KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA...

115
KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI KUNYIT, BAWANG PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Transcript of KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA...

Page 1: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

61

KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI KUNYIT, BAWANG PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM

RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli

MURSYE NATALY REGAR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2009

Page 2: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

i

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Kajian Efektifitas Pemberian kombinasi Kunyit, Bawang Putih dengan Mineral Zink dalam Ransum Terhadap Performa dan Respon Imun Ayam Pedaging yang Diinfeksi Escherichia coli adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Oktober 2009

Mursye Nataly Regar NRP D051060121

Page 3: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

ii

ABSTRACT MURSYE NATALY REGAR. The Efectifity of Combination Turmeric, Garlic with Zinc on Performance and Immune Response of Eschericia coli –Challenged Broiler. Under the supervisions of RITA MUTIA and SUS DERTHI WIDHYARI.

Poultry industrials are very important in protein supplied. Antibiotic was used to prevented and controled diseases, but it brings negatived effect to carcass. Turmeric and garlic known as herbal medicine that has active material of curcumin and allicin. This active material can improve performance, health status and immune response of broiler. Zinc oxide (ZnO) function as antioxidant and to give immune response to broiler. This experiment was conducted to study the combination of turmeric (1.5%), garlic (2.5%) with ZnO (180 ppm) in poultry diet on the performance and immune response of Escherichia coli – challenged broiler. Data were analized by using A Completely Randomized Design followed by the LSD test for any significant difference among treatments. Two hundred d.o.c unsexed were devided into five treatments and four replications, with ten chicks in each replicates. The treatments were R1 (basal diet as a negative control/ healhty chickens), R2 (basal diet as a positive control/ Escherichia coli challenged), R3 (basal diet +1.5% turmeric powder + ZnO 180 ppm/ Escherichia coli challenged), R4 (basal diet + 2.5% garlic powder + ZnO 180 ppm/ Escherichia coli challenged), and R5 (basal diet + antibiotic/ Escherichia coli challenged). Data were collected during 35 days, diet and water were offered ad libitum. The results of this research indicated that chickens fed basal diet + 1.5% turmeric powder + ZnO 180 ppm/ challenged Escherichia coli and chickens fed basal diet + 2.5% garlic powder +ZnO 180 ppm/ challenged Escherichia coli showed performances better than control . The basal diet + 2.5% garlic powder +ZnO 180 ppm/challenged Escherichia coli showed the best result on immune response with improved immunoglobulin level more than antibiotic.

Keywords: turmeric, garlic, ZnO, performances, immune response

Page 4: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

iii

RINGKASAN MURSYE NATALY REGAR. Kajian Efektifitas Pemberian Kombinasi Kunyit, Bawang Putih dengan Mineral Zink dalam Ransum Terhadap Performa dan Respon Imun Ayam Pedaging yang Diinfeksi Eschericia coli. Dibimbing oleh RITA MUTIA dan SUS DERTHI WIDHYARI.

Industri perunggasan sangatlah penting dalam penyediaan protein hewani. Antibiotik sering digunakan untuk mencegah dan mengendalikan penyakit, tetapi antibiotik dapat menimbulkan residu dalam karkas ternak. Bawang putih dan kunyit merupakan tanaman obat tradisional yang memiliki zat aktif allisin dan kurkumin . Zat aktif ini dapat digunakan untuk memperbaiki performa, status kesehatan dan meningkatkan respon imun sebagai antibakteri. Mineral Zink (ZnO) berfungsi sebagai antioksidan dan meningkatkan daya tahan tubuh ternak. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian kombinasi kunyit (1.5%), garlic (2.5%) with ZnO (180 ppm) terhadap performa dan respon imun ayam pedaging yang diinfeksi Escherichia coli. Data yang diperoleh dianalisis statistik dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang dilanjutkan dengan uji lanjut bila terdapat perbedaan diantara perlakuan. Dua ratus ekor DOC dibagi ke dalam 5 perlakuan dan 4 ulangan, setiap ulangan terdiri dari 10 ekor. Ransum perlakuan R1 (ransum basal sebagai kontrol negatif/ ayam sehat), R2 (ransum basal sebagai kontrol positif/ ayam diinfeksi Escherichia coli), R3 (ransum basal + 1.5% serbuk kunyit + ZnO 180 ppm/ ayam diinfeksi Escherichia coli), R4 (ransum basal + 2.5% serbuk bawang putih + ZnO 180 ppm/ ayam diinfeksi Escherichia coli), dan R5 (ransum basal + antibiotik/ ayam diinfeksi Escherichia coli). Pemeliharaan dilakukan selama 35 hari, ransum dan air minum diberikan ad libitum. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian kombinasi kunyit 1.5% dengan ZnO 180 ppm dan kombinasi bawang putih 2.5% dengan zink 180 ppm dalam ransum mampu memperlihatkan performa dan status kesehatan yang lebih baik. Pemberian kombinasi bawang putih 2.5% dengan ZnO 180 ppm dalam ransum meningkatkan kadar imunoglobulin serum, sehingga dapat menjadi alternatif sebagai antimikroba alami dalam ransum ayam pedaging.

Kata kunci : kunyit, bawang putih, ZnO, performa, respon imun.

Page 5: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

iv

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi undang-undang 1 Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumber: a Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan

karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Institut Pertanian Bogor

2 Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

Page 6: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

v

KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI KUNYIT, BAWANG PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM

RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli

MURSYE NATALY REGAR

Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2009

Page 7: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

vi

Judul Tesis : Kajian Efektifitas Pemberian Kombinasi Kunyit, Bawang Putih dengan Mineral Zink dalam Ransum Terhadap Performa dan Respon Imun Ayam Pedaging yang Diinfeksi Escherichia coli.

Nama : Mursye Nataly Regar NRP : D051060121

Disetujui,

Komisi Pembimbing,

Dr. Ir. Rita Mutia, M.Agr Ketua

Dr. drh. Sus Derthi Widhyari, M.Si Anggota

Diketahui

Ketua Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

Dr. Ir. Idat G. Permana, M.Sc

Dekan Sekolah Pascasarjana Prof. Dr. Ir Khairil Anwar Notodiputro, MS

Tanggal ujian : 29 Oktober 2009 Tanggal lulus :

Page 8: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas pimpinan dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tesis yang berjudul Kajian Efektifitas Pemberian Kombinasi Kunyit, Bawang Putih, dengan Mineral Zink dalam Ransum Terhadap Performa dan Respon Imun Ayam Pedaging yang Diinfeksi Eschericia coli.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Rita Mutia, M. Agr dan Dr. drh. Sus Derthi Widhyari, M. Si sebagai pembimbing yang telah menuangkan ilmu dan pengalaman, meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis selama penelitian sampai penyusunan tesis. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS yang telah bersedia menjadi penguji pada ujian tesis, Bapak Yunus (staf Balitro), Staf Lab. Patoklin FKH-IPB, Ibu Sri Murtini dari Bagian Mikrobiologi Medik FKH-IPB, Bapak Agus Sumantri dari Lab. Mikrobiologi FKH-IPB, Ibu Dian dari Lab. Ilmu Nutrisi Ternak Perah Fapet-IPB, Staf Lab. Terpadu Dep. Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fapet-IPB, Ibu Endang dari Lab. Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi LPPM-IPB, dan Staf Lab. Pengujian Balai Besar Pasca Panen Cimanggu-Bogor, yang telah membantu menganalisa semua bahan penelitian.

Kepada yang terkasih kedua orang tua penulis, Max W.U Regar, S. Pd dan Sartje Ch. Kadoena, atas segala doa dan dorongannya. Kepada suamiku Yanto T. M. Rembang atas semua doa, cinta, kasih sayang, dan semangat yang diberikan, kepada saudaraku Masye A. Regar, SE atas dukungannya dan kepada mertuaku (Drs. A. Rembang dan J. A. M. Palar) serta semua keluargaku yang selalu memberikan masukan dan dorongan.

Yang terhormat Rektor UNSRAT, Dekan Fapet UNSRAT, dan seluruh staf Fapet UNSRAT, terima kasih atas dukungannya. Kepada Ir. Jola Londok, M.Si dan suami atas bantuannya dan dorongannya. Ketua Program Studi Pascasarjana PTK dan staf administrasi (Supri), rekan-rekan angkatan 2006 (Sri, Heru, Siska, Lendrawati, Anwar, Windu, Saharudin, Rantan, Diana, Darwis, Fahrul, Jarmuji, dan Ahmad) dan rekan-rekan mahasiswa pascasarjana PTK yang tidak dapat ditulis satu persatu atas persahabatan dan kebersamaan selama menempuh studi pascasarjana PTK. Sahabatku Dumasari dan Iffan atas persahabatan dan dukungannya. Teman-teman sepenelitian (Riza, Tika, Eci, Mahmud) atas kerjasama yang sangat baik selama penelitian berlangsung.

Akhirnya, semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan menambah wawasan dalam bidang nutrisi ternak.

Bogor, Oktober 2009

Mursye Nataly Regar

Page 9: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Manado pada tanggal 26 Desember 1980 dan merupakan putri sulung dari dua bersaudara pasangan Max W. U Regar, S. Pd dan Sartje Ch. Kadoena. Menikah dengan Yanto T. M. Rembang tahun 2006.

Penulis lulus dari SMU Negeri 1 Manado tahun 1998 dan langsung melanjutkan pendidikan di Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado dengan mengambil jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak melalui program khusus T2 (Tumoutou), lulus tahun 2002. Kesempatan untuk melanjutkan ke program Magister Sains pada program studi Ilmu Ternak Institut Pertanian Bogor tahun 2006 dengan biaya sendiri yang dilanjutkan dengan Beasiswa On Going Pendidikan Pascasarjana DIKTI selama 1 tahun.

Penulis saat ini bekerja sebagai staf pengajar di Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) Manado sejak tahun 2005.

Page 10: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

ix

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii

PENDAHULUAN ................................................................................... 1

Latar Belakang ............................................................................... 1 Tujuan Penelitian ............................................................................ 3 Manfaat Penelitian .......................................................................... 3 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4

Kunyit (Curcuma domestika Val.) .................................................... 4 Bawang Putih (Allium sativum) ........................................................ 7 Mineral Zink (Zn) ........................................................................... 9 Escherichia coli .............................................................................. 10 Antibiotik ....................................................................................... 12 Darah.............................................................................................. 13 Respon Imun .................................................................................. 17 Organ Dalam Ayam Pedaging ........................................................... 20

BAHAN DAN METODE ......................................................................... 23

Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 23 Materi Penelitian ............................................................................. 23 Metode Penelitian ........................................................................... 27

HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 35

Performa Ayam Pedaging ............................................................... 35 Bobot Badan Akhir, Bobot Karkas, Bobot Organ Dalam ..................... 40 Kadar Zink Serum Ayam Pedaging ................................................... 44 Kinerja Kesehatan Ayam Pedaging ................................................... 46 Respon Imun Ayam Pedaging .......................................................... 52

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 60

LAMPIRAN ........................................................................................... 68

Page 11: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

x

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Struktur umum dan berat molekul IgY dan IgG ................................... 20

2 Komposisi ransum penelitian ............................................................. 25

3 Komposisi kimia kunyit ..................................................................... 26

4 Komposisi kimia bawang putih ........................................................... 26

5 Konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum sebelum dan sesudah infeksi E. coli ............................ 35

6 Bobot badan akhir, bobot karkas dan persentase bobot organ dalam ayam pedaging selama 35 hari ................................. 40

7 Kadar zink dalam serum ayam pedaging yang diinfeksi E. coli .............. 45

8 Jumlah leukosit, eritrosit, hemaglobin dan hematokrit ayam pedaging sebelum dan sesudah infeksi E. coli ............. 46

9 Kadar total protein, albumin, globulin, rasio A/G, dan imunoglobulin serum ayam pedaging sebelum dan sesudah infeksi E. coli ....................................................................... 58

Page 12: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Pertambahan bobot badan sebelum dan sesudah ayam pedaging

diinfeksi E. coli .................................................................................. 38

2 Konversi ransum sebelum dan sesudah ayam pedaging diinfeksi E. coli .................................................................................. 39

3 Kadar zink serum sebelum dan sesudah infeksi E. coli .......................... 45

4 Total leukosit ayam pedaging sebelum dan sesudah diinfeksi E. coli .................................................................................. 47

5 Kadar hemoglobin sebelum dan sesudah infeksi E. coli .......................... 50

6 Kadar hematokrit sebelum dan sesudah infeksi E. coli ........................... 51

7 Kadar total protein sebelum dan sesudah infeksi E. coli ......................... 53

8 Kadar globulin sebelum dan sesudah infeksi E. coli ............................... 55

9 Kadar imunoglobulin sebelum dan sesudah infeksi E. coli ...................... 57

Page 13: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Analisis ragam konsumsi ransum ayam pedaging sebelum diinfeksi E. coli ...................................................................... 68

2 Analisis ragam konsumsi ransum ayam pedaging sesudah diinfeksi E. coli...................................................................... 68

3 Analisis ragam pertambahan bobot badan ayam pedaging sebelum diinfeksi E. coli ...................................................................... 69

4 Analisis ragam pertambahan bobot badan ayam pedaging sesudah diinfeksi E. coli....................................................................... 70

5 Analisis ragam konversi ransum ayam pedaging sebelum diinfeksi E. coli ...................................................................... 72

6 Analisis ragam konversi ransum ayam pedaging sesudah diinfeksi E. coli....................................................................... 73

7 Analisis ragam bobot badan akhir ayam pedaging selama 35 hari............. 74

8 Analisis ragam persentase bobot karkas ayam pedaging selama 35 hari..................................................................................... 75

9 Analisis ragam persentase bobot hati ayam pedaging selama 35 hari..................................................................................... 75

10 Analisis ragam persentase bobot ginjal ayam pedaging selama 35 hari..................................................................................... 76

11 Analisis ragam persentase bobot pankreas ayam pedaging selama 35 hari..................................................................................... 77

12 Analisis ragam persentase bobot jantung ayam pedaging selama 35 hari..................................................................................... 77

13 Analisis ragam persentase bobot limpa ayam pedaging selama 35 hari..................................................................................... 78

14 Analisis ragam persentase bobot rempela ayam pedaging selama 35 hari..................................................................................... 79

15 Analisis ragam persentase bobot usus ayam pedaging selama 35 hari..................................................................................... 81

16 Analisis ragam kadar zink dalam serum ayam pedaging sebelum diinfeksi E. coli ...................................................................... 81

17 Analisis ragam kadar zink dalam serum ayam pedaging sesudah diinfeksi E. coli....................................................................... 83

Page 14: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

xiii

18 Analisis ragam total leukosit ayam pedaging sebelum diinfeksi E. coli ...................................................................... 83

19 Analisis ragam total leukosit ayam pedaging sesudah diinfeksi E. coli....................................................................... 84

20 Analisis ragam kadar eritrosit ayam pedaging sebelum diinfeksi E. coli ...................................................................... 85

21 Analisis ragam kadar eritrosit ayam pedaging sesudah diinfeksi E. coli....................................................................... 86

22 Analisis ragam kadar hemoglobin ayam pedaging sebelum diinfeksi E. coli ...................................................................... 87

23 Analisis ragam kadar hemoglobin ayam pedaging sesudah diinfeksi E. coli....................................................................... 88

24 Analisis ragam kadar hematokrit ayam pedaging sebelum diinfeksi E. coli ...................................................................... 90

25 Analisis ragam kadar hematokrit ayam pedaging sesudah diinfeksi E. coli....................................................................... 90

26 Analisis ragam kadar total protein ayam pedaging sebelum diinfeksi E. coli ...................................................................... 92

27 Analisis ragam kadar total protein ayam pedaging sesudah diinfeksi E. coli....................................................................... 93

28 Analisis ragam kadar albumin ayam pedaging sebelum diinfeksi E. coli ...................................................................... 95

29 Analisis ragam kadar albumin ayam pedaging sesudah diinfeksi E. coli....................................................................... 95

30 Analisis ragam kadar globulin ayam pedaging sebelum diinfeksi E. coli ...................................................................... 96

31 Analisis ragam kadar globulin ayam pedaging sesudah diinfeksi E. coli....................................................................... 97

32 Analisis ragam rasio A/ G ayam pedaging sebelum diinfeksi E. coli ...................................................................... 98

33 Analisis ragam rasio A/ G ayam pedaging sesudah diinfeksi E. coli....................................................................... 99

34 Analisis ragam kadar imunoglobulin ayam pedaging sebelum diinfeksi E. coli ...................................................................... 100

35 Analisis ragam tkadar imunoglobulin ayam pedaging sesudah diinfeksi E. coli ...................................................................... 100

Page 15: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Industri perunggasan merupakan salah satu industri yang cukup penting

dalam penyediaan protein hewani dan merupakan sumber pendapatan bagi

masyarakat. Pencegahan dan pengendalian penyakit adalah salah satu kendala

dalam industri perunggasan. Daya tahan tubuh ternak sangat penting peranannya

dalam menangkal berbagai macam penyakit. Daya tahan erat kaitannya dengan

sistem kekebalan tubuh yang ditunjang oleh fungsi sel imun serta produksi

antibodi. Sistem pertahanan yang semakin baik, sistem imun tubuh semakin

tangguh melawan berbagai agen infeksi. Pakan merupakan salah satu faktor yang

berperan dalam peningkatan daya tahan tubuh ternak. Kecukupan zink (Zn) dalam

pakan diduga berperan dalam peningkatan daya tahan tubuh. Menurut Zinc

information (2008) zink sangat esensial dalam mengatur sel normal sebagai media

fungsi sistem imun tubuh.

Upaya pencegahan penyakit yang telah dilakukan selain penggunaan zink

dalam ransum yaitu dengan pemberian antibiotik. Penggunaan antibiotik dalam

pakan ternak bertujuan sebagai pemacu pertumbuhan, untuk memperbaiki

efisiensi penggunaan pakan dan pencegahan terhadap kemungkinan infeksi

patogen (Solomon 1978). Antibiotik dipercaya dapat menekan pertumbuhan

bakteri-bakteri patogen yang berakibat melambungnya populasi bakteri

menguntungkan dalam saluran pencernaan (Samadi 2004).

Penggunaan antibiotik ini mulai memberikan masalah yang serius yaitu

ditemukannya residu antibiotik dalam karkas ternak yang akhirnya meningkatkan

prevalensi kasus penyakit infeksi yang resistan terhadap antibiotik pada manusia

(Revington 2002). Rusiana dalam Samadi (2004) melaporkan dari 80 ekor broiler

di Jabodetabek 85% daging broiler dan 37% hati ayam tercemar residu antibiotik

tylosin, penisilin, oxytetracycline dan kanamycin. Pelarangan penggunaan

antibiotik dalam pakan ternak mulai digiatkan. Masyarakat Uni Eropa telah

Page 16: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

2

menetapkan tanggal 1 Januari 2006 merupakan tonggak pemusnahan berbagai

macam antibiotik.

Berbagai alternatif mulai dikembangkan untuk mencari alternatif bahan

pakan tambahan yang lebih aman, antara lain melalui penggunaan enzim,

probiotik, prebiotik, asam-asam organik, rempah-rempah dan ekstrak tanaman

obat (Wenk 2000). Penggunaan herbal dalam pakan menjadi salah satu alternatif

untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menggunakan herbal kunyit dan

bawang putih. Penggunaan herbal kunyit dan bawang putih secara tunggal telah

banyak dilakukan, namun penggunaan dengan mengkombinasikan kedua herbal

tersebut ditambah mineral zink belum ada penelitian yang melaporkan.

Kunyit dimanfaatkan untuk menambah cerah atau warna kuning

kemerahan pada kuning telur, jika dicampurkan pada ransum ayam, dapat

menghilangkan bau kotoran ayam dan menambah berat badan ayam, juga minyak

atsiri kunyit bersifat antimikroba (Winarto 2003). Purwanti (2008), kombinasi

serbuk kunyit 1.5% dengan zink 120 ppm cenderung memperbaiki bobot badan

akhir, berat karkas, persentase karkas, lemak abdominal, persentase organ dalam,

kandungan zink dalam serum, luas permukaan vili dan mukosa.

Wiryawan et al. (2005) menggunakan metode pembubukan bawang putih

dengan dosis 2.5% dalam ransum dapat menurunkan koloni bakteri Salmonella

typhimurium.. Suharti (2004) melaporkan pemberian serbuk bawang putih 2.5%

dalam ransum dapat meningkatkan konversi ransum, meningkatkan persentase

karkas, serta menurunkan koloni bakteri Salmonella typhimurium dan dapat

meningkatkan kadar ?-globulin tetapi tidak mempengaruhi kadar imunoglobulin

darah.

Mineral zink dalam bentuk zink inorganik mempunyai fungsi

meningkatkan performan dan respon imun terhadap broiler (Ali et al. 2003).

Lebih lanjut dijelaskan bahwa penelitian dengan melihat pengaruh pemberian dua

level methionin (100 dan 120%) dan tiga level zink dalam bentuk ZnO (60, 120,

180 mg/kg) dan Zn-methionin (Zn-Met produk komersial, disuplementasi pada

ransum kontrol sebanyak 0.36 g/kg) hasilnya menunjukkan bahwa dengan

Page 17: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

3

peningkatan level zink sampai 120 mg/kg nyata meningkatkan berat badan,

konversi pakan, efisiensi ekonomi dan titer antibodi.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian tentang

aplikasi kombinasi kunyit, bawang putih dengan zink dalam pakan broiler

terhadap performa dan sistem kekebalan (imun) tubuh. Selanjutnya, dalam

penelitian ini tantangan Escherichia coli (E. coli) diperlukan untuk mengetahui

seberapa jauh kemampuan pemberian kombinasi herbal-zink mampu menekan

munculnya kasus kolibasilosis, serta kemampuannya dalam menanggulangi

kejadian kolibasilosis yang merupakan salah satu penyakit bersifat fatal dan

menyebabkan kematian cukup tinggi.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mempelajari pengaruh pemberian kombinasi kunyit, bawang putih dengan

zink dalam ransum ayam pedaging terhadap performa.

2. Mengetahui efektifitas pemberian kombinasi kunyit, bawang putih dengan

zink dalam ransum ayam pedaging terhadap respon imun.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian memberikan informasi tentang penggunaan kunyit,

bawang putih, dan zink dalam fungsinya untuk memperbaiki performa dan

sebagai imunostimulan.

Hipotesis Penelitian

1. Kombinasi kunyit, bawang putih dengan zink dalam ransum ayam pedaging

akan memacu pertumbuhan dengan memperbaiki efisiensi penggunaan pakan.

2. Kombinasi kunyit, bawang putih dengan zink mempunyai kemampuan untuk meningkatkan sistem imun pada tubuh ayam pedaging.

Page 18: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

4

TINJAUAN PUSTAKA

Kunyit (Curcuma domestika Val.)

Klasifikasi dan Morfologi

Kunyit merupakan salah satu tanaman rempah dan obat yang tumbuh

sepanjang tahun. Tanaman kunyit tumbuh bercabang dan membentuk rumpun

dengan tinggi 40-100 cm. Batangnya berupa batang semu yang tersusun dari

pelepah daun yang terasa agak lunak. Daun kunyit berbentuk bulat telur yang

memanjang hingga 10-40 cm dan melebar hingga 8-12.5 cm. Daun ini berwarna

hijau pucat dan memiliki pertulangan daun yang menyirip. Ujung dan pangkal

daun runcing dengan permukaan yang sedikit kasar. Kulit luar rimpang kunyit

berwarna jingga kecoklatan sedangkan daging buah berwarna merah jingga

kekuning-kuningan (Winarto 2003).

Curcuma longa merupakan nama latin yang asli dari kunyit, namun sejak

nama tersebut menjadi nama jenis lain, Valeton mengajukan nama baru pada

tahun 1918 yaitu Curcuma domestica. Curcuma longa digunakan untuk

menggambarkan rimpang kunyit yang berbentuk jari (Purseglove et al. 1981).

Dalam klasifikasi tumbuhan menurut Winarto (2003), kunyit adalah

sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Family : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma domestica Val.

Page 19: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

5

Sifat Kimia dan Fisik Kunyit

Rimpang kunyit merupakan bagian terpenting dalam pemanfaatan kunyit.

Rimpang kunyit mengandung beberapa komponen kimia antara lain kurkuminoid,

minyak atsiri, protein, fosfor, kalium, besi, dan vitamin C (Sumiati dan Adnyana

2004). Diantara komponen kimia tersebut, senyawa kurkuminoid dan minyak

atsiri merupakan komponen terpenting (Rukmana 1994).

Kurkuminoid merupakan zat pemberi warna kuning pada kunyit. Senyawa

ini terdiri dari campuran senyawa-senyawa kurkumin, desmetoksikurkumin, dan

bidesmetoksikurkumin. Dari ketiga senyawa kurkuminoid tersebut, kurkumin

merupakan komponen terbesar, yaitu sebesar 50-60% dari total kurkuminoid.

Kadar total kurkuminoid sering dihitung sebagai persentase kurkumin (Sumiati

dan Adnyana 2004).

Selain mengandung kurkuminoid, kunyit juga mengandung minyak atsiri.

Minyak atsiri adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental

pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas.

Beberapa senyawa penyusun minyak atsiri dalam kunyit antara lain keton

sesquiterpen, turmeron, tumeon, zingiberen, felandren, sabinen, borneol, dan

sineil (Wikipedia 2007).

Khasiat Kunyit

Kunyit adalah tanaman yang tidak beracun, tetapi memiliki efek

farmakologis melancarkan peredaran darah, menurunkan kadar lemak,

menyembuhkan nyeri dada, asma, rasa tidak enak di perut, tekanan darah tinggi,

antiradang, dan antibakteri (Winarto 2003). Khasiat kurkumin lainnya menurut

Hadi (1985) adalah sebagai anti inflamasi yang dapat dihubungkan dengan

kortison yang dapat mencegah atau menekan timbulnya gejala inflamasi akibat

radiasi, infeksi, zat kimia, mekanik atau alergan. Kurkumin merangsang sekresi

hormon adrenokortikoid dari korteks adrenal terutama glukokortikoid yang

mempunyai efek utama pada anti inflamasi. Glukokortikoid meningkatkan jumlah

leukosit polimorfonuklear karena mempercepat masuknya sel-sel tersebut dari

Page 20: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

6

dari sumsum tulang ke dalam darah dan mengurangi kecepatan berpindahnya sel

dari sirkulasi (Ganiswara 1995).

Komposisi kurkumin yang terkandung dalam kunyit berkhasiat dalam

mempengaruhi nafsu makan dan memperlancar pengeluaran cairan empedu, yang

pada akhirnya dapat meningkatkan aktivitas saluran pencernaan. Adanya

pengaruh dari tepung rimpang kunyit secara tidak langsung berpengaruh pada

konsumsi pakan dan absorbsi zat-zat makanan yang akhirnya dapat

dimanifestasikan dalam bentuk produk daging (Mahmuda 2007).

Berbagai penelit ian diketahui bahwa komponen utama minyak atsiri

kunyit adalah suatu alkohol dengan rumus molekul C13H18O18 yang kemudian

disebut turmenol. Kandungan minyak atsiri pada kunyit dapat mencegah

keluarnya asam lambung yang berlebihan dan mengurangi peristaltik usus yang

kuat (Tampubolon 1981). Selanjutnya, Rosalyn (2005) menjelaskan bahwa

minyak atsiri dan kurkumin mengandung zat antibakteri yang terdapat pada gugus

hidroksil fenolat, yaitu suatu sanyawa yang dapat menangkal bakteri yang

merugikan dalam tubuh sehingga dapat menjaga keseimbangan populasi bakteri

yang menguntungkan dalam tubuh.

Bagi dunia peternakan, kunyit yang dicampurkan baik pada ransum

maupun pada minuman ayam disinyalir dapat menghilangkan bau kotoran dan

menambah berat badan ayam (Winarto 2003). Selanjutnya Samarasinghe et al.

(2003) mengatakan bahwa penambahan kunyit dalam ransum ayam broiler dapat

memperbaiki pertumbuhan dan efisiensi pakan serta bisa digunakan sebagai

alternatif penggunaan antibiotik.

Pemberian kunyit pada taraf 0.6% dalam ransum broiler memberikan hasil

terbaik pada performa broiler yaitu mampu meningkatkan konsumsi ransum dan

pertambahan bobot badan broiler (Agustina 1996). Hardian (2004) melaporkan

penambahan tepung kunyit dalam ransum berpengaruh sangat nyata terhadap

pertambahan bobot badan mencit umur 35 hari dengan penambahan tepung kunyit

4%.

Page 21: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

7

Bawang Putih (Allium sativum)

Klasifikasi dan Morfologi

Bawang putih adalah herbal semusim berumpun yang memiliki ketinggian

sekitar 60 cm. Tanaman ini banyak ditanam diladang-ladang di daerah

pegunungan yang cukup mendapat sinar matahari. Batang daun semu dan

berwarna hijau. Bagian bawah bersiung-siung, bergabung menjadi umbi besar

berwarna putih. Tiap siung terbungkus kulit tipis dan jika diiris bau sangat tajam.

Daun berbentuk pita (pipih memanjang) dan berakar serabut, bunganya berwarna

putih.

Menurut Rabinowitch dan Currah (2002), bawang putih memiliki

taksonomi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Liliospida

Ordo : Amaryllidales

Family : Alliaceae

Subfamily : Allioideae

Genus : Alium

Spesies : Allium sativum

Kandungan Kimia

Bawang putih mengandung zat-zat kimia aktif seperti allicin, skordinin,

alliil, saponin dially sulfida dan prophyl allyl sulfida, serta methilalil trisulfida

(Reynold 1982). Komponen yang terdapat dalam bawang putih diallylsulfida

60%, diallyl trisulfida 20%, alyll propil disulfida 6% dan dietil disulfida, dialyll

polisulfida, alliin serta allicin dalam jumlah sedikit (Farrel 1990). Allicin yang

terkandung dalam bawang putih juga kemungkinan adalah zat aktif yang

berkhasiat antihelmic. Allicin tidak terbentuk pada tanaman utuh bawang putih,

karena pada bawang putih utuh mengandung alliin dan enzim allinase. Apabila

Page 22: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

8

bawang putih diiris atau dihancurkan maka alliin akan bereaksi dengan enzim

allianase membentuk allicin.

Sumber mineral utama yang terkandung dalam bawang putih adalah

selenium dengan kandungan 70 µg/100g dalam keadaan segar dan juga

mengandung mineral-mineral lain seperti kalsium, besi, magnaesium, fosfor,

natrium, dan seng (Farrel 1990). Vitamin yang terdapat dalam bawang putih

adalah asam askorbat, thiamin, riboflavin, niasin, asam pantothenat, dan

vitamin E. Bawang putih juga mengandung saponin, sterol, flavonoid, dan ferol.

Khasiat Bawang Putih

Zat-zat kimia yang terkandung dalam bawang putih sebagian besar masuk

dalam golongan minyak atsiri. Menurut Palungkun dan Budiarti (2001), allicin

adalah salah satu zat aktif yang diduga dapat membunuh kuman-kuman penyakit

(bersifat antibakteri). Allicin berperan ganda membunuh bakteri, yaitu bakteri

gram positif maupun gram negatif karena mempunyai gugus asam amino para

amino benzoat.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat efektivitas bawang

putih sebagai bahan antibakteri dan antivirus. Wiryawan et al. (2005)

menggunakan metode pembubukan bawang putih dengan dosis 2.5% dalam

mengatasi serangan Salmonella typhimurium pada ayam pedaging. Bubuk bawang

putih sebanyak 2.5% dalam ransum dapat menurunkan koloni bakteri Salmonella

typhimurium. Agustina (2003), penggunaan ekstrak bawang putih dengan

konsentrasi 2.5% dapat menanggulangi kecacingan pada ayam petelur. Suharti

(2004) melaporkan pemberian serbuk bawang putih 2.5% dalam ransum dapat

meningkatkan konversi ransum, meningkatkan persentase karkas, serta

menurunkan koloni bakteri Salmonella typhimurium dan dapat meningkatkan

kadar ?-globulin tetapi tidak mempengaruhi kadar imunoglobulin darah. Safitri

(2004) menggunakan ekstrak air dan ekstrak etanol bawang putih dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus agalactie, Staphylococcus

aureus, dan Escherichia coli. Pada konsentrasi 20%, ekstrak air bawang putih

Page 23: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

9

memiliki aktivitas antibakteri yang sama dengan ampicilin 5µg terhadap bakteri

S. agalactie, S. aureus, dan E. coli.

Mineral Zink (Zn)

Zink pertama kali deketahui sebagai mineral mikro esensial sejak tahun

1939, yaitu sebagai unsur yang diperlukan untuk pertumbuhan normal pada tikus

yang diberi ransum defisiensi Zn (Underwood 1981). Menurut Saputra (2007),

mineral zink merupakan mineral penting untuk mensintesis asam amino yang

mengandung Zn (metionin, sistein, sistin). Anonim (2008c) menambahkan bahwa

zink selain terbukti penting untuk daya tahan, zink juga merupakan mineral

penting yang ikut membentuk lebih dari 300 enzim dan protein. Zink terlibat

dalam pembelahan sel, metabolisme asam nukleat, dan pembuatan protein.

Konsentrasi Zn di dalam organ tidak konstan, bergantung pada umur, jenis

kelamin, dan jumlah Zn yang dikonsumsi (Georgievskii et al. 1982). Plasma darah

merupakan tempat penyimpanan Zn yang cepat dapat dimanfaatkan. Kadar Zn

dalam darah utuh antara 1.5 – 3.5 mg.kg-1. Mineral Zn darah pada hewan dewasa

terdistribusi dalam eritrosit (75%), serum (22%), dan leukosit (3%) (Church

1979). Zink di dalam tubuh ternak berikatan dengan protein dan jaringan tulang

rangka, dan sedikit sekali yang berikatan dengan lemak (Georgievskii et al. 1982).

Zink turut membantu kerja beberapa hormon seperti hormon kesuburan

dan hormon yang diproduksi oleh kelenjar di otak. Zink dapat berfungsi sebagai

antioksida kuat karena mampu mencegah kerusakan sel dan menstabilkan struktur

dinding sel. Zinc information (2008) menyebutkan bahwa zink sangat esensial

dalam mengatur sel normal sebagai media fungsi sistem imun tubuh. Zink sangat

penting untuk formasi dan aktivitas dari banyak enzim dan sel yang berperan

dalam mengatur kesehatan sistem imun.

Underwood (1971) menjelaskan bahwa penyerapan mineral zink oleh

ternak dan manusia sangat rendah. Kemampuan hewan untuk menyerap Zn

tergantung struktur kimia dan kombinasinya. Zn dalam bentuk oksida (ZnO),

karbonat (Zn CO3), dan sulfat (ZnSO4H2O) mempunyai ketersediaan yang sama

untuk ayam, sedangkan Zn sulfida (ZnS) tidak dapat diserap. Absorpsi Zn relatif

Page 24: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

10

rendah, dan tempat utama absorpsi Zn pada monogastrik adalah di dalam usus

halus. Absorpsi Zn dipengaruhi oleh jumlah dan imbangan mineral lain, serta

kadar dan bentuk Zn dalam ransum.

Sistem imun dalam tubuh dipengaruhi oleh tingkat adanya zink dalam

tubuh. Kekurangan zink yang parah melemahkan fungsi imun. Zink diperlukan

bagi pengembangan dan pengaktifan T-limfosit, yaitu sejenis sel darah putih yang

berfungsi untuk memerangi penyakit. Di saat suplemen zink diberikan pada

individu yang memiliki zink rendah, jumlah sel T-limfosit dalam darah meningkat

dan kemampuan sel limfosit untuk memerangi infeksi meningkat. Studi

menunjukkan anak-anak yang miskin dan kekurangan nutrisi di India, Afrika,

Amerika Selatan dan Asia Tenggara bisa sembuh dengan lebih cepat dari penyakit

diare setelah minum suplemen zink. Jumlah zink yang diberikan pada studi

tersebut berkisar 4 mg per hari hingga 40 mg per hari dan diberikan dalam bentuk

zink yang bervariasi (zinc acetate, zinc gluconate, atau zinc sulfate) (Anonim

2007).

Escherichia coli

Escherichia coli (E. coli) diisolasi pertama kali pada tahun 1885 oleh

Buchner dan secara lengkap diuraikan oleh Theobald Escherich pada tahun 1882.

Meskipun kebanyakan diantaranya nonpatogen, beberapa diantaranya

menyebabkan infeksi ekstra intestinal. E. coli merupakan penghuni normal

saluran pencernaan unggas. Dalam saluran pencernaan ayam normal terdapat 10-

15% bakteri E. coli patogen dari keseluruhan E. coli. Dalam individu yang sama,

E. coli dalam usus tidak selalu sama dengan yang diisolasi dari jaringan lain

(Anonim 2008b).

E. coli merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk batang, termasuk

ke dalam family Enterobakteria. E. coli disebut juga coliform fecal karena

ditemukan di dalam usus hewan dan manusia. E. coli sering digunakan sebagai

indikator kontaminasi kotoran (Fardiaz 1989). Kisaran suhu pertumbuhan E. coli

diantara 10oC-40oC sedangkan kisaran pH antara 7.0-7.5. Bakteri ini sangat

sensitif terhadap panas sehingga inaktif pada suhu pasteurisasi (70oC -80oC).

Page 25: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

11

Bakteri ini berukuran 0.5-1.0 x 1.0-3.0 µm, bersifat motil, hidup secara anaerobic

fakultatif , cenderung bersifat patogen.

E. coli yang bersifat anaerobik fakultatif pada saluran pencernaan manusia

berperan penting dalam mempertahankan fisiologi usus, tetapi beberapa galur

bersifat patogen dan dapat menyebabkan penyakit diare (Levine 1987). Di dalam

saluran pencernaan, Soebronto (1985) menjelaskan bahwa E. coli menghasilkan

endotoksin yang dapat meningkatkan sekresi cairan dan elektrolit. Hal ini

menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan larutan elektrolit yang berakibat

kolapsnya sistem peredaran darah yang diikuti dengan stress dan kematian.

E. coli sering ditemukan pada beberapa infeksi hewan, mikroba ini dapat

merupakan agensia primer maupun sekunder pada infeksi. Infeksi E. Coli yang

parah menyebabkan bakteriaemia atau septikemia disebabkan oleh E. Coli yang

berdaya merusak (Lay dan Hastowo 2000).

Kolibasilosis adalah penyakit yang disebabkan oleh E. coli. Kolibasilosis

dapat terjadi pada semua umur ayam. Pada anak ayam sampai umur 3 minggu,

kolibasilosis menyebabkan kematian dengan gejala omphalitis. Pada ayam

petelur, kolibasilosis menyebabkan produksi telur turun, puncak produksi telur

tidak tercapai, masa produksi telur tertunda dan mudah terinfeksi penyakit lain.

Ayam yang pernah terinfeksi E. coli dapat menjadi pembawa (carrier) sehingga

penyakit ini mudah kambuh di kemudian hari. Sementara, pada broiler

Kolibasilosis menyebabkan kematian yang terjadi selama periode pemeliharaan

dan perolehan berat badan saat panen yang rendah (Anonim 2008a).

Bakteri E. coli banyak terdapat di usus bagian belakang dan dikeluarkan

dari tubuh dalam jumlah besar bersama dengan feses. Di dalam feses, bakteri ini

dapat bertahan sampai beberapa minggu, tetapi tidak tahan terhadap kondisi asam,

kering dan desinfektan. Bakteri E. coli merupakan bakteri gram negatif berbentuk

batang, dapat bergerak dan tidak membentuk spora. Pada saluran pencernaan

biasanya E. coli menyerang usus yang telah mengalami luka karena cacing, jamur

atau koksidiosis. Kerusakan dapat dilihat berupa peradangan, penebalan dinding

usus, edema dan keluar lendir bercampur darah. Ayam mengalami diare dan

menurunnya kondisi tubuh secara cepat (Anonim 2008b).

Page 26: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

12

Antibiotik

Antibiotik adalah komponen kimia yang diproduksi secara biologi oleh

tumbuhan atau mikroorganisme, biasanya fungi, yang mempunyai sifat

bakteriostatik atau bakteriosidal (Leeson and Summer 2001). Pada umumnya

antibiotik digunakan sebagai pengobatan terhadap infeksi bakteri, tetapi

penggunaan dalam dosis rendah dapat menimbulkan pengaruh dalam memacu

pertumbuhan (growth promotor). Antibiotik yang digunakan dalam dosis rendah

untuk pencegahan penyakit seperti salinomisin sodium, yang digunakan dalam

pakan unggas untuk mencegah infeksi koksidia. Selain itu antibiotik dosis rendah

juga digunakan untuk meningkatkan performa dan kesehatan saluran pencernaan

(flavophospolipol), sedangkan antibiotik dengan konsentrasi tinggi digunakan

untuk pengobatan penyakit (Border et al. 1999).

Penggunaan antibiotik yang kurang tepat pada manusia dan hewan akan

menghantarkan munculnya mikroorganisme resisten, tidak hanya mikroba sebagai

target antibiotik, tetapi juga mikroorganisme lain yang memiliki habitat yang

sama dengan mikroorganisme target (Suharti 2004). Kadar antibiotik yang

dianjurkan USDA untuk ditambahkan dalam pakan ternak sebaiknya kurang dari

200 g per ton pakan.

Colimas

Colimas adalah antibiotik untuk colibacillosis produksi PT. Mensana

Aneka Satwa Jakarta, Indonesia. Colimas merupakan kombinasi dua jenis

antibiotik yang senergis dalam membunnuh bakteri E.coli dan bakteri lainnya.

Menghambat dua jalur siklus biosintesa bakteri sehingga efek kombinasi menjadi

lebih besar. Dapat diberikan pada ayam yang sudah kebal terdadap obat-obat

antibiotik dan preparat sulfa laiinya. Dua jenis antibitotik yang sinergis tersebut,

yaitu trimethoprim dan sulfadiazine. Trimethoptim bekerja dengan cara

menghambat reduksi dihydrofolic acid menjadi tetrahydrofolic acid yang berguna

untuk pertumbuhan bakteri. Sulfadiazine menghambat kerja para amino benzoic

acid (PABA).

Page 27: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

13

Darah

Darah terdiri atas matriks berupa cairan yang mengikat elemen

pembentuknya, yaitu plasma darah dan sel-sel darah (Jones dan Johansen 1972).

Ilmupedia (2008) menjelaskan lebih lanjut, darah terdiri dari dua komponen yaitu

1) korpuskuler yang merupakan unsur padat darah yaitu eritrosit, leukosit dan

trombosit dan 2) plasma darah yang merupakan cairan darah. Analisis darah

dapat menggunakan serum, plasma atau whole blood. Serum merupakan cairan

plasma yang tidak mengandung fibrinogen dan faktor-faktor penggumpalan darah,

sedangkan plasma mengandung zat antikoagulan (Frandson 1992). Darah

memiliki tiga fungsi penting menurut Colville dan Bassert (2002), yaitu : sebagai

sistem transportasi, regulasi, dan sistem pertahanan. Darah sebagai sistem

transportasi berperan dalam mengangkut oksigen, zat makanan, dan berbagai

senyawa esensial yang sangat diperlukan untuk kelangsungan sel dalam tubuh.

Darah sebagai sistem regulasi berperan dalam membantu menjaga suhu tubuh

(termoregulasi), menjaga keseimbangan cairan tubuh, dan menjaga keseimbangan

asam basa dalam tubuh (homeostasis). Darah sebagai sistem pertahanan berperan

dalam fagositosis dan memberikan respon imunitas. Darah memenuhi sekitar 12%

dari bobot badan anak ayam yang baru menetas dan sekitar 6-8% pada ayam

dewasa (Bell 2002).

Leukosit

Leukosit adalah sel darah putih yang tidak mengandung hemoglobin.

Leukosit dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu granulosit dan

agranulosit. Granulosit mengandung granula atau butiran di dalam sitoplasma dan

memberikan warna dengan pewarnaan biasa seperti pewarnaan Wright. Kelompok

granulosit memiliki komponen sel darah putih yang disebut neutrofil, eosinofil,

dan basofil. Kelompok agranulosit hanya memperlihatkan sejumlah komponen-

konponen sel darah putih (monosit dan limfosit) (Fradson 1992).

Leukosit merupakan salah satu komponen darah yang berfungsi sebagai

pertahanan non spesifik yang akan melokalisasi dan mengeliminir patogen melalui

Page 28: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

14

fagositosis. Fungsi primer sel darah putih adalah melindungi tubuh dari infeksi.

Sel ini bekerja sama dengan erat bersama protein respon imun, imunoglobulin,

dan komplemen (Mehta dan Hoffbrand 2008). Effendi (2003) menambahkan

bahwa leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral

organisme terhadap zat-zat asing.

Leukosit merupakan unit aktif dari sistem pertahanan tubuh. Sistem

pertahanan ini sebagian terbentuk di dalam sumsum tulang belakang dan sebagian

lagi dalam organ limfoid termasuk kelenjar limfe dan timus. Leukosit yang telah

terbentuk akan masuk ke dalam darah. Kebanyakan leukosit secara khusus

diangkut menuju daerah-daerah yang mengalami peradangan (Guyton 1996).

Jumlah sel leukosit bergantung dari bibit penyakit/ benda asing yang masuk

tubuh. Peningkatan jumlah leukosit merupakan petunjuk adanya infeksi

(Ilmupedia 2008).

Eritrosit

Eritrosit atau sel darah merah merupakan bagian utama dari sel darah.

Berbentuk bikonkaf, warna merah disebabkan oleh hemoglobin (Ilmupedia 2008).

Eritrosit mengandung hemoglobin (Hb) yang dapat membawa oksigen (O2) dan

karbondioksida (CO2) (Mehta dan Hoffbrand 2008). Eritrosit unggas berbentuk

oval, berinti dan berukuran lebih besar daripada darah mamalia (Smith et al.

2000). Eritrosit berfungsi menyalurkan nutrien yang telah disiapkan oleh saluran

pencernaan menuju jaringan tubuh serta membawa oksigen dari paru-paru ke

jaringan dan karbondioksida dari jaringan ke paru-paru (Ganong 1995).

Faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit dalam sirkulasi menurut

Meyer dan Harvey (2004), antara lain yaitu hormon eritropoietin yang berfungsi

merangsang eritropoiesis dengan memicu produksi proeritroblas dari sel-sel

hemopoietik dalam sumsum tulang. Breazile (1971), masa hidup sel eritrosit pada

ayam berkisar antara 35 – 45 hari, setelah itu sel eritrosit dihancurkan dalam sel

Retikulo Endoplasmik System dalam hati, limpa dan sumsum tulang belakang.

Page 29: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

15

Hemoglobin

Hemoglobin adalah senyawa organik kompleks yang terdiri atas empat

pigmen porfirin merah (heme) yang merupakan suatu derivat porfirin yang

mengandung besi ditambah globin yang merupakan protein globular yang terdiri

dari empat asam amino (Frandson 1992). Hemoglobin berperan penting dalam

mengangkut oksigen dari paru-paru menuju ke semua jaringan tubuh hewan.

Setelah sampai di jaringan oksigen dibebaskan untuk diberikan kepada sel.

Karbondioksida yang dihasilkan sel akan berdifusi ke dalam darah dan dibawa

kembali ke paru-paru untuk dibuang saat terjadi pernapasan.

Produksi hemoglobin dipengaruhi oleh kadar besi (Fe) dalam tubuh karena

besi merupakan komponen penting dalam pembentukan molekul heme (Guyton

dan Hall 1997). Hemoglobin mengikat oksigen untuk membentuk oksihemoglobin

(HbO2), dengan oksigen menempel pada Fe2+ dalam heme (Jones dan Johansen

1972). Kemampuan hemoglobin mengikat oksigen diukur sebagai kurva disosiasi

hemoglobin-O2 (Mehta dan Hoffbrand 2008).

Konsentrasei hemoglobin dipengaruhi oleh umur, kedewasaan, dan jenis

kelamin (Jones dan Johansen 1972). Pada berbagai jenis unggas normal,

hemoglobin menempati sepertiga dari volume sel darah merah (Campbell 1995).

Hematokrit

Hematokrit menunjukkan persen volume sel darah merah dalam darah.

Keadaan hematokrit sangat dipengaruhi oleh jumlah sel darah merah. Jumlah sel

darah merah yang berkurang akan mempengaruhi persen volume sel darah merah

dalam darah. Nilai hematokrit ini berhubungan dengan jumlah sel darah merah,

nilai selalu berubah-ubah tergantung kepada faktor nutrisi dan umur. Hematokrit

diperoleh dengan menambahkan antikoagulan pada sejumlah darah kemudian

mensentrifugasinya dalam sebuah tabung. Sel-sel tersebut adalah sesuatu yang

lebih berat dari plasma dan berada di bagian bawah pada tabung selama

sentrifugasi. Hasil sentrifugasi dalam satu paket dari sel darah merah di bagian

bawah tabung disebut dengan Packed Cell Volume (PCV) atau hematokrit

(Cunningham 2000). Perubahan volume sel darah merah dan plasma darah yang

Page 30: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

16

tidak proporsional dalam sirkulasi darah akan mengubah nilai PCV (Swenson

1984).

Plasma darah

Plasma darah terdiri dari air dan protein darah (albumin, globulin, dan

fibrinogen). Cairan yang tidak mengandung unsur fibrinogen disebut serum darah,

dalam serum terdapat antibodi. Protein dalam serum inilah yang bertindak sebagai

antibodi terhadap adanya benda asing (antigen) (Ilmupedia 2008). Plasma darah

berguna dalam mengatur tekanan osmotik darah sehingga dengan sendirinya

jumlahnya dalam tubuh akan diatur, misalnya dengan proses ekskresi. Plasma

darah juga bertugas membawa sari-sari makanan, sisa metabolisme, hasil eksresi,

dan beberapa gas (Crayonpedia 2008).

Protein Plasma

Girindra (1989) menjelaskan protein plasma merupakan bagian utama

plasma darah dan terdiri dari campuran yang sangat kompleks, yaitu protein

sederhana dan protein konjungasi seperti glikoprotein dan berbagai bentuk

lipoprotein. Tipe utama protein yang terdapat dalam plasma adalah fibrinogen,

albumin dan globulin. Protein plasma berfungsi menjaga tekanan osmotik, sebagai

sumber asam amino jaringan, berperan dalam transportasi lipid, bilirubin, vitamin

A, D dan E, hormon tiroksin dan steroid, mineral seperti besi yang terikat pada

transferin, kalsium yang diangkut oleh seruloplasmin dan albumin, tembaga dan

zink yang diangkut oleh albumin (Murray et al. 2003). Protein plasma juga

berperan penting mencegah terjadinya perubahan-perubahan besar dalam pH

darah (sistem buffer).

Protein total plasma merupakan hasil penjumlahan albumin dan globulin.

Sturkie (1954) mengatakan kadar protein total pada ayam sekitar 4.83 g/dl dengan

rasio albumin-globulin sebesar 0.68. Perbandingan yang ideal antara albumin :

globulin adalah 2:1. Protein total plasma yang abnormal merupakan gejala dari

hipertensi, endokarditis, tuberkulosis, dan gangguan pada gastrointestinal (Prewitt

Page 31: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

17

et al. 2007). Penurunan kadar protein total plasma secara drastis dapat dijumpai

pada penyakit hati, kekurangan asam amino dan gastroenteritis (Girindra 1989).

Menurut Murray et al. (2003), albumin merupakan protein utama yang

berada dalam plasma. Sekitar 40% dari albumin terdapat dalam plasma dan 60%

lainnya ditemukan dalam ruang ekstraseluler. Albumin memiliki sejumlah fungsi.

Pertama, mengangkut molekul-molekul kecil melewati plasma dan cairan sel.

Fungsi ini erat kaitannya dengan bahan metabolism-asam lemak bebas dan

bilirubuin- dan berbagai macam obat yang kurang larut dalam air tetapi harus

diangkut melalui darah dari satu organ ke organ lainnya agar dapat dimetabolisme

atau dieksresi. Fungsi kedua yakni memberi tekanan osmotik di dalam kapiler.

Albumin bermanfaat dalam pembentukan jaringan sel baru. Dalam ilmu

kedokteran, albumin dimanfaatkan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel

tubuh yang terbelah, misalnya karena operasi, pembedahan atau luka bakar

(Sariikankutuk 2009).

Frandson (1992) menjelaskan, globulin merupakan protein yang

diklasifikasikan berdasarkan migrasi atau separasinya melalui elektroporosis yaitu

a-1-globulin, a-2-globulin, ß-1-globulin, ß-2-globulin, dan ?-globulin. Alfa dan

betaglobulin disintesis di hati, sedangkan gammaglobulin disintesis oleh sel

plasma dan limfosit pada saat sel-sel ini dirangsang oleh antigen. Gammaglobulin

berperan sebagai antibodi yang dikenal sebagai imunoglobulin (Ig).

Imunoglobulin terdiri atas IgM, IgG, IgA, IgD dan IgE. IgG merupakan

komponen antibodi paling utama dalam respon sekunder (Murray et al. 2003).

Respon Imun

Tubuh manusia maupun hewan memiliki sistem pertahanan untuk

melindungi dari benda asing dan mikroorganisme patogen yang masuk ke dalam

tubuh, dikenal sebagai sistem imun. Ening (2000) menyebutkan sistem imun

adalah semua mekanisme yang digunakan tubuh untuk mempertahankan keutuhan

tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan dari berbagai

bahan dalam lingkungan hidup. Sistem imun terbagi atas sistem imun non-spesifik

Page 32: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

18

dan spesifik (Roitt 1994). Kedua sistem imun tersebut bekerja sama dalam

mengeliminasi benda asing dari dalam tubuh. Sistem imun non-spesifik telah ada

dan berfungsi sejak lahir. Sistem ini merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam

menghadapi serangan berbagai mikroorganisme, serta dapat langsung

memberikan respon terhadap antigen. Sistem imun spesifik membutuhkan waktu

untuk mengenal antigen sebelum dapat memberikan respon.

Apabila tubuh terinfeksi dengan bakteri E. coli maka tubuh akan

mengenali bakteri tersebut sebagai benda asing yang dikenal dengan istilah

antigen. Antigen adalah bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh dan

merangsang respon imun yang khas. Respon imun yang dihasilkan disebut

sebagai antibodi yang beredar di dalam aliran darah. Tizard (1987) menjelaskan

bahwa antibodi adalah molekul protein yang dihasilkan oleh sel plasma sebagai

akibat reaksi antara limfosot B peka-antigen dengan antigen khusus. Antibodi

memiliki kemampuan berkaitan khusus dengan antigen serta mempercepat proses

penghancuran antigen tersebut. Imunoglobulin adalah protein yang mempunyai

aktivitas antibodi maupun beberapa protein yang mempunyai struktur

imunoglobulin yang khas tetapi tidak memiliki aktivitas antibodi. Protein globulin

yang banyak mengandung antibodi dikenal dengan istilah imunoglobulin (yang

dapat disingkat Ig).

Tubuh akan mengerahkan elemen-elemen sistem imun untuk

menghancurkan benda asing atau mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh.

Ada tiga pertahanan yang dilakukan tubuh, yaitu :

1. Penghalang pada permukaan seperti enzim dan mucus yang secara langsung

bertindak sebagai antimikroba atau menghambat penempelan mikroba.

2. Mikroba yang berhasil menembus lapisan ektoderm, maka yang akan

menghadapi pertama kali adalah respon imun natural (innate immunity) yang

meliputi sel-sel fagosit (neutrofil, monosit, dan makrofag) yang melepaskan

media inflamasi (basofil, sel mast, dan eosinofil) dan sel natural killer (NK).

Komponen molekuler yang terlibat dalam respon imun natural antara lain

komplemen, protein fase akut dan sitokin.

Page 33: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

19

3. Pertahanan yang ketiga adalah respon imun (acquired immunity) yang

meliputi proliferasi sel B dan T peka-antigen. Sel B mengeluarkan

imunoglobulin, dan sel T membantu sel B membuat antibodi dan juga

membasmi patogen intraseluler dengan mengaktifkan makrofag. Respon imun

natural dan dapatan bekerja bersama-sama untuk membunuh patogen (Delves

dan Roitt 2004).

Respon imun terdiri dari respon imun non spesifik dan respon imun

spesifik. Tanggapan pertama yang bersifat non spesifik dengan mekanisme yang

stereotipik. Tubuh menyediakan berbagai enzim termasuk sistem komplemen dan

interferon yang merupakan perangkat dalam mekanisme humoral. Mekanisme

seluler akan melibatkan sel-sel dengan kemampuan fagosit: netrofil dan makrofag.

Sistem imun spesifik dengan mekanisme humoral menggunakan antibodi yang

bersifat sangat spesifik, sedangkan seluler melibatkan limfosit T (Nuraini 2009).

Imunoglobulin adalah senyawa glikoprotein yang berada di serum darah

dan berbagai cairan tubuh pada semua mamalia. Beberapa imunoglobulin ini

berada pada permukaan sel B, yang bertindak sebagai reseptor untuk antigen

spesifik (Roitt et al. 1996). Imunoglobulin merupakan substansi pertama yang

diidentifikasi sebagai molekul dalam serum dengan kemampuan untuk

menetralkan sejumlah benda asing atau mikroorganisme penyebab infeksi.

Imunoglobulin dalam serum manusia dibagi menjadi lima bentuk yaitu IgG, IgA,

IgM, IgD, dan IgE (Tizard 1987).

Imunoglobulin pada Unggas

Ayam memiliki tiga kelas imunoglobulin yang dapat disamakan dengan

imunoglobulin mamalia yaitu IgA, IgM, dan IgY (Carlender 2002).

Imunoglobulin G (IgG) yang dihasilkan bangsa unggas dinamakan imunoglobulin

Y (IgY). Secara keseluruhan struktur IgY menyerupai IgG mamalia yaitu terdapat

dua rantai light (L) dan dua rantai heavy (H). Tabel 1 menunjukkan massa

molekul IgY lebih besar dari IgG, rantai L IgY lebih ringan dari IgG (Sun et al.

2001).

Page 34: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

20

Tabel 1 Struktur umum dan berat molekul IgY dan IgG

Aspek kajian IgY IgG Pustaka

Tipe rantai H

Berat molekul (Da)

Berat molekul rantai H (Da)

Berat molekul rantai L (Da)

Upsilon (?)

167.250

65.105

18.660

Gama (?)

150.000

53.000

23.000

Carlender (2000)

Sun et al. (2001); Kuby (1997)

Warr et al.(1995); Kuby (1997)

Warr et al.(1995); Kuby (1997)

IgY merupakan antibodi utama yang terdapat dalam serum maupun telur

ayam. IgY memiliki kelebihan untuk keperluan diagnostik, yaitu :

1. Memperkecil kemungkinan terjadinya cross reactivity IgY terhadap IgG

mamalia (Song et al. 1985).

2. IgY menghilangkan aktivasi komplemen pada material serum darah sampel

segar sehingga dapat mengurangi ikatan antigen dan menyebabkan hasil false

negative (Schade et al. 1999).

3. IgY menghindari terjadinya reaksi dengan Rheumatoid factor (RF) dan

Human Anti-mouse IgG antibodies (HAMA) sehingga tidak terjadi kesalahan

positif atau kesalahan negatif dalam pengujian imunologi (Larsson et al.

1991).

Kelemahan IgY yang harus diperhatikan adalah struktur IgY lebih kaku

daripada IgG sehingga kurang efisien dalam mengendapkan antigen. IgY dapat

menurunkan atau hilangnya aktivitas antibodi jika diinkubasi pada suhu 37oC

dengan pH 2 (Akita et al. 1998).

Organ Dalam Ayam Pedaging

Hati merupakan organ tubuh yang mempunyai fungsi cukup kompleks.

Salah satu fungsi hati adalah sebagai tempat pembentukan dan ekskresi empedu,

tempat menyimpan zat hidrat arang berupa glikogen, mengatur dan

mempertahankan kadar glukosa dalam darah, mengatur daya pembekuan darah,

metabolisme dan sintesis protein dan lemak. Lu (1995) hati adalah organ terbesar

dan secara metabolisme paling kompleks di dalam tubuh. Organ ini terlibat dalam

Page 35: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

21

metabolisme zat makanan serta sebagai obat dan toksikan. Hati berperan dalam

metabolisme lemak, besi, pembentukan darah dan menyimpan vitamin. Hati

terdiri dari dua lobus besar yang sangat penting dalam pencernaan dan absorbsi

adalah produksi empedu (Suprijatna et al. 2005). Hati disebut juga sebagai alat

ekskresi di samping berfungsi sebagai kelenjar dalam sistem pencernaan. Hati

menjadi bagian dari sistem ekskresi karena menghasilkan empedu (Ilmupedia

2008). Empedu berfungsi sebagai penetral kondisi asam dari saluran usus dan

dapat mengawali pencernaan lemak dengan membentuk emulsi (Amrullah 2003).

Hati juga berfungsi merombak hemoglobin menjadi bilirubin dan biliverdin, dan

setelah mengalami oksidasi akan berubah menjadi urobilin yang memberi warna

pada feses menjadi kekuningan pada manusia (Ilmupedia 2008). Hati sering

menjadi organ sasaran karena sebagian besar toksikan memasuki tubuh melalui

sistem gastrointestinal dan setelah diserap toksikan dibawa oleh vena porta ke

hati. Kelainan hati yang disebabkan oleh toksik atau zat yang bersifat toksik

berupa nekrosa (kematian sel hati) (Lu 1995).

Jantung pada unggas terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian kanan dan

kiri. Masing-masing bagian terdiri atas atrium dan ventrikel. Akoso (1998)

mendefinisikan jantung adalah organ otot yang berperan penting dalam peredaran

darah. Besar jantung bergantung pada jenis, umur, besar dan aktivitas hewan

(Ressang 1984).

Rempela atau gizzard terletak diantara proventrikulus dengan batas atas

usus halus. Rempela mempunyai dua pasang otot yang kuat dan sebuah mukosa

(North dan Bell 1990). Pond et al. (1995), fungsi rempela pada unggas hampir

sama dengan fungsi gigi pada mamalia, bekerja untuk memperkecil ukuran

partikel makanan secara fisik. Nesheim et al.(1979) menambahkan bahwa fungsi

rempela adalah untuk menggiling dan menghancurkan makanan menjadi partikel-

partikel yang lebih kecil.

Ginjal menurut Ressang (1984) adalah alat tubuh yang mempunyai daya

saring dan serap kembali. Ginjal terletak di belakang paru-paru dan berjumlah dua

buah (North dan Bell 1990). Fungsi utama ginjal adalah memproduksi urine,

melalui proses filtrasi darah dan reabsorpsi beberapa nutrien yang kemungkinan

Page 36: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

22

digunakan kembali (Suprijatna et al. 2005). Ginjal juga berfungsi mensekresikan

zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen misalnya amonia dan

mensekresikan zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin yang larut dalam

air; mempertahankan cairan ekstraseluler dengan jalan mengeluarkan air bila

berlebihan; serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa (Ilmupedia

2008). Ressang (1984) menyebutkan fungsi ginjal lainnya yaitu mempertahankan

keseimbangan susunan darah dengan mengeluarkan zat-zat seperti air yang

berlebih, garam-garam organik dan bahan-bahan asing yang terlarut dalam darah

seperti pigmen darah.

Limpa merupakan organ yang komplek dengan banyak fungsi, menurut

Ressang (1984) limpa berfungsi selain untuk menyimpan darah, bersama hati dan

sumsum tulang belakang berperan dalam pembinasaan eritrosit-eritrosit tua,

berperan dalam metabolisme nitrogen terutama dalam pembentukan asam urat

serta membentuk limfosit yang berhubungan dengan pembentukan antibodi.

Pankreas terletak di antara lekukan duodenum usus halus. Amrullah

(2004) menjelaskan bahwa pankreas adalah sebuah kelenjar yang mensekresikan

sari cairan yang kemudian masuk ke dalam duodenum melewati saluran pankreas.

Lima enzim yang disekresikan oleh pankreas adalah lipase, amilase, tripsin,

nuklease, dan peptidase membantu pencernaan pati, lemak, dan protein.

Usus terbagi atas usus besar dan usus halus. Usus halus dibagi menjadi

duodenum, jejunum, dan ileum. Dinding usus halus terdiri atas empat lapisan

dasar yaitu mukosa, submukosa, muskularis mukosa, dan serosa (Contran et al.

1999). Akoso (1998) usus halus berfungsi sebagai tempat terjadinya pencernaan

dan penyerapan zat makanan. Selaput lendir usus halus mempunyai otot jonjot

yang lembut dan menonjol seperti jari. Enzim yang disekresi oleh usus halus

adalah peptidase, sukrose, maltose, laktase, dan polinukleatidase (Ensminger

1992).

Page 37: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

23

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kandang B Fakultas Peternakan Institut

Pertanian Bogor mulai bulan Juli sampai dengan September 2008. Analisa

dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Pasca Panen, Cimanggu-Bogor;

Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak

Perah, Laboratorium Terpadu Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

Fakultas Peternakan-IPB; Laboratorium Patologi Klinik Bagian Klinik

Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi, Bagian Mikrobiologi Medik

Fakultas Kedokteran Hewan-IPB; Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya

Hayati dan Bioteknologi IPB.

Materi Penelitian

Ternak

Penelitian ini menggunakan 200 ekor ayam broiler strain Hybro

diproduksi oleh PT. Manggis Farm berumur 1 hari (day old chick).

Kandang dan Perlengkapan

Kandang yang digunakan adalah kandang litter sebanyak 20 petak

berukuran 1.5 m x 1.5 m yang diisi 10 ekor ayam. Setiap petak dilengkapi dengan

tempat makan dan tempat minum. Perlengkapan lain yang digunakan adalah

timbangan, plastik ransum, tong, nomor sayap dan ember. Kapas, alkohol, spuite

3 ml, tabung reaksi, dan antikoagulan digunakan saat pengambilan sampel darah.

Perlakuan Kunyit dan Bawang Putih

Serbuk kunyit dan bawang putih diperoleh dari BALITRO Cimanggu,

Bogor. Serbuk ini diperoleh melalui beberapa proses. Pertama dilakukan

pencucian kunyit segar hingga bersih dari tanah yang melengket, ditiriskan

kemudian diiris tipis-tipis. Bawang putih dikupas kulit luarnya lalu diiris tipis-

tipis. Irisan kunyit dan bawang putih dijemur yang sebelumnya telah dilapisi

Page 38: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

24

dengan plastik hitam tipis untuk kemudian dijemur di bawah sinar matahari

hingga kering. Kunyit dan bawang putih yang telah kering digiling untuk dibuat

serbuk agar mudah tercampur dengan bahan pakan dan siap digunakan.

Pakan

Pakan yang digunakan disusun berdasarkan iso-protein dan iso-energi.

Pakan basal terdiri dari jagung, dedak, bungkil kedele, tepung ikan, minyak, lysin,

methionin, DCP, dan premix (Tabel 2). Pakan basal yang telah disusun dicampur

dengan serbuk kunyit 1.5% (Tabel 3), serbuk bawang putih 2.5% (Tabel 4), dan

mineral zink dalam bentuk ZnO 180 ppm, kemudian dianalisa proksimat di

laboratorium. Formula ransum perlakuan terdiri dari :

R1 = Pakan basal/ ayam sehat (kontrol negatif)

R2 = Pakan basal/ ayam diinfeksi E.coli (kontrol positif)

R3 = Pakan basal + serbuk kunyit 1.5% + ZnO 180 ppm/ ayam diinfeksi

E.coli

R4 = Pakan basal + serbuk bawang putih 2.5% + ZnO 180 ppm/ ayam

diinfeksi E.coli

R5 = Pakan basal + antibiotik/ ayam diinfeksi E.coli

Penggunaan mineral zink adalah dalam bentuk ZnO (mengandung 80%

Zn), mengingat ZnO tidak bersifat toksik jika digunakan dalam taraf yang relatif

tinggi dan mudah didapat di pasaran dengan harga yang relatif murah.

Bakteri dan Antibiotik

Bakteri yang digunakan dalam penelitian ini adalah Escherichia coli

dengan dosis 108 CFU/ml diperoleh dari Fakultas Kedokteran Hewan IPB.

Antibiotik yang digunakan adalah antibiotik komersial merk Colimas® dengan

dosis pengobatan selama 3 hari, diberikan dalam air minum.

Page 39: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

25

Tabel 2. Komposisi ransum penelitian

Bahan Pakan

Starter Grower

R1 R2 R3 R4 R5 R1 R2 R3 R4 R5

------------------------------------------------------%-----------------------------------------------------

Jagung Dedak MinyakKelapa Tepung Ikan Bungkil Kedelai CaCO3 DCP Premiks Lysin Methionin

50 3 6

11 28 1

0.5 0.3 0.1 0.1

50 3 6

11 28 1

0.5 0.3 0.1 0.1

50 3 6

11 28 1

0.5 0.3 0.1 0.1

50 3 6

11 28 1

0.5 0.3 0.1 0.1

50 3 6

11 28 1

0.5 0.3 0.1 0.1

60 4 4

10 20 1

0.5 0.3 0.1 0.1

60 4 4

10 20 1

0.5 0.3 0.1 0.1

60 4 4

10 20 1

0.5 0.3 0.1 0.1

60 4 4

10 20 1

0.5 0.3 0.1 0.1

60 4 4

10 20 1

0.5 0.3 0.1 0.1

Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Kunyit - - 1.5 - - - - 1.5 - -

Bawang Putih - - - 2.5 - - - - 2.5 -

ZnO - - 0.018 0.018 - - - 0.018 0.018 -

Antibiotik - - - - - - - - - v

E. coli - - - - - - v v v v

Zat Makanan :

GE (kkal/kg)* Protein Kasar (%)* Serat Kasar (%)** Lemak Kasar (%)** Ca (%)*** P (%)*** Zink (%)***

3 842 24.62 3.21

10.21 1.80 0.72

0.005

3 842 24.62 3.21

10.21 1.80 0.72

0.005

4 044 24.38 3.11 9.46 1.32 0.62

0.017

3 985 24.35 2.73

11.15 1.90 0.61

0.015

3 842 24.62 3.21

10.21 1.80 0.72

0.005

4 086 19.80 2.68 8.32 0.25 0.73

0.0003

4 086 19.80 2.68 8.32 0.25 0.73

0.0003

3 957 19.20 2.71 6.29 0.49 0.72

0.0212

4 069 18.54 2.73 6.38 0.23 0.62

0.0179

4 086 19.80 2.68 8.32 0.25 0.73

0.0003

Keterangan : * Hasil analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan , Fapet IPB (2008) ** Hasil analisis Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi LPPM-IPB (2008) *** Hasil analisis Laboratorium Ternak Perah, Fapet IPB (2008).

Page 40: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

26

Tabel 3. Komposisi kimia kunyit

Komponen 1 2 Kadar Air (%) Bahan Kering (%) Abu (%) Protein Kasar (%) Lemak Kasar (%) Serat Kasar (%) Energi Bruto (kal) Kurkumin (%) Ca (%) P (%)

10.21 19.51*

6.93*

8.21*

7.5*

18.02 4 250 5.4**

- -

21.65 -

12.67 9.93 5.42 5.93

4 048*

3.85** 0.059***

0.138***

Sumber : 1 = Hasil Analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fapet-IPB (2004) * Hasil Analisa Laboratorium Akademi Kimia Analis Bogor (2004) ** Hasil Analisa Laboratorium Balai Besar Pasca Panen, Cimanggu-Bogor (2004)

2 = Hasil Analisa Laboratorium PAU-IPB (2008) * Hasil Analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fapet-IPB (2008) ** Hasil Analisa Laboratorium Balai Besar Pasca Panen, Cimanggu-Bogor (2008) *** Hasil Analisa Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah, Fapet-IPB (2008)

Tabel 4. Komposisi kimia bawang putih

Komponen 1 2 Kadar Air (%) Energi (kal) Gross Energi (kkal) Protein Kasar (%) Lemak Kasar (%) Serat Kasar (%) Karbohidrat (%) Ca (mg) Ca (%) P (%) Fosfat (mg) Fe (mg) Na (mg) K (mg)

60.9 – 67.8 122

- 3.5 – 7

0.3 0.7

24 – 27.4 26 – 28

- -

79 – 109 1.4 – 1.5 16 – 28

346 – 377

1152 -

3 961* 18.39 0.21 1.53

- -

0.049***

0.135*** - - - -

Sumber : 1 = Wibowo (2001) 2 = Hasil Analisa Laboratorium PAU-IPB (2008) * Hasil Analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fapet-IPB (2008) ** Hasil Analisa Laboratorium Balai Besar Pasca Panen, Cimanggu-Bogor (2008) *** Hasil Analisa Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah, Fapet-IPB (2008)

Page 41: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

27

Metode Penelitian

Pelaksanaan Penelitian

Ayam DOC sebanyak 200 ekor ditimbang untuk mengetahui bobot awal

kemudian dibagi secara acak ke dalam 5 perlakuan. Setiap perlakuan diulang

sebanyak 4 kali, sehingga terdapat 20 unit percobaan. Masing-masing unit

percobaan terdiri dari 10 ekor ayam DOC.

Pemberian vaksin ND diberikan saat ayam berumur 4 hari melalui tetes

mata dan pada umur 21 hari melalui mulut. Vaksin Gumboro diberikan saat ayam

berumur 14 hari. Pakan dan air minum diberikan ad libitum. Setiap minggu

dilakukan penimbangan ayam untuk mengetahui pertambahan bobot badan, dan

penimbangan pakan sisa untuk mengetahui pakan yang dikonsumsi.

Pada umur 3 mingggu ayam diinfeksi dengan bakteri E .coli. Infeksi

E. coli dilakukan secara oral dengan dosis 108 CFU/ml. Antibiotik diberikan 1

hari setelah infeksi selama 3 hari.

Pengambilan darah dilakukan pada vena axillaris yang terletak di bagian

bawah sayap sebelum infeksi diberikan (umur 3 minggu) dan 14 hari setelah

infeksi (umur 5 minggu). Pada saat pengambilan darah menggunakan heparin

sebagai antikoagulan.

Pada akhir penelitian setelah 5 minggu diambil 3 ekor ayam disetiap unit

percobaan untuk dipotong, sehingga terdapat 60 ekor ayam yang dipotong.

Pengamatan mortalitas setiap hari sampai akhir penelitian.

Peubah

1. Bobot badan

Penimbangan bobot badan awal dilakukan satu persatu pada waktu anak

berumur tiga hari, hal ini dimaksudkan agar selama dua hari ayam diberi

kesempatan untuk menyesuaikan pada keadaan lingkungan kandang.

Penimbangan bobot badan berikutnya dilakukan setiap minggu sampai pada

akhir minggu ke-lima.

Page 42: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

28

2. Konsumsi pakan

Konsumsi pakan rataan per ekor per minggu diukur berdasarkan selisih

pakan yang diberikan dengan sisa pakan setiap minggu pada setiap unit

percobaan.

3. Pertambahan berat badan

Rataan pertambahan bobot badan per ekor per minggu dihitung dari

rataan bobot badan per ekor pada akhir minggu dikurangi rataan bobot badan

per ekor pada awal minggu. Dari rataan bobot badan per ekor yang diperoleh

setiap minggu selama 5 minggu dirata-ratakan lagi menjadi rataan per minggu

selama 5 minggu.

4. Konversi pakan

Konversi pakan dihitung berdasarkan perbandingan antara rataan

pertambahan bobot badan dengan rataan konsumsi pakan setiap minggu

5. Bobot karkas

Bobot karkas adalah bobot tubuh setelah dipotong, dikurangi bulu,

kepala, kaki, alat pencernaan, dan organ-organ tubuh bagian dalam kecuali

ginjal dan paru-paru. Bobot karkas ditimbang pada akhir penelitian.

6. Persentase karkas

Persentase karkas dihitung berdasarkan perbandingan antara bobot

karkas dengan bobot hidup ayam broiler pada akhir penelitian dikalikan 100%.

7. Persentase bobot hati

Diperoleh dari pembagian antara bobot hati dengan bobot hidup ayam broiler

umur 35 hari dikalikan dengan 100% setelah disisihkan lemak yang melekat.

8. Persentase bobot ginjal

Diperoleh dari pembagian antara bobot ginjal dengan bobot hidup ayam

broiler umur 35 hari dikalikan dengan 100% setelah disisihkan lemak yang

melekat.

Page 43: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

29

9. Persentase bobot pankreas

Diperoleh dari pembagian antara bobot pankreas dengan bobot hidup ayam

broiler umur 35 hari dikalikan dengan 100% setelah disisihkan lemak yang

melekat.

10. Persentase bobot empedu

Diperoleh dari pembagian antara bobot empedu dengan bobot hidup ayam

broiler umur 35 hari dikalikan dengan 100% setelah disisihkan lemak yang

melekat.

11. Persentase bobot jantung

Diperoleh dari pembagian antara bobot jantung dengan bobot hidup ayam

broiler umur 35 hari dikalikan dengan 100% setelah disisihkan lemak yang

melekat.

12. Persentase bobot limpa

Diperoleh dari pembagian antara bobot limpa dengan bobot hidup ayam

broiler umur 35 hari dikalikan dengan 100%.

13. Persentase bobot rempela

Diperoleh dari pembagian antara bobot rempela dengan bobot hidup ayam

broiler umur 35 hari dikalikan dengan 100%.

14. Persentase bobot usus

Usus yang sudah dibersihkan dari isinya ditimbang sebagai bobot kosong.

Diperoleh dari pembagian antara bobot usus dengan bobot hidup ayam broiler

umur 35 hari dikalikan dengan 100%.

15. Kandungan zink dalam darah

Kandungan zink dalam darah dianalisis dengan metode AAS

Prinsip Kerja AAS dalam Analisis Zink:

a) Larutan serum sampel dihisap oleh nebuliser

b) Dibakar dengan adanya gas acetyline HP (High Pure)

c) Larutan sampel tersebut diubah menjadi partikel-partikel halus

d) Partikel tersebut sekitar 60% terabsorpsi oleh detektor dan 40% terbuang

Page 44: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

30

e) Absorbance sample dibandingkan dengan absorbance standard dikalikan

konsentrasi standard

Pemisahan Serum

a) Sampel darah dicentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 1 500 rpm

b) Pemisahan serum darah merah dari sel darah merah

c) Serum disimpan dalam tube serum dan disimpan dalam freezer

d) Pada minggu berikutnya, serum dari freezer divortex selama + 3 detik

Pengenceran Sampel

a) Serum sample diencerkan 10 kali pengenceran

b) Pipet serum sample sebanyak 75 mikroliter (µl)

c) Taruh di dalam tabung serum (efendorf)

d) Tambahkan air bebas mineral 9 kali penyaringan sebanyak 675 µl

Analisis

Pembacaan pada alat AAS

1. Pembacaan diawali dengan blanko dengan konsentrasi zink nol (0)

2. Selanjutnya diikuti dengan pembacaan larutan standar 1, 2, 3 dan 4 dengan

konsentrasi zink untuk masing-mas ing larutan standard adalah 0.2, 0.4, 1,

dan 2 µl/l

3. Pembacaan selanjutnya adalah pembacaan serum sample yang sudah

diencerkan

Perhitungan

Untuk mengetahui kadar zink dalam plasma darah, telah dilakukan

analisis dengan menggunakan alat AAS (Atomic Absorption Spectrometer)

Flame. Perhitungan konsentrasi mineral zink dalam serum darah mengikuti

persamaan sebagai berikut:

absorbance sample Konsentrasi zink = -------------------------- x konsentrasi standard absorbance standard

Page 45: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

31

16. Jumlah eritrosit, leukosit, hemoglobin, dan hematokrit

Sampel darah diambil melalui vena sayap dengan menggunakan spoit

yang mengandung antikoagulan untuk memperoleh whole blood, dan tanpa

antikoagulan untuk memperoleh serum. Pengambilan darah dilakukan pada

akhir penelitian.

a. Perhitungan Jumlah Eritrosit

Sampel darah dihisap menggunakan pipet eritrosit hingga pada tera

0.5 dengan aspirator. Ujung pipet dibersihkan dengan menggunakan tissue,

lalu dihisap larutan Rees dan Echer hingga tanda 101, kemudian memutar

pipet dengan membentuk angka 8, setelah homogen cairan yang tidak

terkocok pada ujung pipet dibuang dengan menempelkan ujung pipet ke

kertas tisue. Setelah itu meneteskan satu tetes darah kedalam

hemositometer dan jangan sampai ada udara yang masuk. Kemudian

mendiamkan beberapa saat hingga cairan mengendap, lalu perhitungan

dapat dimulai dibawah mikroskop dengan pembesaran 100 kali.

Perhitungan eritrosit dalam hemocytometer, menggunakan kotak eritrosit

yang berjumlah 25 buah dengan mengambil bagian sebagai berikut: satu

kotak pojok kanan atas, satu kotak pojok kiri atas, satu kotak di tengah,

satu kotak pojok kanan bawah dan satu kotak pojok kiri bawah. Untuk

membedakan kotak eritrosit dengan kotak leukosit dapat berpatokan pada

tiga baris pemisah pada kotak eritrosit serta luas kotak eritrosit yang relatif

lebih kecil dibandingkan dengan kotak leukosit. Setelah jumlah eritrosit

diperoleh maka jumlah darah dikalikan dengan 104, untuk mengetahui

jumlah erirosit dalam 1 mm3 darah ( Sastradipradja et al. 1989).

Jumlah Eritrosit per mm3 darah = a x 104 butir

b. Perhitungan Jumlah Leukosit

Sampel darah dihisap menggunakan pipet leukosit hingga pada tera

0.5 dengan aspirator. Ujung pipet dibersihkan dengan menggunakan tissue,

lalu dihisap larutan modifikasi Rees dan Echer hingga tanda 11. Kemudian

Page 46: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

32

memutar pipet dengan angka 8, setelah homogen cairan yang tidak

terkocok pada ujung pipet dibuang dengan menempelkan ujung pipet ke

kertas tissue. Setelah itu meneteskan satu tetes kedalam hemocytometer,

usahakan jangan sampai ada udara yang masuk. Setelah itu mendiamkan

beberapa saat hingga cairan mengendap, lalu perhitungan dapat dimulai di

bawah mikroskop dengan pembesaran 100x. Untuk menghitung leukosit

dalam hemocytometer, digunakan kotak leukosit. Jumlah leukosit yang

didapat dari hasil perhitungan dikalikan 50 untuk mengetahui jumlah

leukosit setiap 1 mm3 darah (Sasatradipradja et al. 1989).

Jumlah Leukosit per mm3 darah = b x 50 butir.

c. Perhitungan Kadar Hemoglobin

Metode yang digunakan adalah metode Sahli. Larutan HCl 0.1 N

diteteskan pada tabung sahli sampai pada tera 10 atau garis batas bawah,

kemudian sampel darah dihisap menggunakan pipet sahli hingga mencapai

tanda tera 20 cm (0.02 ml). Sampel darah segera dimasukkan ke dalam

tabung dan di tunggu selama 3 menit atau hingga berubah warna menjadi

coklat kehitaman akibat reaksi antara HCl dengan hemoglobin membentuk

asam hematin. Setelah itu larutan ditambah dengan aquades dan

meneteskannya sedikit demi sedikit sambil diaduk. Larutan aquadest

ditambah hingga warna larutan sama dengan warna standar

hemoglobinometer. Nilai hemoglobin dilihat dengan membaca tinggi

permukaan cairan pada tabung sahli, dengan melihat skala jalur g%, yang

berarti banyaknya hemoglobin dalam gram per 100 ml darah

(Sastradipradja et al. 1989).

d. Perhitungan Jumlah Hematokrit

Pengisian pipa mikrokapiler dilakukan dengan memiringkan tabung

yang berisi sampel darah dengan menempatkan ujung mikrokapiler yang

bertanda merah. Pipa diisi sampai mencapai 4/5 bagian kemudian ujung

pipa disumbat dengan crestaseal, kemudian pipa mikrokapiler tersebut

Page 47: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

33

disentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan putaran 2500 rpm. Nilai

hematokrit ditentukan dengan mengukur % volume eritrosit (lapisan

merah) dari darah dengan menggunakan alat baca hematocrite reader. Uji

ini dilakukan dengan duplo (Sastradipradja et al. 1989).

e. Total Protein, kadar globulin, albumin dan rasio A/G menggunakan

spektrofotometer.

Preparasi serum :

Darah diambil 1ml dengan menggunakan spuit pada bagian belakang

sayap ayam, lalu dibiarkan 1 jam dan disentrifuse dengan kecepatan 700 g

selama 10 menit. Serum yang diperoleh disimpan pada suhu -10oC dan

dicairkan kembali bila akan dianalisis.

Analisis total protein secara otomatis dengan Hitachi Protein Total dengan

pereaksi biuret.

f. Imunoglobulin

Prosedur ELISA IgY :

1. Coating Plate dengan anti IgY pengeceran 1 : 5000 dengan Carbonat

Bicarbonat Buffer 9.6. Volume yang dimasukkan 100 µl. Inkubasi

semalam dalam 40C.

2. Cuci dengan PBS-tween 3x dan sekali dengan PBS biasa (pH 7,2).

3. Blocking dengan menambahkan skim-PBS 5% ke dalam masing-

masing well kemudian inkubasi 370C selama 1 jam.

4. Cuci plate dengan PBS 0.5% 3x dan PBS biasa 1x.

5. Tambahkan/masukkan sample yang akan diuji pada masing-masing

well sebanyak 100 µ1.

6. Inkubasi 370C selama 1 jam.

7. Cuci seperti prosedur no.4

8. Masukkan Conjugat (Anti IgY peroksidase) sebanyak 100 µ1 pada

masing-masing well.

9. Inkubasi selama 1 jam 370C.

Page 48: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

34

10. Cuci seperti prosedur no.4

11. Tambahkan substrat, inkubasi 15-30 menit.

12. Baca pada panjang gelombang 405.

Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri

dari 6 perlakuan dan 4 ulangan dengan model matematis sebagai berikut :

Yij = µ + t i + eij i = 1, 2, 3, 4,5,6

j = 1, 2, 3, 4

Yij = Respon pengamatan satuan percobaan yang memperoleh perlakuan

ke-i dan ulangan ke-j

µ = Rataan Umum

t i = Pengaruh perlakuan ke-i

eij = Pengaruh galat

Data yang diperoleh dianalisis sidik ragam (SPSS versi 17.0) dan apabila

ada perbedaan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (Steel dan Torrie

1995).

Page 49: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

35

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemberian Kombinasi Kunyit, Bawang Putih dengan Mineral Zink terhadap Performa Ayam Pedaging Sebelum dan Sesudah Infeksi E. coli

Data hasil penelitian terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot

badan, dan konversi ransum ayam pedaging sebelum dan sesudah infeksi E. coli

disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum sebelum dan sesudah infeksi E. coli

Perlakuan Konsumsi Ransum

(g/ ekor) PBB

(g/ ekor)

Konversi Ransum

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

R1 1032.84 ± 42.39

1249.63 ± 107.83

480.40 a ± 37.97

962.32b

±88.92 2.16b

± 0.23 1.30

± 0.12 R2 1068.99

± 18.66 995.73

± 250.99 689.55b

± 47.56 766.49a

± 153.48 1.55a

± 0.08 1.33

± 0.36 R3 1107.13

± 47.62 1249.77

± 231.42 697.06 b ± 26.22

822.99ab

± 30.30 1.59 a

± 0.05 1.52

± 0.31 R4 1106.72

± 46.17 895.17

± 382.57 718.36 b ± 29.30

703.74a

± 94.67 1.54 a

± 0.13 1.25

± 0.45 R5 1099.76

± 89.10 1083.71

± 127.02 676.79 b ± 81.42

766.34a

± 154.31 1.64 a

± 0.18 1.46

± 0.36

Keterangan : Huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p < 0.05).

Sebelum : ayam berumur 1- 3 minggu belum diinfeksi E. coli Sesudah : ayam berumur 3-5 minggu telah diinfeksi E. coli R1(ransum basal/ kontrol negatif), R2 (ransum basal/ kontrol positif), R3

(ransum basal + serbuk kunyit 1.5%/ infeksi E. coli), R4 (ransum basal + serbuk bawang putih 2.5%/ infeksi E. coli), R5 (ransum basal + antibiotik/ infeksi E. coli).

Konsumsi Ransum

Konsumsi ransum sebelum diinfeksi E. coli yaitu pada umur 1-3 minggu

tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P> 0.05). Kondisi ini mengindikasikan

bahwa pemberian kombinasi kunyit, bawang putih dengan mineral zink tidak

mempengaruhi konsumsi ransum ayam penelitian selama 3 minggu. Kisaran

Page 50: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

36

konsumsi ransum ayam pedaging sebelum diinfeksi dengan E. coli adalah sebesar

1032.84-1107.13 g/ ekor. Nilai konsumsi ransum sebelum infeksi E. coli tertinggi

pada perlakuan R3 (ransum basal + kunyit 1.5% + zink 180 ppm) yaitu 1107.13 ±

46.17 g/ ekor dibandingkan dengan perlakuan lain. Nilai konsumsi ransum

terendah pada perlakuan R1 (ransum basal) yaitu 1032. 84 ± 42.39 g/ ekor.

Konsumsi ransum pada periode selanjutnya, umur 4-5 minggu yaitu saat

ayam pedaging telah diinfeksi E. coli juga tidak menunjukkan perbedaan (P>

0.05). Nilai konsumsi ransum setelah infeksi E. coli tertinggi dicapai oleh

perlakuan R3 (ransum basal + kunyit 1.5% + zink 180 ppm) yaitu 1249.77 ±

231.42 g/ ekor seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1. Nilai terendah

konsumsi ransum pada perlakuan R4 (ransum basal + bawang putih 2.5% + zink

180 ppm) yaitu 895.17 ± 382.57 g/ ekor.

Secara umum, konsumsi ransum sebelum dan sesudah ayam pedaging

diinfeksi E. coli menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata, hal ini

mengindikasikan bahwa infeksi E. coli belum mempengaruhi konsumsi ransum

ayam pedaging dan semua jenis ransum memiliki palatabilitas yang sama. North

(1984) mengatakan bahwa konsumsi ransum dipengaruhi oleh kualitas bahan dan

palatabilitas. Selain itu konsumsi ransum juga dipengaruhi oleh temperatur

lingkungan, kesehatan ternak, bentuk ransum, imbangan nutrien, cekaman, bobot

badan, kecepatan pertumbuhan, kandungan protein, dan energi dalam ransum

(NRC 1994).

Tingginya konsumsi ransum pada perlakuan R3 karena kandungan

kurkumin dalam kunyit dan Zn yang berfungsi di dalam peningkatan nafsu

makan. Kunyit dapat menambah nafsu makan (Darwis 1991), tetapi jika

digunakan secara berlebihan dapat menurunkan palatabilitas makanan (Sambaiah

1982). Rendahnya konsumsi pada perlakuan R4 kemungkinan disebabkan oleh

adanya bau agak menyengat dari bawang putih yang mengandung sulfur yang

berbau khas. Bawang putih mengandung zat skordinin yang memberi bau yang

kurang sedap dan bersifat antiseptik (Block 1985), sehingga menurunkan

palatabilitas dan mengakibatkan penurunan nafsu makan.

Page 51: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

37

Penerimaan unggas terhadap makanan dipengaruhi oleh rasa, tekstur dan

bau akibat yang dirasakan setelah makanan ditelan dan tingkah lakunya.

Meskipun jumlah titik perasa lebih sedikit dibandingkan dengan hewan lainnya

akan tetapi sensitivitasnya lebih tinggi (Amrullah 2003). Penambahan ZnO ke

dalam ransum sebanyak 180 ppm tidak mempengaruhi konsumsi ransum.

Beberapa hasil penelitian sebelumnya menyatakan suplementasi ZnO sebanyak

500, 1000, dan 1500 mg/kg (663, 1183, dan 1611 ppm) ke dalam ransum tidak

mempengaruhi konsumsi ransum (Kim dan Patterson 2004). Absorpsi Zn pada

hewan monogastrik relatif rendah. Tempat utama absorpsi Zn adalah dibagian atas

usus halus (McDowel 1992).

Pertambahan Bobot Badan

Data pertambahan bobot badan sebelum ayam pedaging diinfeksi E. coli

(Tabel 5) menunjukkan perbedaan yang nyata (P< 0.05) antara perlakuan R2, R3,

R4, R5 dengan R1. Hal ini memperlihatkan bahwa pemberian kombinasi kunyit,

bawang putih, dengan mineral zink nyata meningkatkan pertambahan bobot

badan. Nilai tertinggi pertambahan bobot badan sebelum infeksi E. coli dapat

dilihat pada perlakuan R4 (ransum basal + bawang putih 2.5% + zink 180 ppm)

yaitu 718.36 ± 29.30 g/ekor dan nilai terendah pada perlakuan kontrol negatif

(R1) yaitu 480.40 ± 37.97 g/ekor seperti yang tercantum pada Gambar 1.

Pada umur 4-5 minggu setelah ayam pedaging diinfeksi E. coli,

pertambahan bobot badan menunjukkan R1 nyata (P< 0.05) lebih tinggi dari

perlakuan R2, R4, dan R5, sementara tidak berbeda antara perlakuan R1 dengan

R3. Pertambahan bobot badan tertinggi pada perlakuan R1 yaitu 962.32 ± 88.92 g/

ekor dan terendah pada perlakuan R4 (703.74 ± 94.67 g/ekor). Pertambahan bobot

badan yang tinggi pada perlakuan kontrol negatif (R1) karena tidak diinfeksi E.

coli, sehingga pakan yang dikonsumsi digunakan untuk pertambahan bobot badan.

Sebaliknya pertambahan bobot badan rendah pada ayam pedaging yang diinfeksi

E. coli karena pakan yang dikonsumsi tidak digunakan untuk pertambahan bobot

badan tetapi untuk kekebalan tubuh. Bila terjadi infeksi maka kesehatan ternak

Page 52: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

38

menurun yang diikuti dengan penurunan jumlah konsumsi ransum dan penurunan

bobot badan.

Gambar 1 Pertambahan bobot badan ayam pedaging sebelum dan sesudah

diinfeksi E. coli Semua perlakuan yang mendapat infeksi E. coli, perlakuan R3

menunjukkan pertambahan bobot yang tinggi dibandingkan perlakuan R2, R4 dan

R5. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan kurkumin dalam kunyit dan

mineral Zn yang berfungsi dalam peningkatan nafsu makan yang diikuti oleh

terjadinya peningkatan bobot badan. Penggunaan serbuk kunyit memberikan efek

menguntungkan pada lambung dengan meningkatkan sekresi musin yang

berfungsi sebagai pelindung mukosa lambung dari bahan iritan, sehingga proses

pencernaan tidak terganggu (Lee 2004).

Konversi Ransum

Nilai konversi ransum diperoleh dari perbandingan antara ransum yang

dikonsumsi dengan pertambahan bobot badan yang dihasilkan. Konversi ransum

sebelum ayam pedaging diinfeksi E. coli memperlihatkan adanya perbedaan yang

nyata (P< 0.05) antara perlakuan R1 dengan perlakuan R2, R3, R4, dan R5..

Gambar 2 memperlihatkan nilai konversi ransum terendah ada pada perlakuan R4

(ransum basal + bawang putih 2.5% + zink 180 ppm) sebesar 1.54 ± 0.13,

480,40

689,55 697,06718,35

676,80

962,32

766,49822,99

703,74766,34

0

200

400

600

800

1000

1200

R1 R2 R3 R4 R5

Pert

amba

han

Bobo

t Bad

an(g

/ eko

r)

Sebelum

Sesudah

Page 53: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

39

sedangkan nilai tertinggi pada perlakuan R1 (kontrol negatif) yaitu 2.16 ± 0.23.

Nilai konversi ransum menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan ransum.

Semakin rendah angka konversi ransum, semakin tinggi nilai efisiensi ransum dan

semakin ekonomis. Pada umur 4-5 minggu, setelah ayam pedaging diinfeksi E.

coli, konversi ransum tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara perlakuan.

Nilai konversi terendah diperoleh pada perlakuan R4 yaitu 1.25 ± 0.45, sedangkan

nilai tertinggi pada perlakuan R3 yaitu 1.52 ± 0.31. Nilai konversi ransum yang

baik menurut Amrullah (2004) adalah 1.75 - 2.00.

Perlakuan R4 menunjukkan nilai konversi ransum yang cukup baik

sebelum dan sesudah infeksi E. coli. Penambahan bawang putih dan zink dalam

ransum diduga dapat memperlambat gerak peristaltik pada usus, sehingga ransum

yang dikonsumsi akan diserap cukup baik dan menghasilkan bobot badan yang

cukup tinggi. Bawang putih yang mengandung allisin berfungsi sebagai

antibakteri yang luas cakupannya baik terhadap bakteri gram positif maupun gram

negatif. Selain itu merupakan zat yang dapat disinyalir sebagai antimikroba, yang

mampu membunuh mikroorganisme merugikan sehingga populasi bakteri

menguntungkan menjadi seimbang dalam tubuh, dengan demikian proses

penyerapan zat makanan di dalam usus halus tidak terhambat dan akan lebih

sempurna (Purwanti 2008).

Gambar 2 Konversi ransum sebelum dan sesudah ayam pedaging diinfeksi E. coli

2,16

1,55 1,59 1,54 1,64

1,30 1,331,52

1,251,46

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

R1 R2 R3 R4 R5

Konv

ersi

Rans

um

Sebelum

Sesudah

Page 54: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

40

Pemberian Kombinasi Kunyit, Bawang Putih, dengan Mineral Zink terhadap Bobot Badan Akhir, Bobot Karkas dan Bobot Organ Dalam Ayam

Pedaging Selama 35 Hari

Bobot Badan Akhir

Pemberian kombinasi kunyit, bawang putih, dengan mineral zink dalam

ramsum tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan (P> 0.05) terhadap

bobot badan akhir ayam pedaging. Kisaran rataan bobot badan akhir yang

diperoleh adalah 1303.95 – 1586.98 (g/ekor) Perlakuan dengan pemberian

kombinasi kunyit 1.5% dan zink 180 ppm dalam ransum basal (R3)

memperlihatkan nilai bobot akhir tertinggi, sedangkan nilai bobot badan akhir

terendah ada pada perlakuan kontrol negatif (R1). Rataan bobot badan akhir ayam

pedaging yang diinfeksi E. coli dapat dilihat dalam Tabel 6.

Tabel 6 Bobot badan akhir, bobot karkas dan persentase bobot organ dalam ayam pedaging selama 35 hari.

Peubah Perlakuan

R1 R2 R3 R4 R5 Bobot badan akhir (g) 1492.48

± 63.71 1497.29

± 128.98 1560.80 ± 15.24

1463.35 ± 114.33

1484.88 ± 129.63

Bobot karkas (%) 70.42 ± 2.03

64.26 ± 8.80

68.54 ± 1.40

66.81 ± 2.66

68.54 ± 3.21

Hati (%) 2.68 ± 0.41

2.45 ± 0.09

2.46 ± 0.28

2.26 ± 0.97

2.44 ± 0.27

Ginjal (%) 0.78 ± 0.08

0.70 ± 0.13

0.74 ± 0.09

0.65 ± 0.23

0.61 ± 0.19

Pankreas (%) 0.33 ± 0.02

0.28 ± 0.04

0.32 ± 0.07

0.32 ± 0.02

0.31 ± 0.04

Jantung (%) 0.46 ± 0.05

0.47 ± 0.06

0.45 ± 0.05

0.49 ± 0.07

0.53 ± 0.08

Limpa (%) 0.14a

± 0.04 0.18 a

± 0.02 0.14 a

± 0.06 0.37 b

± 0.20 0.17 a

± 0.04 Rempela (%) 2.87 a

± 0.52 3.32 ab ± 0.51

3.17 ab ± 0.36

3.41 ab ± 0.52

3.65 b ± 0.51

Usus (%) 4.11 ± 0.34

4.76 ± 1.20

4.68 ± 0.44

4.97 ± 0.68

4.40 ± 0.42

Keterangan : Huruf yang berbeda dalam baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p < 0.05).

R1(ransum basal/ kontrol negatif), R2 (ransum basal/ kontrol positif), R3 (ransum basal + serbuk kunyit 1.5%/ infeksi E. coli), R4 (ransum basal + serbuk bawang putih 2.5%/ infeksi E. coli), R5 (ransum basal + antibiotik/ infeksi E. coli).

Page 55: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

41

Tingginya bobot badan akhir pada perlakuan kombinasi kunyit dengan

zink (R3) berkaitan dengan fungsi kunyit sebagai penambah nafsu makan

(Rukmana 2004) dan fungsi zink yang dapat memacu pertumbuhan, memperbaiki

performa, dan meningkatkan kualitas karkas. Gambar 4 memperlihatkan grafik

bobot badan akhir ayam pedaging yang diinfeksi E. coli

Persentase Bobot Karkas

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa semua perlakuan tidak menunjukkan

adanya perbedaan yang nyata (P> 0.05) terhadap persentase karkas. Hal ini

mengindikasikan bawah infeksi E. coli tidak mempengaruhi persentase bobot

karkas. Persentase bobot karkas diperoleh dari perbandingan bobot karkas dengan

bobot hidup, dan untuk nilai persentase bobot karkas tertinggi dicapai oleh

perlakuan R3 (68.54 ± 1.40 g) dan R5(68.54 ± 3.21g). Hal ini mengindikasikan

bahwa penggunaan kombinasi kunyit dengan zink persentase bobot karkas sama

dengan penggunaan antibiotik. Murtidjo (1987) menjelaskan bahwa produksi

karkas erat hubungannya dengan bobot hidup yaitu peningkatan bobot hidup akan

diikuti oleh peningkatan bobot karkas. Tingginya persentase bobot karkas pada

perlakuan R3 diduga karena adanya kandungan kurkumin dalam kunyit yang

meningkatkan nafsu makan yang diikuti dengan peningkatan bobot badan dan

bobot karkas.

Persentase Bobot Hati

Hasil analisis statistik menunjukkan semua perlakuan tidak memberikan

perbedaan yang nyata (P> 0.05) terhadap persentase bobot hati ayam pedaging

yang diinfeksi E. coli. Hal ini berarti penambahan kombinasi kunyit, bawang

putih, dengan zink dalam ransum serta infeksi E. coli tidak memberikan efek

negatif terhadap persentase bobot hati. Tabel 6 menyajikan persentase bobot hati

hasil penelitian, nilai terendah pada perlakuan R4 (2.26 ± 0.97 %) dan tertinggi

pada perlakuan R1 (2.68 ± 0.41 %). Nilai ini berada dalam kisaran normal

persentse hati ayam menurut Putnam (1991) yaitu 1.7 – 2.8 % dari bobot hidup.

Rendahnya persentase hati pada perlakuan R4 diduga karena adanya minyak atsiri

Page 56: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

42

yang mempercepat kerja hati untuk mensekresikan cairan empedu (Ressang

1984).

Persentase Bobot Ginjal

Hasil penelitian Tabel 6 menunjukkan tidak adanya perbedaan (P> 0.05)

antar pelakuan terhadap persentase bobot ginjal. Perlakuan R5 menunjukkan nilai

persentase terendah (0.61 ± 0.19 %) dan persentase tertinggi (0.78 ± 0.08 %) ada

pada perlakuan R1. Walaupun menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata, tetapi

persentase bobot ginjal hasil penelitian masih berada dalam kisaran normal,

Nickel et al. (1977) melaporkan persentase bobot ginjal berkisar 0.5 – 1.2 % dari

bobot hidup. Ressang (1984), ginjal adalah organ tubuh yang mempunyai daya

saring dan serap kembali. Kelainan ginjal dapat menurunkan fungsi ginjal.

Persentase Bobot Pankreas

Persentase bobot pankreas hasil penelitian (Tabel 6) tidak menunjukkan

perbedaan yang nyata (P> 0.05) dengan kisaran 0.28– 0.33 %. Nilai ini masih

berada dalam kisaran normal persentase bobot pankreas yang dinyatakan oleh

Sturkie (2000) yaitu 0.24 – 0.40 % dari bobot badan.

Pankreas adalah kelenjar yang mensekresikan cairan yang kemudian

masuk ke dalam duodenum melewati saluran pankreas dimana lima enzimnya

yaitu lipase, amilase, tripsin, nuklease dan peptidase membantu pencernaan pati,

lemak, dan protein. Kelainan pada pankreas menyebabkan sekresi enzim-enzim

yang dibutuhkan dalam proses pencernaan terganggu.

Persentase Bobot Jantung

Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan nyata (P> 0.05)

antar perlakuan terhadap persentase bobot jantung. Ressang (1984), besar jantung

bergantung pada jenis, umur, besar, dan pekerjaan hewan. Kisaran persentase

jantung hasil penelitian 0.45 – 0.53 % (Tabel 6), masih mendekati kisaran normal

0.48 – 0.54 % (Arief 2000). Hal ini menunjukkan penambahan kombinasi kunyit,

bawang putih, dengan zink serta penginfeksian E. coli tidak menghasilkan efek

Page 57: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

43

negatif terhadap kerja jantung dalam mengedarkan darah. Ressang (1984),

pembesaran ukuran jantung biasanya diakibatkan oleh penambahan jaringan otot

jantung. Kelainan pada jantung memungkinkan terjadinya peredaran darah

menuju paru-paru untuk pergantian O2 dan CO2 terganggu.

Persentase Bobot Limpa

Hasil penelitian menunjukkan persentase bobot limpa menunjukkan

adanya perbedaan yang nyata (P< 0.05) antara perlakuan R4 dengan R1, R2, R3,

dan R5, sementara antara R1, R2, R3, dan R5 tidak terdapat perbedaan. Hal ini

menunjukkan bahwa penambahan kombinasi bawang putih dengan zink tidak

mengganggu fungsi limpa yaitu menyimpan darah, bersama hati dan sumsum

tulang belakang berperan dalam pembinasaan eritrosit-eritrosit tua, berperan

dalam metabolisme nitrogen terutama dalam pembentukan asam urat serta

membentuk limfosit yang berhubungan dengan pembentukan antibodi (Ressang

1984). Kisaran persentase bobot limpa hasil penelitian (Tabel 6) adalah 0.14 –

0.37 %, masih mendekati kisaran normal persentase bobot limpa 0.14 -0.32 % dari

bobot hidup (Arief 2000). Tingginya bobot limpa pada perlakuan R4

mengindikasikan tingginya pembentukan sel-sel limfoid yang diikuti dengan

produksi limfosit. Frandson (1992) menjelaskan bahwa limfosit mempunyai

fungsi utama adalah respon terhadap antigen dengan membentuk antibodi yang

bersikulasi dalam darah atau dalam pengembangan imunitas seluler. Limfosit

dalam sirkulasi mampu memproduksi imunoglobulin (IgG, IgM dan IgA).

Persentase Bobot Rempela

Persentase bobot rempela hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan

yang nyata (P< 0.05) antara R5 dengan R1, sementara R2, R3, dan R4 tidak

menunjukkan perbedaan. Kisaran persentase bobot rempela normal 1.6 – 2.3 %

(Sturkie 2000), kisaran ini dibawah kisaran persentase bobot rempela hasil

penelitian 2.87 – 3.65 % (Tabel 6). Perlakuan R5 menunjukkan persentase bobot

rempela yang paling tinggi (3.65 ± 0.51 %), hal ini diduga disebabkan oleh

adanya penggunaan antibiotik, sehingga rempela bekerja lebih berat untuk

Page 58: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

44

mencerna bahan makanan. Rempela dengan bobot yang lebih berat menandakan

kerja rempela lebih berat untuk mencerna bahan makanan yang diberikan (Sutardi

1997). Modifikasi ukuran, pengaturan jenis ransum dan fase pemberian makanan

mempengaruhi berat rempela (Amrullah 2004).

Persentase Bobot Usus

Semua perlakuan menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (P> 0.05)

terhadap persentase bobot usus. Persentase bobot usus (Tabel 6) tertinggi pada

perlakuan R4 (4.97 ± 0.68 %) dan terendah pada R1 (4.11 ± 0.34%). Tingginya

persentase bobot usus pada R4 diduga karena kandungan yang terdapat pada

bawang putih seperti diallyl sulfida, allicin, skordinin, alliil memberikan

kontribusi positif terhadap persentase berat usus. Hal ini memungkinkan bahwa

usus halus tersebut memiliki vili yang lebar sehingga proses penyerapan nutrien

lebih baik jika vili tidak rusak. Amrullah (2004), perubahan usus yang semakin

berat dan panjang diikuti juga dengan jumlah vili usus dan kemampuan sekresi

enzim-enzim pencernaan.

Pemberian Kombinasi Kunyit, Bawang Putih, dengan Mineral Zink terhadap Kadar Zink dalam Serum Ayam Pedaging Sebelum dan Sesudah

Infeksi E. coli

Kadar zink dalam serum ayam pedaging sebelum dan sesudah diinfeksi

E. coli disajikan dalam Tabel 7 dan Gambar 3. Hasil penelitian menunjukkan

sebelum infeksi E. coli kadar zink serum perlakuan R4 (0.92 ± 0.19 ppm) nyata

(P<0.05) lebih tinggi dari R1(0.57 ± 0.18 ppm). Hal ini disebabkan pada

perlakuan R4 mendapat tambahan ZnO 180 ppm dalam ransum sedangkan

perlakuan R1 tidak. Kadar Zn ransum R4 dan R1 adalah 150 ppm dan 50 ppm.

Setiap penambahan ZnO ke dalam ransum selalu diikuti dengan peningkatan

jumlah Zn dalam ekskreta. Underwood dan Suttle (2001) menyatakan bahwa

ketersediaan hayati ZnO untuk unggas berkisar antara 44% dan 78%. Korelasi

antara Zn dalam ransum dan Zn dalam serum adalah -0.43 (korelasi negatif).

Keadaan ini menunjukkan bahwa suplementasi ZnO, peningkatan kandungan Zn

Page 59: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

45

dalam ransum diikuti dengan penurunan Zn dalam serum. Kadar zink serum ayam

pedaging setelah diinfeksi E. coli tidak menunjukkan perbedaan yang nyata

(P> 0.05) dengan kisaran 0.57 ± 0.41 ppm (R3) sampai 0.98 ± 0.21 ppm (R1).

Puschner et al. (1999) dalam Purwanti (2008), kecukupan konsentrasi mineral

zink dalam serum pada broiler berkisar 1.45-3.4 ppm.

Tabel 7 Kadar zink dalam serum ayam pedaging sebelum dan sesudah infeksi E. coli

Perlakuan Kadar zink dalam serum (ppm) Sebelum Sesudah

R1 0.57 ± 0.18a 0.98 ± 0.21

R2 0.85 ± 0.21ab 0.82 ± 0.09

R3 0.53 ± 0.37a 0.57 ± 0.41

R4 0.92 ± 0.19b 0.61 ± 0.42

R5 0.81 ± 0.09ab 0.91 ± 0.09

Keterangan : Huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p < 0.05).

Sebelum : ayam berumur 1- 3 minggu belum diinfeksi E. coli Sesudah : ayam berumur 3-5 minggu telah diinfeksi E. coli R1(ransum basal/ kontrol negatif), R2 (ransum basal/ kontrol positif), R3

(ransum basal + serbuk kunyit 1.5%/ infeksi E. coli), R4 (ransum basal + serbuk bawang putih 2.5%/ infeksi E. coli), R5 (ransum basal + antibiotik/ infeksi E. coli).

Gambar 3 Kadar zink serum sebelum dan sesudah infeksi E. coli

0,57

0,85

0,53

0,920,81

0,98

0,82

0,57 0,61

0,91

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

R1 R2 R3 R4 R5

Zink

Seru

m(p

pm)

Sebelum

Sesudah

Page 60: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

46

Pemberian Kombinasi Kunyit, Bawang Putih dengan Mineral Zink terhadap Kinerja Kesehatan Ayam Pedaging Sebelum dan Sesudah Infeksi E. coli

Kinerja kesehatan ayam pedaging dapat dilihat dari perubahan gambaran

darah. Data hasil penelitian terhadap kinerja kesehatan ayam pedaging (kadar

leukosit, eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit) disajikan pada Tabel 8.

Leukosit Nilai total leukosit merupakan keseluruhan jumlah sel darah putih, tanpa

memperhitungkan macam atau jenis dari sel darah putih tersebut. Roitt et al.

(1996) menyatakan bahwa jenis sel darah putih terdiri atas granulosit (neutrofil,

eosinofil dan basofil) dan agranulosit (monosit dan limfosit). Leukosit dapat naik

atau turun jumlahnya dalam sirkulasi darah sebagai akibat adanya penyakit

(Spector 1993).

Tabel 8. Jumlah leukosit, eritrosit, hemaglobin dan hematokrit ayam pedaging sebelum dan sesudah infeksi E. coli

Perlakuan Leukosit

(sel/ mm3) Eritrosit

(106/ mm) Hemoglobin

(g%) Hematokrit

(%) Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

R1 11550 ± 4225

8700a

± 4241 2.27

± 0.09 2.26

± 0.90 7.40 a

± 0.33 8.25 b

± 1.02 25.25

± 0.96 27.75 b ± 2.75

R2 14000 ± 1780

17500b

±3493 2.36

± 0.59 2.10

± 0.48 8.10 ab ± 0.62

6.70 a ± 0.74

28.50 ± 5.07

22.00 a ± 2.45

R3 13650 ± 1408

15650ab

± 7620 2.67

± 0.27 2.64

± 0.49 8.53 bc ± 0.34

8.05 b ± 0.41

27.50 ± 1.29

27.75 b ± 0.96

R4 11925 ± 2941

17600b

± 6965 2.53

± 0.08 2.31

± 0.67 7.65 a

± 0.41 7.05 b

± 1.24 27.00

± 0.82 25.50 b ± 1.00

R5 11450 ± 5082

16350ab

± 5322 2.66

± 0.18 2.57

± 0.40 8.00 ac ± 0.59

7.05 b ± 1.08

28.75 ± 2.99

25.50 ab ± 2.71

Keterangan : Huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p < 0.05).

Sebelum : ayam berumur 1- 3 minggu belum diinfeksi E. coli Sesudah : ayam berumur 3-5 minggu telah diinfeksi E. coli R1(ransum basal/ kontrol negatif), R2 (ransum basal/ kontrol positif), R3

(ransum basal + serbuk kunyit 1.5%/ infeksi E. coli), R4 (ransum basal + serbuk bawang putih 2.5%/ infeksi E. coli), R5 (ransum basal + antibiotik/ infeksi E. coli).

Nilai total leukosit dapat di lihat pada Tabel 8 dan Gambar 4. Pada umur

1-3 minggu sebelum ayam pedaging diinfeksi E. coli, nilai total leukosit tidak

Page 61: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

47

menunjukkan adanya perbedaan (P> 0.05). Total leukosit sebelum diinfeksi

tertinggi pada perlakuan R2 (kontrol positif) sebesar 14000 ± 1980 sel/ mm3 dan

terendah pada perlakuan R5 (ransum basal + antibiotik) sebesar 11450 ± 5080 sel/

mm3.

Setelah ayam pedaging diinfeksi E. coli, nilai total leukosit menunjukkan

adanya perbedaan yang nyata (P< 0.05) antara perlakuan R1 dengan R2; diantara

perlakuan R1, R3 dan R5 tidak terdapat perbedaan; R2, R3,R4, R5 juga tidak

terdapat perbedaan. Nilai total leukosit tertinggi pada perlakuan R4 (17600 ± 6965

sel/ mm3) dan terendah pada perlakuan R1 (8700 ± 4241 sel/ mm3). Nilai leukosit

normal menurut Jones dan Johansen (1972) adalah 15 000 – 30 000 sel/ mm3.

Nilai leukosit menunjukkan peningkatan setelah diinfeksi E. coli. Hal ini

disebabkan adanya respon kekebalan tubuh terhadap E. coli sebagai benda asing,

yang kemudian ditindaklanjuti dengan melepaskan sejumlah sel leukosit menuju

jaringan yang diserang. Penggunaan antibiotik memberikan pengaruh terhadap

jumlah leukosit, dimana terjadi penekanan populasi E. coli. Penambahan

kombinasi bawang putih dengan zink, memberikan efek yang mendekati dengan

penggunaan antibiotik. Hal ini mungkin terjadi oleh adanya peran allicin yang

berfungsi sebagai antibakteri untuk mencegah adanya infeksi sekunder

(Rabinowitch dan Currah 2002).

Gambar 4 Total leukosit ayam pedaging sebelum dan sesudah diinfeksi E. coli

11550

14000 1365011925 11450

8700

1750015650

1760016350

02000400060008000

100001200014000160001800020000

R1 R2 R3 R4 R5

Leuk

osit

(sel

/ mm

3)

Sebelum

Sesudah

Page 62: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

48

Menurut Chastain and Ganjam (1986) kondisi stress dapat menstimulasi

kelenjar adrenal untuk mengeluarkan hormon glukokortikoid sehingga

meningkatkan jumlah leukosit. Selain itu, kemampuan dari bawang putih dan

kunyit sebagai imunostimulan sehingga menyebabkan peningkatan jumlah

leukosit dalam sirkulasi (Suharti 2004). Peningkatan leukosit secara umum pada

unggas maupun burung dapat disebabkan oleh inflamasi (infeksi atau noninfeksi),

keracunan, pendarahan pada rongga badan, neoplasma yang tumbuh cepat, dan

leukemia (Jackson 2007).

Eritrosit

Jumlah eritrosit ayam pedaging sebelum dan sesudah infeksi E. coli tidak

menunjukkan adanya perbedaan (P>0.05). Secara numerik jumlah eritrosit

tertinggi sebelum diinfeksi E. coli ada pada perlakuan R3 (ransum basal + kunyit

1.5% + zink 180 ppm) yaitu 2.67 ± 0.27 x 106/ mm dan terendah pada perlakuan

R1 (kontrol negatif) yaitu 2.27 ± 0.09 x 106/ mm. Sementara setelah ayam

pedaging diinfeksi E. coli, jumlah eritrosit tertinggi pada perlakuan R3 (0.48 –

2.64 ± 0.49 x106/ mm dan terendah pada perlakuan R2 (kontrol positif) yaitu 2.10

± 0.48 x 106/ mm.

Kisaran kadar eritrosit ayam pedaging sebelum dan sesudah infeksi E. coli

(Tabel 8 dan Gambar 7) adalah 2.27 ± 0.09 - 2.67 ± 0.27 x 106/ mm dan 2.10 ±

0.48 – 2.64 ± 0.49 x 106/ mm. Kisaran ini masih berada dalam kisaran normal

menurut Guyton (1996) yaitu 2.00 – 3.20 x 106/ mm. Tingginya kadar eritrosit

pada perlakuan R3 diduga karena eritrosit mampu bertahan lebih lama dalam

sirkulasi dengan adanya Zn dan kunyit yang mengandung kurkumin memberikan

efek antioksidan terhadap membran sel.

Jain (1993) mengatakan masa hidup eritrosit unggas lebih pendek dari

mamalia yaitu rata-rata kurang dari 50 hari. Kerusakan bentuk dari membran

eritrosit dapat mempengaruhi masa hidup eritrosit. Gropper et all. (2005), Zn

memberikan efek langsung terhadap konformasi protein membran dan/ atau

interaksi antar protein pada membran sel. Peranan Zn sebagai antioksidan,

Page 63: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

49

berfungsi membuang radikal bebas pada plasma membran. Zn mempengaruhi

aktivitas sejumlah enzim yang melekat pada membran sel, Klasing (1999)

menjelaskan bahwa Zn merupakan aktivator atau kofaktor lebih dari 200 enzim.

Salah satu enzim yang memiliki afinitas yang sangat tinggi dengan Zn adalah

enzim carbonic anhidrase. Enzim ini berfungsi dalam mengatur bikarbonat, dan

menetralkan hasil metabolisme terutama kadar CO2 (Meyer dan Harvey 2004).

Penginfeksian E. coli selama dua minggu menyebabkan penurunan

persentase jumlah eritrosit pada tubuh ternak walaupun jumlahnya masih dalam

kisaran normal. Menurut Ganong (1995) sel darah merah mengalami lisis karena

obat dan infeksi. Ditambahkan Fradson (1992) bahwa toksin dari parasit dapat

menyebabkan hemolisis pada sel darah merah.

Hemoglobin

Ganong (1995) menjelaskan bahwa sel hemoglobin merupakan pigmen

merah yang membawa oksigen dalam sel darah merah pada hewan vertebrata.

Kadar hemoglobin sebelum dan sesudah infeksi E. coli memperlihatkan adanya

perbedaan yang nyata (P< 0.05). Sebelum infeksi E. coli memperlihatkan

perlakuan R3(ransum basal + kunyit 1.5% + zink 180 ppm) nyata lebih tinggi dari

perlakuan kontrol negatif (R1) dan perlakuan R4 (ransum basal + bawang putih

2.5% + zink 180 ppm) dengan kadar hemoglobin 8.53 ± 0.34 g%. Setelah infeksi

E. coli kadar hemoglobin perlakuan R1(8.25 ± 1.02 g%) nyata lebih tinggi dari

perlakuan R2 (6.70 ± 0.74 g%) tetapi tidak berbeda dengan perlakuan R3, R4, dan

R5.

Kadar hemoglobin normal untuk unggas 6.5 – 9.0 g% (Swenson 1984).

Hasil penelitian menunjukkan kisaran kadar hemoglobin sebelum (7.40 ± 0.33 –

8.53 ± 0.34 g%) dan sesudah (6.70 ± 0.74 – 8.25 ± 1.02 g%) infeksi E. coli (Tabel

8). Hasil penelitian ini memperlihatkan kadar hemoglobin ayam pedaging yang

diinfeksi E. coli cenderung memperlihatkan penurunan, walaupun masih berada

dalam kisaran normal. Kadar hemoglobin berhubungan dengan jumlah eritrosit.

Hemoglobin berada dalam eritrosit, berfungsi dalam kemamppuannya membawa

Page 64: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

50

oksigen ke jaringan dan mensekresikan karbondioksida dari jaringan. Kadar

hemoglobin tertinggi pada perlakuan R3 sebelum infeksi E. coli disebabkan oleh

adanya kurkumin yang terkandung dalam kunyit yang berfungsi sebagai

antioksidan yang dapat melindungi hemoglobin dari oksidasi. Reaksi oksidatif

dapat merusak hemoglobin (Meyer dan Harvey 2004).

Hemoglobin sangat penting untuk kelangsungan hidup karena membawa

dan mengantarkan O2 ke jaringan (Jain 1993). Tingginya kadar hemoglobin pada

perlakuan R1 setelah infeksi E. coli diduga karena perlakuan ini merupakan

perlakuan kontrol negatif yang tidak mendapat infeksi E. coli. Penginfeksian E.

coli menyebabkan kadar hemoglobin menurun (Gambar 5). Hal ini sejalan dengan

menurunnya jumlah sel eritrosit yang mengalami lisis akibat infeksi.

Gambar 5 Kadar hemoglobin sebelum dan sesudah infeksi E. coli

Hematokrit

Hasil penelitian memperlihatkan tidak adanya perbedaan signifikan antar

perlakuan terhadap kadar hematokrit sebelum ayam diinfeksi E. coli. Kadar

hematokrit perlakuan yang menggunakan antibiotik (R5) menunjukkan nilai

paling tinggi sebesar 28.75 ± 2.99 % dibandingkan perlakuan R1, R2, R3, dan R4.

Kadar hematokrit ayam pedaging setelah diinfeksi E. coli menunjukkan

adanya perbedaan yang signifikan (P< 0.05) antara perlakuan R1 (27.75 ± 2.75 %)

7,408,10 8,53

7,65 8,008,25

6,70

8,05

7,05 7,05

0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,00

R1 R2 R3 R4 R5

Hem

aglo

bin

(g%

)

Sebelum

Sesudah

Page 65: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

51

dengan R2 (22.00 ± 2.45 %), R2 dengan R3 (27.75 ± 0.96%) dan R4 (25.50 ±

1.00 %). Perlakuan R1 (kontrol negatif) nyata lebih tinggi dari R2 (kontrol

positif), sementara perlakuan R3 (kunyit 1.5 % + Zn 180 ppm) dan R4 (bawang

putih 2.5 % + Zn 180 ppm) nyata lebih tinggi dari perlakuan R2. Hal ini

menunjukkan bahwa penambahan kombinasi kunyit, bawang putih, dengan zink

dalam ransum memiliki kadar hematokrit masih dalam kisaran normal.

Gambar 6 Kadar hematokrit ayam pedaging sebelum dan sesudah diinfeksi E. coli

Perlakuan R1 dan R3 menunjukkan kadar hematokrit tertinggi (27.75 ±

2.75 %) dan perlakuan R2 dengan kadar hematokrit terendah (22.00 ± 2.45 %)

seperti yang tersaji dalam Tabel 8 dan Gambar 6. Kadar hematokrit ayam

pedaging sebelum dan sesudah infeksi E. coli masih berada dalam kisaran normal.

Menurut Mangkoewidjojo dan Smith (1988) yaitu 24 – 43% atau Jain (1993) yaitu

22-35 %. Nilai hematokrit yang masih dalam kisaran normal menunjukkan bahwa

status kesehatan hewan berada dalam keadaan baik.

Hematokrit merupakan perbandingan antara jumlah sel darah merah

dengan volume sel darah merah. Kadar hematokrit tergantung pada jumlah sel

eritrosit, ukuran eritrosit serta volume darah. Peningkatan kadar hematokrit

mengindikasikan adanya dehidrasi, pendarahan akibat adanya pengeluaran cairan

25,25

28,5027,50 27,00

28,7527,75

22,00

27,7525,50 25,50

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

R1 R2 R3 R4 R5

Hem

atok

rit(%

)

Sebelum

Sesudah

Page 66: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

52

dari pembuluh darah. Sedangkan penurunan nilai hematokrit dapat dijumpai pada

kondisi anemia atau akibat kekurangan sel darah merah.

Pemberian Kombinasi Kunyit, Bawang Putih dengan Mineral Zink terhadap Respon Imun Ayam Pedaging Sebelum dan Sesudah Infeksi E. coli

Total Protein

Kadar total protein sebelum dan sesudah diinfeksi E. coli disajikan dalam

Tabel 9 dan Gambar 10. Hasil penelitian menunjukkan kadar total protein berada

dalam kisaran normal yaitu 4.0 – 5.2 g/ dL (Swenson 1984). Kadar total protein

sebelum infeksi E. coli menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P< 0.05)

antara perlakuan R1 (kontrol negatif) dengan perlakuan R5 (antibiotik). Perlakuan

R1 mempunyai kadar total protein terendah (4.53 ± 0.25 g/dL), sedangkan

perlakuan R5 mempunyai kadar total protein tertinggi (5.35 ± 0.72 g/dL).

Setelah diinfeksi kadar total protein menunjukkan perlakuan R1 nyata

lebih tinggi daripada perlakuan R2, R3, dan R4, sementara perlakuan R5 nyata

lebih tinggi dari perlakuan R2. Kadar total protein terendah pada perlakuan R2

(3.95 ± 0.87 g/ dL) dan tertinggi pada perlakuan R5 (5.25 ± 0.10 g/ dL). Antar

perlakuan R3, R4, dan R5 tidak terdapat perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa

penambahan kombinasi kunyit, bawang putih dengan zink, kadar total protein

tidak berbeda dengan penggunaan antibiotik.

Penambahan kunyit dalam ransum yang memiliki komponen aktif

kurkumin dapat meningkatkan kadar total protein. Chattopadhyay et al. (2004)

menjelaskan, kurkumin mampu meningkatkan sekresi musin, meningkatkan

sekresi enzim pankreas yang berperan dalam metabolisme protein, antiinflamasi,

dan antibakteri. Hal ini dapat menyebabkan meningkatnya aktivitas traktus

gastrointestinal dan hati dalam absorbsi dan metabolisme pakan termasuk protein

sehingga kadar total protein meningkat.

Penambahan bawang putih yang mengandung allicin mampu melawan

infeksi oleh bakteri gram negatif dan positif serta mampu mencegah kerusakan

Page 67: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

53

usus halus, sehingga proses absorbsi protein dalam usus halus lebih optimal

(Rabinowitch dan Currah 2002).

Gambar 7 Kadar total protein sebelum dan sesudah infeksi E. coli

Linder (1992) menjelaskan bahwa Zn berfungsi dalam mengaktifkan

berbagai enzim yang berhubungan dengan metabolisme termasuk sintesis protein

dan asam amino. Meningkatnya aktivitas enzim dalam metabolisme protein akan

meningkatkan protein plasma. Kaneko (1980) mangatakan kadar protein plasma

dipengaruhi oleh intake protein, laju sintesis protein, dan pengeluaran protein dari

tubuh.

Infeksi E. coli yang dilakukan menyebabkan terjadinya penurunan jumlah

total protein pada perlakuan R2, R3, R4 dan R5. Guyton dan Hall (1997)

menjelaskan perubahan kadar protein plasma dapat dijadikan petunjuk penting

untuk diagnosis maupun prognosis suatu penyakit. Penurunan level protein total

plasma juga terjadi akibat tubuh kehilangan protein plasma dalam jumlah

berlebihan.

Albumin

Hasil penelitian memperlihatkan kadar albumin sebelum dan sesudah

infeksi E. coli tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (P> 0.05).

4,534,75 4,7

5,1 5,354,9

3,954,4 4,35

5,25

0

1

2

3

4

5

6

R1 R2 R3 R4 R5

Tota

l Pro

tein

(g/ d

L)

Sebelum

Sesudah

Page 68: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

54

Kadar albumin sebelum dan sesudah infeksi tertinggi dihasilkan oleh perlakuan

R5 (1.58 ± 0.17 dan 1.68 ± 0.15 g/ dL) dan terendah pada perlakuan R1 (1.40 ±

0.14 dan 1.43 ± 0.10 g/ dL). Kadar albumin normal menurut Swenson (1984)

berkisar antara 1.6 – 2.0 g/ dL. Kadar albumin hasil penelitian pada perlakuan R1

lebih rendah daripada kisaran albumin normal, kemungkinan disebabkan oleh

kadar globulin yang tinggi atau adanya gangguan gastrointestinal dan hati serta

intake protein berkurang sehingga produksi albumin berkurang.

Kadar albumin perlakuan R3 dan R4 masih lebih tinggi dari kadar albumin

R1 dan R2 (Gambar 8), mengindikasikan bahwa penambahan kombinasi kunyit,

bawang putih, dan zink dapat meningkatkan kadar albumin sebelum maupun

sesudah ayam pedaging diinfeksi E. coli.

Perlakuan R2 dimana ayam diinfeksi E. coli tetapi tidak diberi kunyit,

bawang putih, zink, maupun antibiotik dalam ransum, menunjukkan kadar

albumin yang lebih rendah dibanding dengan perlakuan R3, R4, dan R5. Hal ini

terjadi diduga karena perlakuan infeksi mengakibatkan respon inflamasi. Selama

respon inflamasi, terjadi ikatan antara sitokin dengan reseptor sitokin pada

permukaan hati yang menstimuliasi pembentukan nuclear factor-interleukin 6

(NF-IL6) sehingga memproduksi protein fase akut. Terbentuknya NF-IL6 maka

pembentukan C-EBP (Enhancer Binding Protein) yang secara tetap dibentuk oleh

hati untuk memproduksi albumin mengalami penurunan (Suharti 2004).

Globulin

Kadar globulin diperoleh dari pengurangan kadar total protein dengan

kadar albumin. Data kadar globulin sebelum infeksi E. coli tidak menunjukkan

adanya perbedaan yang nyata (P> 0.05). Walaupun secara statistik antar perlakuan

tidak ada perbedaan, secara numerik dapat dilihat kadar globulin tertinggi pada

perlakuan R5 (antib iotik) yaitu 3.78 ± 0.69 g/ dL (Gambar 8) dan terendah pada

perlakuan R1 (kontrol negatif) yaitu 3.13 ± 0.26 g/ dL.

Perbedaan yang signifikan antar perlakuan R1 dengan R2 dan antar

perlakuan R2 dengan R5 ditunjukkan pada kadar globulin ayam pedaging yang

Page 69: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

55

diinfeksi E. coli. Kadar globulin tertinggi pada perlakuan R5 (3.58 ± 0.21 g/ dL)

dan terendah pada perlakuan R2 (2.50 ± 0.76 g/ dL). Data hasil penelitian

menunjukan bahwa kadar globulin semua perlakuan diatas kisaran normal yaitu

2.3 – 3.3 g/dL (Swenson 1984).

Secara umum, kadar globulin pada perlakuan kontrol negatif (tidak

diinfeksi E. coli) mengalami peningkatan sedangkan untuk perlakuan lainnya

mengalami penurunan, disebabkan oleh adanya infeksi E. coli. Pada perlakuan

R3, R4, dan R5, penurunan kadar globulin masih lebih sedikit dibandingkan pada

perlakuan R2 yang diinfeksi E. coli tanpa diberi kunyit, bawang putih, zink,

maupun antibiotik. Kadar globulin dapat menunjukkan tingkat imunitas ternak.

Peningkatan kadar globulin diduga disebabkan oleh meningkatnya

aktivitas sel limfoid dalam memproduksi globulin untuk meningkatkan imunitas

sebagai pertahanan tubuh. Peningkatan kadar globulin bertujuan untuk melawan

agen penyebab inflamasi.

Gambar 8 Kadar globulin ayam pedaging sebelum dan sesudah infeksi E. coli

Rasio A/ G

Nilai rasio A/ G diperoleh dengan membandingkan kadar albumin dengan

kadar globulin seperti yang tercantum dalam Tabel 9. Hasil uji statistik

menunjukkan bahwa rasio A/ G tidak memperlihatkan adanya perbedaan yang

3,13 3,28 3,15

3,603,78

3,48

2,502,93 2,80

3,58

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

R1 R2 R3 R4 R5

Glob

ulin

(g

/ dL)

Sebelum

Sesudah

Page 70: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

56

signifikan antar perlakuan (P> 0.05) sebelum maupun sesudah infeksi E. coli.

Secara numerik dapat dilihat pada Gambar 9 bahwa nilai rasio A/G sebelum dan

sesudah infeksi E. coli tertinggi pada perlakuan R3 (0.51 ± 0.11) dan R2 (0.61 ±

0.17), terendah pada perlakuan R4 (0.42 ± 0.06) dan R1 (0.41 ± 0.03).

Menurut Widhyari (2005), peningkatan rasio A/G dapat disebabkan karena

meningkatnya albumin disertai kadar globulin yang tetap atau kadar albumin tetap

dan globulin menurun atau meningkatnya kadar albumin disertai menurunnya

kadar globulin. Rendahnya rasio A/G mencerminkan terjadinya peningkatan kadar

globulin disertai penurunan atau tetapnya kadar albumin. Rasio A/G pada ayam

berkisar antara 0.5 – 1.5 dan ideal pada ayam sebesar 0.68 (Sturkie 1954).

Imunoglobulin

Hasil penelitian menunjukkan kadar imunoglobulin tidak menunjukkan

perbedaan yang signifikan (P> 0.05) sebelum ayam pedaging diinfeksi E. coli.

Sedangkan setelah diinfeksi E. coli kadar imunoglobulin menunjukkan adanya

perbedaan antar perlakuan. Perlakuan R4 (ransum basal + bawang putih + zink

180 ppm) nyata lebih tinggi dari R1, R2, dan R3, sementara perlakuan R5

(antibiotik) nyata lebih tinggi dari R1(kontrol negatif). Kadar imunoglobulin

tertinggi pada perlakuan R4 (345.84 ± 70.12 µg/ ml) dan terendah pada perlakuan

R1 (116.36 ± 52.24 µg/ ml). Hai ini dapat mengindikasikan bahwa pemberian

kombinasi bawang putih dengan zink dapat meningkatkan kadar imunoglobulin

serum ayam pedaging yang diinfeksi E. coli.

Imunoglobulin merupakan fraksi globulin yang paling banyak

mengandung antibodi, sehingga penambahan bawang putih 2.5% dalam ransum

cenderung dapat meningkatkan kekebalan ayam pedaging. Zat pada bawang putih

yang berperan sebagai antibiotik adalah allicin yang dapat memusnahkan bakteri,

visus, amuba dan mikroorganisme berbahaya lain. Ankri dan Mirelman (1999)

menyatakan bahwa komponen medis bawang putih yang sangat berperan sebagai

antibakteri dan anti jamur adalah allicin.

Page 71: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

57

Gambar 9 Kadar imunoglobulin ayam pedaging sebelum dan sesudah infeksi E. coli

Tingginya kadar imunoglobulin pada perlakuan R4 diduga juga

disebabkan oleh adanya produksi sel-sel limfosit yang ditandai dengan bobot

limpa pada perlakuan R4 lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya. Menurut

Tizard (1987) limfosit fungsi utamanya adalah memproduksi antibodi (limfosit

B). Limfosit berfungsi sebagai humoral antibodi dan imunitas seluler. Limfosit

dalam sirkulasi mampu memproduksi immunoglobulin.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen bioaktif bawang

putih mampu meningkatkan sistem imun. Suharti (2004) melaporkan bahwa

pemberian serbuk bawang putih 2.5% dalam ransum dapat menurunkan jumlah

koloni S. typhimurium. Sivam dalam Suharti (2004) menguji khasiat bawang putih

untuk melawan infeksi Helicobacter pylori. Pada uji in vitro menunjukkan bahwa

H. pylori rentan terhadap ekstrak bawang putih pada konsentrasi yang cukup

rendah.

76,47

165,08122,67

99,54139,68

116,36

184,86 198,82

345,84

241,45

0

50

100

150

200

250

300

350

400

R1 R2 R3 R4 R5

Imun

oglo

bulin

µg/ m

l

Sebelum

Sesudah

Page 72: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

58

Tabel 9 Kadar total protein, albumin, globulin, rasio A/G, dan imunoglobulin serum ayam pedaging sebelum dan sesudah infeksi E. coli

Perlakuan Total protein* (g/ dL) Albumin (g/ dL) Globulin (g/ dL) Rasio A/ G Imunoglobulin**

(µg/ml) Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

R1 4.53a

± 0.25 4.90a

± 0.26 1.40

± 0.14 1.43

± 0.10 3.13

± 0.26 3.48b

± 0.21 0.45

± 0.07 0.41

± 0.03 76.47

± 20.09 116.36 a ± 52.24

R2 4.75a ± 0.47

3.95c ± 0.87

1.48 ± 0.28

1.45 ± 0.24

3.28 ± 0.73

2.50a ± 0.76

0.48 ± 0.18

0.61 ± 0.17

165.08 ± 58.14

184.86 ac ± 85.12

R3 4.70a ± 0.48

4.40abc ± 0.86

1.55 ± 0.19

1.48 ± 0.15

3.15 ± 0.50

2.93ab ± 0.98

0.50 ± 0.11

0.58 ± 0.30

122.67 ± 121.97

198.82 ac ± 91.81

R4 5.10a ± 0.53

4.35abc ± 0.50

1.50 ± 0.26

1.55 ± 0.19

3.60 ± 0.37

2.80 ab ± 0.37

0.42 ± 0.06

0.56 ± 0.06

99.54 ± 76.09

345.84 b ± 70.12

R5 5.35b ± 0.72

5.25b ± 0.10

1.58 ± 0.17

1.68 ± 0.15

3.78 ± 0.69

3.58 b ± 0.21

0.43 ± 0.09

0.47 ± 0.07

139.68 ± 118.74

241.45 c ± 63.57

Keterangan : Huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p < 0.05). Sebelum : ayam berumur 1- 3 minggu belum diinfeksi E. coli Sesudah : ayam berumur 3-5 minggu telah diinfeksi E. coli R1(ransum basal/ kontrol negatif), R2 (ransum basal/ kontrol positif), R3 (ransum basal + serbuk kunyit 1.5%/ infeksi E. coli), R4

(ransum basal + serbuk bawang putih 2.5%/ infeksi E. coli), R5 (ransum basal + antibiotik/ infeksi E. coli). * Hasil Analisis Lab. Patoklin FKH-IPB ** Hasil Analisis Lab. Bagian Mikrobiologi Medik FKH-IPB

Page 73: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

59

KESIMPULAN

1. Pemberian kombinasi kunyit 1.5% dengan ZnO 180 ppm dan kombinasi

bawang putih 2.5% dengan ZnO 180 ppm dalam ransum mampu

memperlihatkan performa dan status kesehatan yang lebih baik.

2. Pemberian kombinasi bawang putih 2.5% dengan ZnO 180 ppm dalam

ransum meningkatkan kadar imunoglobulin serum, sehingga dapat menjadi

alternatif sebagai antimikroba alami dalam ransum ayam pedaging.

SARAN

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan kunyit dan bawang putih

dalam bentuk ekstrak atau penggunaan serbuk kunyit dan bawang putih

secara tunggal pada ayam petelur.

2. Perlu dilakukan uji tantang dengan jenis mikroba lain untuk melihat

keefektifannya dalam mengendalikan penyakit lain yang menyerang industri

perunggasan.

3. Perlu digunakan metode lain dalam cara penginfeksian bakteri pada ternak

seperti metode air sac.

Page 74: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

60

DAFTAR PUSTAKA

Agustina A. 1996. Penggunaan tepung kunyit (Curcuma domestica) dalam

ransum terhadap penampilan dan daya tahan tubuh ayam pedaging [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Agustina. 2003. Atasi infeksi cacing dengan bawang putih. Infovet No.111:44-45.

Akita EM, Li-Chan EC, Nakai S. 1998. Neutralization of enterotoxogenic Escherichia coli heat- labile toxin by chicken egg yolk immunoglobulin Y and its antigen-binding fragments. J Food Agrice Immunol 10:161-172.

Akoso BT. 1998. Kesehatan Unggas. Yogyakarta: Kanisius.

Ali SA, Sayed MAM, El-wafa SA, Abdallah AG. 2003. Performance and immune response of broiler chick as affected by methionine and zinc or commercial zink-methionine supplementations [abstrak]. Di dalam : J Egypt Poult Sci; Egypt : Animal Production Research Insitute, ARC, Dokki. hlm 523-540. Abstr vol.23 no.3.

Amrullah IK. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Ed ke-1. Bogor: Lembaga Satu Gunung Budi.

Amrullah IK. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Ed ke-2. Bogor: Lembaga Satu Gunung Budi.

Ankri S, Mirelman D. 1999. Antimicrobial properties of allicin from garlic. Microbes and Infection 1:25-129.

Arief DA. 2000. Evaluasi ransum yang menggunakan kombinasi pollard dan duckweed terhadap persentase berat karkas, bulu, organ dalam, lemak abdominal, panjang usus, dan sekum ayam kampung [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

[Anonim]. 2007. Zinc : mineral yang diremehkan. Sehat dan Kaya. http: //sehatpluskaya.blogspot.com [ 27 Des 2007].

[Anonim]. 2008b. Kolibasilosis. Pusat Pemberdayaan Masyarakat Veteriner Jogjavet. http:// www\Kolibasilosis « Pusat Pemberdayaan Masyarakat Veteriner “JogjaVet”.html [18 Mar 2008]

[Anonim]. 2008a. Koli yang muncul berkali-kali. Infovet. http: //www.infovet.worldpress.com [18 Mar 2008]

[Anonim]. 2008c. Suplementasi zink untuk cegah infeksi. Info sehat. http://www.Info sehat_com [18 Mar 2008]

Bell DD. 2002. Anatomy of The Chicken. In: Bell DD and Weaver Jr WD, editor. Commercial Chicken Meat and Egg Production. 5th Edition. USA: Springer Science + Business Media, Inc.

Page 75: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

61

Border NM, Wagenaar JA, Putirulan FF, Veldman KT, Sommer M. 1999. The effect of flavophospolipol (flavomycin) and salinomycin sodium (sacox) on the excretion of Clostridium perfringens, Salmonella enteritis, and Compylobacter jejuni in broiler after experimental infection. J Poult Sci 78:1681-1689.

Breazile JE. 1971. Text Book of Veterinary Physiology. Philadelphia: Lea and Febriger.

Campbell TW. 1995. Avian Hematology and Cytology. Iowa: Iowa State University Press.

Carlender D. 2002. Avian IgY antibody in vitro and in vivo [disertasi]. Uppsala: The Faculty of Medicine119, Acta University Uppsala

Chattopadhyay I, Biswas K, Bandyopadhyay U, Banerjeel RK. 2004. Turmeric and curcumin: Biological actions and medicinal applications. Current Sci. 87 (1): 44-53.

Church DC. 1979. Digestive Physiology and Nutrition of Ruminants. Volume ke-1. Ed ke-2. Oregon: O and B Books.

Colville T, Bassert JM. 2002. Clinical Anatomy and Physiology for Veterinary Technicians. USA: Mosby Inc.

Contran RS, Kumar V, Collin T. 1999. Pathology Basi s of Desease. Philadelphia : WB.Sanders Company.

Crayonpedia. 2009. Darah. http://www.crayonpedia.org [Jan 2009]

Cunningham JG. 2002. Textbook of Veterinary Physiology. Ed ke-3. Philadelphia: WB. Saunders Company.

Darwis SN, Madjo ABD, Hasiyah S. 1991. Tanaman Obat Famili Zingberaceae. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri.

Delves PJ, Roitt IM. 2004. The immune system. Review Article. N Engl J Med 343:37-49.

Effendi Z. 2003. Peranan leukosit sebagai anti inflamasi alergik dalam tubuh. Medan: USU Digital Library.

Ening W. 2000. Metode Ilmiah dalam Perkembangan Imunologi. http://www.hayati- ipb.com/users/rudyct/PPs702/EWIEDOSARI.html [Jan 2004].

Ensminger ME. 1992. Poultry Science. 4th Edition. Danville: Interstate Publisher Inc.

Fardiaz S. 1989. Analisis mikrobiologi pangan. Bogor : Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.

Farrel KI. 1990. Spices, Condiments and Seasonings. Connecticut : The AVI Publ. Co. Inc. Westport.

Page 76: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

62

Frandson RD. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Ed ke-4. Srigandono B, Praseno K, penerjemah; Soedarsono, editor. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ganiswara SG. 1995. Farmakologi dan Terapi. Ed ke-4. Jakarta: Gaya Baru.

Ganong WF. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed ke-4. Widjajakusumah MD, penerjemah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.

Georgievskii VI, Anenkov BN, Samokhin VT. 1982. Mineral Nutrition of Animal. London: Butterworths Press.

Girindra A. 1989. Biokimia Patologi. Bogor: Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati Institut Pertanian Bogor.

Gropper SS, Smith JL, Groff JL. 2005. Advanced Nutrition and Human Matabolism. Ed ke-4. USA: Wardsworth.

Guton AC. 1996. Buku Fisiologi Kedokteran. Ed ke-7. Engadi KA, penerjemah. Jakarta: EGC.

Guyton, Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Setiawan I, penerjemah. Jakarta: EGC

Hadi S. 1985. Manfaat Temulawak Ditinjau dari Segi Kedokteran. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjajaran.

Hardian S. 2004. Performa hasil silangan mencit agouti dan mencit putih pada penambahan tepung kunyit (Curcuma domestica, Val.) dalam ransum [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Ilmupedia. 2008. Hematologi. http://www.ilmupedia.com [Okt 2008]

Jain NC. 1993. Essential of Veterinary Hematology. Philadelphia: Lea and Febiger.

Jaya INS. 1997. Pengaruh penambahan bawang putih (Allium sativum L.) dalam pakan pada kadar kolesterol ayam broiler [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Jones RD, Johansen K. 1972. Haematology of Bird. In: Farner K, editor. Avian Biology II. New York: Academic Press Inc.

Kaneko JJ. 1980. Clinical Biochemistry of Domestic Animals. 3rd Edition. New York: Academic Press Inc.

Kim WK, Petterson PH. 2004. Effect of dietary zinc supplementation on broiler performance and nitrogen loss from manure. Poult Sci. 83: 34-38.

Klasing KC. 2000. Comparative Avian Nutrition. London: CAB International.

Kuby J. 1997. Immunology. 3rd Edition. New York: W.H. Freeman and Company.

Larson A, Karlsson-Parra A, Sjoquist J. 1991. Use of chicken antibodies in enzyme immunoassays to avoid interference by rhematoid factors. Clin Chem 37(3):411-414.

Page 77: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

63

Lay BW, Hastowo S. 1992. Mikrobiologi. Jakarta: Rajawali Persada.

Leeson S, Summers JD. 2001. Nutrition of The Chicken. 4th Edition. Canada: The University Books.

Levine MM. 1987. Escherichia coli that cause diarrhea: enterotoxigenic, enteroinvasive, enterohemorrhagic, and enteroadherent. J Infect Dis 155: 377-389.

Linder MC. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Parakkasi A, penerjemah. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

Lu CF. 1995. Toksikologi Dasar. Ed ke-2. Nugruho E, penerjemah. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Mahmuda I. 2007. Pengaruh pemberian ampas kunyit (Curcuma domestica) dalam ransum terhadap performa produksi, respon imun dan kadar kolesterol plasma darah mencit putih (Mus musculus) [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Mangkoewidjojo S, Smith JB. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan, dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Jakarta: Universitas Indonesia.

McDowel LR. 1992. Minerals in Animal and Human Nutrition. California: Academic Press Inc.

Mehta A, Hoffbrand V. 2008. At a Glance Hematologi. 2nd Edition. Hartanto H, penerjemah; Safitri A, Astikawati R, editor. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Meyer DJ, Harver JW. 2004. Veterinary Laboratory Madicine Interpretation and Diagnosis. 3rd Edition. USA: Saunders.

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwel VW. 2003. Biokimia Harper. Ed ke-25. Hartono A, penerjemah; Bani AP, Sikumbang TMN, editor. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Murtidjo. 1987. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Yogyakarta: Kanisius.

Nesheim MC, Austic RE, Card LE. 1979. Poultry Production. Ed ke-12. Philadelphia: Lea and Febiger

Nickel RA. Schummer, Seiferle E, Siller WG, Wight PHL. 1997. Anatomy of Domestic Bird. Berlin: Verlag Paul Parey.

Nuraini T. 2009. Dasar–dasar Imunobiologi. http://www.scribd.com/dasardasarimunobiologi [ Mar 2009]

North MO. 1984. Commercial Production Manual. Ed ke-4. Connecticut: Avi Publishing Company Inc.

North MO, Bell DD. 1990. Commercial Chicken Production Manual. Ed ke-4. New York: Champman and Hill.

[NRC] National Research Council. 1994. Nutrient Requirements of Poultry. 9th Revised Edition. Washington DC : Academy Press.

Page 78: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

64

Palungkun, Budiarti. 2001. Bawang Putih Dataran Rendah. Jakarta : Penebar Swadaya.

Pond WG, Church DC, Pond KR. 1995. Basic Animal Nutrition and Feeding. Ed ke-4. New York: John Wiley and Sons.

Prewitt K, Elhendy A. Sacher M. 2007. Total Serum Protein. http://youtotahealth.invillage.com/total-serum-protein.html [Jul 2008]

Purwanti S. 2008. Kajian efektifitas pemberian kunyit, bawang putih dan mineral zink terhadap performa, kadar lemak, kolesterol dan status kesehatan broiler [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Purseglove J, Brown WEG, Green CL, Robbins SRJ. 1981. Species. Volume ke-1. London: Longman.

Putnam PA. 1991. Handbook of Animal Science. London: CAB International.

Rabinowitch HD, Currah L. 2002. Alium Crop Science: Recent Advances. New York : CABI Publishing.

Ressang AA. 1984. Patologi Khusus Veteriner. Ed ke-2. Denpasar: Percetakan Bali.

Revington B. 2002. Feeding Poultry in The Post-Antibiotics Era. Onario : New-Life Mills Limited. 1400 Bishop Street. Suite 201. Cambridge.

Reynolds JEF. 1982. Martindale The Extra Pharmacopeia. 28th Edition. London : The Pharmaceutical Press.

Roitt I, Brostoff J, Male D. 1996. Immunology. 4th Edition. London : Mosby Press.

Roitt I. 1994. Immunology. Essential Immunology. Ed ke-8. Jakarta: Penerbit Widya Medika.

Rosalyn EM. 2005. Pengaruh pemberian kunyit (Curcuma Domestica, Val) atau temulawak (Curcuma xanthorriza, Roxb) dalam ransum terhadap performan broiler [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Rukmana HR. 1994. Kunyit. Jakarta : Kanisius.

Rukmana HR. 2004. Temu-temuan. Apotik Hidup di Pekarangan. Yogyakarta: Kanisius.

Safitri M. 2004. Aktivitas antibakteri bawang putih (Allium sativum) terhadap bakteri mastitis subklinis secara in vitro dan in vivo pada ambing tikus putih (Rattus norvegicus) [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Samadi. 2004. Feed quality for food savety kapankah indonesia?. Inovasi Vol.2/XVI.

Page 79: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

65

Samarasinghe K, Wenk C, Silva KFST, Gunasekera JMDM. 2003. Turmeric (Curcuma Longa) root powder and mannanoligosaccharides as alternatives to antibiotics in broiler chicken diets. J Anim Sci 16(10):1496-1499.

Saputra R. 2007. Pengaruh suplementasi mineral Zn terhadap karakteristik cairan rumen dan sintesis protein mikroba dari ransum yang memakai tonggkol jagung amoniasi. http://www.rifkisaputra-perkuliahan.blogspot.com/2007/11/pengaruh-suplementasi-mineral-zn.html. [Nov 2007]

Sariikankutuk. 2009. Albumin. http://www.sariikankutuk.com. [Mei 2009].

Sastradipradja D, Sikar SHS, Wijayakusuma R, Ungerer T, Maad A, Nasution H, Suriawinata R, Hamzah R. 1989. Penuntun praktikum fisiologi veteriner. Bogor: Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati.

Schade R, Staak C, Hendriksen C, Erhard M, Hugi H, Koch G, Larson A, Pollman W, Regenmortel MV, Rijke E, Spielmann H, Steinbushch H, Starughan D. 1999. The production of avian (egg yolk) antibodies: IgY. The Report and Recommendations of ECVAM Workshop 21. Reprinted with minor amendements from ATLA 24:925-934. http://altweb.jhsph.edu/science/pubs/evcam/evcam21.html. [10 Februari 2004]

Smith FM, West NH, Jones DR. 2000. The Cardiovascular System. In: Whittow GC, editor. Sturkie’s Avian Physiology. 5th Edition. USA: Academic Press.

Soebronto. 1985. Ilmu Penyakit Ternak. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Solomon IA. 1978. Antibiotics in Animal feeds-human and animal safety issues. J Anim Sci 46:1360-1368.

Song CS, Yu JH, Bai DH, Hester PY, Kim KH. 1985. Antibodies to the subunit of insulin receptor from eggs of immunized hens. J. Immunol 135:3354-3359.

Spector WG. 1993. Pengantar Patologi Umum. Ed ke-3. Soetjipto NS, Amelia A, Pudji A, penerjemah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Steel RGD, Torrie JH. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika. Suatu Pendekatan Biometrik. Edisi ke-2. Sumantri B, penerjemah; Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sturkie PD. 2000. Avian Physiology. Ed ke-15. New York: Spinger-Verlag.

Suharti S. 2004. Kajian antibakteri temulawak, jahe dan bawang putih terhadap bakteri Salmonella thphimurium serta pengaruh bawang putih terhadap performans dan respon imun ayam pedaging [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Sumiati T, Adnyana IK. 2004. Kunyit, Si Kuning yang Kaya Manfaat. http://www.pikiran-rakyat.com/cakrawala/lainnya02.htm. [2 Des 2006].

Page 80: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

66

Sun S, Mo W, Ji Y, Liu S. 2001. Preparation and mass spectrometric study egg yolk antibody (IgY) against rabies virus. Rapid Com Mass Spect 15(9):708-712.

Suprijatna E, Atmomarsono U, Kartasudjana R. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sutardi. 1997. Peluang dan Tantangan Pengembangan Ilmu-ilmu Nutrisi Ternak. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Nutrisi Ternak. Bogor: Institut Pertanian Bogor. hlm.103-104

Swenson MJ. 1984. Duke’s Physiology of Domestic Animals. Ed ke-10. Ithaca and London: Cornell University Press.

Tampubolon OT. 1981. Tumbuhan Obat. Jakarta : Bhratara Karya Aksara.

Tizard. 1987. Pengantar Imunologi Veteriner. Edisi Ke-2. Partodirejo M, penerjemah; Surabaya : Airlangga University Press.

Underwood EJ. 1971. Trace Elements in Human and Animal Nutrition. London: Academic Press.

Underwood EJ. 1981. The Mineral Nutrition of Livestock. London: Commonwealth Agricultural Bureaux.

Underwood EJ, Suttle NF. 2001. The Mineral Nutrition of Livestock. Ed ke-3. UK: CABI Publishing.

Warr GW, Magor KE, Higgins DA. 1995. IgY: Clues to the origins of modern antibofies. J. Immunol 16(8):392-398.

Wenk C. 2000. Hebs, species and botanicals: “old fashioned” or the new feed additives for tomorrows feed formulation?. concepts for their successful use. Di dalam : Biotechnology in Feed Industry. Proceedings of Alltech’s 16th

. Annual Symposium, hlm 79-96.

Wibawan IWT, Laemmler Ch. 1994. Relationship between encapsulation and various properties of streptococcus suis. J Vet Med B-41:453-459.

Wibowo S. 2001. Budidaya Bawang. Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang Bombay. Jakarta : Penebar Swadaya.

Widhyari SD. 2005. Patofisiologi sekitar partus pada kambing peranakan etawah: kajian peran suplementasi Zincum terhadap respon imunisasi dan produktivitas [disertasi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Wikipedia, 2007. Minyak Atsiri. http://www.id.wikipedia.org/wiki/Minyak_atsiri [Mar 2008]

Winarto WP. 2003. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Cetakan ke-1. Jakarta : Agromedia Pustaka.

Page 81: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

67

Wiryawan KG, Suharti S, Bintang M. 2005. Kajian antibakteri temulawak, jahe, dan bawang putih terhadap Salmonella typhimurium serta pengaruh bawang putih terhadap performans dan respon imun ayam pedaging. Media Peternakan 28(2): 52-62.

Zinc information. 2008. Zinc. http://www.mindat.orgmin-29191.html [Mar 2008]

Page 82: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

68

Lampiran 1. Analisis ragam konsumsi ransum sebelum infeksi E. coli

Descriptives

KONSUMSIPRE

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 1032.8425 42.39286 21.19643 965.3860 1100.2990 1000.00 1088.89

R2 4 1068.9875 18.66401 9.33200 1039.2889 1098.6861 1044.46 1088.38

R3 4 1107.1250 47.61650 23.80825 1031.3565 1182.8935 1074.45 1177.22

R4 4 1106.7225 46.16989 23.08494 1033.2559 1180.1891 1053.09 1165.64

R5 4 1099.7575 89.09974 44.54987 957.9799 1241.5351 976.27 1183.43

Total 20 1083.0870 56.19536 12.56566 1056.7868 1109.3872 976.27 1183.43

ANOVA

KONSUMSIPRE

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 16550.694 4 4137.674 1.428 .273

Within Groups 43449.760 15 2896.651

Total 60000.454 19

Lampiran 2 Analisis ragam konsumsi ransum sesudah infeksi E. coli

Descriptives

KONSUMSIPOST

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 1249.6250 107.83449 53.91724 1078.0363 1421.2137 1187.37 1411.13

R2 4 995.7275 250.99548 125.49774 596.3377 1395.1173 808.29 1360.43

R3 4 1249.7700 231.41983 115.70992 881.5294 1618.0106 948.85 1500.00

R4 4 895.1675 382.57471 191.28735 286.4058 1503.9292 492.07 1319.22

R5 4 1083.7100 127.02497 63.51249 881.5849 1285.8351 976.86 1267.08

Total 20 1094.8000 257.84068 57.65493 974.1268 1215.4732 492.07 1500.00

Page 83: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

69

ANOVA

KONSUMSIPOST

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 391111.860 4 97777.965 1.682 .206

Within Groups 872042.692 15 58136.179

Total 1263154.552 19

Lampiran 3 Analisis ragam pertambahan bobot badan sebelum infeksi E.coli

Descriptives

PBBPRE

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 480.4025 37.97464 18.98732 419.9764 540.8286 429.38 520.21

R2 4 689.5450 47.55700 23.77850 613.8712 765.2188 641.24 747.03

R3 4 697.0625 26.22434 13.11217 655.3337 738.7913 659.00 717.98

R4 4 718.3550 29.30160 14.65080 671.7296 764.9804 675.79 740.89

R5 4 676.7950 81.42476 40.71238 547.2300 806.3600 589.25 758.35

Total 20 652.4320 99.27402 22.19835 605.9703 698.8937 429.38 758.35

ANOVA

PBBPRE

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 151611.211 4 37902.803 15.952 .000

Within Groups 35640.097 15 2376.006

Total 187251.309 19

Page 84: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

70

Multiple Comparisons

PBBPRE LSD

(I) PERLAKUAN

(J) PERLAKUAN

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

R1 R2 -209.14250* 34.46742 .000 -282.6081 -135.6769

R3 -216.66000* 34.46742 .000 -290.1256 -143.1944

R4 -237.95250* 34.46742 .000 -311.4181 -164.4869

R5 -196.39250* 34.46742 .000 -269.8581 -122.9269

R2 R1 209.14250* 34.46742 .000 135.6769 282.6081

R3 -7.51750 34.46742 .830 -80.9831 65.9481

R4 -28.81000 34.46742 .416 -102.2756 44.6556

R5 12.75000 34.46742 .717 -60.7156 86.2156

R3 R1 216.66000* 34.46742 .000 143.1944 290.1256

R2 7.51750 34.46742 .830 -65.9481 80.9831

R4 -21.29250 34.46742 .546 -94.7581 52.1731

R5 20.26750 34.46742 .565 -53.1981 93.7331

R4 R1 237.95250* 34.46742 .000 164.4869 311.4181

R2 28.81000 34.46742 .416 -44.6556 102.2756

R3 21.29250 34.46742 .546 -52.1731 94.7581

R5 41.56000 34.46742 .247 -31.9056 115.0256

R5 R1 196.39250* 34.46742 .000 122.9269 269.8581

R2 -12.75000 34.46742 .717 -86.2156 60.7156

R3 -20.26750 34.46742 .565 -93.7331 53.1981

R4 -41.56000 34.46742 .247 -115.0256 31.9056

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Lampiran 4 Analisis ragam pertambahan bobot badan sesudah infeksi E.coli

Descriptives

PBBPOST

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 962.3225 88.92135 44.46068 820.8288 1103.8162 876.04 1047.45

R2 4 766.4925 153.48235 76.74117 522.2678 1010.7172 554.40 888.64

R3 4 822.9875 30.29581 15.14790 774.7801 871.1949 783.34 856.75

R4 4 703.7400 94.67024 47.33512 553.0985 854.3815 591.90 819.95

R5 4 766.3400 154.31249 77.15624 520.7944 1011.8856 545.67 902.43

Total 20 804.3765 135.46826 30.29162 740.9754 867.7776 545.67 1047.45

Page 85: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

71

ANOVA

PBBPOST

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 153211.945 4 38302.986 2.939 .056

Within Groups 195469.413 15 13031.294

Total 348681.358 19

Multiple Comparisons PBBPOST LSD

(I) PERLAKUAN

(J) PERLAKUAN

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

R1 R2 195.83000* 80.71956 .028 23.7803 367.8797

R3 139.33500 80.71956 .105 -32.7147 311.3847

R4 258.58250* 80.71956 .006 86.5328 430.6322

R5 195.98250* 80.71956 .028 23.9328 368.0322

R2 R1 -195.83000* 80.71956 .028 -367.8797 -23.7803

R3 -56.49500 80.71956 .495 -228.5447 115.5547

R4 62.75250 80.71956 .449 -109.2972 234.8022

R5 .15250 80.71956 .999 -171.8972 172.2022

R3 R1 -139.33500 80.71956 .105 -311.3847 32.7147

R2 56.49500 80.71956 .495 -115.5547 228.5447

R4 119.24750 80.71956 .160 -52.8022 291.2972

R5 56.64750 80.71956 .494 -115.4022 228.6972

R4 R1 -258.58250* 80.71956 .006 -430.6322 -86.5328

R2 -62.75250 80.71956 .449 -234.8022 109.2972

R3 -119.24750 80.71956 .160 -291.2972 52.8022

R5 -62.60000 80.71956 .450 -234.6497 109.4497

R5 R1 -195.98250* 80.71956 .028 -368.0322 -23.9328

R2 -.15250 80.71956 .999 -172.2022 171.8972

R3 -56.64750 80.71956 .494 -228.6972 115.4022

R4 62.60000 80.71956 .450 -109.4497 234.6497

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 86: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

72

Lampiran 5 Analisis ragam konversi ransum sebelum infeksi E. coli

Descriptives

KONVERSIPRE

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 2.1625 .23056 .11528 1.7956 2.5294 1.92 2.43

R2 4 1.5550 .07937 .03969 1.4287 1.6813 1.46 1.63

R3 4 1.5900 .05228 .02614 1.5068 1.6732 1.54 1.64

R4 4 1.5425 .12712 .06356 1.3402 1.7448 1.42 1.72

R5 4 1.6375 .18446 .09223 1.3440 1.9310 1.50 1.89

Total 20 1.6975 .27530 .06156 1.5687 1.8263 1.42 2.43

ANOVA

KONVERSIPRE

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.103 4 .276 12.268 .000

Within Groups .337 15 .022

Total 1.440 19

Page 87: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

73

Multiple Comparisons KONVERSIPRE LSD

(I) PERLAKUAN

(J) PERLAKUAN

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

R1 R2 .60750* .10601 .000 .3816 .8334

R3 .57250* .10601 .000 .3466 .7984

R4 .62000* .10601 .000 .3941 .8459

R5 .52500* .10601 .000 .2991 .7509

R2 R1 -.60750* .10601 .000 -.8334 -.3816

R3 -.03500 .10601 .746 -.2609 .1909

R4 .01250 .10601 .908 -.2134 .2384

R5 -.08250 .10601 .449 -.3084 .1434

R3 R1 -.57250* .10601 .000 -.7984 -.3466

R2 .03500 .10601 .746 -.1909 .2609

R4 .04750 .10601 .660 -.1784 .2734

R5 -.04750 .10601 .660 -.2734 .1784

R4 R1 -.62000* .10601 .000 -.8459 -.3941

R2 -.01250 .10601 .908 -.2384 .2134

R3 -.04750 .10601 .660 -.2734 .1784

R5 -.09500 .10601 .384 -.3209 .1309

R5 R1 -.52500* .10601 .000 -.7509 -.2991

R2 .08250 .10601 .449 -.1434 .3084

R3 .04750 .10601 .660 -.1784 .2734

R4 .09500 .10601 .384 -.1309 .3209 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Lampiran 6 Analisis ragam konversi ransum sesudah infeksi E. coli

Descriptives

KONVERSIPOST

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 1.3025 .11587 .05793 1.1181 1.4869 1.13 1.37

R2 4 1.3275 .36059 .18029 .7537 1.9013 .98 1.73

R3 4 1.5250 .30881 .15441 1.0336 2.0164 1.11 1.81

R4 4 1.2475 .44560 .22280 .5385 1.9565 .83 1.83

R5 4 1.4625 .35650 .17825 .8952 2.0298 1.08 1.89

Total 20 1.3730 .31698 .07088 1.2246 1.5214 .83 1.89

Page 88: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

74

ANOVA

KONVERSIPOST

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .216 4 .054 .477 .752

Within Groups 1.693 15 .113

Total 1.909 19

Lampiran 7 Analisis ragam bobot badan akhir

Descriptives

BBAKHIR

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 1492.4750 63.70701 31.85351 1391.1029 1593.8471 1417.19 1560.96

R2 4 1497.2875 128.97841 64.48920 1292.0541 1702.5209 1341.43 1642.10

R3 4 1560.8000 15.24188 7.62094 1536.5468 1585.0532 1539.32 1572.94

R4 4 1463.3450 114.32787 57.16393 1281.4238 1645.2662 1309.69 1583.05

R5 4 1484.8850 129.63274 64.81637 1278.6104 1691.1596 1320.17 1627.93

Total 20 1499.7585 95.62400 21.38218 1455.0051 1544.5119 1309.69 1642.10

ANOVA

BBAKHIR

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 21329.536 4 5332.384 .525 .719

Within Groups 152405.511 15 10160.367

Total 173735.047 19

Page 89: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

75

Lampiran 8 Analisis ragam persentase bobot karkas

Descriptives

KARKAS

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 70.4150 2.02814 1.01407 67.1878 73.6422 69.18 73.43

R2 4 64.2550 8.80390 4.40195 50.2460 78.2640 55.91 75.29

R3 4 68.5425 1.40089 .70044 66.3134 70.7716 66.83 70.02

R4 4 66.8100 2.66487 1.33244 62.5696 71.0504 63.70 69.71

R5 4 68.5400 3.20650 1.60325 63.4377 73.6423 65.15 72.82

Total 20 67.7125 4.52297 1.01137 65.5957 69.8293 55.91 75.29

ANOVA

KARKAS

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 85.784 4 21.446 1.062 .409

Within Groups 302.903 15 20.194

Total 388.687 19

Lampiran 9 Analisis ragam persentase bobot hati

Descriptives

HATI

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 2.6750 .40665 .20333 2.0279 3.3221 2.32 3.20

R2 4 2.4525 .08617 .04308 2.3154 2.5896 2.38 2.55

R3 4 2.4575 .28076 .14038 2.0108 2.9042 2.14 2.80

R4 4 2.2625 .96521 .48260 .7266 3.7984 .84 2.96

R5 4 2.4375 .26998 .13499 2.0079 2.8671 2.12 2.77

Total 20 2.4570 .46518 .10402 2.2393 2.6747 .84 3.20

Page 90: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

76

ANOVA

HATI

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .343 4 .086 .341 .846

Within Groups 3.768 15 .251

Total 4.111 19

Lampiran 10 Analisis ragam persentase bobot ginjal

Descriptives

GINJAL

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 .7775 .08057 .04029 .6493 .9057 .70 .89

R2 4 .6950 .12871 .06436 .4902 .8998 .51 .80

R3 4 .7400 .09055 .04528 .5959 .8841 .63 .84

R4 4 .6500 .23094 .11547 .2825 1.0175 .45 .85

R5 4 .6075 .19242 .09621 .3013 .9137 .32 .72

Total 20 .6940 .15198 .03398 .6229 .7651 .32 .89

ANOVA

GINJAL

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .074 4 .019 .761 .567

Within Groups .365 15 .024

Total .439 19

Page 91: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

77

Lampiran 11 Analisis ragam persentase bobot pankreas

Descriptives

PANKREAS

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 .3250 .02380 .01190 .2871 .3629 .30 .35

R2 4 .2825 .04349 .02175 .2133 .3517 .24 .34

R3 4 .3200 .06633 .03317 .2145 .4255 .23 .39

R4 4 .3150 .02380 .01190 .2771 .3529 .29 .34

R5 4 .3100 .03742 .01871 .2505 .3695 .26 .35

Total 20 .3105 .04032 .00902 .2916 .3294 .23 .39

ANOVA

PANKREAS

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .004 4 .001 .626 .651

Within Groups .026 15 .002

Total .031 19

Lampiran 12 Analisis ragam persentase bobot jantung

Descriptives

JANTUNG

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 .4600 .05477 .02739 .3728 .5472 .40 .52

R2 4 .4650 .05802 .02901 .3727 .5573 .39 .52

R3 4 .4475 .04646 .02323 .3736 .5214 .39 .49

R4 4 .4900 .07071 .03536 .3775 .6025 .40 .57

R5 4 .5275 .08342 .04171 .3948 .6602 .47 .65

Total 20 .4780 .06387 .01428 .4481 .5079 .39 .65

Page 92: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

78

ANOVA

JANTUNG

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .016 4 .004 .981 .447

Within Groups .061 15 .004

Total .078 19

Lampiran 13 Analisis ragam persentase bobot limpa

Descriptives

LIMPA

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 .1350 .03873 .01936 .0734 .1966 .09 .18

R2 4 .1750 .01915 .00957 .1445 .2055 .16 .20

R3 4 .1425 .06185 .03092 .0441 .2409 .09 .23

R4 4 .3675 .19568 .09784 .0561 .6789 .15 .57

R5 4 .1725 .03594 .01797 .1153 .2297 .12 .20

Total 20 .1985 .12219 .02732 .1413 .2557 .09 .57

ANOVA

LIMPA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .148 4 .037 4.081 .020

Within Groups .136 15 .009

Total .284 19

Page 93: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

79

Multiple Comparisons

LIMPA LSD

(I) PERLAKUAN

(J) PERLAKUAN

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

R1 R2 -.04000 .06729 .561 -.1834 .1034

R3 -.00750 .06729 .913 -.1509 .1359

R4 -.23250* .06729 .004 -.3759 -.0891

R5 -.03750 .06729 .586 -.1809 .1059

R2 R1 .04000 .06729 .561 -.1034 .1834

R3 .03250 .06729 .636 -.1109 .1759

R4 -.19250* .06729 .012 -.3359 -.0491

R5 .00250 .06729 .971 -.1409 .1459

R3 R1 .00750 .06729 .913 -.1359 .1509

R2 -.03250 .06729 .636 -.1759 .1109

R4 -.22500* .06729 .004 -.3684 -.0816

R5 -.03000 .06729 .662 -.1734 .1134

R4 R1 .23250* .06729 .004 .0891 .3759

R2 .19250* .06729 .012 .0491 .3359

R3 .22500* .06729 .004 .0816 .3684

R5 .19500* .06729 .011 .0516 .3384

R5 R1 .03750 .06729 .586 -.1059 .1809

R2 -.00250 .06729 .971 -.1459 .1409

R3 .03000 .06729 .662 -.1134 .1734

R4 -.19500* .06729 .011 -.3384 -.0516

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Lampiran 14 Analisis ragam persentase bobot rempela

Descriptives REMPELA

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 2.8675 .51958 .25979 2.0407 3.6943 2.16 3.35

R2 4 3.3150 .51306 .25653 2.4986 4.1314 2.83 4.04

R3 4 3.1650 .36005 .18002 2.5921 3.7379 2.75 3.50

R4 4 3.4050 .51675 .25838 2.5827 4.2273 2.86 4.04

R5 4 3.6500 .51400 .25700 2.8321 4.4679 3.24 4.35

Total 20 3.2805 .50942 .11391 3.0421 3.5189 2.16 4.35

Page 94: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

80

ANOVA

REMPELA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.349 4 .337 1.412 .278

Within Groups 3.582 15 .239

Total 4.931 19

Multiple Comparisons

REMPELA

LSD

(I) PERLAKUAN

(J) PERLAKUAN

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

R1 R2 -.44750 .34555 .215 -1.1840 .2890

R3 -.29750 .34555 .403 -1.0340 .4390

R4 -.53750 .34555 .141 -1.2740 .1990

R5 -.78250* .34555 .039 -1.5190 -.0460

R2 R1 .44750 .34555 .215 -.2890 1.1840

R3 .15000 .34555 .670 -.5865 .8865

R4 -.09000 .34555 .798 -.8265 .6465

R5 -.33500 .34555 .348 -1.0715 .4015

R3 R1 .29750 .34555 .403 -.4390 1.0340

R2 -.15000 .34555 .670 -.8865 .5865

R4 -.24000 .34555 .498 -.9765 .4965

R5 -.48500 .34555 .181 -1.2215 .2515

R4 R1 .53750 .34555 .141 -.1990 1.2740

R2 .09000 .34555 .798 -.6465 .8265

R3 .24000 .34555 .498 -.4965 .9765

R5 -.24500 .34555 .489 -.9815 .4915

R5 R1 .78250* .34555 .039 .0460 1.5190

R2 .33500 .34555 .348 -.4015 1.0715

R3 .48500 .34555 .181 -.2515 1.2215

R4 .24500 .34555 .489 -.4915 .9815 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 95: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

81

Lampiran 15 Analisis ragam persentase bobot usus

Descriptives

USUS

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 4.0750 .28665 .14332 3.6189 4.5311 3.76 4.44

R2 4 4.8600 1.12437 .56218 3.0709 6.6491 4.16 6.54

R3 4 4.6000 .53957 .26978 3.7414 5.4586 4.04 5.19

R4 4 4.9600 .70285 .35143 3.8416 6.0784 3.99 5.67

R5 4 4.6975 .45199 .22599 3.9783 5.4167 4.12 5.18

Total 20 4.6385 .68468 .15310 4.3181 4.9589 3.76 6.54

ANOVA

USUS

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.900 4 .475 1.017 .430

Within Groups 7.007 15 .467

Total 8.907 19

Lampiran 16 Analisis ragam kadar zink dalam serum sebelum infeksi E. coli

Descriptives ZINKPREPPM

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 .56777023 .184063233 .092031616 .27488455 .86065590 .298680 .694781 R2 4 .84547175 .212615426 .106307713 .50715316 1.18379034 .651727 1.142548 R3 4 .52969665 .374353779 .187176889 -.06598375 1.12537705 .000000 .806723 R4 4 .92081713 .188966261 .094483130 .62012964 1.22150461 .763668 1.194213 R5 4 .81318088 .097769429 .048884715 .65760790 .96875385 .720614 .910054 Total 20 .73538733 .260092337 .058158415 .61366036 .85711429 .000000 1.194213

Page 96: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

82

ANOVA

ZINKPREPPM

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .492 4 .123 2.324 .104

Within Groups .793 15 .053

Total 1.285 19

Multiple Comparisons

ZINKPREPPM

LSD

(I) PERLAKUAN

(J) PERLAKUAN

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

R1 R2 -.277701525 .162632240 .108 -.62434394 .06894089

R3 .038073575 .162632240 .818 -.30856884 .38471599

R4 -.353046900* .162632240 .046 -.69968931 -.00640449

R5 -.245410650 .162632240 .152 -.59205306 .10123176

R2 R1 .277701525 .162632240 .108 -.06894089 .62434394

R3 .315775100 .162632240 .071 -.03086731 .66241751 R4 -.075345375 .162632240 .650 -.42198779 .27129704 R5 .032290875 .162632240 .845 -.31435154 .37893329

R3 R1 -.038073575 .162632240 .818 -.38471599 .30856884

R2 -.315775100 .162632240 .071 -.66241751 .03086731 R4 -.391120475* .162632240 .030 -.73776289 -.04447806 R5 -.283484225 .162632240 .102 -.63012664 .06315819

R4 R1 .353046900* .162632240 .046 .00640449 .69968931

R2 .075345375 .162632240 .650 -.27129704 .42198779

R3 .391120475* .162632240 .030 .04447806 .73776289

R5 .107636250 .162632240 .518 -.23900616 .45427866

R5 R1 .245410650 .162632240 .152 -.10123176 .59205306

R2 -.032290875 .162632240 .845 -.37893329 .31435154 R3 .283484225 .162632240 .102 -.06315819 .63012664 R4 -.107636250 .162632240 .518 -.45427866 .23900616

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 97: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

83

Lampiran 17 Analisis ragam kadar zink dalam serum sesudah infeksi E. coli

Descriptives

ZINKPOSTppm

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 .98109343 .210380459 .105190229 .64633117 1.31585568 .755057 1.263100

R2 4 .81963905 .094980478 .047490239 .66850391 .97077419 .763668 .961719

R3 4 .56629298 .411545031 .205772515 -.08856701 1.22115296 .000000 .978941

R4 4 .60504202 .422923817 .211461909 -.06792414 1.27800819 .000000 .970330

R5 4 .91005350 .093008350 .046504175 .76205646 1.05805054 .772279 .970330

Total 20 .77642420 .305309170 .068269206 .63353511 .91931328 .000000 1.263100

ANOVA

ZINKPOSTppm

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .541 4 .135 1.647 .214

Within Groups 1.230 15 .082

Total 1.771 19

Lampiran 18 Analisis ragam kadar leukosit sebelum infeksi E. coli

Descriptives

LEUKOSITPRE

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 11550.0000 4224.92603 2112.46302 4827.1999 18272.8001 7600.00 15400.00

R2 4 14000.0000 1979.89899 989.94949 10849.5389 17150.4611 11200.00 15800.00

R3 4 13650.0000 1408.30868 704.15434 11409.0666 15890.9334 11800.00 15200.00

R4 4 11925.0000 2940.94656 1470.47328 7245.2977 16604.7023 8400.00 15600.00

R5 4 11450.0000 5081.66639 2540.83320 3363.9348 19536.0652 6600.00 16600.00

Total 20 12515.0000 3230.65498 722.39641 11003.0069 14026.9931 6600.00 16600.00

Page 98: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

84

ANOVA

LEUKOSITPRE

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 2.363E7 4 5907000.000 .507 .731

Within Groups 1.747E8 15 1.165E7

Total 1.983E8 19

Lampiran 19 Analisis ragam kadar leukosit sesudah infeksi E. coli

Descriptives LEUKOSITpost

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 8700.0000 4241.06905 2120.53452 1951.5127 15448.4873 4600.00 13200.00

R2 4 17500.0000 3492.84984 1746.42492 11942.0965 23057.9035 13400.00 21800.00

R3 4 15650.0000 7619.93001 3809.96500 3524.9909 27775.0091 10200.00 26800.00

R4 4 17600.0000 6964.67276 3482.33638 6517.6515 28682.3485 8200.00 24200.00

R5 4 16350.0000 5322.59335 2661.29668 7880.5662 24819.4338 10200.00 23200.00

Total 20 15160.0000 6132.43319 1371.25375 12289.9329 18030.0671 4600.00 26800.00

ANOVA

LEUKOSITpost

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 2.193E8 4 5.482E7 1.660 .211

Within Groups 4.953E8 15 3.302E7

Total 7.145E8 19

Page 99: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

85

Multiple Comparisons

LEUKOSITpost

LSD

(I) PERLAKUAN

(J) PERLAKUAN

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

R1 R2 -8800.00000* 4063.08586 .047 -17460.2625 -139.7375 R3 -6950.00000 4063.08586 .108 -15610.2625 1710.2625 R4 -8900.00000* 4063.08586 .045 -17560.2625 -239.7375 R5 -7650.00000 4063.08586 .079 -16310.2625 1010.2625

R2 R1 8800.00000* 4063.08586 .047 139.7375 17460.2625 R3 1850.00000 4063.08586 .655 -6810.2625 10510.2625 R4 -100.00000 4063.08586 .981 -8760.2625 8560.2625 R5 1150.00000 4063.08586 .781 -7510.2625 9810.2625

R3 R1 6950.00000 4063.08586 .108 -1710.2625 15610.2625 R2 -1850.00000 4063.08586 .655 -10510.2625 6810.2625 R4 -1950.00000 4063.08586 .638 -10610.2625 6710.2625 R5 -700.00000 4063.08586 .866 -9360.2625 7960.2625

R4 R1 8900.00000* 4063.08586 .045 239.7375 17560.2625 R2 100.00000 4063.08586 .981 -8560.2625 8760.2625 R3 1950.00000 4063.08586 .638 -6710.2625 10610.2625 R5 1250.00000 4063.08586 .763 -7410.2625 9910.2625

R5 R1 7650.00000 4063.08586 .079 -1010.2625 16310.2625

R2 -1150.00000 4063.08586 .781 -9810.2625 7510.2625

R3 700.00000 4063.08586 .866 -7960.2625 9360.2625

R4 -1250.00000 4063.08586 .763 -9910.2625 7410.2625

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Lampiran 20 Analisis ragam kadar eritrosit sebelum infeksi E. coli

Descriptives

ERITROSITPRE

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 2.2650 .09147 .04573 2.1195 2.4105 2.20 2.40

R2 4 2.3550 .58881 .29441 1.4181 3.2919 1.59 2.96

R3 4 2.6700 .26957 .13478 2.2411 3.0989 2.34 2.98

R4 4 2.5250 .07594 .03797 2.4042 2.6458 2.45 2.63

R5 4 2.6575 .17633 .08816 2.3769 2.9381 2.50 2.91

Total 20 2.4945 .31751 .07100 2.3459 2.6431 1.59 2.98

Page 100: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

86

ANOVA

ERITROSITPRE

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .522 4 .130 1.404 .280

Within Groups 1.394 15 .093

Total 1.915 19

Lampiran 21 Analisis ragam kadar eritrosit sesudah infeksi E. coli

Descriptives

ERITROSITpost

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 2.2550 .90423 .45212 .8162 3.6938 1.00 2.95

R2 4 2.1000 .48007 .24003 1.3361 2.8639 1.67 2.77

R3 4 2.6375 .49392 .24696 1.8516 3.4234 2.13 3.31

R4 4 2.3100 .67384 .33692 1.2378 3.3822 1.56 3.05

R5 4 2.5725 .40434 .20217 1.9291 3.2159 2.19 3.01

Total 20 2.3750 .58658 .13116 2.1005 2.6495 1.00 3.31

ANOVA

ERITROSITpost

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .809 4 .202 .529 .716

Within Groups 5.729 15 .382

Total 6.538 19

Page 101: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

87

Lampiran 22 Analisis ragam kadar hemoglobin sebelum infeksi E. coli

Descriptives

HEMOGLOBINPRE

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 7.4000 .32660 .16330 6.8803 7.9197 7.00 7.80

R2 4 8.1000 .62183 .31091 7.1105 9.0895 7.60 9.00

R3 4 8.5250 .34034 .17017 7.9834 9.0666 8.20 9.00

R4 4 7.6500 .41231 .20616 6.9939 8.3061 7.20 8.00

R5 4 8.0000 .58878 .29439 7.0631 8.9369 7.20 8.60

Total 20 7.9350 .57881 .12943 7.6641 8.2059 7.00 9.00

ANOVA

HEMOGLOBINPRE

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 2.988 4 .747 3.318 .039

Within Groups 3.377 15 .225

Total 6.365 19

Page 102: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

88

Multiple Comparisons

HEMOGLOBINPRE LSD

(I) PERLAKUAN

(J) PERLAKUAN

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

R1 R2 -.70000 .33553 .054 -1.4152 .0152

R3 -1.12500* .33553 .004 -1.8402 -.4098

R4 -.25000 .33553 .468 -.9652 .4652

R5 -.60000 .33553 .094 -1.3152 .1152 R2 R1 .70000 .33553 .054 -.0152 1.4152

R3 -.42500 .33553 .225 -1.1402 .2902 R4 .45000 .33553 .200 -.2652 1.1652 R5 .10000 .33553 .770 -.6152 .8152

R3 R1 1.12500* .33553 .004 .4098 1.8402

R2 .42500 .33553 .225 -.2902 1.1402 R4 .87500* .33553 .020 .1598 1.5902 R5 .52500 .33553 .139 -.1902 1.2402

R4 R1 .25000 .33553 .468 -.4652 .9652

R2 -.45000 .33553 .200 -1.1652 .2652 R3 -.87500* .33553 .020 -1.5902 -.1598 R5 -.35000 .33553 .313 -1.0652 .3652

R5 R1 .60000 .33553 .094 -.1152 1.3152

R2 -.10000 .33553 .770 -.8152 .6152

R3 -.52500 .33553 .139 -1.2402 .1902 R4 .35000 .33553 .313 -.3652 1.0652

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Lampiran 23 Analisis ragam kadar hemoglobin sesudah infeksi E. coli

Descriptives

HEMOGLOBINpost

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 8.2500 1.02470 .51235 6.6195 9.8805 7.20 9.60

R2 4 6.7000 .73937 .36968 5.5235 7.8765 5.80 7.60

R3 4 8.0500 .41231 .20616 7.3939 8.7061 7.60 8.40

R4 4 7.0500 1.23693 .61847 5.0818 9.0182 6.00 8.80

R5 4 7.0500 1.23693 .61847 5.0818 9.0182 6.00 8.80

Total 20 7.4200 1.07586 .24057 6.9165 7.9235 5.80 9.60

Page 103: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

89

ANOVA

HEMOGLOBINpost

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 7.512 4 1.878 1.945 .155

Within Groups 14.480 15 .965

Total 21.992 19

Multiple Comparisons

HEMOGLOBINpost

LSD

(I) PERLAKUAN

(J) PERLAKUAN

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

R1 R2 1.55000* .69474 .041 .0692 3.0308

R3 .20000 .69474 .777 -1.2808 1.6808

R4 1.20000 .69474 .105 -.2808 2.6808

R5 1.20000 .69474 .105 -.2808 2.6808

R2 R1 -1.55000* .69474 .041 -3.0308 -.0692

R3 -1.35000 .69474 .071 -2.8308 .1308

R4 -.35000 .69474 .622 -1.8308 1.1308

R5 -.35000 .69474 .622 -1.8308 1.1308

R3 R1 -.20000 .69474 .777 -1.6808 1.2808

R2 1.35000 .69474 .071 -.1308 2.8308

R4 1.00000 .69474 .171 -.4808 2.4808

R5 1.00000 .69474 .171 -.4808 2.4808

R4 R1 -1.20000 .69474 .105 -2.6808 .2808

R2 .35000 .69474 .622 -1.1308 1.8308

R3 -1.00000 .69474 .171 -2.4808 .4808

R5 .00000 .69474 1.000 -1.4808 1.4808

R5 R1 -1.20000 .69474 .105 -2.6808 .2808

R2 .35000 .69474 .622 -1.1308 1.8308

R3 -1.00000 .69474 .171 -2.4808 .4808

R4 .00000 .69474 1.000 -1.4808 1.4808 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 104: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

90

Lampiran 24 Analisis ragam kadar hematokrit sebelum infeksi E. coli

Descriptives

PCVPRE

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 25.2500 .95743 .47871 23.7265 26.7735 24.00 26.00

R2 4 28.5000 5.06623 2.53311 20.4385 36.5615 25.00 36.00

R3 4 27.5000 1.29099 .64550 25.4457 29.5543 26.00 29.00

R4 4 27.0000 .81650 .40825 25.7008 28.2992 26.00 28.00

R5 4 28.7500 2.98608 1.49304 23.9985 33.5015 25.00 32.00

Total 20 27.4000 2.76063 .61729 26.1080 28.6920 24.00 36.00

ANOVA

PCVPRE

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 31.300 4 7.825 1.034 .422

Within Groups 113.500 15 7.567

Total 144.800 19

Lampiran 25 Analisis ragam kadar hematokrit sesudah infeksi E. coli

Descriptives

PCVpost

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 27.7500 2.75379 1.37689 23.3681 32.1319 25.00 31.00

R2 4 22.0000 2.44949 1.22474 18.1023 25.8977 20.00 25.00

R3 4 27.7500 .95743 .47871 26.2265 29.2735 27.00 29.00

R4 4 25.5000 1.00000 .50000 23.9088 27.0912 25.00 27.00

R5 4 25.0000 2.70801 1.35401 20.6909 29.3091 23.00 29.00

Total 20 25.6000 2.89100 .64645 24.2470 26.9530 20.00 31.00

Page 105: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

91

ANOVA

PCVpost

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 90.300 4 22.575 4.943 .010

Within Groups 68.500 15 4.567

Total 158.800 19

Multiple Comparisons

PCVpost

LSD

(I) PERLAKUAN

(J) PERLAKUAN

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

R1 R2 5.75000* 1.51107 .002 2.5292 8.9708

R3 .00000 1.51107 1.000 -3.2208 3.2208

R4 2.25000 1.51107 .157 -.9708 5.4708

R5 2.75000 1.51107 .089 -.4708 5.9708

R2 R1 -5.75000* 1.51107 .002 -8.9708 -2.5292

R3 -5.75000* 1.51107 .002 -8.9708 -2.5292

R4 -3.50000* 1.51107 .035 -6.7208 -.2792

R5 -3.00000 1.51107 .066 -6.2208 .2208

R3 R1 .00000 1.51107 1.000 -3.2208 3.2208

R2 5.75000* 1.51107 .002 2.5292 8.9708

R4 2.25000 1.51107 .157 -.9708 5.4708

R5 2.75000 1.51107 .089 -.4708 5.9708

R4 R1 -2.25000 1.51107 .157 -5.4708 .9708

R2 3.50000* 1.51107 .035 .2792 6.7208

R3 -2.25000 1.51107 .157 -5.4708 .9708

R5 .50000 1.51107 .745 -2.7208 3.7208

R5 R1 -2.75000 1.51107 .089 -5.9708 .4708

R2 3.00000 1.51107 .066 -.2208 6.2208

R3 -2.75000 1.51107 .089 -5.9708 .4708

R4 -.50000 1.51107 .745 -3.7208 2.7208

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 106: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

92

Lampiran 26 Analisis ragam kadar total protein sebelum infeksi E. coli

Descriptives

TOTPROTPRE

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 4.5250 .25000 .12500 4.1272 4.9228 4.20 4.80

R2 4 4.7500 .47258 .23629 3.9980 5.5020 4.40 5.40

R3 4 4.7000 .47610 .23805 3.9424 5.4576 4.20 5.20

R4 4 5.1000 .52915 .26458 4.2580 5.9420 4.40 5.60

R5 4 5.3500 .71880 .35940 4.2062 6.4938 4.40 6.00

Total 20 4.8850 .54799 .12253 4.6285 5.1415 4.20 6.00

ANOVA

TOTPROTPRE

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.778 4 .444 1.698 .203

Within Groups 3.927 15 .262

Total 5.705 19

Page 107: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

93

Multiple Comparisons

TOTPROTPRE

LSD

(I) PERLAKUAN

(J) PERLAKUAN

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

R1 R2 -.22500 .36182 .543 -.9962 .5462

R3 -.17500 .36182 .636 -.9462 .5962

R4 -.57500 .36182 .133 -1.3462 .1962

R5 -.82500* .36182 .038 -1.5962 -.0538

R2 R1 .22500 .36182 .543 -.5462 .9962

R3 .05000 .36182 .892 -.7212 .8212

R4 -.35000 .36182 .349 -1.1212 .4212

R5 -.60000 .36182 .118 -1.3712 .1712

R3 R1 .17500 .36182 .636 -.5962 .9462

R2 -.05000 .36182 .892 -.8212 .7212

R4 -.40000 .36182 .286 -1.1712 .3712

R5 -.65000 .36182 .093 -1.4212 .1212

R4 R1 .57500 .36182 .133 -.1962 1.3462

R2 .35000 .36182 .349 -.4212 1.1212

R3 .40000 .36182 .286 -.3712 1.1712

R5 -.25000 .36182 .500 -1.0212 .5212

R5 R1 .82500* .36182 .038 .0538 1.5962

R2 .60000 .36182 .118 -.1712 1.3712

R3 .65000 .36182 .093 -.1212 1.4212

R4 .25000 .36182 .500 -.5212 1.0212

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Lampiran 27 Analisis ragam kadar total protein sesudah infeksi E. coli

Descriptives

TOTPROTpost

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 4.9000 .25820 .12910 4.4891 5.3109 4.60 5.20

R2 4 3.9500 .86987 .43493 2.5658 5.3342 3.20 4.80

R3 4 4.4000 .86410 .43205 3.0250 5.7750 3.20 5.20

R4 4 4.3500 .50000 .25000 3.5544 5.1456 3.80 5.00

R5 4 5.2500 .10000 .05000 5.0909 5.4091 5.20 5.40

Total 20 4.5700 .71163 .15913 4.2369 4.9031 3.20 5.40

Page 108: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

94

ANOVA

TOTPROTpost

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 4.132 4 1.033 2.822 .063

Within Groups 5.490 15 .366

Total 9.622 19

Multiple Comparisons

TOTPROTpost

LSD

(I) PERLAKUAN

(J) PERLAKUAN

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

R1 R2 .95000* .42778 .042 .0382 1.8618

R3 .50000 .42778 .261 -.4118 1.4118

R4 .55000 .42778 .218 -.3618 1.4618

R5 -.35000 .42778 .426 -1.2618 .5618

R2 R1 -.95000* .42778 .042 -1.8618 -.0382

R3 -.45000 .42778 .309 -1.3618 .4618

R4 -.40000 .42778 .365 -1.3118 .5118

R5 -1.30000* .42778 .008 -2.2118 -.3882

R3 R1 -.50000 .42778 .261 -1.4118 .4118

R2 .45000 .42778 .309 -.4618 1.3618

R4 .05000 .42778 .909 -.8618 .9618

R5 -.85000 .42778 .066 -1.7618 .0618

R4 R1 -.55000 .42778 .218 -1.4618 .3618

R2 .40000 .42778 .365 -.5118 1.3118

R3 -.05000 .42778 .909 -.9618 .8618

R5 -.90000 .42778 .053 -1.8118 .0118

R5 R1 .35000 .42778 .426 -.5618 1.2618

R2 1.30000* .42778 .008 .3882 2.2118

R3 .85000 .42778 .066 -.0618 1.7618

R4 .90000 .42778 .053 -.0118 1.8118 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 109: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

95

Lampiran 28 Analisis ragam kadar albumin sebelum infeksi E. coli

Descriptives

ALBUMINPRE

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 1.4000 .14142 .07071 1.1750 1.6250 1.30 1.60

R2 4 1.4750 .27538 .13769 1.0368 1.9132 1.20 1.80

R3 4 1.5500 .19149 .09574 1.2453 1.8547 1.40 1.80

R4 4 1.5000 .25820 .12910 1.0891 1.9109 1.20 1.80

R5 4 1.5750 .17078 .08539 1.3032 1.8468 1.40 1.80

Total 20 1.5000 .20000 .04472 1.4064 1.5936 1.20 1.80

ANOVA

ALBUMINPRE

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .075 4 .019 .411 .798

Within Groups .685 15 .046

Total .760 19

Lampiran 29 Analisis ragam kadar albumin sesudah infeksi E. coli

Descriptives

ALBUMINpost

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 1.4250 .09574 .04787 1.2727 1.5773 1.30 1.50

R2 4 1.4500 .23805 .11902 1.0712 1.8288 1.30 1.80

R3 4 1.4750 .15000 .07500 1.2363 1.7137 1.30 1.60

R4 4 1.5500 .19149 .09574 1.2453 1.8547 1.40 1.80

R5 4 1.6750 .15000 .07500 1.4363 1.9137 1.50 1.80

Total 20 1.5150 .17852 .03992 1.4315 1.5985 1.30 1.80

Page 110: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

96

ANOVA

ALBUMINpost

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .163 4 .041 1.381 .287

Within Groups .443 15 .030

Total .606 19

Lampiran 30 Analisis ragam kadar globulin sebelum infeksi E. coli

Descriptives

GLOBULINPRE

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 3.1250 .26300 .13150 2.7065 3.5435 2.90 3.50

R2 4 3.2750 .72744 .36372 2.1175 4.4325 2.60 4.20

R3 4 3.1500 .50000 .25000 2.3544 3.9456 2.60 3.80

R4 4 3.6000 .36515 .18257 3.0190 4.1810 3.20 4.00

R5 4 3.7750 .69462 .34731 2.6697 4.8803 3.00 4.50

Total 20 3.3850 .54895 .12275 3.1281 3.6419 2.60 4.50

ANOVA

GLOBULINPRE

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.333 4 .333 1.138 .376

Within Groups 4.392 15 .293

Total 5.725 19

Page 111: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

97

Lampiran 31 Analisis ragam kadar globulin sesudah infeksi E. coli

Descriptives

GLOBULINpost

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 3.4750 .20616 .10308 3.1470 3.8030 3.30 3.70

R2 4 2.5000 .76158 .38079 1.2882 3.7118 1.80 3.30

R3 4 2.9250 .97767 .48883 1.3693 4.4807 1.60 3.80

R4 4 2.8000 .36515 .18257 2.2190 3.3810 2.40 3.20

R5 4 3.5750 .20616 .10308 3.2470 3.9030 3.40 3.80

Total 20 3.0550 .67315 .15052 2.7400 3.3700 1.60 3.80

ANOVA

GLOBULINpost

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 3.347 4 .837 2.385 .098

Within Groups 5.263 15 .351

Total 8.609 19

Page 112: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

98

Multiple Comparisons

GLOBULINpost LSD

(I) PERLAKUAN

(J) PERLAKUAN

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

R1 R2 .97500* .41883 .034 .0823 1.8677

R3 .55000 .41883 .209 -.3427 1.4427

R4 .67500 .41883 .128 -.2177 1.5677

R5 -.10000 .41883 .815 -.9927 .7927

R2 R1 -.97500* .41883 .034 -1.8677 -.0823

R3 -.42500 .41883 .326 -1.3177 .4677

R4 -.30000 .41883 .485 -1.1927 .5927

R5 -1.07500* .41883 .021 -1.9677 -.1823

R3 R1 -.55000 .41883 .209 -1.4427 .3427

R2 .42500 .41883 .326 -.4677 1.3177

R4 .12500 .41883 .769 -.7677 1.0177

R5 -.65000 .41883 .142 -1.5427 .2427

R4 R1 -.67500 .41883 .128 -1.5677 .2177

R2 .30000 .41883 .485 -.5927 1.1927

R3 -.12500 .41883 .769 -1.0177 .7677

R5 -.77500 .41883 .084 -1.6677 .1177

R5 R1 .10000 .41883 .815 -.7927 .9927

R2 1.07500* .41883 .021 .1823 1.9677

R3 .65000 .41883 .142 -.2427 1.5427

R4 .77500 .41883 .084 -.1177 1.6677

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Lampiran 32 Analisis ragam rasio A/ G sebelum infeksi E. coli

Descriptives

RASIOAGPRE

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 .4500 .06532 .03266 .3461 .5539 .37 .53

R2 4 .4800 .18294 .09147 .1889 .7711 .29 .69

R3 4 .5050 .10909 .05454 .3314 .6786 .37 .62

R4 4 .4175 .06185 .03092 .3191 .5159 .35 .47

R5 4 .4275 .08958 .04479 .2850 .5700 .33 .53

Total 20 .4560 .10404 .02327 .4073 .5047 .29 .69

Page 113: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

99

ANOVA

RASIOAGPRE

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .021 4 .005 .432 .784

Within Groups .184 15 .012

Total .206 19

Lampiran 33 Analisis ragam rasio A/ G sesudah infeksi E. coli

Descriptives

RASIOAGpost

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 .4100 .02828 .01414 .3650 .4550 .39 .45

R2 4 .6125 .16560 .08280 .3490 .8760 .39 .78

R3 4 .5775 .29703 .14851 .1049 1.0501 .37 1.00

R4 4 .5575 .06344 .03172 .4565 .6585 .47 .62

R5 4 .4725 .06652 .03326 .3667 .5783 .41 .53

Total 20 .5260 .15968 .03571 .4513 .6007 .37 1.00

ANOVA

RASIOAGpost

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .110 4 .027 1.099 .393

Within Groups .375 15 .025

Total .484 19

Page 114: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

100

Lampiran 34 Analisis ragam kadar imunoglobulin sebelum infeksi E. coli

Descriptives

IGGPRE

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 76.4725 20.08625 10.04312 44.5108 108.4342 51.95 98.51

R2 4 165.0775 56.13516 28.06758 75.7539 254.4011 81.32 198.96

R3 4 122.6700 121.97255 60.98627 -71.4155 316.7555 33.16 299.02

R4 4 99.5450 76.08542 38.04271 -21.5239 220.6139 40.72 207.90

R5 4 139.6775 118.73587 59.36793 -49.2578 328.6128 62.05 315.78

Total 20 120.6885 83.95027 18.77185 81.3986 159.9784 33.16 315.78

ANOVA

IGGPRE

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 18947.976 4 4736.994 .618 .656

Within Groups 114957.343 15 7663.823

Total 133905.319 19

Lampiran 35 Analisis ragam kadar imunoglobulin sesudah infeksi E. coli

Descriptives

IGGpost

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R1 4 116.3570 52.23607 26.11803 33.2378 199.4762 74.92 192.87

R2 4 184.8550 85.12081 42.56040 49.4088 320.3012 82.00 290.46

R3 4 198.8178 91.80703 45.90351 52.7323 344.9032 88.88 282.20

R4 4 345.8410 70.11607 35.05803 234.2707 457.4113 260.88 425.99

R5 4 241.4538 63.56515 31.78258 140.3074 342.6001 161.88 315.16

Total 20 217.4649 101.78349 22.75948 169.8288 265.1010 74.92 425.99

Page 115: KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMBINASI … PUTIH DENGAN MINERAL ZINK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA DAN RESPON IMUN AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI Escherichia coli MURSYE NATALY REGAR

101

ANOVA

IGGpost

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 114759.269 4 28689.817 5.243 .008

Within Groups 82078.440 15 5471.896

Total 196837.709 19

Multiple Comparisons

IGGpost

LSD

(I) PERLAKUAN

(J) PERLAKUAN

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

R1 R2 -68.49800 52.30629 .210 -179.9862 42.9902

R3 -82.46075 52.30629 .136 -193.9490 29.0275

R4 -229.48400* 52.30629 .001 -340.9722 -117.9958

R5 -125.09675* 52.30629 .030 -236.5850 -13.6085

R2 R1 68.49800 52.30629 .210 -42.9902 179.9862

R3 -13.96275 52.30629 .793 -125.4510 97.5255

R4 -160.98600* 52.30629 .008 -272.4742 -49.4978

R5 -56.59875 52.30629 .296 -168.0870 54.8895

R3 R1 82.46075 52.30629 .136 -29.0275 193.9490

R2 13.96275 52.30629 .793 -97.5255 125.4510

R4 -147.02325* 52.30629 .013 -258.5115 -35.5350

R5 -42.63600 52.30629 .428 -154.1242 68.8522

R4 R1 229.48400* 52.30629 .001 117.9958 340.9722

R2 160.98600* 52.30629 .008 49.4978 272.4742

R3 147.02325* 52.30629 .013 35.5350 258.5115

R5 104.38725 52.30629 .064 -7.1010 215.8755

R5 R1 125.09675* 52.30629 .030 13.6085 236.5850

R2 56.59875 52.30629 .296 -54.8895 168.0870

R3 42.63600 52.30629 .428 -68.8522 154.1242

R4 -104.38725 52.30629 .064 -215.8755 7.1010

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.