KEJADIAN ROHANIAH MANUSIA
-
Upload
lucia-purwanti -
Category
Documents
-
view
222 -
download
1
Transcript of KEJADIAN ROHANIAH MANUSIA
8/11/2019 KEJADIAN ROHANIAH MANUSIA
http://slidepdf.com/reader/full/kejadian-rohaniah-manusia 1/5
KEJADIAN ROHANIAH MANUSIA
Lucia Purwanti, 1206212496
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna. Hal ini dapatdilihat dari aspek fisik dan aspek kerohanian manusia yang sangat kompleks dan sempurna.
Jika dilihat dari aspek kejadian rohaniah, manusia memiliki ruh yang hanya ada pada manusia
dan tidak diberikan pada makhluk lain.
Ruh merupakan bagian dalam diri manusia yang membedakannya dengan binatang
atau makhluk lain. Di dalam ruh terdapat potensi yang luar biasa dan menjadikan manusia
makhluk mulia jika ia mau menggunakannya. Potensi-potensi tersebut antara lain potensi
akal, fikiran dan kalbu. Dengan ketiga potensi tersebut, manusia dapat menjadi makhluk yang
berilmu, berbudaya dan berperadaban.
Dengan adanya akal, fikiran dan kalbu, manusia dapat memiliki berbagai ilmu yang
diberikan Allah SWT sehingga ia mampu menjadi khalifah di bumi. Allah SWT tidak
mengutus malaikat menjadi khalifah di bumi karena walaupun malaikat senantiasa
menyembah Allah SWT, namun mereka hanya memiliki pengetahuan terbatas karena tidak
adanya potensi-potensi yang telah dijelaskan di atas.
Awalnya malaikat mempertanyakan firman Allah mengenai penciptaan manusia dan
tugasnya sebagai khalifah di bumi, seperti yang tercantum dalam Q.S. Al Baqarah, 2 : 30
Artinya:
”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
8/11/2019 KEJADIAN ROHANIAH MANUSIA
http://slidepdf.com/reader/full/kejadian-rohaniah-manusia 2/5
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui."
Setelah Nabi Adam a.s. membuktikan kepandaiannya dan menunjukkan bahwa ia
berilmu, maka malaikat bersujud kepadanya sebagai bentuk penghormatan dan memuliakan
Adam a.s.
Manusia ( al insan ) memiliki al-nafs. Di dalam al-nafs terdapat al-ruh, di dalam al-
ruh terdapat qalb dan di dalam al-qalb terdapat al-aql serta al-dzauq . Aspek-aspek tersebut
merupakan hakikat dari dalam diri manusia.
Al-nafs disebut juga nyawa/jiwa, yaitu sesuatu yang menjadikan makhluk itu hidup.
Jiwa adalah organ rohani yang besar pengaruhnya dan yang paling banyak mengeluarkaninstruksi pada jasmani (raga) untuk berbuat/bertindak..Sedangkan menurut ahli tasawuf, al
nafs adalah potensi yang mendorong manusia bersikap marah dan memperturutkan hawa
nafsu, potensi yang terhimpun dari sikap-sikap tercela sehingga harus dipatahkan. Sedangkan
menurut Zakky Mubarak (2007, 16), al -nafs adalah sesuatu yang lembut dan halus yang
bersifat transendental dan spiritual.
Sedangkan mengenai pengertian ruh, terdapat banyak perbedaan pendapat di antara
para ahli. Sebagian ahli berpendapat bahwa ruh adalah kehidupan,s
ebagian yang lainmenyebutnya sebagai entitas-entitas yang dititipkan dalam wadah-wadah khusus, bersifat
lembut dan dialiri oleh Allah dengan gerak kehidupan, sehingga badan manusia menjadi
hidup selama ruh itu masih menetap di dalamnya. Sedangkan menurut ahli yang lain, ruh
berbentuk halus dan memancarkan cahaya kehidupan. Lain lagi dengan pendapat ahli lain,
ruh merupakan pancaran Cahaya Tuhan dan memiliki sifat sifat Allah. Roh ada pada dirinya
sendiri, tidak tercetak pada tubuh, tidak terikat di dalamnya, tidak menempati tubuh ataupun
menyatu dengan tubuh.
Ruh manusia merupakan suatu entitas rohani, immaterial - bukan wujud fisik yang
memiliki bentuk, juga bukan substansi yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Bebas dari sifat
ketidaksempurnaan. Bebas dari kefasikan. Ia merupakan intelegensi murni yang memiliki
hidup, pengetahuan, dan kedamaian. Ia dapat mendengar, melihat dan berkata kata.
Sejak awal penciptaannya, ruh telah memiliki pengetahuan tentang Tuhan.
Ruh merupakan sarana bagi Allah untuk menyalurkan Rahmat dan KemurahanNya bagi
seluruh makhluknya. Ruh memancarkan cahaya kehidupan bagi jiwa dan seluruh entitas
8/11/2019 KEJADIAN ROHANIAH MANUSIA
http://slidepdf.com/reader/full/kejadian-rohaniah-manusia 3/5
manusia. Ruh menyalurkan rahmat Allah yang berupa pertolongan, kehendak, dan kekuatan
batin. Jadi Ruh bersifat ilahiah dan senantiasa rindu kepada kesucian. Puncak kesucian itu
sendiri ialah Tuhan Yang Maha Suci.
Selain itu, ada ahli yang berpendapat bahwa arti lain dari al ruh sama dengan al nafs,
yaitu hakikat manusia yang memiliki potensi akal, fikiran dan kalbu.
Binatang memiliki nyawa tetapi tidak memiliki ruh sehingga binatang tidak memiliki
potensi akal fikiran dan kalbu.nyawa terus menerus menyatu dengan jasad selama makhluk
itu hidup. Sedangkan ruh akan keluar ketika manusia sedang tidur dan kembali setelah
manusia terjaga. Seperti yang telah dijelaskan dalam Q.S. Az-Zumar, 39 : 42.
Artinya:
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati
di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan
Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.
Qalbu berasal dari kata qalaba yaqalibu qalban yang berarti merubah, membalik atau
membolak-balik (Zakky Mubarak, 2007: 16). Menurut Al Ghazali qalbu secara fisik berartisegumpal daging yang berbentuk bulat panjang, terletak di rongga dada sebelah kiri,
sedangkan arti kedua qalbu berarti sesuatu yang halus yang bersifat ketuhanan dan rohaniah
yaitu hakikat manusia sebagai makhluk berilmu, berpengetahuan dan arif sehingga
ditugaskan menjadi seorang khalifah di bumi.
Berdasarkan kondisinya, qalbu dibagi menjadi 3 jenis, antara lain:
1.
Qalbun shahih
8/11/2019 KEJADIAN ROHANIAH MANUSIA
http://slidepdf.com/reader/full/kejadian-rohaniah-manusia 4/5
Yaitu hati yang sehat dan bersih (hati yang suci) dari setiap hawa nafsu yang
menentang perintah Allah SWT. Hati ini murni mengabdi pada Allah SWT.
2. Qalbun maridh
Merupakan hati yang sakit. Orang yang memiliki qalbu jenis ini terkadang
menjalankan perintah Allah SWT, tetapi kadang pula ia mengabaikan perintah-
Nya, tergantung dengan tingkat ketahanan (ketebalan) qalbunya.
3. Qalbun mayyit
Qalbun mayyit merupakan hati yang mati, ia tidak mengenal Tuhan-Nya, tidak
menyembah-Nya dan tidak mencintai ridho-Nya.
Qalbu akan tetap bersih apabila selalu dijaga kesuciannya dengan menjalankan
perintah-Nya dalam mengharap ridho-Nya. Sebaliknya, qalbu akan menjadi kotor dan hitam jika manusia hanya menuruti hawa nafsu dan menganggap segala yang dilakukannya benar.
Sedangkan hati munafik adalah hati yang tampak saleh di luar, namun sebenarnya batinnya
tertipu nilai-nilai estetik fisik dan mengabaikan hakikatnya sehingga belum tentu meyakini
Allah SWT.
Qalbu memiliki potensi akal dan dzauq. Akal berasal dari bahasa Arab aqala ya’qilu
aqlan yang secara sederhana berari memahami atau mengerti. Akal merupakan daya yang
terdapat pada diri manusia yang dapat menahan pemiliknya dari perbuatan buruk dan
berfungsi untuk membedakan mana yang baik dan yang buruk.
Sebagian penulis membedakan antara akal dengan pikiran. Bukti bahawa akal berbeda
dengan pikiran dapat dilihat dari arti kata asli akal dalam bahasa arab secara etimologis yang
berarti alat atau daya untuk menimbang mana yang baik dan yang buruk. Berfikir hanya
mengedepankan rasio, sedangkan berakal berarti menyeimbangkan rasio dan rasa.
Menimbang baik dan buruk tidak hanya mengandalkan rasio, tetapi juga harus
mempertimbangkan rasa sehingga tercipta kebijaksanaan. Akal merupakan aspek penting
dalam manusia karena akal merupakan sumber hukum Islam ketiga setelah Al Qur’an dan
hadits, yang disebut dengan ijtihad. Bahkan, Rasulullah saw bersabda, “... ti dak ada agama
bagi orang yang tidak berakal” (H.R. Bukhari).
Dzauq merupakan sebagian potensi qalbu yang berperan dalam mempertajam rasa,
dzauq dikembangkan menjadi al syaghaf kemudian al shirr (rahasia-rahasia).
8/11/2019 KEJADIAN ROHANIAH MANUSIA
http://slidepdf.com/reader/full/kejadian-rohaniah-manusia 5/5
Dengan aspek kejadian rohaniah manusia yang sangat sempurna seharusnya manusia
semakin mengimani Allah SWT yang Maha Pencipta. Apalagi, manusia dikaruniai akal yang
membedakannya dari binatang atau makhluk lain. Dengan adanya potensi-potensi tersebut,
manusia seharusnya bisa menjalankan tugasnya sebagai khalifah di bumi dan senantiasa
bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT.
Daftar Pustaka:
Kaelany. 2010. Islam Agama Universal. Jakarta: Midada Rahma Press.
Kosasih, Aceng. Konsep Manusia Utuh dalam Pendidikan Umum. Universitas Pendidikan
Indonesia.
Mubarak, Zakky. 2007. Menjadi Cendekiawan Muslim . Jakarta: PT Magenta Bhakti Guna.
Naghfir dan Kholisoh. 2010. Unsur Rohani Manusia:Nafs, Akal, Qolb Dan Ruh. Semarang:
IAIN Walisongo.
www.alquran-indonesia.com . Q.S. Al Baqarah : 30 (diakses pada Jumat, 1 Maret 2013 pk.
02.04).
www.alquran-indonesia.com . Q.S. Az Zumar : 42 (diakses pada Jumat, 1 Maret 2013 pk
02.11).