KEJADIAN ROHANIAH MANUSIA

5
KEJADIAN ROHANIAH MANUSIA Lucia Purwanti, 1206212496 Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna. Hal ini dapat dilihat dari aspek fisik dan aspek kerohanian manusia yang sangat kompleks dan sempurna. Jika dilihat dari aspek kejadian rohaniah, manusia memil iki ruh yang hanya ada pada manusia dan tidak diberikan pada makhluk lain. Ruh merupakan bagian dalam diri manusia yang membedakannya dengan binatang atau makhluk lain. Di dalam ruh terdapat potensi yang luar biasa dan menjadikan manusia makhluk mulia jika ia mau menggunakannya. Potensi-potensi tersebut antara lain potensi akal, fikiran dan kalbu. Dengan ketiga potensi tersebut, manusia dapat menjadi makhluk yang  berilmu, berbudaya dan berperadaban. Dengan adanya akal, fikiran dan kalbu, manusia dapat memiliki berbagai ilmu yang diberikan Allah SWT sehingga ia mampu menjadi khalifah di bumi. Allah SWT tidak mengutus malaikat menjadi khalifah di bumi karena walaupun malaikat senantiasa menyembah Allah SWT, namun mereka hanya memiliki pengetahuan terbatas karena tidak adanya potensi-potensi yang telah dijelaskan di atas. Awalnya malaikat mempertanyakan firman Allah mengenai penciptaan manusia dan tugasnya sebagai khalifah di bumi, seperti yang tercantum dalam Q.S. Al Baqarah, 2 : 30 Artinya: ”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada  para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan

Transcript of KEJADIAN ROHANIAH MANUSIA

Page 1: KEJADIAN ROHANIAH MANUSIA

8/11/2019 KEJADIAN ROHANIAH MANUSIA

http://slidepdf.com/reader/full/kejadian-rohaniah-manusia 1/5

KEJADIAN ROHANIAH MANUSIA

Lucia Purwanti, 1206212496

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna. Hal ini dapatdilihat dari aspek fisik dan aspek kerohanian manusia yang sangat kompleks dan sempurna.

Jika dilihat dari aspek kejadian rohaniah, manusia memiliki ruh yang hanya ada pada manusia

dan tidak diberikan pada makhluk lain.

Ruh merupakan bagian dalam diri manusia yang membedakannya dengan binatang

atau makhluk lain. Di dalam ruh terdapat potensi yang luar biasa dan menjadikan manusia

makhluk mulia jika ia mau menggunakannya. Potensi-potensi tersebut antara lain potensi

akal, fikiran dan kalbu. Dengan ketiga potensi tersebut, manusia dapat menjadi makhluk yang

berilmu, berbudaya dan berperadaban.

Dengan adanya akal, fikiran dan kalbu, manusia dapat memiliki berbagai ilmu yang

diberikan Allah SWT sehingga ia mampu menjadi khalifah di bumi. Allah SWT tidak

mengutus malaikat menjadi khalifah di bumi karena walaupun malaikat senantiasa

menyembah Allah SWT, namun mereka hanya memiliki pengetahuan terbatas karena tidak

adanya potensi-potensi yang telah dijelaskan di atas.

Awalnya malaikat mempertanyakan firman Allah mengenai penciptaan manusia dan

tugasnya sebagai khalifah di bumi, seperti yang tercantum dalam Q.S. Al Baqarah, 2 : 30

Artinya:

”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak

menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak

menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan

menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan

Page 2: KEJADIAN ROHANIAH MANUSIA

8/11/2019 KEJADIAN ROHANIAH MANUSIA

http://slidepdf.com/reader/full/kejadian-rohaniah-manusia 2/5

mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak

kamu ketahui."

Setelah Nabi Adam a.s. membuktikan kepandaiannya dan menunjukkan bahwa ia

berilmu, maka malaikat bersujud kepadanya sebagai bentuk penghormatan dan memuliakan

Adam a.s.

Manusia ( al insan ) memiliki al-nafs. Di dalam al-nafs terdapat al-ruh, di dalam al-

ruh terdapat qalb dan di dalam al-qalb terdapat al-aql serta al-dzauq . Aspek-aspek tersebut

merupakan hakikat dari dalam diri manusia.

Al-nafs disebut juga nyawa/jiwa, yaitu sesuatu yang menjadikan makhluk itu hidup.

Jiwa adalah organ rohani yang besar pengaruhnya dan yang paling banyak mengeluarkaninstruksi pada jasmani (raga) untuk berbuat/bertindak..Sedangkan menurut ahli tasawuf, al

nafs adalah potensi yang mendorong manusia bersikap marah dan memperturutkan hawa

nafsu, potensi yang terhimpun dari sikap-sikap tercela sehingga harus dipatahkan. Sedangkan

menurut Zakky Mubarak (2007, 16), al -nafs adalah sesuatu yang lembut dan halus yang

bersifat transendental dan spiritual.

Sedangkan mengenai pengertian ruh, terdapat banyak perbedaan pendapat di antara

para ahli. Sebagian ahli berpendapat bahwa ruh adalah kehidupan,s

ebagian yang lainmenyebutnya sebagai entitas-entitas yang dititipkan dalam wadah-wadah khusus, bersifat

lembut dan dialiri oleh Allah dengan gerak kehidupan, sehingga badan manusia menjadi

hidup selama ruh itu masih menetap di dalamnya. Sedangkan menurut ahli yang lain, ruh

berbentuk halus dan memancarkan cahaya kehidupan. Lain lagi dengan pendapat ahli lain,

ruh merupakan pancaran Cahaya Tuhan dan memiliki sifat sifat Allah. Roh ada pada dirinya

sendiri, tidak tercetak pada tubuh, tidak terikat di dalamnya, tidak menempati tubuh ataupun

menyatu dengan tubuh.

Ruh manusia merupakan suatu entitas rohani, immaterial - bukan wujud fisik yang

memiliki bentuk, juga bukan substansi yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Bebas dari sifat

ketidaksempurnaan. Bebas dari kefasikan. Ia merupakan intelegensi murni yang memiliki

hidup, pengetahuan, dan kedamaian. Ia dapat mendengar, melihat dan berkata kata.

Sejak awal penciptaannya, ruh telah memiliki pengetahuan tentang Tuhan.

Ruh merupakan sarana bagi Allah untuk menyalurkan Rahmat dan KemurahanNya bagi

seluruh makhluknya. Ruh memancarkan cahaya kehidupan bagi jiwa dan seluruh entitas

Page 3: KEJADIAN ROHANIAH MANUSIA

8/11/2019 KEJADIAN ROHANIAH MANUSIA

http://slidepdf.com/reader/full/kejadian-rohaniah-manusia 3/5

manusia. Ruh menyalurkan rahmat Allah yang berupa pertolongan, kehendak, dan kekuatan

batin. Jadi Ruh bersifat ilahiah dan senantiasa rindu kepada kesucian. Puncak kesucian itu

sendiri ialah Tuhan Yang Maha Suci.

Selain itu, ada ahli yang berpendapat bahwa arti lain dari al ruh sama dengan al nafs,

yaitu hakikat manusia yang memiliki potensi akal, fikiran dan kalbu.

Binatang memiliki nyawa tetapi tidak memiliki ruh sehingga binatang tidak memiliki

potensi akal fikiran dan kalbu.nyawa terus menerus menyatu dengan jasad selama makhluk

itu hidup. Sedangkan ruh akan keluar ketika manusia sedang tidur dan kembali setelah

manusia terjaga. Seperti yang telah dijelaskan dalam Q.S. Az-Zumar, 39 : 42.

Artinya:

Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati

di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan

Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang

demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.

Qalbu berasal dari kata qalaba yaqalibu qalban yang berarti merubah, membalik atau

membolak-balik (Zakky Mubarak, 2007: 16). Menurut Al Ghazali qalbu secara fisik berartisegumpal daging yang berbentuk bulat panjang, terletak di rongga dada sebelah kiri,

sedangkan arti kedua qalbu berarti sesuatu yang halus yang bersifat ketuhanan dan rohaniah

yaitu hakikat manusia sebagai makhluk berilmu, berpengetahuan dan arif sehingga

ditugaskan menjadi seorang khalifah di bumi.

Berdasarkan kondisinya, qalbu dibagi menjadi 3 jenis, antara lain:

1.

Qalbun shahih

Page 4: KEJADIAN ROHANIAH MANUSIA

8/11/2019 KEJADIAN ROHANIAH MANUSIA

http://slidepdf.com/reader/full/kejadian-rohaniah-manusia 4/5

Yaitu hati yang sehat dan bersih (hati yang suci) dari setiap hawa nafsu yang

menentang perintah Allah SWT. Hati ini murni mengabdi pada Allah SWT.

2. Qalbun maridh

Merupakan hati yang sakit. Orang yang memiliki qalbu jenis ini terkadang

menjalankan perintah Allah SWT, tetapi kadang pula ia mengabaikan perintah-

Nya, tergantung dengan tingkat ketahanan (ketebalan) qalbunya.

3. Qalbun mayyit

Qalbun mayyit merupakan hati yang mati, ia tidak mengenal Tuhan-Nya, tidak

menyembah-Nya dan tidak mencintai ridho-Nya.

Qalbu akan tetap bersih apabila selalu dijaga kesuciannya dengan menjalankan

perintah-Nya dalam mengharap ridho-Nya. Sebaliknya, qalbu akan menjadi kotor dan hitam jika manusia hanya menuruti hawa nafsu dan menganggap segala yang dilakukannya benar.

Sedangkan hati munafik adalah hati yang tampak saleh di luar, namun sebenarnya batinnya

tertipu nilai-nilai estetik fisik dan mengabaikan hakikatnya sehingga belum tentu meyakini

Allah SWT.

Qalbu memiliki potensi akal dan dzauq. Akal berasal dari bahasa Arab aqala ya’qilu

aqlan yang secara sederhana berari memahami atau mengerti. Akal merupakan daya yang

terdapat pada diri manusia yang dapat menahan pemiliknya dari perbuatan buruk dan

berfungsi untuk membedakan mana yang baik dan yang buruk.

Sebagian penulis membedakan antara akal dengan pikiran. Bukti bahawa akal berbeda

dengan pikiran dapat dilihat dari arti kata asli akal dalam bahasa arab secara etimologis yang

berarti alat atau daya untuk menimbang mana yang baik dan yang buruk. Berfikir hanya

mengedepankan rasio, sedangkan berakal berarti menyeimbangkan rasio dan rasa.

Menimbang baik dan buruk tidak hanya mengandalkan rasio, tetapi juga harus

mempertimbangkan rasa sehingga tercipta kebijaksanaan. Akal merupakan aspek penting

dalam manusia karena akal merupakan sumber hukum Islam ketiga setelah Al Qur’an dan

hadits, yang disebut dengan ijtihad. Bahkan, Rasulullah saw bersabda, “... ti dak ada agama

bagi orang yang tidak berakal” (H.R. Bukhari).

Dzauq merupakan sebagian potensi qalbu yang berperan dalam mempertajam rasa,

dzauq dikembangkan menjadi al syaghaf kemudian al shirr (rahasia-rahasia).

Page 5: KEJADIAN ROHANIAH MANUSIA

8/11/2019 KEJADIAN ROHANIAH MANUSIA

http://slidepdf.com/reader/full/kejadian-rohaniah-manusia 5/5

Dengan aspek kejadian rohaniah manusia yang sangat sempurna seharusnya manusia

semakin mengimani Allah SWT yang Maha Pencipta. Apalagi, manusia dikaruniai akal yang

membedakannya dari binatang atau makhluk lain. Dengan adanya potensi-potensi tersebut,

manusia seharusnya bisa menjalankan tugasnya sebagai khalifah di bumi dan senantiasa

bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT.

Daftar Pustaka:

Kaelany. 2010. Islam Agama Universal. Jakarta: Midada Rahma Press.

Kosasih, Aceng. Konsep Manusia Utuh dalam Pendidikan Umum. Universitas Pendidikan

Indonesia.

Mubarak, Zakky. 2007. Menjadi Cendekiawan Muslim . Jakarta: PT Magenta Bhakti Guna.

Naghfir dan Kholisoh. 2010. Unsur Rohani Manusia:Nafs, Akal, Qolb Dan Ruh. Semarang:

IAIN Walisongo.

www.alquran-indonesia.com . Q.S. Al Baqarah : 30 (diakses pada Jumat, 1 Maret 2013 pk.

02.04).

www.alquran-indonesia.com . Q.S. Az Zumar : 42 (diakses pada Jumat, 1 Maret 2013 pk

02.11).