KEMAMPUAN MELUKIS CAT AIR DIATAS GERABAH PADA SISWA …
Transcript of KEMAMPUAN MELUKIS CAT AIR DIATAS GERABAH PADA SISWA …
KEMAMPUAN MELUKIS CAT AIR DIATAS GERABAH
PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 34 MAKASSAR
SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada
Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Faramitha Almamitha 105410 0322 10
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran A. Hasil Wawancara
Lampiran B. Dokumentasi
Lampiran C Permohonan Judul
Lampiran D. Persetujuan Judul
Lampiran E. Kartu Kontrol Proposal
Lampiran F. Berita Acara UJian Proposal
Lampiran G. Berita Acara Perbaikan Ujian Proposal
Lampiran H. Kartu Kontrol Skripsi
Lampiran I. Persuratan
LP3M (Lembaga Penelitian,Pengembangan dan Pegabdian
kepada Masyarakat).
BKPMD (Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah)
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Sekolah
DOKUMENTASI
RIWAYAT HIDUP
faramitha Almamitha, lahir di Ujung Pandang pada tanggal 20 Mei 1990,
penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, anak dari Ayahanda
Yari Mangey dan Ibunda Suarni Sampeako.
Penulis menamatkan pendidikan di SD Inpres Mangga 3 pada tahun 2003,
pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan di SMPN 34 Makassar dan
tamat pada tahun 2006, melanjutkan pendidikan di SMA. Neg.18 Makassar tamat pada tahun
2009. Di tahun 2010 melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar pada
Program Studi Pendidikan Seni Rupa. Berkat lindungan Tuhan YME, dan iringan Do’a kedua
orang tua serta saudaraku, juga berkat bimbingan para dosen dan support dari teman-teman
seperjuangan, sehingga dalam mengikuti pendidikan di perguruan tinggi berhasil menyusun
skripsi yang berjudul: “Kemampuan Melukis dengan Menggunakan Media Gerabah Pada Siswa
kelas VII SMP Negeri 34 Makassar”.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diajarkan karena pemberian
pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi
melalui pendekatan: “belajar dengan seni,” “belajar melalui seni” dan “belajar
tentang seni. : Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain (BSNP,
2006).
Salah satu tujuan pembelajaran seni budaya dan keterampilan adalah agar
peserta didik memiliki kemampuan menampilkan kreativitas melalui seni budaya
dan keterampilan. Pelaksanaan pendidikan seni budaya dan keterampilan di
sekolah umum terutama tingkat pendidikan lanjutan harus berdasarkan prinsip
bahwa pendidikan seni merupakan wahana bermuatan edukatif dan membangun
kreativitas siswa. Seni rupa dapat dibedakan menjadi seni rupa murni, seni kriya,
dan desain. (Sadiman, 1995: 30).
Seni lukis merupakan salah satu contoh seni rupa murni yang mengutamakan
nilai estetika dari pada nilai guna. Pada umumnya, sebuah karya seni lukis
merupakan suatu gambaran atau ungkapan ekspresi dari seorang pelukis.
Kebanyakan pelukis biasanya akan menemukan kepuasan tersendiri dengan karya
yang ia hasilkan. Para seniman dapat secara bebas mengekspresikan diri dalam
lukisan sehingga dihasilkan suatu karya yang memiliki nilai estetika yang tinggi.
1
2
Bagi penikmat lukisan, sebuah karya lukisan adalah keindahan yang
menimbulkan decak kagum sehingga tidak jarang para kolektor sanggup
mengeluarkan sejumlah uang yang tidak sedikit hanya untuk memiliki lukisan
yang mencuri perhatiannya. Oleh karena itu, meskipun tidak memperhatikan nilai
guna, karya seni lukis merupakan salah satu karya seni yang memiliki nilai
ekonomis tinggi.
Lukisan merupakan seni rupa murni dua dimensi yang dituangkan dalam
media lukis (kanvas, kertas, dll) dengan menggunakan alat lukis seperti
cat, pensil, dan lain sebagainya. Dengan konsep titik, garis, bidang,
bentuk, volume, warna, tekstur, dan efek pencahayaan dengan acuan
estetika, maka terciptalah suatu karya lukisan yang dapat dinikmati
keindahannya. Menurut Nugiyono, (2015)
Pada dasarnya seni lukis memiliki fungsi entertain atau hiburan melalui
nilai estetika yang terkandung di dalamnya. Lebih jauh seni lukis berfungsi
sebagai media sosial melalui sebuah gambar dan ekspresi seniman dalam upaya
merespon berbagai aspek yang ada di lingkungannya melalui karya lukisan.
Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk
kemudian dibakar untuk dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan
manusia. Gerabah sendiri digunakan sebagai peralatan rumah tangga. Istilah
gerabah biasanya untuk menunjukan barang pecah belah yang terbuat dari tanah
liat (Galaxy, 2011:18).
Adapun pembelajaran pendidikan seni rupa di SMP Negeri 34 Makassar
ini dilakukan secara tidak beraturan antara pembelajaran teori dengan praktik,
padahal seharusnya pembelajaran seni rupa ini dilakukan secara berimbang
sehingga hasilnya maksimal, karena siswa cenderung untuk sulit diatur.
3
Selain itu pembelajaran seni rupa di SMP Negeri 34 Makassar, khususnya
pembelajaran melukis cat air diatas gerabah ini merupakan pembelajaran yang
belum pernah diajarkan kepada siswa dan merupakan hal baru bagi mereka.
Sehingga dengan adanya pembelajaran melukis cat air diatas gerabah ini
diharapkan siswa mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru dalam hal
melukis khususnya melukis cat air diatas gerabah.
Melalui pembelajaran pendidikan seni rupa, siswa dapat mengembangkan
rasa kebanggaan dalam menciptakan ungkapan pikiran dan perasaan. Namun, ada
juga siswa yang kurang memahami tentang pembelajaran pendidikan seni rupa ini,
sehingga beranggapan bahwa pembelajaran seharusnya diiringi dengan bakat. Jika
tidak berbakat, maka hasil yang diperoleh tidak akan bagus.
Jika berkarya seni lukis ini terus dilanjutkan tanpa adanya evaluasi
maupun pengukuran terhadap kemampuan peserta didik, tidak akan diketahui
sejauh mana keberhasilan pendidik dalam mengajar. Tidak akan pernah diketahui
apa yang menjadi inti persoalan dalam masalah-masalah yang selama ini terjadi.
Diharapkan bisa mengetahui faktor keberhasilan dan kegagalan peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran. Inilah yang menggugah penulis untuk meneliti
tentang kemampuan melukis cat air diatas gerabah pada siswa kelas VII.a SMP
Negeri 34 Makassar, agar bisa dijadikan sebagai landasan evaluasi dari sisi
kelemahan yang dimiliki oleh sekolah sehingga upaya menunjang kemampuan
peserta didik dalam berkarya seni lukis dapat dipenuhi.
B. Rumusan Masalah
4
Untuk terarahnya penelitian ini rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana kemampuan melukis cat air di atas gerabah pada siswa kelas
VII SMP Negeri 34 Makassar?
2. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam proses
melukis cat air di atas gerabah pada siswa kelas VII SMP Negeri 34
Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data yang jelas mengenai:
1. Sejauh mana kemampuan melukis dengan mengguanakan media
gerabah pada siswa kelas VII SMP Negeri 34 Makassar.?
2. Dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam proses
melukis dengan menggunakan media gerabah pada siswa kelas VII
SMP Negeri 34 Makassar.?
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara akademik
1. Menjadi masukan bagi sekolah dalam upaya peningkatan kualitas
pengetahuan dan keterampilan peserta didik terutama dalam kegiatan
melukis cat air diata gerabah..
2. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dengan mengaplikasikan ilmu
yang telah diperoleh secara teori di lapangan
3. Bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagai acuan terhadap
5
pengembangan ataupun pembuatan dalam penelitian yang sama
2. Secara praktis
Dapat memberikan masukan dan informasi yang berarti bagi SMP Negeri 34
Makassar tentang kemampuan peserta didik kelas VII dalam menciptakan
seni lukis pada media gerabah.
3. Secara teoritis
Dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu
seni lukis, khususnya yang terkait dengan kemampuan melukis pada gerabah.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
Pada bagian ini akan disajikan beberapa teori yang dijadikan sebagai
karangka acuan dalam penelitian ini. Teori yang dimaksud merupakan hasil kajian
pustaka yang dilakukan penulis dari berbagai sumber. Sebagai pedoman dalam
melaksanakan penelitian, ada beberapa teori yang akan dikemukakan di bawah ini
yang ada hubungannya dengan kemampuan peserta didik kelas VII.a dalam
menciptakan karya lukis cat air diatas gerabah.
1. Pengertian kemampuan
Ada beberapa komponen kemampuan yang tercakup dalam ilmu
pengetahuan, namun yang diuraikan adalah yang berkenaan dengan tulisan ini
yaitu :
a. Kemampuan pengetahuan
Menurut Tirtaraharja dalam Sukarman, (l99l: l5) ”mengetahui” didefinisikan
sebagai ”ingatan kembali terhadap materi/bahan yang telah dipelajari
sebelumnya”. Oleh Subiyanto dalam Sukarman, (1991: 16), dikemukakan bahwa
“ini bersangkutan dengan ingatan, ialah segala sesuatu yang terekam oleh otak
seseorang”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan merekam ialah
segala sesuatu yang diperoleh melalui hasil belajar, baik secara formal maupun
secara nonformal
6
7
b. Kemampuan memahami
Tirtaraharja dalam Sukarman, (1991: 15) mendefenisikan “pemahaman”
sebagai “kemampuan menyerap arti dari materi/bahan yang telah dipelajari”.
Sementara itu Subiyanto dalam Sukarman, (1991) mengemukakan bahwa;
Ini bersangkutan dengan inti sari dari sesuatu, ialah sesuatu bentuk pengertian
atau pemahaman yang menyebabkan seseorang mengetahui apa yang sedang
dikomunikasikan, dan dapat mengkomunikasikan bahan atau ide yang
dikomunikasikan itu tanpa harus menghubungkan dengan bahan lain.
Jadi kemampuan memahami dimaksudkan sebagai kemampuan dalam
menyerap arti atau inti sari dan materi/bahan yang telah dipelajari agar lebih
mudah mengetahui sesuatu yang dikomunikasikan dan mampu
mengkomunikasikan sendiri.
2. Pengertian melukis
Menurut Nugiyono, (2015) melukis merupakan salah satu contoh seni rupa
murni dua dimensi yang mengutamakan nilai estetika dari pada nilai guna. Pada
umumnya, sebuah karya seni lukis merupakan suatu gambaran atau ungkapan
ekspresi.
Melukis merupakan seni rupa murni dua dimensi yang dituangkan dalam
media lukis seperti kanvas, krtas dan lain-lain. Dengan menggunakan alat seperti
cat, pensil, dan lain sebagainya. Dengan konsep titik, garis, bidang, bentuk,
volume, warna, tekstur dan efek pencahayaan dengan acuan estetika, maka
terciptalah suatu karya lukisan yang dapat dinikmati keindahannya.
Pada dasarnya seni lukis memiliki fungsi entertain atau hiburan melalui nilai
8
estetika, yang terkandung di dalamnya. Lebih jauh seni lukis berfungsi sebagai
media social melalui sebuah gambar dan ekspresi dalam upaya merespon berbagai
aspek yang ada di lingkungannya melalui karya lukisan.
Pengertian lain menyebutkan bahwa seni lukis adalah sebuah pengembangan
yang lebih utuh dan kompleks dari kegiatan menggambar. Kegiatan dalam seni
lukis adalah melukis yang diartikan sebagai suatu kegiatan mengolah medium dua
dimensi atau suatu permukaan objek tiga dimensi untuk memperoleh kesan
tertentu terhadap objek tersebut.
Jadi pengertian melukis adalah salah satu bagian dari seni berupa benda mati
yang diwujudkan dalam bentuk gambar dua atau tiga dimensi.
3. Pengertian berkarya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (l997: 451) dijelaskan bahwa karya
adalah hasil perbuatan; buatan; ciptaan (terutama hasil karangan). Sedangkan,
berkarya adalah mempunyai pekerjaan tetap, berprofesi. Dan berkarya dapat
diartikan mencipta (melukis, mengarang dan sebagainya). Jadi berkarya adalah
penggunaan keterampilan dan imajinasi secara kreatif dalam menghasilkan benda-
benda estetis.
Menurut Balqis, (2011) berkarya artinya mengerjakan suatu pekerjaan sampai
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi semua orang. Karya tersebut dapat
berupa benda, jasa, atau hal yang lainnya. Berkarya adalah kemampuan untuk
menghasilkan sesuatu berupa hasil pekerjaannya. Berkarya sangat erat untuk
hubungannya dengan kerja keras. Kerja keras menunjukkan bahwa seseorang
mempunyai keinginan untuk memperoleh hasil secara baik dan efektif.
9
Dalam hal berkarya seni. Pada hakikatnya berkarya seni merupakan suatu
proses pendewasaan diri dalam rangka membentuk suatu keutuhan kerangka
berfikir atau penjiwaan terhadap sesuatu hal lain yang senantiasa berubah-ubah
sesuia dengan pola pikir dan perasaan atas apa yang dialami dan terjadi
disekitarnya.
Jadi pengertian berkarya adalah suatu langkah awal dan penentu terciptanya
suatu karya seni dan merupakan suatu hal yang wajar bahwa setiap orang
mempunyai konsep karya seni yang berbeda-beda sesuai apa penjiwaan dan ide
masing-masing sehingga dapat melahirkan suatu keterampilan, imajinasi dan
kreatif.
4. Jenis-jenis aliran seni lukis.
Menurut Nugiyono, (2015) Perkembangan seni lukis modern di mulai pada
masa karya lukisan yang disebut impresionisme berkembang di Eropa dan
kemudian mempengaruhi perkembangan seni rupa di dunia. Seiring dengan
perkembangannya, munculah aliran-aliran seni lukis yang berpengaruh di dunia.
Berikut beberapa aliran seni lukis yang terkenal di dunia.
1. Romantisme.
Aliran romantisme merupakan aliran seni lukis yang mengungkapkan sebuah
kejadian atau peristiwa yang dianggap menarik dan istimewa, karya aliran
romantisme cenderung kaku dan statis. Berikut cirri-ciri aliran romantisme.
1. Tema kejadian yang mengenaskan
2. Ungkapan penuh gerak dan berlebihan
3. Cenderung di dramatisir
10
4. Cenderung menggunakan warna-warna cerah
Gambar 2.1. Contoh lukisan aliran romantisme
(Sumber: Nugiyono, 2015)
2. Realisme.
Aliran realisme cenderung menghasilkan karya yang mengungkapkan
fenomena nyata yang terjadi di alam dan kehidupan yang dialamisecara objektif.
Berikut cirri-ciri aliran realism.
1. Cenderung sesuai dengan fakta-fakta dan sesuai dengan perbuatan alam
2. Tidak berlebihan dalam hal warna dan keindahan seni.
3. Cenderung meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat menyerupai
bentuk aslinya.
Gambar 2.2. Contoh lukisan aliran realism
( Sumber : Nugiyono, 2015)
11
3. Naturalisme.
Sesuai dengan namanya, aliran ini sangat memperhatikan alam. Aliran
naturalisme mencoba memvisualisasikan sebuah keadaan alam ke atas sebuah
kanvas. Cirri-ciri naturalisme antara lain.
1. Tema alam lingkungan yang memiliki potensi tinggi.
2. Mengutamakan unsur-unsur keindahan sehingga hanya keadaan alam
tertentu yang menjadi objek lukisan.
3. Tidak banyak melibatkan ekspresi melainkan sebuah objektif yang nyata.
4. Cenderung selalu menampilkan unsur alam yang objektif.
Gambar 2.3. Contoh lukisan aliran naturalism
( Sumber : Nugiyono, 2015)
4. Ekspresionisme.
Aliran seni lukis ini memandang dan mengungkapkan kebebasan jiwa sebagai
dasar ungkapan yang dituangkan dalam sebuah kanvas. Dengan gaya seperti itu,
aliran ini memiliki ciri-ciri antara lain.
1. Mengutamakan tema berdasarkan kebebasan.
2. Cenderung selalu memberikan efek yang bisa diambil dari kasat mata.
12
Gambar 2.4. Contoh lukisan aliran ekspresionisme
( Sumber : Nugiyono, 2015)
5. Impresionisme.
Aliran seni lukis ini mengungkapkan sebuah lukisan berdasarkan kenyataan
alam yaitu murni yang berasal dari temuan objek alam sekitarnya, dengan
pertimbangan berdasarkan kondisi alam yang diinginkan. Cirri-ciri aliran ini
antara lain.
1. Karya cenderung tidak mendetail tanpa garis penegas.
2. Objek yang dihasilkan agak kabur.
3. Objek sangat alam.
Gambar 2.5. Contoh lukisan aliran impresionisme
(Sumber : Nugiyono, 2015)
13
6. Abstrak.
Aliran seni lukis yang beranggapan bahwa dalam setiap gambarnya tidak
banyak bentuk yang tidak menyamai bentuk dari alam melainkan imajinasi dari
sang seniman sendiri. Cirri-ciri antara lain.
1. Seni ini menampilkan unsur-unsur seni rupa yang disusun tidak terbatas
pada bentuk-bentuk yang ada di alam.
2. Garis, bentuk dan warna, ditampilkan pada mengindahkan bentuk asli di
alam.
Gambar 2.6. Contoh lukisan aliran abstrak
( Sumber : Nugiyono,2015)
7. Dadaisme.
Dadaisme merupakan aliran seni lukis dengan cara menyajikan karya artisti,
dari bentuk yang seram, magic, menyeramkan, kekanak-kanakan (naïve)
terkadang mengesankan ciri-cirinya.
1. Dominasi warna hitam, merah, putih, hijau, dengan pewarnaan primer,
tajam, dan kontras.
14
2. Cenderung menggambarkan kembali kearah primitive, kuno.
Gambar 2.7. Contoh lukisan aliran dadaisme
( Sumber : Nugiyono,2015)
15
Gambar 2.8. Contoh lukisan menggunakan media gerabah
(Sumber : Nugiyono, 2015)
16
B. Kerangka Pikir
Keberadaan pendidik dan peserta didik merupakan dua faktor yang
sangat penting di mana diantara keduanya saling berkaitan. Kegiatan belajar
peserta didik sangat dipengaruhi oleh kegiatan mengajar pendidik, karena
dalam proses pembelajaran pendidik tetap mempunyai suatu peran yang
penting dalam memberikan suatu ilmu kepada peserta didiknya. Semestinya
setiap pembelajaran harus direncanakan dengan matang. Dan dalam setiap
pembelajaran tentu ada faktor pendukung dan penghambat. Kedua faktor ini
mempunyai peranan besar untuk sebuah ketercapaian tujuan pendidikan.
Mengetahui faktor pendukung akan membuat kita lebih mudah mengambil
manfaat darinya untuk memuluskan jalan kita dan mengetahui faktor
penghambat akan meminimalkan kegagalan dari setiap usaha
Keberhasilan tujuan pendidikan (output), sangat ditentukan oleh
implementasinya (proses), dan implementasinya sangat dipengaruhi oleh
tingkat kesiapan segala hal (input) yang diperlukan untuk berlangsungnya
implementasi. Mengukur untuk menggambarkan pengetahuan dan
ketrampilan peserta didik atau sebagai dasar untuk mengambil keputusan.
Fungsi penting pada tes pencapaian adalah memberikan umpan balik dengan
mempertimbangkan efektifitas pembelajaran. Pengetahuan tentang
kemampuan peserta didik membantu pendidik untuk mengevaluasi
pembelajaran mereka dengan menunjuk area dimana pembelajaran telah
efektif dan area dimana peserta didik belum menguasai. Informasi ini dapat
digunakan untuk merencanakan pembelajaran selanjutnya dan memberikan
17
referensi metode pembelajaran yang bersifat alternatif.
Berdasarkan landasan teori tersebut, maka kerangka berpikir dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.9. Skema kerangka pikir penelitian
Siswa kelas VII SMP Negeri 34 Makassar
Pembelajaran Seni Lukis
Metode Pembelajaran
Proses Berkarya
Kemampuan Siswa
Menerapkan Berkarya Seni
Lukis pada Gerabah
Faktor
Pendukung
Faktor
Penghambat
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian survei yang bersifat deskriptif artinya suatu
penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum atau deskripsi
tentang apa yang diteliti melalui pengolahan data secara kualitatif dan kuantitatif
B. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian yang direncanakan oleh peneliti adalah di SMP
Negeri 34 Makassar. Yang terletak Jln torpedo 3 kelurahan sudiang raya
kecamatan biringkanaya.
C. Populasi dan Sampel
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VII
SMP Negeri 34 Makassar.
Adapun sampelnya adalah kelas VII.1 sebanyak 27 orang yang terdiri atas 9
laki-laki dan 18 perempuan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan variabel yang telah dijelaskan tersebut, maka teknik
pengumpulan data yang sesuai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi dilakukan dengan bentuk pengamatan langsung terhadap subjek
penelitian/ langkah-langkah saat pelaksanaan seni lukis menggunakan mediah
gerabah sedang
18
19
berlangsung meliputi pengamatan terhadap sket awal, pewarnaan, sampai hasil
karya.
2. Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan kemampuan bekarya seni lukis kepada peserta didik.
Wawancara bertujuan untuk mengumpulkan keterangan yang objektif dan relevan
dengan kemampuan karya seni lukis yang dilakukan oleh peserta didik.
3. Dokumentasi
Metode ini dilakukan untuk memperoleh data dokumen berupa gambar atau
foto mengenai proses dan tata cara saat berkarya seni lukis yang meliputi proses
sket awal hingga proses pembuatan karya. Data ini merupakan data yang dapat
menunjang dan berkaitan dengan penelitian. Alasan pemilihan cara ini karena
dianggap sebagai salah satu cara untuk memperoleh data secara tepat, cepat dan
efisien.
4. Tes praktik
Tes dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data tentang kemampuan
peserta didik dalam berkarya seni lukis. Dengan tes, kemampuan peserta didik
dapat diukur. Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik
dalam berkarya keramik. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian
kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan : sket awal, pewarnaan
hingga menghasilkan karya lukis. Adapun bentuk instrumen yang diberikan
adalah peserta didik diminta membuat satu buah karya seni melukis cat air dengan
20
menggunakan media gerabah.
Berikut ini adalah beberapa langkah yang akan dilakukan dalam
melaksanakan tes praktik berkarya lukis menggunakan media gerabah :
1. Menyampaikan rubrik penilaian sebelum pelaksanaan penilaian kepada
peserta didik.
2. Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang kriteria
penilaian.
3. Menyampaikan tugas kepada peserta didik.
4. Memeriksa kesediaan alat dan bahan yang digunakan untuk tes praktik.
5. Melaksanakan penilaian selama rentang waktu yang direncanakan.
6. Membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian.
7. Melakukan penilaian dilakukan secara kelompok.
8. Mencatat hasil penilaian.
9. Mendokumentasikan hasil penilaian
E. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik
statistik kuantitatif. Data yang di analisis statistik kuantitatif adalah data dari nilai
hasil gambar lukis siswa yang diperoleh setelah mengadakan tes praktik melukis.
Sedangkan data yang dianalisis secara kualitatif adalah data dari hasil observasi
(pengamatan), wawancara, dan dokumentasi.
Secara garis besartahap analisis data diuraikan sebagai berikut:
1. Menelah seluruh data
21
Menelah data yaitu kegiatan menelah data yang telah terkumpul berdasarkan
hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kegiatan menelah data
dilaksanakan dengan melakukan proses transkrip hasil dari pengumpulan data.
Data yang telah ditranskripsikan dikelompokkan sesuai dengan masalah
penelitian.
2. Mereduksi data
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengelompokkan dan mengklasifikasi
data. Data yang terkumpul selama penelitian diseleksi dan didentifikasi untuk
kemudian dikelompokkan sesuai permasalahannya. Selain itu, seleksi yang
dilakukan untuk menentukan data yang dibutuhkan dan data yang tidak
dibutuhkan.
Instrument yang digunakan untuk mengukur hasil pembelajaran menggambar
ilustrasi memiliki 6 aspek yaitu, Kesesuaian tema, proporsi, komposisi,
keseimbangan, kesatuan dan teknik. Rentang skala penilaian yang digunakan
adalah 1 sampai 100 untuk setiap aspek. Hal ini berkaitan dengan pendapat
Arikunto (2010: 278) mengenai skala penilaian, yakni: “Dengan menggunakan
skala 1-100, dumungkinkan melakukan penilaian yang lebih halus karena terdapat
100 bilangan bulat. Nilai 5,5 dan 6,4 dalam skala 1-100 yang biasanyadibulatkan
6, dalam skala 10-100 ini boleh dituliskan dengan 55 dan 64”.
Selanjutnya dalam BSNP (paduan penilaian kelompok mata pelajarn estetika,
(2007:22) yakni: “ Skor baru memiliki makna bila dalam konteks ketercapaian
kompetensi yang diharapkan. Untuk itu, skor yang diperoleh perlu dibandingkan
dengan skor ideal atau skor minimal yang harus dicapai oleh peserta didik dalam
22
satu kompetensi tertentu. Dari rentang skor 0-100, skor 75 disarankan sebagai
kriteria ketuntasan minimal (KKM)”.
Selain uraian pendapat yang telah dikemukakan di atas, alasan penulis
menggunakan rentang skala penilaian 1-100, karena berdasarkan standar KKm
yang harus dicapai oleh siswa dalam proses pembelajaran di sekolah adalah 75.
Ini berarti bahwa nilai 75 berada di antara rentang nilai 1-100.
Untuk mendapatkan skor hasil belajarnya dihitung dengan rumus yakni:
Skor = ∑
x 100%
Tabel 3. 1. Pengkategorian hasil belajar siswa
Interval Skor Kategori
85 – 100 Sangat Tinggi
75 – 84 Tinggi
60 – 74 Sedang
46 – 59 Rendah
0 - 45 Sangat Rendah
Tabel 3.1 Pengkategorian Hasil Belajar Siswa
Data yang diperoleh dalam teknik wawancara meliputi alasan dalam
pemilihan bahan pembelajaran melukis serta bagaimana penilaian terhadap
kemampuan siswa dalam melukis. Data yang dikumpulkan akan diolah
dideskripsikan secara kualitatif.
23
Selanjutnya dilakukan perhitungan rata-rata skor variable dengan rumus
Arikunto, (2010:299).
∑
Keterangan :
Mean = Rata-rata
Ʃχ = jumlah tiap skor peserta didik
N = Jumlah
Tabel 3.1. Kriteria Penilaian dalam Melukis
No Keterampilan Butir
Instrumen
1 Kesesuaian gambar dengan tema (cerita atau narasi) 20
2 Komposisi 20
3 Proporsi 20
4 Keseimbangan 20
5 Kesatuan 20
Jumlah 100
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian berdasarkan data yang
diperoleh mengenai kemampuan peserta didik kelas VII.1 di SMP Negeri 34
Makassar dalam melukis cat air diatas gerabah. Data yang diperoleh melalui tes
praktik hasilnya disajikan dalam bentuk data kuantitatif. Hasil penelitian yang
dilakukan melalui wawancara, observasi (pengamatan) dan dokumentasiakan
disajikan dalam bentuk deskriptif kualitatif yang diuraikan dalam bentuk deskripsi
kalimat.
1. Tingkat kemampuan melukis cat air diatas gerabah pada siswa kelas VII.
Tingkat kemampuan melukis cat air diatas gerabah siswa dapat dilihat dari
kriteria penilaian dalam melukis yaitu, kesesuaian tema komposisi, proporsi,
keseimbangan dan kesatuan.
Ada beberapa siswa yang sudah mampu menerapkan melukis cat air diatas
gerabah. Dilihat dari kertas kerja siswa dibawah ini
No Nama Gambar Lukisan Bebas Indikator Penilaian
1 Adrian
Vernando
Kesesuaian tema sdh sesuai,
komposisi belum, proporsi sdh
sesuai, keseimbangan msh
kurng, kesatuan jg blm sesuai
25
2 Afhia
Rahma. N
Kesesuaian tema sdh sesuai,
komposisi sdh sesuai, proporsi
blm, keseimbangan msh kurng,
kesatuan sdh sesuai
3 Agung
Wijaya. A
Kesesuaian tema sdh sesuai,
komposisi belum, proporsi
belum sesuai, keseimbangan
msh kurng, kesatuan sdh
sesuai
4 Asyah
Nurjannavi
Kesesuaian tema sdh sesuai,
komposisi belum, proporsi sdh
sesuai, keseimbangan sdh
sesuai, kesatuan belum sesuai
5 A.Ahmad
Arif
Kesesuaian tema sdh sesuai,
komposisi belum, proporsi sdh
sesuai, keseimbangan msh
kurng, kesatuan jg blm sesuai
6 A
A
a
Kesesuaian tema sdh sesuai,
komposisi belum, proporsi sdh
sesuai, keseimbangan msh
kurng, kesatuan sdh sesuai
26
7
Kesesuaian tema sdh sesuai,
komposis belum, proporsi sdh
sesuai, keseimbangan msh
kurng, kesatuan sdh sesuai
8 Ayu Lestari
Kesesuaian tema sdh sesuai,
komposisi sdh sesuai, proporsi
belum, keseimbangan msh
kurng, kesatuan belum sesuai
9 Fardiansyah
Keseuaian tema sdh sesuai,
komposisi belum, proporsi sdh
sesuai, keseimbangan msh
kurng,kesatuan sdh sesuai
10 Haryanti
Nurhidayah
Kesesuaian tema sdh sesuai,
komposisi sdh sesuai, proporsi
belum, keseimbangan msh
kurng, kesatuan belum sesuai
11 Husnul
Hatimah
Kesesuaian tema sdh sesuai,
komposisi belum, proporsi sdh
sesuai, keseimbangan msh
kurng, kesatuan sdh sesuai
27
12 M.Agung
Maulana
Kesesuaian tema sdh sesuai,
komposisi belum, proporsi sdh
sesuai, keseimbangan msh
kurng, kesatuan sdh sesuai
13 Marhaeni
Kesesuaian tema sdh sesuai,
komposisi belum, proporsi sdh
sesuai, keseimbangan msh
kurng, kesatuan jg blm sesuai
14 Muh.Rifki
Asrah
Kesesuaian tema sdh sesuai,
komposisi sudah sesuai,
proporsi belum, keseimbangan
msh kurng, kesatuan sdh
sesuai
15 Muh. Faqih
Kesesuaian tema sdh sesuai,
komposisi belum, proporsi sdh
sesuai, keseimbangan msh
kurng, kesatuan sdh sesuai
16 Muh.Syawa
Kesesuaian tema sdh sesuai,
komposisi belum, proporsi sdh
sesuai, keseimbangan msh
kurng, kesatuan jg blm sesuai
28
17 Nur Azizah
Kesesuaian tema sdh sesuai,
komposisi belum, proporsi sdh
sesuai, keseimbangan msh
kurng, kesatuan jg blm sesuai
18 Nur
Madinah
Kesesuaian tema sdh sesuai,
komposisi sdh sesuai, proporsi
belum, keseimbangan msh
kurng, kesatuan sdh sesuai
19 Nur Rahma
Kesesuaian tema sdh sesuai,
komposisi belum, proporsi sdh
sesuai, keseimbangan msh
kurng, kesatuan jg blm sesuai
20 Nurul
Azizyah.S
Kesesuaian tema sdh sesuai,
komposisi sdh sesuai, proporsi
blm, keseimbangan msh kurng,
kesatuan sdh sesuai
21 Putri
Rindiani. I
Kesesuaian sdh sesuai,
komposisinya sdh sesuai,
proporsi belum, keseimbangan
msh kurang, kesatuan sdh
sesuai
29
22 Renzy
Ananda
Kesesuaian tema sdh sesuai,
komposisinya blm, proporsi
sdh sesuai, keseimbangan msh
kurng, kesatuan belum sesuai
23 Revina
Indra. G
Kesesuaian tema sdh sesuai,
komposisinya blm, proporsi
sdh sesuai, keseimbangan sdh
sesuai, kesatuan belum sesuai
24 Shohib
Azhari
Kesesuaian tema sdh sesuai,
komposisinya blm, proporsi
blm sesuai, keseimbangan msh
kurng, kesatuan jg blm sesuai
25 Syahrina
Rindiani
kesesuaian tema sdh sesuai,
komposisinya belum, proporsi
sdh sesuai, keseimbangan msh
kurang, kesatuan jga belum
sesuai
26 Tisa
Ramadhani
Kesesuiain tema sdh sesuai,
komposisinya belum, proporsi
sdh sesuai, keseimbangan msh
kurang, kesatuan sdh sesuai
30
27 Titah
Sukma. R
Kesesuaian tema sudah sesuai,
komposisinya belum, proporsi
sudah sesuai, keseimbangan
masih kurang, kesatuan sudah
sesuai.
4.1 Gambar Karya Lukisan Siswa
Dari 27 siswa dapat disimpulkan bahwa,
Semua siswa di kelas VII.1, sudah mampu menyesuaikan tema yang di
tentukan, delapan belas orang sudah mampu menentukan proporsi, dengan
melihat perbandingan yang ideal dan harmonis antara bagian-bagian benda
yang menjadi objek gambar, tujuh orang yang mampu menentukan
komposisi, dilihat dari cara menyusun dan mengatur objek gambarnya, tiga
orang yang mampu menentukan keseimbangan, dengan melihat keselarasan
antara bidang gambar, objek gambar, dan gambar yang dihasilkan, tiga belas
orang sudah mampu menentukan kesatuan, dilihat dari keserasian dalam
pengaturan objek gambar sehingga benda-benda yang diatur satu sama lain
memiliki kesan gambar yang saling mendukung.
Adapun data yang diperoleh penelitian sebagai berikut, untuk lebih
jelasnya perhatikan tabel dibawah ini:
No Nama Kriteria penilaian Rata-
rata
Jumlah
K.T Kp Pr Ks Kt
1 Adrianto Vernando 20 18 20 19 16 18,6 93
2 Afhia Rahma. N 20 19 20 18 17 19,4 97
31
3 Agung Wijaya. A 20 17 17 17 16 17,4 87
4 Aisyah Nurjannavi 20 18 19 17 18 18,4 92
5 A . Ahmad Arif 20 16 18 18 19 18,2 91
6 A . Yulia Fitriani 20 18 20 19 16 18,6 93
7 Angelina Daniel. N 20 19 20 19 20 19,6 98
8 Ayu Lestari 20 18 20 19 20 19,4 97
9 Fardiansyah. M 20 19 19 18 20 18,8 94
10 Haryanti Nurhidaya 20 19 20 18 18 19 95
11 Husnul Hatimah 20 18 19 19 17 18,4 92
12 M . Agung Maulana 20 17 17 18 18 18 90
13 Marhaeni 20 17 17 17 17 17,6 88
14 Muh. Rifki Asrah 20 18 20 19 16 18,6 93
15 Muh. Faqih. S 20 16 18 17 18 17,8 89
16 Muh. Syawal. T 20 17 17 17 17 17,6 88
17 Nur Azizah. H 20 17 18 19 18 18,4 92
18 Nur Madinah 20 19 20 18 19 19,2 96
19 Nur Rahma. H.K 20 16 16 17 17 17,2 86
20 Nurul Azizyah. S 20 18 18 19 20 19 95
21 Putrid Rindiani 20 18 20 18 18 18,8 94
22 Renzy Ananda 20 17 18 19 20 19,4 97
23 Revina Indra. G 20 19 20 20 19 19,6 98
24 Shohib Azhari 20 17 16 17 16 17,2 86
25 Syahrina Rindiani 20 16 17 17 17 17,4 87
26 Tisa Ramadhani 20 19 18 16 18 18,2 91
27 Titah Sukma. R 20 18 17 18 17 18 90
Tabel 4.2 Skor Penilaian Berdasarkan Kriteria Penilaian
32
Keterangan :
K.T = Kesesuaian tema
Kp = Komposisi
Pr = Proporsi
Ks = Keseimbangan
Kt = Kesatuan
2. Yang menjadi tingkat pada faktor penghambat & faktor pendukung
dalam proses melukis cat air diatas gerabah di kelas VII.1
Untuk mengungkapkan tentang faktor penghambat dan kesulitan yang
dihadapi siswa kelas VII.1, hal ini membuktikan bahwa pada umumnya
dalam berkarya seni melukis cat air diatas gerabah masih banyak menemui
kendala dalam menentukan ide dan inspirasi karena kurangnya waktu yang
diberikan kepada siswa, serta memindahkan objek ke media gambar dan juga
pewarnaanya, sehingga masih ada beberapa karya siswa yang belum
memenuhi kriteria penilaian.
Sedangkan dari segi faktor pendukung dalam proses berkarya melukis cat
air diatas gerabah pada kelas VII.1 ini, telah tersedianya alat dan bahan
tersebut. Selain itu ke ingintahuannya serta minat siswa terhadap berkarya
melukis cat air diatas gerabah menjadikan mereka senantiasa antusias
mengikuti pembelajaran.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa menemui
kesulitan / kendala dalam pemindahan objek ke media gambar, dan tahap
pewarnaanya.
33
B. Pembahasan
Pada penyajian pembahasan hasil penelitian, peneliti telah
mengungkapkan analisis dan penelitian yang pada prinsipnya mencakup dua
persoalan pokok, yaitu: tingkat kemampuan siswa melukis cat air diatas
gerabah, dan yang menjadi faktor penghambat dan pendukung dalam proses
melukis cat air diatas gerabah.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 34 Makassar, yang
berkaitan dengan kemampuan siswa melukis cat air diatas gerabah di kelas
VII.1, penulis memperoleh data sebagai berikut:
1. Tingkat kemampuan siswa melukis cat air diatas gerabah di kelas
VII.1
Kemampuan dari dua puluh tujuh siswa diantaranya Sembilan oran
belum mampu menentukan prinsip-prinsip melukis yaitu proporsi, alasannya
peserta didik belum mengerti tentang perbandinganyang ideal dan harmonis
antara bagian-bagian benda yang menjadi objek gambar, dua puluh orang
belum mampu menentukan komposisi, dengan alasan peserta didik susah
mengatur dan menyusun objek gambar dengan baik, dua puluh empat orang
belum mampu menentukan keseimbangan, peserta didik bingung
menyeimbangkan antara objek kiri dan kanan, serta atas dan bawah. Dan
enam belas orang belum mampu menentukan kesatuan pada gambar
alasannya peserta didik bingung menempatkan objek-objek gambar dengan
baik, sehingga gambar tersebut tidak saling mendukung satu sama lain.
34
Untuk lebih jelasnya peneliti menjabarkan data yang diperoleh sebagai
berikut:
a. Kesesuaian tema
Tema menjadi landasan terhadap suatu gambar baik dalam tema
pendidikan maupun tema kehidupan karena di dalam melukis yang
memiliki himbauan terhadap apa yang terjadi pada masyarakat.
Dari dua puluh tujuh siswa di kelas VII.1, dua puluh orang yang
sudah mampu menentukan tema yang telah ditentukan oleh peneliti
diantaranya yaitu: Afhia, Titah, Tisa, Revina, Renzy, Nurul, Husnul,
Haryanti, Angelina, Yulia, Aisyah, Ayu, Agung, Nur, Putri, Rifki,
Fardiansyah, Marhaeni, Ahmad, dan Azizah.
b. Komposisi
Komposisi dalam seni rupa merupakan salah satu kaidah tentang tata
letak atau cara menyusun objek dalam sebuah seni rupa atau dengan kata
lain komposisi ialah pembentukan atau penggunaan apa saja yang
mungkin dibentuk sehingga menjadi satu kesatuan yang harmoni.
Dari dua puluh tujuh siswa di kelas VII.1 hanya tiga orang yang
mampu dalam penempatan komposisi yaitu: Ayu, Azizyah, dan Putri.
c. Proporsi
Proporsi adalah perbandingan yang ideal dan harmonis antara bagian-
bagian benda yang menjadi objek gambar.
Dari dua puluh tujuh siswa di kelas VII.1. Cuma delapan belas orang
yang mampu dalam penempatan proporsi diantaranya yaitu: Titah, Tisa,
35
Syahrina, Revina, Renzy, Rahmah, Azizah, Syawal, Faqih, Husnul,
Marhaeni, Maulana, Fardiansyah, Angelina, Yulia, Ahmad, Aisyah, dan
Adrian.
d. Keseimbangan
Keseimbangan adalah keselarasan antara bidang gambar, objek
gambar dan gambar yang dihasilkan.
Dari dua puluh tujuh siswa di kelas VII.1, hanya tiga orang yang
mampu dalam penempatan keseimbangan diantaranya yaitu: Revina,
Renzy, dan aisyah.
e. Kesatuan
Kesatuan adalah keserasian dalam pengaturan objek gambar sehingga
benda-benda yang diatur satu sama lain memiliki kesan ruang,
kedalaman, dan antara objek gambar saling mendukung sehingga
menghasilkan gambar yang baik.
Dari dua puluh tujuh siswa di kelas VII.1, hanya sebelas orang yang
mampu dalam penempatan kesatuan diantaranya yaitu: Afhia, Yulia,
Angelina, Husnul, Fardiansyah, Maulana, Nurul, Rifki, Faqih, Nur,
Agung, Tisa, dan Titah.
2. Yang menjadi faktor penghambat & pendukung dalam proses
berkarya melukis cat air diatas gerabah.
Tingkat kemampuan melukis cat air diatas gerabah siswa dapat dilihat
dari kriteria penilaian dalam melukis yaitu, kesesuaian tema, komposisi,
proporsi, keseimbangan dan kesatuan.
36
Bedasarkan hasil kemampuan melukis cat air diatas gerabah, tidak lepas
pula dari faktor penghambat yang dihadapi oleh siswa dalam
pelaksanaannya. Oleh karena itu pada proses pembelajaran seni budaya
dengan materi melukis, siswa masih kurang termotivasi sehingga kurang
terfokus pada apa yang diajarkan oleh gurunya.
Hambatan lainnya ialah peserta didik yang belum bisa menentukan ide /
inspirasinya sendiri dalam proses berkarya melukis cat air diatas gerabah,
selama pembelajaran melukis ini membuat peserta didik menjadi terbatas
dalam mengekspresikan diri mereka.
Adapun faktor pedukung dalam proses berkarya melukis cat air diatas
gerabah, peserta didik tidak perlu lagi mengeluarkan biaya sendiri untuk
membeli cat air karena, telah tersedianya alat dan bahan tersebut,
Demikianlah hasil pembahasan tentang kemampuan melukis cat air
diatas gerabah pada siswa kelas VII.1 SMP Negeri 34 Makassar.
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang kemampuan melukis cat air diatas
gerabah pada siswa kelas VII.1 SMP Negeri 34 Makassar, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Kemampuan siswa dalam melukis masih dianggap kurang
dikarenakan guru yang ahli pada bidangnya tidak ada sehingga guru
mata pelajaran tersebut hanya member materi tidak pernah member
praktik pada siswa.
2. Dan dari segi faktor penghambat dan pendukung, dalam prose
melukis cat air diatas gerabah, bahwa siswa menemui kesulitan /
kendala dalam pemindahan objek ke media gambar dan juga tahap
pewarnaannya. Selain itu peserta didik tidak perlu lagi mengeluarkan
biaya, karena sudah tersedianya alat dan bahan tersebut.
B. Saran
Disarankan kepada pihak sekolah agar guru yang mengajarkan mata
pelajaran seni budaya harus ahli pada bidangnya, dan bagi guru mata
pelajarandiharapkan memperhatikan atau memberikan praktik agar siswa
tidak mengalami kesulitan saat berkarya.
38
DAFTAR PUSTAKA
Anton, Adi Sunaryo, dkk, 1997. “ Kamus Besar bahasa Indonesia”. Cetakan ke-
2 Jakarta: Balai Pustaka.
Aqib, Zainal. 2002. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan
Cendekia.
Astutianti. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap
Kemampuan Berkarya Seni kriya Gerabah Teknik Pilin Pda Siswa Kelas
XI SMAN 1 Ponre Kabupaten Bone. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar :
Unismuh Makassar.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Penyusunan KTSP Kabupaten/Kota:
Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang
Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Balqis, Octaviani. Agustus 2011. pengertian Berkarya, (Online)
(http://sportandreligion.blogspot.com, diakses 03 februari 2015)
Galaxy. 2011. Seni Budaya untuk SMP/MTS Kelas VII. Jawa Tengah: CV. Fatihul
Ihsan.
Kunandar, (ed). 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
39
Nugiyono. 12 Januari 2015. Jenis-Jenis atau Gaya Melukis. (Online)
(http://bahanbelajarsekolah.blogspot.com/2015/01/jenis-aliran-atau-gaya-
melukis.html, di akses 29 Juni 2015)
Sadiman, AS. 1995. Media Pendidikan, Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Rajawali.
Singarimbun, Effendi, S. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES
Sukarman, 1991. Pengetahuan Seni Lukis Mahasiswa Studi Seni Tari dan Seni
Musik Pada Jurusan Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan. Skripsi tidak
diterbitkan. Ujung Pandang : FPBS IKIP Ujung Pandang.
Syahruddin. 2008. Metodologi Penelitian. Makassar: CV. Permata Ilmu
Tim Penyusun. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: FKIP Unismuhh
Makassar
Wardah. R. M. wisnoe. 1990. Pendidikan Seni Budaya Sekolah Menengah
Pertama. Jakarta: PT Rosda Jayaputra.
Jusmaeni 2016. Kemampuan menggambar ilustrasi dengan menggunaka cat air
pada siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 1 Turatea Kabupaten Jeneponto.
Wahyuni. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Kuantitatif Terhadap
Kemampuan Menggambar Ilustrasi dengan Menggunakan Pensil Warna
Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Limbung. Skripsi tidak
diterbitkan. Makassar : Unismuh Makassar.
Wawancara Dengan
Nama Responden : Drs. Amir Umar (Guru Mata Pelajaran)
Tanggal Wawancara : 5 November 2015
Isi Deskripsi Hasil Wawancara
1. Menurut bapak bagaimanakah proses pembelajaran dalam kelas VII.1 SMPN
34 Makassar?
Jawaban :
Proses PBM dikela VII.1 sanagt mngesankan dimana siswanya
sangat respon atas segala materi yang di berikan terutama materi seni
budaya
2. Metode apa yang sering bapak gunakan dalam pembelajaran seni budaya kela
VII.1 SMPN 34 Makassar?
Jawaban :
Ceramah dan demonstrasi
3. Bagaiamana sikap peserta didik terhadap metode pembelajaran yang bapak
gunakan?
Jawaban :
Cukup antusias menerima serta respon atas tugas yang diberikan
4. Media pembelajaran apa saja yang biasa bapak gunakan dalam proses
pembelajaran?
Jawaban :
Media yang digunakan dalah karya-karya siswa
5. Bagaimana minat peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran?
Jawaban :
Minat peserta didik sangat senang dalam PBM terutama pada
keterampilan melukis
6. Bagaimana kemampuan peserta didik dalam menciptakan/membuat karya
kerajinan tangan?
Jawaban :
Kemampuan menciptakan karya kerajinan tangan, bervariasi ada
yang cukup baik, mereka bersaing atas tugas-tugasnya.
7. Kendala apa saja yang sering dihadapi dalam proses belajar mengajar?
Jawaban :
Kendala, kesiapan baha, dan alat yang kadang tidak disiapkan
8. Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut?
Jawaban :
Memberi tugas, membawa bahan atau alat bagi siswa yang tidak
menyetor tugasnya
9. Apa sajakah yang mempermudah bapak dalam proses belajar mengajar?
Jawaban :
Adanya bahan materi dari internet dan adanya karya-karya siswa
yang menjadi media.