PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

130
PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR DI LABORATORIUM KIMIA SEKOLAH KOTA TANGERANG SELATAN Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Srajana Pendidikan Oleh: Muhamad Yusup Sartono 1113016200004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Transcript of PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

Page 1: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN

BELAJAR DI LABORATORIUM KIMIA SEKOLAH KOTA

TANGERANG SELATAN

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Mencapai Gelar Srajana Pendidikan

Oleh:

Muhamad Yusup Sartono

1113016200004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi yang berjudul Persepsi Siswa SMA/MA terhadap Lingkungan Belajar

Laboratorium Kimia Sekolah di Kota Tangerang Selatan disusun oleh

Muhamad Yusup Sartono, NIM 1113016200004, Program Studi Pendidikan

Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui

bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan

pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 16 Juli 2020

Yang Mengesahkan

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

Burhanudin Milama, M. Pd

NIP. 19770201 200801 1 011

Pembimbing I

Nanda Saridewi, M.Si

NIP. 19841021 200912 2 004

Pembimbing II

Salamah Agung, Ph.D

NIP. 19790624 200604 2 002

Page 3: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Page 4: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

iii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Page 5: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

iv

ABSTRAK

Muhamad Yusup Sartono (1113016200004), “Persepsi Siswa

SMA/MA terhadap Lingkungan Belajar laboratorium Kimia Sekolah di

Kota Tangerang Selatan”.

Kimia merupakan ilmu yang didalamnya terdapat dua hal yang tidak dapat

terpisahkan, yaitu sebagai proses dan sebagai produk, kimia sebagai produk

merupakan kegiatan yang dilakukan di lingkungan laboratorium. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa terhadap lingkungan

belajar laboratorium kimia di sekolah mereka, penelitian didapat menggunakan

kuesioner science learning environment inventory (SLEI) yang diterjemahkan

kedalam bahasa Indonesia, dengan 5 alternatif jawaban yaitu Sangat sering,

Sering, Jarang, Kadang-kadang, dan Tidak Pernah. Sampel pada penelitian ini

didapat pada 6 sekolah yaitu MAN 1 Tangerang Selatan, SMAN 1 Tangerang

Selatan, SMAN 3 Tangerang Selatan, SMAN 4 Tangerang Selatan, SMAN 8

Tangerang Selatan, SMAN 9 Tangerang Selatan yang berjumlah 424 siswa.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan teknik

pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa persepsi siswa dalam keadaan baik terhadap lingkungan

belajar laboratorium kimia mereka, dari 5 dimensi yang diujikan didalam

instrumen yakni student cohesiveness, open-endedness, integration, rule clarity

dan material environtment, hanya pada dimensi open-endedness yang

menghasilkan banyaknya dominasi jawaban tidak pernah, jarang, dan kadang-

kadang.

Kata Kunci : Laboratorium, science learning environment inventory (SLEI),

Lingkungan Belajar

Page 6: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

v

ABSTRACK

Muhamad Yusup Sartono (1113016200004), "SMA / MA Students'

Perception on the Learning Environment of School Chemistry laboratories in

South Tangerang City ".

Chemistry is a science in which there are two inseparable things, namely

as a process and as a product, chemistry as a product is an activity carried out in

a laboratory environment. This research was conducted to find out how students'

perceptions of the chemistry laboratory learning environment in their school, the

research was obtained using a science learning environment inventory (SLEI)

questionnaire which was translated into Indonesian, with 5 alternative answers

namely Very often, Frequently, Rarely, Sometimes, and Never. Samples in this

study were obtained at 6 schools, namely MAN 1 South Tangerang, SMAN 1

South Tangerang, SMAN 3 South Tangerang, SMAN 4 South Tangerang, SMAN 8

South Tangerang, SMAN 9 South Tangerang, totaling 424 students. The research

method used is descriptive analysis method and sampling technique using simple

random sampling. The results of this study indicate that students' perceptions are

good for their chemistry laboratory learning environment, from the 5 dimensions

tested in the instrument namely student cohesiveness, open-endedness,

integration, rule clarity and material environment, only in the open-endedness

dimension that produces a lot of dominance answers never, rarely, and

sometimes.

Keyword: Laboratory, science learning environment inventory (SLEI).

Learning Environment

Page 7: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Swt., Tuhan pemberi kasih dan

kemudahan, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

penyelesaikan penulisan skripsi ini. Salawat dan salam senantiasa untuk

Muhammad saw. yang telah menggulung tikar jahiliah menjadi bentangan

permadani peradaban.

Skripsi ini adalah tugas akhir yang harus dikerjakan untuk memenuhi salah

satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi

Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini bukanlah tujuan akhir, sebab belajar

sejatinya sesuatu yang tidak terbatas.

Skripsi ini terselesaikan dengan penuh dinamika; disertai tawa-tangis, juga

penyesalan karena menunda. Tapi, Allah Swt., begitu baik dengan mengirimkan

banyak pihak yang telah membantu, memberikan dukungan, menyemangati, dan

senantiasa menyuntikan energi positif pada penulis dari semenjak menjadi

mahasiswa hingga mengiringi menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, tanpa

mengurangi rasa hormat, pada kesempatan ini secara tulus dari lubuk hati yang

paling dalam, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Nanda Saridewi, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik selama

perkuliahan sekaligus pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

waktu, saran, motivasi dan perhatiannya kepada penulis dengan sangat baik

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Salamah Agung, Ph.D., selaku pembimbing II yang juga telah banyak

berperan penting dalam memberikan waktu, saran, motivasi dan perhatiannya

Page 8: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

vii

serta membimbing penulis dengan sangat baik sampai terselesaikannya

skripsi ini.

5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, khususnya dosen Program Studi

Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

6. Orang tua yang saya sayangi dan saya cintai, Imam Sartono dan Ibunda Sri

Sumiyati, yang selalu memberikan kasih sayang luar biasa, do’a, semangat,

bantuan moril maupun materil, dan kesabaran tanpa batas kepada penulis.

7. Teman-teman Program Studi Pendidikan Kimia angkatan 2013 yang saling

memberikan motivasi.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu

hingga terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan,

untuk itu sangat diharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat

membangun untuk penulis agar lebih baik lagi. Semoga skripsi ini memberikan

manfaat khususnya bagi mahasiswa sebagai calon guru dan umumnya bagi

seluruh kalangan demi meningkatkan mutu pendidikan guna melahirkan manusia

yang berkualitas. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Juni 2020

Penulis

Page 9: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI....................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

ABSTRACK ........................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENELITIAN YANG

RELEVAN .............................................................................................................. 8

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi ................................................................................. 8

2. Jenis Persepsi .......................................................................................... 9

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ........................................ 10

4. Proses Terjadinya Persepsi ................................................................... 14

B. Laboratorium ............................................................................................. 16

Page 10: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

ix

1. Pengertian Laboratorium ...................................................................... 16

5. Fungsi Laboratorium ............................................................................ 17

6. Lingkungan Belajar Laboratorium Kimia ............................................ 18

7. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 20

8. Kerangka Berpikir ................................................................................ 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 23

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 23

B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................... 23

C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 24

D. Instrumen Penelitian .................................................................................. 24

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...................................................... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 30

A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 30

B. Pembahasan ............................................................................................... 38

BAB V KESIMPULAN ........................................................................................ 45

A. Kesimpulan ................................................................................................ 45

B. Saran ................................................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 46

LAMPIRAN .......................................................................................................... 51

Page 11: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Deskripsi Instrumen Science Laboratory Environment Inventory (SLEI)

................................................................................................................................ 24

Tabel 3.2 Skor Jawaban Kueioner ......................................................................... 27

Tabel 4.1 Nilai Frekuensi Jawaban Siswa Dimensi Student Cohesiveness ........... 30

Tabel 4.2 Nilai Frekuensi Jawaban Siswa Dimensi Open-endedness.................... 31

Tabel 4.3 Nilai Frekuensi Jawaban Siswa Dimensi Integration ............................ 33

Tabel 4.4 Nilai Frekuensi Jawaban Siswa Dimensi Rule Clarity .......................... 35

Tabel 4.5 Nilai Frekuensi Jawaban Siswa Dimensi Material Inveronment ........... 36

Page 12: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 50

Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian Sekolah .............................................. 56

Lampiran 3. Instrumen Penelitian ........................................................................ 62

Lampiran 4. Validasi 1 Instrumen ........................................................................ 64

Lampiran 5. Validasi 2 Instrumen ........................................................................ 68

Lampiran 6. Uji Referensi .................................................................................... 73

Lampiran 7. Tabulasai Data Hasil Penelitian ....................................................... 79

Page 13: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sains sering disebut juga sebagai Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang

mempunyai makna pengetahuan mengenai alam, objek alam, serta gejala-

gejala alam (Wonorahardjo, 2010, hal. 11). Secara khas ilmu ini diperoleh

secara empiris, yakni melalui observasi dan eksperimen sehingga sains

bersifat ilmu pasti (Samatowa, 2011,hal. 1). Sains atau IPA sudah menjadi

ilmu yang telah diterapkan sejak awal pendidikan, didalamnya bukan hanya

berupa kumpulan pengetahuan tetapi juga mencakup metode keterampilan

untuk menemukan dan menerapkan pengetahuan ilmiah. Hal ini diungkapkan

oleh (Rustaman, 2003, hal. 88) ilmu sains secara khusus dalam

pembelajarannya tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan saja, tetapi

mengandung empat hal, yaitu: konten atau produk, proses atau metode, sikap

dan teknologi. maka dari itu keempat hal tersebut harus terlibat secara

keseluruhan, tidak hanya belajar produk saja, tetapi juga harus belajar aspek

proses, sikap, dan teknologi agar dapat benar-benar memahami sains secara

utuh.

IPA memiliki banyak cabang ilmu dasar, salah satunya adalah kimia.

Kimia merupakan ilmu yang didalamnya mempelajari tentang sifat zat,

reaksi, serta perubahan materinya (Oxtoby, 2001, hal. 4). Sebagai bagian dari

ilmu sains, kimia memiliki karakteristik melakukan eksperimen untuk

memperoleh pengetahuan, konsep, dan fakta melalui pengumpulan data,

pengamatan dan percobaan (Yunita, 2013, hal. 3). Oleh karena itu kimia juga

berorientasi kepada observasi dan eksperimen, hal ini didukung oleh Mulyasa

(2006, hal. 132-133) bahwa ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang

tidak dapat dipisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang

berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) dan kimia sebagai proses

yaitu kerja ilmiah. Dalam praktiknya kimia sebagai produk terwujud melalui

Page 14: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

2

pembelajaran yang dilakukan di kelas dengan didalamnya belajar berupa

teori-teori, hukum-hukum, serta fakta-fakta, sedangkan kimia sebagai proses

dilakukan di laboratorium dengan didalamnya berupa eksperimen-eksperimen

kerja ilmiah.

Lingkungan laboratorium merupakan tempat yang sangat penting

dalam pembelajaran kimia karena dapat mencakup tiga ranah sekaligus yakni

ranah kognitif, afektif, dan psikomotor (Galloway & Bretz, 2015).

Laboratorium membuat pembelajaran lebih bermakna, karena siswa bertindak

langsung dalam melakukan pengamatan atas percobaannya (Hofstein &

Lunetta, 2004). Melalui kegiatan di laboratorium siswa dapat menemukan

konsep, fakta dan pengetahuan yang didapat melalui eksperimen-eksperimen

yang dilakukan (Brittland, 2015). Melalui kegiatan di laboratorium akan

terjadi interaksi satu sama lain dan dapat mendorong sikap siswa seperti

motivasi, rasa ingin tahu, dan bekerja sama (Hofstein, 2004; Kelli, 2016;

Niels, 2016). Dengan praktikum peserta didik dilatih untuk mengembangkan

keterampilan dasar melakukan eksperimen. Seperti melakukan observasi

dengan cermat, mengukur secara akurat dengan alat ukur, menangani dan

menggunakan alat secara aman, merancang, melakukan dan

menginterpretasikan eksperimen. Oleh sebab itu kegiatan di laboratorium

dapat menjadi lingkungan tepat untuk belajar pendekatan ilmiah (Emda,

2014).

Pentingnya laboratorium juga didukung berdasarkan Peraturan

Pemerintah No.19 Tahun 2005 pada bab VII pasal 42 ayat 2 mencantumkan

bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan

ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidikan, ruang tata

usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, tempat

berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang

tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang

teratur dan berkelanjutan. Maka dari peraturan ini tidaklah pantas setiap

Page 15: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

3

satuan pendidikan untuk tidak melaksanakan kegiatan di lingkungan

laboratorium.

Dengan diberlakukannya kurikulum 2013 juga memberikan

dukungan kuat bahwa proses belajar di lingkungan laboratorium merupakan

kepentingan yang tidak dapat dipisahkan. Seperti yang diketahui bahwa

Kurikulum 2013 menekankan bahwa siswa tidak hanya dituntut untuk

membuktikan, tetapi dituntut juga agar menemukan konsep. Implementasi

kurikulum 2013, yakni mengedepankan pembelajaran berbasis sains atau

yang biasa disebut juga pendekatan sainstifik. Menurut Rusman (2017, hal.

422) Pendekatan sainstifik adalah pembelajaran yang menekankan pada

aktivitas peserta didik melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar,

mencoba, dan membuat jejaring pada kegiatan pembelajaran di sekolah, oleh

sebab peserta didik tidak bergantung informasi searah dari guru saja

melainkan dari berbagi informasi sehingga kondisi pembelajaran yang

diharapkan tercipta dan mendorong peserta didik untuk mencari tahu dari

berbagai sumber observasi bukan diberitahu.

Pentingnya laboratorium kimia juga ditujukan dengan adanya banyak

penelitian yang berkelanjutan dengan tujuan agar terefleksikan kondisi yang

sebenarnya sehingga dilakukan perbaikan-perbaikan. Rahmiyati (2008)

melakukan Penelitian bertujuan untuk mengungkapkan keefektifan

pemanfaatan laboratorium kimia dilihat dari kelengkapan sarana prasarana

laboratorium, kemampuan guru dan teknis pengelolaan laboratorium. Sami

(2013) juga melakukan penelitian serupa menganalisis daya dukung fasilitas

laboratorium, intensitas penggunaan laboratorium, penggunaan alat dan

bahan serta efektivitas penjabaran standar laboratorium kimia. Nuha (2015)

melakukan penelitian tentang kontribusi laboratorium terhadap pembelajaran

kimia melihat dari kondisi laboratorium, ketersediaan alat dan bahan,

intensitas penggunaan laboratorium. Adriani (2016) menganalisis manajemen

laboratorium perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan

tentang laboratorium. Sari (2018) mendeskripsikan profil manajemen dan

Page 16: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

4

penggunaan laboratorium pada pembelajaran kimia, meliputi kelengkapan

dan penataan alat bahan praktikum, manajemen administrasi dan efektivitas

penggunaan laboratorium kimia. Handayani (2018) Penelitian bertujuan

menganalisis tingkat pemanfaatan laboratorium Kimia berdasarkan Frekuensi

pelaksanaan praktikum.

Berdasarkan hasil penelitian diatas para peneliti menggambarkan

kondisi laboratorium masih secara teknis, seperti sarana prasarana

laboratorium, manajemen laboratorium, serta efektivitas penggunaan

laboratorium berdasarkan kemampuan guru dan frekuensi penggunaan

laboratorium. Hasil tersebut merupakan evaluasi yang dapat digunakan untuk

perbaikan secara teknis agar kebutuhan yang diperlukan tercukupi sehingga

tercapai kegiatan di laboratorium yang efektif. Namun masih terdapat aspek

yang belum tersentuh secara komprehensif dalam menunjang keberhasilan

belajar di laboratorium, salah satu aspek tersebut adalah persepsi siswa,

persepsi siswa digunakan untuk melihat kondisi sebenarnya yang mereka

alami selama di laboratorium.

Persepsi siswa merupakan aspek yang penting dalam melihat

kesuksesan dalam proses belajar, karena dalam belajar mengajar siswa yang

mengalami dan merasakan. Dalam hal ini maka dari Fraser dkk (1993)

mengembangkan instrumen yang didalamnya terdapat lima dimensi yang

penting dalam pembelajaran lingkungan laboratorium. Dimensi ini mengukur

bagaimana semua siswa saling mengenal, bekerja sama dan saling

mendukung satu sama lain (Student Cohesiveness). Dimensi keterbukaan

kesempatan para siswa untuk merancang penelitian mereka sendiri dan

mengejar kepentingan individu untuk meningkatkan konstruksi pengetahuan

ilmu pengetahuan pribadi mereka (Open-Endedness). Dimensi integrasi

mencirikan bagaimana aktivitas laboratorium dihubungkan dengan materi

teoretis yang diajarkan didalam kelas (Integration). Aturan kejelasan

bagaimana struktur diimplementasikan di laboratorium (Rule Clarity).

Dimensi yang mengacu tentang kecukupan materi dan peralatan laboratorium

Page 17: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

5

mereka (Material Environment). Semua dimensi pembelajaran ini didalam

laboratorium bersifat khusus dan umum di tingkat sekolah.

Insrumen tersebut dikenal dengan nama science laboratory

environment invetory (SLEI), sebuah instrumen yang dikembangkan Khusus

untuk mengevaluasi lingkungan pembelajaran di laboratorium. SLEI pertama

kali dikembangkan di Australia dan diuji di lapangan dan divalidasi di enam

negara yaitu Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Israel, Nigeria, dan Australia

dengan sampel lebih dari 5447 siswa di 269 Kelas. Selain itu Instrumen ini

juga diadaptasi di Singapura untuk mempelajari 1592 siswa kelas 10 kimia

dan juga divalidasi di Brunei Darussalam dengan kelas 644 Mahasiswa

kimia. Di Korea, digunakan dengan diterjemahkan ke bahasa Korea dan

kuesioner disebarkan ke 439 sekolah (Kwok, 2015).

Instrumen ini sudah digunakan di berbagai negara untuk

mengevaluasi lingkungan laboratorium, baik kimia, biologi, dan lain-lain, di

Indonesia sendiri belum ada yang melakukan penelitian dengan

menggunakan instrumen ini, khususnya kota Tangerang selatan. Berdasarkan

hasil observasi penelitian tentang laboratorium kimia di sekolah kota

Tangerang Selatan masih sedikit sedikit sekali, hanya terdapat 1 penelitian

saja yang berkaitan dengan laboratorium kimia, terlebih lagi dari 12 SMA

Negeri di Kota Tangerang Selatan hanya 5 SMA Negeri yang telah memiliki

laboratorium kimia secara khusus, sedangkan 7 SMA negeri masih dalam

bentuk Laboratorium IPA (fisika, kimia, biologi) (Purbandi, 2019). dari latar

belakang masalah yang sudah dipaparkan, maka penulis tertarik meneliti

bagaimana persepsi siswa terhadap lingkungan laboratorium kimia. Oleh

karena itu, penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul skripsi

“Persepsi Siswa SMA/MA Terhadap Lingkungan Belajar di

Laboratorium Kimia Sekolah Kota Tangerang Selatan”

Page 18: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut.

1. Penelitian tentang evaluasi lingkungan laboratorium kimia sekolah masih

sedikit dilakukan, khususnya di kota Tangerang Selatan.

2. Dari beberapa penelitian evaluasi laboratorium aspek yang belum

tersentuh secara komprehensif dalam menunjang keberhasilan belajar di

laboratorium.

3. Beberapa sekolah di Tangerang Selatan terdapat sekolah yang memiliki

laboratorium kimia secara khusus.

C. Pembatasan Masalah

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti melakukan pembatasan

untuk menghindari meluasnya masalah sebagai berikut :

1. Pengambilan sampel dilakukan hanya di sekolah negeri pada wilayah

Kota Tangerang Selatan.

2. Instrumen yang digunakan hanya Menggunakan science learning

environment inventory (SLEI).

3. Sampel yang digunakan adalah siswa IPA kelas XI pada sekolah

menengah atas tahun ajaran 2017/2018.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian diatas maka yang menjadi rumusan masalah

dari penelitian ini adalah Bagaimanakah persepsi siswa Tentang lingkungan

laboratorium kimia di kota Tangerang Selatan.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa

terhadap lingkungan laboratorium kimia di kota Tangerang Selatan.

Page 19: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

7

F. Manfaat Penelitian

Berdsarkan dari hasil penelitian ini maka diharapkan akan bermanfaat

baik secara langsung maupun tidak langsung, adapun manfaat penelitian ini

sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, dapat memberikan informasi tentang kondisi lingkungan

laboratorium kimia sehingga dapat dimaksimalkan dan dilakukan

perbaikan jika diperlukan untuk memudahkan siswa ketika kegiatan

laboratorium berlangsung.

2. Guru kimia, dapat memberikan informasi tentang bagaimana siswa

melakukan kegiatan laboratorium yang beritegrasi antara teori dikelas

dengan praktikum, sehingga dapat dijadikan evaluasi antara proses belajar

teori dan praktik.

3. Laboran, dapat memberikan informasi tentang tata tertib dan keselamatan

ketika kegiatan praktikum berlangsung, sehingga dapat dijadikan evaluasi

untuk dilakukan perbaikan.

Page 20: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

8

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENELITIAN

YANG RELEVAN

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Secara etimologi persepsi berasal dari kata perception yang diambil

dalam bahasa latin perceptio, artinya kemampuan untuk melihat,

mendengar, atau memahami melalui indra (Oxford Dictionary, 2018).

Dalam kamus psikologi persepsi diartikan sebagai proses untuk mengingat

atau mengidentifikasi sesuatu berdasarkan apa yang diamatinya melalui

indra (Drever, 1988, hal. 338)

Menurut beberapa ahli Persepsi adalah kemampuan manusia

mengenali lingkungan berdasarkan rangsangan-rangsangan yang diproses

melalui sistem indra, baik penglihatan, pendengaran, penghayatan,

perasaan dan penciuman (Mutmainah & Fauzi, 1999, hal. 70; Rivai, 2007,

hal. 359; Sabri, 1993, hal. 45; Thoha, 2015, hal. 142). Selain itu menurut

Sarwono (2013, hal. 39) persepsi adalah kemampuan untuk membeda-

bedakan, mengelompokkan, memfokuskan. Persepsi adalah sebuah cara

seseorang menafsirkan dan menyimpulkan suatu obyek, peristiwa atau

hubungan-hubungan yang didapat dari hasil pengalamannya. (Rakhmat,

2001, hal. 51)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan

cara pandang seseorang menafsirkan terhadap sesuatu informasi,

berdasarkan apa yang telah dialaminya melalui rangsangan-rangsangan

indra yang dimilikinya, sehingga seseorang dapat membedakan,

mengelompokkan atau memfokuskan.

Page 21: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

9

2. Jenis Persepsi

Sunaryo (2004, hal. 94) berpendapat persepsi dibagi menjadi dua

jenis, yaitu: External Perception adalah persepsi yang terjadi karena

disebabkan rasangan yang berasal dari luar individu. Sedangkan, Self

Perception adalah persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang

berasal dari dalam diri individu.

Lebih kompleks lagi menurut Mulyana (2010, hal. 184-191)

persepsi terdiri dari dua macam yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan

fisik) dan Persepsi terhadap manusia.

1. Persepsi terhadap Objek (lingkungan fisik)

Persepsi terhadap objek adalah persepsi ketika seseorang

melihat melalui lambang-lambang fisik, menanggapi sifat-sifat luar,

dan bersifat statis. Peristiwa melihat lambang-lambang fisik terjadi

ketika seseorang menyaksikan bagaimana tongkat lurus yang

dimasukan ke dalam air tampak bengkok. Hal serupa juga terjadi

ketika menanggapi sifat-sifat dari luar, warna biru langit yang

romantis disebabkan molekul-molekul udara yang lebih banyak

menyebarkan gelombang cahaya pendek. Kondisi ini merupakan

pandangan seseorang terhadap benda, tidak jarang ilusi menjadi faktor

yang mengecoh terhadap persepsi. Namun persepsi ini bersifat statis,

artinya seseorang akan terus melakukan kesalahan persepsi apabila

tanpa adanya pengetahuan dari penelitian yang telah dilakukan, seperti

contoh langit biru yang telah dijelaskan diatas.

2. Persepsi terhadap Manusia

Persepsi terhadap manusia sering juga disebut persepsi sosial.

Persepsi ini lebih kompleks dan rumit karena manusi bersifat dinamis,

dalam sistemnya manusia mempersepsi manusia lain terhadap

bersamaan, sehingga persepsi bersifat interaktif, persepsi si A akan

mempengaruhi si B, persepsi si B juga akan mempengaruhi persepsi si

Page 22: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

10

B Pada dasarnya Persepsi terhadap manusia dilakukan melalui proses

menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif, harapan, dan

sebagainya), sifat dari persepsi ini dinamis, artinya dapat berubah dari

waktu ke waktu, ini semua tidak terlepas dari kejadian-kejadian dan

pengalaman dalam lingkungan disekitarnya.

Robbins (2002, hal. 14) menambahkan bahwa persepsi dibagi menjadi

dua yaitu persepsi positif dan persepsi positif.

1. Persepsi Positif

Persepsi positif merupakan sebuah cara penilaian dari seorang

invdividu terhadap sesuatu objek atau informasi yang dinilai secara

positif, sesuai dengan yang diharapkan oleh individu yang

dipersepsikan, atau munculnya sebuha kepuasan individu terhadap

objek yang dipersepsikan.

2. Persepsi Negatif

Persepsi negatif merupakan sebuah cara penilaian seseorang

terhadap suatu objek atau informasi dengan cara negatif penilainnya,

munculnya persepsi negatif ini disebabkan ketidakpuasan terhadap

sesuatu atau tidak adanya pengalaman terhadap objek atau informasi

yang dipersepsikan.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut David Krech dan Richard S. Crutchfield dalam Rakhmat,

(2001, hal. 55-57) menyatakan bahwa terdapat dua faktor yang dapat

mempengaruhi persepsi, yaitu:

1. Faktor Fungsional

Faktor ini menjelaskan bahwa yang menentukan persepsi

bukan berdasarkan jenis atau bentuk stimulus yang didapat, melainkan

karakteristik dari setiap orang yang akan menentukan pengaruh

terhadap persepsinya. Karakteristik ini merupakan kebutuhan, kesiapan

Page 23: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

11

mental, suasana emosional dan latar belakang budaya/pengalaman

masa lalu.

2. Faktor Struktural

Faktor struktural berasal dari sifat stimulus fisik dan efek-efek

saraf yang ditimbulkan pada sistem saraf individu. faktor ini tidak

hanya melihat bagian-bagiannya lalu menghimpunnya menjadi sebuah

persepsi, tetapi dalam prosesnya terjadi sebagai sebuah keseluruhan,

sehingga kita harus melihat dalam konteksnya, dalam lingkungannya,

dalam masalah yang dihadapinya.

Sedangkan Thoha (2015, hal. 149-157) membagi dua faktor yang

dapat mempengaruhi persepsi, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor internal

Didalam faktor internal ini dibagi menjadi tiga faktor yang dapat

mempengaruhi, antara lain: Proses belajar (learning), motivasi, dan

kepribadian.

a. Proses belajar

Faktor ini menjelaskan pengaruh dari proses pemahaman atau

belajar (learning) akan menyelaraskan kejiwaannya terhadap apa

yang dipelajarinya. Seperti misalnya setiap anak muslim sejak

kecil telah diajarkan oleh orang tuanya bahwa daging babi itu

haram dimakan, maka sepanjang hidupnya anak tersebut akan

mempunyai persepsi bahwa binatang itu perlu dijauhi.

b. Motivasi

Faktor motivasi ini tidak terlepas dari pada faktor proses belajar

yang didapatnya, keduanya tidak dapat dipisahkan karena memilik

dampak yang sangat penting dalam mempengaruhi persepsi.

Misalnya saja, suatu masyarakat miskin, orang-orang yang banyak

membutuhkan makanan maka dalam setiap pembicaraannya,

Page 24: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

12

penyebutan, atau penciuman mengenai sesuatu jenis makanan

maka akan merangsang perhatian dan minat orang-orang tersebut.

c. Kepribadian

Faktor kepribadian ini erat kaitannya dengan proses belajar dan

motivasi yang dimiliki seseorang. Sekelompok manajer-manajer

senior akan berbeda persepsinya dengan manajer-manajer muda.

Manajer senior barang kali akan menganggap produktivitas akan

meningkat dengang mendengarkan lagu-lagu keroncong, dan

manajer muda akan cenderung mempunyai persepsi dengan lagu-

lagu pop.

2. Faktor eksternal

Faktor-faktor dari eksternal ini terbagi menjadi enam bagian

antara lain: intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan, gerakan,

dan hal-hal baru yang familier

a. Intensitas

Prinsip dari faktor intensitas adalah semakin banyak

stimulus dari luar yang didapatkan semakin besar pula hal-hal yang

dipahami. Suara keras, bau tajam, sinar yang terang akan lebih

diketahui dibanding dengan suara yang lemah, bau yang tidak

tajam, dan sinar yang redup.

b. Ukuran

Faktor ini menyatakan bahwa semakin besar ukuran obyek

yang diterima, maka semakin besar tingkat pemahaman yang

didapat. Iklan dalam bentuk yang besar tentu akan lebih menarik

perhatian dibanding iklan dalam bentuk kecil. Bentuk ukuran ini

akan dapat mempengaruhi persepsi seseorang disebabkan obyek

besar akan mudah diamati dan menyebabkan seseorang tertarik

perhatiannya sehingga membentuk persepsinya.

c. Keberlawanan

Page 25: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

13

Prinsip dari faktor Keberlawanan ini adalah ketika stimuli

luar datang tidak sesuai dengan latar belakangnya atau

sekelilingnya atau sangkaan orang banyak, maka akan cepat

menarik banyak perhatian. seorang pekerja mesin pabrik yang

bekerja setiap hari dengan suara mesin yang memekakkan telinga,

akan cepat mengetahui ketidakberesan ketika salah satu mesin

tidak bekerja. Dengan latar belakang suara yang dikenali pekerja

tersebut dapat mengenali salah satu mesin pabrik yang tidak

bekerja.

d. Pengulangan

Pengulangan ini dalam prinsipnya bahwa stimulus yang

diulang-ulang akan cepat memberikan perhatian yang lebih besar

dibandingkan dengan yang hanya sekali diulang. Prinsip ini dipakai

dalam dunia periklanan, papan reklame dipasang dengan lampu-

lampu yang menyala berulang-ulang dengan tujuan akan

memberikan perhatian yang besar. Pengulangan ini akan

memberikan daya tarik dari luar yang bisa mempengaruhi persepsi

seseorang.

e. Gerakan

Gerakan atau moving dalam prinsipnya, objek yang diam

akan cenderung menurunkan perhatian dibanding dengan gerakan

objek yang bergerak. Gerakan sesuatu objek yang menarik perhatian

akan menimbulkan suatu persepsi. Dosen yang hanya membaca

bahan-bahan kuliahnya dengan duduk di kursi barangkali tidak akan

menarik perhatian mahasiswa.

f. Baru dan familier

Prinsip ini menyatakan situasi yang baru maupun sudah

dikenal dapat digunakan sebagai penarik perhatian. contoh dari

prinsip ini adalah pergantian pekerjaan. Seorang yang setiap

Page 26: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

14

minggunya diganti-ganti pekerjaannya, maka barangkali akan

merasa bosan, tetapi akan diperoleh bertambahnya perhatian

sehingga terbiasa dengan pekerjaan baru tersebut.

4. Proses Terjadinya Persepsi

Persepsi mengikuti suatu interaksi rumit yang melibatkan

setidaknya tiga komponen utama (Desmita, 2010, hal. 120), yaitu:

1) Seleksi

Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap

stimulus. Dalam proses ini, struktur kognitif yang telah ada dalam

kepala akan menyeleksi, membedakan data yang masuk dan memilih

data mana yang relevan sesuai dengan kepentingan dirinya. Jadi,

seleksi perseptual ini tidak hanya bergantung pada determinan-

determinan utama dari perhatian―seperti: intensitas (intensity),

kualitas (quality), kesegeraan (suddenness), kebaruan (novelty),

gerakan (movement), dan kesesuaian (congruity) dengan muatan

kesadaran yang telah ada―melainkan juga bergantung pada minat,

kebutuhan-kebutuhan dan nilai yang dianut.

Seleksi merupakan proses dengan cara membedakan,

menyeleksi data oleh indera terhadap stimulus yang sesuai dengan

kepetingan dirianya. Adapun seleksi yang dilakukan tidak hanya

bergantung pada perhatian determinan yang utama, seperti kualitas,

kebaruan, gerakan dan kesesuaian, akan tetapi minat dan kebutuhan-

kebutuhan yang dianut menjadi hal yang bergantung.

2) Penyusunan

Dalam proses terjadinya persepsi individu akan melakukan

organisasi, menata menyederhanakan dan mereduksi kedalam sebuah

pola. Menurut teori gestalt, secara alami suatu individu mempunyai

kecenderungan melakukan sebuah penyederhanaan didalam objek-

objek perseptual yang didapatnya. Adapun prinsip dalam penyusunan

ini didasarkan pada prinsip kemiripan (similarity), prinsip kedekatan

Page 27: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

15

(proximity), prinsip ketertutupan atau kelengkapan (closure), prinsip

searah (direction), dan lain-lain.

3) Penafsiran

Pada proses ini seuatu individu melakukan proses

menerjemahkan sebuah informasi atau stimulus kedalam bentuk

tingkah laku. Dalam prosesnya stimulus yang datang sejak lama

dikaitkan dengan stimulus yang datang kemudian didalam kognitifnya

dikaitkan sehngga tercipta sebuah reaksi.

Toha (2015, hal. 145-147) menjelaskan dalam prosesnya, persepsi

merupakan suatu hal yang kompleks dan interaktif, ada tiga bagian yang

menjelaskan urutan proses terbentuknya persepsi.

1. Stimulus atau situasi yang hadir

Awal muncul persepsi, ketika seseorang dihadapkan dengan

situasi tertentu atau suatu stimulus. Situasi bisa berupa apa saja yang

dapat dirasakan oleh indra tubuh, dapat berupa stimulus, lingkungan,

ataupun kondisi fisik yang menyeluruh.

2. Registrasi

Setelah mendapatkan informasi dari situasi dan stimulus, maka

mulailah tahap selanjutnya mendaftar semua informasi yang terdengar

atau yang terlihat dari penginderaan dan pensarafan.

3. Interpretasi

Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang

amat penting. Dalam prosesnya interpretasi tergantung dari proses

belajar pendalaman (learning), motivasi, dan kepribadian. Setiap

orang akan berbeda proses belajar pendalaman, motivasi dan

kepribadian seseorang akan berbeda, oleh karena itu interpretasi

seseorang akan berbeda satu sama lain.

4. Umpan balik

Page 28: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

16

Dalam tahap terakhir ini persepsi seseorang telah terbentuk

tersendiri. Misalnya saja seorang karyawan yang melihat atasannya

ketika sedang melaporkan hasil kerjanya, kemudian mendapat umpan

balik berupa raut wajah dengan kedua alisnya keatas, bibirnya

mengatup rapat, matanya tidak berkedip, dan suaranya bergumam,

maka karyawan tersebut akan mempersepsikan tidak membawa

kepuasan bagi atasannya.

B. Laboratorium

1. Pengertian Laboratorium

Dalam beberapa kamus kata laboratorium memiliki arti sebagai

berikut: menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007, hal. 621),

Laboratorium merupakan tempat atau kamar yang dilengkapi dengan

peralatan untuk mengadakan percobaan (penyelidikan dan sebagainya).

sedangkan, Kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary, Laboratorium

adalah ruangan atau bangunan yang digunakan penelitian ilmiah,

eksperimen, pengujian, dll. Dalam kamus Cambridge Advanced Leaner’s

Dictionary, Laboratorium adalah sebuah ruangan yang didalamnya

terdapat peralatan ilmiah yang digunakan untuk tes ilmiah atau sebuah

tempat mengajar ilmu pengetahuan atau ruangan yang berisi bahan-bahan

kimia atau obat-obatan farmasi.

Sedangkan secara istilah laboratorium diartikan sebagai berikut:

Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun

pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratroium adalah sebuah ruangan atau

tempat yang dijadikan tempat untuk menguji teoritis, pembuktian

penelitian, pengaplikasian teori, yang menggunakan alat dan bahan kimia

sebagai sarana dan prasarana pendukungnya (Depdiknas, 2002: 26). Selain

itu, didalam Peraturan MenPAN nomor 3 tahun 2010, laboratorium

merupakan tempat pendukung pada lembaga akademik pendidikan yang

didalamnya menggunakan metode keilmuan, baik bersifat terbuka maupun

tertutup, bersifat bergerak, yang dikelola sistematis untuk dilakukan

Page 29: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

17

kegiatan seperti pengujian teoritis, pengukuran kalibrasi, dan tempat

memproduksi dalam skala terbatas.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa laboratorium

adalah sebuah ruangan tertutup atau terbuka yang berfungsi sebagai alat

penunjang lembaga pendidikan atau sebagai tempat pembuatan obat-

obatan dan bahan-bahan kimia yang dialamnya kegiatan berupa

mengaplikasikan teori kelimuan, pengujian teoritis, pengujian pembuktian

penelitian dan sebagainya.

5. Fungsi Laboratorium

Menurut Zulfiani dkk (2009, hal. 166) fungsi sebuah laboratorium

adalah sebuah tempat untuk melakukan praktikum, tempat peragaan,

tempat museum kecil, dan tempat yang dijadikan untuk menyelesaikan

masalah yang digunakan oleh peserta didik. Sedangkan menurut Sofyan

dkk (2006, hal. 83) Laboratorium merupakan tempat yang bersifat

manipulative dan prosedural, yang mana manipulative berarti keterampilan

dalam menggunakan peralatan, sedangkan prosedural keterampilan dalam

mengerjakan sesuai dengan sistematis. Selain itu, fungsi laboratorium

menurut Mastika dkk (2014) adalah untuk mengembangkan konsep-

konsep ilmiah, serta meningkatkan pemahaman ilmiah dan keterampilan

ilmiah

Decaprio (2013, hal. 17-19) laboratorium sebagai tempat kegiatan

riset penelitian, percobaan, pengamatan, dan pengujian memiliki banyak

fungsi diantaranya adalah:

1. Tempat untuk menyeimbangkan teori dan praktik dan menyatukan

keduanya.

2. Memberikan siswa keterampilan kerja ilmiah.

3. Memberikan keberanian bagi para siswa untuk mencari tahu hakikat

kebenaran ilmiah.

4. Menambah keterampilan dan keahlian dalam menggunakan alat atau

bahan yang terdapat di dalam laboratorium.

Page 30: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

18

5. Menumbuhkan rasa ingin tahu bagi para siswa untuk mencari jawaban

dai permasalahan yang mereka dapat.

6. Memupuk rasa percaya diri terhadap apa yang mereka dapatkan ketika

praktikum berlangsung.

7. Sebagai sumber belajar untuk memecahkan masalah

8. Menjadi sarana belajar bagi siswa untuk memahami sesuatu yang

abstrak menjadi sesuatu yang konkret.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan fungsi laboratorium

mencakup tiga aspek penting dalam pendidikan yakni kognitif, afektif dan

psikomotorik. Laboratorium berfungsi kognitif untuk membuktikan atau

mengaplikasikan teori, fungsi afektif melatih bekerja sama, kejujuran dan

rasa bertanggung jawab, fungsi psikomotorik melatih keterampilan

menggunakan dan memanfaatkan alat dan bahan.

6. Lingkungan Belajar Laboratorium Kimia

Lingkungan belajar merupakan salah satu faktor eksternal yang

mempengaruhi pencapaian keberhasilan belajar. Lingkungan yang tepat

akan memudahkan siswa dalam belajar dan mendapatkan hasil yang lebih

baik. Menurut Purwanto (1995, hal. 72) lingkungan (environment)

diartikan semua kondisi yang dapat mempengaruhi tingkah laku,

pertumbuhan, perkembangan atau proses kehidupan seseorang dengan

cara-cara tertentu. Belajar merupakan hasil interaksi dengan lingkungan

sehingga terbentuk perubahan perilaku. (Slameto, 2013, hal. 2).

Kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang zat atau materi,

serta perubahan dari zat atau materi tersebut Chang (2005, hal. 3).

Menurut Mulyasa (2006, hal. 132-133) kimia terdapat dua hal yang tidak

dapat dipisahkan yaitu kimia sebagai produk (fakta, konsep, prinsip,

hukum, dan teori) dan kimia sebagai proses yaitu kerja ilmiah. Dua hal ini

yang mendasar bahwa pelajaran kimia mempunyai dua lingkungan belajar,

pada kimia sebagai produk pembelajaran di laksanakan di kelas dimana

siswa belajar teori-teori, sedangkan kimia sebagai proses pembelajaran

Page 31: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

19

dilaksanakan di laboratorium dimana siswa membuktikan teori-teori yang

telah dipelajari dikelas.

Laboratorium merupakan lingkungan belajar yang sangat penting

dalam pelajaran kimia, Decaprio (2013, hal. 21) mengungkapkan

9. Lingkungan belajar laboratorium dapat membuat aktif siswa karena

didalamnya berupa kegiatan-kegiatan ilmiah.

3. Lingkungan belajar laboratorium dapat mengembangkan keterampilan

proses, keterampilan motorik dan keterampilan ilmiah.

4. Lingkungan belajar laboratorium dapat membuat siswa mandiri aktif

dalam memahami dan mencari keterangan lebih tentang materi yang

dipelajarinya.

Yunita (2009, hal. 20) juga menambahkan bahwa lingkungan

belajar laboratorium memiliki peran sebagai berikut:

1. Membangun pemahaman konsep

2. Membuktikan kebenaran konsep

3. Menumbukan keterampilan proses

4. Meningkatkan motivasi

5. Melatih kemampuan psikomotrik

Dalam pembelajaran kimia tidak hanya kognitif saja yang

dikembangkan dalam belajarnya tetapi afektif dan psikomortik juga

dikembangkan. Hal tersebut agar peserta didik tidak hanya terampil dalam

menggunakan alat-alat di laboratorium tetapi juga pemahaman tentang

konsep-konsep kimia dapat dimengerti. Oleh karena itu Laboratorium

kimia merupakan sarana untuk mengaplikasikan teori-teori kimia yang

telah dipelajari dari kelas kemudian melalui percobaan-percobaan

sederhana dapat membantu peserta didik untuk lebih memahami materi

yang telah didapat dari kelas.

Laboratorium memiliki arti penting bagi siswa, mereka akan

mendapatkan ilmu dan pemahaman yang baru melalui pengalaman yang

Page 32: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

20

telah dilakukan selama dilingkungan laboratorium. Selain itu bagi siswa

lingkungan laboratorium merupakan tempat untuk menguji sebuah teori

yang telah mereka pelajari sebelumnya, teori yang masih bersifat abstrak

menjadi sesuatu yang konkret, dengan itu maka siswa akan tumbuh sikap

positif menjadi termotivasi dan tumbuh rasa ingin tahu.

7. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan Joaquin De Juan & dkk yang berjudul

“Student perceptions of the cell biology laboratory learning

environment in four undergraduate science courses in Spain” yang

dipublikasikan pada februari tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa (1) siswa menilai secara positif lingkungan belajar yang diberikan

untuk praktik biologi, (2) adaptasi instrumen SLEI dalam bahasa Spanyol

adalah instrumen yang valid dan dapat diandalkan untuk mengevaluasi

kepuasan siswa, aktivitas laboratorium, tingkat kerjasama antara siswa dan

guru, dan isi organisasi teoritis dan praktis dan (3) kuesioner mendeteksi

perbedaan persepsi lingkungan belajar berdasarkan jenis kelamin dan

program yang diteliti.

Penelitian yang dilakukan oleh Iyad Dkeidek & dkk yang berjudul

“Assessment of the laboratory learning environment in an inquiry-oriented

chemistry laboratory in Arab and Jewish high schools in Israel” yang

dipublikasikan November 2009. Hasil penelitian perbandingan statistik

kelompok penyelidikan Arab dan Yahudi menunjukkan perbedaan yang

signifikan dalam persepsi actual dan preffered. Dari bagian penelitian

kualitatif, kami menemukan bahwa para guru dan siswa dari sektor Arab

dan Yahudi secara statistik serupa dalam kategori selama tahap

penyelidikan, namun secara statistik berbeda selama fase pra-penyelidikan

laboratorium. Dari wawancara dengan guru dan siswa, terdapat perbedaan

dalam hubungan siswa-guru antara kedua sektor tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Ping Wai KWOK yang berjudul

“Science laboratory learning environments in junior secondary schools”

Page 33: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

21

dipublikasikan pada april 2015. Hasil penelitian menunjukkan

dimensi (1) student cohesiveness menunjukkan bahwa situasi yang

digambarkan dalam item berlangsung cukup sering, (2) untuk dimensi

open-endedness mendapat skor yang terendah dari semua dimensi di SLEI,

siswa tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan dasar laboratorium

untuk melakukan pekerjaan penyelidikan terbuka, (3) dimensi Integartion

menunjukkan hasil tingkat integrasi antara aktivitas laboratorium dan kelas

teori berada pada kategori "Kadang-kadang" atau "Seringkali", (4) dimensi

rule clarity berada pada kategori "Sering" daripada "Kadang-kadang". (5)

dimensi Material Environment menunjukkan peralatan dan material

laboratorium dinilai memadai lebih dekat ke "Sering" daripada "Kadang-

kadang" di lingkungan yang sebenarnya dan yang disukai. Siswa

mengharapkan lingkungan yang lebih baik daripada yang mereka miliki

saat ini.

8. Kerangka Berpikir

Mata pelajaran kimia sebagai bagian dari sains sangat erat

kaitannya dengan proses dan produk. Oleh karena itu, pembelajaran dan

evaluasi mata pelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu

kimia baik sebagai proses maupun produk. Praktikum dalam pelajaran

kimia berfungsi memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk

lebih memahami secara langsung teori-teori pelajaran yang disampaikan

oleh pengajar. Pada pembelajaran kimia siswa tidak hanya dituntut untuk

sekedar mendengarkan teori-teori yang diberikan oleh pengajar namun

juga untuk dapat menerapkannya secara langsung pada kegiatan

praktikum. Mata pelajaran kimia merupakan hubungan timbal balik antara

pelajaran teori, pengetahuan dan pengalaman, sedangkan kegiatan praktik

dapat dikatakan sebagai penghubung antara ketiga faktor tersebut.

Laboratorium menjadi salah satu sumber pembelajaran kimia yang

sangat diperlukan untuk memberikan pengalaman nyata pada siswa,

Page 34: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

22

sebagai salah satu faktor pendukung pembelajaran. Keberadaan

laboratorium kimia di sekolah menengah sudah merupakan suatu

keharusan pada pendidikan sains modern. Pemanfaatan laboratorium kimia

yang efektif akan dapat meningkatkan keberhasilan kegiatan pembelajaran

kimia (Sri, 2008). Oleh sebab itu perlunya dilakukan penelitian terhadap

pengalaman siswa yang telah belajar di laboratorium, pengalaman siswa

menjadi lebih penting dalam mengetahui bagaimana sebenarnya kondisi

lingkungan belajar laboratorium mereka.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen

yang dikembangakan oleh Fraser, McRobbie dan Giddings (1993) yang

disebut juga Science Laboratory Environment Inventory (SLEI), instrumen

ini merupakan instrumen yang dikembangkan khusus untuk menilai

lingkungan kelas laboratorium sains. Didalam instrumen SLEI, terdapat

lima dimensi yang diukur untuk laboratorium. Dimensi ini adalah (1)

student cohesiveness yakni mengukur sejauh mana siswa tahu, membantu

dan saling mendukung satu sama lain., (2) open-endedness yakni

mengukur sejauh mana kegiatan laboratorium menekankan pendekatan

eksperimen yang terbuka dan berbeda. (3) Integration yakni mengukur

luasnya kegiatan laboratorium yang terintegrasi dengan teori yang

diajarkan dikelas., (4) Rule Clarity yakni mengukur sejauh mana kegiatan

di laboratorium dipandu oleh aturan-aturan, dan (5) Material Environment

yakni mengukur alat dan bahan yang terdapat di laboratorium.

Page 35: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 November 2017 sampai

dengan 23 januari tahun 2018. Tempat penelitian dilaksanakan di 6 (Lima)

sekolah SMA/MA Negeri di Kota Tangerang Selatan yaitu: Sekolah MAN 1

Tangerang Selatan, Sekolah SMAN 1 Tangerang Selatan, Sekolah SMAN 3

Tangerang Selatan, SMAN 4 Tangerang Selatan, Sekolah SMAN 8

Tangerang Selatan, Sekolah SMAN 9 Tangerang Selatan.

B. Metode dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Survei sedangkan metodenya yaitu

deskriptif analitis. Menurut Sugiyono (2013, hal 11) metode survei adalah

Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan angket sebagai alat

penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang

dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,

sehingga ditemukan kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel,

sosiologis maupun psikologis.

Metode survei deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2013, hal.

206). Dalam penelitian ini data dan informasi dikumpulkan dari responden

dengan menggunakan kuesioner. Setelah data diperoleh kemudian hasilnya

akan di paparkan secara deskriptif dan pada akhir penelitian akan dianalisis

gambaran tentang fakta-fakta, sifat dan hubungan antar gejala dengan

penelitian penjelasan.

Survei dilakukan dengan melakukan pengamatan untuk mendapatkan

keterangan-keterangan yang jelas terhadap suatu masalah tertentu dalam

Page 36: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

24

suatu penelitian. Penelitian dilakukan secara meluas dan berusaha mencari

hasil yang segera dapat digunakan untuk suatu tindakan yang sifatnya

deskriptif yaitu melukiskan hal-hal yang mengandung fakta yang fungsinya

merumuskan dan melukiskan apa yang terjadi.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,

2010: 173) Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA/MA

Negeri Kota Tangerang Selatan. Jumlah SMA Negeri yang diambil di

kota Tangerang Selatan Sebanyak 5, sedangkan MA Negeri sebanyak 1.

Adapun jumlah seluruh siswa seluruhnya sebanyak penentuan kelas XI

dan sebagai populasi 1079 dan sampel dalam penelitian ini adalah

berdasarkan pertimbangan bahwa kelas XI dianggap lebih

berpengalaman dalam kegiatan laboratorium.

2. Sampel

Arikunto (2010: 174) menjelaskan, sampel merupakan sebagian

atau wakil populasi yang diteliti. Teknik Sampel yang diambil dalam

penelitian ini menggunakan Teknik simple random sampling, yaitu teknik

yang digunakan untuk memperoleh sampel secara random (acak) tanpa

memperhatikan strata dalam populasi (sugiyono, 2012, hal. 120), Dari

hasil pengambilan sampel diperoleh 424 siswa.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

yang diadaptasi kedalam bahasa Indonesia dari kuesioner yang dikembangkan

oleh Fraser, Mrobbie, dan Giddings (1993), instrumen ini terdiri dari 35

pertanyaan, dengan memiliki 5 dimensi yakni, student cohesiveness, (2) open-

endedness (3) Integration (4) Rule Clarity (5) Material Environment. Setiap

pernyataan dari instrumen memiliki alternatif jawaban, Sangat Sering (SS),

Sering (S), kadang-kadang (KK), Jarang (J), Tidak Pernah (TP).

Page 37: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

25

Tabel 3.1 Deskripsi Instrumen Science Laboratory Environment

Inventory (SLEI)

SKALA DESKRIPSI ITEM

1. Student

Cohesiveness

Untuk melihat

pengetahuan siswa,

membantu dan

mendukung satu sama

lain.

1. Siswa di kelas

laboratorium ini bergaul

dengan baik sebagai satu

kelompok. (1)

2. Siswa memiliki sedikit

kesempatan untuk

mengenal satu sama lain

pada saat dilaboratorium.

(6)

3. Anggota kelompok saling

membantu satu sama lain

didalam laboratorium. (11)

4. Siswa di kelas

laboratorium ini saling

mengenal dengan baik.

(16)

5. Siswa saling bergantung

satu sama lain untuk

mendapatkan bantuan

pada saat dilaboratorium.

(21)

6. Butuh waktu lama untuk

mengenal semua orang

dengan nama depannya

pada saat di laboratorium.

(26)

7. Siswa bekerja sama dalam

setiap sesi laboratorium.

(31)

2. Open-

Endness

Melihat sejauh mana

kegiatan laboratorium

menggunakan

pendekatan eksperimen

yang terbuka dan

berbeda.

1. Ada kesempatan bagi

siswa untuk mengejar

kepentingan sains mereka

sendiri di dalam

laboratorium. (2)

2. Di laboratorium ini, kita

diharuskan merancang

eksperimen kita sendiri

untuk memecahkan

masalah yang diberikan.

(7)

3. Dalam sesi laboratorium

Page 38: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

26

kami, siswa yang berbeda

mengumpulkan data yang

berbeda untuk

permasalahan yang sama.

(12)

4. Siswa diperbolehkan

melakukan praktikum

lebih dari biasanya dan

membuat eksperimen

sendiri. (17)

5. Dalam sesi laboratorium,

siswa yang berbeda

melakukan eksperimen

yang berbeda. (22)

6. Siswa memutuskan cara

mereka sendiri selama

percobaan berlangsung.

(32)

3. Integration

Melihat sejauh mana

pengintegrasian

kegiatan laboratorium

dengan teori dikelas.

1. Pembelajaran yang kita

lakukan dikelas tidak

berhubungan apa yang

dilakukan di laboratorium.

(3)

2. Pada saat praktikum,

materi tidak terkait dengan

materi yang sedang

dipelajari dikelas. (8)

3. Tugas kelas kami

berhubungan dengan

kegiatan didalam

laboratorium. (13)

4. Kami menggunakan teori

yang telah dipelajari

dikelas untuk melakukan

praktikum di laboratorium.

(18)

5. Topik yang dibahas dalam

kelas sangat berbeda topik

yang dibahas dalam sesi

laboratorium. (23)

6. Apa yang kita lakukan di

sesi laboratorium

membantu kita memahami

teori yang dibahas di

kelas. (28)

7. Praktikum di laboratorium

Page 39: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

27

tidak terkait dengan

pembelajaran di kelas.

(33)

4. Rule Clarity

Melihat sejauh mana

peraturan yang berjalan

selama kegiatan

laboratorium.

1. Kelas laboratorium kami

memiliki aturan yang jelas

untuk membimbing

aktivitas siswa. (4)

2. Kelas laboratorium ini

agak informal dan sedikit

peraturan yang diterapkan.

(9)

3. Siswa diminta mengikuti

peraturan tertentu di

laboratorium. (14)

4. Ada cara yang ditetapkan

untuk keselamatan kerja di

laboratorium ini. (19)

5. Ada beberapa peraturan

tetap yang harus diikuti

para siswa pada saat sesi

di laboratorium. (24)

6. Guru/instrukur

memberikan arahan

pencegahan kecelakaan

sebelum sesi laboratorium

dimulai. (29)

7. di laboratorium ini

peraturan dijalankan

dengan jelas daripada

peraturan dikelas lainnya.

(34)

5. Material

Environment

Melihat keadaan

laboratorium serta

peralatan dan bahan-

bahan yang memadai.

1. Laboratorium ramai saat

kita melakukan

eksperimen. (5)

2. Peralatan dan bahan yang

dibutuhkan siswa untuk

kegiatan laboratorium

sudah tersedia. (10)

3. Siswa malu melihat

dengan kondisi

penampilan laboratorium.

(15)

4. Peralatan laboratorium

dalam keadaan kurang

berfungsi. (20)

5. Laboratoriumnya panas

Page 40: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

28

dan pengap. (25)

6. Laboratorium adalah

tempat yang menarik

untuk belajar. (30)

7. Laboratorium memiliki

ruang yang cukup untuk

melakukan praktikum

secara individu maupun

kelompok. (35)

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah selesai dikumpulkan selanjutnya dilakukan

pengolahan Data, Teknik pengolahan data dilakukan agar data yang

terkumpul dapat dipahami dengan baik dan benar, adapun dalam pengolahan

data kuesioner menurut Teguh (2005, hal. 171-175) terdapat beberapa

langkah yaitu:

a. Editing

Data yang telah diperoleh berupa daftar pernyataan, pada kegiatan

ini peneliti memeriksa data dengan cara mengumpulkan dan melakukan

koreksi pada hasil kuesioner. koreksi yang dilakukan untuk memilah

dengan cermat kondisi pernyataan seperti kelengkapan dan kejelasan

pengisian jawaban.

b. Scoring

Tahap ini memberikan skor jawaban para responden yang telah

didapat dalam penelitian, setiap pernyataan diberi skor dengan ketentuan

sebagai berikut:

3.2 Tabel skor jawaban kuesioner

Alternatif Jawaban Skor

Positif Negatif

Sangat Sering (SS) 5 1

Sering (S) 4 2

Page 41: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

29

Kadang-kadang (KK) 3 3

Jarang (J) 2 4

Tidak Pernah 1 5

c. Tabulating

Pada tahap ini data pernyataan yang telah di edit dan diberi skor

disusun kedalam bentuk tabel sehingga data yang diperoleh dapat

diketahui maknanya. Adapun isi dalam tabel berupa mean, median,

frekuensi, dan simpangan baku.

Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah tahap pengumpulan

data diselesaikan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis deskriptif, analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan

untuk mendeskripsikan data penelitian sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan atau generalisasi (Sugiyono, 2008, hal. 207).

Page 42: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini didapatkan dari kuesioner Science Learning

Environment Inventory (SLEI) (Fraser, Mcrobbie, dan Giddings, 1993) yang

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kuesioner terdiri dari 5 dimensi

dengan masing-masing terdapat 6-7 butir pernyataan. Dimensi student

cohevsiveness, dimensi open-endedness, dimensi integration, dimensi rule

clarity, dan dimensi material environment. Jumlah semua pernyataan terdapat

35 dengan 5 alternatif jawaban yang terdiri dari Sangat Sering (SS), Sering (S),

Jarang (J), Kadang-kadang (KK), Tidak Pernah (TP). Kuesioner dibagikan

kepada 424 siswa dari 6 sekolah menengah negeri di Tangerang Selatan

diantaranya adalah MAN 1 Tangerang Selatan, SMAN 1 Tangerang Selatan,

SMAN 3 Tangerang Selatan SMAN 4 Tangerang Selatan, SMAN 8 Tangerang

Selatan, SMAN 9 Tangerang Selatan. berikut ini dapat dilihat hasil jawaban

siswa pada masing-masing dimensi:

1. Dimensi Student Cohesiveness

Berdasarkan hasil penelitian persepsi siswa terhadap lingkungan

belajar di laboratorium kimia pada dimensi Student Cohesiveness, dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Page 43: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

31

Tabel 4.1 Nilai Frekuensi Jawaban Siswa Dimensi Student

Cohesiveness

No Dimensi No Butir Pernyataan Frekuensi

SS S J KK TP

1

Student

Cohesiveness

1. Siswa di kelas

laboratorium ini bergaul

dengan baik sebagai satu

kelompok

154 222 42 6 -

2

6*. Siswa memiliki sedikit

kesempatan untuk mengenal

satu sama lain pada saat di

laboratorium

36 87 100 115 86

3

11. Anggota kelompok saling

membantu satu sama lain

didalam laboratorium

146 204 67 7 -

4

16. Siswa di kelas

laboratorium ini saling

mengenal dengan baik

142 233 39 9 1

5

21. Siswa saling bergantung

satu sama lain untuk

mendapatkan bantuan pada

saat di laboratorium

47 171 155 43 8

6

26*. Butuh waktu lama untuk

mengenal semua orang

dengan nama depannya pada

saat di laboratorium

2 21 58 143 200

7

31. Siswa bekerja sama

dalam setiap sesi

laboratorium

126 226 61 10 1

*pernyataan negatif

Page 44: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

32

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat terdapat 7 pernyataan diantaranya 5

pernyataan positif pada butir nomor 1, 11, 16, 21, dan 31 sedangkan

pernyataan negatif pada butir pernyataan nomor 6 dan 26. Dalam dimensi

ini terdapat dua inti yaitu pada pernyataan 11, 21, 31 merupakan

pernyataan berisi tentang kerja sama, sedangkan 1, 6, 16, 26 merupakan

berkaitan dengan mengenal satu sama lain. Secara umum persepsi siswa

terhadap dimensi student cohesivenees berada pada jawaban sering dan

sangat sering.

2. Dimensi Open-endedness

Berdasarkan hasil penelitian persepsi siswa terhadap lingkungan

belajar di laboratorium kimia pada dimensi Open-endedness, dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4. 2 Nilai Frekuensi Jawaban Siswa Dimensi Open-endedness

No Dimensi No Butir Pernyataan Frekuensi

SS S J KK TP

1

Open-

endedness

2. Ada kesempatan bagi

siswa untuk mengejar

kepentingan sains mereka

sendiri di dalam

laboratorium

66 239 102 15 2

2

7. Di laboratorium ini, kita

diharuskan merancang

eksperimen kita sendiri

untuk memecahkan

masalah yang diberikan

25 74 130 105 90

3

12. Dalam sesi

laboratorium kami, siswa

yang berbeda

78 168 132 37 9

Page 45: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

33

mengumpulkan data y2ang

berbeda untuk

permasalahan yang sama

4

17. Siswa diperbolehkan

melakukan praktikum

lebih dari biasanya dan

membuat eksperimen

sendiri

6 17 94 150 157

5

22. Dalam sesi

laboratorium, siswa yang

berbeda melakukan

eksperimen yang berbeda

9 52 122 142 99

6

32. Siswa memutuskan

cara mereka sendiri selama

percobaan berlangsung

9 34 140 129 112

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat secara umum persepsi siswa terhadap

dimensi Open-Endedness menjawab kadang-kadang dan tidak pernah,

hanya terdapat dua butir pernyataan dengan jawaban sering yaitu

pernyataan 3 dan 12. Pernyataan 7, 17, 22, 32 merupakan pernyataan yang

menunjukkan agar siswa secara mandiri menemukan cara mereka sendiri

untuk praktikum, sedangkan 3 dan 12 pernyataan yang berkaitan tentang

kesempatan mereka mengejar kepentingan sains mereka sendiri

3. Dimensi Integration

Berdasarkan hasil penelitian persepsi siswa terhadap lingkungan

belajar di laboratorium kimia pada dimensi Integration, dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4.3 Nilai Frekuensi Jawaban Siswa Dimensi Integration

Page 46: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

34

No Dimensi No Butir Pernyataan Frekuensi

SS S J KK TP

1

Integration

3*. Pembelajaran yang

kita lakukan dikelas tidak

berhubungan apa yang

dilakukan di laboratorium

6 17 82 118 201

2

8*. Pada saat praktikum,

materi tidak terkait dengan

materi yang sedang

dipelajari dikelas

4 10 38 99 273

3

13. Tugas kelas kami

berhubungan dengan

kegiatan di dalam

laboratorium

134 208 67 14 1

4

18. Kami menggunakan

teori yang telah dipelajari

dikelas untuk melakukan

praktikum di laboratorium

148 211 50 13 2

5

23*. Topik yang dibahas

dalam kelas sangat

berbeda topik yang

dibahas dalam sesi

laboratorium

6 21 96 168 133

6

28. Apa yang kita lakukan

di sesi laboratorium

membantu kita memahami

teori yang dibahas di kelas

154 188 70 11 1

7

33*. Praktikum di

laboratorium tidak terkait

dengan pembelajaran di

3 14 51 118 238

Page 47: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

35

kelas

*pernyataan negatif

Dari Tabel 4.3 dapat dilihat terdapat 7 pernyataan dengan 4

pernyataan negatif pada 3, 8, 23 dan 33, sedangkan pernyataan positif 13,

18 ,dan 28. Secara umum persepsi siswa terhadap teori yang dipelajari

berintegrasi dengan baik terhadap praktikum yang mereka lakukan. Jumlah

terbesar frekuensi menjawab siswa pada jawaban sering dan sangat sering,

sedangkan pada pernyataan negatif jumlah frekuensi jawaban siswa pada

kadang-kadang dan tidak pernah.

4. Dimensi Rule Clarity

Berdasarkan hasil penelitian persepsi siswa terhadap lingkungan

belajar di laboratorium kimia pada dimensi Rule Clarity, dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4.4 Nilai Frekuensi Jawaban Siswa Dimensi rule clarity

No Dimensi No Butir Pernyataan Frekuensi

SS S J KK TP

1

Rule

Clarity

4. Kelas laboratorium kami

memiliki aturan yang jelas

untuk membimbing

165 203 39 15 2

2

9*. Kelas laboratorium ini

agak informal dan sedikit

peraturan yang diterapkan

7 26 99 163 129

3

14. Siswa diminta

mengikuti peraturan

tertentu di laboratorium

215 180 27 1 1

4

19. Ada cara yang

ditetapkan untuk

keselamatan kerja di

164 187 48 24 1

Page 48: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

36

laboratorium ini

5

24. Ada beberapa peraturan

tetap yang harus diikuti

para siswa pada saat sesi di

laboratorium

150 219 43 9 3

6

29. Guru/instrukur

memberikan arahan

pencegahan kecelakaan

sebelum sesi laboratorium

dimulai

187 166 51 16 4

7

34. di laboratorium ini

peraturan dijalankan

dengan jelas daripada

peraturan dikelas lainnya

50 175 148 38 13

*pernyataan negatif

Dari Tabel 4.4 dapat dilihat 7 pernyataan terdiri dari 1 pernyataan

negatif pada buti 9, secara umum persepsi siswa terhadap aturan di

lingkungan laboratorium mereka berjalan baik, dapat dibuktikan pada tabel

jumlah frekuensi jawaban siswa pada sering dan sangat sering, sedangkan

pada pernyataan negatif nomor 9 jawaban siswa lebih banyak menjawab

kadang-kadang atau tidak pernah.

5. Dimensi Material Environment

Berdasarkan hasil penelitian persepsi siswa terhadap lingkungan

belajar di laboratorium kimia pada dimensi Material Environment, dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Nilai Frekuensi Jawaban Siswa Dimensi Material

Environment

Page 49: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

37

No Dimensi No Butir Pernyataan Frekuensi

SS S J KK TP

1

Material

Environment

5. Laboratorium ramai

saat kita melakukan

eksperimen

108 159 118 33 6

2

10. Peralatan dan

bahan yang

dibutuhkan siswa

untuk kegiatan

laboratorium sudah

tersedia

151 173 64 35 1

3

15*. Siswa malu

melihat dengan

kondisi penampilan

laboratorium

13 35 120 113 143

4

20*. Peralatan

laboratorium dalam

keadaan kurang

berfungsi

9 45 139 161 70

5 25*. Laboratoriumnya

panas dan pengap 42 65 110 77 130

6

30. Laboratorium

adalah tempat yang

menarik untuk belajar

147 161 82 27 7

7

35. Laboratorium

memiliki ruang yang

cukup untuk

melakukan praktikum

secara individu

maupun kelompok

122 189 67 43 3

Page 50: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

38

Dari Tabel 4.5 dapat dilihat secara umum persepsi siswa terhadap

dimensi material environment berada pada jawaban sering dan sangat

sering, dari 7 pernyataan terdapat 3 pernyataan negatif pada butir 15, 20,

25. Pada dimensi ini terdapat dua inti yaitu tentang bagaimana kondisi

laboratorium (5, 15, 25, 30, 35) dan ketersediaan alat-alat dan bahan (10,

20).

B. Pembahasan

Kegiatan di laboratorium merupakan kegiatan yang sangat penting

dilakukan karena pembelajaran sains lebih menekankan pada kemampuan

dasar kerja ilmiah, menurut Rustaman (2007, hal. 15 ) hakikat sains adalah

produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap ilmiah, maka penting untuk dilihat

langsung bagaimana persepsi siswa mengalami langsung kegiatan tersebut,

seperti yang dikemuakan Rakhmat (2001, hal. 51) bahwa persepsi merupakan

pengalaman atau peristiwa yang telah dialami sehingga dapat menyimpulkan

informasi, dari sudut pandang ini maka dapat dilakukan bagaimana secara

keseluruhan bagaimana lingkungan belajar mereka ketika di dalam

laboratorium. Fraser, Mcrobbie, dan giddings (1993) mengembangkan

instrumen untuk memudahkan mengukur persepsi siswa terhadap lingkungan

laboratorium, terdapat 5 dimensi yakni, student cohesiveness, (2) open-

endedness (3) Integration (4) Rule Clarity (5) Material Environment. Dari 5

dimensi ini merupakan cukup untuk mengetahui seluruh kegiatan yang

dilakukan ketika didalam lingkungan laboratorium.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa persepsi siswa terhadap

lingkungan laboratorium kimia dalam keadaan beragam, untuk setiap aspek

dimensi dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Student Cohesiveness

Student cohesiveness merupakan dimensi yang membahas apa

yang siswa ketahui tentang bantuan dan dukungan yang mereka dapat

terhadap satu sama lain. kegiatan di laboratorium merupakan kegiatan

yang dilakukan berkelompok-kelompok, seperti diketahui disekolah

Page 51: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

39

siswa dibagi menjadi beberapa grup, dengan grup tersebut mereka

melakukan pekerjaan dengan saling bekerja sama. Menurut Decaprio

(2013:19) bahwa laboratorium merupakan sarana bagi siswa tidak hanya

untuk mengembangkan ranah kognitif dan psikomotorik tetapi juga ranah

afektif. oleh karena itu kegiatan ini menciptakan sebuah interaksi dan

komunikasi satu sama lain agar mereka dapat menyelesaikan tugas

mereka.

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.1 frekuensi jawaban

siswa dapat diuraikan sebagai berikut. Pada pernyataan 1, 6*, 16, 26*

merupakan pernyataan yang berkaitan tentang mereka mengenal dengan

satu sama lain. Pada setiap pernyataan jumlah frekuensi jawaban

terbanyak pernyataan 1 sering (222), pernyataan 16 sering (233),

sedangkan pernyataan negatif 6* kadang-kadang (115), pernyataan 26*

tidak pernah (200), hasil ini menunjukkan bahwa siswa sudah mengenal

dan bergaul dengan baik satu sama lain. Sedangkan pada perrnyataan 11,

21, dan 31 merupakan pernyataan yang berkaitan dengan mereka saling

bekerja sama, jawaban terbanyak pada pernyataan masing-masing adalah

pernyataan 11 sering (204), pernyataan 21 sering (171), pernyataan 31

sering (221). Hal ini menujukan mereka saling sering bekerja sama

dengan baik didalam laboratorium. Hal ini terjadi disebabkan sampel

peneliti merupakan kelas 11 SMA, sehingga mereka sudah mengenal satu

sama lain selama 1 tahun mereka belajar.

Dari hasil penelitian menunjukkan dimensi student coheisveness

dalam keadaan baik, ini merupakan hasil yang positif. menurut Perry &

Miller (2019) kegiatan bekerja sama antar sesama siswa dapat

mempengaruhi performa belajar mereka, semakin positif interaksi

mereka semakin bagus performa belajar mereka. Begitu juga dengan

Dornyei (1994) dalam penelitiannya mereka mengklaim bahwa dalam

grup kohesi merupakan aspek yang penting dalam lingkungan belajar

Page 52: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

40

dikarenakan dapat menumbuhkan motivasi dan kepercayaan diri dalam

belajar.

2. Open-endedness

Open endedness merupakan dimensi yang menggambarkan

melihat sejauh mana siswa diberikan kebebasan dalam mengembangkan

eksperimen mereka sendiri. Dalam permendikbud No. 65 tahun 2013

dimensi open-endedness memiliki kesesuaian prinsip dengan kurikulum

2013 yaitu siswa adalah pusat pembelajaran dimana siswa tidak

diberitahu melainkan mencari tahu, oleh karena itu siswa dituntut untuk

memecahkan masalah sendiri dengan kemampuan mereka sendiri. Selain

itu menurut penelitian Rahman (2011) pembelajaran opendended di

laboratorium meningkatkan inovasi dan kreatifitas mereka dalam

menyelesaikan pemecehan masalah.

Berdasarkan dari hasil penelitian pada Tabel 4.2, Pada pernyataan

7, 17, 22, dan 32 merupakan pernyataan yang berkaitan dengan agar

siswa secara mandiri menemukan cara mereka sendiri untuk praktikum,

jumlah terbesar frekuensi jawaban siswa masing-masing adalah 7 jarang

(130), 17 tidak pernah (157), 22 kadang-kadang (142), 32 jarang (140).

Hasil ini menunjukkan jawaban siswa berada pada jarang dan kadang-

kadang, jika dilihat pada tabel jawaban sering dan sering sangat kecil

sekali dibanding dengan jawaban jarang dan kadang-kadang.

Nilai rendah ini juga sama terjadi pada kasus di Hongkong,

Taiwan, Korea and Singapore (Kwok 2015; Tsai, 2003s; Lee & Fraser

2002; Wong & Fraser 1996). Nilai terendah didapatkan dikarenakan

sistem belajar di laboratorium masih secara tradisional menerapkan

model (cook-book) model ini memiliki prosedur langkah-langkah

percobaan pada sebuah modul yang harus diikuti oleh siswa ketika

melakukan praktikum, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan

eksperimen terbuka untuk mendapatkan hasil yang telah ditentukan.

Page 53: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

41

Selain itu juga tidak memungkinkan untuk melakukan percobaan terbuka

karena siswa belum memiliki kemampuan dasar dan pengetahuan

pekerjaan laboratorium.

3. Integration

Integration merupakan dimensi untuk melihat sejauh mana

pengintegrasian teori yang telah dipelajari di kelas dengan kegiatan

laboratorium. Laboratorium adalah tempat yang dirancang untuk

pengajaran pengetahuan yang telah didapat diruang kelas yang masih

belum dipahami atau abstrak berupa teori-teori. Akan lebih baik apabila

siswa membuktikan sendiri melalui kegiatan di laboratorium. Sehingga

proses ini akan lebih dipahami oleh siswa dikarenakan peserta didik akan

secara aktif membangun pengetahuannya melalui itu. Dengan demikian

laboratorium akan sangat berfungsi sebagai tempat belajar. Menurut

Mulyasa (2006, hak. 132-133) bahwa ada dua hal yang berkaitan dengan

kimia yang tidak dapat dipisahkan, yaitu kimia sebagai produk

(pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan

teori) dan kimia sebagai proses yaitu kerja ilmiah.

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.3 terdapat 7 pernyataan

yang terdiri 3 pernyataan positif dan 4 pernyataan negatif. Pada

pernyataan positif rata-rata jumlah terbesar frekuensi jawaban siswa pada

sering dan sangat sering, sedangkan pada pernyataan negatif rata-rata

jumlah terbesar frekuensi jawaban siswa pada kadang-kadang dan tidak

pernah. Hasil tersebut menunjukkan integrasi kimia terhadap

laborartorium berjalan dengan baik. Pengintrasian teori dan praktik

merupakan hal yang penting dilakukan, Menurut Decaprio (2013:17)

bahwa laboratorium merupakan tempat menyeimbangkan antara teori dan

praktik, teori adalah pijakan (dasar) sedangkan praktik akan menguatkan

argumentasi teori, keduanya harus saling berkaitan. Pengintegrasian ini

juga penting agar terjadi kesinambungan dan koneksi apa yang telah

Page 54: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

42

dipelajari siswa dikelas dengan apa yang telah dipelajari di lingkungan

laboratorium.

4. Rule Clarity

Rule clarity merupakan dimensi untuk melihat sejauh mana

peraturan yang berjalan selama kegiatan laboaratorium. Pada dimensi

rule clarity ini penting selain untuk mengatur tata tertib para siswa,

laboratorium sebagai tempat eksperimen merupakan tempat yang juga

rentan untuk terjadi sebuah kecelakaan. Didalamnya juga terdapat bahan-

bahan berbahaya serta mudah bereaksi. Maka dengan aturan yang jelas

ini diharapkan tidak terjadi kecelakaan baik bersifat administratif

maupun kecelakaan bersifat fisik. Oleh karena itu peraturan menjadi alat

agar tercipta kondisi yang aman didalam laboratorium. Menurut

Decaprio (2013: 73) secara garis besar kecelakaan di laboratorium dapat

bersumber dari beberapa alasan pokok yakni: 1. Kurangnya pengetahuan

dan pemahaman tetantang penggunaan bahan-bahan selama proses

berlangsung. 2. Kurang jelasnya petunjuk kegiatan laboratoirum, 3.

Kurangnya bimbingan dan pengawasan, 4. Para pengguna laboratoium

tidak mengikuti petunjuk dan aturan.

Dari hasil penelitian pada tabel 4.4 diketahui terdapat 7

pernyataan dengan 1 pernyataan negatif, persepsi siswa terhadap dimensi

rule claritiy rata-rata jumlah terbanyak frekuensi jawaban siswa ada pada

sangat sering dan sering, sedangkan pada pernyataan negatif pada butir 9

frekuensi siswa terbanyak jawaban siswa pada kadang-kadang, hal ini

menunjukkan peraturan yang diterapkan dan kejelasan didalam

lingkungan laboratorium berjalan dengan baik. Menurut Kwok (2015)

dalam penelitiannya terdapat korelasi antara dimensi open-endedned

dengan rule clarity, menurutnya jika open-endedness diterapkan maka

berarti rule clarity menjadi lebih longgar sehingga memungkinkan siswa

untuk menerapkan kebebasan metode dalam praktikumnya. Namun

dalam hal ini cukup beresiko dikarenakan sedikitnya tata tertib dapat

Page 55: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

43

meningkatkan risiko kecekalakaan, oleh karena itu guru umumnya

cenderung agak ketat dalam menegakkan peraturan keselamatan untuk

mengantisipasi dari kecelakaan laboratorium.

5. Material Environment

Dimensi Material Environment merupakan dimensi untuk melihat

bagaimana persepsi siswa terhadap keadaan laboratorium serta peralatan

dan bahan-bahan menunjang jalannya praktikum. Laboratorium

merupakan salah satu sarana pembelajaran pembuktian teori yang masih

bersifat abstrak, maka dari itu kondisi, bahan-bahan, serta peralatan

dalam laboratorium harus terjaga dengan baik agar mendukung

peningkatan kualitas pembelajaran. Seperti yang diungkapkan Decaprio

(2013) bekerja dilabortorium bukan tidaklah sama dengan bekerja pada

tempat lain, karena di dalam laboratorium adalah tempat dilakukannya

riset yang berupa eskperimen, pengukuran, ataupun pelatihan ilmiah.

Umumnya laboratorium dirancang untuk melakukan kegiatan-kegaitan

tersebut secara terkendali.

Dari hasil penelitian pada Tabel 4.5 terdapat 4 pernyataan positif

dan 3 pernyataan negatif, pada dimensi ini terdapat dua inti yaitu tentang

kondisi ruangan lingkungan laboratorium dan alat dan bahan

laboratorium. jika diuraikan kondisi laboratorium tergambar pada

beberapa pernyataan berikut, pernyatan 5 dengan jumlah jawaban

terbanyak sering (159), pernyataan 15* jumlah jawaban terbanyak tidak

pernah (143), pernyataan 25* jumlah jawaban terbanyak tidak pernah

(130), pernyataan 30 jumlah jawaban terbanyak (161) sering dan 35

jumlah pernyataan terbanyak sering (189). Hasil ini menunjukkan kondisi

laboratorium dalam keadaan baik, laboratorium dalam keadaan tidak

panas dan pengap serta terdapat ruang yang cukup untuk melakukan

eksperimen.

Sedangkan pada alat dan bahan di laboratorium tergambar pada

pernyataan 10 dengan jumlah jawaban terbanyak sering (173) dan 20*

jumlah jawaban terbanyak kadang-kadang (161). Hasil ini menunjukkan

Page 56: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

44

kondisi alat dan bahan yang dibutuhkan siswa tersedia dan berfungsi

dengan baik. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Purbandi (2019) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa presentase

kesiapan alat dan bahan laboratorium di SMA Negeri Se-Kota Tangerang

Selatan sebesar 83,66% dalam keadaan siap. Selain itu menurut Katcha

& Wushishi (2015) dalam penelitiannya bahwa kelengkapan peralatan

yang memadai di laboratorium dapat meningkatkan keaktifan siswa

berpartisipasi terlibat langsung dalam praktikum, sedangkan Geleta

(2016) dalam penelitiannya menemukan terdapat pengaruh antara

kelengkapan dan kesiapan peralatan laboratorium terhadap prestasi

belajar, semakin rendah kelengkapan dan kesiapan peralatan

laboratorium semakin rendah prestasi belajar.

Page 57: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

45

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh

kesmpulan:

1. Persepsi siswa terhadap lingkungan belajar laboratorium berdasarkan

pada setiap dimensi berada dalam kondisi baik.

2. Hasil kuesioner pada seluruh dimensi tertinggi pada dimensi student

cohesveness.

3. Hasil kuesioner pada seluruh dimensi hasil terendah diperoleh pada

dimensi opend-endeness dengan banyaknya jumlah jawaban tidak

pernah, jarang, dan kadang-kadang.

B. Saran

1. Pada hasil penelitian hasil dimensi open-endedness berada dalam hasil

terendah dari dimensi lainnya, kepada pihak guru untuk mencoba

memberikan metode yang tepat ketika berada di laboratorium agar

eksperimen proses belajar menjadi student center.

2. Kepada pihak sekolah agar lebih mempertahankan kondisi belajar

laboratorium saat ini agar lebih tercipta suasana belajar yang berkualitas

dan bagus.

3. Peneliti lanjutan, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

rujukan bagi penelitian berikutnya mengenai laboratorium kimia di

sekolah.

Page 58: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

46

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, N. (2016). Laboratorium Sebagai Sarana Pembelajaran Kimia dalam

Meningkatkan Pengetahuan dan Ketrampilan Kerja Ilmiah. Jurnal Zarah,

4(1), 1–8. https://ojs.umrah.ac.id/index.php/zarah/article/view/135/138

Brittland K, DeKorver, & Marcy. (2015). General Chemistry Students Goals for

Chemistry Laboratory Coursework. Journal of Chemical Education, 92(12),

2031–2037. https://doi.org/10.1021/acs.jchemed.5b00463

Chang, R. (2005). kimia Dasar Konsep-konsep Inti (Ketiga). Erlangga.

Decaprio, R. (2013). Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Diva Press.

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Pengembangan Sistem Pendidikan.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. PT. Remaja

Rosdakarya.

Dohn, N. B., Fago, A., Overgaard, J., Madsen, P. T., & Malte, H. (2016).

Students’ motivation toward laboratory work in physiology teaching. Adv

Physiol Educ, 40, 313–318.

https://journals.physiology.org/doi/pdf/10.1152/advan.00029.2016

Drever, J. (1988). Kamus Psikologi. Bina Aksara.

Emda, A. (2014). Laboratorium Sebagai Sarana Pembelajaran Kimia dalam

Meningkatkan Pengetahuan dan Ketrampilan Kerja Ilmiah. 2(2), 218–229.

Fraser, B. J., McRobbie, C. J., & Giddings, G. J. (1993). Development and cross-

national validation of a laboratory classroom environment instrument for

senior high school science. Science Education, 77(1), 1–24.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1002/sce.3730770102

Galloway, K. R., & Bretz, S. L. (2015). Development of an Assessment Tool To

Measure Students’ Meaningful Learning in the Undergraduate Chemistry

Laboratory. Journal of Chemical Education, 92(7), 1149–1158.

Page 59: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

47

https://doi.org/10.1021/ed500881y

Handayani, M. (2018). Pemanfaatan Sarana Laboratorium di SMA yang telah dan

belum Melaksanakan Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan,

3(2), 117–131.

http://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/download/658/44

9

Hofstein, A. (2004). The laboratory in chemistry education: Thirty years of

experience with developments, implementation, and researchNo Title. 5(3),

247–264.

http://www.chem.uoi.gr/cerp/2004_October/pdf/06HofsteinInvited.pdf

Katcha, M. ., & Wushishi, D. . (2015). Effects of laboratory equipment on

secondary schoolstudents’ performance and attitude change to

biologylearning in federal capital territory, Abuja, Nigeria. Journal of

Education Research and Behavioral Sciences, 4(9), 250–256.

http://apexjournal.org/jerbs/archive/2015/Sep/fulltext/Katcha and

Wushishi.pdf

Kejela Geleta, T. (2016). The upshot of availability and utilization of Science

laboratory inputs on students’ academic achievement in high school Biology,

Chemistry and Physics in Ilu Abba Bora Zone, Southwestern Ethiopia.

www.ijsrp.org

Kelly, perry & miller, philip. (2019). The impact of group cohesion on key

success measures in higher education. Journal of Further and Higher

Education.

https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/0309877X.2019.1594727?src

=recsys&journalCode=cjfh20

Kwok, P. W. (2015). Science laboratory learning environments in junior

secondary schools. Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching,

16(9). https://www.ied.edu.hk/apfslt/download/v16_issue1_files/kwokpw.pdf

Page 60: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

48

Luh Sami Asih ., Wayan Muderawan, I. W. karyasa. (2013). Analisis Standar

Laboratorium Kimia dan Efektivitasnya terhadap Capaian Kompetensi

Adaptif di SMK Negeri 2 Negara. 3(2). http://oldpasca.undiksha.ac.id/e-

journal/index.php/jurnal_ipa/article/view/802

Lunetta, A. H. V. N. (2004). The laboratory in science education: Foundation for

the 21st century. 28-54, 88. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/The

laboratory in science education: Foundation for the 21st century. Science

Education

Mastika, N., Adnyana, B. P., & Setiawan, G. N. A. (2014). Analisis Standarisasi

Laboratorium Biologi dalam Proses Pembelajaran di Sma Negeri Kota

Denpasar. 4. http://pasca.undiksha.ac.id/e-

journal/index.php/jurnal_ipa/article/download/1077/825

Mulyana, D. (2010). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT. Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2006). Kurikulum tingkat satuan pendidikan : sebuah panduan

praktis. Remaja Rosda Karya.

Mutmainah, N., & Fauzi. (1999). Psikologi Komunikasi. Universitas Terbuka.

Nuha, D. F., Haryono, & Mulyani, dan B. (2015). Kontribusi Laboratorium

terhadap Pembelajaran Kimia SMA. Jurnal Pendidikan Kimia, 4(1).

https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia/article/view/5166/3652#

Nuryani Y. Rustaman, D. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. UPI.

Oxtoby, D. W. (2001). Prinsip-prinsip Kimia Modern (4th ed.). Erlangga.

Perception. (2018). in oxforddictionaries.com.

https://en.oxforddictionaries.com/definition/perception

Purbandi, tri bagus. (2019). Analisis Kesipan Laboratorium Kimia dalam

Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 pada Kelas XI di SMA Negeri SE-

KOTA Tangerang Selatan.

Purwanto, M. N. (1995). Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis. Remaja Rosda

Page 61: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

49

Karya.

R, K., Galloway, Malakpa, Z., & Bretz, S. L. (2016). Investigating Affective

Experiences in the Undergraduate Chemistry Laboratory: Students’

Perceptions of Control and Responsibility. Journal of Chemical Education,

93(2), 227–238. https://doi.org/10.1021/acs.jchemed.5b00737

Rahman, N. A., Kofli, N. T., Takriff, M. S., & Abdullah, S. R. S. (2011). Learning

Environments and Ecosystems in Engineering Education Session

Comparative Study between Open Ended Laboratory and Traditional

Laboratory. IEEE EDUCON Education Engineering.

https://www.researchgate.net/publication/224238603_Comparative_study_be

tween_open_ended_laboratory_and_traditional_laboratory

Rahmiyati, S. (2008). Keefektifan Pemanfaatan Laboratorium di Madrasah

Aliyah Yogyakarta. 1.

http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/viewFile/1420/1208

Rakhmat, J. (2001). Psikolgi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya.

Rivai, V. (2007). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (2nd ed.). PT. Raja

Grafindo Persada.

Robbins, S. P. (2002). Prinsip-prinsip prilaku organisasi. Erlangga.

Rusman. (2017). Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

PendidikanNo Title. Prenada Media Group.

Sabri, A. (1993). Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan. Pedoman ilmu

Jaya.

Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di sekolah dasar. Indeks.

Sari, Dayana, D., & Farida, I. (2018). Analisis Profil Manajemen Laboratorium

dalam Pembelajaran Kimia di SMA Wilayah Sumedang. Jurnal Tadris

Kimiya, 3(1), 73–82. https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/tadris-

kimiya/article/view/2593/pdf

Page 62: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

50

Sarwono, S. W. (2013). Pengantar Psikologi Umum. Rajawali Press.

Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. PT. Rineka

Cipta.

Sofyan, A., Feronika, T., & Milama, B. (2006). Evaluasi Pembelajaran IPA

Berbasis Kompetensi. UIN Jakarta Press.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatn. EGC.

Teguh, M. (2005). Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi. Raja

Grafindo Persada.

Thoha, M. (2015). Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Rajawali

Press.

Tsai, C.-C. (2003). Taiwanese science students’ and teachers’ perceptions of the

laboratory learning environments: exploring epistemological gaps.

International Journal of Science Education, 25(7), 847–860.

https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09500690305031

Wonorahardjo, S. (2010). Dasar-dasar Sains : Menciptakan Masyarakat Sadar

Sains. PT. Indeks.

Yunita. (2009). Panduan Pengelolaan Laboratorium Kimia. CV. Insan Mandiri.

Yunita. (2013). Panduan Pengelolaan Laboratorium Kimia. CV. Insan Mandiri.

Zulfiani, Fernika, T., & Suartini, K. (2009). Strategi Pembelajaran Sains.

Lembaga Penelitian UIN Jakarta.

Page 63: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

51

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

Page 64: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

52

Page 65: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

53

Page 66: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

54

Page 67: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

55

Page 68: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

56

Page 69: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

57

Lampiran 2. Surat Keterangan penelitian Sekolah

Page 70: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

58

Page 71: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

59

Page 72: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

60

Page 73: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

61

Page 74: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

62

Page 75: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

63

Lampiran 3. Instrumen Penelitian

Page 76: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

64

Page 77: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

65

Lampiran 4. Validasi 1 Instrumen

Page 78: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

66

Page 79: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

67

Page 80: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

68

Page 81: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

69

Lampiran 5. Validasi 2 Instrumen

Page 82: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

70

Page 83: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

71

Page 84: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

72

Page 85: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

73

Page 86: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

74

Lampiran 6. Uji referensi

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Muhamad Yusup Sartono

NIM : 1113016200004

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Kimia

Judul Skripsi : Persepsi Siswa SMA/MA terhadap

Lingkungan Belajar Laboratorium Kimia di

Kota Tangerang Selatan

Pembimbing I : Nanda Saridewi, M.Si

Pembimbing II : Salamah Agung, Ph.D

N

No. Referensi

Paraf

Pembimbing

I II

BAB I

1. Wonorahardjo, S. (2010). Dasar-dasar Sains :

Menciptakan Masyarakat Sadar Sains. PT. Indeks...hal 11

2. Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di sekolah dasar.

Indeks..hal 1

3.

Rusman. (2017). Belajar dan Pembelajaran Berorientasi

Standar Proses PendidikanNo Title. Prenada Media

Group.... hal 88

4. Oxtoby, D. W. (2001). Prinsip-prinsip Kimia Modern (4th

Page 87: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

75

ed.). Erlangga.... hal 4

5. Yunita. (2009). Panduan Pengelolaan Laboratorium

Kimia. CV. Insan Mandiri. hal 3

6.

Mulyasa, E. (2006). Kurikulum tingkat satuan

pendidikan : sebuah panduan praktis. Remaja Rosda

Karya. Hal.. 132-133

7.

Galloway, K. R., & Bretz, S. L. (2015). Development of

an Assessment Tool To Measure Students’ Meaningful

Learning in the Undergraduate Chemistry Laboratory.

Journal of Chemical Education, 92(7), 1149–1158.

8.

Hofstein, A. (2004). The laboratory in chemistry

education: Thirty years of experience with developments,

implementation, and researchNo Title. 5(3), 247–264.

9.

Brittland K, DeKorver, & Marcy. (2015). General

Chemistry Students Goals for Chemistry Laboratory

Coursework. Journal of Chemical Education, 92(12),

2031–2037.

10.

Hofstein, A. (2004). The laboratory in chemistry

education: Thirty years of experience with developments,

implementation, and researchNo Title. 5(3), 247–264.

11.

R, K., Galloway, Malakpa, Z., & Bretz, S. L. (2016).

Investigating Affective Experiences in the Undergraduate

Chemistry Laboratory: Students’ Perceptions of Control

and Responsibility. Journal of Chemical Education, 93(2),

227–238.

12. Lunetta, A. H. V. N. (2004). The laboratory in science

education: Foundation for the 21st century. 28-54, 88.

13.

Emda, A. (2014). Laboratorium Sebagai Sarana

Pembelajaran Kimia dalam Meningkatkan Pengetahuan

dan Ketrampilan Kerja Ilmiah. 2(2), 218–229.

Page 88: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

76

14.

Rusman. (2017). Belajar dan Pembelajaran Berorientasi

Standar Proses PendidikanNo Title. Prenada Media

Group. hal..422

15. Rahmiyati, S. (2008). Keefektifan Pemanfaatan

Laboratorium di Madrasah Aliyah Yogyakarta.

16

Luh Sami Asih ., Wayan Muderawan, I. W. karyasa.

(2013). Analisis Standar Laboratorium Kimia dan

Efektivitasnya terhadap Capaian Kompetensi Adaptif di

SMK Negeri 2 Negara. 3(2).

17

Nuha, D. F., Haryono, & Mulyani, dan B. (2015).

Kontribusi Laboratorium terhadap Pembelajaran Kimia

SMA. Jurnal Pendidikan Kimia, 4(1).

18

Adriani, N. (2016). Laboratorium Sebagai Sarana

Pembelajaran Kimia dalam Meningkatkan Pengetahuan

dan Ketrampilan Kerja Ilmiah. Jurnal Zarah, 4(1), 1–8.

19

Sari, Dayana, D., & Farida, I. (2018). Analisis Profil

Manajemen Laboratorium dalam Pembelajaran Kimia di

SMA Wilayah Sumedang. Jurnal Tadris Kimiya, 3(1), 73–

82.

20

Handayani, M. (2018). Pemanfaatan Sarana Laboratorium

di SMA yang telah dan belum Melaksanakan Kurikulum

2013. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 3(2), 117–131.

21

Fraser, B. J., McRobbie, C. J., & Giddings, G. J. (1993).

Development and cross-national validation of a laboratory

classroom environment instrument for senior high school

science. Science Education, 77(1), 1–24.

22

Kwok, P. W. (2015). Science laboratory learning

environments in junior secondary schools. Asia-Pacific

Forum on Science Learning and Teaching, 16(9).

BAB II

Page 89: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

77

1. Perception. (2018). in oxforddictionaries.com.

https://en.oxforddictionaries.com/definition/perception

2. Drever, J. (1988). Kamus Psikologi. Bina Aksara. hal 388

3. Mutmainah, N., & Fauzi. (1999). Psikologi Komunikasi.

Universitas Terbuka. hal 70

4. Rivai, V. (2007). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi

(2nd ed.). PT. Raja Grafindo Persada. hal 359

5. Sabri, A. (1993). Pengantar Psikologi Umum &

Perkembangan. Pedoman ilmu Jaya. hal 45

6. Thoha, M. (2015). Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan

Aplikasinya. Rajawali Press 142

7. Rakhmat, J. (2001). Psikolgi Komunikasi. PT. Remaja

Rosdakarya. hal 51

8. Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatn. EGC hal

94

9. Mulyana, D. (2010). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.

PT. Rosdakarya. hal 184-191

10. Robbins, S. P. (2002). Prinsip-prinsip prilaku organisasi.

Erlangga. hal 14

11. Rakhmat, J. (2001). Psikolgi Komunikasi. PT. Remaja

Rosdakarya.hal 55-57

12. Thoha, M. (2015). Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan

Aplikasinya. Rajawali Press.hal 149-157

13. Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik.

PT. Remaja Rosdakarya. 120

14. Thoha, M. (2015). Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan

Aplikasinya. Rajawali Press.Toha 145-147

15. Kbbi hal 621

16. Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Pengembangan

Sistem Pendidikan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar

Page 90: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

78

dan Menengah. hal 6

17.

Zulfiani, Fernika, T., & Suartini, K. (2009). Strategi

Pembelajaran Sains. Lembaga Penelitian UIN Jakarta. hal

166

18.

Sofyan, A., Feronika, T., & Milama, B. (2006). Evaluasi

Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. UIN Jakarta

Press hal 83

19.

Mastika, N., Adnyana, B. P., & Setiawan, G. N. A.

(2014). Analisis Standarisasi Laboratorium Biologi dalam

Proses Pembelajaran di Sma Negeri Kota Denpasar.

20. Decaprio, R. (2013). Tips Mengelola Laboratorium

Sekolah. Diva Press. hal 17-19

21. Purwanto, M. N. (1995). Ilmu Pendidikan Teoritis Dan

Praktis. Remaja Rosda Karya. hal 72

22. Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhinya. PT. Rineka Cipta. hal 2

23. Chang, R. (2005). kimia Dasar Konsep-konsep Inti

(Ketiga). Erlangga. hal 3

24.

Mulyasa, E. (2006). Kurikulum tingkat satuan

pendidikan : sebuah panduan praktis. Remaja Rosda

Karya. hal 132-133

25. Decaprio, R. (2013). Tips Mengelola Laboratorium

Sekolah. Diva Press. hal 21

26. Yunita. (2013). Panduan Pengelolaan Laboratorium

Kimia. CV. Insan Mandiri hal 20

BAB III

1 Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. hal 11

2 Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. hal 206

Page 91: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

79

3 Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu

Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. hal 173

4 Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu

Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. hal 174

5

Fraser, B. J., McRobbie, C. J., & Giddings, G. J. (1993).

Development and cross-national validation of a laboratory

classroom environment instrument for senior high school

science. Science Education, 77(1), 1–24.

6 Teguh, M. (2005). Metodologi Penelitian Ekonomi Teori

dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada. hal 171-175

7 Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. hal 207

BAB IV

1 Nuryani Y. Rustaman, D. (2003). Strategi Belajar

Mengajar Biologi. UPI. hal 15

2 Rakhmat, J. (2001). Psikolgi Komunikasi. PT. Remaja

Rosdakarya hal 51

3

Fraser, B. J., McRobbie, C. J., & Giddings, G. J. (1993).

Development and cross-national validation of a laboratory

classroom environment instrument for senior high school

science. Science Education, 77(1), 1–24.

4 Decaprio, R. (2013). Tips Mengelola Laboratorium

Sekolah. Diva Press. hal 19

5

Kelly, perry & miller, philip. (2019). The impact of group

cohesion on key success measures in higher education.

Journal of Further and Higher Education.

6

Tsai, C.-C. (2003). Taiwanese science students’ and

teachers’ perceptions of the laboratory learning

environments: exploring epistemological gaps.

International Journal of Science Education, 25(7), 847–

Page 92: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

80

860.

7

Rahman, N. A., Kofli, N. T., Takriff, M. S., & Abdullah,

S. R. S. (2011). Learning Environments and Ecosystems

in Engineering Education Session Comparative Study

between Open Ended Laboratory and Traditional

Laboratory. IEEE EDUCON Education Engineering.

8

Mulyasa, E. (2006). Kurikulum tingkat satuan

pendidikan : sebuah panduan praktis. Remaja Rosda

Karya. 132-133

9 Decaprio, R. (2013). Tips Mengelola Laboratorium

Sekolah. Diva Press hal 17

10 Decaprio, R. (2013). Tips Mengelola Laboratorium

Sekolah. Diva Press hal 73

11

Kwok, P. W. (2015). Science laboratory learning

environments in junior secondary schools. Asia-Pacific

Forum on Science Learning and Teaching, 16(9).

12 Decaprio, R. (2013). Tips Mengelola Laboratorium

Sekolah. Diva Press

13

Purbandi, tri bagus. (2019). Analisis Kesipan

Laboratorium Kimia dalam Mendukung Implementasi

Kurikulum 2013 pada Kelas XI di SMA Negeri SE-KOTA

Tangerang Selatan.

14

Katcha, M. ., & Wushishi, D. . (2015). Effects of

laboratory equipment on secondary schoolstudents’

performance and attitude change to biologylearning in

federal capital territory, Abuja, Nigeria. Journal of

Education Research and Behavioral Sciences, 4(9), 250–

256.

15 Kejela Geleta, T. (2016). The upshot of availability and

utilization of Science laboratory inputs on students’

Page 93: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

81

academic achievement in high school Biology, Chemistry

and Physics in Ilu Abba Bora Zone, Southwestern

Ethiopia.

Jakarta, 13 Juli 2020

Mengetahui,

Pembimbing I

Nanda Saridewi, M.Si

NIP. 19841021 200912

Pembimbing II

Salamah Agung, Ph.D

NIP. 19790624 200604

Page 94: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

82

Lampiran 7. Tabulasi data Hasil Penelitian

Page 95: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

83

Page 96: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

84

Page 97: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

85

Page 98: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

86

Page 99: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

87

Page 100: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

88

Page 101: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

89

Page 102: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

90

Page 103: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

91

Page 104: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

92

Page 105: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

93

Page 106: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

94

Page 107: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

95

Page 108: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

96

Page 109: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

97

Page 110: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

98

Pernyataan1

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

2 6

1

.4 1.4 1.4

3 4

2

9

.9 9.9 11.3

4 2

22

5

2.4 52.4 63.7

5 1

54

3

6.3 36.3 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan2

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 2

.

5 .5 .5

2 1

5

3

.5 3.5 4.0

3 1

02

2

4.1 24.1 28.1

4 2

39

5

6.4 56.4 84.4

Page 111: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

99

5 6

6

1

5.6 15.6 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan3

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 2

01

4

7.4 47.4 47.4

2 1

18

2

7.8 27.8 75.2

3 8

2

1

9.3 19.3 94.6

4 1

7

4

.0 4.0 98.6

5 6

1

.4 1.4 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan4

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

Page 112: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

100

V

alid

1 2

.

5 .5 .5

2 1

5

3

.5 3.5 4.0

3 3

9

9

.2 9.2 13.2

4 2

03

4

7.9 47.9 61.1

5 1

65

3

8.9 38.9 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan5

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 6

1

.4 1.4 1.4

2 3

3

7

.8 7.8 9.2

3 1

18

2

7.8 27.8 37.0

4 1

59

3

7.5 37.5 74.5

5 1

08

2

5.5 25.5 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Page 113: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

101

Pernyataan6

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 8

6

2

0.3 20.3 20.3

2 1

15

2

7.1 27.1 47.4

3 1

00

2

3.6 23.6 71.0

4 8

7

2

0.5 20.5 91.5

5 3

6

8

.5 8.5 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan7

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 9

0

2

1.2 21.2 21.2

2 1

05

2

4.8 24.8 46.0

3 1

30

3

0.7 30.7 76.7

Page 114: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

102

4 7

4

1

7.5 17.5 94.1

5 2

5

5

.9 5.9 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan8

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 2

73

6

4.4 64.4 64.4

2 9

9

2

3.3 23.3 87.7

3 3

8

9

.0 9.0 96.7

4 1

0

2

.4 2.4 99.1

5 4

.

9 .9 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan9

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

Page 115: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

103

V

alid

1 1

29

3

0.4 30.4 30.4

2 1

63

3

8.4 38.4 68.9

3 9

9

2

3.3 23.3 92.2

4 2

6

6

.1 6.1 98.3

5 7

1

.7 1.7 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan10

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 1

.

2 .2 .2

2 3

5

8

.3 8.3 8.5

3 6

4

1

5.1 15.1 23.6

4 1

73

4

0.8 40.8 64.4

5 1

51

3

5.6 35.6 100.0

Page 116: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

104

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan11

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

2 7

1

.7 1.7 1.7

3 6

7

1

5.8 15.8 17.5

4 2

04

4

8.1 48.1 65.6

5 1

46

3

4.4 34.4 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan12

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 9

2

.1 2.1 2.1

2 3

7

8

.7 8.7 10.8

3 1

32

3

1.1 31.1 42.0

Page 117: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

105

4 1

68

3

9.6 39.6 81.6

5 7

8

1

8.4 18.4 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan13

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 1

.

2 .2 .2

2 1

4

3

.3 3.3 3.5

3 6

7

1

5.8 15.8 19.3

4 2

08

4

9.1 49.1 68.4

5 1

34

3

1.6 31.6 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan14

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

Page 118: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

106

V

alid

1 1

.

2 .2 .2

2 1

.

2 .2 .5

3 2

7

6

.4 6.4 6.8

4 1

80

4

2.5 42.5 49.3

5 2

15

5

0.7 50.7 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan15

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 1

43

3

3.7 33.7 33.7

2 1

13

2

6.7 26.7 60.4

3 1

20

2

8.3 28.3 88.7

4 3

5

8

.3 8.3 96.9

5 1

3

3

.1 3.1 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Page 119: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

107

Pernyataan16

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 1

.

2 .2 .2

2 9

2

.1 2.1 2.4

3 3

9

9

.2 9.2 11.6

4 2

33

5

5.0 55.0 66.5

5 1

42

3

3.5 33.5 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan17

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 1

57

3

7.0 37.0 37.0

2 1

50

3

5.4 35.4 72.4

Page 120: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

108

3 9

4

2

2.2 22.2 94.6

4 1

7

4

.0 4.0 98.6

5 6

1

.4 1.4 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan18

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 2

.

5 .5 .5

2 1

3

3

.1 3.1 3.5

3 5

0

1

1.8 11.8 15.3

4 2

11

4

9.8 49.8 65.1

5 1

48

3

4.9 34.9 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan19

Page 121: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

109

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 1

.

2 .2 .2

2 2

4

5

.7 5.7 5.9

3 4

8

1

1.3 11.3 17.2

4 1

87

4

4.1 44.1 61.3

5 1

64

3

8.7 38.7 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan20

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 7

0

1

6.5 16.5 16.5

2 1

61

3

8.0 38.0 54.5

3 1

39

3

2.8 32.8 87.3

4 4

5

1

0.6 10.6 97.9

5 9

2

.1 2.1 100.0

Page 122: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

110

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan21

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 8

1

.9 1.9 1.9

2 4

3

1

0.1 10.1 12.0

3 1

55

3

6.6 36.6 48.6

4 1

71

4

0.3 40.3 88.9

5 4

7

1

1.1 11.1 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan22

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 9

9

2

3.3 23.3 23.3

2 1

42

3

3.5 33.5 56.8

Page 123: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

111

3 1

22

2

8.8 28.8 85.6

4 5

2

1

2.3 12.3 97.9

5 9

2

.1 2.1 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan23

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 1

33

3

1.4 31.4 31.4

2 1

68

3

9.6 39.6 71.0

3 9

6

2

2.6 22.6 93.6

4 2

1

5

.0 5.0 98.6

5 6

1

.4 1.4 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan24

Page 124: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

112

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 3

.

7 .7 .7

2 9

2

.1 2.1 2.8

3 4

3

1

0.1 10.1 13.0

4 2

19

5

1.7 51.7 64.6

5 1

50

3

5.4 35.4 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan25

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 1

30

3

0.7 30.7 30.7

2 7

7

1

8.2 18.2 48.8

3 1

10

2

5.9 25.9 74.8

4 6

5

1

5.3 15.3 90.1

5 4

2

9

.9 9.9 100.0

Page 125: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

113

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan26

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 2

00

4

7.2 47.2 47.2

2 1

43

3

3.7 33.7 80.9

3 5

8

1

3.7 13.7 94.6

4 2

1

5

.0 5.0 99.5

5 2

.

5 .5 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan27

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

2 4

.

9 .9 .9

3 3

3

7

.8 7.8 8.7

Page 126: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

114

4 1

78

4

2.0 42.0 50.7

5 2

09

4

9.3 49.3 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan28

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 1

.

2 .2 .2

2 1

1

2

.6 2.6 2.8

3 7

0

1

6.5 16.5 19.3

4 1

88

4

4.3 44.3 63.7

5 1

54

3

6.3 36.3 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan29

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

Page 127: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

115

V

alid

1 4

.

9 .9 .9

2 1

6

3

.8 3.8 4.7

3 5

1

1

2.0 12.0 16.7

4 1

66

3

9.2 39.2 55.9

5 1

87

4

4.1 44.1 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan30

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 7

1

.7 1.7 1.7

2 2

7

6

.4 6.4 8.0

3 8

2

1

9.3 19.3 27.4

4 1

61

3

8.0 38.0 65.3

5 1

47

3

4.7 34.7 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Page 128: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

116

Pernyataan31

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 1

.

2 .2 .2

2 1

0

2

.4 2.4 2.6

3 6

1

1

4.4 14.4 17.0

4 2

26

5

3.3 53.3 70.3

5 1

26

2

9.7 29.7 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan32

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 1

12

2

6.4 26.4 26.4

2 1

29

3

0.4 30.4 56.8

3 1

40

3

3.0 33.0 89.9

Page 129: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

117

4 3

4

8

.0 8.0 97.9

5 9

2

.1 2.1 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan33

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 2

38

5

6.1 56.1 56.1

2 1

18

2

7.8 27.8 84.0

3 5

1

1

2.0 12.0 96.0

4 1

4

3

.3 3.3 99.3

5 3

.

7 .7 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan34

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

Page 130: PERSEPSI SISWA SMA/MA TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR …

118

V

alid

1 1

3

3

.1 3.1 3.1

2 3

8

9

.0 9.0 12.0

3 1

48

3

4.9 34.9 46.9

4 1

75

4

1.3 41.3 88.2

5 5

0

1

1.8 11.8 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0

Pernyataan35

F

requency

P

ercent

Vali

d Percent

Cumulativ

e Percent

V

alid

1 3

.

7 .7 .7

2 4

3

1

0.1 10.1 10.8

3 6

7

1

5.8 15.8 26.7

4 1

89

4

4.6 44.6 71.2

5 1

22

2

8.8 28.8 100.0

T

otal

4

24

1

00.0

100.

0