ca colon.docx

39
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa yang tidak normal akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan dan tujuan. Neoplasma terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma ganas disebut juga sebagai kanker (cancer). (SylviaA Price, 2005). Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling sering ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid. Prognosa optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan Martin Tucker, 1998). Kanker kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas dalam tubuh di dalam permukaan usus besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas biasa disebut adenoma yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). (www.republika.co.id). Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan kanker kolon adalah tumbunhya sel-sel ganas di permukaan dalam usus besar (kolon) atau rektum. Lokasi tersering timbulnya kanker kolon adalah di bagian sekum, asendens, dan kolon sigmoid, salah satu penatalaksanaannya adalah dengan membuat kolostomi untuk

description

cancer colon

Transcript of ca colon.docx

Page 1: ca colon.docx

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1 Definisi

Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa yang tidak normal

akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan dan tujuan. Neoplasma

terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma ganas disebut juga sebagai kanker (cancer). (SylviaA

Price, 2005).

Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling sering

ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid. Prognosa

optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan Martin Tucker, 1998).

Kanker kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas dalam tubuh di dalam permukaan usus

besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak

ganas biasa disebut adenoma yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh

sangat cepat). (www.republika.co.id).

Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan kanker kolon adalah tumbunhya

sel-sel ganas di permukaan dalam usus besar (kolon) atau rektum. Lokasi tersering timbulnya

kanker kolon adalah di bagian sekum, asendens, dan kolon sigmoid, salah satu

penatalaksanaannya adalah dengan membuat kolostomi untuk mengeluarkan produksi faeces.

Kanker colon adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru

( ACS 1998 )

Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui

sampai tingkat yang lebih parah.Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengubah kanker

Colon.

Page 2: ca colon.docx

2.2 Etiologi

Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu peredaran

pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang

tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer Institute, dan organisasi

kanker lainnya.

Faktor resiko telah teridentifikasi. Faktor resiko untuk kanker kolon :

- Usia lebih dari 40 tahun

- Darah dalam feses

- Riwayat polip rektal atau polip kolon

- Adanya polip adematosa atau adenoma villus

- Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga

- Riwayat penyakit usus inflamasi kronis

- Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.

Makanan-makanan yang pasti di jurigai mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan

kanker pada usus besar ( Tabel 56-1 ). Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada

perut,yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak

terutama lemak hewan dari daging merah,menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob,

menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang

juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang

mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus

besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi

sayuran dan buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day Adventists ).

Makanan yang harus dihindari :

-          Daging merah

-          Lemak hewan

-          Makanan berlemak

-          Daging dan ikan goreng atau panggang

-          Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)

-          Makanan yang harus dikonsumsi:

Page 3: ca colon.docx

-          Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan kubis

( seperti brokoli,brussels sprouts )

-          Butir padi yang utuh

-          Cairan yang cukup terutama air

Karena sebagian besar tumor Colon menghasilkan adenoma,faktor utama yang

membahayakan terhadap kanker Colon menyebabkan adenoma. Ada tiga type adenoma Colon :

tubular,villous dan tubulo villous ( akan di bahas pada polips ).Meskipun hampir besar kanker

Colon berasal dari adenoma,hanya 5% dari semua adenoma Colon menjadi manigna,villous

adenoma mempunyai potensial tinggi untuk menjadi manigna.

Faktor yang menyebabkan adanya adenoma benigna atau manigna tumor tidak diketahui

poliposis yang bergerombol bersifat herediter yang tersebar pada gen autosom dominan. Ini di

karakteristikkan pada permulaan adematus polip pada colon dan rektum. Resiko dari kanker pada

tempat femiliar poliposis mendekati 100 % dari orang yang berusia 20 – 30 tahun.

Orang-orang yang telah mempunyai ucerative colitis atau penyakit Crohn’s juga mempunyai

resiko terhadap kanker Colon. Penambahan resiko pada permulaan usia muda dan  tingkat yang

lebih tinggi terhadap keterlibatan colon. Resiko dari kanker Colon akan menjadi 2/3 kali lebih

besar jika anggota keluarga menderita penyakit tersebut.

 

2.3 Manifestasi Klinis

Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus

tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan defekasi. Pasase

darah dalam feses gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga anemia yang tidak diketahui

penyebabnya, anoreksi, atau penurunan berat badan dan keletihan. Gejala yang sering

dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan melena (feses hitam,

seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan

dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi dan distensi) serta

adanya darah merah segar dalam feses. Gejala yang dihubungakan dengan lesi rektal adalah

Page 4: ca colon.docx

evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses

berdarah.

2.4 Patofisiologi

Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan

merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan faktor

makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta

adanya interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu

dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.

Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma (muncul dari

lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak,

yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak; jaringan normal dan meluas

ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid, besar, tumbuh ke dalam lumen,

dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi annular

lebih sering terjadi pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering

terjadi pada sekum dan kolon asendens.

Tumor dapat menyebar melalui :

1.      Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih (vesika

urinaria).

2.      Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.

3.      Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah balik ke

sistem portal.

Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197) diantaranya:

1.      Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding usus besar

(lapisan mukosa).

2.      Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah lapisan mukosa.

3.      Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang banyak terdapat

di sekitar usus.

Page 5: ca colon.docx

4.      Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe atau bahkan ke

organ-organ lain.

2.5 Klasifikasi

Klasifikai kanker kolon dapat ditentukan dengan sistem TNM (T = tumor, N = kelenjar

getah bening regional, M =jarak metastese).

T          Tumor primer

TO       Tidak ada tumor

TI        Invasi hingga mukosa atau sub mukosa

T2        Invasi ke dinding otot

T3        Tumor menembus dinding otot

N         Kelenjar limfa

N0       tidak ada metastase

N1       Metastasis ke kelenjar regional unilateral

N2       Metastasis ke kelenjar regional bilateral

N3       Metastasis multipel ekstensif ke kelenjar regional

M         Metastasis jauh

MO      Tidak ada metastasis jauh

MI       Ada metastasis jauh

Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya tumor ini

tumbuh tidak terditeksi sampai gejala-gejala muncul secara berlahan dan tampak

membahayakan. Penyakit ini menyebar dalam beberapa metode. Tumor mungkin menyebar

dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di perut,mencapai serosa dan mesenterik fat.

Kemudian tumor mulai melekat pada organ yang ada disekitarnya,kemudian meluas kedalam

lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini

langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui

Page 6: ca colon.docx

limpa,setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat

yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru.

Tempat metastase yang lain termasuk:

-   Kelenjar Adrenalin

-   Ginjal

-   Kulit

-   Tulang

-   Otak

     

Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan sistem

sirkulasi,tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum pembedahan tumor

belum dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan dan sel kanker dari tumor pecah

menuju ke rongga peritonial.

2.6 Komplikasi

Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:

1.      Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.

2.      Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran langsung.

3.      Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang

menyebabkan hemorragi.

4.      Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.

5.      Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.

6.      Pembentukan abses

Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina. Biasanya tumor menyerang

pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan pendarahan. Tumor tumbuh kedalam usus

besar dan secara berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali.

Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya

( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.

Page 7: ca colon.docx

2.7 Pencegahan

Pencegahan Kanker Kolon.

1.      Konsumsi makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan derajat

keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar.

2.      Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.

3.      Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.

4.      Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.

5.      Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang air besar.

6.      Hidup rileks dan kurangi stress.

 

2.8 Penatalaksanaan

a)      Penatalaksanaan medis

Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan nasogastrik.

Apabila terjadi perdarahan yang cukup bermakna terapi komponen darah dapat diberikan.

Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung atau terapi

ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan selain pengobatan bedah. Pilihan mencakup kemoterapi,

terapi radiasi dan atau imunoterapi.

Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering dikombinasi

dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan ada yang memberikan 3

macam kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol, dan leuvocorin. Dari hasil penelitian, setelah

dilakukan pembedahan sebaiknya dilakukan radiasi dan kemoterapi

b)      Penatalaksanaan bedah

Page 8: ca colon.docx

Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rektal,

pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat

diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi merupakan suatu

prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa

kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan dikolon, massa tumor

kemudian di eksisi. Reseksi usus diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B

serta lesi C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon kelas D. Tujuan

pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor sudah menyebar dan mencakup

struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan. Tipe pembedahan tergantung dari lokasi dan

ukuran tumor.

Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut.

-         Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus pada sisi

pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik)

-         Reseksi abominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen (pengangkatan tumor dan porsi

sigmoid dan semua rektum serta sfingter anal)

-         Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta reanastomosis

lanjut dari kolostomi

-         Kolostomi permanen atau iliostomy (untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang tidak dapat

direseksi)

c)      Difersi vekal untuk kanker kolon dan rektum

Berkenaan dengan tehnik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan pada

kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah pembuatan lubang (stoma)

pada kolon secara bedah. Stoma ini dapat berfungsi sebagai difersi sementara atau permanen. Ini

memungkinkan drainase atau evakuasi isi kolon keluar tubuh. Konsistensi drainase dihubungkan

dengan penempatan kolostomi yang ditentukan oleh lokasi tumor dan luasnya invasi pada

jaringan sekitar.

d)     Penatalaksanaan Keperawatan

1.         Dukungan adaptasi dan kemandirian.

2.         Meningkatkan kenyamanan.

Page 9: ca colon.docx

3.         Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.

4.         Mencegah komplikasi.

5.      Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan

pengobatan.

e)      Penatalaksanaan Diet

1.      Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat dapat melancarkan

pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan kotoran dan zat yang tidak

berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi racun yang

memicu sel kanker.

2.      Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)

3.        Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi terutama yang

terdapat pada daging hewan.

4.        Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut dapat

memicu sel karsinogen / sel kanker.

5.        Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.

6.        Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.

2.9    Pemeriksaan penunjang

1.      Endoskopi. Pemeriksaan endoskopi perlu dikerjakan, baik sigmoidoskopi maupun

kolonoskopi. Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat dengan jelas pada

endoskopi, dan untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi.

2.      Radiologi. Pemeriksaan radiologi yang dapat dikerjakan antara lain adalah : foto dada dan foto

kolon (barium enema).

Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan

mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan adanya kebuntuan pada isi

perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan

Page 10: ca colon.docx

tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum dilakukan setelah

sigmoidoscopy dan colonoscopy.

Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas dari penyakit. Chest

X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis.

Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker pada paru

juga bisa digunakan untuk persiapan tindakan pembedahan. Pada foto kolon dapat dapat terlihat

suatu filling defect pada suatu tempat atau suatu striktura.

3.      Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ada tidaknya metastasis

kanker kelenjar getah bening di abdomen dan di hati.

4.      Histopatologi/ Selain melakukan endoskopi sebaiknya dilakukan biopsi di beberapa tempat

untuk pemeriksaan histopatologis guna menegakkan diagnosis. Gambaran histopatologi

karsinoma kolorektal ialah adenokarsinoma, dan perlu ditentukan differensiasi sel.

5.      Laboratorium. Tidak ada petanda yang khas untuk karsinoma kolorektal, walaupun demikian

setiap pasien yang mengalami perdarahan perlu diperiksa Hb. Tumor marker (petanda tumor)

yang biasa dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/ ml biasanya ditemukan karsinoma

kolorektal yang sudah lanjut. Berdasarkan penelitian, CEA tidak bisa digunakan untuk

mendeteksi secara dini karsinoma kolorektal, sebab ditemukan titer lebih dari 5 mg/ml hanya

pada sepertiga kasus stadium III. Pasien dengan buang air besar lendir berdarah, perlu diperiksa

tinjanya secara bakteriologis terhadap shigella dan juga amoeba.

6.      Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound: Dilakukan untuk tujuan diagnostik,

identifikasi metastatik, dan evaluasi respons pada pengobatan.

7.      Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum): Dilakukan untuk diagnostik banding dan menggambarkan

pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit, organ dan sebagainya.

8.      Jumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit: Dapat menunjukkan anemia,

perubahan pada sel darah merah dan sel darah putih: trombosit meningkat atau berkurang.

9.      Sinar X dada: Menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer.

Page 11: ca colon.docx

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KANKER KOLON

3.1 Pengkajian

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Biodata :

Pasien

Nama : Tn. A

Umur : 35 th

Agama : Islam

Pendidikan : Sarjana

Pekerjaan : PNS

Status Pernikahan : Menikah

Alamat : Kalirejo, Lampung Tengah

Tanggal Masuk RS : Sabtu, 05 Mei 2012

Diagnosa Medis : Ca. Colon

2. Keluhan utama :

Nyeri hebat pada bagian perut

3. Riwayat Kesehatan :

a. Riwayat Penyakit Sekarang :

Page 12: ca colon.docx

Klien masuk ke Rumah Sakit tanggal 5 Mei 2012 akibat mengalami penyakit Ca. Colon. Klien

datang ke RSUD Pringsewu diantar oleh keluarganya melalui IGD, pada tanggal 5 Mei 2012,

dengan keluhan nyeri pada abdomen, kram perut, pola defekasi bermasalah, sering sembelit,

feses berwarna kehitaman dan kadang disertai darah merah segar, tidak nafsu makan, penurunan

berat badan, dan cepat letih.

b. Riwayat Penyakit Dahulu :

Klien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan atau obat-obatan, hanya saja tidak

terlalu suka sayuran. + 4 tahun yang lalu klien pernah terkena penyakit thypoid sampai

diopname. Klien pernah mengalami kecelakaan motor namun tidak fatal. Keluarga klien

mengatakan bahwa klien hampir setiap hari mengkonsumsi daging hewan, jarang makan sayur,

dan klien mempunyai riwayat peminum / alkoholic.

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga klien menjelaskan anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit keturunan

yang umumnya menyerang, seperti DM, Asma, Hipertensi.

GENOGRAM

Keterangan :

= Laki-laki

Page 13: ca colon.docx

= Perempuan

= Meninggal

= Garis Pernikahan

= Garis Keturunan

= Klien

4. Basic Promoting physiology of Health

1. Aktifitas dan latihan

Pekerjaan Tn. A yaitu seorang PNS dan waktu luangnya diisi dengan beristirahat di rumah dan

berkumpul bersama keluarga. Klien jarang berolahraga. Saat sakit, klien hanya bisa berbaring di

tempat tidur, aktifitas terbatas, dan klien dibantu oleh keluarganya.

2. Tidur dan istirahat

Sebelum sakit lama tidur klien 7-8 jam/hari, hanya dipergunakan untuk tidur malam karena klien

jarang sekali tidur siang dan tidak ada gangguan dalam tidur. Saat sakit lama tidur klien hanya 5

jam dengan tidur siang selama 1 jam. Klien kadang-kadang kesulitan tidur di rumah sakit karena

nyeri yang dialami klien, klien tampak lemah.

3. Kenyamanan dan nyeri

Klien merasakan nyeri pada perutnya dalam 2 bulan belakangan ini. Nyeri akan lebih terasa

menyakitkan jika beraktifitas dan saat defekasi, dan akan berkurang saat klien beristirahat.

Region nyeri yaitu pada abdomen bagian bawah (dessendens bawah). Skala nyeri klien 8, raut

muka klien tampak menahan nyeri.

4. Nutrisi

Sebelum sakit, frekuensi makan Tn. A tidak teratur dikarenakan kesibukan jam kerja yang

mengakibatkan sering telat makan. Berat badan klien 68 kg. Berat badan dalam 2 bulan terakhir

turun drastis menjadi 57 kg. Jenis makanan yang paling sering dikonsumsi klien yaitu daging

hewan dan makanan cepat saji (sate & gulai). Klien tidak suka sayuran, dan tidak memiliki

Page 14: ca colon.docx

pantangan terhadap makanan apapun. Klien tidak pernah mengalami operasi gastrointestinal.

Saat sakit, klien hanya mengkonsumsi nasi lembek, sayuran hijau, buah tapi jarang habis karena

klien mual, tidak nafsu makan, & klien tidak makan yang pedas & berminyak. Diet di rumah

sakit adalah diet rendah lemak hewani dan tinggi serat. Kebutuhan pemenuhan nutrisi dibantu

oleh keluarganya.

5. Cairan, elektrolit, dan asam basa

Sebelum sakit frekuensi minum klien 7-8 gelas/hari. Saat sakit, frekuensi minum klien + 2-3

gelas/hari. Turgor kulit tidak elastis. Klien mendapat support IV Line jenis RL 20 tetes/menit

6. Oksigenasi

Klien tidak mengalami sesak, tidak ada keluhan saat bernafas, irama teratur, klien tidak batuk,

klien tidak merokok, klien tidak terpasang oksigen.

7. Eliminasi fekal/bowel

Frekuensi BAB klien sebelum sakit 1x sehari di pagi hari. Feses berwani kuning, konsistensi

padat, berbau khas, warna kuning kecoklatan, dan tidak ada keluhan.

Saat sakit, klien kesulitan BAB, mengalami sembelit, baru 1x selama dirawat di RS, feses

berwarna kehitaman, konsistensi keras, kadang disertai darah merah segar, berbau anyir.

8. Eliminasi urin

Frekuensi BAK klien 2x sehari. Klien tidak mengalami perubahan pola berkemih. Klien tidak

menggunakan kateter, kebutuhan pemenuhan ADL dengan bantuan keluarga.

9. Sensori, persepsi, dan kognitif

Klien tidak memiliki gangguan dan riwayat penyakit yang menyangkut sensori, persepsi, dan

kognitif

5. Pemeriksaan Fisik Head To Toe

a. Keadaan Umum

Kesadaran klien composmentis, Vital Sign TD 110/90 mmHg, Nadi 70x/menit, irama reguler

kekuatan sedang, Respirasi 26x/menit, irama regular, Suhu 36,50 C

b. Kepala : kulit kepala normal, tidak ada hematoma, lesi atau kotor. Rambut mudah patah saat

dicabut, hitam tanpa uban, dan bersih.

Page 15: ca colon.docx

Mata : mata klien secara umum normal, bentuk simetris, konjungtiva tampak anemis, sklera tidak

ikterik, pupil dapat merespon terhadap cahaya, palpebra normal, tidak ada oedema. Lensa mata

normal, jernih, visus mata kanan dan kiri normal. Tampak garis kehitaman pada kelopak mata

klien bagian bawah.

Hidung : Hidung klien simetris, tidak ada septum deviasi, polip, epistaksis, gangguan indera

pencium, atau secret.

Mulut : Mulut klien normal, dimana gigi klien normal, tidak ada lubang, dan tidak ada gigi

palsu. Bibir klien kering, tidak stomatitis, dan tidak sianosis. Gusi klien berwarna merah, lidah

klien tampak kotor.

Telinga : telinga klien simetris, bersih, dan tidak ada gangguan pendengaran.

Leher : leher klien normal, tidak ada pembesaran thyroid, tidak ada kaku kuduk, tidak ada

hematoma, tida ada lesi.

Tenggorokan klien normal, tidak ada nyeri tekan, tidak hipremis, dan tidak ada pembesaran

tonsil.

c. Dada : bentuk dada klien normal

Pulmo : Inspeksi : pengembangan dada simetris. Palpasi : Fremitus taktil kanan sama dengan

kiri. Perkusi : pulmo kanan dan kiri sonor. Auskultasi : vesikuler pada pulmo kanan dan kiri

Cor : Inspeksi: ictus cordis tidak nampak. Palpasi : Ictus cordis teraba pada mid clavicula sic 5,

Perkusi : menunjukkan batas jantung normal.

Auskultasi : Bunyi jantung I (SI) di ruang intercosta V sebelah kiri, Bunyi jantung II (SII) di

ruang intercosta II sebelah kanan, Bunyi jantung III (SIII) tidak ada, murmur tidak ada.

d. Abdomen : inspeksi : bentuk agak cembung. Palpasi : adanya nyeri tekan pada perut bawah.

Auskultasi : peristaltik permenit.

e. Genetalia : Laki-laki : normal, tidak ada perdarahan.

f. Rektum : Normal, tidak ada hemoroid, tidak ada prolaps, dan tidak ada tumor.

g. Ekstremitas :

- atas : Kekuatan otot ka/ki : 6/6, ROM ka/ki : aktif/aktif

- bawah : kekuatan otot ka/ki: 6/6, ROM ka/ki : aktif/aktif

Psiko sosio budaya dan spiritual :

Psikologis :

Page 16: ca colon.docx

Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah gelisah. Cara mengatasi gelisahnya klien

dihibur keluarga. Dukungan yang diberikan oleh keluarga sangat baik, keluarga memberikan

semangat kepada klien agar klien selalu berdo’a supaya cepat sembuh.

Rencana klien setelah masalah terselesaikan adalah istirahat di rumah. Klien juga mengatakan

sedikit cemas dengan penyakitnya. Klien takut akan perubahan status kesehatannya.

Sosial :

Aktivitas atau peran di masyarakat adalah sebagai anggota RT 5 Kalirejo. Kebiasaan lingkungan

yang tidak disukai adalah lingkungan yang kotor. Cara mengatasinya dengan melakukan

kegiatan kerja bakti.

Budaya :

Budaya yang diikuti klien adalah budaya jawa. Kebudayaan yang dianut tidak merugikan

kesehatannya.

Spiritual :

Aktivitas ibadah sehari-hari sholat 5 waktu. Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan adalah

yasinan. Keyakinan klien tentang masalah kesehatan yang sekarang sedang dialami : klien yakin

akan dirinya pasti sembuh.

6. Pemeriksaan Penunjang

Tes Diagnostik : (05 Mei 2012)

Hematologi Hasil Nilai Normal Interpretasi

Hb 11,5 12-18 g/dL Turun

Ht/PVC 42 40-52% Normal

Leukosit 7.000 4.000-10.000 /uL Normal

Trombosit 253.000 150.000-450.000 /uL Normal

Masa protrombin 13.0 11.0-17.0 detik Normal

Radiologi :

  Foto colon ( Barium Enema)

Page 17: ca colon.docx

  Colonoscopy

7. Terapi Medis

                Bed rest

                IVFD RL 20 tetes/menit

                Th/oral :

                Th/inj :

           Kemoterapi

           Leukovorin

           5-FU, Levamisol, Leuvocorin

           Pembedahan / Laparaskop

Page 18: ca colon.docx

3.2 Proses Keperawatan

ANALISA DATA

Nama Klien : Tn. A No. Register : 123

Umur : 35 tahun Diagnosa Medis : Ca. Colon

Ruang Rawat : Paviliun Asri 3 Alamat : Kalirejo

TGL/JAM DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI

05/05/12

08.00 WIB

DS :

-        Klien mengatakan perutnya

sangat sakit bagian bawah

-        Klien mengatakan perutnya

bertambah sakit saat bergerak

-        Klien mengatakan nyeri

hilang timbul

DO :

-        Klien tampak meringis

kesakitan

-        Klien tampak gelisah

-        Skala nyeri klien 8

-        Klien tampak tidak nyaman

dengan perutnya

Nyeri akut Obstruksi tumor

pada usus dengan

kemungkinan

menekan organ yang

lain

06/05/12

13.00 WIB

DS :

-       Klien mengatakan nyeri

pada daerah yang di insisi

-       Klien mengatakan tubuhnya

masih lemah

DDO :

Nyeri akut Agen cedera fisik

(insisi pembedahan)

Page 19: ca colon.docx

-       Klien tampak lemah

-       Klien tampak menahan

nyeri

-       Ekspresi wajah klien

cemberut

-       Tampak kemerahan pada

daerah bekas operasi

06/05/12

13.30 WIB

DS :

-       Klien mengatakan gatal

pada daerah yang di insisi

-       Keluarga klien mengatakan

badan klien hangat

DO :

-       Daerah pembedahan tampak

masih baru dan terfiksasi

-       Leukosit : 15.000 /Ul

-       Suhu : 37,5 C

Risiko infeksi Tindakan invasif,

insisi post

pembedahan

06/05/12

14.00 WIB

DS

-       Klien mengatakan

punggungnya terasa panas

-       Klien mengatakan susah

bergerak

-       Klien mengatakan tidak

mampu beraktifitas secara

mandiri

DDO :

-       Klien terlihat berbaring di

tempat tidur

-       Klien tampak terpasang

kateter

-       Aktifitas klien terlihat

Intoleransi aktifitas Kelemahan fisik

Page 20: ca colon.docx

06/05/12

15.00 WIB

dibantu keluarga

-       Klien tampak lemah

-       Tampak adanya luka insisi

pada perut klien

DDS :

-       Klien mengatakan tidak

nafsu makan

-       Klien mengatakan tubuhnya

lemas

-       Keluarga klien mengatakan

klien belum memakan apapun

pasca operasi

-       Klien mengatakan lidahnya

terasa pahit

DDO :

-       Klien tampak lemas

-       Bibir klien tampak kering &

pucat

-       BB turun + 11 kg selama

sakit

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Ketidakmampuan

untuk mencerna

makanan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul (NANDA):

  Pre Operasi

Nyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ yang lain

  Post Operasi

1.    Nyeri akut b.d agen cedera fisik (insisi pembedahan)

2.    Risiko infeksi b.d tindakan invasif, insisi post pembedahan

3.    Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik

4.    Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk mencerna

makanan

Page 21: ca colon.docx

3.3 Pengkajian

Pengkajian pada pasien dengan kanker kolon diperoleh data sebagai berikut sbb:

  Aktivitas/istirahat

Pasien dengan kanker kolorektal biasanya merasakan tidak nyaman pada abdomen dengan

keluhan nyeri, perasaan penuh, sehingga perlu dilakukan pengkajian terhadap pola istirahat dan

tidur.

  Sirkulasi

Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja. Kebiasaan: perubahan pada tekanan darah.

  Integritas ego

Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress ( misalnya

merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius/ spiritual)

Masalah tentang perubahan dalam penampilan misalnya, alopesia, lesi, cacat, pembedahan.

Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak merasakan, rasa

bersalah, kehilangan.

Tanda : Kontrol, depresi.

Menyangkal, menarik diri, marah.

  Eliminasi

Adanya perubahan fungsi kolon akan mempengaruhi perubahan pada defekasi pasien, konstipasi

dan diare terjadi bergantian. Bagaimana kebiasaan di rumah yaitu: frekuensi, komposisi, jumlah,

warna, dan cara pengeluarannya, apakah dengan bantuan alat atau tidak adakah keluhan yang

menyertainya. Apakah kebiasaan di rumah sakit sama dengan di rumah.

Pada pasien dengan kanker kolerektal dapat dilakukan pemeriksaan fisik dengan observasi

adanya distensi abdomen, massa akibat timbunan faeces.

Massa tumor di abdomen, pembesaran hepar akibat metastase, asites, pembesaran kelenjar

inguinal, pembesaran kelenjar aksila dan supra klavikula, pengukuran tinggi badan dan berat

badan, lingkar perut, dan colok dubur.

Page 22: ca colon.docx

  Makanan/cairan

Gejala: kebiasaan makan pasien di rumah dalam sehari, seberapa banyak dan komposisi setiap

kali makan adakah pantangan terhadap suatu makanan, ada keluhan anoreksia, mual, perasaan

penuh (begah), muntah, nyeri ulu hati sehingga menyebabkan berat badan menurun.

Tanda: Perubahan pada kelembaban/turgor kulit; edema

  Neurosensori

Gejala: Pusing; sinkope, karena pasien kurang beraktivitas, banyak tidur sehingga sirkulasi darah

ke otak tidak lancar.

  Nyeri/kenyamanan

Gejala: Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan sampai nyeri

berat (dihubungkan dengan proses penyakit)

  Pernapasan

Gejala: Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seorang perokok).

Pemajanan asbes

  Keamanan

Gejala: Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan matahari lama/berlehihan.

Tanda: Demam.

Ruam ku1it, ulserasi

  Seksualitas

Gejala: Masalah seksual misalnya dampak pada hubungan perubahan pada tingkat kepuasan.

Multigravida lebih besar dari usia 30 tahun

Multigravida, pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini, herpes genital.

  Interaksi sosial

Gejala: Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung

  Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan, atau bantuan)

Masalah tentang fungsi/ tanggungjawab peran penyuluhan/pembelajaran

Gejala: Riwayat kanker pada keluarga misalnya ibu atau bibi dengan kanker payudara

Sisi primer: penyakit primer, tangga ditemukan didiagnosis

Penyakit metastatik: sisi tambahan yang terlibat; bila tidak ada, riwayat alamiah dari primer akan

memberikan informasi penting untuk mencari metastatik.

  Riwayat pengobatan

Page 23: ca colon.docx

Pengobatan sebelumnya untuk tempat kanker dan pengobatan yang diberikan.

3.4 Diagnosa Prioritas

1. Nyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ yang lain

Kami mengambil diagnosa ini sebagai diagnosa utama karena didasarkan pada keluhan utama

klien yaitu mengalami nyeri perut. Pada kasus ini, nyeri abdomen tersebut karena adanya

obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ yang lain. Hal ini jika tidak

segera ditangani akan berakibat fatal pada klien.

2. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (insisi pembedahan)

Nyeri disebabkan karena adanya insisi post pembedahan. Nyeri yang dirasakan oleh klien dalam

kasus ini sangat hebat yaitu skala 8 yang menyebabkan klien kesulitan dalam melakukan aktifitas

dan istirahat.

3. Risiko infeksi b.d tindakan invasif, insisi post pembedahan

Resiko infeksi pada klien disebabkan karena adanya luka heacting pasca operasi. Pada kasus

tersebut luka pada perut klien mengalami gatal dan kemerahan, dimana hal tersebut merupakan

tanda terjadinya infeksi.

4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik

Intoleransi aktifitas terjadi karena adanya luka insisi post operasi menyebabkan diskontuinitas

jaringan sehingga fungsinya terganggu. Pada kasus klien mengalami luka insisi sehingga

kesulitan dalam beraktifitas. Klien mengatakan apabila bergerak perutnya terasa amat nyeri,

sehingga aktifitas klien perlu dibantu baik oleh keluarga maupun perawat.

5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk

mencerna makanan

Ketidakseimbangan nutrisi pada klien terjadi karena fungsi digestif klien belum berfungsi secara

optimal pasca operasi, sehingga klien belum mampu mencerna makanan dengan baik.

Page 24: ca colon.docx

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kanker kolon adalah suatu kanker yang berada di colon. Kanker kolon merupakan penyakit yang

bukan sembarangan namun bukan pula penyakit yang tidak bisa disembuhkan.Kanker kolon

adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS 1998).

Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui

sampai tingkat yang lebih parah. Kanker usus bila dideteksi dan ditangani dengan cepat maka

peluang untuk sembuh total pun akan semakin besar peluangnya. Pembedahan adalah satu-

satunya cara untuk mengubah kanker kolon.

Dari kasus diagnosa keperawatan yang muncul di antaranya :

Pre Operasi

1. Nyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ yang lain

Post Operasi

1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (insisi pembedahan)

2. Risiko infeksi b.d tindakan invasif, insisi post pembedahan

3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk mencerna

makanan

5.2 Saran

Page 25: ca colon.docx

Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan

kita tentang asuhan keperawatan klien dengan Kanker kolon. Kami selaku penulis sadar bahwa

makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik

yang membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Terima

Kasih,,.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo

Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.

Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk

perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M.,

Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta

.

McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By Mosby-

Year book.Inc,Newyork

NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA

Sjamsuhidayat & wong,2005, Buku ajar ilmu bedah, EGC , Jakarta

Suyono,dkk, 2001, Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid II, edisi 3, Balai penercit FKUI, Jakarta.

University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications, Philadelphia,

USA

Penatalaksanaan CA Colon - 

Page 26: ca colon.docx

Pembedahan Terapi kuratif kanker kolon yang utama adalah reseksi radikal segmen kolon disertai pengangkatan kelenjar getah bening. Batas reseksi ditentukan oleh ukuran tumor, lokasi, histologis tumor dan perluasan tumor ke dinding kolon serta jaringan dan organ sekitar. Studi menunjukkan bahwa pengangkatan kelenjar getah bening secara ekstensif akan meningkatkan daya tahan hidup penderita kanker kolon. Sebelum dilakukan operasi, penting untuk dilakukan persiapan kolon secara optimal untuk membersihkan kolon dari feses dan untuk mengurangi jumlah bakteri dalam kolon. Kedua hal tersebut bertujuan untuk menurunkan resiko infeksi pada operasi sehingga menurunkan morbiditas operasi. Terdapat reseksi klasik untuk pengangkatan kanker kolon yang bergantung pada lokasi tumor. Hemikolektomi kanan dilakukan pada kanker kolon yang berlokasi di sekum dan kolon sebelah kanan. Tumor yang berlokasi di kolon transversum membutuhkan pengangkatan fleksura hepatika dan fleksura lienalis. Tumor yang berlokasi di kolon sebelah kiri diangkat melalui hemikolektomi kiri. Kanker kolon yang mengenai sigmoid membutuhkan reseksi dengan teknik anterior sigmoid colon resection atau low anterior sigmoid resectionPENATALAKSANAAN MEDIS

Pembedahan

a. Pembedahan

-       Right hemicolectomy

-       Left hemicolectomy

-       Low anterior resection (LAR): Jika tumor berada di sigmoid dan diatas rectum dan > 5 cm dari

ACL/ anno cuta line.

-       Abdominoperineal resection (APR): dilakukan pada tumor yang < 5 cm dari ACL dan biasanya

akan dipasang kolostomi permanen.

-       Bedah Curative dikerjakan apabila tumor ditemukan pada daerah yang terlokalisir. Intinya

adalah membuang bagian yang terkena tumor dan sekelilingnya. Pada keadaan ini mungkin

diperlukan suatu tindakan yang disebut TME (Total Mesorectal Excision), yaitu suatu tindakan

yang membuang usus dalam jumlah yang signifikan. Akibatnya kedua ujung usus yang tersisa

harus dijahit kembali.

-       Bedah paliatif dikerjakan pada kasus terjadi penyebaran tumor yang banyak, dengan tujuan

membuang tumor primernya untuk menghindari kematian penderita akibat ulah tumor primer

tersebut. Terkadang tindakan ini ditunjang kemoterapi dapat menyelamatkan jiwa.

-       Bila penyebaran tumor mengenai organ-organ vital maka pembedahan pun secara teknis menjadi

sulit, sehingga dokter mungkin memilih teknik bedah bypass atau fecal diversion (pengalihan

tinja) melalui lubang.

Page 27: ca colon.docx

b. Radiasi

Penggunaan energy X-ray yang tinggi untuk menghancurkan sel kanker. Digunakan untuk

mengobati kanker rektum, baik sebelum maupun sesudah pembedahan. Digunakan sebagai

pengobatan paliatif untuk mengurangi ukuran tumor dan mengurangi gejala

c. Kemoterapi: Tergantung dari stadium, resectabel/unresectabel

-       Adjuvant chemotherapy diberikan setelah pembedahan untuk memaksimalkan kesembuhan

pasien

-       Neoadjuvant chemotherapy diberikan sebelum pembedahan

-       Palliative chemotherapy diberikan pada pasien yang memiliki kanker  yang tidak dapat diangkat,

kemoterapi diberikan untuk menghambat pertumbuhan kanker dan meningkatkan kualitas dan

memperpanjang hidup pasien