jurnal(1)

13
THE EFFECT OF ETHANOL EXTRACT 95% OF LONG PEPPER (Piper reftrofractum Vahl.) ON HDL LEVELS IN MALE SPRAGUE-DAWLEY RATS ADMINISTRATED BY HIGH FAT DIET Pratiwi A, Susantiningsih T, Mustofa S Faculty of Medicine University of Lampung Abstract Cardiovascular disease is the major cause of mortality worldwide. Low levels of High Density Lipoprotein (HDL) is the predispotition factor of tthis diseases. Existing treatments can causes several side effects. The negative impacts can be minimalized by using Piper longum. The aim of this research is to know the effect of long pepper (piper reftrofractum vahl.) extract on HDL levels. This is an experimental research with Post Test Only Control Group Design, used 21 male sprague dawley rats and simply randomize into 3 groups. Group A had standard diet in 7 weeks. Group B had high fat diet in 7 weeks. Group C had high fat diet in 4 weeks, then standard diet and ethanol extract 95% of long pepper with the dose 160 mg/kg in 3 weeks. The sample of blood was taken out in the end of 8 th week. The average of HDL levels are A (55,57 ± 2,07), B (22,00 ± 2,30), and C (38,71 ± 4,49). With one way ANOVA and continued with post hoc test, there are significantly difference between groups (p<0,05). Key words : HDL, high fat diet, long pepper PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 95% CABE JAWA (Piper reftrofractum Vahl.) TERHADAP KADAR HDL TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS) JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK Abstrak Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab kematian nomor satu di dunia. Kadar High Density Lipoprotein (HDL) yang rendah merupakan faktor pencetus terjadinya penyakit ini. Upaya pengobatan yang ada saat ini masih banyak menimbulkan efek samping. Dampak negatif dapat diminimalisir dengan obat-

description

n

Transcript of jurnal(1)

Page 1: jurnal(1)

THE EFFECT OF ETHANOL EXTRACT 95% OF LONG PEPPER (Piper reftrofractum Vahl.) ON HDL LEVELS IN MALE SPRAGUE-DAWLEY

RATS ADMINISTRATED BY HIGH FAT DIET

Pratiwi A, Susantiningsih T, Mustofa S Faculty of Medicine University of Lampung

AbstractCardiovascular disease is the major cause of mortality worldwide. Low levels of High Density Lipoprotein (HDL) is the predispotition factor of tthis diseases. Existing treatments can causes several side effects. The negative impacts can be minimalized by using Piper longum. The aim of this research is to know the effect of long pepper (piper reftrofractum vahl.) extract on HDL levels. This is an experimental research with Post Test Only Control Group Design, used 21 male sprague dawley rats and simply randomize into 3 groups. Group A had standard diet in 7 weeks. Group B had high fat diet in 7 weeks. Group C had high fat diet in 4 weeks, then standard diet and ethanol extract 95% of long pepper with the dose 160 mg/kg in 3 weeks. The sample of blood was taken out in the end of 8th week. The average of HDL levels are A (55,57 ± 2,07), B (22,00 ± 2,30), and C (38,71 ± 4,49). With one way ANOVA and continued with post hoc test, there are significantly difference between groups (p<0,05).

Key words : HDL, high fat diet, long pepper

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 95% CABE JAWA (Piper reftrofractum Vahl.) TERHADAP KADAR HDL TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS) JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIBERI

DIET TINGGI LEMAK

AbstrakPenyakit kardiovaskuler adalah penyebab kematian nomor satu di dunia. Kadar High Density Lipoprotein (HDL) yang rendah merupakan faktor pencetus terjadinya penyakit ini. Upaya pengobatan yang ada saat ini masih banyak menimbulkan efek samping. Dampak negatif dapat diminimalisir dengan obat-obatan alami yaitu ekstrak cabe jawa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak cabe jawa (Piper reftrofractum Vahl.) terhadap kadar HDL. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan Post Test Only With Control Group Design, menggunakan 21 ekor tikus putih galur sprague dawley yang diacak kedalam 3 kelompok. Kelompok A diberikan diet standar dalam 7 minggu. Kelompok B diberikan diet tinggi lemak dalam 7 minggu. Kelompok C diberikan diet tinggi lemak selama 4 minggu dilanjutkan ekstrak etanol 95% cabe jawa dengan dosis 160 mg/kgbb selama 3 minggu. Sampel darah diambil melalui jantung di akhir minggu ke-8. Dari hasil penelitian didapatkan rerata kadar HDL kelompok A (55,57 ± 2,07), kelompok B (22,00 ± 2,30), dan pada kelompok C (38,71 ± 4,49). Dengan menggunakan uji statistik one way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji post hoc didapatkan perbedaaan yang signifikan (p<0,05).

Kata kunci : Cabe jawa, diet tinggi lemak, HDL

Page 2: jurnal(1)

PendahuluanPenyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian nomor satu di

dunia. Pada tahun 2008 terjadi 17, 3 juta kematian akibat penyakit kardiovaskuler

dan pada tahun 2030 nanti diperkirakan akan ada 23,3 juta kematian per-tahunnya

akibat penyakit ini (WHO, 2013). Di Indonesia sendiri penyakit ini merupakan

30% penyebab kematian, yang merupakan proporsi terbanyak dari penyebab

kematian yang ada (NCD profiles, 2011).

Konsentrasi HDL berhubungan secara terbalik dengan insiden

artherosklerosis koroner. HDL cenderung membawa kolesterol menjauhi arteri

dan kembali ke hati, menyingkirkan kolesterol yang berlebihan di plak ateroma

dan menghambat perkembangan plak selama proses aterogenesis (Hafiane, 2013).

Selain itu HDL juga memiliki fungsi sebagai antioksidan, antiinflamasi dan

antitrombosis selain perannya dalam transport lipid dalam darah (Daniil dkk.,

2011).

Terapi farmakologik yang tersedia masih menimbulkan banyak efek

samping seperti miopati, rash, eksem, dispepsia, nyeri ulu hati, hepatotoksik, dan

teratogenik (Suyatna, 2007). Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) sering

dikategorikan sebagai tanaman obat. Cabe jawa merupakan tanaman asli

Indonesia dan banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Madura, dan Sulawesi. Ekstrak

etanol 95% cabe jawa mengandung piperin, minyak atsiri, piperidin dan turunan

lainnya (Moeloek, 2009).

Pemberian piperin pada tikus putih jantan mampu meningkatkan kadar HDL

secara signifikan (Vijayakumar, 2006; Shah dkk., 2011). Oleh karena itu, pada

penelitian ini dipilih buah cabe jawa untuk mengetahui pengaruh pemberian

ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) terhadap kadar HDL

tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur Sprague Dawley yang diberi diet

tinggi lemak.

Metode

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Post Test Only

With Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini adalah Tikus putih

Page 3: jurnal(1)

jantan galur Sprague Dawley yang didapat dari IPB (Institut Pertanian Bogor)

dengan berat 200-300 berumur 2-3 bulan. Berdasarkan rumus Federer didapatkan

sampel minimal sampel perkelompok sebanyak 6 ekor. Sampel yang digunakan

pada penelitian ini sebanyak 21 ekor yang diacak kedalam 3 kelompok perlakuan.

Waktu penelitian adalah 8 minggu. Satu minggu pertama masing-masing

kelompok diberikan diet standar berupa pelet ayam pedaging, 7 minggu

berikutnya, Kelompok A (kontrol negatif) diberikan diet standar; Kelompok B

(kontrol positif) diberikan diet tinggi lemak berupa pemberian kuning telur

sebanyak 10 gram secara intermitten melalui sonde lambung; Kelompok C

(perlakuan) diberikan diet tinggi lemak selama 4 minggu kemudian 3 minggu

berikutnya diberikan diet tinggi lemak ditambah dengan ekstrak etanol 95% cabe

jawa dengan dosis 160 mg/kgbb melalui sonde lambung.

Setelah minggu ke-8, hewan coba dikorbankan dengan pemberian larutan

eter dan kemudian dilakukan pengambilan darah sebanyak 3cc melalui jantung.

Pemeriksaan kadar HDL dilakukan di laboratorium Duta Medika dengan

menggunakan metode CHOD-PAP. Data hasil pengamatan diuji analisis

menggunakan software statistik. Uji yang pertama dilakukan adalah uji normalitas

(uji Shapiro-Wilk). Apabila sebaran data normal, dilakukan uji ANOVA satu arah.

Tetapi bila sebaran data tidak normal atau varians data tidak sama, dilakukan uji

alternatif yaitu uji Kruskal-Wallis. Uji ini bertujuan untuk mengetahui paling tidak

terdapat perbedaan antara dua kelompok perlakuan. Apabila pada uji tersebut

didapatkan hasil bermakna (p<0,05) maka dilakukan uji post-hoc. Uji post-hoc

untuk ANOVA satu arah adalah Bonferroni sedangkan untuk uji Kruskal-Wallis

adalah Mann Whitney.

Hasil

Kadar HDL kelompok A (diet standar) adalah 55,57 ± 2,07, pada kelompok

B (diet kuning telur) didapatkan kadar HDL 22,00 ± 2,30, dan pada kelompok C

(diet kuning telur + cabe jawa), diperoleh kadar HDL yaitu 38,71 ± 4,49.

Page 4: jurnal(1)

Gambar 1. Grafik perbandingan rerata kadar HDL antar kelompok.

Data ini kemudian diolah dengan menggunakan program komputer.

Pertama, dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji normalitas

Shapiro-Wilk, uji ini dipilih karena jumlah sampel yang digunakan kurang dari 50

(Dahlan, 2009). Setelah dilakukan uji normalitas, didapatkan hasil bahwa seluruh

data memiliki distribusi normal dengan p>0,05 sehingga uji analisis yang

digunakan untuk data penelitian ini adalah uji oneway ANOVA.

Berdasarkan hasil uji oneway ANOVA, diketahui bahwa varians data pada

penelitian ini homogen, sehingga tidak perlu dilakukan transformasi data (Dahlan,

2011). Setelah dilakukan uji oneway ANOVA diperoleh tingkat siginifikansi atau

p pada ketiga kelompok perlakuan adalah <0.05. Hasil uji ini tercantum dalam

tabel 6. Apabila terdapat nilai p<0,05 pada uji oneway ANOVA, hal ini

mengartikan bahwa paling tidak terdapat dua pengukuran yang berbeda. Untuk

mengetahui pengukuran mana yang berbeda, analisis data kemudian dilanjutkan

dengan uji post-hoc. Hasil uji oneway ANOVA dijelaskan pada tabel 1 sedangkan

hasil uji post-hoc dijelaskan pada tabel 2.

Page 5: jurnal(1)

Tabel 1. Hasil uji oneway ANOVA     N Mean±SD P

Kadar HDL A 7 55,57 ± 2,07 <0,001

B 7 22,00 ± 2,30

  C 7 38,71 ± 4,49  

Tabel 2. Uji beda kadar kolesterol HDL antar kelompokP

Kelompok A vs Kelompok B

Kelompok A vs Kelompok C

Kelompok B vs Kelompok C

<0,001

<0,001

<0,001

Berdasarkan tabel 2 hasil uji post-hoc, diperoleh data bahwa perbedaan yang

bermakna terjadi pada semua pengukuran. Terdapat perbedaan yang bemakna

antara kadar HDL kelompok A (diet standar) dengan kadar HDL pada kelompok

B (diet kuning telur). Perbedaan yang bermakna juga terdapat antara kadar HDL

kelompok A (diet standar) dengan kadar HDL pada kelompok C (diet kuning telur

ditambah ekstrak cabe jawa). Selain itu, perbedaan yang bermakna juga terjadi

antara kadar HDL kelompok B (diet kuning telur) dengan kadar HDL pada

kelompok C (diet kuning telur ditambah ekstrak cabe jawa). Besarnya perbedaan

pada setiap kelompok menghasilkan nilai yang sama yaitu p<0,001.

Pembahasan

Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan

peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam serum. Kelainan fraksi lipid

yang paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL (Low

Density Lipoprotein), kenaikan kadar trigliserida serta penurunan kadar HDL

(High Density Lipoprotein) (Musunuru, 2010). Konsentrasi HDL berhubungan

secara terbalik dengan insiden aterosklerosis koroner. HDL cenderung membawa

Page 6: jurnal(1)

kolesterol menjauhi arteri dan kembali ke hati, menyingkirkan kolesterol yang

berlebihan di plak ateroma dan menghambat perkembangan plak selama proses

aterogenesis. Semakin tinggi HDL, semakin banyak kolesterol berlebihan yang

disingkirkan dan akan menghambat perkembangan plak selama proses

aterogenesis (Hafiane, 2013).

Berdasarkan hasil uji dengan program komputer, diketahui bahwa terdapat

perbedaan yang bermakna pada kadar HDL ketiga kelompok percobaan. Uji yang

digunakan untuk mengetahui perbedaan ini adalah dengan uji oneway ANOVA.

Hasil uji ini memiliki nilai p yang <0,05. Setelah uji oneway ANOVA, uji ini

dilanjutkan dengan uji post-hoc untuk mengetahui perbedaan antar kelompok.

Berdasarkan hasil uji post-hoc nilai p pada semua kelompok ini juga <0,05.

Artinya perbedaan bermakna terdapat pada kadar HDL kelompok A dengan

kelompok C, kadar HDL kelompok A dengan kelompok B, dan kadar HDL

kelompok B dan kelompok C. Masing-masing perbandingan ini nilai p nya adalah

<0,001.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya. Diet kuning telur

akan mempengaruhi proses metabolisme kolesterol dalam darah. Diet kuning telur

ini memiliki kandungan kolesterol dan trigliserida yang tinggi. Kadar kolesterol

pada kuning telur mencapai 17,11 sampai 19,80 mg/g, sementara itu kadar

trigliserida nya mencapai 31% (Mufti, 2008; Husbands, 1970). Berdasarkan

penelitian sebelumnya, terlah terbukti bahwa pemberian diet kuning telur secara

intermitten dapat menaikkan kadar trigliserida (Prasetyo, 2002). Peningkatan

kadar trigliserida akibat diet kuning telur merupakan penyebab menurunnya HDL

pada kelompok B (Moll J, 2013). Sementara itu pada kelompok A meskipun

diberi diet kuning telur, kadar HDL sampel pada kelompok ini lebih tinggi

dibanding kelompok B, hal ini karena selain diberikan diet kuning telur,

kelompok percobaan ini juga diberikan ekstrak cabe jawa.

Cabe jawa mengandung senyawa piperin (BPOM RI, 2009; Usia, 2012;

Indrapraja, 2009). Dalam ekstrak etanol 95% cabe jawa terdapat 25% piperine

(Usia, 2012). Piperin ini memiliki kemampuan untuk dapat meningkatkan HDL

(Shah et al, 2011; Vijayakumar, 2006).

Page 7: jurnal(1)

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Shah dkk pada tahun 2011, pada penelitian tersebut pemberian 40 mg/kgbb

piperin pada tikus jantan Sprague Dawley yang diberi diet tinggi lemak selama 8

minggu dapat meningkatkan kadar HDL (Shah dkk, 2011). Hasil penelitian ini

juga sesuai dengan penelitian Vijayakumar pada tahun 2006, pada penelitian

tersebut tikus Wistar jantan yang diberikan ekstrak piperin dan diet tinggi lemak

selama 10 minggu memiliki kadar ApoA-I, suatu apoliporotein pembentuk HDL

yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan tikus Wistar jantan yang hanya

diberikan diet tinggi lemak (Vijayakumar, 2006).

Piperin terbukti meningkatkan kadar HDL serum dengan mekanisme yang

sebenarnya masih belum jelas. Namun, hipotesis yang mungkin adalah piperin

bekerja sebagai agonis reseptor MC-4. Piperin juga mempengaruhi aktivitas

tirogenik yang memodulasi kadar lipoprotein dan resistensi insulin pada tikus

yang diberi diet tinggi lemak. Selain itu piperin juga menghambat akumulasi lipid

dan lipoprotein secara signifikan dengan memodulasi enzim yang berperan pada

metabolisme lipid, seperti Lecithin-cholesterol acyltransferase (LCAT) dan

lipoprotein lipase (LPL) (Shah et al, 2011). Piperin juga mampu meningkatkan

kadar HDL dengan cara meningkatkan Apo A-1, yaitu apolipoprotein terbanyak

pembentuk HDL, sehingga kadar Apo A-1 berbanding lurus dengan kadar HDL

(Vijayakumar, 2006). Namun, piperin juga memiliki kelemahan, seperti statin,

piperin tidak cukup adekuat untuk meningkatkan HDL pada pasien dengan resiko

tinggi penyakit kardiovaskuler, oleh karena itu senyawa ini membutuhkan terapi

tambahan untuk dapat meningkatkan kadar HDL pada pasien tersebut (Maneesai,

2012).

Simpulannya yaitu pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa berpengaruh

terhadap kadar HDL serum tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur Sprague

Dawley yang diberi diet tinggi lemak.

Page 8: jurnal(1)

Daftar PustakaDahlan, S. 2009. Langkah-langkah membuat proposal penelitian bidang kedokteran dan kesehatan.

Salemba Medika. Jakarta.Dahlan, S. 2009. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Salemba Medika. JakartaDaniil G, Alexia AP, Adriaan G, Mohammad MM, Letta A, Jan AK, dkk. 2011. Characterization

of antioxidant/anti-inflamatory properties and ApoA-I-containing subpopulations of HDL from family subjects with monogenic low HDL disorders. National Center for Scientific Research Demokritos. Yunani. 412(13-14):1213-1220

Federer, WT.1967. Experimental design, theory and application. Oxford and IBH Publ. Co. New Delhi, Ramsey SC, Galeano.

Hafiane A, Genest J. 2013. HDL, atherosclerosis, and emerging therapies. Journal of Cardiovascular. Canada. 54(2):226-232

Indrapraja, O. 2009. Efek minyak atsiri bawang putih (Allium sativum) dan cabe jawa ( Piper retrofractum Vahl.) terhadap jumlah eritrosit pada tikus yang diberi diet kuning telur. Univerita Diponegoro. Semarang.

Javed I, Zia-Ur R, Muhammad ZK, Faqir M, Bilal A, Zahid I, dkk. 2009. Antihyperlipidemic efficacy of Trachysperum ammi in albino rabbits. University of veterinary and animal sciences. Pakistan. 78:229-236.

Lund-Katz, Phillips MC. 2010. High density lipoprotein structure-function and role in reverse cholesterol transport. Children's Hospital of Philadelphia, University of Pennsylvania School of Medicine. Philadelphia. 51:183-227

Maneesai P, Norman S, Krongkarn C. 2012. Piperine is Anti-hyperlipidemic and Improves Endothelium-Dependent Vasorelaxation in Rats on a High Cholesterol Diet. Journal of Physiological and Biomedical Sciences. Thailand. 25(1): 27-30

Moeloek N, Silvia WL, Yurnadi, Bambang WV. 2009. Uji Klinik Ekstrak Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl) sebagai Fitofarmaka Androgenik pada Pria Hipogonad. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Moll, J. 2013. What Causes Low HDL Cholesterol Levels. Journal of Cardiovascular. Canada. 43(2): 36-42

Mufti M, Iriyanti N. 2008. Sifat Fisikokimiawi Telur, Kandungan Trigliserida Dan Kolesterol Serum Darah Ayam Petelur Yang Mendapat Probiotik Dalam Ransum. Jurnal Universitas Soedirman. Purwokerto

Musunuru, K. 2010. Atherogenic Dyslipidemia: Cardiovascular Risk and Dietary Intervention. Cardiovascular Research Center and Center for Human Genetic Research. Boston. 45(10):907-14

Prasetyo A, Udadi S, Ika PM. 2002. Profil Lipid dan Ketebalan Dinding Aorta Abdominalis Tikus Wistar pada Injeksi Inisial Adrenalin Bitatras Intravena dan Diet Kuning Telur Intermitten. Universitas Diponegoro. Semarang.

Shah SS, Gaurang BS, Satbeer DS, Priyanshi VG, Kajal C, Khyati AS, dkk. 2011. Effect of Piperine in The Regulation of Obesity-Induced Dyslipidemia in High-Fat Diet Rats. Indian Journal of Pharmacology. India. 43 (3) : 296–299.

Suyatna, FD. 2007. Hipolipidemik. Dalam: Ganiswara, G. Sulistia, dkk. 2007. Farmakologi Dan Terapi Edisi ke-5. Jakarta: Universitas Indonesia.

Tziomalos K, Vasilios G. 2011. Dylipidemia of obesity, metabolic syndrome and type 2 diabetes mellitus: the case for residual risk reduction after statin treatment. International Journal of Cardiology. Kanada. 5: 24-34

Usia, T. 2012. Info POM. Badan Pengawas Obat dan Makanan. Jakarta.Vijayakumar RS, Namasivayam N. 2006. Lipid-Lowering Efficacy of Piperine from Piper

Ningrum L. In High-Fat Diet and Antithyroid Drug-Induced Hypercholesterolemic Rats. Journal of Food Biochemistry. India. 30(4):405–421.

WHO. 2011. NCD Country profiles: Indonesia. World Health Organization.WHO. 2013. Programmes and Projects : Cardiovascular diseases. World Health Organization.