JURNAL READING JIWA

15
05/21/22 1 Drug Dependence and Sexual Dysfunction: A Comparison Of Intravenous Users of Narcotics and Oral Users of Amphetamines JURNAL READING Disusun Oleh : Ciptomurti Janis Lupitasari 01.207.5459 Monica Martadilla 01.208. Pembimbing : dr.H.Ahmadi.N.H.,Sp.KJ Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran UNISSULA Semarang 2013

Transcript of JURNAL READING JIWA

Page 1: JURNAL READING JIWA

04/19/23 1

Drug Dependence and Sexual Dysfunction: A Comparison Of Intravenous Users of

Narcotics and Oral Users of Amphetamines

JURNAL READING

Disusun Oleh:Ciptomurti Janis Lupitasari01.207.5459Monica Martadilla01.208.Pembimbing :dr.H.Ahmadi.N.H.,Sp.KJIlmu Kesehatan JiwaFakultas Kedokteran UNISSULASemarang 2013

Page 2: JURNAL READING JIWA

PENDAHULUANPENDAHULUAN

04/19/23 2

Pengurangan aktivitas sexual pada pengguna obat-obatan opiat ( heroin, morfin, metadon, dll) telah di telaah oleh Freedman (1967) dan Jurgensen (1966). Penelitian dilakukan pada 4 populasi pasien laki-laki ( Kontrol, Abstain, Adiksi Heroin, dan pasien dengan substisusi metadon), menunjukkan bahwa resiko dari penggunaan obat tersebut dapat menyebabkan kesulitan dalam aktivitas sexual. Hal tersebut didukung fakta bahwa seluruh pasien menyatakan bahwa memiliki aktifitas sexual yang normal sebelum menjadi pecandu narkotika. Heroin dapat menurunkan gairah dan performa saat melakukan hubungan seksual, dan akan kembali normal dengan cepat pada saat keadaan putus obat.

Pengurangan aktivitas sexual pada pengguna obat-obatan opiat ( heroin, morfin, metadon, dll) telah di telaah oleh Freedman (1967) dan Jurgensen (1966). Penelitian dilakukan pada 4 populasi pasien laki-laki ( Kontrol, Abstain, Adiksi Heroin, dan pasien dengan substisusi metadon), menunjukkan bahwa resiko dari penggunaan obat tersebut dapat menyebabkan kesulitan dalam aktivitas sexual. Hal tersebut didukung fakta bahwa seluruh pasien menyatakan bahwa memiliki aktifitas sexual yang normal sebelum menjadi pecandu narkotika. Heroin dapat menurunkan gairah dan performa saat melakukan hubungan seksual, dan akan kembali normal dengan cepat pada saat keadaan putus obat.

Bell dan Trethowan (1961) menyelidiki efek amfetamin terhadap perilaku seksual, dan menunjukkan pengurangan aktivitas seksual yang dihasilkan dari ketergantungan amfetamin. Penelitian lain juga menggabungkan antara disfungsi seksual dan insidensi perubahan perilaku pada pencandu narkotika intra vena dan pengguna amfetamin oral ataupun penggunaan campuran tablet dexamfetamin sulfat dan amilobarbitone secara oral.

Bell dan Trethowan (1961) menyelidiki efek amfetamin terhadap perilaku seksual, dan menunjukkan pengurangan aktivitas seksual yang dihasilkan dari ketergantungan amfetamin. Penelitian lain juga menggabungkan antara disfungsi seksual dan insidensi perubahan perilaku pada pencandu narkotika intra vena dan pengguna amfetamin oral ataupun penggunaan campuran tablet dexamfetamin sulfat dan amilobarbitone secara oral.

Page 3: JURNAL READING JIWA

04/19/23 3

SUBJEK PENELITIAN

Ada 2 Grup yang akan diteliti. Terdiri dari 54 subjek, dengan masing-masing grup terdiri

atas laki-laki dan perempuan. Semua adalah pasien dari RS.Betelhem Royal.

Grup pertama terdiri dari 30 pengguna narkotik intravena dan Grup kedua terdiri dari

24 pengguna Amfetamin oral.

Ada 2 Grup yang akan diteliti. Terdiri dari 54 subjek, dengan masing-masing grup terdiri

atas laki-laki dan perempuan. Semua adalah pasien dari RS.Betelhem Royal.

Grup pertama terdiri dari 30 pengguna narkotik intravena dan Grup kedua terdiri dari

24 pengguna Amfetamin oral.

Page 4: JURNAL READING JIWA

04/19/23 4

METODE PENELITIAN

Retrospective StudyRetrospective Study

Didampingi 7 Psikiater dan 3 Psikolog, dengan instruksi untuk menempatkan salah satu dari subjek dalam 3 katagori. Kategori ringan, menengah, buruk dalam fungsi seksual.Dalam kategori ini diberi Skor 1,2,3 dan setiap hasil akan dihitung. Skor ada di Tabel.1. Skor tertinggi dari setiap item yang kemungkinan mendapat gangguan.

Didampingi 7 Psikiater dan 3 Psikolog, dengan instruksi untuk menempatkan salah satu dari subjek dalam 3 katagori. Kategori ringan, menengah, buruk dalam fungsi seksual.Dalam kategori ini diberi Skor 1,2,3 dan setiap hasil akan dihitung. Skor ada di Tabel.1. Skor tertinggi dari setiap item yang kemungkinan mendapat gangguan.

Page 5: JURNAL READING JIWA

04/19/23 5

METODE PENELITIAN

Riwayat Psikoseksual pada setiap pasien didata dan dicatat secara detail. Telah dicatat tentang

perilaku seksual pada tiap pasien ditemukan adanya flagelasi, transvetisme, dan

homoseksualitas. Pekerja seks komersial tidak di ikut sertakan.

Riwayat Psikoseksual pada setiap pasien didata dan dicatat secara detail. Telah dicatat tentang

perilaku seksual pada tiap pasien ditemukan adanya flagelasi, transvetisme, dan

homoseksualitas. Pekerja seks komersial tidak di ikut sertakan.

Page 6: JURNAL READING JIWA

04/19/23 6

Tabel.1

Page 7: JURNAL READING JIWA

HASIL PENELITIAN

Page 8: JURNAL READING JIWA

04/19/23 8

Penggunaan secara intravena menunjukkan lebih buruk terhadap gangguan seksual dibandingkan penggunaan secara oral (p<0,001). Untuk mengklarifikasi hasil dilakukan perbandingan jenis kelamin dengan grup pengguna intravena dan pengguna oral.Tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara pengguna intravena wanita dan pengguna oral wanita, tetapi ditemukan bahwa grup wanita lebih buruk dibandingkan dengan grup laki-laki ( p<0,02).

Penggunaan secara intravena menunjukkan lebih buruk terhadap gangguan seksual dibandingkan penggunaan secara oral (p<0,001). Untuk mengklarifikasi hasil dilakukan perbandingan jenis kelamin dengan grup pengguna intravena dan pengguna oral.Tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara pengguna intravena wanita dan pengguna oral wanita, tetapi ditemukan bahwa grup wanita lebih buruk dibandingkan dengan grup laki-laki ( p<0,02).

Page 9: JURNAL READING JIWA

DISKUSI

Hasil menunjukkan bahwa pengguna narkotik intravena itu lebih terganggu seksualnya daripada pegguna amphetamine oral.

Hasil menunjukkan bahwa pengguna narkotik intravena itu lebih terganggu seksualnya daripada pegguna amphetamine oral.

Pada pengguna narkotik wanita, di dapati oligomennorrhea dan amenorrea, hal tersebut akibat dari efek samping obat neuroendokrinologi.

(Menurut Gibbens)Pada remaja putri memiliki masalah seksual yang khas dan biasanya wanita seringkali lebih terganggu psikiatrinya daripada pria.

Pada pengguna narkotik wanita, di dapati oligomennorrhea dan amenorrea, hal tersebut akibat dari efek samping obat neuroendokrinologi.

(Menurut Gibbens)Pada remaja putri memiliki masalah seksual yang khas dan biasanya wanita seringkali lebih terganggu psikiatrinya daripada pria.

Page 10: JURNAL READING JIWA

04/19/23 10

DISKUSI

Menurut Crushman, bahwa seseorang setelah tidak menggunakan narkotik, kebiasaan seksualnya akan kembali ke tingkat normal.

Bukti pengguna heroin dan metadon masih memiliki efek samping pada kadar plasma testosteron, meskipun hal tersebut belum teruji jelas.

Menurut Crushman, bahwa seseorang setelah tidak menggunakan narkotik, kebiasaan seksualnya akan kembali ke tingkat normal.

Bukti pengguna heroin dan metadon masih memiliki efek samping pada kadar plasma testosteron, meskipun hal tersebut belum teruji jelas.

Page 11: JURNAL READING JIWA

04/19/23 11

Yang menarik dari penelitian ini adalah bahwa laki-laki yang menggunakan amphetamin tidak menunjukan gangguan funsi seksual, meski telah menggunakan obat-obatan secara teratur selama lebih dari kelompok lainnya.

Hal tersebut menunjukan bahwa amfetamin bila di gunakan secara oral memiliki efek diferensial pada fungsi seksual pada laki-laki dan perempuan.

Mungkin tingkat dosis yang menghasilkan perubahan perilaku seksual laki-laki lebih besar dari dosis yang di ambil dalam sample ini.

Yang menarik dari penelitian ini adalah bahwa laki-laki yang menggunakan amphetamin tidak menunjukan gangguan funsi seksual, meski telah menggunakan obat-obatan secara teratur selama lebih dari kelompok lainnya.

Hal tersebut menunjukan bahwa amfetamin bila di gunakan secara oral memiliki efek diferensial pada fungsi seksual pada laki-laki dan perempuan.

Mungkin tingkat dosis yang menghasilkan perubahan perilaku seksual laki-laki lebih besar dari dosis yang di ambil dalam sample ini.

Page 12: JURNAL READING JIWA

KESIMPULAN

• Sejarah psikoseksual diperoleh dari dua kelompok subject pengguna narkotik intravena dan pengguna ampetamin oral. Telah dianalisa data utuk insiden dari eviden dari penurunan aktifitas fungsi seksual di beberapa bagian.

04/19/23 12

Page 13: JURNAL READING JIWA

• Penggunaan narkotika intravena lebih berpengaruh buruk terhadap aktifitas seksual dibanding dengan penggunaan amfetamin oral.

• Pecandu wanita ditemukan lebih bermasalah menerima rangsang seksual dibanding dengan pecandu laki – laki.

04/19/23 13

KESIMPULAN

Page 14: JURNAL READING JIWA

• Tidak ada perbedaan antara kedua grup untuk menunjukkan insidensi dari perferensi ataupun tidak ditemukan adanya hubungan antara lama penyalah gunaan obat dengan macam macam gangguan seksual.

• Beberapa implikasi dari temuan untuk diagnosis, edukasi, terapi, dan kesehatan masyarakat telah dicatat

04/19/23 14

KESIMPULAN

Page 15: JURNAL READING JIWA

04/19/23 15

TERIMA KASIH