Jurnal Vertigo Febrita
-
Upload
febrita-putri -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of Jurnal Vertigo Febrita
-
7/29/2019 Jurnal Vertigo Febrita
1/9
APAKAH VERTIGO HILANG HANYA DENGAN
BERGULING? REHABILITASI UNTUK BENIGNA POSISIONAL
PAROKSISMAL VERTIGO
AKEMI SUGITA-KITAJIMA, SHIGEKI SATO, KOSHI MIKAMI, MITSUHIRO
MUKAIDE & IZUMI KOIZUKA
Departemen THT, Universitas Marianna, Sekolah Kedokteran, Kawasaki, Kanagawa, Jepang
ABSTRAK
Kesimpulan. Kami mengusulkan bahwa manuver berguling (Latihan rehabilitasi
vestibuler/ROM) adalah sama efektifnya dengan manuver reposisi canalith
(Manuver reposisi partikel/CRP) untuk pengobatan benigna posisional
paroksismal vertigo (BPPV). ROM melibatkan gerakan yang mudah dengan
beban yang ringan. Terapi ini cocok untuk pasien BPPV pada umumnya, bahkan
bagi penderita yang tidak diindikasikan untuk melakukan CRP. Tujuan. BPPV
merupakan kelainan vestibular umum. CRP diketahui menjadi terapi yang efektif
untuk pengobatan BPPV. Karena CRP membutuhkan berbagai gerakan kepala dan
tubuh, tidak mungkin untuk melakukan CRP pada pasien BPPV dengan cacat
ortopedi atau pasien lanjut usia. Oleh karena itu, kami melakukan manuver yang
disebut ROM yang melibatkan gerakan mudah. Dalam studi ini, kami
membandingkan keberhasilan ROM dengan CRP pada pasien dengan BPPV tipe
posterior semisirkular kanal.Pasien dan metode. Studi ini dilakukan terhadap 22
pasien dengan BPPV dan dibagi secara acak ke dalam 2 kelompok berikut: 1)
Pasien menerima perawatan dengan manuver Epley sebagai CRP, dan 2) Pasein
yang menerima perawatan dengan ROM. Hasil. Kami tidak menemukan
perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok dalam lamanya hari untuk
keringanan nystagmus maupun vertigo.
Kata kunci: BPPV, prosedur reposisi canalith, manuver Epley, rehabilitasi
vestibular, pelatihan habituasi.
PENDAHULUAN
-
7/29/2019 Jurnal Vertigo Febrita
2/9
Benigna posisional paroksismal vertigo (BPPV) merupakan kelainan
vestibular umum, dicirikan oleh episode singkat dari vertigo yang dipicu oleh
perubahan posisi kepala dan dalam kebanyakan kasus, terapi fisik merupakan
terapi yang efektif. Penyebab vertigo jenis ini adalah cupulolithiasis atau
canalolithiasis. Atas dasar hipotesis canalolithiasis, debris yang melayang bebas di
semisirkular kanal menjadi pemicu, dan menyebabkan gerakan lanjutan dari
cairan endolimpa bahkan setelah gerakan kepala telah berakhir. Hal ini
menyebabkan kupula menekuk dan membangkitkan nystagmus dan vertigo. Oleh
karena itu manuver reposisi canalith (CRP) diduga efektif sebagai
penatalaksanaan BPPV. Baru-baru ini, manuver Epley sebagai CRP semakin
sering dilakukan untuk pengobatan pasien dengan BPPV tipe semisirkular
canal. Karena CRP membutuhkan berbagai gerakan kepala dan tubuh, tidak
mungkin untuk melakukannya pada pasien BPPV dengan cacat gerakan atau pada
penderita lanjut usia. Banfield dkk melaporkan bahwa pelatihan habituasi juga
efektif untuk BPPV. Manuver Brandt-Daroff merupakan terapi untuk pasien
BPPV tetapi manuver ini tidak dapat dilakukan pada pasien dengan gangguan
leher atau tulang belakang. Untuk pasien ini, kelompok kami melakukan terapi
yang disebut rolling-over manuver (ROM), yang hanya memerlukan gerakan yang
sangat sederhana. Sato dan Koizuka melaporkan bahwa ketika mereka melakuan
tindakan ROM untuk pasien BPPV, nystagmus dan vertigo menghilang dalam
waktu satu minggu pada 90% pasien, dan semua sembuh dalam waktu 2
minggu. Dalam studi ini, kami membandingkan efektivitas ROM dan CRP pada
pasien dengan BPPV tipe posterior semisirkular canal.
Pasien dan Metode
Penelitian ini terdiri dari 22 pasien dengan BPPV tipe posterio
semisirkular canal dengan diagnosa sesuai dengan kriteria berikut:
1. Tidak terdapat gangguan sistem saraf pusat yang dapat diidentifikasi sebagai
vertigo posisional pada pemeriksaan neurologis dan dalam studi
neurofisiologis.
2. Nystagmus tidak spontan.
-
7/29/2019 Jurnal Vertigo Febrita
3/9
3. Sejarah singkat episode vertigo posisional.
4. Para pasien menunjukkan nystagmus karena perpindahan posisi yang dipicuoleh manuver Dix-Hallpike.
Gerakan mata dari subyek menunjukkan posisi nystagmus yang jelas dan
khas dianalisa dari video inframerah Frenzel. Ini merupakan penelitian prospektif
pada pasien yang dilakuakn secara acak dan dibagi menjadi dua kelompok:
1. Pasien yang diberikan perawatan berupa manuver Epley sebagai
CRP. Manuver ini dilakukan pada kunjungan pertama ke rumah sakit.
2. Pasien yang diberikan perawatan berupa ROM. ROM dilakukan di rumah
setiap hari.
Dalam manuver Epley yang telah dimodifikasi ini, kepala pasien
difleksikan 450 terhadap sisi yang terkena dalam posisi duduk. Pasien kemudian
pindah dari posisi duduk ke posisi kepala yang menggantung. Setelah resolusi
nystagmus, kepala itu diarahkan ke sisi yang berlawanan. Selanjutnya, kepala dan
tubuhnya diputar 1350 dari posisi terlentang sampai pasien itu menghadap ke
bawah. Kemudian pasien duduk secara perlahan.
ROM akan ditampilkan dalam Gambar 1. Terapi ini terdiri dari beberapa
posisi. Pasien merubah posisi dari terlentang menjadi memiringkan kepala ke
kanan dengan posisi telinga kanan berada di bawah (Gambar 1A), pasien
mempertahankan posisi ini selama 10 detik sebelum kemudian kepala kembali ke
posisi terlentang, yang kemudian dipertahankan selama 10 detik (Gambar
1B). Kepala pasien kemudian miring ke kiri dengan posisi telinga kiri dibawah,
yang dipertahankan selama 10 detik (Gambar 1C) sebelum kembali ke posisi
terlentang lagi. Letak dan posisi kepala yang miring kiri dilakukan dengan
gerakan kepala hanya dengan gerakan leher atau dengan disertai gerakan seluruh
tubuh tanpa gerakan leher, tergantung pada kemampuan pasien (Gambar 1A' dan
C'). Pasien mengulangi maneuver ini sebanyak 10 kali dalam 1 set, dan 2 set
sehari (sebelum bangun di pagi hari dan sebelum tidur di malam hari).
Semua pasien diminta untuk ke rumah sakit setiap minggu setelah
kunjungan awal. Pada setiap kunjungan, mereka diwawancarai dan diuji
-
7/29/2019 Jurnal Vertigo Febrita
4/9
menggunakan tes nystagmus Dix-Hallpike. Setelah hilangnya nystagmus, pasien
diminta untuk memberitahu kapan gejala vertigo posisional
menghilang. Karakteristik pasien dianalisis secara statistik dengan uji Mann-
Whitney U dan p < 0.05 dianggap signifikan. Tingkat kekambuhan dari
nystagmus dan gejala dihitung setelah kunjungan pertama ke rumah sakit kami
dengan metode Kaplan-Meier. Perbedaan antara kedua kelompok pasien dalam
kurva kekambuhan dianalisis dengan uji log-rank, dan nilai-nilai p
-
7/29/2019 Jurnal Vertigo Febrita
5/9
kemampuan pasien (Gambar 1A' dan C'). Gerakan seluruh tubuh tanpa pergerakan
leher cocok untuk pasien dengan cacat pada tulang leher. Gerakan leher dalam
posisi terlentang yang untuk pasien dengan gangguan pergerakan badan. Pasiendapat memilih (A') dan bukan (A), atau (C') dan bukan (C). Pasien harus
mengulangi manuver ini sebanyak 10 kali dalam 1 set, dan 2 set per hari di
rumah. (Pasien dalam foto-foto ini memberi kami informed consent tertulis untuk
publikasi.)
Hasil
Dua belas pasien dengan BPPV (enam pria dan enam wanita; rentang usia28-77 tahun, rata-rata usia 53,6 + 17,7 tahun) diberi perawatan dengan
CRP. Sebagian besar (n=10) adalah pasien dengan BPPV idiopatik tanpa
gangguan vestibular. Dua dari pasien memiliki sejarah masa lalu tuli tiba-tiba atau
neuritis vestibular. Tiga dari 12 peserta merupakan pasien dengan BPPV
berulang. Sepuluh pasien dengan BPPV (dua laki-laki dan delapan perempuan;
rentang usia 54-77 tahun, rata-rata usia 63,6 + 8,5 tahun) diberi perawatan dengan
ROM. Pada 10 pasien, 1 pasien mengalami menopause yang diketahui sebagai
penyebab BPPV. Dua dari 10 peserta merupakan pasien dengan BPPV
berulang. Tidak ada pasien dalam studi ini yang memiliki masalah tulang
belakang leher atau dada. Tidak ada perbedaan distribusi usia antara kedua
kelompok. Lamanya hari untuk keringanan nystagmus adalah 16.1+12.8 pada
kelompok CRP dan 12.0 + 6.6 dalam kelompok ROM (Gambar 2A). Lamanya
hari untuk keringanan vertigo adalah 13.8 + 13.4 pada kelompok CRP dan 7.6+2.6
dalam kelompok ROM (Gambar 2B). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara
kedua kelompok dalam lamanya hari untuk keringanan nystagmus maupun
vertigo (Gambar 2 dan 3). Selama periode 1 tahun pengamatan, kekambuhan
BPPV tercatat hanya 1 pasien dalam kelompok CRP.
-
7/29/2019 Jurnal Vertigo Febrita
6/9
Gamba
Gambar 2. Perbandingan jumlah hari keringanan nystagmus (A) dan vertigo
(B). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara keberhasilan dalam kelompok
CRP dan kelompok ROM. CRP, prosedur reposisi canalith; ROM, berguling-
selama maneuver.
PEMBAHASAN
Periode pemulihan pada pasien dengan BPPV yang diberi perawatan
dengan CRP (Epley maneuver yang telah dimodifikasi) dan ROM sekitar 2
minggu dalam penelitian ini. Telah diketahui bahwa BPPV pulih secara spontan
dalam waktu sekitar 2-6 minggu. Imai dkk menyelidiki kekambuhan vertigo
adalah hal alami pada pasien BPPV, dan dilaporkan bahwa BVVP tipe posterior
semisirkular kanal memerlukan rata-rata selama 39 hari (n = 69). Studi kontrol
acak telah menunjukkan efektivitas dari manuver Epley. Sekine dkkmembandingkan efektivitas manuver Epley terhadap tingkat kekambuhan alami
pada pasien BPPV. Mereka melaporkan tingkat kekambuhan antara pasien vertigo
posisional yang tidak diobati dengan pasien vertigo posisional yang mendapat
perawatan maneuver Epley yang telah dimodifikasi: 51% dari pasien yang tidak
diberikan perawatan dan 22% dari pasien yang mendapat perawatan dalam waktu
1 minggu, dan 20% dari pasien yang tidak diberikan perawatan dan 9%
dari pasien yang mendapat perawatan dalam waktu 1 bulan. Setelah manuver
-
7/29/2019 Jurnal Vertigo Febrita
7/9
Epley dimodifikasi, lama kekambuhan vertigo posisional pada pasien BPPV
secara signifikan lebih cepat dari pada pasien yang tidak diobati. Dalam penelitian
ini, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam keberhasilan antara CRP dan
kelompok ROM, menunjukkan ROM sama efektifnya dengan CRP untuk
penatalaksanaan BPPV.
CRP adalah perawatan standar untuk BPPV, namun ada beberapa pasien
BPPV yang tidak cocok dengan prosedur ini. Karena CRP membutuhkan banyak
pergerakan pada bagian kepala dan perubahan posisi tubuh, sehingga tidak cocok
untuk pasien dengan gangguan pergerakan atau pasien lanjut usia. Ada beberapa
laporan sebelumnya dari pelatihan habituasi sebagai terapi untuk BPPV. Norre'
menyatakan bahwa terdapat spekulasi pelatihan habituasi vestibular dan
rehabilitasi dapat merangsang mekanisme pusat adaptasi. Hipotesis kami bahwa
mekanis ROM dapat mengurangi debris otolithic dari cupula dan dispersi debris
ke kanal. Pusing berputar pada pasien BPPV selama sesi individu terlalu cepat
untuk mekanisme sentral habituative dan diperlukan ratusan pengulangan dalam
jangka waktu yang panjang. Menggunakan model labirin membran katak banteng,
Otsuka dan Suzuki mencatat bahwa otoconia tersebut dipisahkan menjadi
beberapa bagian kecil dalam kanal setelah mengubah posisi
canalolithiasis. Temuan mereka mendukung hipotesis kami tentang dispersi dari
debris di kanal ketika pasien mengubah posisi kepala mereka. Mereka juga
mengamati bahwa otoconia menempel pada dasar crista atau otoconia yang
menutup jalan kanal, yang dapat menjadi penyebab dari BPPV yang sulit
dipecahkan. Dalam manuver Brandt-Daroff, pasien diinstruksikan untuk duduk di
sisi sofa untuk diperiksa dan kemudian berbaring bergantian miring pada sisi yang
berpengaruh dan tidak berpengaruh. Brandt dan Daroff melaporkan bahwa
vertigo posisional selesai dalam waktu 14 hari, dan dianggap mekanisme untuk
mengurangi mekanisme dan dispersi debris otolithic dari cupula. Perbandingan
manuver Epley dengan pelatihan habituasi vestibular yang melibatkan 60 pasien
menemukan 2 metode yang memiliki efektivitas yang sama. Sebaliknya, Sato dkk
memeriksa pasien BPPV dengan gangguan ortopedi, dan dinilai apakah ROM dan
manuver Brandt-Daroff dapat digunakan sebagai terapi fisik untuk pasien
-
7/29/2019 Jurnal Vertigo Febrita
8/9
ini. Mereka menemukan bahwa manuver Brandt-Daroff tidak dapat dilakukan
pada pasien tersebut karena masalah servikal atau toraks tulang belakang mereka,
meskipun terdapat tanda-tanda perbaikan dalam waktu 14 hari dengan perawatan
ROM.
Bahkan pasien tanpa gangguan pergerakan terkadang cemas ketika
melakukan manuver Brandt-Daroff di rumah karena terdapat banyak pergerakan
dari tubuh bagian atas, dan pasien cenderung berhenti melakukan latihan di
rumah. Di sisi lain, ROM hanya melibatkan gerakan mudah, yaitu berguling di
tempat tidur, karena itu, tingkat kepatuhan relatif baik bagi pasien dan pasien
dapat melanjutkan latihan ini setiap hari di rumah.
Gambar 3. Sisa laju nystagmus (A) dan vertigo (B). garis padat, pasien yang
dirawat dengan CRP, garis putus-putus, pasien yang diobati dengan
ROM.
Tingkat kekambuhan nystagmus dan vertigo sedikit lebih tinggi pada
pasien yang diobati dengan CRP pada penelitian ini (Gambar 3). Hal tersebut
mungkin dipengaruhi oleh kepatuhan pasien dalam melakukan terapi ini secara
teratur. Artinya, terapis harus melakukan CRP di rumah sakit, sedangkan ROM
-
7/29/2019 Jurnal Vertigo Febrita
9/9
dapat dilakukan pasien sendiri di rumah setiap hari. Review menemukan bahwa
manuver Epley efektif untuk BPPV tetapi tidak menghasilkan resolusi gejala
jangka panjang. Sekine dkk melaporkan bahwa manuver Epley efektif dalam
waktu satu bulan, tetapi keberhasilan secara bertahap menurun. Laporan-laporan
sebelumnya yang mendukung hasil kami. BPPV diakui sebagai gangguan dengan
tingkat kekambuhan tinggi, meskipun kami tidak bisa mengobservasi pasien
selama lebih dari setahun dalam penelitian ini. Sato dan Koizuka melakukan
penelitian terhadap 12 pasien dengan BPPV setelah resolusi dari gangguan yang
ada. Mereka melaporkan tingkat kekambuhan 50% pada semua pasien yang
berhenti melakukan ROM. Separuh dari jumlah yang tersisa tidak menunjukkan
kekambuhan selama lebih dari setahun dengan melanjutkan ROM setiap hari.
Oleh karena itu, kami sarankan untuk terus melakukan ROM secara teratur
walaupun terbukti bahwa ROM dapat menurunkan tingkat kekambuhan. Dengan
terus memberikan ROM dapat menurunkan tingkat kekambuhan BPPV,
mencegah debris otolithic yang kembali muncul di kanal dan
terakumulasi. Sebagai kesimpulan, kami mengusulkan bahwa ROM mempunyai
efektivitas yang sama dengan CRP dalam perawatan BPPV. ROM melibatkan
gerakan sangat mudah dengan beban yang ringan, dibandingkan dengan terapi
fisik lainnya. Oleh karena itu, pendekatan ini cocok untuk pasien BPPV pada
umumnya, bahkan bagi pasien yang tidak diindikasikan untuk melakukan CRP,
seperti pasien dengan gangguan ortopedi atau pada pasien lanjut usia.
Deklarasi kepentingan: Para penulis melaporkan tidak ada konflik
kepentingan. Para penulis sendiri bertanggung jawab atas isi dan penulisan
kertas.