Kasus skenario 5
-
Upload
aldo-muhammad-hamka -
Category
Documents
-
view
256 -
download
0
description
Transcript of Kasus skenario 5
Kasus skenario 5
Mekanisme kerja jantung
Francisca Noveliani 102013016
Danny Sumargo 102010004
William Daniel Kurniawan 102013061
Winda Linting Sanda Lolok 102013100
Chaifung Carolline 102013202
Aldo Muhammad Hamka 102013209
Marisa Theana Tabaleku 102013333
Samdaniel Sutanto 102013382
Valentina Oktaviany Situngkir 102013406
Mohd Amir Bin Mohd Halim 102013532
Daphine satria 102013558
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen KridaWacana
Jl.TerusanArjuna No.06 KebonJeruk-Jakarta Barat 11510
Telp:(021)56942061. Fax (021)5631731
Email : [email protected]
Pendahuluan
Latar belakang
Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang memompa darah
lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Jantung merupakan organ
berongga dan berotot seukuran kepalan tangan. Jantung adalah salah satu organ penting dalam
kehidupan manusia, jantung mengatur sirkulasi peredaran darah dalam tubuh kita sehingga
seluruh bagian tubuh kita mendapatkan asupan oksigen. Jantung berfungsi sebagai motor dan
sekaligus pompa yang mensirkulasikan darah ke seluruh tubuh. Pembuluh darah adalah saluran
pipa yang mendistribusikan darah ke organ-organ yang memerlukannya. Jadi, sistem
kardiovaskuler harus bekerja kompak, integratif, dan lancar. Bila oleh satu dan lain hal kerjanya
terganggu, misalnya daya pompanya melemah atau terjadi penyumbatan pada pembuluh darah
yang disebabkan oleh barbagai macam faktor, maka akan timbul beberapa penyakit.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjawab skenario 5 “seorang laki-laki berusia
50 tahun, penderita jantung coroner,mendadak merasa nyeri pada dada kiri dan segera dibawa ke
UGD RS. Selanjutnya ia diobservasi dan dilakukan berbagai pemeriksaan penunjang termasuk
pemeriksaan kadar enzim darah untuk mendeteksi serangan jantung “
Isi
Rumusan masalah
Laki-laki umur 50 tahun terasa nyeri dada sebelah kiri
Hipotesis
Nyeri dada di bagian sebelah kiri dikarenakan serangan jantung
Sasaran pembelajaran
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang struktur anatomi jantung dan persarafan nya
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang struktur jaringan jantung
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang mekanisme dan fungsi jantung
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang darah
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang jantung
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang topografi jantung
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang vaskularisasi jantung
Pembahasan
Struktur Makroskopis Jantung
Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak dirongga toraks
(dada) dalam ruang mediastinum dan dibungkus oleh jaringan ikat yang dinamakan
pericardium.berat jantung orang dewasa (250-300)gram. Pada laki-laki 300 gram dan pada wanita
250 gram dan ukuran mediastinum (8-10) cm dapat dilihat pada foto rontgen. Dua pertiga jantung
terletak disebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran
kirang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas
yang lebar (dasar) mengarah kearah kanan, ujung bawah yang mengerucut (apeks) mengarah ke
panggul kiri.1
Dalam cavum toraks, 1/3 bagian jantung terletak sebelah kanan linea mediana
(pertengahan tulang dada) di dapatkan bagian jantung sebagai berikut : atrium dextra (kanan) dan
sedikit ventrikel dextra dan pembuluh darah besar (vena cava, aorta, truncus). 2/3 bagian jantung
lainnya terletak sebelah kiri linea mediana terdapat: ventrikel dextra, atrium sinistra dan ventrikel
kanan. Berdasarkan makroanatomi organ jantung terdapat dalam cavum toraks diantara kedua
paru kanan dan kiri yang disebut ruan mediastinum tepatnya pada ”mediastinim media”.1
Batas-batas ruang mediastinum : 8
Ventral : sternum
Dorsal : columna vertebralis
Lateral : pleura mediastinalis kiri dan kanan
Cranial : apertura throcis superior
Inferior : diaphragma
Gambar 1. Batas-batas Mediastinum
Jantung, perikardium, pangkal paru, dan bagian-bagian pembulih darah besar yang
bergabung dengannya mengisi bagian tengah mediastinum.
Perikardium
Perikardium terdiri dari komponen fibrosa dan serosa. Perikardium fibrosa adalah lapisan
kuat yang menyelimuti jantung. Lapisan ini bergabung dengan pangkal pembuluh darah besar
diatasnya dan dengan tendon sentral diafragma dibawahnya. Perikardium serosa melapisi
perkardium fibrosa (lapisan perietalis) dan pada pangkal pembuluh darah membalik untuk
menutupi permukaan jantung (lapisan viseralis). Perikardium serosa merupakan permukaan
merupakan permukaan halus sebagai bantalan bagi jantung. Dua sinus yang penting terletak
diantara lapisan parietalis dan viseralis, yaitu:
1. Sinus trasfersus, terletak antara v. kava superior dan atrium kiri di posterior serta
trunkus pulmonalis dan aorta di anterior.1
2. Sinus oblikus, dibelakang atrium kiri, sinus dibatsi oleh v.kava inferior dan
vv.pilmonalis.1
Permukaan Jantung
a. Permukaan anterior (sternokostalis) terdiri dari: atrium kanan, sulkus
aterioventrikular, ventrikel kanan, segaris tipis ventrikel kiri, dan aurikula atrium kiri.1
b. Permukaan inferior (diafragmatika) terdiri dari: atrium kanan, sulkus aterioventrikular
dan kedua ventrikel yang dipisahkan oleh sulkus interventrikular.1
c. Permukaan posterior (basalis) terdiri dari atrium kiri yang menerima keempat
vv.pulmonalis.1
Bilik-bilik Jantung
Atrium Kanan
Menerima darah deoksigenasi dari v.kava inferior di bawah dan v.kava superior di atas
dan dari sinus koronarius pada bagian bawahnya. Ujung atas atrium menonjol ke bagian kiri
v.kava superior menjadi aurikula dekstra. Sulkus terminalis adalah sulkus ventrikel di permukaan
luar atrium. Sulkus ini berhubungan internal dengan krista terminalis, suatu tonjolan otot yang
memisahkan lapisan otot polos atrium (berasal dari sinus venosus) dari bagian lain atrium
(berasal dari atrium fatus sejati) pada bagian lain atrium terdapat tonjolan otot horizontal –
muskuli paktinatus. Diatas sinus koronarius septum interstitial membentuk dinding posterior.
Depresi septum (fosa ovalis) tadinya merupakan foramen ovale. Dasarnya adalah septum primum
fetal. Tonjalan atas fosa ovalis disebut limbus, yang mewakili septum sekundum.8
Ventrikel Kanan
Ventrikel kanan menerima darah dari antrium kanan melalui melalui katup triskupid.
Bagian tepi daun katup melekat pada korda tendinea yang akhirnya melekat ke m.papilaris.
muskulus ini merupakan proyeksi kelompok otot dinding ventrikel. Ventrikel kanan berbentuk
bulan sabit yang unik, guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk
mengalirkan darah kedalam arteria pulmonalis. Sirkulasi paruh merupakan sistem aliran darah
bertekanan rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah ventrikel kanan,
dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap aliran darah dari ventrikel kiri.1 Oleh
karena itu, beban kerja ventrikel kanan jauh lebih ringan dari pada ventrikel kiri. Akibatnaya,
tebal dinding ventrikel kanan hanya 1/3 dari dinding ventrikel kiri. Dinding ventrikel kanan lebih
tebal dari atrium namun tidak setebal dinding ventrikel kiri. Dinding ini mengandung kelompok
massa otot yang disebut trabekula karnea. Suatu kelompok menonjol ke depan dari septum
interventrikular ke dinding anterior. Kelompok otot ini disebut pita moderator (atau trabekula
septomarginal) dan penting dalam konduksi implus karena mengandung cabang kanan dari nodus
atriovaskular. Pada ventrikel kanan terdapat infundibulum yaitu traktus aliran keluar yang
berdinding halus. Katup pulmonal terletak dibagian puncak infundibulum. Katup ini terdiri atas
daun katup semilunaris. Darah mengalir melalui katup dan maju ke a.pulmonalis melalui trunkus
pulmonalis dan mangalami oksigenerasi di paru-paru.8
Atrium Kiri
Atrium kiri menerima darah teroksigenrasi dari keempat v.pulmonalis yang mengalir ke
posterior. Rongga ini berdinding halus kecuali pada tempat adanya anggota badan atrial. Pada
permukaan septal terdapat lekukan yang menandai fosa ovalis.4 Atrium kiri memiliki dinding
yang tipis dan bertekanan rendah. Darah mengalir dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui
katup mitralis.8
Ventrikel Kiri
Dinding ventrikel kiri jauh lebih tebal dibandingkan dengan ventrikel kanan namun
strukturnya sama. Dinding yang tebal diperlukan untuk memompa darah teroksigenasi dengan
tekanan tinggi melalui sirkulasi sistemik. Proyeksi trabekula karnea dari dinding dengan
m.papilaris melekat ke tepi daun katup mitral melalui korda tendinea. Vesibulum adalah bagian
berdinding halus dari ventrikel kiri yang terletak di bawah katu aorta dan terdiri dari saluran
keluar.8
Gambar 2. Bagian – bagian Jantung8
Perdarahan Jantung
Gambar 3. Arteri Jantung1
Jantung mendapat darah dari arteria coronaria dextra dan sinistra yang berasal dari aorta
ascendens tepat di atas valva aortae. Arteri coronaria dan cabang – cabang utamanya terdapat di
permukaan jantung, terletak di jaringan ikat subpericardial.
Arteri coronaria dextra berasal dari sinus anterior aortae dan berjalan ke depan di antara truncus
pulmonalis dan auricula dextra. Aerteri ini berjalan turun hampir vertikal di dalam sulcus
atrioventriculare dextra, dan pada pinggir inferior jantung pembuluh ini berlanjut ke posterior
sepanjang sulcus atrioventrikularis untuk beranastomosis dengan arteri coronaria kiri di dalam
sulcus interventrikularis posterior. Cabang – cabang arteria coronaria dextra berikut ini
memperdarahi atrium dextrum dan ventrikulus dexter, sebagian dari atrium sinistrum dan
ventrikulus sinister, dan septum atrioventriculare.
Arteri coronaria kiri, yang biasanya lebih besar dibandingkan dengan arteri coronaria dextra,
mendarahi sebagian besar jantung termasuk sebagian besar atrium sinister, ventriculus sinister
dan septum ventriculare. Arteria ini berasal dari posterior kiri sinus aortae ascendens dan berjalan
ke depan diantara truncus pulmonalis dan aurucula kiri. Kemudian pembuluh ini berjalan di
sulcus atrioventricularis dan bercabang dua menjadi ramus interventrikularis anterior dan ramus
circumflexus.1
Gambar 4. Vena Jantung1
Sebagian besar darah dari dinding jantung mengalir ke atrium kanan melalui sinus coronarius
yang terletek pada bagian posterior sulcus atrioventricularis dan merupakan lanjutan dari vena
cardiaca magna. Pembuluh ini bermuara ke atrium dextrum sebelah kiri vena cava inferior. Vena
cardiaca parva dan vena cardiacamedia merupakan cabang sinus coronarius. Sisanya dialirkan ke
atrium dextrum melalui vena ventriculi dextri anterior dan melalui vena – vena kecil yang
bermuara langsung ke ruang – ruang jantung.
Struktur Mikroskopis Jantung
Gambar 5. Lapisan Jantung
Endokardium
Lapisan ini pada atrium tebal sedangkan pada ventrikel tipis. Lapisan endotel
berhubungan pembuluh darah yang masuk keluar jantung. Sel endotel berbentuk agak bulat/
poligonal.2
1. Lapisan subendotel
Lapisan tipis dari anyaman penyambung jarang yang mengandung serat kolagen, elastis,
dan fibroblast.2
2. Lapisan elastikomuskular
Terdiri dari anyaman penyambung elastis yang lebih padat dan otot polos.2
3. Lapisan subendokardial
Dekat miokard terdiri dari anyaman penyambung jarang, terdapat pembuluh darah kecil
pada ventrikel pada lapisan ini terdapat serat purkinye.2
Lapisan endokardium ini meliputi permukaan dari antrium dan ventrikel dan struktur
lain pada permukaan jantung seperti :3
1. Katup antara atrium dan ventrikel
2. Muskulus papilaris, merupakan tonjolan apeks otot jantung
3. Cordata tendinae, terdiri dari serat-serat kolagen yang menghubungkan muskulus
papilaris dengan katup jantung sehingga katup-katup ini tidak terdorong ke atrium pada
saat ventrikel berkontraksi, pada saat ventrikel berkontraksi maka katup-katup menutup
ke arah atrium. Ini untuk mencegah darah mengalir kembali atrium dan katup-katup ini
tidak akan masuk ke atrium karena disokong oleh chorona tendinae dan muskulus
papilaris.
Miokardium
Merupakan bagian yang paling tebal dari dinding jantung yang terdiri dari lapisan otot
dan terdapat pada lapisan dalam dari epikardium. Lapisan otot jantung diatrium lebih tipis
daripada di ventrikel, sedangkan ventrikel kanan lebih tipis dari ventrikel kiri hal ini disebabkan
oleh fungsi ventrikel kiri harus memompa darah lebih banyak ke sirkulasi besar sehingga
orotnya harus lebih tebal. Otot jantung merupakan sinsitium palsu, yaitu serat-serat seolah-olah
sambung menyambung dengan inti ditengah, batas antara serat otot jantung satu dengan yang
lain disebut ”duktus interkalaris”. Pada diskus interkalaris, miosit memiliki permukaan yang
sangat tidak teratur dengan banyak rebung dan jalur papiler pada ujung satu sel yang cocok
dengan alur san sumur pada yang lain.2
Gambar 6. Otot Jantung
Epikardium
Merupakan lapisan luar jantung yang terdiri dari jaringan ikat fibroelastis yang terdiri
dari serat kolagen dan elastis, permukaanya dilapisi oleh mesotel. Epikardium adalah lapisan
terluar dari jantung. Pada epikardium dapat ditemukan pembuluh darah agak besar disebut arteri
koronaria yang berfungsi untuk nutrisi dinding sebelah luar jantung. Terlihat potongan-potongan
saraf , jaringan lemak dekat pembuluh darah besar, dan kapiler limfe.2
Pembuluh Darah
Terdiri dari lapisan :
* Tunica Intima
a) endotel = epitel squamosa sederhana yang melapisi arteri, jantung, kapiler, dan valvula.
Fungsinya permeabilitas, transpor, sintesis, dan sekresi ACE.3
b) Jaringan ikat subendotel 3
c) Lamina elastica interna berfungsi sebagai komunikasi antar sel3
* Tunica Media
Tunica media terdiri dari sel otot polos, sel elastin, dan serabut jaringan ikat. Tunika pada tunica
media disebut miokardium.
* Tunica Adventisia
Terdiri dari sel, serabut jaringan ikat, tempat melekatnya pembuluh darah ke struktur sekitarnya,
syaraf, pembuluh darah kecil, serta limfe. Pada saat keluar dari jantung, darah mempunyai
tekanan yang tinggiarteri mempunyai dinding yang tebal, berotot dan agak elastic makin jauh
dari jantung, arteri besar menjadi lebih berotot, dan jumlah jaringan elastis berkurangarteri akan
bercabang-cabang menjadi lebih kecil dan lebih banyak, arteri yangterkecil disebut arteriol
kapiler merupakan perpanjangan dari tunika intimaarteriol,9 menghubungkan arteriol dan venul
—> menjembatani penyediaan darah ke jaringan dan pengembalian darah ke jantung.2
Sistem vena:
Dibandingkan dengan arteri: diameter lebih besar, dinding lebih tipis, lebih lunak dan relatif
tidak berotot tekanan aliran darah balik ke jantung lebih rendah vena yang terkecil disebut venula
vena dan venul mempunyai katup-katup untuk mencegah aliran balik dari darah, vena: pembuluh
darah yang membawa darah ke jantung Arteri: pembuluh darah yang membawa darah dari
jantung, mikrosirkulasi: sirkulasi darah melalui pembuluh darah yang paling kecil yang
diperlukan untuk kehidupan jaringan.3
Mekanisme Kerja Jantung
Fisiologi Jantung
Kontraksi sel otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar melalui
membran sel-sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang
ditimbulkannya sendiri, suatu sifat yang dikenal dengan otoritmisitas. Terdapat dua jenis khusus sel otot
jantung yaitu sembilan puluh sembilan persen sel otot jantung kontraktil yang melakukan kerja mekanis,
yaitu memompa. Sel – sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial aksi.
Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya adalah, sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi mengkhususkan diri
mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggungjawab untuk kontraksi sel – sel pekerja.
a. Potensial Aksi
Aktivitas listrik dari jantung, merupakan akibat daru perubahan permeabilitas membran sel, yang
memungkinkan terjadinya pergerakan ion-ion melalui membran sel tersebut dan mengubah muatan listrik
relatif sepanjang membran. Ion diduga mengalir melalui saluran-saluran ion sepanjang membran.
Saluran-saluran ini digambarkan sebagai saluran “lambat” atau saluran “cepat”, yang dibedakan
berdasarkan perbedaan kecepatan aliran ion dan mekanisme yang menggiatkan saluran-saluran tersebut.
Kontraksi otot jantung dimulai dengan adanya aksi potensial pada sel otoritmik. Penyebab
pergeseran potensial membran ke ambang masih belum diketahui. Secara umum diperkirakan bahwa hal
itu terjadi karena penurunan siklis fluks pasif K+ keluar yang langsung bersamaan dengan kebocoran
lambat Na+ ke dalam. Di sel – sel otoritmik jantung, antara potensial – potensial aksi permeabilitas K+
tidak menetap seperti di sel saraf dan sel otot rangka.
Permeabilitas membran terhadap K+ menurun antara potensial – potensial aksi, karena saluran K+
diinaktifkan, yang mengurangi aliran keluar ion kalium positif mengikuti penurunan gradien konsentrasi
mereka. Karena influks pasif Na+ dalam jumlah kecil tidak berubah, bagian dalam secara bertahap
mengalami depolarisasi dan bergeser ke arah ambang. Setelah ambang tercapai, terjadi fase naik dari
potensial aksi sebagai respon terhadap pengaktifan saluran Ca2+ dan influks Ca2+ kemudian; fase ini
berbeda dari otot rangka, dengan influks Na+ bukan Ca2+ yang mengubah potensial aksi ke arah positif.
Fase turun disebabkan seperti biasanya, oleh efluks K+ yang terjadi karena terjadi peningkatan
permeabilitas K+ akibat pengaktifan saluran K+. Setelah potensial aksi usai, inaktivasi saluran – saluran K+
ini akan mengawali depolarisasi berikutnya. Sel – sel jantung yang mampu mengalami otortmisitas
ditemukan pada nodus SA, nodus AV, berkas His dan serat purkinje.
b. Aktivitas Listrik jantung
Impuls jantung berasal dari nodus SA, pemacu jantung, yang memiliki kecepatan
depolarisasi spontan ke ambang yang tertinggi. Setelah dicetuskan, potensial aksi menyebar ke
seluruh atrium kanan melalui traktus internodal dan ke atrium kiri, melalui branchman's bundle.
Sebagian penghantaran impuls tersebut dipermudah oleh jalur penghantar khusus, tetapi sebagian
besar melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap junction. Impuls berjalan dari atrium
ke dalam ventrikel melalui nodus AV, satu-satunya titik kontak listrik antara kedua bilik
tersebut.
Potensial aksi berhenti sebentar di nodus AV, untuk memastikan bahwa kontraksi atrium
mendahului kontraksi ventrikel agar pengisian ventrikel berlangsung sempurna. Impuls
kemudian dengan cepat berjalan ke septum antarventrikel melalui berkas His (bundle of His) dan
secara cepat disebarkan ke seluruh miokardium melalui serat-serat Purkinje. Sel-sel ventrikel
lainnya diaktifkan melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap junction. Dengan
demikian, atrium berkontraksi sebagai satu kesatuan, diikuti oleh kontraksi sinkron ventrikel
setelah suatu jeda singkat.
Proses tersebut dapat disingkat seperti berikut :
1. Otomatisasi : menimbulkan impuls/rangsang secara spontan
2. Irama : pembentukan rangsang yang teratur
3. Daya konduksi : kemampuan untuk menghantarkan
4. Daya rangsang : kemampuan bereaksi terhadap rangsang
Perjalan impuls/rangsang dimulai dari:
1. Nodus SA (sino atrial)
- Traktus Internodal
- Brachman bundle
2. Nodus AV (atrio ventrikel)
3. Bundle of HIS ( bercabang menjadi dua: kanan dan kiri):
- Right bundle branch
- Left bundel brach
Potensial aksi ini terdiri dari 5 fase yang sesuasi dengan peristiwa electrofisiologi
tertentu, yaitu :
- Fase Istirahat (fase 4) -- Pada keadaan istirahat maka, sel jantung memperlihatkan suatu
perbedaan potensial listrik atau voltase membran selnya. Bagian dalam sel relatif negatif
sedangkan bagian luarnya relatif positif, dengan demikian, sel tersebut mengalami Polarisasi.
Perbedaan ini timbul akibat permeabilitas relatif dari membran sel terhadap ion-ion
disekitarnya, terutama K+ dan Na+.
Dalam keadaan istirahan, membran sel lebih permeable terhadap K+ dibandingkan terhadap
Na+. karena itu, sejumlah kecil K+ merembes keluar sel dari daerah yang mempunyai kadar
K+ yang tinggi menuju cairan ekstrasel dimana kadar K+ nya lebih rendah. Dengan hilangnya
K+ yang bermuatan positif dari dalam sel, maka muatan listrik bagian dalam sel tersebut
menjadi relatif negatif.
- Fase Depolarisasi Cepat (fase 0- Upstroke) --- Depolarisasi sel adalah akibat permeabilitas
membran terhadap Na+ sangat meningkat. Na+ yang terdapat di luar sel mengalir cepat masuk
ke dalam sel melalui saluran cepat, didorong oleh perbedaan kadar Na+ itu sendiri. Masuknya
Na+ yang bermuatan positif, mengubah muatan negatif di sepanjang membran sel, bagian luar
dari sel menjadi negatif, sedangkan bagian dalamnya menjadi positif.
- Fase Repolarisasi Parsial (fase 1- Spike) – Segera setelah terjadi depolarisasi, maka terjadi
sedikit perubahan mendadak dari kadar ion dan timbul suatu muatan listrik relatif. Tambahan
muatan negatif di dalam sel itu menyebabkan muatan positifnya agak berkurang. Sebagai
efeknya, sebagian dari sel itu mengalami repolarisasi. Fase ini diduga mencerminkan
inaktivasi mendadak saluran cepat Na+ yang memmungkinkan terjadinya influks cepat dari
Na+.
- Fase Plateu (Fase 2) -- Suatu plateu sesuai dengan periode refrakter absolut myocardium.
Selama fase ini, tidak terjadi perubahan muatan listrik melalui membran sel. Jumlah ion
bermuatan positif yang masuk dan keluar berada dalam keseimbangan. Plateu terutama
disebabkan oleh aliran Ca2+ ke dalam sel secara perlahan-lahan. Kecuali itu juga dibantu oleh
gerakan Na+ ke dalam sel melalui saluran lambat sedikit demi sedikit. Gerakan muatan positif
ke dalam ini diimbangi oleh gerakan K+ ke luar sel.
- Fase Repolarisasi Cepat (fase 3- Down Stroke) -- Selama repolarisasi cepat, maka aliran
muatan Ca2+ dan Na+ ke dalam sel secara lambat diinaktifkan dan permeabilitas membran
terhadap K+ sangat meningkat. K+ keluar dari dalam sel dengan demikian mengurangi muatan
positif dalam sel. Bagian dalam sel akhirnya kembali ke keadaan yang relatif negatif dan
bagian luar sel kembali ke keadaan yang relatif positif. Distribusi ion pada keadaan istirahat
dipulihkan kembali melalui kegiatan kontinyu pompa Na-K yang dengan aktif memindahkan
K+ ke dalam sel dan Na+ ke luar sel.
Potensial aksi serat-serat jantung kontraktil memperlihatkan fase positif yang
berkepanjangan, atau fase datar, yang disertai oleh periode kontraksi yang lama, untuk
memastikan agar waktu ejeksi adekuat. Fase datar ini terutama disebabkan oleh pengaktifan
saluran Ca2+ lambat. Karena terdapat periode refrakter yang lama dan fase datar yang
berkepanjangan, penjumlahan dan tetanus otot jantung tidak mungkin terjadi. Hal ini
memastikan bahwa terdapat periode kontraksi dan relaksasi yang berganti-ganti sehingga
dapat terjadi pemompaan darah. Penyebaran aktivitas listrik ke seluruh jantung dapat direkam
dari permukaan tubuh. Rekaman ini, EKG, dapat memberi informasi penting mengenai status
jantung.
c. Siklus Jantung
Sistole atau kontraksi ventrikel, dan diastole atau relaksasi ventrikel, terdiri dari 5
fase. Kelima fase-fase tersebut dapat digambarkan seperti berikut ini:
- Diastole Awal – Gelombang repolarisasi menyebar melalui myocardium
ventrikel, dan ventrikel dalam keadaan istirahat. Ketika otot-ototnya relaksasi
maka tekanan ventrikel turun sampai lebih rendah dari tekanan atrium. Akibatnya
katup semilunaris tertutup dan terdengarlah bunyi jantung kedua. Keadaan
istirahat ini berlangsung terus sampai tekanan ventrikel lebih rendah dari tekanan
atrium, sehingga katup AV membuka. Periode antara penutupan katup semilunaris
dan pembukaan katup-katup AV disebut sebagai Relaksasi Isovolumetrik, karena
volume ventrikel tetap konstan walaupun tekanan ventricular terus menurun.
Dengan terbukanya katup AV ini, maka dengan “cepat” ventrikel terisi oleh darah
vena yang telah terkumpul dalam atrium. Kira-kira 70%-80% dari pengisian
ventrikel terjadi selama tahap ini.
- Mid-diastole – Fase pengisian “lambat” ventrikel atau diastasis. Baik atrium
maupun ventrikel dalam keadaan istirahat. Darah yang masuk ke dalam atrium
melalui pembuluh vena, mengalir secara pasif ke dalam ventrikel melalui katup
AV yang terbuka. Katup semulunaris dalam keadaan tertutup.
- Diastole Lanjut – Gelombang depolarisasi menyebar melalui atrium dan berhenti
sementara pada AV Node. Otot atrium berkontraksi, memberikan tambahan 20%-
30% pada isi ventrikel.
- Sistole Awal – Depolarisasi menyebar dari AV Node melalui cabang berkas
menuju myocardium ventrikel. Volume darah di ventrikel pada akhir diastole
dikenal sebagai volume distolik akhir (EDV), yang besarnya sekitar 135 mL.
Ketika ventrikel mulai berkontraksi, tekanan dalam ventrikel meningkat melebihi
tekanan dalam atrium. Akibatnya katup AV menutup, dan penutupan inilah yang
menimbulkan bunyi jantung pertama. Ventrikel terus meningkatkan tekanannya;
namun selama fase ini, tekanan dalam aorta dan arteria pulmonalis melebihi
tekanan dalam ventrikel, dengan demikian katup semilunaris tetap dipertahankan
dalam keadaan tertutup. Ini disebut Kontraksi Isovolumetrik, karena volume
ventrikel tetap konstan akibat dari tertutupnya semua katup maka tidak ada darah
yang masuk atau keluar ventrikel selama waktu ini.
- Sistole Lanjut – Segera setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan di dalam
pembuluh darah, maka katup semilunaris akan membuka dan terjadilah ejeksi
ventricular ke dalam sirkulasi pulmonary dan sistemik. Fase ejeksi ini dapat
dibagi menjadi fase awal “ejeksi cepat” yang singkat, dan fase lanjutan “ejeksi
lambat” yang lebih panjang. Jumlah darah yang dipompa ke luar dari setiap
ventrikel pada setiap kontraksi dikenal sebagai volume isi sekuncup (stroke
volume, SV) yang setara dengan volume diastolik akhir dikurangi volume sistolik
akhir, yaitu 70 mL. Dalam keadaan normal, hanya sekitar separuh dari jumlah
darah yang terkandung di dalam ventrikel pada akhir diastol dipompa ke luar
selama sistol. Jumlah darah yang tersisa di ventrikel pada akhir sistol ketika fase
ejeksi usai disebut sebagai volume sistolik akhir (ESV), yang besarnya sekitar
65 mL. Ini adalah jumlah darah paling sedikit di dalam ventrikel.
d. Bunyi Jantung
Dua bunyi jantung utama dalam keadaan normal dapat didengar dengan stetoskop selama siklus
jantung. Bunyi jantung pertama bernada rendah, lunak, dan relatif lama-sering dikatakan terdengar seperti
“lub”. Bunyi jantung kedua memiliki nada yang lebih tinggi, lebih singkat dan tajam- sering dikatakan
dengan terdengar seperti “dup”. Bunyi jantung pertama berkaitan dengan penutupan katup AV,
sedangkan bunyi katup kedua berkaitan dengan penutupan katup semilunar.
Pembukaan tidak menimbulkan bunyi apapun. Bunyi timbul karena getaran yang terjadi di
dinding ventrikel dan arteri – arteri besar ketika katup menutup, bukan oleh derik penutupan katup.
Karena penutupan katup AV terjadi pada awal kontraksi ventrikel ketika tekanan ventrikel pertama kali
melebihi tekanan atrium, bunyi jantung pertama menandakan awitan sistol ventrikel. Penutupan katup
semilunaris terjadi pada awal relaksasi ventrikel ketika tekanan ventrikel kiri dan kanan turun di bawah
tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Dengan demikian bunyi jantung kedua menandakan permulaan
diastol ventrikel.
Terkadang terdenganr bunyi jantung tambahan, terdengar sesudah bunyi jantung kedua. Hal
tersebut terjadi karena darah yang masuk ventrikel dalam jumlah besar dengan aliran darah yang deras.
Keadaan tersebut tetap dianggap keadaan fisiologis pada waktu kerja fisik yang berat.
Bunyi jantung keempat merupakan bunyi jantung pada keadaan patologis yaitu terdengar sebelum
unyi jantung pertama pada kontraksi atrium. Hal tersebut terjadi karena darah yang masuk ventrikel dari
atrium dengan jumlah besar, yaitu sering terjadi pada pembesaran atrium. (modul)
Bunyi jantung abnormal, atau murmur (bising jantung), biasanya berkaitan dengan penyakit
jantung walaupun tidak selalu demikian. Murmur dapat terjadi akibat malfungsi katup. Katup stenotik
adalah katup yang kaku dan menyempit dengan kecepatan yang sangat tinggi. Katup insufisien adalah
katup yang tidak dapat menutup secara sempurna. Murmur yang tidak berkatitan dengan patologi jantung,
yang disebut murmur fungsional, lebih sering dijumpai pada orang berusia muda. Suatu murmur yang
terjadi antara bunyi jantung pertama dan bunyi jantung kedua disebut sebagai murmur sistolik.
Sedangkan murmur yang terjadi antara bunyi jantung kedua dan bunyi jantung pertama dari siklus
berikutnya disebut sebagai murmur diastolik.
e. Curah Jantung
Curah jantung (Cardiac Output, CO) adalah volume darah yang dipompa oleh tiap ventrikel per
menit. Hal ini disebabkan oleh kontraksi otot myocardium yang berirama dan sinkron, sehingga darahpun
dipompa masuk ke dalam sirkulasi pulmonary dan sistemik. Besar cardiac output ini berubah-ubah,
tergantung kebutuhan jaringan perifer akan oksigen dan nutrisi. Cardiac output tergantung dari hubungan
yang terdapat antara dua buah variable, yaitu: frekuensi jantung (kecepatan denyut jantung) dan stroke
volume (volume darah yang dipompa per denyut). Cardiac output dapat dipertahankan dalam keadaan
cukup stabil meskipun dipengaruhi oleh salah satu variable, yaitu dengan melakukan penyesuaian pada
variable yang lain. 6
Mekanisme Pompa Jantung
Pertukaran O2 & C O2 dalam sistem kapiler dapat diterangkan dengan teori difusi yaitu
molekul-molekul gas akan bergerak dari konsentrasi yang lebih besar ke konsentrasi yang lebih
kecil sehingga konsentrasinya akan merata. Molekul bertumbukan kira-kira 1012 kali per detik.
Molekul yang bergerak dari titik awal sesudah N tumbukan adalah dimana :
D = jarak lintasan bebas rata-rata (m)
N = jumlah molekul
λ = jarak rata-rata tumbukan antar molekul (m)
Hukum Starling menguraikan bahwa aliran fluida masuk dan keluar dari pembuluh darah
kapiler Gerakan zat cair melalui dinding kapiler merupakan hasil dari 2 jenis tekanan, yaitu:
- Tekanan Hidrostatik : memaksa zatcair ke luar dari kapiler
- Tekanan Osmotik: membawa zat cair masuk ke dalam kapiler
Usaha yang dilakukan oleh jantung:
Volume darah yang dipompakan jantung sebesar 80 cc
Tekanan pada pulmonalis : ± 25 mmHg
Tekanan pada sistemik : ± 125 mmHg
Tekanan darah normal saat maksimum (sistole) : ± 120 mmHg
Tekanan darah normal saat minimum (diastole) : ± 80 mmHg
Tekanan darah rata-rata: 100 mmHg
Untuk menghitung usaha yang dilakukan jantung, maka kita menggunakan rumus:
W = p. V dimana : W = Usaha
p = tekanan
V = volume
Tegangan yang dialami pembuluh darah diakibat adanya tekanan. Besar tegangan (T)
tergantung pada tekanan (p) dan diameter (d) pembuluh darah Yang dapat dirumuskan menjadi:
T = p . d/2 = p . R
Penerapan prinsip Bernoulli pada sistem kardiovaskuler
Prinsip Bernoulli didasarkan pada hukum kekekalan energi. Tekanan fluida merupakan
bentuk dari energi potensial (Epot). Sedangkan gerakan fluida merupakan bentuk dari energi
kinetis (Ekin). Jika fluida mengalir dalam pipa tanpa gesekan.dengan rumus:
Pada latihan fisik, kecepatan aliran darah akan meningkat yang mengakibatkan energi
potensial jantung berkurang.
Kecepatan aliran darah dalam pembuluh darah tergantung pada tekanan (p), viskositas (n),
temperatur, panjang(l) dan diameter pembuluh darah(d/2 = r). Temperatur makin tinggi maka
viskositas darah akan semakin kecil, dan sebaliknya. Kecepatan aliran darah dihitung dengan
menggunakan hukum Poisseuille:
Aliran laminer terdapat pada hampir semua pembuluh darah. Aliran turbulen terjadi ketika
darah mengalir cepat melewati katup-katup jantung atau terjadinya sumbatan/penyempitan pada
pembuluh darah. Bila kecepatan aliran ditambah dengan mengurangi diameter pembuluh darah,
p+12
ρ . v2+ρ .g . h=kons tan
Q=Δp∗π8∗1
η∗r 4
l
maka akan dicapai kecepatan kritis (vk) dimana aliran laminer berubah menjadi aliran turbulen.
Berdasarkan penelitian Osborne Reynolds diperoleh rumus:
Vk= K . μρ .R
dimana, v : kecepatan kritis (m/det)
K : bilangan Reynolds (1000)
η : viskositas (Pas, poise, centipoise)
r : jari-jari (m)
1 Pas = 1 Pascal-second = 1 Nm-2 s satuan internasional
1 Pas = 10 poise
1 poise = 100 cp (centipoise)
viskositas darah sebesar 3 – 4 cp 7
Pemeriksaan Penunjang Penyakit Jantung9
Penegakan diagnosis suatu penyakit membutuhkan data-data keluhan atau gejala, pemeriksaan
fisik pasien, dan pemeriksaan penunjang. Kebanyakan penyakit hanya dapat dipastikan setelah
pemeriksaan penunjang.
Hal yang sama berlaku untuk penyakit jantung. Semua penyakit jantung memerlukan
pemeriksaan penunjang untuk tegaknya diagnosis. Kadang diperlukan beberapa pemeriksaan
penunjang baru diagnosis dapat dipastikan.
Beberapa pemeriksaan penunjang penyakit jantung bersifat non-invasif. Non-invasif artinya
tidak melukai tubuh, atau tidak ada alat yang masuk ke tubuh Anda. Contoh yang sederhana
adalah EKG, Treadmill, dan Ekokardiografi. Yang lebih canggih misalnya CT scan dan MRI
jantung.
1. Definisi
EKG merupakan pemeriksaan penunjang penyakit jantung paling sederhana, paling tua dan
paling murah. Prinsip pemeriksaan EKG adalah merekam aktivitas listrik jantung. Ada EKG
resting, yaitu EKG yang dilakukan sambil pasien berbaring atau istirahat. Ada EKG dengan stres
atau beban yang lebih dikenal sebagai tes Treadmill. Pada pemeriksaan ini pasien direkam
aktivitas listriknya sambil berjalan atau berlari di atas mesin treadmill. Ada juga Holter EKG,
yaitu perekaman EKG selama 24 jam.
Elektrokardiogram (EKG) merupakan suatu grafik yang dihasilkan oleh suatu elektrokardiograf. Alat ini
merekam aktivitas listrik jantung pada waktu tertentu (saat pemeriksaan). Secara harafiah didefinisikan :
“elektro” = berkaitan dengan elektronika, dan “kardio” = berasal dari bahasa Yunani yang artinya
jantung, kemudian “gram”, berarti tulis / menulis. Analisis sejumlah gelombang dan vektornormal
depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang penting. Elektrokardiogram tidak
menilai kontraktilitas jantung secara langsung, namun dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-
turunnya kontraktilitas jantung.
1. Irama Normal Pada EKG
Rekaman EKG biasanya dibuat pada kertas yang berjalan dengan kecepatanstandard 25mm/ detik dan
defleksi 10mm sesua dengan potensial 1mVGambaran EKG normal menunjukkan bentuk dasar sebagai
berikut :
1. Gelombang P :
Gelombang ini pada umumnya berukuran kecil danmerupakan hasil depolarisasi
atrium kanan dan kiri.
2. Segmen PR :
Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang menghubungkanantara gelombang
P dengan Kompleks QRS
3. Kompleks QRS :
Kompleks QRS merupakan suatu kelompok gelombang yangmerupakan hasil
depolarisasi ventrikel kanan dan kiri.Kompleks QRS padaumumnya terdiri dari
gelombagn Q yang merupakan gelombang defleksinegatif pertama, gelombang R yang
merupakan gelombang defleksipositif pertama, dan gelombang S yang merupakan
gelombang defleksinegatif pertama setelah gelombang R.
4. Segmen ST :
Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang menghubungkankompleks QRS
dengan gelombang T.
5. Gelombang T :
Gelombang T merupakan pontesial repolarisasi dari ventrikel kiri dan kanan.
6. Gelombang U :
Gelombang in berukuran kecil dan sering tidak ada. Asal gelombang ini masih
belum jelas.
2. Jenis-jenis sadapan:
Sadapan anggota badan bipolar berarti bahwa electrocardiogram yang direkam berasal
dari 2 elektroda yangterletak pada 2 bagian jantung yang berbeda, dalam hal ini pada
anggota badan.
No Sadapan anggota badan
Bipolar
Exploring electrode
(+)
Indifferen electrode
(-)
1 Lead I LA (tangan kiri) RA (tangan kanan)
2 Lead II LF (kaki kiri) RA (tangan kanan)
3 Lead III LF (kaki kiri) LA (tangan kiri)
Sadapan dada terdiri dari: Elektroda positif (V1-V6) yang diletakkan di dada
dan dihubungkan pada ujung positif electrocardiograph; Elektroda negative / indifferen
dihubungkan melalui tahanan listrik yang sama ke lengan kanan, lengan kiri, dantungkai
kiri.
Sadapan anggota badan unipolar berarti bahwa kedua anggota badan dihubungkan
dengan ujung negative, sedangkan ujung ketiga dihubungkan dengan ujung
positif electrocardiograph. aVR / aVL / aVF adalah VR / VL / VF yang salah satu
tahanannya dilepas, dan ternyata hasil voltasenya 1,5 x lebih besar dibandingkan dengan
VR (sebelum dilepas salah satu tahanannya).
No Sadapan anggota badan
unipolar
Kutub (+) Kutub (-)
1 Lead I RA (tangan kanan) RA (tangan kanan)
2 Lead II LA (tangan kiri) RA (tangan kanan)
3 Lead III LF (kaki kiri) LA (tangan kiri)
Pemeriksaan penujang darah10
Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis pemeriksaaan
penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk melihat bagaimana respon tubuh
terhadap suatu penyakit. Disamping itu juga pemeriksaan ini sering dilakukan untuk melihat
kemajuan atau respon terapi pada pasien yang menderita suatu penyakit infeksi.
Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu
1. Hemoglobin
2. Hematokrit
3. Leukosit (White Blood Cell / WBC)
4. Trombosit (platelet)
5. Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
6. Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
7. Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
8. Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
9. Platelet Disribution Width (PDW)
10.Red Cell Distribution Width (RDW)
Pemeriksaan Darah Lengkap biasanya disarankan kepada setiap pasien yang datang ke suatu Rumah
Sakit yang disertai dengan suatu gejala klinis, dan jika didapatkan hasil yang diluar nilai normal
biasanya dilakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik terhadap gangguan tersebut, sehingga
diagnosa dan terapi yang tepat bisa segera dilakukan. Lamanya waktu yang dibutuhkan suatu
laboratorium untuk melakukan pemeriksaan ini berkisar maksimal 2 jam.
Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport
oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh
ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.
Dalam menentukan normal atau tidaknya kadar hemoglobin seseorang kita harus memperhatikan
faktor umur, walaupun hal ini berbeda-beda di tiap laboratorium klinik, yaitu :
• Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
• Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
• Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
• Anak anak : 11-13 gram/dl
• Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
• Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
• Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
• Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl
Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada banyak penyebab
anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang,
pengobatan kemoterapi dan penyakit sistemik (kanker, lupus,dll).
Sedangkan kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran
tinggi dan perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru, tumor, preeklampsi,
hemokonsentrasi, dll.
Hematokrit
Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah merah dalam 100 ml
darah yang dinyatakan dalam persent (%). Nilai normal hematokrit untuk pria berkisar 40,7% -
50,3% sedangkan untuk wanita berkisar 36,1% - 44,3%.
Seperti telah ditulis di atas, bahwa kadar hemoglobin berbanding lurus dengan kadar hematokrit,
sehingga peningkatan dan penurunan hematokrit terjadi pada penyakit-penyakit yang sama.
Leukosit (White Blood Cell / WBC)
Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi infeksi yang disebabkan
oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll.
Nilai normal leukosit berkisar 4.000 - 10.000 sel/ul darah.
Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat infeksi virus, penyakit sumsum
tulang, dll, sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada penyakit infeksi bakteri, penyakit
inflamasi kronis, perdarahan akut, leukemia, gagal ginjal, dll
Trombosit (platelet)
Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam proses pembekuan
darah dan menjaga integritas vaskuler. Beberapa kelainan dalam morfologi trombosit antara lain
giant platelet (trombosit besar) dan platelet clumping (trombosit bergerombol).
Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000 - 400.000 sel/ul darah.
Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan sebagian orang biasanya tidak ada keluhan.
Trombosit yang rendah disebut trombositopenia, ini bisa ditemukan pada kasus demam berdarah
(DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP), supresi sumsum tulang, dll.
Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang paling banyak, dan berfungsi
sebagai pengangkut / pembawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh dan
membawa kardondioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru.Nilai wanita berkisar 4,2 juta - 5,4 juta
sel/ul darah.Eritrosit yang tinggi bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK (penyakit paru
obstruksif kronik), gagal jantung kongestif, perokok, preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang rendah
bisa ditemukan pada anemia, leukemia, hipertiroid, penyakit sistemik seperti kanker dan lupus, dll
Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC) Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis
penyebab anemia (Suatu kondisi di mana ada terlalu sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang
biasanya dipakai antara lain :
MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume
rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan femtoliter (fl)
MCV = Hematokrit x 10
Eritrosit
Nilai normal = 82-92 fl
MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER), yaitu
banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg)
MCH = Hemoglobin x 10
Eritrosit
Nilai normal = 27-31 pg
MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi Hemoglobin
Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapt per eritrosit, dinyatakan
dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat adalah “gr/dl”)
MCHC = Hemoglobin x 100
Hematokrit
Nilai normal = 32-37 %
Laju Endap Darah
Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit
dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak spesifik.
LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan
(nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya
kehamilan).
International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) merekomendasikan untuk
menggunakan metode Westergreen dalam pemeriksaan LED, hal ini dikarenakan panjang pipet
Westergreen bisa dua kali panjang pipet Wintrobe sehingga hasil LED yang sangat tinggi masih
terdeteksi.
Nilai normal LED pada metode Westergreen : Laki-laki : 0 – 15 mm/jam Perempuan : 0 – 20
mm/jam
Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis
leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu
adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan
informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya
menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari
masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total dan hasilnya
dinyatakan dalam sel/μl.
Nilai normal : Eosinofil 1-3%, Netrofil 55-70%, Limfosit 20-40%, Monosit 2-8% Platelet
Disribution Width (PDW) PDW merupakan koefisien variasi ukuran trombosit. Kadar PDW tinggi
dapat ditemukan pada sickle cell disease dan trombositosis, sedangkan kadar PDW yang rendah
dapat menunjukan trombosit yang mempunyai ukuran yang kecil.
Red Cell Distribution Width (RDW)RDW merupakan koefisien variasi dari volume eritrosit. RDW
yang tinggi dapat mengindikasikan ukuran eritrosit yang heterogen, dan biasanya ditemukan pada
anemia defisiensi besi, defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12, sedangkan jika didapat hasil
RDW yang rendah dapat menunjukan eritrosit yang mempunyai ukuran variasi yang kecil.10
Kesimpulan
Sistem kardiovaskular merupakan sistem yang menjelaskan proses sirkulasi yang terjadi
dalam tubuh manusia. Sistem kardiovaskular berfungsi untuk menjaga mempertahankan kualitas
dan kuantitas dari cairan yang ada di dalam tubuh agar tetap dalam keadaan homeostatis.
Peningkatan tekanan darah diakibatkan karena adanya gangguan pada mekanisme kerja jantung,
pengaturan sistem saraf otonom jantung dan pembuluh darah, serta karena adanya faktor-faktor
yang mempengaruhi tekanan darah. Dari pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa
jantung merupakan organ vital penting dalam kehidupan. Sakit pada dada kiri seperti pada
skenario dipengaruhi oleh mekanis kerja jantung yang mencakup aktivitas listrik jantung, siklus
jantung, mekanisme pompa jantung, enzim pada jantung, serta dipengaruhi oleh struktur makro
maupun mikro jantung dan dapat diketahui dengan pemeriksaan EKG.
Daftar pustaka
1. Brown S. Sinopsis anatomi. Jakarta: Penerbit Hipokrates; 1994. hal. 15-47
2. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. 12th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2002.
3. Leeson P. Buku ajar histologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi ke – 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2002. hal 340 – 444
5. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi ke – 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2001. hal. 276.
6. Nurachmach, E. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
kardiovaskuler. Jakarta : Penerbit Salemba Medika; 2009.hal. 20-21.
7. Kabo, Peter. Mengungkap pengobatan jantung koroner. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama; 2008.hal. 72-73.
8. Ethel Sloane. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2004. hal. 266-75.
9. http://seputarjantung.com/pemeriksaan-penunjang-penyakit-jantung/
10. http://athoenk46.wordpress.com/2011/06/16/pemeriksaan-laboratorium-darah/