Jurnal pijat bayi
Click here to load reader
-
Upload
ucantik -
Category
Health & Medicine
-
view
258 -
download
7
Transcript of Jurnal pijat bayi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pijat Bayi
a. Pengertian Pijat Bayi
Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang
paling popular. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan
yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam lamanya. Bahkan
diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia diciptakan di
dunia, mungkin karena pijat berhubungan sangat erat dengan
kehamilan dan proses kelahiran manusia (Lee, 2009).
Pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan pada bayi dengan
terapi sentuh dengan teknik-teknik tertentu sehingga manfaat
pengobatan dan kesehatan tercapai.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa pemijatan pada bayi
memberikan manfaat sangat besar pada perkembangan bayi, baik
secara fisik maupun secara emosional. Pijat bayi akan merangsang
peningkatan aktivitas nervus vagus yang akan menyebabkan
penyerapan lebih baik pada sistem pencernaan sehingga bayi akan
lebih cepat lapar dan ASI akan lebih banyak diproduksi (Luize A,
2006).
5
6
Pengaruh positif sentuhan pada proses tumbuh kembang anak
telah lama dikenal manusia. Namun, penelitian ilmiah tentang hal ini
masih belum banyak dilakukan. Kulit merupakan organ tubuh manusia
yang berfungsi sebagai reseptor terluas yang dimiliki manusia. Sensasi
sentuh/raba adalah indera yang aktif berfungsi sejak dini. Oleh karena
itu, sejak dalam kandungan, janin telah dapat merasakan belaian
hangat cairan ketuban.
Pengalaman pijat yang pertama yang dialami manusia ialah pada
waktu dilahirkan, yaitu pada waktu melalui jalan lahir si ibu. Proses
kelahiran adalah suatu pengalaman traumatik bagi bayi karena bayi
yang lahir harus meninggalkan rahim yang hangat, aman, dan nyaman,
dan dengan keterbatasan ruang gerak menuju ke suatu dunia dengan
kebebasan gerak tanpa batas, yang menakutkan, tanpa sentuhan-
sentuhan yang nyaman dan aman di sekelilingnya, seperti halnya
ketika berada di dalam rahim (Suririnih, 2009).
b. Mekanisme Dasar Pijat Bayi
Satu hal yang sangat menarik pada penelitian tentang pemijatan
bayi adalah penelitian tentang mekanika dasar pemijatan. Mekanisme
dasar dari pijat bayi belum banyak diketahui. Walaupun demikian,
saat ini para pakar sudah mempunyai beberapa teori tentang
mekanisme ini serta mulai menemukan jawabannya.
Diajukan beberapa mekanisme untuk menerangkan mekanisme
dasar pijat bayi, antara lain sebagai berikut : Beta Endorphin
7
mempengaruhi mekanisme pertumbuhan, penelitian mengungkapkan
bahwa pijatan akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
anak. Tahun 1989, Scanberg dari Duke Unversitiy Medical School
melakukan penelitian pada bayi-bayi tikus. Pakar ini menemukan
bahwa jika hubungan taktil (jilatan-jilatan) ibu tikus ke bayinya
terganggu akan menyebabkan hal-hal berikut : penurunan enzim ODC
(ornithine decarboxylase), yaitu suatu enzim yang menjadi petunjuk
peka pada pertumbuhan sel dan jaringan, penurunan pengeluaran
hormon pertumbuhan, penurunan kepekaan ODC (ornithine
decarboxylase) jaringan terhadap pemberian hormon pertumbuhan ;
Aktivitas Nervus Vagus mempengaruhi Mekanisme Penyerapan
Makanan, penelitian Field dan Schanberg (1986) menunjukkan bahwa
pada bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus
(saraf otak ke-10) yang akan menyebabkan peningkatan kadar enzim
penyerapan gastrin dan insulin. Dengan demikian, penyerapan
makanan akan menjadi lebih baik; Aktivitas Nervus Vagus
Meningkatkan Volume ASI, penyerapan makanan menjadi lebih baik
karena peningkatan aktivitas nervus vagus menyebabkan bayi cepat
lapar sehingga akan lebih sering menyusu pada ibunya. Akibatnya,
ASI akan lebih banyak diproduksi. Seperti diketahui, ASI akan
semakin banyak diproduksi jika semakin banyak diminta. Selain itu,
ibu yang memijat bayinya akan merasa lebih tenang dan hal ini
berdampak positif pada peningkatan volume ASI ; Produksi Serotonin
8
Meningkatkan Daya Tahan Tubuh, pemijatan akan meningkatkan
aktivitas neurotransmitter serotonin, yaitu meningkatkan kapasitas sel
reseptor yang berfungsi mengikat glucocorticoid (adrenalin, suatu
hormon stres). Proses ini akan menyebabkan terjadinya penurunan
kadar hormon adrenalin (hormon stres). Penurunan kadar hormon stres
ini akan meningkatkan daya tahan tubuh, terutam IgM
(immunoglobulin M) dan IgG (Immunoglobulin G) ; Pijatan Dapat
Mengubah Gelombang Otak, Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih
lelap dan meningkatkan kesiagaan (alertness) atau konsentrasi . Hal ini
disebabkan pijatan akan mengubah gelombang otak. Pengubahan ini
terjadi dengan cara menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan
gelombang beta serta tetha, yang ada dibuktikan dengan menggunakan
EEG (electro encephalogram) (Roesli, 2008).
c. Manfaat Pijat Bayi
Dewasa ini, para pakar telah dapat membuktikan secara ilmiah
tentang apa yang telah lama dikenal manusia, yaitu terapi sentuh dan
pijat pada bayi mempunyai banyak manfaat.
Terapi sentuh, terutama pijat menghasilkan perubahan fisiologis
yang menguntungkan dan dapat diukur secara ilmiah. Manfaatnya
antara lain sebagai berikut :
1). Efek biokimia dan fisik yang positif
Efek biokimia dari pijat, antara lain menurunkan kadar hormon
stres (catecholamine) dan meningkatkan kadar serotonin
9
Selain efek biokimia, pijatan memberikan efek fisik/klinis yaitu
antara lain meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas dari sistem
immunitas (sel pembunuh alami), mengubah gelombang otak
secara positif, memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan,
merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan, meningkatkan
kenaikan berat badan, mengurangi depresi dan ketegangan,
meningkatkan kesiagaan, membuat tidur lelap, mengurangi rasa
sakit, mengurangi kembung dan kolik (sakit perut), meningkatkan
hubungan batin antara orang tua dan bayinya (bonding),
meningkatkan volume air susu
2). Meningkatkan berat badan
Penelitian yang dilakukan oleh prof. T. Field dan scafidi (1986
dan 1990) menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur (berat badan
1280 dan 1176 gram), yang dipijat 3x15 menit selama 10 hari,
mengalami kenaikan berat badan per hari 20 % - 47 % lebih
banyak dari yang tidak dipijat. Penelitian pada bayi cukup bulan
yang berusia 1-3 bulan, yang dipijat 15 menit, 2 kali seminggu
selama 6 minggu juga didapatkan kenaikan berat badan 50 % yang
lebih dari kontrol
3). Meningkatkan pertumbuhan
Scanberg (1989) melakukan penelitian pada tikus dan
menemukan bahwa tanpa dilakukan rangsangan raba/taktil pada
tikus telah terjadi penurunan hormon pertumbuhan.
10
4). Meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lebih lelap
Umumnya, bayi yang dipijat akan tertidur lebih lelap,
sedangkan pada waktu bangun konsentrasinya akan lebih penuh.
Di Touch Research Institute, Amerika, dilakukan penelitian
pada sekelompok anak dengan pemberian soal matematika. setelah
itu dilakukan pemijatan pada anak-anak tersebut selama 2x15
menit setiap minggunya. Selanjutnya, pada anak-anak tersebut
diberikan lagi soal matematika lain. Ternyata, mereka hanya
memerlukan waktu penyelesaian setengah dari waktu yang
dipergunakan untuk menyelesaikan soal terdahulu, dan ternyata
pula tingkat kesalahannya hanya sebanyak 50 % dari sebelum
dipijat (Roesli, 2008).
5). Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak (bonding)
Sentuhan dan pandangan kasih orang tua pada bayinya akan
mengalirkan kekuatan jalinan kasih di antara keduanya. Pada
perkembangan anak, sentuhan orang tua adalah dasar
perkembangan komunikasi yang akan memupuk cinta kasih secara
timbal balik. Semua ini akan menjadi penentu bagi anak untuk
secara potensial menjadi anak berbudi pekerti baik dan percaya diri
(Kusumawati, 2009).
6). Meningkatkan produksi ASI
Berdasarkan penelitian Cyntia Mersmann (2000), ibu yang
memijat bayinya mampu memproduksi ASI perah lebih banyak
11
dibandingkan kelompok kontrol. Pada saat menyusui bayinya,
mereka merasa kewalahan karena ASI terus menerus menetes dari
payudara yang tidak disusukan. Selain itu, pijat bayi akan membuat
bayi cepat lapar. Makin banyak ASI disedot oleh bayi (menyusui),
maka produksi ASI makin meningkat. Ini karena dalam proses
produksi ASI berlaku hukum supply and demand. Artinya, makin
banyak ASI dikeluarkan, makin banyak pula ASI diproduksi.
Begitu pula sebaliknya (www.Ibudananak.com, 2008).
Jadi, pijat bayi dapat meningkatkan volume ASI perah sehingga
periode waktu pemberian ASI secara eksklusif dapat ditingkatkan,
khususnya oleh ibu-ibu karier (pekerja).
7). Sentuhan Ibu akan membuat bayi merasa nyaman
Sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat
memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang
dapat mempertahankan perasaaan aman bagi bayi.
Laporan tertua tentang seni pijat untuk pengobatan tercatat di
papyrus Ebes, yaitu catatan kedokteran pada masa Mesir Kuno. Di
India juga ditemukan Ayur-Veda, buku kedokteran tertua (sekitar
1800 sebelum masehi) yang menuliskan tentang pijat, diet, dan
olahraga, sebagai cara penyembuhan utama masa itu. Selain itu,
sekitar 5000 tahun yang lalu para dokter di Cina dari Dinasi Tang
meyakini bahwa pijat adalah salah satu dari empat tekhnik
pengobatan yang penting.
12
8). Sentuhan akan merangsang peredaran darah dan menambah energi
Sebenarnya, pijat berguna tidak hanya untuk bayi sehat tetapi juga
bagi bayi sakit. Bahkan bagi anak sampai dewasa sekalipun.
Walaupun masih perlu penelitian lanjutan untuk memastikan hasil-
hasil penelitian terhadap terapi sentuh/pijatan, penemuan-
penemuan yang telah dihasilkan sudah cukup menjadi alasan untuk
dilakukannya pijat bayi secara rutin guna mempertahankan
kesehatan bayi. Apalagi pijat bayi ini terbukti murah, mudah, dan
telah biasa dilakukan di Indonesia sehingga bukan hal yang baru
bagi kultur Indonesia (Roesli, 2008).
d. Pelaksanaan pemijatan bayi
Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesuai
keinginan orang tua. Dengan lebih cepat mengawali pemijatan, bayi
akan mendapat keuntungan yang lebih besar. Apalagi jika pemijatan
dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayi berusia 6-7
bulan (Roesli, 2008). Pemijatan dapat dilakukan pada pagi hari (pada
saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari baru) dan malam hari
(sebelum tidur. Ini sangat baik untuk membantu bayi tidur lebih
nyenyak) (Febriani, 2009).
Sebelum melakukan pemijatan perhatikanlah hal-hal berikut, antara
lain : tangan harus bersih dan hangat, hindari agar kuku dan perhiasan
tidak mengakibatkan goresan pada kulit bayi, ruang untuk memijat
diupayakan hangat dan tidak pengap, bayi tidak selesai makan atau
13
sedang tidak lapar, secara khusus menyediakan waktu untuk tidak
diganggu minimum selama 15 menit guna melakukan seluruh tahap-
tahap pemijatan, duduklah pada posisi yang nyaman dan tenang,
baringkan bayi diatas permukaan kain yang lembut, rata, dan bersih,
siapkanlah handuk, popok, baju ganti, dan minyak bayi (baby oil /
lotion), serta mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan
dengan cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya
bicara (Wicak, 2008).
Sedangkan selama melakukan pemijatan, dianjurkan untuk selalu
melakukan hal-hal berikut ini : memandang mata bayi, disertai
pancaran kasih sayang selama pemijatan berlangsung; bernyanyi atau
putarkan lagu-lagu yang tenang / lembut, guna membantu
menciptakan suasana tenang selama pemijatan berlangsung; awali
pemijatan dengan melakukan sentuhan ringan kemudian secara
bertahap tambahkan tekanan pada sentuhan yang dilakukan,
khususnya apabila sudah merasa yakin bahwa bayi mulai terbiasa
dengan pijatan yang sedang dilakukan; sebelum melakukan pemijatan,
lumurkan baby oil atau lotion yang lembut sesering mungkin;
sebaiknya, pemijatan dimulai dari kaki bayi karena umumnya bayi
lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki. Dengan demikian,
akan memberi kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat
sebelum bagian lain dari badannya disentuh. Karenanya, urutan
pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian kaki, perut, dada,
14
tangan, muka, dan diakhiri pada bagian punggung; tanggaplah pada
isyarat yang diberikan oleh bayi. Jika bayi menangis, cobalah untuk
menenangkan sebelum melanjutkan pemijatan. Jika bayi menangis
lebih keras, hentikan pemijatan karena mungkin bayi mengharapkan
untuk digendong, disusui, atau sudah mengantuk dan sangat ingin
tidur; mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi
merasa segar dan bersih setelah terlumuri minyak bayi (baby oil).
Namun, kalau pemijatan dilakukan pada malam hari, bayi cukup
diseka dengan air hangat agar bersih dari minyak bayi; Lakukan
konsultasi pada dokter atau perawat untuk mendapatkan keterangan
lebih lanjut tentang pemijatan bayi, dan hindarkan mata bayi dari baby
oli/lotion (Roesli, 2008).
Dalam pemijtan pada bayi tidak dianjurkan untuk melakukan hal-
hal berikut ini : memijat bayi langsung setelah selesai minum
seharusnya diberi jarak kira-kira 2 jam setelah selesai minum; saat
bayi dalam keadaan tidak sehat; memijat bayi pada saat bayi tidak
mau dipijat (biasanya dengan tanda bayi rewel, menangis, dan
memberontak); dan memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi
(Zahter, 2008).
e. Peran Ayah dan Ibu dalam Pijat Bayi
Dewasa ini, banyak para ayah yang ingin berperan dalam merawat
bayinya meskipun pada umumnya mereka hanya memiliki waktu yang
sangat terbatas, yaitu hanya pada sore hari atau di akhir minggu saja
15
Disamping keterbatasan waktu, beberapa ayah kadang merasa
canggung untuk ikut merawat bayinya dan karenanya merasa
terhambat untuk berperan. Agar seorang ayah tidak segan untuk
memulai peran dalam merawat bayinya, dorongan ekstra pada sang
ayah sangatlah diperlukan.
Pijat adalah bentuk upaya pemeliharaan kesehatan yang biasanya
sangat disenangi ayah. Dengan melakukan pemijatan akan terbuka
kesempatan bagi seorang ayah untuk menjalin kontak batin dengan
bayinya.
Para ayah yang pernah melakukan pemijatan pada bayinya akan
mengingat hal tersebut sebagai pengalaman yang sangat
menyenangkan dan membanggakannya.
Pijat bayi ternyata bukan hanya berpengaruh pada pertumbuhan
fisik dan emosional bayi. Pemijatan yang dilakukan oleh ayah secara
tidak lansung pijat bayi itu bisa meningkatkan produksi ASI (Air Susu
Ibu) pada tubuh ibu dan disebut ''pemberdayaan ayah,'' ketika seorang
ayah berinisiatif memijat si bayi, hal itu akan menimbulkan perasaan
positif pada istri. Inisiatif suami ini membuat istri merasa disayang,
nyaman, dan perasaan positif lainnya. Dan perasaan seperti ini akan
merangsang produksi hormon oksitosin. Untuk diketahui, hormon ini
sangat berguna untuk memperlancar produksi ASI. Penelitian
menunjukkan, 80 persen produksi hormon oksitosin dipengaruhi oleh
kondisi psikis ibu (Roesli, 2008).
16
Seorang ibu, dalam hal ini adalah ibu dari sang bayi mempunyai
peran besar di dalam pertumbuhan dan perkembangan sang bayi
sehingga perawatan pada bayinya lebih diutamakan dilakukan dengan
mandiri oleh ibu sehingga tujuan yang diharapkan akan langsung
tercapai, termasuk melakukan pemijatan pada bayi. Pemijatan tidak
perlu dilakukan oleh bidan, maupun dukun pijat bayi, namun terutama
dilakukan oleh ibu secara mandiri
f. Urutan Teknik Pijat Bayi
1) Kaki
a). Perahan cara India
Peganglah kaki bayi pada pangkal paha,
seperti memegang pemukul soft ball,
selanjutnya gerakan tangan ke bawah
secara bergantian, seperti memerah susu Gambar 2.1
b). Telapak Kaki
Urutlah telapak kaki bayi dengan
kedua ibu jari secara bergantian,
dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari
di seluruh telapak kaki Gambar 2.2
c). Tarikan Lembut Jari
Pijatlah jari-jarinya satu per satu dengan
gerakan memutar menjauhi telapak kaki,
diakhiri dengan tarikan yang lembut
17
pada tiap ujung jari Gambar 2.3
d). Titik Tekan
Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara
bersamaan di seluruh permukaan telapak
kaki dari arah tumit ke jari-jari Gambar 2.4
e). Punggung Kaki
Dengan mempergunakan kedua ibu jari
secara bergantian pijatlah punggung kaki
dari pergelangan kaki ke arah jari-jari
secara bergantian Gambar 2.5
f). Gerakan Menggulung
Pegang pangkal paha dengan kedua
tangan anda, selanjutnya buatlah gerakan
menggulung dari pangkal paha menuju
pangkal kaki Gambar 2.6
g). Gerakan Akhir
Setelah gerakan a sampai f dilakukan
pada kaki kanan dan kiri, rapatkan kedua
kaki bayi. Letakkan kedua tangan anda
secara bersamaan pada pantat dan
pangkal paha. Usap kedua kaki bayi
dengan tekanan lembut dari paha ke arah
pergelangan kaki Gambar 2.7
18
2) Perut
a). Mengayuh sepeda
Lakukan gerakan memijat pada perut bayi
seperti mengayuh pedal sepeda, dari atas
ke bawah perut, bergantian dengan tangan
kanan dan kiri Gambar 2.8
b). Matahari
Buat lingkaran searah jarum jam dengan
jari tangan kiri mulai dari perut sebelah
kanan bawah (daerah usus buntu) ka atas,
kemudian kembali ke daerha kanan bawah
(seolah membentuk gambar matahari)
beberapa kali. Gambar 2.9
c). Gerakan i love you
”I” Pijatlah perut bayi mulai dari
bagian kiri atas ke bawah dengan
menggunakan jari-jari tangan kanan
membentuk huruf ”I”
”LOVE” Pijatlah perut bayi membentuk Gambar 2.10
huruf ”L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas,
kemudian dari kiri atas ke kiri bawah
19
” YOU ” Pijatlah perut bayi membentuk huruf ”U” terbalik,
mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas,
kemudian ke kiri, ke bawah, dan berakhir di perut kiri bawah.
d). Gelembung atau jari-jari berjalan (walking fingers)
Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada
perut bayi bagian kanan, selanjutnya
gerakkan jari-jari anda pada perut bayi dari
bagian kanan ke bagian kiri guna
mengeluarkan gelembung-gelembung udara Gambar 2.11
3) Dada
a). Jantung besar
Buatlah gerakan yang menggambarkan
jantung dengan meletakkan ujung-ujung
jari keduan telapak tangan anda di tengah
dada bayi/ulu hati, selanjutnya buat
gerakan ke atas sampai di bawah leher,
kemudian ke samping di atas tulang
selangka, lalu ke bawah membentuk
bentuk jantung, dan kembali ke ulu hati Gambar 2.12
b). kupu-kupu
Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu,
dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat
menyilang dari tengah dada / ulu hati ke
20
arah bahu kanan, dan kembali ke ulu
hati, selanjutnya gerakan tangan kiri
anda ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati
Gambar 2.13
4) Tangan
a). Perahan cara India
Arah pijatan cara India ialah pijatan yang
menjauhi tubuh. Guna pemijatan ini
adalah untuk relaksasi atau melemaskan
otot, caranya adalah peganglah lengan
bayi bagian pundak dengan tangan kanan
seperti memegang pemukul soft ball,
tangan kiri memegang pergelangan Gambar 2.14
tangan bayi, selanjutnya, gerakkan tangan kanan mulai dari
bagian pundak ke arah pergelangan tangan, kemudian
gerakkan tangan kanan kiri dari pergelangan tangan ke arah
pundak, demikian seterusnya, gerakkan tangan kanan dan ke
kiri ke bawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah
memerah susu sapi
b). Membuka tangan
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari,
dari pergelangan tangan ke arah jari-jari
Gambar 2.15
21
c). Putar jari-jari
Pijat lembut jari bayi satu per satu
menuju ke arah ujung jari dengan
gerakan memutar, akhirilah gerakan ini
dengan tarikan lembut pada tiap ujung
jari Gambar 2.16
d). Punggung tangan
Letakkan tangan bayi di antara kedua
tangan anda, selanjutnya usap punggung
tangannya dari pergelangan tangan ke
arah jari-jari dengan lembut Gambar 2.17
e). Perahan cara swedia
Arah pijatan cara swedia adalah dari
pergelangan tangan ke arah badan.
Pijatan ini berguna untuk mengalirkan
darah ke jantung dan paru-paru. Caranya
adalah dengan gerakan tangan kanan dan
kiri anda secara bergantian mulai dari
pergelangan tangan kanan bayi ke arah
pundak lalu lanjutkan dengan pijatan dari
pergelangan kiri bayi ke arah pundak Gambar 2.18
22
f). Gerakan Menggulung
Peganglah lengan bayi bagian atas/bahu
dengan kedua telapak tangan, selanjutnya
bentuklah gerakan menggulung dari
pangkal lengan menuju ke arah
pergelangan tangan / jari-jari Gambar 2.19
5) Muka
a). Dahi : Menyetrika dahi
Letakkan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi. ,
tekankan jari-jari anda dengan lembut mulai dari tengah dahi
keluar ke samping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi atau
membuka lembaran buku, selanjutnya gerakkan ke bawah dan
ke daerah pelipis, kemudian gerakkan ke dalam melalui
daerah pipi di bawah
b). Alis : Menyetrika alis
Letakkan kedua ibu jari anda diantara
kedua alis mata. , selanjutnya gunakan
kedua ibu jari untuk memijat secara lembut
pada alis mata dan di atas kelopak mata,
mulai dari tengah ke samping seolah
menyetrika alis Gambar 2. 20
23
c). Hidung : Senyum I
Letakkan kedua ibu jari anda pada pertengahan alis,
selanjutnya tekankan ibu jari anda dari pertengahan kedua alis
turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat
gerakan ke samping dan ke atas seolah membuat bayi
tersenyum
d). Mulut bagian atas : Senyum II
Letakkan kedua ibu jari anda di atas
mulut di bawah sekat hidung, selanjutnya
gerakkan kedua ibu jari anda dari tengah
ke samping dan ke atas ke daerah pipi
seolah membuat bayi tersenyum Gambar 2. 21
e). Mulut bagian bawah : Senyum III
Letakkan kedua ibu jari anda di tengah
dagu, selanjutnya tekankan dua ibu jari
pada dagu dengan gerakan dari tengah
ke samping, kemudian ke atas dan ke
arah pipi dan seolah membuat bayi tersenyum Gambar 2.22
f). Belakang telinga
Dengan mempergunakan ujung-ujung
jari, berikan tekanan lembut pada daerah
belakang telinga kanan dan kiri,
selanjutnya gerakkan ke arah
24
pertengahan dagu di bawah dagu Gambar 2. 23
6) Punggung
a). Gerakan maju mundur
Tengkurapkan bayi melintang di depan
anda dengan kepala di sebelah kiri dan
kaki di sebelah kanan anda, selanjutnya
pijatlah sepanjang punggung bayi
dengan gerakan maju mundur
menggunakan kedua telapak tangan, dari
bawah leher sampai ke pantat bayi, lalu
kemabali lagi ke leher Gambar 2.24
b). Gerakan menyetrika
Pegang pantat bayi dengan tangan kanan,
selanjutnya dengan tangan kiri, pijatlah
mulai dari leher ke bawah sampai
bertemu dengan tangan kanan yang
menahan pantat bayi seolah menyetrika
punggung Gambar 2.25
c). Gerakan melingkar
Dengan jari-jari kedua tangan anda,
buatlah gerakan-gerakan melingkar kecil-
kecil mulai dari batas tengkuk turun ke
bawah di sebelah kanan dan kiri tulang
25
punggung sampai ke pantat, Gambar 2.26
selanjutnya mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di daerah
leher, kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat
g. Manfaat Lain dari Pijat Bayi bagi Kasus Tertentu
Pada beberapa keadaan tertentu, pijat bayi dapat memberikan
keuntungan tambahan seperti dalam kasus-kasus sebagai berikut :
1) Orang tua yang masih remaja
Orang tua yang masih remaja, umumnya tidak atau belum
siap untuk menjadi orang tua karena mereka sendiri belum cukup
dewasa. Pada kasus seperti ini pijat bayi akan meningkatkan
kepercayaan diri mereka, meningkatkan rasa penerimaan atas
keadaan menjadi orang tua, dan meningkatkan harga diri mereka
sebagai orang tua.
2) Orang tua yang rasa ketertarikan pada bayinya kurang
Hal ini biasanya terjadi pada kasus-kasus seperti kehamilan
dan kelahiran anak yang tidak di kehendaki atau tidak
direncanakan, komplikasi kehamilan dan/atau kelahiran, dan
pemisahan ibu dan bayi untuk waktu tertentu karena kesehatan
fisik/mental ibu, atau kesehatan bayi. Pada keadaan tersebut, pijat
bayi dapat mendekatkan hubungan orang tua dengan bayinya.
3) Orang tua angkat
Oleh karena tidak pernah mengandung bayi yang diangkat,
orang tua angkat tidak merasakan kedekatan dengan bayinya
26
sebelum bayi ini dilahirkan. Pijat bayi akan membantu
menciptakan ikatan yang lebih kuat antara orang tua angkat
dengan bayinya. Mereka akan lebih cepat mengenal dan
merasakan bahwa mereka saling terikat dalam satu keluarga.
4) Post Operasi Seksio Caesarea
Bayi yang dilahirkan melalui bedah caesar tidak akan
menerima rangsangan taktil seperti bayi yang dilahirkan normal.
Di samping itu, umumnya bayi ini akan kurang siaga (alert)
karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada ibu. Untuk
beberapa waktu mungkin ibu dan bayi tidak akan bersama-sama.
Ibu akan merasa kesakitan dan tidak nyaman, sedangkan ayah
mungkin akan mempunyai perasaan bersalah atau sedih karena
istrinya harus operasi. Pijat bayi akan lebih cepat menyatukan
orang tua dan bayinya, serta akan menolong mereka melepaskan
perasaan-perasaan negatif tersebut
5) Sakit Perut (colic)
Colic atau sakit perut pada bayi ditunjukkan oleh bayi secara
khas, yaitu dengan ’tangis sakit’ yang melengking. Secara teori
penyebab kolik (colic) yang menonjol antara lain susunan saraf
autonom yang tidak seimbang, adanya gangguan pada
pertumbuhan mekanisme kontrol tidur/bangun, atau gangguan
interaksi antara orang tua dan bayi. Kolik juga sering
27
dihubungkan dengan adanya gangguan pada saluran pencernaan
dan kesukaran makan.
Untuk mengurangi kolik ini, para orang tua dianjurkan untuk
memijat bayinya pada waktu kolik berlangsung dan pada waktu
menjelang tidur.
6) Asma
Asma sangat erat hubungannya dengan rangsangan fisik dari
luar, seperti adanya serbut atau debu, tetapi juga dapat
berhubungan dengan faktor psikologis seperti adanya kegelisahan.
Pijat telah menunjukkan keberhasilan untuk melebarkan saluran
nafas/udara yang menyempit.
Pijat adalah terapi umum untuk relaksasi. Peneliti dewasa ini
meneliti akibat dari pijat bayi dan pijat pada remaja. Hasil peneliti
menunjukkan bahwa dengan pijat terjadi penurunan rasa gelisah
dan depresi, disamping kurangnya serangan asma dan gangguan
saluran nafas
7) Bayi dari ibu HIV positif
Peneliti saat ini sedang mempelajari apakah terapi pijat dapat
mempengaruhi peningkatan fungsi kekebalan tubuh pada bayi-
bayi dari ibu dengan HIV positif dan apakah terapi pijat yang
diberikan oleh orang tuadapat meningkatkan perkembangan
mental, motorik, dan perkembangan sosial bayinya. Penelitian
menyimpulkan bahwa pemijatan pada bayi dengan HIV-positif
28
menghasilkan kenaikan berat badan, perkembangan motorik yang
lebih baik.
8) Bayi kurang bulan (premature infant)
Bayi prematur mengalami kehangatan dan kenyamanan
dalam kandungan ibu dalam waktu yang singkat. Selain itu,
mereka akan lebih sering disuntik dan mengalami pemeriksaan-
pemeriksaan laboratorium yang menyakitkan. Dengan demikian,
mereka harus belajar sejak awal perabaan dapat pula merupakan
sesuatu yang menyenangkan serta penuh kasih sayang yang sejuk
sejak dari hari pertama (Roesli, 2008).
2. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita
ketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk di dalamnya adalah
ilmu, jadi ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui
oleh manusia di samping berbagai pengetahuan lainnya. Pengetahuan
merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera yang meliputi indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
29
b. Tingkatan Pengetahuan
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk mengingat kembali (recall) sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya).
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetap masih dalam
suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu dengan
yang lain.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis yaitu suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
30
yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
Penilaianpenilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.
c. Cara memperoleh pengetahuan
1) Cara tradisional atau ilmiah
Cara coba dan salah ( trial and error), cara ini telah dipakai
orang sebelum adanya kebudayaan, apabila seseorang
mengahadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahan dilakukan
dengan coba-coba ; Cara kekerasan atau otoriter, pengetahuan
diperoleh berdasarkan pada otoriter atau kekuasaan, baik tradisi,
otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama maupun ahli
pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh tanpa terlebih dahulu
menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta
empiris atau penalaran sendiri ; Berdasarkan pengalaman pribadi,
hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman
yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi
pada masa lalu ; Melalui jalan pikiran, dalam memperoleh
31
kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan
pikirannya melalui induksi maupun deduksi.
2) Cara modern atau non ilmiah
Mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala
alam atau kemasyarakatan, kemudian hasil pengamatan tersebut
dikumpulkan dan diklasifikasi kemudian akhirnya diambil
kesimpulan umum
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Pengetahuan dalam masyarakat dipengaruhi beberapa faktor :
1) Tingkat pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan maka ia akan mudah
menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan hal-hal baru
tersebut
2) Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih
banyak akan memberikan pengetahuan yang lebih jelas.
3) Budaya
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
seseorang karena informasi-informasi yang diperoleh belum sesuai
dengan budaya yang ada dan agama yang dianut.
32
4) Pengalaman
Pengalaman di sini berkaitan dengan umur dan pendidikan
individu, maksudnya semakin bertambahnya umur dan pendidikan
yang tinggi, pengalaman akan lebih luas.
5) Sosial ekonomi
Tingkat seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
(Notoatmodjo, 2003)
3. Praktik
a. Definisi Praktik
Sikap belum otomatis terwujud dalam satu tindakan (overt
behaviour). Untuk yang terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan
nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan. Pengukuran dalam praktek dapat dilakukan secara
tidak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan – kegiatan
yang telah dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Pengukuran juga
dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan mengobservasi
tindakan atau kegiatan responden. Sedangkan praktik (practice) yang
berkaitan dengan pendidikan adalah praktek atau tindakan yang
dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi yang
diberikan.
b. Tingkatan Praktik
Praktik mempunyai beberapa tingkatan, yaitu sebagai berikut :
33
1) Persepsi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat
pertama
2) Respon Terpimpin (guided response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan
sesuai dengan contoh adalah indicator praktik tingkat dua
3) Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan
benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan
kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga
4) Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah
berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasi
tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. (Wahit, 2006)
4. Pendidikan Kesehatan / Penyuluhan
a. Pengertian Pendidikan Kesehatan
Penyuluhan / Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang
mampu meningkatkan dan memperbaiki kesehatan mereka (WHO)
Green berpendapat bahwa : health education is a proces elated to
health decisions and practice. Knowledge, values, perceptions, and
motivation are of course, causes behaviour, but lingages between
them is amatter of probability (L. Green, 1998)
34
Pendidikan Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan
kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus
mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan
mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik,
sosial budaya, dan sebagainya).
Pendidikan pada hakekatnya adalah :
1) Salah satu bentuk pemecahan masalah kesehatan dengan
pendekatan pendidikan
2) Suatu bentuk penerangan pendidikan dalam pemecahan masalah
kesehatan masyarakat
3) Suatu usaha untuk membantu individu, keluarga, atau masyarakat
dalam meningkatkan kemampuan atau perilaku untuk mencapai
kesehatan secara optimal
4) Didalam pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan,
perubahan ke arah yang lebih baik, lebih dewasa, lebih matang
pada diri individu, keluarga, kelompok masyarakat.
b. Proses Pendidikan Kesehatan
Dari batasan inilah tersirat unsur-unsur pendidikan yakni :
1) Masukan (input)
Persoalan masuk menyangkut subyek atau sasaran belajar itu
sendiri dengan berbagai latar belakangnya.
35
2) Proses
Persediaan proses adalah mekanisme atau proses terjadinya
perubahan kemampuan pada diri subjek belajar. Di dalam proses
ini terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai faktor, antara lain
subyek belajar, pengajar atau fasilitator belajar, metode yang
digunakan, alat bantu belajar, dan materi atau bahan yang
dipelajari.
3) Keluaran (output)
Keluaran merupakan hasil belajar itu sendiri, yang terdiri dari
kemampuan baru atau perubahan baru pada diri subjek belajar.
Proses kegiatan belajar tersebut dapat digambarkan pada bagan di
bawah ini.
Metode
Input (subyek belajar)
Output (hasil belajar)
Alat-Alat Bantu
Fasilitas belajar Bahan Belajar
Proses Belajar
Skema 2.1 : Proses belajar dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Sumber : Effendy (1998 : 48)
36
Hasil (output) yang diharapkan dari suatu pendidikan kesehatan
adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang kondusif.
c. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Sesuai dari 3 Faktor terbentuknya perilaku, maka kegiatan
pendidikan kesehatan ditunjukkan pada 3 faktor sebagai berikut :
1) Pendidikan Kesehatan dalam Faktor-Faktor Predisposisi
Pendidikan kesehatan ditujukan untuk menggugah kesadaran,
memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan baik bagi dirinya sendiri,
keluarganya maupun masyarakat. Di samping itu, dalam konteks
ini promosi kesehatan juga memberikan pengertian tentang tradisi,
kepercayaan masyarakat, dan sebagainya, baik yang merugikan
maupun yang menguntungkan kesehatan. Bentuk pendidikan ini
antara lain penyuluhan kesehatan, pameran kesehatan, iklan-iklan
layanan kesehatan, spanduk, billboard, dan sebagainya
2) Pendidikan Kesehatan dalam Faktor Enabling
Karena faktor pemungkin (enabling) ini berupa fasilitas atau sarana
dan prasarana kesehatan, maka bentuk pendidikan kesehatan
adalah memberdayakan masyarakat agar mereka mampu
mengadakan sarana prasarana kesehatan bagi mereka.
37
3) Pendidikan Kesehatan dalam Faktor Reinforcing
Karena faktor ini menyangkut sikap dan perilaku tokoh masyarakat
(toma) dan tokoh agama (toga), serta petugas, termasuk petugas
kesehatan., maka promosi kesehatan yang paling tepat adalah
dalam bentuk pelatihan bagi toga, toma, dan petugas kesehatan
sendiri. Tujuan utama dari pelatihan ini adalah supaya sikap dan
perilaku petugas dapat menjadi teladan.
d. Tujuan Pendidikan Kesehatan
Terjadi perubahan sikap dan tingkah laku individu, keluarga,
kelompok khusus, masyarakat. Dalam membina dan memelihara
perilaku hidup sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal.
e. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai
dimensi, antara lain dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat
pelaksanaan atau aplikasinya dan dimensi tingkatnya pelayanan
kesehatan dilihat dari :
1). Dimensi sasaran
Pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
a). pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu
b). pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok
c). pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat
luas
38
2). Dimensi tempat pelaksanaanya
Pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat,
dengan sendirinya sasarannya berbeda pula, misalnya :
a) pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan
sasaran murid
b) pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rumah-
rumah sakit dengan sasaran pasien atau keluarga pasien, di
puskesmas dan lain sebagainya
c) pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran
buruh atau karyawan yang bersangkut
3). Dimensi tingkat pelayanan kesehatan
Pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat
pencegahan menurut leavel dan clark sebagai berikut :
a) Health Promotion (peningkatan kesehatan)
b) General and specific protection (perlindungan umum dan
khusus)
c) Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan
pengobatan segera/adekuat)
d) Disability Limitation (pembatasan kecacatan)
e) Rehabilitation (rehabilitasi)
39
f. Metode Pendidikan Kesehatan
a. Metode Pendidikan Individual
Dalam promsi kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual
digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang
yang mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku (inovasi).
Dalam pendekatan individual ini terdapat beberapa bentuk yakni :
bimbingan dan penyuluhan serta wawancara.
b. Metode Pendidikan Kelompok
1). Kelompok Besar
Suatu kelompok dapat dikatakan kelompok besar jika jumlah
peserta lebih dari 15 orang. Adapun metode yang biasa
digunakan adalah Ceramah dan Seminar
2). Kelompok Kecil
Suatu kelompk dapat dikatakan sebagai kelompok kecil jika
jumlah peserta kurang dari 15 orang. Metode yang cocok adalah
diskusi kelompok, curah pendapat , bola salju, kelompok-
kelompok kecil, memainkan perananan, permainan simulasi
c. Metode Pendidikan Massa
Metode pendidikan massa cocok untuk mengkomunikasikan pesan-
pesan kesehatan yang ditujukan pada masyarakat. Metode yang cocok
adalah ceramah umum, pidato, sinetron, tulisan di majalah, billboard.
40
g. Alat Bantu / Media Pendidikan Kesehatan
Alat bantu pendidikan kesehatan adalah alat-alat yang digunakan oleh
pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran. Alat
bantu atau alat peraga disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan
yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui panca
indera, sehingga pada prinsipnya adalah mengerahkan indera sebanyak
mungkin kepada suatu obyek sehingga mempermudah pemahaman.
Manfaat alat bantu kesehatan antara lain : menimbulkan minat sasaran
pendidikan, mencapai sasaran yang lebih banyak, membantu dalam
mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman, merangsang sasaran
pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang
lain, mempermudah penyampaian bahan pendidikan oleh para pendidik,
mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan, mendorong
keinginan orang untuk mengetahui, dan membantu menegakkan
pengertian yang diperoleh
Media cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan
sangat bervariasi, antara lain : Media cetak, yang terdiri dari boklet,
leaflet, flyer, flipchart, rubrik, poster, dan foto tentang kesehatan, media
elektronik, yang terdiri dari televisi, radio, video, slide, dan fil strip, dan
media papan, yang terdiri dari billboard yang dipasang di tempat-tempat
umum (Notoatmodjo, 2007).
41
B. Kerangka Teori
Faktor Penguat (reinforcing factors) : 1. Sikap petugas kesehatan 2. Perilaku petugas kesehatan
Faktor Pemungkin (enablingfactors) : 1. Fasilitas Fisik : kesehatan
(Puskesmas, Rumah Sakit) 2. Fasilitas Umum : media
massa (koran, tv, radio) 3. Peran Serta Masyarakat
Faktor Predisposisi (predisposing factors) : 1. Pengetahuan tentang Pijat
Bayi 2. Sikap terhadap pijat bayi 3. Tingkat Pendidikan 4. Keadaan Sosial Budaya
Proses Belajar
Pengetahuan dan Ketrampilan Ibu Melakukan Pijat
Bayi
Skema 2.2 Kerangka Teori
(Sumber : Modifikasi Lawrence Green, 1998 dalam Soekidjo Notoatmodjo, 2007;
Effendy, 1998)
42
C. Kerangka Konsep
Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi
Ketrampilan Ibu Melakukan Pijat Bayi
Penyuluhan tentang Pijat Bayi
Skema 2.3 Kerangka Konsep
D. Hipotesis
1. Ada pengaruh antara penyuluhan tentang pijat bayi terhadap pengetahuan
ibu tentang pijat bayi di BPS Hj. Sri Wahyuni, S. ST, Semarang.
2. Ada pengaruh antara penyuluhan tentang pijat bayi terhadap ketrampilan
ibu melakukan pijat bayi di BPS Hj. Sri Wahyuni, S. ST, Semarang.