KARAKTERISTIK PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN SISWA …lib.unnes.ac.id/27369/1/3201412106.pdf ·...

56
KARAKTERISTIK PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN SISWA SMP ALAM AR-RIDHO DAN SMP NEGERI 26 SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Teguh Dwi Arianto 3201412106 JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Transcript of KARAKTERISTIK PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN SISWA …lib.unnes.ac.id/27369/1/3201412106.pdf ·...

KARAKTERISTIK PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN SISWA

SMP ALAM AR-RIDHO DAN SMP NEGERI 26 SEMARANG

TAHUN 2016

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Teguh Dwi Arianto

3201412106

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian

Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing Skripsi I Pembimbing Skripsi II

Drs. Hariyanto, M.Si. Drs. Sriyono, M. Si.

NIP. 196203151989011001 NIP. 196312171988031002

Mengetahui:

Ketua Jurusan Geografi

Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si.

NIP. 196210191988031002

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial,

Universitas Negeri Semarang pada:

Hari :

Tanggal :

Penguji I Penguji II Penguji III

Drs. Sunarko M.Pd Drs. Sriyono, M. Si. Drs. Hariyanto, M.Si.

NIP. 195207181980031003 NIP. 196312171988031002 NIP. 196203151989011001

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A.

NIP. 196308021988031001

iii

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 25 April 2016

Teguh Dwi Arianto

NIM. 3201412106

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Semua orang hidup terikat dan bergantung pada pengetahuan atau

persepsinya sendiri, itu disebut kenyataan. Tetapi pengetahuan atau persepsi

itu sesuatu yang samar. Bisa saja kenyataan itu hanya ilusi, semua orang

hidup dalam asumsi (Uchiha Itachi)

Kegagalan juga menyenangkan, hidup dengan kepercayaan bahwa cobaan itu

berguna untuk menempa diri sendiri (Jiraiya)

Penderitaan membuatku semakin kuat dan berkembang (Penulis)

PERSEMBAHAN

Tanpa mengurangi rasa syukur kepada Allah SWT,

skripsi ini saya persembahkan untuk,

1. Kedua orang tua yang sangat saya cintai, Bapak Nasir

dan Ibu Suharti untuk segala doa, dukungan, motivasi,

dan semangatnya selama ini.

2. Kakak Adikku terkasih, Fajar Ikhlal dan Moh. Nasrul

Baharsyah untuk segala motivasinya.

3. Nunik Tri Lestari dan Riskiyanto untuk segala waktu,

dukungan, dan motivasinya.

4. Teman seperjuanganku Pendidikan Geografi 2012.

5. Almamaterku.

vi

SARI

Arianto, Teguh Dwi. 2016. Karakteristik Perilaku Peduli Lingkungan Siswa

SMP Alam Ar-Ridho dan SMP Negeri 26 Semarang Tahun 2016. Skripsi. Jurusan

Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing

I: Drs. Hariyanto, M.Si. Dosen Pembimbing II: Drs. Sriyono, M. Si. 105 halaman.

Kata kunci: Perilaku Peduli Lingkungan, Sekolah Alam, Sekolah Adiwiyata

Pendidikan merupakan upaya potensial dalam mengatasi krisis lingkungan

melalui pendidikan lingkungan di sekolah. Tujuan penelitian untuk mengetahui 1)

proses belajar mengajar SMP Alam Ar-Ridho dan SMPN 26 Semarang 2) sarana

dan prasarana SMP Alam Ar-Ridho dan SMPN 26 Semarang 3) perilaku peduli

lingkungan siswa SMP Alam Ar-Ridho dan SMPN 26 Semarang.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi sebanyak 61 siswa

SMP Alam Ar-Ridho dan 751 siswa SMPN 26 Semarang. Sampel sebanyak 27

siswa SMP Alam Ar-Ridho dan 68 Siswa SMPN 26 Semarang. Teknik

pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan angket. Analisis data

menggunakan deskriptif dan deskriptif persentase.

Hasil penelitian: 1) proses belajar mengajar SMP Alam Ar-Ridho sudah

baik karena sudah memenuhi standar kurikulum dan metode belajar sekolah alam,

2) proses belajar mengajar SMPN 26 Semarang sudah baik namun belum ada

muatan lokal tentang lingkungan hidup, kegiatan pembuatan lubang biopori, dan

kegiatan peringatan hari besar lingkungan, 3) sarana prasarana di SMP Alam Ar-

Ridho baik namun baru ada satu tempat sampah yang dipisahkan menjadi organik

dan non organik, 4) sarana prasarana di SMPN 26 Semarang baik namun belum

terdapat lubang resapan biopori dan kantin masih menjual jajanan berplastik, 5)

kepedulian siswa SMP Alam Ar-Ridho terhadap kebersihan kelas, sampah, dan

lingkungan sekolah termasuk kriteria sangat peduli dengan skor 77,88%, 81,60%,

dan 78,19%. Keterlibatan dalam ekstrakurikuler dan kegiatan lingkungan

termasuk kriteria aktif (67,28%), 6) kepedulian siswa SMPN 26 Semarang

terhadap kebersihan kelas dan sampah termasuk kriteria peduli dengan skor

76,96% dan 73,44%. Keterlibatan dalam ekstrakurikuler dan kegiatan lingkungan

termasuk kriteria kurang aktif (53,23%) dan kepedulian terhadap lingkungan

sekolah termasuk sangat peduli (78,55%).

Saran yang diajukan 1) proses belajar mengajar di SMP Alam Ar-Ridho

sebaiknya dipertahankan sesuai standar kurikulum dan metode belajar sekolah

alam, 2) proses belajar mengajar SMPN 26 Semarang dikembangkan dengan

muatan lokal tentang lingkungan hidup, kegiatan pembuatan lubang biopori, dan

peringatan hari lingkungan, 3) sarana prasarana SMP Alam Ar-Ridho dilengkapi

dengan diperbanyak tempat sampah yang dipisahkan menjadi organik dan non

organik, 4) sarana prasarana SMPN 26 Semarang dilengkapi dengan lubang

resapan biopori dan kantin sehat dengan tidak menjual jajanan yang dikemas

dengan plastik, 5) keterlibatan siswa SMP Alam Ar-Ridho dalam kegiatan

ekstrakurikuler dan kegiatan lingkungan ditingkatkan, 6) kepedulian siswa SMPN

26 Semarang terhadap kebersihan kelas, sampah, dan keterlibatan dalam kegiatan

ekstrakurikuler dan kegiatan lingkungan perlu ditingkatkan.

vii

PRAKATA

Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, dan kemudahan sehingga skripsi yang berjudul “Karakteristik Perilaku

Peduli Lingkungan Siswa SMP Alam Ar-Ridho dan SMP Negeri 26 Semarang

Tahun 2016” ini dapat diselesaikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang. Penulis ingin

mengucapkan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Fatur Rokhman M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang atas

kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di

Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNNES,

yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan

penelitian.

3. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si., Ketua Jurusan Geogafi yang telah

memberikan arahan dan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi.

4. Drs. Hariyanto, M.Si. sebagai Pembimbing Skripsi I dan Drs. Sriyono, M. Si.

sebagai Pembimbing Skripsi II yang telah memberikan pengarahan dan

bimbingan dengan sabar selama proses penelitian berlangsung hingga akhir

penulisan skripsi.

5. Drs. Sunarko M.Pd sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan dengan sabar selama proses penelitian

berlangsung hingga akhir penulisan skripsi.

viii

6. SMP Alam Ar-Ridho dan SMP Negeri 26 Semarang yang telah memberikan

ijin dan kerjasama selama penelitian.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memotivasi karya-karya berikut yang

lebih baik. Semoga bermanfaat.

Semarang, 25 April 2016

Teguh Dwi Arianto

NIM.3201412106

ix

DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................... i

PERSETUJUAN BIMBINGAN ............................................................ ii

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................ iii

PERNYATAAN ..................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................... v

SARI ....................................................................................................... vi

PRAKATA ............................................................................................. vii

DAFTAR ISI .......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 5

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

1.5 Batasan Istilah .................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Deskripsi Teoritis ............................................................................. 9

2.1.1 Perilaku Peduli Lingkungan ................................................... 9

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Peduli Lingkungan ..... 12

x

2.1.3 Pendidikan Lingkungan ......................................................... 14

2.1.4 SMP Alam Ar-Ridho ............................................................. 17

2.1.5 SMP Negeri 26 Semarang ...................................................... 22

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan ....................................................... 26

2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................ 34

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 36

3.2 Populasi Penelitian ........................................................................... 36

3.3 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ........................................ 36

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................. 38

3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 40

3.6 Validitas Instrumen Penelitian ......................................................... 41

3.7 Teknik Analisis Data ........................................................................ 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 49

4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ...................................... 49

4.1.2 Proses Belajar Mengajar di SMP Alam Ar-Ridho ................. 57

4.1.3 Proses Belajar Mengajar di SMP Negeri 26 Semarang ......... 61

4.1.4 Sarana Prasarana Sekolah di SMP Alam Ar-Ridho ............... 67

4.1.5 Sarana Prasarana Sekolah di SMP Negeri 26 Semarang ....... 71

4.1.6 Perilaku Peduli Lingkungan Siswa SMP Alam Ar-Ridho ...... 77

4.1.7 Perilaku Peduli Lingkungan Siswa SMPN 26 Semarang ....... 80

xi

4.2 Pembahasan ...................................................................................... 85

4.2.1 Proses Belajar Mengajar di SMP Alam Ar-Ridho ................. 85

4.2.2 Proses Belajar Mengajar di SMP Negeri 26 Semarang ......... 88

4.2.3 Sarana Prasarana Sekolah di SMP Alam Ar-Ridho ............... 91

4.2.4 Sarana Prasarana Sekolah di SMP Negeri 26 Semarang ....... 92

4.2.5 Perilaku Peduli Lingkungan Siswa SMP Alam Ar-Ridho ...... 94

4.2.6 Perilaku Peduli Lingkungan Siswa SMPN 26 Semarang ....... 96

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ........................................................................................ 100

5.2 Saran ............................................................................................. 101

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 102

LAMPIRAN ....................................................................................... 105

xii

DAFTAR TABEL

2.1 Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan .................................. 30

3.1 Perhitungan Sampel SMP Alam Ar-Ridho .................................... 37

3.2 Perhitungan Sampel SMP Negeri 26 Semarang ............................ 37

3.3 Kriteria Perilaku Peduli Lingkungan Siswa terhadap

Kebersihan Kelas ........................................................................... 44

3.4 Kriteria Perilaku Peduli Lingkungan Siswa terhadap Sampah ...... 45

3.5 Kriteria Keterlibatan Siswa dalam Kegiatan Ekstrakurikuler

dan Kegiatan Bertema Lingkungan ............................................... 47

3.6 Kriteria Perilaku Peduli Lingkungan Siswa terhadap Lingkungan

Sekolah ........................................................................................... 48

4.1 Perilaku Peduli Lingkungan Siswa SMP Alam Ar-Ridho

terhadap Kebersihan Kelas ............................................................ 77

4.2 Perilaku Peduli Lingkungan Siswa SMP Alam Ar-Ridho

terhadap Sampah ........................................................................... 78

4.3 Keterlibatan Siswa SMP Alam Ar-Ridho dalam Kegiatan

Ekstrakurikuler dan Kegiatan Bertema Lingkungan ..................... 79

4.4 Perilaku Peduli Lingkungan Siswa SMP Alam Ar-Ridho

terhadap Lingkungan Sekolah ....................................................... 80

4.5 Perilaku Peduli Lingkungan Siswa SMP Negeri 26 Semarang

terhadap Kebersihan Kelas ............................................................ 81

xiii

4.2 Perilaku Peduli Lingkungan Siswa SMP Negeri 26 Semarang

terhadap Sampah ........................................................................... 82

4.3 Keterlibatan Siswa SMP Negeri 26 Semarang dalam Kegiatan

Ekstrakurikuler dan Kegiatan Bertema Lingkungan ..................... 83

4.4 Perilaku Peduli Lingkungan Siswa SMP Negeri 26 Semarang

terhadap Lingkungan Sekolah ....................................................... 84

xiv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Berpikir .................................................................. 35

4.1 Peta Lokasi SMP Alam Ar-Ridho ........................................... 50

4.2 Peta Lokasi SMP Negeri 26 Semarang ................................... 54

4.3 Kegiatan Menanam Pohon ...................................................... 58

4.4 Hasil Kerajinan Siswa dari Koran Bekas ................................ 58

4.5 Siswa Piket Membersihkan Toilet .......................................... 61

4.6 Lomba Kebersihan Kelas ........................................................ 62

4.7 Kebun Toga ............................................................................ 64

4.8 Kegiatan Kerja Bakti .............................................................. 65

4.9 Greenhouse ............................................................................. 66

4.10 Ruang Kelas Berbentuk Saung ............................................. 68

4.11 Aquaponik untuk Menanam Kangkung ................................ 69

4.12 Sarana Pembuatan Kompos .................................................. 69

4.13 Kantin di SMP Alam Ar-Ridho ............................................ 70

4.14 Tempat Sampah Terpisah ..................................................... 72

4.15 Ruang Terbuka Hijau ............................................................ 72

4.16 Komposter ............................................................................. 73

4.17 Taman Sekolah ..................................................................... 73

4.18 Toga Sekolah ........................................................................ 74

4.19 Ruang Kelas di SMP Negeri 26 Semarang ........................... 75

4.20 Kantin di SMP Negeri 26 Semarang .................................... 76

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi-kisi Wawancara SMP Alam Ar-Ridho .............................. 106

2. Kisi-kisi Wawancara SMP Negeri 26 Semarang ....................... 107

3. Pedoman Wawancara SMP Alam Ar-Ridho ............................. 110

4. Pedoman Wawancara SMP Negeri 26 Semarang ...................... 112

5. Hasil Wawancara SMP Alam Ar-Ridho .................................... 114

6. Hasil Wawancara SMP Negeri 26 Semarang ............................ 119

7. Perangkat Pembelajaran yang Mengandung Nilai Karakter

Peduli Lingkungan ................................................................... 126

8. Kisi-kisi Lembar Observasi Sarana Prasarana SMP Alam

Ar-Ridho .................................................................................. 132

9. Kisi-kisi Lembar Observasi Sarana Prasarana SMP Negeri

26 Semarang ............................................................................. 133

10. Hasil Observasi Sarana Prasarana SMP Alam Ar-Ridho........... 134

11. Hasil Observasi Sarana Prasarana SMP Negeri 26 Semarang ... 136

12. Kisi-kisi Angket Perilaku Peduli Lingkungan Siswa ................. 138

13. Lembar Angket Perilaku Peduli Lingkungan Siswa .................. 139

14. Tabulasi Data Angket ............................................................... 147

15. Foto Dokumentasi SMP Alam Ar-Ridho .................................. 153

16. Foto Dokumentasi SMP Negeri 26 Semarang .......................... 156

17. Surat Ijin Penelitian ................................................................... 158

18. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ......................... 159

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menjelaskan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, penduduk, dan bangsa. Zubaedi (2005:1)

berpendapat pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk generasi

cerdas dan berakhlak mulia. Pendidikan menjadi tumpuan harapan bagi

peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Bangsa Indonesia.

Rukiyanto (2009:64) berpendapat keberhasilan dunia pendidikan dalam

mendidik siswa sangat berpengaruh kepada karakter suatu bangsa. Pembangunan

karakter bangsa salah satunya dilakukan melalui pendidikan karakter di sekolah.

Seorang individu tidak cukup hanya diberi bekal pembelajaran dalam hal

intelektual belaka tetapi juga harus diberi hal dalam segi moral dan spiritualnya.

Hal ini didukung oleh pendapat Zubaedi (2005:1) pendidikan seharusnya menjadi

sarana bagi pembentukan intelektualitas, bakat, budi pekerti atau akhlak serta

kecakapan peserta didik.

Albertus (2007:3) menyatakan bahwa pendidikan karakter merupakan

bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik

1

2

diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk

membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih

kemampuan diri demi menuju kearah hidup yang lebih baik. Salah satu nilai yang

terdapat dalam pendidikan karakter adalah karakter peduli lingkungan (Noviani,

2015:2).

Kondisi lingkungan global dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini

dipicu oleh ulah manusia yang mengekploitasi sumber daya alam dan lingkungan

tanpa batas. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia,

pada 2012 sudah ada 300 kasus lingkungan hidup seperti kebakaran hutan,

pencemaran lingkungan, pelanggaran hukum, dan pertambangan. Tercatat, ada

penurunan kualitas lingkungan, yakni pada 2009 sebesar 59,79%, 2010 sebesar

61,7%, dan 2011 sebesar 60,84%. Hal ini juga diperkuat dengan data terakhir

Menuju Indonesia Hijau dimana Indonesia hanya memiliki luas tutupan hutan

sebesar 48,7% seluruh Indonesia (http://nationalgeographic.co.id, 30 November

2015).

Mulyana (2009:175) mengemukakan berkaitan dengan perilaku manusia

yang cenderung tidak peduli terhadap kelestarian lingkungan, maka mengubah

perilaku harusnya menjadi prioritas utama dalam mengatasi krisis lingkungan.

Menurut Keraf yang dikutip dalam Mulyana (2009:175) krisis lingkungan dewasa

ini hanya bisa diatasi dengan melakukan perubahan cara pandang dan perilaku

manusia terhadap alam yang fundamental dan radikal. Salah satu cara dalam

upaya mengubah perilaku adalah melalui jalur pendidikan.

3

Pendidikan merupakan salah satu upaya potensial dalam mengatasi krisis

lingkungan yang terjadi saat ini dan masa yang akan datang (Mulyana, 2009:175).

Menurut Noviani (2015:2) dengan adanya nilai karakter peduli lingkungan dalam

dunia pendidikan bertujuan agar siswa mempunyai pengetahuan dan kesadaran

bahwa setiap individu mempunyai peran dengan lingkungan di sekitarnya dan

dapat menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik. Tidak hanya mampu

memanfaatkan apa yang tersedia di alam, tetapi juga mampu mencintai dan

memelihara alam lingkungannya.

Mulyana (2009:175) menyatakan pendidikan lingkungan hidup di

lingkungan sekolah merupakan modal dasar bagi pembentukan generasi yang

cinta lingkungan pada lintas generasi. Penanaman kepedulian terhadap kelestarian

sumber daya alam dan lingkungan di lingkungan sekolah dapat dilakukan melalui

proses belajar mengajar yang bermuatan pendidikan lingkungan hidup,

penyediaan lingkungan sekolah yang asri, dan ditunjang dengan fasilitas sekolah.

Sekolah diharapkan mampu mengubah kebiasaan atau perilaku yang tidak

menghargai bahkan mengeksploitasi tanpa batas terhadap sumber daya alam dan

lingkungan, menjadi perilaku yang memiliki etika baik dan peduli terhadap

lingkungan.

SMP Alam Ar-Ridho merupakan salah satu sekolah alam yang ada di Kota

Semarang. Pembelajaran di sekolah alam menurut Novo adalah sekolah dimana

80 % merupakan pembentukan karakter/akhlak dan sisanya adalah pembentukan

logika dan cara berpikir (Septriana, 2008:81). Enam karakter yang ingin di

wujudkan di sekolah ini adalah karakter aqidah islamiyah, akhlakul karimah,

4

berpikir ilmiah, jiwa leadership, entrepreneur, dan cinta lingkungan

(www.sekolahalamarridho.sch.id, 30 November 2015).

SMP Negeri 26 Semarang merupakan salah satu sekolah penerima

penghargaan Adiwiyata tingkat Kota Semarang tahun 2015

(www.blh.semarangkota.go.id/, 31 Desember 2015). Penghargaan Adiwiyata

diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada sekolah yang mampu melaksanakan

pendidikan lingkungan hidup secara benar, sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan (Mulyana, 2009:177). Program ini telah dicanangkan sejak tahun 2006

dan merupakan hasil kerjasama antara Kementerian Lingkungan Hidup dengan

Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Kesepakatan Bersama

Nomor: Kep 07/MENLH/06/2005 dan Nomor: 05/VI/KB/2005.

SMP Alam Ar-Ridho dan SMP Negeri 26 Semarang memiliki konsep

pendidikan yang menanamkan nilai peduli lingkungan dalam proses pembelajaran

di lingkungan sekolah. Namun keduanya memiliki karakteristik yang berbeda.

Sekolah Alam Ar-Ridho menanamkan nilai-nilai peduli lingkungan melalui

Kurikulum Sekolah Alam sedangkan SMP Negeri 26 Semarang menanamkan

kepedulian terhadap lingkungan melalui implementasi Program Adiwiyata.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan mengambil judul “Karakteristik Perilaku Peduli

Lingkungan Siswa SMP Alam Ar-Ridho dan SMP Negeri 26 Semarang

Tahun 2016”.

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di latar belakang maka penulis dapat merumuskan

permasalahan sebagai berikut.

1.2.1 Bagaimana proses belajar mengajar yang bermuatan pendidikan lingkungan

hidup di SMP Alam Ar-Ridho Tahun 2016?

1.2.2 Bagaimana proses belajar mengajar yang bermuatan pendidikan lingkungan

hidup SMP Negeri 26 Semarang Tahun 2016?

1.2.3 Bagaimana sarana dan prasarana sekolah di SMP Alam Ar-Ridho Tahun

2016?

1.2.4 Bagaimana sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri 26 Semarang

Tahun 2016?

1.2.5 Bagaimana perilaku peduli lingkungan siswa SMP Alam Ar-Ridho Tahun

2016?

1.2.6 Bagaimana perilaku peduli lingkungan siswa SMP Negeri 26 Semarang

Tahun 2016?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian berbagai rumusan masalah di atas maka tujuan

penelitian ini sebagai berikut.

1.3.1 Untuk mengetahui proses belajar mengajar yang bermuatan pendidikan

lingkungan hidup di SMP Alam Ar-Ridho Tahun 2016.

1.3.2 Untuk mengetahui proses belajar mengajar yang bermuatan pendidikan

lingkungan hidup di SMP Negeri 26 Semarang Tahun 2016.

6

1.3.3 Untuk mengetahui sarana dan prasarana sekolah di SMP Alam Ar-Ridho

dan Tahun 2016.

1.3.4 Untuk mengetahui sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri 26

Semarang Tahun 2016.

1.3.5 Untuk mengetahui perilaku peduli lingkungan siswa SMP Alam Ar-Ridho

Tahun 2016.

1.3.6 Untuk mengetahui perilaku peduli lingkungan siswa SMP Negeri 26

Semarang Tahun 2016.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak

baik manfaat secara teoritis maupun secara praktis. Manfaat yang dapat diperoleh

dari penelitian ini sebagai berikut.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan positif dalam pengembangan

ilmu pengetahuan khususnya ilmu pendidikan lingkungan hidup.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan bagi pihak-pihak yang

berkepentingan dalam penyusunan kebijakan khususnya dalam bidang lingkungan

hidup.

1.5 Batasan Istilah

Penelitian ini perlu diberikan batasan istilah mengenai hal-hal yang akan

diteliti agar tidak terjadi salah penafsiran dalam memahami makna judul

penelitian serta untuk membatasi permasalahan yang ada.

7

1.5.1 Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar merupakan interaksi antara komponen-komponen

pembelajaran sehingga tercipta situasi belajar mengajar yang memungkinkan

tercapainya tujuan yang telah direncanakan (Yani, 2007:3). Proses belajar

mengajar dalam penelitian ini meliputi proses belajar mengajar di SMP Alam Ar-

Ridho dan SMP Negeri 26 Semarang. Proses belajar mengajar di SMP Alam Ar-

Ridho yang diteliti meliputi kurikulum dan metode sekolah alam. Proses belajar

mengajar di SMP Negeri 26 Semarang yang diteliti meliputi kebijakan sekolah

berwawasan lingkungan, kurikulum berbasis lingkungan, dan kegiatan lingkungan

berbasis partisipatif.

1.5.2 Sarana Prasarana Sekolah

Mulyasa (2007:49) sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan

yang secara langsung dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan

mengajar. Sedangkan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak

langsung menunjang jalannya proses pendidikan. Sarana prasarana sekolah dalam

penelitian ini meliputi sarana prasarana sekolah di SMP Alam Ar-Ridho dan SMP

Negeri 26 Semarang. Sarana prasarana sekolah di SMP Alam Ar-Ridho diteliti

berdasarkan aspek bersih, konservasi, dan Insitu Development. Sarana prasarana

sekolah di SMP Negeri 26 Semarang diteliti berdasarkan aspek pengelolaan

sarana prasarana pendukung ramah lingkungan.

1.5.3 Perilaku Peduli Lingkungan

Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010:45) perilaku peduli

lingkungan ditunjukan dengan kepedulian siswa dalam mengikuti berbagai

8

kegiatan berkenaan dengan kebersihan, keindahan, dan pemeliharaan lingkungan

sekolah. Hal tersebut diwujudkan dengan kepedulian terhadap kebersihan kelas,

kepedulian terhadap lingkungan sekolah, kepedulian terhadap pengolahan

sampah, keikutsertaan dalam kegiatan aksi lingkungan. Perilaku peduli

lingkungan dalam penelitian ini meliputi perilaku peduli lingkungan siswa SMP

Alam Ar-Ridho dan siswa SMP Negeri 26 Semarang. Perilaku peduli lingkungan

siswa yang diteliti meliputi perilaku peduli lingkungan siswa terhadap kebersihan

kelas, perilaku peduli lingkungan siswa terhadap sampah, keterlibatan siswa

dalam kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan bertema lingkungan, dan perilaku

peduli lingkungan siswa terhadap lingkungan sekolah.

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Deskripsi Teoritis

Deskripsi teoritis dalam penelitian ini terdiri dari perilaku peduli

lingkungan, faktor yang mempengaruhi perilaku peduli lingkungan, pendidikan

lingkungan, SMP Alam Ar-Ridho, dan SMP Negeri 26 Semarang. Semua

penjabaran tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

2.1.1 Perilaku Peduli Lingkungan

Pendapat Notoatmodjo yang dikutip dalam Wawan (2011:15) menjelaskan

bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar. Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik

yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

Wawan (2011:16) berpendapat bahwa perilaku manusia dapat dilihat dari tiga

aspek yaitu aspek fisik, psikis, dan sosial yang merupakan refleksi dari berbagai

aspek seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap, dan sebagainya yang

ditentukan dan dipengaruhi oleh pengalaman, keyakinan, sarana fisik, dan sosial

budaya.

Khasanah (2014:3) berpendapat peduli adalah mengindahkan,

memperhatikan, dan menghiraukan. Arif (2015:29) menjelaskan peduli

merupakan ungkapan ketika seseorang ikut memperhatikan dan merasakan

sesuatu yang terjadi dan memberikan tindakan positif terhadap kejadian tersebut.

9

10

Kepedulian tidak harus selalu ditujukan kepada seseorang, namun kepedulian juga

harus ditujukan kepada semua makhluk hidup dan lingkungan di sekitar.

Lingkungan hidup menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan

semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan

perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan,

dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Pendapat Soemartono

yang dikutip dalam Noviani (2015:21) lingkungan adalah segala benda, kondisi,

keadaan, dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati, dan

mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia.

Lingkungan menurut Siahaan (2004:5) dibedakan menjadi 3 yang meliputi

(1) lingkungan fisik (phsyical environment) yaitu segala sesuatu di sekitar kita

yang bersifat benda mati seperti gedung, sinar, dan air (2) lingkungan biologis

(biological environment) yaitu segala sesuatu yang berada di sekitar kita yang

bersifat organis, seperti manusia, binatang, jasad renik, tumbuh-tumbuhan (3)

lingkungan sosial (social environment), yaitu manusia-manusia lain yang berada

di sekitar atau kepada siapa kita mengadakan hubungan pergaulan.

Mulyana dalam Hidayah (2015:20) menjelaskan perilaku peduli lingkungan

adalah tindakan sadar terhadap lingkungan yang tidak hanya dalam pikiran saja

akan tetapi lebih mewujudkan dalam perilaku nyata dalam menjaga kelestarian

lingkungan yang dapat langsung maupun tidak langsung dapat dilihat dalam

kehidupan sehari-hari. Kesadaran dapat timbul ketika hatinya tergugah untuk

kembali menuju hal yang lebih baik. Perilaku peduli lingkungan adalah tindakan

11

yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya,

dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang

sudah terjadi (Azzet, 2011:97).

Iskandar (2013:219) mengemukakan bahwa kesadaran akan lingkungan

tidak akan terjadi apabila tidak adanya nilai-nilai peduli pada lingkungan dalam

dirinya. Nilai-nilai tersebut menyadarkan seseorang mengenai permasalahan yang

ada di lingkungannya. Atau dengan perkataan lain, nilai-nilai tersebut memiliki

peranan dalam meningkatkan kesadaran seseorang terhadap lingkungannya, dan

pada akhirnya akan memperkuat kemunculan tingkah laku pelestarian lingkungan.

Mulyana (2009:176) berpendapat perilaku peduli lingkungan merupakan

modal dasar bagi pembentukan etika lingkungan pada lintas generasi. Secara luas,

etika dipahami sebagai pedoman bagaimana manusia harus hidup dan bertindak.

Etika lingkungan berbicara mengenai perilaku manusia terhadap alam dan juga

relasi di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu antara manusia dengan

manusia yang mempunyai dampak pada alam, dan antara manusia dengan

makhluk hidup yang lain.

Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010:45) indikator perilaku

peduli lingkungan siswa dapat ditunjukan dengan kepedulian siswa dalam

mengikuti berbagai kegiatan berkenaan dengan kebersihan, keindahan, dan

pemeliharaan lingkungan sekolah. Hal tersebut diwujudkan dengan kepedulian

terhadap kebersihan kelas, kepedulian terhadap lingkungan sekolah, kepedulian

terhadap pengolahan sampah, keikutsertaan dalam kegiatan aksi lingkungan.

12

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Peduli Lingkungan

Iskandar (2013:218) berpendapat perilaku peduli lingkungan ditunjukkan

dengan tingkat kesadaran terhadap lingkungan. Kesadaran tentang lingkungan

merupakan suatu kondisi psikologis dari seseorang yang menyadari bahwa dalam

berinteraksi dengan lingkungan terdapat permasalahan yang harus diatasi.

Neolaka (2008:41) membagi 4 faktor yang mempengaruhi kesadaran terhadap

lingkungan, yaitu ketidaktahuan (pengetahuan), kemiskinan, kemanusiaan

(mental), dan gaya hidup. Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

2.1.2.1 Faktor Pengetahuan

Neolaka (2008:42) mengemukakan pengetahuan merupakan khasanah

kekayaan mental secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kehidupan

kita. Wawan (2011:11) berpendapat pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini

terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Pengetahuan saat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan

bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas

pula pengetahuannya.

Iskandar (2013:211) berpendapat masyarakat dengan pengetahuannya akan

menyadari betapa lingkungan yang ada perlu dilestarikan. Mereka yang

mengetahui tentang pentingnya lingkungan untuk umat manusia akan berupaya

untuk melestarikan lingkungan. Kurangnya pengetahuan kepada lingkungan

menyebabkan ketidaksadaran pada lingkungan hidup. Hal ini dapat memberi

penjelasan pula bahwa kurangnya pengetahuan pada lingkungan hidup menjadi

salah satu faktor yang mempengaruhi kepedulian terhadap lingkungan.

13

2.1.2.2 Faktor Kemiskinan

Neolaka (2008:109) menjelaskan kemiskinan dapat membuat orang tidak

akan peduli pada lingkungan. Orang dalam keadaan miskin dan lapar, pusing

dengan kebutuhan keluarga, kebutuhan pendidikan, dan lain sebagainya,

bagaimana dapat berfikir tentang peduli lingkungan. Pada saat lapar dan

kebutuhan keluarga mendesak, yang terpikir adalah bagaimana kebutuhan

terpenuhi, peduli lingkungan hidup tidak terpikirkan, bahkan dapat merusak

lingkungan, pencurian, perampokan, pembunuhan, dan lainnya.

Neolaka (2008:109) menambahkan bahwa penghasilan penduduk yang

berada di bawah garis kemiskinan, jumlah penduduk yang semakin banyak akan

berdampak pada kebutuhan kehidupan mereka. Faktor kemisikinan ini sangat

berpengaruh terhadap pola pikir serta perilaku seseorang salah satunya terhadap

lingkungan. Mereka lebih mementingkan untuk memenuhi kebutuhan mereka

dengan menghalalkan segala cara tanpa memikirkan dampaknya baik bagi orang

lain atau lingkungan.

2.1.2.3 Faktor Mental

Pendapat Chiras yang dikutip dalam Neolaka (2008:111) menjelaskan faktor

mental artinya secara manusia atau sifat-sifat manusia. Manusia sebagai makhluk

biologis memiliki sifat serakah, yaitu sifat yang menganggap semuanya untuk

dirinya dan keturunannya. Tidak adanya kesadaran karena adanya sifat dasar

manusia ingin berkuasa terhadap lingkungan hidup. Faktor mental menjadi faktor

dominan dalam mempengaruhi lingkungan, maka hendaknya kita mengubah

perilaku menjadi lebih peduli terhadap lingkungan.

14

2.1.2.4 Faktor Gaya Hidup

Neolaka (2008:112) berpendapat gaya yang mempengaruhi perilaku

manusia untuk merusak lingkungan adalah gaya hidup yang menganggap

lingkungan sebagai bagian yang dapat memberikan kenikmatan hidup. Di

masyarakat dikenal sebagai gaya hidup hedonisme yang selalu ingin hidup

enak, dan pesta pora. Gaya hidup lain yang memberikan kontribusi rusaknya

lingkungan adalah gaya hidup materialistik, konsumerisme, dan individualisme.

Neolaka (2008:112) menambahkan gaya hidup manusia yang berlebihan

berakibat buruk pula pada lingkungan, karena memanfaatkan lingkungan tanpa

memikirkan akibat yang ditimbulkan. Masyarakat membuang sampah di

lingkungan sekitar tempat tinggal tanpa diolah terlebih dahulu sehingga terjadi

pencemaran lingkungan dan kelestarian lingkungan menjadi terancam.

2.1.3 Pendidikan Lingkungan

Mulyana (2009:175) berpendapat karakter peduli lingkungan dapat

ditanamkan melalui pendidikan lingkungan yang disampaikan di sekolah. LP3

UNNES (2010:2) menyatakan bahwa membangun karakter peduli lingkungan

pada peserta didik pada dasarnya merupakan bagian dari pendidikan lingkungan

hidup. Pendidikan lingkungan hidup merupakan upaya mengubah perilaku dan

sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak yang bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai

lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat

menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.

15

Mulyana (2009:179) mengemukakan generasi muda sebagai aset pelaku

pembangunan di masa mendatang perlu mendapatkan prioritas utama dalam

menerima pendidikan lingkungan. Sangatlah strategis pembekalan pengetahuan

dasar tentang lingkungan hidup dilakukan sejak dini melalui anak-anak sekolah

secara terprogram dan berkelanjutan, hingga pada saatnya akan tercipta insan-

insan pribadi bangsa yang utuh, yang memiliki kepribadian menghargai dan

melestarikan alam.

Tiga komponen dalam pendidikan karakter meliputi: 1) Moral Knowing

yaitu sebuah pemberian pemahaman kepada anak, 2) Moral Feeling yaitu aspek

emosi yang harus mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi manusia

berkarakter, 3) Moral Action yaitu perbuatan atau tindakan moral yang merupakan

hasil dari dua komponen karakter lainnya, dan seharusnya dilakukan secara

berulang-ulang agar menjadi Moral Behavior (Lickona dalam Rahmawati

(2015:75). Ketiga komponen tersebut dapat dijadikan pedoman dalam

pelaksanaan pendidikan lingkungan karena untuk dapat berperilaku peduli

lingkungan diperlukan pengetahuan, wawasan, serta pemahaman yang memadai

tentang lingkungan (Moral Knowing). Hal ini dilakukan untuk mendorong

timbulnya kesadaran tentang nilai-nilai lingkungan (Moral Feeling), sehingga

mampu mewujudkan kemauan untuk berperilaku peduli lingkungan (Moral

Action).

Pendapat Suparno yang dikutip dalam Noviani (2015:22) mengemukakan

bahwa terdapat 4 model penyampaian karakter pada peserta didik, yaitu sebagai

berikut.

16

1) Model sebagai mata pelajaran sendiri, yang dilakukan dengan menjadikan

karakter peduli lingkungan sebagai mata pelajaran tersendiri yang memiliki

jadwal terstruktur.

2) Model terintegrasi dalam semua bidang studi, yang melibatkan semua guru

sehingga penanaman karakter peduli lingkungan menjadi tanggung jawab

bersama.

3) Model di luar pelajaran, memiliki keunggulan yaitu peserta didik mendapat

nilai melalui pengalaman yang konkret atau nyata. Pengalaman nyata tersebut

membuat suatu karakter dipahami dan diterima dengan baik oleh peserta didik.

4) Model gabungan, yaitu dengan menggabungkan antara model terintegrasi dan

di luar pelajaran secara bersama yang dilaksanakan dalam kerja sama dengan

tim baik pihak guru maupun kerjasama dengan pihak luar sekolah.

Iskandar (2013:228) berpendapat pendidikan lingkungan di sekolah tidak

harus dalam mata pelajaran tersendiri. Namun demikian, materi lingkungan dapat

disisipkan pada mata pelajaran yang lain. Penyampaian materi tentang lingkungan

tidak harus diberikan di dalam kelas, dan sebaiknya tidak hanya diserahkan pada

satu atau dua orang guru. Penyampaian materi lingkungan dapat dilakukan dalam

tingkah laku setiap hari, dan yang terpenting adalah nilai-nilai lingkungan. Materi

lingkungan diharapkan dapat disampaikan dengan menarik.

Mulyana (2009:175) berpendapat penanaman kepedulian terhadap

kelestarian sumber daya alam dan lingkungan di lingkungan sekolah dapat

dilakukan melalui proses belajar mengajar yang bermuatan pendidikan lingkungan

hidup dan ditunjang sarana prasarana sekolah. Yani (2007:3) menjelaskan bahwa

proses belajar mengajar merupakan interaksi antara komponen-komponen

pembelajaran sehingga tercipta situasi belajar mengajar yang memungkinkan

tercapainya tujuan yang telah direncanakan. Mulyasa (2007:49) mengemukakan

sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung

dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan, seperti gedung, ruang kelas,

meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Sedangkan prasarana pendidikan

17

adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan

seperti halaman, kebun, dan tanaman sekolah.

Penanaman karakter peduli lingkungan dapat dilakukan melalui 3 bentuk

kegiatan yaitu kegiatan rutin sekolah, kegiatan spontan, dan keteladanan

(Wibowo, 2012:86). Kegiatan rutin sekolah dapat ditunjukkan dalam beberapa

kegiatan seperti pelaksanaan kegiatan jumat bersih/kerjabakti, dan piket

kebersihan kelas. Kegiatan spontan dilaksanakan melalui pemberian sanksi

kepada peserta didik yang membuang sampah sembarangan. Kegiatan keteladanan

dapat ditunjukkan melalui keteladanan membuang sampah pada tempatnya.

2.1.4 SMP Alam Ar-Ridho

SMP Alam Ar-Ridho merupakan SMP Alam yang ada di Kota Semarang.

Sekolah ini merupakan sekolah formal yang terinspirasi oleh pemanfaatan alam

dan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Sekolah ini beralamat di Jl.

Rejosari Raya RT 01 RW 10, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota

Semarang, Provinsi Jawa Tengah (www.sekolahalamarridho.sch.id, 30 November

2015).

Pembelajaran di Sekolah Alam banyak dilaksanakan di ruang terbuka,

dengan memanfaatkan potensi yang ada di dalam lingkungan sekolah.

Pembangunan kelas terbuka ini ditujukan agar anak lebih banyak mendapatkan

asupan udara segar. Hal ini sesuai dengan metode belajar bersama alam. Ruangan

kelas tidak menggunakan kelas seperti layaknya sekolah formal pada umumnya,

akan tetapi menggunakan saung-saung yang dibuat untuk ruang pembelajaran

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Alam, 30 November 2015).

18

Susanti (2015:18) SMP Alam Ar-Ridho memiliki lima kurikulum plus

yaitu Green Learning, Green Art and Creativy, Green Bussiness, Green Values,

dan Green Environment. Kelima kurikulum plus ini diberikan untuk menunjang

penanaman karakter yang ingin dicapai SMP Alam Ar-Ridho bagi siswa. Keenam

karakter itu adalah aqidah islamiah, akhlaqul karimah, berpikir ilmiah, jiwa

leadership, entrepreneur dan peduli lingkungan.

Susanti (2015:18) menambahkan SMP Ar-Ridho berupaya membangun

pribadi siswa secara utuh. Tidak hanya memperhatikan aspek akademik saja,

tetapi juga mengedepankan pembentukan karakter dan membekali siswa dengan

keterampilan hidup. Mereka belajar tidak terbatas di dalam ruang kelas saja, tetapi

mereka belajar langsung dari alam sekitar dan mempraktikannya. Dengan sering

berlatih dan praktik ini akan menjadikan siswa mampu mengenali dan

mengembangkan potensi dirinya.

SMP Alam Ar-Ridho merupakan anggota dari Jaringan Sekolah Alam

Nusantara (JSAN) Regional Jateng. Jaringan Sekolah Alam Nusantara adalah

jejaring bagi para guru dan pegiat sekolah alam se-nusantara, sebagai wadah

berbagi semangat, inspirasi, pengetahuan dan gagasan. Sejak berdirinya Sekolah

Alam Ciganjur di tahun 1998, konsep sekolah alam telah diadopsi di berbagai

daerah, mulai Aceh hingga Papua. Pada tanggal 1-3 Juli 2011, bertepatan dengan

acara Jambore di Lembang, dibentuklah Jaringan Sekolah Alam Nusantara

(https://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_Sekolah_Alam_Nusantara, Diakses pada

15 April 2016).

19

Berdasarkan hasil Musyawarah Nasional Jaringan Sekolah Alam Nusantara

(JSAN) III pada Bulan April 2015 yang dimuat pada laman

http://www.sekolahalamjingga.com/ ditetapkan bahwa terdapat 4 (empat) ruang

lingkup dari Core Values sekolah alam yang meliputi: (1) kurikulum, (2) metode,

(3) sarana fisik dan lingkungan, (4) komunitas. Adapun 4 lingkup Core Values

tersebut dapat dirincikan sebagai berikut.

1. Kurikulum

Kurikulum yang dimaksud adalah program-program pendidikan yang

difasilitasi sekolah untuk memberi berbagai pengalaman sejati kepada siswa

dalam rangka mencapai misi sekolah alam. Program-program tersebut berada di

dalam dan tidak keluar dari 6 (enam) komponen berikut.

a. Akhlak dan Leadership

Pendidikan Akhlak dan Leadership menjadi bagian terbesar dari program-

program pendidikan yang harus ada di sekolah alam. Pemberian pengalaman dan

pembelajaran akhlak yang paling dasar adalah melalui pembiasaan, yang

didukung oleh upaya penyadaran dan keteladanan dari lingkungan sekitar siswa

terutama orang tua dan guru. Untuk itu, di sekolah alam sudah seharusnya

pendidikan melibatkan pendidik utamanya yaitu orang tua. Komponen Leadership

dalam rangka mencapai misi khalifah fil ardh, dilakukan melalui program-

program kepanduan/scouting dan proyek-proyek leadership (Project Based

Learning).

20

b. Bakat dan Lifeskill

Setiap individu diciptakan berbeda, dan setiap individu adalah Bintang.

Sekolah alam cukup concern dengan pengasahan bakat dan lifeskill. Tentunya

penemuan bakat peserta didik terutama usia SD, perlu usaha dan proses yang

berkesinambungan. Sebagian besar anak diketahui bakatnya, saat ia sudah

mendapatkan beragam pengalaman dari sekian banyak aktivitas dan difasilitasi

perangkat-perangkat assesment, seperti talents maping, MIR, finger print, dan

tools lainnya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Lifeskill dapat

dilakukan melalui magang, proyek bisnis dan pembiasaan.

c. Seni dan Kreativitas

Program-program seni dan kreativitas merupakan salah satu modal siswa

mampu berinovasi dan kreatif, sehingga dengan inovasinya tersebut, saat dewasa

ia mampu menjadi solusi masalah atas kehidupan diri dan bangsanya.

d. Lingkungan dan Konservasi

Menjadi keunikan sekolah alam karena mengeksplorasi alam, menggali

potensi lokal alamnya kemudian melakukan banyak penelitian, eksperimen,

konservasi sampai menciptakan teknologi yang ramah lingkungan. Siswa pun

perlu dikenalkan dengan kegiatan konservasi lingkungan, tempat-tempat/miniatur

dari pelestarian hewan langka dan tumbuhan, karena kelak mereka yang

bertanggung jawab memelihara dan menjaga bumi.

e. Logika dan Pengetahuan

Seperti halnya sekolah lain di sekolah alam ada keilmuan yang perlu

dipelajari seperti IPA, Matematika, IPS. Pembelajaran mata pelajaran ini diolah

21

sekreatif mungkin agar kemampuan logika siswanya terasah, tidak terbatas pada

hafalan tetapi mencapai kemampuan high order thinking.

2. Metode

Dalam meramu keenam komponen kurikulum diatas, perlu 2 metode dasar

yang berlaku untuk semuanya, yaitu sebagai berikut.

a. Metode Belajar menggunakan metode Belajar Bersama Alam (BBA)

Sekolah yang menggunakan media potensi sumber daya lingkungan sebagai

media utama dalam KBM dengan ciri utama di sekolahnya adalah green lab

sebagai tumpuan KBM. Aktivitas belajar dari pengalaman dan dengan melakukan

adalah aktivitas utama dalam proses KBM ditandai dengan pendidik yang punya

karakter senang bereksperimen. Pembelajaran yang khas sekolah alam (ekplorasi,

eksperimen, ekploitasi sumber daya lingkungan, cultur dan outing adalah metode

utama dalam penyampaian KBM.

b. Metode Komunikasi menggunakan metode Bahasa Bunda bahasa kasih sayang

Yaitu cara-cara tepat mengkomunikasikan kasih sayang dan cinta kita

kepada siswa, sehingga siswa tersebut merasa ia memang kita cintai. Dengan

tumbuhnya kecintaan antara siswa dan guru selayaknya ibu dan anak, maka proses

pendidikan di sekolah alam akan lebih efektif dan tepat sasaran.

3. Sarana Fisik dan Lingkungan

Sarana fisik dan lingkungan meliputi 3 aspek yang meliputi bersih,

konservasi, dan Insitu Development. Bersih mempunyai arti lingkungan sekolah

dan sekitarnya harus bersih. Hal tersebut diwujudkan dengan menjaga kebersihan

lingkungan sekolah, penyediaan air bersih, penyediaan saluran pembuangan air,

22

dan penyedian tempah sampah. Konservasi mencerminkan sarana prasarana yang

menjaga keanekaragaman hayati dan ramah lingkungan yang diwujudkan dengan

bangunan sekolah yang ramah lingkungan, ruang terbuka hijau, kolam ikan,

lubang biopori, sarana pengolahan sampah, dan kantin yang ramah lingkungan.

Insitu Development mempunyai arti pengembangan sekolah alam berbasis kondisi

dan potensi lokal masing-masing.

4. Komunitas

Sekolah sebagai sebuah komunitas pembelajaran yang tidak hanya untuk

warga sekolah, tetapi juga masyarakat luar. Sekolah berinteraksi dengan

komunitas (masyarakat) sebagai sumber belajar, semuanya didasarkan pada

partisipasi kontributif.

2.1.5 SMP Negeri 26 Semarang

SMP Negeri 26 merupakan salah satu sekolah penerima penghargaan

Adiwiyata untuk jenjang SMP tingkat Kota Semarang tahun 2015

(http://www.blh.semarangkota.go.id/, 31 Desember 2015). Mulyana (2009:177)

mengemukakan bahwa Penghargaan Adiwiyata diberikan sebagai bentuk apresiasi

kepada sekolah yang mampu melaksanakan pendidikan lingkungan hidup secara

benar, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Tim Adiwiyata Nasional (2013:3) menjelaskan Program Adiwiyata

mempunyai makna sebagai tempat yang baik dan ideal, dimana dapat diperoleh

segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma, serta etika yang dapat menjadi

dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada

cita‐cita pembangunan berkelanjutan. Program Adiwiyata akan menciptakan

23

warga sekolah, khususnya peserta didik yang peduli dan berbudaya lingkungan,

sekaligus mendukung dan mewujudkan sumber daya manusia yang memiliki

karakter bangsa terhadap perkembangan ekonomi, sosial, dan lingkungannya

dalam mencapai pembangunan berkelanjutan di daerah.

Tim Adiwiyata Nasional (2013:10-20) menjelaskan terdapat 4 komponen

yang harus diperhatikan sekolah untuk dikelola dengan baik dalam menjalankan

Adiwiyata yang meliputi kebijakan sekolah berwawasan lingkungan, kurikulum

berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dan sarana dan

prasarana pendukung ramah lingkungan. Penjabaran dari 4 komponen tersebut

akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Kebijakan berwawasan lingkungan, memiliki standar sebagai berikut.

1. Kurikulum memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

yang meliputi: (1) visi, Misi dan Tujuan sekolah yang tertuang dalam

Kurikulum memuat kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup; (2) struktur kurikulum memuat muatan lokal, pengembangan diri

terkait kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; (3) mata

pelajaran wajib dan/atau Mulok yang terkait PLH dilengkapi dengan

Ketuntasan minimal belajar.

2. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) memuat program dalam

upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi:

kesiswaan, kurikulum dan kegiatan pembelajaran, peningkatan kapasitas

pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, budaya dan

24

lingkungan sekolah, peran masyarakat dan kemitraan, peningkatan dan

pengembangan mutu.

b. Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, memiliki standar sebagai berikut.

1. Tenaga pendidik memiliki kompetensi dalam mengembangkan kegiatan

pembelajaran lingkungan hidup yang meliputi: (1) menerapkan pendekatan,

strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik

secara aktif dalam pembelajaran; (2) mengembangkan isu lokal dan atau isu

global sebagai materi pembelajaran LH sesuai dengan jenjang pendidikan;

(3) mengembangkan indikator dan instrumen penilaian pembelajaran LH;

(4) menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di

dalam kelas, laboratorium, maupun di luar kelas; (5) mengikutsertakan

orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran LH;

(6) mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran LH.

2. Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi: (1) mengkaitkan pengetahuan

konseptual dan prosedural dalam pemecahan masalah LH, serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari; (2) menerapkan pengetahuan

LH yang diperoleh untuk memecahkan masalah LH dalam kehidupan

sehari-hari; (3) Mengkomunikasikan hasil pembelajaran LH dengan

berbagai cara dan media.

c. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, memiliki standar sebagai berikut.

1. Melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

yang terencana bagi warga sekolah yang meliputi: (1) memelihara dan

25

merawat gedung dan lingkungan sekolah oleh warga sekolah, (2)

memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai kaidah-kaidah

perlindungan dan pengelolaan LH, (3) mengembangkan kegiatan

ekstrakurikuler yang sesuai dengan upaya perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup, (4) adanya kreativitas dan inovasi warga sekolah dalam

upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, (5) mengikuti

kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar.

2. Menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup dengan berbagai pihak yang meliputi: (1) memanfaatkan narasumber

untuk meningkatkan pembelajaran lingkungan hidup, (2) mendapatkan

dukungan dari kalangan yang terkait dengan sekolah untuk meningkatkan

upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di sekolah, (3)

meningkatkan peran komite sekolah dalam membangun kemitraan untuk

pembelajaran lingkungan hidup dan upaya perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup, (4) menjadi narasumber dalam rangka pembelajaran

lingkungan hidup, (5) memberi dukungan untuk meningkatkan upaya

perlindungan dan pengelolaan LH.

d. Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan, memiliki standar sebagai

berikut.

1. Ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan yang

meliputi: (1) menyediakan sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan

lingkungan hidup di sekolah seperti: air bersih, sampah (penyediaan tempat

sampah terpisah, komposter), tinja, air limbah/drainase, ruang terbuka hijau,

26

dll; (2) menyediakan sarana prasarana untuk mendukung pembelajaran

lingkungan hidup di sekolah seperti: pengomposan, pemanfaatan dan

pengolahan air, hutan/taman/kebun sekolah, greenhouse, toga, kolam ikan,

biopori/sumur resapan, dll.

2. Peningkatan kualitas pengelolaan sarana dan prasarana yang ramah

lingkungan di sekolah yang meliputi: (1) memelihara sarana dan prasarana

sekolah yang ramah lingkungan, (2) meningkatkan pengelolaan dan

pemeliharaan fasilitas sanitasi sekolah, (3) memanfaatkan listrik, air dan

ATK secara efisien, (4) meningkatkan kualitas pelayanan kantin sehat dan

ramah lingkungan.

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian Noviani (2015:1-72) yang berjudul Implementasi Pembelajaran

Berbasis Proyek dalam Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan pada Peserta

Didik Kelas XI di SMA Negeri 1 Kersana Kabupaten Brebes. Penelitian bertujuan

untuk mengetahui implementasi pembelajaran berbasis proyek pada mata

pelajaran Geografi kelas XI di SMA Negeri 1 Kersana dan menganalisis karakter

peduli lingkungan peserta didik kelas XI setelah mengikuti pembelajaran berbasis

proyek. Populasi siswa kelas XI IPS. Sampel kelas XI IPS 1 yang dipilih dengan

menggunakan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah angket, wawancara, dan observasi. Teknik analisis data

menggunakan analisis deskriptif dan uji t. Hasil penelitian menunjukan bahwa

implementasi pembelajaran proyek berhasil dalam meningkatkan karakter peduli

lingkungan peserta didik.

27

Penelitian Rahmawati (2015:71-78) yang berjudul Upaya Pembentukan

Perilaku Peduli Lingkungan Siswa melalui Sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 28

Surabaya. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan metode deskriptif.

Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, wawancara dan dokumentasi.

Analisis data dilakukan dengan mereduksi data, menyajikan data, dan

menyimpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya sekolah meliputi

(1) integrasi materi lingkungan ke dalam semua mata pelajaran dan di masukkan

dalam RPP dan Silabus satu KD dalam satu semester; (2) melalui pengembangan

diri berupa kegiatan rutin seperti program SEMUT (Sejenak Memungut), daur

ulang sampah, dua puluh satu POKJA (Program Kerja), Piket kelas; (3) kegiatan

spontan seperti mengingatkan siswa tentang jadwal piket kelas maupun POKJA,

berpartisipasi dalam undangan seminar tentang lingkungan hidup; (4) keteladanan

seperti pemberian contoh perilaku peduli lingkungan dari pihak sekolah; (5)

pengondisian meliputi tersedianya sarana dan prasarana, aturan tentang kebersihan

makanan untuk pedagang kantin, pemberlakuan sanksi kepada siswa yang tidak

menjaga kebersihan lingkungan sekolah, memasang kreasi gambar siswa tentang

penghematan energi.

Penelitian Setiyani (2013:1-99) tentang pelaksanaan Pendidikan Karakter

Peduli Lingkungan melalui Program Green Environment di SMP Alam Ar-Ridho,

hambatan dan solusi dalam pelaksanaan program tersebut. Desain penelitian

kualitatif. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,

dokumentasi, dan observasi. Untuk mengecek keabsahan data menggunakan

teknik triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis dimulai dari pengumpulan

28

data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian

menunjukan bahwa pelaksanaan kegiatan Pendidikan Karakter Peduli lingkungan

melalui Program Green environment dilaksanakan dengan strategi tranformasi

budaya sekolah dan pembiasaan melalui tiga kegiatan yaitu kegiatan rutin,

terprogram, dan kegiatan spontan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pihak SMP

Alam Ar-Ridho dan bekerjasama dengan pihak lain dan berjalan dengan baik.

Penelitian Hidayah (2015:1-96) yang berjudul Pengaruh Tingkat Pendidikan

Pedagang Pasar Terhadap Perilaku Lingkungan Di Pasar Gunungpati Kecamatan

Gunungpati Kota Semarang Tahun 2015. Penelitian menggunakan pendekatan

kuantitatif. Populasi seluruh pedagang aktif yang ada di Pasar Gunungpati

sebanyak 309 orang. Teknik sampling menggunakan cara acak berstrata secara

proporsional, menghasilkan sampel yaitu kios sebanyak 6 orang, los sebanyak 39

orang, dataran terbuka 9 orang, dan pancaan sebanyak 8 orang. Metode

pengumpulan data meliputi dokumentasi, data observasi, data wawancara, data

kuesioner. Metode analisis data menggunakan deskriptif persentase, regresi

sederhana, dan statistik korelasi. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pendidikan

pedagang Pasar Gunungpati tergolong rendah tetapi memiliki perilaku sadar

lingkungan yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari pedagang yang selalu menata

rapi barang dagangannya, dan menjaga kebersihan lingkungan di area tempat

mereka berjualan, seperti menyapu dan membuang sampah pada tempatnya.

Penelitian Fatih (2015:1-61) yang berjudul Hubungan Antara Tingkat

Pendidikan dengan Sikap dan Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam Pemeliharaan

Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal di Desa Klaling Kecamatan Jekulo

29

Kabupaten Kudus. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat pendidikan, sikap

dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan, dan hubungan antara tingkat

pendidikan dengan sikap ibu rumah tangga dalam pemeliharaan kebersihan

lingkungan di Desa Klaling Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Jenis penelitian

korelasi. Populasi seluruh ibu rumah tangga yang termasuk warga Desa Klaling

Kecamatan Jekulo sebanyak 2.539 orang. Pengambilan sampel secara acak, yaitu

62 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi

dan metode observasi. Teknik analisis data adalah teknik analisis deskriptif

persentase dan korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan tingkat

pendidikan ibu rumah tangga yaitu sejumlah 9,28% rendah (tamat SD), kemudian

22,68% cukup (SMP), 58,76% tinggi (SMA), dan 9,28% sangat tinggi (perguruan

tinggi). Sikap ibu rumah tangga dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan

tempat tinggal tergolong baik ditunjukkan dengan pengetahuan dalam

pemeliharaan jamban sehat, penyediaan tempat sampah, tersedianya air bersih,

dan pengelolaan saluran air.

Kajian terhadap penelitian yang relevan dapat diuraikan lebih jelas dalam

Tabel 2.1 sebagai berikut.

30

Tabel 2.1 Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

No Penulis, Tahun, dan

Judul Tujuan Variabel Metode Penelitian

Hasil Penelitian

1 Noviani, Dewi. 2015.

Implementasi

Pembelajaran Berbasis

Proyek dalam

Meningkatkan Karakter

Peduli Lingkungan pada

Peserta Didik Kelas XI di

SMA Negeri 1 Kersana

Kabupaten Brebes.

Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui

implementasi pembelajaran

berbasis proyek pada mata

pelajaran Geografi kelas XI di

SMA Negeri 1 Kersana dan

menganalisis karakter peduli

lingkungan peserta didik kelas

XI setelah mengikuti

pembelajaran berbasis proyek.

Variabel penelitian

ini meliputi

implementasi

pembelajaran

berbasis proyek

dan karakter peduli

lingkungan.

Penelitian deskriptif

kuantitatif. Populasi

siswa kelas XI IPS.

Sampel kelas XI

IPS 1 menggunakan

teknik random

sampling. Teknik

pengumpulan data

yang digunakan

angket, wawancara,

dan observasi.

Teknik analisis data

menggunakan

analisis deskriptif

dan uji t.

Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi

pembelajaran berbasis proyek dilaksanakan

melalui 3 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasi. Perencanaan telah dilakukan dengan

sangat baik, pelaksanaan dilakukan dengan sangat

baik, dan evaluasi dilakukan dengan baik.

Karakter peduli lingkungan siswa termasuk dalam

kriteria tinggi dengan persentase 78,19%. Analisis

uji t menunjukan bahwa implementasi

pembelajaran proyek berhasil dalam

meningkatkan karakter peduli lingkungan peserta

didik.

2 Rahmawati, Ira. 2015.

Upaya Pembentukan

Perilaku Peduli

Lingkungan Siswa melalui

Sekolah Adiwiyata di SMP

Negeri 28 Surabaya.

Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui bagaimana

upaya pembentukan perilaku

peduli lingkungan pada siswa

dan apa saja hambatan yang

dihadapi pihak sekolah dalam

membentuk perilaku peduli

lingkunan siswa dan cara

mengatasinya.

Variabel penelitian

ini meliputi upaya

pembentukan

perilaku peduli

lingkungan siswa,

dan hambatan yang

dihadapi sekolah

Pendekatan yang

digunakan adalah

kualitatif dengan

metode deskriptif.

Pengumpulan data

melalui pengamatan

, wawancara dan

dokumentasi.

Analisis data

menggunakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya

sekolah meliputi (1) integrasi materi lingkungan

ke dalam semua mata pelajaran dan di masukkan

dalam RPP dan Silabus satu KD dalam satu

semester; (2) melalui pengembangan diri berupa

kegiatan rutin seperti program SEMUT (Sejenak

Memungut), daur ulang sampah, dua puluh satu

POKJA (Program Kerja), Piket wa asi dalam

undangan seminar tentang lingkungan hidup; (4)

keteladanan seperti pemberian contoh perilaku 30

31

mereduksi data,

menyajikan data,

dan menyimpulkan

data.

peduli lingkungan dari pihak sekolah; (5)

pengondisian meliputi tersedianya sarana dan

prasarana, aturan tentang kebersihan makanan

untuk pedagang kantin, pemberlakuan sanksi

kepada siswa yang tidak menjaga kebersihan

lingkungan sekolah, memasang kreasi gambar

siswa tentang penghematan energy; (6) SEMUT

(Sejenak Memungut) dan delapan plus satu

minus, Ekstrakurikuler KIR. Hambatan yang

dihadapi pihak sekolah yang pertama, pergantian

siswa setiap tahun ajaran baru, keadaan sosial

ekonomi, kepedulian pendidik. Cara

mengatasinya seperti, melakukan sosialisasi,

mengawasi dan mengingatkan perilaku siswa,

mengikutsertakan guru dalam kegiatan workshop

atau seminar bertema lingkungan, mengadakan

workshop bertema lingkungan untuk siswa. 3 Setiyani, Nina. 2013.

Pendidikan Karakter

Peduli Lingkungan

Melalui Program “Green

Environment” Di SMP

Alam Ar-Ridho Kota

Semarang.

Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pelaksanaan Pendidikan

Karakter Peduli Lingkungan

melalui Program Green

Environment di SMP Alam

Ar-Ridho, hambatan dalam

pelaksanaan program tersebut,

dan solusi untuk mengatasi

hambatan tersebut.

Variabel penelitian

meliputi:

pelaksanaaan

Program Green

Enviroment di SMP

Alam Ar-Ridho,

hambatan yang

dihadapai dalam

pelaksanaan

program Green

Enviroment, dan

solusi dalam

mengatasi

hambatan tersebut.

Penelitian kualitatif.

pengumpulan data:

wawancara,

dokumentasi, dan

observasi.

Keabsahan data:

teknik triangulasi

sumber dan teknik.

Teknik analisis

dimulai dari

pengumpulan data,

reduksi data,

penyajian data dan

penarikan

Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan

kegiatan Pendidikan Karakter Peduli lingkungan

melalui Program Green Environment

dilaksanakan dengan strategi tranformasi budaya

sekolah dan pembiasaan melalui tiga kegiatan

yaitu kegiatan rutin, terprogram, dan kegiatan

spontan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pihak

SMP Alam Ar-Ridho dan bekerjasama dengan

pihak lain sehingga berjalan dengan baik.

31

32

kesimpulan.

4 Hidayah, Dwi Nurul.

2015. Pengaruh Tingkat

Pendidikan Pedagang

Pasar Terhadap Perilaku

Lingkungan Di Pasar

Gunungpati Kecamatan

Gunungpati Kota

Semarang Tahun 2015.

Tujuan dari penelitian ini

adalah mengetahui (1) tingkat

pendidikan pedagang Pasar

Gunungpati (2) tingkat

pendidikan pedagang Pasar

Gunungpati terhadap perilaku

lingkungan di pasar.

Variabel yang

digunakan dalam

penelitian ini

adalah tingkat

pendidikan Pedagang Pasar

Gunungpati dan

perilaku

lingkungan Pedagang Pasar

Gunungpati.

Penelitian

kuantitatif. Populasi

309 pedagang aktif

Pasar Gunungpati.

Teknik sampling

menggunakan cara

acak berstrata

secara proporsional,

menghasilkan

sampel yaitu kios

sebanyak 6 orang,

los sebanyak 39

orang, dataran

terbuka 9 orang,

dan pancaan

sebanyak 8 orang.

Metode

pengumpulan data

meliputi

dokumentasi, data

observasi, data

wawancara, data

kuesioner. Metode

analisis data

menggunakan

deskriptif

Hasil penelitian menunjukkan tingkat pendidikan

pedagang Pasar Gunungpati tergolong rendah.

Pedagang Pasar Gunungpati memiliki perilaku

sadar lingkungan yang tinggi, hal ini dapat dilihat

dari pedagang yang selalu menata rapi barang

dagangannya dan menjaga kebersihan lingkungan

di area tempat mereka berjualan, seperti menyapu

dan membuang sampah pada tempatnya. banyak

dari pedagang di Pasar Gunungpati telah

mengetahui konsep pengelolaan sampah dengan

baik, memilah terlebih dahulu antara sampah

organik maupun non organik, tetapi ada juga yang

tidak memisahkan antara sampah organik maupun

non organik.

32

33

Sumber: Noviani (2015:1-72), Rahmawati (2015:71-78), Setiyani (2013:1-99), Hidayah (2015:1-96), Fatih (2015:1-61)

persentase, regresi

sederhana, dan

statistik korelasi.

5 Fatih, Failasufa Dhiyaul.

2015. Hubungan Antara

Tingkat Pendidikan

dengan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah

Tangga dalam

Pemeliharaan Kebersihan

Lingkungan Tempat

Tinggal di Desa Klaling

Kecamatan Jekulo

Kabupaten Kudus.

Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui tingkat

pendidikan, sikap dalam

pemeliharaan kebersihan

lingkungan, dan hubungan

antara tingkat pendidikan

dengan sikap ibu rumah tangga

dalam pemeliharaan

kebersihan lingkungan di Desa

Klaling Kecamatan Jekulo

Kabupaten Kudus.

Variabel dalam

penelitian ini yaitu

1) tingkat

pendidikan ibu

rumah tangga 2)

sikap dan perilaku

dalam

pemeliharaan

kebersihan

lingkungan tempat

tinggal.

Jenis penelitian

korelasi. Populasi

seluruh ibu rumah

tangga yang

termasuk warga

Desa Klaling

Kecamatan Jekulo

sebanyak 2.539

orang. Pengambilan

sampel secara acak,

yaitu 62 orang.

Metode

pengumpulan data

yang digunakan

adalah metode

dokumentasi dan

metode observasi.

Teknik analisis data

adalah teknik

analisis deskriptif

persentase dan

korelasi Product

Moment

Hasil penelitian menunjukkan tingkat pendidikan

ibu rumah tangga yaitu sejumlah 9,28% rendah

(tamat SD), kemudian 22,68% cukup (SMP),

58,76% tinggi (SMA), dan 9,28% sangat tinggi

(perguruan tinggi). Sikap ibu rumah tangga dalam

pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat

tinggal tergolong baik ditunjukkan dengan

pengetahuan dalam pemeliharaan jamban sehat,

penyediaan tempat sampah, tersedianya air bersih,

dan pengelolaan saluran air.

33

34

2.3 Kerangka Berpikir

Kondisi lingkungan global dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini

dipicu oleh ulah manusia yang mengekploitasi sumber daya alam dan lingkungan

tanpa batas. Berkaitan dengan perilaku manusia terhadap kondisi sumber daya

alam dan lingkungan yang cenderung tidak peduli, maka mengubah perilaku

menjadi prioritas utama dalam mengatasi krisis lingkungan.

Pendidikan merupakan salah satu upaya potensial dalam mengatasi krisis

lingkungan yang terjadi saat ini. Pendidikan lingkungan hidup di lingkungan

sekolah merupakan modal dasar bagi pembentukan generasi yang cinta

lingkungan di masa yang akan datang. Sekolah diharapkan mampu mengubah

perilaku siswa yang tidak menghargai bahkan mengeksploitasi tanpa batas

terhadap sumber daya alam dan lingkungan, menjadi perilaku yang memiliki etika

baik dan peduli terhadap lingkungan.

Penelitian ini bermaksud untuk meneliti karakteristik perilaku peduli

lingkungan siswa di SMP Alam Ar-Ridho dan SMP Negeri 26 Semarang. Kedua

sekolah ini sama-sama menanamkan nilai peduli lingkungan kepada siswa namun

memiliki karakteristik yang berbeda. Penanaman kepedulian terhadap lingkungan

di kedua sekolah diteliti dari proses belajar mengajar yang bermuatan pendidikan

lingkungan hidup, sarana prasarana sekolah, dan perilaku peduli lingkungan

siswanya. Perilaku peduli lingkungan yang diteliti meliputi perilaku peduli

lingkungan siswa terhadap kebersihan kelas, perilaku peduli lingkungan siswa

terhadap sampah, keterlibatan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan

bertema lingkungan, dan perilaku peduli lingkungan siswa terhadap lingkungan

35

sekolah. Untuk lebih jelasnya, kerangka berpikir dapat dilihat pada Gambar 2.1

sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Proses Belajar Mengajar

Sarana Prasarana Sekolah

Proses Belajar Mengajar

Sarana Prasarana Sekolah

Perilaku Peduli Lingkungan Siswa Perilaku Peduli Lingkungan Siswa

Kebersihan Kelas

Sampah

Kegiatan Ekstrakurikuler dan

Kegiatan Bertema Lingkungan

Lingkungan Sekolah

Pendidikan Lingkungan di Sekolah

SMP Alam Ar-Ridho SMP Negeri 26 Semarang

Kebersihan Kelas

Sampah

Kegiatan Ekstrakurikuler dan

Kegiatan Bertema Lingkungan

Lingkungan Sekolah

100

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan sebagai berikut.

1. Proses belajar mengajar SMP Alam Ar-Ridho sudah baik karena sudah

memenuhi standar kurikulum dan metode belajar sekolah alam.

2. Proses belajar mengajar SMP Negeri 26 Semarang sudah baik namun belum

ada muatan lokal tentang lingkungan hidup, kegiatan pembuatan lubang

biopori, dan kegiatan peringatan hari besar lingkungan.

3. Sarana prasarana di SMP Alam Ar-Ridho sudah baik namun baru ada satu

tempat sampah yang dipisahkan menjadi organik dan non organik.

4. Sarana prasarana di SMP Negeri 26 Semarang sudah baik namun belum

terdapat lubang resapan biopori dan kantin masih menjual jajanan berplastik.

5. Kepedulian siswa SMP Alam Ar-Ridho terhadap kebersihan kelas, sampah,

dan lingkungan sekolah termasuk kriteria sangat peduli dengan masing-

masing mendapat skor 77,88%, 81,60%, dan 78,19%. Keterlibatan dalam

kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan bertema lingkungan termasuk kriteria

aktif (67,28%).

6. Kepedulian siswa SMP Negeri 26 Semarang terhadap kebersihan kelas dan

sampah termasuk kriteria peduli dengan masing-masing mendapat skor

76,96% dan 73,44%. Kepedulian terhadap lingkungan sekolah termasuk

kriteria sangat peduli (78,55%). Keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler

dan kegiatan bertema lingkungan termasuk kriteria kurang aktif (53,23%).

100

101

5.2 Saran

Saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan hasil penelitian adalah

sebagai berikut.

1. Proses belajar mengajar di SMP Alam Ar-Ridho sebaiknya dipertahankan

sesuai standar kurikulum dan metode belajar sekolah alam.

2. Proses belajar mengajar di SMP Negeri 26 Semarang sebaiknya

dikembangkan dengan pengadaan muatan lokal tentang lingkungan hidup dan

penambahan kegiatan berbasis lingkungan seperti pembuatan lubang biopori

dan peringatan hari besar lingkungan.

3. Sarana prasarana SMP Alam Ar-Ridho sebaiknya dilengkapi dengan

diperbanyak tempat sampah yang dipisahkan menjadi organik dan non

organik.

4. Sarana prasarana SMP Negeri 26 Semarang dilengkapi dengan lubang resapan

biopori dan peningkatan kualitas pelayanan kantin sehat dengan tidak menjual

jajanan yang dikemas dengan plastik.

5. Perilaku peduli lingkungan siswa SMP Alam Ar-Ridho sebaiknya

ditingkatkan pada keterlibatan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan

kegiatan bertema lingkungan.

6. Perilaku peduli lingkungan siswa SMP Negeri 26 Semarang sebaiknya

ditingkatkan pada kepedulian terhadap kebersihan kelas, kepedulian terhadap

sampah, dan keterlibatan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan

bertema lingkungan.

102

DAFTAR PUSTAKA

Albertus, Doni Kusuma. 2007. Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo.

Arif, Dwi Muhammad. 2015. ‘Pengelolaan Bank Sampah sebagai Pengembangan

Karakter Peduli Lingkungan di SMP Negeri 3 Pati’. Skripsi. Semarang:

Fakultas Ilmu Sosial UNNES.

Azzet, Akhmad Muhaimin. 2011. Urgensi Pendidikan Karakter Di Indonesia.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

BLH Kota Semarang. 2015. Pemenang Lomba Adiwiyata Tingkat Kota Semarang

Tahun 2015. http://www.blh.semarangkota.go.id/. (Diakses pada 31

Desember 2015).

Fatih, Failasufa Dhiyaul. 2015. ‘Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan

Sikap dan Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam Pemeliharaan Kebersihan

Lingkungan Tempat Tinggal Di Desa Klaling Kecamatan Jekulo Kabupaten

Kudus’. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial UNNES.

Hidayah, Dwi Nurul. 2015. ‘Pengaruh Tingkat Pendidikan Pedagang Pasar

Terhadap Perilaku Lingkungan Di Pasar Gunungpati Kecamatan

Gunungpati Kota Semarang Tahun 2015’. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu

Sosial UNNES.

Iskandar, Zulruzka. 2013. Psikologi Lingkungan. Bandung: Refika Aditama.

Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan

Karakter Bangsa. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Badan

Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Khasanah, Faridhotul Uswatun, dkk. 2014. Upaya Meningkatkan Sikap Peduli

Lingkungan Melalui Kerja Kelompok pada Anak TK B Al-Huda Kerten

Tahun Ajaran 2014/2015. Surakarta: UNS.

LP3 UNNES. 2010. Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang: UNNES.

Mulyana, Rachmat. 2009. ‘Penanaman Etika Lingkungan Melalui Sekolah Perduli

dan Berbudaya Lingkungan’. Dalam Tabularasa. No. 2 Hal. 175-180.

Mulyasa, Enco. 2005. Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Neolaka, Amos. 2008. Kesadaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.

102

103

Noviani, Dewi. 2015. ‘Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek dalam

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Pada Peserta Didik Kelas XI Di

SMA Negeri 1 Kersana Kabupaten Brebes’. Skripsi. Semarang: Fakultas

Ilmu Sosial UNNES.

Pramesti, Olivia Lewi. 2012. Potret Lingkungan Indonesia Kian Memprihatinkan.

http://nationalgeographic.co.id. (Diakses pada 30 November 2015).

Purwanto. 2007. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan

Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahmawati, Ira. 2015. ‘Upaya Pembentukan Perilaku Peduli Lingkungan Siswa

Melalui Sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 28 Surabaya’. Dalam Kajian

Moral dan Kewarganegaraan. Volume 01 Nomor 03. Hal 71-88.

Rukiyanto, Agus. 2009. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Kanisius.

Sekolah Alam Jingga. 2015. Core Valuesnya Sekolah Alam.

http://www.sekolahalamjingga.com/ (Diakses pada 15 April 2016).

Septriana. 2008. Novobiografi. Bogor: SoU Publisher.

Siahaan, M.H.T. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakarta:

Erlangga.

Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Susanti. 2010. Selayang Pandang SMP. http://www.sekolahalamarridho.sch.id

(Diakses pada 30 November 2015).

Susanti. 2015. Kurikulum 2013 untuk Membangun Peradaban dan Budaya.

Dalam Sekolah Alam Newsletter. Edisi IV. Januari-Maret 2015. Hal 18.

Tim Adiwiyata Nasional. 2013. Panduan Adiwiyata Sekolah Peduli dan

Berbudaya Lingkungan. Jakarta: Kerjasama Kementerian Lingkungan

Hidup dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

Wawan, A. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku

Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

104

Wikipedia. 2015. Sekolah Alam. https://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Alam.

(Diakses pada 30 November 2015).

-----. 2015. Skala Likert. http://id.wikipedia.org/wiki/Skala_Likert (Diakses pada

16 Januari 2016).

-----. 2016. Jaringan Sekolah Alam Nusantara.

https://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_Sekolah_Alam_Nusantara (Diakses

pada 15 April 2016).

Yani, Ahmad. 2007. Handout Mata Kuliah Media Pembelajaran Geografi.

Bandung: UPI.

Zubaedi. 2005. Pendidikan Berbasis Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

160