ka udin (1)
-
Upload
acca-chalu -
Category
Documents
-
view
198 -
download
3
Transcript of ka udin (1)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perbankan mempunyai tugas yang sangat penting dalam rangka
mendorong pencapaian tujuan nasional yang berkaitan dengan peningkatan dan
pemerataan taraf hidup rakyat banyak. Bank adalah suatu lembaga perantara aliran
keuangan yang bertugas sebagai penghubung antara pihak yang memiliki
kelebihan dana untuk ditampung kemudian disalurkan kepada pihak yang
membutuhkan. Hal ini sesuai dengan pengertian bank menurut Undang-Undang
Republik Indonesia No.7 Tahun 1992 tentang perbankan yang telah diubah
dengan Undang-Undang No.10 Tahun 1998, bahwa Bank adalah badan Usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Selain itu, bank juga menawarkan
berbagai jasa kepada masyarakat atau nasabah antara lain: pengiriman uang
dalam dan luar negeri (menggunakan fasilitas RTGS dan Sistem Kliring
Nasional), inkaso, Bank Garansi, Surat Dukungan Bank, Safe Deposit Box dan
lain-lain
Berdasarkan definisi tersebut, ada dua peran dan fungsi utama bank.
Pertama, bank sebagai pihak yang menghimpun dana dari masyarakat (giro,
tabungan dan deposito). Kedua, bank sebagai penyalur dana bagi masyarakat yang
membutuhkan (kredit).
1
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mencoba
mengangkat judul tentang “Efisiensi Sistem BI-RTGS Pada PT. Bank
Sulselbar”. Laporan ini memberikan gambaran secara umum tentang proses
pengiriman dana nasabah dari bank Sulselbar ke bank lainnya dengan
menggunakan fasilitas Sistem BI-RTGS.
1.2 Gambaran Umum Perusahaan/Instansi
1.2.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Bank Sulselbar
Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan didirikan pada
tanggal 13 Januari 1961 dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah
Sulawesi Selatan Tenggara, sesuai dengan Akta Notaris Raden Kadiman di
Jakarta No.95 tanggal 23 Januari 1961. Kemudian berdasarkan Akta
Notaris Raden Kadiman di Jakarta No.67 tanggal 13 Juli 1961 nama PT
Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi
Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara.
Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Dati I Sulawesi Selatan
Tenggara kemudian diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Tingkat I
Sulawesi Selatan Tenggara yang statusnya sebagai Bank Milik Pemerintah
Daerah Tingkat I Sulawesi Selatam Tenggara dengan modal dasar Rp.
250.000.000. Dengan pemisahan antara Propinsi Daerah Tingkat I
Sulawesi Selatan dengan Propinsi Tingkat I Sulawesi Tenggara, maka
pada akhirnya Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara
berganti nama menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan.
2
Dengan lahirnya Peraturan Daerah No. 01 tahun 1993 dan
penetapan modal dasar menjadi Rp. 25.000.000.000, sebutan Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan menjadi Bank BPD dan bestatus
Perusahaan Daerah (PD). Kemudian diadakan lagi perubahan modal dasar
menjadi Rp. 150.000.000.000 sesuai Perda No. 008 tahun 1999. Setelah
beberapa kali mengalami Perubahan.
Peraturan Daerah, terakhir berdasarkan Perda Propinsi Sulawesi
Selatan No.13 tahun 2003 tanggal 20 Agustus 2003 tentang perubahan
Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dari
Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perusahaan Terbatas (PT) dimana modal
dasar ditingkatkan menjadi Rp. 650.000.000.000.
Akta pendirian PT telah memperoleh pengesahan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan No. C-31541.HT.01.01.TH.2004 tanggal 29 Desember 2004
tentang Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan (PT Bank Sulsel), dan telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.13 tanggal 15
Februari 2005, tambahan nomor 1655/2005 sedangkan pengalihan izin
usahanya berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia tanggal
10 Mei 2006.
Dengan Akta Berita Acara RUPS Luar Biasa No.02 tanggal 1 Mei
2009 yang dibuat oleh Notaris Rakhmawati Laica Marzuki, SH telah
dilakukan perubahan Anggaran Dasar PT Bank Sulsel yaitu dengan
3
meningkatkan besarnya Modal Dasar menjadi sebesar Rp.
1.600.000.000.000, dan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No : AHU-
46983.AH.01.02.TH.2009 tanggal 30 September 2009 yang diubah
kembali sesuai Akta Nomor 16 tanggal 10 Februari 2011 yang dibuat dan
disampaikan oleh Notaris Rakhmawati Laica Marzuki, SH tentang
Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan.
Dengan produk unggulan seperti Simpeda dan ATM Bersama,
Giro, Deposito Berjangka, Tapemda dan Tabungan Haji sebagai sarana
penghimpunan dan dari masyarakat.
1.2.2 Visi dan Misi PT. Bank Sulselbar
Visi PT. Bank Sulselbar
Menjadi Bank yang terbaik di kawasan Indonesia Timur
dengan dukungan Manajemen dan Sumber Daya Manusia yang
profesional serta memberikan nilai tambah kepada pemerintah
daerah dan masyarakat.
Misi Bank Sulawesi Selatan
1) Penggerak dan pendorong laju pembangunan ekonomi
daerah.
2) Pemegang kas daerah atau melaksanakan penyimpanan
uang daerah.
3) Menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah.
4
1.2.3 Tugas Pokok dan Fungsi PT. Bank Sulselbar
Tugas pokok Bank Sulselbar adalah sebagai salah satu alat
kelengkapan otonomi daerah pada bidang keuangan/perbankan dan
menjalankan usahanya sebagai bank umum dengan memenuhi segala
ketentuan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, PT. Bank Sulselbar
mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Pendorong terciptanya tingkat pertumbuhan perekonomian dan
pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat.
2) Pemegang kas daerah dan pengelola uang daerah dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat.
3) Pemegang kas daerah dan pengelola uang daerah.
4) Salah satu sumber pendapatan asli daerah.
1.3 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas
Struktur organisasi perusahaan dibuat agar para karyawan dapat
melaksanakan tugas dan wewenang dengan baik dan bertanggung jawab. Adapun
struktur organisasi PT. Bank Sulselbar dapat dilihat pada halaman berikutnya.
5
Gambar 1.3.1 Struktur Organisasi PT. Bank Sulselbar
6
Berdasarkan struktur organisasi PT. Bank Sulselbar di atas, maka untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan masing-masing komponen mempunyai tugas
dan tanggung jawab. Susunan uraian pembagian tugas pada PT. Bank
Sulselbar dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
RUPS adalah pemegang kekuasaan tertinggi pada organisasi bank,
RUPS tahunan dan RUPS lainnya.
2. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris mempunyai tugas menetapkan kebijakan umum
bank, menjalankan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan terhadap
bank, serta bertanggung jawab terhadap Gubernur Daerah Tingkat I
Sulawesi Selatan, dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
Anggota Dewan Komisaris terdiri dari anggota Dewan Komisaris
dan pihak ekstern bank yang independen terhadap manajemen,
kepemilikan dan tidak bertentangan dengan kepentingan bank. Pihak-pihak
ekstern tersebut berafiliasi sesuai dengan pasal 40 UU No. 7 tahun 1992
tentang perbankan. Dewan Audit memastikan bahwa manajemen
menjamin baik auditing yang berlaku serta mengambil langkah-langkah
dan menindak lanjuti semua laporan audit.
3. Staf Ahli
Staf ahli diangkat dan diberhentikan dengan surat keputusan
Gubernur KDH Tingkat I Sulawesi Selatan. Anggota Staf Ahli terdiri dari
7
1 orang atau lebih sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh Gubernur
KDH Tingkat I Sulawesi Selatan dan Tugas wewenangnya adalah
memberikan pandangan, serta saran atau pertimbangan Dewan Komisaris,
diminta atau tidak diminta.
4. Direksi
Direktur Utama
Direktur Utama memimpin para direktur
menyelenggarakan koordinasi dalam pelaksanaan tugas-tugas
antara anggota direksi dan dalam pelaksanaan tugas organisasi
secara langsung mengkoordinir dan mengawasi tugas-tugas pada
Grup Audit Intern dan Grup Perencanaan dan Pengembangan.
Direktur Pemasaran
Direktur Pemasaran mengkoordinir dan mengawasi secara
langsung pelaksanaan tugas-tugas para Grup Treasury, Grup
Pemasaran, dan Unit Usaha Syariah, sedangkan untuk pengambilan
keputusan prinsipil sebelumnya harus melaksanakan koordinasi
dengan Direktur Utama.
Direktur Umum
Direktur Umum mengkoordinir dan mengawasi secara
langsung pelaksanaan tugas-tugas pada Grup Akuntansi, Grup
Teknologi dan Informasi, Grup Sekertariat dan Umum serta Grup
SDM, sedangkan untuk pengambilan keputusan prinsipil
sebelumnya harus melaksanakan koordinasi dengan Direktur
Utama.
8
Direktur Kepatuhan
Direktur Kepatuhan mengkoordinir dan mengawasi secara
langsung pelaksanaan tugas-tugas Grup Manajemen Resiko dan
Grup Kepatuhan, sedangkan untuk pengambilan keputusan yang
prinsipil sebelumnya harus melaksanakan koordinasi dengan
Direktur Utama.
5. Dewan Pengawas Syariah
Dewan Pengawas Syariah mempunyai tugas sebagai penasehat dan
pemberi saran kepada syariah mengenai hal-hal yang terkait dengan aspek
syariah. Dalam melaksanakan tugasnya, DPS wajib mengikuti ketentuan
dan prinsip syariah yang telah difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional.
6. Grup Perencanaan dan Pengembangan
9
1.) Berfungsi untuk merencanakan, revisi, mengembangkan,
mengusulkan dan merekomendasikan kepada Direktur Utama
mengenai pemikiran-pemikiran strategis pengembangan bank
secara umum dan melaksanakan promosi dalam rangka
pengembangan bank. Untuk menyelenggarakan tugasnya, divisi
perencanaan mempunyai fungsi menyusun rencana kerja bank yang
meliputi rencana jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang.
Rencana anggaran serta proyek-proyek keuangan jangka panjang.
2.) Melakukan penelitian mengenai perkembangan bank dan
perkembangan struktur ekonomi dan keuangan.
3.) Melakukan penelitian terhadap rencana pengembangan daerah
dalam rangka mengikutsertakan peranan bank di dalam
mengumpulkan, menyusun, dan mengikuti pelaksanaan kebijakan
ekonomi pemerintah terutama bidang moneter dan perbankan.
4.) Menyelenggarakan survei pasar umum untuk membantu penelitian
dan promosi proyek.
5.) Mengupayakan langkah-langkah kerjasama dengan pihak lain
dalam bidang riset dan promosi.
6.) Melaksanakan study Banding dalam bidang perencanaan dan
pengembangan bank.
7.) Mengusulkan perbaikan sistem dan prosedur serta tata kerja bank
dari unit-unit organisasi memperhatikan kondisi dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
8.) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi.
10
7. Grup Audit Intern (GAI)
Audit Intern adalah bagian dari struktur pengendalian intern dan
merupakan segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan audit
mengenai penyelenggaraan sistim dan struktur pengendalian serta
terkordinasi dalam setiap tingkat manajemen bank.
Tugas GAI adalah membantu Direktur Utama dan Dewan
Pengawas dengan menjalankan operasional perencanaan, pelaksanaan, dan
pemantauan atas hasil audit. Penyelenggaraan audit harus sesuai dengan
standar pelaksanaan fungsi audit intern bank, dimana pelaksanaannya
perlu dijabarkan dalam Internal Audit Charter (IAC) dan Panduan Ausit
Intern (PAI) sesuai dengan kondisi BPDSS dengan memperhatikan
perkembangan di dalam praktek perbankan.
11
Kepala GAI bertanggung jawab untuk merencanakan audit,
melaksanakan, serta mengevaluasi prosedur yang ada untuk memperoleh
keyakinan bahwa tujuan dan sasaran bank akan dapat dicapai secara
optimal.
Kepala GAI bertanggung jawab untuk melaporkan kegiatannya
secara rutin kepada Direktur Utama yaitu :
1.) Menyelenggarakan pemeriksaan pembinaan terhadap tata kerja dan
anggaran bank.
2.) Melakukan audit atas pelaksanaan pengamanan kekayaan bank.
3.) Melakukan penelitian terhadap kebenaran laporan keuangan bank
dan membuat rekomendasinya.
4.) Menyelesaikan usulan program dan langkah-langkah
pengembangan audit intern bank.
5.) Mengevaluasi serta melaporkan aktifitas pengendalian intern bank
yang telah ditetapkan oleh Direksi.
Dalam melaksanakan tugasnya, GAI dilengkapi dengan
Departemen Audit Umum dan Departemen Audit Kredit. Dimana setiap
bagian dipimpin oleh seorang Pemimpin Departemen yang berada dibawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Pemimpin GAI.
8. Grup Manajemen Risiko
Grup Manajemen Risiko mempunyai tugas pokok merencanakan
dan merumuskan secara sistematis kebijakan umum Direksi dalam bidang
manajemen risiko.
12
9. Grup Kepatuhan
Grup Kepatuhan mempunyai tugas pokok untuk memantau
kebijakan umum Direksi dan menetapkan langkah-langkah yang
diperlukan guna memastikan kepatuhan bank terhadap ketentuan,
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku secara komitmen bank
dengan Bank Indonesia. Grup Kepatuhan terdiri dari Departemen Hukum
dan Kepatuhan serta Departemen Pengenalan Nasabah.
10. Grup Pengendali Keuangan
Grup Pengendalian Keuangan mempunyai tugas pokok
merencanakan, mengkoordinasikan, mengevaluasi, mengelola akuntansi,
dalam mendukung pelaksanaan sistim informasi manajemen dan
pelaporannya.
13
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Grup Pengendalian Keuangan
dilengkapi dengan :
Bagian Akuntansi dan Laporan
11. Grup Teknologi Informasi (TI)
Grup Teknologi Informasi mempunyai tugas pokok melaporkan
kebijakan teknik komputerisasi dalam mendukung pelaksanaan sistim
informasi manajemen dan pelaporannya.
14
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Grup Teknologi Informasi
dilengkapi dengan :
Bagian Pengelola Data Elektronik
12. Grup Sekretariat dan Umum (GSU)
Grup Sekretariat dan Umum mempunyai tugas pokok dalam
bidang kesekretariatan, surat menyurat dan hubungan masyarakat, logistik
dan rumah tangga, kebersihan kantor, dan keamanan, pengadaan dan
mengawasi kebutuhan bank.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Grup Sekretariat dan Umum
tersebut mempunyai fungsi :
15
1.) Mempersiapkan dan menyelenggarakan rapat Direksi.
2.) Menyelenggarakan administrasi surat-surat masuk dan
keluar.
3.) Melakukan pembinaan kearsipan, baik di kantor pusat maupun
cabang-cabang.
4.) Melakukan tugas-tugas protokoler dan upacara resmi.
5.) Mengurus tamu-tamu bank termasuk keperluan-keperluan yang
berhubungan dengan itu.
6.) Mengadakan menyimpan, menurus barang-barang cetakan, alat
tulis lainnya.
7.) Merencanakan dan melaksanakan pengadaan harta tetap dan
bergerak serta keperluan Direksi.
8.) Menyimpan dan memelihara dokumen-dokumen penting.
9.) Mengatur tugas keamanan, kebersihan, dan keindahan kantor.
10.) Menyelenggarakan pengadaan dan pendistribusian sarana kerja.
11.) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan Direksi.
Dalam melaksanakan tugasnya, Grup Sekretariat dan Umum dilengkapi
dengan :
Departemen Sekretariat dan Humas
- Seksi Protokol
Departemen Logistik
Departemen Rumah Tangga
16
13. Grup Sumber Daya Manusia (SDM)
Grup Sumber Daya Manusia mempunyai tugas pokok
melaksanakan kebijakan kepegawaian yang ditetapkan oleh Direksi bank
dari segi pembinaan, rekrutmen, pengembangan dan kesejahteraannya
guna mendukung kelancaran operasional bank.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Grup Sumber Daya Manusia
dilengkapi dengan :
Departemen Pengembangan Pegawai.
Departemen Administrasi Kepegawaian
17
12. Grup Treasury (GTR)
Grup Treasury mempunyai tugas-tugas pokok mengelola dan
mengendalikan dana yang bersumber dari modal sendiri, dana masyarakat,
kas daerah, likuiditas Bank Indonesia maupun dana-dana lain yang
dihimpun untuk di daya gunakan secara optimal dalam kegiatan
pembiayaan dan pengembangan bank serta peningkatan usaha-usaha
pelayanan jasa lainnya.
Usaha menyelenggarakan tugas itu Grup Treasury mempunyai
fungsi :
1.) Melakukan analisa pasar yang mencakup account management dan
asset liability management.
18
2.) Memonitor aktivitas penarikan dana yang meliputi modal sendiri,
dana masyarakat, kas daerah, likuiditas Bank Indonesia, maupun
dana-dana lain yang di himpun.
3.) Mengusahakan hubungan kerja sama bidang dana/surat-surat
berharga antar bank dan lembaga keuangan lainnya.
4.) Memonitor dan mengembangkan Usaha-Usaha pelayanan jasa
perbankan lainnya dalam rangka meningkatkan aktivitas dan
produktivitas bank.
5.) Mengelola dan mengadministrasikan dana-dana pemerintah Daerah
Tingkat I dan Tingkat II serta dana-dana pihak lainnya sesuai
kontrak dan ketentuan yang berlaku.
6.) Mengusulkan program dan langkah-langkah pengembangan
kegiatan divisi.
Dalam melaksanakan tugasnya, Divisi Treasury dilengkapi dengan :
Departemen Dana dan Likuiditas
Departemen ALMA
Departemen Settlement
19
13. Grup Pemasaran
Grup Pemasaran mempunyai tugas pokokmenyalurkan dana dalam
bentuk kredit dengan lebih dulu mengamati peluang pasar.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Grup Perkreditan
mempunyai fungsi :
1.) Mengatur penyaluran dana dalam bentuk kredit program maupun
non program untuk pembiayaan sektor usaha produktif.
20
2.) Melakukan administrasi kredit yang disalurkan dan membuat
laporannya.
3.) Melakukan kegiatan supervisi kredit.
4.) Mengusulkan program dan langkah-langkah pengembangan
kegiatan grup.
5.) Menyusun program pemantauan kredit yang telah diragukan dan
macet, baik intern maupun ekstra komtabel yang ada di cabang-
cabang.
6.) Mengikuti penyelesaian kredit-kredit yang diajukan kepada Badan
Urusan Pelaksanaan Lelang Negara ( BUPLN ) atau kepengadilan
negeri oleh cabang-cabang.
7.) Melakukan administrasi dan laporan-laporan kredit yang
diragukan, macet, dan ekstra komtabel.
8.) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi.
Dalam melaksanakan tugasnya, Grup Pemasaran dilengkapi dengan :
Departemen DPK (Funding)
Departemen Kredit (Lending)
Departemen Supervisi Kredit
Departemen Kredit Khusus
14. Grup Manajemen Risiko
21
Untuk melaksanakan pengendalian risiko, maka dibentuk Divisi
Manajemen Risiko dan Kepatuhan serta Komite Manajemen Risiko yang
merupakan komite yang bertanggung jawab dalam perumusan kebijakan
pengelolaan risiko. Pengelolaan risiko pada Bank BPD Sulselbar
dilakukan secara terintegrasi dan berkesinambungan dalam upaya
meminimalkan risiko yang akan terjadi.
Beberapa upaya pengendalian dan pengelolaan risiko usaha pada
Bank BPD Sulselbar antara lain :
Risiko Kredit
Risiko Likuiditas
Risiko Operasional
Risiko Persaingan
Risiko Tingkat Suku Bunga
15. Grup Kepatuhan
22
16. Unit Usaha Syariah
Unit Usaha Syariah mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :
1.) Melaksanakan penyususnan rencana bisnis tahunan, business plan,
corporate plan unit usaha syariah.
2.) Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan kantor cabang syariah.
23
3.) Mengembangkan dan mengelola operasional dan bisnis bank
berbasis syariah.
4.) Memantau dan mengendalikan penerapan manajemen risiko pada
unit usaha syariah.
5.) Mengkaji aspek risiko atas permohonan pembiayaan, investasi, dan
penempatan dana.
6.) Memberikan konsultasi dan bantuan teknis kepada cabang syariah
dalam penyelesaian pembiayaan dan investasi dan permasalahan
hapus buku.
7.) Melaksanakan fungsi Treasury dalam rangka pengelolaan dan
penempatan dana yang bersumber dari Kantor Cabang Syariah.
8.) Mengembangkan, memasarkan, dan menyalurkan dana masyarakat
sesuai dengan prinsip syariah, juga dalam bentuk pembiayaan
dengan menghimpun dana.
9.) Menatalaksanakan akuntansi perbankan syariah dan menyusun
serta mempublikasikan laporan keuangan.
10.) Melakukan transaksi pasar uang syariah untuk memenuhi dan
menjaga stabilitas ketersediaan alat likuid.
11.) Mengelola giro Wadia BI dalam rangka pemenuhan GWM.
12.) Menatalaksana administrasi pembiayaan syariah.
13.) Melakukan perencanaan usaha syariah secara berkoordinasi dengan
unit perencanaan dan konvensional.
14.) Menyusun laporan keuangan konsilidasi Kantor Cabang Syariah.
24
15.) Menerima dan menatausahakan laporan keuangan kantor cabang
syariah dalam rangka penyusunan laporan gabungan.
16.) Merencanakan langkah-langkah penghimpunan dana masyarakat
dalam bentuk titipan maupun investasi sesuai dengan prinsip
syariah.
17.) Memberikan saran atau pertimbangan kepada direksi tentang
langkah yang perlu diambil sesuai dengan bidang tugasnya.
15. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional adalah satuan fungsional yang
merupakan gabungan beberapa kelompok kerja yang masing-masing
memiliki keahlian I bidang tertentu dan penempatannya ditetapkan di
direksi. Kelompok jabatan fungsional melaksanakan tugas dan
bertanggung jawab langsung kepada pimpinan divisi/satuan
kerja/UUS/Cabang, termasuk prestasi kerja dari masing-masing kelompok
jabatan fungsional yang akan dinilai oleh pemimpin divisi/satuan
kerja/UUS/Cabang, dimana kelompok jabatan fungsional ditempatkan.
16. Kantor-kantor di bawah kantor pusat bank
Kantor Cabang Utama
Kantor Cabang
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Syariah
Kantor Kas
Payment Point
25
Kas Kliring
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Efisiensi
Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi
besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan.
Pengertian efisiensi menurut para ahli :
Mulyamah (1987;3), yaitu: “Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam
membandingkan rencana penggunaan masukan dengan penggunaan yang
direalisasikan atau perkataam lain penggunaan yang sebenarnya.”
26
SP.Hasibuan (1984;233-4), yang mengutip pernyataan H. Emerson
adalah: “Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input
(masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber
yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan
penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa
yang telah diselesaikan.”
Hans Kartiadi yg dikutip oleh Agoes (1996:180), yaitu: “Efisiensi berarti
bertindak dgn cara yg dapat meminamilisir kerugian atau pemborosan
sumber daya dalam melaksanakan atau menghasilkan sesuatu.”
2.2 Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma)
adalah sekumpulan unsur/elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi
dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.
Pengertian sistem menurut para ahli :
Ludwig Von Bartalanfy, yaitu: “Sistem merupakan seperangkat unsur
yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut
dengan lingkungan.”
Anatol Raporot, yaitu: “Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan
perangkat hubungan satu sama lain.”
27
L. Ackof, yaitu “Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik
yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama
lainnya.”
L. James Havery Menurutnya “Sistem adalah prosedur logis dan rasional
untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu
dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu
kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.”
John Mc Manama Menurutnya “Sistem adalah sebuah struktur konseptual
yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja
sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang
diinginkan secara efektif dan efesien.”
C.W. Churchman Menurutnya “Sistem adalah seperangkat bagian-bagian
yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan."
J.C. Hinggins Menurutnya “Sistem adalah seperangkat bagian-bagian
yang saling berhubungan.”
Edgar F Huse dan James L. Bowdict Menurutnya “Sistem adalah suatu
seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan
bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari
satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.”
2.3 Pengertian RTGS
RTGS (Real Time Gross Settlement);
28
1.) Adalah jasa transfer uang valuta rupiah antarbank baik dalam satu kota
maupun dalam kota yang berbeda secara real time. Hasil transfer efektif
dalam hitungan menit.
2.) Adalah suatu sistem pembayaran antarbank yang didesain untuk
melaksanakan pembayaran secara real time (seketika) dan menyelesaikan
(melunasi) transaksi terhadap settlement account (rekening penyelesaian)
tiap bank peserta yang berada di Bank Indonesia dengan menggunakan
fasilitas elektronik-Interbank Funds Transfer System (IFTS).
RTGS (Real Time Gross Settlement);
Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, yang selanjutnya
disebut Sistem BI-RTGS, adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar
Peserta dalam mata uang Rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika
per transaksi secara individual.
Penyelenggara Sistem BI-RTGS, yang selanjutnya disebut Penyelenggara,
adalah Bank Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran (DASP).
Peserta Sistem BI-RTGS, yang selanjutnya disebut Peserta, adalah bank dan pihak
selain bank yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh
Penyelenggara, serta Bank Indonesia.
Interface RTGS merupakan Jasa Pelayanan yang disediakan oleh bank yang
memungkinkan nasabah untuk memerintahkan kepada PT. Bank Sulselbar untuk
mengirim dana (baik secara debet rekening maupun dilaksanakan tunai) kepada pihak
penerima secara real time sesuai dengan perintah yang tertuang dalam warkat RTGS
29
Bank adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang
mengatur mengenai perbankan atau perbankan syariah.
Pihak Selain Bank adalah pihak-pihak selain Bank yang dapat membuka
Rekening Giro di Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang
mengatur mengenai hubungan rekening giro antara Bank Indonesia dengan pihak
ekstern.
Peserta Langsung adalah Peserta yang dapat melakukan transaksi Sistem
Rekening Giro adalah rekening Peserta dalam mata uang Rupiah yang ditatausahakan di
Bank Indonesia yang digunakan untuk penyelesaian akhir transaksi.
Pengertian Real Time Gross Settlement (RTGS) menurut para ahli :
Menurut Brammer (2000: 31), ”Real time gross settlement (RTGS) adalah
transfer dana di mana transfer uang atau surat berharga berlangsung dari
satu bank ke bank lain pada "real time" dan kotor "dasar"”.
Menurut Gibson dan Michel (1995:12), “Real time gross settlement
(RTGS) adalah sebuah sistem yang streamlines bahwa penurunan nilai
transaksi antara bank dan lembaga keuangan”.
Menurut Henry Mintzberg ( 2001 : 22), “Real time gross settlement
(RTGS) adalah transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap
transaksinya dilakukan dalam waktu seketika. Sejak dioperasikan oleh
Bank Indonesia pada tanggal 17 November 2000, RTGS berperan penting
dalam pemrosesan aktivitas transaksi pembayaran, khususnya untuk
memproses transaksi pembayaran yang termasuk High Value Payment
System (HVPS) atau transaksi bernilai besar yaitu transaksi Rp.100 juta
30
keatas dan bersifat segera (urgent)”. Dari kedua definisi tersebut dapat
ditarik kesimpulan Real Time Gross.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Operasional Sistem BI-RTGS pada PT. Bank Sulselbar
Sistem BI-RTGS pada PT. Bank Sulselbar secara garis besarnya mengikuti
aturan yang ditetapkan Bank Indonesia. Penggunaan sistem BI-RTGS bertujuan
untuk menurunkan risiko sistem pembayaran nasional dengan meningkatkan
kepastian Penyelesaian Akhir, juga menyediakan tambahan pilihan sarana transfer
yang praktis, cepat, efisien, aman dan andal. Selain itu juga untuk menyediakan
31
informasi saldo Rekening Giro Peserta secara real time dan menyeluruh sehingga
dapat membantu peserta dalam meningkatkan disiplin dan profesionalisme dalam
mengelola likuiditas.
Sistem BI-RTGS pada Bank Sulselbar harus dikelola dengan baik agar
maksud dan tujuan penggunaan sistem tersebut dapat tercapai. Adapun maksud
dan tujuan penggunaan sistem Bi-RTGS pada PT Bank Sulselbar adalah:
a. Peningkatan efektivitas pengelolaan dana.
b. Memberikan kepastian dan memperlancar aliran pembayaran (payment
flows).
c. Mengurangi resiko settlement baik bagi Bank maupun nasabah (Systemic).
d. Memberikan informasi yang mendukung kebijakan moneter dan early
warning sistem bagi pengawasan bank dan meningkatkan efisiensi pasar
uang.
e. Meningkatkan efektivitas pengelolaan dana (management fund) bagi
Peserta melalui sentralisasi rekening giro.
3.2 Struktur Organisasi Satuan Kerja Pelaksana Sistem BI-RTGS Dan
INTERFACE RTGS
32
PEMIMPIN GRUP TREASURY
(Manager/Administrator)
DIREKSI
(Penanggung Jawab/Manager)
Ket : Interface line
BI-RTGS line
Berdasarkan struktur organisasi PT. Bank Sulselbar, unit kerja yang
bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional BI-RTGS berada pada Grup
Treasury. Secara umum Grup Treasury sebagai administrator utama pada system
BI-RTGS bertanggung jawab atas:
a. Melakukan fungsi :
1. Log on dan log off dari dan ke RCC
2. Monitoring atau melihat berbagai fungsi
3. Membaca transaksi
4. Mengirim pesan-pesan administratif
b. Mengelola sistem antrian
33
PEMIMPIN DEPT DANA DAN LIKUIDITAS
(Supervisor RTGS)
PEMIMPIN DEPT
ALMA
(Supervisor RTGS)
Staf Grup Treasury
Operator
RTGS
Cabut Makassar
Seksi Akuntansi & TI
PEMIMPIN DEPT SETTLEMENT
(Supervisor RTGS)
Transfer/ KU
Cabang/Capem/Ktr
Kas
Grup TI
(Manager/
Administrator)
1. Menayangkan dan mencetak status transaksi.
2. Mencetak dan mengirim copy transaksi.
3. Menayangkan dan mencetak ulang transaksi.
4. Mengendalikan operasi printer.
5. Mencetak laporan-laporan atas transaksi yang terjadi.
6. Melakukan construct transaksi outgoing.
7. Melakukan otorisasi, mengirim dan membatalkan transaksi outgoing.
8. Memelihara dan meng up-date database.
Pengoperasian pada system BI-RTGS oleh level user pada PT. Bank
Sulselbar adalah sebagai berikut:
1.) Administrator
Administrator bertugas untuk mengelola database aplikasi RT meliputi
database member control, department, RT Workstation, Account Identifier
Data (AID), Authenticator Text (AT) serta melakukan pendaftaran, perubahan
dan penghapusan petugas-petugas yang ditunjuk dan menentukan/memberikan
kewenangan untuk mengoperasikan berbagai fungsi kepada petugas (operator)
yang ditunjuk. Administrator terdiri dari 2 (dua) orang yaitu:
1. Administrator 1 : Pemimpin Grup Treasury
2. Administrator 2 : Pemimpin Grup Teknologi dan Informasi
2.) Supervisor
Supervisor adalah petugas yang melakukan kegiatan supervisi terhadap
pekerjaan dari operator dalam sistem BI-RTGS antara lain menyetujui
34
(approve) dan mengirimkan transaksi atau administratif lainnya.
Supervisor dapat melakukan persetujuan, penolakan, atau pembatalan
transaksi yang telah diinput oleh operator. Dalam hal terdapat pembatasan
kewenangan supervisor untuk melakukan approval maka terhadap
transaksi yang nominalnya melebihi pembatasan yang ditetapkan harus
dilakukan 2 (dua) tahap approval yaitu pre approval dan final approval.
Supervisor pada sistem BI-RTGS pada PT. Bank Sulselbar terdiri atas:
3. Pemimpin Grup Dana dan likuiditas
4. Pemimpin Grup ALMA
5. Pemimpin Grup Settlement
3.) Operator
Operator adalah petugas yang berwenang untuk melakukan pengimputan
data ke dalam sistem BI-RTGS sesuai dengan dokumen perintah transfer.
Staf administrasi pada Grup Treasury berfungsi sebagai petugas operator.
Setiap kegiatan yang dilakukan operator masih memerlukan persetujuan
dari supervisor.
3.3 Prosedur Pengoperasian Dan Pembukuan Transaksi BI-RTGS
Dalam pengoperasian sistem BI-RTGS dilakukan kegiatan yang meliputi:
1. SYSTEM START-UP DAN LOG ON KE RCC
Sistem start-up merupakan kegiatan menghidupkan RT server dan RT Client
Sistem BI-RTGS untuk dapat terhubung ke RCC. Pembukaan RT Server
35
system BI-RTGS dilakukan oleh user yang diberikan kewenangan oleh
pejabat administrator pada central department.
Setelah sistem start-up dan department start-up, dilanjutkan dengan proses log
on yaitu kegiatan untuk menghubungkan antara RT dengan RCC.
2. TRANSAKSI KIRIMAN UANG KELUAR (OUTGOING
TRANSACTION)
Proses transaksi kiriman uang keluar dapat dilakukan melalui fasilitas IFTS
apabila Server telah log on ke RCC melalui prosedur sebagai berikut:
a. Membuat warkat sebagai dasar construct data transaksi pada IFTS.
b. Operator masuk ke sistem untuk melakukan construct data transaksi IFTS
dengan terlebih dahulu memasukkan password yang bersangkutan.
Data yang direkam dalam sistem yaitu:
- Member kode pengirim
- Member kode penerima
- Tanggal valuta
- Jumlah nominal
- Real transaction reference number (apabila diperlukan)
- Jenis transaksi berdasarkan TRN
- Pemberi amanat/rekening yang akan dibebani
- Penerima amanat
- Member to member information wajib diisi transaksi untuk kepentingan
nasabah
- Currency (untuk transaksi UKA atau transaksi rupiah/versus valas)
36
- Exchange rate
- Period (khusus transaksi pasar uang antar bank)
- Deal stock code (khusus transaksi pasar modal)
Construct data pada IFTS akan menghasilkan suatu construct copy sebagai
bukti construct yang telah dilakukan. Sistem akan memberikan penomoran
pada transaksi atau pada pesan yang dikirim yang disebut dengan nomor
BOR yang terdiri dari 6 (enam) digit dan selalu dimulai dengan 000001
pada awal hari dengan nomor maksimum 999999 per hari. Nomor ini akan
direset setiap hari setelah batch processing selesai dilakukan.
c. Supervisor masuk ke sistem dengan menggunakan user-id yang
bersangkutan untuk memberikan approval/persetujuan sekaligus
pengiriman atas transaksi yang telah di construct. Persetujuan supervisor
diberikan setelah membandingkan antara warkat yang menjadi dasar
construct dengan detail transaksi dilayar komputer. Persetujuan, penolakan
atau pembatalan transaksi dilakukan berdasarkan nomor BOR.
Status transaksi setelah approval adalah sebagai berikut:
- Jika transaksi dapat diterima (status AK) maka akan tercetak pre approval
copy dan dilanjutkan dengan final approval dan transaksi akan terkirim
ke RCC.
- Setelah final approval dilakukan, akan tercetak transmit copy jika
transaksi tidak diterima RCC maka pada transmit copy akan ada
status NK (Negativelly Acknoledged).
- Jika terdapat perbedaan antara construct copy dengan dokumen maka
petugas approval akan menolak transaksi dan akan berstatus RJ (reject)
37
dan akan tercetak reject copy. Apabila transaksi tersebut telah diperbaiki
oleh operator dengan fasilitas ammend maka dapat dilakukan persetujuan
kembali.
- Jika transaksi tersebut ingin dibatalkan maka supervisor akan
memberikan status CA (Cancelled) dan selanjutnya akan tercetak
cancel copy.
- Jika transaksi telah diterima dan disettle di RCC maka pada printer
akan tercetak Completion Advice, semua transaksi yang dikirim ke
RCC akan diberikan nomor input sequence number (ISN) oleh RCC,
sedangkan untuk transfer yang diterima dari RCC akan diberi nomor
Output Sequence Number (OSN) oleh RCC. OSN dan ISN terdiri
dari 6 digit dimulai dari 000009 s.d 999999 per hari. ISN dan OSN
tersebut harus berpasangan untuk tujuan pengendalian urutan
transaksi dan untuk memastikan tidak terdapat transaksi yang hilang.
ISN dan OSN akan direset setip hari setelah batch processing hari
sebelumnya telah dilaksanakan.
d. Tahapan pelaksanaan
Tanggung Jawab KegiatanPetugas Service Assistant Kantor Cabang/Capem
- Menjelaskan kepada nasabah cara pengisian aplikasi permintaan transfer, kemudian meneliti kelengkapan data yang memuat identitas nasabah pengirim, Identitas penerima dan nomor rekening, Identitas Bank Penerima dan jumlah dana yang ditransfer.
Petugas Teller Kantor - Menerima permintaan transfer, mengecek
38
Cabang/Capem kecukupan dana pada rekening jika permintaan transfer dana berasal dari rekening, mencocokkan tanda tangan dengan specimen dan kelengkapan data lainnya, menghitung fisik uang jika transfer dilakukan secara tunai
Petugas Teller Cabang Utama Makassar
- Melaksanakan pendebetan pada rekening nasabah yang bersangkutan dan mengkredit rekening Bank Indonesia atau melakukan pendebetan pada kas dan mengkredit rekening Bank Indonesia.
Kantor Cabang/Capem - Meminta otorisasi warkat kepada pejabat sesuai dengan limit kewenangannya.
- Warkat transaksi yang akan dikirim melalui RTGS diserahkan ke Grup Treasury untuk diteruskan ke rekening penerima via BI-RTGS.
- Meminta otorisasi warkat dan tanda tangan kepada pejabat sesuai limit kewenangannya.
- Melaksanakan pembukuan atas transaksi tersebut dengan mendebet rekening nasabah dan mengkredit Rekening Antar Kantor jika transfer dilakukan dari rekening atau mendebet Kas dan mengkredit rekening antar kantor jika transfer dilakukan secara tunai.
- Warkat transaksi yang akan di kirim melalui RTGS di KUS (Kiriman Uang Setoran) ke Cabang Utama untuk divalidasi dan ditandatangani oleh Pejabat Cabang Utama kemudian diserahkan ke Grup Treasury untuk diteruskan ke rekening penerima via BI-RTGS.
- Melaksanakan pembukuan atas transaksi tersebut.
Grup Treasury - Menerima warkat transaksi dari Cabang Utama Makassar.
- Membuat pencatatan dan penomoran setiap warkat transaksi.
39
Dept Settlement - Melaksanakan construct data transaksi setelah mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang.
- Supervisor melaksanakan pengecekan data hasil construct dengan warkat, kemudian melakukan persetujuan (pre-approval/final approval) sesuai kewenangan limit yang ditetapkan Direksi.
- Asli print out yaitu Construct copy, pre-Approval Copy, Transmit Copy Completion Advice Copy yang tercetak dilampirkan pada warkat transaksi yang telah dikirim melalui RTGS Sebagai arsip pembukuan dan Copynya sebagai arsip Grup Treasury.
Berikut skema transaksi BI-RTGS PT. Bank Sulselbar:
Untuk instruksi transfer yang diterima paling lambat pada saat
berakhirnya jam pelayanan nasabah untuk transfer melalui sistem
BI-RTGS yang ditetapkan, Bank harus dengan segera meneruskan
instruksi transfer tersebut.
Dalam hal pengiriman transfer tidak sesuai dengan instruksi yang
dibuat nasabah pengirim, maka transfer baru wajib diterbitkan sesuai
instruksi transfer yang benar tanpa harus menunggu terlebih dahulu
40
pengembalian dana dari bank penerima atau nasabah yang tidak
berhak.
Instruksi transfer yang diterima dengan amanat untuk dilaksanakan
pada tanggal tertentu (transaksi titipan), maka harus diteruskan
sesuai dengan tanggal yang sama dengan tanggal yang diperintahkan
oleh nasabah.
Instruksi transfer dari nasabah yang diterima setelah berakhirnya jam
pelayanan nasabah maka diteruskan paling lambat pada hari kerja
berikutnya, dengan memperhatikan penyelesaian transaksi lainnya
yang diprioritaskan seperti transaksi bank dengan rekening Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dan transaksi kas
penarikan tunai.
e. Perhitungan Bunga dan Kompensasi
Dalam hal Petugas pengirim tidak melaksanakan instruksi transfer
nasabah dan rekening nasabah telah didebet, maka nasabah berhak atas
bunga sesuai dengan jenis rekeningnya, terhitung sejak tanggal
pendebetan rekening nasabah sampai tanggal pelaksanaan instruksi
transfer.
Apabila instruksi transfer diterima setelah jam pelayanan nasabah
untuk transfer melalui sistem BI-RTGS yang ditetapkan bank, maka
rekening nasabah pengirim didebet pada tanggal yang sama dengan
diterimanya instruksi transfer, dan diteruskan pada hari kerja
berikutnya. Apabila dalam meneruskan instruksi transfer tersebut
41
tidak dapat menggunakan tanggal valuta yang sama dengan tanggal
diterimanya transfer dari nasabah, maka kepada nasabah diberikan
bunga sesuai jenis rekeningnya selama 1 (satu) hari.
Penerbitan transfer baru sebagaimana pengiriman yang tidak sesuai
dengan instruksi transfer, wajib dilakukan pada hari yang sama dan
jika ketidaksesuaian diketahui paling lambat 30 (tiga puluh) menit
sebelum berakhirnya batas waktu (window time) jenis transaksi
tersebut, atau paling lambat pada hari kerja berikutnya dengan
ketentuan harus dengan segera dan tanpa menunda melakukan
penerbitan instruksi transfer baru setelah Peserta berhasil melakukan
Log-on ke dalam RCC dengan memperhatikan penyelesaian
transaksi-transaksi lainnya yang diprioritaskan. Apabila terjadi hal
tersebut di atas, maka nasabah pengirim berhak atas bunga sesuai
dengan bunga yang berlaku untuk jenis rekening nasabah peserta
yang dibebani untuk transfer terkait, terhitung sejak tanggal
pendebetan rekening nasabah Peserta sampai tanggal pelaksanaan
instruksi transfer yang baru.
f. Koreksi kiriman uang keluar
Dalam hal terjadi kesalahan transfer dana dengan kondisi :
Transfer telah dikirim ke RCC tapi masih berada dalam sistem antrian,
maka koreksi dapat dilakukan dengan pembatalan transaksi terlebih
dahulu.
Transfer telah disettle dan ingin melakukan koreksi yang
berkaitan dengan perubahan selain nomor rekening dan nama
42
beneficiary, maka perubahan dilakukan dengan mengirim
pengumuman melalui administrative message yang isinya
meminta kepada bank penerima untuk mengembalikan dana
tersebut disertai dengan indemnity dengan kalimat sesuai bye
laws.
Jika ingin dikoreksi berkenaan dengan nomor rekening dan
beneficiary, maka koreksi dilakukan dengan mengirim transaksi
Rp1,00 (satu rupiah) dengan nomor rekening 1 dan mengisi payment
detail berisi perubahan nomor rekening atau beneficiary tersebut.
Transaksi tersebut disertai dengan pengumuman melalui
administrative message yang berisi indemnity dengan kalimat sesuai
bye laws.
Permintaan koreksi berlaku apabila permintaan diajukan paling
lambat 60 (enam puluh) hari kalender sejak tanggal pengkreditan
rekening giro bank penerima di Bank Indonesia.
Jika kesalahan terjadi pada penulisan TRN dalam transaksi
penarikan tunai, maka harus menyampaikan surat permohonan
koreksi kepada Bank Indonesia yang antara lain berisi alasan yang
menyebabkan kesalahan tersebut serta dilampiri dengan completion
advice.
Khusus untuk transaksi yang dibukukan oleh Bank Indonesia, maka Bank
Indonesia dapat langsung membebani atau mengkredit rekening bank.
g. Waktu pelaksanaan transaksi BI-RTGS
43
1) Jam operasional sistem BI-RTGS Pada PT. Bank Sulselbar
Waktu pelaksanaan transaksi BI-RTGS pada Bank Sulselbar tetap
mengacu dan berpedoman pada jam operasional sistem BI-RTGS Bank
Indonesia. Setiap cabang wajib menginformasikan kepada nasabah tentang
waktu layanan BI-RTGS beserta biaya RTGS (memasang papan
pengumuman yang mudah terlihat oleh nasabah).
2) Perubahan Jam Operasional
Untuk mengantisipasi kebijakan Penyelenggara dalam perubahan
jam operasional yang disampaikan kepada setiap peserta melalui
fasilitas administrative message, PT. Bank Sulselbar tetap mengikuti
prosedur perubahan jam operasional (perpanjangan dan pengurangan
jam operasional) oleh Penyelenggara.
3. TRANSAKSI PENERIMAAN KIRIMAN UANG (INCOMING
TRANSACTION)
Setiap penerimaan kiriman uang (Incoming Transaction) berupa Confirmation
Advice akan tercetak pada central department penerusan ke penerima yang
dituju sebagai berikut:
a. Kiriman Uang kepada Nasabah yang memiliki rekening.
Grup Treasury menyampaikan Confirmation advice ke Cabang Utama
Makassar untuk dilakukan pengecekan antara nama, nomor rekening
44
penerima yang tercantum pada Confirmation advice dengan nama dan
nomor rekening yang tercatat pada PT Bank Sulselbar
Jika terdapat kesesuaian data yang dimaksud, maka kiriman uang harus
dibukukan pada rekening nasabah yang dituju pada tanggal valuta yang
sama dengan tanggal pengkreditan Rekening Giro Bank Sulselbar di Bank
Indonesia dan paling lambat pada hari kerja berikutnya setelah melakukan
log-on ke RCC, dengan menggunakan tanggal valuta yang sama dengan
tanggal perkreditan Rekening Giro Bank Sulselbar di Bank Indonesia.
Apabila sistem tidak memungkinkan untuk melakukan pengkreditan sesuai
dengan tanggal valuta yang sama, maka kepada nasabah diberikan bunga
sesuai dengan bunga yang berlaku untuk jenis rekening nasabah terhitung
sejak tanggal pengkreditan Rekening Giro Bank Sulselbar di Bank Indonesia
sampai tanggal pengkreditan rekening nasabah penerima ditambah dengan
tingkat kompensasi sebesar 200 (dua ratus) basis points.
Kewajiban pembayaran tambahan kompensasi tidak berlaku apabila penundaan
pelaksanaan pengkreditan atas dasar permintaan pihak yang berwenang antara
lain kepolisian, kejaksaan dan pengadilan atau ketentuan yang berlaku.
Jika terdapat perbedaan/ketidaksesuaian antara nama dan nomor
rekening penerima, maka diretur segera ke bank pengirim.
b. Kiriman Uang Untuk Nasabah Yang Tidak Memiliki Rekening
Grup Treasury menyampaikan Confirmation advice ke Cabang Utama
Makassar, untuk dibuatkan surat pemberitahuan mengenai
tersedianya dana hasil transfer kepada penerima dana pada tanggal
45
yang sama dengan tanggal pengkreditan rekening giro di Bank
Indonesia atau paling lambat hari kerja berikutnya. Surat
pemberitahuan merupakan dasar bagi penerima dana untuk
mengambil dana di Bank Sulselbar. Penyampaian surat pemberitahuan
pada hari kerja berikutnya dilakukan apabila kantor sudah tutup atau
pengkreditan Rekening Giro Bank Sulselbar dilakukan pada periode
perpanjangan jam operasional.
Petugas pada kantor cabang wajib mencocokkan nama, identitas
penerima dana yang sesuai dengan Confirmation Advice.
Apabila terjadi perbedaan penyampaian dana yang tidak sesuai
dengan perintah yang tercantum pada Confirmation Advice, maka
Petugas segera menyampaikan dana kepada yang berhak tanpa harus
menunggu pengembalian dari penerima dana yang tidak berhak.
Skema penerimaan kiriman uang adalah sebagai berikut:
46
4. PROSES AKHIR HARI
Proses akhir hari dilakukan oleh Grup Treasury yang mempunyai
kewenangan sebagai Supervisor dengan menggunakan fungsi Batch
Processing yang proses pelaksanaannya sebagai berikut :
Memeriksa status transaksi, untuk memastikan bahwa semua transaksi
telah selesai dan tidak ada yang belum terselesaikan
Melakukan system shut-down
Melakukan Depatement shut-down
Melakukan fungsi batch processing yang terdiri dari kegiatan :
Cetak laporan batch yang terdiri dari Listing akhir hari (end of day
listing) Message masuk dan message keluar, Laporan Total Harian (daily
total report), Sistem audit trail
Back-up daily file
Reset system file
3.4 Efisiensi Sistem BI-RTGS Pada PT. Bank Sulselbar
Berikut ini data mengenai jumlah rata-rata transaksi BI-RTGS pada PT Bank
Sulselbar :
TAHUN BULAN INCOMING OUTGOING TOTAL
2010 Januari 661 1188 1849
Februari 900 1820 2720
Maret 860 2440 3300
April 1113 2793 3906
Mei 1140 2800 3940
Juni 1364 3476 4840
47
Juli 1387 3589 4976
Agustus 1428 3677 5105
September 1495 3951 5446
Oktober 1575 3681 5256
Nopember 1624 3890 5514
Desember 2688 4200 6888
2011
Januari 1302 2877 4179
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Sumber data: Cash Flow RTGS PT.Bank Sulselbar
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Seiring dengan semakin banyaknya jumlah transaksi pengiriman dan
penerimaan uang pada PT Bank Sulselbar, maka dipandang perlu untuk
menerapkan suatu sistem dimana sistem tersebut dapat meningkatkan efisiensi
48
transaksi BI-RTGS, sehingga dengan meningkatnya pelayanan tersebut tujuan
Bank Sulselbar untuk menjadi Bank Regional Champion dapat terwujud.
DAFTAR PUSTAKA
Media Mikro Banking PT. Bank Sulselbar
Mulyamah, 1987. Manajemen Pendidikan. jilid 3, Yogyakarta.
Hans Kartiadi yg dikutip oleh Agoes (1996:180), Efisien dan Efektifitas. Cetakan
Ketiga. PT Raja Grafindo Persada
Henry Mintzberg, 2001. Bank Management and Financial Services. Internasional
Edition. Singapore : The McGrawhill Companies
http://febriani.staff.gunadarma.ac.id/
E-book "Sistem BI-RTGS"
49
50