Kebijakan Pelayanan Kerohanian Di Rumah

2
Kebijakan Pelayanan Kerohanian di Rumah Sakit Standar Hak Pasien dan Keluarga (HPK 1.1) Akreditasi KARS versi 2012 mempersyaratkan bahwa: “Pelayanan kepada pasien dilaksanakan dengan penuh perhatian dan menghormati nilai-nilai pribadi dan kepercayaan pasien. Rumah sakit mempunyai proses untuk berespon terhadap permintaan pasien dan keluarganya untuk pelayanan rohaniwan atau sejenisnya berkenaan dengan agama dan kepercayaan pasien.” Memenuhi standar ini, rumah sakit perlu memiliki kebijakan tentang pelayanan kerohanian, pedoman dan SPO berkaitan dengan pelayanan kerohanian. Sedangkan bukti fisik tentang pelayanan kerohanian telah dilakukan, bisa dibuktikan dengan: 1. Dokumen pengkajian keperawatan yang mencantumkan tentang pengkajian agama/kepercayaan 2. Catatan asuhan keperawatan tentang bimbingan kerohanian 3. Format permintaan bimbingan rohani. Sedangkan garis-garis besar Kebijakan Pelayanan Kerohanian dapat disusun sebagai berikut : 1. Petugas Rumah Sakit harus terbuka terhadap ekspresi kesepian dan ketidakberdayaan pasien. 2. Rumah Sakit menganjurkan untuk penggunaan sumber-sumber spiritual yang ada 3. Rumah sakit memfasilitasi pasien dengan artikel-artikel spiritual sesuai dengan pilihan mereka 4. Mengkonsultasikan pasien ke penasihat spiritual pilihan pasien. Jika pasien tidak memiliki pilihan, maka rumah sakit memfasilitasi penasehat spiritual (rohaniawan). 5. Petugas menggunakan teknik klarifikasi nilai untuk membantu mengklarifikasi nilai dan kepercayaan

description

Kebijakan Pelayanan Kerohanian

Transcript of Kebijakan Pelayanan Kerohanian Di Rumah

Kebijakan Pelayanan Kerohanian di RumahSakitStandar Hak Pasien dan Keluarga (HPK 1.1) Akreditasi KARS versi 2012 mempersyaratkan bahwa:Pelayanan kepada pasien dilaksanakan dengan penuh perhatian dan menghormati nilai-nilai pribadi dan kepercayaan pasien. Rumah sakit mempunyai proses untuk berespon terhadap permintaan pasien dan keluarganya untuk pelayanan rohaniwan atau sejenisnya berkenaan dengan agama dan kepercayaan pasien.Memenuhi standar ini, rumah sakit perlu memiliki kebijakan tentang pelayanan kerohanian, pedoman dan SPO berkaitan dengan pelayanan kerohanian. Sedangkan bukti fisik tentang pelayanan kerohanian telah dilakukan, bisa dibuktikan dengan:1. Dokumen pengkajian keperawatan yang mencantumkan tentang pengkajian agama/kepercayaan2. Catatan asuhan keperawatan tentang bimbingan kerohanian3. Format permintaan bimbingan rohani.Sedangkan garis-garis besar Kebijakan Pelayanan Kerohanian dapat disusun sebagai berikut :1. Petugas Rumah Sakit harus terbuka terhadap ekspresi kesepian dan ketidakberdayaan pasien.2. Rumah Sakit menganjurkan untuk penggunaan sumber-sumber spiritual yang ada3. Rumah sakit memfasilitasi pasien dengan artikel-artikel spiritual sesuai dengan pilihan mereka4. Mengkonsultasikan pasien ke penasihat spiritual pilihan pasien. Jika pasien tidak memiliki pilihan, maka rumah sakit memfasilitasi penasehat spiritual (rohaniawan).5. Petugas menggunakan teknik klarifikasi nilai untuk membantu mengklarifikasi nilai dan kepercayaan6. Petugas menyediakan waktu untuk mendengarkan ungkapan perasaan pasien7. Petugas rumah sakit harus bersikap empati pada perasaan pasien8. Rumah sakit memfasilitasi pasien untuk melakukan kegiatan ritual seperti meditasi, beribadah, dan aktivitas ritual keagamaan yang lain9. Petugas rumah sakit mendengarkan baik-baik komunikasi pasien dan membangun sense of timing untuk beribadah10. Meyakinkan kepada pasien bahwa petugas rumah sakit akan bersedia membantu pasien pada waktu sakit/menderita11. Petugas rumah sakit terbuka pada perasaan pasien tentang sakit dan mati.12. Petugas membantu pasien untuk mengekspresikan dan mengurangi rasa marah dengan jalan yang tepat dan benarKebijakan masing-masng rumah sakit tentu berbeda-beda, prinsipnya adalah dengan akreditasi telah memberikan jaminan bahwa petugas rumah sakit telah memberikan perhatian penuh dan menghormati nilai-nilai pribadi dan kepercayaan pasien.