Hormon Gonad

download Hormon Gonad

of 8

Transcript of Hormon Gonad

  • 5/14/2018 Hormon Gonad

    1/8

    Penqqunaan dua jenis harmon gonadotropin ..... (Darti Satvani)

    PENGGUNAAN DUAJENIS HORMON GONADOTROPINUNTUK MERANGSANG PEMIJAHAN IKAN BALASHARK

    iBatanteocheilus melanopterusiDarti Satvani", Siti Subandlvah", dan Irsyaphiani lnsan'?

    ABSTRAKPenelitian yang bertujuan untuk memperoleh cara yang lebih baik dan efisien dalampemijahan buatan induk balashark dllakukan dengan memilih induk yang matang gonaddari bak-bak pemeliharaan. Sebanyak 20 ekor terdiri atas 12 ekor betina dan 8 ekorjantan terpilih dari 40 ekor (25 betina dan 15 jantan) pada bulan juni dan Agustus2007. Perlakuan stimulasi untuk pemijahan dilakukan terhadap induk matang gonadlni dengan dua macam jenis hormon gonadotropin yaitu ovaprim dengan dan tanpakombinasi HCG. 5timulasi dilakukan dengan dua kali suntikan untuk betina dan satukali untuk jantan. Suntikan pertama adalah ovaprim 0,4 mL/kg bobot tubuh untukperlakuan tanpa kombinasi dan 300 IU/kg HCG untuk perlakuan kombinasi. Suntikankedua dengan interval waktu rnasinq-masinq 6 dan 12 jam, adalah ovaprim 0,6 mL/kgbobot tubuh untuk semua perlakuan. Induk jantan disuntik dengan ovaprim 0,6 mL/kgbersamaan dengan suntikan pertama betina. Pembuahan buatan dilakukan pada telurdan sperma yang dikeluarkan dengan cara penvalinan. Penetasan telur terbuahi didalam corong inkubator bervolume 5 (lima) liter. Hasil penelitian ini adalah diametertelur induk matang gonad yang terplllh antara 0,8-1,28 mm. Perlakuan kombinasiHCG dan ovaprim memberikan hasil yang lebih baik dalam semua parameter yangdiamati daripada dengan ovaprim saja. Telur ovulasi lebih banyak, derajat pembuahandan penetasan lebih tinggi. Bulan Agustus merupakan waktu yang lebih sesuai untukpemijahan.ABSTRACT: The use of two kinds of gonadotropin hormone for halashark(Baianteocheilus melanopteru s) induced spawning. By: DartiSatyani. Siti Subandiyah, and lrsy aphiani lnsanThis research was aimed to obtain a better and efficient method in artificialpropagation of Batashark by selection of mature broods tacks from rearing tanks.There were 20 fish selected consisted of 12 females and 8 males from 40 maturebroodstock fish (25 females and 15 males). The selection process was carried out inJune and August, 2007. Stimulation treatments for these selected mature broodstockswere conducted using two kinds of qonaaotrophine hormones i.e ovaprim combinedwith and without HCC. Stimulation treatments were conducted twice for the femalesand only once for the males. For female, the first treatment was with 0.4 mL/kg bodymass of ovaprim and added with 300 iu/kg body mass of HCC for combinationtreatment. The second treatment was using 0.6 mL/kg body mass of ovaprim for allfemales with six hours interval from the first treatment and 12 hours interval forcombination treatment. Males were injected with 0.6 mL/kg body mass of ovaprim atthe same time with the first injection to the females. Artificial fertilization was givento all ovulated eggs with the sperm collected from the males. Fertilized eggs werehatched in five liter volume capacity of funnel incubator. The experiment resultsshowed that the egg diameter produced by the females were ranging from 0.8-1.28mm with the average diameter of 1.0-1.18 mm. Combination treatments usingovaprim and HCC gave better results in all observed parameters compared to thetreatments that used only ovaprim (no combination). Combination treatment alsoresulted in greater ovulated eggs as well as higher fertilization and hatching rates .

    .) Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar, Oepok") Pusat Riset Perikanan Budidaya,Jakarta

    157

  • 5/14/2018 Hormon Gonad

    2/8

    ). Ris. Akuakultur Vol. 3 No.2 Tahun 2008: 157--164August was assumed to be c l betta and appropriate time period for Batasharkbroodstock induced spawning.KEYWORDS: hormone stimulation, mature gonad, ovulation, hatchingrate

    PENDAHULUANStimulasi hermon gonadotropin telah

    banyak membantu ikan-ikan untuk dapatberovulasi dan spermiasi (Goetz, 1983;Sumantadinata, 1997). Dengan semakinbanyaknya hormon ini digunakan makasemakin banyak pula produk yangmengandung substansi ini beredar dl pasaran.Berbagai jenis produk yang merupakansumber gonadotropin akhirnya semakinbervariasi mengarah kepada efisiensi,efektivitas, dan kepraktisan.

    Ekstrak hipofisa ikan mas atau ikan lainsebagai sum ber gonadotropin segar terbuktibagus dan efektif untuk digunakan, tetapikadarnya belum terstandarisasi. Produk lainyang dikenal sebagai sumber gonadotropinadalah HCG, LHRH-a, dan Ovaprim. HCG (Hu-man Chorionic Gonadotropin) yang merupakanhormon yang disekresi dar; plasenta manusiadan dibuat melalui pemurnian urine wanitahamil dengan nama "Pregnil" banyak dijual danmudah didapatkan. Produk LHRH-a (Luteiniz-ing Hormone Releasing hormone-analog)adalah hormon sintetis yang dibuat analognyadengan gonadotropin ikan. Hormon ini amatbagus dan efektivitasnya untuk ikan telahbanyak terbukti (Peter et al., 1987; Billard,1992). Sayangnya hormon ini di Indonesiaharganya amat mahal dan keberadaannyasering susah atau sulit didapatkan. Sementaraproduk lain yang umum dan mudah didapatkanadalah "Ovaprim" yang berlsi sintesis gona-dotropin salmon dan domperidon atau antidopamin (substansi penghambat gonadotro-pin) (Lam, 1995; Billard, 1989). Ovaprim luasdigunakan karena mudah dalam penggunaandan penyimpanannya serta cukup efektifmenstimulasi perkembangan gonad.

    Hormon HCG lebih umum digunakankombinasi dengan LHRH-a atau ovaprim (Peteret ai., 1987; Lee et al., 1988; Hardjamulia, 1992).Kadar HCG yang umum digunakan adalah200-400 IU/kg bobot tubuh sementara untukovaprim adalah 0,5-1,0 mL/kg bobot tubuh(Peter et al., 1987; Hardjamulia& Prihadi, 1995;Satvanl, 1998; 2004). Penggunaan HCG yangdicampur ekstrak hipofisa ikan mas dilaporkanlebih berhasil dalam menstimulasi ovulasi ikan

    158

    jelawat (Leptobarbus hoevenih (Hardjamulia,1992). Sementara kombinasi HCG 5.000 IU/kgdan LHRHa 200 I-lg/kg bobot bad an untukmenstimulasi induk ikan belanak dapatmembuatnya memijah setelah 13jam hormondisunti kkan ( Lee et al., 1988).

    Ikan balashark adalah ikan hias air tawaryang cukup bagus pasarnya terutama untukekspor. Pemijahannya tidak bisa dikerjakansecara alami tetapi harus melalui stimulasidengan hormon. Hasll penelitian yang telahdikerjakan dengan suntikan ovaprim pada ikanbalashark ini belum memberikan hasilmaksimal. Dari teluryang diovulasikan derajatfertilisasinya antara 60%-70% sementara dayatetas telurnyajuga masih amat rendah hanya 40%, sehingga produksi larva juga masihrendah. Dalam hal pemeliharaan pascalarvateknologi dengan sistem resirkulasi hasilnyabagus dengan sintasan hampir mencapai 90%(Kadarini et al., 2007). ,Untuk meningkatkan has]l pemijahanbalashark ini, dicobakan penelitian denganstimulasi menggunakan dua macam hormonyaitu HCG dan ovaprim. Diharapkan denganpenelitian ini diketahui cara yang lebih baikuntuk pemijahan ikan balashark.BAHAN DAN METODE

    Induk balashark sebanyak 40 ekor (25betina dan 15 jantan) yang dipelihara dalambak-bak beton dipilih yang matang gonaddalam dua periode yaitu bulan Juni danAgustus 2007. Induk dibius dengan larutanphenoxy-aethanol 3 mL/L air sebelum di-lakukan pemilihan atau seleksi. Seleksi indukmatang gonad betina dilakukan dengankanulasi yang dilanjutkan dengan pemeriksaandiameter telurnya. Sementara untuk indukjantan pemeriksaan dilakukan denganpengurutan, yang akan diketahui ada dantidaknya sperma.

    Induk betina matang gonad diperlakukandengan stimulasi hormon gonadotropin dari 2(dual macam sumber yaitu: 1) HCG 300 lU/kgbobot badan dikombinasikan dengan ovaprim0,6 mL/kg dengan interval 12 jam dan 2)ovaprim tanpa kombinasi berkadar 1,0 mL/kgbobot badan dengan dua kali stimulasi, yaitu:

  • 5/14/2018 Hormon Gonad

    3/8

    Penggunaan dua jenis harmon gonadotropin ..... (Darti Satyani)

    0,4 mL dan 0,6 mL/kg denqan interval 6 jam.Untuk indukjantan hanva satu kali stimulasidengan ovaprim saja berkadar 0,6 mL/kg bobottubuhnya dilakukan bersamaan dengansuntikan pertama betina.

    Fertilisasi buatan dengan caramencampurkan telur dan sperma hasilpenyalinan dari kedua macam induk perlakuanhormon. Penetasan telur yang dibuahidilakukan di dalam inkubator bentuk corong 5(lima) liter dengan kepadatan sekitar 100 butirtelur/Iiter.

    Parameter yang diamati adalah: Diameter sel telur (oosit) diukur dari

    contoh telur (oosit) hasll kanulasi, denganmikroskop binokuler dalam mikrometer. Waktu laten adalah lamanya waktustimulasi (suntikan) kedua sampai saat

    penyalinan induk betina dihitung dalamjam.

    Jumlah telur yang diovulasikandihitung dari telur ovulasi dengan caragravimetri dan dihitung juga dari produksisetiap gram induk ikan.

    Derajat pembuahan merupakan jumlahtel ur yang dapat dibuah i setiap 100 butir,dihitung dalam persen. Pengamatan tingkatpembuahan ini dilakukan terhadap telursesudah sekitar 2jam diinkubasikan. Teluryang tampak jernih yolk-nya dan mulaiberkembang dianggap sebagai tel ur yangterbuahi. Sementara teluryang tampak yolk-nya putih buram dan mulai pecah dianggaptidak terbuahi.

    Daya tetas telur merupakan produksilarva yang menetas dari telur yang di-inkubasikan, dihitung setelah 36jam telurdiinkubasikan, dinyatakan dalam persen.

    HASIL DAN BAHASANHasil pemilihan dari 40 ekor .induk di-

    dapatkan yang matang gonad sebanyak 20ekor, 12 ekor induk betina dan 8 ekor jantan.Induk betina ditandai dengan perut yangmembesar dan terasa lembek bila diraba. Indukjantan dengan pengurutan sudah tampakmengeluarkan sperma berupa cairan kentalberwarna putih susu.

    Data hasil pengamatan lain yaitu diametertelu r sebel um perlakuan, waktu laten, jumlahtelu r ovu lasi, derajat pem buahan, fertil isasi,

    dan derajat penetasan sesudah perlakuanstimulasi semuanya disajikan pada Tabel 1.Diameter Sel Telur (Oosit)

    Dari pemeriksaan contoh sel telur di-dapatkan diameternya sudah mencapai rata-rata 1,0 mm atau lebih besar. Dengan modalukuran kandungan oosit sebesar itu ikanbalashark sudah dapat dipijahkan (Satyani etal., 2007c). Terutama pada induk dengan oositberukuran 0,96-1,20 mm atau lebih besar,harapan untuk dapat berhasil dalam pemijahanlebih besar pula. Tidak ada perbedaan nyataukuran oosit yang dihasilkan dalampemeriksaan pada bulan juni dan Agustus.Waktu Laten

    Ada perbedaan waktu laten antara keduaperlakuan. Perlakuan dengan stimulasi ovaprimwaktu latennya lebih cepat dengan perbedaanyang cukup lama yaitu sampai 2-4 jam. Hal inidapat berarti gonadotropin dalam produkovaprim mempunyai kemampuan lebih besardalam membuat oosit lebih cepat mengalamimaturasi atau pematangan akhiryaitu mencapaistadium GVBD (Germinal Vesicle Break Down)di mana sel telur sudah siap ovulasi. Sementaraitu waktu laten ini relatif tidak ada beda antarainduk yang distimulasi pada bulan Juni danAgustus.[umlah Telur Ovulasi

    Induk betina yang diperlakukan denganstimulasi ovaprim tanpa kombinasi satu ekortidak dapat ovu lasi, tetapi yang di-kombinasikan dengan HCG dapat ovulasisemuanya. jurnlah telur yang diovulasikanberbeda nyata (P

  • 5/14/2018 Hormon Gonad

    4/8

    ':-(j) ;.;,0 Tabell. Hasil pemijahan induk balashark (bobot induk, diameter oosit, waktu laten, dan jumlah telur ovulasi, derajat pembuahan, ~.dan penetasan) yang diperlakukan dengan stimulasi ovaprim tanpa kombinasi dan kombinasi ovaprim dengan HCG ~~Table 1. Results of batashark broodstocks spawning (body weight, number of oocyte modal diameter, latency time, number of s : : :s: .eggs, fertil ization, and hatching rate) treated with ovaprim and combination HCGand ovaprirn stimulation ~s : : :~

    s : : :

    Waktu Jumlahtelur . . . .Robot induk Derajat Derajat ~Broodst ock body Diameter oosit laten ovulasi pembuahan r--Perlakuan Bulan weight (g) Diameter of (jam) (btr./g. RR) penetasan LuTreatment Month Latency Number of Fertilization Hatching

  • 5/14/2018 Hormon Gonad

    5/8

    Penqqunaan dua jenis harmon gonadotropin ..... (Darti Satvani)oerajat Pembuahan

    Karena indukjantanjumlahnya tidak samadengan induk betina maka sperma dari duaekor jantan diusahakan untuk membuahi tigaekor betina. Sperma hasil penyalinan sekitar1,0 mL dari setiap ekor induk. Pengamatanyang dilakukan dengan mikroskop terhadapmotilitas spermatozoanya 95% terl ihat aktif.

    Menurut Subagja et al. (2003), pada lkanPanqasius sp. produksi sperma dari 1 kg. indukikanjantan dapat digunakan untuk membuahisebanyak 29 kg produksl telur induk betina.Dengan demikian dua ekor induk balasharkjantan ini cukup memadai untuk membuahi tigabetina. Caranya adalah dengan jalanmengumpulkan produksi sperma darikeduanya di dalam satu tabung reaksi dandilarutkan dalam larutan garam NaCI 0,09%dengan perbandingan 1:4, kemudian disimpandalam term os es. Menurut Subagja et al. (2003),sperma dengan penyimpanan danpengenceran tersebut dapat memperpanjangmotilitas sperma dan tidak mempengaruhikeefektifannya dalam membuahi telur. Daripenelitian Satyani et at. (2007b) yangmengamati spermatozoa pada ikan botia,perlakuan dengan pengenceran seperti diatas dapat digunakan untuk menyimpansperma sampai 4 jam, dan memperpanjangmotilitasnya dari 36 detik menjadi sekitar 62detik. Bahkan men urut Tang & Affandi (2000)sperma yang diencerkan akan lebihmemberikan keleluasaan bergerak dalammencapai telur untuk membuahi.

    jumlah telur terbuahi yang berasal dariinduk dengan stimulasi ovaprim tanpakombinasi hasilnya lebih sedikit dibandingkantelur induk dengan stimulasi kombinasi. Hasilpembuahan dengan rata- rata 72% hampir takada beda dengan hasil sebelumnya yaitu60%-70% (Satyani et al., 2007c). Sementaraitu, pemijahan yang dilakukan pada bulan Iunldidapatkan hampir semua telur gagal terbuahi.Telur dari salah satu induk yang diperlakukandengan kombinasi HCG dan ovaprim ada yangterbuahi pada bulan itu yaitu telur dengan rata-rata diameter paling besar (l ,18 mm).

    Pada pemijahan bulan Agustus semua telurdarl induk-induk kedua perlakuan berhasildibuahi. Ukuran diameter telur yang lebih besarpada bulan Agustus tampaknya membuat telur-telur produksi bulan itu berhasillebih banvakyang terbuahi. Menurut Billard (1992), faktoryang mempengaruhi derajat pembuahan pada

    ikan di antaranya adalah kualitas telur (termasukukuran telur) dan sperma.Derajat Penetasan Telur

    Penetasan atau lnkub asl telur yangdilakukan dalam corong-corong penetasanberukuran lima liter didapatkan hasil sepertitertera pada Tabel 1 dan 2. Telur menetasdalam jangka waktu sekitar 13 jam. Telur yangditetaskan pada bulan juni hanya menetassedikit menghasilkan beberapa ekor larva saja0,01%) dan merupakan hasll induk yangdistimulasikan dengan HCG dan ovaprim.

    Penetasan pada bulan Agustus hasillarvadari induk yang distimulasi ovaprim tanpakombinasi hasilnya sedikitjuga. Hanya kurangdari 3 ekor larva saja yang dapat dipanen percorong. Sementara telur dari induk, perlakuankombinasi HCG dan ovaprim berhasil menetasdengan derajat penetasan rata- rata 44,63%.Nilai ini belum banyak peningkatannyadibanding hasil dari penelitian Satyani et at.(2007c) pada penelitian sebelumnya yaitusekitar 40%.

    jumlah larva abnormal yaitu larva yang tidaklengkap anggota tubuhnya seperti tidak adaekor atau bengkok badannya ada sekitar 7%.Hasil ini lebih sedikit dibandingkan denganhasll pada larva botia yang larva abnormalnyadalam setiap penetasan mencapai 11%-1 3%(Satyani et ai., 2007a). Larva yang abnormalini umumnya akan mati setelah 2-3 hari dalampemeliharaan.

    Dari semua parameter yang diamati tampakbahwa perlakuan stlmulasi kombinasi HCGdanovaprim memberikan hasil yang lebih baikdaripada dengan ovaprim tanpa kombinasi.Namun demikian melihat daya tetas telur yangmasih rendah yaitu masih sekitar 45% makaproduksi balashark ini masih juga belummemadai. Botia dapat mencapai daya tetassekitar 60% (Satyani et al., 2006), sehinggamung kin balashark masih dapat ditingkatkanmenjadi seperti botia. Peningkatan ini dapatmelalui pemilihan induk matang gonad denganmodal awal rata-rata diameter telur yang lebihbesar sekitar 1,18 mm; tampaknya akanmemberikan hasil yang lebih optimal. MenurutBromage & Robert (1995), ukuran telur yanglebih besar akan menghasilkan sintasan larvayang lebih banyak. Demikian pula waktusti m ulasi atau saat pemijahan yangkemungkinan akan lebih bagus pada saat mulaimasuk musim penghujan karena induk-induk

    161

  • 5/14/2018 Hormon Gonad

    6/8

    Bobot induk betina Ovaprim Robot induk bet ina HCG dan ovaprimFemale brood stock Female brood stockbody weight Total Normal Abnormal body weight Total Normal Abnormal

    (g) (%) (%) (%) (g) (%) (%) (%)454 0 468" 0

    0 00.02 0.1416 0 336 52.57 44.84 7.73

    0.05 39.70 35.70 4.0040.85 38.08 5.77

    448 42.5 28.74 11.7642.17 35.84 6.32

    45.9 38.56 7.34488 48.86 45.71 5.15

    42.37 26.3 6.070 0 0

    Rataan (Average) Rataan (Average) 44.639.7 37.8711. 6. 764.08Pemijahan bulan juni (tldak masuk perhitungan)Treatment in june (not included in stat ist ic)

    Tabel 2. Dayatetas telur dari setiap induk ikan balashark yang distimulasi dengan kornblnasl HCGdan ovaprim serta ovaprimtanpa kombinasi

    Table 2. Hatching rateof eggs from each broodstock of balashark treated with HCGand ovaprim combination"f!nd ovaprirnwithout combination

  • 5/14/2018 Hormon Gonad

    7/8

    Penggunaan duo jenis hormon gonadotropin ..... (Dart! Satyani)

    produksi telurnya juga tampak lebih tinggi,baik kuantitas maupun kualitasnya.KESJMPULAN DAN SARAN1. Stimulasi untuk merangsang ovulasi dan

    sperrniasl induk ikan balashark yang telahmatang gonad dari semua parameter yangdiamati yaitu jumlah telur ovulasi, tingkatpembuahan, maupun daya tetas telurnyalebih baik menggunakan kombinasi HCGdengan ovaprim dibandingkan denganovaprlrn saja.

    2. Disarankan untuk memijahkan induk yangtelah mempunyai ukuran diameter telursekitar 1,18mm; dan waktunya pada musimpenghujan.

    DAFTAR PUSTAKAAdriani, Y. 1996. Penqar uh kombinasi

    penyuntikan ovaprim dan prostaglandinF2 alpha terhadap keberhasilan ovulasiikan mas koki. Skripsi Fakultas PerikananRiau. Pekanbaru. 40 pp.

    Billard, R. 1989. Endocrinology and fish culture.Fish Physiology and Biochemistry. KupJerPub!. Amsterdam. 7(14): 49~56.Billard, R. 1992. Reproduction in rainbow trout,dynamic of gametogenesis, biology andpreservation of gametes. Aquaculture. 100:263~298.

    Bromage, N.R.dan R.J.Robert. 1995. Broodstockmanagement and egg and larval quality.Blackwell Science LTD. Cambridge USA. 59pp.

    Goetz. F.W. 1983. Hormonal control of oocytefinal maturation and ovulation in fishes. In.Fish Physiology. W.S.Hoar; D.J.Randall, andE.M. Donaldson (Editors). Academic PressNew York-Toronto. p. 117-161.

    Hardjamulia, A. 1992.,Teknologi pembenihanikanjelawat tLeptobarbus hoeventi secaraterkontrol. Seri Pengembangan HasilPeneJitian Perikanan. Balitbang Pertanian.25 pp,

    Hardjamulia, A. dan T.H. Prihadi. 1995.Pematangan gonad induk ikanjambal siam(PangaSius sutchh di kerambajaring apungdan kolam. Pros. Sem. Hasi! Penel. Perik. AirTawar 1993/1994. Balitkanwar Sukamandi.p. 462~466.

    Kadarini, T., S.Subandiyah, dan E. Baras. 2007.pemeliharaan larva ikan balashark. DalamTeknik Pembenihan Ikan BalasharktBaianteocheiius melanopteruss. Loka Riset

    Budidaya Ikan Hias Air tawar. Pusat RisetPerikanan Budidaya. Badan Riset Kelautandan Perikanan. p, 36~43.

    Lam, T.]. 1995. Induced spawning in fish. TheOceanic Institute and Tungkang MarineLaboratory. Taiwan. p. 14-46.

    Lee, C.S., C.S. Tamaru, and C.D. Kelley. 1988.The cost and effectiveness of CPH, HCGand LHRHa on the induced spawning ofgrey mullet, Mugil cephalus. Aquaculture.73: 341-347.

    Peter, R.E., H.T. Lin, and G.V. der Kraak. 1987.Drug/hormones induced breeding ofChinese teleost. Proc. Of the third Intern.On Reprod. Physiol. Of Fish St. John"s NewFoundland Canada. p. 120--123.Satyani, D. 1998. Aplikasi hormon sebagaiperangsang dalam pemijahan lkan, untukpeningkatan produksi dalam pembenihanikan budidaya. Warta Penelitian PerikananIndonesia. Puslitbang Perikanan Jakarta.4(2): 1-5.

    Satyani, D. 2004. Percobaan pemijahan ikanbotia (Botia macracanth a Blkr) dilaboratorium. j. Pen. Perik. Indonesia. 10(5):55-59.

    Satyani, D., H. Mundriyanto, S. Subandiyah,Chumaidi, Sudarto, P.Tauflk.j, Slembrouck,M. Legendre, dan L. Pouyaud. 2006.Petunjuk Teknis Pembenihan Botia(Chromobotia macracanthu s Bleeker)Skala Laboratorium. Loka Riset BudidayaIkan Hias Air Tawar. Pusat Riset PerikananBudidayaJakatra. 11 pp.

    Satyani, D., J. Slembrouck, S. Subandlvah, danM. Legendre. 2007a. Peningkatan teknikpembenihan buatan ikan hias botia,Chromobotia macracanthus (Bleeker). J .Ris.Akuakultur. 2(3): 135-142.

    Satyani, D., Chumaidi, dan Kusdiarti. 2007b.Peningkatan kualitas sperma induk botiajantan melalui pendekatan hormonal. Pros.Sem. Nas. Penqembanqan Tekn. BudidavaPerikanan dan Temu Bisnis Kerapu. BalaiBesar Riset Perik. Budidaya Laut Gondol danBalai Riset Perik. Air Payau, Maros. PRPB-BRKP.Bali. p. 498-503.

    Satvani, D., A. Priyadi, dan Chumaidi. 2007c.Pemijahan ikan balashark iBaianteocheilusmelanopterusi. DalamTeknik PembenihanIkan Balashark (Balanteocheilusmelanopterusi. Loka Riset Budidaya IkanHias Air Tawar. Pusat Riset PerikananBudldava. Badan Riset Kelautan danPerikanan. p. 24-31 .

    163

  • 5/14/2018 Hormon Gonad

    8/8

    ). Ris. Akuakultur Vol. 3 No.2 Tahun 2008: 157164

    Subagja, J.; Sularto, dan J. Slembrouck.2003.Rasio spermatozoa dengan telur padapembuahan buatan Pangasius(Pangasiidae) setelah disu nti k dengansalmon gonadotropin releasing hormoneanalog (GnRHA) dan dopamin. LaporanKegiatan Balai Riset Perikanan Budidaya AirTawar Bogor. 15 pp.

    Sukendi. 1995. Penqaruh kombinasipenvuntikan ovaprim dan prostaqalndinterhadap dava ranqsanq ovulasl dan

    164

    kualitas telur ikan Iele dumbo (Clariasqariepenus). Tesis Magister Sains. Pro-gram Pasca Sarjana IPB,Bogor. 11 pp,

    Sumantadinata, K. 1997. Prospek bioteknoioqidalam penqembanqan akuakultur danpelestarian sumberdaya perikanan. OrasiIlmiah Guru BesarTetap IImu Pemuliaan Ikan.Fakultas Perikanan IPB. Bogor. p. 6-13.

    Tang, U.M. dan R. Affandi. 2000. BiologiReproduksi Ikan. Buku Acuan PerguruanTinggi. Bogor. 81 pp,