Kel Kecil Gizi Buruk 1

36
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kasus gizi kurang masih menjadi masalah di beberapa Negara. Tercatat 1 dari 3 anak didunia meninggal setiap tahun akibat kurangnya kualitas gizi, dari data departemen kesehatan menunjukan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena masalah kekurangan gizi dan kurangnya kualitas makanan didukung pula oleh kekurangan gizi selama masih didalam kandungan, hal ini dapat berakibat kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada saat anak beranjak dewasa Dr. Bruce Cogill seorang ahli gizi dari badan PBB Unicef mengatakan bahwa isu global tentang gizi kurang saat ini merupakan masalah yang harus diatasi . Untuk mengatasi masalah gizi kurang ini pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai program salah satu program pemerintah Indonesia tersebut adalah pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2015 dengan salah satu tujuannya yaitu menurunkan angka gizi kurang dan juga tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJMN) tahun 2010 sampai 2014 yaitu menurunnya prevalensi gizi kurang menjadi 1

description

semoga bermanfaat teman

Transcript of Kel Kecil Gizi Buruk 1

Page 1: Kel Kecil Gizi Buruk 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kasus gizi kurang masih menjadi masalah di beberapa Negara. Tercatat 1 dari

3 anak didunia meninggal setiap tahun akibat kurangnya kualitas gizi, dari data

departemen kesehatan menunjukan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun

karena masalah kekurangan gizi dan kurangnya kualitas makanan didukung pula

oleh kekurangan gizi selama masih didalam kandungan, hal ini dapat berakibat

kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada saat anak beranjak dewasa Dr. Bruce

Cogill seorang ahli gizi dari badan PBB Unicef mengatakan bahwa isu global

tentang gizi kurang saat ini merupakan masalah yang harus diatasi .

Untuk mengatasi masalah gizi kurang ini pemerintah Indonesia telah

melakukan berbagai program salah satu program pemerintah Indonesia tersebut

adalah pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2015 dengan salah satu

tujuannya yaitu menurunkan angka gizi kurang dan juga tertuang dalam rencana

pembangunan jangka menengah (RPJMN) tahun 2010 sampai 2014 yaitu

menurunnya prevalensi gizi kurang menjadi 15%. Kegiatan lain yang dilakukan

adalah meningkaykan cakupan tata laksana gizi kurang di beberapa desa di

Indonesia (KEMENKES 2010).

Jumlah kasus gizi kurang menurut BB/U selama tahun 2006 di Jawa Tengah

berjumlah 10,376 anak atau 0,52%. Angka ini masih lebih rendah dari target

nasional sebesar 3%, angka tertinggi di kota Surakarta sebesar 2,8 % dan angka

terendah di kabupaten Kudus dan kota Semarang. Dalam menghadapi masalah

tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah telah melakukan pelatihan

penangan gizi kurang terhadap petugas puskesmas, petugas RS, dan dokter anak

di seluruh RS pemerintah Jawa Tengah. Diharapkan dengan pelatihan tersebut

akan dapat membantu dalam melakukan penanganan kasus secara lebih tuntas.

1

Page 2: Kel Kecil Gizi Buruk 1

Disamping itu upaya pencegahan agar tidak terjadi gizi buruk, upaya pencegahan

gizi kurang perlu ditingkatkan.

Atas dasar masalah diatas, maka kami mengadakan survey di Dusun Ngampel

Desa Ngampeldento Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Provinsi Jawa

Tengah dan menurut hasil survey ditemukan terdapat satu anak balita yang

mengalami gizi kurang yaitu di keluarga Tn. T yang bertempat tinggal di Dusun

Ngampel 01/03, maka kami melakukan “Asuhan Kebidanan Keluarga Tn. T

dengan masalah utama Gizi Kurang pada An. R Dusun Ngampel Desa

Ngampeldento Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah”

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Membantu memandirikan keluarga untuk mengatasi masalah yang

terjadi di keluarga dengan Asuhan Kebidanan menurut 7 langkah Varney.

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswi bersama keluarga Tn.T mampu melakukan pengkajian data.

b. Mahasiswi bersama keluarga Tn.T mampu menentukan diagnosa/masalah.

c. Mahasiswi bersama keluarga Tn.T mampu mengidentifikasi masalah

potensial.

d. Mahasiswi bersama keluargav Tn.T mampu mengidentifikasi kebutuhan

segera.

e. Mahasiswi bersama keluarga Tn.T mampu merencanakan suatu tindakan

(intervensi).

f. Mahasiswi bersma keluarga Tn.T mampu melakukan suatu tindakan

(implementasi).

g. Mahasiswi bersama keluarga Tn.T mampu mengevaluasi pelaksanaan

asuhan kebidanan.

C. Manfaat penulisan

1. Bagi penulis

2

Page 3: Kel Kecil Gizi Buruk 1

Mendapatkan pengalaman serta melaksanakan asuahan kebidnan

komunitas pada keluarga dengan menerapkan teori yang telah didapatkan

di perkuliahan.

2. Bagi institusi

Sebagai bahan kepustakaan bagi institusi.

3. Bagi keluarga

Agar mereka mengetahui masalah yang berkaitan dengan kesehatan

keluarga sehingga mudah bekerja sama untuk mengatasi masalah yang ada

di dalam keluarga.

4. Bagi masyarakat

Sebagai informasi tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan

kesehatan lingkungan, dan bekerja sama untuk mengatasinya, serta untuk

meningkatkan derajat kesehatan di masyarakat.

D. Waktu dan tempat

Asuhan kebidanan keluarga di laksanakan dari tanggal 10 Oktober 2015

sampai 12 Oktober 2015 di Dusun Ngampel Desa Ngampeldento Kecamatan

Salaman Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah.

E. Metode pengumpulan

Studi kasus dengan teknik pengumpulan Observasi dan Wawancara. Serta

melakukan pemeriksaan antropometri dan pemeriksaan fisik.

3

Page 4: Kel Kecil Gizi Buruk 1

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Teori Medis

2.1 Definisi

Defisiensi gizi atau gizi kurang terjadi pada anak yang kurang

mendapatkan asupan makanan yang cukup bergizi dalam waktu lama. Tidak

cukup asal anak mendapatkan makanan banyak saja ( sehari makan 3 kali satu

piring hanya dengan kerupuk atau kuah sayur saja) tapi harus mengandung

nutrisi yang cukup, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.

2.2 Gejala dari kekurangan gizi

Gejala yang paling umum dari kekurangan gizi dalah penurunan berat

badan. Sebagai contoh, orang-orang yang kehilangan hingga 10% dari berat

badan mereka dalam 3 bulan tanpa diet dianggap kurang gizi. Mungkin ada

gejala seperti kelelahan, kekurangan energy, kurangnya kekuatan,

breathlessness, anemia, perubahan kulit, rambut, kuku, dan lain-lain pada

breathlessness, anemia, perubahan kulit, rambut, dan kuku dan lain-lain pada

orang dewasa dengan kekurangan gizi.

2.3 Etiologi

Penyebab gizi kurang menurut H.L Blum dipengaruhi oleh berbagai faktor

yaitu :

a. Lingkungan Hidup

Masalah kesehatan keluarga tergantung pada lingkungan hidup, baik

secara fisik,biologi, dan social budaya. Tingkat pendidikan keluarga,

biasanya pendidikan keluarga, biasanya pendidikan ibu rrendah, tingkat

sosial ekonomi miskin dan keadaan memprihatinkan dilingkungan

4

Page 5: Kel Kecil Gizi Buruk 1

keluarga merupakan gangguan untuk mencapai status keluarga sehat

secara optimal.

Dari 40 juta keluarga, 35% tidak mempunyai sanitasi yang baik,

penyedian air bersih/ memiliki sumber air minum terlindungi : 81,48%

( 2007).

Sekitar 57% keluarga tidak memiliki tempat pembuangan kotoran

sampah yang benar. Penilaian di 5 provinsi di jawa dan di bali pada

1987/1988 menunjukkan terdapat perkembangan pemeriksaan diantara

17,431 anak-anak dari umur 0-6 tahun 44% diantaranya berada

dilingkungan yang tidak kondusif bagi proses pertumbuhan mereka.

Keadaan lainnya adalah hubungan orang tua mereka yang tidak hormonis,

ibu tidak peduli dengan anak mereka dan sulit menerima pendidikan

kesehatan.

Penemuan lainnya adalah 40% pengguna obat terlarang diantara anak-

anak usia sekolah berlatar belakang dan social yang miskin. Peralihan

ekonomi dan social budaya dari suatu keluarga merubah pola hidup

keluarga dan lingkungannya. Tingginya polusi terhadap lingkungan hidup

sekitar meningkatan resiko gangguan mental, stress, kecelakaan, penyakit

keturunan, dan penyakit merosotnya daya tahan tubuh bagi orang usia

lanjut.

b. Perilaku

Keluarga tidak berperilaku yang benar untuk mendukung pola tingkah

laku hidup sehat hal ini tampak pada pola makan keluarga yang tidak

benar dan mengakitbatkan kegemukan dan gizi yang berlebihan.

Kebiasaan hypokinefis ( kurang gerak ) meningkat resiko penyakit

jantung lebih dari 88% keluarga di desa mempunyai kebiasaan buruk

dalam membuang sampah dan 35% keluarga hidup diruamh yang tidak

sehat lingkungannya.

5

Page 6: Kel Kecil Gizi Buruk 1

Didalam kehidupan keluarga ibu tidak dapat melaksanakan 2 fungsi

dan peran pentingnya sebagai ibu yang ahli. Hal ini dapat kita lihat dari

kebiasaan ibu menyediakan makanan yang tidak proporsional bagi

keluarganya.

Pada umumnya seorang ibu juga terlibat dalam proses pengambilan

keputusan dalam keluarga. Terutama hal yang beruhubungan dengan

perawatan kesehatan anak balita dan ibu.

Akan tetapi keluarga inti dan keterlibatan kerabat dekat harus

dipertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Keadaan tersebut

yang mengakitbatkan kelalaian akan kesehatan dan keselamatan dari

balita dan ibu.

c. Pelayanan Kesehatan

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat,berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan

sumber daya yang ada di masyarakat (upaya kesehatan bersumber daya

masyarakat/UKBM). Posyandu adalah salah satu UKBM yang cukup

memasyarakatkan. Tahun 2006 jumlah posyandu 269.202 unit, poskesdes

27,332 unit, dan desa siaga 12.300 desa. Tahun 2007 jumlah puskesmas

8.234 unit dengan 2.683 unit diantaranya adalah puskesmas perawata.

Ratio puskesmas 3,65 per 100.000 penduduk sementara ratio tenaga

kesehatan per 100.000 penduduk tahun 2006 : dr. spesialis 5,53 dr. umum

19,93 perawat 137,87, bidan 35,4 kesehatan masyarakat 4,36 petugas gizi

6,86.

Sampai sekarang pelayanan kesehatan bagi keluarga tidak dalam

bantuk paket untuk setiap unit keluarga, tetapi dalam pelayanan individu

untuk setiap anggota keluarga.

Fungsi ibu dapat dilihat sebagai penjaga dan orang yang merubah

kesehatan keluarga dan orang pertama yang menyediakan perawatan

kesehatan. Sebagai ibu dari sebagai orang yang memberikan pelayanan

6

Page 7: Kel Kecil Gizi Buruk 1

kesehatan bagi masyarakat, wanita apabila diberikan dorongan dan

penyuluhan yang benar dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dan

keluarganya.

Fasilitas penyuluhan di pusat kesehatan dan dirumah sakit kota masih

kurang kompeten dalam menjalankan perannya untuk mendukung sistem

penyuluhan kesehatan. Semua penuh atau kadang ada yang hanya

memiliki satu dokter saja. Hal ini menyebabkan kualitas dan kegunaan

pelayanan kesehatan yang sangat kurang. Masih banyak ditempat yang

perlu diperkuat pelayanannya dengan harapan dapat mengembalikan

kesehatan keluarga, terutama ibu dan anak.

d. Genetika

Keluarga di bentuk menjadi dua macam manusia dengan bermacam –

macam gen dan sifat, yang mempengaruhi anak – anak mereka. Kelainan

genetika dalam konteks pelayanan kesehatan keluarga di anggap sulit dan

mahal untuk dilaksanakan dan membutuhkan metode teknologi yang

tinggi.

7

Page 8: Kel Kecil Gizi Buruk 1

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

a. Data umum

No Nama anggota keluarga

L/P Umur Hubungan terhadap

KK

Pendidikan Pekerjaan

1. Tn. T L 30 th Suami SD Karyawan di mana

2. Ny. S P 25 th Istri SD IRT3. An. R P 3 th Anak Belum

sekolah-

GENOGRAM

8

Tn. T Ny. A

An.R

Page 9: Kel Kecil Gizi Buruk 1

b. Data lingkungan

Dalam bulan terakhir ada anggota keluarga yang sakit yaitu An.R umur

3 tahun diare dan berobat ke bidan dan telah sembuh. Keluarga Tn.T memiliki

sarana pembuangan kotoran atau wc dalam rumah dan telah memiliki jamban

dan sumber air berasal dari PAMSIMAS. rumah Tn.T memiliki ventilasi

udara (jendela) dan dapat dibuka dan ditutup setiap harinya. Di dalam rumah

Tn.T sudah bebas dari tikus dan lalat tetapibelum bebas dari jentik nyamuk

dan pekarangan rumah Tn.T bersih dari sampah dan kotoran.

c. Data perilaku

Anggota keluarga Tn.T tidak ada yang merokok dalam rumah, sudah

memiliki jamban keluarga dan sudah membuang sampah pada tempatnya

keluarga Tn.T belum mengerti tentang kadarzi (belum memenuhi syarat

makan beraneka ragam). Untuk pemeriksaan atau kunjungan posyandu tidak

rutin berat badan An.R berdasarkan KMS masih berada di bawah garis

merah dan An.R memiliki kebiasaan jajan sembarangan.

d. Data pelayanan kesehatan

Menurut informasi dari keluarga Tn.T terdapat bidan di desa Pancar dan

Bidan di desa tersebut membuka pelayanan kesehatan selama 24jam serta

akses pelayanan bidan di desa jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah.

e. Pengkajian kesehatan seluruh anggota keluarga

Hasil pengkajian kesehatan pada Tn. T yaitu :

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

TB : 160 CM

9

Page 10: Kel Kecil Gizi Buruk 1

BB : 57 KG

Hasil pemeriksaan fisik yaitu :

Kepala : rambut hitam

Mata : simetris konjungtiva tidak pucat, sclera tidak kuning

Hidung : tidak ada kotoran dan gtidak ada pembesaran polip

Mulut : tidak ada caries dan tidak ada stomatitis

Telinga : simetris tidak ada pengeluaran serumen

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran kel

limfe dan getah bening

Dada: tidak ada retraksi dinding dada

Perut : tidak ada kelainan

Punggung : tidak ada kelainan

Ekstremitas atas : tidak ada kelaianan dan tidak oedem

Ekstremitas bawah : tidak ada kelianan dan tidak oedem

Hasil pengkajian kesehatan pada Ny. S yaitu :

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

TB : 150 CM

BB : 45 KG

10

Page 11: Kel Kecil Gizi Buruk 1

Hasil pemeriksaan fisik yaitu :

Kepala : rambut hitam,lurus tidak berketombe

Mata : simetris konjungtiva tidak pucat, sclera tidak kuning

Hidung : tidak ada kotoran dan gtidak ada pembesaran polip

Mulut : tidak ada caries dan tidak ada stomatitis

Telinga : simetris tidak ada pengeluaran serumen

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran kel

limfe dan getah bening

Dada: tidak ada retraksi dinding dada

Payudara : simetris tidak ada kelainan tidak ada benjolan pada payudara

Perut : tidak ada kelainan

Punggung : tidak ada kelainan

Ekstremitas atas : tidak ada kelainan dan tidak oedem

Ekstremitas bawah : tidak ada kelainan dan tidak oedem

Hasil pengkajian kesehatan pada An. R yaitu :

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

TB : 80 CM

BB : 9 KG

11

Page 12: Kel Kecil Gizi Buruk 1

LK : 43 CM

LILA : 12,5 CM

LD : 45 CM

Hasil pemeriksaan fisik yaitu :

Kepala : rambut tipis berwarna hitam

Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak kuning

Mulut : tidak ada stomatitis

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar thyroid

Dada : tidak ada retraksi dinding dada

Perut : tidak ada kelainan

Punggung : tidak ada kelainan

Ekstremitas atas : tidak ada kelainan

Ekstremitas bawah : tidak ada kelainan

B. Interpretasi data

An. R perempuan umur 3 tahun TB : 80 CM, BB : 10 KG rambut tipis

hitam. Hasil perhitungan Z score TB/U : -3,74 (gizi kurang) , BB/U : -3,76

(gizi kurang), BB/TB : -1,72 (gizi kurang).

Lingkungan : memiliki sarana pembuangan kotoran sehingga BAB di

jamban. Membuang sampah pada tempatnya. Penampungan air ada jentik

12

Page 13: Kel Kecil Gizi Buruk 1

nyamuk, memiliki kebiasaan jajan yang tidak sehat. Ada potensial

terjadinya diare dan DBD

C. Identifikasi diagnosis dan masalah potensial

Diagnosis : An. R dengan gizi kurang

Masalah potensial : An. R berpotensi menderita gizi buruk,diare dan DBD

D. Identifikasi kebutuhan tindakan segera

Untuk gizi kurang : konseling tentang kadarzi

Untuk diare dan DBD : memberi konseling tentang perilaku hidup bersih

dan sehat

E. Intervensi

1. Lakukan penyuluhan tentang kadarzi dan kesehatan lingkungan

2. Lakukan pemeriksaan umum dan antropometri

3. Lakukan pemeriksaan fisik

4. Berikan makanan gizi seimbang

5. Berikan KIE tentang gizi kurang, diare dan DBD

F. Implementasi

1. Melakukan penyuluhan tentang kadarzi dan kesehatan lingkungan

2. Melakukan pemeriksaan umum dan antropometri

3. Melakukan pemeriksaan fisik

13

Page 14: Kel Kecil Gizi Buruk 1

4. Memberikan makanan gizi seimbang

5. Memberikan KIE tentang gizi kurang, diare dan DBD

G. Evaluasi

1. Melakukan penyuluhan tentang kadarzi dan kesehatan lingkungan

sudah dilakukan, keluarga sudah paham akan penyuluhan yang

diberikan.

2. Melakukan pemeriksaan umum dan antropometri, sudah dilakukan

keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TB : 80 CM, BB : 9

KG, LK : 45 CM, LILA : 12,5 CM, LD : 45 CM. Hasil perhitungan Z

score : TB/U : -3,74 (Gizi kurang), BB/U : -3,76 (gizi kurang), BB/TB

: -1.72 CM (Gizi kurang)

3. Melakukan pemeriksaan fisik sudah dilakukan. Hasil pemeriksaan

fisik yaitu kepala : rambut tipis hitam, mata : simetris, konjungtiva

tidak pucat, sclera tidak kuning, mulut : yidak ada stomatitis dan tidak

ada kelainan,leher : tidak ada pembesaran limfe dan kelenjar thyroid,

dada : tidak ada kelainan dan tidak ada retraksi dinding dada, perut :

tidak ada kelainan,punggung : tidak ada kelainan, ekstermitas atas dan

bawah : tidak ada kelainan.

4. Memberikan makanan dengan gizi seimbang dengan cukup protein

dan karbohidrat, sudah dilakukan.

5. Memberikan KIE tentang gizi kurang, diare dan DBD, sudah

dilakukan, keluarga sudah mengerti akan penyuluhan yang diberikan.

14

Page 15: Kel Kecil Gizi Buruk 1

PENDOKUMENTASIAN SOAP HARI PERTAMA

Tanggal : 10 Oktober 2015

S : dalam satu bulan terakhir ada anggota keluarga yang sakiit diare yaitu An.

R, pemeriksaan terakhir di posyandu berat badan An. R yaitu 9 kg berada

dibawah garis merah dan ibu mengatakan anak tidak mau makan dan

minum susu.

O : keadaan umum: baik, kesadaran komposmentis, Antropometri : TB : 80

CM, BB : 9 KG, N : 109x/menit, RR : 24x/menit, LK: 45 CM, LILA : 13

CM, LD : 45. Hasil perhitungan Z score : TB/U : -3,74 (gizi kurang), BB/U

: -3,76 (gizi kurang), BB/TB : -1,72 (gizi kurang). Hasil pemeriksaan fisik

yaitu Kepala : rambut tipis berwarna hitam,Mata : simetris, konjungtiva

tidak pucat, sclera tidak kuning,Mulut : tidak ada stomatitis,Leher : tidak

ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar thyroid,Dada : tidak ada

retraksi dinding dada,Perut : tidak ada kelainan,Punggung : tidak ada

kelainan,Ekstremitas atas : tidak ada kelainan,Ekstremitas bawah : tidak

ada kelainan. Tidak ada anggota keluarga yang merokok, penampungan air

belum bebas dari jentik nyamuk, keluarga belum sadar tentang gizi

seimbang.

A : Diagnose : An. R dengan gizi kurang

Diagnose potensial : gizi buruk,diare dan DBD

P :

1. Melakukan penyuluhan tentang kadarzi dan kesehatan lingkungan

sudah dilakukan. Keluarga sudah faham akan penyuluhan yang

diberikan.

15

Page 16: Kel Kecil Gizi Buruk 1

2. Melakukan pemeriksaan umum dan antropometri, sudah dilakukan

keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TB : 80 CM, BB

: 9 KG, LK : 45 CM, LILA : 12,5 CM, LD : 45 CM. Hasil

perhitungan Z score : TB/U : -3,74 (Gizi kurang), BB/U : -3,76

(gizi kurang), BB/TB : -1.72 CM (Gizi kurang).

3. Melakukan pemeriksaan fisik, sudah dilakukan, Hasil pemeriksaan

fisik yaitu Kepala : rambut tipis berwarna hitam,Mata : simetris,

konjungtiva tidak pucat, sclera tidak kuning,Mulut : tidak ada

stomatitis,Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar

thyroid,Dada : tidak ada retraksi dinding dada,Perut : tidak ada

kelainan,Punggung : tidak ada kelainan,Ekstremitas atas : tidak ada

kelainan,Ekstremitas bawah : tidak ada kelainan.

4. Memberikan makanan dengan gizi seimbang dengan cukup protein

dan karbohidrat, sudah dilakukan.

5. Memberikan KIE tentang gizi kurang, diare dan DBD, sudah

dilakukan, keluarga sudah mengerti akan penyuluhan yang

diberikan.

PENDOKUMENTASIAN SOAP HARI KEDUA

Tanggal : 11 Oktober 2015

S : kondisi anak sudah mulai mau makan dan minum susu dan sudah

mulai membaik.

O : keadaan umum: baik, kesadaran komposmentis, Antropometri : TB :

80 CM, BB : 9 KG, N : 108x/menit, RR : 23x/menit, LK: 45 CM,

LILA : 13 CM, LD : 45. Hasil perhitungan Z score : TB/U : -3,74 (gizi

16

Page 17: Kel Kecil Gizi Buruk 1

kurang), BB/U : -3,76 (gizi kurang), BB/TB : -1,72 (gizi kurang).

Hasil pemeriksaan fisik yaitu Kepala : rambut tipis berwarna

hitam,Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak

kuning,Mulut : tidak ada stomatitis,Leher : tidak ada pembesaran

kelenjar limfe dan kelenjar thyroid,Dada : tidak ada retraksi dinding

dada,Perut : tidak ada kelainan,Punggung : tidak ada

kelainan,Ekstremitas atas : tidak ada kelainan,Ekstremitas bawah :

tidak ada kelainan. Tidak ada anggota keluarga yang merokok,

penampungan air belum bebas dari jentik nyamuk, keluarga belum

tentang gizi seimbang.

A : Diagnose : An. R dengan gizi kurang

Diagnose potensial : gizi buruk,diare dan DBD

P :

1. Melakukan penyuluhan tentang kadarzi dan kesehatan lingkungan

sudah dilakukan. Keluarga sudah faham akan penyuluhan yang

diberikan.

2. Melakukan pemeriksaan umum dan antropometri, sudah dilakukan

keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TB : 80 CM, BB

: 9 KG, LK : 45 CM, LILA : 12,5 CM, LD : 45 CM. Hasil

perhitungan Z score : TB/U : -3,74 (Gizi kurang), BB/U : -3,76

(gizi kurang), BB/TB : -1.72 CM (Gizi kurang).

3. Melakukan pemeriksaan fisik, sudah dilakukan, Hasil pemeriksaan

fisik yaitu Kepala : rambut tipis berwarna hitam,Mata : simetris,

konjungtiva tidak pucat, sclera tidak kuning,Mulut : tidak ada

stomatitis,Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar

thyroid,Dada : tidak ada retraksi dinding dada,Perut : tidak ada

17

Page 18: Kel Kecil Gizi Buruk 1

kelainan,Punggung : tidak ada kelainan,Ekstremitas atas : tidak ada

kelainan,Ekstremitas bawah : tidak ada kelainan.

4. Memberikan makanan dengan gizi seimbang dengan cukup protein

dan karbohidrat, seperti makan nasi beserta lauk pauk seperti ikan,

ayam,tempe tahu sayur seprti bayam,sop, buah-buahan seperti

apel,papaya,pisang dan makan bubur kacang hijau.

5. Memberikan KIE tentang gizi kurang, diare dan DBD, sudah

dilakukan, keluarga sudah mengerti akan penyuluhan yang

diberikan.

PENDOKUMENTASIAN SOAP HARI KETIGA

Tanggal : 12 Oktober 2015

S : ibu mengatakan keadaan anak sudah muali membaik dan ibu

mengatakan akan rajin datang ke posyandu setiap bulan.

O : keadaan umum: baik, kesadaran komposmentis, Antropometri : TB : 80

CM, BB : 9 KG, N : 108x/menit, RR : 22x/menit, LK: 45 CM, LILA :

13 CM, LD : 45. Hasil perhitungan Z score : TB/U : -3,74 (gizi

kurang), BB/U : -3,76 (gizi kurang), BB/TB : -1,72 (gizi kurang).

Hasil pemeriksaan fisik yaitu Kepala : rambut tipis berwarna

hitam,Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak

kuning,Mulut : tidak ada stomatitis,Leher : tidak ada pembesaran

kelenjar limfe dan kelenjar thyroid,Dada : tidak ada retraksi dinding

dada,Perut : tidak ada kelainan,Punggung : tidak ada

kelainan,Ekstremitas atas : tidak ada kelainan,Ekstremitas bawah :

tidak ada kelainan. Tidak ada anggota keluarga yang merokok,

18

Page 19: Kel Kecil Gizi Buruk 1

penampungan air belum bebas dari jentik nyamuk, keluarga belum

sadar tentang gizi seimbang.

A : Diagnose : An. R dengan gizi kurang

Diagnose potensial : gizi buruk,diare dan DBD

P :

1. Melakukan penyuluhan tentang kadarzi dan kesehatan lingkungan

sudah dilakukan. Keluarga sudah faham akan penyuluhan yang

diberikan.

2. Melakukan pemeriksaan umum dan antropometri, sudah dilakukan

keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TB : 80 CM, BB

: 9 KG, LK : 45 CM, LILA : 12,5 CM, LD : 45 CM. Hasil

perhitungan Z score : TB/U : -3,74 (Gizi kurang), BB/U : -3,76

(gizi kurang), BB/TB : -1.72 CM (Gizi kurang).

3. Melakukan pemeriksaan fisik, sudah dilakukan, Hasil pemeriksaan

fisik yaitu Kepala : rambut tipis berwarna hitam,Mata : simetris,

konjungtiva tidak pucat, sclera tidak kuning,Mulut : tidak ada

stomatitis,Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar

thyroid,Dada : tidak ada retraksi dinding dada,Perut : tidak ada

kelainan,Punggung : tidak ada kelainan,Ekstremitas atas : tidak ada

kelainan,Ekstremitas bawah : tidak ada kelainan.

4. Memberikan makanan dengan gizi seimbang dengan cukup protein

dan karbohidrat, seperti makan nasi beserta lauk pauk seperti ikan,

ayam,tempe tahu sayur seprti bayam,sop, buah-buahan seperti

apel,papaya,pisang dan makan bubur kacang hijau.

19

Page 20: Kel Kecil Gizi Buruk 1

5. Memberikan KIE tentang gizi kurang, diare dan DBD, sudah

dilakukan, keluarga sudah mengerti akan penyuluhan yang

diberikan.

20

Page 21: Kel Kecil Gizi Buruk 1

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian

Pada tahap ini pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan

observasi melalui kunjungan rumah pada An. R yang dilakukan pada

tanggal 10 Oktober – 12 Oktober 2015 waktu pengkajian dilakukan hanya

dalam satu hari kunjungan rumah dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada

tanggal 10,11,12 Oktober sehingga mahasiswa dapat memanfaatkan waktu

seefisien mungkin.

Dari data yang diperoleh dan setelah dilakukan pemeriksaan terdapat

balita yang terkena kurang gizi. Hal ini disebabkan oleh perilaku hidup

yang kurang baik dan sehat yaitu diambil dari pola perilaku yaitu sering

tidak mendatangi posyandu setempat.

4.2 Identifikasi masalah

Masalah dapat di identifikasikan setelah membandingkan apa yang

seharusnya dengan kenyataan. Pemeriksaan yang dilakukan oleh

mahasiswa masih belum akurat karena pemeriksaan yang dilakukan oleh

mahasiswa hanya sebatas pemeriksan fisik dan menggunakan alat yang

sederhana.

4.3 Masalah Potensial

Melalui pengkajian dengan cara observasi mahasiswa menemukan

masalah potensial yaitu kurng gizi, karena kurangnya informasi dari

tenaga kesehatan dan kurangnya pemahaman ibu untuk menjaga

kebutuhan nutrisi anaknya, kebutuhan gizi pada balita, dan perilaku hidup

21

Page 22: Kel Kecil Gizi Buruk 1

bersih dan sehatnya masih sangat kurang untuk memenuhi standar

kebersihan.

4.4 Perencanaan

Tahap perencanaan terdiri dari perumusan masalah dan penyusunan

rencana tindakan yang dilakukan. Pada kasus keluarga Tn. T terdapat

masalah yaitu kurang gizi pada bayi R yang disebabkan oleh perilaku Ny.

S yang kurang paham terhadap pentingnya kebutuhan nutrisi serta

perilaku yang tidak rutin mengunjungi posyandu yang dapat

mengakibatkan balita terkena kurang gizi. Beserta keluarga melakukan

perencanaan antara lain : menganjurkan ibu untuk menjaga menjaga pola

nutrisi, meganjurkan ibu untuk memberikan gizi yang cukup untuk

balitanya, serta menganjurkan ibu untuk membawa bayi ke tenaga

kesehatan/ puskesmas.

4.5 Penatalaksanaan

Tahap pelaksanaan terdiri dari perumusan masalah dan penyusunan

tindakan yang dilakukan. Pada kasus ini mahasiswa akan melakukan

intervensi antara lain : menganjurkan ibu untuk menjaga menjaga pola

nutrisi, meganjurkan ibu untuk memberikan gizi yang cukup untuk

balitanya, serta menganjurkan ibu untuk membawa bayi ke tenaga

kesehatan/ puskesmas.

4.6 Evaluasi

Ny. S telah mampu untuk merubah perilakunya dalam menjaga asupan

nutrisi untuk anaknya sudah terpenuhi dengan memberikan buah, sayuran,

22

Page 23: Kel Kecil Gizi Buruk 1

dan nasi tim, serta sudah membawa anaknya untuk diperiksakan ke

puskesmas dan mendapatkan obat untuk bayinya.

23

Page 24: Kel Kecil Gizi Buruk 1

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan 

1. Berdasarkan data yang didapat pada saat disurvey tanggal 07 Oktober

2015 Rumah keluarga Tn. T ditemukan masalah kesehatan pada

balita R usia 3 tahun dengan kurang gizi.

2. Telah menerapkan asuhan kebidanan menurut varney dan

pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

3. Setelah dilakukan pengkajian diketahui bahwa keluarga Tn. T terdiri

dari Tn. T sebagai suaminya, Ny. S sebagai istrinya, dan balita An.

R sebagai anaknya.

4. Telah mengidentifikasikan masalah yaitu KURANG GIZI, dengan

diagnosa potensialnya gizi buruk. Telah melaksanakan asuhan

dengan masalah KURANG GIZI.

5. Sebagai bentuk intervensi telah diberikan konseling tentang

kebutuhan gizi pada balita, kunjungan posyandu.

6. Ny. S dan keluarga mengerti dan mau melaksanakan intervensi yang

diberikan seperti memberikan kebutuhan gizi dengan memberikan

buah,sayuran,nasi tim, dan yang terpenting sudah membawa bayinya

ke puskesmas.

24

Page 25: Kel Kecil Gizi Buruk 1

B. Saran

Keluarga Tn. T :

1. Tetap menjaga kebutuhan nutrisi pada anaknya, Tetap mempertahankan

kebutuhan gizi balitanya dengan memberikan sayuran, buah-buahan, serta

nasi tim untuk balitanya. Tetap rutin menghadiri posyandu. Selalu

menerapkan PHBS. Tetap menjaga nutrisi keluarganya serta kesehatan

keluarganya. 

2. Kepala Dusun Ngampel

Meningkatkan kordinasi dan kerja sama antar masyarakat dan menerapkan

tetap menjaga kebersihan lingkungannya agar tidak mudah terkena

penyakit.

 

25