Keracunan Napza
Transcript of Keracunan Napza
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PENGETAHUAN
2.1.1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi
melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya
perilaku seseorang.8
2.1.2. Tingkat Pengetahuan
Ada enam tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif,
yakni:8
1. Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam tingkat pengetahuan ini adalah mengingat
kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menerapkan materi tersebut secara
benar.
3. Menerapkan
Menerapkan diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya. Aplikasi di sini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip
dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
5
6
4. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke
dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan
masih ada kaitannya satu sama lainnya.
5. Sintesis
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi-
formulasi yang ada.
6. Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu objek atau materi. Penilaian-penilaian ini didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria
yang telah ada.
2.1.3. Indikator Pengetahuan
Indikator-indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
atau kesadaran terhadap kesehatan dapat dikelompokkan menjadi:9
1. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi penyebab penyakit,
gejala atau tanda-tanda penyakit, cara pengobatan dan ke mana mencari
pengobatan, cara penularan dan cara pencegahan suatu penyakit.
2. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat
meliputi jenis-jenis makanan bergizi, manfaat makanan bergizi bagi
kesehatan, pentingnya olahraga bagi kesehatan, bahaya merokok, minuman
keras, narkoba dan lain sebagainya.
3. Pengetahuan mengenai kesehatan lingkungan meliputi manfaat air bersih, cara
pembuangan limbah yang sehat, manfaat pencahayaan dan penerangan, rumah
yang sehat dan akibat polusi yang ditimbulkan polusi bagi kesehatan.
7
2.1.4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengetahuan
Tingkat pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai
berikut:8,9
1. Sosial ekonomi
Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang,
sedangkan ekonomi dapat dikaitkan dengan pendidikan, jika ekonomi seseorang
tersebut baik, biasanya tingkat pendidikannya tinggi sehingga memengaruhi
pengetahuan.
2. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap pendidikan
orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk
berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang
menunjang kesehatan sehingga meningkatkan kualitas hidup.
3. Lingkungan
Lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap cara
pandang seseorang. Lingkungan pergaulan sangat mendukung tingkat
pengetahuan seseorang dan sangat percaya dengan orang lain.
4. Budaya
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena
informasi yang baru akan dipilih sesuai dengan budaya dan agama yang dianut.
5. Sumber informasi
Sumber informasi merupakan tingkat pengetahuan di mana baik atau tidaknya
pengetahuan tergantung pengetahuan kepada masing-masing individu dalam
memahami dan menerima informasi yang diterima.
2.1.5. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian.
8
Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas.9
Menurut Arikunto, pengetahuan seseorang dapat diketahui dan
diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:9
1. Baik : Hasil persentase 76% - 100%
2. Cukup : Hasil persentase 56% - 75%
3. Kurang : Hasil persentase < 56 %
2.2. SIKAP
2.2.1. Definisi Sikap
Sikap merupakan suatu respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
(senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya).
Newcomb dalam Notoatmodjo, menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan
atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.9
2.2.2. Komponen pokok sikap
Allport dalam Notoatmodjo (2010), menyatakan bahwa sikap mempunyai tiga
komponen pokok, yaitu:9
1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak.
2.2.3. Tingkatan sikap
Sikap mempunyai tingkatan-tingkatan, yaitu:9
1. Menerima yaitu menerima stimulus yang diberikan (objek).
2. Menanggapi/ merespon yaitu memberikan jawaban atau tanggapan terhadap
pertanyaan atau objek yang dihadapi.
9
3. Menghargai yaitu memberikan nilai positif terhadap objek atau stimulus,
membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau memengaruhi
orang lain.
4. Bertanggung jawab yaitu bertanggung jawab terhadap apa yang telah
diyakininya.
2.2.4. Pengukuran sikap
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.
Pengukuran sikap secara langsung dapat dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan tentang stimulus atau objek yang bersangkutan. Pertanyaan
secara langsung juga dapat dilakukan dengan cara memberikan pendapat dengan
menggunakan kata “setuju” atau “tidak setuju” terhadap pernyataan-pernyataan
terhadap objek tertentu.8
2.3. Narkoba
2.3.1. Definisi Narkoba
Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN) No. SE/03/IV/2002/BNN, narkoba
adalah bahan/ zat/ obat psikoaktif, yang bila masuk ke dalam tubuh manusia akan
memengaruhi tubuh, terutama otak/ susunan saraf pusat, sehingga menimbulkan
gangguan kesehatan fisik, perubahan perilaku, perasaan dan pikiran.1,2 Narkoba
hanya boleh digunakan dan diedarkan dalam dunia pengobatan dan ilmu
pengetahuan.10,11
2.3.2. Klasifikasi Narkoba
2.3.2.a. Narkotika
Narkotika adalah bahan kimia yang bekerja memengaruhi kerja susunan saraf
pusat yang dapat menghilangkan rasa sakit. Senyawa yang ada didalam narkotika
akan menghambat produksi dan pelepasan serotonin (5-hidroksi triptamin).
Senyawa tersebut sangat diperlukan sebagai transmiter informasi ke sistem saraf
10
pusat. Oleh karena itu, sistem transmisi saraf mengalami gangguan karena terjadi
kerusakan sel-sel saraf yang memproduksi serotonin tersebut.13,14,15
Menurunnya produksi serotonin menyebabkan banyak informasi tidak
tersampaikan ke saraf. Sebagai indikator bahwa produksi zat serotonin menurun
adalah naiknya tekanan darah, berdebar-debar, suhu tubuh naik, otot kejang,
dilatasi pupil, menurunnya kesadaran dan sering disertai mual dan muntah.
Adapun beberapa jenis narkotika yang sering digunakan antara lain:16,17,18,19,20
Tabel 2.1. Jenis – jenis Narkotika
Jenis Narkotika Keterangan
1. Ganja a. Nama lain: Cannabis satifa
a. b.
Gambar 2.1. a. Tanaman Marijuana (Cannabis sativa), b.
Ganja Kering19
b. Sumber: Mengandung zat aktif cannabinoids diantaranya, yakni
Tetrahydrocannabinol (THC)
c. Reseptor cannabinoids merupakan turunan asam arakhidonat
yang diduga sebagai ligan endogen disebut anandamid. Reseptor
ligan tersebut memiliki konsentrasi tinggi di korteks serebral,
hipokampus, striatum dan serebelum. Reseptor tersebut akan
mengaktivasi pelepasan serotonin, meningkatkan katekolamin,
menghambat aktivitas parasimpatis serta menghambat biosintesis
prostaglandin
d. Efek samping dari penggunaan ganja: perubahan mood, persepsi,
motivasi, perubahan perilaku, halusinasi hingga psikosis akut.
11
2.3.2.b. Psikotropika
Psikotropika adalah suatu obat yang dapat menimbulkan ketergantungan,
menurunkan aktifitas otak/ merangsang saraf pusat, dapat menimbulkan
halusinasi, ilusi, gangguan berpikir, perilaku dan perasaan. Semua jenis
psikotropika merupakan senyawa yang telah melalui proses (murni
sintesis).21,22,23,24,25,26 Jenis psikotropika yang banyak disalahgunakan adalah
turunan dari amfetamin. Menurut UU RI. NO.35/2009 tentang psikotropika, maka
ada empat golongan psikotropika, yaitu:12
Jenis Narkotika Keterangan
1. Opioida a. Definisi: nama segolongan zat, baik alamiah, semisintesis, atau
sintesis yang diambil dari bagian pohon Papaver somniferum
(poppy)
Gambar 2.2. Bunga dan buah opium (Papaver somniferum)19
b. Pembagian opiat:
a) Opiat alami, contoh obat: opium, morfin, dan kodein
b) Opiat semisintesis, contoh obat: heroin, petidin, dan metadon.
c) Opiat sintesis, contoh obat: kokain dan meperidin.
c. Kegunaan opiat: anti nyeri dan anti muntah
d. Efek samping ketergantungan opiat:
a) Efek psikologis: perasaan gembira dan kepercayaan diri, serta
b) Efek fisiologis: percepatan denyut jantung, peningkatan
tekanan darah, berkeringat, serta mual dan muntah.
12
Tabel 2.2. Golongan Psikotropika
Golongan Psikotropika Keterangan
a. Golongan I a. Obat yang digunakan untuk ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan sebagai sarana pengobatan/ terapi
b. Berpotensi sangat kuat mengakibatkan ketergantungan
c. Contoh obat: Lysergic Diethilamide (LSD) dan 3,4-
Methylene-Dioxy-N-Methamphetamine (MDMA)
b. Golongan II a. Digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan
b. Dapat digunakan untuk pengobatan terapi
c. Berpotensi kuat dan mengakibatkan ketergantungan
d. Contoh obat: amfetamin, metakualon dan metilfenidat
c. Golongan III a. Digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan
b. Dapat digunakan untuk pengobatan/ terapi
c. Berpotensi sedang dan mengakibatkan ketergantungan
d. Contoh obat: flunetrazepam dan amorbarbital
d. Golongan IV a. Digunakan untuk pengobatan/ terapi
b. Berpotensi ringan dan mengakibatkan ketergantungan
c. Contoh obat: golongan barbital dan diazepam
2.3.2.c. Zat Adiktif Lainnya
1. Inhalansia
Inhalansia adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya
adalah aerosol, aica aibon, isi korek api gas, cairan untuk dry cleaning, thiner dan
uap bensin. Inhalansia biasanya digunakan secara coba-coba oleh anak dibawah
umur, golongan kurang mampu atau anak jalanan.23,27,28
Efek yang ditimbulkan dimulai selama 15-45 menit setelah inhalasi.
Penyalahguna tetap memiliki ruam di sekitar hidung dan bau gas yang dihirup saat
bernapas.27,28 Manifestasi dan intoksikasi dari penyalahgunaan inhalan adalah
sebagai berikut:23
13
Tabel 2.3. Manifetasi dari Intoksikasi dan Penyalahgunaan Inhalan
Kategori Manifestasi
Ringan Euphoria, disinhibisi, pusing, gangguan koordinasi, bersin,
batuk
Sedang Letargi, stupor, halusinasi, mual, muntah, diare, ataksia, tremor,
mialgia, parastesia, koma
Berat Koma, kejang
Kronik Sindroma cerebellar: ataksia, nistagmus, ataksia
2. Alkohol
Alkohol merupakan salah satu zat psikoaktif yang bahannya diperoleh dari
proses fermentasi madu, gula, sari buah anggur dan umbi-umbian. Alkohol sering
disebut dengan booze atau drink. Hasil proses fermentasi alkohol akan
memperoleh alkohol dengan kadar tidak lebih dari 15%. Namun, dengan proses
penyulingan di pabrik dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan
mencapai 100%. Konsentrasi maksimum alkohol dicapai 30-90 menit dan saat
sekali diabsorbsi, etanol langsung didistribusikan keseluruh jaringan dan cairan
tubuh. Peningkatan kadar alkohol dalam darah menyebabkan euforia, namun
penurunan kadarnya dalam darah menyebabkan depresi.23,29,30,31,32,33
1.4. Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba
1.4.1. Remaja
WHO memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual.
Dalam definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan
sosial ekonomi. Maka, secara lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai berikut:34
1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda
seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa.
14
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relatif lebih mandiri
Perkembangam remaja dapat dibagi menjadi remaja awal ( 12 – 15 tahun),
remaja tengah ( 15 – 18 tahun), dan remaja akhir ( 18 – 21 tahun). Pada masa
remaja, banyak terjadi perubahan baik biologis, psikologis dan perilaku sosial.
Tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses
pematangan kejiwaan karena proses pubertas terjadi pada masa remaja awal dan
pertengahan, sedangkan proses kematangan kejiwaan terjadi pada masa remaja
akhir.34,35
Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk
perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Pada masa remaja, keinginan
untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang
sangat besar. Walaupun semua kecedenderungan tersebut masih dianggap wajar,
namun hal tersebut dapat memudahkan remaja untuk terdorong ke dalam perilaku
menyimpang diantaranya adalah menyalahgunakan narkoba.36
1.4.2. Perilaku Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja
Menurut DSM IV (Diagnostic and Statistic Manual of Mental Health
Disorder, 4th Edition), penyalahgunaan adalah pola maladaptif dari penggunaan
zat yang dapat menyebabkan gangguan klinis secara signifikan. Penyalahgunaan
obat adalah pemakaian obat bukan untuk tujuan medis. Obat terlarang adalah obat
yang digunakan baik untuk tujuan medis/ non medis, diproduksi dan dikonsumsi
secara ilegal. Variabel yang bekerja secara simultan untuk memengaruhi
seseorang menjadi penyalahguna obat adalah:33,37,38
Tabel 2.4 Variabel yang Bekerja Memengaruhi Penyalahgunaan Obat
No. Variabel Faktor yang Memengaruhi
1. Senyawa (obat) Ketersediaan, harga, kemurnian, cara pemberian,
farmakokinetik
2. Pengguna Keturunan, metabolisme obat, gejala kejiwaan,
pengalaman, kecenderungan menunjukkan perilaku
beresiko
15
3. Lingkungan Lingkungan sosial, sikap masyarakat
Faktor resiko penyebab penyalahgunaan narkoba pada remaja antara lain:39,40,41
1. Faktor Individu
a. Anak yang cenderung membrontak dan menolak otoritas.
b. Anak yang cenderung memiliki gangguan jiwa lain (komorbiditas) seperti
depresi, cemas, psikotik dan kepribadian dissosial.
c. Anak yang memiliki rasa kurang percaya diri (low self-confidence), rendah
diri dan memiliki citra diri negatif (low self-esteem).
d. Anak yang mudah murung, pemalu dan pendiam.
e. Anak yang memiliki keingintahuan yang besar untuk mencoba atau
penasaran.
f. Anak yang hanya keinginan untuk bersenang-senang.
g. Tidak siap mental untuk menghadapi tekanan pergaulan sehingga sulit
mengambil keputusan untuk menolak tawaran narkoba dengan tegas.
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik di
sekitar rumah, sekolah, teman sebaya maupun masyarakat. Faktor keluarga,
terutama faktor pendidikan orang tua yang ikut menjadi penyebab seorang anak
atau remaja menjadi penyalahguna narkoba antara lain adalah:42,43,44,45
a. Lingkungan keluarga
1) Komunikasi orang tua-anak kurang baik/ efektif.
2) Hubungan dalam keluarga kurang harmonis/ disfungsi dalam keluarga.
3) Orang tua bercerai.
4) Orang tua terlalu sibuk atau tidak acuh.
5) Orang tua otoriter atau serba melarang.
6) Orang tua yang serba membolehkan (permisif).
7) Kurangnya orang yang dapat dijadikan model atau teladan.
8) Orang tua kurang peduli dan tidak tahu dengan masalah narkoba.
9) Tata tertib atau disiplin keluarga yang selalu berubah (kurang konsisten).
10) Kurangnya kehidupan beragama atau menjalankan ibadah dalam keluarga.
16
11) Orang tua atau anggota keluarga yang menjadi penyalahguna narkoba.
b. Lingkungan sekolah
1) Sekolah yang kurang disiplin.
2) Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan penjual narkoba.
3) Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan diri secara kreatif dan positif.
4) Adanya murid pengguna narkoba.
c. Lingkungan Teman Sebaya
1) Berteman dengan penyalahguna.
2) Tekanan atau ancaman teman kelompok atau pengedar.
d. Lingkungan Sosial
1) Lemahnya penegakan hukum.
2) Kondisi sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.
3. Faktor Narkoba
a. Mudahnya narkoba didapat dimana-mana dengan harga “terjangkau”.
b. Banyaknya iklan minuman beralkohol yang menarik untuk dicoba.
c. Efek farmakologik narkoba yang menghilangkan nyeri dan membuat
euforia.
1.4.3. Dampak Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja
Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah
ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Ketergantungan inilah yang akan
mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada
sistem saraf pusat, jantung, paru, hati dan ginjal. Secara umum, dampak
ketergantungan narkoba dapat terlihat pada:,46,47,48,49,50,51
1. Dampak Fisik
a. Gangguan pada sistem saraf seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan
kesadaran dan kerusakan saraf tepi.
b. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah seperti infark miokard.
c. Gangguan pada kulit seperti: abses dan alergi.
d. Gangguan pada paru seperti: depresi pernapasan.
17
e. Vertigo, emesis, hipertermia, sirosis hati, dan insomnia.
f. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan pada endokrin,
seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron,
testosteron) serta gangguan fungsi seksual.
g. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi dan amenore.
h. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum
suntik secara bergantian, resikonya adalah tertular penyakit seperti
hepatitis B, C dan HIV.
i. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi overdosis yaitu
konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya
2. Dampak Psikis
a. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal dan penuh curiga.
b. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal.
c. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan.
d. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman hingga bunuh diri.
3. Dampak Sosial
a. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila.
b. Pendidikan menjadi terganggu.
Pengetahuan
Penyalahgunaan narkoba
Perilaku
Sikap
Definisi
Jenis narkoba
Penyebab
Dampak
FisikPsikisSosial
IndividuLingkunganNarkoba
NarkotikaPsikotropikaZat adiktif
Remaja
Variabel Bebas:Pengetahuan dan sikap
mengenai narkoba
Variabel Terikat:Perilaku
penyalahgunaan narkoba
18
1.5. KERANGKA TEORI
Gambar 2.3. Kerangka Teori
1.6. KERANGKA KONSEP
Gambar 2.4. Kerangka Konsep
1.7. HIPOTESIS
1. Terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap sikap pada perilaku
penyalahgunaan narkoba.
2. Terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap perilaku penyalahgunaan
narkoba.
3. Terdapat hubungan antara sikap terhadap perilaku penyalahgunaan narkoba.