BAB I

PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan PenulisanBAB II

PEMBAHASAN ANASTESI REGIONAL

2.1. Definisi

2.2. Pembagian Anastesi Regional

2.3. Keuntungan dan Kerugian Anastesi Regional

2.4. Persiapan Anastesi Regional

2.5. Pembahasan Blok Sentral

2.5.1. Anastesi Spinal

a. Definisi Anastesi Spinalb. Indikasi Anastesi Spinal c. Kontraindikasi Anastesi Spinald. Persiapan Anastesi Spinale. Teknik Anastesi Spinal

f. Faktor Keberhasilan Anastesi Spinal

g. Lama Kerja Anastesi Spinal

h. Komplikasi Anastesi Spinal

2.5.2. Anastesi Epidural

a. Definisi Anastesi Epidural

b. Indikasi Anastesi Epidural

c. Kontraindikasi Anastesi Epidural

d. Persiapan Anastesi Epidural

e. Teknik Anastesi Epidural

f. Faktor Keberhasilan Anastesi Epidural

g. Lama Kerja Anastesi Epidural

h. Komplikasi Anastesi Epidural

2.5.3. Anastesi Kaudal

a. Definisi Anastesi Kaudalb. Indikasi Anastesi Kaudalc. Kontraindikasi Anastesi Kaudald. Persiapan Anastesi Kaudale. Teknik Anastesi Kaudalf. Faktor Keberhasilan Anastesi Kaudalg. Lama Kerja Anastesi Kaudalh. Komplikasi Anastesi Kaudal2.5.4. Anastesi Spinal Total2.5.5. Efek Fisiologis Neuroaksial

2.6. Pembahasan Blok Perifer2.6.1. Anastesi Lokal

2.6.2. Obat-obatan Anastesi Lokal

2.6.3. Mekanisme Kerja

2.6.4. Efek Samping terhadap Sistem Tubuh

2.6.5. Komplikasi Anastesi Lokal

2.7. Infiltrasi Lokal

2.7.1. Definisi 2.7.2. Teknik Infiltrasi Lokal2.7.3. Mekanisme Kerja

2.7.4. Contoh Kasus

2.8. Blok Lapangan (Field Block)

2.8.1. Definisi

2.8.2. Teknik Blok Lapangan

2.8.3. Mekanisme Kerja

2.8.4. Contoh Kasus Infiltrasi Lokal

2.9. Analgesia Permukaan (Topikal)

2.9.1. Definisi

2.9.3. Mekanisme Kerja Obat Anastesi Permukaan

2.9.4. Contoh Kasus

2.10. Analgesia Regional Intravena (Bier Block)

2.10.1. Definisi 2.10.2. Teknik Anastesi Regional Intravena

2.10.3. Mekanisme Kerja Obat

2.10.4. Indikasi dan Kontraindikasi

2.10.5. Contoh Kasus

BAB IIIPENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran