Kerajaan Singhasari Dan Majapahit
-
Upload
tafta-na-ei -
Category
Documents
-
view
42 -
download
2
description
Transcript of Kerajaan Singhasari Dan Majapahit
MAKALAH
SEJARAH INDONESIA
“KERAJAAN SINGHASARI DAN MAJAPAHIT”
OLEH :
IKRIMA YAZIVA
KELAS : X TKC II
SEMESTER : II
SMK NEGERI 4 KOTA JAMBI
TAHUN PELAJARAN
2014 / 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenaannya,
penyusunan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi serta globalisasi yang sangat pesat, menurut kami
senantiasa dinamis dan mampu mengimbangi perkembangan tersebut. Yang kita
harapkan kita mampu menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan, juga
memiliki sikap serta kepribadian yang berkarakter, berlandaskan pada ketekunan
dan moral.
Kami menyadari bahwa dapat dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang sifatnya
membangun, demi lebih baik sempurnanya pembuatan makalah yang akan datang.
Semoga bermanfaat untuk memperluas ilmu pengetahuan
Jambi, April 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................. i
Daftar Isi .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
Kerajaan Majapahit .......................................................................................... 3
Kerajaan Singhasari ......................................................................................... 7
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ...................................................................................................... 14
Penutup ............................................................................................................ 14
Daftar Pustaka .................................................................................................. 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan
Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan
nasional. Perkembangan zaman saat ini menurut adanya sumber daya yang
berkualitas sehingga mampu bersaing dengan Negara lain yang telah maju.
Pendidikan yang berkualitas akan berpengaruh pada kemajuan berbagai bidang.
Dengan mempelajari sejarah yang lalu, kita dapat belajar dan bercermin untuk
menjadi manusia yang siap berperan serta dalam memajukan kehidupan bangsa.
Kerajaan Singhasari sering pula ditulis Singasari atau Singosari adalah
sebuah Kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok yang bergelar Sri
Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi.
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan yang bercorak hindu yang terakhir dan
terbesar di Pulau Jawa. Menurut cerita nama Kerajaan ini berasal dari Buah Maja
yang rasanya pahit. Ketika orang Madura bernama Raden Wijaya membuka hutan
di Desa Tarik, mereka menemukan sebuah Pohon Maja yang berbuah pahit.
Padahal, rasa buah maja biasanya manis. Oleh karena itu, mereka menamakan
pemukiman atau kerajaan baru mereka sebagai Majapahit.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana terbentuknya Kerajaan Singhasari
2. Siapakah raja yang terkenal di Kerajaan Singhasari
3. Bagaimana Keadaan Pemerintahan, Politik pada Kerajaan Majapahit
4. Bagaimana Kerajaan Singhasari mencapai kejayaan masa Kerajaan
Kartanegara
5. Bagaimanakah keadaan ekonomi & mata pencaharian pada masa Kerajaan
Majapahit
6. Apa yang menyebabkan runtuhnya pada masa Kerajaan Majapahit
1
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai bahan untuk memperoleh
nilai juga sebagai bahan untuk memberi tambahan pengetahuan kepada pembaca
mengenai kehidupan politik, sosial, ekonomi dan religi pada masa Kerajaan-
Kerajaan, yaitu Kerajaan Singhasari dan Kerajaan Majapahit.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kerajaan Majapahit
1. Letak Kerajaan Majapahit
Secara geografis letak kerajaan Majapahit sangat strategis karena adanya
di daerah lembah sungai yang luas, yaitu Sungai Brantas dan Bengawan Solo,
serta anak sungainya yang dapat dilayari sampai ke hulu.
2. Sejarah Terbentuknya Kerajaan Majapahit
Pada saat terjadi serangan Jayakatwang, Raden Wijaya bertugas
menghadang bagian utara, ternyata serangan yang lebih besar justru
dilancarkan dari selatan. Maka ketika Raden Wijaya kembali ke Istana, ia
melihat Istana Kerajaan Singasari hampir habis dilalap api dan mendengar
Kertanegara telah terbunuh bersama pembesar-pembesar lainnya. Akhirnya ia
melarikan diri bersama sisa-sisa tentaranya yang masih setia dan dibantu
penduduk desa Kugagu. Setelah merasa aman ia pergi ke Madura meminta
perlindungan dari Aryawiraraja. Berkat bantuannya ia berhasil menduduki
tahta, dengan menghadiahkan daerah tarik kepada Raden Wijaya sebagai
daerah kekuasaannya. Ketika tentara Mongol datang ke Jawa dengan dipimpin
Shih-Pi, Ike-Mise, dan Kau Hsing dengan tujuan menghukum Kertanegara,
maka Raden Wijaya memanfaatkan situasi itu untuk bekerja sama menyerang
Jayakatwang. Setelah Jayakatwang terbunuh, tentara Mongol berpesta pora
merayakan kemenanganya. Kesempatan itu pula dimanfaatkan oleh Raden
Wijaya untuk berbalik melawan tentara Mongol, sehingga tentara Mongol
terusir dari Jawa dan pulang ke negrinya. Maka tahun 1293 Raden Wijaya
naik tahta dan bergelar Sri Kertajasa Jayawardhana.
3. Raja-Raja Majapahit
1) Raden wijaya (1293-1309)
2) Kalagamen (1309-1328)
3) Sri Gitarja (1328-1350)
3
4) Hayam Wuruk (1350-1389)
5) Mikramawardhana (1389-1429)
6) Suhita (1429-1447)
7) Kertawijaya (1447-1451)
8) Rajasarwardhana (1451-1453)
9) Pyrwasisesa atau Girishawardhana (1456-1466)
10) Bhre Pandansalas atau Suraprabhawa (1466-1468)
11) Bhre Kertabumi (1468-1478)
12) Girindrawardhana (1478-1498)
13) Patih Udara (1498-1518)
4. Kejayaan Majapahit
Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari
tahun 1350 hingga 1389. Pada masanya Majapahit mencapai puncak
kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah
Patih Gajah Mada (1313-1364) dengan Sumpah Palapa. Majapahit menguasai
lebih banyak wilayah. Gajah Mada Meninggal di Madakaripura pada tahun
1364.
Faktor-faktor yang mendorong lahirnya Kerajaan Majapahit
1) Letak Majapahit secara geografis sangat strategis , yaitu di tengah-tengah
wilayah Indonesia sehingga mudah memainkan peran dalam menyatukan
Indonesia, baik secara politik maupun ekonomi.
2) Pusat kerajaan di tepi sungai besar yang mudah dilayari sehingga
hubungan dengan dunia luar sangat mudah
3) Tanahnya subur dan banyak menghasilkan bahan-bahan ekspor, khususnya
hasil pertanian utamanya beras dan kacang-kacangan.
4) Sebelum Majapahit telah adanya kerajaan-kerajaan jawa timur yang
merintisnya.
5) Munculnya tokoh-tokoh kerajaan,
6) Tidak ada lagi saingan kerajaan di Indonesia.
7) Di luar Indonesia, tidak ada lagi kerajaan besar yang dapat menjadi
perintang
4
5. Jatuhnya Majapahit
Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit
berangsur-angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389,
Majapahit memasuki masa kemunduran akibat konflik perebutan takhta.
6. Struktur Pemerintahan Majapahit
Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang
teratur pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, dan tampaknya struktur dan
birokrasi tersebut tidak banyak berubah selama perkembangan sejarahnya.
Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia dan ia memegang otoritas
politik tertinggi. Lembaga-lembaganya antara lain :
1) Raja
2) Dewa Saptaprabu, yang bertugas mengurusi keluaraga raja, pergantian
raja, dan kebijakan Negara.
3) Pansaring wilwatikta, yaitu dewan lima menteri yang bertugas mengurusi
tata Negara dan angkatan perang, istilah lainnya adalah rakyan demung,
rakyan temenggung, rakyan ranggha, dan rakyan kanuruhan.
4) Mahamantri katrini, yaitu tiga mentri sebagai pelaksana kebijakan raja
(hino, halu, dan sirikan).
5) Dharmadyaksa, yaitu mengurusi agama dan hal yang sacral, terdiri atas
lima orang Syiwa dan dua orang Buddhis.
6) Adyaksa, yaitu badan yang mengurusi peradilan dengan kitab hukumnya
Kutaramanawa Akan tetapi dalam usahanya, ia mendapat kendala berupa
Pemberontakan Bubat yang dapat dipadamkan.
7. Macam-Macam Aspek/Bidang
1) Aspek Keagamaan
Aspek keagamaan merupakan hal penting yang harus di perhatikan
dari kerajaan Majapahit, sebab penduduk di kerajaan besar ini
menganut agama yang berbeda, yaitu Hindu, Buddha, dan Syiwa-
Buddha.
5
2) Aspek Budaya
Nagarakretagama menyebutkan budaya keraton yang adiluhung dan
anggun, dengan cita rasa seni dan sastra yang halus, serta sistem ritual
keagamaan yang rumit. Peristiwa utama dalam kalender tata negara
digelar tiap hari pertama bulan Caitra (Maret-April) ketika semua
utusan dari semua wilayah taklukan Majapahit datang ke istana untuk
membayar upeti atau pajak. Kawasan Majapahit secara sederhana
terbagi dalam tiga jenis: keraton termasuk kawasan ibu kota dan
sekitarnya; wilayah-wilayah di Jawa Timur dan Bali yang secara
langsung dikepalai oleh pejabat yang ditunjuk langsung oleh raja; serta
wilayah-wilayah taklukan di kepulauan Nusantara yang menikmati
otonomi luas.
3) Aspek Ekonomi
Majapahit merupakan negara agraris dan sekaligus negara
perdagangan. Pajak dan denda dibayarkan dalam uang tunai. Ekonomi
Jawa telah sebagian mengenal mata uang sejak abad ke-8 pada masa
kerajaan Medang yang menggunakan butiran dan keping uang emas
dan perak. Sekitar tahun 1300, pada masa pemerintahan raja pertama
Majapahit, sebuah perubahan moneter penting terjadi: keping uang
dalam negeri diganti dengan uang “kepeng” yaitu keping uang
tembaga impor dari China.
4) Aspek Sosial
Pola tata masyarakat Majapahit dibedakan atas lapisan-lapisan
masyarakat (strata) yang perbedaannya lebih bersifat statis.
5) Peninggalan kerajaan Majapahit:
Bangunan: Candi Panataran, Sawentar, Tiga Wangi, Muara Takus
Kitab: Negara Kertagama oleh Mpu Prapanca, Sutasoma dan
arjunawijaya oleh Mpu Tantular yang memuat slogan Bhinneka
Tunggal Ika, Kunjarakarna, parthayajna, Panjiwijayakrama,
Sundayana, dsb.
6
6) Sumber-sumber adanya kerajaan Majapahit
Keberadaan Kerajaan Majapahit dapat diketahui dari adanya beberapa
sumber yaitu :
Prasasti Butakyang memberi informasi keruntuhan Kerajaan
Singosari dan Perjuangan Raden Wijaya dalam mendirikan
Majapahit.
Kidung Narsuwijaya dan Kidung Panji Wijaya Krama yang
memberi informasi mengenai perjuangan Raden Wijaya dalam
menghadapi Kediri.
Kitab Pararaton yang member informasi riwayat raja-raja dalam
pemerintahan Kerajaan Singosari dan Majapahit.
Kitab Negarakertagama yang mengisahkan keadaan Majapahit
pada masa pemerintahan Hayam Wuruk.
Berbagai peninggalan berupa candi dan arca di istana Trowulan.
B. Kerajaan Singhasari
1. Letak Kerajaan Singasari
Berdasarkan prasasti Kudadu, nama resmi Kerajaan Singhasari yang
sesungguhnya ialah Kerajaan Tumapel. Menurut Nagarakretagama, ketika
pertama kali didirikan tahun1222, ibu kota Kerajaan Tumapel bernama
Kutaraja.
Pada tahun 1253, Raja Wisnuwardhana mengangkat putranya yang
bernama Kertanagara sebagai yuwaraja dan mengganti nama ibu kota menjadi
Singhasari. Nama Singhasari yang merupakan nama ibu kota kemudian justru
lebih terkenal daripada nama Tumapel. Maka, Kerajaan Tumapel pun terkenal
pula dengan nama Kerajaan Singhasari.
Nama Tumapel juga muncul dalam kronik Cina dari Dinasti Yuan
dengan ejaan Tu-ma-pan. Menurut Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah
daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Yang menjabat sebagai akuwu (setara
camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati dibunuh dengan
cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang
kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul
7
Ametung yang bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat melepaskan
Tumapel dari kekuasaan Kadiri.
Pada tahun 1254 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kadiri
melawan kaumbrahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan
Ken Arok yang mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar
Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang melawan Kadiri meletus di desa
Ganter yang dimenangkan oleh pihak Tumapel.
Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian
Kerajaan Tumapel, namun tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok. Dalam
naskah itu, pendiri kerajaan Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang
Girinathaputra yang berhasil mengalahkan Kertajaya raja Kadiri.
Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara tahun 1255,
menyebutkan kalau pendiri Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa.
Mungkin nama ini adalah gelar anumerta dari Ranggah Rajasa, karena dalam
Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel tersebut dipuja sebagai
Siwa. Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum maju perang
melawan Kadiri, Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara Siwa.
2. Sistem Pemerintahan Kerajaan Singasari
Ada dua versi yang menyebutkan silsilah kerajaan Singasari alias
Tumapel ini. Versi pertama adalah versi Pararaton yang informasinya didapat
dari Prasasti Kudadu. Pararaton menyebutkan Ken Arok adalah pendiri
Kerajaan Singasari yang digantikan oleh Anusapati (1247–1249 M).
Anusapati diganti oleh Tohjaya (1249–1250 M), yang diteruskan oleh
Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250–1272 M). Terakhir adalah
Kertanegara yang memerintah sejak 1272 hingga 1292 M. Sementara pada
versi Negarakretagama, raja pertama Kerajaan Singasari adalah Rangga
Rajasa Sang Girinathapura (1222–1227 M). Selanjutnya adalah Anusapati,
yang dilanjutkan Wisnuwardhana (1248–1254 M). Terakhir adalah
Kertanagara (1254–1292 M). Data ini didapat dari prasasti Mula Malurung.
8
1) Ken Arok (1222–1227 M)
Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok yang sekaligus juga menjadi
Raja Singasari yang pertama dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang
Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari
menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa
(Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa). Ken Arok hanya
memerintah selama lima tahun (1222–1227 M). Pada tahun 1227 M, Ken
Arok dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken
Arok dimakamkan di Kegenengan dalam bangunan Siwa–Buddha.
2) Anusapati (1227–1248 M)
Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke
tangan Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama,
Anusapati tidak banyak melakukan pembaharuan-pembaharuan karena
larut dengan kesenangannya menyabung ayam. Peristiwa kematian Ken
Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo (putra Ken Arok
dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar
menyabung ayam sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa
(tempat kediamanan Tohjoyo) untuk mengadakan pesta sabung ayam.
Pada saat Anusapati asyik menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba
Tohjoyo menyabut keris buatan Empu Gandring yang dibawanya dan
langsung menusuk Anusapati. Dengan demikian, meninggallah Anusapati
yang didharmakan di Candi Kidal.
3) Tohjoyo (1248 M)
Dengan meninggalnya Anusapati maka tahta Kerajaan Singasari dipegang
oleh Tohjoyo. Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari tidak
lama sebab anak Anusapati yang bernama Ranggawuni berusaha
membalas kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para
pengikutnya, Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjoyo dan
kemudian menduduki singgasana.
4) Ranggawuni (1248–1268 M)
Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 M dengan
gelar Sri Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa
9
Wongateleng) yang diberi kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan
gelar Narasinghamurti. Ppemerintahan Ranggawuni membawa
ketenteraman dan kesejahteran rakyat Singasari. Pada tahun 1254 M
Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai
yuwaraja (raja muda) dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja
besar di Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardanameninggal
dunia dan didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago sebagai Buddha
Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.
5) Kertanegara (1268-1292 M)
Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena
mempunyai cita-cita untuk menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta
pada tahun 1268 dengan gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam
pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga orang mahamentri, yaitu
mahamentri i hino, mahamentri i halu, dan mahamenteri i sirikan. Untuk
dapat mewujudkan gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti pejabat-
pejabat yang kolot dengan yang baru, seperti Patih Raganata digantikan
oleh Patih Aragani. Banyak Wide dijadikan Bupati di Sumenep (Madura)
dengan gelar Aria Wiaraja. Setelah Jawa dapat diselesaikan, kemudian
perhatian ditujukan ke daerah lain. Kertanegara mengirimkan utusan ke
Melayu yang dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu 1275 yang
berhasil menguasai Kerajaan Melayu. Hal ini ditandai dengan
pengirimkan Arca Amoghapasa ke Dharmasraya atas perintah Raja
Kertanegara. Selain menguasai Melayu, Singasari juga menaklukan
Pahang, Sunda, Bali, Bakulapura (Kalimantan Barat), dan Gurun
(Maluku). Kertanegara juga menjalin hubungan persahabatan dengan raja
Champa,dengan tujuan untuk menahan perluasaan kekuasaan Kubilai
Khan dari Dinasti Mongol. Kubilai Khan menuntut raja-raja di daerah
selatan termasuk Indonesia mengakuinya sebagai yang dipertuan.
Kertanegara menolak dengan melukai muka utusannya yang bernama
Mengki. Tindakan Kertanegara ini membuat Kubilai Khan marah besar
dan bermaksud menghukumnya dengan mengirimkan pasukannya ke
Jawa. Mengetahui sebagian besar pasukan Singasari dikirim untuk
10
menghadapi serangan Mongol maka Jayakatwang (Kediri) menggunakan
kesempatan untuk menyerangnya. Serangan dilancarakan dari dua arah,
yakni dari arah utara merupakan pasukan pancingan dan dari arah selatan
merupakan pasukan inti.
Pasukan Kediri dari arah selatan dipimpin langsung oleh
Jayakatwang dan berhasil masuk istana dan menemukan Kertanagera
berpesta pora dengan para pembesar istana. Kertanaga beserta pembesar-
pembesar istana tewas dalam serangan tersebut. Ardharaja berbalik
memihak kepada ayahnya (Jayakatwang), sedangkan Raden Wijaya
berhasil menyelamatkan diri dan menuju Madura dengan maksud minta
perlindungan dan bantuan kepada Aria Wiraraja. Atas bantuan Aria
Wiraraja, Raden Wijaya mendapat pengampunan dan mengabdi kepada
Jayakatwang. Raden Wijaya diberi sebidang tanah yang bernama Tanah
Tarik oleh Jayakatwang untuk ditempati. Dengan gugurnya Kertanegara
maka Kerajaan Singasari dikuasai oleh Jayakatwang. Ini berarti
berakhirnya kekuasan Kerajaan Singasari. Sesuai dengan agama yang
dianutnya, Kertanegara kemudian didharmakan sebagai Siwa––Buddha
(Bairawa) di Candi Singasari. Arca perwujudannya dikenal dengan nama
Joko Dolog yang sekarang berada di Taman Simpang, Surabaya.
3. Kehidupan di Kerajaan Singasari
Dari segi sosial, kehidupan masyarakat Singasari mengalami masa naik
turun. Ketika Ken Arok menjadi Akuwu di Tumapel, dia berusaha
meningkatkan kehidupan masyarakatnya. Banyak daerah-daerah yang
bergabung dengan Tumapel. Namun pada pemerintahan Anusapati, kehidupan
sosial masyarakat kurang mendapat perhatian karena ia larut dalam
kegemarannya menyabung ayam. Pada masa Wisnuwardhana kehidupan sosial
masyarakatnya mulai diatur rapi. Dan pada masa Kertanegara, ia
meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya. Upaya yang ditempuh Raja
Kertanegara dapat dilihat dari pelaksanaan politik dalam negeri dan luar
negeri.
11
Politik Dalam Negeri:
1. Mengadakan pergeseran pembantu-pembantunya seperti Mahapatih
Raganata digantikan oleh Aragani, dll.
2. Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra
Jayakatwang (Raja Kediri) yang bernama Ardharaja menjadi menantunya.
3. Memperkuat angkatan perang.
Politik Luar Negeri:
1. Melaksanakan Ekspedisi Pamalayu untuk menguasai Kerajaan melayu
serta melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka.
2. Menguasai Bali.
3. Menguasai Jawa Barat.
4. Menguasai Malaka dan Kalimantan.
Berdasarkan segi budaya, ditemukan candi-candi dan patung-patung
diantaranya candi Kidal, candi Jago, dan candi Singasari. Sedangkan patung-
patung yang ditemukan adalah patung Ken Dedes sebagai Dewa
Prajnaparamita lambing kesempurnaan ilmu, patung Kertanegara dalam wujud
patung Joko Dolog, dan patung Amoghapasa juga merupakan perwujudan
Kertanegara (kedua patung kertanegara baik patung Joko Dolog maupun
Amoghapasa menyatakan bahwa Kertanegara menganut agama Buddha
beraliran Tantrayana).
4. Runtuhnya Kerajaan Singasari
Sebagai sebuah kerajaan, perjalanan kerajaan Singasari bisa dikatakan
berlangsung singkat. Hal ini terkait dengan adanya sengketa yang terjadi
dilingkup istana kerajaan yang kental dengan nuansa perebutan kekuasaan.
Pada saat itu Kerajaan Singasari sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke
luar Jawa. Akhirnya Kerajaan Singasari mengalami keropos di bagian dalam.
Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang,
yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanegara
sendiri. Dalam serangan itu Kertanegara mati terbunuh. Setelah runtuhnya
Singasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kediri.
Riwayat Kerajaan Tumapel-Singasari pun berakhir.
12
5. Hubungan Kerajaan Singasari Dengan Majapahit
Pararaton, Nagarakretagama dan prasasti Kudadu mengisahkan Raden
Wijaya, cucu Narasingamurti yang menjadi menantu Kertanegara lolos dari
maut. Berkat bantuan Aria Wiararaja (penentang politik Kertanagara), ia
kemudian diampuni oleh Jayakatwang dan diberi hak mendirikan desa
Majapahit. Pada tahun 1293 datang pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese
untuk menaklukkan Jawa. Mereka dimanfaatkan Raden Wijaya untuk
mengalahkan Jayakatwang di Kadiri. Setelah Kadiri runtuh, Raden Wijaya
dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol keluar dari tanah Jawa.
Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan
Singasari, dan menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa Rajasa, yaitu
dinasti yang didirikan oleh Ken Arok.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerajaan Singasari, adalah kerajaan yang awalnya adalah daerah Tumapel
yang kemudian berhasil membuat Kerajaan Kediri tunduk, dan dikuasai. Kerajaan
ini terkenal dengan kasus bunuh membunuh antarkeluarga, yang dipicu oleh
keinginan Ken Arok untuk memperistri Ken Dedes. Kerajaan ini akhirnya dapat
direbut kembali oleh Kerajaan Kediri yang memanfaatkan kasus penyerangan
pasukan Kubilaikhan ke Kerajaan ini.
Kerajaan Majapahit, adalah Kerajaan Hindu terbesar dan terakhir di
Indonesia. Dengan Raden Wijaya sebagai pendirinya. Awalnya kerajaan ini hanya
sebuah desa kecil pemberian Jayakatwang, dari Kerajaan Kediri yang telah
berhasil merebut kekuasaan Kerajaan Singasari. Namun, berkat kecerdikan Raden
Wijaya, akhirnya Kerajaan Kediri dapat dikalahkan Majapahit dengan siasat
bekerjasama dengan pasukan Kubilaikhan dari Cina. Raja Majapahit yang paling
terkenal adalah Raja Hayam Wuruk bersama patihnya, Gajah Mada. Dengan
sumpah palapa, Gajah Mada beserta rajanya, Hayam Wuruk berhasil menyatukan
nusantara, kecuali untuk sebuah kerajaan kecil, yaitu kerajaan Sunda. Berakhirnya
Kerajaan Majapahit, adalah dengan meninggalnya Raja Hayam Wuruk karena
patah hati tidak bisa menikahi putri cantik dari kerajaan Sunda, Dyah Pitaloka.
Dyah Pitaloka bunuh diri karena keluarganya matidibunuh pasukan Majapahit
yang diperintahkan Gajah mada atas sebuah kesalahpahaman.
B. Penutup
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, kami meminta maaf apabila ada kesalahan ejaan
dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.
Tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan,
kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannnya dengan
makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman
memberikan kritik saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya
makalah ini.
14
Daftar Pustaka
http://ayha-samsuel.blogspot.com/2013/10/makalah-kerajaan-majapahit.html
http://restuyoganisme.blogspot.com/2013/10/makalah-kerajaan-singasari-by-
restu.html
http://nandawidyaningrum.blogspot.com/2012/11/kerajaan-singasari.html
http://narshik.blogspot.com/2012/05/makalah-sejarah-kerajaan-hindu-budha.html
15