Makalah Penilaian Itik Pedaging
-
Upload
eki-visiyam -
Category
Documents
-
view
699 -
download
71
description
Transcript of Makalah Penilaian Itik Pedaging
MAKALAH
PENILAIAN TERNAK UNGGAS
(ITIK PEDAGING)
Oleh
Kelompok 4A
1. Eki Visiam F D1E012009
2. Rika Dini Ambarwati D1E012025
3. Githa Eka Noviantika D1E012071
4. Jumadi D1E012
5. Khalimah D1E012
6. Taaufik Hermanto D1E012
7. Uswatun Chasanah D1E012
8. Eti Nurjanah D1E012
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional
Universitas Jderal Soedirman
Fakultas Peternakan
Laboratorium Produksi Ternak Perah
Purwokerto
2013
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Itik merupakan salah satu jenis unggas yang sudah dikenal sejak dahulu oleh
seluruh lapisan masyarakat Indonesia baik di kota maupun di desa. Itik dapat
menghasilkan daging dan telur. Jenis atau bangsa itik dapat mempengaruhi produksi
yang dihasilkan dari itik tersebut. Salah satu jenis itik yang dikenal masyarakat yaitu
itik manila/ entog. Ciri khas dari itik manila yaitu sebagai itik pedaging. Daging
merupakan bahan makanan sumber protein hewani. Produk itik tersebut mempunyai
nilai gizi yang tinggi, harganya relatif murah, dapat diolah dengan berbagai cara
masakan dan rasanya enak sehingga sangat digemari oleh konsumen.
Sumber pendapatan keluarga di pedesaan salah satunya adalah dengan cara
melaksanakan pemeliharaan ternak itik secara tradisional, yaitu dengan cara diumbar
di sekitar halaman rumah. Jumlah ternak yang dipelihara relatif sedikit, yaitu kurang
lebih 20 ekor induk itik, sehingga produktivitasnya relatif lebih rendah dibandingkan
dengan cara pemeliharaan yang lebih insentif. Faktor yang menyebabkan rendahnya
produktivitas ternak itik diantaranya yaitu sistem pemeliharaan yang seadanya,
sehingga pemberian pakan terhadap ternak itik belum memenuhi kecukupan dan
kebutuhan gizinya. Peternak belum menyadari bahwa ternak itik yang dipelihara
dapat menjadi sumber penghasilan yang memadai, sehingga dapat meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraannya apabila dilaksanakan secara optimal.
Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan peternak mengenai teknologi-
teknologi yang dianjurkan, yang dapat diaplikasikan pada ternak itik.
Akhir-akhir ini usaha peternakan itik semakin banyak diminati sebagai salah satu
alternatif usaha peternakan unggas penghasil telur yang sangat menguntungkan
khususnya dengan pemeliharaan secara intensif. Namun demikian, perlu diingat
bahwa budidaya ternak itik tidak mudah, hal ini terutama disebabkan karena bibit
ternak itik yang ada selama ini bukan merupakan bibit ternak yang sepenuhnya telah
dijinakkan dan masih banyak faktor lingkungan yang ikut mempengaruhi performa
itik. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan produktivitas ternak itik perlu
adanya suatu program pengembangan budidaya ternak itik yang dapat diaplikasikan
kepada para peternak sehingga pengetahuan, sikap dan keterampilannya meningkat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik itik pedaging ?
2. Bagaimana cara menentukan itik pedaging yang baik?
3. faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas itik pedaging yang baik?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui karakteristik dan struktur tubuh itik pedaging
2. Mengetahui kualitas itik pedaging dengan cara menilai bagian luar dalam
waktu singkat
3. Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas itik pedaging
II. TINJAUAN PUSTAKA
Itik merupakan salah satu jenis unggas yang mempunyai peranan strategis
utnuk menyediakan daging dan telur disamping ayam. Dibanding dengan bangsa itik
lainya, itik manila mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya adalah itik manila
lebih mudah beradaptasi terhadap lingkungan, tahan terhadap penyakit, mampu
mengeram dan mengasuh anaknya secara baik., mempunyai kualitas daging yang
baik dan mempunyai otot dada yang relatif besar (Srigandono, 1997).
Itik manila merupakan keturunan dari itik brazilia yang dibawa ke philipina
oleh orang spanyol pada sekitar tahun 1500 dan masuk ke indonesia melalui kota
manila.entok memiliki ciri-ciri umum yaitu tubuh gemuk, berjalan mendatar dan
bergerak lamban. Hal tersebut sebagai ciri khas unggas pedaging. entok atau itik
manila merupakan unggas yang mengarah pada produksi daging. Entok mempunyai
daya guna yang cukup tinggi dalam mengubah makanan berkualitas rendah menjadi
daging. Entok juga dapat memanfaatkan bahan makanan yang berserat kasar tinggi
dan dapat hidup di daerah yang sedikit air (Hutabarat,1982).
Beberapa jenis itik yang banyak dikembangkan antara lain itik Tegal, itik
Mojosari, itik Alabio, dan itik Magelang. Itik lokal tersebut memiliki sifat lebih tahan
terhadap penyakit. Itik tersebut juga mempunyai kemampuan yang berbeda dalam
menghasilkan telur baik jumlah telur maupun berat telur yang dihasilkan dan juga
pertumbuhan badannya. Variasi pada berbagai itik lokal dan itik Manila salah satunya
adalah perbedaan bobot badan. Itik lokal mempunyai bobot badan yang lebih rendah
dibandingkan itik Manila. Perbedaan bobot tetas dan bobot badan pada itik lokal dan
itik Manila terutama disebabkan oleh faktor genetik (Pamungkas,2013).
Itik manila tidak terdapat bulu pada bagian muka,tetapi di tutupi kulit yang
berwarana merah. Entok berkomunikasi dengan cara mendesis sehingga tidak
menimbulkan suara yang berisik. Entok memiliki paruh dan cakar yang tajam ,
namun demikian sangat pendiam dan bersahabat. entok mempunyai rataan bobot
badan dewasa 3,18-3,98 kg/ekor,tergantung pada jenis kelamin . bobot badan itik
jantan dapat mencapai dua kali lipat bobobt betina. Rataan bobot badan entok dewasa
pada jantan dan betina berturut-turut 4,54 dan 3,18 kg/ekor (Samosir,1983).
Tubuh itik manila terjadi proses penimbunan lemak dibawah kulit (subcutan)
dalam jumlah yang banyak, disamping itu juga terjadi penimbunan sejumlah lemak
abdominal yaitu lemak yang terdapat didalam rongga perut akibatnya kandungan
lemak daging tetap rendah. Bagian otot paha lebih empuk dari otot dada, hal ini
dipengaruhi oleh adanya perbedaan aktivitas ketika ternak hidup. Otot dada diduga
banyak melakukan aktifitas yaitu pada waktu terbang, mengingat itik manila
termasuk spesies itik yang dapat terbang, sehingga otot dada lebih banyak tersusun
serabut miofibril dan banyak mengandung protein daging yang menyebabkan
kapasitas menahan air lebih tinggi sehingga keempukan daging akan lebih rendah
(Widaningsih, 2010).
Menurut snyder (1960), itik manila masih mempunyai sifat mengerami
telur,menjaga anak dan menyapihnya, juga dapat terbang jauh dan tinggi seperti
sifatnya dalam keadaan liar. Cara pengeraman telur itik alabio dengan menggunakan
itik manila sebagai pengeram. Bila itik manila di gunakan untuk mengerami telur itik
alabio, daya tetas dapat mencapai 75% dan cara pengeraman dapat di atur peternak
supaya entok terus – menerus selama 4 – 5 bulan mengeram. Ermanto (1986)
menyatakan bahwa sifat mengeram entog ini relatif panjang yang menyebabkan
produksi telurnya rendah dan menjadi hambatan dalam pengembanganya.
Segi positif yang dapat di harapkan dari entog ini antara lain sifatnya yang
tidak manja, sehingga dapat di pelihara dengan perhatian dan persyaratan minimum
disamping memiliki daya guna yang tinggi dalam merubah pakan berkualitas rendah
menjadi daging. Entog mempunyai daya tahan tinggi terhadap penyakit ganas yang
sering menyerang ayam, misalnya tetelo.masyarakat pedesaan juga telah terbiasa
makan daging entog maupun telurnya. Petani telah lama mengenal kemampuan entog
mengerami telur itik maupun telur unggas lainya dengan baik dan tidak menimbulkan
suara berisik atau gaduh (Lee dan Haynes,1978).
III. PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Itik Pedaging
Ternak unggas termasuk dalam komoditi non ruminansia artinya ternak tidak
mempunyai rumen. Itik merupakan salah satu jenis unggas yang dinilai pada
pembahasan ini. Itik manila adalah jenis unggas yang dinilai dan termasuk itik
pedaging. Salah satu jenis itik pedaging yang dibahas adalah Itik manila. Menurut
(Srigandono, 1997) Itik manila lebih mudah beradaptasi dengan lingungan
sekitarnya.tahan terhadap penyakit, mampu mengeram dan mengasu anaknya secara
baik mempunyai kualitas daging yang baik dan mempunyai otot yang relatif besar.
Ciri-ciri itik jenis itik manila adalah sebagai berikut : 1) Kepalanya besar dan
berjambul. 2) Pada pangkal paruh dan mukanya terdapat banyak kutil.Lehernya tidak
terlalu panjang, tetapi kuat., 3) Badannya lebar dan berat berdaging (lebih berat dari
itik jenis lainnya), 4) Beratnya antara 3 sampai 3,5 kg, 5) Itik ini tidak cuma
mempunyai ukuran yang besar, 6) tetapi juga memiliki daya mengeram yang baik.7)
Jika itik ini dikawinkan dengan itik taiwan yang sejenis entok, maka perkawina
inemenghasilkan keturunan itik penghasil daging yang kualitasnya baik dengan berat
2,5 kg sampai 3 kg 8) Sayapnya kuat dan panjang sehingga itik manila dapat terbang
9) Warna bulunya kebanyakan warna putih (Aminudin, 2013).
Itik manila merupakan itik brazillia sehingga bulu tidak terdapat di muka
entog, tetapi ditutupi kulit berwarna merah. Itik manila memiliki paruh dan cakar
yang tajam, tubuh gemuk, berjalan mendatar dan bergerak lamban. Hel tersebut
sebagai ciri khas itik pedaging yang mengarah pada produksi daging (Ismail, 2012).
Menurut Hutabarat (1989), segi positif yang diharapkan dari itik manila antara lain
sifatnya yang manja sehingga dapat dipelihara dengan perhatian dan persyaratan
minimum memiliki daya guna yang tinggi merubah kualitas yang rendah menjadi
tinggi.
Jenis itik pedaging lainya beserta karakteristik dan cirinya, antara lain (Aminudin,
2013):
1. Itik branti
Itik branti merupakan itik hasil persilangan antara entok betina dan itik alabio
atau antara entok betina dan itik tegal. Hasil persilangan dengan itik alabio
menghasilkan anak itik yang beratnya bisa mencapai 2,5 kg sampai 3 kg per ekor
pada umur dua minggu. Adapun yang disilangkan dengan itik tegal, hanya
menghasilkan anak itik yang beratnya 1,5 kg per ekor pada umur yang sama.
1. Itik Peking
Itik jenis ini termasuk yang paling banyak diternakkan sebagai itik pedaging.
Beratnya bisa mencapai antara 3,5 kg sampai 5 kg. Dagingnya lembut dan berwarna
kekuningan. Ciri-ciri itik jenis ini adalah sebagai berikut.
- Itik ini mempunyai leher yang lurus.
- Punggungnya miring ke belakang sedangkan ekornya hampir tegak lurus.
- Kakinya pendek sehingga jika berjalan perutnya sering menempel ke tanah.
- Bulunya kebanyakan berwarna putih bersih dan halus.
- Pada ekornya terdapat banyak bulu kapas yang halus.
- Paruh dan kakinya berwarna kuning tua atau oranye
3.2. Menentukan itik pedaging yang baik
Cara menentukan itik pedaging yang baik dapat dilakukan dengan penilaian
baik secara umum maupun secara khusus. Penilaian dilakukan dengan melihat
struktur tubuh itik bagian luar (eksterior). Performa tubuh itik yang baik akan
menentukan kualitas itik yang baik pula. Aspek yang dilakukan dalam menentukan
itik ataupun menilai itik secara umum meliputi :
1. Anatomi
Itik memiliki anatomi tubuh dengan beberapa tipe, dalam hal ini dapat
membedakan itik tipe ringan, medium dan tipe berat.
2. Fisiologi
Bagian itik yang dinilai meliputi bentuk paruh, kepala, comb dan pial, leher,
bulu dan warna bulu, sayap, punggung, dada dan sternum, ekor, shank dan
cakar.
3. Performans produksi dan reproduksi (laju pertumbuhan & produksi)
Penilaian aktifitas ternak ketika mengkonsumsi pakan dan minum dan
ekspresinya terhadap performans produksi dan reproduksi. Performan
produksi dapat dinilai dari rekording tiap individu ternak. Itik pedaging dapat
dilihat dari laju pertumbuhan tiap minggu sampai dipanen sihngga dapat
diketahui bobot badan panen.
4. Pemuliaan ternak (teknik penangkaraan/grading up/ seleksi) di kelompok
peternak/tani ternak dengan recording rapi
Upaya meningkatkan performans ternak maka dilakukan persilangan antara
itik impor dengan itik lokal yang telah diketahui keunggulanya, namun itik
ditingkatkan performansnya terlebih dahulu dalam memproduksi daging.
5. Daya adaptasi (perwilayahan)
Tidak semua Strain itik dengan kualitas pakan yang sama akan menunjukan
performans yang sama pula tergantung wilayah dari ternak itik tersebut
beradaptasi dengan lingkungan.
6. Statistika (terkait populasi dan perkembangan ternak)
Populasi ternak itik dapat diketahui dengan melakukan survey di lapangan dan
perkembangan itik di suatu wilayah/daerah.
7. Sosial Ekonomi
Aspek sosial dan ekonomi dapat dilakukan juga dengan mensurvey lapangan
yang mempunyai menilai usaha ternak itik yang berpengaruh terhadap baspek
sosial ekonomi taraf hidup peternak.
Menentukan kualitas itik dengan menilai itik pedaging secara khusus :
1. Itik dalam keadaan sehat dan tidak cacat fisik
2. Bagian kepala itik pedaging harus besar, padat, dan kasar serta terdapat
karankula
3. Bagian punggung lebar, dada yang lebar serta konformasi struktur
perdagingan yang profosional.
4. Badan bagian ventral (keel) horizontal begitu rendah hampir menyentuh tanah
bersifat teresterial (banyak didaratan)
5. Bagian sayap yang lebar, besar dan kuat
6. Bagian ekor yang panjang tetapi tidak memiliki sex feather sebagaimana itik
jantan
7. Bagian kaki yang pendek dan kuat
8. Bagian bulu yang lebat dan padat
9. Bobot standar pada jantan dewasa 12 lbs (5,5 kg), betina dewasa 7 lbs (3kg)
3.3 Indikasi Kualitas Itik Pedaging dilihat dari bagian tubuh luar
Indikasi kualitas itik manila dipengaruhi dan mempengaruhi beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Kesehatan dan kelincahan
Itik yang baik menunjukan kelincahan dari gerak geriknya, memiliki tubuh
dan pstur badan yang tegap, terlihat kondisi tubuh yang sehat, terlihat mata
yang bersinar serta tidak menampakan keadaan tubuh yang sedang sakit.
2. Keadaan bulu
Keadaan bulu pada ternak itik pedaging juga memiliki bulu yang tertutup
dengan sempurna, artinya tidak dalam keadaan bulu yang rusak/gundul akibat
penyakit maupun lingkungan yang mempengaruhinya, bulu jika diraba akan
licin dan halus, dan bulu jarum sangat sedikit.
3. Konformasi/keserasian
Struktur tubuh itik yang mempunyai kualitas baik yaitu memiliki keserasian
tubuh antar kaki dan badan harus dalam keadaan seimbang. Kaki harus dapat
menompang tubuhnya sehingga struktur tubuh dalam keadaan yang
proporsional akan mempengaruhi dan menentukan daging yang akan
dihasilkan oleh itik pedaging. Menurut brahmantyo (2010) menjelaskan
bahwa konformasi tubuh dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk tubuh. Karakter
fisik seperti ukuran dan bentuk serta warna bulu dapat digunakan dalam
menilai individu ternak itik dalam menghasilkan daging.
4. Sternum/tulang dada
Tulang dada yang lebar atau sempit akan mempengaruhi kualitas itik
pedaging. Kualitas itik yang baik memiliki tulang dada yang lunas, normal
dengan lekukan 1/8 inchi.
5. Punggung
Faktor yang mempengaruhi kualitas itik yang baik juga salah satunya adalah
bagian punggung itik. Bagian punggung itik yang normal adalah punggung
yang rata dan tidak cembung ataupun cekung.
6. Sayap/lengan dan finger
Bagian sayap dan finger dapat mempengaruhi kualitas itik. Bagian sayap
tersebut haruslah rapat dengan tubuh, tidak renggang ataupun terkulai. Hal
tersebut menunjukan bahwa itik pedaging dalam keadaan yang baik.
7. Fleshing/perdagingan
Bagian perdagingan adalah hal yang sangat mempengaruhi banyaknya daging
yang dihasilkan oleh itik pedaging, karena itik yang memiliki kualitas yang
baik sebagai itik pedaging haruslah sempurna dengan dada yang padat berisi,
panjang dan simetris.
8. Shank dan digiti
Bagian shank yaitu bagian kaki itik yang tidak tertutupi bulu. Bagian shank
dan digiti juga dapat mempengaruhi kualitas itik. Apakah itik memiliki sisik
yang sedikit, agak banyak ataupun sisik yang banyak pada bagian shank
tersebut.
9. Cacat tubuh
Kondisi tubuh yang cacat akan menurunkan kualitas itik tersebut. Itik yang
dalam keadaan cacat akan menampilkan ternak yang kurang baik. Cacat dapat
dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan dimana itik berada.
10. Sobekan, patah tulang, memar
Itik yang memiliki kualitas yang baik tidak akan menampakan adanya
sobekan di tubuhnya, patah tulang akibat kecelakaan dalam beraktifitas
ataupun memar pada bagian-bagian tubuh itik tertentu.
11. Lemak dibawah kulit
Tebal dan tipisnya lemak yang berada dibawah kulit pada tubuh itik
mempengaruhi kualitas itik tersebut, karena lemak yang sempurna dan merata
menunjukan itik tersebut menentukan bobot badan yang besar sehingga
daging yang dihasilkan akan baik pula.
3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas Daging itik
Menurut Soeparno (1998) menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi keempukan
daging dan kualitas daging adalah faktor antemortem seperti :
1. Genetik termasuk bangsa, spesies dan fisiologi
Pertumbuhan dan perkembangan ternak dipengaruhi oleh genetik ternak yang
menentukan kemampuan yang dimiliki ternak seperti sifat yang diturunkan
oleh keturunanya dan warna bulu( Meisji, 2012).
2. Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh besar pada kualitas ternak. Faktor lingkungan
memberikan kesempatan pada ternak untuk menampilkan kemampuanya
(Meisji,2012).
3. Faktor umur
Pengaruh umur dapat mempengaruhi kualitas bobot badan pada itik. Pada itik
manila yang mempunyai bobot badan dewasa 3,18-3,98 kg/ekor, sedangkan
pada itik yang masih muda akan mencapai bobot badan lebih kecil dibanding
dengan dengan bobot badan dewasa. Pertambahan bobot badan dihasilkan
pada umur 4-10 minggu. Semakin umur bertambah maka semakin besar pula
bobot badan yang dicapai dalam pertumbuhan dan perkembangan tubuh itik
tersebut (ismail, 2002).
4. Manajemen
Pola pemeliharaan itik tersebut sangat menentukan pula kualitas itik. Salah
satunya manajamen pakan yang baik akan menumbuhkan itik yang memiliki
kandungan nutrisi yang baik dan performa tubuh yang memiliki perdagingan
padat.
5. Jenis kelamin
Jenis kelamin juga mempengaruhi kualitas itik dengan bobot yang berbeda
antara jantan dan betina. Bobot badan entog jantan dapat mencapai dua kali
lipat bobot betina. Bobot dan ukuran panjang badan pada betina dan jantan
rata rata mencapai 3,18 dan 4,54 kg/ekor
6. Stress
Itik yang mengalami keadaan yang stress karena pengaruh lingkungan
disekitarnya akan mengakibatkan turunya performa dan kualitas itik tersebut.
Salah satunya produktivitas dan produksi daging akan mengalami penurunan
pada itik yang mengarah pada produksi daging.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. 2013.”Mengenal Jenis-Jenis Itik Pedaging”. Artikel Ilmiah.
www.aminudin.com diakses pada tanggal 7 November 2013.
Brahmantyo, Bram, dkk. 2010.” Ukuran dan Bentuk Itik Pekin (Anas platyrhynchos),
Entok Impor dan Entok Lokal (Cairina moschata)”. Lokakarya Nasional.
Pengelolaan dan Perlindungan Sumberdaya Genetik di Indonesia.
Hutabarat, P.H.1989. “Studi tentang Heterosis Pertumbuhan dan Kualitas Karkas itik
Mandalung (Mule duck) pada Kondisi Pedesaan”. Makalah Seminar Hasil
Penelitian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ismail, Herdiyanto. 2002. “Perbandingan Morfometrik Itik (Anas platyrhynchos), dan
Entok (Cairina moschata) dan Mandalung”. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Meisji L Sari, dkk. 2012.”Kajian Karakteristik Biologis Itik Pegagan Sumatera
Selatan”. Jurnal Lahan Suboptimal. Vol 1 No. 2 : 170-176.
Pamungkas, Sri Rahayu. 2013. “Kajian Bobot Tetas, Bobot Badan Umur 4 dan 8
Minggu serta Korelasinya pada Berbagai Itik Lokal (Anas platyrhynchos) dan
Itik Manila (Cairina moschata) jantan”. Jurnal Ilmiah Peternakan. Vol 1 No.
2 : 488-500.
Samosir, D.J. 1983. Ilmu Ternak Itik. PT. Gramedia. Jakarta.
Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Srigandono, B. 1997. Produksi Unggas Air. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Widaningsih, Nani. 2010. “ Keempukan Daging Itik Manila (Cairina moschata)
Jantan dengan Aras Energi dalam Ransum yang Berbeda”. Jurnal Ilmiah
Peternakan.