KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin...

33
KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM KESEHATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2012

Transcript of KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin...

Page 1: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM KESEHATAN

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN

TAHUN 2012

Page 2: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran
Page 3: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D-III Akupunktur i

KATA PENGANTAR

Untuk melaksanakan proses pendidikan tenaga kesehatan dengan baik, khususnya

tenaga kesehatan Akupunktur sangat diperlukan lahan praktik. Dengan adanya lahan

praktik mahasiswa dapat belajar menerapkan teori yang diperolehnya di ruang kelas dan

di ruang laboratorium dalam situasi nyata sehingga dapat mencapai kompetensi yang

sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan

mencoba menyusun suatu standar lahan praktik Diploma III Akupunktur untuk memberi

rambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan kebutuhan

Akupunktur di lapangan. Diharapkan hal ini akan dapat mendukung tercapainya lulusan

yang memiliki kompetensi yang sesuai dan pada saatnya nanti dapat memberi kontribusi

pada pembangunan kesehatan.

Standar lahan praktik ini merupakan standar minimal yang dapat dikembangkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. Diharapkan standar lahan praktik ini dapat dijadikan

acuan bagi penyelenggara pendidikan dalam menyelenggarakan seluruh kegiatan

praktik klinik Akupunktur di institusi pendidikan Diploma III Akupunktur yang sesuai

dengan peran dan fungsi serta kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum inti

program pendidikan Diploma III Akupunktur tahun 2011.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada tim kelompok kerja dan kami

mengharapkan masukan-masukan dari semua pihak pengguna standar lahan praktik ini

agar di masa depan kualitas pendidikan Diploma III Akupunktur dapat ditingkatkan

sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

masyarakat baik pada tingkat nasional maupun Internasional.

Jakarta, 2 Nopember 2012 Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Tenaga Kesehatan,

Dr. Donald Pardede, MPPM NIP. 195804021986111001

Page 4: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D-III Akupunktur ii

SAMBUTAN

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Dalam era globalisasi dewasa ini dituntut tersedianya sumber daya manusia yang

mampu bekerja secara profesional dalam segala bidang termasuk upaya pelayanan

kesehatan. Peranan tenaga kesehatan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan

program pembangunan di bidang kesehatan. Guna menghasilkan tenaga kesehatan

sesuai dengan kebutuhan baik dari segi kuantitas dan kualitas diperlukan pengelolaan

pendidikan yang profesional.

Saya menyambut baik terbitnya Standar Lahan Praktik Diploma III Akupunktur ini,

karena standar ini akan merupakan rambu-rambu bagi institusi pendidikan dalam

mengelola penyelenggaraan pembelajaran di lahan praktik. Selain itu perlu disadari

bahwa dalam pendidikan tenaga kesehatan hampir 60% dari proses pembelajaran

adalah pembelajaran praktik.

Semoga Tuhan Yang maha Kuasa senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya

kepada kita semua.

Page 5: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D-III Akupunktur i

KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN Jl.Hang Jebat III/F.3 Kebayoran Baru Kotak Pos No. 6015/JKS/GN Jakarta 12120

Telepon : (021) 7245517 – 72797302 Fax : (021) 72797508 Website : www.bppsdmk.depkes.go.id Telepon : Pusdiknakes (021) 7256720 Pusrengun SDM Kes (021) 7258830 Puspronakes LN (021) 7257822 Pusdiklat SDM Kes (021) 7262977

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR HK.03.05/III/3/02109.2/2012

TENTANG

STANDAR LAHAN PRAKTIK PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN UNTUK DIPLOMA III AKUPUNKTUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Kementerian Kesehatan bertanggungjawab melakukan pembinaan teknis penyelenggaraan pendidikan

tenaga kesehatan dalam rangka pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan; b. bahwa dalam rangka pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan Kementerian Kesehatan perlu

membuat Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Akupunktur dalam rangka pencapaian kompetensi lulusan perlu dilakukan penilaian terhadap peserta didik;

c. bahwa agar penilaian hasil belajar peserta didik dapat dilaksanakan secara terencana, terarah dan berkesinambungan yang dikemas secara komprehensif dan dilaksanakan sesuai kebutuhan mengacu pada program pembelajaran dan kurikulum;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Akupunktur.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

4. Peraturan Pemerintahan Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);

7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa;

8. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi; 9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : OT.02.03/I/4/03440.1 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan

tatalaksana Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan; 10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/MENKES/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional; 11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Kesehatan; 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 890/Menkes/Per/VIII/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik

Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1988/Menkes/Per/IX/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan;

13. Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Nomor HK.02.05/I/III/2/2208/2012 tentang Kurikulum Program Pendidikan Diploma III Akupunktur.

Page 6: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D-III Akupunktur ii

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR LAHAN PRAKTIK PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN UNTUK DIPLOMA III AKUPUNKTUR;

Kedua : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Akupunktur sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu, tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini;

Ketiga : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Akupunktur sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua digunakan untuk Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Jenjang Pendidikan Diploma III Akupunktur;

Keempat : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Akupunktur terdiri dari Standar Lahan Praktik Pendidikan Diploma III Akupunktur dan Standar Praktik Berdasarkan Kompetensi Pendidikan Diploma III Akupunktur;

Kelima : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Akupunktur sebagaimana dimaksud dalam Diktum Keempat, terdiri dari : a. Tenaga Pembimbing; b. Prasarana dan Sarana Lahan Praktik; c. Sasaran/Target.

Keenam : Standar Lahan Praktik Berdasarkan Kompetensi Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Akupunktur, berisi tentang Kelompok Kompetensi, Sub Kompetensi, Lahan Praktik dan Kriteria Lahan Praktik;

Kutujuh : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Akupunktur sebagaimana dimaksud dilakukan secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal diperlukan penatalaksanaan pembelajaran baik teori maupun parktik yang efektif dan efisien;

Kedelapan : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : JAKARTA

Pada Tanggal : 2 NOPEMBER 2012

Tembusan : 1. Menteri Kesehatan; 2. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan; 3. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan; 4. Para Dirjen di Lingkungan Kementerian Kesehatan; 5. Para eselon II di Lingkungan Badan Pengembangan dan

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan; 6. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan; 7. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi seluruh Indonesia; 8. Para Direktur Politeknik Kesehatan Seluruh Indonesia; 9. Direktur Akademi / Penyelenggara Program Diploma III Akupunktur.

Page 7: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D-III Akupunktur iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

SAMBUTAN .............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................

B. Tujuan ...............................................................................................

C. Dasar Hukum ....................................................................................

D. Pengertian .........................................................................................

1

4

4

6

BAB II STANDAR LAHAN PRAKTIK PENDIDIKAN DIPLOMA III

AKUPUNKTUR

A. Tenaga Pembimbing .........................................................................

B. Prasarana Dan Sarana Lahan Praktik .............................................

C. Sasaran/Target .................................................................................

9

10

15

BAB III STANDAR LAHAN PRAKTIK BERDASARKAN KOMPETENSI

PENDIDIKAN DIPLOMA III AKUPUNKTUR ...........................................

17

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

nasional, diarahkan untuk mencapai Visi Kementerian Kesehatan yaitu

mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui

pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan madani, (2)

Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya

kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan, (3)

Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan, (4)

menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik.

Tujuan pembangunan kesehatan diwujudkan melalui penyelenggaraan

berbagai upaya kesehatan yang harus didukung antara lain oleh tenaga

kesehatan yang memadai sesuai dengan kebutuhan pembangunan

kesehatan. Tenaga kesehatan tersebut harus memiliki kompetensi serta

etika yang sesuai dengan apa yang diperlukan di pelayanan. Untuk

mendapatkan tenaga kesehatan seperti itu dibutuhkan berbagai upaya

diantaranya melalui peningkatan mutu serta profesionalisme tenaga

kesehatan.

Salah satu upaya kesehatan yang harus dicapai adalah upaya kesehatan

mata dan pencegahan kebutaan dalam rangka optimalisasi fungsi

penglihatan masyarakat dengan melibatkan tenaga kesehatan yang

Page 9: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 2

mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan tanggung jawab dan

kewenangan yang ada pada profesinya.

Tenaga kesehatan yang profesional dan bermutu dihasilkan oleh institusi

pendidikan tenaga kesehatan yang bermutu. Dimana tenaga kesehatan

memiliki spesifikasi tertentu karena kesalahan dalam pelayanan dapat

berdampak kematian atau kecacatan yang bersifat irrevesibel. Untuk itu

diperlukan pengaturan dalam rangka meningkatkan mutu lulusan dan

mutu institusi pendidikan tenaga kesehatan. Peningkatan mutu lulusan

diperoleh melalui pengaturan seleksi, proses pembelajaran, evalusi/ujian

akhir, dan penataan ijazah sedangkan peningkatan mutu institusi melalui

pengaturan perizinan pendirian institusi, sarana dan prasarana, tenaga

pendidik dan kependidikan, pengelola, akreditasi, dan Sistem Informasi

Pendidikan Tenaga Kesehatan.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan pada pasal 91 menyebutkan bahwa setiap satuan

pendidikan wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan

mutu pendidikan dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terencana.

Dalam implementasinya institusi diknakes harus menyusun berbagai

standar yang pengembangannya harus mengacu pada Standar Nasional

Pendidikan. Salah satu dari 8 standar tersebut adalah standar sarana dan

prasarana yang diantaranya mengatur tentang lahan praktik bagi institusi

pendidikan.

Pelayanan Akupunktur adalah bentuk pelayanan profesional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada

Page 10: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 3

ilmu, hukum dan kaidah Akupunktur, berbentuk pendekatan bio-fisika-

bioenergi-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada

individu, keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat, yang

mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Upaya yang dilakukan

adalah dalam meningkatkan derajat kesehatan, pencegahan penyakit,

penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan, untuk

memungkinkan setiap individu memiliki kemampuan hidup sehat dan

produktif. Kegiatan dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab

dan etika profesi Akupunktur.

Proses pembelajaran pendidikan Diploma III Akupunktur meliputi

pembelajaran teori dan praktik. Beban studi pendidikan Diploma terdiri

dari 40% teori dan 60% praktik. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk

mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal diperlukan

penatalaksanaan pembelajaran baik teori maupun praktik yang efektif dan

efisien.

Pada Kurikulum Inti Program Pendidikan Diploma III Akupunktur tahun

2011 pembelajaran praktik terdiri pembelajaran praktik laboratorium dan

pembelajaran praktik klinik/lapangan. Pembelajaran praktik

klinik/lapangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem

program pengajaran serta merupakan wadah yang tepat untuk

mengaplikasikan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan

(psikomotor). Dalam pengelolaan pendidikan Akupunktur masih

ditemukan berbagai kendala terutama dalam pengelolaan praktik klinik

antara lain; belum adanya kesamaan persepsi tentang proses

pembelajaran praktik antara institusi pendidikan dengan pengelola lahan

Page 11: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 4

praktik, kuantitas maupun kualitas clinical teacher dan clinical instructor

belum memadai, serta keberadaan lahan praktik yang belum memadai

secara kualitas dan kuantitas sehingga pembelajaran praktik belum efektif

yang akhirnya kompetensi mahasiswa tidak tercapai, sehingga diperlukan

standar lahan praktik sebagai acuan bagi institusi pendidikan maupun

lahan praktik dalam mengelola praktik klinik Akupunktur bagi mahasiswa.

B. Tujuan

Standar lahan praktik Pendidikan Diploma III Akupunktur ini bertujuan

untuk :

1. Memberikan acuan bagi Pengelola institusi pendidikan dan lahan

praktik dalam pengelolaan praktik di lahan/lapangan supaya sesuai

dengan kompetensi yang disyaratkan dalam kurikulum dan

kewenangan profesinya;

2. Memberikan acuan bagi Pengelola institusi pendidikan dalam memilih

lahan praktik yang menunjang pencapaian kompetensi.

3. Membantu Pengelola institusi pendidikan dan pengelola lahan praktik

dalam meningkatkan mutu pembelajaran praktik klinik Akupunktur.

C. Dasar Hukum

Standar lahan praktik ini disusun mengacu pada landasan hukum sebagai

berikut:

Page 12: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 5

1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 No.78, Tambahan

Lembaran Negara No.4301).

2. Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

(Lembaran Negara Tahun 2005 No.157, Tambahan Lembaran

Negara No.4586).

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 No.144, Tambahan

Lembaran Negara Tahun No.5063).

4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan

dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010

No. 23, Tambahan Lembaran Negara No.5105).

5. Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2010 tentang Perubahan

atas PP Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga

Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 No.49, Tambahan

Lembaran Negara No.3637).

7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2005 No.41,

Tambahan Lembaran Negara No.4496)

8. Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen

(Lembaran Negara Tahun 2009 No.6, Tambahan Lembaran Negara

No. 5007)

Page 13: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 6

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011

Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;

10. Kepmendiknas Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan

Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.

11. Kepmendiknas Nomor 045/U/2002, tentang Kurikulum Inti Perguruan

Tinggi.

12. Keputusan Kepala Badan PPSDM No. HK.02.05/I/III/2/05032/2011,

Tentang Kurikulum Inti Program Pendidikan Diploma III Akupunktur.

D. Pengertian

1. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung

jawab, yang dimiliki seseorang sebagai syarat kemampuan untuk

mengerjakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu;

2. Standar Praktik adalah Kriteria minimal yang harus dipenuhi dalam

melaksanakan pembelajaran praktik untuk mencapai kompetensi

mahasiswa;

3. Lahan Praktik adalah Tempat yang memenuhi kriteria yang

dipersyaratkan yang berada di luar institusi pendidikan untuk

menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat

mahasiswa di institusi dalam pencapaian kompetensi Akupunktur

yang diharapkan di dalam kurikulum Pendidikan Diploma III

Akupunktur;

4. Praktik Klinik adalah Kegiatan pembelajaran praktik dengan

menggunakan target kompetensi yang harus dicapai oleh

Page 14: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 7

mahasiswa pada situasi nyata sesuai dengan waktu yang

dijadwalkan;

5. Clinical Instructor adalah Akupunkturis, Ahli Madya Akupunktur, dan

atau dokter Akupunktur yang memiliki sertifikat kompetensi, bekerja

di lahan praktik dan memiliki tugas dan tanggung jawab

memfasilitasi dan membimbing serta mengevaluasi mahasiswa

dalam melaksanakan praktik klinik.

6. Clinical Teacher adalah Dosen dari institusi pendidikan yang

bertanggungjawab dalam pengajaran / praktik klinik mahasiswa;

7. Briefing adalah Merupakan proses awal sebelum mahasiswa

mengelola pasien / klien dimana pembimbing mengevaluasi

kesiapan mahasiswa dalam mengelola pasien/klien di lahan praktik

untuk mencapai kompetensi;

8. Clinical Practice adalah Proses interaksi mahasiswa dengan

pasien/klien dibawah bimbingan dan supervisi yang dilakukan oleh

clinical instructor atau clinical teacher;

9. Debriefing adalah Kegiatan akhir dari proses bimbingan yang

dilakukan segera setelah mahasiswa menyelesaikan praktik klinik;

10. Supervisi adalah Metode pembelajaran praktik yang dilakukan

dengan cara pembimbing mengontrol dan mengawasi kegiatan

praktik klinik mahasiswa;

11. Sarana Lahan Praktik adalah Segala sesuatu yang dapat dipakai

sebagai alat dalam mencapai tujuan pada kegiatan praktik klinik;

12. Prasarana lahan praktik adalah Segala sesuatu yang merupakan

penunjang utama terselenggaranya kegiatan praktik klinik;

Page 15: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 8

13. Nota Kesepahaman (MoU) adalah Dokumen yang memuat saling

pengertian dan kerjasama antara institusi pendidikan dan lahan

praktik dalam penyelenggaraan kegiatan praktik klinik.

Page 16: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 9

BAB II

STANDAR LAHAN PRAKTIK DIPLOMA III AKUPUNKTUR

A. Tenaga Pembimbing

1. Clinical Teacher

a. Pengertian

Clinical teacher adalah dosen dari institusi pendidikan Akupunktur

yang bertanggungjawab dalam pengajaran/praktik mahasiswa di

lahan praktik. Fungsi utama dari clinical teacher adalah

melaksanakan supervisi, pembimbingan, dan menguji mahasiswa

sehingga dapat mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum.

b. Kriteria clinical teacher

1) Dosen atau dosen tim mata ajar yang terlibat dalam

pembelajaran Akupunktur di kelas atau laboratorium dengan

pengalaman klinik minimal 1 (satu) tahun.

2) Memiliki Sertifikat Kompetensi atau Surat Ijin Pengobat

Tradisional Akupunktur atau Surat Tanda Registrasi (STR)

Akupunktur atau setidak-tidaknya memiliki Surat Keputusan

sebagai clinical teacher dari institusi pendidikan yang

menaunginya.

3) Memahami dan menguasai peran fungsinya sebagai clinical

teacher.

2. Clinical Instructor

a. Pengertian

Clinical instructor adalah Akupunkturis, Ahli Madya Akupunktur, dan

atau dokter Akupunktur yang bekerja di lahan praktik dan memiliki

Page 17: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 10

tugas dan tanggungjawab memfasilitasi dan membimbing

mahasiswa dalam melaksanakan praktik. Fungsi utama dari

instruktur klinik adalah memfasilitasi, melaksanakan bimbingan

praktik, supervisi dan menguji pada mahasiswa sehingga dapat

mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum DIPLOMA III

Akupunktur.

b. Kriteria

1) Tenaga kesehatan yang memiliki sertifikat kompetensi di bidang

Akupunktur yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang

dan sah dengan pengalaman klinik minimal 3 (tiga) tahun.

2) Memiliki Sertifikat Kompetensi atau Surat Ijin Pengobat

Tradisional Akupunktur atau Surat Tanda Registrasi (STR)

Akupunktur atau setidak-tidaknya memiliki Surat Keputusan

sebagai clinical Instructor dari institusi pendidikan yang

menaunginya.

3) Memiliki SK pengangkatan sebagai Clinical Instructor

4) Memahami dan menguasai peran fungsinya sebagai clinical

instructor

B. Prasarana dan Sarana Lahan Praktik

1. Prasarana lahan praktik

a. Pengertian

Prasarana lahan praktik adalah segala sesuatu yang merupakan

penunjang utama terselenggaranya kegiatan praktik klinik

Akupunktur. Dalam hal ini adalah lahan praktik itu sendiri yang terdiri

Page 18: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 11

dari Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik Akupunktur, Institusi pelayanan

kesehatan lainnya.

b. Kriteria prasarana lahan praktik adalah sebagai berikut :

1) Rumah Sakit

a) Rumah sakit pendidikan dan non pendidikan meliputi rumah

sakit tipe A, tipe B, dan tipe C.

b) Memiliki unit pelayanan Akupunktur

c) Memiliki Clinical Instructor (CI) yang memenuhi kriteria

dengan jumlah yang memadai (Rasio CI dan mahasiswa

adalah 1 : 5-8).

d) Tersedianya berbagai jenis kasus Akupunktur dan jumlah

pasien / klien yang memadai untuk mencapai kompetensi

yang diinginkan.

e) Tersedianya tempat / ruangan untuk pelaksanaan bimbingan,

yang meliputi kegiatan briefing, debriefing, clinical practice,

presentasi kasus, evaluasi dan seminar.

f) Memiliki Nota kesepahaman (MoU)

g) Tersedia fasilitas media pembelajaran

h) Tersedia sarana hygiene, sanitasi (termasuk penanganan

limbah) dan pelindung diri untuk menjamin keselamatan

pasien, Akupunkturis, ahli madya Akupunktur, dokter

Akupunktur, dan mahasiswa.

i) Tersedianya ruang dan peralatan Akupunktur sesuai dengan

standar pelayanan minimal untuk melakukan asuhan

Akupunktur.

Page 19: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 12

2) Puskesmas

a) Memiliki unit pelayanan Akupunktur

b) Memiliki Clinical Instructor (CI) yang memenuhi kriteria

dengan jumlah yang memadai (Rasio CI dan mahasiswa

adalah 1: 5-8).

c) Tersedianya berbagai jenis kasus Akupunktur dan jumlah

pasien/klien yang memadai untuk mencapai kompetensi yang

diinginkan

d) Tersedianya berbagai jenis kasus Akupunktur dan jumlah

pasien / klien yang memadai untuk mencapai kompetensi

yang diinginkan.

e) Tersedianya tempat / ruangan untuk pelaksanaan bimbingan,

yang meliputi kegiatan briefing, debriefing, clinical practice,

presentasi kasus, evaluasi dan seminar.

f) Memiliki nota kesepahaman (MoU)

g) Tersedia fasilitas media pembelajaran

h) Tersedia sarana hygiene, sanitasi (termasuk penanganan

limbah) dan pelindung diri untuk menjamin keselamatan

pasien, Akupunkturis, ahli madya Akupunktur, dokter

Akupunktur, dan mahasiswa.

i) Tersedianya ruang dan peralatan Akupunktur sesuai dengan

standar pelayanan minimal untuk melakukan asuhan

Akupunktur.

Page 20: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 13

3) Klinik Akupunktur

a) Memiliki unit pelayanan Akupunktur

b) Memiliki Clinical Instructor (CI) yang memenuhi kriteria

dengan jumlah yang memadai (Rasio CI dan mahasiswa

adalah 1: 5-8).

c) Tersedianya berbagai jenis kasus Akupunktur dan jumlah

pasien/klien yang memadai untuk mencapai kompetensi yang

diinginkan

d) Tersedianya tempat / ruangan untuk pelaksanaan bimbingan,

yang meliputi kegiatan briefing, debriefing, clinical practice,

presentasi kasus, evaluasi dan seminar.

e) Memiliki nota kesepahaman (MoU)

f) Tersedia fasilitas media pembelajaran

g) Tersedia sarana hygiene, sanitasi (termasuk penanganan

limbah) dan pelindung diri untuk menjamin keselamatan

pasien, Akupunkturis, ahli madya Akupunktur, dokter

Akupunktur, dan mahasiswa.

h) Tersedianya ruang dan peralatan Akupunktur sesuai dengan

standar pelayanan minimal untuk melakukan asuhan

Akupunktur.

4) Institusi Pelayanan Kesehatan Lainnya

a) Memiliki unit pelayanan Akupunktur

b) Memiliki Clinical Instructor (CI) yang memenuhi kriteria

dengan jumlah yang memadai (Rasio CI dan mahasiswa

adalah 1: 5-8).

Page 21: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 14

c) Tersedianya berbagai jenis kasus yang memadai untuk

mencapai kompetensi yang diinginkan.

d) Tersedianya tempat / ruangan untuk pelaksanaan bimbingan,

yang meliputi kegiatan briefing, debriefing, clinical practice,

presentasi kasus, evaluasi dan seminar.

e) Memiliki nota kesepahaman (MoU)

f) Tersedia fasilitas media pembelajaran

g) Tersedia sarana hygiene sanitasi dan pelindung diri untuk

menjamin keselamatan pasien, Akupunkturis, dan

mahasiswa.

h) Tersedianya ruang dan peralatan Akupunktur sesuai dengan

standar pelayanan minimal untuk melakukan asuhan

Akupunktur.

2. Sarana lahan praktik

a. Pengertian

Sarana lahan praktik adalah segala sesuatu yang dapat dipakai

sebagai alat dalam mencapai tujuan pada kegiatan praktik klinik.

b. Kelengkapan Sarana Lahan Praktik

1) Sarana Pemeriksaan

No Jenis

Rumah Sakit

Puskesmas Klinik

Akupunktur

Institusi

Pelayanan

Kesehatan

Lainnya

Tipe

A

Tipe

B

Tipe

C

1. Form

Pemeriksaan √ √ √ √ √ √

2. Stetoskop √ √ √ √ √

3. Tensimeter √ √ √ √ √

Page 22: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 15

4. Antropometri √ √ √ √ √

5. Senter kecil √ √ √ √ √

2) Sarana Terapi

No Jenis

Rumah Sakit

Puskesmas Klinik

Akupunktur

Institusi

Pelayanan

Kesehatan

Lainnya

Type

A

Type

B

Type

C

1. Tempat Tidur √ √ √ √ √ √

2. Jarum Akupunktur

filiform berbagai

ukuran

√ √ √ √ √ √

3.

Elektroterapi √ √ √ √ √ √

a. Elektrostimulator √ √ √ √ √

4.

Terapi Panas

a. Thermal Deep

Penetration √ √ √ √

b. Moksa √ √ √ √ √

C. Sasaran/Target

Tersedianya pasien / klien sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai

setiap mahasiswa, dengan target pencapaian keterampilan minimal

sebagai berikut :

No. KOMPETENSI TARGET

MINIMAL

LAHAN PRAKTIK

1. Mampu melakukan komunikasi efektif kepada

pasien, keluarga pasien, sejawat, dan tim

pelayanan kesehatan.

10 kali

RS, Puskesmas, Klinik

Akupunktur, Instansi

Kesehatan Lainnya

2. Mampu melakukan pemeriksaan Akupunktur 10 kali

RS, Puskesmas, Klinik

Akupunktur, Instansi

Kesehatan Lainnya

Page 23: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 16

No. KOMPETENSI TARGET

MINIMAL

LAHAN PRAKTIK

3. Mampu melakukan asuhan Akupunktur pada

kasus,

a. Muskuloskeletal

b. Gangguan sistem syaraf

c. Gangguan imunologi

d. Gangguan sistem pernafasan

e. Gangguan sistem pencernaan

f. Gangguan sistem reproduksi

g. Gangguan sistem endokrin

h. Gangguan sistem kardiovaskuler

i. Gangguan kulit

10 kali

10 kali

1 kali

5 kali

5 kali

5 kali

5 kali

5 kali

2 kali

RS, Puskesmas, Klinik

Akupunktur, Instansi

Kesehatan Lainnya

6. Mampu melakukan kolaborasi dengan tenaga

kesehatan lain

10 kali RS, Puskesmas, Klinik

Akupunktur, Instansi

Kesehatan Lainnya

7. Mampu memberikan penyuluhan kepada klien 10 kali RS, Puskesmas, Klinik

Akupunktur, Instansi

Kesehatan Lainnya

8. Mampu mendokumentasikan hasil asuhan

Akupunktur

10 kali RS, Puskesmas, Klinik

Akupunktur, Instansi

Kesehatan Lainnya

9. Mampu mengidentifikasi dan menangani tanda dan

gejala kegawatdaruratan

10 kali RS, Puskesmas, Klinik

Akupunktur, Instansi

Kesehatan Lainnya

Page 24: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 17

BAB III

STANDAR LAHAN PRAKTIK BERDASARKAN KOMPETENSI

PENDIDIKAN DIPLOMA III AKUPUNKTUR

Standar lahan praktik Diploma III Akupunktur mengacu kepada

kompetensi kurikulum inti pendidikan Diploma III Akupunktur tahun 2011.

Untuk pencapaian kompetensi sesuai dengan kurikulum dibutuhkan standar

tenaga pembimbing yang memenuhi kualifikasi akademik, sarana prasarana

lahan praktik, jumlah dan variasi kasus/pasien/klien. Secara spesifik standar

tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

No. KELOMPOK

KOMPETENSI SUB KOMPETENSI LAHAN PRAKTIK

KRITERIA LAHAN

PRAKTIK

1. Mampu melakukan

komunikasi efektif

kepada pasien

a. Mampu mengum-

pulkan data umum.

b. Mampu melakukan

komunikasi dengan

pasien dan keluar-

ga pasien.

c. Mampu memahami

aspek kebudayaan

klien.

d. Mampu memahami

aspek latar be-

lakang sosial buda-

ya klien

1) RS Umum

2) Puskesmas

3) Klinik Akupunktur

4) Institusi

Pelayanan

Kesehatan

lainnya

a) Memiliki tenaga

pembimbing, sara-

na dan prasarana

lahan praktik se-

perti tersebut di

BAB II

b) Mempunyai pelaya-

nan / program Aku-

punktur untuk pasi-

en, klien, keluarga,

dan masyarakat

c) Memiliki pelayanan

Akupunktur sesuai

dengan standar

pelayanan

Akupunktur

d) Memiliki suasana

kondusif untuk

belajar

2. Mampu melakukan

pengkajian pada ber-

a. Mampu melakukan

pemeriksaan fisik

1) RS Umum

2) Puskesmas

a) Memiliki tenaga

pembimbing, sara-

Page 25: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 18

No. KELOMPOK

KOMPETENSI SUB KOMPETENSI LAHAN PRAKTIK

KRITERIA LAHAN

PRAKTIK

bagai kasus Akupun-

ktur

inspeksi (Wang)

b. Mampu melakukan

pemeriksaan fisik

dengan cara men-

dengar dan mem-

bau (Wen)

c. Mampu melakukan

pemeriksaan

anamnesis atau

wawancara (Wen)

d. Mampu melakukan

pemerikasaan fisik

Palpasi (Cie)

e. Mampu memahami

dan melakukan

pemeriksaan

penunjang seperti

pengukuran tensi,

berat badan, tinggi

badan dll.

3) Klinik Akupunktur

4) Institusi Pela-

yanan Kesehatan

lainnya

na dan prasarana

lahan praktik se-

perti tersebut di

BAB II

b) Mempunyai pela-

yanan / program

Akupunktur untuk

pasien, klien, ke-

luarga, dan mas-

yarakat

c) Memiliki pelayanan

Akupunktur sesuai

dengan standar

pelayanan

Akupunktur

d) Memiliki suasana

kondusif untuk

belajar

e) Memiliki dokumen-

tasi dengan pende-

katan SOAP

3. Mampu melakukan

analisis pemeriksaan

dan menegakkan

asuhan Akupunktur

a. Mampu mengana-

lisis berdasarkan

delapan dasar

diagnosa

b. Mampu menen-

tukan differensiasi

sindrom Akupunk-

tur

c. Mampu menegak-

kan asuhan Aku-

punktur

1) RS Umum

2) Puskesmas

3) Klinik Akupunktur

4) Institusi Pelaya-

nan Kesehatan

lainnya

a) Memiliki tenaga

pembimbing, sara-

na dan prasarana

lahan praktik se-

perti tersebut di

BAB II

b) Mempunyai pela-

yanan / program

Akupunktur untuk

pasien, klien, ke-

luarga, dan mas-

yarakat

c) Memiliki pelayanan

Akupunktur sesuai

dengan standar

pelayanan Aku-

punktur

d) Memiliki suasana

kondusif untuk

Page 26: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 19

No. KELOMPOK

KOMPETENSI SUB KOMPETENSI LAHAN PRAKTIK

KRITERIA LAHAN

PRAKTIK

belajar

e) Memiliki dokumen-

tasi dengan pende-

katan SOAP

4. Mampu melakukan

perencanaan asuhan

Akupunktur

a. Mampu memper-

siapkan sarana dan

prasarana pelaya-

nan Akupunktur

b. Mampu menen-

tukan prinsip terapi

dan cara terapi

c. Mampu menen-

tukan titik Akupunk-

tur

d. Mampu menen-

tukan alat

Akupunktur yang

sesuai

1) RS Umum

2) Puskesmas

3) Klinik Akupunktur

4) Institusi Pelaya-

nan Kesehatan

lainnya

a) Memiliki tenaga

pembimbing, sara-

na dan prasarana

lahan praktik se-

perti tersebut di

BAB II

b) Mempunyai pela-

yanan / program

Akupunktur untuk

pasien, klien, kelu-

arga, dan mas-

yarakat

c) Memiliki pelayanan

Akupunktur sesuai

dengan standar

pelayanan

Akupunktur

d) Memiliki suasana

kondusif untuk

belajar

e) Memiliki

dokumentasi

dengan

pendekatan SOAP

5. Mampu melakukan

terapi Akupunktur

a. Mampu menerap-

kan metode penu-

sukan

b. Mampu melakukan

rangsangan manu-

al

c. Mampu melakukan

rangsangan termik

d. Mampu melakukan

rangsangan elektrik

e. Mampu meman-

faatkan atau mene-

1) RS Umum

2) Puskesmas

3) Klinik Akupunktur

4) Institusi Pelaya-

nan Kesehatan

lainnya

a) Memiliki tenaga

pembimbing, sara-

na dan prasarana

lahan praktik se-

perti tersebut di

BAB II

b) Mempunyai pela-

yanan / program

Akupunktur untuk

pasien, klien, ke-

luarga, dan mas-

yarakat

Page 27: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 20

No. KELOMPOK

KOMPETENSI SUB KOMPETENSI LAHAN PRAKTIK

KRITERIA LAHAN

PRAKTIK

rapkan hasil pene-

litian bidang Aku-

punktur

c) Memiliki pelayanan

Akupunktur sesuai

dengan standar

proses Akupunktur

d) Memiliki suasana

kondusif untuk

belajar

e) Memiliki dokumen-

tasi dengan pende-

katan SOAP

6. Mampu melakukan

kolaborasi dengan

tenaga kesehatan

lain

a. Mampu melakukan

kolaborasi tindakan

dengan tenaga

kesehatan lain

b. Mampu mengiden-

tifikasi kasus yang

perlu dilakukan

rujukan

1) RS Umum

2) Puskesmas

3) Klinik Akupunktur

4) Institusi Pelaya-

nan Kesehatan

lainnya

a) Memiliki tenaga

pembimbing, sara-

na dan prasarana

lahan praktik

seper-ti tersebut di

BAB II

b) Mempunyai pela-

yanan / program

Akupunktur untuk

pasien, klien, ke-

luarga, dan mas-

yarakat

c) Memiliki pelayanan

Akupunktur sesuai

dengan standar

pe-layanan

Akupunktur

d) Memiliki suasana

kondusif untuk

belajar

e) Memiliki dokumen-

tasi dengan pende-

katan SOAP

7. Mampu memberikan

promosi kesehatan

a. Mampu melakukan

penyuluhan tentang

konsep sehat dan

sakit

b. Mampu membe-

rikan anjuran dan

1) RS Umum

2) Puskesmas

3) Klinik Akupunktur

4) Institusi Pelaya-

nan Kesehatan

lainnya

a) Memiliki tenaga

pembimbing, sara-

na dan prasarana

lahan praktik se-

perti tersebut di

BAB II

Page 28: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 21

No. KELOMPOK

KOMPETENSI SUB KOMPETENSI LAHAN PRAKTIK

KRITERIA LAHAN

PRAKTIK

saran yang sesuai

dengan kondisi

pasien berdasarkan

ilmu Akupunktur

c. Mampu melakukan

penyuluhan kese-

hatan yang berhu-

bungan dengan

Akupunktur

b) Mempunyai pela-

yanan / program

Akupunktur untuk

pasien, klien, ke-

luarga, dan mas-

yarakat

c) Memiliki pelayanan

Akupunktur sesuai

dengan standar

pelayanan

Akupunktur

d) Memiliki suasana

kondusif untuk

belajar

e) Memiliki dokumen-

tasi dengan pende-

katan SOAP

8. Mampu mendoku-

mentasikan asuhan

Akupunktur

a. Mampu melakukan

pencatatan dan

pelaporan asuhan

Akupunktur

b. Mampu membuat

rekapitulasi asuhan

Akupunktur

c. Mampu menggu-

nakan teknologi

informasi penun-

jang

1) RS Umum

2) Puskesmas

3) Klinik Akupunktur

4) Institusi Pelaya-

nan Kesehatan

lainnya

a) Memiliki tenaga

pembimbing, sara-

na dan prasarana

lahan praktik se-

perti tersebut di

BAB II

b) Mempunyai pela-

yanan / program

Akupunktur untuk

pasien, klien, ke-

luarga, dan mas-

yarakat

c) Memiliki pelayanan

Akupunktur sesuai

dengan standar

pelayanan Aku-

punktur

d) Memiliki suasana

kondusif untuk

belajar

e) Memiliki dokumen-

tasi dengan pende-

katan SOAP

Page 29: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 22

No. KELOMPOK

KOMPETENSI SUB KOMPETENSI LAHAN PRAKTIK

KRITERIA LAHAN

PRAKTIK

9. Mampu

mengidentifikasi dan

menangani tanda dan

gejala

kegawatdaruratan

a. Mampu

mengidentifikasi

kasus

kegawatdaruratan

b. Mampu

mengidentifikasi

dan menangani

kegawatdaruratan

akibat tindakan

Akupunktur

c. Mampu melakukan

bantuan hidup

dasar

1) RS Umum

2) Puskesmas

3) Klinik Akupunktur

4) Institusi Pelaya-

nan Kesehatan

lainnya

a) Memiliki tenaga

pembimbing, sara-

na dan prasarana

lahan praktik se-

perti tersebut di

BAB II

b) Mempunyai pela-

yanan / program

Akupunktur untuk

pasien, klien, ke-

luarga, dan mas-

yarakat

c) Memiliki pelayanan

Akupunktur sesuai

dengan standar

pelayanan Aku-

punktur

d) Memiliki suasana

kondusif untuk

belajar

e) Memiliki dokumen-

tasi dengan pende-

katan SOAP

Catatan :

Kompetensi Pada Standar Lahan Praktik ini disusun dengan berdasarkan

pengelompokan area kompetensi tanpa mengurangi esensi pada Standar

Kompetensi Lulusan.

Page 30: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 23

BAB IV

PENUTUP

Standar lahan praktik Diploma III Akupunktur ini merupakan acuan bagi

pengelola pendidikan Diploma III Akupunktur termasuk clinical teacher yang

bertanggung jawab terhadap praktik klinik Akupunktur. Disamping itu, buku

ini juga sebagai acuan bagi institusi lahan praktik dan para clinical instructor

di lahan praktik dalam upaya meningkatkan kualitas praktik klinik Akupunktur

secara optimal yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas kompetensi

lulusan.

Buku standar lahan praktik pendidikan Diploma III Akupunktur ini digunakan

sebagai acuan yang bersifat umum dalam mengelola praktik klinik

Akupunktur. Dalam implementasinya masih dimungkinkan mengadakan

pengaturan sesuai kebutuhan praktik klinik program Diploma III Akupunktur

dan kondisi setempat yang tidak bertentangan dengan standar lahan praktik

Akupunktur ini serta tidak mengabaikan kompetensi lulusan.

Selanjutnya, bagi pengelola institusi pendidikan dan pengelola pelayanan

Akupunktur hendaknya senantiasa mengikuti perkembangan ilmu Akupunktur

di setiap area pelayanan Akupunktur yang digunakan sebagai lahan praktik.

Page 31: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur

KONTRIBUTOR

Standar Lahan Praktik Diploma III Akupunktur ini berhasil disusun atas partisipasi aktif

dan kontribusi positif dari berbagai pihak, antara lain:

Tingkat Pusat :

Dr. Donald Pardede, MPPM; Dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan, MHA; Dra. Trini Nurwati,

M.Kes; Sri Sunarsih, DFM, Msi; Asep Fithri Hilman, S.Si, M.Pd; Ismawiningsih, SKM,

MKM; Yuyun Widyaningsih, S.Kep, MKM; Eric Irawati, S.SiT; Ns I Ratnah, S.Kep; Dora

Handyka, S.ST; Matadih, S.Sos.

Tingkat Daerah : Ns. Sumanto, S.Kep, ,M.Kes (Poltekkes Kemenkes Surakarta);

Hanung Prasetya, S.Kep, M.Si (Poltekkes Kemenkes Surakarta); Sri Yatmihatun, S.Kep,

Ns, MSc (Poltekkes Kemenkes Surakarta); Jatmiko Rinto Wahyudi, AMd.,Akp

(Poltekkes Kemenkes Surakart); Purwanto, AMd.Akp (Poltekkes Kemenkes Surakarta);

Risna Widowati, AMd.,Akp (Poltekkes Kemenkes Surakarta), dr. Shirley Andriani

(Akademi Akupunktur Surakarta); Amal Prihatono, S.Ked (Poltekkes Soepraoen

Malang), Ikhwan Abdullah, AMd.Akp (Poltekkes Soepraoen Malang), Frida Aprilia

Damayanti, AMd.Akp (Akademi Akupunktur Surabaya).

Dan semua individu/pihak yang telah membantu penyusunan Standar Lahan Praktik

D.III Akupunktur yang tidak dapat disebutkan satu – persatu.

Page 32: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur

Page 33: KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM · PDF filerambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan ... mata dan pencegahan kebutaan ... dalam meningkatkan mutu pembelajaran

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur