kerja colon.docx
-
Upload
waluyobudi25 -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
description
Transcript of kerja colon.docx
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan dimana materi yang dibuang
(sampah) disimpan. Rektum (rectum) adalah ujung dari usus besar dekat dubur (anus)
Bersama,mereka membentuk suatu pipa panjang yang berotot yang disebut usus besar.
Tumor -tumor usus besar dan rektum adalah pertumbuhan – pertumbuhan yang
datangnya dari dinding dalam dari usus besar.
Tumor-tumor ramah dari usus besar disebut polip-polip (polyps). Tumor-tumor ganas
dari usus besar disebut kanker-kanker. Polip-polip ramah tidak menyerang jaringan yang
berdekatan dengannya atau menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Polip-polip ramah
dapat diangkat dengan mudah sewaktu colonoscopy dan adalah bukan ancaman nyawa.
Jika polip-polip ramah tidak diangkat dari usus besar, mereka dapat menjadi ganas
(bersifat kanker) melalui waktu. Kebanyakan dari kanker-kanker usus besar dipercayai
telah berkembang dari polip-polip. Kanker usus besar dan rektum, juga dirujuk sebagai
kanker kolorektal ( colorectal cancer), dapat menyerang dan merusak jaringan-jaringan
dan organ-organ yang berdekatan. Sel-sel kanker juga dapat pecah dan keluar dan
menyebar pada bagian-bagian lain tubuh (seperti hati dan paru-paru) dimana tumor-tumor
baru terbentuk. Penyebaran kanker usus besar ke organ-organ yang terletak jauh darinya
disebut metastasis dari kanker usus besar. Sekali metastasis telah terjadi pada kanker
kolorektal (colorectal cancer), suatu penyembuhan yang penuh dari kanker adalah tidak
mungkin.
Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar atau rektum relative
umum. Pada kenyataannya, kanker kolon dan rektum sekarang adalah tipe paling
umum kedua dri kanker internal di Amerika serikat. Ini adalah penyakit
budaya barat. Diperkirakan bahwa 150.000 kasus baru kanker kolorektal di
diagnosis di negara ini setiap tahunnya. Kanker kolon menyerang individu dua kali
lebih besar dibanding kan kanker rektal.
1
Insidensnya meningkat sesuai dengan usia (kebanyakan pada pasien yang
berusia lebih dari 55 tahun) dan makin tinggi pada individu dengan riwayat
keluarga mengalami kanker kolon, penyakit usus inflamasi kronis atau polip.
Perubahan pada persentase distribusi telah terjadi pada tahun terakhir. Insidens
kanker pada sigmoid dan area rektal telah menurun, sedangkan insidens pada
kolon asendens dan desendens meningkat.
Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira- kira setengah dari
jumlah tersebut meninggal setiap tahunnya, meskipun sekitar tiga dari empat
pasien dapat diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka
kelangsungan hidup di bawah lima tahun adalah 40% sampai 50%, terutama
karena terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan orang
asimtomatis dalam jangka waktu lama dan mencari bantuan kesehatan hanya
bila mereka menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rektal.
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor resiko
telah teridentifikasi, termasuk riwayat penyakit atau riwayat kanker kolon atau
polip dalam keluarga, riwayat usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak, protein
dan daging serta rendah serat.
(Brooker,2000:134)
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari Ca Colon.
2. Untuk mengetahui dan memahami etiologi dari Ca Colon.
3. Untuk mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari Ca Colon.
4. Untuk mengetahui komplikasi dari Ca Colon.
5. Untuk mengetahui gambaran diagnostik dari Ca Colon.
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Ca Colon.
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada Klien dengan Ca Colon.
2
1.3 Manfaat Penulisan
Setelah membuat makalah Ca Colon ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
memahami pengertian Ca Colon, etiologi, patofisiologi Ca Colon, tanda dan gejala Ca Colon,
komplikasi, gambaran diagnostic Ca Colon, penatalaksanaan Ca Colon, serta membuat dan
mengaplikasikan asuhan keperawatan pada klien dengan Ca Colon.
1.4 Rumusan Masalah
Apa definisi dari Ca Colon ?
Apakah etiologi dari Ca Colon ?
Bagaimana patofisiologi dari Ca Colon ?
Bagaimana tanda dan gejala dari Ca Colon ?
Bagaimana gambaran diagnostik dari Ca Colon ?
Bagaimana penatalaksanaan pada klien dengan Ca Colon ?
Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan Ca Colon ?
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Anatomi Fisiologi
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari :
a) Kolon asendens (kanan)
b) Kolon transversum
c) Kolon desendens (kiri)
d) Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa
bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi
membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari
usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri
didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir
dan air, dan terjadilah diare.
4
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi adalah
suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus
besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil.
Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif
memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah sebuah ruangan yang
berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena
tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon
desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air
besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam
rectum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi.
Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana
penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama,
konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan
anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk
menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar
dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari
usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh
melalui proses defekasi (buang air besar BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
( Sylvia. 2005:244)
5
2.2 Definisi
Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu
pada tubuh, dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas.
. (FKUI, 2008 : 268).
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang
tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis
lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi)
atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang
tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital
yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya. (Gale,2000:177).
Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa yang tidak normal
akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan dan tujuan.
Neoplasma terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma ganas disebut juga sebagai
kanker(cancer). (SylviaA Price, 2005:122).
Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling sering
ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid.
Prognosa optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada.
Kanker kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas dalam tubuh di dalam permukaan usus
besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak
ganas biasa disebut adenoma yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh
sangat cepat). (www.republika.co.id).
Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan kanker kolon adalah tumbunhya
sel-sel ganas di permukaan dalam usus besar (kolon) atau rektum. Lokasi tersering
timbulnya kanker kolon adalah di bagian sekum, asendens, dan kolon sigmoid, salah satu
penatalaksanaannya adalah dengan membuat kolostomi untuk mengeluarkan produksi
faeces.
6
2.3 Etiologi
1. Diet: kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur – sayuran, buah -
buahan),kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani.
2. Kelainan kolon
a. Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
b. Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi
karsinoma
c. Kondisi ulserative : Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko terkena
karsinoma kolon.
3. Genetik : Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon
mempunyai frekuensi 3 ½ kali lebih banyak daripada anak – anak yang orangtuanya
sehat. (FKUI, 2001 : 207).
4. Radiasi dan paparan zat kimia dan senyawa lain yang berpotensi menimbulkan reaksi
karsinogenik
2.4 Patofisiologi
Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas
atau disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh
sangat cepat). Pada stadium awal, polip dapat diangkat dengan mudah. Tetapi, seringkali
pada stadium awal adenoma tidak menampakkan gejala apapun sehingga tidak terdeteksi
dalam waktu yang relatif lama dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi kanker yang
dapat terjadi pada semua bagian dari usus besar.
Kanker kolon dan rektum terutama (95 %) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel
usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta
merusak jaringan normal serta meluas ke dalam sturktur sekitarnya. Sel kanker dapat
7
terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh yang lain ( paling sering ke
hati).
Kanker kolon dapat menyebar melalui beberapa cara yaitu :
1. Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung
kemih.
2. Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
3. Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah ke system
portal.
4. Penyebaran secara transperitoneal.
5. Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain. Pertumbuhan kanker
menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan lumen usus dengan obstruksi
dan ulserasi pada dinding usus serta perdarahan. Penetrasi kanker dapat
menyebabkan perforasi dan abses, serta timbulnya metastase pada jaringan lain.
(Sylvia. 2005:121)
8
2.5. Pathway
2.6 Klasifikasi
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut (FKUI, 2001 : 209) :
a. A : kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
b. B1 : kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
c. B2 : kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
d. C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu sampai
empat buah.
e. C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari 5 buah.
f. D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas &
tidak dapat dioperasi lagi.
STADIUM
Stadium pada karsinoma kolon yang ditemukan dengan system TMN (Tambayong, 2000 : 143).
TIS : Carcinoma in situ
T1 : Belum mengenai otot dinding, polipoid/papiler
T2 : Sudah mengenai otot dinding
T3 : Semua lapis dinding terkena, penyebaran ke sekitar
T4 : Sama dengan T3 dengan fistula
N : Limfonodus terkena
M : Ada metastasis
9
2.7 Manifestasi klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit dan fungsi segmen usus
tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan defekasi.
Pasase darah dalam feses adalah gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga mencakup
anemia yang tidak diketahu penyebabnya, anoreksia, penurunan berat badan dan keletihan.
Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen
dan melena (feses hitam seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah
kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses,
konstipasi dan distensi) serta adanya datah merah segar dalam feses.
Gejala yang dihubungkan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak
lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian serta feses berdarah.
a) Colon Asendens : nyeri, adanya massa, perubahan peristaltik usus, anemia
b) Colon Transversum : nyeri, obstruksi, perubahan pergerakan usus dan anemia.
c) Colon Desendens : nyeri, perubahan pergerakan usus, terdapat darah merah terang pada feses,
obstruksi.
d) Rectum : terdapat darah di dalam feses, perubahan peristaltik usus, ketidaknyamanan rectal.
( Engram,Barbara.1998:321)
2.8 Komplikasi
Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.
Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang
menyebabkan hemoragi. Perforasi dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
10
2.9 Pemeriksaan penunjang
a) Endoskopi : pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi
maupun kolonoskopi.
b) Radiologis : Pemeriksan radiologis yang dapat dilakukan antara lain
adalah foto dada dan foto kolon (barium enema). Foto dada
dilakukan untuk melihat apakah ada metastasis kanker ke
paru.
c) Ultrasonografi (USG) : Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada
kolon, tetapi digunakan untuk melihat ada tidaknya metastasis
kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati.
d) Histopatologi : Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar
histopatologis karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu
ditentukan diferensiansi sel.
e) Laboratorium : Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien
mengalami perdarahan. (FKUI, 2001 : 210).
2.10 Penatalaksanaan
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai
berikut :
1. Pembedahan (Operasi)
Operasi adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang
diketahui lebih awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua
sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga
menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.
11
2. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor, merusak genetic, sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
3.Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut),
4. kemotherapy
Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat, dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus. (FKUI, 2001 : 211)
2.11 Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Nama:Sebagai identitas bagi pelayanan kesehatan/Rumah Sakit/ Klinik atau catat apakah
klien pernah dirawat disini atau tidak.
2) Umur:Digunakan sebagai pertimbangan dalam memberikan terapi dan tindakan, juga
sebagai acuan pada umur berapa penyakit/kelainan tersebut terjadi. Pada keterangan sering
terjadi pada usia 50 tahun ke atas.
3) Alamat:Sebagai gambaran tentang lingkungan tempat tinggal klien apakah dekat atau jauh
dari pelayanan kesehatan.
4) Pendidikan:Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga akan memudahkan
dalam pemberian penjelasan dan pengetahuan tentang gejala / keluhan selama di rumah atau
Rumah Sakit.
5) Status Perkawinan: Untuk mengetahui sataus perkawinan klien.
12
6) Agama:Untuk mengetahui gambaran dan spiritual klien sehingga memudahkan dalam
memberikan bimbingan keagamaan.
7) Nama Suami/istri:Agar diketahui siapa yang bertanggung jawab dalam pembiayaan dan
pemberian persetujuan dalam perawatan.
8) Pekerjaan:Untuk mengetahui keadaan aktivitas sehari-hari dari klien, sehingga
memungkinkan menjadi faktor resiko terjadinya Ca Colon.
b. Keluhan utama
Kaji keluhan utama klien biasanya adanya nyeri pada abdomen.
c. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang : Yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit atau
pada saat pengkajian seperti terjadinya nyeri.
Riwayat penyakit masa lalu : Mengkaji riwayat penyakit pada masa lalu yang pernah diderita
oleh klien.
Riwayat pembedahan : Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis
pembedahan, kapan, oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
Riwayat kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram
tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat
dalam keluarga.
d. Aktivitas/istirahat
Gejala:Kelemahan, kelelahan/keletihan
Perubahan pola istirahat/tidur malam hari; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas.
Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stres tinggi.
e. Sirkulasi
Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada aktivitas
Tanda: Dapat terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan darah.
13
f. Integritas ego
Gejala:Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (merokok, minum alkohol, menunda pengobatan, keyakinan religius/spiritual)
Masalah terhadap perubahan penampilan (alopesia, lesi cacat, pembedahan)
Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
Tanda: Menyangkal, marah.
g. Eliminasi
Gejala: Perubahan pola defekasi, darah pada feses, nyeri pada defekasi
Tanda: Perubahan bising usus, distensi abdomen
Teraba massa pada abdomen kuadran kanan bawah
h. Makanan/cairan
Gejala:Riwayat kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, pemakaian zat aditif dan bahan pengawet).
Tanda: Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot.
i. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala: Gejala nyeri bervariasi dari tidak ada, ringan sampai berat tergantung proses penyakit.
j. Keamanan
Gejala: Komplikasi pembedahan dan atau efek sitostika.
Tanda: Demam, lekopenia, trombositopenia, anemia
k. Interaksi sosial
Gejala: Lemahnya sistem pendukung (keluarga, kerabat, lingkungan)
14
Masalah perubahan peran sosial yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
l. pola aktivitas hubungan sexual
kaji mengenai aktivitas seksual klien, apakah ada gangguan
m. Data psikososial
Kaji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola komunikasi dalam keluarga, hal yang
menjadi beban pikiran klien dan mekanisme koping yang digunakan.
n. Status sosio-ekonomi
Kaji masalah finansial klien.
o. Data spiritual
Kaji tentang keyakinan klien terhadap Tuhan YME, dan kegiatan keagamaan yang biasa
dilakukan.
p. pemeriksaan fisik
inspeksi abdomen: apakah ada lesi, dan pembesaran.
palpasi abdomen: mengetahui apakah ada nyeri tekan.
auskultasi abdomen: mengetahui apakah ada perubahan suara peristaltik usus.
perkusi abdomen: untuk mengetahui apakah ada cairan (asites).
q. Pemeriksaan labolatorium
Pemeriksaan hemoglobin,hematokrit.
15
2.Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat
obstruksi.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi
nutrien dan mual muntah.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi bedah .
4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan diskontinuitas jaringan kulit.
5. Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan kolostomi.
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot.
7. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan fisik.
8. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan sekunder.
9.
10. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan terhadap penyakit.
3.Intervensi keperawatan
No Dx
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional ttd
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nyeri hilang atau skala nyeri berkurang.
Kriteria hasil: Melaporkan nyeri hilang/terkontrol, tampak rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat
Mandiri:1. Dorong ketrampilan manajemen nyeri misalnya teknik relaksasi napas dalam (dengan cara tarik nafas melalui hidung tahan sampai hitungan sepuluh lalu hembuskan pelan -pelan melalui mulut sambil dirasakan).
2. Izinkan pasien untuk memulai posisi yang
1. Dengan tehnik nafas dalam dapat mengurangi nyeri.
2. Menurukan tegangan abdomen dan
16
nyaman, mis lutut fleksi.
3. Berikan tindakan yang nyaman ( pijatan punggung, ubah posisi) & aktivitas senggang.
4. Dorong penggunaan tekhnik relaksasi, mis, bimbingan imajinasi, visualisasi. Berikan aktivitas tenggang.
5. Berikan obat sesuai indikasi, mis, analgesik.
Kolaborasi:
6.Kolaborasi pemberian obat anti nyeri sesuai indikasi.
meningkatkan rasa control.
3. Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian dan menigkatkan kemampuan koping.
4. Membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan memfokuskan kembali perhatian, sehingga menurunakan nyeri dan ketidak nyamanan.
5. Menurunkan nyeri, meningkatkan kenyamanan.
6. Menentukan obat yang sesuai indikasi untuk nyeri.
2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam di harapkan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria hasil : klien melaporkan selera makannya meningkat.
Mandiri:1. Pertahankan tirah baring selama fase akut/pasca terapi.
2. Bantu perawatan kebersihan rongga mulut (oral hygiene).
3. Berikan diet TKTP, sajikan dalam bentuk yang sesuai perkembangan kesehatan klien (lunak,
1. Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi.
2. Meningkatkan kenyamanan dan selera makan.
3. Asupan kalori dan protein tinggi perlu diberikan untuk mengimbangi status
17
bubur kasar, nasi biasa)
4. Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai indikasi (roborantia)
Kolaborasi:5 kolaborasi pemberian nutrisi parenteral
hipermetabolisme klien keganasan.
4. Pemberian preparat zat besi dan vitamin B12 dapat mencegah anemia; pemberian asam folat mungkin perlu untuk mengatasi defisiensi karena malbasorbsi.
5.Pemberian peroral mungkin dihentikan sementara untuk mengistirahatkan saluran cerna
3 Setelah dilakukan tindakan keperawatn selama 3x24 jam diharapkan dapat meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu dan bebas tanpa infeksi.
Kriteria hasil : klien melaporkan luknya sudah sembuh atau mulai sembuh / mengering
Mandiri:1. Observasi luka, catat karakteristik drainase
2. Ganti balutan sesuai kebutuhan, gunakan tekhnik aseptic.
3. Dorong posisi miring dengan kepala tinggi, hindari duduk lama
4. Kalaborasi irigasi luka sesuai indikasi, gunakan cairan garam faal, larutan hidrogen peroksida, atau larutan antibiotic
1. Perdarahan pascaoperasi paling sering terjadi selama 48 jam pertama, dimana infeksi dapat terjadi kapan saja
2. Sejumlah besar drainase serosa menuntut penggantian dengan sering untuk menurunkan iritasi kulit dan potensial ptensi
3. Meningkatkan drainase dari luka parineal atau drain menurunkan resiko pengumpulan. Duduk lama meningkatkan tekanan parineal, menurunkan sirkulasi keluka, dan memperlambat penyembuhan
18
5. Kalaborasi rendam duduk Diperlukan untuk
menginflamasi/ infekasi praoperasi atau kontaminasi intraoperasi
Meningkatkan kebersihan dan memudahkan penyembuhan.
4Setelah dilakukan tindakan
keperawatan Tidak terjadi
infeksi selama perawatan
perdarahan dengan kriteria
hasil: Ekspresi tenang
- Hasil lab normal
Mandiri:
1.Observasi kondisi luka,
warna, dan bau.
2. Berikan pada klien
perawatan luka.
3. pantau kondisi luka
4. jaga kondisi luka agar
tetap bersih.
5. Berikan info pada klien
cara mengidentifikasi tanda
infeksi.
1 .Mengetahui
perkembangan luka.
2. meminimalkan
terjadinya infeksi.
3. mengetahui
perkembangan kondisi
luka.
4. meminimalkan
terjadinya infeksi.
5. Berbagai manivestasi
klinik dapat menjadi
tanda nonspesifik
infeksi; demam dan
peningkatan rasa nyeri
mungkin merupakan
gejala infeksi.
19
Kolaborasi:
6. Berikan obat anti biotik.
7. Ambil specimen untuk
kultur/sensivitas sesuai
indikasi
6. Menurunkan
terjadinya infeksi.
7. Pembedaan adanya
infeksi,mengidentifikasi
adanya patogen khusus.
5 Setelah dilakukan tindakan
askep selama 1x24 jam
Tidak terjadi kecemasan,
pengetahuan klien dan
keluarga terhadap penyakit
meningkat .
kriteria hasil:
-klien tenang
-klien dapat memahami
informasi tentang
penyakitnya
-klien dapat menerima
kondisinya
Mandiri:
1. Tanyakan tingkat
pengetahuan/persepsi klien
dan keluarga terhadap
penyakit.
2. observasi derajat
kecemasan yang dialami
klien.
3. Bantu klien
mengidentifikasi penyebab
kecemasan.
1. Ketidaktahuan dapat
menjadi dasar
peningkatan rasa
cemas.
2.Kecemasan yang
tinggi dapat
menyebabkan
penurunan penialaian
objektif klien tentang
penyakit.
3. Pelibatan klien
secara aktif dalam
tindakan keperawatan
merupakan support
yang mungkin berguna
bagi klien dan
meningkatkan
20
4. Bantu klien menentukan
tujuan perawatan bersama.
5. Berikan info hal-hal
seputar Ca colon yang
perlu diketahui oleh klien
dan keluarga.
Kolaborasi:
6. Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
obat penenang sesuai
indikasi .
7.Kolaborasi dengan
dokter untuk penjelasan
prosedur operasi
kesadaran diri klien.
4. Peningkatan nilai
objektif terhadap
masalah berkontibusi
menurunkan kecemasan
5.Konseling bagi klien
sangat diperlukan bagi
klien untuk
meningkatkan
pengetahuan dan
membangun support
system keluarga.
Kolaborasi:
6. Dapat membuat
pasien tenang.
7.Pengetahuan yang
cukup tentang prosedur
operasi akan
mengurangi cemas.
21
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan.
kanker kolon adalah tumbunhya sel-sel ganas di permukaan dalam usus besar (kolon) atau rektum. Lokasi tersering timbulnya kanker kolon adalah di bagian sekum, asendens, dan kolon sigmoid, salah satu penatalaksanaannya adalah dengan membuat kolostomi untuk mengeluarkan produksi faeces.penyakit ini adalah penyakit mematikan karena sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah,pembedahan adalah salah satunya untuk mengubah ca colon.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memahami dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari bagaimana tindakan yang dapat dilakukan jika menderita ca. Colon dan tindakan yang dilakukan untuk mencegah penyakit ca.colon dengan memakan makanan yang tidak mengandung zat kimia yang berlebihan dengan mengkonsumsi makanan yang seimbang dan banyak serat.
Sebagai mahasiswa yang tak pernah lepas dari kata belajar. Begitu pula dalam pembuatan makalah asuhan keperawatan ini, yang jauh dari kesempurnaan. Olehnya kami menerima saran dari pembaca demi terciptanya asuhan keperawatan berikutnya yang lebih baik. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Begitu juga di bidang keperawatan tak lepas dari rencana asuhan
22
keperawatan, maka dari kita sebagai perawat yang profesional sangat penting untuk memahami segala tindakan-tindakan keperawatan.
Daftar pustaka
Brooker, dkk. 2005.Patofisiologis: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 4. Jakarta : EGC
Brunner dan Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah,Edisi 8,Vol.2. Jakarta: EGC
Carpenito,Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.EGC. Jakarta
Doenges,Marilynn E.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.EGC.Jakarta.
Engram,Barbara.(1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2,EGC.
Jakarta.
Junaidi,purnawan(1999),Kapita selekta kedokteran.Jakarta:Media aesculapius FKUI
Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC
Sjamsuhidayat & wong,2005, Buku ajar ilmu bedah, EGC , Jakarta
Suyono,dkk, 2001, Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid II, edisi 3, Balai penerbit FKUI, Jakarta.
23