23 Mei 1925 dari pasangan H. Tamim bin Dja’far dan Siti Asmah binti H.
Muchammad. Nama Siti Baroroh Baried merupakan sebuah nama yang dikenal
baik dalam lingkungan akademis sebagai seorang perempuan pertama yang
menjadi guru besar di Indonesia, tepatnya di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Kemdian dilanjutkan oleh Haedar Nashir, ia mengatakan selain seorang
akademis, Baroroh juga seorang aktivis dalam organisasi perempuan
Muhammadiyah, ‘Aisyiyah. Dalam ‘Aisyiyah sendiri Baroroh sempat menjadi
salah seorang Ketua Pimpinan Pusat (PP) dengan masa jabatan terlama selama
5 periode, dari tahun 1965 hingga 1985.51
Menurut Mu’arif dan Hajar Nur Setyowati, ayah Siti Baroroh, yang
bernama H. Tamim ini merupakan anak dari H. Dja’far dan merupakan cucu
Kiai Fadhil yang merupakan ayah Siti Walidah (Nyai Ahmad Dahlan).
Sehingga dalam pandangan Masyitoh Chusnan, H. Tamim, ayah Siti Baroroh
merupakan salah satu kemenakan dari pendiri ‘Aisyiyah, Siti Walidah. Siti
51Fairuz Salma Rafifah. Peran Siti Baroroh Baried Dalam Organisasi ‘Aisyiyah Tahun
1965-1985. Penelitian, hal. 16
31
Asmah, Ibu dari Baroroh sendiri, merupakan saudara seibu dari salah satu
sosok Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, yaitu AR Fachruddin. Ibu
Siti Asmah dan AR Fachruddin bernama Siti Maemunah, putri KH. Idris yang
bertempat tinggal di selatan Masjid Pakualaman. Sebelum dijodohkan dengan
Ayah AR Fachruddin, KH. Fachruddin, Siti Maemunah merupakan seorang
janda yang telah memiliki seorang anak perempuan yang tidak lain adalah ibu
Siti Baroroh, Siti Asmah.52
Menurut Siti Baroroh Baried, ia mengatakan sebagai seorang kaum
wanita memiliki 3 dunia, yaitu dunia keluarga, dunia karier dan dunia
masyarakat. Kemudian Dalam salah satu tulisannya juga, ia menegaskan
bahwa dalam Islam kedudukan atau tempat wanita yang utama ada didalam
rumah. Disini wanita berperan sebagai pendamping suami, pendidik putra
putrinya dan pengatur rumah tangga. Wanita juga harus ikut terjun kedalam
masyarakat, mengajak masyarakat untuk melakukan kebaikan serta
meninggalkan keburukan. Karier sendiri bagi wanita merupakan salah satu
sarana untuk meraih prestasi hidup dan untuk mengembangkan potensinya
sendiri. Hal ini pun merupakan salah satu sarana yang diperlukan di berbagai
bidang pembangunan dalam sebuah masyarakat yang masih dalam tahap
pembangunan seperi Indonesia kala itu.53
Menurut Haedar Nashir, sosok Baroroh sendiri sebenarnya tidak pernah
menyetujui konsep emansipasi berlebihan yang bertentangan dengan norma
agama dan budaya. Dengan begitu setinggi dan sebesar apapun pencapaian
yang diraih Baroroh dalam kariernya, kewajiban sebagai seorang istri dan ibu
masih tetap menjadi prioritas. Lewat pemikiran itulah sosok Siti Baroroh
Baried menjadi seorang wanita yang patuh terhadap suaminya, mengajarkan
kedisiplinan terhadap kedua putra putrinya disamping menjadi seorang
akademis dan aktivis dalam ‘Aisyiyah. Pada hari Minggu tanggal 9 Mei 1999,
Baroroh akhirnya menghembuskan nafas terakhir di kediamannya, Jl.
52 Ibid, hal. 16 53 Ibid, hal. 18
32
Sulawesi, Yogyakarta, setelah sebelumnya sempat terkena stroke dan harus
menjalani fisioterapi di RSU PKU Muhammadiyah.54
2. Pendidikan dan Karirinya
Melihat sejarah pendidikan yang ditempuh oleh Siti Baroroh Baried.
Menurut Uswatun Chasana, siti baroroh baried memiliki semboyan “Hidup
saya untuk menuntut ilmu” sejak muda. Keteguhannya dalam mencari ilmu itu
telah diutarakan kepada keluarganya. Berturut-turut Baroroh memuaskan
keinginannya mencari ilmu dengan menamatkan studinya di SD
Muhammadiyah, MULO HIK Muhammadiyah. Jenis sekolah Kweekschool
pada masa itu merupakan sebuah sekolah pendidikan guru, sedang HIK sendiri
adalah jenis sekolah umum untuk jenjang pendidikan guru bantu yang ada di
semua kabupaten. Lewat sekolah inilah dapat dilihat bahwa Baroroh tidak
hanya memiliki minat untuk mencari ilmu, namun juga membagi ilmunya
dengan menjadi seorang pengajar. Hal ini kemudian terlihat dengan
keterlibatannya membantu mengajar di SMP Putri Muhammadiyah, SMA
Muhammadiyah juga Taman Madya Yogyakarta. Kemudian menurut
Syarifuddin Jurdi, ia mengatakan Jenis sekolah MULO (Meen Ultgebreid
Lager Onderwijs) – HIK (Holandsch Inlandsch Kweekschool Muhammadiyah
ini merupakan sekolah umum yang didirikan oleh organisasi Muhammadiyah
pada tahun 1926.55
Kemudian menurut Uswatun Chasanah, ia melanjutkan studi
pendidikannya ke Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai salah satu
mahasiswa Fakultas Sastra. Setelah mendapatkan gelar Sarjana Muda di UGM,
dan pendidikan sarjananya di Universitas Indonesia (UI) Jakarta dan meraih
gelar Sarjana pada tahun 1952. Pada periode ini Baroroh berkesempatan
mengajar di SMA PMIK dan SMA APPI Jakarta. Setelah usai meraih gelar
sarjana, dan melanjutkan studinya cairo mesir. Kemudian ia memulai kariernya
sebagai dosen di Fakultat Sastra Universitas Gadjah Mada (UGM).56
54 Ibid, hal. 18 55 Fairuz Salma Rafifah. Peran Siti Baroroh Baried .................. hal. 19 56 Ibid, hal. 20
33
Kemudian setelah menjadi dosen di UGM. Menurut Uswatun Chasanah,
karirnya Siti Baroroh Baried terus berkembang dengan diangkat menjadi
pimpinan Djurusan Sastra Indonesia dan Djurusan Sastra Djawa pada tahun
1961 dimana Fakultas Sastra dan Kebudajaan pada saat itu memiliki 5 jurusan.
Selain Djurusan Sastra Indonesia dan Djurusan Sastra Djawa yang merupakan
pecahan dari Djurusan Sastra Timur, terdapat Djurusan Sastra Inggris,
Djurusan Sejarah dan Djurusan Ilmu Bumi.53 Siti Baroroh kemudian diangkat
menjadi guru besar dalam Ilmu Bahasa Indonesia pada 27 Oktober tahun 1964.
Pengangkatan ini merupakan hal yang tidak biasa karena kali itu merupakan
pengangkatan guru besar wanita pertama di Indonesia dalam usianya yang baru
mencapai tahun ke 39.57
Menurut Muchias, selain menjadi dosen di UGM, Baroroh juga merupakan
anggota Komisi Kerja Senat Fakultas Pasca Sarjana UGM, dosen IAIN Sunan
Kalijaga, dosen luar biasa IKIP Yogyakarta, guru besar UMS dan Dewan
Penyantun UMY. Di UGM sendiri, Baroroh juga pernah menjabat sebagai
Ketua Jurusan Sastra Asia Barat juga menjadi Dekan Fakultas Sastra dan
Kebudayaan UGM periode 1962-1964 dan 1964-1966.58
3. Karya-Karya Siti Baroroh Baried.59
Buku
a. Bahasa Arab dan Perkembangannya dalam Bahasandonesia 1970
b. Kamus Istilah Filologi 1977
c. Panji: Citra Pahlawan Nusantara 1987
d. Memahami Karya-Karya Nuruddin ar-Raniri 1982
e. Unsur Kepahlawanan dalam Sastra Jawa Klasik 1985
f. Pengantar Teori Filologi 1985
Jurnal
a. Wanita Muslim dan Etos Kerja Tahun 1991.
b. Islam dan Modernisasi Wanita Tahun 1988,
c. Islam dan Status Wanita di Indonesia” (1986)66
57 Fairuz Salma Rafifah. Peran Siti Baroroh Baried .................. hal. 20 58 Ibid, hal. 21 59 Ibid, 21
34
d. Relevansi Wanita Muslim dengan Gagasan Kartini tahun 1985.
Makalah
a. Un Mouvement des Femmes Musulmans Aisyiyah (1977)63 dalam
Archipel 13
b. Le Shi’isme en Indonesie 1978, Archipel 15
c. La Slanclo Rifomista 1981 Corriere XLIV, No. 9 Roma; dan
d. Moslem Women and Social Change in Indonesia: The Work of ‘Aisyiyah
(1987) dalam Speaking of Faith.
e. “Shi’a in Indoneseia” di SOAS (The School of Oriental and African
Studies) London dan Paris.
f. Malay Hikayat and Education” dalam ASAIHL,
g. (The Association of Southeast Asian Institutions of Higher Learning)
Hongkong. 1984
h. Islam and The Modernization Woman of Indonesian” Manila dan
i. ‘Aisyiyah, yakni “’Aisyiyah and The Social Change Women of The
Indonesian” di Havard University.
35
BAB III
GERAKAN KESETARAAN GENDER SECARA UMUM
Secara fakta pada dasarnya semua orang sadar dan harus sepakat bahwa
perempuan dan laki-laki berbeda dalam sisi kodrati yang telah diberikan Tuhan.
Tetapi gerakan kesetaraan gender disini bukanlah melihat pada sisi kodrati antara
keduanya yang telah diberikan Tuhan. Tetapi lebih menitik beratkan pada peranan
dan fungsi laki-laki dan perempuan yang ada dan dibuat oleh masyarakat. Hal ini,
terlihat dalam realitas kehidupan sehari-hari telah terjadi perbedaan peran sosial
laki-laki dan perempuan yang melahirkan perbedaan status sosial di masyarakat
pula, di mana laki-laki lebih diunggulkan dari perempuan melalui konstruksi
sosial, tetapi pada dasarnya perempuan juga mampu melaksanakan peran-peran
sosial tersebut. Oleh karena itu, gerakan kesetaraan gender ini ingin
menghilangkan perbedaan konstrksi sosial antara laki-laki dan perempuan yang
ada ditengah masyarakat. Dibawah ini dijelaskan tentang gerakan-gerakan
peremuan untuk memperjuangkan kesetaragender, diantaranya:
A. Gerakan Kesetaraan Gender Barat
Melihat bagaimana feminisme itu lahir dan berkembang di Barat
terutama Eropa, pada abad pertengahan, yaitu masa ketika suara-suara feminis
mulai terdengar. Pada Abad pertengahan, gereja berperan sebagai sentral
kekuatan, dan Paus sebagai pemimpin gereja, menempatkan dirinya sebagai
pusat dan sumber kekuasaan. Sampai abad ke-17, gereja masih tetap
mempertahankan posisi hegemoninya, sehingga berbagai hal yang dapat
menggoyahkan otoritas dan legitimasi gereja, dianggap seabagai heresy dan
dihadapkan ke Mahkamah Inkuisisi.60 Nasib perempuan barat tak luput dari
kekejian doktrin-doktrin gereja yang ekstrim dan tidak sesuai dengan kodrat
manusia.
Promblem di atas, menjadi titik awal latar belakang perempuan barat
yang kelam akhirnya memunculkan gerakan-gerakan perempuan yang
60Adian Husaini, Tinjauan Historis Konflik Yahudi, Kristen, Islam, Gema Insani Press, 2004, hal 158-159
36
menuntut hak dan kesetaraan dengan kaum laki-laki. Gerakan perempuan
memunculkan sejumlah tokoh perempuan, sebut saja Susan B. Anthony dan
Elizabeth Cady Staton, yang memiliki surat kabar sendiri yaitu The
Revolution. Melalui surat kabar ini perempuan-perempuan itu menuliskan
pemikiran mereka yang mempersoalkan masalah perceraian, prostitusi dan
peran gereja dalam mensubordinasi perempuan.61
Sehingga gerakan feminis menjadi gerak sekelompok aktivis perempuan
barat, yang kemudian lambat laun menjadi gelombang akademik di universitas-
universitas, termasuk negara-negara Islam, melalui program ”woman
studies”. Gerakan perempuan telah mendapat “restu” dari Perserikatan
Bangsa Bangsa perempuan dengan dikeluarkannya CEDAW (Convention on
the Elimination of All Forms of Discrimination Againts Women). Negara
dan lembaga serta organisasi-organisasi di dunia terus mendukung gerakan-
gerakan perempuan.62
Sehingga terjadi sebuah Revolusi di Eropa. Menurut Rowbotham Sheila,
ia mengatakan revolusi eropa membuat gerakan perempuan mendapatkan
kesempatan untuk ikut menyuarakan kepentingan mereka. Pada Revolusi
Puritan di Inggris Raya pada abad 17, kaum perempuan puritan berusaha
untuk mendefinisikan ulang area aktivitas perempuan dengan menarik
legitimasi dari doktrin-doktrin yang menjadi otoritas bapak, laki-laki, pendeta
dan pemimpin politik. Revolusi Puritan telah menghasilkan ferment dimana
semua bentuk hierarki ditulis oleh semua anggota sekte yang radikal di Inggris
Raya. Kemudian pada tahun 1890, kata feminis digunakan untuk
mendeskripsikan kampanye perempuan pada pemilihan umum ketika banyak
organisasi telah didirikan di Inggris untuk menyebarkan ide liberal tentang hak
individual perempuan.63
61Gadis Arivia, Pembongkaran Wacana Seksis Filsafat Menuju Filsafat berperspektif Feminis, Disertasi, Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Depok, 2002,
hal.20 62Suki Ali. Global Feminist Politics; Identities in Changing World, Routledge, New
York, 2000, hal. 5. 63Lukman: https://thisisgender.com/isu-gender-sejarah-dan-perkembangannya. Diakses 01
Desember 2020
37
Sehingga kaum Feminis kemudian mengembangkan konsep jender pada
tahun 1970 sebagai alat untuk mengenali bahwa perempuan tidak dihubungkan
dengan laki-laki disetiap budaya dan bahwa kedudukan perempuan di
masyarakat pada akhirnya berbeda-beda.64 Karena jender menurut Lips,
Hilary, Unger mengatakan, para feminis berpendapat jender merupakan
konstruk sosial, dan berbeda dengan “sex“ yang merujuk pada anatomi
biologis. Jender dipengaruhi oleh kondisi sosial-budaya, agama, dan hukum
yang berlaku di masyarakat serta faktor-faktor lainnya.
Menurut Saldi, saat ini gerakan perempuan di Amerika mulai menjalin
kerja sama dengan gerakan perempuan lainnya. Kerja sama ini dilakukan untuk
saling memperkuat mereka dalam menyuarakan isu mereka. Salah satu
kemenangan kecil kaum perempuan di Amerika pada awal abad 20 adalah
diterimanya amandemen undang-undang yang menjamin hak suara bagi semua
orang dewasa tanpa membedakan jenis kelaminnya. Kondisi kehidupan yang
tertekan dapat menumbuhkan kesadaran kaum perempuan terhadap
kemampuannya. Kesadaran akan kemampuan perempuan tidaklah berbeda
dengan laki-laki mulai muncul pada tahun 1940. Hal ini juga tidak bisa
dipisahkan dari terjadinya Perang Dunia II. Selama perang tersebut, lebih dari
6 juta perempuan harus bekerja diberbagai sektor yang selama ini di kerjakan
oleh laki-laki. Momen ini membuat mereka menyadari bahwa mereka juga
mampu bekerja diberbagai sektor yang selama ini didominasi oleh laki-laki.65
Sehingga peristiwa-peristiwa di atas, membuat gerakan feminisme
berkembang tidak hanya sekedar perjuangan untuk diakui sebagai layaknya
laki-laki, tetapi feminisme berkembang menjadi gerakan yang untuk
menyampaikan aspirasi masyarakat secara umum dalam berbagai
permasalahan yang ada di tengah masyarakat. Tidak terbatas hanya pada
permasalahan diskriminasi terhadap perempuan saja, tetapi juga kehidupan
remaja dan masalah perburuhan serta berbagai permasalahan sosial lainnya.
64Lukman: https://thisisgender.com/isu-gender-sejarah-dan-perkembangannya. Diakses 01
Desember 2020 65Saldi. Sejarah Gerakan Perempuan Di Dunia. Post 2015/
https://lakilakibaru.or.id/sejarah-gerakan-perempuan-di-dunia. Diakses 27 November 2020
38
Namun tetaplah inti dari kesemua perjuangan perempuan tersebut adalah
kesetaraan perempuan untuk berperan ditengah kehidupan masyarakat dalam
berbagai profesi dan status sosialnya.
Menurut Ni Komang Arie Suwastini, ia mengatakan adanya perubahan
dalam tujuan-tujuan feminisme merupakan sebuah bukti bahwa feminisme
dapat beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan perempuan sesuai dengan
tuntuan jaman yang dihadapi perempuan.66
Kemudian setelah gerakan feminisme di akui dalam kehidupan sosial
masyarakat, datang pula suatu masa yang disebuatkan dengan Istilah
postfeminisme yang muncul pada tahun 1920 dan kemudian tahun 1980
dengan makna yang sangat beragam. Menurut Gill dan Scharff merangkum
adanya empat pengertian postfeminisme. Pertama, postfeminisme sebagai titik
temu antara feminisme dengan postmodernisme, poststrukturalisme, dan
postkolonialisme yang berarti postfeminisme merupakan pengkajian yang lebih
kritis terhadap feminisme.67 Sehingga gerakan feminisme mengalami
perkembangan yang cukup pesat seiring dengan munculnya beragam aliran
tersebut. Ada aliran yang berpandangan untuk menempatkan perempuan
memiliki kebebasan secara penuh dan individual. Sehingga kini perempuan
telah mempunyai kekuatan baik dari segi pendidikan, politik, ekonomu dan
pendapatannya.
B. Gerakan Kesetaraan Gender Islam
Secara umum gerakan gender pada dasarnya merupakan sebuah
permintaan yang sederhana dimana perempuan hanya ingin memperoleh
keadilan dalam segala hal terutama dalam pendidikan, politik maupun bidang
lainnya, bukan untuk melebihi pria, melainkan keseimbangan. Oleh karena itu,
kelompok feminis memberikan nama kesetaraan gender berangkat dari
perbedaan laki-laki dan perempuan yang terjadi karena dibentuk oleh
66Ni Komang Arie Suwastini,. Perkembangan Feminisme Barat dari Abad Kedelapan
Belasa Hingga Fostfeminisme: Sebuah Tujuan Teoritis. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 2,
No. 1, April 2013, ISSN: 2303-2898, hal. 206 67Ibid, hal. 203
39
perbedaan sosial bukan dinilai dari aspek kodratinya. Karenanya perbedaan
sosial lah menjadi titik utama dan penting dari gerakan gender saat ini.
Dalam Islam sebenarnya tidak mengenal istilah gender dengan berbagai
bentuk konsep tersebut. Karena dalam Islam tidak membedakan kedudukan
seseorang berdasarkan jenis kelamin, Islam mendudukkan laki-laki dan
perempuan dalam posisi yang sama dan kemuliaan yang sama. Sesuai dengan
al-qur’an surat al-Hujurat, ayat 13 mengatakan.
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal. (Q.S. Al-Hujurat:13)
Ayat di atas, memperlihat bahwa posisi atau kedudukan perempuan dan
laki-laki pada dasarnya sama. Karena Islam tidak pernah melarang wanita atau
perempuan untuk melibatkan dirinya di dalam berbagai bidang pekerjaan untuk
mencari rezeki yang halal, baik dalam pendidikan, politik maupun profesi
lainnya. Adapun yang menjadi perbedaan antara satu dengan lainnya dalam
ayat diatas adalah orang yang paling takwa diantaranya. Sehinga terlihat
dengan jelas bahwa Islam mendudukkan wanita dan laki-laki pada tempatnya
dan Islam sesungguhnya memuliakan keduanya. Selain itu, Islam juga
memuliakan dan mengangkat derajat Perempuan. Baik sebagai ibu, anak, istri,
ataupun sebagai anggota masyarakat sendiri. Tidak ada diskriminasi antara
laki-laki dan perempuan dalam Islam, akan tetapi yang membedakan keduanya
adalah fungsionalnya, karena kodrat dari masing-masing.
Masyarakat Timur Tengah mulai mengalami perubahan sosial yang
cukup fundamental sampai awal abad ke-20 M, menurut M Nuruzzaman dalam
bukunya yang berjudul Kiai Husein Membela Perempuan, beberapa perempuan
40
khususnya para pekerja perdesaan dan perempuan kelas bawah di kota Mesir
dan Suriah merasa tertindas sebagai konsekuensi logis atas pergantian model
ekonomi dan politik. Bagi kaum perempuan, dampak politik dan budaya dari
pengerukan kekayaan oleh Eropa ditanggapi negatif.68 Sehingga banyak
muncul organisasi dan gerakan feminis di negara-negara Muslim dengan
berbagai sistem negara dan kondisi masyarakat. Beberapa kecenderungan
gerakan feminis abad ke-20 adalah upaya membentuk warga negara perempuan
modern, memperbarui hukum keluarga, menghargai raga perempuan, dan
mengahadapi isu mobilitas dan busana perempuan.
Munculnya organisasi tersebut seperti, di mesir Persatuan Feminis Mesir
(EFU) yang berdiri pada 1923 dengan pemimpin Huda Sya'rawi. yang
menyerukan hak mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dan politik bagi
perempuan, hak mendapatkan pelayanan kesehatan bagi setiap warga negara,
pembaruan hukum keluarga, dan diakhirinya pelacuran yang diatur oleh
negara. Kemudian Pada 1948 Durriyah Syafiq mendirikan Perhimpunan Anak
Perempuan Nil (Bint Al-Nil) yang melancarkan kampanye militan tentang hak
pilih dan usaha nasional memelekhurufkan perempuan. Selanjutnya di Iran,
Liga Perempuan Patriotis yang didirikan di Teheran pada 1910, Perhimpunan
Perempuan Revolusioner yang dididirikan di Syiraz pada 1927 oleh Zandukht
Syirazai, dan Perhimpunan Perempuan Isfahan oleh Sediqeh Dovlatabady pada
1918.69
Jadi secara umum, menurut Sheila Lalita, gerakan feminisme Islam tetap
mendukung hak-hak perempuan, kesetaraan gender, dan keadilan sosial yang
didasarkan pada nilai-nilai Islam. Gerakan ini berakar dari Islam, namun tetap
mempertimbangkan juga wacana feminis sekuler, Barat, atau non-Muslim.
68Republika: Gerakan Feminisme Awal Abad Ke-20di Dunia Islam 2016. Fost 26 April
2016/ https://republika.co.id/berita/o66jk713/gerak-feminisme-awal-abad-ke20-di-dunia-islam.
Diakases 01 Desember 2020 69Ibid
41
beberapa tokoh feminisme Islam terkenal seperti, Fatima Mernissi, Leila
Ahmed, Asma Barlas, dan Amina Wadud.70
Uraian panjangan di atas, walaupun dalam Islam berdasarkan ayat-ayat
dan hadits Nabi tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan. Teapi
secara realitas bahwa gerakan feminisme atau kesetaraan gender dalam dunia
Islam juga sangat penting untuk disuarankan, karena masih banyak secara fakta
ditemukan yang menunjukan ketimpangan antara perempuan dan laki-laki
dalam tatanan sosial masyarakat Islam.
C. Gerakan Kesetaraan Gender Indonesia
Secara realitas terlihat disana-sini di Indonesia ketimpangan gender
masih dominan dari segala aspek antara lain dalam lingkungan keluarga,
kependudukan, pendidikan, ekonomi, pekerjaan, dan dalam pemerintahan.
Perbedaan peran antara lakilaki dan perempuan yang tidak seimbang ini juga
sangat terlihat, ini terjadi mungkin sangat dipengaruhi oleh budaya masyarakat
Indonesia yang terdiri dari banyak etnis dan suku. Karena setiap masyarakat
suku dan etnis di Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri dalam memaknai
peran gender di negara ini. Oleh karena itu, gerakan kaum perempuan dalam
meningkatkan kesetaran gender ini harus bisa diimplementasikan dari setiap
suku, etnis dan budaya di Indonesia.
Dalam Sejarah bangsa Indonesia sebenarnya gerakan perempuan sudah
terlihat sejak masa Kolonial tepatnya pada akhir abad ke-19. Menurut Sri
Hidayati Djoeffan, berbagai tempat di Indonesia banyak dijumpai tokoh-tokoh
perempuan terkenal yang tampil membela hak rakyat. Seperti yang dilakukan
oleh Cut Meutia dari Aceh, Roro Gusik di Jawa sebagai istri Untung Surapati,
di Maluku Martha Tiahahu membantu Pattimura, di Sulawesi Selatan Emmy
Saelan giat dalam perlawanannn melawan Wolter Monginsidi. Perjuangan
mereka tidak semata-mata membela kaumnya saja tapi melakukan perjuangan
70Sheila Lalita. Apakah Feminisme Bisa Selaras Dengan Ajaran Islam. Artikel 2019/
https://magdalene.co/story/apakah-feminisme-bisa-selaras-dengan-ajaran-islam. Diakases 01
Desember 2020.
42
bersenjata melawan penjajah.71 Setelah perjuangan tokoh perempuan di atas,
banyak juga bermunculan tokoh dan organisasi perempuan lainnya, seperti RA
Kartini, organisasi perempuan pertama yang dinamakan Poetri Mardika,
perkumpulan Putri Sejati dan Wanita Utama, organisasi perempuan kaum
katolik, dan protestan. Kemudian menurut Sheila Lalita, pada tahun 1917, nyai
Ahmad Dahlan mendirikan organisasi perempuan yang bernama Aisyiah, pada
kongres 1930, Aisyiah menyatakan bahwa poligami adalah sebuah bentuk
syirik (menyekutukan Allah) moral. Organisasi perempuan ini, sejalan dengan
Muhammadiyah, berfokus pada pendidikan melalui dibukanya taman kanak-
kanak dan sekolah-sekolah bagi Muslimah, termasuk Universitas Aisyiah yang
dikhususkan bagi perempuan di Yogyakarta.72
Kemudian menurut Sri Hidayati Djoeffan, ia mengatakan Pasca
Kemerdekaan muncul pula Organisasi Gerakan Wanita Indonesia
(GERWANI). Setelah itu, pada tahun 1955 muncul pula Organisasi Perempuan
Islam dan organisasi PERWARI (Persatuan Wanita Republik Indonesia).73
Melihat urian di atas, tanpak sebenarnya perempuan sudah berperan
untuk menyuarkan kepetingannya maupun kepentingan masyarakat umum,
perempuan sangat penting dalam sebuah negara termasuk di Indonesia, karena
menurut Badan Pusat Statistik Nasional bahwa jumlah penduduk Indonesia
pada Tahun 2017 adalah sekitar 261, 89 juta jiwa. Terdiri dari laki-laki
sebanyak 130,31 juta jiwa, sedangkan perempuan 131, 58 juta jiwa.74 Jumlah
perempuan menurut Badan Pusat Statistik Nasional di atas, menunjukkan
perempuan merupakan sumber daya manusia yang jumlahnya yang cukup
besar, sehingga perempuan memiliki potensi yang tinggi dalam kaitannya
sebagai subyek dan obyek pembangunan dari bangsa ini. Disinilah perempuan
memiliki peran yang strategis untuk berpartisipasi dan ikut serta berperan
71Sri Hidayati Djoeffan, Gerakan Feminisme di Indonesia Tantang dan Strategi
Mendatang. Jurnal Mimbar No. 3 Th.XVII Juli-September 2001, hal. 286 72Sheila Lalita. Apakah Feminisme Bisa Selaras Dengan Ajaran Islam. Artikel 2019/
https://magdalene.co/story/apakah-feminisme-bisa-selaras-dengan-ajaran-islam. Diakases 01
Desember 2020. 73Hidayati Djoeffan, Gerakan Feminisme. ....................... , hal. 288 74Gaib Hakiki, Asnita Ulfa, Perempuan dan Laki-laki di Indonesia 2017. BPS, Jakarta
Indonesia ISSN: 2476-9150, h. 7
43
dalam berbagai bidang seperti, bidang pendidikan, sosial ekonomi, hukum,
politik, dan lain.Namun jumlah perempuan yang besar ini tidak dapat terwakili
dan tercerminkan secara faktual dalam berbagai bidang, salah satunya dalam
bidang politik.
Kondisi di atas, sehingga pemerintah membuat dan mengesahkan
undang-undang untuk meningkatkan peran perempuan dalam berbagai bidang,
seperti dalam bidang politik disahkan undang-undang nomor 2 Tahun 2008
dalam bab II, pasal 2 ayat 2 dan 5 mengatakan pendiri dan pengurus partai
politik menyusun dan menyertakan paling rendah 30% keterwakilan
perempuan, Sebagaimana pula yang dimaksud dalam bab IX pasal 19 ayat 20
kepengurusan Partai Politik tingkat provinsi dan kabupaten/kota disusun
dengan memperhatikan keterwakilan perempuan paling rendah 30% (tiga puluh
perseratus) yang diatur dalam AD dan ART Partai Politik masing-masing.75
Argument di atas, sebagai sebuah kebijakan yang diambil dengan tujuan
agar kelompok atau golongan tertentu memperoleh peluang setara dengan
kelompok atau golongan lain dalam bidang yang sama. Kebijakan untuk
meningkatkan keterlibatan kaum perempuan didalam pengambilan keputusan
baik politik, jurnalis waupun dalam pendidikan, keterlibatan perempuan ini
karena atas dasar kesamaan hak setiap warga Negara. Selain itu peraturan di
atas juga, diharapkan mampu mengatasi permasalahan dan problem
keterwakilan perempuan dalam berbagai bidang, sehingga diharapkan
menghilangkan isu-isu diskriminasi terhadap perempuan.
Walaupun perempuan sudah menyuarakan aspirasinya sejak dulu dan
gerakan tersebut jugalah yang mempengaruhi kehidupan perempuan sekarang.
Tetapi Menurut Gina Sonia, ia mengatakan bahwa gerakan feminisme di
Indonesia yang lahir dipengaruhi oleh berbagai kondisi historis sejarah
perjuangan bangsa, program pembangunan nasional, globalisasi serta
reformasi serta kehidupan religius masyarakat. Will Darunt dalam bukunya
“The Pleasure of Philosophy” mengemukan bahwa peristiwa yang akan
75Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 2 Tahun 2008, tentang Partai Politik,
(http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2008_10.pdf”. Diakses, 24 juli 2019..
44
menonjol diawal era glonbalisasi pada tahun 2000 adalah terjadinya perubahan
status wanita.76 Karena masih banyak ketimpangan gender di Indonesia,
segingga isu kesetaraan gender selalu menjadi isu yang menarik tidak ada
habisnya dan masih terus diperjuangkan baik ditingkat eksekutif maupun
legislatif.
Gerakan kesetaraan gender ini lebih intensif lagi dibicarakan setelah era
reformasi, karena pada era tersebut banyaknya munculnya berbagai organisasi
wanita yang membangkitkan kembali para semangat perempuan untuk
membela kaumnya dan memikirkan nasib masyarakat marjinal, berbagai
organisasi LSM yang membela rakyat kecil antara lain Wardah Hafiz,
kelompok perempuan yang menamakan Suara Ibu Peduli yang membela hak
anak, Ratna Sarumpaet yang memperjuangkan demokrasi dan hak buruh
perempuan lewat organisasi Teaternya, Nursyahbani Kacasungkana yang
membela wanita dari obyek kekerasan dan kejahatan melalui supremasi
hukum, tidak ketinggalan Ibu Aisyah Amini yang telah berkiprah dalam dunia
politik sejak lama, serta masih banyak lagi tokoh wanita Islam lainnya yang
berkiprah dalam organisasi wanita.77
Banyaknya muncul gerakan perempuan setelah refomasi di atas, ini
merupakan permasalahan perempuan masa kini masih menunjukkan sebagian
gambaran permasalahan perempuan masa lalu yang belum terselesaikan sejak
dulu. Seperti telah dikemukakan di atas, masalah kini semakin kompleks,
berbagai permasalahan perempuan yang muncul merupakan runtutan dari
masalah perempuan masa lalu, baik lokal maupun global. Sehingga
permasalahan masa kini Menurut Nurul Yunita, ia mengatakan problem
perempuan masa kini bukan hanya emansipasi saja, tetapi bagaimana
perempuan dianggap sebagai makhluk yang patut dimanusiakan. Karena
76Sri Hidayati Djoeffan, Gerakan Feminisme di Indonesia ....................... hal. 285 77Ibid, hal. 290
45
Berapa banyak perempuan yang sudah memenuhi kewajibannya tetapi malah
diabaikan haknya.78
Jika pemasalahan perempuan saat ini bisa diselesaikan, diharapkan nanti
kesetaraan gender akan dapat memperkuat kemampuan negara untuk
berkembang, mengurangi kemiskinan. Dengan demikian perempuan dan
pemerintah dapat mempromosikan kesetaraan gender adalah bagian utama dari
strategi pembangunan dalam rangka untuk memberdayakan masyarakat, baik
perempuan maupun laki-laki untuk mengentaskan diri dari kemiskinan dan
meningkatkan taraf hidupnya. Karena pembangunan ekonomi membuka
banyak jalan untuk meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan, baik tua mau-pun muda dalam jangka panjang.
78Nurul Yunita, Perempuan Masa Kini, Tak Hanya Menyoal Emansipasi. Artikel 2018/ http://youthproactive.com/201803/speak-up/perempuan-bukan-cuma-emansipasi. Diakses 29 November 2020.
46
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS KIPRAH PEREMPUAN DALAM POLITIK,
JURNALISME DAN PENDIDIKAN
Bab IV sebagai inti dalam penelitian ini, karena didalamnya adalah upaya
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah. Mulai
dari mendeskripsikan kiprah dan implikasi Megawati Soekarnoputri, Najwa
Shibab, Siti Baroroh Baried dalam bidang politik, jurnalis maupun dalam
pendidikan secara umum. Sehingga dibawah ini diuraikan secara sistematis dan
analitis temuan atau hasil penelitian yang dimaksud di atas sebagai berikut:
A. Megawati Soekarnoputri
1. Kiprah Politik Mega
Bila dilihat setelah runtuhnya orde lama, semua keluarga Soekarno
memilih untuk menghindari panggung politik dan hidup sebagai masyarakat
biasa. Hal ini terjadi, karena putra-putri Soekarno membuat kesepakatan pada
tahun 1982 untuk tidak berpartisipasi aktif dalam salah satu organisasi sosial
politik peserta pemilu. Kesepakatan ini mengacu pada sikap politik Soekarno
yang untuk berdiri di atas semua golongan dan partai politik.79
Tampilnya anak Soekarno dalam perpolitikan di Indonesa. Menurut
Nidras Nada Nailufar, Sabam lah orang yang berjasa membujuk serta merayu
Megawati melalui suaminya Taufik Kemas untuk terjun kedalam dunia politik.
Sehingga pada Pemilu 1987, nama Megawati Soekarnoputra dan adiknya,
Guruh Soekarnoputra, muncul dalam daftar calon anggota DPR dari PDI,
akhirnya ia berkeliling untuk kampanye, Megawati seolah merepresentasikan
karisma ayahnya. Sehinga Gambar-gambar Soekarno bermunculan dalam
kampanye PDI. Sehingga Megawati dapat mendongkrak popularitas partai
berlambang banteng itu dari 24 kursi DPR pemilu 1982 menjadi 40 kursi pada
pemilu 1987 dan ia juga menduduki menjadi ketua PDI Cabang Jakarta Pusat
79Nidras Nada Nailufar. Perjalanan Politik Megawati, dari Pengusaha Pom Bensin hingga
Penguasa Medan Merdeka Utara. Berita Kompas 2019./
https://nasional.kompas.com/read/2019/07/26/06300031/perjalanan-politik-megawati-dari-
pengusaha-pom-bensin-hingga-penguasa-medan?page=all. Diakses, 02 Desember 2020.
47
1987-1992.80 Melihat popularitas suara Megawati pada pemilu tersebut,
sehingga dalam Kongres Luar Biasa PDI yang diselenggarakan di Surabaya
1993 Megawati terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PDI.81
Melihat terpilihnya Megawati sebagai Ketua Umum PDI, tentu akan
mengkhawatirkan penguasa Orde Baru, termasuk Soerjadi dan sejumlah
politisi senior dari partai-partai PDI tersebut, khawatir ketokohannya takut
tersaingi oleh Megawati waktu itu. Karena Mega dianggap terlalu muda, belum
punya pengalaman, belum siap masuk politik.82 Sehingga politisi senior PDI,
Megawati harus dihentikan karir politiknya. Karena kemunculan Mega sebagai
ketua umum partai ketika itu terkesan tidak dikehendaki pemerintah.
Kemudian dibuatlah rekayasa dan konflik internal di tubuh PDI. tepatnya
Pada 1996, kongres PDI digelar di Medan. Soerjadi digunakan pemerintah
untuk menghentikan gerakan Megawati untuk mejadi Ketua Umum PDI.
Kongres tersebut Soerjadi mengklaim kemenangan dan didukung pemerintah.
Sedangkan Megawati dan pendukungnya tidak hadir dalam kongres tersebut.
Karena Megawati, ia masih merasa sebagai Ketua Umum PDI yang sah masa
periode 1993-1998 dan ia pun masih menguasai perlengkapan dan kantor PDI
di Jakarta. Sehingga terjadi dualisme kepengurusan PDI masa itu yaitu antara
Soerjadi dan Megawati.83
Pada pemilu tahun 1997, Keberpihakan masyarakat kepada Mega makin
terlihat. Sedangkan perolehan suara PDI di bawah Soerjadi merosot tajam.
Karena sebagian besar massa Mega berpihak ke Partai Persatuan
Pembangunan, yang kemudian melahirkan istilah "Mega Bintang". Mega
sendiri memilih golput saat itu.84
80Ibid 81Wikipedia.https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Megawati_Soekarnoputri&oldid=17
655284. Diakases, 03 Desember 2020 82Nidras Nada Nailufar. Perjalanan Politik Megawati, dari Pengusaha Pom Bensin hingga
Penguasa Medan Merdeka Utara. Berita Kompas 2019. 83Wikipedia
84https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Megawati_Soekarnoputri&stable=1. Diakases
03 Desember 2020
48
Selanjutnya Menurut Rina Widiastuti, Megawati kembali terpilih
menjadi Ketua Umum DPP PDI pada 1998. Kepemimpinan Megawati
sedianya berlangsung hingga tahun 2003, tetapi PDIP kemudian menggelar
Kongres I di Semarang, Jawa Tengah pada 2000. Kendati kembali
mengukuhkan Megawati sebagai Ketua Umum, masa jabatannya diperbarui
dari 2000 hingga 2005. Tetapi Pemilu 1999, PDI berubah nama menjadi PDI
Perjuangan dan berhasil memenangkan pemilu. Meski bukan menang telak,
tetapi ia berhasil meraih lebih dari tiga puluh persen suara. Kemudian massa
pendukungnya, memaksa supaya Mega menjadi presiden. Mereka mengancam,
kalau Mega tidak jadi presiden akan terjadi revolusi.85
Berhasilnya PDI Perjuangan menjadi pemenang pemilu urut ke dua.
Menghantar Megawati menjadi Wakil Presiden mendampingi Presiden
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Kemudian, pada 23 Juli 2001, Megawati
dikukuhkan sebagai Presiden Republik Indonesia menggantikan Gus Dur
yang diberhentikan melalui Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan
Rakyat. Dengan begitu, Megawati bukan hanya perempuan pertama yang
menjadi pucuk pimpinan partai politik, tetapi juga perempuan pertama yang
menjadi presiden di Indonesia.86
Kemudian pada pemilu 2004, Megawati mencalonkan diri menjadi
Presiden dan wakilnya Hasyim Muzadi, tetapi ia mengalami kekalahan (40% -
60%) sehingga ia harus menyerahkan tonggak kepresidenan kepada Susilo
Bambang Yudhoyono. Kemudian pemilu 2014, Megawati dan PDI-P
menunjuk Joko Widodo untuk maju dalam Pemilihan umum Presiden.
Akhirnya melalui proses pemilu yang cukup panjang, Joko Widodo dan Jusuf
Kalla terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019.87
Menurut Indra Akuntono, pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDI-
P, Semarang Jawa Tengah, 20 September 2014, Megawati ditunjuk kembali
85Rina Widiastuti. Kiprah Politik Megawati Soekarnoputri. Majalah Tempo. 23 Januari
2018. 86Ibid 87Ibid
49
untuk menjadi Ketua Umum PDI-P periode 2015-2020.88 Kemudian Pada
Kongres V PDI-P, Sanur Bali, 8 Agustus 2019, Megawati dikukuhkan kembali
sebagai Ketua Umum PDIP periode 2019-2024.89
Uraian panjang di atas, terlihat bagaimana rintangan politik yang
dilaluinya dalam meraih kedudukan menjadi Ketua umum PDI, sehingga
kemudian begitu besar pengaruh figur Megawati Soekarnoputri dalam Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan yang dianggap seolah mampu
merepresentasikan karisma ayahnya (Soekarno), kemudia Mega juga dianggap
mampu menyelesaikan setiap konflik di internal partai dan terkonsolidasi
begitu Megawati membuat keputusan partai. Kemudian pengaruhnya juga
terlihat, semua calon kandidat yang ingin berlaga pada kontenstasi pemilu
nasional maupun daerah selalu sungkaman dan meminta restu Mega. Karena
Mega masih dianggap oleh kader partai sebagai “kunci” bagi para politisi
partai berlambang banteng tersebut untuk mendapatkan dukungan partai.
Selain itu, Mega juga berkali-kali terpilih secara aklamasi untuk menjadi Ketua
Umum Partai PDI-P dalam setiap Kongres, kemudian Mega juga perempuan
pertama menjadi Ketua Umum Partai secara terus menerus dalam dari beberapa
periode sejak 1993-2024.
2. Kebijakan Politik Mega
Dyah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri yang kerap dipanggil
Mega ini merupakan salah satu sosok perempuan yang berpengaruh di
Indonesia, dengan perjuangan politik sehingga Megawati terpilih menjadi
presiden pada tahun 2001 dan ia pernah menjadi wakil Presiden di masa
Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Selama menjadi Presiden Megawati pernah membuat sejumlah kebijakan
penting. Tapi dari semua kebijakan tersebut tidak semua dipuji, ada juga
kebijakannya yang membuatnya terus dipertanyakan lawan politiknya.
Menurut Nibras Nada Nailufar, ia mengatakan di antara berbagai kebijakan
88Indra Akuntono. Megawati Didukung Karena Sanggup Persatukan PDI-P. Artikel
Kompas 2014. 89Rangga Pandu Asmara Jingga dan Eddy K Sinoel.Megawati Dikukuhkan Kembali
Sebagai Ketua Umum PDIP 2019-2024. Artikel AntaraNews, 2019.
50
Megawati yang jadi paling kontroversial adalah BUMN dijual dengan alasan
untuk membayar utang negara. Karena Megawati Presiden diwarisi utang
negara yang membengkak imbas dari krisis moneter pada 1998/1999.
Penjualan belasan BUMN yang nilainya mencapai Rp 18,5 triliun berhasil
menurunkan utang. Salah satu privatisasi yang paling diperdebatkan sampai
saat ini ialah Indosat. Kala itu, Indosat dijual seharga Rp 4,6 triliun kepada
Tamasek Holding Company, BUMN Singapura.90
Kemudian kebijakan yang diwarisankan Megawati untuk Indonesia
adalah berdirinya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), warisan ini layak
dipuji. Karena KPK berhasil memecah kebuntuan penanganan korupsi yang
mengakar di negeri ini. Sepanjang sejarahnya, KPK dengan berani menangkap
banyak pejabat penting di pemerintahan hingga DPR. ini merupakan adanya
kemauan politik Megawati yang kuat untuk memberantas korupsi secara terus-
menerus.91
Selain dari usahnya membayar hutang Negara yang membengkak dan
mendirikan KPK. Menurut Indah Rizki Aruma Nurjannah dkk, dalam bukunya
yang berjudul Megawati Presidential Political Policy in 2001-2004. Ia
mengatakan Megawati juga fokkus bidang ekonomi perbaikan sektor
perbankan dan ekonomi masyarakat umum, Tujuannya adalah agar
menyelamatkan perekonomian dari inflasi yang semakin memuncak. Hasilnya
perekonomian Indonesia stabil dan pertumbuhan ekonomi di masa
pemerintahannya naik hingga mencapai 5 persen. Di samping itu, pada massa
pemerintahan Megawati mampu menurunkan persentase penduduk yang
berada di garis kemiskinan menjadi 18 persen, dari sebelumnya 28 persen.92
Kemudian tidak kalah pentingnya kebijakan yang diambil Megawati
yaitu memerangi teroris di Indonesia. Menurut Imam Daniel Sihombing, Mega
berfokus pada kebijakan melawan teroris dan memerangi teroris, Sehingga
90Nibras Nada Nailufar. Perjalanan Politik Megawati, 3 Warisannya yang Dipuji dan Di
Bully. Artikel Kompas, 2019. 91Ibid,
92Indah Rizki Aruma Nurjannah dkk. Megawati Presidential Political Policy in 2001-2004.
2018.
51
masa pemerintahannya ia berhasil menciptakan Perpu tentang anti terorisme,
yang disahkan menjadi UU Anti Terorisme.93
Melihat uraian kiprah serta kebijakan politik Megawati di atas, tampak ia
sebagai seorang figur dan leadership yang tegas dan berani mengambil resiko
dari keputusan yang dilakukannya, seperti menjual beberapa Aset BUMN dan
Indosat dengan alasan untuk membayar hutang Negara yang membengkak
akibat krisis moneter 1998. Selain itu, ia juga mempunyai kemauan dan
keinginan yang sangat tinggi untuk memberantas korupsi di Indonesa, sehingga
sewaktu ia menjadi Presiden dibentukannya Lembaga Independent dalam
menangani korupsi yaitu KPK. Kemudian ia juga fokus dalam meningkatkan
ekonomi masyarakat, sehingga berhasil menurunkan tingkat kemiskinan
masyarakat dari 28% menjadi 18%. Selanjutnya Megawati juga serius dan
konsent untuk membrantas perkembang terorisme di Indonesia, sehingga ia
berhasil menciptakan Perpu tentang anti terorisme, yang disahkan menjadi UU
Anti Terorisme.
B. Kiprah Najwa Shihab Dalam Jurnalisme
Najwa Shihab yang sering dipanggila “nana”, setelah lulus dari Fakultas
Hukum Universitas Indonesia (UI) sebagai Sarjana Hukum. Berdasarkan
bankroun pendidikannya, seharuanya ia menjadi seorang advokat, hakim atau
sejenisnya. Tetapi Najwa Shihab malah tertarik dan memilih terjun di dunia
jurnalistik ketimbang seorang pengacara.
Pertama kali Najwa Shihab berkiprah di dunia jurnalistik pada saat
menjadi reporter muda/reporter magang RCTI. Najwa sering ditugaskan
meliput kejadian-kejadian seputar hukum, seperti sengketa lahan, sidang kasus,
dan juga situasi politik tanah air. Kemudian pada tahun 2001, ia bergabung
dengan Metro TV salah satu Stasiun Televisi Indonesia untuk meningkatkan
kemampuannya dibidang jurnalistik. Sehingga namanya mulai dikenal pasca ia
membawakan sebuah acara Mata Najwa di Metro TV.94
93Imam Daniel Sihombing. Masa Reformasi di bawah Pemerintahan Megawati
Soekarnoputri. Artikel Kompas 2020/ https://www.kompas.com/skola/read/2020. Diakases, 03
Desember 2020. 94
52
Selama di Metro TV, Najwa Shihab merupakan salah satu host/pembawa
acara program talkshow yang mempunyai karakter sendiri dalam memandu
acaranya. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilannya memandu acara Mata Najwa
selama 7 tahun terakhir. Sehingga mata Najwa adalah sebagai program talkshow
unggulan Metro TV yang dipandu oleh jurnalis senior Najwa Shihab sendiri.
Menurut Nur Fadillah, Program Mata Najwa ini konsisten menghadirkan tokoh-
tokoh utama, yang menjadi pelaku langsung sebuah peristiwa. Selain itu Najwa
Shihab juga melontarkan pertanyaan tegas. Kelebihan talkshow Mata Najwa
dibandingkan dengan talkshow yang lain yaitu mampu menghadirkan narasumber
yang tidak bisa dihadirkan oleh siaran talkshow yang lain.95
Selama di Metro TV, Najwa Shihab telah mewawancari beberapa tokoh-
tokoh Nasional dan Internasional, karena menurut Nur Fadillah, dalam konteks
pemilihan narasumber, ada tiga kategori narasumber yang menarik dalam
talkshow Mata Najwa. Pertama, adalah public figure atau idola/panutan
masyarakat. Kedua, salah satu tokoh yang paling ahli atau dianggap paling
menguasai bidang atau permasalahan. Ketiga, tokoh yang kontroversi, kritis dan
vokal.96 Adapun tokoh-tokoh yang pernah diwawancarian diantaranya sebagai
berikut:97
No Nama Jabatan
1 Joko Widodo Presiden RI Ke-7
2 Susilo Bambang Yudhoyono Presiden RI Ke-6
3 Megawati Soekarnoputri, Presiden RI Ke-5
4 B.J. Habibie Presiden RI Ke-3
5 Kofi Annan Sekjen PBB
6 Jusuf Kalla Wapres RI Ke-12
95Nur Fadillah. Persepsi Mahsiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin
Makasar Pada Siaran Talkshow Mata Najawa. Penelitian 2016. 41 96Ibid, 56
97https://id.wikipedia.org/wiki/Najwa_Shihab#Narasumber_yang_pernah_diwawancarai.
Diakases, 04 Desember 2020.
53
7 Boediono Wapres RI Ke-11
8 Prabowo Subianto, Ketum Gerindra
9 Fadli Zon Wakil Ketua DPR RI
10 Fahri Hamzah, Wakil Ketua DPR RI
11 Agus Rahardjo Ketua KPK
12 Tito Karnavian Mendagri Ke-29
13 Gatot Nurmantyo Panglima TNI
14 Puan Maharani Menteri Koordinator
15 Luhut Binsar Pandjaitan Menteri Maritim
16 Susi Pudjiastuti Menteri Kelautan
17 Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan
18 Lukman Hakim Saifuddin Menteri Agama
19 Yasonna Laoly Menteri HAM
20 Hanif Dhakiri Menteri Ketenagakerjaan
21 Pratikno, Menteri Sekretaris Negara
22 Pramono Anung Sekretaris Kabinet
23 Teten Masduki, Kepala Staf Kepresidenan
24 Basuki Tjahaja Purnama, Mantan Gubernur DKI Jakarta
25 Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah
26 Soekarwo, Mantan Gubernur Jawa Timur
27 Ahmad Heryawan Mantan Gubernur Jawa Barat
28 Zumi Zola Mantan Gubernur Jambi
29 Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya
30 Emil Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur
31 Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat
32 Mustofa Bisri Ulama
33 Quraish Shihab, Ulama
34 Salahuddin Wahid Ulama
35 Rhenald Kasali Akademisi
36 Antasari Azhar, Mantan Ketua KPK
54
37 Abraham Samad Mantan Ketua KPK
38 Ruhut Sitompul, Politisi
39 Hotman Paris Hutapea Advokat
40 Titiek Puspa Artis senior
41 Slank grup band
42 Godbless grup band
43 Addie MS Pimpinan Twilite Orchestra
44 Rhoma Irama pimpinan Soneta Band
45 Novel Baswedan Penyidik KPK
46 Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta
47 Sandiaga Uno Wakil Gubernur DKI Jakarta
48 David Beckham Pemain Sepak Bola
49 Theys Hiyo Eluay Tokoh OPM
50 Raditya Dika Comedian
51 Syahrini Penyanyi
52 Agnez Mo Penyanyi
53 Adian Napitupulu Politikus PDIP
54 Mahathir Mohamad Perdana Menteri Malaysia
55 Anwar Ibrahim Mantan Deputi Perdana Menteri
Malaysia
56 Kursi kosong menyidir ( Terawan
Agus Putranto) Menkes
Melihat deratan nama-nama yang sudah diwawancarai Najwa Shihab di
atas, tampak Najwa Shihab merupakan seorang jurnalis yang multi peran, karena
orang-orang yang diwanwancarai tersebut adalah tokoh-tokoh Nasional dan
Internasional dengan berbagai bermacam profesi seperti, bidang politik, ekonomi,
akademisi, agama, musik, olahraga, hukum, komedian, advokat, penyanyi dllnya.
Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa siaran talkshow Mata Najwa lebih
bervariasi dalam menentukan narasumbernya, dengan mengedepankan nilai
inspiratif dari berbagai aspek kehidupan narasumbernya.
55
Terpilih serta dipercayainya Najwa Shihab untuk mewawanrai tokoh
tersebut, tentulah dengan berbagai pertimbang, terutama kecerdasan, wawasan
yang mempuni, pengalaman yang banyak, tata bahasa yang baik, pertanyaan yang
lugas, dll. Karena dalam deretan nama di atas juga, Najwa sudah mewawancari
beberapa orang nomor satu di Republik ini, yaitu Presiden Indonesia ke-3
Bacharuddin Jusuf Habibie, ke-5 Megawati Soekarnoputri, ke-6 Susilo Bambang
Yudhoyono, ke-7 Joko Widodo, ini menunjukan kualitasnya sebagai seorang
jurnalis sudah diakui secara Nasional dan juga sudah berpengaruh di Indonesia.
Selain tokoh Nasional ia juga sudah beberapa kali mewawancari tokoh-tokoh
internasional seperti, Kofi Annan sekretaris jendral Peserikatan Bangsa-Bangsa,
Mahathir Mohamad Perdana Menteri Malaysia, dan Anwar Ibrahim Mantan
Deputi Perdana Menteri Malaysia. Artinya Najwa Shihab selain sebagai jurnalis
Nasional, ia juga sudah diperhitungkan oleh dunia Internasional sebagai jurnalis
yang mempunyai kecerdasaan, wawasan serta pengalaman luas.
Argumentasi di atas, terlihat bahwa kodrat sebagai seorang perempuan tidak
bisa menjadi penghalang untuk meraih cita-citanya dalam berbagai bidang, dan
perempuan juga mampu melakukan hal-hal sesuai keinginannya. Ini sudah dibukti
oleh Najwa Shihab sebagai seorang jurnalis, sehingga jurnalistiklah yang sudah
membesarkan namanya. Kemudian namanya semakin melambung ketika saat ia
memiliki program talkhow sendiri yang bernama Mata Najwa. Dalam acara
terebut ia berhadapan dengan tokoh-tokoh terkemuka Nasional dan Internasional,
tetapi Najwa tetap menunjukkan kecerdasan dan sikap kritisnya pada setiap topik
yang dibawakannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa saat ini sebenarnya sudah tidak relevan lagi
memaksa perempuan untuk memilih antara karier atau rumah tangga, sebab pada
hakikatnya perempuan bisa menjalani keduanya dan banyak peran yang bisa
dilakukan dalam hidupnya. Pertanyaan seperti ini pernah dilontarkan kepada
Najwa Shihab dalam acara Overa Van Java Live di Trans7, pada saat itu Deni
Cagur sebagai Host menanyakan kepada Najwa Shihab, “memilih menjadi ibu
rumah tangga atau menjadi jurnalis”. Najwa langsung menjawab kenapa
perempuan harus memilih, bukankan perempuan bisa mendapatkan keduanya,
56
pertanyaan semacam itu sejak awal sudah menempatkan posisi perempuan seolah-
olah tidak berdaya.98
Kemudian dalam sejarah panjang perjalanan jurnalis Najwa. Menurut Vina
A Muliana, ada satu tugas yang mengesankan Najwa yaitu meliput gempa Aceh.
Pada Minggu, 26 Desember 2004, Aceh dan Nias dilanda gempa dahsyat. Saat itu,
Najwa menjadi asisten produser di Today’s Dialogue.99 Berangkat dari peristiwa
itu pula, seiring berjalannya waktu, kiprah wanita yang kini berusia 41 tahun itu
makin melejit sampai sekarang.
Selama 17 tahun berkarir di Metro TV bisa dikatakan saya sudah mencoba
semuanya, mulai dari reporter, kemudian asisten produser, produser, hingga jadi
wakil pemimpin redaksi. Mulai dari reporter yang meliput hal-hal tidak
menantang sampai kemudian punya program sendiri. Dari siaran tengah pagi buta
hingga di jam prime time.100 Sampai saat ini. Menurut sebuah perusahaan data dan
opini publik global asal Inggris. Bahwa Najwa Shihab termasuk di urutan kedua
dalam daftar Perempuan Paling Dikagumi di Indonesia versi YouGov. Nama
Najwa Shihab masuk bersama dengan nama Menteri Perikanan dan Kelautan Susi
Pudjiastuti yang duduk di posisi pertama. Setelah Najwa, di urutan ketiga ada
nama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.101 Ini menunjukkan Najwa
termasuk jurnalis yang profesional, sehingga banyak mendapat penghargaan yang
bergensi tingkat Nasional dan Internasional.
Dari apa yang ia telah capaikan dalam dunia jurnalis, tentu sudah banyak
memberi pengaruh positif terhadap dunia jurnalis, kemudian dari hasil wawancara
dengan tokoh-tokoh Nasional juga memberi dampak positif terhadap praktik
pemerintahan, iklim politik dalam negeri, termasuk bidang pendidikan. Kemudian
kaum perempuan pun banyak yang termotivasi oleh Najwa, sehingga banyaknya
perempuan terjun mendalami dunia jurnalistik.
98Live Tans7, 21 November 2019/ https://www.youtube.com/watch?v=t_040JN-lTY/.
Diakases, 03 Desember 2020 99Vina A Muliana, Cantik dan Pintar, ini Perjalan Karir Najwa Shihab. Liputan 6, 2017 100Kumparan Woman. Role Model: Langkah Besar Najwa Shihab. 2019,/
https://kumparan.com/kumparanwoman/role-model-langkah-besar-najwa-shihab-
1rXf2E8ioGD/full. Diakses 04 Desember 2020. 101Ibid
57
Kemudian Najwa Shihab terlepas dari kemahiran dan karirnya dalam dunia
jurnalis, ia juga di nobat sebagai duta baca Indonesia. Menurut Liputan6.com,
Najwa Shibab dipercaya Perpusnas sebagai Duta Baca Indonesia sejak 2016
sampai saat ini. Duta Baca Indonesia adalah program unggulan dari Perpusnas
yang bertujuan membumikan kegemaran membaca masyarakat melalui
percontohan public figure. Pada 2020 ini, Duta Baca Indonesia diharapkan
kembali bisa membumikan literasi informasi secara masif ke seluruh penjuru
Nusantara, khususnya ke generasi muda.
C. Kiprah Pendidikan Siti Baroroh Baried
Dalam sejarah banga Indonesia Siti Baroroh Baried tercatat merupakan
seorang profesor perempuan pertama di Indonesia. Ia diangkat menjadi guru besar
pada tahun 1964, dalam usianya masih 39 tahun. Menurut suara ‘Aisyiyah, Siti
Baroroh tidak hanya aktif di dunia pendidikan, ia juga aktif di berbagai organisasi
seperti MUI Pusat dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Di
’Aisyiyah Siti Baroroh pernah menjabat sebagai PCA Gondomanan hingga
Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Jabatan yang pernah diembannya di ‘Aisyiyah adalah
Ketua Biro Hubungan Luar Negeri, Ketua Biro Penelitian dan Pengembangan,
dan Ketua Bagian Paramedis. Ia tercatat sebagai satu-satunya Ketua PP ‘Aisyiyah
yang paling lama menjabat, yakni selama 5 periode dari tahun 1965 sampai 1985.
Atas jasanya, ‘Aisyiyah memiliki posisi tawar di luar negeri. Banyak peneliti dan
penulis disertasi dari universitas luar negeri yang mempelajari organisasi
‘Aisyiyah melalui jasanya.102
Sejak terpilih menjadi ketua organisasi ‘Aisyiyah. Menurut Widiyastuti, Siti
Baroroh memperjuangkan hak bagi perempuan merupakan prioritas
perjuangannya. Pendidikan adalah hak bagi perempuan guna meningkatkan harkat
dan martabatnya. Karena itulah selama masa kepemimpinannya, ‘Aisyiyah,
melakukan pengembangan terhadap pendidikan pra sekolah; yaitu Taman Kanak-
Kanak ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA), sekolah menengah, sekolah-sekolah
102Website Suara ‘Aisyiyah: Siti Baroroh Baried, Pelopor Kiprah Internasional ‘Aisyiyah.
Jurnal ‘Aisyiyah, Vol. 76, 1996, hal. 9
58
kejuruan kebidanan dan keperawatan, bahkan pendidikan tinggi. Tidak kurang
dari 5000 amal usaha pendidikan yang dikelola oleh ‘Aisyiyah saat ini tidak bisa
lepas dari pemikiran para tokoh awal ‘Aisyiyah termasuk di dalamnya Siti
Baroroh.103
Dalam pendidikan kejuruan ‘Aisyiyah juga mendirikan Sekolah
Kesejahteraan Keluarga Berencana (SKKP), Sekolah Kesejahteraan Keluarga
Atas (SKKA), Sekolah Pendidikan Guru (SPG), dan Sekolah Bidan. Kecuali
sekolah bidan, ketiga jenis sekolah itu telah didirikan pada sekitar tahun 1950-an.
Pada tahun 1958 terdapat 10 SKKP, 2 SKKA, dan 3 SPG. Kemudian pada tahun
1971 jumlah SPG yang terdaftar 15 sedang sekolah lain tidak ada laporan.
Sekolah Kesejahtereaan Keluarga Berencana/SKKA yang diketahui ada 6 tersebar
di ujung Padang, Surakarta, Bandung, Palembang, Padang, dan Banda Aceh.104
Kemudian sebagai Ketua ‘Aisyiyah sejak 1965-1985, Siti Baroroh Baried
sangat konsen terhadap pendidikan kaum perempuan. Perempuan punya hak yang
sama dengan laki-laki dalam hal kesempatan menuntut ilmu sebagaimana yang
selama ini dibiasakan di keluarga besarnya. Namun jika menyangkut persoalan
emansipasi, pemikirannya tidak jauh berbeda dengan Siti Walidah, Siti Hayinah,
Siti Munjiyah di awal-awal didirikannya ‘Aisyiyah. Siti Baroroh berpendapat
bahwa emansipasi yang benar adalah yang tetap mempertahankan kodrat
perempuan sesuai apa yang ada dalam Al Qur’an. Pengaruh budaya juga
menguatkan emansipasi yang terbatas. Emansipasi seharusnya tidak bertentangan
dengan norma agama dan budaya, itulah yang dipegang.105
Dengan keseirusannya dalam meningkatkan pendidikan perempuan.
Menurut A. Adabi Darban, sehingga berdirinya sekolah bidan ini tidak dapat
dilepaskan dari usahanya dan perkembangan tempat pelayanan kesehatan yang
dikelola baik oleh Muhammadiyah atau ‘Aisyiyah. Hingga tahun 1970 sendiri,
‘Aisyiyah telah memiliki 24 rumah bersalin dan 76 Balai Kesejahteraan Ibu dan
Anak (BKIA) yang merupakan suatu lembaga kesehatan khusus untuk ibu dan
103Widiyastuti. Belajar Imbang dari Siti Baroroh Baried. Artikel 2020. 104Hendripal Panjaitan, Peranan ‘Aisyiyah dalam Pendidikan Islam Kota Medan. Tesis
IAIN Sumatera Utara, 2013, hal. 14. 105 Ibid
59
anak. Selain itu dengan adanya rumah sakit yang dikelola oleh Muhammadiyah,
maka diperlukan tenaga kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pengelolaannya.
Dengan begitu proyek sekolah bidan tersebut direalisasikan tahun 1963.106
Kemudian sebagai lembaga sekolah yang masih terbilang baru dibawah naungan
organisasi ‘Aisyiyah, Baroroh juga menaruh perhatian lebih dalam
perkembangannya. Lewat usahanya, ‘Aisyiyah akhirnya memperoleh hibah dana
pembangunan gedung sekolah bidan/perawat. Dana ini sendiri diperoleh lewat
kerjasama dengan NOVIB pada tahun 1972-1975.107
Selain kiprahnya mengenal serta mengembangkan pendidikan dalam
organisasi ‘Aisyiyah untuk Indonesia. Siti Baroroh Baried juga berjuang untuk
memperkenalkan ‘Aisyiyah ke dunia Internasional. Karena berbicara tentang
sosok Siti Baroroh Baried dalam ‘Aisyiyah, tidak dapat dilepaskan dari upayanya
dalam memperkenalkan organisasi ini di luar negeri. Seperti yang telah dibahas
dalam bab sebelumnya, Baroroh merupakan seorang perempuan Indonesia yang
sempat mengenyam pendidikan di Mesir pada tahun 1953-1955 dan menjadi
sosok guru besar perempuan pertama di Indonesia tahun 1964. Sebagai seorang
pendidik, Baroroh aktif mengikuti seminar di luar negeri salah satunya di Havard
University dengan menyampaikan materi bertema “’Aisyiyah and The Social
Change Woman of The Indonesian”. Lewat berbagai kegiatannya ikut dalam
seminar inilah, Baroroh mulai memperkenalkan organisasi ‘Aisyiyah di mata
dunia. Dalam berbagai tulisan, Baroroh tercatat selalu membawa nama ‘Aisyiyah
ke forum-forum global sekaligus menjalin relasi dengan badan-badan
internasional, seperti UNICEF, UNESCO, WHO, The Asian Foundation, World
Conference of Religion and Peace, World Bank, dan badan internasional
lainnya.108
Dalam usaha untuk memperkuat hubungan ‘Aisyiyah dengan organisasi
lain, maka Baroroh sebagai Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah yakni tahun 1966,
106Fairuz Salma Rafifah, Peran Siti Baroroh Baried Dalam Organisasi ‘Aisyiyah Tahun
1965-1985. Skripsi 2020, hal. 61. 107Ibid, hal. 61
108Siti Baroroh Baried: Pelopor Kiprah Internasional ‘Aisyiyah” dalam Suara ‘Aisyiyah
Edisi 7, Juli 2019, hlm. 29
60
mendirikan Badan Musyawarah Wanita Islam Yogyakarta (BMWIY). Badan
musyawarah ini merupakan federasi dari organisasi perempuan Islam di Daerah
Istimewa Yogyakarta dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan bersama. Pendirian
federasi tersebut kemudian mendorong berdirinya Badan Musyawarah Organisasi
Perempuan Islam Indonesia (BMOPII) di tahun berikutnya sebagai federasi
organisasi perempuan muslim yang bergerak di bidang agama Islam dan bersifat
nasional di Jakarta.109
Kemudian menurut Trias setiawati selaku Kepala Pusat Studi Gender
Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Melalui Aisyiyah, Siti Baroroh
melakukan banyak pemberdayaan kepada wanita. Salah satunya dengan
memberikan konsep keluarga sejahtera dengan mendorong ibu rumah tangga
untuk memperkaya diri dengan kegiatan positif. Di masanya, ia juga sering
mengirimkan banyak wanita Aisyiyah ke luar negeri untuk memperkaya
pengetahuaannnya. Sedangkan Ro'fah Kepala Pusat Studi dan Layanan Difabel
UIN Sunan Kalijaga menyampaikan apa yang dilakukan Siti baroroh melalui
Aisyiyah adalah sebuah transformasi budaya bagi wanita Indonesia. Dan yang ia
lakukan menjadi bentuk modernisasi wanita Islam, ketika pada saat itu wanita
tidak dipertimbangakan untuk menjadi entitas yang berkontribusi bagi perubahan
dan perkembangan.110
Dari uraian panjang di atas, terlihat kiprah Siti Baroroh Baried dalam
mengembangkan pendidikan perempuan di Organisasi ‘Aisyiyah yang begitu
baik. Ia tampak sebagai seorang akadimisi, perempuan tangguh, cerdas, berani
serta seorang diplomat yang handal dalam melakukan kerjasama. Jadi melihat
kiprah peremuan pada tahun 1965, maka Siti Baroroh termasuk perempuan langka
pada masa itu, dalam memperjuangkan pendidikan perempuan dan mendorong ibu
rumah tangga untuk melakukan kegiatan positif. Sehingga perempuan mendapat
kesempatan dalam berbagai peran ditengah masyarakat.
109Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan ‘Aisyiyah,
(Yogyakarta: Seksi Penerbitan dan Publikasi Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, 1992), hal. 77-78 110Fairuz Salma Rafifah, Peran Siti Baroroh Baried ........................ Skripsi 2020, hal. 62
61
Selain dari mengembangkan pendidikan perempuan di Organisasi
‘Aisyiyah. Siti Baroroh Baried juga sebagai guru besar di Universitas Gajah
Mada (UGM). Sebagai seorang dosen dan ilmuwan, beliau, ia mengajar dan
mengembangkan paradigma pengetahuan melalui ilmu-ilmunya. Sehingga
berbagai kontribusi keilmuan, baik di tingkat nasional maupun internasional,
dan sampai saat ini masih terus diulas di media-media cetak maupun online.
Siti Baroroh selama hidupnya dalam mengembangkan pendidikan, ia
sudah banyak menulis buku, jurnal, dan makalah. Adapun diantaranya adalah
Bahasa Arab dan Perkembangannya dalam Bahasan donesia 1970, Kamus
Istilah Filologi 1977, Memahami Karya-Karya Nuruddin ar-Raniri 1982, Unsur
Kepahlawanan dalam Sastra Jawa Klasik 1985, Pengantar Teori Filologi 1985.
Kemudian ia juga menulis jurnal yang berjudul, Wanita Muslim dan Etos Kerja
Tahun 1991, Islam dan Modernisasi Wanita Tahun 1988, Islam dan Status
Wanita di Indonesia 1986, Relevansi Wanita Muslim dengan Gagasan Kartini
tahun 1985.
Urian panjang kiprah dan perjuangan Siti Baroroh Baried dalam dunia
pendidikan di atas, tampak ia sebagai sosok perempuan yang pintar dan cerdas,
memiliki kuasa dan pengaruh yang kuat, dan berkarakter, religius atau taat.
Jadi dapat sebuah kesimpulan bahwa perempuan tidak hanya terbatas berkutat
pada urusan dapur dan rumah tangga. Tetapi perempuan juga mampu dalam
berbagai bidang termasuk dalam dunia pendidikan.
D. Implikasi Kiprah Politik Megawati Soekarnoputri, Jurnalis Najwa Shihab
dan Pendidikan Siti Baroroh Baried Terdahada Perempuan.
Politik
Sebelum reformasi masa orde lama dan orde baru kondisi perempuan
sebelumnya jelas tidak leluasa untuk terjun dalam berbagai bidang profesi yang
ada dalam masyarakat seperti, politik, jurnalistik, dan pendidikan. Membuat
perempuan Indonesia tertinggal di dalam kehidupan publik. Oleh karenanya,
kesenjangan gender yang senantiasa muncul dalam kehidupan sosial yang
menjadi sebuah tantangan bagi perempuan.
62
Kemudian sejak era Reformasi di Indonesia sebenarnya memberikan
harapan yang besar bagi perempuan yang selama ini hak politik, jurnlis dan
pendidikannya masih terhambat. Era reformasi ini pemerintah memberi
peluang kepada perempuan di Indonesia untuk memiliki keterlibatan aktif
dalam bidang seperti, politik, jurnalis dan pendidikan dllnya. Sehingga untuk
memotivasi dan menedukasi perempuan Indonesia terjun dalam berbagai
bidang profesi tersebut. Tentulah tokoh-tokoh perempuan yang berpengaruh
dibidangnya masing-masing bisa memberi contoh bahwa perempuan juga bisa
melakukan berbagai bidang profesi baik, politik, jurnalis maupun pendidikan
dllnya.
Minsalnya perempuan dalam bidang politik, Megawati Soekarnoputri
merupakan sebagai salah satu contoh perempuan Indonesia yang sangat
berpengaruh bidang politik. Dengan melihat kiprahnya dalam politik, sehingga
banyak perempuan Indonesia mengikuti jejaknya tertarik untuk masuk dan
mendalami dunia politik. Terbukti dalam beberapa dekade sejak era reformasi,
proses demokrasi di Indonesia sejak tahun 1997-2019 terlihat keterwakilan
perempuan dalam dunia politik semakin meningkat. Menurut Sastriyani bahwa
perempuan hanya terwakili 9,7% di DPR hasil pemilu 1997, kemudian
menurun menjadi 8,4% dari hasil pemilu 1999, lalu naik menjadi 11,5% dari
hasil pemilu 2004.111 Kemudian menurut Marhaeni, pemilu 2009, persentase
jumlah anggota DPR perempuan mengalami peningkatan dibanding periode
sebelumnya, yaitu berjumlah 18, 03 % dari 560 anggota DPR.112 Selanjutnya
proporsi tersebut mengalami penurunan dari 18,2 persen pada tahun 2009
menjadi 17,3 persen di tahun 2014.113
Kemudian pada pemilu serentak pada tahun 2019 meningkat drastis.
Menurut Pramono Ubaid Tanthowi (Komisioner KPU RI) didasarkan pada
hasil penelitian Pusat Kajian Riset dan Politik Universitas Indonesia (Puskapol
UI) mengatakan keterwakilan perempuan di parlemen diprediksi mencapai
111Ukhti raqim: ImplementasiKetentuanKuota30%KeterwakilanPerempuandiDPRDKotaSalatiga.
(Makasar: UNNES, 2016), h. 6 112 Ibid, h. 6 113 Ibid,h. 7
63
20,5 persen atau 118 orang. Angka ini baru sebatas prediksi lantaran KPU
belum menetapkan calon legislatif terpilih DPR RI 2019.114
Selain dari hasil pemilu di atas, peremun juga sudah banyak ikut serta
menjadi pengurus partai politik. Peluang perempuan menjadi pengurus partai
politik ini didasarkan Undang-undang nomor 2 Tahun 2008 tentang partai politik
dalam bab II, pasal 2 ayat 2 dan 5 mengatakan pendiri dan pengurus partai politik
menyusun dan menyertakan paling rendah 30% keterwakilan perempuan,
Sebagaimana pula yang dimaksud dalam bab IX pasal 19 ayat 20 kepengurusan
Partai Politik tingkat provinsi dan kabupaten/kota disusun dengan memperhatikan
keterwakilan perempuan paling rendah 30% (tiga puluh perseratus) yang diatur
dalam AD dan ART Partai Politik masing-masing.115
Berdasarkan uraian panjang di atas, tanpaknya sejak era reformasi
perempuan sudah leluasa untuk berperan dalam berbagai bidang, seperti dunia
politik. Beraninya dan banyak perempuan tersebut terjun kedalam dunia politik,
tentu ia melihat kondisi dan sangat mungkin dipengaruhi oleh tokoh-tokoh
perempuan yang sudah berhasil dalam politik seperti Megawati Soekarnoputri
sebagai orang menjadi panutannya.
Jurnalis
Dalam dunia jurnalistik, era refomasi jugalah yang membuka kran
banyaknya perempuan menekuni profesi sebagai seorang jurnlis. Berbicara
jurnalis tidak asing lagi dalam dunia tersebut nama Najwa Shihab. Karena Najwa
Shihab merupakan seorang jurnalis senior di Indonesia yang kemampuannya
sudah di akui Nasional dan Internasiona. Ia juga sudah banyak memotivasi
perempuan untuk terjun kedalam dunia jurnalistik. Najwa Shihab salah satu tokoh
perempuan berpengaruh di Indonesia dalam bidang jurnalsitik, sehingga ia
sebagai sosok yang sangat menginspirasi banyak perempuan dan masyarakat
secara umum, sosok cerdas, dan mampu bersifat kritis dalam menanggapi sesuatu
ketika menjadi presenter.
114Fitria Chusna Farisa: “https://nasional.kompas.com/read/2019/07/26/10465321/”.
Diakses 24 Desember 2019. 115Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 2 Tahun 2008, tentang Partai Politik,
(http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2008_10.pdf”. Diakses, 24 juli 2019.
64
Sosok Najwa Shihab sebagai seorang jurnalis perempuan tentu banyak
menginspirasi perempuan lain untuk terjun dalam dunia jurnalis. Saat ini menurut
Luviana, hasil survei Divisi Perempuan Aliansi Jurnalis Indonesia pada 2012
menunjukkan dari 10 jurnalis pria hanya ada dua sampai tiga jurnalis perempuan.
Artinya jika ada 1000 jurnalis, maka 300 orang adalah perempuan. Dengan
kekhususan di Jakarta adalah 60:40 (laki-laki:perempuan). Di luar kota Jakarta,
terutama di kota-kota madya, ketimpangan jumlah jurnalis perempuan dan laki-
laki sangat terasa dan memprihatinkan. Begitu pun dengan status
kepegawaiannya.116
Kemudian pada menurut Rosi sebagai pimpinan redaksi liputan6 dan Irma
Gustiawati, saat ini dalam dunia jurnalistik kesempatan dan kompetisi masih
setera antara laki-laki dan perempuan, jumlah laki-laki ada 55% dan Perempuan
45%. Setidaknya hal tersebut telah mengarah pada kesetaraan genar. Untuk
pembagian kerja pun yang biasanya kerap dilakukan laki-lak, kini sudah banya
dikerjakan oleh perempuan.117 Selanjutnya menurut forum Jurnalis Perempuan
Indonesia (FJPI dan FWWI) antara Februari dan Maret 2019. Sekitar 105 jurnalis
perempuan dari delapan provinsi di mana FJPI hadir - Sumatera Utara, Sumatra
Barat, Aceh , Riau, Jambi, Papua, Papua Barat, dan Provinsi Jawa Barat.118
Uraian di atas, tampak saat ini begitu antusiasnya perempuan untuk
menekuni dan mengeluti dunia jurnalistik, karena didalam dunia jurnalis
perempuan dapat membuka wawasan dan berbagai informasi kepada perempuan
lainnya, sehingga tidak ada lagi perempuan yang tertinggal akan isu-isu kekinian.
Saat ini. Dengan banyak perempuan menjadi junalis saat ini, tentulah ada jurnalis
perempuan-perempuan hebat pula yang mempengaruhinya.
116Yolanda Stellarosa dan Martha Warta Silaban. Perempuan, media dan profesi jurnalis.
Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 7, No. 1, Juni 2019, hal. 101 117Muhammad Zulfikar dan Endang Sukarelawati. Jurnalis:Tiidak ada perbedaan gender
dunia jurnalistik Indonesia. Antaranews.com, 13 Agustus 2020. 118Ayu Puji Lestari, Perempuan Dalam Dunia Jurnalis, Tak Seharusnya Menjadi Sekedar
Pemanis./ https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3956485/perempuan-dalam-dunia-
jurnalis-tak-seharusnya-menjadi-sekadar-pemanis. Diakases, 05 Desember 2020
65
Salah satunya adalah Najwa Shihab, ia termasuk jurnalis perempuan yang
profesional tidak hanya diakui di dalam negeri, tapi juga secara internasiona,
sehingga Ia sempat mendapatkan penghargaan jurnalis terbaik dan beberapa kali
mendapatkan nominasi presenter berita terbaik dan dua kali memenangkan
penghargaan presenter talkshow terbaik. Profesionalitasnya gak hanya diakui di
dalam negeri, tapi juga secara internasiona. Kemudian Najwa juga perempuan
Indonesia inspiratif yang bisa kita contoh perjuangannya. Mereka telah
memberikan sumbangsih mencerdaskan negeri ini melalui informasi yang
membangun dan terjaga kevalidannya. Semoga ke depannya makin banyak
generasi Indonesia yang profesional dan berprestasi pada bidang jurnalistik
sepertinya.
Pendidikan
Memalui sejarah panjang bangsa Indonesia, tercatan dalam dunia
pendidikan bahwa Siti Baroroh Baried termasuk perempuan pertama yang
menjadi guru besar (Professor). Ini artinya menunjukkan sebagai perempuan yang
paling tinggi status pendidikannya, karena perempuan tidak leluasa untuk
melanjutkan pendidikan saat itu. Karena pada dasarnya menurut Bertran Setiap
manusia baik laki-laki maupun perempuan pada dasarnya dilahirkan dengan hak
yang sama. Oleh karena itu, sudah seharusnya mereka memiliki akses yang sama
pula dalam segala hal, diantaranya: pendidikan.119 Dalam bidang pendidikan
menurut I Gusti Ayu Bintang Darmawati, mengatakan susenas Tahun 2018
menunjukkan bahwa angka melek huruf laki-laki masih lebih tinggi daripada
perempuan, yaitu sebesar 97,33% untuk laki-laki dan 93,99% untuk
perempuan.120
119Nasir, Lilianti. Persamaan Hak: Partisipasi Wanita Dalam Pendidikan. Jurnal
Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, Vol.17 No.1 Tahun 2017, hal. 36. 120I Gusti Ayu Bintang Darmawati. Profil Perempuan Indonesia 2019. Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. 2019.
66
Urian di atas, menunjukan partisipasi perempuan dalam pendidikan sangat
tinggi dan antusias untuk melanjutkan pendidikannya. Karena perempuan sudah
mendapatkan ruang dan akses yang sama dalam pelaksanaan pendidikan.
Sehingga perempuan dapat berkompetisi dan kesempatan yang seluas-luasnya
sebagai warga negara Indonesia. M
Menurut Dedy Priatmojo dan Zahrul Darmawan, dari 4.500 perguruan
tinggi di Indonesia, jumlah guru besar yang aktif menjabat hanya mencapai 5.389
orang. Dari angka tersebut, 45 persen di antaranya sebanyak 2.395 orang profesor
berada di 11 Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Kemudian
menurut Dimyati, tercatat ada total 123.568 dosen perempuan dari berbagai
perguruan tinggi pada 2020, ini artinya ada berjumlah 44,2 persen dosen
perempuan.121 Argumen di atas, menunjukan bahwa partisipasi perempuan dalam
dunia pendidikan sangat meninngkat. Melihat semangat perempuan dalam dunia
pendidikan, tentulah ada perempuan hebat yang bisa yang mempengaruhinya yang
menjadi contoh dalam dunia pendidikan. Salah satunya adalah Siti Baroroh Baried
sebagai professor pertama di Indonesia.
121Dedy Priatmojo dan Zahrul Darmawan, Jumlah Guru Besar di Indonesia Belum Ideal dan
Tidak Merata. Viva.co.id./ https://www.viva.co.id/berita/nasional/1240052-jumlah-guru-besar-di-
indonesia-belum-ideal-dan-tidak-merata. Diakses, 05 Desember 2020.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian ini terdapat sebuah kesimpulan umum bahwa sebenar
secara realitas perempuan juga mampu mengembangkan kemampuan baik
dalam bidang politik, jurnalis dan pendidikan, karena ini sudah dibuktikan oleh
ketiga tokoh perempuan yang laur bias di atas. Jadi dapat disinopsiskan bahwa
perempuan tidak hanya terbatas berkutat pada urusan dapur dan rumah tangga
dan sebagai istri saja. Kemudian berikut ini temuan lebih spesifik yang menjadi
jawaban dari rumusan malasah penelitian ini sebagai berikut:
1. Gerakan perempuan yang dinamakan fiminisme, pertama kali muncul di
dunia barat khusus eropa untuk meminta adanya kesetaraan gender, karena
pada saat itu banyak oktrin-doktrin gereja yang ekstrim dan tidak sesuai
dengan kodrat perempuan. Kemudian gerakan tersebut juga berkembang
dalam masyarakat Islam secara umum, karena di Timur Tengah terjadi
perubahan sosial yang cukup fundamental khususnya para pekerja
perdesaan dan perempuan kelas bawah di kota Mesir dan Suriah merasa
tertindas atas pergantian model ekonomi dan politik di Negara tesebut.
Sehingga gerakan peremuan tersebut sampai ke Indonesia, karena secara
realitas terlihat di Indonesia ketimpangan gender masih dominan dari segala
aspek antara lain dalam lingkungan keluarga, kependudukan, pendidikan,
ekonomi, pekerjaan, dan dalam pemerintahan. ini terjadi mungkin sangat
dipengaruhi oleh budaya masyarakat Indonesia yang terdiri dari banyak
etnis dan suku.
2. Tiga tokok perempuan di atas, terlihat dengan jelas pengaruhnya dibidang
masing-masing seperti, Megawati Soekarnoputri bisa terpilih menjadi ketua
partai PDI-Perjuangan sejak 1993 sampai 2024 secara aklamasi dalam lima
kali Kongres. Kemudian Najwa Shihab, pengaruhnya terlihat bahwa ia
mewawancari 56 tokoh-tokoh Nasional maupun Internasional seperti, Kofi
Annan sekretaris jendral Peserikatan Bangsa-Bangsa, Mahathir Mohamad
68
Perdana Menteri Malaysia, dan Presiden Indonesia ke-3, ke-5, ke-6, ke-7.
Ini menunjukkan bahwa kualitas jurnalis Najwa Shihah sudah diakui
Nasional dan Internasional. Selanjutnya dalam dunia pendidikan nama Siti
Baroroh Baried tidak asing lagi, karena dia perempuan pertama yang
menjadi guru besar (Professor) di Indonesia, terutama dalam
mengembangkan pendidikan perempuan dalam organisasi ‘Aisyiyah dan
menjadi dosen di UGM. Kemudian ia juga menjalinkan kerjasama dengan
berbagai organisasi Internasional seperti UNICEF, UNESCO, WHO, The
Asian Foundation, World Conference of Religion and Peace, World Bank, dan
badan internasional lainnya.
3. Adapun perngaruh dari tokoh-tokoh perempuan yang dibahas dalam
penelitian ini, tampak dengan jelas saat ini banyaknya perempuan yang
ingin menekuni profesinya sebagai politisi, jurnalis dan banyak pula
perempuan yang berpendidikan tinggi. Ini bukti keberhasilan Megawati
Soekarnoputri, Najwa Shihab dan Siti Baroroh Baried berhasil
mempengaruhi generasi melenial kedalam bidangnya masing-masing.
B. Rekomendasi
Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa pesan
yang perlu peneliti sampaikan kepada beberapa pihak, yaitu:
1. Mungkin tulisan ini juga bisa memberikan motivasi, semangat dan spirit
bagi pembaca untuk terjun kedalam dunia politik, jurnalis dan meneruskan
pendidikan lebih tinggi lagi terutama perempuan.
2. Melihat banyak kekurangan dan kelemahan dalam penelitian ini, maka
apabila ada pihak yang berkeinginan melanjutkan penelitian ini agar
menjadi lebih sempurna dan bermanfaat. Sehingga peneliti berikutnya dapat
lebih menggali data tidak hanya dari sisi politi, jurnalis dan pendidikan.
Tetapi juga bisa dari ekonomi, sosial dan budaya.
C. Saran
Dikarenakan adanya keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian ini
sehingga hasil yang didapatkan sangat memungkinkan belum oftimal untuk
69
mendiskripsikan secara komprehensif tentang kiprah politik Megawati
Soekarnoputri, Jurnalistik Najwa Shihab, dan jufenomena tentang tradisi
Baumo dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Sehingga penulis sangat
diharapakan dan menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan
yang penelitian yang cakupannya lebih luas serta komprehensif yang
berhubungan dengan hal tersebut ataupun dari sudut pandangan yang lain.
Sehingga bagi pihak yang mempunyai tugas untuk mencari solusi dalam
mengembangkan tradisi tersebut, bisa mengambil langkah dari sudut
pandangan yang paling tempat.
70
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Amina Wadud Muhsin, Wanita di dalam al-Qur;an, terj.YaziarRadianti,
Bandung:Pustaka, 1994.
Adi Riyanto, MetodologiPenelitianSosialdanHukum. Jakarta: Granit, 2004.
Adian Husaini, Tinjauan Historis Konflik Yahudi, Kristen, Islam, Gema Insani
Press, 2004
Ariana Suryorini, MenelaahFeminismeDalam Islam. JurnalSAWWA, Volume 7,
Nomor 2, April 2012
Agus S. Ekomadyo, Prospek Penerapan Metode Analisis Isi (Content Analysis)
dalam Penelitian Media Arsitektur. Jurnal Itenas, No. 2. Vol. 10 Tahun
2006).
Agus Basri dan Nunik Iswardani, “Mega dan Berbagai Tanda”, Tempo No.43
Tahun XXIII, Edisi 25 Desember 1993
Ahmad Bahar, Biografi Politik Megawati Soekarnoputri 1993-1996. T Pena
Cendekia, Yogyakarta, 1996
Budhy Munawar- Rachman, “Islam danFeminisme: Dari Sentralisme kepada
Kesetaraan” dalam Mansour Fakih dkk. Membincang Feminisme. Surabaya:
RisalahGusti, 1995.
Ida Hidayatul Aliyah, Feminisme Indonesia dalam Lintasan Sejarah. Jurnal
Pembangunan Sosial, Volume 1 Nomor 2 Tahun 2018, 152.
Indah Rizki Aruma Nurjannah dkk. Megawati Presidential Political Policy in
2001-2004. 2018.
Juliah, Kajian Feminisme Marxis Dalam Novel, Assalamualaikum Beijing Karya
Asma Nadia. Penelitian 2015.
Lasa, ManajemenPerpustakaan. Yogyakarta : Gama Media, 2008, 207.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2010.
Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1996.
Mohd Arifullah dkk. Panduan Penulisan Skripsi Mahasiswa Fakultas Ushuluddin
Jambi: t.p., 2016.
Moh. Nazir, MetodePenelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.
Nuryati, Feminisme Dalam Kepemimpinan. Jurnal Istinbath /No.16/ Th.XIV/ Juni/
2015.
71
Ni Komang Arie Suwastini, Perkembangan Feminisme Barat dari Abad
Kedelapan Belas Hingga Postfeminisme: Sebuah Tinjauan Teoretis. Jurnal
Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 2, No. 1, April 2013. ISSN: 2303-2898.
P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT.
RinekaCipta, 2006.
Rendy Adiwilaga, “Feminisme Dan Ketahanan Budaya Perempuan Indonesia
Dalam Perspektif Organisasi Islam Wanita (Studi Pimpinan Pusat Nasyiatul
‘Aisyiyah Periode 2012-2016). Jurnal Polinter Prodi IlmuPolitik FISIP
UTA’45 Jakarta, Vol. 2 No. 2 (September-Februari 2017.
Siti Baroroh Baried: Pelopor Kiprah Internasional ‘Aisyiyah” dalam Suara
‘Aisyiyah Edisi 7, Juli 2019
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2006
Sumarno, Megawati Soekarnoputri: Dari Ibu Rumah Tangga Sampai Istana
Negara, PT. Rumpun Dian Nugraha, tahun 2001.
Suki Ali. Global Feminist Politics; Identities in Changing World, Routledge, New
York, 2000
Sri Hidayati Djoeffan, Gerakan Feminisme Di Indonesia: Tantangan Dan Strategi
Mendatang. Jurnal Mimbar No. 3 Th.XVII Juli-September 2001.
Jurnal/ Artikel
Gaib Hakiki, Asnita Ulfa, Perempuan dan Laki-laki di Indonesia 2017. BPS,
Jakarta Indonesia ISSN: 2476-9150
Nasir, Lilianti. Persamaan Hak: Partisipasi Wanita Dalam Pendidikan. Jurnal
Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, Vol.17 No.1 Tahun 2017.
Nibros Hassani, Perempuan-perempuan Muhammadiyah Dalam Media Massa
Pada Agenda Adab Dua Muhammadiyah (Kajian Semiotik). Jurnal, ISBN:
978-602-361-188-1, 2018.
Nidras Nada Nailufar. Perjalanan Politik Megawati, dari Pengusaha Pom Bensin
hingga Penguasa Medan Merdeka Utara. Berita Kompas 2019.
Indra Akuntono. Megawati Didukung Karena Sanggup Persatukan PDI-P. Artikel
Kompas 2014.
Imam Daniel Sihombing. Masa Reformasi di bawah Pemerintahan Megawati
Soekarnoputri. Artikel Kompas 2020.
Ratna Juwitasari Emha, Strategi Kesantunan Najwa Shihab Sebagai Pemandu
Acara Dalam Mata Najwa. Artikel Proceeding, 2018.
Rangga Pandu Asmara Jingga dan Eddy K Sinoel.Megawati Dikukuhkan Kembali
Sebagai Ketua Umum PDIP 2019-2024. Artikel AntaraNews, 2019.
Rina Widiastuti. Kiprah Politik Megawati Soekarnoputri. Majalah Tempo. 23
Januari 2018.
72
Yolanda Stellarosa dan Martha Warta Silaban. Perempuan, media dan profesi
jurnalis. Jurnal Kajian Komunikasi. Volume 7, No. 1, Juni 2019
Penelitian
Kristitin Wahyuni. Masa Kepresidenan Megawati Soekarnoputri Periode Tahun.
2001-2004. Penelitian 2008
Fairuz Salma Rafifah. Peran Siti Baroroh Baried Dalam Organisasi ‘Aisyiyah
Tahun 1965-1985. Penelitian 2020.
Gadis Arivia, Pembongkaran Wacana Seksis Filsafat Menuju Filsafat
berperspektif Feminis, Disertasi, Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya, Depok, 2002.
Hendripal Panjaitan, Peranan ‘Aisyiyah dalam Pendidikan Islam Kota Medan.
Tesis IAIN Sumatera Utara, 2013.
Nur Fadillah. Persepsi Mahsiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Alauddin Makasar Pada Siaran Talkshow Mata Najawa. Penelitian 2016
Internet
Suratmin, dkk, “Aisyiyah dan Sejarah Pergerakan Perempuan Indonesia (Sebuah
Tinjauan Awal)” / website dpad yogyakarta 2014.
Saldi. Sejarah Gerakan Perempuan Di Dunia. Post 2015/
https://lakilakibaru.or.id/sejarah-gerakan-perempuan-di-dunia.
Republika: Gerakan Feminisme Awal Abad Ke-20di Dunia Islam 2016. Fost 26
April 2016/ https://republika.co.id/berita/o66jk713/gerak-feminisme-awal-
abad-ke20-di-dunia-islam.
Sheila Lalita. Apakah Feminisme Bisa Selaras Dengan Ajaran Islam. Artikel
2019/ https://magdalene.co/story/apakah-feminisme-bisa-selaras-dengan-
ajaran-islam.
Nurul Yunita, Perempuan Masa Kini, Tak Hanya Menyoal Emansipasi. Artikel
2018/ http://youthproactive.com/201803/speak-up/perempuan-bukan-cuma-
emansipasi.
Nizaryudharta:http://nizaryudharta.blogspot.com/2013/12/feminisme-di-
Indonesia.html, di akses 23 Juni 2019.
Website Suara ‘Aisyiyah: Siti Baroroh Baried, Pelopor Kiprah Internasional
‘Aisyiyah. Jurnal ‘Aisyiyah, Vol. 76, 1996
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008/
http://eprints.uny.ac.id/22291/11/UU%20No.%202%20Tahun%202008.pdf.
Diakases 06 Juli 2019
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008/
http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2008_10.pdf. Diakases 06
Juli 2019
73
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008/
http://eprints.uny.ac.id/22291/11/UU%20No.%202%20Tahun%202008.pdf.
Diakases 06 Juli 2019
Wikipedia: https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Najwa_Shihab&stable=1
74
LAMPIRAN-LAMPIRAN
FOTO DAN DOKUMEN PENDUKUNG PENELITIAN
“KESETARAAN GENDER, KIPRAH POLITIK, JURNALISME DAN
PENDIDIKAN WANITA INDONESIA”.
75
FOT
O
CURRICULUM VITAE
A. Informasi Diri
Nama : Robi Sugara
Tempat & Tgl. Lahir : Lebuh, 27 Agustus 1994
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Simp. Rimbo Keluarhan Kenali Besar,
Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi-
Provinsi Jambi
B. Riwayat Hidup
Sekolah : MAN Negeri 1 Muaro Bungo
: MTs Tarbiyah Islamiyah Bungo
: SD 55 Telemtam Muaro Bungo