jtptunimus-gdl-rinolalank-6726-3-babvas-a.pdf

2
35 BAB V PENUTUP Setelah dilakukan asuhan keperawatan secara langsung pada bayi.Ny.A dengan asfiksia yang dirawat di ruang BBLR RS Roemani Muhammadiyah Semarang pada tanggal 21 Juni sampai 22 Juni 2012. Diawali dengan pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi, maka perawat dapat mengambil kesimpulan dan mengajukan beberapa saran sebagai berikut : A. KESIMPULAN 1. Asuhan keperawatan pada pasien asfiksia diprioritaskan pada pola pernafasan karena kurangnya kemampuan fungsi organ bayi pengembangan paru-paru dan untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi. 2. Masalah utama yang muncul pada bayi.ny.A adalah bersihan jalan nafas tidak efektif karena adanya produksi secret yang berlebih dalam saluran nafas yang akan mengganggu proses ventilasi.sehingga kebutuhan O2 kurang terpenuhi.jika hal ini secara terus menrus maka kebutuhan oksigenasi sebagai kebutuhan manusia yang mendasar tidak terpenuhi, dengan hal ini akan menyebabkan kematian. 3. Masalah keperawatan bisa teratasi meliputi bersihan jalan nafas efektif, karena telah terpenuhi kriteria hasil yang telah ditentukan

Transcript of jtptunimus-gdl-rinolalank-6726-3-babvas-a.pdf

Page 1: jtptunimus-gdl-rinolalank-6726-3-babvas-a.pdf

35

BAB V

PENUTUP

Setelah dilakukan asuhan keperawatan secara langsung pada

bayi.Ny.A dengan asfiksia yang dirawat di ruang BBLR RS Roemani

Muhammadiyah Semarang pada tanggal 21 Juni sampai 22 Juni 2012.

Diawali dengan pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi,

maka perawat dapat mengambil kesimpulan dan mengajukan beberapa

saran sebagai berikut :

A. KESIMPULAN

1. Asuhan keperawatan pada pasien asfiksia diprioritaskan pada pola

pernafasan karena kurangnya kemampuan fungsi organ bayi

pengembangan paru-paru dan untuk memenuhi kebutuhan

oksigenasi.

2. Masalah utama yang muncul pada bayi.ny.A adalah bersihan jalan

nafas tidak efektif karena adanya produksi secret yang berlebih

dalam saluran nafas yang akan mengganggu proses

ventilasi.sehingga kebutuhan O2 kurang terpenuhi.jika hal ini

secara terus menrus maka kebutuhan oksigenasi sebagai kebutuhan

manusia yang mendasar tidak terpenuhi, dengan hal ini akan

menyebabkan kematian.

3. Masalah keperawatan bisa teratasi meliputi bersihan jalan nafas

efektif, karena telah terpenuhi kriteria hasil yang telah ditentukan

Page 2: jtptunimus-gdl-rinolalank-6726-3-babvas-a.pdf

36

yaitu jalan nafas bersih, bayi bernafas dengan mudah, dan

pernafasan dalam batas normal (40-60x/menit)

4. Masalah keperawatan yang dapat teratasi lainnya adalah SPO2

dalam batas normal, frekuensi pernafasan dalam batas normal

dengan kriteria hasil akral hangat (suhu 36-37oC)

B. SARAN

1. Untuk menjaga kelancaran bernafas agar pasien dapat bernafas

dengan lancar dan lendir harus dikeluarkan untuk kebutuhan

oksigenasi perlu dibantu dengan pemberian O2 sesuai kebutuhan

bayi.

2. Untuk pelayanan kesehatan seharusnya memberikan pelayanan

yang lebih baik lagi kepada klien dengan asfiksia serta melakukan

pendokumentasian yang lebih baik lagi dan benar untuk

meningkatkan mutu perawat yang berkompeten.

3. Segera bawa ke pelayanan kesehatan terdekat apabila terjadi nafas

cepat, batuk berdahak, dan panas tinggi.