Kalazion Edit

26
LAPORAN KASUS 1. IDENTITAS PASIEN Nama : RA Umur : 25 tahun Agama : Islam Jenis Kelamin : Laki-laki Suku Bangsa : Indonesia Alamat : Ngronggi Desa Gruda Kab Ngawi Pekerjaan : pelajar Tgl. Pemeriksaan : 03 September 2015 Rumah Sakit : RSWS Rekam Medik : 724585 II.ANAMNESIS Keluhan Utama : Benjolan pada kelopak mata kanan atas Anamnesis terpimpin: Benjolan pada kelopak mata atas dialami penderita sejak 1 bulan yang lalu. Sebelumnya penderita merasa tidak nyaman pada kelopak mata kanan atas, terasa mengganjal, seperti ada benjolan. Pada awalnya benjolan tersebut kecil kemudian membesar, disertai gatal dan rasa sakit. Sekarang benjolan

description

h

Transcript of Kalazion Edit

Page 1: Kalazion Edit

LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : RA

Umur : 25 tahun

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Suku Bangsa : Indonesia

Alamat : Ngronggi Desa Gruda Kab Ngawi

Pekerjaan : pelajar

Tgl. Pemeriksaan : 03 September 2015

Rumah Sakit : RSWS

Rekam Medik : 724585

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Benjolan pada kelopak mata kanan atas

Anamnesis terpimpin: Benjolan pada kelopak mata atas dialami penderita sejak

1 bulan yang lalu. Sebelumnya penderita merasa tidak nyaman pada kelopak

mata kanan atas, terasa mengganjal, seperti ada benjolan. Pada awalnya benjolan

tersebut kecil kemudian membesar, disertai gatal dan rasa sakit. Sekarang

benjolan tesebut tidak sakit, tidak gatal, pada perabaan keras, tidak ada nyeri

pada penekanan, dan tidak ada penurunan ketajaman penglihatan. Pasien

sebelumnya pernah mengalami hal yang sama tetapi benjolannya hilang dengan

sendirinya. Riwayat pengobatan sebelumnya disangkal. Penderita mengaku tidak

memiliki riwayat alergi dan riwayat penyakit yang sama pada keluarga

disangkal.

Page 2: Kalazion Edit

III. STATUS GENERALIS

KU : Sakit ringan, gizi cukup, composmentis

Tanda Vital

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 84x/menit

Pernapasan : 18x/menit

Suhu : 360 C

IV. PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI

A. Inspeksi

OD OS

OD STATUS PRESENT OS

20/20 VISUS 20/20

Tampak benjolan

uk.1 cm x 1 cm di

palpebra inferior

PALPEBRA Edema (-)

Hiperemis (-) KONJUNGTIVA Hiperemis (-)

Normal BOLA MATA Normal

Page 3: Kalazion Edit

Normal ke segala

arahMEKANISME

MUSKULAR

Normal ke segala arah

Jernih KORNEA Jernih

Normal BMD Normal

Coklat, kripte (+) IRIS Coklat, kripte (+)

Bulat, sentral PUPIL Bulat, sentral

Jernih LENSA Jernih

(+) REFLEKS CAHAYA (+)

B. Palpasi

No Pemeriksaan OD OS

1.

2.

3.

4.

5.

Tensi Okuler

Nyeri Tekan

Massa Tumor

Glandula periaurikuler

Eversi Pelpebra

Tn

(-)

(-)

Pembesaran (-)

Terdapat benjolan pada

konjunctiva tarsalis,

tidak nyeri, tidak ada

injeksi siliar dan

konjunctive

Tn

(-)

(-)

Pembesaran (-)

Normal

C. Tonometri :

Page 4: Kalazion Edit

Tidak dilakukan pemeriksaan

D. Visus

VOD 20/20

VOS 20/20

E. Campus visual : Tidak dilakukan pemeriksaan

F. Color Sense : Tidak dilakukan pemeriksaan

G. Light Sense : Tidak dilakukan pemeriksaan

H. Penyinaran Oblik

Pemeriksaan OD OS

Konjungtiva

Bola Mata

Kornea

Bilik mata depan

Iris

Pupil

Lensa

Hiperemis (-)

Normal

Jernih

Normal

Coklat, Kripte (+)

Bulat, Sentral, RC (+)

Jernih

Hiperemis (-)

Normal

Jernih

Normal

Coklat, Kripte (+)

Bulat, Sentral, RC (+)

Jernih

I. Diafanoskopi :Tidak dilakukan pemeriksaan

J. Funduskopi :Tidak dilakukan pemeriksaan

K. Gonioskopi :Tidak dilakukan pemeriksaan

L. Slit Lamp :Tidak dilakukan pemeriksaan

M. Resume

Page 5: Kalazion Edit

Benjolan pada kelopak mata kanan atas dialami penderita sejak 1 bulan yang

lalu. Sebelumnya penderita merasa tidak nyaman pada kelopak mata kanan atas,

terasa mengganjal, seperti ada benjolan. Pada awalnya benjolan tersebut kecil

kemudian membesar, disertai gatal dan rasa sakit. Sekarang benjolan tesebut

tidak sakit, tidak gatal, pada perabaan keras, tidak ada nyeri pada penekanan, dan

tidak ada penurunan ketajaman penglihatan. Pasien sebelumnya pernah

mengalami hal yang sama tetapi benjolannya hilang dengan sendirinya. Riwayat

pengobatan sebelumnya disangkal.Penderita mengaku tidak memiliki riwayat

alergi dan riwayat penyakit yang sama pada keluarga disangkal.

Pada pemeriksaan fisis didapatkan benjolan pada mata kanan atas, tidak ada

nyeri tekan dan konjunctiva tarsalis didapatkan benjolan berwarna putih saat

palpebra di eversi. Pemeriksaan visus didapatkan visus mata kanan dan visus

mata kiri 20/20. Pada BMD mata kanan dan kiri kesan normal.

N. Diagnosis

OD Kalazion

O. Diagnosis Banding:

Hordeolum interna

Kalazion

Sellulitis Preseptal

Karsinoma sel squamouse

Basal sel carcinoma

P. Prognosis

• Quo ad vitam : Bonam

• Quo ad sanationam : Bonam

Page 6: Kalazion Edit

• Quo ad visam : Bonam

• Quo ad kosmeticum : Bonam

Q. Penatalaksanaan : insisi kalazion

KALAZION

I. Definisi

Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang

tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan infeksi

ringan yang mengakibatkan peradangan kronis tersebut. Biasanya kelainan ini

dimulai penyumbatan kelenjar oleh infeksi dan jaringan parut lainnya.1

Awalnya dapat berupa radang ringan dan nyeri tekan mirip hordeolum-

dibedakan dari hordeolum karena tidak ada tanda-tanda radang akut. Kalazion

cenderung membesar lebih jauh dari tepi kelopak mata daripada hordeolum.

Selain itu, kalazion berbeda dengan hordeolum dimana biasanya tidak

menimbulkan rasa sakit meskipun terasa kekakuan akibat pembengkakan, serta

berbeda dari segi ukurannya. Kalazion cenderung lebih besar dari hordeolum.1,2

II. Epidemiologi

Kalazion terjadi pada semua umur; sementara pada umur yang ekstrim

sangat jarang, kasus pediatrik mungkin dapat dijumpai. Pengaruh hormonal

terhadap sekresi sabaseous dan viskositas mungkin menjelaskan terjadinya

penumpukan pada masa pubertas dan selama kehamilan.3

Page 7: Kalazion Edit

III. Etiologi

Kalazion juga disebabkan sebagai lipogranulomatosa kelenjar Meibom.2

Chalazion mungkin timbul spontan disebabkan oleh sumbatan pada saluran

kelenjar atau sekunder dari hordeolum internum. Kalazion dihubungkan dengan

seborrhea, chronic blepharitis, dan acne rosacea.2,3 Kalazion mungkin timbul

spontan disebabkan oleh sumbatan pada saluran kelenjar atau sekunder dari

hordeolum internum. 2,3

Kalazion disebabkan oleh minyak dalam kelenjar terlalu pekat untuk

mengalir keluar kelenj aratau saluran kelenjar minyak yang tersumbat. Oleh

karena tidak dapat mengalir keluar, produksi minyak tertimbun di dalam kelenjar

dan membentuk tembel di palpebra. Kelenjar dapat pecah, mengeluarkan minyak

kejaringan palpebral sehingga menyebabkan inflamasi dan kadang-kadang

jaringan parut. Kalazion dihubungkan dengan disfungsi kelenjar sebasea dan

obstruksi di kulit (seperti komedo, wajah berminyak). Juga mungkin terdapat

akne rosasea berupa kemerahan pada wajah (facial erythema), teleangiektasis

dan spider nevi pada pipi, hidung, dan kulit palpebra.3,4

FaktorResiko :4

• Belum diketahui dengan pasti faktor resiko apa yang menyebabkan

terjadinya kalazion.

• Hygiene palpebra yang buruk mungkin dapat dihubungkan dengan

kalazion meskipun perannya masih perlu dibuktikan.

• Stress juga sering dihubungkan dengan kalazion namun stress belum

dibuktikan sebagai penyebab dan mekanisme stress dalam

menyebabkan kalazion belum diketahui.

• Faktor makanan seperti susu, coklat, seafood dan telur mungkin

berperan.

Page 8: Kalazion Edit

IV. Anatomi

Anatomi Palpebra

Kelopak mata atau palpebra di bagian depan memiliki lapisan kulit yang

tipis, sedang di bagian belakang terdapat selaput lendir tarsus yang disebut

konjungtiva tarsal. Pada kelopak terdapat bagian-bagian berupa kelenjar-kelenjar

dan otot. Kelenjar yang terdapat pada kelopak mata di antaranya adalah kelenjar

Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeiss pada pangkal rambut, dan kelenjar

Meibom pada tarsus yang bermuara pada margo palpebra.3,4

Sedangkan otot yang terdapat pada kelopak adalah M. Orbikularis Okuli dan

M. Levator Palpebra. Palpebra diperdarahi oleh Arteri Palpebra. Persarafan

sensorik kelopak mata atas berasal dari ramus frontal n. V, sedangkan kelopak

mata bawah dipersarafi oleh cabang ke II n. V. 1

Struktur penyokong utama dari palpebral adalah lapis jaringan fibrosa padat

yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong

kelopak mata dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 buah di

kelopak bawah).2,3

Bagian posterior palpebrale dilapisi selapis membrane mukosa, konjungtiva

palpebra, yang melekat erat pada tarsus. Tepian palpebral dipisahkan oleh garis

kelabu (batasmukokutan) menjadi tepian anterior dan posterior. Tepian anterior

terdiri dari bulumata, glandula Zeiss dan Moll. Glandula Zeiss adalah modifikasi

kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu mata.

Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara kedalam satu

baris dekat bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan

sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah

dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal).2,3

Page 9: Kalazion Edit

Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior

palpebra. Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata kebawah melalui

kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis.3

Fisura palpebrale adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka.

Fisura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira

0,5 cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam.4,5

Septum orbital adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang

terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara

palpebral orbita. Septum orbital superius menyatu dengan tendo dari levator

palpebra superior dan tarsus superior; septum orbital inferius menyatu dengan

tarsus inferior.4

Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior,

bagian otot rangka adalah levator palpebral superioris, yang berasal dari apeks

orbita dan berjalan kedepan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan

bagian yang lebih dalam yang mengandung serat-serat otot polos darimuskulus

Muller (tarsalis superior). Di palpebra inferior, retractor utama adalah muskulu

srektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa untuk membungkus muskulus

obliqus inferior dan berinsersio kedalam batas bawah tarsus inferior dan

orbicularis okuli. Otot polos dari retractor palpebra disarafi oleh nervus simpatis.

Levator dan muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris.4,6

Pembuluh darah yang memperdarahi palpebra adalah a. Palpebra. Persarafan

sensorik kelopak mata atas di dapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang

kelopak mata bawah oleh cabang kedua nervus V.

Page 10: Kalazion Edit

Gambar 1. Anatomi Palpebra

Pada kelopak terdapat bagian-bagian:

1. Kelenjar :

a. Kelenjar Sebasea

b. Kelenjar Moll atau Kelenjar Keringat

c. Kelenjar Zeis pada pangkal rambut, berhubungan dengan folikel rambut dan

juga menghasilkan sebum

d. Kelenjar Meibom (Kelenjar Tarsalis) terdapat di dalam tarsus. Kelenjar ini

menghasilkan sebum (minyak).

2. Otot-otot Palpebra:

a. M. Orbikularis Okuli

Berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah

kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli

yang disebut sebagai M. Rioland. M. Orbikularis berfungsi menutup bola

mata yang dipersarafi N. Fasialis.

b. M. Levator Palpebra

Bererigo pada Anulus Foramen Orbita dan berinsersi pada Tarsus Atas

dengan sebagian menembus M. Orbikularis Okuli menuju kulit kelopak

Page 11: Kalazion Edit

bagian tengah. Otot ini dipersarafi oleh N. III yang berfungsi untuk

mengangkat kelopak mata atau membuka mata.1

Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat

dengan melakukan eversi kelopak.Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup

bulbus okuli. Konjungtiva merupakan membrane mukosa yang mempunyai sel

goblet yang menghasilkan musin.1

Gerakan palpebra :

1. Menutup  Kontraksi M. Orbikularis Okuli (N.VII) dan relaksasi M. Levator

Palpebra superior. M. Riolani menahan bgn belakang palpebra terhadap

dorongan bola mata.

2. Membuka  Kontraksi M. Levator Palpebra Superior (N.III). M. Muller

mempertahankan mata agar tetap terbuka.

3. Proses Berkedip (Blink): Refleks (didahului oleh stimuli) dan Spontan (tidak

didahului oleh stimuli)  Kontraksi M. Orbikularis Okuli Pars Palpebra.

IV. Patofisiologi

Kalazion tidak terinfeksious yang merupakan radang granulomatosa kelenjar

Meibom. Nodul terlihat atas sel imun steroid responsive termasuk jaringan ikat

makrofag seperti histiosit, sel raksasa multinucleate sel plasma,

sepolimorfonuklear leukosit dan eosinofil.2

Kalazion akan memberi gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak

hiperemik, tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preaurikuler

tidak membesar. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata

akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.

Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar,

kemungkinan karena enzim dari bakteri, membentuk jaringan granulasi dan

mengakibatkan inflamasi. Proses granulomatous ini yang membedakan antara

Page 12: Kalazion Edit

chalazion dengan hordeolum internal atau eksternal (terutama proses piogenik

yang menimbulkan pustul), walaupun chalazion dapat menyebabkan hordeolum,

begitupun sebaliknya. Secara klinik, nodul tunggal (jarang multipel) yang agak

keras berlokasi jauh di dalam palpebra atau pada tarsal. Eversi palpebra mungkin

menampakkan kelenjar meibom yang berdilatasi.2

V. Manifestasi Klinis

Kalazion akan memberikan gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak

hiperemi, tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preurikel

tidak membesar. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata

akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut5,6,7

Awalnya, pasien datang dengan riwayat singkat adanya keluhan pada

palpebra baru-baru ini, diikuti dengan peradangan akut (misalnya merah,

pembengkakan, perlunakan). Setelah beberapa hari, gejala-gejala awal hilang,

tanpa rasa sakit, tumbuh lambat, benjolan tegas dalam kelopak mata. Kulit di

atas benjolan dapat digerakkan secara longgar. Seringkali terdapat riwayat

keluhan yang sama pada waktu yang lampau, karena kalazion memiliki

kecenderungan kambuh pada individu-individu tertentu.4,5,6

Kalazion lebih sering timbul pada palpebra superior, di mana jumlah

kelenjar Meibom terdapat lebih banyak daripada palpebra inferior. Penebalan

dari saluran kelenjar Meibom juga dapat menimbulkan disfungsi dari kelenjar

Meibom. Kondisi ini tampak dengan penekanan pada kelopak mata yang akan

Page 13: Kalazion Edit

menyebabkan keluarnya cairan putih seperti pasta gigi, yang seharusnya hanya

sejumlah kecil cairan jernih berminyak.5,6,7

Gambar 2. Kalazion yang disebabkan oleh peningkatan sekresi kelenjar Meibom

VI. Diagnosa Banding

a. Hordeoulum.2

Hordeolum adalah infeksi kelenjar di palpebra, bila kelenjar meibom terkena,

timbul pembengkakan besar yang disebut hordeolum interna. Merah dan

bengkak adalah gejala-geja lautamanya. Intensitas nyeri mencerminkan

hebatnya pembengkakan palpebra. Hordeolum interna dapat menonjol kekulit

atau kepermukaan konjungtiva.

Page 14: Kalazion Edit

Gambar 3. Hordeolum Interna

b. Kistadermoid.2

Tumor jinak palpebral sangat umum dan bertambah banyak dengan

meningkatnya usia. Kebanyakan mudah dikenali secara klinis, eksisi dilakukan

dengan alasan kosmetik.

Gambar 4. Kista dermoid

c. Blefaritis posterior6

Blefaritis posterior adalah peradangan palpebral akibat disfungsi kelenjar

meibom. Seperti blefaritis anterior, kelainan ini terjadi secara kronik dan

bilateral

Gambar 5. Blefaritis

Page 15: Kalazion Edit

VII. Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak

mata. Pemeriksaan laboratorium jarang diminta, tetapi pemeriksaan histologi

smenunjukkan proliferasi endotel asinus dan respon radang granulomatosa

yang melibatkan sel- sel kelenjar jenis Langerhans. Kadang saluran kelenjar

Meibom bisa tersumbat oleh suatu kanker kulit, untuk memastikan hal ini

maka perlu dilakukan pemeriksaan biopsi. Biopsy di indikasikan pada kalazion

berulang karena tampilan karsinoma kelenjar meibom dapat mirip kalazion.6

VIII. Penatalaksanaan

Kadang-kadang kalazion sembuh atau hilang dengan sendirinya akibat

diabsorbsi (diserap) setelah beberapa bulan atau beberapa tahun. Pada

beberapa kasus dapat ditangani dnengan pengobatan konservatif, yaitu:

1. Kompres hangat 10-20 menit 4 kali sehari.

2. Antibiotika topikal dan steroid disertai kompres panas dan bila tidak

berhasil dalam waktu 2 minggu maka dilakukan pembedahan.

3. Bila kecil dapat disuntik steroid dan yang besar dapat dilakukan

pengeluaran isinya.

4. Bila terdapat sisa bisa dilakukan kompres panas.2

Untuk mengurangi gejala :

a. Dilakukan ekskokleasi isi abses dari dalamnya atau dilakukan

ekstirpasi kalazion tersebut. Insisi dilakukan seperti insisi pada

hordeolum internum.

b. Bila terjadi kalazion yang berulang beberapa klai sebaiknya dilakukan

pemeriksaan histopatologik untuk menghindarkan kesalahan diagnosis

dengan kemungkinan adanya suatu keganasan. 4

Page 16: Kalazion Edit

Insisi Kalazion

Indikasi dilakukan insisi adalah kalazion yang menimbulkan rasa tidak

nyaman, bertambah besar, menetap, atau mengganggu penglihatan. Terlebih

dahulu mata ditetesi dengan anastesi topikal pentokain.Obat anestesia

infiltratif disuntikan dibawah kulit didepan kalazion. Kalazion dijepit dengan

klem kalazion kemudian klem dibalik sehingga konjungtiva tarsal dan

kalazion terlihat. Dilakukan insisi tegak lurus margo palpebra dan kemudian

isi kalazion dikuret sampai bersih. Klem kalazion dilepas dan diberi salem

mata.7,8

Pada abses palpebra pengobatan dilakukan dengan insisi dan pemasangan

drain kalau perlu diberi antibiotik, lokal dan sistemik. Analgetika dan sedatif

diberikan bila sangant diperlukan untuk rasa sakit.3,6

Gambar 6. Insisi kalazion

Page 17: Kalazion Edit

Gambar 7. Setelah kapsul kalazion dan lesi diinsisi dengan scalpel, lemak di

dalamnya dikeluarkan dengan menggunakan kuret

Catatan :

- Dalam menangani hordeolum dan kalazion, kemudian keganasan jangan

dilupakan.

- Apabila peradangan tidak mereda perlu dilakukan pemeriksaan uji resistensi

dan dicari underlying cause.4

Penyulit :

Kalazion besar dapat mengakibatkan astigmat

Hati-hati kemungkinan karsinoma sel sebasea.2

IX. Prognosis

Pasien yang memperoleh perawatan biasanya memperoleh hasil yang baik.

Seringkali timbul lesi baru, dan rekuren dapat terjadi pada lokasi yang sama

akibat drainase yang kurang baik. Kalazion yang tidak memperoleh perawatan

dapat mengering dengan sendirinya, namun sering terjadi peradangan akut

intermiten.6,9

Page 18: Kalazion Edit

X. KOMPLIKASI

Rusaknya sistem drainase pada kalazion dapat menyebabkan trichiasis, dan

kehilangan bulu mata. Kalazion yang rekuren atau tampat atipik perlu dibiopsi

untuk menyingkirkan adanya keganasan. Astigmatisma dapat terjadi jika massa

pada palpebra sudah mengubah kontur kornea. Kalazion yang drainasenya hanya

sebagian dapat menyebabkan massa jaringan granulasi prolapsus diatas

konjungtiva atau kulit.6,9

Page 19: Kalazion Edit

DAFTAR PUSTAKA

1. Paul riordan-Eva, john P. Whitcher, 17th edition: Vaughan & Asbury’s.

General Ophtalmology. 2007. The McGraw-Hill Companies.

2. Kanski JJ. Clinical Ophthalmology A Synopsis. Butterworth-Heinemann,

Boston, 2009.

3. Lang G. Ophthalmology – A Short Textbook. Thieme. Stuttgart • 2nd Edition

New York. 2006.

4. A,K Khurana, Comprehensive Opthalmology fourth edition, New Delhi, 2007

5. Dutton, Jonathan dkk. Diagnostic Atlas of Common Eyelid Disease. New

York. 2007

6. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta: FK UI; 2009. hal 28-29.

7. Tasman William, Jaeger Edward. Duane’s Ophthalmology. 2007 Ed.

Philadelphia; Lippincott Williams & Wilkins.

8. Pallay, F David. Primary Care Opthalmology. Philadelpia. 2008.

9. Khaw P, Shah P, Elkington AR. ABC of Eyes. 4th Ed. London: BMJ

Publishing Group. 2004. P. 21