Journal

15
BAGIAN ILMU BEDAH JOURNAL FAKULTAS KEDOKTERAN FEBRUARI 2015 UNIVERSITAS PATTIMURA APENDISITIS PADA PASIEN LANSIA : FAKTOR RESIKO TERJADINYA PERFORASI Disusun oleh : Felmi V. I. de Lima (2009 – 83 – 018) Pembimbing : dr. H. Nikijuluw, SpB - KBD DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON 2015

description

dddf

Transcript of Journal

  • BAGIAN ILMU BEDAH JOURNALFAKULTAS KEDOKTERAN FEBRUARI 2015UNIVERSITAS PATTIMURA

    APENDISITIS PADA PASIEN LANSIA : FAKTOR RESIKO TERJADINYA PERFORASIDisusun oleh :Felmi V. I. de Lima (2009 83 018)

    Pembimbing :dr. H. Nikijuluw, SpB - KBD

    DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKBAGIAN ILMU BEDAHFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURAAMBON2015

  • Latar Belakang: Apendisitis Akut keadaan darurat bedah yang paling umum dan menjadi serius ketika perforasi. Perforasi lebih sering pada pasien usia lanjut.

    Tujuan :Mengidentifikasi faktor-faktor risiko perforasi pada pasien usia lanjut yang dengan apendisitis akut.

    ABSTRAK

  • Metodologi: Catatan medis dari 214 pasien di atas usia 60 tahun yang memiliki diagnosis patologis dikonfirmasi apendisitis akut selama 10 tahun (2003-2013) Perbandingan dibuat antara dalam halDemografi, Presentasi klinis, Waktu tunda operasi, Penundaan Perawatan di rumah sakitKomplikasi pasca operasi. Insiden perforasi juga dibandingkan dengan laporan sebelumnya dari daerah yang sama 10 tahun sebelumnya.

    ABSTRAK

  • Hasil: 214 pasien yang berusia di atas 60 tahun memiliki apendisitis akut, 103 laki-laki dan 111 perempuan. Pasien dgn perforasi 87 (41%) pasien, 46 (53%) laki-laki dan 41 (47%) perempuan.31% didiagnosis dengan penilaian klinis, 40% diperlukan USG dan 29% CT scan. Penundaan waktu pra rumah sakit adalah faktor risiko yang paling mempengaruhi kejadian perforasi. Komplikasi Pasca operasi 44 (21%) pasien (3 x lebih sering pada kelompok yang mengalami perforasi)Ada 6 kematian (3%), 4 pada pasien dengan perforasi dan 2 pada kelompok nonperforasi.

    ABSTRAK

  • Kesimpulan: Apendisitis akut pada pasien usia lanjut adalah penyakit serius yang memerlukan diagnosis dini dan pengobatan. Perforasi Apendiks meningkatkan baik mortalitas dan morbiditas. Penggunaan awal CT scan dapat mempendek ke jalur pengobatan yang tepat.

    ABSTRAK

  • Apendisitis akut kedaruratan bedah perut umum dengan kejadian seumur hidup 7%.

    Apendisitis sering kelompok usia yang lebih muda dengan hanya 5-10% dari kasus yang terjadi pada populasi lanjut usia. PENDAHULUAN

  • Data Rekam medis dari semua pasien (60 tahun ke atas) yang menjalani operasi apendektomi Tempat : 3 rumah sakit pendidikan utama di utara Yordania Waktu : 1 Januari 2003 - Desember 2012Data yang diekslusi pasien dengan insidensial apendektomiMETODOLOGI

  • Data yang diambil :Data demografi pasien, Waktu perawatanPresentasi awal klinis dan penilaian, Adanya penyakit penyerta Hasil pemeriksaan laboratorium, Studi radiologi (usg & ct scan)METODOLOGI

  • Perforasi didefinisikan sebagai perforasi jika hal itu dijelaskan dalam catatan operasi dan dikonfirmasi oleh laporan histopatologi.Apendisitis akut didefinisikan sebagai suhu > 38 C, peningkatan WBC> 109 / L dan nyeri perut bagian kanan bawah.METODOLOGI

  • HASIL

  • HASIL

  • HASIL

  • HASIL

  • Apendisitis akut masih harus dipertimbangkan dalam diagnosis banding nyeri perut pada pasien usia lanjut.Keterlambatan dalam Perawatan di rumah sakit memiliki hubungan yang signifikan terkait dengan angka kejadian perforasi yang tinggi dan komplikasi pasca operasi. Penggunaan awal CT scan dapat mempendek jalur ke pengobatan yang tepat.

    KESIMPULAN

  • TERIMA KASIH