KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SITUASI DALAM … fileKAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SITUASI...
-
Upload
trinhkhanh -
Category
Documents
-
view
260 -
download
0
Transcript of KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SITUASI DALAM … fileKAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SITUASI...
KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SITUASI
DALAM MENENTUKAN MAKSUD BERBAHASA PARA MAHASISWA
DAN DOSEN DI PRODI PBSI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh
Efriska Kurnia Tau
141224095
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SITUASI
DALAM MENENTUKAN MAKSUD BERBAHASA PARA MAHASISWA
DAN DOSEN DI PRODI PBSI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh
Efriska Kurnia Tau
141224095
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Seiringnya ucapan syukur dan rasa terimakasihku pada Tuhan yang maha Esa
untuk hal terindah yang dia ciptakan disetiap petualanganku. Karya ini akan
kupersembahkan:
Bapa Pius Tau dan mama Anastasia Mamun, yang telah memberi semua yang
saya butuhkan. Saya bersyukur memiliki mereka.
Kakak Ellen, Kakak Hery, Kakak Eflin, Kakak Hery, Kakak Edward.
Mereka kakak terhebat yang kumiliki.
Adik bungsu ndam, sahabat berbagi cerita yang penuh pengertian.
Keponakanku, prisillia dan Cloy, pemberi semangat disaat kejenuhan mulai hadir
dalam petualanganku.
Paguyuban inkoparenta yang selalu hadir mewarnai petualanganku.
Komunitas Cana yang sudah mengajarkan saya arti kekeluargaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Terkadang aku mengintip takdirku agar hidupku lebih terencana,
tapi aku baru sadar Tuhan menyimpan takdir untuk kejutan.
~ Clara Ng ~
Waktu tidak berpihak pada siapapun. Tapi waktu dapat menjadi sahabat bagi
mereka yang memegang dan memperlakukannya dengan baik.
~ Winston Churchill ~
Segala sesuatu yang bisa kau bayangkan
adalah nyata.
~ Pablo Picaso ~
Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.
~ Andrea Hirata ~
Sesekali jadilah film kartun: digilas, dijepit, lalu bangkit lagi.
~ Dahlan Iskan ~
Menjadi tuan bagi diri sendiri
~ Penulis ~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya tulisan ilmiah.
Yogyakarta, 16 Januari 2018
Penulis
Efriska Kurnia Tau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas SanataDharma:
Nama: Efriska Kurnia Tau
NIM: 141224095
Demi pembaruan ilmu pengetahuan dunia pendidikan, saya memberikan pada
perpustakan Universitas Sanata Dharma skripsi dengan judul:
KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SITUASI
DALAM MENENTUKAN MAKSUD BERBAHASA PARA MAHASISWA
DAN DOSEN DI PRODI PBSI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
Dengan demikian saya memberikan skripsi ini pada perpustakaan Universitas
Sanata Dharma dan mengolahnya ke dalam media apapun tanpa harus meminta
persetujuan dari saya selaku penulis ataupun memberikan royalti selama masih
tetap mencantumkan nama penulis.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan semestinya.
Yogyakarta, 16 Januari 2018
Yang menyatakan
Efriska Kurnia Tau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Tau, Efriska Kurnia, 2018.Kajian Elemen dan Fungsi Konteks
Situasi dalam Menentukan Maksud Berbahasa para
Mahasiswa dan Dosen di Prodi PBSI Universitas Sanata
Dharma Tahun Akademik 2017/2018. Skripsi. Yogyakarta:
JPBS. FKIP. USD.
Penelitian ini membahas elemen dan fungsi konteks situasi dalam
menentukan maksud berbahasa para mahasiswa dan dosen pada situasi Formal di
prodi PBSI Universitas Sanata Dharma tahun akademik 2017/2018. Tujuan dari
penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan elemen konteks situasi dalam
menentukan maksud berbahasa para mahasiswa dan dosen di prodi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia (2) mendeskripsikan pola elemen konteks situasi dalam
menentukan maksud berbahasa para mahasiswa dan dosen Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma tahun akademik 2017/2018, dan
bagian (3) mendeskripsikan fungsi konteks situasi dalam menentukan maksud
berbahasa para mahasiswa dan dosen Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Universitas Sanata Dharma tahun akademik 2017/2018.
Adapun jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dari
penelitian ini adalah tuturan para mahasiswa dan dosen Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018.
Data dari penelitian ini adalah tuturan para mahasiswa dan dosen Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia tahun akademik 2017/2018. Metode pengumpulan data
yang digunakan oleh peneliti adalah metode simak yang melibatkan beberapa
teknik yakni teknik simak bebas libat, teknik rekaman, teknik simak libat cakap,
dan teknik catat. Metode dan teknik analisis data pada penelitian ini adalah
metode padan pragmatis dengan teknik identifikasi, klasifikasi, interpretasi atau
pemaknaan, dan triangulasi.Adapun objek penelitiannya adalah tuturan yang ada
dalam konteks situasional pada para mahasiswa dan dosen Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik
2017/2018 yang di dalamnya terdapat konteks situasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) elemen-elemen pada
tuturan mahasiswa dan dosen PBSI Universitas Sanata Dharma yakni (a) penyapa
dan pesapa, (b) konteks tuturan, (c) tujuan tuturan, (d) tuturan sebagai bentuk
aktivitas ujar atau tindakan, (e) tuturan sebagai bentuk tindak verbal, (2) pola
elemen konteks situasi dalam menentukan maksud berbahasa para mahasiswa dan
dosen Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma tahun
akademik 2017/2018, dan (3) fungsi konteks pada tuturan mahasiswa dan dosen
PBSI Universitas Sanata Dharma yakni (a) fungsi konteks memberikan informasi
lanjutan, (b) memberi informasi rinci, (c) memastikan, dan (d) memotivasi.
Kata kunci: tuturan, konteks situasi, formal, kajian elemen, dan fungsi konteks
situasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Tau, EfriskaKurnia, 2018. Element Study and Function of Situation Context in
Determining the Aim of the Talk Between Lecturers and Students
Situation in Indonesian Language Study Program (PBSI) of Sanata
Dharma University Academic Year 2017/2018.Thesis. Yogyakarta: JPBS.
FKIP.USD.
The researcher discussed element and function of situation context in
determining the aim of the talk between lecturers and students in Formal Situation
in (PBSI) of Sanata Dharma University academic year 2017/2018. This research
aims to: (1) describe the elements of situational context and (2) describe the
pattern of the situational context in determining the aim of the talk between the
lecturers and the students of PBSI in Formal Situation, (3) describe the function
of the situational context in determining the aim of the talk between the lecturers
and the students of PBSI.
This was a descriptive qualitative research. The source and the data were
taken from the verbal interaction between the lecturers and the students of PBSI
of Sanata Dharma University academic year 2017/2018. The sentences uttered by
the lecturers and the students were taken as the object of this research.
In collecting the data, the researcher used observation method which
involved some techniques such as uninvolved conversation observation,
recording, involved conversation observation, and writing technique. The
methods and techniques used in this research were pragmatic identity method
which implied identification, classification, interpretation, and triangulation.
The conclusion of this research were (1) the elements of situational
context which were (a) the greeter and the addressee, (b) context of the talk,
(c) purpose of speech, (d) the talk as a part of speech or action activity, (e) as a
verbal action, (2) the pattern of the situational context in determining the aim of
the talk between the lecturers and the students of PBSI, (3) the function of the
situational context in determining the aim of the talk between the lecturers and
the students of PBSI, and (3) the function of the context of the talk done between
the lecturers and the students of PBSI of Sanata Dharma University which
were (a) asking and giving further information, (b) giving detail
information,
(c) ensuring, and (d) giving motivation.
Key words: talk, situational context, formal, element study, situational context
function.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya skripsi dengan judul Kajian Elemen dan Fungsi
Konteks Situasional dalam Menentukan Maksud Berbahasa para Mahasiswa dan
Dosen pada Situasi Formal di Prodi PBSI Universitas Sanata Dharma Tahun
Akademik 2017/2018 dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai
salah satu syarat menyelesaikan studi yang tercantum dalam kurikulum program
studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Seni (JPBS), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini diselesaikan tidak
terlepas dari dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Rishe Purnama Dewi, S. Pd, M. Hum., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M. Hum., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan yang sangat bermanfaat demi terselesainya skripsi ini.
4. Semua dosen PBSI yang dengan berbagai cara memberikan pengetahuan
yang sangat bermanfaat bagi penulis.
5. Ibu Theresia Rusmiyati, selaku sekretaris prodi PBSI yang sangat
membantu admistrasi selama perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Bapak Pius Tau dan Ibu Anastasia Mamun, yang sudah memberikan
dukungan baik spritual maupun finansial.
7. Kakak Ellen, Eflyn, dan Edward, yang telah dengan setia mendengarkan
keluhanku.
8. Adik Indra, yang selalu ada buat saya di tanah rantauan ini.
9. Teman-teman sepayungan, Dewi Puji Lestari, Kristiana Jayanti Andang,
Lastri Rindiyantika, Prisilia Felicia Elu, dan Zetto Wai Lawet, yang selalu
dengan setia bersama melewati masa-masa skripsi ini.
10. Teman-teman kelas B 2014, yang sudah menjadi bagian dalam
petualanganku.
11. Teman-teman di mana saja yang dengan setia meluangkan waktu untuk
bersamaku mengerjakan skripsi ini meskipun lewat media sosial.
12. Semua pihak yang telah mendukung saya.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari yang diharapkan.
Namun, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang
menggunakannya.
Yogyakarta, 16 Januari 2018
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI .................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4
1.5 Batasan Istilah ............................................................................................ 4
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 8
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................................... 8
2.2 Bahasa dan Komunikasi ............................................................................. 9
2.3 Bahasa sebagai Alat Berkomunikasi .......................................................... 12
2.4 Makna dan Maksud dalam Berkomunikasi ................................................ 13
2.5 Pragmatik dan Konteks .............................................................................. 14
2.6 Perkembangan Studi Konteks .................................................................... 19
2.7 Hakikat Elemen Konteks Situasi dan Jenisnya .......................................... 20
2.8 Pola Elemen Konteks Situasi ..................................................................... 22
2.9 Hakikat Fungsi Konteks Situasi ................................................................. 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 26
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 26
3.2 Sumber Data ............................................................................................... 26
3.3 Objek Penelitian ......................................................................................... 27
3.4 Data ............................................................................................................ 27
3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 28
3.6 Instrumen Penelitian................................................................................... 29
3.7 Metode dan Teknik Analisis Data .............................................................. 30
3.8 Triangulasi ................................................................................................. 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................... 34
4.1 Deskripsi Data ............................................................................................ 34
4.1.1 Elemen Konteks Situasi ...................................................................... 35
4.1.2 Pola Elemen Konteks Situasi ............................................................. 44
4.1.3 Fungsi Konteks Situasi ....................................................................... 49
4.2 Hasil Analisis Data ..................................................................................... 51
4.2.1 Elemen Konteks Situasi ...................................................................... 52
4.2.2 Pola Elemen Konteks Situasi ............................................................. 53
4.2.2.1 Pola Elemen Konteks Lengkap .............................................. 53
4.2.2.2 Pola Elemen Konteks Dominan ............................................. 57
4.2.3 Fungsi Konteks Situasi ....................................................................... 60
4.2.3.1 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Lanjutan ................. 61
4.2.3.2 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Rinci ....................... 63
4.2.3.3 Fungsi Konteks Memastikan .................................................. 65
4.2.3.4 Fungsi Konteks Memberi Motivasi ........................................ 67
4.3 Pembahasan ................................................................................................ 69
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 75
5.1 Penutup ....................................................................................................... 75
5.2 Saran ........................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 79
LAMPIRAN ................................................................................................... 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kajian pragmatik terdapat begitu banyak konteks yang dibedakan
dan salah satu konteks yang akan dijadikan sebagai dasar dalam penelitian ini
adalah konteks situasi. Leech (1993) (dalam Rahardi, 2003:18) memaparkan
bahwa konteks situasi tuturan adalah aneka macam kemungkinan latar belakang
pengetahuan (background knowledge) yang muncul dan dimiliki bersama-sama
baik oleh penutur maupun oleh mitra tutur, serta aspek-aspek di luar kebahasaan
lainnya yang menyertai, mewadahi, serta melatarbelakangi hadirnya sebuah
pertuturan tertentu. Latar belakang pengetahuan yang dimaksudkan adalah segala
aspek yang melingkupi baik itu aspek sosial, budaya, ekonomi maupun politik
yang dimiliki oleh partisipan (pembicara dan pendengar) dalam bertutur demi
tercapainya makna dalam penuturan.
Sejalan dengan pendapat yang dipaparkan di atas, menurut Tarigan
(1987:35)konteks adalah latarbelakang pengetahuan yang diperkirakan dimiliki
dan disetujui bersama oleh pembicara atau penulis dan penyimak atau pembaca
serta yang menunjang interpretasi terhadap suatu ucapan tertentu. Konteks situasi
tuturan yang dimaksud menunjuk pada aneka macam kemungkinan latarbelakang
pengetahuan (background knowledge) yang muncul dan dimiliki bersama baik
oleh si penutur maupun oleh mitra tutur, serta aspek non-kebahasaan lainnya yang
menyertai, mewadahi, serta melatarbelakangi hadirnya suatu pertuturan tertentu.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Bertolak belakang dengan fakta yang terjadi di lingkungan masyarakat
terutama pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kita mencoba mengkaji
suatu hal baru yakni terkait realitanya dalam lingkungan perkuliahan (kampus)
khususnya pada lingkungan formal, yakni para dosen maupun mahasiswa tidak
memahami bahwa terhadap elemen dan fungsi konteks yang melingkupi tuturan
dalam berkomunikasi. Hal tersebut membuat interaksi dalam proses
berkomunikasi menjadi tidak menyenangkan karena bisa dikatakan apa yang
dikatakan tidak dipahami oleh mitra tutur.
Bagaimanakah elemen-elemen dan fungsi konteks bahasa berperan dalam
menentukan maksud berbahasa pada dosen dan mahasiswa terutama pada situasi
formal. Pada tulisan ini, peneliti mengkaji elemen dan fungsi konteks situasidalam
menentukan maksud berbahasa para mahasiswa dan dosen PBSI Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018. Penjelasan tentang kajian
elemen dan fungsi konteks dalam menentukan maksud bahasa, setidaknya
meminimalisiir kesalahpahaman dalam penentuan elemen dan fungsi konteks
tuturan. Kesalahan dalam menentukan elemen dan fungsi tuturan akan sangat
berpengaruh terhadap penafsiran suatu tuturan oleh mitra tutur.Oleh karena itu,
komunikasi yang ingin dicapai antara penutur dan lawan tutur akan berjalan
sebagaimana yang diharapkan.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, disusunlah dua rumusan
masalah, sebagai berikut:
a. Elemen-elemen konteks situasiapa saja yang terdapat dalam kegiatan berbahasa
mahasiswa dan dosen pada situasi formal di prodi PBSI Universitas Sanata
Dharma tahun akademik 2017/2018.
b. Pola-pola elemen konteks situasi apa saja yang terdapat dalam dalam kegiatan
berbahasa mahasiswa dan dosen pada situasi formal di prodi PBSI Universitas
Sanata Dharma tahun akademik 2017/2018.
c. Fungsi apa sajakah yang diperankan konteks situasi dalam menentukanmaksud
berbahasa mahasiswa dan dosen pada situasi formal di prodiPBSI Universitas
Sanata Dharma tahun akademik 2017/2018.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian yang
dilakukan sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan elemen-elemen konteks situasi yang terdapatpada kegiatan
berbahasa para mahasiswa dan dosen pada situasi formal di prodi PBSI
Universitas Sanata Dharma tahun akademik 2017/2018.
b. Mendeskripsikan pola-pola elemen konteks situasi yang terdapatpada
kegiatan berbahasa para mahasiswa dan dosen pada situasi formal di prodi
PBSI Universitas Sanata Dharma tahun akademik 2017/2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
c. Mendeskripsikan fungsi konteks situasi dalam menentukan maksudberbahasa
pada mahasiswa dan dosen pada situasi formal di prodi PBSI Universitas
Sanata Dharma tahun akademik 2017/2018.
1.4 Manfaat Penelitian
Peneliti berharap, penelitian ini dapat memberikan manfaat praktis
maupun teoritis.
a. Secara Teoretis
Hasil penelitian ini, setidaknya menambah wawasan atau informasi terkait
kajian pragmatik yang dalam hal ini yakni elemen dan fungsi konteks dalam
menentukan maksud berbahasa mahasiswa dan dosen. Selain itu, sebagai
rujukan dalam berkomunikasi.
b. Secara Praktis
Memberikan masukan atau informasi yang berupa data empirik terkait adanya
elemen dan fungsi yang terdapat dalam konteks situasi dalam menentukan
maksud berbahasa mahasiswa dan dosen. Selain itu, Penelitian ini juga
dimanfaatkan agar para mahasiswa dan dosen memahami elemen dan fungsi
bahasa dalam konteks situasi terutama dalam kegiatan belajar mengajar.
1.5 Batasan Istilah
Batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini tentu saja tidak lepas
dari teori elemen-elemen konteks sosial dalam berkomunikasi dan teori lainnya
yang mendukung dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Adapun batasan-batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Elemen Konteks Situasi
Leech (1993) mengatakan bahwa elemen konteks situasi adalah aspek-
aspek pelibat tutur yang dipakai untuk menunjang keberhasilan suatu proses
komunikasi.
b. Fungsi Konteks Situasi
Leech (1993) mengatakan bahwa fungsi konteks situasi di dasarkan pada
latar belakang pengetahuan yang sama dan dimiliki oleh penutur maupun mitra
tutur, dengan tujuan agar memiliki pemahaman yang sama terhadap maksud
tuturan sehingga proses berkomunikasi dapat berlangsung dengan baik.
c. Pragmatik
Wijana(1996:2) (dalam Nadar2009:4) menyebutkan bahwa pragmatik
mengkaji makna yang terikat konteks. Kemudian, Levinson (1983:9) dalam
Pranowo (2014:137) menyatakan bahwa pragmatik pada hakikatnya adalah studi
bahasa dari sudut pemakainya atau bahasa dalam pemakaiannya (language in
use).
Mey (1983:42) (dalam Rahardi 2003:15) mendefinisikan pragmatik bahwa
“Pragmatics is the study of the conditions of human language uses as there
determined by the context of society”, „Pragmatik adalah studi mengenai kondisi-
kondisi penggunaan bahasa manusia yang ditentukan oleh konteks masyarakat‟.
Penggunaan bahasa ditentukan oleh konteks situasi masyarakat yang mewadahi
suatu tuturan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
d. Konteks
Mey (1993:38) (dalam Nadar 2009:3) mendefenisikan konteks sebagai
situasi lingkungan, dalam arti luas yang memungkinkan peserta pertuturan untuk
dapat berinteraksi, dan yang membuat ujaran mereka dapat dipahami. Selain itu,
Rahardi (2005:51) mendefinisikan konteks sebagai semua latar belakang
pengetahuan yang diasumsikan sama-sama dimiliki penutur dan mitra tutur serta
yang mendukung interpretasi mitra tutur atas apa yang dimaksudkan penutur itu
dalam proses bertutur.
e. Konteks situasi
Wijana (1996) (dalam Rahardi, 2003:18) memaparkan bahwa konteks
situasi tuturan adalah latar belakang pengetahuan (background knowledge) yang
muncul dan dimiliki bersama-sama baik oleh penutur maupun oleh mitra tutur,
serta aspek-aspek non-kebahasaan lainnya yang menyertai, mewadahi, serta
melatarbelakangi hadirnya sebuah pertuturan tertentu.
f. Komunikasi
Menurut Mulyana (2014:16) komunikasi adalah suatu aktivitas yangterus
berlangsung dan selalu berubah. Pandangan lain di sampaikan Ruben dan Stewart
(2013) menyatakan komunikasi manusia adalah proses melalui individu dalam
hubungan, kelompok, organisasi, dan masyarakat membuat dan menggunakan
informasi untuk hubungan satu sama lain dan dengan lingkungannya. Proses
berkomunikasi berjalan baik apabila penutur dan mitra tutur berkerja sama dalam
proses bertutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.6 Sistematika Penulisan
Penelitian ini akan dijabarkan dalam lima bab yang diuraikan secara
sistematis yakni, bab I berisi tentang pendahuluan yang menguraikan terkait latar
belakang penelitian, fokus penelitian dan rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan istilah, serta sistematika penelitian. Bab II terkait studi
pustaka yang menguraikan bahasa dan komunikasi, bahasa sebagai alat
komunikasi, makna dan maksud dalam berkomunikasi, pragmatik dan konteks,
perkembangan studi konteks, elemen dan fungsi konteks. Bab III menguraikan
terkait metodologi penelitian, yang menjabarkan jenis penelitian, sumber data,
objek penelitian, data, metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik
analisis data, dan triangulasi. Bab IV berisi pembahasan yang berkaitan dengan
deskripsi data, hasil analisis data, dan pembahasannya. Bab V adalah bab terakhir
dalam penelitian ini yang berisi simpulan terkait data yang sudah diolah disertai
dengan implikasi dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teori dalam sebuah penelitian dikatakan sangat bermanfaat karena dengan
dapat memperdalam pemahaman tentang objek penelitian. Dengan teori yang
digunakan, kita dapat menggambarkan data atau fenomena yang terjadi.Oleh
karena itu, teori sangat diperlukan dalam suatu penelitian. Penelitian ini
menggunakan berbagai teori yang bisa dikatakan mendukung penelitian yang
dilakukan. Adapun teori-teori yang digunakan untuk mendukung teori yang kita
gunakan dalam penelitian tersebut.
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh dua pakar
yakniProf. Dr. Pranowo M. Pd, yang berjudul “ Tergantung pada Konteks”.Hasil
penelitian yang diperoleh Prof. Dr. Pranowo, M. Pd adalah pemahaman maksud
dalam kajian bahasa secara pragmatik tergantung pada konteks. Maksud adalah
makna yang ingin disampaikan oleh penutur. Penentuan konteks dalam pragmatik
dapat diidentifikasi antara lain melalui (i) dasar pemahaman yang sama, (ii) latar
belakang budaya, (iii) asumsi penutur terhadap mitra tutur, (iv) knowledge of the
World, (v) kesantunan, (vi) bahasa nonverbal.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Dr. Kunjana Rahardi,
M.Hum,yang berjudul “ Menemukan Hakikat Konteks”. Secara umum dapat
dikatakan bahwa ihwal konteks itu dipahami secara variatif oleh sejumlah pakar.
Selain konteks yang berdimensi intralinguistik atau ko-teks yang disebut oleh
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
beberapa pakar, konteks juga menunjuk pada dimensi-dimensi lingkungan fisik
dan lingkungan sosial yang hidup. Pandangan lain menyebut bahwa konteks
hakikatnya adalah latar belakang pengetahuan yang sama yang dimiliki oleh para
pelibat tutur. Apakah dimensi-dimensi ekstralinguistik menempatkan aspek-aspek
bahasa non-verbal seperti gerak-gerak kinesik dan proksimik, penulis belum
menemukan referensi yang meyakinkan, dan hingga kini pencarian itu masih
merupakan kegelisahan intelektual yang terus akan diupayakan jawabannya yang
pasti.
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan di atas, dapat terlihat bahwa
adanya kesamaan maupun perbedaan yang terdapat pada kedua penelitian
terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini.Persamaan
antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah sama-sama
membahas ihwal konteks. Sedangkan perbedaannya adalah pada penelitian
terdahulu masih membahas konteks secara umum dalam pragmatik dan tidak
mengkaji tentang elemen dan fungsi yang diperankan konteks tetapi pada
penelitian saat ini mengkaji konteks secara khusus yaitu konteks situasi dan
mengkaji tentang elemen dan fungsi yang diperankan konteks situasi dalam
menentukan maksud berbahasa para Mahasiswa dan Dosen pada Situasi Formal di
Prodi PBSI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2017/2018.
2.2 Bahasa dan Komunikasi
Berbagai pengertian tentangbahasa dan komunikasi dapat kitajumpai dalam
kehidupan kita. Secara konkret bahasa dapat didefinisikan sebagai cara seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
menggunakan tanda-tanda atau lambangbunyi dalam kelompok masyarakat untuk
berkomunikasi. Komunikasi adalah proses atau cara penyampaian informasi dari
satu orang dengan orang lain. Kalau dilihat secara sepintas, kedua definisi ini
sangatlah sederhana, tetapi sangatlah berpengaruh terhadap aktivitas sosial
(Kridalaksana, 1983) (dalam Abdul Chaer 2012:32).
a. Bahasa
Menurut Gorys Keraf (1997 :1) bahasa adalah alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-
satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan
sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan
identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita,
pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita,
bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun
sebagai diri sendiri.
Kridalaksana (1983) dalam buku Linguistik Umum karya Abdul Chaer
(2012:32) mendefenisikan bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer dan
digunakan oleh para kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
mengidentifikasikan diri.Dalam artian bahwa semua hal yang digunakan oleh
manusia itu merupakan suatu bahasa yang bertujuan untuk memberi pesan.
Pendapat tersebut lebih dipertegas lagi oleh kedua ahli yakni Bloch dan Trater
dalam Lubis (2011:1) yang mengatakan bahasa adalah sebuah sistem lambang-
lambang vokal yang bersifat arbritrer (language is a system of arbitrary
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
vocalsymbol). Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dipahami bahwa
bahasa pada dasarnya adalah suatu lambang bunyi yang bersifat mana suka tetapi
penggunaannya tetap konvensional (semua mematuhidan bersepakat terkait hal
tersebut).
b. Komunikasi
Menurut Mulyana (2014:16) komunikasi adalah suatu aktivitas yang terus
berlangsung dan selalu berubah. Komunikasi sekarang didefinisikan sebagai suatu
proses dinamik transaksional yang mempengaruhi perilaku sumber dan
penerimanya. Penerapannya komunikasi akan berlangsung apabila terjadi
kesamaanmakna dalam pesan yangditerima oleh komunikan. Menurut Wilbur
Schramm (dalam Effendy,1994) menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil
apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan
(frame of reference), yakni perpaduan pengalaman dan pengertian yang diperoleh
komunikan. komunikasi akan terganggu jika aturan-aturan sistem lambang tidak
dipatuhi. Komunikasi adalah pengiriman informasi yang bermakna dari satu orang
ke orang lain.
Komunikasi merupakan suatu hal yang selalu terjadi dalam kehidupan
manusia. Melalui komunikasiseseorang dapat menetapkan sebuah keputusan,
mengemukakan pendapat, memecahkan permasalahan, melepaskan ketegangan,
memberikan pengetahuan, dan menanamkan keyakinan. Mulyana dan Rahmat
(13:2014) masih merumuskan komunikasi sebagai apa yang terjadi apabila makna
diberikan terhadap sebuah prilaku. Kedua ahli ini ingin mengatakan bahwa dalam
setiap peristiwa memberikan peluang atau kemungkinan terjadinya komunikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Berkomunikasi adalah suatu proses kerja sama antara penyapa dan pesapa
melalui wahana bahasa untuk mencapai negosiasi makna. Berkomunikasi berarti
bernegosiasi (Grice:1975) (dalamTagor Pangaribuan 130:2008). Dikatakan
demikian karena dalam setiap percakapan yang dilakukan oleh partisipan ingin
menunjukkan bahwa akan ada tujuan atau keputusan yang bisa diambil.
2.3 Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Bahasa sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh manusia sangat
penting perannya dalam masyarakat, karena tanpa bahasa, manusia akan merasa
kesulitan dalam menyampaikan pikirannya pada orang lain baik itu sifatnya lisan
maupun tulisan. Oleh karena itu, tidaklah menjadi suatu hal yang diragukan
bahwa terdapat hubungan yang erat antara bahasa dan komunikasi terutama dalam
kehidupan manusia. Bahasa secara umum memiliki fungsi sebagai alat untuk
berkomunikasi atau sederhananya media penyampai pesan. Komunikasi adalah
istilah umum yang merujuk pada istilah yang lebih khusus, yaitu bahasa.
Apabila bahasa didefinisikan sebagai sosok, maka akan diartikan sebagai
sebuah sistem lambang-lambang vokal yang bersifat arbritrer (language is a
system of arbitrary vocal symbol), Bloch dan Trater (dalam Lubis 2011: 1).
Sedangkan bahasa diartikan sebagai alat komunikasi yang dinyatakan sebagai alat
atau fungsi bahasa (Chaer, 31:2012).
Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas dapat dibuat kesimpulan
bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipakai sebagai media
berkomunikasi masyarakat dan intinya bersifat arbritrer dan konvensional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2.4 Makna dan Maksud dalam Berkomunikasi
Dalam artikel jurnal yang berjudul“Tergantung pada Konteks”
(Pranowo:2015)menyatakantujuan studi bahasa dari sudut pandang pragmatik
ingin memahami maksudpenutur melalui bahasa yang digunakan, atau memahami
fungsi komunikatif pemakaian bahasa. Artinya, ketika seseorang berkomunikasi
dengan orang lain, mereka ingin menyampaikan maksud tertentu melalui makna-
makna yang terdapat di dalam bahasa. Namun, pada saat-saat tertentu, makna
yang terkandung dalam bahasa belum dapat dipahami oleh mitra bicara karena ada
gagasan penutur yang tidak dapat diwakili dengan kata-kata. Gagasan yang tidak
dapat diwakili oleh kata-kata padahal ingin diungkapkan oleh penutur itulah yang
dimaksud dengan konteks.
Lain halnya dengan bahasa (simbol) yang bersifat nyata, “makna” justru
lebih bersifat abstrak. Karena itu “makna” nyaris tak terdefinisikan. Sebab,
menafsirkan “makna” pada dasarnya hanyalah berdasarkan bahasa yang namapak.
Dalam proses komunikasi, bahasa dan makna merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan. Persoalannya yang selalu muncul adalah, tidak jarang dalam
komunikasi kita hanya mampu memahami simbol dari bahasa saja, sementara
makna justru tak didapatkan. Jika didapatkan makna yang baru, bahkan berbeda
antarpartisipan komunikasi.
Inilah yang dikatakan komunikasi yang dibangun tidak jarang mengalami
masalah (miscommunication).Dalam artian, bahasa hanyalah sebuah simbol atau
lambang yang digunakan untuk sebagai mediator untuk mengantar pesan-pesan
tertentu dalam proses komunikasi. Karena itu, kedekatan pemahaman bersama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
terhadap simbol komunikasi yang digunakanakan semakin mirip makna
(meaning) dan pesan (message) komunikasi yang diperoleh. Jika makna dipahami
sebagai proses menemukan maksud dan arti sebuah pesan, maka pesan itu sendiri
adalah sesuatu yang dipahamidalam suatu proses berkomunikasi.
Realitasnya memangseringkali kita sulit memaksudkan sesuatu yang orang
lain pahami dari bahasa atau perkataan kita. Sebaliknya juga tidak jarang kita sulit
membahasakan atau mengatakan dengan baik apa yang sebenarnya yang kita
sampaikan. Dalam berkomunikasi makna dan maksud menjadi hal yang penting,
maksud dalam berkomunikasi bisa berjalan dengan baik apabila memiliki dasar
pemahaman yang sama, mengenali latar belakang budaya, menangkap asumsi
penutur terhadap mitra tutur, mengenali pengetahuan tentang dunia, mengenali
kesantunan, dan mengenali bahasa nonverbal penutur.
2.5 Pragmatik dan Konteks
Sebelum membahas lebih jauh terkait konteks situasi, kita akan membahas
terkait konteks secara umum terlebih dahulu. Konteks adalah bagian suatu uraian
atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna situasi yang
ada hubungannya dengan suatu kejadian. Purwo (2001:4) menjelaskan konteks
adalah pijakan utama dalam analisis pragmatik, yang dalam artian ketika kita
mencoba berbicara soal kajian pragmatik berarti secara otomatis kita akan
berkutat seputar konteks. Konteks ini meliputi penutur dan mitra petutur, tempat,
waktu, dan segala sesuatu yang terlibat di dalam ujaran tersebut. Preston dalam
(Supardo, 2000:46) menjelaskan bahwa konteks sebagai seluruh informasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
berada di sekitar pemakai bahasa termasuk pemakaian bahasa yang ada
disekitarnya. Dengan demikian, hal-hal seperti situasi, dan tempat dapat
merupakan konteks pemakaian bahasa.
Menurut Sumarlan (2006:14), konteks merupakan dasar bagi inferensi.
Adapun yang dimaksud dengan inferensi di sini adalah proses yang harus
dilakukan oleh komunikan (pendengar) untuk memahami makna sehingga sampai
pada penyimpulan maksud dan tuturan. Seorang individu ketika menerima pesan
yang disampaikan oleh lawan bicara harus menafsirkan maksud tuturan agar yang
disampaikan dapat ditanggapi dengan baik dan benar sehingga tidak menimbulkan
konflik.
a. Pragmatik
Wijana(1996:2) (dalam Nadar2009:4) menyebutkan bahwa pragmatik
mengkaji makna yang terikat konteks. Dalam menafsirkan makna yang
terkandung dalam sebuah tuturan, hendaknya kita tidak melupakan kehadiran
konteks yang melingkupi dan mewadahi tuturan tersebut.Kemudian lebih lanjut,
dalam teorinya Yule (2006:3) pragmatik adalah ilmu yang mempelajari tentang
makna atau maksud yang disampaikan penutur (penulis) dan ditafsirkan oleh
pendengar (pembaca). Rahardi (2003) mengatakan bahwa pragmatik merupakan
ilmu yang mengkaji maksud penutur di dalam konteks situasi dan lingkungan
sosial-budaya.
Berdasarkan paparan para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa semua
tuturan yang dilakukan selalu dikaitkan dengan konteks tuturan atau dapat
dikatakan konteks menjadi sesuatu yang mutlak dalam suatu tuturan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b. Konteks
Konteks adalah aspek-aspek yang berhubungan dengan lingkungan fisik
dan sosial sebuah tuturan (Leech, 1983:19). Dilanjutkan oleh Halliday & Hasan
(1994) mengatakan konteks merupakan sesuatu yang inheren dan hadir bersama
teks, sehingga dapat diartikan konteks sebagai situasi atau latar terjadinya suatu
komunikasi. Secara sederhana kita dapat mengartikan bahwa pakar diatas ingin
mengatakan kehadiran konteks selalu diperlukan baik di lingkungan fisik maupun
sosial pelaku tuturan.
a) Pengertian Konteks dalam Pragmatik
Sebelum kita mengenal lebih jauh tentang konteks situasi, terlebih
dahulu akan dijelaskan tentang konteks. Pragmatik sebagai cabang ilmu yang
berkaitan dengan konteks. Begitu banyak tulisan yang dapat ditemui dan
mengangkat permasalahan prihal pragmatik khususnya konteks. Pranowo
(2015:496) dalam Prosiding Seminar Nasional PIBSI XXXII yang berjudul
“Tergantung pada Konteks” adalah latar belakang pengetahuan yang dimiliki oleh
pembicara dan pendengar sehingga dapat saling berkomunikasi untuk
menyampaikan maksud. Konteks memegang peranan penting dalam memberikan
kejelasan pada maksud tuturan. Itulah sebabnya konteks berkaitan erat dengan
tuturan.
Sejalan dengan yang telah disampaikan oleh Pranowo (2015:496) di atas,
Tarigan (1987:35) menyatakan bahwa konteks adalah latar belakang pengetahuan
yang diperkirakan dimiliki dan disetujui bersama oleh pembicara atau penulis dan
penyimak atau pembaca serta yang menunjang interpretasi penyimak atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
pembaca terhadap apa yang dimaksud pembicara atau penulis dengan suatu
ucapan tertentu. Teori ini ingin menjelaskan bahwa sebuah komunikasi yang baik
dapat terjadi apabila partisipan yang tidak lain adalah penutur dan lawan tutur
berada dalam latar pengetahuan yang sama. Kemudian didukung oleh Mulyana
(2005:21) melalui pemaparan bahwa konteks dapat dianggap sebagai sebab dan
alasan terjadinya suatu pembicaraan.
Lawatan proses perunutan perihal konteks dalam studi pragmatik pada
tulisan ini ditutup oleh pendapat dari seorang ahli yaitu Leech (1983:13) (dalam
Nadar (2009:6) sebagai latar belakang pemahaman yang dimiliki oleh penutur
maupun lawan tutur sehingga dapat membuat interpretasi mengenai apa yang
dimaksud oleh penutur pada waktu membuat tuturan tertentu.
Melalui berbagai pemahaman yang disampaikan oleh beberapa ahli di atas,
konteks merupakan berbagai hal yang berhubungan langsung dengan lingkungan
fisik, sosial serta pemahaman awal yang dimiliki oleh penutur dan lawan tutur
sehingga dapat memungkinkan tercapainya ketepatan dalam menafsiran makna
tuturan.
Dapat disimpulkan bahwa dalam proses berkomunikasi, latarbelakang
pengetahuan yang sama menjadikan tuturan tersebut tersampaikan atau
menemukan titik temu dari apa yang diperbincangkan oleh partisipan.
b) Pengertian Konteks Situasi
Setelah mendalami ihwal pragmatik serta konteks yang tentunya menjadi
kesatuan yang tidak terpisahkan, selanjutnya akan dijelaskan tentang konteks
situasi yang menjadi dasar dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Teori pertama dipaparkan oleh Pranowo (2014:144) dalam bukunya yang
berjudul “Teori Belajar Bahasa” bahwa konteks adalah segala situasi yang
melingkupi suatu ujaran dan dapat menentukan maksud. Ahli ini ingin
menunjukan bahwa suatu ujaran akan menimbulkan intepretasi yang berbeda
bergantung pada situasi pada saat ujaran tersebut dituturkan.
Leech (1993) (dalam Rahardi, 2003:18) memaparkan bahwa konteks
situasi tuturan adalah aneka macam kemungkinan latar belakang pengetahuan
(background knowledge) yang muncul dan dimiliki bersama-sama baik oleh
penutur maupun oleh mitra tutur, serta aspek-aspek non-kebahasaan lainnya yang
menyertai, mewadahi, serta melatarbelakangi hadirnya sebuah pertuturan tertentu.
Paparan di atas ingin menegaskan bahwa setidaknya kedua belah pihak yang tidak
lain adalah penutur dan mitra tutur telah memiliki latar belakang pengetahuan
yang sama dan dijadikan sebagai media yang mendukung terbentuknya
komunikasi dan pemaknaan bahasa yang benar.
Halliday & Hasan (1994) mengatakanbahwa yang dimaksud dengan
konteks situasi adalah lingkungan langsung tempat teks itu benar-benar berfungsi.
Dalam artian, konteks situasi adalah keseluruhan lingkungan, baik lingkungan
tutur (verbal) maupun lingkungan tempat teks itu diproduksi (diucapkan atau
ditulis).
Firth (dalam Halliday dan Hassan 1992: 11) yang dikutip oleh (Baryadi,
2015: 18), mengatakan bahwa konteks situasi meliputi pelibat, tindakan pelibat,
ciri-ciri situasi lainnya yang relevan, dan dampak-dampak tindak tutur. Pelibat
adalah orang atau tokoh yang terlibat dalam tuturan tersebut, tindakan pelibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
adalah hal yang dilakukan berupa tindak tutur dan bukan tindak tutur, ciri-ciri
situasi lainnya yang relevan adalah hal-hal mencakup benda dan kejadian di
sekitar atau terkait hal yang terjadi, dan dampak-dampak tindak tutur adalah
bentuk bentuk perubahan yang ditimbulkan oleh hal hal yang dituturkan oleh
pelibat dalam situasi.
(Joan Cutting 2002:1-5) yang dikutip (dalam Baryadi 2015: 32)
mengemukakan bahwa konteks merupakan pengetahuan yang dimiliki pembicara
yang mempengaruhi komunikasi, yaitu pengetahuan tentang dunia fisik dan dunia
sosial, faktor faktor sosial psikologis, dan pengetahuan tentang waktu dan tempat
yang terdapat dalam perkataan yang mereka tuturkan atau tuliskan.
2.6 Perkembangan Studi Konteks
Perkembangan studi tentang konteks itu berawal dari kegiatan penelitian
Malinowsky (1882-1944), yang ketika itu meneliti kebiasan hidup dan kegiatan
mencari mata pencaharian di seputar Kepulauan Trobriand di wilayah Pasifik
Selatan. Sebagai seorang antropolog dari Inggris, Malinowsky melakukan studi
etnografi kepada para pemilik bahasa dan budaya itu. Nah, bertolak dari gagasan
Malinowsky tentang konteks situasi seperti disampaikan di bagian depan, Firth
(1890-1960) menjabarkan konteks itu ke dalam beberapa unsur. Dalam pandangan
Firth tersebut dikatakan bahwa konteks mencakup empat elemen, yakni pelibat
tutur, tindakan pelibat tutur, unsur situasi yang relevan, dan akibat dari tindak
tutur. Selain itu, paparan konteks yang juga cukup terperinci adalah komponen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
tutur yang disampaikan oleh Hymes (1974). Hymes menyebut konteks ini sebagai
komponen tutur (components of speech).
Komponen tutur mencakup delapan elemen yang dirumuskan dalam istilah
memoteknik. Secara singkat juga Halliday dan Hasan (1985) menegaskan bahwa
konteks dibedakan menjadi (1) konteks situasi, (2) konteks budaya, (3) konteks
intertekstual, dan (4) konteks intratekstual. Keempat macam konteks tersebut
berpengaruh terhadap pemaknaan teks, yang hakikatnya merupakan gagasan yang
bersifat metafungsional. Adapun ahli lain yakni Geoffrey N. Leech (1993)
menjelaskan tentang aspek-aspek situasi tuturan yang mencakup lima hal, yakni
(1) penutur dan mitra tutur, (2) konteks tuturan, (3) tujuan tuturan, (4) tuturan
sebagai bentuk tindak tutur, (5) tuturan sebaga tindak tutur. Pada akhirnya,
seorang ahli juga yang dikenal dengan nama Cutting (2002) menyebut bahwa
konteks mencakup tiga hal, yakni konteks situasi, konteks pengetahuan latar
belakang, dan konteks ko-tekstual.
Pandangan Cutting berdekatan dengan pandangan Halliday dan Hasan
(1985) dalam hal kesamaannya dalam melibatkan dimensi internal bahasa. Secara
khusus cutting menyebutnya sebagai kotekstual, sedangkan Halliday dan Hasan
menyebutnya sebagai konteks intratekstual.
2.7 Hakikat Elemen Konteks Situasi dan Jenis-jenisnya
Geoffrey N. Leech (dalam Zamzani 2007:26-28) merumuskan komponen-
komponen penentu dalam konteks situasi berbahasa yang dijadikan penentu dalam
berbahasa. Berikut akan dijelaskan secara ringkas komponen-komponen penentu
dalam konteks situasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
a. Penyapa dan Pesapa
Penyapa adalah salah satu komponen penentu dalam konteks situasi yang
disampaikan oleh Leech (1993). Penyapa dan pesapa merupakan orang yang
terlibat dalam komunikasi, yang dapat berpasangan dan bersifat diadik atau dapat
pula tidak. Penyapa sering dikenal sebagai penutur menjadi sasaran penuturan dari
mitra tutur. Penyapa dapat mengacu pada pengertian pembicara atau penulis.
Pesapa termasuk salah satu partisipan komunikasi yang menjadi
komponen penentu dalam konteks situasi yang disampaikan oleh Leech (1993).
Pesapa dapat mengacu pada pengertian pendengar atau pembaca. Pesapa yang
sering dikenal sebagai pendengar atau pembaca ini, menjadi sasaran penuturan
dari penutur.
b. Konteks Sebuah Tuturan
Konteks tuturan mencakup berbagai aspek lingkungan fisik dan sosial
yang terkait dengan sebuah tuturan, serta latar belakang pengetahuan yang sama-
sama dimiliki oleh pembicara dan lawan bicara yang membantu lawan bicara
untuk menafsirkan pembicaraan.
c. Tujuan Tuturan
Tujuan tuturan antara lain bertanya, meminta, menyuruh, menghimbau,
memberitahu, dan meminta maaf. Tujuan tuturan dalam hal ini disamakan dengan
fungsi tuturan
d. Tuturan sebagai Aktivitas Ujar atau Bentuk Tindakan
Tuturan dapat dipandang sebagai aktivitas ujar dalam artian bahwa
pragmatik memang menangani sesuatu yang bersifat konkret, yaitu bersifat
performansi verbal yang terjadi dalam situasi yang terjadi dalam situasi dan waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
tertentu. Selain tuturan dipandang sebagai aktivitas, dalam pragmatik tuturan
dipandang sebagai hasil tindak verbal, yaitu sebagai hasil perilaku kegiatan
berbahasa, yang secara empiris dapat diamati. Secara gramatikal hasil itu dapat
berupa kalimat, tetapi secara pragmatik dapat berupa tuturan yang sama-sama
dimiliki oleh pembicara dan lawan bicara yang membantu lawan bicara untuk
menafsirkan maksud pembicaraan.
e.Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal
Tuturan dapat dipandang sebagai hasil suatu tindak verbal, yaitu sebagai
hasil perilaku kegiatan berbahasa yang secara empirik dapat diamati. Secara
gramatikal hasil itu dapat berupa kalimat, tetapi secara pragmatik berupa tuturan.
2.8 Pola Elemen Konteks Situasi
Pola elemen konteks situasi adalah bentuk atau model yang bisa dipakai
untuk membuat atau menghasilkan suatu atau bagian yang mendasari sesuatu,
yang dalam hal ini adalah konteks situasi tuturan.Adapun pola elemen pada
konteks situasi berdasarkan teori Leech (1993) adalah pola elemen lengkap dan
pola elemen dominan.
a. Pola Elemen Lengkap (penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan
tuturan, tuturan sebagai bentuk aktivitas ujar atau tindakan, dan tuturan
sebagai bentuk tindak verbal).
Adapun pola elemen konteks yang lengkap terdiri atas lima elemen
lengkap yakni penyapa dan pesapa. Penyapa adalah salah satu komponen penentu
dalam konteks situasi yang disampaikan oleh Leech (1993). Penyapa dan pesapa
merupakan orang yang terlibat dalam komunikasi, yang dapat berpasangan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
bersifat diadik atau dapat pula tidak. Penyapa sering dikenal sebagai penutur
menjadi sasaran penuturan dari mitra tutur. Penyapa dapat mengacu pada
pengertian pembicara atau penulis.
Pesapa termasuk salah satu partisipan komunikasi yang menjadi komponen
penentu dalam konteks situasi yang disampaikan oleh Leech (1993). Pesapa dapat
mengacu pada pengertian pendengar atau pembaca. Pesapa yang sering dikenal
sebagai pendengar atau pembaca ini, menjadi sasaran penuturan dari penutur,
konteks sebuah tuturan yakni konteks tuturan mencakup berbagai aspek
lingkungan fisik dan sosial yang terkait dengan sebuah tuturan, serta latar
belakang pengetahuan yang sama-sama dimiliki oleh pembicara dan lawan bicara
yang membantu lawan bicara untuk menafsirkan pembicaraan.
Tujuan tuturan yakni tujuan tuturan antara lain bertanya, meminta,
menyuruh, menghimbau, memberitahu, dan meminta maaf. Tujuan tuturan dalam
hal ini disamakan dengan fungsi tuturan, tuturan sebagai aktivitas ujar atau bentuk
tindakan yakni tuturan dapat dipandang sebagai aktivitas ujar dalam artian bahwa
pragmatik memang menangani sesuatu yang bersifat konkret, yaitu bersifat
performansi verbal yang terjadi dalam situasi yang terjadi dalam situasi dan waktu
tertentu.
Selain tuturan dipandang sebagai aktivitas, dalam pragmatik tuturan
dipandang sebagai hasil tindak verbal, yaitu sebagai hasil perilaku kegiatan
berbahasa, yang secara empiris dapat diamati. Secara gramatikal hasil itu dapat
berupa kalimat, tetapi secara pragmatik dapat berupa tuturan yang sama-sama
dimiliki oleh pembicara dan lawan bicara yang membantu lawan bicara untuk
menafsirkan maksud pembicaraan, tuturan sebagai bentuk tindak verbal yakni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
tuturan dapat dipandang sebagai hasil suatu tindak verbal, yaitu sebagai hasil
perilaku kegiatan berbahasa yang secara empirik dapat diamati. Secara gramatikal
hasil itu dapat berupa kalimat, tetapi secara pragmatik berupa tuturan.
b. Pola Elemen Dominan (penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan
tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal).
Adapun pola elemen yang dominan muncul yakni pola elemen konteks
yang dominan muncul dalam konteks pertuturan yakni penyapa dan pesapa.
Penyapa adalah salah satu komponen penentu dalam konteks situasi yang
disampaikan oleh Leech (1993). Penyapa dan pesapa merupakan orang yang
terlibat dalam komunikasi, yang dapat berpasangan dan bersifat diadik atau dapat
pula tidak. Penyapa sering dikenal sebagai penutur menjadi sasaran penuturan dari
mitra tutur. Penyapa dapat mengacu pada pengertian pembicara atau penulis.
Pesapa termasuk salah satu partisipan komunikasi yang menjadi
komponen penentu dalam konteks situasi yang disampaikan oleh Leech (1993).
Pesapa dapat mengacu pada pengertian pendengar atau pembaca. Pesapa yang
sering dikenal sebagai pendengar atau pembaca ini, menjadi sasaran penuturan
dari penutur, konteks sebuah tuturan yakni konteks tuturan mencakup berbagai
aspek lingkungan fisik dan sosial yang terkait dengan sebuah tuturan, serta latar
belakang pengetahuan yang sama-sama dimiliki oleh pembicara dan lawan bicara
yang membantu lawan bicara untuk menafsirkan pembicaraan.
Tujuan tuturan yakni tujuan tuturan antara lain bertanya, meminta,
menyuruh, menghimbau, memberitahu, dan meminta maaf. Tujuan tuturan dalam
hal ini disamakan dengan fungsi tuturan, tuturan dipandang sebagai hasil tindak
verbal, yaitu sebagai hasil perilaku kegiatan berbahasa, yang secara empiris dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
diamati. Secara gramatikal hasil itu dapat berupa kalimat, tetapi secara pragmatik
dapat berupa tuturan yang sama-sama dimiliki oleh pembicara dan lawan bicara
yang membantu lawan bicara untuk menafsirkan maksud pembicaraan, tuturan
sebagai bentuk tindak verbal yakni tuturan dapat dipandang sebagai hasil suatu
tindak verbal, yaitu sebagai hasil perilaku kegiatan berbahasa yang secara empirik
dapat diamati. Secara gramatikal hasil itu dapat berupa kalimat, tetapi secara
pragmatik berupa tuturan.
2.9 Fungsi Konteks Situasi
Fungsi konteks dalam tuturan didasarkan pada latar belakang pemahaman
yang sama. Dasar pemahaman yang sama dapat membantu penutur dan mitra tutur
untuk memahami maksud tuturan, sehingga tidak menghambat proses
berkomunikasi. Pada dasarnya fungsi konteks yang melingkupi tuturan sangat
beragam dalam menentukan maksud tuturan.Adapun fungsi-fungsi
kontekstersebut adalah memberikan informasi lanjutan, memberikan informasi
rinci, memastikan, dan memberi motivasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian
deskriptif kualitatif. Menurut Arikunto (201:33) penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, situasi,
peristiwa, kegiatan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan. Penelitian ini
memaparkan yang terjadi apa adanya tanpa mengada-ada dengan maksud lain. Hal
ini dimaksud untuk mendeskripsikan secara sistematis elemen dan fungsi konteks
situasi dalam menentukan maksud berbahasa para mahasiswa dan dosen pada di
prodi PBSI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018.
3.2 Sumber Data
Arikunto (2010:172) menyatakan bahwa sumber data adalah subjek data
diperoleh. Sumber data penelitian ini adalah para mahasiswa dan dosen PBSI
Universitas Sanata DharmaYogyakarta tahun akademik 2017/2018. Target yang
diinginkan oleh peneliti adalah semua dosen dan mahasiswa, tetapi ternyata
peneliti tidak mendapatkan semua tuturan dari para dosen dan mahasiswa.
Adapun jumlah dosen yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah 8
orang dosen. Sedangkan para mahasiswa yang menjadi sumber datanya dalah
mahasiswa semester 7 kelas B, mahasiswa semester 5 kelas B, dan mahasiswa
semester 3 kelas A.
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
3.3 Objek Penelitian
Data dan objek penelitian adalah dua hal yang berbeda. Data sebagai
bahan penelitian yaitu bahan jadi (lawan dari bahan mentah) yang ada karena
aneka macam tuturan (Sudaryanto, 1993:3) (dalam Mahsun 2007:18). Sebagai
penelitian, di dalam data terdapat objek penelitian (gegenstand) dan unsur lain
yang membentuk data, yang disebut konteks (objek penelitian). Sudaryanto
(1990) (dalam Mahsun 2007:19) pada dasarnya data tidak lain adalah objek
penelitian plus konteks (D= Op+K). Jadi, yang dimaksudkan dengan data adalah
realisasi komposisi struktural dari objek penelitian plus konteks (Mahsun,
2007:21). Adapun objek penelitiannya adalah tuturan yang mengandung elemen
dan fungsi konteks yang ada dalam konteks situasi tuturan pada para mahasiswa
dan dosen Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta tahun akademik 2017/2018 yang di dalamnya terdapat konteks situasi.
3.4 Data
Sudaryanto (2015:6) mengatakan data dimengerti sebagai fenomena
lingual khusus yang mengandung dan berkaitan langsung dengan masalah yang
dimaksud. Data yang demikian dipandang sahih (valid). Sejalan dengan itu, Noor
(2011:137) mengatakan bahwa data merupakan informasi yang diterima sebagai
suatu kenyataan atau fenomena empiris, wujudnya dapat berupa seperangkat
ukuran (berupa angka-angka) atau (berupa kata-kata). Hal ini terkait dengan
informasi apa yang diperoleh dari penelitian. Adapun data padapenelitian ini
adalah tuturan yang dilingkupi konteks situasi pada para mahasiswa dan dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma tahun akademik
2017/2018 yang di dalamnya terdapat konteks situasi.
3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Menurut Noor (2011:138), teknik pengumpulan data adalah cara yang
dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk
menjawab rumusan masalah penelitian.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode simak yang
melibatkan beberapa teknik yakni teknik simak bebas libat, teknik rekaman,
teknik simak libat cakap, dan teknik catat. Berikut beberapa pemaparan terkait
teknik berdasarkan tahap penggunaan menurut (Sudaryanto, 2015:203-205).
a. Teknik Simak Bebas Libat
Teknik Simak Bebas Libat merupakan imbangan dari teknik yang pertama,
dan dapat disebut “teknik SBLC”. Peneliti tidak terlibat dalam dialog,
konversasi.Jadi, tidak ikut serta dalam proses pembicara orang-orang yang saling
berbicara. Peneliti tidak bertindak sebagai pembicara melainkan sebagai
pendengar dari apa yang dikatakan pembicara. dia hanya sebagai pemerhati yang
penuh minat tekun mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang-orang yang
hanyut dalam proses berdialog.
b. Teknik Rekaman
Ketika teknik pertama dan teknik kedua digunakan, sekaligus dapat
dilakukan pula perekaman dengan bantuan alat perkamtertentu yang dapat
dimanfaatkan untuk merekam perilaku verbal. Selain itu, teknik catat dimafaatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
untuk mencatat tindakan maupun omongan yang mampu didengarkan maupun
tingkah laku dan perbuatan lain yang mampu dilihat, baik yang verbal maupun
nonverbal.
c. TeknikSimak Libat Cakap
Teknik simak libat cakap dapat diartikan bahwa peneliti melakukan
penyadapan dengan cara berpartisispasi sambil menyimak, berpartisipasi dalam
pembicaraan, dan menyimak pembicaraan.
d.Teknik Catat
Teknik catat dalam artian peneliti melakukan proses pengumpulan data
dengan mencatat tuturan yang didapatkan. Hal ini juga dapat mempercepat proses
pengumpulan data.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalamkegiatannya mengumpulkan data agar kegiatannya menjadi sistematis dan
mudah (Arikunto, 2006:134). Adapun instrumen yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu
dengan alat rekaman dan alat tulis. Peneliti dalam mengumpulkan data ikut
terlibat dalam proses pertuturan baik sebagai pembicara maupun sebagai
penyimak. Agar membantu dalam keefektifan pengumpulan data, peneliti
menggunakan rekaman atau mencatat pertuturan yang sedang berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3.7 Metode dan Teknik Analisis Data
Pada teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan metode padan.
Metode padan adalah metode yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak
menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan. Dalam hal ini, objek
penelitian itu, kejatian atau identitasnya ditentukan berdasarkan tingginya kadar
kesepadanan, keselarasan, kesesuainnya, kecocokannya, atau kesamaannya
dengan alat penentu yang bersangkutan yang sekaligus menjadi standar
pembakuannya (Sudaryanto, 2015:15).
Metode padan ini dibedakan dalam beberapa jenis, namun yang digunakan
oleh peneliti dalam penelitiannya adalah metode pragmatis. metode pragmatis
adalah metode yang alat penentunya adalah mitra bicara. Apabila orang yang
sampai kepada penentuan bahwa kalimat perintah atau kalimat imperatif ialah
kalimat yang bila diucapkan menimbulkan reaksi tindakan tertentu dari mitra
bicaranya maka orang yang bersangkutan berada dalam jalur kerja metode padan
sub jenis kelima, yaitu dengan alat penentu mitra bicara atau mitra tutur.
Langkah penelitian yang dibicarakan di sini terkait analisis data penelitian
yakni suatu proses pengelompokan data atau satuan uraian dasar sehingga
ditemukan tema yang dirumuskan. Data yang sudah terkumpul dapat dianalisis
melalui beberapa tahap yaknimengidentifikasi data, mengklasifikasi data,
mendeskripsi data, menafsirkan data.
Menurut Furchan (1982:475) langkah pertama yang harus dilakukan
peneliti dalam menganalisis data yang dilakukan adalah melihat kembali usulan
penelitian guna memeriksa rencana penyajian data dan pelaksanaan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Beberapa hal yang akan peneliti kembangkan dalam teknik analisis data
adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi
Keberhasilan seorang peneliti adalah ketika ia mampu mengidentifikasi
berdasarkan data yang ada dan teori yang relevan yang telah ia kemukakan.
Misalnya, saat peneliti menemukan kata dalam data yang sekiranya sesuai dengan
teori yang relevan sehingga ia mendapatkan ciri penanda yang terdapat dalam kata
tersebut maka identifikasi itu juga baik untuk diterapkan. Identifikasi akan dilihat
dari hasil analisis kebutuhan, hasil tes objektif, dan hasil kuisioner yang lainnya
untuk melihat frekuensi membaca pemahaman dan menarasikan hasil wawancara.
b. Klasifikasi
Adapun hal yang perlu diklasifikasi adalah semua hasil instrumen
berdasarkan kriteria tertentu.
Dalam klasifikasi ini maka hasil data yang diperoleh akan disusun secara
bersistem dalam kelompok atau kaidah yang telah ditetapkan. Dengan adanya
klasifikasi ini, pengolahan dan analisis data menjadi lebih mudah dilakukan.
Klasifikasi juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan hasil data yang diperoleh
saat penelitian berlangsung.
Mendeskripsikan data berarti memberikan gambaran berdasarkan data
yang digunakan untuk memperoleh bentuk nyata dari responden. Hal ini
dilakukan agar penelitian ini lebih mudah dipahami oleh peneliti itu sendiri atau
pun orang lain yang telah tertarik dengan penelitian ini. Penggambaran data harus
disesuaikan dengan sumber dan data yang diperoleh. Deskripsi data dalam
penelitian ini akan digambarkan dengan cara mengelompokkan data yang ada dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
mengkajinya berdasarkan teori yang relevan serta sejauh mana tingkat kesantunan
itu terdapat atau tidak terdapat dalam data yang telah ditemukan dari subjek
penelitian.
c. Interpretasi
Pada bagian ini, peneliti harus memaknai data yang ia peroleh sebelumnya
yang bersumber dari catatan lapangan, dokumen ataupun yang lainnya.
Pemaknaan data ini digunakan untuk menganalisis data yang telah ditemukan.
Tindak lanjut yang akan dilakukan setelah menafsirkan data adalah pengecekkan
keabsahan data. Dalam membuktikan keabsahan data, peneliti akan
memanfaatkan berbagai data yang telah diperoleh dari lapangan.
3.8 Triangulasi Data
Maleong (2006:330) mengatakan bahwa triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Triangulasi
data dilakukan untuk mengecek temuan dengan jalan membandingkannya dengan
berbagai sumber, metode, atau teori.
Triangulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi
penyidik. Triangulasi penyidik adalah triangulasi yang dilakukan dengan cara
memanfaatkan peneliti lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat
kepercayaan data (Maleong, 2006: 331). Peneliti meminta kesediaan Prof. Dr.
Pranowo, M. Pd., dosen Progam Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesiauntuk
menjadi triangulator.Peneliti mempercayai triangulator karena pengalaman dan
kompetensinya pada bidang yang dikaji peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam proses triangulasi hasil analisis
data penelitian. Pertama, peneliti menyerahkan data yang telah diperoleh kepada
triangulator. Kedua, triangulator menerima dan memeriksa hasil analisis data
peneliti. Ketiga, peneliti melakukan revisi apabila ditemukan kesalahan pada
hasil analisis data sesuai petunjuk dari triangulator. Keempat, peneliti
menyerahkan kembali hasil perbaikan kepada triangulator agar dicek kembali, dan
Kelima, setelah triangulator menyatakan keabsahan hasil analisis data, hasilnya
akan digunakan sebagai acuan untuk menyusun pembahasan pada bab IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab tentang hasil penelitian dan pembahasan akan dikaji tiga hal,
yakni (1) deskripsi data, (2) hasil analisis data, dan (3) pembahasan. Pada
deskripsi data, penulis memaparkan data dari hasil penelitian yang dilakukan. lalu
analisis data akan memaparkan hasil analisis data penelitian berdasarkan teori
yang dipakai, dan pada pembahasan akan memaparkan pembahasan berdasarkan
hasil analisis data.
4.1 Deskripsi Data
Data penelitian tersebut adalah tuturan dari para dosen dan mahasiswa
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma dengan jangka
waktu penelitian pada bulan Oktober-November tahun 2017. Adapun jumlah data
yang diperoleh adalah sebanyak 69 data tuturan. Sumber data dari penelitian ini
adalah semua para mahasiswa dan dosen PBSI dan itu merupakan target yang
diinginkan oleh peneliti, tetapi ternyata peneliti tidak mendapatkan semua tuturan
dari para dosen dan mahasiswa. Adapun jumlah dosen yang menjadi sumber data
dalam penelitian ini adalah 8 orang dosen. Sedangkan para mahasiswa yang
menjadi sumber datanya dalah mahasiswa semester 7 kelas B, mahasiswa
semester 5 kelas B, dan mahasiswa semester 3 kelas A.
Dari data tuturan tersebut terdapat beberapa elemen pada tuturan para
mahasiswa dan dosen PBSI, yakni elemen yang konsisten hadir dan elemen yang
tidak konsisten hadir. Adapun elemen yang konsisten hadir yakni (1) penyapa dan
pesapa, (2) konteks tuturan, (3) tujuan tuturan, dan (4) tuturan sebagai bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
tindak verbal. Sedangkan elemen yang tidak konsisten hadir adalah (4) tuturan
sebagai bentuk aktivitas ujar atau bentuk tindakan. Berdasarkan elemen tersebut
terdapatlah dua pola elemen yakni pola elemen yang lengkap dan pola elemen
yang dominan muncul dalam konteks tuturan. Pola elemen lengkap yakni (1)
penyapa dan pesapa, (2) konteks tuturan, (3) tujuan tuturan, (4) tuturan sebagai
bentuk aktivitas ujar atau bentuk tindakan, dan (5) tuturan sebagai bentuk tindak
verbal, sedangkan pola elemen yang dominan hadir yakni (1) penyapa dan pesapa,
(2) konteks tuturan, (3) tujuan tuturan, dan (4) tuturan sebagai bentuk tindak
verbal (4) tuturan sebagai bentuk aktivitas ujar atau bentuk tindakan.
Selain itu, terdapat fungsi konteks situasi yang melingkupi tuturan
yakni(1) fungsi konteks memberi informasi rinci, (2) fungsi konteks memberi
informasi lanjutan, (3) fungsi konteks memastikan, (4) dan fungsi konteks
memberi motivasi.
4.1.1 Elemen Konteks Situasi
Adapun kajian elemen berdasarkan teori Leech (1993) terbagi dalam lima
elemen yakni (1) penyapa dan pesapa merupakan orang yang terlibat dalam
komunikasi, yang dapat berpasangan dan bersifat diadik atau dapat pula tidak.
Penyapa dapat mengacu pada pengertian pembicara atau penulis, sedangkan
pesapa dalam artian pendengar atau penyimak, (2) konteks tuturan, mencakup
berbagai aspek lingkungan fisik dan sosial yang tentang dengan sebuah tuturan,
serta latar belakang pengetahuan yang sama-sama dimiliki oleh pembicara dan
lawan bicara yang membantu lawan bicara untuk menafsirkan pembicaraan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Selain itu, (3) tujuan tuturan, antara lain bertanya, meminta, menyuruh,
menghimbau, memberitahu, dan meminta maaf. Tujuan tuturan dalam hal ini
disamakan dengan fungsi tuturan, (4) tuturan sebagai bentuk aktivitas ujar atau
tindakan dalam artian bahwa pragmatik memang menangani sesuatu yang bersifat
konkret, yaitu bersifat performansi verbal yang terjadi dalam situasi yang terjadi
dalam situasi dan waktu tertentu, dan (5) tuturan sebagai bentuk tindak verbal
yaitu sebagai hasil perilaku kegiatan berbahasa, yang secara empiris dapat
diamati. Secara gramatikal hasil itu dapat berupa kalimat, tetapi secara pragmatik
dapat berupa tuturan yang sama-sama dimiliki oleh pembicara dan lawan bicara
yang membantu lawan bicara untuk menafsirkan maksud pembicaraan.
Berdasarkan hasil analisis elemen yang dominan hadir yakni penyapa dan
pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai tindak verbal.
Sedangkan elemen yang tidak dominan hadir yakni tuturan sebagai aktivitas ujar
atau bentuk tindakan.
Tabel Jumlah Elemen Konteks Situasidalam Menentukan Maksud
Berbahasa para Mahasiswa dan Dosen pada Situasi Formal di Prodi PBSI
Universitas Sanata Dharma Tahun Akademik 2017/2018.
Tabel 4.1
No. Elemen-Elemen Konteks Jumlah
1. Penyapa dan Pesapa 69
2. Konteks Tuturan 69
3. Tujuan Tuturan 69
4. Tuturan sebagai Bentuk Aktivitas Ujar ataua Tindakan 18
5. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal 69
Tabel di atas, memuat gambaran data penelitian tentang kajian elemen
dalam menentukan maksud berbahasa mahasiswa dan dosen PBSI Universitas
Sanata Dharma tahun akademik 2017/2018. Data-data tuturan yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dideskripsikan hanya memuat satu data tiap elemen dan konteks situasi.Data
tersebut hanya merupakan sampel dari keseluruhan data tuturan yang diperoleh
pada penelitian tersebut. Sedangkan untuk data-data secara terperinci dapat dilihat
pada daftar lampiran yang termuat pada skripsi dari peneliti.
Berikut adalah sampel elemen konteks situasi dalam menentukan maksud
berbahasa para mahasiswa dan dosen PBSI Universitas Sanata Dharma tahun
akademik 2017/2018.
4.1.1.1 Elemen Konteks Situasi yang Konsisten Hadir
a. Penyapa dan Pesapa
Data
Tuturan
Deskripsi Konteks
Tuturan
Elemen Konteks
Tuturan
Fungsi Konteks
A:Pak, saya sudah membuat kuesioner. Menurut bapak ini sudah benar? Mohon direvisi.
B:Ya, coba dibacakan
A: Memiliki jadwal membaca adalah salah satu kegiatan untuk meningkatkan budaya baca.
B: Ya, sudah baik nanti lebih diperbaiki lagi
Tuturan terjadi di ruang
dosen, yakni pada
tanggal 11 Oktober
2017. Seorang
mahasiswa
memberitahukan terkait
kuesioner penelitiannya
pada dosen
pembimbingnya dan
meminta untuk direvisi.
Hal tersebut ditanggapi
oleh oleh dosen
tersebut dengan
menyuruh mahasiswa
tersebut untuk
membacakan. Lalu
mahasiswa tersebut
membacakan
kuesionernya, dan
ditanggapi lagi dengan
mengatakan bahwa
sudah baik tetapi lebih
diperbaiki lagi.
Mahasiswa tersebut
berusia 22 tahun dan
berjenis kelamin
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI, sedangkan pesapanya adalah seorang dosen PBSI. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat di ruang dosen saat proses berkonsultasi terkait kuesioner penelitian Tujuan Tuturan Memberitahukan sekaligus meminta bantuan untuk memeriksa terkait kuesioner penelitian, sekaligus bertanya terkait keabsahan pertanyaan, dan ditanngapi dengan memberi makna
“ Memberi
Informasi
Lanjutan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
perempuan, sedangkan
dosen tersebut berusia
60 tahun dan berjenis
kelamin laki-laki.
persetujuan. Tuturan sebagai Bentuk Tindakan Memeriksa hasil pengerjaan yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Mahasiswa tersebut ingin agar dosen tersebut segera memeriksa hasil pengerjaan yang dilakukan olehnya.
Tuturan terjadi di ruang dosen, yakni pada tanggal 11 Oktober 2017.
Seorang mahasiswa memberitahukan terkait kuesioner penelitiannya pada dosen
pembimbingnya dan meminta untuk direvisi. Hal tersebut ditanggapi oleh oleh
dosen tersebut dengan menyuruh mahasiswa tersebut untuk membacakan. Lalu
mahasiswa tersebut membacakan kuesionernya, dan ditanggapi lagi dengan
mengatakan bahwa sudah baik tetapi lebih diperbaiki lagi. Mahasiswa tersebut
berusia 22 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan dosen tersebut
berusia 60 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.
Data tuturan tersebut mengandung elemen penyapa dan pesapa.
Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI, sedangkan pesapanya adalah
seorang dosen PBSI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
b. Konteks Tuturan
Data tuturan Deskripsi
Konteks Tuturan
Elemen Konteks
Tuturan Fungsi Konteks
A: Waktu tinggal berapa menit lagi?
B: 30 menit lagi A: Baik mas,
sebntar lagi akan diselesaikan
Tuturan terjadi pada tanggal 03 September 2017 di ruang K 22 pada mata kuliah Lintas Budaya. Seorang mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas ujian menyuruh peserta ujian untuk tetap menjaga kekondisifan ujian. Mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas tersebut berusia 23 tahun dan berjenis kelamin laki laki sedangkan para mahasiswa berusia 20 tahun dan berjenis kelamin laki -laki dan perempuan.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI yang bertugas sebagai pengawas sedangkan pesapanya adalah para mahasiswa PBSI Sanata Dharma Universitas Konteks Tuturan Tuturan berlangsung pada saat proses ujian Tujuan Tuturan Menegaskan untuk tetap tenang sekaligus menginformasikan waktu yang tersisa pada para mahasiswa. Tuturan sebagai Bentuk Tindakan Tetap tenang atau tidak bersuara saat ujian Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas menegaskan dan menginformasikan suatu hal dengan harapan dapat diperhatikan olehpara mahasiswa.
“Memberi
Informasi
Lanjutan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tuturan terjadi pada tanggal 03 September 2017 di ruang K 22 pada mata
kuliah Lintas Budaya. Seorang mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas ujian
menyuruh peserta ujian untuk tetap menjaga kekondisifan ujian. Mahasiswa yang
bertugas sebagai pengawas tersebut berusia 23 tahun dan berjenis kelamin laki
laki sedangkan para mahasiswa berusia 20 tahun dan berjenis kelamin laki -laki
dan perempuan.
Data tuturan tersebut mengandung elemen konteks tuturan. Hal ini
dapat diketahui karena situasi yang terjadi pada saat ujian tengah semester,
seorang pengawas mengatakan agar peserta ujian tetap menjaga ketertiban kelas.
c. Tujuan Tuturan
Data tuturan Deskripsi Konteks
Tuturan
Elemen Konteks
Tuturan
Fungsi
Konteks A: Kita memberi
komentar yang kita paparkan terkait teori yang kita dapatkan pada kajian teori.
B: Membahasakan ya, Pak?
A: Ya, selain itu, peneliti harus bisa memposisikan diri pada penelitian yang relevan.
B: Baik, Pak.
Tuturan terjadi pada hari Selasa, 28 September 2017 di K 22 pada pukul 15.30 dalam suasana perkuliahan seminar proposal. Dosen memberikan penegasan lalu memberikan gambaran dari penjelasannya. Agar kita mampu membahasakan suatu teori yang kita temukan sehingga tidak terkesan plagiat. Dosen tersebut berusia 50 tahun dan berjenis kelamin laki laki, sedangkan para mahasiswa rata rat berusia 20 dan 21
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang dosen PBSI Sedangkan pesapanya adalah para mahasiswa PBSI. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses perkuliahan berlangsung. Tujuan Tuturan Menegaskan sekaligus memberi gambaran terkait pengembangan teori teori yang digunakan dalam skripsi.
“Memberi
Informasi
Lanjutan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
tahun serta berjenis kelamin laki laki dan perempuan.
Tuturan Sebagai Bentuk Tindak Verbal Tuturan tersebut
ingin menegaskan
terkait bagian
kajian teori dalam
sebuah skripsi.
Tuturan terjadi pada hari Selasa, 28 September 2017 di K 22 pada pukul
15.30 dalam suasana perkuliahan seminar proposal. Dosen memberikan
penegasan lalu memberikan gambaran dari penjelasannya. Agar kita mampu
membahasakan suatu teori yang kita temukan sehingga tidak terkesan plagiat.
Dosen tersebut berusia 50 tahun dan berjenis kelamin laki laki, sedangkan para
mahasiswa rata rat berusia 20 dan 21 tahun serta berjenis kelamin laki laki dan
perempuan.
Data tuturan tersebut mengandung elemen tujuan tuturan. Hal ini dapat
diketahui karena seorang dosen yang mengampu mata kuliah seminar menegaskan
pada para mahasiswa terkait teori yang digunakan pada skripsi.
d. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal
Data tuturan Deskripsi
Konteks Tuturan
Elemen Konteks
Tuturan Fungsi Konteks
A: Jika ada teman yang presentasi jangan lupa memberikan penilaian pada teman yang presentasi
B: Baik Ibu kami akan mencoba memberi saran dan masukan.
Tuturan terjadi pada saat mata kuliah Bimbingan Konseling, di ruang K30 B, seorang dosen menyatakan penegasan dalam perkuliahan, yang secara spesifik terkait penilaian presentasi. Dosen tersebut berusia 43 tahun dan berjenis
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah salah satu dosen PBSI, sedangkan pesapanya adalah Para mahasiswa PBSI. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses
“Memberikan
informasi
lanjutan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
A: Ya. Karena itu sangat bermanfaat bagi temanmu.
B: Baik ibu, kami paham.
kelamin perempuan, sedangkan para mahasiswa berusia 21 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
perkuliahan. Tujuan Tuturan Menyuruh para mahasiswa untuk memberikan penilaian pada sesama teman agar bisa menjadi refleksi bagi yang lain, lalu diberi persetujuan dari mitra tuur. Tuturan sebagai Bentuk Tindakan Mengharapkan agar melaksanakan yang diinstruksikan. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal. Menyuruh untuk selalu melakukan penilain pada teman yang melakukan presentasi.
Tuturan terjadi pada saat mata kuliah Bimbingan Konseling, di ruang K30
B, seorang dosen menyatakan penegasan dalam perkuliahan, yang secara spesifik
terkait penilaian presentasi. Dosen tersebut berusia 43 tahun dan berjenis kelamin
perempuan, sedangkan para mahasiswa berusia 21 tahun dan berjenis kelamin
laki-laki dan perempuan.
Data tuturan tersebut mengandung elemen tuturan sebagai bentuk
tindak verbal. Hal ini dapat diketahui karena secara empirik dapat dilihat berupa
kalimat seorang dosen menegaskan aturan perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
4.1.1.2 Elemen Konteks Situasi yang Tidak Konsisten Hadir
a. Tuturan sebagai Aktivitas Ujar atau Tindakan
Data tuturan Deskripsi
Konteks Tuturan
Elemen Konteks
Tuturan Fungsi Konteks
A: Bagian belakang maju ke depan
B: Siapa, mas? A: Kalian B: Di mana? A: Duduk di
deretan paling depan yang masih kososng
Tuturan terjadi pada saat Ujian Tengah Semester pada tanggal 06 September 2017 di ruang K 30 B. Seorang mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas ingin menyuruh peserta ujian untuk duduk pada kursi bagian depan. Mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas tersebut berusia 24 tahun dan berjenis kelamin laki-laki, sedangkan mahasiswa tersebut berusia 20 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI yang bertugas sebagai pengawas ujian,sedangkan pesapanya adalah para mahasiswa PBSI. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses ujian. Tujuan Tuturan Menyuruh para mahasiswa untuk menempati tempat duduk yang belum terisi pada bagian depan, ditanggapi dengan memberikan pertanyaan untuk memastikan siapa yang dimaksud. Tuturan sebagai Bentuk Tindakan Duduk di kursi bagian depan yang masih kosong Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Menyuruh
mahasiswa agar
melaksanakan
yang
diinstruksikan.
“Memberi
Informasi
Lanjutan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tuturan terjadi pada saat Ujian Tengah Semester pada tanggal 06
September 2017 di ruang K 30 B. Seorang mahasiswa yang bertugas sebagai
pengawas ingin menyuruh peserta ujian untuk duduk pada kursi bagian depan.
Mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas tersebut berusia 24 tahun dan
berjenis kelamin laki-laki, sedangkan mahasiswa tersebut berusia 20 tahun dan
berjenis kelamin laki-laki.
Data tuturan tersebut mengandung elemen tuturan sebagai bentuk
aktivitas ujar atau tindakan. Hal ini dapat diketahui karena secara empirik dapat
dilihat berupa tindakan bahwa peserta ujian yang berada di belakang segera
menempati kursi yang bagian depan.
4.1.2 Pola Elemen Konteks Situasi
Pola elemen merupakan suatu model yang didasarkan pada elemen yang
dipaparkan sebelumnya. Berikut akan dipaparkan tabel pola elemen konteks
situasi dalam menentukan maksud berbahasa para mahasiswa dan dosen PBSI.
Tabel 4.2
Elemen Konteks Jumlah
Penyapa dan pesapa, konteks tuturan,
tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk
aktivitas ujar atau tindakan, dan tuturan
sebagai bentuk tindak verbal.
18
Penyapa dan pesapa, konteks tuturan,
tujuan tuturan, dan tuturan sebagai
bentuk tindak verbal.
51
Jumlah 69
Adapun pola elemen konteks situasi tuturan para mahasiswa dan dosen
PBSI akan dipaparkan berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
a. Pola Elemen Lengkap (penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan
tuturan, tuturan sebagai bentuk aktivitas ujar atau tindakan, dan tuturan
sebagai bentuk tindak verbal)
Berikut adalah sampel yang memuat (5) pola elemen lengkap dari data
tuturan konteks situasi dalam menentukan maksud berbahasa para mahasiswa dan
dosen prodi di prodi PBSI Universitas Sanata Dharma tahun akademik 2017/2018.
Tabel 4.3
Data Tuturan Deskripsi Konteks
Tuturan Elemen Konteks Tuturan
Fungsi
Konteks
Tuturan
A: Ujiannya
bersifat
terbuka, jadi
boleh
membuka
catatan,
ataupun
buku-buku
referensi lain
yang akan
membantu
dalam
penyelesaian
soal ujian.
Alat-alat
komunikasi
dalam
bentuk
apapun tidak
diperbolehka
n. B: Baik
mas.
Tuturan terjadi
pada saat ujian
tengah
semester yang
berlangsung di
ruang K 302
Seorang
mahasiswa
yang bertugas
sebagai
pengawas
memberitahuk
an bahwa
ujian tersebut
bersifat
terbuka, dalam
artian boleh
membuka
catatan atau
referensi lain
untuk
mempermudah
proses
penyelesaian
soal ujian
kecuali alat-
alat
komunikasi.
Mahasiswa
tersebut
Penyapa dan Pesapa
Penyapanya adalah
seorang mahasiswa PBSI
yang bertugas sebagai
pengawas, berusia 24
tahun dan berjenis
kelamin laki-laki.
Sedangkan pesapanya
adalah Para mahasiswa
PBSI berusia 20 dan 21
tahun dan berjenis
kelamin laki-laki dan
perempuan.
Konteks Tuturan
Tuturan berlangsung saat
proses ujian tengah
semester.
Tujuan Tuturan
Menginformasikantentang
sifat ujian yang akan
dilaksanakan sekaligus
menegaskan para
mahasiswa untuk
melaksanakan instruksi
tersebut dan ditanggapi
dengan memberikan
sinyal persetujuan.
Tuturan sebagai Bentuk
Tindakan
Membuka catatan pada
“Memberi
Informasi
Rinci ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
berusia 24
tahun dan
berjenis
kelamin laki
laki,
sedangkan
para
mahasiswa
tersebut
berusia 20 dan
21 tahun serta
berjenis
kelamin laki-
laki dan
perempuan.
saat ujian untuk
membantu pemahaman
dalam penyelesaian soal
ujian.
Tuturan sebagai Bentuk
Tindak Verbal
Memberikan penegasan
tentangprosedur saat ujian
akan berlangsung.
Tuturan berlangsung saat proses ujian tengah semester, bertempat di ruang
K302. Seorang mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas pada ujian tersebut
memberitahukan dinamika ujian yang akan dilaksanakan dan ditanggapi oleh para
mahasiswa dengan mengatakan bahwa mereka paham dengan dinamika ujian
tersebut. Mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas tersebut, berusia 24 tahun
dan berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan para mahasiswa berusia 20dan 21 tahun
dan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Data tuturan (1) tersebut mengandung 5 pola elemen yang dikemukakan
oleh Leech (1993). Hal ini dapat kita ketahui karena pada tuturan tersebut terdapat
partisipan, yakni penyapa dan pesapa. Penyapanya adalah seorang mahasiswa
PBSI yang bertugas sebagai pengawas ujian tengah semester berusia 24 tahun
dan berjenis kelamin laki-laki sedangkan pesapanya adalah mahasiswa PBSI
yang mengikuti ujian berusia 20 tahun serta berjenis kelamin perempuan, konteks
tuturan yakni tuturan berlangsung pada saat ujian tengah semester, tujuan tuturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
yakni memberitahukan prosedur ujian sekaligus penegasan agar tidak membuka
peralatan elektronik kecuali buku, tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas
ujar yakni membuka catatan saat untuk membantu dalam proses penyelesaian soal
ujian, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal yakni memginformasikan ujian
yang akan berlangsung.
b. Pola Elemen Dominan (penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan
tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal).
Berikut adalah sampel yang memuat 4 pola elemen yang paling dominan
dari data tuturan konteks situasi dalam menentukan maksud berbahasa para
mahasiswa dan dosen pada situasi formal di PBSI Universitas Sanata Dharma
tahun akademik 2017/2018.
Tabel 4.4
Data Tuturan Deskripsi Konteks
Tuturan
Elemen Konteks
Tuturan
Fungsi
Konteks
Tuturan
A: Pak, saya mau
bertanya
B: Silahkan
A: Pak, prodi PBSI
cenderung dalam
suatu penelitian
menggunakan
penelitian
kualitatif atau
kuantitatif?
B: Dominan
menggunakan
penelitian
kualitatif
A: Kalau kita mau
menggunakan
penelitian
kuantitatif atau
yang lainnya?
B: Ya, silahkan
Tuturan ini
terjadi pada
hari Selasa
jam 07.00
Sampai 10.00
di ruang K
30.
Seorang
dosen
memberikan
informasi
yang
dibutuhkan
mahasiswa
dalam proses
penelitian.
Dosen
tersebut
beusia 60
tahun dan
Penyapa dan
Pesapa
Penyapanya
adalah seorang
mahasiswa PBSI
berusia 20 tahun
dan berjenis
kelamin
perempuan
Sedangkan
pesapanya adalah
salah satu dosen
PBSI berusia 60
tahun dan berjenis
kelamin laki-laki.
Konteks Tuturan
Tuturan
berlangsung saat
perkuliahan pada
mata kuliah
“Memberi
Informasi
Lanjutan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
berjenis
kelamin laki-
laki,
sedangkan
mahasiswa
tersebut
berusia 20
tahun serta
berjenis
kelamin
perempuan.
penelitian bahasa
Indonesia.
Tujuan Tuturan
menanyakan
tentang jenis
penelitian yang
dominan dipakai
di prodi PBSI lalu
ditanggapi dengan
memberikan
informasi bahwa
yang dominan
adalah penelitian
kualitatif.
Tuturan Sebagai
Bentuk Tindak
Verbal
Tuturan tersebut
ingin
memperdalam
materi
perkuliahan
dengan bertanya
pada mitra
tuturtentang
penelitian.
Tuturan berlangsung di ruang K 30. Situasi yang terjadi pada saat tuturan
berlangsung yakni formal, karena pada saat proses perkuliahan
berlangsung.seorang mahasiswa bertanya tentang jenis penelitian yang digunakan
oleh prodi PBSI ketika melakukan penelitian skripsi, dan dosen memberikan
penjelasan dengan mengatakan bahwa prodi PBSI dominan menggunakan
penelitian kualitatif. Tuturan ini terjadi pada pagi hari antara dosen berusia 50
tahun dan berjenis kelamin laki-laki dengan mahasiswa berusia 20 serta berjenis
kelamin perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Data tuturan (1) tersebut hanya memiliki 4 elemen yang dikemukakan
oleh Leech(1993). Hal ini dapat kita ketahui karena pada tuturan tersebut terdapat
partisipan, yakni penyapa dan pesapa. Penyapa adalah seorang mahasiswa PBSI
Universitas Sanata Dharma berusia 20 tahun dan berjenis kelamin laki-laki,
sedangkan pesapanya adalah seorang dosen PBSI Universitas Sanata Dharma,
berusia 60 tahun dan berjenis kelamin laki laki, konteks tuturan terjadi di sebuah
ruangan (K 30), dengan tujuan menanyakan tentang jenis penelitian dan
ditanggapi dengan memberikan informasi bahwa yang dominan digunakan adalah
penelitian kualitatif, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal karena tuturan
tersebut ingin memperdalam materi perkuliahan dengan bertanya pada tutur.
Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan yakni tuturan sebagai
bentuk aktivitas ujar tindakan, karena tidak ada aktivitas ujar atau bentuk tindakan
yang secara konkret dapat diamati pada tuturan tersebut.
4.1.3 Fungsi Konteks Situasi
Data tuturan yang dianalisis yakni fungsi konteks situasi. Adapun fungsi
konteks yang dominan hadir yakni fungsi konteks memberikan informasi lanjutan
sehingga dijadikan sampel data tuturan fungsi yang diperankan konteks situasi.
Tabel Fungsi Konteks Situasi dalam Menentukan Maksud Berbahasa para
Mahasiswa dan Dosen pada Situasi Formal di Prodi PBSI Universitas Sanata
Dharma Tahun Akademik 2017/2018
Tabel 4.5
NO. Fungsi Konteks Tuturan Jumlah
1. Memberi Informasi Lanjutan 46
2. Memberi Informasi Rinci 19
3. Memastikan 3
4. Motivasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel di atas, memuat gambaran data penelitian tentang fungsi konteks
situasi dalam menentukan maksud berbahasa pada situasi formal mahasiswa dan
dosen di prodi PBSI Universitas Sanata Dharma tahun akademik 2017/2018.
Data-data tuturan yang akan dideskripsikan hanya memuat satu data
konteks situasi. Data tersebut hanya merupakan sampel dari keseluruhan data
tuturan yang diperoleh pada penelitian tersebut. Sedangkan untuk data-data secara
terperinci dapat dilihat pada daftar lampiran.yang termuat pada skripsi dari
peneliti.
1) Fungsi Konteks Memberikan Informasi Lanjutan
Tabel 4.6
Data Tuturan Deskripsi
Konteks Tuturan Elemen tuturan
Fungsi Konteks
Tuturan
A :Apa pengertian
gaya bahasa
peribahasa?
B: Sesuatu yang
berkaitan dengan
cara berbahasa
seseorang
A: Ya, benar karena
berkaitan dengan
perasaan.
Tuturan
terjadi pada
tanggal 16
Oktober 2017
tepatnya di
ruang K 22
Seorang
dosen
memberikan
pertanyaan
pada para
mahasiswa
tentang
materi
perkuliahan
yakni gaya
bahasa
peribahasa
lalu
ditanggapi
oleh para
mahasiswa
dengan
memberika
jawaban dari
Penyapa dan
Pesapa
Penyapanya
adalah seorang
dosen PBSI
berusia 48 tahun
dan berjenis
kelamin
perempuan
sedangkan,
pesapanya
adalah Para
mahasiswa PBSI
brusia 18 dan 19
tahun dan
berjenis kelamin
laki-laki dan
perempuan.
Konteks
Tuturan
Tuturan
berlangsung saat
proses
perkuliahan.
Tujuan
“Memberi
Informasi
Lanjutan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
pertanyaan
tersebut
yakni cara
berbahasa
seseorang
Dosen
tersebut
berusia48
tahun dan
berjenis
kelamin laki-
laki,
sedangkan
para
mahasiswa
tersebut
berusia 18
dan 19 tahun
dan berjenis
kelamin laki-
laki
perempuan
Tuturan
Menanyakan
tentang cara
berbahasa
peribahasa
pada para
mahasiswa agar
memperdalam
materi
perkuliahan
dan ditanggapi
dengan
mengatakan
bahwa sesuatu
yang berkaitan
dengan cara
berbahasa
seseorang.
Tuturan
sebagai Bentuk
Tindak Verbal
Dosen bertanya
tentang materi
perkuliahan
pada para
mahasiswa.
Tuturan di atas berlangsung antara seorang dosen PBSI Universitas Sanata
Dharma berusia 48 tahun dan berjenis kelaminperempuan, dengan seorang
mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma, berusia 18 dan 19 tahun dan
berjenis kelamin laki laki dan perempuan. Adapun konteks tuturan terjadi di
sebuah ruangan (K 22), bertujuan menanyakan tentangpengertian gaya bahasa
peribahasa dan ditanggapi dengan mengatakan bahwa cara berbahasa seseorang.
4.2 Hasil Analis Data
Dari hasil analisis yangsebelumnya telah dipaparkan, akan peneliti
paparkan secara mendalam pada bagian subkategori ini. Data yang sudah dibahas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sebelumnya tentang elemen dan fungsi konteks situasi dalam menentukan maksud
berbahasa para mahasiswa dan dosen pada situasi formal di prodi PBSI
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018 secara
berurutan akan dijelaskan berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan.
Adapun hasil penelitian tentang kajian elemen dan fungsi konteks situasi dalam
menentukan maksud berbahasa para mahasiswa dan dosen pada situasi formal di
prodi PBSIUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018
adalah sebagai berikut:
4.2.1 Elemen Konteks Situasi
Adapunelemen konteks situasi adalah penyapa dan pesapa merupakan
orang yang terlibat dalam komunikasi, yang dapat berpasangan dan bersifat
diadik atau dapat pula tidak. Penyapa dapat mengacu pada pengertian pembicara
atau penulis, sedangkan pesapa dalam artian pendengar atau penyimak, konteks
tuturan mencakup berbagai aspek lingkungan fisik dan sosial yang tentang
dengan sebuah tuturan, serta latar belakang pengetahuan yang sama-sama dimiliki
oleh pembicara dan lawan bicara yang membantu lawan bicara untuk menafsirkan
pembicaraan.
Selain itu, tujuan tuturan antara lain bertanya, meminta, menyuruh,
menghimbau, memberitahu, dan meminta maaf. Tujuan tuturan dalam hal ini
disamakan dengan fungsi tuturan, tuturan dapat dipandang sebagai bentuk
tindakan atau aktivitas ujar dalam artian bahwa pragmatik memang menangani
sesuatu yang bersifat konkret, yaitu bersifat performansi verbal yang terjadi dalam
situasi yang terjadi dalam situasi dan waktu tertentu, tuturan dipandang sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
tindak verbal, yaitu sebagai hasil perilaku kegiatan berbahasa, yang secara
empiris dapat diamati. Secara gramatikal hasil itu dapat berupa kalimat, tetapi
secara pragmatik dapat berupa tuturan yang sama-sama dimiliki oleh pembicara
dan lawan bicara yang membantu lawan bicara untuk menafsirkan maksud
pembicaraan.
Dari 69 data tuturan yang dianalisis oleh peneliti, terdapat tuturan yang
memuat elemen yang dikategorikan lengkap atau dominan muncul dalam tuturan
dan adapula elemen yang tidak lengkap atau tidak dominan muncul dalam tuturan
tersebut.
4.2.2 Pola Elemen Konteks Situasi
Pola elemen konteks situasi adalah bentuk atau model yang bisa dipakai
untuk membuat atau menghasilkan suatu atau bagian yang mendasari konteks
tuturan. Adapun pola elemen konteks situasi dapat kita lihat pada paparan di
bawah ini:
4.2.2.1 Pola elemen lengkap (penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan
tuturan, tuturan sebagai bentuk aktivitas ujar atau tindakan, dan
tuturan sebagai bentuk tindak verbal).
Pada data tuturan yang memuat elemen yang lengkap, peneliti menemukan
51 data tuturan. Dari 51 data tuturan tersebut akan diambil (2) data tuturan sebagai
sampel dari semua tuturan yang memuat elemen yang dominan tersebut.
Data tuturan 1A
A : Pak, ini pemberitahuan pengumpulan data nama guru pamong PPl integratif
untuk apa?
B : Oh, itu untuk apresiasi guru pamongmulah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
A : Ya, pak, untuk penulisannya diketik atau boleh ditulis tangan?
B : Terserah, yang penting jelas datanya.
Konteks Situasi:
Tuturan terjadi di ruang sekretariat prodi PBSI Universitas Sanata
Dharma. Seorang mahasiswa memberikan pertanyaan tentangpemberitahuan
data nama guru pamong PPL integratif pada seorang karyawan yang bertugas di
sekretariat prodi, lalu ditanggapi oleh karyawan tersebut dengan mengatakan
bahwa data tersebut dikumpulkan dengan tujuan prodi memberikan bentuk
apresiasi kepada guru pamong dari tiap sekolah tempat para mahasiswa
melaksanakan praktik mengajar. Mahasiswa tersebut berusia 22 tahun dan
berjenis kelamin perempuan, sedangkan karyawan tersebut berusia 41 tahun dan
berjenis kelamin laki-laki.
Data tuturan (1A) tersebut mengandung 5 elemen yang dikemukakan oleh
Leech (1993). Hal ini dapat kita ketahui karena pada tuturan tersebut terdapat
partisipan, yakni penyapa dan pesapa. Penyapanya adalah seorang mahasiswa
PBSI berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan pesapanya
adalah karyawan yang bertugas di sekretariat PBSI berusia 41 tahun dan berjenis
kelamin laki-laki, konteks tuturan tuturan berlangsung di sekretariat prodi, tujuan
tuturan yakni menanyakan tentang PPL integratif, lalu ditanggapi dengan
mengatakan bahwa para mahasiswa diminta segera menuliskan data guru pamong
PPl integratifnya, dan tuturan sebagai bentuk aktivitas ujar atau bentuk tindakan
yakni mahasiswa tersebut segera menuliskan data seperti, nama dan NIP guru
pamong PPl integratifnya,dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal yakni
menginformasikan tentangpengsian data guru pamong PPL integratif.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa tuturan tersebut
mengandung 5 elemen yang dikemukan oleh Leech (1993) yakni, Penyapa dan
pesapa merupakan orang yang terlibat dalam komunikasi, yang dapat
berpasangan dan bersifat diadik atau dapat pula tidak. Penyapa dapat mengacu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
pada pengertian pembicara atau penulis, sedangkan pesapa dalam artian
pendengar atau penyimak, konteks tuturan mencakup berbagai aspek lingkungan
fisik dan sosial yang tentang dengan sebuah tuturan, serta latar belakang
pengetahuan yang sama-sama dimiliki oleh pembicara dan lawan bicara yang
membantu lawan bicara untuk menafsirkan pembicaraan.
Selain itu, tujuan tuturan antara lain bertanya, meminta, menyuruh,
menghimbau, memberitahu, dan meminta maaf. Tujuan tuturan dalam hal ini
disamakan dengan fungsi tuturan, dan tuturan dapat dipandang sebagai bentuk
tindakan atau aktivitas ujar dalam artian bahwa pragmatik memang menangani
sesuatu yang bersifat konkret, yaitu bersifat performansi verbal yang terjadi dalam
situasi yang terjadi dalam situasi dan waktu tertentu. tuturan dipandang sebagai
tindak verbal, yaitu sebagai hasil perilaku kegiatan berbahasa, yang secara
empiris dapat diamati. Secara gramatikal hasil itu dapat berupa kalimat, tetapi
secara pragmatik dapat berupa tuturan yang sama-sama dimiliki oleh pembicara
dan lawan bicara yang membantu lawan bicara untuk menafsirkan maksud
pembicaraan.
Data tuturan 1B
A : Bagi para mahasiswa yang menggunakan kaos oblong saat ujian tidak boleh
menggikuti ujian sebelum menggantinya dengan kaos atau kemeja berkerak
yang rapi. Aturan tersebut berlaku untuk seluruh mahasiswa prodi PBSI
Universitas Sanata Dharma.
B : Baik mas.
Konteks Situasi:
Tuturan terjadi pada saat ujian tengah semester berlangsung. Adapun
ruang yang digunakan dalam ujian tengah semester tersebut yakni ruang K 22,
seorang mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas ujian memberikan
penegasan bagi para mahasiswa yang menggunakan kaos oblong tidak
diperkenankan untuk mengikuti ujian, sebelum mengganti pakaian yang pantas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
untuk digunakan saat ujian dan ditanggapi oleh mahasiswa dengan mengatakan
akan mengikuti aturan yang sudah ditetapkan saat ujian. Mahasiswa yang
bertugas sebagai pengawas tersebut berusia 24 tahun dan berjenis kelamin laki-
laki, sedangkan mahasiswa yang menanggapi tuturan tersebut berusia 20 tahun
dan berjenis kelamin laki-laki.
Data tuturan (2A) tersebut mengandung 5 elemen yang dikemukakan
oleh Leech (1993). Hal ini dapat kita ketahui karena pada tuturan tersebut terdapat
partisipan, yakni penyapa dan pesapa. Penyapanya adalah seorang mahasiswa
PBSI yang bertugas sebagai pengawas berusia 24 tahun dan berjenis kelamin laki-
laki, sedangkan pesapanya adalah mahasiswa PBSI berusia 20 tahun dan berjenis
kelamin laki-laki, konteks tuturan yakni tuturan berlangsung pada saat ujian
berlangsung, tujuan tuturan yakni menginstruksikan agar peserta ujian yang
berkaos oblong segera pulang untuk mengganti pakaian yang rapi, tuturan sebagai
bentuk tindakan atau aktivitas ujar yakni melakukan yang diinstruksi dan tuturan
sebagai bentuk tindak verbal yakni menginstruksikan agar para mahasiswa
mengganti pakaian yang lebih rapi saat ujian berlangsung.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa tuturan tersebut
memenuhi 5 elemen yang dikemukan oleh Leech (1993) yakni, Penyapa dan
pesapa merupakan orang yang terlibat dalam komunikasi, yang dapat
berpasangan dan bersifat diadik atau dapat pula tidak. Penyapa dapat mengacu
pada pengertian pembicara atau penulis, sedangkan pesapa dalam artian
pendengar atau penyimak, konteks tuturan mencakup berbagai aspek lingkungan
fisik dan sosial yang tentang dengan sebuah tuturan, serta latar belakang
pengetahuan yang sama-sama dimiliki oleh pembicara dan lawan bicara yang
membantu lawan bicara untuk menafsirkan pembicaraan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Selain itu, tujuan tuturan antara lain bertanya, meminta, menyuruh,
menghimbau, memberitahu, dan meminta maaf. Tujuan tuturan dalam hal ini
disamakan dengan fungsi tuturan, tuturan dapat dipandang sebagai bentuk
tindakan atau aktivitas ujar dalam artian bahwa pragmatik memang menangani
sesuatu yang bersifat konkret, yaitu bersifat performansi verbal yang terjadi dalam
situasi yang terjadi dalam situasi dan waktu tertentu, dan tuturan dipandang
sebagai tindak verbal, yaitu sebagai hasil perilaku kegiatan berbahasa, yang
secara empiris dapat diamati. Secara gramatikal hasil itu dapat berupa kalimat,
tetapi secara pragmatik dapat berupa tuturan yang sama-sama dimiliki oleh
pembicara dan lawan bicara yang membantu lawan bicara untuk menafsirkan
maksud pembicaraan.
4.2.2.2 Pola elemen dominan (penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan
tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat18 data tuturan yang memuat elemen
yang dominan tersebut akan diambil (2) data tuturan sebagai sampel dari semua
tuturan yang memuat elemen yang dominan tersebut.
Data tuturan 2A
A : Ketika dosen sedang memberikan atau menjelaskan materi, para mahasiswa
tidak boleh membuka hp. Ada saatnya kita akan menggunakan hp untuk
pembelajaran
B : Baik ibu.
Konteks Situasi:
Tuturan terjadi pada saat proses perkuliahan Media Pembelajaran. Adapun
tuturan terjadi di ruang K 30 B, dan seorang dosen menyatakan
penegasantentang aturan yang harus diterapkan oleh para mahasiswa yakni
tidak menggunakan alat komunikasi ketika sedang proses perkuliahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
berlangsung dan ditanggapi oleh para mahasiswa dengan mengatakan akan
mengikuti aturan yang ditetapkan dalam perkuliahan tersebut. Dosen tersebut
berusia 40 tahun dan berjenis kelamin perempuan, dan sekaligus mengemban
tugas sebagai ketua program studi pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Universitas Sanata Dharma, sedangkan mahasiswa berusia 20 tahun dan
berjenis kelamin laki laki dan perempuan. Para mahasiswa tersebut berasal dari
berbagai daerah, seperti Jawa, Kalimantan, NTT, dan Papua.
Data tuturan (1B) tersebut terdapat 4 elemen yang dikemukakan oleh
Leech (1993). Hal ini dapat kita ketahui karena pada tuturan tersebut terdapat
partisipan, yaknipenyapa dan pesapa.Penyapanya adalah seorang dosen PBSIdan
pesapanya adalah para mahasiswa PBSI,konteks tuturan yaknituturan berlangsung
saat proses perkuliahan,tujuan tuturanyaknimenegaskan para mahasiswa tentang
aturan dalam perkuliahan, lalu ditanggapi dengan memberi makna persetujuan,
dan tuturan sebagai bentuk tindak verbalyakni penutur mengharapkan mitra tutur
bisa melaksanakan hal yang menjadi aturan dalam perkuliahan tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa tuturan tersebut
memenuhi empat (4) elemen yang dikemukan oleh Leech (1993) yakni, Penyapa
dan pesapamerupakan orang yang terlibat dalam komunikasi, yang dapat
berpasangan dan bersifat diadik atau dapat pula tidak. Penyapa dapat mengacu
pada pengertian pembicara atau penulis, sedangkan pesapa dalam artian
pendengar atau penyimak, konteks tuturan mencakup berbagai aspek lingkungan
fisik dan sosial yang tentang dengan sebuah tuturan, serta latar belakang
pengetahuan yang sama-sama dimiliki oleh pembicara dan lawan bicara yang
membantu lawan bicara untuk menafsirkan pembicaraan.
Selain itu, tujuan tuturan antara lain bertanya, meminta, menyuruh,
menghimbau, memberitahu, dan meminta maaf. Tujuan tuturan dalam hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
disamakan dengan fungsi tuturan, dan tuturan dipandang sebagai tindak
verbal, yaitu sebagai hasil perilaku kegiatan berbahasa, yang secara empiris dapat
diamati. Secara gramatikal hasil itu dapat berupa kalimat, tetapi secara pragmatik
dapat berupa tuturan yang sama-sama dimiliki oleh pembicara dan lawan bicara
yang membantu lawan bicara untuk menafsirkan maksud pembicaraan.
Data tuturan 2B
A : Jenis penelitian yang dilakukan adalah Research and Development, dalam
artian penelitian ini “ Pengembangan”, ada produk yang akan dihasilkan.
Nah, kira-kira gambaran umum dari produk tersebut nantinya akan seperti
apa?
B : Tadi ada tiga level pada strategi KWL. Nah, agar kita mengetahui kita
berada di level mana, nanti akan dimulai dengan angket, lalu baru dirancang
buku ajar yang akan dikembangkan.
Konteks Situasi:
Tuturan terjadi pada saat proses perkuliahan seminar berlangsung.
Adapun ruang yang digunakan dalam perkuliahan tersebut yakni ruang K 22 dan
berlangsung tepatnya pada tanggal 31 Oktober 2017.Seorang mahasiswa yang
ditugaskan menjadi penanya dalam seminar tersebut meminta untuk dipaparkan
tentang alur dalam menghasilkan produk yang akan dihasilkan, lalu ditanggapi
oleh seorang mahasiswa yang sedang memaparkan proposal skripsinya dengan
memberikan jawaban dari istruksi yang disampaikan.Mahasiswa yang bertanya
tersebut berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan
mahasiswa yang menyeminarkan proposal skripsinya berusia 22 tahun.
Data tuturan (2B) tersebut terdapat 4 elemen yang dikemukakan oleh
Leech (1993). Hal ini dapat kita ketahui karena pada tuturan tersebut terdapat
partisipan, yakni penyapa dan pesapa. Penyapanya adalah seorang mahasiswa
PBSI berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan pesapanya
adalah mahasiswa PBSI berusia 22 tahun serta berjenis perempuan, konteks
tuturan yakni tuturan berlangsung pada saat mata kuliah seminar, tujuan tuturan
yakni menanyakan tentang gambaran produk yang dihasilkan, dan tuturan sebagai
bentuk tindak verbal yakni menanyakan tentang produk penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan
sebagai bentuk tindakan atau aktivitas ujar karena tidak ada tuturan yang secara
empirik dapat diamati.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa tuturan tersebut
memenuhi empat elemen yang dikemukan oleh Leech (1993) yakni, Penyapa dan
pesapa merupakan orang yang terlibat dalam komunikasi, yang dapat
berpasangan dan bersifat diadik atau dapat pula tidak. Penyapa dapat mengacu
pada pengertian pembicara atau penulis, sedangkan pesapa dalam artian
pendengar atau penyimak, konteks tuturan mencakup berbagai aspek lingkungan
fisik dan sosial yang tentang dengan sebuah tuturan, serta latar belakang
pengetahuan yang sama-sama dimiliki oleh pembicara dan lawan bicara yang
membantu lawan bicara untuk menafsirkan pembicaraan.
Selain itu,tujuan tuturan antara lain bertanya, meminta, menyuruh,
menghimbau, memberitahu, dan meminta maaf. Tujuan tuturan dalam hal ini
disamakan dengan fungsi tuturan, dantuturan dipandang sebagai tindak verbal,
yaitu sebagai hasil perilaku kegiatan berbahasa, yang secara empiris dapat
diamati. Secara gramatikal hasil itu dapat berupa kalimat, tetapi secara pragmatik
dapat berupa tuturan yang sama-sama dimiliki oleh pembicara dan lawan bicara
yang membantu lawan bicara untuk menafsirkan maksud pembicaraan.
4.2.3 Fungsi Konteks Situasi
Setiap tuturan pasti mengandung maksud yang ingin disampaikan.
Konteks berperan penting dalam menentukan maksud tersebut. Bisa dikatakan ada
beragamam konteks yang mewadahi tuturan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Berdasarkan hasil analisis data, peneliti menemukan empat fungsi konteks
situasi yang melingkupi tuturan mahasiswa dan dosen PBSI Universitas Sanata
Dharma yakni (1) fungsi konteks memberi informasi lanjutan, (2) memberi
informasi rinci, (3) memastikan, dan (4) motivasi. Berikut adalah pemaparan
tentang fungsi konteks tersebut.
4.2.3.1 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Lanjutan
Fungsi konteks memberikan informasi lanjutan adalah fungsi konteks
dalam tuturan yang menyampaikan informasi secara lebih lanjut dari informasi
sebelumnya dengan harapan mendapatkan informasi tersebut.
Data tuturan 1A
A : Kira kira apa saja faktor penghambat dalam menyimak?
B : Faktor internal dan eksternal
A : Yang termasuk faktor internal apa saja?
B : Mengantuk, bosan cape
A : Ya, untuk faktor eksternal?
B : Gaduh, sound sistem bermasalah, ajakan teman untuk berbicara.
Konteks Situasi:
Tuturan terjadi pada saat perkuliahan yang berlangsung di ruang K 30
tepatnya tanggal 17 Oktober 2017. Seorang dosen berusia 43 tahun dan berjenis
kelamin perempuan memberikan pertanyaan pada para mahasiswa berusia 18
dan 19 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan tentangmateri
perkuliahanfaktor penghambat dalam menyimak, lalu ditanggapi oleh para
mahasiswa dengan bahwa ada dua hal yakni internal dan eksternal.
Tuturan (1A) tersebut terjadi antara seorang dosen PBSI berusia 40 tahun
dan berjenis kelamin perempuan dengan mahasiswa PBSI berusia 18 dan 19 tahun
dan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, tuturan berlangsung pada saat
perkuliahan di ruang K 30, seorang dosen menanyakan tentang faktor penghambat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dalam menyimak, lalu ditanggapi oleh para mahasiswa dengan mengatakan bahwa
faktor internal dan eksternal yang disertai penjelasan masing-masing.
Data tuturan (1A) tersebut terdapat fungsi konteks memberi informasi
lanjutan. Hal ini dapat kita ketahui karena seorang dosen pengampu mata kuliah
menyimak menanyakan perihal faktor-faktor penghambat dalam menyimak, lalu
ditanggapi oleh para mahasiswa dengan mengatakan bahwa ada fator internal dan
faktor eksternal. Kemudian dosen kembali menanyakan hal-hal yang termasuk
faktor penghambat internal dan ekternal menyimak dan ditanggapi kembali
dengan mengatakan bahwa faktor internal seperti mengantuk, lelah, cape,
sedangkan faktor eksternal seperti ajakan dari teman untuk berbicara dan banyak
hal lainnya.
Data Tuturan 1B
A : Bu Maaf, saya mau bertanya, apakah ibu Septi ada di ruangan?
B : Semua dosen PBSI hari ini ada kegiatan di luar kampus.
A : Kalau besok bagaimana, bu?
B : Besok sudah ada.
A : Oh, ya, terima kasih ya bu.
B : Ya.
Konteks Situasi:
Tuturan terjadi di ruang sekretariat prodi tepatnya pada pagi hari,
seorang mahasiswa berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan yang
membutuhkan informasi lalu menanyakan tentang keberadaan salah satu dosen
PBSIpada seorang karyawan yang bertugas di sekretariat PBSI yang berusia 40
tahun dan berjenis kelamin perempuan. Karyawan tersebut menanggapidengan
mengatakan bahwa pada hari tersebut para dosen PBSI sedangan melaksanakan
kegiatan di luar kampus dan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Tuturan (1B) terjadi seorang mahasiswa PBSI berusia 21 tahun dan
berjenis kelamin perempuan dengan seorang karyawan yang bertugas di
sekretariat PBSI berusia 40 tahun dan berjenis kelamin perempuan, dan tuturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
berlangsung di sekretariat prodi, mahasiswa tersebut menanyakan tentang
keberadaan salah dosen, PBSI, lalu ditanggapi dengan mengatakan bahwa semua
dosen PBSI sedang mengadakan kegiatan di luar kampus.
Data tuturan (1B) tersebut terdapat fungsi konteks memberi informasi
lanjutan. Hal ini dapat kita ketahui karena seorang mahasiswa menanyakan pada
seorang karyawan yang bekerja di sekretarian prodi PBSI tentang keberadaan
salah satu dosen PBSI, dan ditanggapi dengan mengatakan para dosen sedang
melaksanakan tugas di luar kampus. Lalu mahasiswa kembali melontarkan
pertanyaan dan ditanggapi oleh karyawan tersebut dengan mengatakan jika hari
berikutnya semua dosen kembali ke kampus.
4.2.3.2 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Rinci
Fungsi konteks memberi informasi rinci adalah fungsi konteks yang
memberikan informasi secara mendalam atau detail tentang suatu hal untuk
memperoleh kejelasan.
Data Tuturan 2A
A : Bu mau bertanya, sayakan sedang mencari data untuk skripsi tuturan
mahasiswa dan dosen FKIP. Nah, saya itu kesulitan mencari data, saya
harus bagaimana ya bu?
B : Kalau begitu kamu harus ada surat izin penelitian yang ditujukan ke WR 1.
Nanti WR 1 menyerahkan ke dekan dan dekan akan menyampaikan ke
sekretariat prodi naungan FKIP, nanti mereka yang akan mengatur jadwal
kamu mengambil data ke dosen.
Konteks Situasi:
Tuturan terjadi di ruang sekretariat prodi PBSI, seorang mahasiswa
menyatakan kalimat pertanyaan pada seorang karyawan yang bertugas di
sekretariat, lalu karyawan tersebut mencoba bertanya pada salah satu karyawan
lagi karena beliau yang lebih tahu tentang hal tersebut. Mahasiswa tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
berusia 22 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan karyawan tersebut
berusia 40 dan 41 tahun serta berjenis kelamin perempuan dan laki laki.
Tuturan (2A) tersebut terjadi antara seorang mahasiswa PBSI berusia 22
tahun dan berjenis kelamin perempuan, dengan seorang karyawan yang bertugas
di sekretariat PBSI berusia 40 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Tuturan
berlangsung di sekretariat prodi PBSI, seorang mahasiswa menceritakan tentang
penelitian yang dilakukannya, dan sekaligus hambatan yang dialami ketika proses
penelitian berlangsung, lalu ditanggapi oleh karyawan tersebut dengan
mengatakan bahwa mahasiswa tersebut segera mengurus surat izin penelitian
yang ditujukan pada Wakil Rektor 1, dan pihak sekretariat wakil rektor 1 akan
disampaikan pada pihak sekretariat dekan, sehingga disampaikan pada sekretariat
prodi naungan FKIP untuk diatur jadwalnya.
Data tuturan (2A) memiliki fungsi konteks memberikan informasi rinci.
Hal ini dapat kita ketahui karena seorang mahasiswa menceritakan pada pihak
sekretariat program studi PBSI tentang penelitiannya, lalu ditanggapi oleh pihak
sekretariat dengan mengatakan agar mahasiswa tersebut mengurus surat izin
penelitian yang diujukan pada wakil rektor 1 dan pihak sekretariat wakil rektor 1
akan menyerahkan pada pihak sekretariat dekn, sehingga pihak sekretariat dekan
menyampaikan pada prodi naungan FKIP untuk diatur jadwal penelitiannya.
Data tuturan 2B
A: Saya pernah ke Jawa Barat, ada satu sekolah di sana yang mengembangkan
bahasa Sunda. Dalam artian ketika pembelajaran mereka menggunakan
bahasa Sunda atau campur kode.
B: Singkatnya, yang ditekankan bagaimana kita mengoptimalkan budaya dan
bahasa tersebut, karena kedua hal tersebut saling berkaitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Konteks Situasi:
Tuturan terjadi pada tanggal 11 Oktober 2017 di gedung seminar
Driyarkara auditorium Universitas Sanata Dharma dalam seminar ilmiah
mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma.
Seorang peserta seminar menceritakan bahwa di suatu sekolah pada masyarakat
Sunda secara keseluruhan dalam proses belajar mengajar menggunakan bahasa
daerah mereka dan itu menurut mereka tidak menjadi suatu persoalan. Hal ini
ditanngapi oleh mahasiswa lain yang bertugas sebagai pemakalah bahwa yang
ditekankan adalah bahasa dan budaya karena hal terseut merupakan suatu hal
yang sangat erat kaitannya. Mahasiswa yang bertanya tersebut berusia 22 tahun
dan berjenis kelamin perempuan, sedangka pemakalah tersebut berusia 21 tahun
dan berjenis kelamin perempuan.
Tuturan (2B) terjadi antara seorang mahasiswa PBSI yang bertanya
dalam seminar ilmiah dan berusia 22 tahun serta berjenis kelamin perempuan
dengan mahasiswa PBSI yang menjadi pemakalah berusia 21 tahun serta berjenis
kelamin perempuan. Tuturan berlangsung pada saat seminar ilmiah PBSI,
Mahasiswa yang bertanya tersebut menceritakan yang diamati ketika
mengunjungi daerah Sumatera Barat.
Data tuturan (2B) memiliki fungsi konteks memberi informasi rinci. Hal
ini dapat kita ketahui karena seorang mahasiswa menceritakan pengalamannya
ketika berkunjung ke suatu daerah dan menemukan bahwa ada sekolah yang
keseluruhan proses pembelajaran masih menggunakan bahasa daerah, dan
ditanggapi oleh mahasiswa lain yang bertugas sebagai pemakalah dengan
mengatakan bahwa diperlukan pengoptimalisasi budaya dan bahasa.
4.2.3.3 Fungsi Konteks Memastikan
Fungsi konteks memastikan adalah fungsi konteks yang ingin
memantapkan atau memastikan suatu hal agar memperoleh kejelasan tentang
suatu hal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Data Tuturan 3A
A : Tadi apakah benar dikatakan produk akhir adalah buku ajar?
B : Ya, betul produknya buku ajar
A : Bagus, saya rupannya kurang menyimak, sehingga ditanyakan kembali.
Konteks Situasi:
Tuturan terjadi pada saat perkuliahan seminar di ruang K 22 tepatnya
tanggal 31 Oktober 2017. Seorang mahasiswa berusia 22 tahun dan berjenis
kelamin laki-laki yang bertugas sebagai penanya dalam seminar tersebut
memberikan pertanyaan pada mahasiswa lain berusia 21 tahun dan berjenis
kelamin perempuan yang menyeminarkan proposal skripsinya tentang kebenaran
yang dikatakan oleh mahasiswa yang menyeminarkan proposal skripsinya bahwa
produk yang dihasilkan dalam penelitian tersebut adalah buku ajar, lalu
ditanggapi dengan mengatakan bahwa benar yang dikatakan oleh mahasiswa
yang bertanya tersebut bahwa produk akhir dari penelitiannya adalah buku ajar.
Tuturan (3A) tersebut berlangsung antara seorang mahasiswa PBSI
berusia 22 tahun dan berjenis kelaminlaki-laki, dengan mahasiswa PBSI berusia
21 tahun serta berjenis perempuan. Tuturan berlangsung pada saat mata kuliah
seminar yang bertempat di ruang K 22, seorang mahasiswas sebagai penanya
menanyakan tentang kebenaran yang dikatakan oleh mahasiswa yang
menyeminarkan proposal skripsinya bahwa produk akhir skripsnya adalah buku
ajar, dan ditanggapi dengan mengatakan bahwa benar yang dikatakan oleh
mahasiswa penanya tersebut.
Data tuturan (3A) memiliki fungsi konteks memastikan. Hal ini dapat kita
ketahui karena seorang mahasiswa yang megikuti mata kuliah seminar bertanya
tentang kebenaran yang dikatakan oleh mahasiswa lain yang menyeminarkan
proposal skripsinya bahwa produk akhir dari penelitiannya adalah buku ajar, dan
ditanggapi dengan mengatakan bahwa benar seperti yang dikatakan oleh
mahasiswa yang bertanya tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Data Tuturan 3B
A : Apakah semua lembar kerja sudah terbagi semua?
B : Sebentar mbak, saya coba cek. Sudah mbak, lembar kerja sudah dibagikan.
Konteks Situasi:
Tuturan terjadi pada tanggal 04 September di ruang K 22 pada mata
kuliah Morfologi, seorang pengawas menanyakan kepastian lembar soal ujian.
Pengawas tersebut berusia 24 tahu dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan
para mahasiswa berusia 20 tahun dan berjenis kelamin laki laki dan perempuan.
Tuturan (3B) tersebut antara mahasiswa PBSI yang bertugas sebagai
pengawas ujian tengah semester berusia 24 tahun dan berjenis kelamin
perempuan, dengan para mahasiswa PBSI berusia 20 tahun dan berjenis kelamin
laki-laki dan perempuan. Tuturan berlangsung pada saat ujian, seorang mahasiswa
yang bertugas sebagai pengawas memberikan pertanyaan tentang lembar kerja
ujian yang dibagikan, lalu ditanggapi dengan mengatakan bahwa lembar kerja
sudah dibagikan semua dan para mahasiswa sudah mendapatkan masing-masing
satu lembar kerja.
Data tuturan (3B) memiliki fungsi konteks memastikan. Hal ini dapat kita
ketahui karena seorang mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas memberikan
pertanyaan tentang lembar kerja ujian yang dibagikan pada para mahasiswa yang
mengikuti ujian, dan ditanggapi oleh mahasiswa dengan mengatakan bahwa
semua lembar kerja sudah didapatkan oleh para mahasiswa.
4.2.3.4 Fungsi Konteks Memberi Motivasi
Fungsi konteks memotivasi adalah fungsi konteks yang mendorong
seseorang agar terus menjalankan hal-hal yang mendukung tercapainya sesuatu
yang diinginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Data Tuturan 4A
A : Orang dikampung saya menganggap bahwa guru harus bisa melakukan
semua hal. Anda ketika menjadi guru akan dikenal sebagai publik figur.
Oleh karena itu, teruslah berproses karena banyak yang membutuhkanmu di
masyarakat.
B : ya, pak. Amin
Konteks Situasi:
Tuturan terjadi pada tanggal 13 Oktober 2017 di S2 303 pada acara
refleksi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata
Dharma. Seorang dosen menceritakan bahwa di daerahnya seorang guru
dipandang sebagai seorang figur yang mampu dalam segala hal. Lalu dia juga
menegaskan bahwa ketika kita sudah menjadi seorang guru pasti kita akan
menjadi publik figur. Hal ini ditanngapi oleh mahasiswa dengan penuh harapan
yang menandakan semoga bisa menjadi kenyataan. Dosen tersebut berusia s1
tahun dan berjenis kelamin laki laki dan mahasiswa berusia 21 dan 22 tahun
serta berjenis kelamin laki laki dan perempuan.
Tuturan (4A) tersebut antara seorang dosen PBSI berusia 51 tahun dan
berjenis kelamin laki-laki, dengan para mahasiswa PBSI berusia 21 dan 22 tahun
serta berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Tuturan berlangsung pada
saatevaluasi yang diselenggarakan prodi, seorang dosen menceritakan pandangan
masyarakat tentang guru.
Data tuturan (4A)memiliki fungsi konteks memberi motivasi. Hal ini
dapat kita ketahui karena seorang dosen memberikan dorongan pada para
mahasiswa dengan cara menceritakan bahwa di masyarakat, guru dipandang
sebagai figur yang bisa melakukan banyak hal bagi kepentingan masyarakat dan
ditanggapi dengan mengatakan bahwa memang itulah yang terjadi di masyarakat
dan berharap dapat mewujudkannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
4.3 Pembahasan
Penelitian ini menganalisis data tuturan tentang elemen dan fungsi konteks
situasiyang melingkupi tuturan mahasiswa dan dosendi prodi PBSI Universitas
Sanata Dharrma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018. Adapun data yang telah
dianalisis akan dibahas untuk mengetahui elemen, pola elemen dan fungsi konteks
situasi apa saja yang diperankan konteks situasiyang terdapat dalam tuturan.
Pada bagian pembahasan ini, peneliti akan membahas data-data dari hasil
penelitian secara keseluruhan dari hasil analisis data yang dilakukan sebelumnya.
Adapun pembahasan dalam bagian ini tentang elemen-elemen berdasarkan teori
Leech (1993) , pola elemen, dan fungsi konteks situasidalam menentukan maksud
berbahasa para mahasiswa dan dosendi prodi PBSI Universitas Sanata Dharma
tahun akademik 2017/2018.
Adapun kajian elemen berdasarkan teori Leech (1993) terbagi dalam lima
elemen yakni (1) penyapa dan pesapa merupakan orang yang terlibat dalam
komunikasi, yang dapat berpasangan dan bersifat diadik atau dapat pula tidak.
Penyapa dapat mengacu pada pengertian pembicara atau penulis, sedangkan
pesapa dalam artian pendengar atau penyimak.
Selain itu, Rahardi (2003:19) mengatakan bahwa aspek-aspek yang mesti
dicermati pada diri penutur maupun mitra tutur diantaranya adalah jenis kelamin,
umur, daerah dan latar belakang keluarga serta latar belakang sosial budaya
lainnya yang dimungkinkan akan menjadi penentu hadirnya makna sebuah
pertuturan (2) konteks tuturan, mencakup berbagai aspek lingkungan fisik dan
sosial yang tentang dengan sebuah tuturan, serta latar belakang pengetahuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
sama-sama dimiliki oleh pembicara dan lawan bicara yang membantu lawan
bicara untuk menafsirkan pembicaraan.
Rahardi (2003:20) juga mengatakan pengetahuan dan pemahaman yang
benar mengenai konteks tuturan, yang identitas atau jati dirinya adalah semua
latar belakang pengetahuan yang sama-sama dimiliki oleh para pelibat pertuturan,
jelas-jelas akan dapat membantu para pelibat pertuturan itu untuk menafsirkan
kandungan pesan atau maksud yang hendak disampaikan di dalam setiap
pertuturan (3) tujuan tuturan, antara lain bertanya, meminta, menyuruh,
menghimbau, memberitahu, dan meminta maaf. Tujuan tuturan dalam hal ini
disamakan dengan fungsi tuturan.
Selain itu, Rahardi (2003:21) mengatakan bahwa ihwal tujuan tutur
berkaitan erat dengan bentuk-bentuk tuturan yang digunakan seseorang.
Dikatakan demikian karena pada dasarnya tuturan dari seseorang akan dapat
muncul karena dilatarbelakangi oleh maksud dan tujuan tutur yang sudah jelas
dan amat tertentu sifatnya, (4) tuturan sebagai bentuk aktivitas ujar atau tindakan
dalam artian bahwa pragmatik memang menangani sesuatu yang bersifat konkret,
yaitu bersifat performansi verbal yang terjadi dalam situasi yang terjadi dalam
situasi dan waktu tertentu.
Rahardi (2003:21) juga mengatakan bahwa tuturan sebagai bentuk
tindakan merupakan hal pokok dalam pragmatik. Karena pragmatik mempelajari
tindak verbal yang sungguh-sungguh terdapat dalam situasi pertuturan, dan (5)
tuturan sebagai bentuk tindak verbal yaitu sebagai hasil perilaku kegiatan
berbahasa, yang secara empiris dapat diamati. Secara gramatikal hasil itu dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
berupa kalimat, tetapi secara pragmatik dapat berupa tuturan yang sama-sama
dimiliki oleh pembicara dan lawan bicara yang membantu lawan bicara untuk
menafsirkan maksud pembicaraan.
Selain itu, Rahardi (2003:22) mengatakan bahwa tuturan dapat dipandang
sebagai produk dari tindak verbal di dalam aktivitas bertutur sapa. Dapat
dikatakan demikian karena pada dasarnya tuturan di dalam sebuah proses itu
adalah hasil dari tindak verbal dari para pelibat tuturnya, dengan segala macam
pertimbangan konteks situasi dan aneka macam kendala konteks yang mewadahi,
dan mewarnainya.
Tuturan yang memuat elemen yang pertama (penyapa dan pesapa) yakni
terdapat 69 tuturan atau dikatakan semua tuturan pada data penelitian tersebut
memuat elemen tersebut. Dikatakan demikian, karena seperti yang diketahui
bahwa tuturan atau komunikasi dibangun karena ada yang memulainya. Hal ini
berkaitan dengan kehadiran seseorang atau individu. Penyapa dan pesapa
merupakan orang yang terlibat dalam komunikasi, yang dapat berpasangan dan
bersifat diadik atau dapat pula tidak Leech (1993), tuturan yang memuat elemen
yang kedua (konteks tuturan) yakni terdapat 69 tuturan atau hampir semua tuturan
memuat konteks tuturan.
Dikatakan demikian karena tuturan tersebut memiliki latarbelakang
pengetahuan yang dipahami sama oleh penutur dan mitra tutur sehingga mudah
menafsirkan tiap tuturan. konteks tuturan mencakup berbagai aspek lingkungan
fisik dan sosial yang tentang dengan sebuah tuturan Leech (1993), tuturan elemen
yang ketiga (tujuan tuturan) yakni terdapat 69 tuturan atau dapat dikatakan semua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
tuturan mengandung tujuan tuturan yang ingin disampaikan. Dikatakan demikian,
karena tuturan itu muncul bukan tanpa maksud. Dapat ditegaskan bahwa dalam
pragmatik tuturan selalu berorientasi pada tujuan. Tujuan tuturan dalam hal ini
disamakan dengan fungsi tuturan, tuturan elemen yang keempat (tuturan sebagai
bentuk tindakan) yakni terdapat 18 tuturan yang mengandung tuturan sebagai
bentuk tindakan yakni 5, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 36, 43, 47, 48, 60, 61, 62, 36,
65, 66. Dikatakan demikian, karena tuturan itu muncul dan bersifat konkret,
dalam artian bahwa pragmatik memang menangani sesuatu yang bersifat konkret,
dan tuturan elemen yang kelima(tuturan sebagai bentuk tindak verbal) yakni
terdapat 69 tuturan atau hampir semua tuturan memuat elemen tersebut.
Dikatakan demikian, karena tuturan yang muncul bermaksud untuk
mendeklarsikan suatu hal kepada lawan bicara. tuturan dapat dipandang sebagai
hasil suatu tindak verbal, yaitu sebagai hasil perilaku kegiatan berbahasa yang
secara empirik dapat diamati Leech (1993).
Selain itu, berdasarkan hal yang telah dipaparkan di atas, dapat dikatakan
bahwa terdapat pola elemen dipaparkan oleh Leech (1993) yang terdapat pada
tuturan mahasiswa dan dosen PBSI , yakni pola elemen lengkap Adapun elemen
yang muncul dalam setiap tuturan para mahasiswa dan dosen PBSI tersebut
adalah (1) penyapa dan pesapa, (2) konteks tuturan, (3) tujuan tuturan, (4) tuturan
sebagai aktivitas ujar atau tindakan, dan (5) tuturan sebagai bentuk tindak verbal.
Sedangkan elemen yang dominan muncul dala pertuturan adalah (1) penyapa dan
pesapa, (2) konteks tuturan, (3) tujuan tuturan, dan (4) tuturan sebagai bentuk
tindak verbal. Adapun elemen yang tidak dominan muncul adalah tuturan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
bentuk aktivitas ujar atau bentuk tindakan. Hal ini dapat kita ketahui dari sejumlah
data tuturan yang dianalisis, peneliti menemukan bahwa tuturan yang memuat
elemen tersebut berjumlah 18 tuturan. Hal ini membuktikan bahwa dari data
tuturan yang dianalisis, ternyata hanya terdapat 18 tuturan saja yang memuat
elemen tersebut.
Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, terdapat 4 fungsi
konteks yang melingkupi tuturan para mahasiswa dan dosen PBSI pada situasi
formal tahun akademik 2017/2018.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat dikatakan bahwa pada tuturan
mahasiswa dan dosen PBSI ternyata memuat fungsi konteks yakni (1) fungsi
konteks memberi informai lanjutan, (2) fungsi konteks memberi informasi rinci,
(3) fungsi konteks memastikan, dan (4) fungsi konteks memberi motivasi.
Adapun fungsi konteks memberi informasi lanjutan adalah fungsi konteks
dalam tuturan yang menyampaikan informasi secara lebih lanjut dari informasi
sebelumnya dengan harapan mendapatkan informasi tersebut, dan fungsi tersebut
terdapat pada 46 data tuturan, yakni data tuturan 1, 3, 5, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17,
20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 42, 43, 44, 45,
47, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 61, 62, 63, 64, 65, 68, 69 fungsi konteks memberikan
informasi rinci adalah fungsi konteks yang memberikan informasi secara
mendalam atau detail tentang suatu hal untuk memperoleh kejelasan, dan terdapat
pada 19 data tuturan, yakni data tuturan 4, 6, 7, 8, 9, 16, 18, 19, 21, 39, 48, 55, 56,
57, 58, 59, 60, 66, 67, fungsi konteks memastikan adalah konteks yang ingin
memantapkan atau memastikan suatu hal agar memperoleh kejelasan tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
suatu hal, dan terdapat pada 3 data tuturan yakni data tuturan 2, 40, 41, dan fungsi
konteks memberikan motivasi adalah konteks yang mendorong seseorang agar
terus menjalankan hal-hal yang mendukung tercapainya sesuatu yang diinginkan,
dan terdapat pada 1 data tuturan yakni data tuturan 46.
Berdasarkan paparan di atas, dapat dikatakan berdasarkan hasil penelitian
bahwa ternyata terdapat 4 fungsi konteks situasi yang melingkupi konteks tuturan
mahasiswa dan dosen untuk menentukan maksud berbahasa di prodi PBSI
Universitas Sanata Dharma tahun akademik 2017/2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini, ada dua hal yang dibahas yakni terkait (1) simpulan dan (2)
saran. Simpulan ditulis dengan tujuan untuk merangkum semua hal yang telah
dipaparkan. Sedangkan saran ditulis dengan tujuan memberikan masukan terkait
suatu hal yang relevan dengan penelitian selanjutnya.
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil uraian yang dipaparkan pada bab IV tentang elemen,
pola elemen dan fungsi konteks situasi dalam menentukan maksud berbahasa
para mahasiswa dan dosen PBSI tahun akademik 2017/2018, peneliti dapat
menemukan bahwa dalam setiap tuturan mahasiswa dan dosen PBSI khususnya
pada situasi formal terdapat elemen yang dipaparkan oleh Leech (1993), pola
elemen yang didasarkan pada elemen yang digunakan, dan fungsi konteks situasi
yang melingkupi tuturan yang digunakan sebagai penentu maksud berbahasa.
Adapun elemen yang konsisten hadir dalam tuturan mahasiswa dan dosen adalah
4 empat elemen yakni penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan,
tuturan sebagai bentuk tindak verbal, dan elemen yang tidak konsisten hadir
dalam pertuturan adalah tuturan sebagai bentuk aktivitas ujar atau tindakan. Selain
itu terdapat pola elemen yakni tuturan yang memuat elemen lengkap dan ada pula
yang memuat elemen yang dominan. Hal ini dapat diketahui yakni dari 69 data
tuturan, terdapat 51 data tuturan yang memuat elemen lengkap dan 18 data tuturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
yang dominan ada dalam tuturan para mahasiswa dan dosen PBSI. Adapun lima
elemen yang lengkap tersebut yakni yakni (1) penyapa dan pesapa, (2) konteks
tuturan, (3) tujuan tuturan, (4) tuturan sebagai bentuk aktivitas ujar atau tindakan
dan (5) tuturan sebagai tindak verbal. Sedangkan empat elemen yang selalu ada
dalam setiap tuturan mahasiswa dan dosen tersebut yakni (1) penyapa dan pesapa,
(2) konteks tuturan, (3) tujuan tuturan, dan (4) tuturan sebagai tindak verbal.
Sedangkan tuturan sebagai bentuk aktivitas ujar atau tindakan terdapat 18 data
tuturan yang mengandung elemen tersebut untuk menentukan maksud berbahasa.
Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa elemen-elemen yang
dipaparkan oleh Leech (1993) ada dalam tuturan para mahasiswa dan dosen PBSI
meskipun ada yang dominan muncul pada tuturan mahasiswa dan dosen PBSI
Universitas Sanata Dharma yakni penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan
tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal, Sedangkan elemen yang tidak
dominan muncul adalah tuturan sebagai bentuk aktivitas ujar atau bentuk
tindakan. Adapun alasan salah satu elemen tersebut tidak terdapat dalam tuturan,
karena tidak semua tuturan memuat suatu hal yang harus merespon dalam bentuk
tindakan untuk menjawab tuturan tersebut.
Selain itu, dari 69 tuturan mahasiswa dan dosen PBSI terdapat fungsi
konteks situasi yang melingkupi tuturan yakni (1) fungsi konteks memberi
informai lanjutan, (2) fungsi konteks memberi informasi rinci, (3) fungsi konteks
memastikan, dan (4) fungsi konteks memberi motivasi. Adapun fungsi konteks
memberi informasi lanjutan adalah fungsi konteks dalam tuturan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
menyampaikan informasi secara lebih lanjut dari informasi sebelumnya dengan
harapan mendapatkan informasi tersebut, fungsi konteks memberikan informasi
rinci adalah fungsi konteks yang memberikan informasi secara mendalam atau
detail terkait suatu hal untuk memperoleh kejelasan, fungsi konteks memastikan
adalah konteks yang ingin memantapkan atau memastikan suatu hal agar
memperoleh kejelasan terkait suatu hal, dan fungsi konteks memberikan motivasi
adalah konteks yang mendorong seseorang agar terus menjalankan hal-hal yang
mendukung tercapainya sesuatu yang diinginkan.
Berdasarkan paparan di atas, dapat dikatakan hasil penelitian
menunjukkan bahwa ternyata terdapat (4) fungsi konteks situasi yang melingkupi
konteks tuturan mahasiswa dan dosen untuk menentukan maksud berbahasa di
prodi PBSI Universitas Sanata Dharma tahun akademik 2017/2018.
5.2 Saran
Terkait dengan temuan tersebut, peneliti akan memberikan beberapa saran.
Berikut beberapa saran yang dikemukan oleh peneliti:
1. Penelitian ini hanya berfokus pada praktisi pendidikan (mahasiswa dan
dosen), dan bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini lebih dipertajam lagi dan
dengan subjek yang lebih luas, seperti pada lingkungan masyarakat.
2. Peneliti hanya menemukan beberapa elemen dan fungsi konteks situasi,
diharapkan peneliti selanjutnya menemukan suatu kebaruan demi
penyempurnaan teori terkait konteks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
3. Penelitian ini hanya menggunakan teori kajian elemen yang dipaparkan oleh
Leech (1993). Peneliti selanjutnya mencoba meneliti dengan memayungi
teori-teori dari pakar yang lain dan teori dari Leech dapat digunakan sebagai
bahan perbandingan ataupun tambahan pengetahuan terkait penelitian yang
dilakukan dan tentunya masih relevan dengan penelitian ini. Hal ini dimaksud
agar teori terkait konteks mengalami pembaruan dari waktu ke waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta:Rineka Cipta.
Baryadi, I Praptomo. 2015.Teori-Teori Linguistik Pascastruktural Memasuki
Abad Ke-21. Yogyakarta: PT Kanisius.
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarat: PT Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2012.Linguistik Umum. Jakarat: PT Rineka Cipta.
Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Lubis,HasanHamid. 2011. Analisi Wacana Pragmatik.Angkasa Bandung:
Bandung.
Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan
Tekniknya. Jakarta: PT RajaGafindo Persada.
Mey, Jacob L. 1993. Pragmatics An Introduction. Oxford.
Moleong, J. Lexy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Noor, Juliansyah.2011.Metodologi Penelitian.Jakarta: Prenada Media Grup.
Pranowo. 2014. Teori Belajar Bahasa untuk Guru Bahasa dan Mahasiswa
Jurusan Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahardi, Kunjana. 2003. Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik.
Malang:Dioma.
Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Rahardi, Kunjana. 2010. Kajian Sosiolinguistik Ihwal Kode &Alih
Kode.Yogyakarta: Ghalia Indonesia.
Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Sanata
Dharma University Press.
Sumarsono. 2014. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tarigan, Guntur Henry. 1989. Kedudukan dan Fungsi Bahasa. Bandung:Angkasa.
Yule, George.2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Zamzani. 2007. Kajian Sosiopragmatik. Yogyakarta: Cipta Pustaka.
Prosiding Seminar Nasional Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Satra Indonesia Pibsi
(Xxxvii):Optimalisasi Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Wahana
Pembentukan Mental dan Karakter Bangsa di Era Globalisasi Menuju
Indonesia Emas 2045. 2015. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Harmoko, Danang Dwi.2015.Analisa Bahasa Indonesia sebagai Bahasa
Komunikasi antara Negara Anggota Asean. ABA BSI Jakarta.
(http://lppm.bsi.ac.id/SNIT2015/BidangD/D01_01-06_2015-
SNIT_DanangDwiHarmoko_BAHASA%20INDONESIA%20SEBAGAI
%20BAHASA%20KOMUNIKASI.pdf. Diunduh pada tanggal 25 Oktober
2017.
Ibrahim. MaknadalamKomunikasi. (http://jurnaliain pontianak. or. Id/index.
php/alhikmah/article/view/85/79). Diunduh pada tanggal 25 Oktober 2017,
pukul 16.00 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yogyakarta, 21 November 2017
Yth. Prof. Dr. Pranowo, M. Pd.
Dosen Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Dengan Hormat
Saya, Efriska Kurnia Tau, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia,
Universitas Sanata Dharma sedang menyusun skripsi yang berjudul Kajian Elemen dan
Fungsi Konteks Situasional dalam Menentukan Maksud Berbahasa para Mahasisiwa dan
Dosen pada Situasi Formal di Prodi PBSI Tahun Akademik 2017/2018.
Sehubungan dengan hal itu, saya mohon kesedian Bapak untuk berkenan menjadi
triangulator dalam penelitian saya.
Demikian surat ini saya buat, atas kesediaan dan kerjasama Bapak, saya ucapkan
terima kasih.
Hormat saya,
Peneliti
Efriska Kurnia Tau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TRIANGULASI DATA DAN HASIL PENELITIAN SKRIPSI DENGAN JUDUL “KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SITUASIONAL DALAM MENENTUKAN
MAKSUD BERBAHASA PARA MAHASISWA DAN DOSEN PADA SITUASI FORMAL DI PRODI PBSI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
TAHUN AKADEMIK 2017/2018 Oleh Efriska Kurnia Tau
Dosen Pembimbing Dr. R. Kunjana Rahardi, M. Hum
Petunjuk Triangulasi: 1. Triangulator memberi tanda centang pada kolom YA atau TIDAK untuk memberikan gambaran tentang data
penelitian yang diperoleh. 2. Triangulator memberikan komentar pada kolom keterangan yang dapat membantu kebenaran data yang diperoleh.
No Data Tuturan Deskripsi Konteks
Tuturan Elemen-Elemen
Konteks Fungsi Konteks
Identifikasi Elemen dan
Fungsi Konteks
Triangulator
Keterangan Ya Tidak
1. A: Pak, saya mau bertanya
B: Silahkan A: Pak, prodi PBSI
cenderung dalam suatu penelitian menggunakan penelitian kualitatif atau kuantitatif?
B: Dominan menggunakan penelitian kualitatif
A: Kalau kita mau menggunakan
Tuturan ini terjadi pada hari Selasa jam 07.00 Sampai 10.00 di ruang K 30. Seorang dosen memberikan informasi yang dibutuhkan mahasiswa dalam proses penelitian. Dosen tersebut beusia 60 tahun dan berjenis kelamin laki-laki, sedangkan mahasiswa yang bertanya tersebut berusia 20 tahun serta
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI berusia 20 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan pesapanya adalah salah satu dosen PBSI berusia 60 tahun
“MemberiInformasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal.Adapun elemen yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian kuantitatif atau yang lainnya?
B: Ya, silahkan.
berjenis kelamin perempuan.
dan berjenis kelamin laki-laki. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat perkuliahan pada mata kuliah penelitian bahasa Indonesia. Tujuan Tuturan Menanyakan terkait jenis penelitian yang dominan dipakai di prodi PBSI lalu ditanggapi dengan memberikan informasi bahwa yang dominan adalah penelitian kualitatif. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Tuturan tersebut ingin memperdalam materi perkuliahan dengan bertanya pada mitra
tidak terdapat pada tuturan adalah tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak ada respon untuk melakukan tindakan.Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tuturterkait penelitian.
2. A: Bu Maaf, saya mau bertanya, apakah ibu Septi ada di ruangan?
B: Semua dosen PBSI hari ini ada kegiatan di luar kampus.
A: Kalau besok bagaimana, bu?
B: Besok sudah ada. A: Oh, ya, terima kasih
ya bu. B: Ya.
Tuturan terjadi di ruang sekretariat prodi tepatnya pada pagi hari, seorang mahasiswa berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan yang membutuhkan informasi menanyakan terkait keberadaan salah satu dosen PBSIpada seorang karyawan yang bertugas di sekretariat PBSI dan berusia 40 tahun serta berjenis kelamin perempuan. Karyawan tersebut menanggapidengan mengatakan bahwa pada hari tersebut para dosen PBSI sedang melaksanakan kegiatan di luar kampus dan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI, sedangkan pesapanya adalah karyawan yang bekerja di sekretariat PBSI Konteks Tuturan Tuturan berlangsung di sekretariat prodi Tujuan Tuturan Menanyakan keberadaan salah satu dosen PBSI, lalu ditanggapi dengan memeberikan informasi bahwa semua dosen sedang berada di luar kampus. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Menanyakan keberadaan dosen dan ditanggapi
“MemberiInformasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut adalah tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak ada respon untuk melakukan tindakan. Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan memberikan informasi bahwa semua dosen sedang berada di luar kampus.
3. A : Pak, ini pemberitahuan pengumpulan data nama guru pamong PPl integratif untuk apa?
B : Oh, itu untuk apresiasi guru pamongmulah
A : Ya, pak, untuk penulisannya diketik atau boleh ditulis tangan?
B : Terserah, yang penting jelas datanya.
Tuturan terjadi di ruang sekretariat prodi PBSI Universitas Sanata Dharma. Seorang mahasiswa memberikan pertanyaan terkait pemberitahuan data nama guru pamong PPL integratif pada seorang karyawan yang bertugas di sekretariat prodi, lalu ditanggapi oleh karyawan tersebut dengan mengatakan bahwa data tersebut dikumpulkan dengan tujuan prodi memberikan bentuk apresiasi kepada guru pamong dari tiap sekolah tempat para mahasiswa melaksanakan praktik mengajar. Mahasiswa tersebut berusia 22 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan karyawan tersebut berusia 41 tahun dan berjenis
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI sedangkan pesapanya adalah seorang karyawan yang bertugas di sekretariat PBSI Konteks Tuturan Tuturan tersebut berlangsung di sekretariat prodi Tujuan Tuturan Menanyakan terkait PPL integratif dan ditanggapi dengan pemberian informasi bahwa semua mahasiswa segera mengumpulkan data guru
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan semua elemen, yakni penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelamin laki-laki.
pamong PPL integratifnya. Tuturan sebagai Bentuk Tindakan Para mahasiswa segera menuliskan nama pamong masing-masing untuk keperluan prodi. Tuturan Sebagai Bentuk Tindak Verbalr Memberikan informasi terkait PPL integratif.
4. A: Apakah kamu sudah tahu puisi rupa? B:Belum A: Puisi rupa
merupakan gabungan dari bahasa dan sketsa. Saya berharap kita bisa menerapkan dalam kehidupan kita.
Tuturan terjadi pada tanggal 11 Oktober 2017 bertempat di ruang Seminar Driyarkara Auditorium Universitas Sanata Dharma pada seminar ilmiah Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Seorang pemakalah bertanya pada hadirin terkait puisi rupa dan ditanggapi oleh hadirin bahwa belum pernah mendengar terkait puisi rupa. Lalu pemakalah menjelaskan terkait puisi rupa. Pemakalah
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa yang bertugas sebagai pemakalah dalam seminar ilmiah mahasiswa PBSI, sedangkan pesapanya adalah mahasiwa PBSI yang mengikuti seminar ilmiah tersebut. Konteks
“Memberi informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan sedangkan mahasiswa yang merespon tersebut berusia 20 tahun dan berjenis kelamin laki laki.
Tuturan Tuturan tersebut berlangsung pada saat seminar ilmiah mahasiswa PBSI. Tujuan Tuturan Menayakan terkait sekaligus menginformasikan terkait puisi rupa. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Memberikan informasi terkait puisi rupa yang dibahas dalam seminar.
bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni bertanya, memberikan informasi.
5. A: Apa yang kalian ketahui terkait cinta kasih?
B: Ungkapan perasaan yang lahir dari hati seseorang, dan hal tersebut timbul dengan sendirinya tanpa memandang waktu dan usia.
A: Apakah kalian sudah menerapkannya dalam kehidupan?
B: Sudah, pak
Tuturan terjadi pada tanggal 16 Oktober 2017 di ruang S-2 303. Seorang dosen memberikan pertanyaan terkait materi perkuliahan yang dibahas, lalu ditanggapi oleh para mahasiswa dengan menjawab pertanyaan yang dilontarkan. Dosen tersebut berusia 50 tahun dan berjenis
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang dosen PBSI . Sedangkan pesapanya adalah Para mahasiswa PBSI. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung
“MemberiInformasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
meskipun belum maksimal.
kelamin laki-laki, sedangkan para mahasiswa berusia 18 dan 19tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
pada saat proses perkuliahan. Tujuan Tuturan Menanyakan pada para mahasiswa untuk memperdalam materi perkuliahan lalu ditanggapi dengan memberikan jawaban dari pertanyaan . Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Menanyakan pemahaman mitra tutur terkait suatu hal.
tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindakan yang dilakukan. Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan.
6. A: Bagaimana persamaan dan perbedaan dari penelitian releven dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti?
B: Persamaannya adalah sama-sama membehas terkait ikhwal konteks, sedangkan perbedaannya, pada
Tuturan terjadi pada saat perkuliahan di ruang K 22 tepatnya tanggal 17Oktober 2017. Seorang mahasiswa memberikan pertanyaan pada seorang mahasiswa juga yang menyeminarkan proposal skripsinya, lalu ditanggapi oleh mahasiswa dengan memberikan jawaban
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI,sedangkan pesapanya adalah mahasiswa PBSI Juga. Konteks Tuturan Tuturan
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian terdahulu lebih membahas konteks secara umum, tetapi pada penelitian ini saya mencoba untuk mengkaji terkait elemen dan fungsi konteks.
dari pertanyaan yang disampaikan. Mahasiswa yang bertanya tersebut berusia 22 tahun dan berjenis kelamin perempuan, lalu mahasiswa yang menjawab pertanyaan tersebut tersebut berusia 24 tahun dan berjenis kelamin laki-laki
berlangsung saat proses perkuliahan. Tujuan Tuturan Menanyakan terkait materi yang dipaparkan agar lebih dipahami dan ditanggapi dengan pemberian respon lewat jawaban dari pertanyaan yang disampaikan. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Penutur bertanya terkait letak persamaan dari penelitian yang relevan
elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindakan yang dilakukan. Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan.
7. A: Pada pengumpulan data penelitian, apakah boleh yang diambil adalah tuturan dari mahasiswa yang berbeda latar belakang budayanya?
B: Kita cari aman saja, dua-duanya dari
Tuturan terjadi pada saat perkuliahan di ruang K 22 tepatnya tanggal 17 Oktober 2017. Seorang mahasiswa memberikan pertanyaan pada mahasiswa lain yang menyeminarkan proposal skripsinya terkait materi yang
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI yang bertugas sebagai penanya, sedangkan pesapanya adalah mahasiswa PBSI
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan tujuan tuturan dan tuturan sebagai bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penutur yang sama.
dipaparkan. Mahasiswa yang bertanya tersebut berusia 23 tahun dan berjenis kelamin perempuan, lalu mahasiswa yang menyeminarkan proposalnya berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan
juga yang bertugas sebegai pemakalah dalam kuliah seminar. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses perkuliahan. Tujuan Tuturan Menanyakan terkait pengumpulan data penelitian dan diberi respon dengan jawaban bahwa data diperoleh dari penutur yang berlatar belakang sama. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Bertanya terkait data penelitian.
tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan.Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan.
8. A: Apakah ada isu-isu sehingga peneliti termotivasi untuk mengangkat judul tersebut?
B: Penelitian ini diangkat
Tuturan terjadi pada saat perkuliahan di ruang K 22 tepatnya tanggal 17Oktober 2017. Seorang mahasiswa yang bertugas sebagai
Penyapa dan Pesapa Penyapanya seorang mahasiswa PBSI, sedangkan pesapanya
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berdasarkan kenyataan bahwa banyak orang yang belum memahami tuturan yang disampaikan.
penanya memberikan pertanyaan pada mahasiswa lain yang menyeminarkan proposal skripsinya terkait materi yang dipaparkan, lalu ditanggapi dengan memberikan jawaban dari pertanyaan yang disampaikan. Mahasiswa yang bertanya tersebut berusia 22 tahun dan berjenis kelamin perempuan, lalu mahasiswa yang menyeminarkan proposal skripsinya berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan.
adalah mahasiswa PBSI juga. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses perkuliahan. Tujuan Tuturan Menanyakan motif sehingga mengangkat judul tersebut , lalu diberi respon dari pertanyaan tersebut bahwa banyak orang tidak memahami tuturan yang disampaikan oleh orang lain. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Penutur ingin mengetahui alasan mengangkat judul tersebut
konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan.Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasilanjutan.
9. A: Kira kira apa saja faktor penghambat dalam menyimak?
B: Faktor internal dan
Tuturan terjadi pada saat perkuliahan di ruang K 30 tepatnya tanggal 17 Oktober
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang
“MemberiInformasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
eksternal A: Apa saja yang
termasuk faktor internal apa saja?
B: Mengantuk, bosan cape
A: Ya, untuk faktor eksternal?
B: Gaduh, sound sistem bermasalah, ajakan teman untuk berbicara.
2017. Seorang dosen memberikan pertanyaan pada para mahasiswa terkait materi perkuliahan, lalu ditanggapi oleh para mahasiswa dengan memberikan jawaban dari pertanyaan yang disampaikan. Penutur berusia 40 tahun dan berjenis kelamin perempuan, lalu para mahasiswa tersebut berusia 18 dan 19 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
dosen PBSI, sedangkan pesapanya adalah para mahasiswa PBSI. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses perkuliahan. Tujuan Tuturan Menanyakan pada para mahasiswa terkait materi perkuliahan untuk memperdalam materi perkuliahan, lalu diberi tanggapan dari para mahasiswa dengan memberikan jawaban dari pertanyaan tersebut. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Memperdalam materi
elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindakan yang dilakukan. Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perkuliahan dengan menanyakan materi perkuliahan pada para mahasiswa.
10. A: Fokus penelitian ini apakah ke B1 atau B2?
B: Fokusnya pada bahasa pertama atau bahasa ibu.
Tuturan terjadi pada saat perkuliahan di ruang K 22 tepatnya tanggal 24 Oktober 2017. Seorang mahasiswa yang bertugas sebagai penanya memberikan pertanyaan pada mahasiswa yang menyeminarkan proposal skripsinya terkait fokus penelitiannya, lalu ditanggapi oleh dengan memberikan jawaban dari pertanyaan yang disampaikan. Masiswa yang bertanya tersebut berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan, lalu mahasiswa yang menyeminarkan proposal skripsinya berusia 24 tahun dan berjenis kelamin perempuan.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI, sedangkan pesapanya adalah mahasiswa PBSI juga. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses perkuliahan. Tujuan Tuturan Menanyakan terkait fokus dalam penelitian yang akan dilakukan mahasiswa tersebut lalu diberi tanggapan dari pertanyaan tersebut.
“MemberiInformasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan , tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan. Selain itu, memiliki fungsi konteks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Menayakan terkait fokus penelitian.
yakni memberikan informasi lanjutan.
11. A: Ricky silahkan ambil snack di sekre
B: Ya, Pak A: Kamu dengan siapa? B: Barera Pak A: Oh, bilang ya kelas
evaluasi pak Kun
Tuturan terjadi pada tanggal 13 Oktober 2017 di S2 303 pada acara evaluasi mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Seorang dosen meminta dua orang mahasiswa untuk mengambil makanan ringan di sekretariat untuk dibagikan kepada para mahasiswa, lalu ditanggapi oleh mahasiswa tersebut dengan memberikan persetujuan. Dosen tersebut berusia 51 tahun dan berjenis kelamin laki-laki, sedangkan mahasiswa tersebut berusia 22 tahun dan berjenis kelamin laki laki.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang dosen PBSI, sedangkan pesapanya adalah seorang mahasiswa PBSI. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses evaluasi. Tujuan Tuturan Menyuruh para mahasiswa untuk mengambil makanan yang telah disiapkan, lalu ditanggapi dengan memberi makna persetujuan.
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal, Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tuturan sebagai Bentuk Tindakan Mengambil makanan yang telah disediakan di ruang sekretariat prodi PBSI. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Menyuruh mengambil makanan ringan untuk dibagikan pada mahasiswa.
12. A: Pemilihan kata dalam iklan apakah diteliti juga?
B: Ya, akan diteliti A: Lalu, bagaimana
teknik analisis datanya?
B: Pertama inventaris data, kemudian identifikasi, lalu diklasifikasi, dan yang terakhir dipaparkan.
Tuturan terjadi pada saat perkuliahan di ruang K 22 tepatnya tanggal 24 Oktober 2017. Seorang mahasiswa yang bertugas sebagai penanya memberikan pertanyaan terkait subjek dan langkah langkah analisis data penelitian, lalu ditanggapi oleh mahasiswa yang menyeminarkan proposal skripsinya dengan memberikan jawaban dari pertanyaan yang disampaikan.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI, sedangkan pesapanya adalah sesama mahasiswa PBSI juga. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung pada saat proses perkuliahan
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mahasiswa yang bertanya tersebut berusia 23 tahun dan berjenis kelamin laki-laki, lalu mahasiswa yang menyeminarkan proposalnya berusia 22 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.
Tujuan Tuturan Menanyakan terkait objek dan prosedur analisis data dalam penelitiannya dan ditanngapi dengan memberikan informasi dan gambaran analisis yang dilakukan. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Menayakan terkait hal yang diteliti dan analisis data yang didapat dari penelitian tersebut.
tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni bertanya memberikan informasi lanjutan.
13. A: Siapa yang akan menjadi triangulator penelitian ini?
B: Dosen PBSI A: Bagaimana
kriteriannya? B: tentunya orang Jawa
yang paham terkait tingkatan bahasa Jawa tersebut.
Tuturan terjadi pada saat perkuliahan di ruang K 22 tepatnya pada tanggal 24 Oktober 2017. Seorang mahasiswa yang bertugas sebagai penanya memberikan pertanyaan pada mahasiswa yang menyeminarkan proposal skripsinya
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI, sedangkan pesapanya adalah mahasiswa PBSI juga.
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa,konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terkait triangulator dalam penelitian yang akan dilakukan, lalu ditanggapi dengan memberikan jawaban dari pertanyaan yang disampaikan. Mahasiswa yang bertanya tersebut berusia 22 tahun dan berjenis kelamin perempuan, lalu mahasiswa yang menyeminarkan proposalnya berusia 21 tahun dan dan berjenis kelamin laki laki.
Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses perkuliahan Tujuan Tuturan Menanyakan soal triangulator dalam penelitian yang akan dilakukan mahasiswa tersebut, lalu ditanggapi dengan memberikan informasi sekaligus gambaran untuk triangulator. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Menanyakan terkait ahli yang akan membantu dalam mengecek keabsahan data penelitian
elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan.
14. A: Apakah ada yang ingin disampaikan terkait kondisi kelas,ataupun angkatan?
Tuturan terjadi pada tanggal 13 Oktober 2017 di ruang S-2 303 pada acara refleksi mahasiswa Pendidikan
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang dosen PBSI.
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B: Tidak ada pak A: Kalau seandainya
ada nanti dikoordinasikan saja dengan Helmon
Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Seoranng dosen menanyakan terkait evaluasi yang juga ingin disampaikan terkait perkuliahan dan ditanggapi oleh para mahasiswa bahwa tidak ada evaluasi yang ingin disampaikan. Lalu dosen mengatakan bahwa jika ada yang ingin disampaikan nanti dikonfirmasi pada salah satu mahasiswa saja untuk disampaikan pada dosen tersebut. Dosen tersebut berusia 51 tahun dan berjenis kelamin laki-laki, sedangkan para mahasiswa berusia 21 dan22 tahun serta berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Sedangkan pesapanya adalah Para mahasiswa PBSI Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses evaluasi. Tujuan Tuturan Menanyakan sekaligus menegaskan terkait evaluasi yang ingin disampaikan pada dosen, lalu diberi tanggapan berupa penolakan dari para mahasiswa dengan mengatakan tidak ada yang ingin disampaikan. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Penutur menayakan terkait hal yang menjadi evaluasi untuk disamiakn pada dosen
penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15. A: Apakah ada evaluasi untuk dosen? Sebaiknya jika ada yang ingin disampaikan silahkan disampaikan sekarang.
B: Tidak ada A: Baiklah, kita akhiri.
Tuturan terjadi pada tanggal 13 Oktober 2017di ruang K 28 pada saat evaluasi. Seorang dosen menanyakan terkait hal yang mungkin ingin disampaikan sebagai bahan refleksi bagi dosen PBSI, dan ditanggapi oleh para mahasiswa dengan mengatakan bahwa tidak ada hal yang ingi disampaikan. Penutur berusia 60 tahun dan berjenis kelamin laki-laki, sedangkan mitra tutur tersebut berusia 20 dan 21 tahun serta berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang dosen PBSI, sedangkan pesapanya adalah Para mahasiswa PBSI. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses evaluasi. Tujuan Tuturan Menanyakan terkait evaluasi para dosen, lalu ditanggapi dengan memberi makna penolakan. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Memastikan apakah ada evaluasi yang ingin disampaikan pada dosen.
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberi informasi lanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16. A: Selamat pagi B: Pagi A: Pak, untuk bab 3
apakah harus ditambah lagi?
B: Tidak Perlu A: Silahkan sekarang
mengurus untuk melakukan penelitian
A: Baik, Pak
Tuturan terjadi pada tanggal 11 Oktober 2017 di ruang dosen. Seorang mahasiswa menanyakan terkait proposal skripsinya, lalu ditanggapi oleh dosen pembimbingnya dengan mengatakan tidak perlu menambah lagi teori dan silahkan mengurus penelitian. Mahasiswa tersebut tersebut berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan dosen tersebut berusia 60 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI, sedangkan pesapanya adalah seorang dosen PBSI Konteks Tuturan Tuturan berlangsung pada saat di ruang dosen. Tujuan Tuturan Menayakan terkait proposal skripsinya dan ditanggapi dengan mengatakan sudah baik, silahkan mengurus penelitian. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Bertanya terkait proposal penelitian khususnya untuk bab 3.
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan. Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi informasi lanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17. A: Cinta kasih di agama Katolik berasal dari Yesus Kristus. Kamu katolikkan?
B: Ya Pak, katolik dan ajaran itu memang dari yesus kristus
A: Ya, ajaran itu dari Yesus Kristus
Tuturan terjadi pada tanggal 13 Oktober 2017 di ruang S-2 303 pada acara evaluasi mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Seorang dosen menjelaskan terkait cinta kasih pada ajaran Katolik lalu bertanya pada seorang mahasiswa terkait agama yang dianutnya dan ditanngapi oleh mahasiswa ditanggapi oleh mahasiswa bahwa memang benar seperti yang dikatakan. Dosen tersebut berusia 51 tahun dan berjenis kelammin laki laki, sedangkan mahasiswa tersebut berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang dosen PBSI, sedangkan pesapanya adalah Para mahasiswa PBSI. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses evaluasi. Tujuan Tuturan Memberikan informasi terkait suatu hal, sekaligus menanyakan kelanjutan dari hal tersebut dan ditanggapi dengan memberi makna persetujuan. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Menginformasikan terkait ajaran cinta kasih.
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan.
18. A:Pak, saya sudah membuat kuesioner.
Tuturan terjadi di ruang dosen, yakni pada
Penyapa dan Pesapa
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut bapak ini sudah benar? Mohon direvisi.
B:Ya, coba dibacakan A: Memiliki jadwal
membaca adalah salah satu kegiatan untuk meningkatkan budaya baca.
B: Ya, sudah baik nanti lebih diperbaiki lagi.
tanggal 11 Oktober 2017. Seorang mahasiswa memberitahukan terkait kuesioner penelitiannya pada dosen pembimbingnya dan meminta untuk direvisi. Hal tersebut ditanggapi oleh oleh dosen tersebut dengan menyuruh mahasiswa tersebut untuk membacakan. Lalu mahasiswa tersebut membacakan kuesionernya, dan ditanggapi lagi dengan mengatakan bahwa sudah baik tetapi lebih diperbaiki lagi. Mahasiswa tersebut berusia 22 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan dosen tersebut berusia 60 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.
Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI, sedangkan pesapanya adalah seorang dosen PBSI. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat di ruang dosen saat proses berkonsultasi terkait kuesioner penelitian Tujuan Tuturan Memberitahukan sekaligus meminta bantuan untuk memeriksa terkait kuesioner penelitian, sekaligus bertanya terkait keabsahan pertanyaan, dan ditanngapi dengan memberi makna persetujuan. Tuturan sebagai Bentuk Tindakan
melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Memeriksa hasil pengerjaan yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Mahasiswa tersebut ingin agar dosen tersebut segera memeriksa hasil pengerjaan yang dilakukan olehnya.
19. A: Apakah tidak bisa dispesifik lagi terkait judul yang diangkat?
B: Jika dispesifik lagi data yang akan diperoleh lebih sedikit lagi.
Tuturan terjadi pada saat perkuliahan di ruang K 22 tepatnya tanggal 17Oktober 2017. Penutur memberikan pertanyaan pada mitra tutur terkait materi perkuliahan, lalu ditanggapi oleh mitra tutur dengan memberikan jawaban dari pertanyaan yang disampaikan. Penutur berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan, lalu mitra tutur berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI. Sedangkan pesapanya adalah mahasiswa PBSI juga. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses perkuliahan. Tujuan Tuturan Menanyakan
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa yakni antara mahasiswa, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
topik skripsi yang diangkat lalu ditanggapi dengan memberikan gambaran. Tuturan Sebagai Bentuk Tindak Verbal Bertanya terkait topik skripsi.
bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan.Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan.
20. A: Terkait objek penelitan, apakah tidak dispesifik lagi?
B: Jika saya hanya mengambil Misalnya Jogja saja presentasi mahasiswa yang berasal dari Jogja sedikit.
Tuturan terjadi pada saat perkuliahan di ruang K 22 tepatnya tanggal 17Oktober 2017. Seorang mahasiwa yang bertugas sebagai penanya memberikan pertanyaan pada mahasiswa lain yang menyeminarkan proposal skripsinya. lalu ditanggapi oleh mahasiswa yang menyeminarkan proposal skripsinya dengan memberikan jawaban dari pertanyaan yang disampaikan. Mahasiswa yang bertanya tersebut
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI, sedangkan pesapanya adalah mahasiswa PBSI juga yang mengikuti mata kuliah seminar . Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses perkuliahan. Tujuan Tuturan Menanyakan
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen yakni penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan, lalu mahasiswa yang menyeminarkan proposal skripsinya berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan.
soal objek yang akan diteliti dan ditanggapi dengan memberi gambaran. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Memberikan pertanyaan terkait objek penelitian yang akan diteliti
tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan.
21. A: Apa teknik pengumpulan data?
B: Simak cakap A: Apakah kamu yakin
bahwa seorang anak kecil sudah bisa memahami yang kamu maksud?
B: Bisa Pak A: Ya, sudah lanjutkan
yang lain.
Tuturan terjadi pada saat perkuliahan di ruang K 22 tepatnya pada tanggal 24 Oktober 2017. Seorang dosen memberikan pertanyaan pada seorang mahasiswa terkait teknik pengumpulan data yang melibatkan anak kecil, lalu ditanggapi oleh dengan memberikan jawaban bahwa seorang anak bisa untuk memahami maksud yang disampaikan dari pertanyaan yang disampaikan. Dosen tersebut berusia 50 tahun dan berjenis kelamin laki -laki, dan mahasiswa tersebut
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang dosen PBSI, sedangkan pesapanya adalah seorang mahasiswa PBSI. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses perkuliahan. Tujuan Tuturan Menanyakan soal teknik pengumpulan data dalam penelitian yang
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berusia 24 tahun dan berjenis kelamin perempuan.
akan dilakukan mahasiswa tersebut yang melibatkan anak dan ditanggapi dengan mengatakan bahwa seorang anak bisa memahami maksud yang disampaikan. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Menayakan terkait sumber data dari penelitian akan diteliti.
mengisyratkan tindak yang dilakukan.Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan.
22. A: Ada berapa macam reportase?
B: Ada 3 A: Jelaskan masing
masing ciri-ciri pokoknya dan dikerjakan pada kertas.
Tuturan terjadi pada saat perkuliahan di ruang K 22 tepatnya pada tanggal 16 Oktober 2017. Seorang dosen memberikan pertanyaan pada para mahasiswa terkait materi perkuliahan, lalu ditanggapi oleh para mahasiswa dengan memberikan jawaban dari pertanyaan yang disampaikan. Dosen berusia 60 tahun dan berjenis kelamin laki-
Pesapa Penyapanya adalah seorang dosen PBSI, sedangkan pesapanya adalah para mahasiswa PBSI. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung pada saat proses perkuliahan.
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Selain itu, memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
laki, dan para mahasiswa berusia 20 dan 21 tahun dan berjenis kelamin laki- laki dan perempuan
Tujuan Tuturan Menanyakan terkait materi perkuliahan lalu ditanggapi oleh mahasiswa dengan menjawab pertanyaan yang dilontarkan dan menginstruksi para mahasiswa untuk memperdalam materi perkuliahan. Tuturan sebagai Bentuk Tindakan Mengerjakan tugas untuk memperdalam materi perkuliahan Tuturan Sebagai Bentuk Tindak Verbal Diawali dengan melontarkan pertanyaan, lalu dosen menyuruh para mahasiswa untuk mengerjakan materi yang
fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akan dibahas dalam perkuliahan.
23. A: Bagaimana prosedur triangulasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini?
B: Oh, ya maaf saya belum menjelaskan. Nanti akan meminta kesediaan seorang dosen sebagai triangulator yang akan mengecek keabsahan data yang saya peroleh.
Tuturan terjadi pada saat perkuliahan di ruang K 22 tepatnya pada tanggal 17 Oktober 2017. Seorang dosen memberikan pertanyaan pada para mahasiswa terkait prosedur triangulasi penelitian, lalu ditanggapi oleh para mahasiswa dengan mengatakan bahwa akan diminta satu dosen untuk mengecek keabsahan datanya. Mahasiswa yang bertanya tersebut berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan, dan mahasiswa yang menyeminarkan proposalnya berusia 24 tahun dan berjenis kelamin laki-laki
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI, sedangkan pesapanya adalah mahasiswa PBSI juga. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung pada saat proses perkuliahan. Tujuan Tuturan Menanyakan terkait prosedur triangulasi penelitian dan ditanggapi dengan memberikan gambaran dari triangulasi tersebut.. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Bertanya terkait prosedur
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan.Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasilanjut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
triangulasi yang telah akan dilakukan.
an.
24. A: Apa pengertian gaya bahasa peribahasa?
B: Sesuatu yang berkaitan dengan cara berbahasa seseorang
A: Ya benar karena berkaitan dengan perasaan.
Tuturan terjadi pada tanggal 16 Oktober 2017di ruang K 22.Seorang dosen memberikan pertanyaan pada para mahasiswa terkait materi perkuliahan lalu ditanngapi oleh mitra tutur dengan memberika jawaban dari pertanyaan tersebut. Dosen tersebut berusia 48 dan berjenis kelamin laki-laki, sedangkan para mahasiswa berusia 18 dan 19 tahun dan berjenis kelamin laki- laki perempuan.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang dosen PBSI. Sedangkan pesapanya adalah Para mahasiswa PBSI Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses perkuliahan. Tujuan Tuturan Menanyakan pada para mahasiswa agar memperdalam materi perkuliahan. Tuturan Sebagai Bentuk Tindak Verbal Penutur bertanya terkait materi perkuliahan
“MemberiInformasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan.Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasilanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25. A: Ketuanya siapa? B: Barera pak A: Barera dan Ricky ya B: Ya, Pak A: Sebentar sampahnya
dikumpulkan jadi satu, sisa snack dikembalikan ke sekretariat.
Tuturan terjadi pada tanggal 13 Oktober 2017 di ruang S-2 303 pada acara evaluasi mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Seorang dosen menanyakan pada mahasiswa ketua kelas mereka, dan ditanggapi oleh para mahasiswa. Setelah mengetahui hal tersebut beliau menyuruh ketua kelas dan meminta kesediaan satu orang mahasiswa lagi dan ditangapi oleh mahasiswa tersebut, agar membereskan makanan ringan yang tadi dibagikan. Dosen tersebut berusia 51 tahun dan berjenis kelamin laki-laki, sedangkan mahasiswa berusia 22 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.
Penyapa dan Pesapa Penyapanyaadalah seorang dosen PBSI, sedangkan pesapanya adalah para mahasiswa PBSI. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung pada saat proses evaluasi. Tujuan Tuturan Menanyakan terkait ketua kelas agar mengkoordinir untuk mengumpulkan sampah makanan ringan yang sudah di makan oleh para mahasiswa. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Mengatakan agar mengumpulkan sampah
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan. Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
makanan ringan dari para mahasiswa.
26. A: Ibu, ini folder blanko penelitian
B: Baik Pak A: Bentuk blanko
seperti ini tidak boleh ditulis tangan
B: Tapi ini ditulis tangan
A: ya ialah bu, kan ini nomor surat izin observasi yang saya berikan, lalu mereka ngikutin tetapi harus diketik.
Tuturan terjadi pada saat di ruang sekretariat prodi PBSI, seorang karyawan memberikan informasi pada karyawan lain yang bertugas di sekretariat prodi. Karyawan tersebut berusia 41 tahun dan berjenis kelamin laki-laki, sedangkan karyawan yang satunya berusia 40 tahun serta berjenis kelamin perempuan.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang karyawan yang bertugas di sekretariat PBS, sedangkan pesapanya adalah seorang karyawanyang juga yang bertugas di sekretariat PBSI. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung di sekretariat prodi PBSI. Tujuan Tuturan Memberikan informasi pada karyawan lain terkait blanko penelitian. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Memberikan informasi terkait berkas berkas
“MemberiInformasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan , dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut adalah tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak ada tuturan yang menginstruksikan untuk melakukan suatu hal.Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasilanjut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang digunakan dalam penelitian mahasiswa.
an.
27. A: Terimakasih sudah menghibur, halo apa kabar
B: Hai, baik A:Apakah semua
terhibur? B: Ya, lumayan A: Ternyata PBSI
banyak bakat biduan
B: Ya, memang banyak.
Tuturan terjadi pada tanggal 11 Oktober 2017 bertempat di ruang Seminar Driyarkara Auditorium Universitas Sanata Dharma pada seminar ilmiah Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Seorang mahasiswa yang bertugas sebagai pembawa acara menyapa hadirin dan diselingi dengan humor dan ditanggapi oleh hadirin. Mahasiswa tersebut berusia 20 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan mahasiswa yang menanggapi rata rata berusia 20-60 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI yang bertugas sebagai pembawa acara seminar ilmiah mahasiswa, sedangkan pesapanya adalah para peserta seminar ilmiah. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat seminar. Tujuan Tuturan Menyapa sekaligus menghibur agar suasana tidak terlihat kaku. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Mahasiswa yang bertugas sebagai pembawa acara
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memberikan sapaan agar suasana tidak kaku.
lanjutan.
28. A: Kita masuk sesi yang kedua pada pukul 12.10
B: Setelah ini apa acaranya?
A: Kita akan isoma terlebih dahulu.
B: Baik, terima kasih untuk informasinya
Tuturan terjadi pada tanggal 11 Oktober 2017 di gedung seminar Driyarkara auditorium Universitas Sanata Dharma dalam seminar ilmiah mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Seorang mahasiswa yang bertugas sebagai pembawa acara memberitahukan rangkaian acara sekaligus waktu yang digunakan untuk melakukan hal tersebut. Hal ini ditanggapi oleh peserta seminar dengan menanyakan rangkaian acara sebelum masuk sesi kedua dan ditanggapi kembali dengan mengatakan bahwa ada isoma terlebih dahulu. Mahasiswa yang bertugas sebagai pembawa acara berusia 20 tahun dan berjenis
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI yang bertugas sebagai pembawa acara seminar ilmiah mahasiswa, sedangkan pesapanya adalah para peserta seminar ilmiah tersebut. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat seminar. Tujuan Tuturan Menginformasikan terkait waktu memulai sesi kedua dalam seminar tersebut. Tuturan Sebagai Bentuk Tindak Verbal Penutur memberitahukan
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan pada saat, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi dan memberikan signal tidak setuju. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelamin perempuan, sedangkan yang menanggapi berusia rata rata 20 sampai 22 tahun serta berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
waktu yang digunakan untuk masuk sesi kedua pada seminar.
mengisyratkan tindak yang dilakukan. Selain itu, terdapat fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan.
29. A: Assalamualaikum hadirin sekalian
B: Wallaikumsalam Wb.
A: Mohon maaf jika nanti suara saya kadang akan besar dan kadang kecil, dan itu merupakan ciri khas saya.
B: Ya, tidak masalah.
Tuturan terjadi pada tanggal 11 Oktober 2017 di gedung seminar Driyarkara Auditorium Universitas Sanata Dharma dalam seminar ilmiah mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Seorang mahasiswa yang bertugas sebagai pemakalah memberikan sapaan sekaligus memberitahukan keadaan fisik dalam hal ini volume suaranya akan sedikit terganggu. Hal ini ditanggapi oleh peserta seminar dengan menjawab sapaan tersebut lalu mengatakan bahwa hal tersebut tidak menjadi persoalan. Mahasiswa
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI, sedangkan pesapanya adalah peserta seminar PBSI. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat seminar. Tujuan Tuturan Menyapa peserta seminar dan menginformasikan terkait suatu hal dan ditanggapi dengan memberi makna persetujuan.
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang bertugas sebagai pemakalah berusia 20 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan yang menanggapi berusia rata rata 18 sampai 60 tahun serta berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Memberitahukan kondisinya dalam hal ini volume suara yang kadang berubah.
dilakukan Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan.
30. A:Kondisi literasi yang sangat minim seperti ini dikarenakan masyarakat Indonesia yang lebih memiliki tipikal mendengarkan dan berbicara.
B: Memang benar begitulah Indonesia
Tuturan terjadi pada tanggal 11 Oktober 2017 di gedung seminar Driyarkara auditorium Universitas Sanata Dharma dalam seminar ilmiah mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Seorang mahasiswa yang bertugas sebagai pemakalah mengatakan sikap masyarakat Indonesia yang lebih mengharapkan sesuatu dengan cepat. Hal tersebut ditanggapi oleh seorang peserta seminar dengan mendukung opini yang disampaikan oleh pemakalah. Pemakalah tersebut berusia 21 tahun dan berjenis kelamin
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI yang bertugas sebagai pemakalahdalam seminar ilmiah mahasiswa, sedangkan pesapanya adalah Para mahasiswa PBSI Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat seminar. Tujuan Tuturan Menanyakan sekaligus memberikan informasi terkait materi seminar
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perempuan, sedangkan peserta seminar yang menanggapi berusia 48 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.
yang dipaparkan, dan ditanggapi dengan memberi makna persetujuan. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Memberitahukan terkait sikap dari masyarakat Indonesia yang serba instan
dilakukan. Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan. .
31. A: Sifat ujian tertutup, oleh karena itu, buku dan hp silakan di simpan di depan
B: Tertutup? A: Ya, tertutup.
Tuturan terjadi pada tanggal 03 September 2017 di ruang K 22 pada mata kuliah Morfologi, seorang mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas ujian menyatakan informasi sekaligus perintah pada proses ujian.Mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas tersebut berusia 24 tahun dan berjenis kelamin laki- laki, sedangkan mahasiswa yang menanggapinya berusia 20 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI yang bertugas sebagai pengawas, sedangkan pesapanya adalah para mahasiswa PBSI Konteks Tuturan Tuturan berlangsung pada saat proses ujian. Tujuan Tuturan Menginformasikan terkait proses
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ujian sekaligus menyuruh para mahasiswa untuk mencoba bekerja mandiri. Tuturan sebagai Bentuk Tindakan Menyimpan catatan agar tidak mencontek Tuturan Sebagai Bentuk Tindak Verbal Mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas menginformasikan prosedur ujian.
32. A: Waktu tinggal berapa menit lagi?
B: 30 menit lagi A: Baik mas, sebntar
lagi akan diselesaikan
Tuturan terjadi pada tanggal 03 September 2017 di ruang K 22 pada mata kuliah Lintas Budaya. Seorang mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas ujian menyuruh peserta ujian untuk tetap menjaga kekondisifan ujian. Mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas tersebut berusia 23 tahun dan berjenis kelamin laki
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI yang bertugas sebagai pengawas sedangkan pesapanya adalah para mahasiswa PBSI Sanata Dharma Universitas Konteks Tuturan
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Selain itu, memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
laki sedangkan para mahasiswa berusia 20 tahun dan berjenis kelamin laki -laki dan perempuan.
Tuturan berlangsung pada saat proses ujian Tujuan Tuturan Menegaskan untuk tetap tenang sekaligus menginformasikan waktu yang tersisa pada para mahasiswa. Tuturan sebagai Bentuk Tindakan Tetap tenang atau tidak bersuara saat ujian Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas menegaskan dan menginformasikan suatu hal dengan harapan dapat diperhatikan olehpara mahasiswa.
fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33. A: Bagian belakang maju ke depan
B: Siapa, mas? A: Kalian B: Di mana? A: duduk di deretan
paling depan yang masih kososng
Tuturan terjadi pada saat Ujian Tengah Semester pada tanggal 06 September 2017 di ruang K 30 B. Seorang mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas ingin menyuruh peserta ujian untuk duduk pada kursi bagian depan. Mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas tersebut berusia 24 tahun dan berjenis kelamin laki-laki, sedangkan mahasiswa tersebut berusia 20 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI yang bertugas sebagai pengawas ujian,sedangkan pesapanya adalah para mahasiswa PBSI. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses ujian. Tujuan Tuturan Menyuruh para mahasiswa untuk menempati tempat duduk yang belum terisi pada bagian depan, ditanggapi dengan memberikan pertanyaan untuk memastikan siapa yang dimaksud.
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberi informasi lanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tuturan sebagai Bentuk Tindakan Duduk di kursi bagian depan yang masih kosong Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Menyuruh mahasiswa agar melaksanakan yang diinstruksikan.
34. A: Raden, apakah nama saya tercantum dalam daftar penyaji
B: Saya lupa Fris! Maaf Ya!
A: Presensi mana? B: ini Fris A: Saya coba lihat ya B: Silahkan
Tuturan terjadi pada saat mata kuliah seminar proposal pada tanggal 03 September 2017 di ruang K 22. Seorang mahasiswa menanyakan terkait daftar nama pada kelompok penyaji. Mahasiswa tersebut berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan mahasiswa yang menanggapinya berusia 22 dan berjenis kelamin laki-laki.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang PBSI, sedangkan pesapanya adalah mahasiswa PBSI juga. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses perkuliahan. Tujuan Tuturan Mengklarifikasi terkait daftar nama untuk presentasi lalu
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan , dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan adalah tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ditanggapi dengan meminta maaf. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Menanyakan terkait daftar nama pada kelompok penyaji pada mta kuliah seminar.
respon yang menunjukkan tindakan.Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan.
35. A: Selamat Pagi B: Pagi A: Sifat ujian kali ini
tertutup B: Tertutup? A: Ya, tertutup, jadi
yang ada di atas meja hanya alat tulis
B: Baik mbak, sebentar ya, mbak.
Tuturan terjadi pada tanggal 04 September 2017 di ruang K 22 pada jam 08.00 pagi. Seorang mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas ujian menginformasikan sekaligus menegaskan ujian yang akan berlangsung. Mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas tersebut berusia 24 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan mahasiswa rata rata berusia 20 dan 21 tahun serta berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI yang bertugas sebagai pengawas ujian, sedangkan pesapanya adalah para mahasiswa PBSI Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses Ujian Tengah Semester (UTS). Tujuan Tuturan Menyapa sekaligus menegaskan
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tersebut melibatkan elemen elemen konteks, yakni penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan dan tuturan sevagai bentuk tindak verbal. Selain itu, terdapat fungsi konteks yakni memberi informasi lanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada para mahasiswa terkait aturan pada saat ujian berlangsung, dan ditanggapi dengan memberi makna persetujuan. Tuturan sebagai Bentuk Tindakan Tidak mencontek. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Menyuruh peserta ujian atau mahasiswa agar menaati aturan ujian.
36. A: Kita memberi komentar yang kita paparkan terkait teori yang kita dapatkan pada kajian teori.
B: Membahasakan ya, Pak?
A: Ya, selain itu, peneliti harus bisa memposisikan diri pada penelitian yang relevan.
B: Baik, Pak.
Tuturan terjadi pada hari Selasa, 28 September 2017 di K 22 pada pukul 15.30 dalam suasana perkuliahan seminar proposal. Dosen memberikan penegasan lalu memberikan gambaran dari penjelasannya. Agar kita mampu membahasakan suatu teori yang kita temukan sehingga tidak terkesan
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang dosen PBSI Sedangkan pesapanya adalah para mahasiswa PBSI. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat
“Memberi Informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal . Adapun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
plagiat. Dosen tersebut berusia 50 tahun dan berjenis kelamin laki laki, sedangkan para mahasiswa rata rat berusia 20 dan 21 tahun serta berjenis kelamin laki laki dan perempuan.
proses perkuliahan berlangsung. Tujuan Tuturan Menegaskan sekaligus memberi gambaran terkait pengembangan teori teori yang digunakan dalam skripsi. Tuturan Sebagai Bentuk Tindak Verbal Tuturan tersebut ingin menegaskan terkait bagian kajian teori dalam sebuah skripsi.
elemen yang tidak digunakan dalam tuturan adalah tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tuturan tidak memuat respon untuk melakukan tindakan.Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi lanjutan.
37. A: Jika ada teman yang presentasi jangan lupa memberikan penilaian pada teman yang presentasi
B: Baik Ibu kami akan mencoba memberi saran dan masukan.
A: Ya. Karena itu sangat bermanfaat bagi temanmu.
B: Baik ibu, kami
Tuturan terjadi pada saat mata kuliah Bimbingan Konseling, di ruang K30 B, seorang dosen menyatakan penegasan dalam perkuliahan, yang secara spesifik terkait penilaian presentasi. Dosen tersebut berusia 43 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan para
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah salah satu dosen PBSI, sedangkan pesapanya adalah Para mahasiswa PBSI. Konteks Tuturan Tuturan
“Memberikan informasi lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan , tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
paham.
mahasiswa berusia 21 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
berlangsung saat proses perkuliahan. Tujuan Tuturan Menyuruh para mahasiswa untuk memberikan penilaian pada sesama teman agar bisa menjadi refleksi bagi yang lain, lalu diberi persetujuan dari mitra tuur. Tuturan sebagai Bentuk Tindakan Mengharapkan agar melaksanakan yang diinstruksikan. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal. Menyuruh untuk selalu melakukan penilain pada teman yang melakukan presentasi.
tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberi peringatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38. A: Kalau selesai makan, jangan meninggalkan kardus
B: Ya, Pak A: Kardusnya nanti
dikumpulkan dan dikembalikan ke sekretariat prodi.
B: Baik Pak.
Tuturan terjadi pada tanggal 13 Oktober 2017 di ruang S2 303 pada acara evaluasi mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Seorang dosen meminta para mahasiswa agar tidak meninggalkan sampah pada ruangan tersebut. Lalu ditanggapi oleh para mahasiswa dengan menyetujui yang dikatakan dosen. Dosen tersebut berusia 51 tahun dan berjenis kelamin laki -laki, sedangkan mahasiswa berusia 21 dan 22 tahun dan berjenis kelamin laki - laki dan perempuan.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang dosen PBSI. Sedangkan pesapanya adalah Para mahasiswa PBSI. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses evaluasi berlangsung. Tujuan Tuturan Menyuruh para mahasiswa untuk mengumpulkan kardus tempat menyimpan makanan yang sudah di makan, dan ditanngapi dengan memberikan persetuuan. Tuturan sebagai Bentuk Tindakan Mengumpulkan kardus tempat penyimpanan
“Memberikan informasi lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal, Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberi peringtaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
makanan yang telah dimakan. Tuturan sebagai bentuk tindak verbal Menyuruh agar kardus makanan dikumpulkan.
39. A:Sebaiknya setiap teman yang presentasi jangan lupa untuk bertanya
B: Baik pak, akan kami coba untuk bertanya sebisanya.
A: Setidaknya kalian mencoba untuk bertanya, sehingga teori dapat diperdalam.
B: Baik, Bu.
Tuturan terjadi pada saat mata kuliah Keterampilan Akademik di ruang K30 B, seorang dosen menyatakan penegasan dalam perkuliahan, yang secara spesifik terkait penilaian presentasi. Dosen tersebut berusia 30 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. sedangkan para mahasiswa berusia 21 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah salah satu dosen PBSI.. Sedangkan pesapanya adalah Para mahasiswa PBSI. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses perkuliahan. Tujuan Tuturan Menyuruh para mahasiswa untuk memberikan pertanyaan pada sesama teman agar bisa menjadi refleksi bagi yang lain, lalu diberi
“Memberikan informasi lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberi peringatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
persetujuan dari mitra tuur. Tuturan Sebagai Bentuk Tindakan Penutur mengharapkan agar mitra tutur melaksanakan yang diinstruksikan. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal. Menyuruh untuk selalu bertanya pada teman yang melakukan presentasi.
40. A : Bagi para mahasiswa yang menggunakan kaos oblong saat ujian tidak boleh menggikuti ujian.
B : Baik, mas akan dipatuhi
A: Harus menggantinya dengan kaos atau kemeja berkerak yang rapi. Aturan tersebut berlaku untuk seluruh mahasiswa prodi PBSI Universitas
Tuturan terjadi pada saat ujian tengah semester berlangsung. Adapun ruang yang digunakan dalam ujian tengah semester tersebut yakni ruang K 22, seorang mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas ujian memberikan penegasan bagi para mahasiswa yang menggunakan kaos oblong tidak diperkenankan untuk mengikuti ujian, sebelum mengganti
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI yang bertugas sebagai pengawas, sedangkan pesapanya adalah Para mahasiswa PBSI. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat
“ Memberi informasi Lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Selain itu, memiliki fungsi konteks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sanata Dharma. B : Baik mas.
pakaian yang pantas untuk digunakan saat ujian dan ditanggapi oleh mahasiswa dengan mengatakan akan mengikuti aturan yang sudah ditetapkan saat ujian. Mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas tersebut berusia 24 tahun dan berjenis kelamin laki-laki, sedangkan mahasiswa yang menanggapi tuturan tersebut berusia 20 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.
proses ujian. Tujuan Tuturan Menegaskan para mahasiswa agar selama ujian berlangsung tidak boleh menggunakan kaos oblong, lalu diberi makna persetujuan Tuturan sebagai BentukTindakan Segera pulang dan mengganti pakaian. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Menegaskan agar berpakaian rapi pada saat mengikuti ujian.
yaknimemberi peringatan.
41. A: Sebaiknya kalian tidak mencontek karena semua yang kedapatan mencontek akan dicatat dalam berita acara.
B: Baik, mbak A: Oleh karena itu,
Tuturan terjadi pada tanggal 04 September 2017 di ruang K 22, Seorang pengawas mahasiswa ingin menegaskan aturan pada saat ujian berlangsung. Pengawas mahasiswa tersebut
Penyapa dan Pesapa Penyapanyaadalah seorang mahasiswa PBSI yang bertugas sebagai pengawas. sedangkan
“ Memberikan informasi lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jangan mencoba untuk mencontek dalam bentuk apapun yang dapat merugikan dirimu semdiri.
B: Siap, mbak, kami tidak akan mencoba untuk mencontek.
berusia 23 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan mahasiswa berusia 20 dan 21 tahun serta berjenis kelamin laki laki dan perempuan.
pesapanya adalah Para mahasiswa PBSI Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses ujian. Tujuan Tuturan Menyuruh para mahasiswa agar tidak mencontek, lalu mendapat persetujuan dari para mahasiswa. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Memberitahukan agar berusaha mengerjakan secara mandiri.
tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terapt respon untuk melakukan suatu tindakan. Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberi peringatan.
42. A: Sebaiknya ketika dosen memberikan atau sedang menjelaskan materi, tidak boleh membuka hp.
B: Baik, Ibu A: Ada saatnya kita
akan menggunakan hp untuk pembelajaran
Tuturan terjadi pada saat mata kuliah Media Pembelajaran, di ruang K 30 B, seorang dosen menyatakan penegasan aturan perkuliahan. Dosen tersebut berusia 40 tahun dan berjenis kelamin perempuan , sedangkan mahasiswa berusia 20 tahun dan
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang dosen PBSI. sedangkan pesapanya adalah Para mahasiswa PBSI Konteks Tuturan
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan,dan tuturan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B: Baik ibu. Kami mengerti.
berjenis kelamin laki laki dan perempuan
Tuturan berlangsung saat proses perkuliahan. Tujuan Tuturan Menegaskan para mahasiswa terkait aturan dalam perkuliahan, lalu ditanngapi dengan memberi makna persetujuan. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Mengharapkan bisa melaksanakan hal yang menjadi aturan dalam perkuliahan tersebut.
bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut adalah tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak mengisyaratkan respon untuk melakukan tindakan.Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan peringatan.
43. A: Sebaiknya kalian jangan mencontek saat kuis berlangsung,
B: Apakah ada sanksi, Pak?
A: Ada. Kalau ada mahasiswa yang menyontek saat kuis berlangsung ,akan
Tuturan terjadi pada saat mata kuliah, di ruang K 302, seorang dosen menyatakan penegasan agar mahasiswa bekerja secara mandiri. Dosen tersebut berusia 60 tahun dan berjenis kelamin laki-laki,
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah salah satu dosen PBSI, sedangkan penyapanya adalah para mahasiswa PBSI Konteks
“ Memberi informasi lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
divideokan dan diupload pada media sosial.
B: Baik Pak, kami tidak menyontek.
sedangkan para mahasiswa tersebut berusia 20 tahun serta berjenis kelamin laki- laki dan perempuan.
Tuturan Tuturan berlangsung saat proses perkuliahan. Tujuan Tuturan Menegaskan para mahasiswa untuk tidak boleh bekerja sama saat ujian berlangsung, lalu ditanngapi dengan memberi makna persetujuan. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Memperingatkan agar tidak mencontek.
tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak ada respon yang mengisyaratkan terjadinya tindakan.Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberi peringatan.
44. A:Sebaiknya jangan hanya sekadar menyelesaikan tugas yang diberikan tetapi yang paling penting kalian mencermati tugas tersebut, dimaknai dalam kehidupan
B: Baik, Pak kami mencoba memaknai dalam kehidupan.
Tuturan terjadi pada tanggal 13 Oktober 2017 di K 28 pada saat evaluasi. Penutur mengharapkan mitra tutur untuk dihayati refleksi yang ditulis dalam kehidupan sehari hari dan ditanngapi oleh mitra tutur dengan menyetujui hal tersebut. Penutur tersebut berusia
Penyapa dan Pesapa Penyapanyaadalah seorang dosen PBSI, sedangkan penyapanya adalah para mahasiswa PBSIKonteks Tuturan Tuturan
“ Memberi informasi lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan dan tuturan sebagai bentuk tindak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A: Silahkan dikerjakan. B: Baik Pak.
60 tahun dan berjenis kelamin laki laki, sedangkan mitra titur berusia 20 dan 21 tahun serta berjenis kelamin laki -laki dan perempuan.
berlangsung saat proses perkuliahan. Tujuan Tuturan Menyuruh para mahasiswa untuk memaknai materi perkuliahan yang dikerjakan dan ditanngapi dengan menyetujui oleh mitra tutur. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal penutur memberikan sesuatu yang menegaskan terkait apa yang dilakukan
verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberi peringatan.
45. A: Sebaiknya kalian berusaha untuk tidak terlambat,
B: Sanksinya apa, mbak?
A: jika ada mahasiswa yang datang terlambat pada saat ujian akan dicatat dalam berita acara dan akan diserahkan pada dosen
Tuturan terjadi pada tanggal 04 September 2017 di ruang K 22, seorang mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas ujian ingin menegaskan aturan pada saat ujian berlangsung. Mahasiswa tersebut berusia 23 tahun dan berjenis kelamin
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI yang bertugas sebagai pengawas, sedangkan pesapanya adalah Para mahasiswa
“ Memberi informasi lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengampu mata kuliah.
B: Siap, mbak.
perempuan, sedangkan mahasiswa peserta ujian berusia 20 dan 21 tahun serta berjenis kelamin laki - laki dan perempuan.
PBSI. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses ujian. Tujuan Tuturan Menegaskan para mahasiswa agar tidak mencontek dan ditanggapi dengan memberi makna persetujuan . Tuturan Sebagai Bentuk Tindak Verbal Memberitahukan agar berusaha mengerjakan secara mandiri.
verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terapt respon untuk melakukan suatu tindakan.Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberi peringatan.
46 A: Sebaiknya judul skripsi, untuk konjungsi jangan digunakan
B: Baik Pak. A: Tidak memberi
kontribusi apa-apa. Kita butuh pembaruan.
B: Paham, Pak!
Tuturan terjadi pada tanggal 28 September 2017bertempat di ruang K 22 dan situasi yang terjadi pada saat tuturan berlangsung yakni formal, karena pada saat proses perkuliahan berlangsung seorang dosen memberikan penjelasan terkait judul yang akan digunakan untuk tugas akhir
Penyapa dan pesapa Penyapa pada tuturan tersebut adalah seorang dosen PBSI. sedangkan pesapanya adalah para mahasiswa PBSI. Konteks Tuturan
“ Memberi informasi lanjutan”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mahasiswa. Tuturan ini terjadi pada sore hari antar dosen dan mahasiswa. Dosen tersebut berusia 50 tahun dan berjenis kelamin laki-laki, dan mahasiswa rata rata berusia 20 dan 21 tahun serta berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Tuturan berlangsung saat proses perkuliahan Tujuan Tuturan Menegaskan pada mahasiswa terkait topik yang diangkat pada judul skripsi. Tuturan Sebagai Bentuk sindak Verbal Memberikan penegasan terkait topik dalam suatu penelitian.
elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut adalah tuturan sebagai bentuk tindakan, hal ini dikarenakan tuturan tidak mengisyaratkan untuk merespon dalam bentuk tindakan Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberi peringatan.
47. A : Bu mau bertanya, sayakan sedang mencari data untuk skripsi tuturan mahasiswa dan dosen FKIP. Nah, saya itu kesulitan mencari data, saya harus bagaimana ya bu?
B : Kalau begitu kamu harus ada surat izin penelitian yang ditujukan ke WR
Tuturan terjadi di ruang sekretariat prodi PBSI. Seorang mahasiswa menyatakan kalimat pertanyaan terkait prosedur penelitian pada seorang karyawan yang bertugas di sekretariat, lalu karyawan tersebut menjelaskan bahwa mahasiswa tersebut segera membuat surat penelitian. Mahasiswa tersebut berusia 22 tahun dan berjenis
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI, sedangkan pesapanya adalah karyawan yang bertugas di sekretariat PBSI Konteks Tuturan Tuturan berlangsung di sekretariat prodi Tujuan
“Memberi Infomasi Rinci”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan informasi, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Nanti WR 1 menyerahkan ke dekan dan dekan akan menyampaikan ke sekretariat prodi naungan FKIP, nanti mereka yang akan mengatur jadwal kamu mengambil data ke dosen.
kelamin perempuan, sedangkan karyawan tersebut berusia 40 dan berjenis kelamin perempuan.
Tuturan Menanyakan prosedur penelitian, dan diberi tanggapan dengan memberikan informasi dengan mengatakan bahwa segera membuat surat izin penelitian. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Penutur menanyakan terkait prosedur penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dan ditanggapi dengan menjawab pertanyaan dari penutur.
dalam tuturan tersebut adalah tuturan sebagai bentuk tindakan dikarenakan tidak ada respon yang harus dilakukan berupa tindakan Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi rinci.
48. A: Lastri kamu PPl di mana dan apa keluhan saat PPL?
B: Di SMP 1 Sleman bu. Masih aman bu, hanya saya mau bertanya terkait lembar penilaian itu diberikan kepada
Tuturan terjadi di ruang dosen, seorang dosen memberikan pertanyaan pada seorang mahasiswa terkait tempat PPL dan keluhan saat PPL, lalu ditanggapi dengan memberikan informasi
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang dosen PBSI, sedangkan pesapanya adalah mahasiswa PBSI
“Memberi Infomasi Rinci”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siapa saja, ya bu? A: Untuk lember
penilaian, kamu fotocopy terus berikan ke guru pamong, teman PPL, dan dosen pembimbing agar mereka melakukan penilaian praktik mengajarmu.
B: Baik, Ibu saya mengerti.
bahwa mahasiswa tersebut melaksanakan PPL di SMP 1 Sleman dan masih berjalan lancar, sekaligus dari mahasiswa tersebut melanjutkan tuturan dengan memberikan pertanyaan terkait lembar penilaian. Dosen tersebut berusia 38 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan mahasiswa tersebut berusia 22 tahun serta berjenis kelamin perempuan.
Konteks Tuturan Tuturan tersebut berlangsung di ruang dosen Tujuan Tuturan Menanyakan terkait tempat praktik dan keluhan para mahasiswa sekaligus memberikan informasi terkait lembar penilaian. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Bertanya terkait PPl dari seorang mahasiswa dan menginformasikan terkait lembar penilaian.
tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat dalam tuturan tersebut adalah tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tuturan tersebut tidak mengisyaratkan untuk melakukan suatu tindakan.Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi rinci.
49. A: Tadi dikatakan bahwa puisi rupa merupakan media menyampaikan gagasan. Tapi kenapa para sastrawan selalu berkaitan dengan hukum.
B: Menurut antologi
Tuturan terjadi pada tanggal 11 Oktober 2017 di gedung seminar Driyarkara auditorium Universitas Sanata Dharma dalam seminar ilmiah mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Seorang mahasiswa
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI, sedangkan pesapanya adalah mahasiswa yang bertugas sebagai
“Memberi Infomasi Rinci”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang saya baca, belum ada pengarang yang berurusan dengan hukum. Selain itu, mungkin tergantung bahasa yangdigunakan. Selain itu, kebanyakan yang mengalami hal tersebut adalah sastrawan pada orde baru, karena pada dunia sastra saat itu lebih ketat dibandingkan sekarang lebih fleksibel.
yang juga seorang biarawati bertanya terkait situasi dunia hukum yang menjerat para sastrawan dikarenakan karya puisi yang mereka tulis merugikan pihak lain, tetapi dikatakan bahwa puisi merupkan media untuk menyampaikan gagasan. Hal ini ditanggapi oleh pemakalah dengan mengatakan bahwa hal ini mungkin terjadi hanya pada masa orde baru karena pada dunia sastra memiliki aturan lebih ketat dibandingkan sekarang yang terlihat fleksibel. Mahasiswa tersebut berusia 23 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan pemakalah berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan.
pemakalah dalam seminar ilmiah PBSI Konteks Tuturan Tuturan tersebut berlangsung pada saat seminar ilmiah mahasiswa PBSI Tujuan Tuturan Menanyakan terkait puisi rupa dan memberikan informasi terkait paparan materi seminar yang ditanyakan dengan mengatakan bahwa belum ditemui terkait yang ditanyakan, dan kalaupun hal tersebut terjadi, itu terjadi di era orde baru. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Penutur menanyakan terkait teori-teori yang dipaparkan
tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan. Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi rinci.
50. A: Ketika kita membuat Tuturan terjadi pada Penyapa dan “Memberi Infomasi Data tuturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
puisi yang mengkritisi terkait suatu hal tetapi dominan bahasa yang kita gunakan adalah bahasa konotatif dan dikolaborasi dengan sketsa, apakah masih bisa dikatakan puisi rupa?
B: Puisi rupa merupakan gabungan sketsa dan bahasa, Jika kita dominan menggunakan bahasa konotatif , banyak orang tidak memahami maksud yang ingin disampaikan sehingga kritik kita tidak tersampaikan, dengan alasan karena orang akan sulit menafsirkan yang disampaikan.
tanggal 11 Oktober 2017 di gedung seminar Driyarkara auditorium Universitas Sanata Dharma dalam seminar ilmiah mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Seorang yang berstatus mahasiswa bertanya terkait penulisan puisi rupa yang memiliki bahasa konotatif, apakah kritik yang kita ingin sampaikan dapat dipahami oleh pembaca. Hal ini ditanggapi oleh pemakalah dengan mengatakan jika dominan menggunakan bahasa konotatif kritik tersebut tidak tersampaikan pada pembaca. Mahasiswa yang bertanya tersebut berusia 20 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan pemakalah tersebut berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan.
Pesapa Penyapanya adalah mahasiswa PBSI, sedangkan pesapanya adalah mahasiswa yang bertugas sebagai pemakalah dalam seminar ilmiah PBSI Konteks Tuturan Tuturan tersebut berlangsung pada saat seminar ilmiah mahasiswa PBSI Tujuan Tuturan Menanyakan dan memberikan informasi terkait paparan materi seminar Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Bertanya terkait materi yang dipaparkan.
Rinci” tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan. Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi rinci.
51. A: Bagaimana kita menghadirkan sastra
Tuturan terjadi pada tanggal 11 Oktober
Penyapa dan Pesapa
“Memberi Infomasi Rinci”
Data tuturan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam kehidupanterutama pada kalangan akademisi dan keluarga?
B: Pada lingkup akademisi, sastra dibuat semenarik mungkin agar peserta didik tidak merasa berat, sedangkan di lingkungan luar bagaimana orangtua mendongengkan, sehingga diterima oleh anak.
2017 bertempat di ruang Seminar Driyarkara Auditorium Universitas Sanata Dharma dalam seminar ilmiah Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Seorang mahasiswa berusia 21 tahun dan berjenis kelamin laki-laki bertanya terkait menghadirkan satra, lalu ditanngapi oleh mahasiswa yang bertugas sebagai pembawa materi yang berusia 20 tahun dan berjenis kelamin perempuan menjelaskan cara mengahdirkan sastra dalam kehidupan
Penyapanya adalah seorang mahasiswa yang mengikuti seminar ilmiah tersebut, sedangkan pesapanya adalah seorang mahasiswa yang menjadi pemakalah pada seminar tersebut. Konteks Tuturan Tuturan tersebut berlangsung pada saat seminar ilmiah PBSI. Tujuan Tuturan Bertanya dan menginformasikan terkait cara menghadirkan satra dalam kehidupan. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Penutur menanyakan suatu hal pada mitra tutur yang tentunya
melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan. Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi rinci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mendapat respon.
52. A: Bagaimana isu-isu yang terjadi di lapangan atau pada dunia komedian sehingga peneliti mengangkat judul tersebut?
B: Banyak orang takut memberikan kritikan pada pemerintah, tetapi para komedian memberikan kritikan dengan cara yang lebih santai. Seperti dikatakan Indonesia ibarat kapal tua
Tuturan terjadi pada saat perkuliahan di K 22 tepatnya tanggal 31 Oktober 2017 Penutur memberikan pertanyaan pada mitra tutur terkait motivasi mengangkat topik tersebut, lalu ditanggapi oleh mitra tutur dengan memberikan jawaban dari pertanyaan yang disampaikan. Penutur berusia 22 tahun dan berjenis kelamin perempuan, lalu mitra tutur berusia 21 tahun dan dan berjenis kelamin perempuan.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI. Sedangkan pesapanya adalah mahasiswa PBSI juga. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses perkuliahan. Tujuan Tuturan Menanyakan terkait isu-isu sehingga peneliti mengangkat topik tersebut dan ditanggapi dengan memberi respon. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Menayakan isu pada dunia komedian sehingga
“Memberi Infomasi Rinci”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi rinci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengangkat judul tersebut.
53. A: Apakah kalian sudah duduk menurut kelas masing-masing? Kelas A tidak boleh gabung dengan kelas B duduknya, Kelas A sebelah kiri dan kelas B sebelah kanan saya.
B: Ya mbak, duduknya sudah diatur tadi.
Tuturan terjadi pada tanggal 03 September 2017 mata kuliah Lintas Budaya. Seorang mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas menyatakan perintah terkait letak tempat duduk pada para mahasiswa peserta ujian. Pengawas tersebut berusia 24 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan para mahasiswa berusia 20 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI yang bertugas sebagai pengawas, sedangkan pesapanya adalah para mahasiswa PBSI juga. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses ujian. Tujuan Tuturan Menyuruh para mahasiswa untuk merapikan posisi tempat duduk agar bisa dibedakan kelas yang satu dengan yang lain, dan diberi makna menyetujui. Tuturan sebagai Bentuk Tindakan
“Memberi Infomasi Rinci”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal, Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi rinci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penutur ingin mitra tutur segera melaksanakan instruksi yang dikatakan. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Menyuruh untuk merapikan posisi duduk sebelum ujian berlangsung.
54. A: Kalian membuat tugas yakni mencari 20 mahasiswa atau siswa, lalu diwawancarai, dan dibuat karangan narasi.
B: Baik bu akan dicoba.
Tuturan terjadi pada hari Jumat jam 10.00 di ruang K.30. Seorang dosen ingin menginstruksikan suatu hal kepada para mahasiswanya terkait pembuatan karangan narasi. Dosen tersebut berusia 42 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangakan para mahasiswa tersebut berusia 19 dan 20 tahun serta berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang salah satu dosen PBSI, sedangkan pesapanya adalah para mahasiswa PBSI Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses perkuliahan. Tujuan Tuturan Menyuruh para mahasiswa untuk memperdalam materi
“Memberi Infomasi Rinci”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa , konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberi informasi rinci..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perkuliahan, lalu diberi makna persetujuan dari pihak mitra tutur Tuturan sebagai Bentuk Tindakan Tuturan menginstruksikan untuk melakukan wawancara Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Tuturan tersebut ingin menyuruh mitra tutur untuk melakukan suatu hal yang harus dilakukan.
55. A : Terima kasih karena sudah menghibur, silahkan memperkenalkan diri kalian
B1 : Perkenalkan saya Meta dari USD
B2 : Perkenalkan saya Karisma dari USD
B3 : Perkenalkan saya Antika dari UNY
A : Sekali lagi kami ucapkan terima
Tuturan terjadi pada tanggal 11 Oktober 2017 bertempat di ruang Seminar Driyarkara Auditorium Universitas Sanata Dharma dalam seminar ilmiah Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Seorang mahasiswa yang bertugas sebagai pembawa acara mengucapkan terima kasih pada beberapa mahasiswa yang
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI yang bertugas sebagai pembawa acara seminar ilmiah mahasiswa. Sedangkan pesapanya adalah Para peserta seminar ilmiah tersebut.
“Memberi Infomasi Rinci”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan, dan tuturan sebagai tindak verbal. , Selain itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kasih.
mengisi acara pada seminar tersebut, lalu menyuruh mereka untuk memperkenalkan diri dan ditanggapi oleh beberapa mahasiswa dengan memperkenalkan diri. Mahasiswa yang bertugas sebagai pembawa acara berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan para mahasiwa yang mengisi acara tersebut semuanya berusia 19 tahun dan berjenis kelamin perempuan
Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat seminar. Tujuan Tuturan Menyuruh untuk memperkenalkan diri dan mendapat makna persetujuan dari mitra tutur. Tuturan sebagai Bentuk Tindakan Memperkenalkan diri pada peserta seminar Tuturan pat sebagai Bentuk Tindak Verbal Menyuruh untuk memperkenalkan diri.
memiliki fungsi konteks yakni memberi informasi rinci.
56. A: Jenis penelitian yang dilakukan adalah Research and Development, dalam artianpenelitian ini “ Pengembangan” , ada produk yang akan dihasilkan. Nah, kira kira gambaran umum dari produk tersebut
Tuturan terjadi pada saat perkuliahan di ruang K 22 tepatnya pada tanggal 31 Oktober 2017. Seorang mahasiswa meminta untuk dipaparkan terkait alur dalam menghasilkan produk dari mitra tutur, lalu ditanggapi oleh dengan
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI, sedangkan pesapanya adalah mahasiswa PBSI juga. Konteks
“Memberi Infomasi Rinci”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan , dan tuturan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nantinya akan seperti apa?
B: Tadi ada tiga level pada strategi KWL. Nah, agar kita mengetahui kita berada di level mana, nanti akan dimulai dengan angket, lalu baru dirancang buku ajar yang akan dikembangkan.
memberikan jawaban dari istruksi yang disampaikan. Mahasiswa yang bertanya tersebut berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan, lalu mahasiswa yang menanggapi berusia 22 tahun dan dan berjenis kelamin perempuan
Tuturan Tuturan berlangsung saat proses perkuliahan. Tujuan Tuturan Menanyakan terkait gambaran umum produk yang dihasilkan dan ditanggapi dengan menjelaskan gambaran umum produk. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Menayakan terkait prosedur menghasilkan produk penelitian.
bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi rinci.
57. A: Kalian mengisi refleksi selama satu jam. Sampai jam 12.00. Diisi sesuai hati nurani kalian, kalau yang memenuhi kebutuhanmu pacar, ya tulis saja pacar.
B: Ya, Pak.
Tuturan terjadi pada tanggal 13 Oktober 2017 di S2 303 pada acara refleksi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Seorang dosen menginstruksikan prosedur pengisian buku refleksi dan
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang dosen PBSI. Sedangkan pesapanya adalah Para mahasiswa PBSI. Konteks Tuturan
“Memberi Infomasi Rinci”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ditanngapi oleh para mahasiswa. Dosen tersebut berusia s1 tahun dan berjenis kelamin laki laki, sedangkan mahasiswa berusia 21 dan 22 tahun serta berjenis kelamin laki laki dan perempuan.
Tuturan berlangsung saat proses evaluasi. Tujuan Tuturan Menyuruh sekaligus memberi gambaran pada para mahasiswa mengisi bahan evaluasi tersebut sesuai hati nurani masing masing dan ditanngapi dengan memberi persetujuan. Tuturan Sebagai Bentuk Tindakan Mengisi buku refleksi Tuturan Sebagai Bentuk Tindak Verbal Menyuruh untuk mengisi buku refleksi
tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi rinci.
58. A: Saya mau bertanya, ragam bahasa yang mana yang sedang dibicarakan?
B: Yang direvitalisasi itu bahasa Indonesia. Jadi, bukan hanya
Tuturan terjadi pada tanggal 11 Oktober 2017 di gedung seminar Driyarkara auditorium Universitas Sanata Dharma dalam seminar ilmiah mahasiswa
Penyapa dan Pesapa Penyapanyaadalah seorang mahasiswa yang mengikuti seminar,
“Memberi Infomasi Rinci”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ragam bahasa resmi tetapi yang tidak resmipun dibicarakan. Intinya, konteks bahasa Indonesia secara umum.
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Seorang yang berstatus sebagai mahasiswa bertanya terkait ragam bahasa mana yang sedang dibicarakan oleh pemakalah, lalu ditanggapi oleh pemakalah dengan mengatakan bahwa kita berbicara secara umum bahasa Indonesia, jadi ragam bahasa apapun semuanya dibicarakan. Mahasiswa yang bertanya tersebut berusia 23 tahun dan berjenis kelamin laki-laki, sedangkan pemakalah tersebut berusia 24 tahun dan berjenis kelamin perempuan.
sedangkan pesapanya adalah seorang mahasiswa PBSI yang bertugas sebagai pemakalah dalam seminar ilmiah tersebut. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat seminar ilmiah mahasiswa. Tujuan Tuturan Menanyakan terkait ragam bahasa yang direvitalisasikan dan ditanggapi dengan mengatakan bahwa yang direvitalisasi semua ragam bahasa. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Menanyakan terkait revitalisasi bahasa.
konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan. Selain itu, fungsi konteks yang digunakan yakni memberi informasi rinci.
59. A:Apa yang akan Tuturan terjadi pada Penyapa dan “Memberi Infomasi Data tuturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan ketika kita berbahasa Indonesia banyak orang di sekitar yang mengatakan sok sokkan.
B: ketika kita berbicara yang diperhatikan adalah siapa yang berbicara, topik pembicaraan, dan berada di mana ketika berbicara.
tanggal 11 Oktober 2017 di gedung seminar Driyarkara auditorium Universitas Sanata Dharma dalam seminar ilmiah mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Seorang mahasiswa menceritakan pengalamannya ketika dia menngunakan bahasa Indonesia pada saat berkumpul dengan teman sebayanya. Hal ini ditanngapi oleh pemakalah dengan mengatakan bahwa terkait hal tersebut kita harus mampu mengenal lingkingan tempat kita berbicara. Mahasiswa tersebut berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan pemakalah tersebut berusia 24 tahun dan berjenis kelamin perempuan.
Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI, sedangkan pesapanya adalah mahasiswa PBSI yang bertugas sebagai pemakalah dalam seminar ilmiah mahasiswa. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat seminar ilmiah mahasiswa PBSI Tujuan Tuturan Memberikan informasi sekaligus penegasan terkait paparan materi seminar Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Bercerita terkait pengalaman yang dialami.
Rinci” tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa , konteks tuturan yakni pada saat seminar berlangsung, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan. Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi,rinci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60. A: Saya pernah ke Jawa Barat, ada satu sekolah di sana yang mengembangkan bahasa Sunda. Dalam artian ketika pembelajaran mereka menggunakan bahasa Sunda atau campur kode.
B: Singkatnya, yang ditekankan bagaimana kita mengoptimalkan budaya dan bahasa tersebut, karena kedua hal tersebut saling berkaitan.
Tuturan terjadi pada tanggal 11 Oktober 2017 di gedung seminar Driyarkara auditorium Universitas Sanata Dharma dalam seminar ilmiah mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Seorang peserta seminar menceritakan bahwa di suatu sekolah pada masyarakat Sunda secara keseluruhan dalam proses belajar mengajar menggunakan bahasa daerah mereka dan itu menurut mereka tidak menjadi suatu persoalan. Hal ini ditanngapi oleh mahasiswa lain yang bertugas sebagai pemakalah bahwa yang ditekankan adalah bahasa dan budaya karena hal tersebut merupakan suatu hal yang sangat erat kaitannya. Mahasiswa yang bertanya tersebut berusia 22 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangka
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI, sedangkan pesapanya adalah mahasiswa PBSI yang bertugas sebagai pemakalah dalam seminar ilmiah. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat seminar ilmiah mahasiswa PBSI Tujuan Tuturan Memberikan informasi terkait pengalaman yang dialami dan dikaitkan paparan materi seminar dan ditanggapi dengan memberikan penegasan bahwa yang paling penting pengoptimalisasi
“Memberi Infomasi Rinci”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa yakni, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat dalam tuturan tersebut adalah tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tuturan tersebut tidak mengisyaratkan respon untuk melakukan suatu tindakan.Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informai rinci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pemakalah tersebut berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan
bahasa dan budaya. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Menceritakan suatu hal terkait yang pernah diamati oleh penutur.
61. A: Saya menafsirkan terkait tema yang diangkat dalam seminar ini yakni bahasa Indonesia seolah punah
B: Terkait pertanyaan tersebut, kebetulan saya memayungi teori Hinton 2011 yang mengatakan bahwa bukan punah tetapi lebih tepatnya terancam punah.
Tuturan terjadi pada tanggal 11 Oktober 2017 di gedung seminar Driyarkara auditorium Universitas Sanata Dharma dalam seminar ilmiah mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Seorang mahasiswa dalam seminar tersebut mencoba mengkritisi terkait tema yang diangkat. Secara spesifik dia mengatakan bahwa kata “ revitalisasi seharusnya diganti optimalisasi karena seolah kita mengatakan bahwa bahasa Indonesia sudah hilang”. Hal tersebut ditanggapi oleh mahasiswa yang
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI, sedangkan pesapanya adalah mahasiswa PBSI yang bertugas sebagai pemakalah dalam seminar Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat seminar ilmiah mahasiswa PBSI Tujuan Tuturan Memberikan sinyal penolakan terkait tema yang diangkat
“Memberi Infomasi Rinci”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa yakni, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat dalam tuturan tersebut adalah tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tuturan tersebut tidak mengisyaratkan respon untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bertugas sebagai pemakalah bahwa kata revitalisasi bukan semata mata berarti punah atau hilang melainkan hampir punah atau hilang. Mahasiswa yang bertannya tersebut berusia 22 tahun dan berjenis kelamin laki laki, sedangkan pemakalah tersebut berusia 24 tahun dan berjenis kelamin perempuan.
dan ditanggapi dengan memberikan penegasan. Tuturamn sebagai Bentuk Tindak Verbal memberikan penyanggahan sebagai bukti menolak pada tema yang diangkat.
melakukan suatu tindakan. Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi rinci.
62. A: Yang saya hormati wakaprodi PBSI
Yang saya hormati rekan rekan mahasiwa dari Universitas Ahmad Dahlan, PGRI, UNY, dan USD. Selamat Pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
B: Selamat pagi dan salam sejahtera.
Tuturan terjadi pada tanggal 11 Oktober 2017di gedung seminar Driyarkara auditorium Universitas Sanata Dharma dalam seminar ilmiah mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Seorang mahasiswa yang bertugas sebagai moderator memberikan sapaan pada hadirin yang sempat hadir pada seminar ilmiah tersebut dan ditanggapi oleh para hadirin. Mahasiswa tersebut berusia 20
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI yang bertugas sebagai moderator pada seminar ilmiah mahasiswa, sedangkan pesapanya adalah para hadirin yang mengikuti seminar tersebut. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat
“Memberi Infomasi Rinci”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan tuturan sebagai bentuk tindak verbal . Adapun elemen yang tidak terdapat dalam tuturan tersebut adalah tuturan sebagai bentuk tindakan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tahun dan berjenis kelamin laki laki, sedangkan para hadirin rata rata berusia 20 sampai 60 tahun serta berjenis kelamin laki -laki dan perempuan.
seminar ilmiah mahasiswa PBSI Tujuan Tuturan Menyapa para hadirin yang mengikuti seminar. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Memberikan sapaan pada para hadirin.
dikarenakan tuturan tersebut tidak mengisyaratkan tindakan.Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan sapaan informasi rinci.
63. A: Ujiannya bersifat terbuka, jadi boleh membuka catatan, ataupun buku-buku referensi lain yang akan membantu dalam penyelesaian soal ujian. Alat-alat komunikasi dalam bentuk apapun tidak diperbolehkan.
B: Baik mas.
Tuturan terjadi pada saat ujian tengah semester yang berlangsung di ruang K 302. Seorang mahasiswa yang bertugas sebagai pengawas memberitahukan bahwa ujian tersebut bersifat terbuka, dalam artian boleh membuka catatan atau referensi lain untuk mempermudah proses penyelesaian soal ujian kecuali alat-alat komunikasi.Mahasiswa tersebut berusia 24 tahun dan berjenis kelamin laki laki, sedangkan para mahasiswa tersebut
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa PBSI yang bertugas sebagai pengawas, sedangkan pesapanya adalah para mahasiswa PBSI. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses ujian. Tujuan Tuturan Menginformasikan sekaligus
“Memberi Infomasi Rinci”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal, Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi rinci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berusia 20 dan 21 tahun serta berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
menegaskan terkait aturan dalam ujian yang akan dilaksanakan. Tuturan Tuturan sebagai Bentuk Tindakan Boleh membuka catatan pada saat ujian untuk membantu pemahaman Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Memberikan penegasan terkait prosedur saat ujian akan berlangsung.
64. A: Tugas kalian adalah mencari beberapa teman, lalu mewawancarai mereka terkait kemampuan berbahasa, dan hasil wawancara dibuat dalam bentuk tabel
B: Kalau misalnya ada seseorang pendatang dari luar Jawa dan menguasai sedikit bahasa jawa, apakah
Tuturan terjadi pada hari Rabu, jam 11.00 sampai di ruang K 30. Seorang dosen memberikan tugas sekaligus memberikan informasi pada mahasiswa. Dosen tersebut berusia 41 tahun dan berjenis kelamin laki-laki, sedangkan para mahasiswa berusia 19 dan 20 tahun serta
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah salah satu dosen PBSI, sedangkan pesapanya adalah para mahasiswa PBSI Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses
“Memberi Infomasi Rinci”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan dan tuturan sebagai bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
termasuk multilingual?
A: Ya, itu termasuk.
berjenis kelamin laki -laki dan perempuan.
perkuliahan Tujuan Tuturan Menyuruh para mahasiswa untuk memperdalam materi perkuliahan dan ditanggapi dengan menanyakan perihal prosedur wawancaranya. Tuturan sebagai Bentuk Tindakan Mewawancarai beberapa nara sumber. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal. Menyuruh mitra tutur untuk mencoba memperdalam materi
tindakan verbal. Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan informasi rinci.
65. A: Harus ada komentar yang kita paparkan terkait teori yang kita dapatkan pada kajian teori. Selain itu, peneliti harus bisa memposisikan diri pada penelitian
Tuturan terjadi pada hari Selasa, 28 September 2017 di K 22 pada pukul 15.30 dalam suasana perkuliahan seminar proposal. Dosen memberikan penegasan lalu
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang dosen PBSI Sedangkan pesapanya adalah para
“Memberi Infomasi Rinci”
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa, konteks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang relevan. B: Baik, Pak.
memberikan gambaran dari penjelasannya. Agar kita mampu membahasakan suatu teori yang kita temukan sehingga tidak terkesan plagiat. Dosen tersebut berusia 50 tahun dan berjenis kelamin laki laki, sedangkan para mahasiswa rata rat berusia 20 dan 21 tahun serta berjenis kelamin laki laki dan perempuan.
mahasiswa PBSI. Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses perkuliahan berlangsung. Tujuan Tuturan Menegaskan sekaligus memberi gambaran terkait pengembangan teori teori yang digunakan dalam skripsi. Tuturan Sebagai Bentuk Tindak Verbal Tuturan tersebut ingin menegaskan terkait bagian kajian teori dalam sebuah skripsi.
tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal . Adapun elemen yang tidak digunakan dalam tuturan adalah tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tuturan tidak memuat respon untuk melakukan tindakan.Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberikan penegasan dan gambaran.
66. A: Apakah semua lembar kerja udah terbagi semua?
B: Sebentar mbak, saya coba cek. Sudah mbak, lembar kerja sudah dibagikan
Tuturan terjadi pada tanggal 04 September di ruang K 22 pada mata kuliah Morfologi, seorang pengawas menanyakan kepastian lembar soal ujian.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah mahasiswa PBSI yang bertugas sebagai
“Memastikan” Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengawas tersebut berusia 24 tahu dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan para mahasiswa berusia 20 tahun dan berjenis kelamin laki laki dan perempuan.
pengawas, sedangkan pesapanya adalah para mahasiswa PBSI yang mengikuti ujian Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat ujian pada mata kuliah Morfologi berlangsung. Tujuan Tuturan Memastikan dengan memberikan pertanyaan terkait lembar kerja ujian, lalu ditanggapi dengan mengatakan bahwa lembar ujian sudah didapatkan oleh masing-masing mahasiswa. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Bertanya pada mahasiswa terkait lembar
konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut adalah tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak ada tuturan yang membutuh respon berupa tindakan.Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memastikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kerja ujian
67. A: Tadi sepertinya belum dipaparkan terkait manfaat yang bisa kita peroleh dari penelitian tersebut.
B: Oh, ya belum dipaparkan, nanti akan dilihat sendiri.
Tuturan terjadi pada saat perkuliahan di ruang K 22 tepatnya tanggal 31 Oktober 2017. Mahasiswa yang bertugas sebagai penanya memberikan kepastian untuk dipaparkan terkait manfaat dari peneliti lalu ditanggapi dengan memberikan jawaban dari yang disampaikan. Mahasiswa yang bertanya berusia 21 tahun dan berjenis kelamin perempuan, lalu mahasiswa yang menyeminarkan proposal skripsinya berusia 22 tahun dan dan berjenis kelamin perempuan.
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang dosen PBSI, sedangkan pesapanya adalah mahasiswa PBSI Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses perkuliahan. Tujuan Tuturan Mengklarifikasi terkait manfaat yang diperoleh dari penelitian Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Mengatakan suatu hal terkait manfaat penelitian.
“Memastikan” Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan pesapa konteks tuturan, tujuan tuturan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan.Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memastikan.
68. A: Tadi apakah benar dikatakan produk akhir adalah buku ajar?
B: Ya, betul produknya
Tuturan terjadi pada saat perkuliahan di ruang K 22 tepatnya tanggal 31 Oktober 2017. Seorang
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang mahasiswa
“Memastikan” Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
buku ajar A: Bagus, saya
rupannya kurang menyimak, sehingga ditanyakan kembali.
mahasiswa yang bertugas sebagai penanya memberikan pertanyaan pada mahasiswa yang menyeminarkan proposalnya untuk menyatakan kepastian produk akhir dari penelitiannya, lalu ditanggapi oleh dengan memberikan jawaban dari pertanyaan yang disampaikan. Mahasiswa yang bertanya berusia 22 tahun dan berjenis kelamin laki-laki, lalu mahasiswa yang menyeminarkan proposalnya -berusia 21 tahun dan dan berjenis kelamin perempuan.
PBSI, sedangkan pesapanya adalah mahasiswa PBSI juga Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses perkuliahan. Tujuan Tuturan Mengklarifikasi soal produk buku ajar yang dihasilkan dengan memberikan pertanyaan, lalu dianggapi dengan memberikan informasi. Tuturan sebagai Bentuk Tindak Verbal Mengklarifikasi terkait produk yang dihasilkan.
penyapa dan pesapa konteks tuturan, tujuan tuturan tuturan sebagai bentuk tindak verbal . Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memastikan.
69. A: Orang dikampung saya menganggap bahwa guru harus bisa melakukan semua hal. Anda ketika menjadi guru
Tuturan terjadi pada tanggal 13 Oktober 2017 di ruang S-2 303 pada acara evaluasi mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra
Penyapa dan Pesapa Penyapanya adalah seorang dosen PBSI, sedangkan
“Memberi Motivasi“
Data tuturan tersebut melibatkan beberapa elemen seperti penyapa dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akan dikenal sebagai publik figur. Oleh karena itu, teruslah berproses karena banyak yang membutuhkanmu di masyarakat.
B: ya, pak. Amin
Indonesia Universitas Sanata Dharma. Seorang dosen menceritakan bahwa di daerahnya seorang guru dipandang sebagai seorang figur yang mampu dalam segala hal. Lalu dia juga menegaskan bahwa ketika kita sudah menjadi seorang guru pasti kita akan menjadi publik figur. Hal ini ditanggapi oleh mahasiswa dengan penuh harapan yang menandakan semoga bisa menjadi kenyataan. Dosen tersebut berusia 51 tahun dan berjenis kelamin laki - laki dan mahasiswa berusia 21 dan 22 tahun serta berjenis kelamin laki -laki dan perempuan.
pesapanya adalah para mahasiswa PBSI Konteks Tuturan Tuturan berlangsung saat proses evaluasi. Tujuan Tuturan Memberikan informasi pada para mahasiswa terkait materi evaluasi dan ditanggapi dengan memberi makna persetujuan. Tu/**turan s*ebagai Bentuk Tindak Verbal Penutur bercerita terkait seperti apa guru di masyarakat
pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindak verbal. Adapun elemen yang tidak terdapat pada tuturan tersebut yakni tuturan sebagai bentuk tindakan, dikarenakan tidak terdapat tuturan yang mengisyratkan tindak yang dilakukan.Selain itu, memiliki fungsi konteks yakni memberi motivasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yogyakarta, November 2018
Peneliti
Efriska Kurnia Tau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Efriska Kurnia Tau, lahir di Manggarai, Nusa Tenggara
Timur (NTT) 18 Maret 1996. Mengenyam pendidikan di
SDK Pacar pada tahun 2002-2008, kemudian ia
melanjutkan studinya di SMP N 1 Pacar pada tahun 2008-
2011.
Sekolah Menengah Atas (SMA) ditempuhnya pada tahun 2011-2014 di SMAK
Setia Bhakti dan melanjutkan studinya pada Program S1 Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta pada tahun 2014 dan
menamatkan studinya pada tahun 2018 dengan menyelesaikan tugas akhirnya
berjudul “ Kajian Elemen dan Fungsi Konteks Situasi dalam Menentukan Maksud
Berbahasa para Mahasiswa dan Dosen pada situasi formal di Prodi PBSI Tahun
Akademik 2017/2018 ” .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI