kerja colon.docx

34
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan dimana materi yang dibuang (sampah) disimpan. Rektum (rectum) adalah ujung dari usus besar dekat dubur (anus) Bersama,mereka membentuk suatu pipa panjang yang berotot yang disebut usus besar. Tumor -tumor usus besar dan rektum adalah pertumbuhan pertumbuhan yang datangnya dari dinding dalam dari usus besar. Tumor-tumor ramah dari usus besar disebut polip-polip (polyps). Tumor-tumor ganas dari usus besar disebut kanker- kanker. Polip-polip ramah tidak menyerang jaringan yang berdekatan dengannya atau menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Polip-polip ramah dapat diangkat dengan mudah sewaktu colonoscopy dan adalah bukan ancaman nyawa. Jika polip-polip ramah tidak diangkat dari usus besar, mereka dapat menjadi ganas (bersifat kanker) melalui waktu. Kebanyakan dari kanker-kanker usus besar dipercayai telah berkembang dari polip-polip. Kanker usus besar dan rektum, juga dirujuk sebagai kanker kolorektal ( colorectal cancer), dapat menyerang dan merusak jaringan-jaringan dan organ-organ yang berdekatan. Sel-sel kanker juga dapat pecah dan keluar dan menyebar pada bagian-bagian lain tubuh (seperti hati dan 1

description

kerja colon

Transcript of kerja colon.docx

Page 1: kerja colon.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan dimana materi yang dibuang

(sampah) disimpan. Rektum (rectum) adalah ujung dari usus besar dekat dubur (anus)

Bersama,mereka membentuk suatu pipa panjang yang berotot yang disebut usus besar.

Tumor -tumor usus besar dan rektum adalah pertumbuhan – pertumbuhan yang

datangnya dari dinding dalam dari usus besar.

Tumor-tumor ramah dari usus besar disebut polip-polip (polyps). Tumor-tumor ganas

dari usus besar disebut kanker-kanker. Polip-polip ramah tidak menyerang jaringan yang

berdekatan dengannya atau menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Polip-polip ramah

dapat diangkat dengan mudah sewaktu colonoscopy dan adalah bukan ancaman nyawa.

Jika polip-polip ramah tidak diangkat dari usus besar, mereka dapat menjadi ganas

(bersifat kanker) melalui waktu. Kebanyakan dari kanker-kanker usus besar dipercayai

telah berkembang dari polip-polip. Kanker usus besar dan rektum, juga dirujuk sebagai

kanker kolorektal ( colorectal cancer), dapat menyerang dan merusak jaringan-jaringan

dan organ-organ yang berdekatan. Sel-sel kanker juga dapat pecah dan keluar dan

menyebar pada bagian-bagian lain tubuh (seperti hati dan paru-paru) dimana tumor-tumor

baru terbentuk. Penyebaran kanker usus besar ke organ-organ yang terletak jauh darinya

disebut metastasis dari kanker usus besar. Sekali metastasis telah terjadi pada kanker

kolorektal (colorectal cancer), suatu penyembuhan yang penuh dari kanker adalah tidak

mungkin.

Tumor  usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar atau rektum relative

umum. Pada kenyataannya, kanker kolon  dan rektum   sekarang   adalah   tipe   paling

umum   kedua   dri   kanker internal   di   Amerika   serikat.   Ini   adalah   penyakit  

budaya   barat. Diperkirakan   bahwa   150.000   kasus   baru   kanker   kolorektal   di

diagnosis  di  negara  ini  setiap  tahunnya.   Kanker   kolon  menyerang individu dua kali

lebih besar dibanding kan kanker rektal.

1

Page 2: kerja colon.docx

Insidensnya   meningkat   sesuai   dengan   usia   (kebanyakan pada   pasien   yang  

berusia   lebih   dari   55   tahun)   dan   makin   tinggi pada   individu   dengan   riwayat  

keluarga   mengalami   kanker   kolon, penyakit   usus   inflamasi   kronis   atau   polip.  

Perubahan   pada persentase   distribusi   telah   terjadi   pada   tahun   terakhir.   Insidens

kanker   pada   sigmoid   dan   area  rektal  telah   menurun,   sedangkan insidens pada

kolon asendens dan desendens meningkat.

Lebih  dari  156.000  orang  terdiagnosa setiap  tahunnya,  kira- kira   setengah   dari  

jumlah   tersebut   meninggal   setiap   tahunnya, meskipun   sekitar   tiga   dari   empat  

pasien   dapat   diselamatkan dengan   diagnosis   dini   dan   tindakan   segera.   Angka 

kelangsungan hidup   di   bawah   lima   tahun   adalah   40%   sampai   50%,   terutama

karena   terlambat   dalam   diagnosis   dan   adanya   metastase. Kebanyakan   orang  

asimtomatis   dalam   jangka   waktu   lama   dan mencari   bantuan   kesehatan   hanya  

bila   mereka   menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rektal.

Penyebab  nyata  dari  kanker  kolon  dan rektal tidak  diketahui, tetapi   faktor   resiko  

telah   teridentifikasi,   termasuk   riwayat penyakit atau riwayat   kanker   kolon   atau 

polip  dalam   keluarga,   riwayat  usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak,  protein

dan daging serta rendah serat.

(Brooker,2000:134)

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui  dan memahami definisi dari Ca Colon.

2. Untuk mengetahui dan memahami etiologi dari Ca Colon.

3. Untuk mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari Ca Colon.

4. Untuk mengetahui komplikasi dari Ca Colon.

5. Untuk mengetahui gambaran diagnostik dari Ca Colon.

6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Ca Colon.

7. Untuk mengetahui asuhan  keperawatan  pada Klien dengan  Ca Colon.

2

Page 3: kerja colon.docx

1.3 Manfaat Penulisan

Setelah membuat makalah Ca Colon ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan

memahami pengertian Ca Colon, etiologi, patofisiologi Ca Colon, tanda dan gejala Ca Colon,

komplikasi, gambaran diagnostic Ca Colon, penatalaksanaan Ca Colon, serta  membuat dan

mengaplikasikan  asuhan keperawatan pada klien dengan Ca Colon.

1.4  Rumusan Masalah

Apa definisi dari Ca Colon ?

Apakah etiologi dari Ca Colon ?

Bagaimana patofisiologi dari Ca Colon ?

Bagaimana tanda dan gejala dari Ca Colon ?

Bagaimana gambaran diagnostik dari Ca Colon ?

Bagaimana penatalaksanaan pada klien dengan Ca Colon ?

Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan Ca Colon ?

3

Page 4: kerja colon.docx

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Anatomi Fisiologi

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan

rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari :

a)      Kolon asendens (kanan)

b)      Kolon transversum

c)      Kolon desendens (kiri)

d)      Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa

bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi

membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.  Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari

usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri

didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir

dan air, dan terjadilah diare.

4

Page 5: kerja colon.docx

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi adalah

suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus

besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil.

Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif

memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.

Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah sebuah ruangan yang

berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini

berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena

tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon

desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air

besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam

rectum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi.

Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana

penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama,

konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.

Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan

anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk

menunda BAB.

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar

dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari

usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh

melalui proses defekasi (buang air besar  BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

( Sylvia. 2005:244)

5

Page 6: kerja colon.docx

2.2 Definisi

Tumor   adalah     suatu   benjolan   atau   struktur   yang menempati   area   tertentu  

pada   tubuh,   dan   merupakan neoplasma  yang  dapat  bersifat  jinak  atau ganas.

. (FKUI,  2008  : 268).

Kanker   adalah   sebuah  penyakit  yang   ditandai   dengan pembagian   sel  yang  

tidak   teratur   dan   kemampuan   sel-sel   ini untuk   menyerang  jaringan  biologis  

lainnya,   baik   dengan pertumbuhan   langsung   di   jaringan   yang   bersebelahan   (invasi)

atau   dengan   migrasi   sel   ke   tempat   yang   jauh   (metastasis). Pertumbuhan   yang  

tidak   teratur   ini   menyebabkan   kerusakan DNA,   menyebabkan  mutasi  di  gen  vital  

yang   mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya. (Gale,2000:177).

       Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa yang tidak normal

akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan dan tujuan.

Neoplasma terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma ganas disebut juga sebagai

kanker(cancer). (SylviaA Price, 2005:122).

Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling sering

ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid.

Prognosa optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada.

Kanker kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas dalam tubuh di dalam permukaan usus

besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak

ganas biasa disebut adenoma yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh

sangat cepat). (www.republika.co.id).

Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan kanker kolon adalah tumbunhya

sel-sel ganas di permukaan dalam usus besar (kolon) atau rektum. Lokasi tersering

timbulnya kanker kolon adalah di bagian sekum, asendens, dan kolon sigmoid, salah satu

penatalaksanaannya adalah dengan membuat kolostomi untuk mengeluarkan produksi

faeces.

6

Page 7: kerja colon.docx

2.3 Etiologi

1. Diet: kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur – sayuran, buah -

buahan),kebiasaan makan  makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani.

2.  Kelainan kolon

a.  Adenoma   di   kolon   :   degenerasi   maligna   menjadi adenokarsinoma.

b.  Familial   poliposis   :   polip   di   usus   mengalami   degenerasi maligna menjadi

karsinoma

c.  Kondisi ulserative : Penderita   colitis   ulserativa   menahun   mempunyai   risiko terkena

karsinoma kolon.

3.  Genetik : Anak   yang   berasal   dari   orangtua  yang menderita karsinoma kolon

mempunyai frekuensi  3 ½ kali lebih banyak daripada anak – anak   yang orangtuanya

sehat. (FKUI,  2001 : 207).

4. Radiasi dan paparan zat kimia dan senyawa lain yang berpotensi menimbulkan reaksi

karsinogenik

2.4 Patofisiologi

Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas

atau disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh

sangat cepat). Pada stadium awal, polip dapat diangkat dengan mudah. Tetapi, seringkali

pada stadium awal adenoma tidak menampakkan gejala apapun sehingga tidak terdeteksi

dalam waktu yang relatif lama dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi kanker yang

dapat terjadi pada semua bagian dari usus besar.

Kanker kolon dan rektum terutama (95 %) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel

usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta

merusak jaringan normal serta meluas ke dalam sturktur sekitarnya. Sel kanker dapat

7

Page 8: kerja colon.docx

terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh yang lain ( paling sering ke

hati).

Kanker kolon dapat menyebar melalui beberapa cara yaitu :

1.       Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung

kemih.

2.       Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.

3.       Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah ke system

portal.

4.       Penyebaran secara transperitoneal.

5.       Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain. Pertumbuhan kanker

menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan lumen usus dengan obstruksi

dan ulserasi pada dinding usus serta perdarahan. Penetrasi kanker dapat

menyebabkan perforasi dan abses, serta timbulnya metastase pada jaringan lain.

(Sylvia. 2005:121)

8

Page 9: kerja colon.docx

2.5. Pathway

2.6 Klasifikasi

Klasifikasi  kanker  kolon menurut  modifikasi  DUKES  adalah sebagai berikut (FKUI, 2001 : 209) :

a.       A  : kanker   hanya   terbatas   pada   mukosa   dan   belum   ada metastasis.

b.      B1 : kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.

c.       B2 : kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.

d.      C1 : kanker   telah   mengadakan metastasis   ke   kelenjar   getah bening sebanyak satu sampai

empat buah.

e.      C2 : kanker telah  mengadakan   metastasis   ke   kelenjar   getah bening lebih dari 5 buah.

f.        D  : kanker telah mengadakan metastasis  regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas &

tidak dapat dioperasi lagi.

STADIUM

Stadium pada karsinoma kolon yang ditemukan dengan system TMN (Tambayong, 2000 : 143).

TIS          : Carcinoma in situ

T1           : Belum mengenai otot dinding, polipoid/papiler

T2           : Sudah mengenai otot dinding

T3           : Semua lapis dinding terkena, penyebaran ke sekitar

T4           : Sama dengan T3 dengan fistula

N             : Limfonodus terkena

M            : Ada metastasis

9

Page 10: kerja colon.docx

2.7 Manifestasi klinis

Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit dan fungsi segmen usus

tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan defekasi.

Pasase darah dalam feses adalah gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga mencakup

anemia yang tidak diketahu penyebabnya, anoreksia, penurunan berat badan dan keletihan.

Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen

dan melena (feses hitam seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah

kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses,

konstipasi dan distensi) serta adanya datah merah segar dalam feses.

Gejala yang dihubungkan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak

lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian serta feses berdarah.

a)      Colon Asendens : nyeri, adanya massa, perubahan peristaltik usus, anemia

b)      Colon Transversum : nyeri, obstruksi, perubahan pergerakan usus dan anemia.

c)       Colon Desendens : nyeri, perubahan pergerakan usus, terdapat darah merah terang pada feses,  

obstruksi.

d)      Rectum : terdapat darah di dalam feses, perubahan peristaltik usus, ketidaknyamanan rectal.

( Engram,Barbara.1998:321)

2.8 Komplikasi

Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.

Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang

menyebabkan hemoragi. Perforasi dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.

Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.

10

Page 11: kerja colon.docx

2.9 Pemeriksaan penunjang

a)      Endoskopi           : pemeriksaan   endoskopi   perlu dilakukan baik sigmoidoskopi

maupun kolonoskopi.

b)      Radiologis           : Pemeriksan   radiologis yang   dapat   dilakukan   antara   lain

adalah  foto  dada dan  foto  kolon (barium  enema).  Foto dada

dilakukan   untuk   melihat   apakah   ada   metastasis   kanker   ke

paru.

c)      Ultrasonografi (USG)     : Sulit   dilakukan   untuk   memeriksa   kanker   pada  

kolon,   tetapi digunakan  untuk  melihat  ada  tidaknya metastasis 

kanker  ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati.

d)      Histopatologi    : Biopsy   digunakan   untuk   menegakkan diagnosis.  Gambar

histopatologis   karsinoma  kolon   adalah  adenokarsinoma  dan perlu

ditentukan diferensiansi sel.

e)      Laboratorium    : Pemeriksaan   Hb   penting   untuk   memeriksa   kemungkinan pasien

mengalami perdarahan. (FKUI, 2001 : 210).

2.10 Penatalaksanaan

Bila   sudah   pasti   karsinoma   kolon,   maka   kemungkinan pengobatan adalah sebagai

berikut :

1. Pembedahan (Operasi)

Operasi   adalah   penangan   yang   paling   efektif   dan cepat untuk tumor yang

diketahui   lebih   awal   dan   masih   belum metastatis,   tetapi   tidak   menjamin semua

sel  kanker telah terbuang.  Oleh   sebab   itu   dokter   bedah biasanya   juga

menghilangkan   sebagian  besar jaringan   sehat   yang mengelilingi sekitar kanker.

11

Page 12: kerja colon.docx

2. Penyinaran (Radioterapi)

Terapi   radiasi   memakai   sinar   gelombang   partikel   berenergi tinggi misalnya sinar  X,  atau  sinar  gamma,  difokuskan untuk merusak   daerah   yang   ditumbuhi   tumor,   merusak   genetic, sehingga  membunuh   kanker.  Terapi   radiasi   merusak   sel-sel yang   pembelahan   dirinya   cepat,   antara  alin   sel  kanker,   sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan   sel   tubuh   menyebabkan   lemas,   perubahan   kulit dan kehilangan nafsu makan.

3.Kolostomi

Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut),

4. kemotherapy

Chemotherapy   memakai  obat  antikanker   yang   kuat,   dapat masuk   ke   dalam   sirkulasi   darah,   sehingga   sangat   bagus untuk   kanker   yang  telah   menyebar. Obat chemotherapy   ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada umumnya  lebih dari  satu   macam  obat,  karena  digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus. (FKUI, 2001 : 211)

2.11 Asuhan keperawatan

1. Pengkajian

a. Biodata

1)  Nama:Sebagai identitas bagi pelayanan kesehatan/Rumah Sakit/ Klinik atau catat apakah

klien pernah dirawat disini atau tidak.

2)    Umur:Digunakan sebagai pertimbangan dalam memberikan terapi dan tindakan, juga

sebagai acuan pada umur berapa penyakit/kelainan tersebut terjadi. Pada keterangan sering

terjadi pada usia 50 tahun ke atas.

3) Alamat:Sebagai gambaran tentang lingkungan tempat tinggal klien apakah dekat atau jauh

dari pelayanan kesehatan.

4) Pendidikan:Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga akan memudahkan

dalam pemberian penjelasan dan pengetahuan tentang gejala / keluhan selama di rumah atau

Rumah Sakit.

5) Status Perkawinan: Untuk mengetahui sataus perkawinan klien.

12

Page 13: kerja colon.docx

6)  Agama:Untuk mengetahui gambaran dan spiritual klien sehingga memudahkan dalam

memberikan bimbingan keagamaan.

7)  Nama Suami/istri:Agar diketahui siapa yang bertanggung jawab dalam pembiayaan dan

pemberian persetujuan dalam perawatan.

8)  Pekerjaan:Untuk mengetahui keadaan aktivitas sehari-hari dari klien, sehingga

memungkinkan menjadi faktor resiko terjadinya Ca Colon.

b. Keluhan utama             

Kaji keluhan utama klien biasanya adanya nyeri pada abdomen.

c. Riwayat kesehatan                      

Riwayat kesehatan sekarang : Yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit atau

pada saat pengkajian seperti terjadinya nyeri.

Riwayat penyakit masa lalu : Mengkaji riwayat penyakit pada masa lalu yang pernah diderita

oleh klien.

Riwayat pembedahan : Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis

pembedahan, kapan, oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.

Riwayat kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram

tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat

dalam keluarga.

d. Aktivitas/istirahat

Gejala:Kelemahan, kelelahan/keletihan

 Perubahan pola istirahat/tidur malam hari; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas.

Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stres tinggi.

e.  Sirkulasi

Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada aktivitas

Tanda:  Dapat terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan darah.

13

Page 14: kerja colon.docx

f. Integritas ego

Gejala:Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (merokok, minum alkohol, menunda pengobatan, keyakinan religius/spiritual)

  Masalah terhadap perubahan penampilan (alopesia, lesi cacat, pembedahan)

  Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.

Tanda:  Menyangkal, marah.

g. Eliminasi

Gejala: Perubahan pola defekasi, darah pada feses, nyeri pada defekasi

Tanda: Perubahan bising usus, distensi abdomen

  Teraba massa pada abdomen kuadran kanan bawah

h. Makanan/cairan

Gejala:Riwayat kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, pemakaian zat aditif dan bahan pengawet).

  Tanda: Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot.

i.  Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala: Gejala nyeri bervariasi dari tidak ada, ringan sampai berat tergantung proses penyakit.

j. Keamanan

Gejala: Komplikasi pembedahan dan atau efek sitostika.

Tanda:  Demam, lekopenia, trombositopenia, anemia

k. Interaksi sosial

Gejala: Lemahnya sistem pendukung (keluarga, kerabat, lingkungan)

14

Page 15: kerja colon.docx

  Masalah perubahan peran sosial yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

l. pola aktivitas hubungan sexual

kaji mengenai aktivitas seksual klien, apakah ada gangguan

m. Data psikososial

Kaji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola komunikasi dalam keluarga, hal yang

menjadi beban pikiran klien dan mekanisme koping yang digunakan.

n. Status sosio-ekonomi

Kaji masalah finansial klien.

o. Data spiritual

Kaji tentang keyakinan klien terhadap Tuhan YME, dan kegiatan keagamaan yang biasa

dilakukan.

p. pemeriksaan fisik

inspeksi abdomen: apakah ada lesi, dan pembesaran.

palpasi abdomen: mengetahui apakah ada nyeri tekan.

auskultasi abdomen: mengetahui apakah ada perubahan suara peristaltik usus.

perkusi abdomen: untuk mengetahui apakah ada cairan (asites).

q. Pemeriksaan labolatorium

Pemeriksaan hemoglobin,hematokrit.

15

Page 16: kerja colon.docx

2.Diagnosa keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat

obstruksi.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi

nutrien dan mual muntah.

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi bedah .

4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan diskontinuitas jaringan kulit.

5. Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan kolostomi.

6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot.

7. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan fisik.

8. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan sekunder.

9.

10. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan terhadap penyakit.

3.Intervensi keperawatan

No Dx

Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional ttd

1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nyeri hilang atau skala nyeri berkurang.

Kriteria hasil: Melaporkan nyeri hilang/terkontrol, tampak rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat

Mandiri:1. Dorong ketrampilan manajemen nyeri misalnya teknik relaksasi napas dalam (dengan cara tarik nafas melalui hidung tahan sampai hitungan sepuluh lalu hembuskan pelan -pelan melalui mulut sambil dirasakan).

2.  Izinkan pasien untuk memulai posisi yang

1. Dengan tehnik nafas dalam dapat mengurangi nyeri.

2. Menurukan tegangan abdomen dan

16

Page 17: kerja colon.docx

nyaman, mis lutut fleksi.

3. Berikan tindakan yang nyaman ( pijatan punggung, ubah posisi) & aktivitas senggang.

4. Dorong penggunaan tekhnik relaksasi, mis, bimbingan imajinasi, visualisasi. Berikan aktivitas tenggang.

5.  Berikan obat sesuai indikasi, mis, analgesik.

Kolaborasi:

6.Kolaborasi pemberian obat anti nyeri sesuai indikasi.

meningkatkan rasa control.

3. Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian dan menigkatkan kemampuan koping.

4. Membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan memfokuskan kembali perhatian, sehingga menurunakan nyeri dan ketidak nyamanan.

5. Menurunkan nyeri, meningkatkan kenyamanan.

6. Menentukan obat yang sesuai indikasi untuk nyeri.

2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam di harapkan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi

Kriteria hasil :  klien melaporkan selera makannya meningkat.

Mandiri:1. Pertahankan tirah baring selama fase akut/pasca terapi.

2. Bantu perawatan kebersihan rongga mulut (oral hygiene).

3. Berikan diet TKTP, sajikan dalam bentuk yang sesuai perkembangan kesehatan klien (lunak,

1. Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi.

2. Meningkatkan kenyamanan dan selera makan.

3. Asupan kalori dan protein tinggi perlu diberikan untuk mengimbangi status

17

Page 18: kerja colon.docx

bubur kasar, nasi biasa)

4. Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai indikasi (roborantia)

Kolaborasi:5 kolaborasi pemberian nutrisi parenteral

hipermetabolisme klien keganasan.

4. Pemberian preparat zat besi dan vitamin B12 dapat mencegah anemia; pemberian asam folat mungkin perlu untuk mengatasi defisiensi karena malbasorbsi.

5.Pemberian peroral mungkin dihentikan sementara untuk mengistirahatkan saluran cerna

3 Setelah dilakukan tindakan keperawatn selama 3x24 jam diharapkan dapat meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu dan bebas tanpa infeksi.

Kriteria hasil :        klien melaporkan luknya sudah sembuh atau mulai sembuh / mengering

Mandiri:1. Observasi luka, catat karakteristik drainase

2.  Ganti balutan sesuai kebutuhan, gunakan tekhnik aseptic.

3. Dorong posisi miring dengan kepala tinggi, hindari duduk lama

4. Kalaborasi irigasi luka sesuai indikasi, gunakan cairan garam faal, larutan hidrogen peroksida, atau larutan antibiotic

1. Perdarahan pascaoperasi paling sering terjadi selama 48 jam pertama, dimana infeksi dapat terjadi kapan saja

2. Sejumlah besar drainase serosa menuntut penggantian dengan sering untuk menurunkan iritasi kulit dan potensial ptensi

3. Meningkatkan drainase dari luka parineal atau drain menurunkan resiko pengumpulan. Duduk lama meningkatkan tekanan parineal, menurunkan sirkulasi keluka, dan memperlambat penyembuhan

18

Page 19: kerja colon.docx

5.    Kalaborasi rendam duduk Diperlukan untuk

menginflamasi/ infekasi praoperasi atau kontaminasi intraoperasi

Meningkatkan kebersihan dan memudahkan penyembuhan.

4Setelah dilakukan tindakan

keperawatan Tidak terjadi

infeksi selama perawatan

perdarahan dengan kriteria

hasil: Ekspresi tenang

- Hasil lab normal

Mandiri:

1.Observasi kondisi luka,

warna, dan bau.

2. Berikan pada klien

perawatan luka.

3. pantau kondisi luka

4. jaga kondisi luka agar

tetap bersih.

5. Berikan info pada klien

cara mengidentifikasi tanda

infeksi.

1 .Mengetahui

perkembangan luka.

2. meminimalkan

terjadinya infeksi.

3. mengetahui

perkembangan kondisi

luka.

4. meminimalkan

terjadinya infeksi.

5. Berbagai manivestasi

klinik dapat menjadi

tanda nonspesifik

infeksi; demam dan

peningkatan rasa nyeri

mungkin merupakan

gejala infeksi.

19

Page 20: kerja colon.docx

Kolaborasi:

6. Berikan obat anti biotik.

7. Ambil specimen untuk

kultur/sensivitas sesuai

indikasi

6. Menurunkan

terjadinya infeksi.

7. Pembedaan adanya

infeksi,mengidentifikasi

adanya patogen khusus.

5 Setelah dilakukan tindakan

askep selama 1x24 jam

Tidak terjadi kecemasan,

pengetahuan klien dan

keluarga terhadap penyakit

meningkat .

kriteria hasil:

-klien tenang

-klien dapat memahami

informasi tentang

penyakitnya 

-klien  dapat menerima

kondisinya

Mandiri:

1. Tanyakan tingkat

pengetahuan/persepsi klien

dan keluarga terhadap

penyakit.

2. observasi derajat

kecemasan yang dialami

klien.

3. Bantu klien

mengidentifikasi penyebab

kecemasan.

1. Ketidaktahuan dapat

menjadi dasar

peningkatan rasa

cemas.

2.Kecemasan yang

tinggi dapat

menyebabkan

penurunan penialaian

objektif klien tentang

penyakit.

3. Pelibatan klien

secara aktif dalam

tindakan keperawatan

merupakan support

yang mungkin berguna

bagi klien dan

meningkatkan

20

Page 21: kerja colon.docx

4. Bantu klien menentukan

tujuan perawatan bersama.

5. Berikan info hal-hal

seputar Ca colon yang

perlu diketahui oleh klien

dan keluarga.

Kolaborasi:

6. Kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian

obat penenang sesuai

indikasi .

7.Kolaborasi dengan

dokter untuk penjelasan

prosedur operasi

kesadaran diri klien.

4. Peningkatan nilai

objektif terhadap

masalah berkontibusi

menurunkan kecemasan

5.Konseling bagi klien

sangat diperlukan bagi

klien untuk

meningkatkan

pengetahuan dan

membangun support

system keluarga.

Kolaborasi:

6. Dapat membuat

pasien tenang.

7.Pengetahuan yang

cukup tentang prosedur

operasi akan

mengurangi cemas.

21

Page 22: kerja colon.docx

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan. 

kanker kolon adalah tumbunhya sel-sel ganas di permukaan dalam usus besar (kolon) atau rektum. Lokasi tersering timbulnya kanker kolon adalah di bagian sekum, asendens, dan kolon sigmoid, salah satu penatalaksanaannya adalah dengan membuat kolostomi untuk mengeluarkan produksi faeces.penyakit ini adalah penyakit mematikan karena sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah,pembedahan adalah salah satunya untuk mengubah ca colon.

B. Saran

 Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memahami dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari bagaimana tindakan yang dapat dilakukan jika menderita ca. Colon dan tindakan yang dilakukan untuk mencegah penyakit ca.colon dengan memakan makanan yang tidak mengandung zat kimia yang berlebihan dengan mengkonsumsi makanan yang seimbang dan banyak serat.

Sebagai mahasiswa yang tak pernah lepas dari kata belajar. Begitu pula dalam pembuatan makalah asuhan keperawatan ini, yang jauh dari kesempurnaan. Olehnya kami menerima saran dari pembaca demi terciptanya asuhan keperawatan berikutnya yang lebih baik. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Begitu juga di bidang keperawatan tak lepas dari rencana asuhan

22

Page 23: kerja colon.docx

keperawatan, maka dari kita sebagai perawat yang profesional sangat penting untuk memahami segala tindakan-tindakan keperawatan.

Daftar pustaka

Brooker, dkk. 2005.Patofisiologis: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 4. Jakarta : EGC

Brunner dan Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah,Edisi 8,Vol.2.  Jakarta: EGC

Carpenito,Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.EGC. Jakarta

Doenges,Marilynn E.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.EGC.Jakarta.

Engram,Barbara.(1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2,EGC.

Jakarta.

Junaidi,purnawan(1999),Kapita selekta kedokteran.Jakarta:Media aesculapius FKUI

Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC

Sjamsuhidayat & wong,2005, Buku ajar ilmu bedah, EGC , Jakarta 

Suyono,dkk, 2001, Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid II, edisi 3, Balai penerbit FKUI, Jakarta.

23