Kelompok Manajemen keuangan

49
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Pernyataan International Financial Reporting Standards (IFRS) Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Untuk pengambilan keputusan ekonomi, para pelaku bisnis membutuhkan informasi mengenai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Untuk dapat menginterpretasikan informasi akuntansi yang relevan dengan tujuan dan kepentingan pemakainya telah dikembangkan seperangkat teknik analisis yang didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasikan. Salah satu teknik tersebut yang populer diaplikasikan dalam praktek bisnis adalah analisis rasio keuangan. Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan melakukan analisa terhadap rasio-rasio keuangan yang menggambarkan hubungan diantara perkiraan-perkiraan laporan keuangan. Analisis rasio berorientasi dengan masa depan yang berarti bahwa dengan analisis rasio dapat digunakan sebagai alat untuk meramalkan keadaan keuangan serta hasil usaha di masa yang akan datang. Oleh karena itu analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, dan pihak pemakai laporan keuangan lainnya dalam 1

Transcript of Kelompok Manajemen keuangan

Page 1: Kelompok Manajemen keuangan

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Pernyataan International Financial Reporting Standards (IFRS)

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan menyatakan bahwa

laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi

keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang

bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Untuk pengambilan keputusan ekonomi, para pelaku bisnis membutuhkan informasi

mengenai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan.

Untuk dapat menginterpretasikan informasi akuntansi yang relevan dengan

tujuan dan kepentingan pemakainya telah dikembangkan seperangkat teknik analisis

yang didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasikan. Salah satu teknik

tersebut yang populer diaplikasikan dalam praktek bisnis adalah analisis rasio

keuangan.

Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan melakukan analisa terhadap

rasio-rasio keuangan yang menggambarkan hubungan diantara perkiraan-perkiraan

laporan keuangan. Analisis rasio berorientasi dengan masa depan yang berarti bahwa

dengan analisis rasio dapat digunakan sebagai alat untuk meramalkan keadaan

keuangan serta hasil usaha di masa yang akan datang. Oleh karena itu analisis rasio

keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, dan pihak pemakai laporan keuangan

lainnya dalam menilai kondisi keuangan perusahaan yang juga bermanfaat untuk

memprediksi laba/rugi perusahaan di masa yang akan datang. Bagi para investor

rasio keuangan dapat digunakan untuk membuat keputusan apakah akan membeli

kepemilikan suatu perusahaan serta menilai kondisi perusahaan saat ini dan untuk

mengetahui prospeknya dimasa akan datang. Selain itu rasio keuangan juga dapat

digunakan untuk menentukan kemampuan suatu perusahaan dalam membayar

hutangnya.

Sebagai bahan untuk analisis laporan keuangan, penulis memilih empat

peerusahaan besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada sektor food and

beverages. Pada akhirnya nanti diketahui apakah sebenarnya kinerja perusahaan

sudah cukup baik atau malah kurang baik.

1

Page 2: Kelompok Manajemen keuangan

B. Tujuan Penulisan

1. Menganalisa berbagai rasio keuangan perusahaan dan membandingkannya

antara tahun 2011 hingga 2012

2. Megetahui kinerja keuangan perusahaan

C. Profil Perusahaan

1. PT Agung Podomoro Land Tbk.

APL Tower 43rd-46 Floor, Podomoro CityJl. Let. Jend. S. Parman Kav. 28Jakarta 11470, IndonesiaT. (+6221) 290 34567F. (+6221) 290 34556E. [email protected]. www.agungpodomoroland.com

PT Agung Podomoro Land, Tbk. (“APLN” atau “Perseroan”) merupakan bagian

dari Agung Podomoro Group (APG), yang merambah bisnis properti sejak tahun

1969. Perseroan didirikan dengan nama PT Tiara metropolitan Jaya berdasarkan

Akta No. 29 tanggal 30 Juli 2004, yang di buat di hadapan Sri Laksmi Damayanti,

S.h., sebagai pengganti Siti Pertiwi henny Singgih, S.h., Notaris di Jakarta, yang

telah memperoleh pengesahan dari menteri Kehakiman dan hak Asasi manusia

Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C-21538.hT.01.01.Th.2004

tanggal 26 Agustus 2004 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai

UUWDP dengan TDP No. 090217027994 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya

Jakarta barat No. 1589/bh.09.02/X/2004 tanggal 4 oktober 2004, serta telah

diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia No. 91 tanggal 12 November

2004, Tambahan No. 11289.

Penggantian nama PT Tiara metropolitan Jaya menjadi PT Agung Podomoro

Land, Tbk. diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Luar biasa yang

diaktakan dalam Akta No. 1 tanggal 2 Agustus 2010, yang dibuat di hadapan Yulia,

S.h. Notaris di Jakarta Selatan, setelah Perseroan melakukan restrukturisasi

perusahaan dengan memindahkan empat anak perusahaan APG yaitu PT Arah

Sejahtera Abadi, PT brilliant Sakti Persada, PT Intersatria budi Karya Pratama, dan

PT Kencana Unggul Sukses, serta dua perusahaan asosiasi APG, yaitu PT manggala

Gelora Perkasa dan PT Citra Gemilang Nusantara ke dalam pengawasan Perseroan,

dan kemudian melakukan penawaran umum perdana saham, dengan mengeluarkan

2

Page 3: Kelompok Manajemen keuangan

saham baru dari portepel Perseroan sebanyak 6.150.000.000 saham dari saham yang

belum diterbitkan oleh Perseroan dan dengan 14.350.000.000 saham milik pendiri

menjadikan total saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh pada saat itu

berjumlah 20.500.000.000 dicatatkan di bursa Efek Indonesia (bEI) pada 11

November 2010.

Berdasarkan Anggaran Dasar, Pasal 3 Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT

Agung Podomoro Land, Tbk. No. 07 tanggal 5 Juni 2012 yang dibuat di hadapan

Ardi Kristiar, S.h., mbA, pengganti dari Yulia, S.h., Notaris di Jakarta Selatan,

Perseroan merupakan perusahaan pengembang properti dan real estat yang kegiatan

usaha utamanya meliputi:

1. Pembangunan, antara lain:

• Pemborongan/kontraktor yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan

pengawas pemborong bangunan gedung-gedung, perumahan, pusat

perbelanjaan, jalan-jalan, jembatan-jembatan serta pemasangan instalasi-

instalasi listrik, air, telepon dan pekerjaan umum lainnya;

• Real estate dan developer termasuk melakukan pembebasan/pembelian,

pengolahan, pematangan, pengerukan dan penggalian tanah, membangun

sarana dan prasarana/infrastruktur, merencanakan, membangun,

menyewakan, menjual dan mengusahakan real estate, kawasan terpadu,

pusat perkantoran, gedung-gedung, perumahan, perkantoran, apartemen,

perindustrian, perhotelan, rumah sakit, pusat perbelanjaan, pusat sarana

olah raga dan sarana penunjang termasuk tetapi tidak terbatas pada

lapangan golf, klub-klub, restoran, tempat-tempat hiburan lain, beserta

fasilitasnya;

2. melakukan investasi baik secara langsung maupun melalui penyertaan

(investasi) atau pelepasan (divestasi) modal sehubungan dengan kegiatan

usaha utama Perseroan,dalam perusahaan lain;

3. melakukan penyertaan pada perusahaan-perusahaan lain yang memiliki

kegiatan usaha yang berhubungan dengankegiatan usaha Perseroan; dan

4. Usaha-usaha dalam bidang jasa, termasuk jasa pengelolaan atau

pengoperasian yang menunjang kegiatan usaha utama Perseroan, kecuali jasa

dalam bidang hukum dan pajak.

Kegiatan usaha penunjang, Perseroan antara lain:

3

Page 4: Kelompok Manajemen keuangan

1. melakukan perdagangan dan ekspor-impor, interinsulair, lokal, leveransir,

grossier, supplier, distributor dan keagenan kecuali agen perjalanan;

2. Perindustrian meliputi industri bahan bangunan, industry alat-alat listrik,

industri garmen, manufacturing industry perakitan (assembling); dan

3. menyelenggarakan angkutan darat dengan menggunakan bus dan truk.

Produk atau jasa yang ditawarkan Perseroan adalah kawasan properti terpadu

meliputi apartemen, perkantoran, pertokoan, pusat perbelanjaan, perhotelan,

perumahan, dan pusat rekreasi, beserta fasilitasnya.

Visi dari perusahaan ini adalah terus bertumbuh menjadi pengembang terpadu

dalam bisnis properti dan berkomitmen penuh untuk memberikan nilai yang optimal

bagi pelanggan, rekan usaha, pemegang saham, dan masyarakat.

Misi dari perusahaan ini adalah sebagai berikut:

1. memenuhi kebutuhan masyarakat akan perumahan dan area komersial yang

berkualitas.

2. mengoptimalkan pengembalian investasi dari rekan usaha dan pemegang

saham.

3. menjadi perusahaan pengembang yang mampu memberikan nilai lebih bagi

para karyawan.

4. berperan aktif untuk mendukung program pemerintah dalam rangka

mendorong pembangunan perkotaan dan dalam meningkatkan indeks

pengembangan manusia.

2. PT Surya Semesta Internusa TbkGraha Surya Internusa 20th Floor,Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-0, Kuningan Jakarta 12950 IndonesiaTel. (62 21) 527 2121, 527 2121 Fax. (62 21) 526 7878E-mail. [email protected]

PT Surya Semesta Internusa Tbk (Perseroan) didirikan pada tanggal 15 Juni 1971

dengan nama PT Multi Investments Limited. Pada awalnya, kegiatan utama

Perseroan adalah sebagai pengembang real estate. Proyek–proyek awal antara lain

adalah “Kuningan Raya”, sebuah kawasan pemukiman dan bisnis yang terletak di

4

Page 5: Kelompok Manajemen keuangan

daerah “Segitiga Emas” Jakarta Selatan, dan Glodok Plaza, salah satu pusat

perbelanjaan modern pertama di Indonesia yang terletak di kawasan komersial di

Jakarta Barat.

Pada tahun 1995 Perseroan mengubah namanya menjadi PT Surya Semesta

Internusa Tbk, nama yang sekarang dengan tujuan untuk mencerminkan strategi

Perseroan yang lebih luas, dan pada 27 Maret 1997 Perseroan mencatatkan sahamnya

di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia).

Sebagai pengembang real estate dalam 41 tahun terakhir, Perseroan telah

ditransformasikan menjadi sebuah perusahaan publik dengan memiliki delapan anak

perusahaan utama, kegiatan-kegiatannya dikelompokkan menjadi tiga katagori

utama; (i) properti, (ii) jasa konstruksi dan infrastruktur serta (iii) perhotelan.

Visi Perseroan ini yaitu Building a Better Indonesia melalui kelompok usaha

properti, jasa konstruksi dan perhotelan yang terpadu, handal, terpercaya dan

berkualitas tinggi di Indonesia.

Misi perseroan ini adalah menyediakan produk-produk berkualitas dan jasa

pelayanan prima melalui kesungguhan dan kehandalan manajemen untuk

menciptakan nilai yang optimal bagi para pelanggan, pemegang saham, karyawan

dan masyarakat Indonesia

3. PT Alam Sutera Realty TbkWisma Argo Manunggal 18th FloorJl. Jend. Gatot Subroto Kav.22 Jakarta 12930 - IndonesiaTel : +62 (21) 2523838Fax: +62 (21) 2525050Email : [email protected]

PT Alam Sutera Realty Tbk (“Perusahaan”) didirikan pada tanggal 3 Nopember

1993 dengan nama PT Adhihutama Manunggal oleh Harjanto Tirtohadiguno beserta

keluarga yang memfokuskan kegiatan usahanya di bidang properti. Perusahaan

mengganti nama menjadi PT Alam Sutera Realty Tbk dengan akta tertanggal 19

September 2007 No.71 dibuat oleh Misahardi Wilamarta, S.H., Notaris di Jakarta.

Pada 18 Desember 2007 Perusahaan menjadi perusahaan publik dengan melakukan

penawaran umum di Bursa Efek Indonesia.

Setelah lebih dari 19 tahun sejak didirikan, Perusahaan telah menjadi

pengembang properti terintegrasi yang memfokuskan kegiatan usahanya dalam

pembangunan dan pengelolaan perumahan, kawasan komersial, kawasan industri,

5

Page 6: Kelompok Manajemen keuangan

dan juga pengelolaan pusat perbelanjaan, pusat rekreasi dan perhotelan

(pengembangan kawasan terpadu).

Pada tahun 1994, Perusahaan mulai mengembangkan proyek pertama di sebuah

kawasan terpadu bernama Alam Sutera yang terletak di Serpong, Tangerang.

Pengembangan tahap pertama dari Alam Sutera sudah selesai dilakukan, dan saat ini

Perusahaan memfokuskan untuk pengembangan tahap kedua yang lebih menitik

beratkan kepada pembangunan area komersial. Seiring dengan pengembangan Alam

Sutera tahap kedua, pada tahun 2012 Perusahaan juga memasarkan beberapa cluster

baru di proyek Suvarna Padi Golf Estate, Pasar Kemis, Tangerang dan melakukan

akuisisi atas beberapa aset di lokasi strategis di Bali dan gedung perkantoran di

Jakarta.

Visi perusahaan ini adalah menjadi pengembang properti terbaik yang

mengutamakan inovasi untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia.

Misi perusahaan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi pelanggan, kami memberikan pelayanan prima dan produk inovatif yang

berkualitas dalam membangun komunitas yang nyaman, aman dan sehat.

2. Bagi karyawan, kami memberi kesempatan berkembang dan menciptakan

lingkungan kerja yang profesional berbasis nilai budaya perusahaan dimana

setiap karyawan dapat merealisasikan potensinya dan meningkatkan

produktivitas perusahaan.

3. Bagi pemegang saham, kami membangun tata kelola yang pruden yang

menjaga kesinambungan pertumbuhan perusahaan.

4. Bagi mitra usaha, kami menjalin hubungan kerjasama yang saling

menguntungkan dan berkelanjutan sehingga menjadi mitra usaha pilihan.

5. Kami memaksimalkan potensi setiap properti yang dikembangkan melalui

pengembangan terintegrasi untuk memberi nilai kembali yang tinggi bagi

pemangku kepentingan.

4. PT. Lippo Karawaci Tbk7 Palem Raya BoulevardMenara Matahari Lt. 22Lippo Karawaci CentralTangerang 15811

Lippo Karawaci didirikan dengan nama PT Tunggal Reksakencana pada Oktober

1990.Pada tahun 1993Perseroan meresmikan proyek pengembangan kota mandiri

6

Page 7: Kelompok Manajemen keuangan

pertama di Tangerang sebelah barat Jakarta, yang saat ini dikenal sebagai Lippo

Village. Lippo Village memadukan kawasan hunian yang memiliki infrastruktur

modern dengan fasilitas yang lengkap seperti kawasan komersial, gedung

perkantoran, hotel, rumah sakit, sekolah, dan lapangan golf. Pada tahun yang sama,

Perseroan juga mulai mengembangkan Lippo Cikarang, kota mandiri di timur Jakarta

yang memadukan kawasan hunian dan kawasan industri ringan yang dilengkapi

dengan infrastruktur dan fasilitas modern.

Selanjutnya pada tahun 1997, Perseroan melangkah ke Indonesia timur dan

mengembangkan Tanjung Bunga, kota mandiri pertama di Indonesia timur. Dengan

letak yang sangat strategis di Makassar, Sulawesi Selatan, yang merupakan kota

perdagangan dan pintu gerbang bagi wilayah timur Indonesia, Tanjung Bunga saat

ini terus berkembang dengan pesat.

Visi perusahaan ini adalah menjadi perusahaan property terkemuka di Indonesia

dan secara regional dengan tekad untuk menyentuh kehidupan masyarakat luas di

semua lini bisnis dan senantiasa menciptakan nilai tambah bagi para pemegang

saham.

Misi perusahaan ini adalah •sebagai berikut:

Memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia kelas menengah dan atas di

bidang perumahan, pusat perbelanjaan dan komersial, layanan kesehatan,

hiburan, infrastruktur dan jasa perhotelan.

Memelihara kelangsungan pertumbuhan usaha melalui pengembangan

sumber pendapatan berkesinambungan (Recurring Revenues) dan kegiatan

pengembangan yang berkelanjutan.

Menyediakan lingkungan hidup berkualitas yang meningkatkan pengalaman

social dan spiritual bagi para pelanggan, serta menyediakan suasana ramah

lingkungan terbaik pada setiap proyek pengembangannya.

7

Page 8: Kelompok Manajemen keuangan

IIPEMBAHASAN

A. Analisis Rasio Keuangan PT Agung Podomoro Land Tbk.

1. Firm Liquidity

1.1 Current Ratio

Current Ratio = Current Asset . Current Liabilities

Year Current Asset * Current Liabilities * Current Ratio2011 Rp 4.686.331.283 Rp 2.562.062.584 1,83 kali2012 Rp 6.727.059.278 Rp 4.298.842.662 1,56 kali

*Dinyatakan dalam jutaan Rupiah

Rasio lancar (Current Ratio) menunjukkan likuiditas perusahaan yang diukur

dengan membandingkan aktiva lancar terhadap hutang lancar. Berdasarkan data di

atas, rasio lancar PT Agung Podomoro Land dari tahun 2011 hingga 2012 mengalami

penurunan dari 1,8291 kali menjadi 1,5649 kali, hal ini disebabkan terjadi

peningkatan asset lancar sebesar 6,94%. Dengan meningkatnya Rasio lancar secara

otomatis perusahaan menjadi lebih likuid.

1.2 Acid Test RatioAcid Test Ratio = Current Asset − InventoryCurrent LiabilitiesYear Current Asset * Inventory* Current

Liabilities*Rasio

2011 Rp 4.686.331.283 Rp 1.312.692.125 Rp 2.562.062.584 1,78 kali2012 Rp 6.727.059.278 Rp 1.738.403.612 Rp 4.298.842.662 1,16 kali

* Dinyatakan dalam jutaan Rupiah

Rasio cepat (Acid Test Ratio) menunjukkan likuiditas perusahaan, seperti yang

diukur dengan membandingkan aktiva lancar kecuali persediaan terhadap kewajiban

lancarnya. Berdasarkan data di atas terjadi penurunan rasio cepat sebesar 0,62 kali

dari 1,78 kali menjadi 1,16 kali. Peningkatan ini disebabkan penurunan inventory

8

Page 9: Kelompok Manajemen keuangan

sebesar 16,01% walaupun aktiva dan kewajiban lancar meningkat. Ini menunjukkan

bahwa perusahaan mempunyai kemampuan lebih besar untuk memenuhi kewajiban

yang jatuh tempo.

2. Operating Profitability

2.1 Operating Income Return on Investment

Operating Income Return on Investment = Operating Income Total Asset

Year Operating Income Total Asset Rasio2011 888.230.223 10.838.820.997 8,15 %

2012 1.097.546.731 15.195.642.352 7,23%

* Dinyatakan dalam jutaan Rupiah

Operating Income Return on Investment (Tingkat pengembalian investasi dari

pendapatan operasi) menunjukkan keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba

operasional atas aset-aset perusahaan, yang diukur dengan membandingkan laba

operasional terhadap ttotal aktiva. Berdasarkan data di atas terjadi penurunan sebesar

1% dari 13% pada tahun 2011 menjadi 12% pada tahun 2012. Hal ini disebabkan

terjadinya peningkatan total aktiva sebesar 10,7%. Penurunan yang tidak terlalu jauh

ini menunjukkan tingkat pengembalian yang relatif stabil dan perusahaan dapat

menghasilkan laba yang kompetitif pada aktiva perusahaan.

2.2 Operating Profit Margin

Operating Profit Margin = Operating IncomeSales

Year Operating Income Sales Rasio2011 888.230.223 3.824.099.116 23,1%

2012 1.097.546.731 4.689.429.510 23,40%

* Dinyatakan dalam jutaan Rupiah

Operating profit margin (Marjin laba operasi) adalah variabel penting dalam

memahami profitabilitas operasi perusahaan. Marjin laba operasi menunjukkan

9

Page 10: Kelompok Manajemen keuangan

keefektifan manajemen dalam mengelola laporan keuangan perusahaan yang diukur

dengan membandingkan laba usaha terhadap penjualan. Berdasarkan data di atas

terjadi peningkatan sebesar 1% dari 14% menjadi 15%, Hal ini menunjukkan pihak

manjemen sudah cukup efektif mengatur beban yang ada dalam proses operasi

penjualan, sehingga walaupun penjualan turun laba operasi meningkat.

2.3 Total Asset Turnover

Total Asset Turnover = Sales Total Asset

Year Sales Total Asset Rasio2011 3.824.099.116 10.838.820.997 0.35 kali

2012 4.689.429.510 15.195.642.352 0,31 kali

* Dinyatakan dalam jutaan Rupiah

Total Asset turnover (Perputaran total aktiva) menunjukkan seberapa efisien

perusahaan menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Diukur dengan

hasil penjualan per 1 dolar aktiva. Berdasarkan data di atas terdapat penurunan

sebesar 0,17 kali. PT Indofood Sukses Makmur Tbk menghasilkan penjualan sekitar

0,76 per dolar asset sedangkan sebelumnya 0,93 per dolar asset, hal ini menunjukkan

bahwa PT Indofood Sukses Makmur Tbk lebih efisien dalam menggunakan aktiva.

2.4 Account Receivable Turnover

Account Receivable Turnover = Sales Account Receivable

Year Sales Account Receivable

Rasio

2011 3.824.099.116 1.112.689.593 3,44 kali

2012 4.689.429.510 1.660.329.310 2,82 kali

* Dinyatakan dalam jutaan Rupiah

Account Receivable turnover (perputaran piutang usaha) adalah untuk mengukur

seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun. Berdasarkan data

di atas terjadi penurunan perputaran piutang sebesar 2,15 kali, hal ini menunjukkan

meningkatnya penjualan secara kredit dan berkurangnya kemampuan perusahaan

dalam menagih hutang.

10

Page 11: Kelompok Manajemen keuangan

2.6 Fixed Asset Turnover

Fixed Asset turnover = Sales . Net Fixed Asset

Year Sales Net Fixed Asset Rasio2011 3.824.099.116 2.220.358.779 1,72 kali

2012 4.689.429.510 1.853.091.719 2, 53 kali

* Dinyatakan dalam jutaan Rupiah

Fixed asset turnover (Perputaran aktiva tetap) menunjukkan kemampuan aktiva tetap

untuk menghasilkan penjualan, Berdasarkan data di atas terjadi penurunan sebanyak

0,03 kali. Sehingga setiap Rp 1 aktiva tetap dapat menghasilkan penjualan sebanyak

Rp 1,10 atau jumlah penjualan pada tahun 2012 sama dengan 1,10 kali total aktiva

tetap.

3. Financing Decision

3.1 Debt Ratio

Debt Ratio = Total DebtTotal Asset

Year Total Debt Total Asset Rasio2011 3.245.490.060 10.838.820.997 299,43 %

2012 4.547.895.920 15.195.642.352 299,28 %

* Dinyatakan dalam jutaan Rupiah

Debt ratio (rasio hutang) menunjukkan berapa banyak hutang yang digunakan

untuk membiayai aset-aset perusahaan. Berdasarkan data di atas terjadi peningkatan

rasio hutang sebesar 1% . Pada tahun 2012 terjadi peningkatan baik pada total

hutang maupun total asset, menjadikan pendanaan asset PT Indofood Sukses

Makmur Tbk oleh hutang bertambah menjadi 42% sedangkan sisanya 68% dibiayai

oleh ekuitas pemegang saham, Penyebab utama naikknya kewajiban perusahaan

adalah meningkatnya hutang lancar sebesar 1,94%.

3.2 Times Interest Earned

11

Page 12: Kelompok Manajemen keuangan

Times Interest Earned = Operating Income Interest Expense

Year Operating Income Interest Expense Rasio2011 888.230.223 123.237.957 7,21 kali

2012 1.097.546.731 378.462.634 2,90 kali

* Dinyatakan dalam jutaan Rupiah

Times interest earned (rasio laba terhadap beban bunga) menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk menutupi biaya bunga yang diukur dengan

membandingkan pendapatan usaha terhadap biaya bunga. Berdasarkan data di atas

terjadi penurunan antara tahun 2011 hingga 2012 sebesar 0,41 kali. Menurunnya

rasio laba terhadap beban bunga dikarenakan peningkatan beban bunga sebesar lebih

besar yaitu 5,88% dibandingkan peningkatan laba operasi sebesar 0,26%. Besar

bilangan 7,36 mengartikan bahwa banyaknya laba operasi adalah 7,36 kali besar

beban bunga pada tahun 2012.

4. Return On Equity

Return On Equity = Net Income . Common Equity

Year Net Income Common Equity Rasio2011 684.908.751 2.050.090.000 33,41 %

2012 841.290.753 2.050.090.000 41,30 %

Return on equity (Pengembalian atas ekuitas) menunjukkan rata-rata

perhitungan prngembalian atas investasi pemegang saham yang diukur dengan

membandingkan pendapatan bersih terhadap ekuitas saham biasa. Pada tahun 2012

terjadi penurunan pengembalian atas ekuitas sebesar 0,01 poin. Penurunan tersebut

disebabkan oleh peningkatan ekuitas saham biasa sebesar 8% yang tidak diiringi

peningkatan laba bersih.

Du Pont Analysis

ROE = Net income x sales : 1 - total debt Sales total asset total asset

Year Net Income Sales Total Asset Total Debt Rasio2011 684.908.751 3.824.099.116 10.838.820.997 3.245.490.060 33,41%2012 841.290.753 4.689.429.510 15.195.642.352 4.547.895.920 13,99%

12

Page 13: Kelompok Manajemen keuangan

* Dinyatakan dalam jutaan Rupiah

Analisis Dupont merupakan pendekatan untuk mengevaluasi profitabilitas dan

tingkat pengembalian ekuitas. Terjadi penurunan ROE disebabkan penurunan net

income sebesar 2,3%

B. PT Surya Semesta Internusa Tbk1. Firm Liquidity

1.1 Current Ratio

Current Ratio = Current Asset .Current Liabilities

Year Current Asset Current Liabilities Ratio2011 Rp 1.671.386.408.151 Rp 1.121.666.810.467 149,01 kali2012 Rp 3.074.972.800.293 Rp 1.782.520.909.149 172,51 kali

Rasio lancar (Current Ratio) menunjukkan likuiditas perusahaan

yang diukur dengan membandingkan aktiva lancar terhadap hutang lancar.

Berdasarkan data di atas, rasio lancar PT Mayora Indah Tbk dari tahun

2011 hingga 2012 mengalami kenaikan dari 2,22 kali ke 2,76 kali, hal ini

disebabkan terjadi peningkatan asset lancar sebesar 29%. Rasio lancar

pada tahun 2012 menunjukkan bahwa 1 rupiah utang (liabilitas) jangka

pendek perusahaan dijamin pembayarannya dengan 2,76 rupiah aset

lancar. Semakin tinggi nilai rasio lancar ini berarti semakin baik atau

semakin besar jaminan untuk pembayaran utang jangka pendek

perusahaan. Dengan meningkatnya Rasio lancar secara otomatis

perusahaan menjadi lebih likuid.

1.2 Acid Test Ratio

Acid Test Ratio= Current Assets − InventoriesCurrent Liabilities

Tahun Current Asset Inventories Current Liabilities2011 Rp 1.671.386.408.151 Rp 237,619,620,083 Rp 1.121.666.810.467 2012 Rp 3.074.972.800.293 Rp 163,816,180,129 Rp. 1.782.520.909.149

Tahun Rasio2011 1,28 kali2012 1,63 kali

13

Page 14: Kelompok Manajemen keuangan

Berdasarkan data diatas terjadi kenaikan rasio yang mulanya

sebesar 1,49 di tahun 2011 naik menjadi 1,98 di tahun 2012. Rasio tersebut

menunjukkan 1 rupiah utang jangka pendek perusahaan dijamin

pembayarannya oleh 1,98 rupiah aset cepat (kas dan setara kas serta piutang

usaha, kecuali persediaan). Yang menyebabkan hal tersebut adalah

walaupun terlihat adanya peningkatan kewajiban jengka pendek dari tahun

2011 ke tahun 2012 sebesar 4,26%, namun hal tersebut diikuti oleh

peningkatan aktiva lancar yang lebih besar yaitu sebesar 29%. Perhitungan

Acid Test Ratio ini juga menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan

semakin baik atau semakin besar untuk pembayaran kewajiban jangka

pendeknya.

2. Operating Profitability

2.1 Operating Income Return on Investment

Operating Income Return on Investment = Operating Income .Total Asset

Tahun Operating Income Total Asset Rasio2011 Rp 385,089,514,791 Rp 2,937,938,049,768 13,11 %

2012 Rp 877,962,947,639 Rp 4,854,633,414,808 18,08%

Operating Income Return on Investment (Tingkat pengembalian

investasi dari pendapatan operasi) menunjukkan keefektifan manajemen

dalam menghasilkan laba operasional atas aset-aset perusahaan, yang

diukur dengan membandingkan laba operasional terhadap total aktiva.

Berdasarkan data di atas terjadi peningkatan sebesar 3% dari 11% pada

tahun 2011 menjadi 14% pada tahun 2012. Hal ini menunjukkan

penggunaan 1 rupiah total aset menghasilkan keuntungan bersih sebesar

Rp 0,14. Hal ini disebabkan terjadinya peningkatan total aktiva sebesar

26%. Dan adanya peningkatan yang lebih besar ditunjukkan oleh

pendapatan operasi sebesar 53% menunjukkan tingkat pengembalian yang

meningkat dan perusahaan dapat menghasilkan laba yang kompetitif pada

aktiva perusahaan.

14

Page 15: Kelompok Manajemen keuangan

2.2 Operating Profit Margin

Operating Profit Margin = Operating Income .Sales

Tahun Operating Income Sales Rasio2011 Rp 385,089,514,791 Rp 2,878,775,284,823 13,38 %

2012 Rp 877,962,947,639 Rp 3,564,593,950,738 24,63 %

Operating profit margin (Marjin laba operasi) adalah variabel

penting dalam memahami profitabilitas operasi perusahaan. Marjin laba

operasi menunjukkan keefektifan manajemen dalam mengelola laporan

keuangan perusahaan yang diukur dengan membandingkan laba usaha

terhadap penjualan. Berdasarkan data di atas terjadi peningkatan sebesar

7% dari 8% menjadi 11%. Angka 11% pada tahun 2012 ini menunjukkan

1 rupiah penjualan menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp 0,11. Hal

ini juga menunjukkan pihak manjemen sudah cukup efektif mengatur

beban yang ada dalam proses operasi penjualan, sehingga terjadi

peningkatan laba operasi seiring dengan peningkatan penjualan.

2.3 Total Asset Turnover

Total Asset Turnover = Sales .Total Asset

Tahun Sales Total Asset Rasio2011 Rp 2.878.775.284.823 Rp 2.937.938.049.768 0,98 kali

2012 Rp 3.564.593.950.738 Rp 4.854.633.414.808 0,73 kali

Total Asset turnover (Perputaran total aktiva) menunjukkan

seberapa efisien perusahaan menggunakan aktivanya untuk menghasilkan

penjualan. Diukur dengan hasil penjualan per 1 rupiah aktiva. Berdasarkan

data di atas terdapat penurunan sebesar 0,16 kali. PT Mayora Indah Tbk

menghasilkan penjualan sekitar 1,27 per rupiah asset sedangkan

sebelumnya 1,43 per rupiah asset, angka ini menunjukkan totasl aset

perusahaan berputar sebanyak 1,27 kali dalam setahun 2012. Penurunan

perputaran total aset menunjukkan bahwa PT Mayora Indah Tbk kurang

15

Page 16: Kelompok Manajemen keuangan

efisien dalam menggunakan aktiva dibandingkan dengan tahun

sebelumnya.

2.4 Accounts Receivable Turnover

Accounts Receivable Turnover = Sales .Accounts Receivable

Tahun Sales Account Receivable Rasio2011 Rp 2,878,775,284,823 Rp 280,336,434,287 10,27 kali

2012 Rp 3,564,593,950,738 Rp 277,207,982,864 12,86 kali

Account Receivable turnover (perputaran piutang usaha) adalah

untuk mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas

dalam setahun. Berdasarkan data di atas terjadi penurunan perputaran

piutang sebesar 0,49 kali, hal ini menunjukkan meningkatnya penjualan

secara kredit dan berkurangnya kemampuan perusahaan dalam menagih

hutang. Angka 5,16 kali artinya dalam 1 tahun, piutang berputar sebanyak

5,16 kali. Maksudnya berputar di sini dihitung sejak terjadinya penjualan

secara kredit sehingga menimbulkan piutang usaha sampai dilunasinya

piutang usaha tersebut. Semakin cepat perputarannya berarti semakin cepat

piutang tertagih.

2.6 Fixed Asset

Fixed Asset = Sales .Net Fixed Asset

Tahun Sales Net Fixed Asset Rasio2011 Rp 2.878.775.284.823 Rp 458.812.125.974 6,27 kali

2012 Rp 3.564.593.950.738 Rp 607.714.872.758 5,86 kali

16

Page 17: Kelompok Manajemen keuangan

Fixed asset turnover (Perputaran aktiva tetap) menunjukkan

kemampuan aktiva tetap untuk menghasilkan penjualan. Berdasarkan data

di atas terjadi penurunan rasio sebanyak 0,41 kali dari tahun 2011 yang

sebesar ke 6,27 tahun 2012 yang sebesar 5,86. Sehingga setiap Rp 1

aktiva tetap pada tahun 2012 dapat menghasilkan penjualan sebanyak Rp

5,86 kali atau jumlah penjualan pada tahun 2012 sama dengan 5,86 kali

total aktiva tetap. Rasio sebesar 3,52 artinya aset tetap perusahaan berputar

3,52 kali dalam setahun.

3. Financing Decision

3.1 Debt Ratio

Debt Ratio = Total Debt . Total Asset

Tahun Total Debt Total Asset Rasio2011 Rp 1,736,788,805,395 Rp 2.937.938.049.768 0,59 kali

2012 Rp 3,185,004,282,210 Rp 4.854.633.414.808 0,66 kali

Debt ratio (rasio hutang) menunjukkan berapa banyak hutang yang

digunakan untuk membiayai aset-aset perusahaan. Berdasarkan data di atas

tidak terjadi peningkatan ataupun penurunan rasio hutang. Pada tahun

2012 maupun 2011 rasio hutang PT Mayora Indah Tbk tetap sebesar 0,63.

Artinya sebanyak 63% aset perusahaan dibelanjai (didanai) oleh dana

pinjaman. Semakin besar rasio ini berdampak semakin besar resiko bagi

kreditur dalam hal pengembalian pinjamannya.

4. Return On Equity

Return On Equity = Net Income .Common Equity

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari

modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham,

baik saham biasa maupun saham preferen. Berdasarkan data diatas, terjadi

peningkatan rasio pengembalian modal sebesar 5%, dari 20% di tahun

17

Page 18: Kelompok Manajemen keuangan

2011menjadi 25 % di tahun 2012. Rasio sebesar 25% ini artinya setiap 1 rupiah

modal yang ditanamkan menghasilkan Rp 0,25 keuntungan bersih. Peningkatan

rasio ini disebabkan peningkatan laba bersih sebesar 53% yang lebih besar

dibandingkan peningkatan common equity yang sebesar 27%. Peningkatan

rasio ini memberikan arti positif bagi para pemegang saham, karena

perusahaan mempunyai kemampuan yang semakin meningkat untuk

menghasilkan keuntungan.

5. Du Pont Analysis

ROE =

Tahun Net Income Sales Total Asset2011 Rp483.486.152.677 Rp 9.453.865.992.878 Rp 6.599.845.533.3282012 Rp.744.428.404.309 Rp 1.050.625.669.832 Rp 8.302.506.241.903

Menurut Du Pont, tingkat pengembalian ekuitas (return on equity /

ROE) tergantung seberapa jauh perusahaan berhasil mengendalikan biayanya,

seberapa baik perusahaan mengelola asetnya dan seberapa besar angka

pengganda ekuitas (seberapa besar perusahaan menggunakan modal

sendiri/ekuitas).

Berdasarkan tabel diatas, terjadi peningkatan ROE menurut Dupont,

yaitu sebesar 5%, dari 20% di tahun 2011 menjadi 25% di tahun 2012.

Peningkatan ROE pada tahun 2012 PT Mayora Indah Tbk, menunjukkan

terdapat peningkatan pula pada keberhasilan perusahaan mengendalikan

biayanya, pengelolaan asetnya, dan juga pada peningkatan angka pengganda

ekuitasnya.

C. Analisis Rasio Keuangan PT Siantar Top Tbk.

18

Page 19: Kelompok Manajemen keuangan

1. Firm Liquidity

1.1 Current Ratio

Current Ratio = Current Asset . Current Liabilities

Year Current Asset Current Liabilities Ratio2011 Rp 314.228.981.919 Rp 329.934.183.764 0,952012 Rp 569.839.536.195 Rp 571.296.021.580 0,99

Rasio lancar (Current Ratio) menunjukkan likuiditas perusahaan

yang diukur dengan membandingkan aktiva lancar terhadap hutang lancar.

Berdasarkan data di atas, rasio lancar PT Siantar Top dari tahun 2011

hingga 2012 mengalami kenaikan dari 0,95 kali menjadi 0,99 kali, hal ini

disebabkan adanya peningkatan yang sebanding antara aktiva lancar dan

hutang lancar, dimana aktiva lancar mengalami kenaikkan sebesar 81,35%

dan hutang lancar naik sebesar 73,15%. Dengan meningkatnya Rasio

lancar secara otomatis perusahaan menjadi lebih likuid.

1.2 Acid Test RatioAcid Test Ratio = Current Asset − InventoryCurrent Liabilities

Year Current Asset Inventory Current Liabilities Rasio2011 Rp 314.228.981.919 Rp 161.699.916.410 Rp 329.934.183.764 0,462012 Rp 569.839.536.195 Rp 242.653.601.169 Rp 571.296.021.580 0,57

Rasio cepat (Acid Test Ratio) menunjukkan likuiditas

perusahaan, seperti yang diukur dengan membandingkan aktiva lancar

kecuali persediaan terhadap kewajiban lancarnya. Berdasarkan data di atas

terjadi kenaikan rasio cepat dari 0,46 kali menjadi 0,57 kali. Peningkatan

ini disebabkan persediaan meningkat sebanding dengan peningkatan

aktiva, peningkatan persediaan sebesar 50,06%. Ini menunjukkan bahwa

perusahaan mempunyai kemampuan lebih besar untuk memenuhi

kewajiban yang jatuh tempo.

1.3 Average Collection Period

Average Collection Period = Accounts ReceivableDaily Credit Sales

19

Page 20: Kelompok Manajemen keuangan

Year Accounts Receivable Credit Sales Daily Credit Sales Rasio2011 Rp 113.929.853.227 Rp 1.027.683.999.319 Rp 2.815.572.600,87 412012 Rp 184.127.594.068 Rp 1.283.736.251.902 Rp 3.517.085.621,65 52

Rasio periode penagihan rata-rata (Average Collection Period)

menandakan seberapa cepat perusahaan menagih kreditnya, yang diukur

oleh rata-rata jumlah hari penagihan piutang usaha. Perode penagihan rata-

rata perusahaan pada tahun 2011 adalah sebesar 41 hari dan pada tahun

2012 terjadi kenaikkan sebesar 11 hari menjadi 52 hari. Dengan demikian,

pada tahun 2012 PT Siantar Top mempunyai waktu yang lebih panjang

untuk menagih piutangnya.

1.4 Accounts Receivable TurnoverAccounts Receivable Turnover = Credit Sales

Accounts Receivable

Year Accounts Receivable Credit Sales Rasio2011 Rp 113.929.853.227 Rp 1.027.683.999.319 9,022012 Rp 184.127.594.068 Rp 1.283.736.251.902 6,97

Rasio perputaran piutang usaha (Accounts Receivable Turnover)

menunjukkan seberapa cepat perusahaan menagih kreditnya, yang diukur

oleh lamanya waktu piutang dagang ditagih atau "perputaran piutang usaha"

selama tahun tersebut. Perputaran rasio piutang usaha pada tahun 2012

mengalami penurunan dibanding tahun 2011. Dimana pada tahun 2011,

rasio perputaran piutang usaha sebesar 9,02 kali sedangkan 2012 sebesar

6,97 kali. Penurunan rasio ini disebabkan pada tahun 2012 PT Siantar Top

mempunyai waktu lebih panjang untuk menagih piutang dibanding tahun

sebelumnya.

1.5 Inventory TurnoverInventory Turnover = Cost of Good Sold

Inventory

Year COGS Inventory Rasio2011 Rp 849.396.693.019 Rp 161.699.916.410 5,252012 Rp 1.036.609.081.010 Rp 242.653.601.169 4,27

Perputaran persediaan (Inventory Turnover) menandakan likuiditas

relatif persediaan yang diukur dengan berapa kali penggantian persediaan

20

Page 21: Kelompok Manajemen keuangan

perusahaan selama tahun tersebut. Tahun 2011 perputaran persediaan

adalah sebesar 5,25 kali dan pada tahun 2012 sebesar 4,27 kali. Dapat

dikatakan bahwa PT Siantar Top kurang baik dalam mengatur persediaan

di tahun 2012, karena terjadi penurunan perputaran persediaan pada tahun

2012. Jika dihitung pada tahun 2012, PT Siantar Top menjual persediaan

dalam waktu 85 hari pada rata-rata (365 hari : 4,27 kali), dibanding tahun

2011 yang hanya membutuhkan waktu 70 hari (365 hari : 5,25 kali).

Operating Profitability2.1 Operating Income Return on Investment

Operating Income Return on Investment = Operating Income Total Asset

Year Operating Income Total Assets Rasio2011 Rp 108.324.558.774 Rp 934.765.927.864 11,60%

2012 Rp 173.541.765.699 Rp 1.249.840.835.890 13,89%

Tingkat pengembalian investasi dari pendapatan operasi

(Operating Income Return on Investment) menunjukkan keefektifan

manajemen dalam menghasilkan laba operasional atas aset-aset

perusahaan yang diukur dengan membandingkan laba operasional terhadap

total aktiva. Dilihat dari tabel diatas, pada tahun 2012 tidak terjadi

kenaikkan yang signifikan dibanding tahun sebelumnya. Kenaikkan hanya

sebesar 2,29%, yaitu pada 2011 sebesar 11,60% dan pada tahun 2012

menjadi 13,89%. Hal ini disebabkan peningkatan yang seimbang antara

laba dari opresai dan total akiva.

2.2 Operating Profit MarginOperating Profit Margin = Operating Income

Sales

Year Operating Income Sales Rasio2011 Rp 108.324.558.774 Rp 1.027.683.999.319 10,54%2012 Rp 173.541.765.699 Rp 1.283.736.251.902 13,52%

Marjin laba operasi (Operating Profit Margin) adalah salah satu

komponen tingkat pengembalian investasi dari pendapatan operasi. Marjin

21

Page 22: Kelompok Manajemen keuangan

laba operasi menunjukkan keefektifan manajemen dalam mengelola

laporan keuangan perusahaan yang diukur dengan membandingkan laba

usaha terhadap penjualan. Tahun 2011 dibandingkan tahun 2012 terjadi

peningkatan sebesar 2,98%. Dimana tahun 2011 sebesar 10,54% dan tahun

2012 sebesar 13,52%. Peningkatan ini terjadi karena adanya peningkatan

penjualan dan laba operasi. Dengan melihat hasil ini dapat dikatakan

bahwa PT Siantar Top cukup ekfektif dalam mengatur komponen-

komponen marjin laba operasi.

2.3 Total Asset TurnoverTotal Asset Turnover = Sales

Total Asset

Year Sales Total Assets Rasio2011 Rp 1.027.683.999.319 Rp 934.765.927.864 1,10 2012 Rp 1.283.736.251.902 Rp 1.249.840.835.890 1,03

Perputaran total aktiva (Total Asset Turnover) menunjukkan

seberapa efisien perusahaan menggunakan aktivanya untuk menghasilkan

penjualan. Dengan melihat tabel diatas terjadi penurunan rasio dari tahun

2011 ke tahun 2012, dari angka rasio sebesar 1,10 kali pada tahun 2011

menjadi 1,03 kali pada tahun 2012. Maka, pada tahun 2012 PT Siantar Top

lebih efisien dalam menggunakan aktivanya.

2.4 Account Receivable TurnoverAccount Receivable Turnover = Sales .

Account Receivable

Year Sales Accounts Receivable Rasio2011 Rp 1.027.683.999.319 Rp 113.929.853.227 9,022012 Rp 1.283.736.251.902 Rp 184.127.594.068 6,97

Dimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa perputaran piutang

usaha menjelaskan seberapa cepat perusahaan menagih piutangnya. Dan

hasilnya pada tahun 2011 PT Siantar Top dapat menagih sebanyak 9,02

kali dan menurun di tahun 2012 menjadi 6,97 kali. Hal ini berarti pada

tahun 2012 sedikit lebih lambat dalam menagih piutang dibanding tahun

sebelumnya.

2.5 Inventory Turnover

22

Page 23: Kelompok Manajemen keuangan

Inventory Turnover = Cost of Good SoldInventory

Year COGS Inventory Rasio2011 Rp 849.396.693.019 Rp161.699.916.410 5,252012 Rp1.036.609.081.010 Rp242.653.601.169 4,27

Sama dengan apa yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa

perputaran persediaan menunjukkan berapa waktu perputaran persediaan

selama setahun. Dimana semakin tinggi angka rasio perputaran persediaan,

maka perusahaan semakin dianggap baik dalam mengatur persediaan.

Dalam tabel diatas angka rasio perputaran mengalami penurunan dari

tahun 2011 ke tahun 2012, dengan penurunan sebesar 0,98. Dengan

penurunan rasio ini maka perusahaan membutuhkan waktu lebih lama

dalam menjual persediannya.

2.6 Fixed Asset TurnoverFixed Asset turnover = Sales .

Net Fixed Asset

Year Sales Net Fixed Assets Rasio

2011 Rp 1.027.683.999.319 Rp 620.536.945.945 1,66

2012 Rp 1.283.736.251.902 Rp 680.001.299.695 1,89

Fixed asset turnover (Perputaran aktiva tetap)

menunjukkan kemampuan aktiva tetap untuk menghasilkan penjualan.

Dari tabel diatas, terjadi peningkatan angka rasio dari tahun 2011 ke 2012

sebesar 0,23 kali. Peningkatan ini disebabkan adanya peningkatan pada

penjualan dan aktiva tetap bersih. Dapat dikatakan bahwa jumlah

penjualan pada tahun 2012 sama dengan 1,89 kali total aktiva tetap.

3. Financing Decision

3.1 Debt Ratio

Debt Ratio = Total DebtTotal Asset

Year Total Debt Total Assets Rasio

23

Page 24: Kelompok Manajemen keuangan

2011 Rp 444.700.771.028 Rp 934.765.927.864 47,57%

2012 Rp 670.149.495.580 Rp 1.249.840.835.890 53,62%

Rasio hutang (Total Debt) menunjukkan berapa banyak hutang

yang digunakan untuk membiayai aset-aset perusahaan. Berdasarkan tabel

diatas terjadi peningkatan rasio sebesar 6,05% dari tahun 2011 ke tahun

2012. Peningkatan ini disebabkan adanya peningkatan pada aktiva dan

hutang, karena pada dasarnya setiap penambahan aktiva maka akan terjadi

penambahan hutang. Sehingga pada tahun 2012, 53,62% dari jumlah

aktiva perusahaan didapat melalui kredit (hutang).

3.2 Times Interest Earned

Times Interest Earned = Operating IncomeInterest Expense

Year Operating Income Interest Expense Rasio

2011 Rp 108.324.558.774 Rp 9.864.831.055 10,98

2012 Rp 173.541.765.699 Rp 26.866.970.612 6,46

Rasio laba terhadap beban bunga (Times Interest Earned)

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menutupi biaya bunga yang

diukur dengan membandingkan pendapatan sebelum bunga dan pajak-

pajak terhadap biaya bunga. Pada tahun 2011, rasio sebesar 10,98 kali lalu

turun di tahun 2012 sebesar 4,52 kali menjadi 6,46. Penurunan ini terjadi

karena peningkatan laba operasi tidak sebanding dengan peningkatan biaya

bunga.

3.3 Return on Equity (ROE)

Return on Equity = Net IncomeCommon Equity

Year Net Income Common Equity Rasio2011 Rp 42.675.154.847 Rp 490.065.156.836 8,71%2012 Rp 74.626.183.474 Rp 579.691.340.310 12,87%

24

Page 25: Kelompok Manajemen keuangan

Pengembalian ekuitas saham biasa (Return on Equity)

menunjukkan rata-rata penghitungan pengembalian atas investasi

pemegang saham yang diukur dengan membandingkan pendapatan bersih

terhadap ekuitas saham biasa. ROE tahun 2011 adalah sebesar 8,71% yang

kemudian meningkat sebesar 4,16% pada tahun 2012 menjadi 12,87%.

Peningkatan ini terjadi karena adanya peningkatan pada laba bersih dan

ekuitas pemegang saham biasa. Maka, pada tahun 2012, pemilik PT

Siantar Top menerima pengembalian saham sebesar 12,87% dari modal

saham biasanya.

4 Dupont Analysis

ROE =

Year Net Income Total Assets Total Debt Rasio2011 Rp 42.675.154.847 Rp 934.765.927.864 Rp 444.700.771.028 8,71%2012 Rp 74.626.183.474 Rp 1.249.840.835.890 Rp 670.149.495.580 12,87%

Analisis Dupont (Dupont Analysis) merupakan pendekatan untuk

mengevaluasi profitabilitas dan tingkat pengembalian ekuitas. Dengan

menggunakan persamaan Dupont memungkinkan pihak manajemen untuk

melihat dengan lebih jelas apa yang mendorong tingkat pengembalian ekuitas

dan apa hubungannya antara laba bersih, jumlah aktiva dan jumlah hutang.

Berdasarkan data pada tabel kenaikkan ROE dari tahun 2011 ke tahun

2012 adalah sebesar 4,16%. Peningkatan ini disebabkan adanya peningkatan

pada aktiva yang akan diikuti oleh peningkatan pada hutang sehingga laba

bersih menjadi naik.

D. Analisis Rasio Keuangan PT Lippo Karawaci Tbk.

1. Firm Liquidity

25

Page 26: Kelompok Manajemen keuangan

1.1 Current Ratio

Current Ratio = Current Asset .

Current Liabilities

Year Current Asset Current Liabilities Current Ratio

2011 13.608.404.625.136 2.254.091.754.773 6,03 kali

2012 19.479.450.841.694 3.479.207.471.491 5,59 kali

Rasio lancar (Current Ratio) menunjukkan likuiditas perusahaan yang diukur

dengan membandingkan aktiva lancar terhadap hutang lancar. Berdasarkan data di

atas, rasio lancar PT Ultrajaya dari tahun 2011 hingga 2012 mengalami kenaikan dari

1,52 kali menjadi 2,02 kali, hal ini disebabkan terjadi peningkatan asset lancar

sebesar 29,47%. Dengan meningkatnya Rasio lancar secara otomatis perusahaan

menjadi lebih likuid.

1.2 Acid Test Ratio

Acid Test Ratio = Current Asset − Inventory

Current Liabilities

Year Current Asset Inventory Current Liabilities Rasio

2011 13.608.404.625.136 7.892.170.591.837 2.254.091.754.773 2,53 kali

2012 19.479.450.841.694 10.504.909.573.401 3.479.207.471.491 2,57 kali

Rasio cepat (Acid Test Ratio) menunjukkan likuiditas perusahaan, seperti yang

diukur dengan membandingkan aktiva lancar kecuali persediaan terhadap kewajiban

lancarnya. Berdasarkan data di atas terjadi kenaikan rasio cepat sebesar 0,54 kali

dari 0,914 kali menjadi 1,454 kali. Peningkatan ini disebabkan penurunan inventory

sebesar 9,315% walaupun aktiva dan kewajiban lancar meningkat. Ini menunjukkan

bahwa perusahaan mempunyai kemampuan lebih besar untuk memenuhi kewajiban

yang jatuh tempo.

2. Operating Profitability

2.1 Operating Income Return on Investment

Operating Income Return on Investment = Operating Income .Total Asset

26

Page 27: Kelompok Manajemen keuangan

Year Operating Income Total Assets Rasio2011 Rp 182.058.917.652 Rp 2.179.181.979.434 0,08352012 Rp 429.341.499.878 Rp 2.420.793.382.029 0,177

Operating Income Return on Investment (Tingkat pengembalian investasi dari

pendapatan operasi) menunjukkan keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba

operasional atas aset-aset perusahaan, yang diukur dengan membandingkan laba

operasional terhadap ttotal aktiva. Berdasarkan data di atas terjadi penurunan sebesar

9.35% dari 8.35% pada tahun 2011 menjadi 17.7% pada tahun 2012. Hal ini

disebabkan terjadinya peningkatan total aktiva sebesar 11,08%. Penurunan yang

tidak terlalu jauh ini menunjukkan tingkat pengembalian yang relatif stabil dan

perusahaan dapat menghasilkan laba yang kompetitif pada aktiva perusahaan.

2.2 Operating Profit Margin

Operating Profit Margin = Operating Income .Sales

Year Operating Income Sales Rasio

2011 Rp 182.058.917.652 Rp 361.471.509.271 0,504

2012 Rp 429.341.499.878 Rp 366.413.401.362 1,172

Operating profit margin (Marjin laba operasi) adalah variabel penting dalam

memahami profitabilitas operasi perusahaan. Marjin laba operasi menunjukkan

keefektifan manajemen dalam mengelola laporan keuangan perusahaan yang diukur

dengan membandingkan laba usaha terhadap penjualan. Berdasarkan data di atas

terjadi peningkatan sebesar 66,8% dari 50,4% menjadi 117,2%, Hal ini menunjukkan

pihak manjemen sudah cukup efektif mengatur beban yang ada dalam proses operasi

penjualan, sehingga walaupun penjualan turun laba operasi meningkat.

2.3 Total Asset Turnover

Total Asset Turnover = Sales .Total Asset

27

Page 28: Kelompok Manajemen keuangan

Year Sales Total Assets Rasio

2011 Rp 361.471.509.271 Rp 2.179.181.979.434 0,165

2012 Rp 366.413.401.362 Rp 2.420.793.382.029 0,151

Total Asset turnover (Perputaran total aktiva) menunjukkan seberapa efisien

perusahaan menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Diukur dengan

hasil penjualan per 1 dolar aktiva. Berdasarkan data di atas terdapat penurunan

sebesar 0,01 kali. PT Ultrajaya Milk & Trading Company Tbk menghasilkan

penjualan sekitar 0,15 per dolar asset sedangkan sebelumnya 0,16 per dolar asset, hal

ini menunjukkan bahwa PT Ultrajaya Milk & Trading Company Tbk lebih efisien

dalam menggunakan aktiva.

2.4 Account Receivable Turnover

Account Receivable Turnover = Sales Account Receivable

Year Sales Account Receivable Rasio

2011 Rp 361.471.509.271 Rp 255.494.585.569 1,41

2012 Rp 366.413.401.362 Rp 297.400.522.080 1,23

Account Receivable turnover (perputaran piutang usaha) adalah untuk

mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun.

Berdasarkan data di atas terjadi penurunan perputaran piutang sebesar 0,18 kali, hal

ini menunjukkan meningkatnya penjualan secara kredit dan berkurangnya

kemampuan perusahaan dalam menagih hutang.

2.5 Inventory Turnover

Inventory Turnover = Cost of Good SoldInventory

Year COGS Inventory Rasio

2011 Rp 1.476.677.453.814 Rp 368.496.687.848 4,007

28

Page 29: Kelompok Manajemen keuangan

2012 Rp 1.908.109.047.237 Rp 334.169.035.934 5,71

Inventory turnover (perputaran persediaan) adalah ukuran seberapa sering

persediaan barang dagang terjual dalam waktu satu periode. Berdasarkan data di atas

terjadi kenaikan rasio sebesar 1,7 kali, hal ini terjadi karena penurunan persediaan

lebih besar yaitu 9,31% dibanding peningkatan harga pokok penjualan yaitu 29,21%.

2.6 Fixed Asset Turnover

Fixed Asset turnover = Sales . Net Fixed Asset

Year Sales Net Fixed Aset Rasio

2011 Rp 361.471.509.271 Rp 1.255.101.688.376 0,288

2012 Rp 366.413.401.362 Rp 1.224.366.778.186 0,275

Fixed asset turnover (Perputaran aktiva tetap) menunjukkan kemampuan

aktiva tetap untuk menghasilkan penjualan, Berdasarkan data di atas terjadi

penurunan sebanyak 0,013 kali. Sehingga setiap Rp 1 aktiva tetap dapat

menghasilkan penjualan sebanyak Rp 0,275 atau jumlah penjualan pada tahun 2012

sama dengan 0,275 kali total aktiva tetap.

3. Financing Decision

3.1 Debt Ratio

Debt Ratio = Total DebtTotal Asset

Year Total Debts Total Assets Rasio

2011 Rp 776.735.279.582 Rp 2.179.181.979.434 0,356

2012 Rp 744.274.331.607 Rp 2.420.793.382.029 0,307

29

Page 30: Kelompok Manajemen keuangan

Debt ratio (rasio hutang) menunjukkan berapa banyak hutang yang digunakan

untuk membiayai aset-aset perusahaan. Berdasarkan data di atas terjadi penurunan

rasio hutang sebesar 0,04% . Pada tahun 2012 terjadi penurunan pada total hutang

dan penaikan total asset/.

3.2 Times Interest Earned

Times Interest Earned = Operating Income Interest Expense

Year Operating Income Interest Expense Rasio

2011 Rp 182.058.917.652 Rp 21.904.188.542 8,31

2012 Rp 429.341.499.878 Rp 1.676.519.113.422 39,03

Times interest earned (rasio laba terhadap beban bunga) menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk menutupi biaya bunga yang diukur dengan

membandingkan pendapatan usaha terhadap biaya bunga. Berdasarkan data di atas

terjadi kenaikan antara tahun 2011 hingga 2012 sebesar 30,72 kali. Kenaikan rasio

laba terhadap beban bunga dikarenakan peningkatan beban bunga sebesar

dibandingkan peningkatan laba.

4. Return On Equity

Return On Equity = Net Income . Common Equity

Year Net Income Common Equity Rasio

2011 Rp 101.323.273.593 Rp 1.351.971.313.937 0,095

2012 Rp 353.431.619.485 Rp 1.676.519.113.422 0,210

Return on equity (Pengembalian atas ekuitas) menunjukkan rata-rata

perhitungan prngembalian atas investasi pemegang saham yang diukur dengan

membandingkan pendapatan bersih terhadap ekuitas saham biasa. Pada tahun 2012

terjadi kenaikan pengembalian atas ekuitas sebesar 0,11 poin. Kenaikan tersebut

disebabkan oleh peningkatan ekuitas saham biasa sebesar yang diiringi peningkatan

laba bersih.

30

Page 31: Kelompok Manajemen keuangan

Du Pont Analysis

ROE = Net income x sales : 1 - total debt Sales total asset total asset

Tahun Net Income Sales Total Asset Total Debt Rasio2011 101.323.273.593 61.471.509.271 2.179.181.979.434 776.735.279.582 0,07142012 353.431.619.485 366.413.401.362 2.420.793.382.029 744.274.331.607 0,210

Analisis Dupont merupakan pendekatan untuk mengevaluasi profitabilitas dan

tingkat pengembalian ekuitas. Terjadi kenaikan ROE disebabkan penurunan net

income sebesar 13,9% .

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

31

Page 32: Kelompok Manajemen keuangan

Dari keempat entitas yang dibandingkan, kami menarik beberapa

kesimpulan berdasarkan rasio likuiditas, pendanaan dari hutang, laba operasi

dan pengembalian atas ekuitas saham sebagai berikut :

1. PT Indofood Sukses Makmur Tbk, memiliki rasio likuiditas, pendanaan

dari hutang, kemampuan menghasilkan laba operasi dan pengembalian

atas ekuitas saham yang sebanding. Sehingga dapat ditarik kesimpulan,

PT Indofood Sukses Makmur Tbk telah berhasil mengandalikan kinerja

keuangannya secara efektif.

2. PT Mayora Indah Tbk, kebanyakan membiayai asetnnya dengan hutang,

namun mereka berhasil menggunakan aset tersebut secara efektif yang

akhirnya meningkatkan kemampuannya dalam membayar hutang serta

mengembalikan ekuitas kepada para pemegang saham.

3. PT Siantar Top Tbk, kebanyakan membiayai asetnya dengan hutang,

walaupun laba operasi yang dihasilkan dari aset relatif tinggi, namun

perusahaan kurang mampu mengembalikan hutang jangka pendeknya,

hal ini dikarenakan manajemen kurang efektif dalam mengelola

persediaannya.

4. PT Ultrajaya Milk Tbk, mendanai asetnya sebagian kecil dari hutang,

kemudian pihak manajemen dapat mengggunakan asetnya secara efektif,

sehingga dapat menghasilkan laba yang relatif tinggi, dengan demikian

menaikkan kemampuan mereka dalam membayar hutang jangka pendek.

Daftar Pustaka

Keown .J, Arthur, dkk. 2008. Manajemen Keuangan. Jakarta: PT Indeks

32

Page 33: Kelompok Manajemen keuangan

www.idx.co.id/

33