Kasus Malpraktek_etika Keperawatan

download Kasus Malpraktek_etika Keperawatan

of 3

description

se

Transcript of Kasus Malpraktek_etika Keperawatan

Nama: Rina Puji AstutiKelas: IANo Presensi: 46

Judul: Perawat RSUD Langsa Diduga MalpraktekTempat Kejadian: LangsaWaktu Kejadian: Jumat, 06 Desember 2013Sumber Berita: Medanbisnis (M. Syafrizal)

Salah seorang perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa diduga melakukan malpraktek yakni salah memberikan obat Naritidin 50mg, Naufalgis 45 mg kepada pasien bayi perempuan yang baru berumur 34 hari saat menjalani perawatan. Akibatnya bayi mengalami muntah-muntah, kejang dan perut kembung serta badan lemas.Ibu pasien, Mariana (39) warga Gampong Meurandeh Kecamatan Langsa Lama yang juga perawat di RSUD Langsa, kepada MedanBisnis, Kamis (5/12) mengatakan, kejadian itu berawal saat bayinya menderita mencret. Dia membawanya ke praktek dr Nursal, kemudian oleh dr Nursal dirujuk untuk menjalani rawat inap di RSUD. Sesampainya di rumah sakit sekitar pukul 19.50 WIB, anaknya menjalani perawatan dan diinfus. Namun pukul 23.00 WIB datang seorang siswa perawat meminta anaknya diberi obat Naritidin 50 mg, Naufalgis 45 mg atas perintah perawat bakti berinisial CM . "Saat itu saya bertanya berulang-ulang kepada perawat tersebut, apa benar ini obat buat anak saya. Kala itu, perawat yang melakukan praktek itu membenarkan bahwa itu obat buat anak saya. Kemudian sebagai perawat di RSUD Langsa juga saya memberikan obat tersebut kepada anak saya dengan memasukan cairan suntik ke infus," kata Mariana. Namun alangkah terkejutnya dia, selang beberapa menit tiba-tiba anaknya mengalami kejang-kejang, muntah, perut gembung dan lemas. "Saat saya tanyakan ulang dan melihat map tugas perawat, ternyata obat tersebut bukan buat anak saya, tapi pasien lain. Ini namanya malpraktek, sebagai perawat saya juga tidak seperti ini menjalankan tugas. Lihat kondisi anak saya saat ini, lemas dan muntah-muntah terus," katanya.Sementara perawat juga melanggar instruksi dr Nursal yang hanya menyuruh untuk melakukan infus, tetapi diberi obat suntikan yang berakibat fatal. "Ketika kami tanya ke perawat berinisial CM, malah dia tidak terima. Silahkan mau melapor ke mana, saya siap," demikian Mariana menirukan ucapan perawat tersebut.Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Langsa, dr Dahniar kepada MedanBisnis mengatakan pemberian obat Naritidin 50mg, Naufalgis 45 mg sudah ada dalam rencana akan tetapi belum diintruksikan oleh dokter untuk secepat itu diberikan ke pasien. "Seharusnya saat pemberian obat siswa yang sedang melakukan praktek didampingi perawat senior, tidak dibiarkan sendirian. Dan hasil konsultasi dengan dr Nursan, dosis yang diberikan itu sudah layak untuk diberikan ke pasien, bahkan efek samping dari obat yang diberikan itu juga tidak ada. Selain itu, obat yang diberikan juga bisa untuk meredam gangguan pencernaan pasien. Alhamdulillah kondisi pasien sudah mulai membaik, bahkan penyakitnya sudah berkurang," paparnya. Lanjut Dahniar, terkait perawat tersebut sudah diberikan teguran dan akan dilakukan pembinaan serta diistirahatkan sementara. Dan untuk siswa yang sedang melakukan praktek akan dikembalikan ke kampusnya. "Apa sanksi yang diberikan itu tergantung dari kampusnya," tandas Dahniar.

Nama: Rina Puji AstutiKelas: IANo Presensi: 46

Judul: Korban Malpraktek Perawat di Pamekasan Meninggal DuniaTempat Kejadian: PamekasanWaktu Kejadian: Rabu, 18 September 2013Sumber Berita: SuryaOnline (Antara)

Suadah alias Sudeh (42) warga Desa Tebul Timur, Pamekasan yang menjadi korban malapraktik oknum perawat RSD Pamekasan, akhirnya meninggal dunia. "Korban meninggal dunia tadi malam, dan saat ini sudah dimakamkan," kata keluarga korban, Jumrah, Rabu (18/9/2013) siang. Pelaku bernama Bustami, perawat di unit gawat darurat RSD Pamekasan. Pelaku membuka praktik klinik ilegal di rumahnya dan mengaku sebagai dokter spesialis bedah. Dugaan malapraktik itu terungkap, setelah keluarga korban melapor ke polisi.Sebelumnya, korban berobat ke klinik milik Bustami pada 2012 silam. Saat itu Sudeh (42) datang ke Klinik Harapan yang menjadi tempat praktik oknum itu di rumahnya di Desa/Kecamatan Pakong, Pamekasan. Korban mengeluhkan pusing-pusing yang dialaminya. Oleh Bustami, Sudeh disarankan melakukan operasi pembedahan, karena di bagian punggungnya ada benjolan yang diduga sebagai penyebab penyakit yang dideritanya. Akan tetapi, setelah operasi ternyata kondisi pasien tidak sembuh, bahkan pandangan mata kian buram, pendengaran terganggu, dan kemudian lumpuh.