Katarak

24
KATARAK Kelompok 5 Tingkat II A Kep 1. Lani Yuliani 2. Lela Nurlaelatul Badriyah 3. Mamah Mutiah 4. Moh. Zaenudin Hamid

Transcript of Katarak

Page 1: Katarak

KATARAK Kelompok 5

Tingkat II A Kep

1. Lani Yuliani 2. Lela Nurlaelatul

Badriyah3. Mamah Mutiah 4. Moh. Zaenudin Hamid

Page 2: Katarak

Bahasa : Yunani (Kataarrhakies) Air terjun Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang

biasanya jernih dan bening menjadi keruh (Sidarta 2004, h.125).

Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya (Anas 2011, h.54).

Pengertian

Page 3: Katarak

Anatomi dan Fisiologi

Page 4: Katarak

EtiologiKatarak dapat disebabkan beberapa faktor 1. Usia : dengan keadaan fisik seseorang menjadi tua ( lemah) maka

akan mempengaruhi keadaan lensa,2. Kimia : apabila mata terkena cahaya yang mengandung bahan kimia

dapat juga diakibatkan karena denaturasi protein.3. Fisik : paparan ultraviolet matahari pada lensa mata, ataupun

keadaan yang diakibatkan oleh cedera pada mata atau trauma fisik4. Virus : jika ibu pada saat mengandung terkena/terserang penyakit

yang disebabkan virus.5. Penyakit : katarak yang disebabkan oleh suatu penyakit, meliputi

penyakit diabetes 6. Bawaan/kongenetal :katarak ini disebabkan karena kelurga yang

positif menderita katarak itu sendiri.

Page 5: Katarak

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk

seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung 3 komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior.

Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transportasi, perubahan pada searabut halus multiple (zunula) yang memanjang dari badan selier ke sekitar daerah diluar lensa misalnya dapat menyebabkan koagulasi,

sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalan cahaya ke retina. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi

sinar.

Patofisiologi

Page 6: Katarak

Path way

Page 7: Katarak

Gambar mata katarak

Page 8: Katarak
Page 9: Katarak

Penglihatan yang buram seperti berasap Ketajaman penglihatan yang kurang Sensitifitas kontras juga hilang Silau karena cahaya dan sulit melihat di malam hari Pada pupil terdapat bercak putih. Bertambah tebal nukleus dengan perkembangnya lapisan korteks

lensa. Rasa nyeri pada mata

Manifestasi klinis

Page 10: Katarak

Klasifikasi Katarak

Berdasarkan Usia1. Katarak congenital, Katarak

yang sudah terlihat pada usia kurang dari 1 tahun.

2. Katarak juvenile, Katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun

3. Katarak senile, katarak setelah usia 50 tahun.

Berdasarkan penyebabnya, katarak dapat dibedakan menjadi :

1. Katarak traumatika. Katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena trauma tumpul maupun tajam. Rudapaksa ini dapat mengakibatkan katarak pada satu mata (katarak monokular).

2. Katarak toksika. Katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu.

3. Katarak komplikata. Katarak terjadi akibat gangguan sistemik seperti diabetes melitus, hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan lokal seperti uveitis, glaukoma, proses degenerasi pada satu mata lainnya.

Page 11: Katarak

Berdasarkan stadium, katarak senil dapat dibedakan menjadi :

1. Katarak insipien. Pada stadium ini, proses degenerasi belum menyerap cairan sehingga bilik mata depan memiliki kedalaman proses.

2. Katarak imatur. Lensa mulai menyerap cairan sehingga lensa agak cembung, menyebabkan terjadinya miopia, dan iris terdorong ke depan serta bilik mata depan menjadi dangakal.

3. Katarak matur. Proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini, terjadi kekeruhan lensa.

4. Katarak hipermatur. Pada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat mencair sehingga nukleus lensa tenggelam didalam koteks lensa (Anas 2011,hh.56-58).

Klasifikasi Katarak

Page 12: Katarak

Pemeriksaan Penunjang

Keratometri Pemerikasaan lampu slit Oftalmoskopis A-scan ultrasound Tes potokatif

Komplikasi

1. Glaukoma. Kelainan yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan intra okuler didalam bola mata, sehingga lapang pandang mengalami gangguan dan visus mata menurun.

2. Kerusakan retina. Kerusakan retina ini terjadi terjadi setelah pascah bedah, akibat ada robekan pada retina, cairan masuk ke belakang dan mendorong retina atau terjadi penimbunan eksudat dibawah retina sehingga terangkat.

3. Infeksi. Ini bisa terjadi setelah pasca bedah karena kurangnya perawatan yang tidak edekuat (Andra 2013, h. 67).

Page 13: Katarak

Kemungkinan data hasil

pengkajian Pengkajian Riwayat penyakit : trauma mata,

penggunaan obat kortiko steroid, penyakit diabetes mellitus, hipotiroid, uveitis, galukoma

Riwayat keluhan gangguan : stadium katarak

Psikososial : kemampuan aktivitas, gangguan membaca, resiko jatuh, berkendaraan

Pengkajian umum Usia Gejala Penyakit sistemik : Diabetes mellitus,

hipotiroid Pengkajian Khusus mata Dengan pelebaran pupil, ditemukan gambaran

kekeruhan lensa ( berkas putih ) pada lensa Keluhan terdapat diplopia, pandangan

berkabut. Penurunan tajam penglihatan ( miopy ) Bilik mata depan menyempit Tanda Glaukoma ( akibat komplikasi )

Page 14: Katarak

Tekanan darah klien normal > 190

Glukosa sewaktu kurang dari 140 mmHgUsia kurang dari 65 tahun

Tidak memiliki riwayat penyakit Sistemik

Indikasi Pasien katarak yang boleh Operasi

Page 15: Katarak

Adapaun penatalaksanaan pada saat post operasi antara lain : Pembatasan aktivitas, pasien yang telah melaksanakan pembedahan diperbolehkan :

Menonton televisi; membaca bila perlu, tapi jangan terlalu lama Mengerjakan aktivitas biasa tapi dikurangi Pada awal mandi waslap selanjutnya menggunakan bak mandi atau pancuran

Tidak boleh membungkuk pada wastafel atau bak mandi; condongkan sedikit kepala ke belakang saat mencuci rambut

Tidur dengan perisai pelindung mata logam pada malam hari; mengenakan kacamata pada siang hari

Ketika tidur, berbaring terlentang atau miring pada posisi mata yang tidak dioperasi, dan tidak boleh telengkup

Hal-hal yang boleh dilakukan oleh pasien setelah operasi

Page 16: Katarak

Aktivitas dengan duduk Mengenakan kacamata hitam untuk kenyamanan Berlutut atau jongkok saat mengambil sesuatu dari lantai Dihindari (paling tidak selama 1 minggu) Tidur pada sisi yang sakit Menggosok mata, menekan kelopak untuk menutup Mengejan saat defekasi Memakai sabun mendekati mata Mengangkat benda yang lebih dari 7 Kg Berhubungan seks Mengendarai kendaraan Batuk, bersin, dan muntah Menundukkan kepala sampai bawah pinggang, melipat lutut saja dan punggung

tetap lurus untuk mengambil sesuatu dari lantai.

Page 17: Katarak

1. Ketakutan b.d kehilangan pandangan komplet, jadwal pembedahan,

atau ketidak mampuan mendapatkan pandangan.2. Resiko Infeksi b.d pertahanan primer dan prosedur invasive ( bedah

pengangkatan katarak)3. Risiko cedera b.d peningkatan tekanan intra orbital4. Risiko jatuh b.d Pandangan berkabut5. Defisiensi pengetahuan b.d terbatasnya informasi atau kesalah

interpretasi informasi yang sudah didapat sebelumnya

Diagnosa Keperawatan

Page 18: Katarak

Intervensi Keperawatan

Page 19: Katarak
Page 20: Katarak
Page 21: Katarak
Page 22: Katarak
Page 23: Katarak

Peningkatan Tekanan Intraokuker

Hal ini diperlukan untuk mengembalikan kembali beberapa aktivitas selama periode pascabedah, hal ini harus diterangkan kepada pasien dan keluarga. Aktivitas seperti ; batuk-batuk, bengkokan pada pinggang, bersih dan kemerahan pada mata, mual kadang konstipasi.

InfeksiAdanya tanda kemerahan, keluar cairan berbetuk krim berwarna putih.

Ablasia RetinaYaitu meningkatnya EKEK ( kembalinya bagian belakang kapula) yg

mengakibatkan perubahan struktur. Gejalanya terdapat bintik / tempat yang gelap.

Resiko Komplikasi Pascaoperasi

Page 24: Katarak

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku ajar keperawatan medikal

bedah brunner dan suddart. Jakarta: EGC Tamsuri, Anas. 2011. Klien Gangguan Mata dan Penglihatan

Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta : EGC.

Referensi