Kelainan Refraksi
-
Upload
fransiska-oktafiani -
Category
Health & Medicine
-
view
44 -
download
2
Transcript of Kelainan Refraksi
KELAINAN REFRAKSI Kelompok 6 :1. Nita Mardiana2. Nopi Nurhayati3. Nurshafira Yogaswara4. Nurul Khayatun Nufus
A. Pengertian Kelainan Retraksi Kelainan retraksi merupakan kelainan pembiasan sinar pada mata.
Tidak difokuskan pada retina atau bintik kuning.
a. Miopia (rabun jauh) : sinar akan difokuskan lebih didepan selaput jala dan diberi kacamata negatif.
b. Hipermetropia (rabun dekat) : sinar difokuskan dibelakang selaput jala yang memerlukan lensa positif.
c. Astigmatisme (silinder) : Bila pembiasan sinar tidak pada satu titik atau astigmat diberikan lensa silinder.
B . Anatomi Mata dan Fisiologi
Fisiologi Mataa. Kornea Merupakan jendela paling depan dari mata dimana sinar masuk dan
difokuskan ke dalam pupil.b. Iris atau Selaput pelangiIris atau Selaput pelangi yang berwarna coklat akan menghalangi sinar
masuk kedalam mata. Iris akan mengatur jumlah sinar asuk kedalam pupil mata melalui besarnya pupil. Iris merupakan
c. PupilPupil yang berwarna hitam pekat pada sentral iris mengatur jumlah
sinar masuk kedalam bola mata d. Lensa
Lensa yang jernih mengambil peranan membiasakan sinar 20 % atau 10 dioptri. Peranan lensa yang terbesar adalah pada saat melihat dekat atau ber akomodasi.e. Retina
Retina merupakan bungkus bola mata sebelah dalam terletak dibelakang pupil. Retina akan meneruskan rangsangan elektrik keotak sebagai bayangan yang dikenal.f. Saraf Optik
Saraf penglihat meneruskan rangsangan listrik dari mata ke korteks visual untuk dikenali bayangannya
Tanda-Tanda Umum Kelainan RefraksiPenderita dengan kelainan Refraksi akan memberikan keluhan berikut : Sakit kepala terutama didaerah tengukuk atau dahi Mata berair Cepat mengantuk Mata terasa pedas Pegal pada bola mata Penglihatan kabur
C. Manifestasi Klinis Khusus
1. HipermetropiSakit kepala frontal, memburuk pada waktu mulai timbul gejala
hipermetropi dan makin memburuk sepanjang penggunaan mata dekat. Penglihatan tidak nyaman (asthenopia) ketika pasien harus focus pada suatu jarak tertentu untuk waktu yang lama, misalnya menonton pertandingan bola. Akomodasi akan lebih cepat lelah ketika terpaku pada suatu level tertentu dari ketegangan.
2. MiopiPenglihatan kabur atau mata berkedip ketika mata mencoba melihat suatu
objek dengan jarak jauh serta derajat kelainan yang meningkat terus sampai usia remaja kemudian menurun pada usia dewasa muda.
3. AstigmatMelihat ganda dengan satu atau kedua mata, melihat benda bulat menjadi
lonjong, pada astigmat penglihatan akan kabur untuk jauh ataupun dekat, bentuk benda yang dilihat berubah, mengecilkan celah kelopak, sakit kepala, mata tegang dan pegal, mata dan fisik lelah.
Pemeriksaan yang dilakukan :
1. Visus2. Cara melakukan finger tes3. Cara melakukan waving hand tes
2. Cara melakukan finger tes :Acungkan satu atau lebih jari tangan kanan/kiri kamu didepan penderita dari jarak 3 meter, 2 meter atau 1 meter. Setelah itu penderita disuruh menebak berapa jumlah jari yang diacungkan. Apabila pada jarak 3 meter penderita bisa menebak/melihat jari yang diacungkan maka visusnya 3/60 (orang normal bisa melihat acungan jari pada jarak 60 meter, sedangkan pasien hanya bisa melihat pada jarak 3 meter). Apabila pasien tidak bisa menebak/melihat acungan jari pada jarak 1 meter lakukan tes goyangan tangan (waving hand tes).
3. Cara melakukan waving hand tes :Goyangkan kedua tangan kamu didepan penderita dari jarak 3 meter, 2 meter atau 1 meter. Setelah itu penderita ditanya apakah dapat melihat goyangan tangan didepannya atau terlihat buram . Apabila pada jarak 3 meter penderita bisa menebak/melihat goyangan tangan didepannya maka visusnya 3/300 (orang normal bisa melihat goyangan tangan pada jarak 300 meter, sedangkan pasien hanya bisa melihat pada jarak 3 meter). Apabila pasien tidak bisa menebak/melihat goyangan tangan pada jarak 1 meter lakukan tes penyinaran dengan lampu senter (dark-light tes
Bola Mata pendek
Lengkung kornea Kurang
Pembiasan refraksi bola mata lemah misal pada penderita DM
Perubahan Komposisi kornea
Penurunan refraksi mata
Perubahan posisi Lensa
Cahaya tidka tepat jatuh diretinaPandangan kabur melihat
dekat Penurunan penglihatan
Lensa berakomodasi terus menerus
Kelelahan otot- otot mataPusing, nyeri kepala
Resiko cidera b.d keterbatasan penglihatan
Nyeri ( pusing ) b.d usaha mata memfokuskan
pandangan
Cahaya masuk melewati lensa dibelakang retina
Hipermetropi
Bola mata panjang
Pembiasan atau refraksi mata, misal pada penderita katarakLensa mata terlalu
cembung
Cahaya masuk melewati lensa didepan retina
Cahaya difokuskan tidak tepat di retina
Pandangan kabur melihat
Penurunan penglihatan lensa berakomodasi
terus menerusKelelahan otot
mata
Pusing atau nyeri
Gangguan persepsi sensori b.d perubahan kemampuan
memfokuskan sinar pada retina
Resiko cidera b.d
keterbatasan penglihatan
Miopi
Kelainan kelengkungan
permukaan korenaKornea berbentuk ovalSinar yang masuk
dibiaskan terbesar diretinaBayangan benda tidak
fokusPenggunaan lensa
silinder Pandangan jadi kabur dan tidak
jelas
Penurunan kemampuan melihat dekat dan jauh
Terlalu lamamembaca menulis menjahit dsb
Sakit kepala pusing
Gangguan rasa nyaman nyeri
Gangguan persepsi sensori
Resiko cedera
ASTIGMAT
Diagnosa Keperawatan Hipermetropi
Intervensi Rasional
1. Penurunan persepsi sensori : penglihatan b.d penurunan tajam penglihatan dan kejelasan penglihatan.
•Kaji ketajaman penglihatan klien.•Identifikasi alternatif untuk optimalisasi sumber rangsangan.•Sesuaikan lingkungan untuk optimalisasi penglihatan
•Mengidentivikasi kemampuan visual klien.•Memberikan keakuratan penglihatan dan perawatanya.•Meningkatkan kemampuan persepsi sensori
2.Gangguan rasa nyaman b.d usaha memfokuskan pandangan.
•Jelaskan penyebab pusing dan mata lelah.•Anjurkan klien agar cukup istirahat dan tidak melakukan aktivitas membaca terus menerus.•Gunakan lampu atau penerangan yang cukup saat membaca.
•Menguragi kecemasan dan meningkatkan pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dan tindakan keperawatan.•Mengurangi kelelahan mata sehingga pusing berkurag.•Mengurangi silau dan akomodasi berlebihan.
Diagnosa Keperawatan Miopi
Intervensi Rasional
1. Perubahan persepsi sensori visual b.d gangguan penglihatan.
•Menjelaskan penyebab terjadinya gangguan penglihatan.•Melakukan uji ketajaman penglihatan.
•Pengetahuan tentang penyebab mengurangi kecemasan dan menigkatkan pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan keperawatan.•Mengetahui visus dasar klien dan perkembanganya setelah diberikan tindakan
2. Resiko cedera yang b.d keterbatasan penglihatan
•Menjelaskan tentang kemungkinan yang terjadi akibat penurunan tajam penglihatan.•Menganjurkan untuk membatasi aktivitas seperti mengendarai kendaraan pada malam hari.
•Perubahan ketajaman penglihatan dan kedalaman persepsi dapat meningkatkan resiko cedera sampai klien belajar untuk mengkompensasi.•Mengrangi potensial bahaya karena penglihatan kabur.
DAFTAR PUSTAKA1. Huda Nurarif Amin dan Kusuma Hardhi. 2015. APLIKASI Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta, MediAction.
2. Ilyas Sidarta. 2004. Kelainan Retraksi dan Koreksi Penglihatan. Jakarta, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Thank You See You next Time Guyss