KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO...

61
KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN ( Pseudapocryptes elongatus) JANTAN PADA BULAN NOVEMBER JANUARI DI MUARA SUNGAI LAMONG KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR SKRIPSI Oleh: ERWIN PRASETYO WIJANARKO NIM. 135080507111004 PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Transcript of KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO...

Page 1: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

i

KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes elongatus) JANTAN PADA BULAN NOVEMBER – JANUARI DI MUARA SUNGAI

LAMONG KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR

SKRIPSI

Oleh: ERWIN PRASETYO WIJANARKO

NIM. 135080507111004

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

Page 2: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

ii

KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes elongatus) JANTAN PADA BULAN NOVEMBER – JANUARI DI MUARA SUNGAI

LAMONG KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh: ERWIN PRASETYO WIJANARKO

NIM. 135080507111004

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG JULI, 2017

Page 3: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

iii

Page 4: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

iv

IDENTITAS TIM PENGUJI

Judul : KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN

(Pseudapocryptes elongatus) JANTAN PADA BULAN

NOVEMBER – JANUARI DI MUARA SUNGAI LAMONG

KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR

Nama Mahasiswa : ERWIN PRASETYO WIJANARKO

NIM : 135080507111004

Program Studi : Budidaya Perairan

PENGUJI PEMBIMBING:

Pembimbing 1 : DR. IR. MAHENO SRI WIDODO, MS

Pembimbing 2 : IR. M. RASYID FADHOLI, M.Si

PENGUJI BUKAN PEMBIMBING:

Dosen Penguji 1 : DR. IR. AGOES SOEPRIJANTO, MS

Dosen Penguji 2 : DR. YUNITA MAIMUNAH, S.PI, M.Sc

Tanggal Ujian : 28 Juli 2017

Page 5: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

v

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya juga

tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang

lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini adalah hasil

penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Malang, Maret 2017

Mahasiswa

Erwin Prasetyo Wijanarko

Page 6: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

vi

Page 7: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

vii

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis sadari laporan ini tidak akan selesai tanpa dukungan moril dan

materil dari semua pihak. Dengan kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih

kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya pada penulis.

2. Bapak Dr. Ir. Maheno Sri Widodo, MS selaku dosen pembimbing 1 dan

Bapak Ir. M. Rasyid Fadholi, M.Si selaku dosen pembimbing 2 yang telah

memberikan motivasi, arahan, serta bimbingan kepada penulis.

3. Bapak Dr. Ir. Agoes Soeprijanto, MS selaku dosen penguji 1 dan Ibu

Dr. Yunita Maimunah,S.Pi, M.Sc selaku dosen penguji 2 yang telah

memberikan masukan serta bimbingan kepada penulis.

4. Orangtua tercinta, yang selalu memberikan do’a, memberikan dukungan

baik secara moril dan materil, serta tanpa lelah memberikan nasihat kepada

penulis.

5. Mbak Tika dan Dek Vina yang memberikan dorongan pada penulis sehingga

terpacu untuk terus memberikan yang terbaik.

6. Ibu Fani Fariedah S.Pi, MP, Bapak Udin, Bapak Anto, Bapak Yit, Bapak

Isharul, Bapak Umar, Cafu, Ryan yang telah membantu kelancaran

pelaksanaan penelitian.

7. Yasdad, Gesang, Rico, Amar, Rendy, Fasri, Edo, Dedi, Cafu dan Lutfi yang

telah bersedia memberikan masukan kepada penulis setiap saat.

8. Yuni Setyaningrum Wijayanti yang telah bersedia membantu, memberikan

semangat, dan meluangkan waktunya untuk menemani penulis selama

pelaksanaan penelitian.

9. Janjan Squad yang telah memberikan bantuan dan telah menjadi saudara

seperjuangan mulai dari awal penelitian hingga selesai.

Page 8: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

viii

10. Aqua GT dan pihak-pihak lainnya yang telah berkontribusi membantu dalam

penelitian.

Semoga bantuan yang diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Penulis berharap

skripsi yang telah tersusun ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Malang, Juli 2017

Mahasiswa

Erwin Prasetyo Wijanarko

Page 9: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

ix

RINGKASAN

ERWIN PRASETYO WIJANARKO. Kajian Histologi Gonad Ikan Janjan (Pseudapocryptes elongatus) Jantan pada Bulan November – Januari di Muara Sungai Lamong Kabupaten Gresik, Jawa Timur. (Di bawah bimbingan Dr. Ir. Maheno Sri Widodo, MS dan Ir. M. Rasyid Fadholi, MSi).

Ikan Janjan (P. elongatus) termasuk dalam famili Gobiidae. Ikan ini merupakan ikan liar di sungai Lamong karena ikan ini belum dapat dibudidayakan. Maraknya penangkapan oleh warga sekitar yang tidak memperhatikan besarnya populasi menyebabkan populasi ikan Janjan menurun sehingga ikan ini semakin sulit untuk didapatkan. Kegiatan budidaya merupakan salah satu upaya untuk melestarikan ikan agar terhindar dari kelangkaan. Ikan Janjan (P. elongatus) merupakan ikan yang potensial untuk dibudidayakan mengingat harganya yang cukup menjanjikan yakni Rp. 20.000,-/kg. Pengetahuan mengenai reproduksi ikan Janjan sangat dibutuhkan dalam melakukan kegiatan budidaya. Didalam kegiatan reproduksi, penggunaan sisa energi digunakan untuk perkembangan gonad. Perkembangan gonad tersebut dinyatakan sebagai tingkat kematangan gonad. Penentuan tingkat kematangan gonad dapat dilakukan dengan dua cara yakni dengan pengamatan mikroskopik (histologi gonad) dan pengamatan berdasarkan tanda-tanda umum serta ukuran gonad. Melalui pengamatan histologi, diharapkan akan mendapatkan gambaran mengenai perkembangan di dalam gonad secara jelas dan lebih rinci. Namun hingga saat ini, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tentang aspek reproduksi ikan Janjan masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui status reproduksi (tingkat kematangan gonad) ikan Janjan (P. elongatus) jantan berdasarkan pengamatan histologi gonad pada bulan November 2016 hingga Januari 2017.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 November 2016 sampai 31 Januari 2017 di Muara Sungai Lamong, Desa Manyar Sidorukun, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik dan Laboratorium Reproduksi Ikan divisi Budidaya Ikan, Universitas Brawijaya, Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek reproduksi dan status reproduksi ikan Janjan (P. elongatus) jantan di sungai Lamong pada bulan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan parameter utama tingkat kematangan gonad, persentase indeks kematangan gonad, dan kondisi histologi gonad ikan Janjan jantan. Parameter penunjangnya adalah kualitas air di muara Sungai Lamong.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari pengamatan histologi menunjukkan bahwa selama penelitian hanya didapatkan TKG 1 dan TKG 2 saja. Gambaran histologi testis pada tahap TKG 1 didominasi oleh spermatogonia di dalam tubulusnya, beberapa spermatosit primer dan spermatosit sekunder ditemukan di beberapa titik. Pada tahap TKG 2 jumlah spermatosit primer dan spermatosit sekunder meningkat. Spermatosit sekunder lebih mendominasi jika dibandingkan dengan adanya spermatogonia di dalam tubulus, namun pada beberapa sampel ditemukan spermatid. Tingkat kematangan gonad ikan Janjan jantan yang ditemukan pada bulan November 2016 yakni TKG 1, TKG 2, dan TKG 3, sedangkan pada bulan Desember 2016 dan Januari 2017 hanya dijumpai TKG 1. Nilai rata-rata %IKG tertinggi sebesar 0,0451% pada pengamatan pertama dan terendah sebesar 0,0040% pada pengamatan keempat. Hasil pengukuran kualitas air antara lain: suhu berkisar 27-31,5 ˚C, salinitas berkisar 7 – 29 ppt, pH berkisar 6,46 - 8,21, dan DO berkisar 1,8 - 4,8 ppm.

Page 10: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan ridhoNya sehingga penulis

bisa menyajikan skripsi yang berjudul Kajian Histologi Gonad Ikan Janjan

(Pseudapocryptes elongatus) Jantan pada Bulan November – Januari di Muara

Sungai Lamong Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Di dalam skripsi ini disajikan

pokok-pokok bahasan yang meliputi pengamatan tingkat kematangan gonad,

persentase indeks kematangan gonad dan kondisi histologi gonad.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

Maka dari itu, kritik dan saran dibutuhkan oleh penulis demi perbaikannya. Penulis

berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Malang, Juli 2017

Penulis

Page 11: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

xi

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL .............................................................................................................. i

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. iii

HALAMAN IDENTITAS TIM PENGUJI ...............................................................iv

PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................vi

UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................................... vii

RINGKASAN .......................................................................................................ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR ISI .......................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xv

1. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ................................................................................ 3 1.3 Tujuan ...................................................................................................... 4 1.4 Kegunaan ............................................................................................... 5 1.5 Tempat dan Waktu ................................................................................. 5

2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 6

2.1 Biologi Ikan Janjan (Pseudapocryptes elongatus) .................................... 6 2.1.1 Klasifikasi ...................................................................................... 6 2.1.2 Morfologi ....................................................................................... 6

2.2 Habitat dan Distribusi ................................................................................ 7 2.3 Testis ........................................................................................................ 8 2.4 Histologi .................................................................................................... 9 2.5 Tingkat Kematangan Gonad (TKG) ......................................................... 11 2.6 Persentase Indeks Kematangan Gonad (%IKG) ..................................... 12 2.7 Kualitas Air .............................................................................................. 13 2.7.1 Suhu ............................................................................................... 13 2.7.2 Salinitas .......................................................................................... 13

Page 12: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

xii

2.7.3 Oksigen Terlarut (DO) .................................................................... 14 2.7.4 pH .................................................................................................. 14

3. METODE PENELITIAN ................................................................................. 16 3.1 Metode Penelitian ................................................................................... 16 3.2 Alat dan Bahan Penelitian ...................................................................... 16

3.2.1 Alat Penelitian ............................................................................... 16 3.2.2 Bahan Penelitian ........................................................................... 17

3.3 Prosedur Penelitian ................................................................................. 18 3.3.1 Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel ....................................... 18 3.3.2 Pengambilan Sampel..................................................................... 19 3.3.3 Pembuatan Preparat Histologi Gonad ........................................... 20

a. Fiksasi ....................................................................................... 21 b. Dehidrasi ................................................................................... 21 c. Penjernihan (Clearing) ............................................................... 21 d. Penanaman Sampel (Embedding) dan Pembuatan Blok (Blocking) ................................................................................. 21 e. Pengirisan (Sectioning) dan Peletakan pada Gelas Objek ......... 22 f. Pewarnaan (Staining) dan Penutupan ........................................ 22

3.3.4 Pengamatan Aspek Reproduksi .................................................... 23 a. Tingkat Kematangan Gonad (TKG) ........................................... 23 b. Persentase Indeks Kematangan Gonad (%IKG) ....................... 24

3.3.5 Pengukuran Kualitas Air ................................................................ 24 a. Suhu .......................................................................................... 24 b. Salinitas .................................................................................... 25 c. DO (Dissolved Oxygen) ............................................................. 26 d. pH .............................................................................................. 27

3.4 Analisa Data ............................................................................................ 28 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 29

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................... 29 4.2 Morfologi dan Anatomi Ikan Janjan (P. elongatus) Jantan ...................... 30 4.3 Histologi Gonad Ikan Janjan (P. elongatus) Jantan ................................ 31 4.4 Tingkat Kematangan Gonad Ikan Janjan (P. elongatus) Jantan ............. 33 4.5 Persentase Indeks Kematangan Gonad (%IKG) Ikan Janjan

(P. elongatus) Jantan ............................................................................. 37 4.6 Kualitas Air di Lokasi Penelitian ............................................................. 39

4.6.1 Suhu ........................................................................................... 39 4.6.2 Salinitas ...................................................................................... 39 4.6.3 DO (Dissolved Oxygen) .............................................................. 40 4.6.4 pH ............................................................................................... 40

5. PENUTUP .................................................................................................... 42

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 42 5.2 Saran ..................................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 43 DAFTAR ISTILAH ............................................................................................. 47 LAMPIRAN ........................................................................................................ 49

Page 13: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ikan Janjan (Pseudapocryptes elongatus) .................................................... 6

2. Struktur Tipe Testis yang Berbeda (a) Tubular Testis (b) Lobular Testis ....... 8

3. Irisan Testis Pimephales promelas yang Menunjukkan Berbagai Tahapan Perkembangan: (1) Spermatogonia Primer, (2) Spermatogonia Sekunder, (3) Spermatosit Primer, (4) Spermatosit Sekunder, dan (5) Spermatid. Bar = 17 µm ................................................................................................ 10

4. Kerangka Kerja Penelitian ........................................................................... 18

5. Kerangka Kerja Pembuatan Preparat Histologi ........................................... 20

6. Kerangka Kerja Pengukuran Suhu .............................................................. 25

7. Kerangka Kerja Pengukuran Salinitas ......................................................... 25

8. Kerangka Kerja Pengukuran DO ................................................................. 26

9. Kerangka Kerja pH Perairan ....................................................................... 27

10. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Ikan Janjan ........................................... 29

11. a. Ikan Janjan (P. elongatus) b. Anatomi Ikan Janjan (P. elongatus) Jantan

1. Empedu 2. Pankreas 3. Gelembung Renang 4. Testis 5. Usus 6. Lambung ........................................................................................ 30

12. Histologi Testis Ikan Janjan (P. elongatus) Jantan Perbesaran 400x. a. TKG 1 b. TKG 2 ...................................................................................... 32

13. Gambaran Histologi Testis Mudskipper Periopthalmus barbarus a. TKG 1

b. TKG 2 ..................................................................................................... 32

14. Grafik Persentase Jumlah Ikan Janjan Jantan Berdasarkan TKG ............... 35

15. Grafik Rata-rata Indeks Kematangan Gonad (%IKG) dan Rata-rata TKG Ikan Janjan Jantan pada Bulan November 2016 – Januari 2017 ........ 38

Page 14: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Fase Perkembangan Testis ...................................................................... 12

2. Ciri-ciri Gonad yang Ditemukan Selama Penelitian Berdasarkan Kondisi Makroskopik dan Mikroskopis ....................................................... 34

3. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Janjan (P. elongatus) Jantan pada Bulan November 2016 – Januari 2017 di Muara Sungai Lamong, Gresik ....................................................................................................... 35

4. Nilai Rata-rata Indeks Kematangan Gonad (%IKG) dan Rata-rata

Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Ikan Janjan (P. elongatus) Jantan pada Bulan November 2016 – Januari 2017 ............................................. 37

Page 15: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Lokasi Pengambilan Sampel ........................................................................ 49

2. Histologi Testis Ikan Parapocryptes serperaster .......................................... 50

3. Histologi Gonad Ikan Janjan (P. elongatus) Jantan ...................................... 51

4. Pembagian Skoring Tingkat Kematangan Gonad Jantan Mudskipper Periophthalmus barbarus Menurut Udo et al., (2016) ................................... 58

5. Kondisi Morfologi dan Histologi Testis Ikan Janjan ....................................... 59

6. Data Hasil Pengamatan Morfometrik ............................................................ 60

7. Hasil Pengukuran Kualitas Air ...................................................................... 69

8. Dokumentasi Alat dan Bahan ....................................................................... 70

9. Dokumentasi Penelitian ............................................................................... 73

Page 16: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki tingkat biodiversitas yang tinggi. Sebagai negara dengan

perairan tropis, Indonesia terkenal kaya akan keanekaragaman ikannya. Menurut

Zaenuddin (2013), diperkirakan terdapat kurang lebih 8.500 jenis ikan di perairan

Indonesia, dimana 800 jenis ikan diantaranya merupakan ikan air tawar dan payau.

Habitat yang banyak ditempati oleh ikan air tawar adalah sungai, danau, atau pun

rawa-rawa. Sungai merupakan suatu ekosistem lotik yang berfungsi sebagai

tempat hidup organisme makro atau pun mikro, baik yang menetap maupun

berpindah-pindah.

Salah satu sungai yang mengalir melewati Kabupaten Gresik adalah Sungai

Lamong. Secara administratif Sungai Lamong berada di Kabupaten Gresik,

Lamongan, Mojokerto, dan Kota Surabaya. Sungai Lamong memiliki luas Daerah

Aliran Sungai (DAS) ± 720 km2 dengan panjang alur sungai ± 103 km serta

memiliki 7 anak sungai. Muara Sungai Lamong berada pada jarak ± 15 km dari

jembatan perbatasan antara Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya (Gustianto,

2016). Sungai Lamong memegang perananan penting di Kabupaten Gresik.

Masyarakat sekitar memanfaatkan Sungai Lamong untuk kegiatan penangkapan

ikan.

Ikan Janjan (Pseudapocryptes elongatus) merupakan salah satu ikan liar

yang ditemukan di muara Sungai Lamong, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Ikan

Janjan (P. elongatus) masih dikatakan liar karena ikan ini belum dapat dipelihara

atau dibudidayakan di Indonesia. Maraknya penangkapan oleh warga sekitar yang

tidak memperhatikan besarnya populasi menyebabkan populasi ikan Janjan

(P. elongatus) menurun sehingga ikan ini semakin sulit untuk didapatkan. Menurut

Minh et al. (2010), mudskipper (P. elongatus) memiliki nilai ekonomis yang tinggi

Page 17: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

2

di Vietnam dan memiliki potensi sebagai spesies budidaya air payau. Meskipun

demikian, produksi benih ikan ini masih sangat tergantung pada alam. Hal ini

mendorong peningkatan kegiatan penangkapan yang menimbulkan kekhawatiran

besar pada penurunan sumberdaya ikan ini di masa depan.

Demi menjaga eksistensi ikan Janjan (P. elongatus) di Sungai Lamong,

Kabupaten Gresik, Jawa Timur dibutuhkan upaya pengelolaan. Kegiatan budidaya

merupakan upaya yang tepat untuk menjaga kelestarian ikan ini. Ikan Janjan

(P. elongatus) merupakan ikan yang potensial untuk dibudidayakan mengingat

harganya yang cukup menjanjikan serta memiliki cita rasa yang lezat dan gurih.

Nelayan di muara Sungai Lamong biasanya menjual hasil tangkapan ikan ini

seharga Rp. 20.000,-/kg.

Pengetahuan mengenai reproduksi ikan Janjan sangat dibutuhkan dalam

melakukan kegiatan budidaya. Diharapkan, dengan mengetahui aspek

reproduksinya dapat dijadikan dasar acuan untuk melakukan kegiatan budidaya.

Menurut Zorica et al. (2011), pemahaman tentang reproduksi ikan merupakan

aspek yang penting mengingat fakta bahwa informasi tentang ukuran pada saat

matang gonad, musim pemijahan, fekunditas, dan sex ratio merupakan dasar

untuk menentukan potensi dan status reproduksi dari suatu spesies yang

tereksploitasi.

Didalam kegiatan reproduksi, penggunaan sisa energi digunakan untuk

perkembangan gonad. Perkembangan gonad tersebut dinyatakan sebagai tingkat

kematangan gonad. Menurut Effendie (2002), pencatatan perubahan atau tahap-

tahap kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan

yang akan melakukan reproduksi dan yang tidak. Dari pengetahuan tahap

kematangan gonad dapat didapatkan keterangan tentang ikan akan memijah, baru

memijah, atau sudah selesai memijah.

Page 18: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

3

Penentuan tingkat kematangan gonad dapat dilakukan dengan dua cara

yakni dengan pengamatan mikroskopik (histologi gonad) dan pengamatan

berdasarkan tanda-tanda umum serta ukuran gonad (Effendie, 1979). Pada saat

gonad mengalami perkembangan, maka sel-sel di dalamnya juga mengalami

perkembangan. Menurut Priyadharsini et al. (2013), untuk memahami fisiologi

tentang reproduksi ikan, dibutuhkan penelitian mengenai perubahan

perkembangan gonad musiman baik melalui pengamatan makroskopik dan

mikroskopik. Namun, pengamatan secara makroskopik tidak memberikan

informasi yang benar mengenai perkembangan sel-sel germinal selama

pematangan gonad. Sehingga pengamatan gonad secara mikroskopik merupakan

metode yang penting untuk mendapatkan informasi mengenai perubahan

struktural pada sel-sel germinal. Namun hingga saat ini, penelitian yang dilakukan

untuk mengetahui tentang aspek reproduksi ikan Janjan masih sangat terbatas.

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui status reproduksi

(tingkat kematangan gonad) ikan Janjan (P. elongatus) jantan berdasarkan

pengamatan histologi gonad pada bulan November 2016 hingga Januari 2017.

1.2 Perumusan Masalah

Ikan Janjan (P. elongatus) termasuk dalam famili Gobiidae. Ikan ini

merupakan ikan liar di sungai Lamong karena ikan ini belum dapat dibudidayakan.

Maraknya penangkapan oleh warga sekitar yang tidak memperhatikan besarnya

populasi menyebabkan populasi ikan Janjan menurun sehingga ikan ini semakin

sulit untuk didapatkan. Kegiatan budidaya merupakan salah satu upaya untuk

melestarikan ikan agar terhindar dari kelangkaan. Ikan Janjan memiliki potensi

yang baik untuk dibudidayakan. Namun, hingga saat ini belum banyak penelitian

yang mengarah pada aspek reproduksi ikan Janjan (P. elongatus). Padahal,

Page 19: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

4

hal tersebut dapat digunakan sebagai dasar acuan untuk melakukan kegiatan

budidaya.

Didalam kegiatan reproduksi, penggunaan sisa energi digunakan untuk

perkembangan gonad. Perkembangan gonad tersebut dinyatakan sebagai tingkat

kematangan gonad. Dalam menentukan tingkat kematangan gonad dapat

dilakukan dua cara yakni dengan pengamatan mikroskopik dan pengamatan

berdasarkan tanda-tanda umum gonad. Pada saat gonad mengalami

perkembangan, maka sel-sel di dalamnya juga mengalami perkembangan. Melalui

pengamatan histologi, diharapkan akan mendapatkan gambaran mengenai

perkembangan di dalam gonad secara jelas dan lebih rinci. Oleh karena itu, perlu

adanya penelitian mengenai inventarisasi data mengenai status reproduksi ikan

Janjan (P. elongatus) jantan berdasarkan pengamatan histologi gonad pada Bulan

November 2016 hingga bulan Januari 2017 untuk dijadikan acuan budidaya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana status reproduksi (tingkat kematangan gonad) ikan Janjan

(P. elongatus) jantan yang ditangkap di muara Sungai Lamong, Kabupaten

Gresik, Jawa Timur pada bulan November 2016 hingga Januari 2017 ditinjau

dari histologi gonadnya?

2. Bagaimana aspek reproduksi (tingkat kematangan gonad dan indeks

kematangan gonad) ikan Janjan (P. elongatus) jantan yang ditangkap di

muara Sungai Lamong, Kabupaten Gresik, Jawa Timur pada bulan

November 2016 hingga Januari 2017?

1.3 Tujuan

Berdasarkan uraian perumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Page 20: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

5

1. Mengetahui status reproduksi (tingkat kematangan gonad) ikan Janjan

(P. elongatus) jantan di Sungai Lamong ditinjau dari histologi gonadnya pada

bulan November 2016 hingga Januari 2017.

2. Mengetahui aspek reproduksi (tingkat kematangan gonad dan indeks

kematangan gonad) ikan Janjan (P. elongatus) jantan di Sungai Lamong,

Kabupaten Gresik pada bulan November 2016 hingga Januari 2017.

1.4 Kegunaan

Kegunaan penelitian ini adalah untuk mengetahui status reproduksi ikan

Janjan (P. elongatus) jantan yang ditinjau dari histologi gonadnya. Diharapkan,

hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai status reproduksi ikan

Janjan (P. elongatus) pada bulan November 2016 hingga Januari 2017. Dengan

demikian, informasi tersebut dapat dijadikan sebagai dasar acuan pengembangan

budidaya ikan Janjan (P. elongatus) khususnya di wilayah Kabupaten Gresik,

Jawa Timur.

1.5 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di muara Sungai Lamong, Desa Sidorukun,

Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Pengamatan sampel ikan

dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Ikan divisi Reproduksi Ikan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang. Sedangkan untuk

analisa histologi gonad ikan Janjan dilakukan di Laboratorium Anatomi Histologi,

Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang. Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan November 2016 hingga bulan Januari 2017.

Page 21: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

6

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Ikan Janjan (Pseudapocryptes elongatus)

2.1.1 Klasifikasi

Menurut Park (2003), klasifikasi ikan Janjan (P. elongatus) (Gambar 1)

adalah sebagai berikut:

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Gobiidae

Subfamili : Oxudercinae

Jenis : Pseudapocryptes

Spesies : Pseudapocryptes elongatus

Nama lokal : Ikan Janjan (Gresik), ikan Gobi (umum)

Gambar 1. Ikan Janjan (Pseudapocryptes elongatus) (Park, 2003)

2.1.2 Morfologi

Menurut Mahadevan et al. (2016), P. elongatus merupakan spesies ikan

gobii yang termasuk dalam sub famili Oxudercinae. Ikan ini memiliki tubuh yang

memanjang dan tubular. Hampir di seluruh tubuhnya terdapat sisik sikloid yang

Page 22: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

7

kecil serta memiliki ekor yang memanjang. Spesies ini ditandai dengan hitungan

skala longitudinal yakni lebih dari 150 sisik dan panjang kepala kurang dari 22%

dari panjang standar tubuhnya. Secara molekular taksonomi P. elongatus memiliki

kesamaan dengan P. lanceolatus.

Menurut Khaironizam dan Rashid (2000), P. elongatus merupakan

mudskipper yang paling sering menghabiskan waktunya di air. Sirip D1 dan D2

dihubungkan dengan suatu membran bening dan memiliki garis tipis kehitaman

yang berakhir menjadi titik hitam yang lebih besar. Sirip D2 dan anal terpisah dari

sirip ekor. Sirip ventral (sirip perut dan anal) memiliki warna agak kekuningan.

Pada ukuran kecil (SL: 30 – 45 mm), ikan ini memiliki warna biru keabu-abuan di

bagian kepala dan badannya Spesies ini dibedakan oleh tubuh memanjang

dengan warna latar belakang coklat kehijauan dan hitam, diagonal, permukaan

kulit seperti bercak di bagian punggung.

2.2 Habitat dan Distribusi

Mudskipper hidup di perairan payau hinga air laut, di rawa-rawa dan muara,

di lumpur, di habitat intertidal dan di ekosistem mangrove. Secara global,

mudskipper terdistribusi pada ekosistem mangrove yang berlumpur mulai dari

Afrika, Madagaskar, Bengal (India), Asia Tenggara, Australia Utara, Cina

Tenggara, Selatan Jepang, Samoa dan Kepulauan Tonga, Arab Saudi, Bay of

Kuwait di wilayah Teluk Arab, Polynesia dan Pulau Hoga di Indonesia. Namun,

kekayaan spesies tertinggi dilaporkan berada di wilayah pantai di Asia Tenggara,

Australia dan New Guinea (Ansari et al., 2014).

Menurut Das et al. (2015), P. elongatus merupakan spesies ikan demersal

dan amfibidromus yang dapat ditemukan di estuari berlumpur, area pasang surut

air tawar di sungai, air payau, delta dari sungai besar, umumnya di tambak, serta

di sungai air payau dengan aliran air yang lambat. P. elongatus berdistribusi

Page 23: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

8

secara luas di India, Pakistan, Nepal, dan Bangladesh. Keberadaan ikan ini tidak

dikonfirmasi di China.

2.3 Testis

Testis merupakan organ kembar yang memanjang yang menempel pada

tubuh bagian atas. Sebuah saluran sperma utama (vas deferens) muncul dari

bagian permukaan mesodorsal belakang dari masing-masing testis dan mengarah

ke urogenital papilla yang terletak antara rectum, dan saluran uriner (urinary duct).

Struktur testis tiap jenis ikan sangat bervariasi. Umumnya, tipe testis dibagi

menjadi dua yakni tipe lobular dan tipe tubular (Gambar 2) yang dapat diidentifikasi

menurut diferensiasi jaringan germinatifnya (Sjafei et al., 1992).

Gambar 2. Struktur Tipe Testis yang Berbeda (a) Tubular Testis (b) Lobular

Testis (Dietrich dan Kieger, 2009)

Ikan Janjan (P. elongatus) memiliki testis tipe lobular (Shiddieqy, 2016).

Testis tipe lobular merupakan tipe yang paling umum dan terdiri dari banyak

lobulus yang terpisah satu sama lain oleh pita tipis jaringan ikat fibrosa. Pada

lobulus ini spermatogonium primer menjalani beberapa pembelahan mitosis untuk

menghasilkan kista yang mengandung beberapa sel spermatogonial. Sel germinal

yang hadir dalam satu kista adalah pada tahap perkembangan yang sama.

Spermatogenesis diikuti oleh spermiogenesis ketika kista meluas dan pecah untuk

Page 24: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

9

melepaskan spermatozoa ke dalam lumen lobular yang konfluen dengan saluran

sperma (Pandey dan Shukla, 2007).

2.4 Histologi

Histologi merupakan disiplin biologi yang melibatkan pemeriksaan

mikroskopis jaringan yang telah diwarnai untuk dipelajari strukturnya dan

menghubungkannya dengan fungsinya (Genten et al., 2009). Di dalam proses

reproduksi, ikan terus mengalami perubahan perkembangan gonad. Pengamatan

kematangan gonad dilakukan dengan dua cara, yakni pengamatan histologi dan

pengamatan morfologi (Effendie, 2002). Pengamatan perubahan perkembangan

gonad dengan mengamatan histologi lebih rinci sehingga dapat memberikan

gambaran yang baik mengenai status reproduksi ikan.

Menurut Lawson (2010), studi histologis merupakan metode yang cukup

sulit. Namun studi histologis sangat penting untuk dipahami terutama dalam sistem

reproduksi. Studi histologi merupakan metode yang paling akurat untuk

menentukan keadaan atau status reproduksi ikan. Dengan melakukan

pengamatan kematangan gonad pada suatu spesies ikan maka dapat memberikan

pengetahuan dasar tentang sistem reproduksi ikan tersebut dan dapat menjadi alat

yang berguna untuk aplikasi lebih lanjut.

Menurut Leino et al. (2005), perkembangan sel germinal dapat dibedakan

menjadi 5 tahapan yakni: (1) spermatogonia primer (2) spermatogonia sekunder

(3) spermatosit primer (4) spermatosit sekunder (5) spermatid dan spermatozoa.

Keberadaan maupun ketidakberadaan tahapan-tahapan perkembangan sel

germinal dalam sebuah preparat histologi kemudian digunakan sebagai

penentuan tingkat kematangan testis. Gambaran histologi testis Pimephales

promelas yang menunjukkan berbagai tahapan perkembangan disajikan pada

gambar 3 di bawah ini.

Page 25: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

10

Gambar 3. Irisan Testis Pimephales promelas yang Menunjukkan Berbagai Tahapan Perkembangan: (1) Spermatogonia Primer, (2) Spermatogonia Sekunder, (3) Spermatosit Primer, (4) Spermatosit Sekunder, Dan (5) Spermatid. Bar = 17 µm (Leino et al., 2005)

Berikut ini adalah gambaran histologi testis pada tiap tahap perkembangan

gonad menurut Tresnati (2011):

- Pada TKG 1, testis mengandung sel spermatogonia. Spermatogonia

membelah secara mitosis untuk menghasilkan spermatogonia lagi atau

mengalami diferensiasi sel menjadi spermatosit primer tampak pula

spermatosit primer yang telah berkembang menjadi spermatosit sekunder,

sebagian spermatosit sekunder berkembang menjadi spermatid.

Page 26: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

11

- Pada TKG II, testis terdapat spermatid. Keberadaan spermatid ini bukan

pembentukan baru, melainkan lanjutan dari pembentukan tahap

sebelumnya.

- Pada TKG III, spermatogonia telah berubah menjadi menjadi sel spermatid.

Jumlah spermatid terus bertambah dan sebagian telah berubah menjadi

spermatozoa dewasa dan jumlahnya akan bertambah.

- Pada TKG IV, testis pada stadium ini menunjukkan spermatid yang sudah

berkembang menjadi spermatozoa. Spermatozoa berasal dari spermatid

yang telah mengalami diferensiasi melalui proses spermiogenesis. Pada

fase matang ukuran menjadi semakin kecil sehingga hanya tampak bagian

kepala seperti bintik-bintik kecil.

- Pada TKG V, Spermatozoa pada stadium ini makin berwarna gelap karena

kepala sperma tahap demi tahap terus menerus menyerap warna.

2.5 Tingkat Kematangan Gonad (TKG)

Dalam proses pemijahan, energi yang digunakan dalam metabolisme akan

terkonsentrasi ke perkembangan gonad. Menurut Effendie (2002), perkembangan

gonad yang semakin matang merupakan bagian dari proses reproduksi ikan

sebelum terjadi pemijahan. Umumnya pertambahan gonad pada ikan betina

sebesar 10 – 25 % dari berat tubuh dan pada ikan jantan sebesar 5 – 10%.

Pencatatan perubahan perkembangan gonad diperlukan untuk mengetahui

perbandingan ikan-ikan yang akan melakukan reproduksi atau tidak.

Untuk dapat menentukan tingkat kematangan gonad ikan, dapat dilakukan

dengan dua cara yakni pengamatan histologi di laboratorium dan morfologi ikan

secara visual. Dari hasil histologi, anatomi gonad akan tampak lebih jelas dan

mendetail. Sedangakan dari hasil pengamatan morfologi, penentuan tingkat

kematangan gonad cenderung subyektif dan kurang mendetail. Menurut

Page 27: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

12

Lestari (2013), perkembangan gonad umumnya ditentukan berdasarkan proporsi

spermatosit (primer dan sekunder), spermatid, dan spermatozoa. Berikut ini

adalah fase perkembangan testis (Tabel 1).

Tabel 1. Fase Perkembangan Testis

Fase Keterangan

Pre-spermatogenik (regresi testis) Awal spermatogenik Mid-spermatogenik Akhir spermatogenik Pasca pemijahan

Lobular hanya berisi spermatogonia Spermatosit dan spermatid mendominasi Proporsi yang sama antara spermatosit, spermatid, dan spermatozoa Adanya semua tingkatan, namun spermatozoa dominan

Sumber: Blazer (2002) dalam Lestari (2013)

Menurut Yustina dan Arnentis (2002), adanya perbedaan tingkat

kematangan gonad dalam suatu populasi dapat disebabkan oleh kondisi

lingkungan tempat ikan tersebut hidup, ada tidaknya ketersediaan makanan, suhu,

salinitas dan kecepatan pertumbuhan ikan itu sendiri. Selanjutnya, adanya

perbedaan awal mula suatu individu ikan mengalami matang gonad disebabkan

oleh faktor internal yakni antara lain umur, ukuran dan faktor fisiologi ikan itu

sendiri.

2.6 Persentase Indeks Kematangan Gonad (%IKG)

Analisis tingkat kematangan gonad secara kuantitatif dilakukan dengan

mencari nilai %IKG. %IKG merupakan persentase perbandingan bobot gonad dan

bobot tubuh ikan itu sendiri. Menurut Yustina dan Arnenti (2002), perubahan yang

terjadi didalam gonad secara kuantitatif dapat diketahui dari %IKG. Sejalan

dengan perkembangan kematangan, berati gonad semakin bertambah. %IKG

akan mencapai maksimum sesaat sebelum terjadi pemijahan.

Menurut Effendie (2002), %IKG akan meningkat nilainya dan mencapai

batas maksimum pada saat akan terjadi pemijahan. Pada ikan betina nilai %IKG

Page 28: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

13

lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan. Setelah diketahui nilai IKGnya, maka

nilai ini dihubungkan dengan TKG yang ditentukan berdasarkan pengamatan

visual morfologi tingkat kematangan gonad. Dengan perbandingan tersebut, maka

akan tampak suatu hubungan antara perkembangan di dalam maupun diluar

gonad.

2.7 Kualitas Air

2.7.1 Suhu

Suhu merupakan faktor kontrol dari proses kimia dan biologi di dalam

perairan sehingga perubahan suhu dapat membuat semua proses dalam perairan

berubah. Selain itu, suhu juga bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

nafsu makan ikan dan secara otomatis akan mempengaruhi pertumbuhannya.

Apabila suhu rendah, maka nafsu makan ikan akan menurun, metabolisme relatif

lambat, dan pertumbuhan juga menjadi lambat. Sebaliknya, pada suhu yang tinggi,

nafsu makan, metabolisme, dan pertumbuhan akan meningkat (Mahyuddin, 2010).

Masing-masing ikan memiliki toleransi suhu yang bervariasi, tergantung jenis

ikan. Menurut Kordi (2010), kisaran optimal bagi ikan di perairan tropis antara 28°C

– 32°C. Pada suhu 18°C – 25°C, ikan masih dapat bertahan hidup tetapi nafsu

makannya mulai turun. Suhu air 12°C – 18°C mulai membahayakan ikan,

sedangkan suhu di bawah 12°C akan menyebabkan ikan tropis mati kedinginan.

2.7.2 Salinitas

Salah satu faktor fisika lingkungan yang berpengaruh pada kelangsungan

hidup ikan adalah salinitas. Salinitas dapat mempengaruhi proses biologi dan

secara langsung mempengaruhi laju pertumbuhan, jumlah makan yang

dikonsumsi, nilai konversi makanan, dan daya sintasan (Ardi et al., 2016). Menurut

Kordi dan Tancung (2007), salinitas air berpengaruh terhadap tekanan osmotik air.

Semakin tinggi salinitas, akan semakin besar pula tekanan osmotik air. Biota yang

Page 29: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

14

hidup di air asin harus mampu menyesuaikan dirinya terhadap tekanan osmotik

dari lingkungannya. Penyesuaian ini memerlukan banyak energi yang diperoleh

dari makanan dan digunakan untuk keperluan tesebut.

Menurut Bucholtz et al. (2009), ikan Janjan (P. elongatus) merupakan ikan

mudskipper yang bersifat eurihaline atau mampu mentoleransi kondisi yang

ekstrim. Ikan ini mampu bertahan hidup dan berperilaku normal pada salinitas di

atas 50 ppt. Meskipun demikian, pada salinitas di atas 50 ppt, kelulushidupannya

sangat rendah.

2.7.3 Oksigen Terlarut (DO)

Oksigen terlarut merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan organisme

perairan. Menurut Fardiaz (1992), oksigen terlarut dapat berasal dari proses

fotosintesis tanaman air dan dari atmosfer yang masuk ke dalam air dengan

kecepatan terbatas. Konsentrasi oksigen terlarut dalam keadaan jenuh bervariasi

tergantung dari suhu dan tekanan atmosfer. Konsentrasi oksigen terlarut yang

terlalu rendah akan mengakibatkan kematian ikan.

Ikan membutuhkan oksigen guna pembakaran bahan bakarnya (makanan)

untuk melakukan aktivitas seperti berenang pertumbuhan, reproduksi, dan

sebagainya. Oleh karena itu, ketersediaan oksigen bagi ikan menentukan aktivitas

ikan, konversi pakan, demikian juga laju pertumbuhan asalkan faktor kondisi

lainnya juga optimum. Untuk pertumbuhan dan reproduksi ikan laut, kandungan

oksigen terlarut dalam air minimal 3 ppm, sedangkan kandungan optimum adalah

antara 5 – 6 ppm (Kordi dan Tamsil, 2010).

2.7.4 pH

Menurut Hermanto (2014), besarnya pH suatu perairan adalah besarnya

konsentrasi ion hidrogen yang terdapat di dalam perairan tersebut. Dengan kata

lain nilai pH suatu perairan akan menunjukkan apakah air bereaksi asam atau

Page 30: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

15

basa. pH dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan yaitu pH = 7 (netral), 7 < pH

< 14 (alkalis/basa), 0 < pH < 7 (asam).

Menurut Kordi (2010), nilai pH pada banyak perairan alami berkisar antara 4

sampai 9. Pada perairan yang asam, produktivitas perairan berkurang bahkan

dapat membunuh organisme budidaya. Pada pH rendah, kandungan oksigen

terlarut akan berkurang. Akibatnya, konsumsi oksigen menurun, aktivitas

pernapasan meningkat, dan selera makan menurun. Begitu pula pada kondisi

yang sebaliknya. Sebagian besar organisme akuatik sensitif terhadap perubahan

pH dan menyukai nilai pH sekitar 7 – 8,5.

Page 31: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

16

3. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Penelitian ini mendeskripsikan status reproduksi ikan Jajan

(P. elongatus) dengan melakukan survei secara langsung lokasi pengambilan

sampel ikan di mara Sungai Lamong, Kabupaten Gresik serta melakukan

pengamatan ikan. Menurut Hamdi dan Bahrudin (2014), metode penelitian

deskriptif bertujuan untuk menggambarkan fenomena yang ada, yang berlangsung

pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian deskriptif mendeskripsikan suatu

keadaan atau mendeskripsikan suatu keadaan dalam tahapan perkembangannya

tanpa membuat manipulasi atau pengubahan pada variabel bebas.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1 Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah jaring mesh size 5 mm

untuk menangkap ikan, drum kapasitas 30 liter untuk wadah sementara sampel

ikan, aerator set untuk menyuplai oksigen di dalam perairan, akuarium ukuran 50

cm x 30 cm x 30 cm untuk wadah pemeliharaan ikan, seser untuk membantu

pengambilan ikan, timbangan digital ketelitian 0,01 gr untuk menimbang berat

tubuh ikan, timbangan sartorius ketelitian 0,0001 gr untuk menimbang berat gonad

ikan, penggaris untuk menghitung morfometrik ikan, jangka sorong untuk

menghitung lebar dan tinggi tubuh ikan, beaker glass untuk wadah perhitungan

volume kepala ikan, lap basah untuk pengkondisian ikan agar tidak stress, toples

untuk wadah sementara ikan saat dibedah, sectio set untuk membedah ikan, botol

film untuk wadah pengawetan gonad, nampan untuk tempat meletakkan alat dan

bahan yang digunakan, washing bottle untuk tempat aquadest.

Page 32: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

17

Sedangkan peralatan yang dibutuhkan untuk pembuatan preparat histologi

gonad jantan (testis) antara lain: gelas ukur untuk clearing, gelas staining untuk

wadah saat pewarnaan, mikrotom untuk memotong gonad, oven untuk mencairkan

parafin, water bath untuk mengembangkan irisan gonad, baskom untuk wadah air

dingin, hot plate untuk memanaskan cetakan berisi blok parafin, dan pinset untuk

membantu proses penutupan cover glass. Mikroskop untuk mengamati preparat

histologi gonad, kamera untuk alat dokumentasi, dan alat tulis untuk mencatat hasil

penelitian. Untuk pengukuran kualitas air menggunakan termometer alkohol untuk

mengukur suhu perairan, DO meter untuk mengukur oksigen terlarut dalam

perairan, pH meter untuk mengukur pH perairan, dan salinometer untuk mengukur

salinitas.

3.2.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yakni ikan Janjan (P. elongatus)

sebagai sampel yang diamati gonadnya, sampel air sebagai objek yang diamati

kualitas airnya dan sebagai media pemeliharaan ikan janjan, plastik sebagai

pembungkus drum agar ikan tidak melompat keluar, karet gelang untuk mengikat

plastik, kertas saring sebagai alas pada saat penimbangan gonad, formalin 10%

sebagai larutan fiksasi gonad, kertas label sebagai penanda agar sampel tidak

tertukar, aquadest untuk mengkalibrasi alat-alat pengukur kualitas air, tissue

sebagai pembersih alat dan bahan yang telah digunakan.

Bahan yang digunakan untuk pembuatan preparat histologi antara lain:

formalin 10% sebagai larutan fiksasi, alkohol 70%, alkohol 90%, dan alkohol

absolut sebagai larutan yang menghilangkan air dari jaringan, xylol sebagai pelarut

parafin yang terdapat pada jaringan, larutan hematoxylin sebagai pemberi warna

pada inti dan sitoplasma pada jaringan, larutan eosin sebagai pemberi warna

merah pada sitoplasma sel, dan parafin sebagai media pembuatan blok preparat

gonad.

Page 33: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

18

3.3 Prosedur Penelitian

Secara ringkas tahapan-tahapan prosedur pada penelitian ini terangkum

pada kerangka kerja penelitian pada gambar 4 di bawah ini.

Gambar 4. Kerangka Kerja Penelitian

3.3.1 Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel

Penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan dengan mencari informasi

terkait keberadaan dan persebaran ikan Janjan (P. elongatus) dari nelayan

setempat. Dengan demikian, lokasi pengambilan ikan lebih akurat sehingga

Penentuan lokasi pengambilan sampel ikan

Pengambilan sampel ikan

Adaptasi sampel ikan

Diamati morfometriknya

Sampel ikan dibedah

Diamati gonadnya

Penentuan TKG dan IKG

Gonad diawetkan dalam formalin 10%

Dibuat preparat histologi

Analisis Data

Pengecekan kualitas air

Page 34: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

19

mempermudah proses penangkapan sampel ikan. Lokasi yang dipilih adalah

muara Sungai Lamong, Desa Sidorukun, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik,

Jawa timur.

3.3.2 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel ikan Janjan (P. elongatus) dilakukan pada saat malam

hari mulai pukul 00.00 WIB sampai 05.00 WIB menggunakan jaring tangkul

dengan bantuan nelayan sekitar. Pengambilan sampel dilakukan setiap 2 minggu

sekali selama bulan November 2016 hingga bulan Januari 2017. Ikan Janjan

(P. elongatus) yang tertangkap kemudian dimasukkan dalam drum yang telah

berisi air dan diberi aerasi. Sampel ikan dibawa ke Laboratorium Budidaya Ikan

divisi Reproduksi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas

Brawijaya, Malang pada pagi hari. Ikan-ikan tersebut kemudian dipindahkan ke

akuarium. Kemudian ikan ditimbang dan diamati morfometriknya (total length atau

TL, standart length atau SL, panjang linea lateralis atau LL, panjang kepala,

panjang ekor, lebar tubuh, tinggi tubuh, dan volume kepala). Pengamatan

morfometrik ikan mengacu pada keterangan Hubs dan Lagler (1964) dalam

Burhanuddin (2014).

Setelah diamati morfometriknya, ikan dibedah untuk diamati morfologi

gonadnya dan diamati tingkat kematangan gonadnya. Bagian abdominal ikan

dibedah secara vertikal mulai dari anus menuju vertebrae. Kemudian dibedah

secara horizontal mengarah ke sirip ventral dan dibuka bagian perut ikan untuk

megamati penampakan warna gonad. Selanjutnya gonad diambil secara perlahan-

lahan dan ditimbang. Diupayakan pada saat pengambilan gonad tidak merusak

struktur gonad agar didapatkan sampel gonad yang utuh dan sempurna.

Harapannya, ketika dijadikan preparat histologi didapatkan jaringan yang mirip

dengan kondisinya saat masih segar. Gonad yang telah diambil, diawetkan di

dalam botol film berisi larutan formalin 10%.

Page 35: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

20

3.3.3 Pembuatan Preparat Histologi Gonad

Sampel yang dijadikan preparat histologi diambil secara acak sebanyak 2

sampel setiap pengambilan sampel. Total sampel histologi gonad selama

pengamatan (bulan November 2016 – Januari 2017) adalah sebanyak 14 sampel

gonad. Setelah dipilih gonad, Pembuatan preparat histologi gonad dilakukan

berdasarkan metode Mujimin (2005). Ringkasan kerangka kerja pembuatan

preparat histologi disajikan pada Gambar 5 di bawah ini.

Gambar 5. Kerangka Kerja Pembuatan Preparat Histologi

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam pembuatan preparat histologi

gonad menurut Mujimin (2005).

Testis

Direndam dalam larutan fiksatif (formalin 10%) selama 24 jam

Fiksasi

Dehidrasi

Clearing

Embedding

Dimasukkan ke dalam botol film

Blocking

Sectioning

Staining dan penutupan

Page 36: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

21

a. Fiksasi

Fiksasi dilakukan dengan merendam sampel gonad menggunakan larutan

formalin 10%. Sampel gonad dimasukkan ke dalam botol film yang sudah berisi

larutan fiksasi (formalin 10%) dengan perbandingan sampel dan larutan adalah

1:20 dan disimpan selama 24 jam. Diusahakan, sampel di dalam botol film tidak

terjepit agar tidak merusak jaringan. Setelah 24 jam, sampel gonad diambil dan

dicuci dengan air selama 30 menit untuk menghilangkan sisa larutan formalin yang

menempel pada sampel gonad.

b. Dehidrasi

Sampel yang telah difiksasi selanjutnya dimasukkan ke dalam keranjang

yang berisi 10 buah tissue-tex (kotak jaringan). Kemudian kotak jaringan tersebut

dimasukkan secara berturut-turut (masing-masing selama 45 menit) ke dalam

larutan berikut: Alkohol 70% I, Alkohol 70% II, Alkohol 90% I, Alkohol 90% II,

Alkohol absolut I, Alkohol Absolut II. Setelah selesai, kotak jaringan diangkat dan

ditiriskan.

c. Penjernihan (Clearing)

Sampel gonad yang telah didehidrasi dimasukkan ke dalam larutan Xylol I,

Xylol II masing-masing selama 45 menit. Setelah selesai, sampel gonad diangkat

dan ditiriskan, kemudian masuk ke proses penanaman sampel dan pembuatan

blok.

d. Penanaman Sampel (Embedding) dan Pembuatan Blok Preparat (Blocking)

Dalam proses penanaman sampel, parafin yang digunakan adalah parafin

cair yang telah dipanaskan menggunakan oven pada suhu 60°C. Keranjang berisi

sampel kemudian dimasukkan ke dalam parafin cair yang telah disiapkan dengan

2 kali pengulangan pada parafin I dan parafin II selama 45 menit. Tahapan

selanjutnya adalah tahap pembuatan blok. Pembuatan blok dimulai dengan

Page 37: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

22

memasukkan gelas ukur 100 CC yang berisi parafin ke dalam oven dengan suhu

60°C hingga parafin mencair dan tampak bening. Kemudian hot plate dipanaskan

pada suhu 70°C - 80°C.

Setelah hot plate panas, cetakan disiapkan dan diletakkan di atas hot plate

kemudian parafin yang telah dicairkan sebelumnya dituang ke dalam cetakan.

Keranjang berisi sampel dalam parafin cair dikeluarkan dari oven, kemudian tissue

tex dipindahkan di atas panci berisi parafin yang sudah dipanasi di atas hot plate.

Selanjutnya tissue tex dibuka, sampel diambil dan dimasukkan ke dalam cetakan.

Tissue tex yang berisi sampel kemudian diletakkan di atas cetakan, dan dituangi

parafin yang telah dicairkan. Setelah parafin membeku, hasil blok dimasukkan ke

dalam lemari es untuk mempermudah proses pembukaan blok parafin dari

cetakan.

e. Pengirisan (Sectioning) dan Peletakan pada Gelas Objek

Blok yang sudah didinginkan dipasang di mikrotom yang sudah diatur

ketebalannya antara 2 - 3 mikron. Mikrotom diputar dengan putaran konstan,

sampai blok yang berisi sampel gonad teriris. Sampel gonad yang telah teriris

dipilih yang baik untuk dijadikan preparat histologi. Irisan yang telah dipilih

selanjutnya dipindahkan ke dalam baskom yang berisi air dingin, lalu ditempelkan

pada gelas objek yang telah diberi kode sama dengan blok yang diiris, selanjutnya

dicelupkan ke dalam air hangat di dalam water bath agar irisan tadi mengembang

dan ditiriskan.

f. Pewarnaan (Staining) dan Penutupan

Objek gelas yang berisi potongan sampel gonad yang sudah kering

ditempatkan dalam keranjang, kemudian dimasukkan secara berurutan ke dalam

larutan pewarnaan sebagai berikut:

1. Xylol selama 5 menit

2. Alkohol Absolut selama 1 menit

Page 38: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

23

3. Alkohol 90% selama 1 menit

4. Aquades selama 1 menit

5. Hematoxylin selama 4 menit

6. Di cuci dengan air mengalir selama 1 menit

7. Larutan Eosin selama 2 menit

8. Di cuci dengan air mengalir selama 1 menit

9. Alkohol 90% selama 1 menit

10. Alkohol Absolut selama 2 menit

11. Xylol selama 4 menit

Setelah selesai langkah 1 sampai 11, kemudian sampel diangkat dan

dibersihkan dari zat warna atau kotoran yang ada pada gelas objek. Media perekat

dipakai untuk menempelkan gelas penutup (cover glass) dengan gelas objek

adalah entelan dengan keunggulan cepat kering, jernih, dan tidak menguning.

Penutupan harus dilakukan secara hati-hati, pemberian perekat yang berlebihan

juga harus dihindari. Gelas objek berisi sampel yang sudah jadi ditutup dengan

gelas penutup.

3.3.4 Pengamatan Aspek Reproduksi

a. Tingkat Kematangan Gonad (TKG)

Penentuan tingkat kematangan gonad (TKG) ikan Janjan (P. elongatus)

jantan dilakukan berdasarkan hasil pengamatan sampel ikan secara visual.

Pengamatan dilakukan dengan mengamati kondisi gonad secara visual serta

mengamati histologi gonadnya. Pada penelitian ini, yang dijadikan dasar untuk

menentukan tingkat kematangan gonad melalui pengamatan morfometrik meliputi

bentuk testis, warna testis, bobot testis. Kemudian, hasil tersebut dibandingkan

dengan tingkat kematangan gonad ikan mudskipper (Periopthalmus barbarus)

menurut Udo et al. (2016). Setelah didapatkan hasil, maka sampel ikan dapat

dikelompokkan berdasarkan tingkat kematangan gonadnya.

Page 39: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

24

b. Persentase Indeks Kematangan Gonad (%IKG)

Secara kuantitatif, kisaran perubahan tingkat kematangan gonad dinyatakan

dalam satuan IKG. Nilai Indeks Kematangan Gonad (IKG) diperoleh dari

perhitungan perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan. Indeks

Kematangan Gonad dihitung dengan menggunakan rumus (Effendie, 1979)

sebagai berikut:

𝐼𝐾𝐺 = 𝐵𝑔

𝐵𝑡 𝑥 100

Keterangan:

IKG = Indeks Kematangan Gonad

Bg = Berat gonad (g)

Bt = Berat tubuh (g)

3.3.5 Pengukuran Kualitas Air

Kualitas air merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan Janjan (P. elongatus). Secara tidak

langsung, parameter kualitas air dapat mempengaruhi aktivitas penting ikan

termasuk reproduksinya. Pengamatan kualitas air dilakukan secara langsung di

lokasi pengambilan sampel pada pukul 02.00 WIB dan 16.00 WIB. Parameter

kualitas air yang diamati yakni suhu, salinitas, DO (Dissolved Oxygen), pH.

a. Suhu Suhu perairan diukur dengan menggunakan termometer alkohol.

Termometer alkohol dimasukkan ke dalam perairan selama ± 1 menit.

Diupayakan, termometer alkohol tidak tersentuh oleh tangan pengamat agar tidak

terpengaruh oleh suhu tubuh pengamat. Selanjutnya, skala yang ditunjukkan

dibaca di dalam air agar tidak terpengaruh oleh suhu lingkungan. Hasil yang

didapatkan kemudian dicatat dan dianalisis. Ringkasan kerangka kerja

pengukuran suhu perairan disajikan pada gambar 6 di bawah ini.

Page 40: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

25

Gambar 6. Kerangka Kerja Pengukuran Suhu

b. Salinitas Ringkasan kerangka kerja pengukuran salinitas disajikan pada gambar 7 di

bawah ini.

Gambar 7. Kerangka Kerja Pengukuran Salinitas

Salinometer

Ditekan tombol on

Dikalibrasi

Sampel air diteteskan pada sensor

Hasil

Analisis data

Diteteskan aquades pada sensor

Ditekan tombol start

Jika angka pada sensor tidak menunjukkan 0 ‰

Ditekan tombol zero

Pengukuran

Thermometer Hg

Dimasukkan ke dalam perairan selama ± 1 menit

Dibaca skala yang ditunjukkan di dalam air

Hasil

Analisis data

Page 41: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

26

Salinitas perairan diukur dengan menggunakan salinometer. Aquades

diteteskan pada sensor salinometer dan ditekan tombol start untuk mengkalibrasi

salinometer. Diupayakan pada saat perhitungan salinitas, salinometer tidak

terkena cahaya secara langsung. Hasil pengukuran salinitas akan muncul

beberapa saat, apabila hasil pengukuran menunjukkan angka 1 ‰ maka tombol

zero ditekan. Penggunaan salinometer yaitu dengan meneteskan air sampel pada

sensor salinometer dan ditekan tombol start. Hasil pengukuran salinitas akan

muncul beberapa saat pada monitor salinometer dan dicatat sebagai hasil.

c. DO (Dissolved Oxygen) Ringkasan kerangka kerja pengukuran DO (Dissolved Oxygen) disajikan

pada gambar 8 di bawah ini.

Gambar 8. Kerangka Kerja Pengukuran DO

DO meter

Ditekan tombol on

Dikalibrasi

Digeser tombol kalibrasi menjadi “%O2”

Dicelupkan katoda pada perairan

Hasil

Analisis data

Dicelupkan katoda pada gelas berisi aquades

Digeser tombol kalibrasi menjadi “%O2”

DO meter siap digunakan

Ditunggu hingga menunjukkan angka 19 – 21 %O2

Pengukuran

Page 42: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

27

Oksigen terlarut diukur langsung dengan menggunakan DO meter. Tombol

power ditekan untuk menyalakan DO meter. Selanjutnya, kalibrasi katoda DO

meter menggunakan aquades dan tombol kalibrasi digeser menjadi “%O2”.

Setelah monitor menunjukkan angka 19 – 21 %O2, tombol power ditekan untuk

mematikan DO meter dan tombol kalibrasi digeser menjadi “mg/l”. Kemudian

katoda DO meter dicelupkan ke perairan dan diaduk hingga angka di monitor stabil

dan dicatat sebagai hasil.

d. pH Ringkasan kerangka kerja pengukuran pH perairan disajikan pada gambar 9

di bawah ini.

Gambar 9. Kerangka Kerja Pengukuran pH Perairan

Derajat keasaman perairan (pH) diukur dengan menggunakan pH meter.

Tombol power ditekan untuk menyalakan pH meter. Sebelum digunakan, pH meter

dicelupkan di dalam botol berisi aquades untuk dikalibrasi. Kemudian ditunggu

selama ± 2 – 3 menit hingga angka pada monitor pH meter menunjukkan angka

pH meter

Dikalibrasi

Dimasukkan ke dalam perairan

Dibaca skala yang ditunjukkan di dalam air

Hasil

Analisis data

Dicelupkan katoda pada botol berisi aquades

Ditunggu ± 2 – 3 menit hingga menunjukkan angka 6,9 – 7

pH meter siap digunakan

Pengukuran

Ditekan tombol on

Page 43: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

28

dengan kisaran 6,9 – 7. Setelah dikalibrasi, pH meter dicelupkan ke dalam perairan

selama ± 2 – 3 menit hingga menunjukkan angka yang stabil dan dicatat sebagai

hasil.

3.4 Analisa Data

Analisa tingkat kematangan gonad dilakukan secara deskriptif komparatif.

Data yang telah didapat selama penelitian dianalisa yang kemudian ditunjang

dengan parameter penunjang yakni data kualitas air. Parameter utama yang

diamati adalah tingkat kematangan gonad (TKG) baik yang ditinjau dari hasil

pengamatan kondisi gonad secara visual dan histologi serta indeks kematangan

gonad (IKG). Sedangkan parameter penunjang adalah kualitas air di muara Sungai

Lamong, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Page 44: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

29

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskirpsi Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di muara Sungai Lamong, Kecamatan Manyar,

Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Sampel ikan Janjan diambil pada titik koordinat 7o

5’ 25,29038” Lintang Selatan dan 112o 36’ 15,94018” Bujur Timur. Peta lokasi

pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Ikan Janjan (Google Earth, 2017)

Kondisi perairan di muara Sungai Lamong bersifat payau dengan kisaran

salinitas 7 – 29 ppt, berwarna coklat kehijauan, dan memiliki substrat dasar

berlumpur. Bagian tepi muara Sungai Lamong ditumbuhi pohon mangrove. Lokasi

pengambilan sampel ikan Janjan (Pseudapocryptes elongatus) merupakan tempat

nelayan melakukan kegiatan penangkapan ikan. Kegiatan penangkapan ikan

dilakukan dengan menggunakan tangkul yang dipasang permanen. Tangkul

merupakan alat tangkap berupa jaring angkat yang diikatkan pada dua batang

bambu yang disusun bersilang dan digantungkan pada bambu penyangga. Ikan

Janjan biasanya akan tertangkap dengan ikan ekonomis lainnya seperti udang,

ikan Belanak, ikan Keting dan ikan Bandeng. Berdasarkan hasil wawancara

Page 45: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

30

dengan nelayan sekitar, ikan Janjan banyak didapatkan pada saat pasang tinggi.

Selama penelitian ikan Janjan banyak didapatkan pada pukul 02.00 WIB – 04.00

WIB.

4.2 Morfologi dan Anatomi Ikan Janjan (P. elongatus) Jantan

Sampel ikan Janjan ditangkap di muara Sungai Lamong setiap 2 minggu

sekali pada bulan November 2016 – Januari 2017. Dari hasil pengamatan

morfologi ikan Janjan memiliki tubuh tubular yang ramping dan memanjang. Ikan

Janjan memiliki sisik sikloid (cycloid) yang sangat kecil. Ikan ini memiliki warna

tubuh coklat kehijauan dengan corak berbintik berwarna kehitaman dibagian

dorsalnya. Pada bagian pectoralnya berwarna putih. Morfologi ikan Janjan dapat

dilihat pada Gambar 10. Secara visual, ikan ini dapat dibedakan antara ikan Janjan

jantan dan betina dengan mengamati morfologi dan anatomi organ seksnya. Ikan

Janjan jantan memiliki 2 lubang seks sekunder yakni lubang urogenital dan lubang

anus. Anatomi ikan Janjan dapat dilihat pada Gambar 11 di bawah ini.

a. b.

Gambar 11. a. Ikan Janjan (P. elongatus) b. Anatomi Ikan Janjan (P. elongatus) Jantan: 1. Empedu 2. Pankreas 3. Gelembung Renang 4. Testis 5. Usus 6. Lambung (Dokumentasi Pribadi, 2017)

Penentuan jenis kelamin ikan Janjan melalui pengamatan seksual

dimorfisme cukup sulit dilakukan, sehingga perlu dilakukan pembedahan untuk

memastikannya. Hal ini sependapat dengan pernyataan Bucholtz et al. (2009),

bahwa seksual dimorfisme tidak dapat terdeteksi pada P. elongatus baik pada

jantan maupun betina. Testis ikan Janjan berupa sepasang organ yang ditemukan

Page 46: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

31

di atas gelembung renang pada rongga tubuhnya. Testis ikan ini memliki bentuk

memanjang. Testis ikan Janjan berwarna transparan hingga keputihan. Testis ikan

Janjan berukuran sangat kecil, sehingga ketika pengambilan testis harus dilakukan

secara hati-hati agar tidak merusak struktur asli gonad.

4.3 Histologi Gonad Ikan Janjan (P. elongatus) Jantan

Pengamatan histologi gonad dilakukan untuk memberikan informasi lebih

dalam mengenai perkembangan gonad. Sampel testis yang dijadikan sebagai

sampel histologi merupakan sampel yang terpilih secara acak (2 sampel) dari

setiap pengambilan sehingga didapatkan total kesulurah sampel selama

pengamatan sebanyak 14 sampel. Penentuan tingkat kematangan gonad melalui

pengamatan histologi testis mengamati dominasi spermatogonia, spermatosit

primer, spermatosit sekunder, dan spermatid.

Menurut Hyder (1969), spermatogonia memiliki ciri-ciri ukuran sel yang besar

yakni 12 – 13 µm dengan diameter nuklei sekitar 6,5 µm. Biasanya ditemukan

tunggal dan konsentrasi terbesar berada di tepi testis. Spermatogonia dapat

dibedakan melalui sifat pewarnaan nuklearnya, disamping itu spermatogonia

memiliki nukleus yang lebih besar, sitoplasma yang relatif lebih banyak, dan

membran sel yang berbeda. Sedangkan spermatosit primer tidak memiliki

membran dan zat pewarna mewarnai hampir di keseluruhan sel. Diameter inti

selnya lebih kecil dibandingkan dengan spermatogonia. Spermatosit sekunder

memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan spermatosit primer.

Pada pengamatan histologi testis ikan Janjan jantan minggu pertama

ditemukan testis pada TKG 1 dan TKG 2, sedangkan selama pengamatan kedua

hingga ke tujuh hanya ditemukan TKG 1. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 7. Gambaran histologi testis pada TKG 1 dan TKG 2 ikan Janjan

jantan dengan perbesaran 400x dapat dilihat pada Gambar 12 di bawah ini.

Page 47: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

32

a. b. Gambar 12. Histologi Testis Ikan Janjan (P. elongatus) Jantan Perbesaran 400x.

a. TKG 1 b. TKG 2 (So: Spermatogonia; Sp: Spermatosit Primer; Ss: Spermatosit Sekunder; S: Spermatid) (Dokumentasi Pribadi)

Pada gambar 12 terlihat gambaran histologi testis ikan Janjan dengan

beberapa sel-sel germinal seperti spermatogonia, spermatosit primer, spermatosit

sekunder dan sel spermatid. Dari hasil pengamatan di atas menunjukkan bahwa

histologi gonad ikan Janjan jantan pada tahap TKG 1 didominasi oleh

spermatogonia di dalam tubulusnya, beberapa spermatosit primer dan spermatosit

sekunder ditemukan di beberapa titik. Pada tahap TKG 2 jumlah spermatosit

primer dan spermatosit sekunder meningkat. Spermatosit sekunder lebih

mendominasi jika dibandingkan dengan adanya spermatogonia di dalam tubulus,

namun pada beberapa sampel ditemukan spermatid. Menurut Tresnati (2011),

pada TKG II, testis terdapat spermatid. Keberadaan spermatid ini bukan

pembentukan baru, melainkan lanjutan dari pembentukan tahap sebelumnya.

Gambar 13. Gambaran Histologi Testis Periopthalmus Barbarus a. TKG 1 b. TKG 2. (S: Spermatogonia; SC1: Spermatosit primer; SC2: Spermatosit sekunder) (Dinh et al., 2015)

a b

So

Sp Ss

S

Sp

Ss

Page 48: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

33

Hal ini sesuai dengan gambaran histologi gonad ikan mudskipper

(Periopthalmus barbarus) menurut Dinh et al. (2015), testis pada TKG 1 banyak

ditemukan spermatogonia. Pada TKG 2, jumlah spermatosit primer dan

spermatosit sekunder meningkat, dan terdapat beberapa spermatogonia.

Gambaran histologi testis ikan P. barbarus pada TKG 1 dan TKG 2 dapat dilihat

pada gambar 13.

4.4 Tingkat Kematangan Gonad Ikan Janjan (P. elongatus) Jantan

Selama penelitian, total ikan Janjan yang didapatkan adalah sebanyak 252

ekor diantaranya 132 ekor (52%) jantan dan 120 ekor (48%) betina. Panjang total

ikan Janjan jantan yang didapatkan berkisar antara 12,5 cm – 23,3 cm. Berat

gonad ikan Janjan jantan yang didapatkan berkisar antara 0,0002 g – 0,0145 g.

Setelah ditentukan dan dikelompokkan berdasarkan jenis kelaminnya, ditentukan

tingkat kematangan gonad (TKG) dan dihitung persentase indeks kematangan

gonad (%IKG) ikan Janjan jantan.

Penentuan tingkat kematangan gonad pada ikan dapat dilakukan dengan

dua cara, yaitu pengamatan secara morfologis dan histologis gonad. Pada

penelitian ini, pengamatan tingkat kematangan gonad dilakukan dengan kedua

cara tersebut untuk mendapatkan gambaran tingkat kematangan gonad secara

kualitatif (pengamatan morfologis dan histologis) dan kuantitatif (perhitungan

%IKG). Menurut Lawson (2010), untuk menentukan tingkat kematangan gonad

suatu individu diperlukan deskripsi gambaran makroskopis perkembangan gonad

kemudian dibandingkan dengan hasil rekaman foto histologi gonad.

Pengamatan tingkat kematangan gonad dilakukan untuk mengetahui suatu

spesies ikan sedang memijah atau tidak melalui studi komparasi dengan klasifikasi

tingkat kematangan gonad ikan secara umum. Klasifikasi tingkat kematangan

gonad salah satu ikan mudskipper yakni Periopthalmus barbarus yang digunakan

Page 49: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

34

pada penelitian ini adalah menurut Udo et al., (2016). Nilai skoring klasifikasi

tingkat kematangan gonad menurut Udo et al., (2016) dilampirkan pada Lampiran

2. Pengamatan morfologis ikan Janjan jantan didasarkan pada bentuk, warna, dan

bobot gonad.

Selama penelitian didapatkan ikan Janjan pada tahap TKG 1, TKG 2, dan

TKG 3 (Lampiran 4). Testis ikan Janjan pada tahap TKG 1 ditandai dengan warna

testis yang tampak transparan kemerahan, berbentuk seperti benang, memiliki

permukaan yang licin dan berukuran sangat kecil. TKG 2 ditandai dengan ukuran

testis yang semakin besar dan berwarna transparan, tampak sedikit pemubuluh

darah dari luar, serta memiliki permukaan yang licin. TKG 3 ditandai dengan

ukuran testis yang lebih besar, permukaan licin, dan berwarna transparan

keputihan. Gambaran TKG testis ikan Janjan yang ditemukan selama penelitian

berdasarkan kondisi makroskopik dan mikroskopis disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Ciri-ciri Gonad yang Ditemukan Selama Penelitian Berdasarkan Kondisi Makroskopik dan Mikroskopis

TKG Makroskopik Mikroskopis

1 Warna testis yang tampak transparan kemerahan, berbentuk seperti benang, memiliki permukaan yang licin dan berukuran sangat kecil.

Spermatogonia mendominasi di dalam tubulusnya, beberapa spermatosit primer dan spermatosit sekunder ditemukan di beberapa titik.

2 Ukuran testis yang semakin besar dan berwarna transparan, tampak sedikit pemubuluh darah dari luar, serta memiliki permukaan yang licin.

Jumlah spermatosit primer dan spermatosit sekunder meningkat. Spermatosit sekunder lebih mendominasi jika dibandingkan dengan adanya spermatogonia di dalam tubulus.

3 Ukuran testis yang lebih besar, permukaan licin, dan berwarna transparan keputihan.

Tidak ditemukan pada sampel preparat histologi

4 Tidak ditemukan Tidak ditemukan

5 Tidak ditemukan Tidak ditemukan

6 Tidak ditemukan Tidak ditemukan Sumber: Hasil Penelitian

Hasil pengamatan tingkat kematangan gonad ikan Janjan jantan pada bulan

November 2016 – Januari 2017 dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 50: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

35

Tabel 3. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Janjan Jantan pada Bulan November 2016 – Januari 2017 di Muara Sungai Lamong, Gresik

Pengamatan TKG Jumlah Ikan (ekor) Panjang Total (cm)

Pertama (1 November 2016)

1 5 15,7 – 20,6

2 11 15,0 – 20,0

3 8 14,5 – 18,2

Kedua (15 November 2016)

1 17 12,5 – 21,5

2 4 14,1 – 17,3

3 1 15,1

Ketiga (30 November 2016)

1 5 13,0 – 16,2 2 0 - 3 0 -

Keempat (15 Desember 2016)

1 19 16,9 – 23,3 2 0 - 3 0 -

Kelima (29 Desember 2016)

1 10 13,1 – 19,8 2 0 - 3 0 -

Keenam (11 Januari 2017)

1 13 14,4 – 18,7 2 0 - 3 0 -

Ketujuh (26 Januari 2017)

1 39 15,1 – 22,6 2 0 - 3 0 -

Sumber: Hasil Penelitian

Dari data pada tabel atas didapatkan grafik persentase jumlah ikan Janjan

jantan berdasarkan TKG pada Gambar 14 di bawah ini.

Gambar 14. Grafik Persentase Jumlah Ikan Janjan Jantan Berdasarkan TKG

N1 N15 N30 D15 D29 J11 J26

TKG 3 8 1 0 0 0 0 0

TKG 2 11 4 0 0 0 0 0

TKG 1 5 17 5 19 10 13 39

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Ju

mla

h Ik

an

Ja

nja

n J

an

tan

(%

)

Page 51: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

36

Dari grafik di atas menunjukkan bahwa pada pengamatan pertama hingga

ketiga memperoleh ikan Janjan jantan pada tahap TKG 1, TKG 2, dan TKG 3.

Pada pengamatan pertama persentase jumlah ikan Janjan jantan pada TKG 1,

TKG 2, TKG 3 berturut-turut sebesar 20,84%, 48,83%, dan 33,33%. Pada

pengamatan kedua persentase jumlah ikan Janjan jantan pada TKG 1, TKG 2,

TKG 3 berturut-turut sebesar 77,28%, 18,18%, 4,54%. Pada pengamatan ketiga

hingga ketujuh seluruh ikan Janjan jantan berada pada TKG 1. Selama penelitian,

tidak ditemukan ikan Janjan jantan pada tahap TKG 4 dan TKG 5.

Banyaknya ikan Janjan jantan pada tahap TKG 1 yang ditemukan sepanjang

periode bulan penelitian yaitu dari bulan November 2016 hingga Januari 2017

(sebanyak 108 ekor) menunjukkan bahwa ikan ini berada dalam fase awal

perkembangan gonad. Diduga ikan Janjan jantan telah melewati tahap pemijahan

pada bulan November 2016 sampai Januari 2017. Hal ini didasarkan pada hasil

pengamatan TKG yang mengalami kecenderungan penurunan jumlah ikan Janjan

jantan pada tahap TKG 3 pada pengamatan pertama dan kedua. Menurut

Sulistiono et al. (2006), adanya ikan yang memiliki TKG 3 dan TKG 4

mengindikasikan adanya ikan yang memijah di perairan tersebut. Kemudian

dipertegas dengan pernyataan Suryati et al. (2014), bahwa pada TKG 5 terjadi

penurunan indeks kematangan gonad karena pada tahap tersebut telur maupun

sperma yang terdapat di dalam gonad sudah berkurang. Pernyataan tersebut

menunjukkan bahwa setelah mengalami pemijahan, bobot gonad dan isi gonad

akan kembali pada fase awal perkembangan gonad. Didukung dengan pernyataan

Dinh et al. (2015), bahwa P. elongatus memiliki musim pemijahan mulai dari bulan

Juni hingga November dengan dua puncak musim pemijahan yakni pada bulan

Juli dan Oktober.

Adanya perbedaan tingkat kematangan gonad pada tiap bulan pengamatan

disebabkan adanya perbedaan musim. Menurut Mayunar dan Ahmad (1994)

Page 52: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

37

dalam Sulistiono et al. (2001), bahwa perbedaan musim pemijahan disebabkan

oleh adanya perbedaan geografis dan kondisi ikan. Hal serupa terjadi pada

penelitian yang dilakukan oleh Dinh et al. (2015), nilai IKG P. serperaster

meningkat pada bulan April hingga bulan September sebelum menurun pada

bulan Januari hingga bulan Mei.

4.5 Persentase Indeks Kematangan Gonad (%IKG) Ikan Janjan

(P. elongatus) Jantan Perkembangan gonad berhubungan dengan nilai persentase Indeks

Kematangan Gonad (%IKG). Menurut Effendie (1979), persentase indeks

kematangan gonad (%IKG) atau biasa disebut dengan GSI (Gonado Somatic

Index) merupakan persentase perbandingan antara bobot gonad dengan bobot

tubuh suatu ikan. Nilai %IKG akan semakin meningkat dan mencapai nilai

maksimum pada saat ikan akan memijah. Dengan mengetahui indeks kematangan

gonad, maka dapat mengetahui perubahan yang terjadi di dalam gonad secara

kuantitatif. Data rata-rata nilai persentase indeks kematangan gonad selama

penelitian disajikan pada Tabel 4 untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 3.

Tabel 4. Nilai Rata-Rata Persentase Indeks Kematangan Gonad (%IKG) dan Rata-rata Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Ikan Janjan (P. elongatus) Jantan pada Bulan November 2016 – Januari 2017

Waktu Pengamatan Rata-rata %IKG Rata-rata TKG

Pertama (1 November 2016) 0,0451 2,13

Kedua (15 November 2016) 0,0216 1,27

Ketiga (30 November 2016) 0,0144 1,00

Keempat (15 Desember 2016) 0,0040 1,00

Kelima (29 Desember 2016) 0,0068 1,00

Keenam (11 Januari 2017) 0,0049 1,00

Ketujuh (26 Januari 2017) 0,0070 1,00

Sumber: Hasil Penelitian

Page 53: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

38

Dari data hasil pengamatan tersebut didapatkan grafik rata-rata persentase

indeks kematangan gonad dan rata-rata tingkat kematangan gonad ikan Janjan

jantan yang disajikan pada Gambar 15 dibawah ini.

Gambar 15. Grafik Rata-rata Persentase Indeks Kematangan Gonad (%IKG) dan Rata-rata TKG Ikan Janjan Jantan pada Bulan November 2016 – Januari 2017

Berdasarkan hasil pengamatan nilai rata-rata persentase indeks

kematangan gonad selama periode penelitian bulan November 2016 sampai

Januari 2017 berkisar 0,0040% – 0,0451%. Nilai rata-rata %IKG tertinggi sebesar

0,0451% pada pengamatan pertama dan terendah sebesar 0,0040% pada

pengamatan keempat. Nilai rata-rata %IKG ikan Janjan jantan lebih besar

dibandingkan dengan ikan gobii lainnya.

Dari grafik di atas memperlihatkan adanya variasi nilai rata-rata %IKG

dengan tingkat kematangan gonad. Hasil perbandingan antara indeks

kematangan gonad dengan tingkat kematangan gonad menunjukkan bahwa

keduanya berbanding lurus. Semakin tinggi tingkat kematangan gonad, maka

semakin tinggi pula nilai indeks kematangan gonad ikan Janjan jantan. Hal ini

sependapat dengan pernyataan Suryati et al. (2014), bahwa nilai indeks

y = 1,7614 - 0,1404xR² = 0,5156

y = 0,037 - 0,0055x R² = 0,6606

0

0,005

0,01

0,015

0,02

0,025

0,03

0,035

0,04

0,045

0,05

0

0,3

0,6

0,9

1,2

1,5

1,8

2,1

2,4

0 1 2 3 4 5 6 7 8

TK

G

Pengamatan

TKG IKG Linear (TKG) Linear (IKG)

%IK

G

(%)

Page 54: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

39

kematangan gonad akan meningkat seiring dengan bertambahnya TKG hingga

mencapai TKG 4.

4.6 Kualitas Air Muara Sungai Lamong

4.6.1 Suhu

Pada penelitian ini pengamatan suhu perairan dilakukan pada pukul 02.00

WIB dan pukul 16.00 WIB. Dari hasil pengukuran didapatkan nilai kisaran suhu di

Sungai Lamong pada saat dini hari pukul 02.00 WIB berkisar antara 27°C – 31°C

dan pada sore hari pukul 16.00 WIB berkisar antara 28,8°C – 31,5°C. Data hasil

pengamatan suhu selama penelitian dapat dilihat pada Lampiran 4. Berdasarkan

hasil pengukuran tersebut, pada suhu 27°C - 31,5°C masih dapat ditoleransi untuk

pertumbuhan dan perkembangan gonad ikan Janjan.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ansari et al. (2014), kisaran suhu

tahunan tubuh ikan Janjan adalah 14°C - 35°C dan suhu udara adalah 10°C -

42°C. Shiota et al. (2003) melaporkan bahwa suhu tinggi (30°C) dapat

menyebabkan perkembangan gonad dari ikan Janjan, tetapi tidak pada suhu

rendah (18°C). Selanjutnya menurut Chen et al. (2008), perilaku dari ikan Janjan

remaja ditemukan pada kisaran suhu 27°C - 34°C.

4.6.2 Salinitas

Pada penelitian ini pengukuran salinitas dilakukan pada pukul 02.00 WIB dan

pukul 16.00 WIB. Dari hasil pengamatan salinitas didapatkan nilai kisaran salinitas

di Sungai Lamong pada saat dini hari pukul 02.00 WIB berkisar antara 7 ppt – 29

ppt dan pada sore hari pukul 16.00 WIB berkisar antara 15 ppt – 29 ppt. Data hasil

pengamatan salinitas selama penelitian dapat dilihat pada Lampiran 4.

Berdasarkan hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa kisaran salinitas 7

ppt – 29 ppt masih dapat ditoleransi oleh ikan Janjan sehingga mendukung

kehidupannya.

Page 55: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

40

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bucholtz et al. (2009), Ikan Janjan

dapat bertahan hidup dan berperilaku normal sampai salinitas 50 ppt. Toleransi

salinitas yang luas ini cocok dengan perbedaan salinitas yang ekstrem ditemui di

laut dan selama rentang habitatnya dari laut terbuka ke pesisir bakau dan area

sekitar tambak udang.

4.6.3 DO (Dissolved Oxygen)

Pada penelitian ini pengukuran kadar oksigen terlarut (DO) dilakukan pada

pukul 02.00 WIB dan 16.00 WIB. Dari hasil pengamatan kadar oksigen terlarut

menunjukkan bahwa kadar oksigen terlarut (DO) di muara Sungai Lamong pada

dini hari pukul 02.00 WIB berkisar antara 1,82 ppm - 3,7 ppm dan sore hari pukul

16.00 WIB berkisar antara 3,6 ppm - 4,8 ppm. Data hasil pengamatan kadar

oksigen terlarut (DO) selama penelitian dapat dilihat pada lampiran 4. Berdasarkan

hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa ikan Janjan (P. elongatus) mampu

bertahan hidup dalam kadar oksigen terlarut yang rendah yakni 1,82 ppm - 4,8

ppm.

Menurut Lee et al. (2012), bahwa Ikan Janjan (P. elongatus) mampu

beradaptasi pada lingkungan yang rendah oksigen. Umumnya jenis ikan gobii

dapat mentoleransi kadar oksigen rendah. Aktivitas jenis ikan gobii dapat bertahan

hidup dengan oksigen terlarut berkisar 1,23 mg/l - 2,05 mg/l, namun aktivitas

metabolisme tidak dapat berlangsung dengan normal. Kondisi normal oksigen

terlarut yang ideal untuk aktivitas ikan Janjan (P. elongatus) sebesar 6,96 mg/l -

7,78 mg/l.

4.6.4 pH

Pada penelitian ini pengukuran pH dilakukan pada pukul 02.00 WIB dan

16.00 WIB. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa pH perairan di muara

Sungai Lamong pada dini hari pukul 02.00 WIB berkisar antara 6,46 - 8,2 dan sore

hari pukul 16.00 WIB berkisar antara 7,21 - 8,21. Sehingga selama penelitian,

Page 56: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

41

didapatkan kisaran pH sebesar 6,46 – 8,21. Data hasil pengamatan pH perairan

selama penelitian dapat dilihat pada lampiran 4.

Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, pH tersebut masih dapat menunjang

kehidupan ikan Janjan. Menurut Das et al. (2015), pH yang optimal untuk

pertumbuhan ikan janjan berada pada kisaran sebesar 6,1 – 7,4. Dengan demikian

pH perairan masih optimal untuk pertumbuhan ikan Janjan (P. elongatus).

Page 57: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada penelitian tentang Kajian Histologi Ikan Janjan (P. elongatus) jantan

pada bulan November 2016 hingga Januari 2017 di Muara Sungai Lamong,

Kabupaten Gresik, didapatkan kesimpulan bahwa:

Hasil dari pengamatan histologi menunjukkan bahwa selama penelitian

hanya didapatkan TKG 1 dan TKG 2 saja. Gambaran histologi testis pada

tahap TKG 1 didominasi oleh spermatogonia di dalam tubulusnya, beberapa

spermatosit primer dan spermatosit sekunder ditemukan di beberapa titik.

Pada tahap TKG 2 jumlah spermatosit primer dan spermatosit sekunder

meningkat. Spermatosit sekunder lebih mendominasi jika dibandingkan

dengan adanya spermatogonia di dalam tubulus, namun pada beberapa

sampel ditemukan spermatid.

Tingkat kematangan gonad ikan Janjan jantan yang ditemukan pada bulan

November 2016 yakni TKG 1, TKG 2, dan TKG 3, sedangkan pada

Desember 2016 dan Januari 2017 hanya dijumpai TKG 1.

Nilai rata-rata %IKG tertinggi sebesar 0,0451% pada pengamatan pertama

dan terendah sebesar 0,0040% pada pengamatan keempat.

5.2 Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian Kajian Histologi Ikan Janjan (P. elongatus)

jantan pada bulan November 2016 hingga Januari 2017 di Muara Sungai Lamong,

Kabupaten Gresik, Jawa Timur dapat disarankan perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut mengenai aspek reproduksi dan status reproduksi ikan Janjan jantan pada

bulan-bulan lainnya sehingga didapatkan data siklus reproduksi tahunan ikan

Janjan.

Page 58: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

43

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, A. A., S. Trivedi., S. Saggu., dan H. Rehman. 2014. Mudskipper: A Biological Indicator for Environtmental Monitoring and Assessment of Coastal Waters. Journal of Entomology and Zoology Studies. 2 (6): 22-33.

Ardi, I., Eri, S., Anang, H. K., dan Ani, W. 2016. Salinitas Optimal untuk

Pendederan Benih Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata). Jurnal Riset Akuakultur. 11 (4): 339 – 347.

Bucholtz, R. H., Meilvang, A. S., Cedhagen, T., dan Christensen, J. T. 2009.

Biological Observation on the Mudskipper Pseudapocryptes elongatus in the Mekong Delta, Vietnam. Journal of World Aquaculture Society. 40 (6): 711 – 723.

Burhanuddin, A. I. 2014. Iktiologi, Ikan dan Segala Aspek Kehidupannya.

Deepublish. Yogyakarta. 53 – 56 hlm. Chen, S.X., W.S. Hong, Y.Q. Su and Q.Y. Zhang. 2008. Microhabitat Selection in

the Early Juvenile Mudskipper Boleophthalmus pectinirostris (L.). Journal of Fish Biology, the Fisheries Society of the British Isles. 72: 585-593.

Das, S., Maji, S., dan Roy, D. 2015. Accumulation of Lead in the Tissues of

Freshwater Pseudapocryptes elongatus Exposed to Static Nominal Concentartions of Lead Nitrate. International Journal of Environment, Ecology, Family, and Urban Studies (IJEEFUS). 5 (6): 51 – 62.

Dietrich, D. R. dan Krieger, H. O. 2009. Histological Analysis of Endocrine

Disruptive Effects in Small Laboratory Fish. John Wiley & Sons, Inc. Canada. 90 hlm

Dinh, M. Q., Nguyen, T. T. G., dan Nguyen, T. K. T. 2015. Reproductive Biology of

the Mudskipper Boleophthalmus boddarti in Soc Trang. Tap Chi Sinh Hoc. 37 (3): 362 – 369.

Dinh, M. Q., Jianguang Q., Sabine D., dan Dinh D. T. 2015. Reproductive Biology

of the Burrow Dwelling Goby Parapocryptes serperaster. Ichthyol Res. 63 (3): 324 – 332.

Effendie, M. I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. ___________. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Bogor. Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisius. Yogyakarta. 32 hlm. Genten, F., Terwinghe, E., dan Danguy, A. 2009. Atlas of Fish Histology.

Department of Histology and Biopathology of Fish Fauna Laboratory of Functionnal Morphology Université Libre de Bruxelles (U.L.B) Brussels Belgium: Science Publishers.

Page 59: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

44

Gustianto, G. 2016. Upaya Penanggulangan Banjir dengan Perbaikan Alur Sungai Kali Lamong di Kabupaten Gresik. Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil. 1 (2): 1 – 13.

Google Earth. 2017. https://www.google.com/earth/ (online) diakses pada 15

Maret 2017. Hamdi, A.S., dan Bahruddin E. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam

Pendidikan. Deepublish. Yogyakarta. 5 hlm. Hermanto, W. 2014. Struktur Komunitas Ikan di Perairan Danau Limboto Desa

Pentadio Barat Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. KIM Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. 2 (1): 1 – 11.

Hyder, M. 1969. Histological Studies on the Testis of Tilapia leucosticta and Other

Species of the Genus Tilapia (Pisces: Teleostei). Transaction of the American Microscopical Society. 88 (2): 211 – 231.

Khaironizam M. Z. dan Y. N. Rashid. 2000. Distribution of Mudskipper (Gobiidae:

Oxudercinae) in the Sengalor Coast. University of Malaysia. 105-116. Kordi, K. M. G. H. dan Tamsil, A. 2010. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis Secara

Buatan. Andi Offset. Yogyakarta. 43 hlm. Lawson, E. O. 2010. Maturation and Histological Characteristic of Ovaries in

Mudskipper, Periopthalmus papilio from Lagos Lagoon, Nigeria. Journal of American Science. 6 (11). 965 – 976.

Lee, J. A. Jong, W. K. dan Sung, Y. O. 2012. Effect of Low Dissolved Oxygen on

the Oxygen Consumption Rate and Rhythm of the Mudskipper Scartelaos gigas (Pisces, Gobiidae). Fish Sci. 78. 1013 – 1022.

Leino, R. L., Jensen, K. M., Ankley, G. T. 2005. Gonadal Histology and

Characteristic Histopathology Associated with Endocrine Disruption in the Adult Fathead Minnow (Pimephales promelas). Environmental Toxicology and Pharmacology. 19: 85–98.

Lestari, C. 2013. Induksi Maturasi Ikan Sidat (Anguilla bicolor) dengan

Menggunakan Premiks Hormon. Skripsi. IPB: Bogor. Mahadevan, G., Ravi, V., dan Bharathi, R. 2016. Molecular Taxonomy of

Pseudapocryptes (Bleeker, 1874) Mudskipper from Sundarban Mangroves, India. Mitochondrial DNA. 1 – 3.

Mahyuddin, K. 2010. Panduan Lengkap Agribisnis Patin. Penebar Swadaya.

Jakarta. 34 hlm. Minh, T. H., Wenresti, G. G., dan Nguyen, T. P. 2010. Fishery and Aquaculture of

Juvenile Mudskipper Pseudapocryptes elongatus (Cuvier, 1816) in the Coastal Zone of Mekong Delta, Vietnam. Asian Fisheries Science. 23: 224 – 239.

Page 60: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

45

Mujimin. 2005. Teknik Pembuatan Preparat Histologi Gonad. Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur. 4 (2): 13 – 17.

Pandey dan Shukla. 2007. Fish and Fisheries. Rastogi Publication. India. 181 hlm. Park, S.A. 2003. Encyclopedia: Mudskipper. (online)

http://www.statemaster.com/encyclopedia/Mudskippers diakses pada 27 November 2016.

Priyadhisani, S. Manoharan, J., Varadharajan, D., Subramaniyan, A. 2013.

Reproductive Biology and Histological Study of Red Lionfish Pterois volitans from Cuddalore, South Easth Coast of India. J. Aquac. Res. Development. 4 (6): 1 – 9.

Shiddieqy, H. A. 2016. Kajian Morfologi dan Anatomi Organ Seks Ikan Janjan

(Pseudapocryptes elongatus) di Muara Sungai Lamong Desa Manyar Sidorukun, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Skripsi. Universitas Brawijaya: Malang.

Shiota, T., A. Ishimatsu., dan K. Soyano. 2003. Effects of Temperature on Gonadal

Development of Mudskipper (Periophthalmus modestus). Fish Physiology and Biochemistry. 28: 445-446.

Sjafei, D. S., Rahardjo, M. F., Affandi, R., Brojo, M., dan Sulistiono. 1992. Fisiologi

Ikan II: Reproduksi Ikan. IPB. Bogor. Sulistiono, Tri, H. K., Etty, R., dan Seiichi, W. 2001. Kematangan Gonad Beberapa

Jenis Ikan Buntal (Tetraodon lunaris, T. Fluviatilis, T. reticularis) di Perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur. Jurnal Iktiologi Indonesia. 1 (2): 25 – 30.

Sulistiono, Endah P., Kurniawati H., Ekosafitri, Ridwan A. dan Djadja S. S. 2006.

Kematangan Gonad dan Kebiasaan Makanan Ikan Janjan Bersisik (Parapocryptes sp) di Perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. 13 (2): 97-105.

Suryati, N. K., Safran, M., Syarifa, N. 2014. Biologi Reproduksi Ikan Sumpit

(Toxotes microlepis Gunter 1860) di Perairan Sungai Musi Sumatera Selatan. Bawal. 6 (3): 119 – 126.

Tresnati, J. 2011. Kajian Reproduksi Ikan Bete (Leiognathus equulus, Forsskal

1775) di Danau Tempe, Kabupaten Wajo, Propinsi Sulawesi Selatan. Tesis. Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin. Makassar.

Udo, M. T., Nsikak, O. A., Idopiseabasi, E. A. 2016. Aspect of the Reproductive

Biology in Mudskipper Periophthalmus barbarus (Gobiidae) (Linneaus 1766) in Mangrove Swamps of Iko Estuary, Southeast, Nigeria. Continental J. Biological Sciences. 9 (1): 1 – 14.

Yustina dan Arnentis. 2002. Aspek Reproduksi Ikan Kapiek (Puntius schwanefeldii

Bleeker) di Sungai Rangau – Riau, Sumatra, Jurnal Matematika dan Sains. 7 (1): 5 – 14.

Page 61: KAJIAN HISTOLOGI GONAD IKAN JANJAN (Pseudapocryptes ...repository.ub.ac.id/6419/1/ERWIN PRASETYO WIJANARKO.pdf · kajian histologi gonad ikan janjan (pseudapocryptes elongatus) jantan

46

Zaenudin, A. 2013. Keanekaragaman dan Kelimpahan Ikan di Daerah Hulu dan Tengah Sungai Gajahwong Yogyakarta. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga: Yogyakarta.

Zorica, B., Sinovcic, G., Kec, Vc. 2011. The Reproductive Cycle, Size at Maturity

and Fecundity of Garfish (Belone belone, L. 1761) in the Eastern Adriatic Sea. Helgol Mar Res. 65: 435 – 444.