Journal 2.pdf
Transcript of Journal 2.pdf
-
8/17/2019 Journal 2.pdf
1/12
STUDI KASUS ANALISIS PENERAPAN UEFA
FINANCIAL FAIR PLAY TERHADAP KLUB
SEPAKBOLA ARSENAL DAN MANCHESTER
UNITED
Sendy, Gatot SoepriyantoUniversitas Bina Nusantara, Jakarta
ABSTRACT
This study aims to analyze the implementation of UEFA Financial Fair Play against European
football clubs. Research conducted on Arsenal and Manchester United football clubs from
England in the club financial statements for 2010, 2011 and 2012. Analysis conducted on the
club financial statements presentation and simulation results of the application of breakeven
UEFA FFP in accordance with conditions set by UEFA. Analyses were also conducted on the
financial performance ratios of both clubs and their effects on the implementation of the UEFAFFP. The result is the two clubs can meet the standard provisions for the implementation of
UEFA FFP. In the assessment of financial performance, Arsenal have a slightly better financial
ratios than Manchester United. Performance aspects of profitability and solvency became an
issue in the implementation of UEFA's FFP, related with debt holdings and high salaries that
owned by both clubs. (Sn)
Key Words : financial statements, Arsenal, Manchester United, UEFA Financial Fair Play
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan UEFA Financial Fair Play terhadap
klub sepakbola Eropa. Penelitian dilakukan terhadap klub sepakbola Arsenal dan Manchester
United yang berasal dari Inggris pada laporan keuangan klub untuk tahun 2010, 2011 dan
2012. Analisis dilakukan terhadap penyajian laporan keuangan klub dan simulasi hasil penerapan breakeven UEFA FFP sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh UEFA.
Analisis juga dilakukan terhadap rasio kinerja keuangan kedua klub dan pengaruhnya terhadap
penerapan UEFA FFP tersebut. Hasil yang diperoleh adalah kedua klub dapat memenuhi
standard ketentuan UEFA terhadap penerapan UEFA FFP. Dalam penilaian kinerja keuangan,
Arsenal memiliki rasio keuangan yang sedikit lebih baik dari Manchester United. Aspek kinerja
profitabilitas dan solvabilitas menjadi isu dalam penerapan UEFA FFP terkait kepemilikan
hutang dan beban gaji yang tinggi yang dimiliki kedua klub. (Sn)
Kata Kunci: laporan keuangan, Arsenal, Manchester United, UEFA Financial Fair Play
PENDAHULUAN Salah satu aspek yang tidak bisa diabaikan pengaruhnya dalam perkembangan sepakbola adalah
aspek ekonomi yang telah tumbuh pesat dalam sepakbola, hingga menjadikan olahraga tersebut sebagaipusat bisnis yang sangat menarik. Fakta bahwa sepakbola sangat populer membuat klub sepakbola dapat
menarik keuntungan dari hasil penjualan tiket pertandingan, merchandise klub, sponsor produk, hak siar
stasiun televisi hingga penjualan pemain klub itu sendiri. Hal ini kemudian berhasil membuat para
investor dan milyader akhirnya tertarik mengucurkan uang untuk menanam modal atau bahkan
mengakuisisi kepemilikan klub sepakbola secara penuh untuk mengejar sebuah kejayaan berupa prestasi
bagi klub atau sekedar meraih keuntungan dengan menjalankan roda bisnis dalam klub tersebut. Keadaan
ini memburuk ketika pemilik klub tersebut menggunakan pengaruhnya untuk membelanjakan uang dalam
jumlah yang besar untuk membeli pemain dan berujung pada kerugian yang dialami klub tersebut.
-
8/17/2019 Journal 2.pdf
2/12
Melihat keadaan tersebut, UEFA (The Union of European Football Associations) membuat keputusan
untuk menerapkan peraturan baru yang disebut UEFA Financial Fair Play (UEFA FFP) dalam sepakbola
Eropa.
UEFA akan melakukan penilaian terhadap klub yang melewati batas toleransi deviasi defisit
untuk menentukan klub tersebut akan dijatuhi sanksi atau tidak. Penerapan peraturan ini akan membuat
klub lebih berhati-hati dalam menggunakan uang terutama dalam melakukan transfer pemain maupun
dalam aktivitas pembayaran gaji pemain. Setiap klub diharapkan dapat memaksimalkan tingkatpendapatan operasional dan sektor lain untuk melakukan aktivitas pengeluaran, dibanding menggunakan
kekayaan pribadi pemilik klub itu sendiri. Disini letak permasalahannya, ketika klub-klub sudah terbiasa
secara “bebas” menggunakan uang terutama untuk melakukan aktivitas di bursa transfer pemain, kini
mereka harus mengimbanginya dengan sisi pendapatan supaya memenuhi syarat break even yang
ditetapkan oleh UEFA. Untuk itu penulis mencoba mengangkat masalah Financial Fair Play sebagai
topik penelitian dan menganalisa penerapan UEFA FFP terhadap klub di Eropa dengan mengacu kepada
laporan keuangan klub selama tiga tahun terakhir.
UEFA akan melakukan penilaian terhadap klub melalui perhitungan break-even yang dilakukan
dari pendapatan relevan (relevant income) dikurangi dengan biaya relevan (relevant expenses), seperti
yang tertulis pada Article.58 (UEFA Club Licensing and Financial Fair Play Regulations, 2012) UEFA
akan melakukan penilaian klub terhadap persyaratan break even selama tiga periode pelaporan: (i)
periode pelaporan yang berakhir di tahun kalender kompetisi klub UEFA dimulai (T), (ii) periodepelaporan yang berakhir pada tahun kalender sebelum dimulainya kompetisi klub UEFA (T-1), (iii) dan
periode pelaporan tahun sebelumnya (T-2). Sebagai contoh, periode pemantauan pada musim 2015/16mencakup pelaporan yang berakhir pada tahun 2015 (T), 2014 (T-1), dan 2013 (T-2). Semua klub dengan
pemasukan dan pengeluaran relevan lebih dari €5M harus menunjukkan bahwa hasil perhitungan break-
even dalam tiga periode pelaporan adalah positif. Defisit maksimum yang diperbolehkan adalah 5 juta
Euro, namun bisa melebihi tingkat tersebut sampai dengan batas berikut jika selisih tersebut seluruhnya
ditutupi oleh kontribusi ekuitas peserta atau pihak terkait dengan maksimal defisit:
1.
45 juta Euro untuk periode pemantauan pada musim 2013/14 dan 2014/15
2. 30 juta Euro untuk periode pemantauan pada musim 2015/16, 2016/17, dan 2017/18
3. Jumlah yang lebih rendah sesuai dengan keputusan Komite Eksekutif UEFA.
METODE PENELITIANDalam penyusunan penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif dalam bentuk studi
literatur dengan tujuan untuk menganalisa penerapan dan pengaruh UEFA FFP terhadap pelaporan
keuangan klub sepakbola Eropa. Arsenal dan Manchester United dipilih sebagai objek dan sampel
penelitian karena kemungkinan terdapat fakta menarik untuk dianalisis berdasarkan tujuan penelitian ini,yaitu dalam penyajian laporan keuangannya terutama yang berkaitan terhadap pendapatan dan beban klub
terkait dengan penerapan peraturan UEFA FFP. Selain itu akses terhadap data keuangan kedua klub juga
dapat dengan mudah diperoleh karena terdaftar di bursa saham dan laporan tahunan juga dimumkan di
situs resmi kedua klub. Karena faktor-faktor tersebut Arsenal dan Manchester United kemudian dipilih
sebagai sampel dalam penelitian ini
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data tersebut berupa
laporan tahunan yang didalamnya terdapat laporan keuangan klub yang akan diteliti. Laporan tersebut
dipublikasikan di situs resmi dari klub Arsenal dan Manchester United yang menjadi objek penelitian
yaitu www.arsenal.com dan ir.manutd.com. Pada kedua klub tersebut, laporan tahunan yang dirilis jugamenggunakan nama yang berbeda yaitu Statement of Accounts and Annual report (Arsenal) dan Annual
Report on Form 20-F (Manchester United). Selain itu penulis jg menggunakan data sekunder lain berupa
literatur mengenai laporan keuangan klub sepakbola seperti Deloitte Football Money League dan
referensi dari artikel mengenai keuangan klub sepakbola lainnya.
Penulis akan memulai pembahasan dengan melihat secara umum Arsenal dan Manchester Unitedberoperasi dan melaporkan transaksi keuangan dalam sebuah laporan keuangan. Analisis akan dilakukan
terhadap penyajian laporan keuangan klub berdasarkan UEFA Club Licensing yang telah diterapkan
UEFA sejak 2010. Selanjutnya penulis akan menganalisis pengaruh penerapan UEFA FFP terhadap
pelaporan keuangan Arsenal dan Manchester United. Didalamnya termasuk pembahasan mengenai
penetapan pendapatan relevan serta beban relevan menurut UEFA dalam melakukan perhitungan break-
even terhadap laporan keuangan Arsenal dan Manchester United. Perhitungan akan dilakukan untuk
laporan keuangan pada tahun 2010-2012 serta proyeksi pada kedua klub untuk tahun 2013 sebagai
proyeksi untuk penerapan breakeven menurut UEFA FFP yang akan diterapkan pertama kali pada tahun
2014. Lalu akan dilakukan penilaian rasio kinerja keuangan klub untuk tahun 2010-2012 beserta
-
8/17/2019 Journal 2.pdf
3/12
pengaruhnya terhadap penerapan UEFA FFP. Pembahasan akan diakhiri dengan mengambil kesimpulan
mengenai kualifikasi Arsenal dan Manchester United terhadap UEFA FFP dan pengaruh kinerja
keuangan klub dalam penerapan UEFA FFP.
HASIL DAN BAHASANPerbandingan Penyajian Laporan Keuangan
Tabel 1 Perbandingan Laporan Keuangan
Nama Klub Arsenal Manchester United
Tanggal Laporan
Keuangan31 Mei 30 Juni
Periode Pelaporan 1 Juni - 31 Mei 1 Juli - 30 Juni
Laporan Keuangan
yang Disajikan
• Consolidated Profit and
Loss Account
• Balance Sheet
• Consolidated
Cash Flow Statement• Notes to the Accounts
• Consolidated Income
Statement
• Consolidated
Statement of Comprehensive Income
• Consolidated Balance Sheet
• Consolidated
Statement of Change in equity
•
ConsolidatedStatement of Cash Flow
• Notes to the Consolidated Financial
Statements
Mata Uang yang
Digunakan
Poundsterling £ disajikan dalam
£000'sPoundsterling £ disajikan dalam £000's
Acuan Dalam
Penyusunan Laporan
Keuangan
UK GAAP IFRS
Dari Tabel 1 dapat terlihat penyajian laporan keuangan secara umum yang dilakukan oleh kedua
klub. Arsenal masih menggunakan UK GAAP sebagai acuan dalam penyusunan laporan keuangan
sementara Manchester United sudah menggunakan IFRS sejak tahun 2011. Selain itu perbedaan juga
terdapat pada komponen yang disajikan oleh Arsenal yang tidak memiliki statement of change in equity
seperti yang disajikan oleh Manchester United. Perbedaan ini disebabkan karena Manchester United yangterdaftar di bursa saham New York sehingga dituntut untuk melakukan penyajian laporan keuangan
sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Tabel 2 Perbandingan Komponen Laporan Keuangan (IAS)
IAS 1 Arsenal Manchester United
Statement of Financial
Position Balance Sheet Consolidated Balance Sheet
Statement of Comprehensive
Income
Consolidated Profit and
Loss Account
Consolidated Income statement dan
Consolidated Statement of
Comprehensive Income
Statement of Change in Equity Tidak adaConsolidated Statement of Change in
Equity
Statement of Cash FlowConsolidated Cash Flow
Statement Consolidated Statement of Cash Flow
Notes to the Financial
Statement Notes to the Accounts
Notes to the Consolidated Financial
Statements
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bila mengenai penyajian komponen laporan keuangan,
Manchester United menunjukkan laporan yang paling lengkap dengan menyajikan seluruh komponen
keuangan sesuai dengan aturan yang tertulis pada IAS 1. Sementara pada laporan keuangan Arsenal,
mereka tidak menyajikan Statement of the Comprehensive Income dan Statement of Change in Equity.
-
8/17/2019 Journal 2.pdf
4/12
Hal ini dikarenakan status Manchester United yang terdaftar di NYSE sehingga dituntut untuk melakukan
penyajian laporan keuangan yang lengkap sesuai dengan aturan IFRS.
Tabel 3 Perbandingan Komponen Laporan Keuangan (UEFA)
UEFA Club Licensing Arsenal Manchester United
Balance Sheet Balance Sheet Consolidated Balance Sheet
Profit and Loss AccountConsolidated Profit and
Loss Account
Consolidated Income statement dan Consolidated Statement of
Comprehensive Income
Cash Flow StatementConsolidated Cash Flow
StatementConsolidated Statement of Cash Flow
Notes Notes to the Accounts Notes to the Consolidated Financial
Statements
Financial Review by
ManagementFinancial Review Operating and Financial Review
Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa seluruh komponen yang diminta oleh UEFA dalam
penyajian laporan keuangan klub telah dipenuhi oleh Arsenal dan Manchester United. Tiap laporan
disajikan secara utuh dan diaudit oleh auditor independen. Perbedaan judul pada laporan dengan yang
terdapat pada aturan UEFA tidak menjadi masalah karena tidak ada aturan khusus mengenai judul laporan
yang harus dipakai. Lalu bila dibandingkan antara Tabel 2 dan Tabel 3, terdapat perbedaan komponenlaporan keuangan yang diminta oleh IAS dengan regulasi UEFA Club Licensing. UEFA tidak
mengharuskan klub sepakbola Eropa untuk menyajikan Statement of Changes to Equity seperti yang
diminta oleh IAS dalam penyajian laporan keuangan. Tetapi UEFA meminta setiap klub untuk
menyajikan financial review yaitu sebuah ulasan mengenai keadaan financial klub selama periode
tersebut. Melalui financial review tersebut UEFA juga dapat menilai keadaan keuangan klub secara garis
besar dan kesiapan klub dalam penerapan UEFA FFP. Berdasarkan tabel 4.3 juga dapat disimpulkan
bahwa Arsenal dan Manchester United memenuhi financial criteria yang diminta UEFA sebagai salah
satu syarat lisensi UEFA dari sisi penyajian laporan keuangan.
Penerapan UEFA Financial Fair Play (Arsenal)
Tabel 4 Arsenal Income
£ millionArsenal Income 2010 2011 2012
Matchday 93,9 93,1 95,2
Broadcasting 84,6 85,2 84,7
Commercial 44,0 46,3 52,5
Player Trading 0,5 0,7 2,9
Football Turnover 222,9 225,4 235,3Other operating income 156,9 30,3 7,7
Total Turnover 379,8 255,7 243,0
Profit on player sales 38,1 6,3 65,5
Profit on disposal of fixed assets - - -
Finance income 0,7 0,6 0,9
Share of profit in joint venture 0,5 0,8 1,0
Gross Income 419,1 263,4 310,4
ExclusionNon-monetary credits - - -
Income transaction with related party above fair value - - -
Income from non-football operations 156,9 30,3 7,7
Relevant Income 262,2 233,1 302,7
Dari Tabel 4 dapat dilihat perhitungan pendapatan yang diperoleh Arsenal selama 3 tahun
terakhir. Semua pendapatan tersebut dimasukkan ke dalam kalkulasi relevant income yang ditetapkan
-
8/17/2019 Journal 2.pdf
5/12
UEFA. Pengecualian (exclusion) yang dikeluarkan dari pendapatan tersebut adalah pendapatan yang
diperoleh Arsenal dari bisnis properti grup perusahaan.
Terjadi fluktuasi selama 3 tahun terakhir dari relevant income yang diperoleh Arsenal selama 3
tahun terakhir. Namun secara keseluruhan relevant income Arsenal bergerak tumbuh dari tahun 2010-
2012. Profit dari penjualan pemain menjadi faktor utama yang mempengaruhi peningkatan pendapatan
karena memiliki presentasi pertumubuhan yang cukup besar dibandingkan sektor pendapatan lainnya.
Tabel 5 Arsenal Expenses
£ million
Arsenal Expenses 2010 2011 2012
Cost of property sales 141,6 17,7 5,5
Wages expenses 110,7 124,4 143,4Other operating expenses 54,9 57,5 56,7
Depreciation 11,9 12,5 11,4
Player Amortisation 25,0 21,7 36,8
Player Impairment - - 5,5
Finance costs 18,8 14,8 14,5
Gross Expenses 362,9 248,6 273,8
ExclusionExpenditure on youth development activities 10,0 10,0 10,0
Expenditure on community development activities 2,0 2,0 2,0Exceptional items - 3,0 -
Non-monetary debits/charges - - -
Finance costs attributable to the construction of fixed assets 14,6 14,2 13,5
Expenses of non-football operations not related to the club 141,6 17,7 5,5
Depreciation/Impairment of tangible fixed assets 11,9 12,5 11,4
Amortisation/Impairment of intangible fixed assets - - -
Tax expense - - -
Relevant Expenses 182,8 189,2 231,4
Tabel 5 menunjukkan keseluruhan beban (expenses) yang dimiliki oleh Arsenal selama 3 tahun
terakhir dan dikalkulasikan menurut ketetapan relevant expense menurut UEFA. Pengecualian dilakukan
pada beban depresiasi, finance cost yang dialokasikan untuk pembangunan stadion, beban yang berkaitan
dengan aktivitas bisnis properti grup perusahaan, dan beban yang dihasilkan untuk perkembangan
infrastruktur pembinaan pemain muda dan komunitas klub. Penulis melakukan asumsi untuk jumlahbeban yang dihasilkan untuk perkembangan infrastruktur pembinaan pemain muda dan komunitas klub
masing-masing £10 juta dan £2 juta per tahunnya karena tidak ditemukannya jumlah besarnya nilai
investasi yang dilakukan klub pada sektor tersebut dalam laporan keuangan. Relevant expense yang dimiliki oleh Arsenal mengalami peningkatan selama 3 tahun tersebut.
Pertumbuhan tertinggi terjadi di tahun 2012 dan paling tinggi dipengaruhi oleh beban gaji dan nilai
amortisasi kontrak pemain. Dari perhitungan relevant income dan expense tersebut kemudian dapat
diperoleh breakeven yang dihasilkan oleh Arsenal selama 3 tahun terakhir sebagai berikut:
Tabel 6 Arsenal Break even
£ million
Arsenal Break even Result 2010 2011 2012
Relevant Income 262,2 233,1 302,7
Relevant Expenses 182,8 189,2 231,4
Break even 79,4 43,9 71,3
Penyimpangan yang diterima (acceptable deviation) menurut UEFA adalah sebesar €45 juta.
Nilai tersebut bila dikonversi ke dalam mata uang poundsterling yang digunakan dalam laporan keuangan
klub di Inggris adalah sekitar £38 juta (€1 = £0,8455). Sehingga bila dibandingkan dengan break even
yang diperoleh Arsenal selama tahun 2010-2012, dapat dilihat bila Arsenal dapat memenuhi kualifikasi
yang ditetapkan UEFA karena memperoleh surplus yang tinggi selama 3 tahun terakhir. Fluktuasi
breakeven yang diperoleh Arsenal dipengaruhi oleh peningkatan relevant expense selama 3 tahun
tersebut. Namun secara keseluruhan Arsenal tidak memperoleh kesulitan berarti untuk melewati aturan
-
8/17/2019 Journal 2.pdf
6/12
yang dibuat UEFA dan mendapatkan lisensi agar bisa mengikuti kompetisi Eropa yang diselenggarakan
oleh UEFA.
Pada prakteknya assesment yang dilakukan UEFA pada tahun 2013/2014 adalah untuk laporan
keuangan klub yang berakhir pada tahun 2012 dan 2013. Untuk itu akan dilakukan proyeksi terhadap
laporan keuangan Arsenal tahun 2013 sebagai gambaran persiapan klub dalam menghadapi assesment
yang dilakukan UEFA pada tahun 2014. Proyeksi dilakukan berdasarkan performa yang dilakukan klub
dalam mengikuti kompetisi di tahun tersebut. Perolehan klub tentu sangat berpengaruh pada besarnyapendapatan yang didapatkan oleh klub terutama dari sektor matchday dan broadcasting yang bergantung
pada jumlah pertandingan home yang dilakukan. Prestasi klub yang semakin bagus juga dapat
meningkatkan pendapatan dari hak siar yang diperoleh serta hadiah dari keikutsertaan dalam kompetisi
seperti UEFA Champions League maupun dari kompetisi piala dan liga domestik. Dari kompetisi tahun
2013 yang sudah berakhir maka diperoleh proyeksi ( forecast ) sebagai berikut
Tabel 7 Arsenal Profit Forecast
Arsenal Profit Forecast
£ million 2012 2013
FootballMatch Day 95,2 95,9
Broadcasting 84,7 84,8
Commercial 52,5 57,4
Player Trading 2,9 4,0Turnover 235,3 242,1
Wages & Salaries (143,4) (157,7)
Other Expenses (56,7) (57,6)
Expenses (200,1) (215,3)
EBITDA 35,2 26,8
Depreciation (11,4) (11,2)
Player Amortisation (36,8) (47,2)
Player Impairment (5,5) -
Operating Profit (18,5) (31,6)
Share of Joint Venture 1,0 1,4
Profit on Player Sales 65,5 47,0
Net Finance Charges (13,5) (13,0)
Profit Before Tax 34,5 3,8
Dari proyeksi tersebut maka dilakukan simulasi perhitungan pendapatan dan beban relevan
untuk tahun 2013 sebagai bagian dari assesment yang dilakukan UEFA untuk tahun 2014. Hasil
perhitungan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 8 Arsenal Relevant Income and Expenses (Forecast)
£ million
Arsenal Income 2013
Matchday 95,9
Broadcasting 84,8
Commercial 57,4
Player Trading 4,0
Profit on player sales 47,0
Share of profit in joint venture 1,4Relevant Income 290,5
Arsenal Expenses
Wages expenses 157,7
Other operating expenses 57,6
Depreciation 11,2
Player Amortisation 47,2
Net Finance Charges 13,0
Exclusion
-
8/17/2019 Journal 2.pdf
7/12
Expenditure on youth development activities 10,0
Expenditure on community development activities 2,0
Finance costs attributable to the construction of fixed assets 13,0
Depreciation/Impairment of tangible fixed assets 11,2
Relevant Expenses 250,5
Tabel 8 menunjukan proyeksi pendapatan dan beban relevan Arsenal pada tahun 2013.Pengecualian pada beban relevan terhadap depresiasi dan dilakukan asumsi terhadap jumlah biaya untuk
investasi perkembangan pemain muda, komunitas klub dan finance cost untuk cicilan pembangunan
Stadion Emirates. Dari pendapatan dan beban relevan tersebut maka diperoleh break even Arsenal untuk
tahun 2013 sebagai berikut:
Tabel 9 Arsenal Break Even Forecast
£ million
Arsenal Break even Result 2012 2013
Relevant Income 302,7 290,5
Relevant Expenses 231,4 250,5
Break even 71,3 40,0
Tabel 9 menunjukan breakeven yang diperoleh Arsenal pada tahun 2012 (dari Tabel 8) dan
proyeksi untuk tahun 2013. Dari hasil simulasi breakeven tersebut menunjukkan bahwa Arsenal dapatmelewati assesment yang dilakukan UEFA untuk tahun 2014 karena memperoleh surplus/profit pada
tahun 2012 dan 2013.
Penerapan UEFA Financial Fair Play (Manchester United)
Tabel 10 Manchester United Income
£ million
Manchester United Income 2010 2011 2012
Matchday 105,8 110,8 98,7
Broadcasting 103,3 117,2 104,0
Commercial 77,3 103,4 117,6
Football Turnover 286,4 331,4 320,3Other operating income - - -
Total Turnover 286,4 331,4 320,3Profit on player sales 13,4 4,5 9,7
Profit on disposal of fixed assets - - -
Finance income 1,7 1,7 0,8
Gross Income 301,5 337,6 330,8
ExclusionNon-monetary credits - - -
Income transaction with related party above fair value - - -
Income from non-football operations - - -
Relevant Income 301,5 337,6 330,8
Dari Tabel 10 dapat dilihat keseluruhan pendapatan yang diperoleh Manchester United selama 3
tahun terakhir. Seluruh pendapatan Manchester United tersebut tidak ada yang masuk dalam pengecualian
yang ditetapkan UEFA mengenai relevant income untuk perhitungan FFP karena aktivitas perusahaan
yang sepenuhnya fokus pada aktivitas klub sepakbola itu sendiri.
Tabel 11 Manchester United Expenses
£ million
Manchester United Expenses 2010 2011 2012
Cost of property sales - - -
Wages expenses 131,7 153,0 161,7
Other operating expenses 52,3 68,8 67,0
Exceptional Items 2,8 4,7 10,7
-
8/17/2019 Journal 2.pdf
8/12
Depreciation 8,6 7,0 7,5
Player Amortisation 40,1 39,2 38,3
Finance costs 110,3 52,9 50,3
Gross Expenses 345,8 325,6 335,5
ExclusionExpenditure on youth development activities 10,0 10,0 10,0
Expenditure on community development activities 2,0 2,0 2,0Exceptional items 2,8 4,7 10,7
Non-monetary debits/charges - - -
Finance costs attributable to the construction of fixed assets - - -
Expenses of non-football operations not related to the club - - -
Depreciation/Impairment of tangible fixed assets 8,6 7,0 7,5
Amortisation/Impairment of intangible fixed assets - - -
Tax expense - - -
Relevant Expenses 322,4 301,9 305,3
Tabel 11 menunjukkan keseluruhan beban (expenses) yang dimiliki oleh Manchester United
selama 3 tahun terakhir dan dikalkulasikan menurut ketetapan relevant expense menurut UEFA.
Pengecualian dilakukan pada beban depresiasi, exceptional items, serta beban yang dihasilkan untuk
perkembangan infrastruktur pembinaan pemain muda dan komunitas klub. Asumsi juga dilakukan
terhadap jumlah nilai beban yang dihasilkan untuk perkembangan infrastruktur pembinaan pemain mudadan komunitas klub karena tidak ditemukannya besarnya nilai investasi pada sektor ini dalam laporan
keuangan klub. Jumlah asumsi yang dipakai adalah sebesar £10 juta dan £2 juta per tahunnya.
Relevant expense yang dimiliki oleh Manchester United mengalami penurunan dalam 3 tahun
tersebut. Nilai beban tertinggi terjadi di tahun 2010 ketika finance costs (yang didominasi interest
payable) mencapai nilai £110,3 juta dan terus menurun hingga £50,3 juta pada tahun 2012. Meski
demikian seperti yang dialami oleh Arsenal, beban gaji yang dimiliki Manchester United juga terus
mengalami peningkatan selama 3 tahun dan mencapai £161,7 juta pada tahun 2012. Hal ini membuktikan
bila beban gaji merupakan pengeluaran paling besar dan menjadi fokus yang perlu diperhatikan bagi klub
Eropa dalam menghadapi UEFA FFP. Dari perhitungan relevant income dan expense tersebut kemudian
dapat diperoleh breakeven yang dihasilkan oleh Manchester United selama 3 tahun terakhir sebagai
berikut:
Tabel 12 Manchester United Break even
£ million
Manchester United Break even Result 2010 2011 2012Relevant Income 301,5 337,6 330,8
Relevant Expenses 322,4 301,9 305,3
Break even (20,9) 35,7 25,5
Penyimpangan yang diterima (acceptable deviation) menurut UEFA adalah sebesar €45 juta.
Nilai tersebut bila dikonversi ke dalam mata uang poundsterling yang digunakan dalam laporan keuangan
klub di Inggris adalah sebesar £38 juta (€1 = £0,8455). Bila dibandingkan dengan hasil simulasi
perhitungan breakeven Manchester United selama tahun 2010-2012 dapat dilihat bila Manchester United
masih memenuhi kualifikasi atau standard yang ditetapkan oleh UEFA. Defisit terjadi di tahun 2010
sebesar £20,9 juta namun jumlah tersebut masih bisa ditutupi oleh pemilik karena masih berada di bawah
acceptable deviation sebesar £38 juta.
Seperti pada laporan keuangan Arsenal, proyeksi terhadap laporan laba rugi klub (consolidated
income statement ) juga akan dilakukan terhadap Manchester United. Proyeksi dilakukan untuk
memperkirakan persiapan klub terhadap assesment yang dilakukan UEFA di tahun 2014 untuk laporankeuangan klub Eropa yang berakhir di tahun 2012 dan 2013. Proyeksi yang dilakukan terhadap laba rugi
Manchester United berdasarkan performa yang dicapai klub dalam kompetisi di tahun tersebut. Proyeksi
( forecast ) tahun 2013 terhadap Manchester United adalah sebagai berikut:
-
8/17/2019 Journal 2.pdf
9/12
Tabel 13 Manchester United Profit Forecast
Manchester United Profit Forecast
£ million 2012 2013
FootballMatch Day 98,7 103,9
Broadcasting 104,0 107,6
Commercial 117,6 147,3Revenue 320,3 358,8
Wages & Salaries (161,7) (174,7)
Other Expenses (67,0) (70,3)
Expenses (228,7) (245,0)
EBITDA 91,6 113,8
Exceptional Items (10,7) (15,4)
Depreciation (7,5) (7,1)
Player Amortisation (38,3) (37,4)
Operating Profit 35,1 53,9
Profit on Player Sales 9,7 11,0Net Finance cost (49,5) (44,5)
Profit/(Loss) Before Tax (4,7) 20,4
Dari proyeksi tersebut maka dilakukan simulasi perhitungan pendapatan dan beban relevan yang
dimiliki oleh Manchester United pada tahun 2013. Hasil simulasi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 14 Manchester United Relevant Income and Expenses (forecast)
£ million
Manchester United Income 2013
Matchday 103,9
Broadcasting 107,6
Commercial 147,3
Profit on player sales 11,0
Relevant Income 369,8
Manchester United Expenses
Wages expenses 174,7
Other operating expenses 70,3Exceptional Items 15,4
Depreciation 7,1
Player Amortisation 37,4
Net Finance Cost 44,5
ExclusionExceptional Items 15,4
Expenditure on youth development activities 10,0
Expenditure on community development activities 2,0
Depreciation/Impairment of tangible fixed assets 7,1
Relevant Expenses 314,9
Tabel 14 menunjukkan proyeksi terhadap pendapatan dan beban relevan yang dimiliki
Manchester United untuk tahun 2013. Pengecualian pada biaya relevan dilakukan untuk biaya depresiasi
dan exceptional items serta asumsi pada biaya yang dikeluarkan untuk invetasi pemain muda ( youthdevelopment ) dan komunitas klub.
Dari perhitungan pendapatan dan beban relevan tersebut maka diperoleh hasil breakeven
menurut penerapan UEFA FFP untuk tahun 2013 sebagai berikut:
-
8/17/2019 Journal 2.pdf
10/12
Tabel 15 Manchester United Break even (forecast)
£ million
Manchester United Break even Result 2012 2013
Relevant Income 330,8 369,8
Relevant Expenses 305,3 314,9
Break even 25,5 54,9
Dari hasil simulasi tersebut diperoleh proyeksi break even Manchester United sebesar £54,9 jutauntuk tahun 2013. Jumlah tersebut meningkat 2 kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dari
hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dengan prestasi Manchester United yang cukup baik di
tahun 2013 membuat mereka dapat memenuhi syarat break even yang ditetapkan UEFA terhadap
assesment yang dilakukan pada tahun 2014.
Pengaruh Rasio Kinerja Keuangan Klub Terhadap Penerapan UEFA FFPRasio keuangan yang dihitung hanya berdasarkan data yang benar-benar tersedia dan dapat
digunakan dalam menghitung rasio keuangan klub. Berdasarkan data yang tersedia didalam laporan
keuangan klub, jika angka-angka tersebut dimasukkan ke dalam rumus atau formula dalam menghitungrasio keuangan, maka didapatkan rasio kinerja keuangan klub seperti tersaji dalam tabel berikut
Tabel 16 Rasio Likuiditas Arsenal dan Manchester United
Arsenal Manchester UnitedLiquidity 2010 2011 2012 2010 2011 2012Current Ratio 1,55 1,71 1,73 - 0,82 0,65
Quick Test Ratio 1,25 1,45 1,45 - 0,82 0,64
Operating Cash Flow Ratio 1,14 0,41 0,19 - 0,50 0,35
Berdasarkan Tabel 16 dapat terlihat bila Arsenal memiliki tingkat likuiditas yang lebih baik
dibandingkan Manchester United. Arsenal memiliki kemampuan yang lebih baik dari Manchester United
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek (current liabilities). Meski jumlah asset yang dimiliki kedua
klub tidak berbeda jauh, yang menyebabkan perbedaan adalah jumlah hutang yang menjadi kewajiban
Manchester United yang lebih tinggi dibandingkan dengan Arsenal.
Tabel 17 Rasio Solvabilitas Arsenal dan Manchester United
Arsenal Manchester United
Solvability 2010 2011 2012 2010 2011 2012Debt Ratio 0,65 0,62 0,61 1,04 0,78 0,75
Debt to Equity Ratio 1,89 1,66 1,57 -26,93 3,61 3,03
Dari sisi kinerja solvabilitas, Manchester United juga tidak memiliki rasio yang lebih baik dari
Arsenal. Dapat dilihat bila Manchester United memiliki tingkat hutang yang yang sangat tinggi dan tidak
sebanding dengan jumlah ekuitas yang dimiliki. Di tahun 2010 menjadi tingkat solvabilitas yang paling
buruk bagi Manchester United. Nilai negatif pada rasio debt to equity menunjukkan bahwa aset yang
dimiliki oleh Manchester United tidak dapat menutupi jumlah kewajiban yang dimiliki oleh klub sehingga
menghasilkan nilai ekuitas negatif pada laporan keuangan.
Tabel 18 Rasio Profitabilitas Arsenal dan Manchester United
Arsenal Manchester United
Profitability 2010 2011 2012 2010 2011 2012
Return on Assets Ratio 0,08 0,02 0,04 -0,05 0,01 0,02Return on Equity Ratio 0,27 0,05 0,10 2,76 0,14 0,10
Return on Sales Ratio 0,16 0,05 0,12 -0,17 0,04 0,07
Dari sisi profitabilitas, Arsenal dan Manchester United memiliki tingkat profit yang tidak
berbeda jauh meski Arsenal mendapat tingkat rasio profit yang sedikit lebih baik di atas Manchester
United. Trend penurunan terjadi pada tingkat profit Arsenal yang dipengaruhi oleh besarnya net income
yang mengalami penurunan sejak tahun 2010.
Sementara pada tingkat profit Manchester United meskipun berada sedikit dibawah Arsenal,
menunjukkan trend yang membaik sejak 2010. Tingkat profitabilitas yang terburuk bagi Manchester
-
8/17/2019 Journal 2.pdf
11/12
United terjadi di tahun 2010 ketika klub mengalami kerugian (net loss) sehingga rasio profitabilitas pada
tahun 2010 mendapatkan nilai negatif. Catatan khusus pada rasio return on equity Manchester United
pada tahun 2010 yang menunjukkan angka 2,76. Angka tersebut diperoleh dari kerugian (net loss) dan
ekuitas yang berada pada posisi negatif. Sehingga menandakan selain mengalami kerugian, klub juga
berada dalam posisi yang tidak baik dalam memenuhi kewajiban dari aktiva yang dimiliki pada tahun
tersebut. Selain itu jumlah hutang (debt ) yang besar yang dimiliki Manchester United membuat mereka
mempunyai biaya beban bunga (salah satu komponen finance cost ) yang sangat tinggi pada tahun 2010mencapai £108,6 juta dibandingkan dengan Arsenal yang hanya berada di kisaran £13-£14 juta. Hal
tersebut juga menjadi salah satu faktor yang membuat profit yang diraih Arsenal lebih besar dibandingkan
dengan Manchester United.
Selain beban bunga ( finance cost ) yang menjadi salah satu biaya yang membebani perhitungan
profit Arsenal dan Manchester United, terdapat biaya tetap yang setiap tahun terus tumbuh yaitu beban
gaji staff dan pemain (wages and salaries expense). Seperti umumnya pada klub sepakbola yang
mengandalkan kontribusi pemain di atas lapangan supaya memperoleh hasil terbaik dalam tiap
pertandingan tentu beban gaji pada pemain menjadi biaya pokok yang dimiliki klub. Beban gaji yang
dimiliki Arsenal dan Manchester United bila dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh kedua klub
tersaji dalam tabel berikut:
Tabel 19 Perbandingan Beban Gaji dan Pendapatan Klub
Arsenal Manchester United
£ juta 2010 2011 2012 2010 2011 2012Wages and Salaries 110,7 124,4 143,4 131,7 153,0 161,7
Revenue (Football) 222,9 225,4 235,3 286,4 331,4 320,3
Wages to Revenue 49,7% 55,2% 60,9% 46,0% 46,2% 50,5%
Dari Tabel 19 tersaji jumlah beban gaji serta pendapatan dan persentase perbandingan beban gaji
terhadap pendapatan klub selama 3 tahun terakhir. Melalui tabel tersebut dapat diketahui bahwa kedua
klub memiliki pertumbuhan beban gaji yang lebih tinggi daripada pendapatan klub. Hal tersebut dapat
dilihat dari persentase perbandingan beban gaji terhadap pendapatan yang terus meningkat selama 3
tahun.
Namun bila dicermati pertumbuhan beban gaji terhadap pendapatan yang dimiliki Arsenal lebih
besar bila dibandingkan dengan Manchester United. Meski Manchester United memiliki beban gaji yang
lebih besar tetapi hal tersebut diimbangi dengan pendapatan klub yang juga tumbuh dalam nilai yang
tinggi. Manchester United memiliki prestasi yang lebih baik dalam pencapaian gelar juara dalam 3 tahun
terakhir dibandingkan dengan Arsenal yang mengakhiri periode tersebut tanpa gelar juara. Hal tersebut juga berdampak pada sisi commercial klub yang menjadi kekuatan utama pendapatan Manchester United
membuat pendapatannya juga terus tumbuh akibat globalisasi dan nilai kontrak dengan sponsorships.
Sementara Arsenal dengan prestasi yang tidak lebih baik dari Manchester United membuat
pertumbuhan pendapatan klub menjadi terhambat terutama dari sektor matchday dan broadcasting.
Begitu juga dari sisi commercial akibat prestasi yang tidak terlalu baik meskipun Arsenal konsisten
mengakhiri Liga Premier Inggris dalam posisi 4 besar membuat globalisasi yang dilakukan klub tidak
terlalu menarik perhatian seperti yang dilakukan Manchester United.
Tabel 20 Rasio Aktivitas Arsenal dan Manchester United
Arsenal Manchester United
Activity Ratio 2010 2011 2012 2010 2011 2012Total Assets Turnover Ratio 0,48 0,35 0,33 0,29 0,33 0,33
Receivables Turnover Ratio 6,29 5,39 5,57 - 5,07 4,49
Bila dilihat dari sisi rasio aktivitas klub, Arsenal memiliki rasio yang lebih baik dibandingkan
dengan Manchester United. Meski demikian, pada rasio total asset turnover dapat dilihat bahwa keduaklub memiliki rasio yang tidak terlalu bagus (dibawah angka 1) menunjukkan penggunaan aset yang tidak
terlalu efektif dalam memperoleh pendapatan. Kemudian pada rasio receivable turnover yang cukup
tinggi dapat dilihat bila kedua klub memiliki tingkat piutang yang rendah begitu juga dengan penagihan
piutang yang dapat dikontrol dengan efisien. Piutang tersebut terdiri piutang penjualan pemain kepada
klub lain dan advanced earnings yang diterima klub dari perusahaan lain seperti pihak sponsorships.
Bila keseluruhan rasio kinerja keuangan klub tersebut dikaitkan dengan penerapan UEFA FFP,
kedua klub tidak menghadapi masalah selama klub masih bisa memperoleh profit atau minimal
-
8/17/2019 Journal 2.pdf
12/12
memenuhi syarat breakeven yang ditetapkan oleh UEFA jika klub memperoleh defisit pada penerapan
breakeven. Catatan khusus perlu dipertimbangkan pada kondisi net debt (hutang bersih) kedua klub bila
melihat rasio solvabilitas yang tidak begitu baik. Salah satu assesment yang ditetapkan UEFA terkait
keadaan hutang bersih adalah nilai net debt tidak boleh melebihi 100% dari jumlah revenue. Bila
dilakukan perbandingan net debt tersebut terhadap revenue kedua klub dapat terlihat sebagai berikut:
Tabel 21 Perbandingan Debt dan RevenueArsenal Manchester United
Financing 2010 2011 2012 2010 2011 2012Cash 127,6 160,2 153,6 163,8 150,6 70,6
Debt (263,2) (258,0) (252,5) (773,3) (458,9) (436,9)
Net debt (135,6) (97,8) (98,9) (609,5) (308,3) (366,3)
RevenueFootball 222,9 225,4 235,3 286,4 331,4 320,3Property 156,9 30,3 7,7 - - -
Group 379,8 255,7 243,0 286,4 331,4 320,3
Net Debt to Revenue 36% 38% 41% 213% 93% 114%
Perbandingan antara hutang bersih dan pendapatan klub dapat terlihat tidak begitu baik. Kedua
klub memiliki tingkat hutang yang cukup tinggi. Meski demikian bila dilihat pada klub Arsenal, jumlahhutang bersih (net debt ) tersebut masih dibawah presentasi dari keseluruhan pendapatan (revenue) yang
diperoleh. Meskipun memiliki hutang yang tinggi, hutang yang dimiliki Arsenal dinilai lebih produktif
dibandingkan Manchester United. Hutang Arsenal digunakan untuk cicilan pembangunan StadionEmirates yang dimulai sejak 2006. Sementara hutang yang dimiliki Manchester United digunakan
Malcolm Glazer untuk mengakuisisi klub sejak tahun 2005.
SIMPULAN DAN SARAN Dari pembahasan terhadap penerapan UEFA Financial Fair Play pada laporan keuangan Arsenal
dan Manchester United di bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Arsenal dan Manchester United memenuhi persyaratan yang ditetapkan UEFA dalam pemyajian
laporan keuangan klub berdasarkan UEFA Club Licensing dan penerapan breakeven pada
pendapatan dan beban relevan menurut UEFA Financial Fair Play.
2.
Berdasarkan penilaian kinerja keuangan dari aspek likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan rasio
aktivitas, Arsenal memiliki rasio kinerja keuangan yang lebih baik dari Manchester United. Bilarasio kinerja keuangan klub tersebut dikaitkan dengan penerapan UEFA FFP, kedua klub sama-
sama memiliki masalah terkait aspek solvabilitas dan profitabilitas yang buruk akibat besarnya
beban gaji dan finance cost akibat tingkat hutang yang tinggi.
REFERENSIArsenal Official Site. http://www.arsenal.com. Diakses 20 Desember 2012
Deloitte. Deloitte Football Money League. Manchester.
Hamil, S., & Chadwick, S. (2010). Managing Football: An International Perspective. Burlington: Elsevier
Ltd.Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., & Warfield, Terry D. (2008). Intermediate Accounting 12th
Edition, International Student Version. John Wiley & Sons., Norwalk, Connecticut.
Manchester United Investor Relations Site. http://ir.manutd.com. Diakses 20 Desember 2012
UEFA Communications Divisions. (2012). Financial Fair Play - Media Information. Switzerland.
UEFA. (2012). UEFA Club Licensing And Financial Fair Play Regulations. Switzerland.Vöpel, H. (2011). “Do We Really Need Financial Fair Play in European Club Football? An Economic
Analysis”, Research Reports.
RIWAYAT PENULIS Sendy lahir di kota Bekasi pada tanggal 21 Oktober 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di
Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Ekonomi Akuntansi pada tahun 2013.