kegawat daruratan medik
description
Transcript of kegawat daruratan medik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebakaran
Kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung
dengan cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya
api/penyalaan.
Penanggulangan kebakaran merupakan langkah yang wajib dilakukan oleh
setiap orang. Kebakaran termasuk masalah yang tidak dikehendaki
kedatangannya, baik itu dirumah maupun ditempat kerja. Penyebabnya
beragam dari yang sepele sampai ke masalah yang berat. Seperti membuang
putung rokok sembarangan, kebocoran tabung gas sampai konsleting listrik.
Contoh tadi merupakan penyebab yang biasa kita jumpai. Di Indonesia
sendiri kebakaran merupakan masalah yang berat. Dikarenakan dipengaruhi
iklim yang dapat membantu masalah tersebut. Di Balikpapan saja sudah
sering kita jumpai kebakaran rumah, tempat kerja dll. Faktor utama penyebab
terjadinya masalah yaitu konsleting listrik. Serta ditambah banyak rumah
yang terbuat dari kayu. Hal ini merupakan “Triangle of Fire” dimana sumber
api itu berada. Oleh karena itu perlu adanya pengetahuan tentang cara
menanggulangi kebakaran. Dengan dibuatnya tugas ini agar mahasiswa
mengetahui tentang penanggulangan kebakaran secara umum.
a. Tiga unsur penting dalam kebakaran antara lain:
1. Bahan yang mudah terbakar - Barang padat, cair atau gas ( kayu, kertas,
textil, bensin, minyak,acetelin dll).
2. Panas ( Suhu ) - Pada lingkungannya memiliki suhu yang demikian tingginya,
(sumber panas dari Sinar Matahari, Listrik (kortsluiting, panas
energimekanik (gesekan), Reaksi Kimia, Kompresi Udara).
3. Oksigen ( O2 ) - Adanya Zat Asam ( O2 ) yang cukup. Kandungan (kadar) O2
ditentukan dengan persentasi (%), makin besar kadar oksigen maka api
3
4
akan menyala makin hebat, sedangkan pada kadar oksigen kurang dari 12 %
tidak akan terjadi pembakaran api. Dalam keadaan normal kadar oksigen
diudara bebas berkisar 21 %, makaudara memiliki keaktifan pembakaran
yang cukup.
4. Hal-hal yang perlu diketahui setiap kebakaran yang terjadi dapat
dipadamkan dengan tiga cara yaitu :
a. Cara penguraian yaitu cara memadamkan dengan memisahkan atau
menjauhkan bahan / benda-benda yang dapat terbakar.
b. Cara pendinginan yaitu cara memadamkan kebakaran dengan
menurunkan panas atau suhu. Bahan airlah yang paling dominan
digunakan dalam menurunkan panas dengan jalan menyemprotkan
atau menyiramkan air ketitik api.
c. Cara Isolasi / lokalisasi yaitu cara pemadaman kebakaran dengan
mengurangi kadar / prosentase O2 pada benda-benda yang terbakar.
B. Pencegahan Kebakaran
1. Sudahkah kompor dimatikan? Kompor minyak tanah dan gas harus di
rawat dengan baik, sehinnga api bisa menyala dengan baik. Untuk
kompor minyak tanah, pastikan sumbu kompor masih panjang. Untuk
kompor gas pastikan tidak ada kebocoran di selang atau sistem yang lain.
Kalau perlu dipasang gas detector.
2. Lampu penerangan dengan bahan bakar minyak sebaiknya dimatikan
sebelum tidur.
3. Apabila menggunakan nyamuk bakar, pastikan ditaruh di tempat yang
aman. Jauh dari benda-benda yang mudah terbakar.
4. Pastikan bahwa instalasi listrik di rumah anda aman. Ketahuilah berapa
besar daya yang bisa dipakai di rumah, dengan melihat circuit breaker di
meteran rumah. Apabila tertulis 10A, secara sederhana berarti daya yang
bisa dipakai adalah sebesar 10 x 220 = 2200 Watt. Dan perhatikan pula
pembagian beban dan jebes kabel yang dipakai.
5
5. Pembebanan yang berlebihan pada satu stop kontak akan menyebabkan
kabel panas dan akan bisa memicu kebakaran. Ini biasanya dilakukan
dengan penumpukan beberapa stop kontak atau T pada satu titik sumber
listrik.
6. Pastikan stop kontak dan steker (kontak tusuk) dalam keadaan baik.
Sehingga waktu steker dimasukkan dalam stop kontak, terjadi sambungan
yang stabil (tidak bergerak-gerak, orang Jawa bilang oglak-aglik). Karena
ini akan menimbulkan percikan api yang dapat memicu kebakaran.
7. Pergunakan pemutus arus listrik (sekering) yang sesuai, jangan
dibesarkan.
8. Apabila ada kabel listrik yang terkelupas atau terbuka, harus segera
diperbaiki. Karena bisa menyebabkan hubungan pendek.
9. Jangan sekali-kali mencantol listrik, karena anda tidak memiliki sistem
pengaman yang sesuai. Dan PLN biasanya sudah memperhitungkan
distribusi beban listrik, apabila ada beban berlebihan akan mengganggu
jaringan listrik yang ada.
C. Penanggulangan Kebakaran
Penanggulangan kebakaran adalah usaha menyadari atau mewaspadai akan
faktor-faktor yang menjadi sebab munculnya atau terjadinya kebakaran dan
mengambil langkah-langkah untuk mencegah kemungkinan tersebut menjadi
kenyataan.
Penanggulangan kebakaran membutuhkan suatu program pendidikan dan
pengawasan beserta pengawasan karyawan, suatu rencana pemeliharaan yang
cermat dan teratur atas bangunan dan kelengkapannya, inspeksi/pemeriksaan,
penyediaan dan penempatan yang baik dari peralatan pemadam kebakaran
termasuk memeliharanya baik segi siap-pakainya maupun dari segi mudah
dicapainya.
Prinsip Penanggulangan Kebakaran
6
Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang
tidak kita hendaki, merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Api
terjadi karena persenyawaan dari:
Sumber panas, seperti energi elektron (listrik statis atau dinamis), sinar
matahari, reaksi kimia dan perubahan kimia.
Benda mudah terbakar, seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar, kayu,
plastik dan sebagainya.
Oksigen (tersedia di udara)
Penanganan kelas-kelas kebakaran menurut NFPA (Nasional Fire
Protection Association :
Kebakaran diklasifikan (dikelompokkan) berdasarkan sumber penyebab api yang muncul dalam kejadian kebakaran. Klasifikasi (kelas) kebakaran secara umum merujuk pada klasifikasiInternasional yaitu klasifikasi (kelas) kebakaran menurut NFPA (National Fire Protection Association) Amerika.
Sumber terakhir sampai dengan artikel ini disusun, NFPA membagi klasifikasi (kelas) kebakaran menjadi 6 (enam) kelas yaitu : Kebakaran Kelas A, Kebakaran Kelas B, Kebakaran Kelas C, Kebakaran Kelas D, Kebakaran Kelas E dan Kebakaran Kelas K.
Klasifikasi (kelas) kebakaran berguna untuk menentukan media pemadam efektif untuk memadamkan api/kebakaran menurut sumber api/kebakaran tersebut, serta berguna untuk menentukan tingkat keamanan jenis suatu media pemadam sebagai media pemadam suatu kelas kebakaran berdasarkan sumber api/kebakarannya.
7
Klasifikasi (kelas) kebakaran berdasarkan NFPA berikut dengan media pemadam efektifnya antara lain :
Kelas Kebakaran Pemadam
Padat Non Logam
Kertas, Kain, Plastik, Kayu
Air, Uap Air, Pasir, Busa, CO2, Serbuk Kimia Kering, Cairan Kimia
Gas/Uap/Cairan
Metana, Amoniak, Solar
CO2, Serbuk Kimia Kering, Busa
Listrik
Arus Pendek
CO2, Serbuk Kimia Kering, Uap Air
Logam
Aluminium, Tembaga, Besi, Baja Serbuk Kimia sodium Klorida,
Grafit
Bahan-Bahan Radioaktif
<Belum Diketahui Secara Spesifik>
8
Kelas Kebakaran Pemadam
Radioaktif
Bahan Masakan
Lemak dan Minyak Masakan
Cairan Kimia, CO2
Berikut ini adalah beberapa cara penanggulangan kebakaran :
1. Pasang detektor asap di langit-langit rumah, di luar kamar tidur dan
disetiap lantai untuk rumah bertingkat. Alat ini perlu di test setiap bulan
untuk memastikan selalu dalam kondisi baik.
2. Sediakan alat pemadam kebakaran di rumah anda. Apabila anda bisa
membelinya, siapkanlah selimut pemadam (fire blanket) untuk di dapur
dan kamar tidur. Juga pemadam kebakaran, untuk rumah pakailah
pemadam kebakaran jenis bubuk (powder).
3. Apabila anda tidak mau membeli peralatan di atas, persiapkanlah
pemadam kebakaran dari ledeng rumah. Siapkan selang yang cukup
panjang, dan quick connection. Pasang beberapa qucik connection di
keran rumah anda, terutama apabila rumah anda cukup luas. Sehingga
ada beberapa titik untuk bisa memasang selang anda dengan cepat.
4. Juga sebagai pengganti fire blanket, sediakan karung goni (karung beras
yang terbuat dari serat manila hennep). Basahi karung goni sebelum
dipakai untuk memadamkan api.
5. Panggil pemadam kebakaran apabila masih sempat. Pasang nomor
penting dekat telephone, atau program telephone untuk nomor-nomor
penting. Ingat bahwa mereka tidak akan datang dalam waktu singkat,
kemungkinan api telah berkobar lebih besar.
9
D. Alat Untuk Pemadam Kebakaran
1. APAR / Fire Extinguishers / Racun Api
Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena
dapat dipakai untuk jenis kebakaran A,B dan C. Peralatan ini mempunyai
berbagai ukuran beratnya, sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan
besar-kecilnya resiko kebakaran yang mungkin timbul dari daerah
tersebut, misalnya tempat penimbunan bahan bakar terasa tidak rasional
bila di situ kita tempatkan racun api dengan ukuran 1,2 Kg dengan jumlah
satu tabung. Bahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut ada
yang dari bahan kimia kering, foam / busa dan CO2, untuk Halon tidak
diperkenankan dipakai di Indonesia.
APAR Adalah Suatu alat berupa tabung yang diisi dengan media yang
dapat mengatasi serta memadam kebakaran pada awal terjadinya api
SPARE PARTS APAR
1. TABUNG (TUBE)
Tabung (Tube) terbuat dari bahan berkualitas tinggi baja paduan.
mereka banyak diterapkan dalam kimia, metalurgi, mekanik. Sehingga
tahan terhadap bahan kimia serta tahan terhadap tekanan yang terukur.
Tabung berbentuk seamless yaitu tabung yang dibuat tanpa adanya las.
2. VALVE
10
Spare part yang berfungsi untuk menutup dan membuka aliran media
(Isi) yang berada di dalam tabung.
3. HANDLE
Spare part yang berfungsi sebagai pegangan untuk menekan serta
membantu valve dalam melakukan fungsinya.
4. PRESSURE
Spare part yang berfungsi untuk menunjukkan tekanan N2 dalam
tabung.
5. HOSE
11
Spare part yang berfungsi sebagai selang penghantar media.
6. NOZZLE
Spare part yang berfungsi sebagai pegangan untuk mengarahkan
media pada sumber api.
7. SABUK TABUNG
Spare part yang berfungsi sebagai dudukan selang pada tabung.
8. PIN PENGAMAN
Spare part yang berfungsi sebagai pengaman tabung.
9. BRACKET/ HANGER
Spare part yang berfungsi sebagai gantungan APAR.
Jenis-jenis Alat Pemadam Api Ringan (APAR) :
a. Alat Pemadam Api (APAR) Jenis Cairan/Water
APAR Jenis Air (Water) adalah Jenis APAR yang disikan oleh Air dengan
tekanan tinggi. APAR Jenis Air ini merupakan jenis APAR yang paling
Ekonomis dan cocok untuk memadamkan api yang dikarenakan oleh bahan-
bahan padat non-logam seperti Kertas, Kain, Karet, Plastik dan lain
sebagainya (Kebakaran Kelas A). Tetapi akan sangat berbahaya jika
dipergunakan pada kebakaran yang dikarenakan Instalasi Listrik yang
bertegangan (Kebakaran Kelas C).
b. Alat Pemadam Api (APAR) Jenis Busa/Foam (AFFF)
APAR Jenis Busa ini adalah Jenis APAR yang terdiri dari bahan kimia yang
dapat membentuk busa. Busa AFFF (Aqueous Film Forming Foam) yang
disembur keluar akan menutupi bahan yang terbakar sehingga Oksigen tidak
12
dapat masuk untuk proses kebakaran. APAR Jenis Busa AFFF ini efektif
untuk memadamkan api yang ditimbulkan oleh bahan-bahan padat non-
logam seperti Kertas, Kain, Karet dan lain sebagainya (Kebakaran Kelas A)
serta kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang mudah
terbakar seperti Minyak, Alkohol, Solvent dan lain sebagainya (Kebakaran
Jenis B).
c. Alat Pemadam Api (APAR) Jenis Serbuk Kimia/Dry Chemical Powder
APAR Jenis Serbuk Kimia atau Dry Chemical Powder Fire Extinguisher
terdiri dari serbuk kering kimia yang merupakan kombinasi dari Mono-
amonium dan ammonium sulphate. Serbuk kering Kimia yang dikeluarkan
akan menyelimuti bahan yang terbakar sehingga memisahkan Oksigen yang
merupakan unsur penting terjadinya kebakaran. APAR Jenis Dry Chemical
Powder ini merupakan Alat pemadam api yang serbaguna karena efektif
untuk memadamkan kebakaran di hampir semua kelas kebakaran seperti
Kelas A, B dan C. APAR Jenis Dry Chemical Powder tidak disarankan
untuk digunakan dalam Industri karena akan mengotori dan merusak
peralatan produksi di sekitarnya. APAR Dry Chemical Powder umumnya
digunakan pada mobil.
d. Alat Pemadam Api (APAR) Jenis Karbon Dioksida/Carbon Dioxide (CO2)
APAR Jenis Karbon Dioksida (CO2) adalah Jenis APAR yang
menggunakan bahan Karbon Dioksida (Carbon Dioxide / CO2) sebagai
bahan pemadamnya. APAR Karbon Dioksida sangat cocok untuk
Kebakaran Kelas B (bahan cair yang mudah terbakar) dan Kelas C (Instalasi
Listrik yang bertegangan).
13
Cara Menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Untuk mempermudah dalam mengingat proses ataupun cara penggunaan
Alat Pemadam Api, kita dapat menggunakan singkatan T.A.T.A. yaitu :
1. TARIK Pin Pengaman (Safety Pin) APAR
2. ARAHKAN Nozzle atau pangkal selang ke sumber api (area kebakaran)
3. TEKAN Pemicu untuk menyemprot
4. AYUNKAN ke seluruh sumber api (area kebakaran)
2. Hydrant
Sebuah hydrant adalah tindakan proteksi kebakaran aktif, dan sumber air
yang disediakan di sebagian besar wilayah perkotaan, pinggiran kota dan
pedesaan dengan layanan air kota untuk memungkinkan petugas pemadam
kebakaran untuk memasuki pasokan air kota untuk membantu memadamkan
api. Ada 3 jenis hydran, yaitu :
a. Hydrant gedung,
b. Hydrant halaman dan
c. Hydrant kota.
a. Hydrant gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydrant halaman
ditempatkan di halaman, sedangkan hydrant kota biasanya
ditempatkan pada beberapa titik yang memungkinkan Unit Pemadam
Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air.
Berdasarkan penggunaannya dapat dibedakan dalam 3 jenis:
14
Hydrant Klas I : Menggunakan slang berdiameter 2.5" dimana
penggunaannya diperuntukan untuk tenaga pemadam kebakaran
dan orang-orang yang terlatih.
Hydrant Klas II : Menggunakan slang berdiameter 1.5" dimana
penggunaannya diperuntukan untuk penghuni gedung dan orang-
orang yang belum terlatih.
Hydrant Klas III : Menggunakan slang berdiameter 2.5" dan 1.5"
dimana penggunaannya diperuntukan untuk semua orang
berdasarkan kesesuain ketika bencana kebakaran terjadi.
b. Hydrant halaman atau biasa disebut dengan hydrant pilar, adalah suatu
sistem pencegah kebakaran yang membutuhkan pasokan air dan
dipasang di luar bangunan. Hydrant ini biasanya digunakan oleh
mobil Pemadam Kebakaran untuk mengambil air jika kekurangan
dalam tangki mobil. Jadi hydrant pilar ini diletakkan di sepanjang
jalan akses mobil Pemadam Kebakaran.
Terdapat dua macam hydrant halaman yaitu:
Hydrant Barel – Basah
Dalam desain hydrant bertekanan dengan tipe barel basah, hydrant
dihubungkan langsung ke sumber air bertekanan. Bagian atas atau
15
barel dari hydrant selalu diisi dengan air, dan tiap-tiap saluran
memiliki katup tersendiri dengan batang yang menjorok ke sisi.
Hydrant Barel – Kering
Dalam desain hydrant bertekanan dengan tipe barel kering, hydrant
dipisahkan dari sumber air bertekanan oleh katup utama di bagian
bawah hydrant di bawah tanah. Bagian atas tetap kering sampai
katup utama dibuka dengan menggunakan alat tertentu. Tidak
terdapat katup di saluran tempat keluarnya air.
Hydrant dengan tipe barel kering biasanya digunakan pada saat
musim dingin dimana suhu bisa turun di bawah 0oC, hal ini
dilakukan untuk mencegah hydrant dari pembekuan.
Non Pressurized (dry) Hydrant (Hydrant yang tidak
bertekanan)
16
Di daerah pedesaan dimana sistem air perkotaan tidak tersedia;
hydrant kering digunakan untuk memasok air untuk keperluan
pemadaman kebakaran. Hydrant kering dapat dianalogikan sebagai
instalasi keran, yang terdiri dari pipa dan keran atau katup yang
dipasang secara permanen dimana salah satu dari ujung pipa
tersebut terletak di bawah permukaan air danau atau kolam.
c. Hydrant kota merupakan sistem proteksi kebakaran, dimana hydrant
dipasang di sepanjang jalan sebagai prasarana kota dan kebutuhan
sunber air dipasok/disediakan oleh PDAM setempat.
Sumur Air
Sumur air juga terkadang diklasifikasikan sebagai hydrant
kebakaran jika memiliki volume air dan tekanan yang cukup dan
memenuhi standar.
Standpipes
Standpipes adalah koneksi untuk firehouse dalam bangunan dan
memiliki fungsi yang sama layaknya hydrant kebakaran, namun
dalam struktur yang lebih besar.
3. Detektor Asap / Smoke Detector
17
Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan
kepada setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan
berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam gedung. Berikut adalah jenis-
jenis dektektor kebakaran:
1. Smoke Detector 2 Wire
Alat ini memiliki sistem kerja 2 kabel, sensor ini dapat diintegrasikan
dengan fire alarm panel. Sensor ini menggunakan teknologi
photoelectric sehingga meningkatkan akurasi dan meminimumkan
terjadinya false alarm. Produk ini didesain dengan stainless steel inner
housing dan sensor head yang tahan lama. Smoke Detector ini dapat
ditempatkan pada berbagai ruang yang membutuhkan deteksi asap
sebagai peringatan awal.
2. Smoke Detector 4 Wire
Alat ini menggunakan sistem kerja 4 kabel dan dapat dengan mudah
diintegrasikan dengan berbagai jenis (security) alarm
panel ataupun automation panel. Smoke detector ini
menggunakan Photoelectric untuk meminimumkan terjadinya false
alarm. Produk ini didesain dengan stainless steel inner
housing dan sensor head yang tahan lama. Smoke Detector ini dapat
ditempatkan pada berbagai ruang yang membutuhkan deteksi asap
sebagai sebagai peringatan awal.
3. Smoke Detector Multi
Yaitu alat pendeteksi asap yang dapat bekerja dengan sistem 4 kabel
ataupun 2 kabel, hal ini memungkinkan sensor ini untuk
diintegrasikan dengan Security Alarm dan jugaConventional Fire
Alarm. Produk ini didesain untuk dapat mendeteksi adanya kepulan
asap dengan tepat dan bekerja stabil untuk jangka waktu lama. Smoke
detector ini dapat ditempatkan pada berbagai ruang yang
membutuhkan proteksi sensor asap.
4. Stand alone Smoke Detector
18
Yaitu sensor deteksi asap yang berdiri sendiri tanpa memerlukan
koneksi ke panel controller. Smoke Detector ini dapat dengan mudah
ditempatkan dan dioperasikan pada berbagai ruang. Detektor ini
menggunakan baterai sebagai sumber energi dengan led
indicator bila baterai lemah. Pada saat mendeteksi kepulan asap
detektor ini akan membunyikan sirene dengan intensitas 85 decibel.
4. Fire Alarm
Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang
akan adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat. Jenis-jenis Detector
Fire Alarm:
1. ROR (Rate of Rise) Heat Detector
Heat detector adalah pendeteksi kenaikan panas. Jenis ROR adalah
yang paling banyak digunakan saat ini, karena selain ekonomis juga
aplikasinya luas. Area deteksi sensor bisa mencapai 50m2 untuk
ketinggian plafon 4m. Sedangkan untuk plafon lebih tinggi, area
deteksinya berkurang menjadi 30m2. Ketinggian pemasangan max.
hendaknya tidak melebihi 8m. ROR banyak digunakan karena
detector ini bekerja berdasarkan kenaikan temperatur secara cepat di
satu ruangan kendati masih berupa hembusan panas. Umumnya pada
titik 55˚C – 63˚C sensor ini sudah aktif dan membunyikan alarm bell
kebakaran. Dengan begitu bahaya kebakaran (diharapkan) tidak
sempat meluas ke area lain. ROR sangat ideal untuk ruangan kantor,
kamar hotel, rumah sakit, ruang server, ruang arsip, gudang pabrik dan
lainnya.
19
Prinsip kerja ROR sebenarnya hanya saklar bi-metal biasa. Saklar
akan kontak saat mendeteksi panas. Karena tidak memerlukan
tegangan (supply), maka bisa dipasang langsung pada panel alarm
rumah. Dua kabelnya dimasukkan ke terminal Zone-Com pada panel
alarm. Jika dipasang pada panel Fire Alarm, maka terminalnya adalah
L dan LC. Kedua kabelnya boleh terpasang terbalik, sebab tidak
memiliki plus-minus. Sedangkan sifat kontaknya adalah NO
(Normally Open).
2. Fix Temperature
Fix Temperature termasuk juga ke dalam Heat Detector. Berbeda
dengan ROR, maka Fix Temperature baru mendeteksi pada derajat
panas yang langsung tinggi. Oleh karena itu cocok ditempatkan pada
area yang lingkungannya memang sudah agak-agak “panas”, seperti:
ruang genset, basement, dapur-dapur foodcourt, gudang beratap asbes,
bengkel las dan sejenisnya. Alasannya, jika pada area itu dipasang
ROR, maka akan rentan terhadap False Alarm (Alarm Palsu), sebab
hembusan panasnya saja sudah bisa menyebabkan ROR mendeteksi.
Area efektif detektor jenis ini adalah 30m2 (pada ketinggian plafon
4m) atau 15m2 (untuk ketinggian plafon antara 4 – 8m). Seperti
halnya ROR, kabel yang diperlukan untuk detector ini cuma 2, yaitu L
dan LC, boleh terbalik dan bisa dipasang langsung pada panel alarm
rumah merk apa saja. Sifat kontaknya adalah NO (Normally Open).
3. Smoke Detector
Smoke Detector mendeteksi asap yang masuk ke dalamnya. Asap
memiliki partikel-partikel yang kian lama semakin memenuhi ruangan
smoke (smoke chamber) seiring dengan meningkatnya intensitas
kebakaran. Jika kepadatan asap ini (smoke density) telah melewati
ambang batas (threshold), maka rangkaian elektronik di dalamnya
akan aktif. Oleh karena berisi rangkaian elektronik, maka Smoke
memerlukan tegangan. Pada tipe 2-Wire tegangan ini disupply dari
panel Fire bersamaan dengan sinyal, sehingga hanya menggunakan 2
kabel saja. Sedangkan pada tipe 4-Wire (12VDC), maka tegangan plus
20
minus 12VDC-nya disupply dari panel alarm biasa sementara
sinyalnya disalurkan pada dua kabel sisanya. Area proteksinya
mencapai 150m2 untuk ketinggian plafon 4m.
Pertanyaan yang sering diajukan adalah di area mana kita
menempatkan Smoke dan di area mana kita menempatkan Heat.
Apabila titik-titiknya sudah ditetapkan secara detail oleh Konsultan
Proyek, maka kita harus mengikuti gambar titik yang diberikan.
Namun apabila belum, maka secara umum patokan.
Jika diperkirakan di area tersebut saat awal terjadi kebakaran lebih
didominasi hembusan panas ketimbang kepulan asap, maka
tempatkanlah Heat Detector. Contoh: ruang filing cabinet, gudang
spare parts dari logam (tanpa kardus), bengkel kerja mekanik dan
sejenisnya.
Sebaliknya jika didominasi asap, sebaiknya memasang Smoke.
Contoh: ruangan no smoking area yang beralas karpet (kecuali kamar
hotel), gudang kertas, gudang kapas, gudang ban, gudang makanan-
minuman (mamin) dan sejenisnya
4. Flame Detector
Flame Detector adalah alat yang sensitif terhadap radiasi sinar
ultraviolet yang ditimbulkan oleh nyala api. Tetapi detector ini tidak
bereaksi pada lampu ruangan, infra merah atau sumber cahaya lain
yang tidak ada hubungannya dengan nyala api (flame).
Aplikasi yang disarankan:
-Rumah yang memiliki plafon tinggi: aula, gudang, galeri.
-Tempat yang mudah terbakar: gudang kimia, pompa bensin, pabrik,
ruanganmesin, ruang panel listrik.
-Ruang komputer, lorong-lorong dan sebagainya.
Penempatan detector harus bebas dari objek yang menghalangi, tidak
dekat dengan lampu mercury, lampu halogen dan lampu untuk
sterilisasi. Juga hindari tempat-tempat yang sering terjadi percikan api
21
(spark), seperti di bengkel-bengkel las atau bengkel kerja yang
mengoperasikan gerinda. Dalam percobaan singkat, detector ini
menunjukkan performa yang sangat bagus. Respon detector terbilang
cepat saat korek api dinyalakan dalam jarak 3 – 4m. Oleh sebab itu,
pemasangan di pusat keramaian dan area publik harus sedikit
dicermati. Jangan sampai orang yang hanya menyalakan pemantik api
(lighter) di bawah detector dianggap sebagai kebakaran. Bisa juga
dipasang di ruang bebas merokok (No Smoking Area) asalkan bunyi
alarm-nya hanya terjadi di ruangan itu saja sebagai peringatan bagi
orang yang “membandel”.
5. Gas Detector
Sesuai dengan namanya detector ini mendeteksi kebocoran gas yang
kerap terjadi di rumah tinggal. Alat ini bisa mendeteksi dua jenis gas,
yaitu:
-LPG (El-pi-ji) : Liquefied Petroleum Gas.
-LNG (El-en-ji): Liquefied Natural Gas.
Dari dua jenis gas tersebut, Elpiji-lah yang paling banyak digunakan
di rumah-rumah. Perbedaan LPG dengan LNG adalah: Elpiji lebih
berat daripada udara, sehingga apabila bocor, gas akan turun
mendekati lantai (tidak terbang ke udara). Sedangkan LNG lebih
ringan daripada udara, sehingga jika terjadi kebocoran, maka gasnya
akan terbang ke udara. Perbedaan sifat gas inilah yang menentukan
posisidetector.
Untuk LPG, maka letak detector adalah di bawah, yaitu sekitar 30 cm
dari lantai dengan arah detector menghadap ke atas. Hal ini
dimaksudkan agar saat bocor, gas elpiji yang turun akan masuk ke
dalam ruang detector sehingga dapat terdeteksi. Jarak antara detector
dengan sumber kebocoran tidak melebihi dari 4m.
22
Untuk LNG, maka pemasangan detectornya adalah tinggi di atas
lantai, tepatnya 30cm di bawah plafon dengan posisi detector
menghadap ke bawah. Sesuai dengan sifatnya, maka saat bocor gas ini
akan naik ke udara sehingga bisa terdeteksi. Jarak dengan sumber
kebocoran hendaknya tidak melebihi 8m
5. Sprinkler
Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan
memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu
suhu tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut.
Salah satu komponen sprinkler adalah head sprinkler. Di bawah ini akan
kami sajikan type-type sprinkler yang biasa digunakan dalam instalasi
sprinkler di gedung, antara lain:
1. Type pendent.
Type ini biasanya digunakan pada instalasi sprinkler di Inside room
dengan ceiling (plafond) atau tanpa ruang ceiling.
2. Type upright.
Type ini biasanya digunakan pada instalasi sprinkler di Basement
Parking, dan diatas ceiling.
3. Type sidewall.
Type ini biasanya digunakan pada instalasi sprinkler di Ruangan hotel
23
4. Type concealed.
Type ini biasanya digunakan sebagai nilai estetika.
E. Cara Melindungi Diri Dari Kebakaran
Kasus seperti yang saya uraikan di blog sebelum ini tidak perlu terjadi
apabila penghuni rumah sudah melakukan pengenalan dan pengecekan rumah
dengan seksama.
1. Buat rencana penyelamatan diri bersama dengan keluarga, dengan
menentukan sedikitnya dua jalur keluar dari setiap kamar. Ini bisa melalui
pintu ataupun jendela, jadi perhatikan apakah teralis rumah akan
mengganggu rencana ini. Buatlah denah penyelamatan diri di rumah
bersama dengan keluarga.
2. Persiapkan lampu senter di dekat tempat tidur.
3. Saat kebakaran, sebenarnya asap yang membuat orang menjadi panik dan
tidak dapat bernafas dengan leluasa. Merangkaklah atau merunduk di
bawah, tutup mulut dan hidung dengan kain yang dibasahi.
4. Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat yang
aman. Pastikan bahwa pintu dapat dengan cepat dibuka pada kondisi
darurat, demikian pula jika harus melalui jendela.
5. Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh anda dengan selimut tebal yang
dibasahi. Ini hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila tidak ada
jalan lain kecuali menerobos kobaran api.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebakaran merupakan bencana yang paling sering dihadapi.
Penanggulangan kebakaran adalah langkah pencegahan supaya tidak terjadi
kebakaran. Ada peralatan untuk menanggulangi kebakaran seperti Apar,
Sprinkle dll. Serta ada kelas-kelas pengelompokan jenis penyebab kebakaran.
Bahkan cara bagaimana langkah-langkah penanggulangan kebakaran. Untuk
itu marilah teman-teman kita semua berperilaku teliti dan tidak ceroboh
dalam menanggapi masalah kebakaran ini. Karena masalah ini jika
disepelekan akan berakibat fatal.
B. Saran
Beberapa saran yang bisa diberikan untuk penyempurnaan tugas ini adalah:
1. Jangan lupa menyediakan peralatan pencegah kebakaran dirumah dan
ditempat kerja.
2. Jangan lupa untuk mengidentifikasi penyebab kebakaran.
3. Copotlah colokan listrik bila sesudah digunakan.
4. Bila terjadi kebocoran gas, langsung copot selang dengan tabung gasnya
dan letakkan ditempat terbuka. Dan jangan menyalakan api.
5. Bersifatlah teliti, hati-hati untuk keselamatan Anda
25
Sumber :