Peninggalan kerajaan majapahit

72
KERAJAAN MAJAPAHIT a. Perkembangan politik, sosial, dan ekonomi Politik dan pemerintahan Majapahit telah mengembangkan sistem pemerintahan yang teratur. Raja memegang kekuasaan tertinggi dalam melaksanakan perintahnya dan dibantu oleh berbagai badan, sebagai berikut: Rakryan Mahamantri Katrini, dijabat oleh para putra raja yang terdiri atas Rakryan Ihino, Rakryan Sirikan, dan Rakryan Ihalu. Dewan Pelaksanaan, terdiri atas Rakryan Mapatih /Patih Mangkabumi, Rakryan Tumenggung, Rakryan Demung, Rakryan Rangga, dan Rakryan Kanuruhan, kelima pejabat ini dikenal sebagai sang panca ring wilwatika.

Transcript of Peninggalan kerajaan majapahit

Page 1: Peninggalan kerajaan majapahit

KERAJAAN MAJAPAHIT

a. Perkembangan politik, sosial, dan ekonomi Politik dan pemerintahan

Majapahit telah mengembangkan sistem pemerintahan yang teratur. Raja memegang kekuasaan tertinggi dalam melaksanakan perintahnya dan dibantu oleh berbagai badan, sebagai berikut:

Rakryan Mahamantri Katrini, dijabat oleh para putra raja yang terdiri atas Rakryan Ihino, Rakryan Sirikan, dan Rakryan Ihalu.

Dewan Pelaksanaan, terdiri atas Rakryan Mapatih /Patih Mangkabumi, Rakryan Tumenggung, Rakryan Demung, Rakryan Rangga, dan Rakryan Kanuruhan, kelima pejabat ini dikenal sebagai sang panca ring wilwatika.

Page 2: Peninggalan kerajaan majapahit

Struktur ini ada di pemerintahan pusat dan juga berlaku di daerah yang berada di bawah raja-raja untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan aman dibentuklah badan saptopati, selain itu disusun juga kitab kutaramanawa yang berupa kitab hukum bagi Majapahit.

Ada juga yang disebut Dharmadyaksa yang merupakan pejabat tinggi kerajaan khusus yang menangani persoalan agama. Ada 2 macam Dharmadyaksa:

Dharmadyaksa ring kasaiwan, mengurusi agama syiwa (hindu) Dharmadyaksa ring kasogatan, mengurusi agama buddha.

Kehidupan beragama di majapahit berkembang semarak, pemeluk yang beragama hindu maupun buddha saling bersatu, maka sejak saat itulah dikenal semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.

Page 3: Peninggalan kerajaan majapahit

b. Kehidupan sosial ekonomi Dibawah pemerintahan Hayam Wuruk, keamanan dan

kemakmuran rakyat sangat diutamakan. Untuk memajukan perekonomian dibidang perdagangan Hayam Wuruk jembatan dan jalan-jalan sebagai lalu lintas perdagangan. Dari daerah pantai berkembang perdagangan antar daerah, antar pulau, bahkan dari luar. Kemudian timbullah kota2 sebagai pusat pelayaran dan perdagangan. Kegiatan pertanian juga dikembangkan, sawah dan ladang di kerjakan secukupnya dan dikerjakan secara bergiliran. Hal ini maksudnya agar tanah tetap subur dan kehabisan lahan pertanian.

Page 4: Peninggalan kerajaan majapahit

BULELENG

Ki Gusti Panji Sakti, seorang yang dijuluki banyak nama: Ki Barak, Gde Pasekan, Gusti Panji, Ki Panji Sakti, Ki Gusti Anglurah Panji Sakti,

Selama berkuasa di Den Bukit Panji Sakti sejak 1660an sampai 1697 sangat disegani kawan maupun lawan. Dengan pasukan Gowak yang diorganisir bersama rakyat, beliau menguasai kerajaan Blambangan, Pasuruan, Jembrana. Hingga tahun 1690an Panji Sakti menikmati kejayaannya.

Buleleng adalah nama puri yang dibangun Panji Sakti di tengah tegalan jagung gembal yang juga disebut juga buleleng. Letaknya tidak jauh dari sungai yang disebut juga tukad Buleleng. Purinya disebut Puri Buleleng.

Ki Gusti Panji sakti diperkirakan wafat tahun 1699 dengan meninggalkan banyak keturunan.

Namun sayang putra-putra Ki Gusti Panji Sakti mempunyai pikiran yang berbeda satu sama lain sehingga kerajaan Buleleng menjadi lemah. Kerajaan Buleleng terpecah belah.

Page 5: Peninggalan kerajaan majapahit

Akhirnya dikuasai kerajaan Mengwi, termasuk Blambangan. Lepas dari genggaman Mengwi kemudian tahun 1783 jatuh ke tangan kerajaan Karangasem.

Sejak itu terjadi beberapa kali pergantian raja asal Karangasem. Salah seorang raja asal Karangasem yaitu I Gusti Gde Karang bertakhta sebagai raja Buleleng tahun 1806-1818. Sebagai raja Buleleng beliau juga menguasai kerajaan Karangasem dan Jembrana. Beliau dikenal berwatak keras dan curiga kepada bangsa asing. Memang pada jaman itu bangsa asing seperti Belanda dan Inggris ingin menguasai Bali melalui Buleleng dan Jembrana.

Page 6: Peninggalan kerajaan majapahit

PENINGGALAN KERAJAAN MAJAPAHIT

Page 7: Peninggalan kerajaan majapahit

1. CANDI SUKUH

Terletak di wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah

Telah diusulkan ke UNESCO untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia sejak tahun 1995.

Page 8: Peninggalan kerajaan majapahit

2. CANDI CETHO

Peninggalan masa akhir pemerintahan Majapahit (abad ke-15).

Berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng,Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian 1400m di atas permukaan laut. 

Page 9: Peninggalan kerajaan majapahit

3. CANDI PARI Terletak di Desa

Candi Pari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur.

Lokasi tersebut berada sekitar 2 km ke arah barat laut pusat semburan lumpur PT Lapindo Brantas saat ini.

Page 10: Peninggalan kerajaan majapahit

4. CANDI JABUNG Tterletak di Desa Jabung,

Kecamatan Paiton,Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Menurut kitab Nagarakertagama Candi Jabung di sebutkan dengan nama Bajrajinaparamitapura.

Dalam kitab Nagarakertagama candi Jabung dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk pada lawatannya keliling Jawa Timur pada tahun 1359 Masehi.

Pada kitab Pararaton disebut Sajabung yaitu tempat pemakaman Bhre Gundal salah seorang keluarga raja.

Page 11: Peninggalan kerajaan majapahit

5. GAPURA WRINGIN LAWANG

Dalam bahasa Jawa, Wringin Lawang berarti 'Pintu Beringin'.

Gapura ini terbuat dari bahan bata merah dengan luas dasar 13 x 11 meter dan tinggi 15,5 meter.

Diperkirakan dibangun pada abad ke-14.

Page 12: Peninggalan kerajaan majapahit

6. GAPURA BAJANG RATU

Diperkirakan dibangun pada abad ke-14 dan adalah salah satu gapura besar pada zaman keemasan Majapahit.

Menurut catatan Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala Mojokerto, candi / gapura ini berfungsi sebagai pintu masuk bagi bangunan suci untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara

Namun sebenarnya sebelum wafatnya Jayanegara candi ini dipergunakan sebagai pintu belakang kerajaan.

Page 13: Peninggalan kerajaan majapahit

7. CANDI BRAHU

     Nama candi ini, yaitu 'brahu', diduga berasal dari kata wanaru atau warahu.

Nama ini didapat dari sebutan sebuah bangunan suci yang disebut dalam Prasasti Alasantan.

Prasasti tersebut ditemukan tak jauh dari Candi Brahu. 

Page 14: Peninggalan kerajaan majapahit

8. CANDI TIKUS Candi ini terletak

di kompleks Trowulan, sekitar 13 km di sebelah tenggara kota Mojokerto.

Ditemukan pada tahun 1914.

Pada saat ditemukan, tempat candi tersebut berada merupakan sarang tikus.

Page 15: Peninggalan kerajaan majapahit

9. CANDI SURAWANA

Terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, sekitar 25 km arah timur laut dari Kota Kediri.

Diperkirakan dibangun pada abad 14

Candi Surawana saat ini keadaannya sudah tidak utuh. Hanya bagian dasar yang telah direkonstruksi.

Page 16: Peninggalan kerajaan majapahit

10. CANDI WRINGIN BRANJANG Terletak di Blitar, Jawa

Timur. tubuh dan atap candi

mempunyai ukuran panjang 400 cm, lebar 300 cm dan tingginya 500 cm. pintu masuknya berukuran lebar 1 m, tingginya 2 m

Diduga merupakan tempat penyimpanan alat-alat upacara dari zaman Kerajaan Majapahit yakni pada abad ke 15 M.

Page 17: Peninggalan kerajaan majapahit

11. Celengan babi

12. Arca Harihara, dewa gabungan Siwa dan Wisnu sebagai penggambaran Kertaraisa. Berlokasi semula di Candi Simping, Blitar , kini menjadi koleksi Museum Nasional Republik Indonesia

Page 18: Peninggalan kerajaan majapahit

13. Arca Bidadari Majapahit, cetakan Emasapsara (bidadari surgawi) gaya khas Majapahit menggambarkan dengan sempurna zaman kerajaan Majapahit sebagai "zaman keemasan" nusantara.

Page 20: Peninggalan kerajaan majapahit

16. Arca dewi Parwati sebagai perwujudan anumerta Tribhuwanottunggadewi, ratu Majapahit ibunda Hayam Wuruk.

Page 21: Peninggalan kerajaan majapahit

17. Sepasang patung penjaga gerbang abad ke- 14 dari kuil Majapahit di Jawa Timur (Museum of Asian Art, San Francisco)

Page 22: Peninggalan kerajaan majapahit

PENINGGALAN KERAJAAN BULELENG

Page 23: Peninggalan kerajaan majapahit

1. Periuk Tanah Liat

Salah satu benda yang dipajang di Ruang Pra Sejarah adalah sebuah periuk (tengah). Periuk tanah liat ini dibuat dengan teknik roda pemutar dan teknik tatap. Peralatan memasak yang berasal dari zaman bercocok tanam ini ditemukan di situs Kalang Anyar, Desa Banjar Asem, Buleleng.

Page 24: Peninggalan kerajaan majapahit

2. BONGPAI DAN STUPIKA

*Bongpai (kiri) dan Stupika (kanan)

Bongpai ditemukan di situs pabean kecamatan Sawan, Buleleng. Bongpai merupakan bagian dari kuburan etnis China ini terbuat dari batu granit yang bagian permukaannya ditatah dengan aksara China.

Stupika ditemukan di Situ Kalibukbuk, Buleleng.

Page 25: Peninggalan kerajaan majapahit

3. Petaka Bale Prabu Pura Agung

Salah satu alat upacara yang menjadi koleksi museum Benda ini merupakan alat upacara yang didapatkan dari Desa Bungkulan, Buleleng.

Page 26: Peninggalan kerajaan majapahit

4. Kempu Lengkap (atas) dan Jembung Kuningan ( bawah )

Merupakan perlengkapan upacara koleksi pribadi I Ketut Suharsana dari Kelurahan Beratan, Singaraja.

Page 27: Peninggalan kerajaan majapahit

RAJA-RAJA YANG MEMERINTAH DI MAJAPAHIT (1293-1519 M)

Majapahit sebagai sebuah kerajaan memiliki masa pemerintahan yang berlangsung dari tahun 1293 M sampai 1519 M atau berlangsung selama 226 tahun, suata masa yang cukup panjang dalam satu dinasti pemerintahan. Raja-raja yang pernah berkuasa di Majapahit adalah sebagai berikut:

Page 28: Peninggalan kerajaan majapahit

1. Raden Wijaya (bergelar Krtajasa Jayawarddhana), masa pemerintahan tahun 1293-1309 M, sebagai pendiri kerajaan Majapahit. Ia adalah keturunan penguasa Singhasari, anak Dyah Lembu Tal, cucu Mahisa Campaka (Narasinghamurti), jadi masih keturunan Ken Arok dan Ken Dedes secara langsung.

  2. Jayanagara (bergelar Sri

Sundarapandyadewadhiswaranamarajabhise ka Wikramottungga-dewa), masa pemerintahan tahun 1309-1328 M, sebelumnya berkedudukan di Daha (Kadiri) dengan sebutan Bhre Daha. Ia dipersiapkan untuk menggantikan ayahandanya sehingga diangkat sebagai putra mahkota (rajakumara).

 

3. Tribhuwana Wijayottunggadewi (bergelar Tribhuwanottunggadewi Jayawisnuwarddhani), 1328-1350 M, sebelumnya berkedudukan di Kahuripan (Bhre Kahuripan).

Page 29: Peninggalan kerajaan majapahit

4. Hayam Wuruk (bergelar Sri Rajasanagara), masa pemerintahan tahun 1350-1389 M, sebelumnya berkedudukan di Jiwana dan dikenal dengan nama Bhre Hyang Wekasing Sukha.

5. Wikramawarddhana (biasa disebut dengan Bhre Hyang Wisesa), masa pemerintahan tahun 1389-1400 M, sebelumnya berkedudukan di Lasem (Bhre Lasem sang Alemu) adalah menantu sekaligus keponakan raja Hayam Wuruk yang dikawinkan dengan putrinya, Kusumawarddhani (Bhre Kabalan) yang berkedudukan di Kabalan.

6. Suhita (dikenal juga dengan sebutan Prabhustri), masa pemerintahan tahun 1429-1447 M, anak dari Wikramawarddhana. Ia menggantikan kakaknya yang telah dinobatkan sebagai putra mahkota yaitu Bhre Hyang Wekasing Sukha II yang berkedudukan di Tumapel (Bhre Tumapel) tetapi sebelum diangkat menjadi raja telah meninggal terlebih dahulu pada tahun 1399 M.

Page 30: Peninggalan kerajaan majapahit

7. Dyah Krtawijaya (bergelar Sri Wijayaparakramawarddhana), masa pemerintahan tahun 1447-1451 M, sebelumnya berkedudukan di Tumapel (Bhre Tumapel) adalah adik dari Suhita. Dia menggantikan kakaknya menjadi raja karena Suhita tidak memiliki anak.

8. Dyah Wijayakumara (bergelar Sri Rajasawarddhana), masa pemerintahan tahun 1451-1453 M, sebelumnya berkedudukan di Pamotan (Bhre Pamotan) serta di Keling Kahuripan dan juga dikenal dengan sebutan Sang Sinagara.

  9. Dyah Suryawikrama (bergelar Sri Girisawarddhana), masa

pemerintahan tahun 1456-1466 M, sebelumnya berkedudukan di Wengker (Bhre Wengker), adalah anak dari Dyah Kertawijaya dan juga dikenal dengan sebutan Bhre Hyang Purwwawisesa.

10. Dyah Suraprabhawa (bergelar Sri Singhawikramawarddhana), masa pemerintahan tahun 1466-1474 M, sebelumnya berkedudukan di Tumapel (Bhre Tumapel), dan dikenal dengan sebutan Bhre Pandan Salas. Karena diserang Bhre Kertabhumi pusat pemerintahannya dipindahkanke Daha.

Page 31: Peninggalan kerajaan majapahit

11. Bhre Kertabhumi, masa pemerintahan tahun 1468-1478 M, mengusir Sri Singhawikramawarddhana sehingga dia dapat berkuasa di Majapahit. ia adalah anak bungsu dari Sri Rajasawarddhana.

12. Dyah Ranawijaya (Sri Girindrawarddhana), masa pemerintahan tahun 1474-1519 M, sebelumnya berkedudukan di Kling (Bhatara i Kling), anak dari Dyah Suraprabhawa. Pusat pemerintahan sudah tidak di Majapahit tetapi di Kling karena Majapahit masih dikuasai oleh Bhre Kertabhumi. Berusaha mempersatukan kembali Majapahit pada tahun 1478 dengan menyerang Bhre Kertabhumi.

Page 32: Peninggalan kerajaan majapahit

RAJA RAJA YANG MEMERINTAHKAN KERAJAAN BULELENG Wangsa Panji Sakti 

1. Gusti Panji Śakti (c. 1660-1697/99)2. Gusti Panji Wayahan Danurdarastra (1697/99-1732)

[anak Gusti Panji Sakti]3. Gusti Alit Panji (1732-c. 1757/65) [anak Gusti Panji

Wayahan]Di bawah kekuasaan Mengwi paruh pertama abad ke-18 4. Gusti Ngurah Panji (di Sukasadda c. 1757/65) [anak

Gusti Alit Panji]Di bawah kekuasaan Karangasem c. 1757-1806 5. Gusti Ngurah Jelantik (di Singaraja c. 1757/65-c. 1780)

[saudara Gusti Ngurah Panji]6. Gusti Made Jelantik (c. 1780-1793) [anak Gusti Ngurah

Jelantik]7. Gusti Made Singaraja (1793-?) [kemenakan Gusti Made

Jelantik]

Page 33: Peninggalan kerajaan majapahit

Wangsa Karangasem

1. Anak Agung Rai (?-1806) [anak Gusti Gede Ngurah Karangasem]

2. Gusti Gede Karang (1806–1818) [saudara Anak Agung Rai]

3. Gusti Gede Ngurah Pahang (1818–1822) [anak Gusti Gede Karang]

4. Gusti Made Oka Sori (1822–1825) [kemenakan Gusti Gede Karang]

5. Gusti Ngurah Made Karangasem (1825–1849) [kemenakan Gusti Gede Karang]

Page 34: Peninggalan kerajaan majapahit

Wangsa Panji Sakti 

1. Gusti Made Rahi (1849, 1851–1853) [canggah Gusti Ngurah Panji]Di bawah kekuasaan Bangli 1849-18542. Gusti Ketut Jelantik (1854–1873; regent 1853-1861; wafat 1893)

[keturunan dari Gusti Ngurah Jelantik]Di bawah pemerintahan langsung Belanda 1882-1929 1. Anak Agung Putu Jelantik (regent 1929-1938; menggunakan

gelar Anak Agung 1938-1944) [keturunan dari Gusti Ngurah Jelantik]

2. Anak Agung Nyoman Panji Tisna (1944–1947) [anak Anak Agung Putu Jelantik]

3. Ngurah Ketut Jelantik (1947–1950; wafat 1970) [saudara Anak Agung Panji Tisna]

4. Buleleng bergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia 1950

5. Anak Agung Nyoman Panji Tisna (kepala keluarga kerajaan 1950-1958; wafat 1978)

Page 35: Peninggalan kerajaan majapahit

PERLUASAN

KERAJAAN

MAJAPAHIT

Page 36: Peninggalan kerajaan majapahit

A. PEMBAGIAN WILAYAH

Dalam pembentukannya, kerajaan Majapahit merupakan

kelanjutan Singasari terdiri atas beberapa kawasan

tertentu di bagian timur dan bagian tengah Jawa. Daerah

ini diperintah oleh uparaja yang disebutPaduka

Bhattara yang bergelar Bhre atau “Bhatara i". Gelar ini

adalah gelar tertinggi bangsawan kerajaan. Biasanya

posisi ini hanyalah untuk kerabat dekat raja.

Page 37: Peninggalan kerajaan majapahit

Tugas mereka adalah untuk mengelola kerajaan mereka,

memungut pajak, dan mengirimkan upeti ke pusat, dan

mengelola pertahanan di perbatasan daerah yang

mereka pimpin.

Selama masa pemerintahan Hayam Wuruk (1350 s.d.

1389) ada 12 wilayah di Majapahit, yang dikelola oleh

kerabat dekat raja. Hierarki dalam pengklasifikasian

wilayah di kerajaan Majapahit dikenal sebagai berikut:

Page 38: Peninggalan kerajaan majapahit

1. Bhumi: kerajaan, diperintah oleh Raja,

2. Nagara: diperintah oleh rajya (gubernur),

atau natha (tuan), atau bhre (pangeran

atau bangsawan),

3. Watek: dikelola oleh wiyasa,

4. Kuwu: dikelola oleh lurah,

5. Wanua: dikelola oleh thani,

6. Kabuyutan: dusun kecil atau tempat sakral.

Page 39: Peninggalan kerajaan majapahit

Saat Majapahit memasuki era Kemaharajaan

Thalasokrasi saat pemerintahan Gajah Mada, beberapa

negara bagian di luar negeri juga termasuk dalam

lingkaran pengaruh Majapahit, sebagai hasilnya, konsep

teritorial yang lebih besar pun terbentuk:

Page 40: Peninggalan kerajaan majapahit

1. Negara agung atau negara utama atau inti kerajaan.

Area awal Majapahit atau Majapahit Lama selama

masa pembentukannya sebelum memasuki era

kemaharajaan. Yang termasuk area ini adalah ibukota

kerajaan dan wilayah sekitarnya dimana raja secara

efektif menjalankan pemerintahannya. Area ini

meliputi setengah bagian timur Jawa, dengan semua

provinsinya yang dikelola oleh para Bhre (bangsawan),

yang merupakan kerabat dekat raja.

Page 41: Peninggalan kerajaan majapahit

2. Mancanagara, area yang melingkupi Negara Agung.

Menurut kitab Pujasatra Nāgarakṛtāgama pupuh XIII

dan XIV, berikut adalah daerah-daerah nusa pranusa

pramuka “pulau demi pulau sebagai negara” bawahan

Majapahit disebut sebagai mañcanagara.

Page 42: Peninggalan kerajaan majapahit

Negara-negara taklukan di Jawa tidak disebut

karena masih dianggap sebagai bagian dari

“mandala” kerajaan.

Hal yang menarik adalah tidak disebutkan sama

sekali mengenai Kerajaan Sunda dan Madura. Perlu

pula disadari bahwa nama-nama di kerajaan-

kerajaan ini adalah berdasarkan klaim Majapahit

dan belum pernah ditemukan bukti mengenai

pengakuan suatu daerah atas kekuasaan negara itu.

Page 43: Peninggalan kerajaan majapahit

Buku ini membagi wilayah kekuasaan Majapahit dalam empat

kelompok wilayah:

1. Wilayah-wilayah Sumatera. Sumatra disebut

di Nāgarakṛtāgama sebagai “Melayu”

2. Wilayah-wilayah di Tanjung Negara (Kalimantan) dan

Tringgano (Trengganu). Kalimantan disebut

di Nāgarakṛtāgama sebagai “Nusa Tanjungnegara” dan/atau

“Pulau Tanjungpura”.

3. Semenanjung Malaya. Wilayah yang sekarang dikenal

sebagai Malaysia Barat ini disebut

di Nāgarakṛtāgama sebagai “Hujung Medini”.

4. Wilayah-wilayah di sebelah timur Pulau Jawa (Bali, Nusa

Tenggara, Sulawesi, Maluku sampai Irian).

Page 44: Peninggalan kerajaan majapahit

Dengan demikian, orang akan melihat bahwa luas

wilayah Majapahit kurang lebih sama dengan

wilayah Hindia Belanda dikurangi dengan Jawa

Barat karena dalam daftar tak disebutkan nama

Pasundan.

Bahkan juga terungkap dalam catatan sejarah

bahwa pengaruh dalam kaitan sebagai negara-

negara Mitreka Satata.

Page 45: Peninggalan kerajaan majapahit

3. Nusantara adalah area yang tidak mencerminkan

kebudayaan Jawa, tetapi termasuk ke dalam koloni

dan mereka harus membayar upeti tahunan. Mereka

menikmati otonomi yang cukup luas dan kebebasan

internal, dan Majapahit tidak merasa penting untuk

menempatkan birokratnya atau tentara militernya di

sini akan tetapi, tantangan apa pun yang terlihat

mengancam ketuanan Majapahit atas wilayah itu akan

menuai reaksi keras.

Page 46: Peninggalan kerajaan majapahit

Termasuk dalam area ini adalah kerajaan kecil dan

koloni di Maluku, Kepulauan Nusa Tenggara,

Sulawesi, Kalimantan dan Semenanjung Malaya.

Page 47: Peninggalan kerajaan majapahit

4. Mitreka Satata yang secara harafiah berarti "mitra

dengan tatanan (aturan) yang sama". Hal itu

menunjukkan negara independen luar negeri yang

dianggap setara oleh Majapahit, bukan sebagai

bawahan dalam kekuatan Majapahit. Menurut

Negarakertagama Pupuh 15, bangsa asing

adalah Syangkayodhyapura (Ayutthaya di Thailand),

Dharmmanagari (Kerajaan Nakhot di Tammarat),

Marutma, Rajapura dan Sinhanagari (Kerajaan di

Myanmar), Kerajaan Champa, Kamboja, dan Yawana

(Anam)

Page 48: Peninggalan kerajaan majapahit

Mitreka Satata dapat dianggap sebagai

aliansi Majapahit, karena kerajaan asing di

luar negeri seperti China dan India tidak

termasuk dalam kategori ini meskipun

Majapahit telah melakukan hubungan luar

negeri dengan kedua bangsa ini.

Page 49: Peninggalan kerajaan majapahit

Pola kesatuan politik khas sejarah Asia Tenggara purba

seperti ini kemudian diidentifikasi oleh sejarahwan

modern sebagai “mandala", yaitu kesatuan yang politik

ditentukan oleh pusat atau inti kekuasaannya daripada

perbatasannya, dan dapat tersusun atas beberapa unit

politik bawahan tanpa integrasi administratif lebih

lanjut. Daerah-daerah bawahan yang termasuk dalam

lingkup mandala Majapahit, yaitu wilayah Mancanegara

dan Nusantara, umumnya memiliki pemimpin asli

penguasa daerah tersebut yang menikmati kebebasan

internal cukup luas.

Page 50: Peninggalan kerajaan majapahit

Wilayah-wilayah bawahan ini meskipun sedikit-

banyak dipengaruhi Majapahit, tetap menjalankan

sistem pemerintahannya sendiri tanpa

terintegrasi lebih lanjut oleh kekuasaan pusat di

ibu kota Majapahit. Pola kekuasaan mandala ini

juga ditemukan dalam kerajaan-kerajaan

sebelumnya, seperti Sriwijaya dan Angkor, serta

mandala-mandala tetangga Majapahit yang

sezaman, Ayutthaya dan Champa.

Page 51: Peninggalan kerajaan majapahit

B. PERWUJUDAN CAKRAWALA MANDALA

NUSANTARA

Majapahit dalam abad 14 merupakan kekuasaan besar di

Asia Tenggara, menggantikan Mataram dan Sriwijaya, dua

buah Negara yang berbeda dasarnya, yang pertama

merupakan Negara pertanian, yang kedua adalah Negara

maritim, kedua ciri itu dimiliki oleh Majapahit.

Visi dan keinginan kuat untuk membangun kerajaan yang

mengedepankan kekuatanmaritim dan agraria telah

menjadi tekad Raden Wijaya, anak menantu Kertanegara.

Page 52: Peninggalan kerajaan majapahit

Visi itu diwujudkan dengan memilih lokasi ibukota

Kerajaan Majapahit di daerah Trik/Tarik di hilir sungai

Brantas dengan maksud memudahkan pengawasan

perdagangan pesisir dan sekaligus dapat

mengendalikan produksi pertanian di pedalaman, selain

itu perluasan cakrawala mandala ke luar Pulau Jawa,

yang meliputi daerah seluruh dwipantara.

Page 53: Peninggalan kerajaan majapahit

Puncak kejayaan bahari tercapai pada abad ke-14 ketika

Majapahit menguasai seluruh Nusantara bahkan

pengaruhnya meluas sampai ke negara-negara asing

tetangganya. Kerajaan Majapahit di bawah Raden

Wijaya, Hayam Wuruk, dan Gajah Mada, dan yang

berada di ujung terdepan armada laut Kerajaan

Majapahit adalah Kapal Perang Kerajaan yang dipimpin

oleh Senapati Sarwajala (Laksamana Laut) Mpu Nala

telah berkembang pesat menjadi kerajaan besar yang

mampu memberikan jaminan bagi keamanan

perdagangan di wilayah Nusantara.

Page 54: Peninggalan kerajaan majapahit

Penyatuan Nusantara oleh Majapahit melalui

ekspedisi-ekspedisi bahari dimulai tak lama

setelah Mahapatih Gajah Mada

mengucapkan Sumpah Tan Ayun Amuktia

Palapa yang terkenal itu pada tahun 1334.

Page 55: Peninggalan kerajaan majapahit

Keberhasilan Kerajaan Majapahit mewujudkan visi Sumpah

Palapa, selain dibakar semangat kebangsaan patriotik di

bawah komando Mahapatih Gajah Mada, juga banyak

disumbang oleh keberhasilan Majapahit dalam

mengembangkan teknologi bahari berupa kapal bercadik

yang menjadi tumpuan utama kekuatan armada lautnya.

Gambaran model konstruksi kapal bercadik sejak zaman

Sriwijaya, Singasari, dan Majapahit telah terpahat rapih

pada relief Candi Borobudur.

Page 56: Peninggalan kerajaan majapahit

Armada laut Majapahit ini didukung oleh

persenjataan andalan berupa meriam hasil

rampasan dari bala tentara Kubilai Khan

ketika menyerang Kediri (atas tipudaya

Raden Wijaya) yang ditiru Majapahit dari

peralatan perang Kubilai Khan itu.

Page 57: Peninggalan kerajaan majapahit

PERLUASAN KERAJAAN BULELENG

Page 58: Peninggalan kerajaan majapahit

I Gusti Ngurah Panji menguasai wilayah Den Bukit dan

menjadikannya Kerajaan Buleleng, yang kekuasaannya

pernah meluas sampai ke ujung timur pulau

Jawa (Blambangan). Setelah I GustiNgurah Panji Sakti

wafat pada tahun 1704, Kerajaan Buleleng mulai goyah

karena putra-putranya punya pikiran yang saling berbeda.

Page 59: Peninggalan kerajaan majapahit

Kerajaan Buleleng tahun 1732 dikuasai Kerajaan 

Mengwi namun kembali merdeka pada tahun

1752.Selanjutnya jatuh ke dalam kekuasaan raja

Karangasem. Raja Karangasem, I Gusti Gede Karang

membangun istana dengan nama Puri Singaraja. Raja

berikutnya adalah putranya bernama I Gusti Pahang

Canang yang berkuasa sampai 1821.

Page 60: Peninggalan kerajaan majapahit

PERKEMBANGAN POLITIK DAN PEMERINTAHAN KERAJAAN MAJAPAHIT

Page 61: Peninggalan kerajaan majapahit

POLITIK 1. Pemerintahan Kertarajasa

Untuk meredam kemungkinan terjadinya pemberontakan, Raden Wijaya (Kertarajasa) melakukan langkah-langkah sebagai berikut.

  a). Mengawini empat putri Kertanegara dengan tujuan

mencegah terjadinya perebutan kekuasaan antar anggota keluarga raja. Putri sulung Kertanegara, Dyah Sri Tribhuaneswari, dijadikan permaisuri dan putra dari pernikahan tersebut Jayanegara, dijadikan putra mahkota. 

b) Memberikan kedudukan dan hadiah yang pantas kepada para pendukungnya, misalnya, Lurah Kudadu memperoleh tanah di Surabaya dan Arya Wiraraja diberi kekuasaan atas daerah Lumajang sampai Blambangan.

Page 62: Peninggalan kerajaan majapahit

2. Pemerintahan Jayanegara

Masa pemerintahan Jayanegara dipenuhi pemberontakan akibat kepemimpinannya kurang berwibawa dan kurang bijaksana. Pemberontakan-pemberontakan itu sebagai berikut.

a) Pemberontakan Ranggalawe pada tahun 1231. Pemberontakan ini dapat dipadamkan pada tahun 1309.

b) Pemberontakan Lembu Sora pada tahun 1311. c) Pemberontakan Juru Demung (1313) disusul

Pemberontakan Gajah Biru. d) Pemberontakan Nambi pada tahun 1319. Nambi

adalah Rakryan Patih Majapahit sendiri. e) Pemberontakan Kuti pada tahun 1319.

Namun, meskipun berbagai pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan, Jayanegara justru meninggal akibat dibunuh oleh salah seorang tabibnya yang bernama Tanca. Ia lalu dimakamkan di candi Singgapura di Kapopongan.

Page 63: Peninggalan kerajaan majapahit

3. Pemerintahan Tribhuwanatunggadewi

Oleh karena Jayanegara tidak berputra, sementara Gayatri sebagai Rajapatni telah menjadi biksuni, takhta Kerajaan Majapahit diserahkan kepada Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwardhana (1328 – 1350) yang menjalankan pemerintahan dibantu suaminya, Kertawardhana. Masa pemerintahan Tribhuwanatunggadewi diwarnai permasalahan dalam negeri, yakni meletusnya Pemberontakan Sadeng. Pemberontakan ini dapat dipadamkan oleh Gajah Mada yang pada saat itu baru saja diangkat menjadi Patih Daha.

Page 64: Peninggalan kerajaan majapahit

4. PEMERINTAHAN HAYAM WURUK

Dalam kitab Negarakertagama disebutkan bahwa pada zaman Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit mengalami masa kejayaan dan memiliki wilayah yang sangat luas. Luas kekuasaan Majapahit pada saat itu hampir sama dengan luas negara Republik Indonesia sekarang. Namun, sepeninggal Gajah Mada yang wafat pada tahun 1364, Hayam Wuruk tidak berhasil mendapatkan penggantinya yang setara. Kerajaan Majapahit pun mulai mengalami kemunduran. 

Sepeninggalnya, Majapahit sering dilanda perang saudara dan satu per satu daerah kekuasaan Majapahit pun melepaskan diri. Pada tahun 1526, Kerajaan Majapahit runtuh setelah diserbu oleh pasukan Islam dari Demak di bawah pimpinan Raden Patah.

Page 65: Peninggalan kerajaan majapahit

PEMERINTAHAN

Dalam Kerajaan Majapahit, raja memegang kekuasaan tertinggi dan dibantu oleh berbagai badan atau pejabat berikut.

Rakryan Mahamantri Katrini, yang dijabat oleh para putra raja yang terdiri atas Rakryan I Hino, Rakryan I Sirikan, dan Rakryan I Halu.

Dewan Pelaksana terdiri atas Rakryan Mapatih atau Patih Mangkabumi, Rakryan Tumenggung, Rakryan Demung, Rakryan Rangga, dan Rakryan Kanuruhan. Kelima pejabat itu dikenal Sang Panca ring Wilwatika.

Page 66: Peninggalan kerajaan majapahit

Untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, dibentuk badan peradilan Saptopapati. Selain itu disusun pula kitab hukum oleh Gajah Mada yang disebut Kitab Kutaramanawa. Untuk mengatur kehidupan beragama dibentuk badan Dharmadyaksa yaitu pejabat tinggi kerajaan yang khusus menangani persoalan keagamaan. Di Majapahit dikenal dua Dharmadyaksa yaitu :

Dharmadyaksa ring Kasaiwan, mengurusi agama Syiwa (Hindu),

Dharmadyaksa ring Kasogatan, mengurusi agama Buddha.

Page 67: Peninggalan kerajaan majapahit

POLITIK DAN PEMERINTAHAN KERAJAAN BULELENG

Pada tahun 1846, kapal Belanda berlabuh di daerah kekuasaan kerajaan ini. Berdasarkan hukum Tawan Karang, setiap kapal yang berlabuh tanpa izin akan menjadi milik kerajaan Buleleng. Hal ini memicu peperangan antara kerajaan Buleleng dengan pihak Belanda. Peperangan yang dipimpin oleh I Gusti Ketut Jelantik akhirnya berakhir pada kemenangan.

Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 1848 Belanda kembali melakukan penyerangan terhadap kerajaan Buleleng. Pada awal tahun 1849, Belanda berhasil menghancurkan benteng pertahanan kerajaan Buleleng. Hal ini membuat posisi Buleleng semakin lemah, kerajaan Buleleng akhirnya kalah dan sejak itu dikuasai oleh Belanda.

 

Page 68: Peninggalan kerajaan majapahit

Selama berkuasa di Den Bukit Panji Sakti sejak 1660an sampai 1697 sangat disegani kawan maupun  lawan. Ki Gusti Panji sakti diperkirakan wafat tahun 1699 dengan meninggalkan banyak keturunan.

Namun sayang putra-putra Ki Gusti Panji Sakti mempunyai pikiran yang berbeda satu sama lain sehingga kerajaan Buleleng menjadi lemah. Kerajaan Buleleng terpecah belah. Akhirnya dikuasai kerajaan Mengwi, termasuk Blambangan. Lepas dari genggaman Mengwi kemudian tahun 1783 jatuh ke tangan kerajaan Karangasem. Sejak itu terjadi beberapa kali pergantian raja asal Karangasem. Salah seorang raja asal Karangasem yaitu I Gusti Gde Karang bertakhta sebagai raja Buleleng tahun 1806-1818. Sebagai raja Buleleng beliau juga menguasai kerajaan Karangasem dan Jembrana. Beliau dikenal berwatak keras dan curiga kepada bangsa asing. Memang pada jaman itu bangsa asing seperti Belanda dan Inggris ingin menguasai Bali melalui Buleleng dan Jembrana. 

Page 69: Peninggalan kerajaan majapahit

PERKEMBANGAN AGAMA DI KERAJAAN MAJAPAHIT

Agama Hindu yang kita kenal di Indonesia berasal dari India. Di Indonesia pada saat ini, agama Hindu dipeluk oleh sebagian besar penduduk Pulau Bali dan juga penduduk Jawa serta beberapa pulau lainnya. Agama Hindu masuk ke Indonesia sekitar abad IV Masehi. Ini dibuktikan oleh adanya kerajaan Hindu yang pertama di Indonesia, yakni kerajaan yang terletak di Kalimantan Timur.

Perkembangan selanjutnya ialah di Jawa Barat, yakni di Kerajaan Tarumanegara, yang berdiri sekitar abad V Masehi. Rajanya yang terkenal ialah Purnawarman. Kemudian agama Hindu berkembang pula di Jawa Tengah. Raja pertama yang memeluk agama Hindu ialah Rakai Sanjaya. Perkembangan Agama Hindu di Jawa Tengah jauh lebih pesat. Ini terbukti dari banyaknya bangunan suci yang didirikan sebagai tempat pemujaan. Tempat pemujaan semacam ini disebut candi.

Page 70: Peninggalan kerajaan majapahit

Seperti kerajaan-kerajaan lainnya yang ada di Jawa, kerajaan Mataram di Jawa Tengah itu adalah kerajaan agraris. Ini berarti bahwa mata pencaharian pokok penduduknya adalah bertani. Banyak candi yang didirikan. Candi yang terkenal ialah candi Prambanan. Candi ini disebut juga candi Lorojonggrang. Candi Lorojonggrang didirikan pada masa pemerintahan Rakai Pikatan. Bangunan yang megah seperti itu merupakan salah satu tanda kemajuan kerajaannya, bahwa kerajaan itu makmur. Jika tidak makmur tak mungkin dapat mendirikan bangunan suci semegah itu.

Setelah kerajaan Hindu di Jawa Tengah lenyap, pada abad X timbul kerajaan Hindu di Jawa Timur. Rajanya bernama Empu Sendok yang beragama Hindu. Raja ini mendirikan bangunan-bangunan suci, antara lain candi Songgoriti yang terletak di daerah Batu, Malang.

Page 71: Peninggalan kerajaan majapahit

Empu Sendok diganti oleh Darmawangsa yang juga memeluk agama Hindu. Kemudian Darmawangsa digantikan oleh Airlangga. Airlangga berasal dari Bali. Kemudian ia menjadi raja di kerajaan Kahuripan. Pada masa pemerintahannya, hiduplah seorang pujangga yang terkenal, yaitu Empu Kanwa. Buku yang ditulisnya adalah Arjuna Wiwaha.

Airlangga juga mendirikan suatu pusat pertapaan yang letaknya di lereng Gunung Penanggungan. Tempat itu dikenal dengan nama candi Belahan.

Pada zaman Majapahit, seluruh wilayah nusantara bersatu di bawah kekuasaan raja Majapahit. Kebesaran Agama Hindu pada masa itu tercermin dengan adanya candi Penataran dan bangunan-bangunan suci lainnya.

Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, Majapahit mencapai zaman keemasan. Kemakmuran negara pada zaman itu dilukiskan sebagai "gemah ripah loh jinawi". Dengan didampingi seorang patih, Hayam Wuruk dapat memimpin Majapahit dengan berhasil. Patih tersebut adalah Maha Patih Gajah Mada.

Di bawah pemerintahannya seluruh Nusantara dapat dipersatukan. Patih yang termasyhur itu bersumpah di hadapan raja dan rakyatnya, yang terkenal dengan Sumpah Palapa.

Akhirnya apa yang menjadi impian itu terwujud. Gajah Mada dapat mempersatukan seluruh Nusantara. Bahkan Kerajaan Majapahit lebih luas daripada Kepulauan Indonesia sekarang.

Page 72: Peninggalan kerajaan majapahit

KEHIDUPAN BERAGAMA DI KERAJAAN BULELENG Dalam bidang agama, pengaruh zaman prasejarah, terutama dari zaman

megalitikum masih terasa kuat. Kepercayaan pada zaman itu dititikberatkan kepada pemujaan roh nenek moyang yang disimboliskan dalam wujud bangunan pemujaan yang disebut teras piramid atau bangunan berundak-undak. Kadang-kadang di atas bangunan ditempatkan menhir, yaitu tiang batu monolit sebagai simbol roh nenek moyang mereka.

Diketahui pula nama-nama biksu yang memakai unsur nama Siwa, sebagai contoh biksu Piwakangsita Siwa, biksu Siwanirmala, dan biksu Siwaprajna. Berdasarkan hal ini, agama yang berkembang pada saat itu adalah agama Siwa. Baru lambat laun ada dua aliran agama besar yang dipeluk oleh penduduk, yaitu agama Siwa dan agama Budha. Keterangan ini diperoleh dari prasasti-prasastinya yang menyebutkan adanya mpungku Sewasogata (Siwa-Buddha) sebagai pembantu raja.

Berdasarkan bukti-bukti yang telah ditemukan dapat diketahui bahwa dalam masyarakat pada masa perundagian telah berkembang tradisi penguburan dengan cara-cara tertentu. Adapun cara penguburan yang pertama ialah dengan mempergunakan peti mayat atau sarkofagus yang dibuat dari batu padas yang lunak atau yang keras. Cara penguburannya ialah dengan mempergunakan tempayan yang dibuat dari tanah liat seperti ditemukan di tepi pantai Gilimanuk (Jembrana).