Jimmy Christeven Blok 13 New-2

download Jimmy Christeven Blok 13 New-2

of 11

Transcript of Jimmy Christeven Blok 13 New-2

  • 5/24/2018 Jimmy Christeven Blok 13 New-2

    1/11

    Pendahuluan

    Pada anak normal seringkali menunjukkan tanda-tanda: kurang perhatian, mudah

    teralihkan perhatiannya, emosi yang meledak-ledak bahkan aktifitas yang berlebihan. Hanya

    saja pada anak dengan kelainan ADHD, gejala-gejala ini lebih sering muncul dan lebih berat

    kualitasnya dibandingkan anak normal seusianya. Pola perhatian anak terhadap suatu hal

    terbagi menjadi beberapa klasifikasi. Kelompok yang paling berat adalah over ekslusif

    dimana seorang anak hanya terfokus pada sesuatu yang menarik perhatiannya tanpa

    mempedulikan hal lain secara ekstrem (misalnya pada bayi yang sedang memperhatikan

    kancing bajunya dan tidak mempedulikan rangsangan lain), pola ini disebut autisme.

    Kelompok dengan derajat ringan derajat sedang terjadi fokus perhatian anak mudah

    teralihkan. Perhatian hanya mampu bertahan beberapa saat saja oleh suatu rangsangan lain

    yang mungkin tidak adekuat. Hal ini dinamakan kesulitan perhatian. Kondisi normal adalah

    pola yang paling baik karena anak mampu memperhatikan sesuatu dan mengalihkannya

    terhadap yang lain pada saat yang tepat tanpa kehilangan daya konsentrasi, pola ini

    merupakan pola normal perkembangan mental anak secara matang.

    Hiperaktif

    Hiperaktif adalah suatu pola perilaku yang menetap pada seorang anak yang ditandaidengan sikap tidak mau diam, tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya

    atau impulsif. Hiperaktif adalah suatu pola perilaku pada seseorang yang menunjukan sikap

    tidak mau diam, tidak terkendali, tidak menaruh perhatian dan impulsif (bertindak sekendak

    hatinya). Gangguan hiperaktivitas atau kurang konsentrasi adalah perilaku yang ditandai

    dengan kurang konsentrasi, sifat impulsif dan hiperaktivitas. Gangguan

    hiperaktivitas diistilahkan sebagai gangguan kakurangan perhatian yang menandakan

    gangguan-gangguan sentral yang terdapat pada anak-anak yang sampai saat ini dicap sebagai

    menderita hiperkinesis, kerusakan otak minimal atau disfungsi serebral minimal.1

    Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak menjadi hiperaktif antara lain:

    1. Faktor Genetik

    Anak laki-laki dengan eksra kromosom Y yaitu XYY, kembar satu telur lebih memungkinkan

    hiperaktif dibanding kembar dua telur.

    2. Faktor Neurologik

    Penelitian menunjukan, anak hiperaktif lebih banyak disebabkan karena gangguan fungsi

  • 5/24/2018 Jimmy Christeven Blok 13 New-2

    2/11

    otak akibat sulit saat kelahiran, penyakit berat, cidera otak.

    3. Faktor Lingkungan

    Racun atau limbah pada lingkungan sekitar bisa menyebabkan hiperaktif terutama keracunan

    timah hitam (banyak terdapat pada asap knalpot berwarna hitam kendaraan bermotor yang

    menggunakan solar).

    4. Faktor Kultural dan Psikososial

    1. Pemanjaan.

    Pemanjaan dapat juga disamakan dengan memperlakukan anak terlalu manis, membujuk-

    bujuk makan, membiarkan saja, dan sebagainya. Anak yang terlalu dimanja itu sering

    memilih caranya sendiri agar terpenuhi kebutuhannya.

    2. Kurang disiplin dan pengawasan.

    Anak yang kurang disiplin atau pengawasan akan berbuat sesuka hatinya, sebab perilakunya

    kurang dibatasi. Jika anak dibiarkan begitu saja untuk berbuat sesuka hatinya dalam rumah,

    maka anak tersebut akan berbuat sesuka hatinya ditempat lain termasuk di sekolah. Dan

    orang lain juga akan sulit untuk mengendalikannya di tempat lain baik di sekolah.

    3. Orientasi kesenangan.

    Anak yang memiliki kepribadian yang berorientasi kesenangan umumnya akan memiliki ciri-

    ciri hiperaktif secara sosio-psikologis dan harus dididik agak berbeda agar mau

    mendengarkan dan menyesuaikan diri.2,3

    Etiologi

    Pandangan-pandangan serta pendapat-pendapat mengenai realitas daripada gangguan

    ini masih berbeda-beda serta saling dipertentangkan satu sama lainnya, beberapa pandangan

    mengenai penyebab hiperaktif adalah sebagai berikut :4

    Adanya kerusakan kecil di dalam neurokimia atau neurologi susunan sistem saraf pusat dan

    otak sehingga rentang konsentrasi menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan.

    Adanya temperamen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi otak, epilepsi. Dapat juga

    gangguan dikepala seperti gegar otak, trauma kepala karena persalinan sulit atau kepala

    pernah terbentur, infeksi, keracunan, gizi buruk, dan alergi makanan.

    Sindrom tersebut di duga disebabkan oleh faktor genetic, pembuahan ataupun racun, bahaya-

    bahaya yang diakibatkan terjadinya prematuritas ataupun immaturitas, maupun ruda paksa,

    anoksia atau penyulit kelahiran lainnya.

  • 5/24/2018 Jimmy Christeven Blok 13 New-2

    3/11

    Anak hiperaktif biasanya disebabkan dari sikap orang tua yang membesarkan mereka, jika

    orang tua memakai teknik pengurusan yang tidak efektif, tidak konsisten atau dirumah

    kurang ada disiplin yang semestinya, seringkali anak berperilaku berlebihan.4

    Epidemiologi

    Morbiditas untuk hiperaktif secara luas bervariasi. Kisaran ini adalah fungsi dari

    banyak faktor, termasuk wilayah tertentu dari defisit, respon lingkungan pasien untuk dan

    interaksi dengan defisit, terapi yang diberikan, dan adanya kondisi hidup berdampingan. 5

    Hiperaktif yang lebih sering didiagnosis pada anak laki-laki dari pada anak perempuan.

    Sebagian besar perkiraan rentang rasio pria-perempuan 3:01-4:01 pada populasi klinik.

    Namun, banyak masyarakat berbasis sampel menghasilkan rasio 2:1. Pengakuan hiperaktif

    telah meningkat selama dekade terakhir, dan rasio pria-perempuan telah menurun, ini

    mungkin merupakan hasil dari pengakuan peningkatan hiperaktif lalai. Data mengenai

    kemungkinan bahwa seorang anak dengan hiperaktif juga akan memiliki gangguan sebagai

    orang dewasa bertentangan. Sebagai definisi hiperaktif subtipe meningkatkan, beberapa

    subtipe yang menyebabkan disfungsi lebih dewasa dari yang lain mungkin akan ditemukan.

    Sekitar 30-80% anak dengan hiperaktif mengalami gangguan tersebut sebagai orang dewasa.

    Kebanyakan ahli percaya bahwa angka ini jauh di atas 50%. Gejala hiperaktif dapat

    menurunkan dengan usia karena tren perkembangan ke arah kontrol diri dan perubahan

    komposisi otak (yaitu, pemangkasan hubungan saraf berlimpah) yang terjadi selama masa

    remaja akhir. Namun, orang dengan hiperaktif tahapan perkembangan dewasa nanti daripada

    populasi rata-rata. Gejala lalai tidak muncul untuk memiliki keuntungan perkembangan yang

    sama dan cenderung tetap konstan hingga dewasa.5

    Manifestasi Klinis

    Manifestasi klinik yang dapat dilihat pada anak hiperaktif adalah sebagai berikut :5

    Identifikasi awal anak hiperaktif umumnya terjadi pada anak usia taman kanak-kanak atau

    sekolah dasar. Para guru mereka akan melaporkan bahwa anak tersebut tidak dapat

    dikendalikan, tidak dapat duduk diam, memasuki ruangan-ruangan serta mengganggu

    kegiatan anak-anak yang lain, suka ribut dan tidak mempunyai perhatian, tidak bersedia

    mengikuti petunjuk atau perintah yang diberikan, seolah-olah tidak mendengar, tidak mau

    belajar dari kesalahan-kesalahan yang diperbuat dimasa lalu serta tidak memberikan

    tanggapan terhadap peraturan yang ada. Ukuran obyektif tidak memperlihatkan bahwa anak

  • 5/24/2018 Jimmy Christeven Blok 13 New-2

    4/11

    yang terkena gangguan ini memperlihatkan aktivitas fisik yang lebih banyak, jika

    dibandingkan dengan anak-anak control yang normal, tetapi gerakan-gerakan yang mereka

    lakukan kelihatan lebih kurang bertujuan serta mereka selalu resah dan gelisah. Mereka

    mempunyai rentang perhatian yang pendek, mudah dialihkan serta bersifat impulsif dan

    mereka cenderung untuk bertindak tanpa mempertimbangkan atau merenungkan akibat

    tindakan mereka tersebut. Mereka mempunyai toleransi yang rendah terhadap perasaan

    frustasi dan secara emosional suasana hatinya sangat labil, beberapa menit terlihat gembira,

    mendadak marah-marah dan ngambek serta mudah terangsang, perhatiannya gampang

    teralihkan, tidak tahan fustasi, dan kurang dapat mengontrol diri. Suasana perasaan hati

    mereka cenderung untuk bersifat netral atau bertentangan, mereka kerap kali berkelompok,

    tetapi secara sosial mereka bersikap kaku, bersifat permusuhan dan negatif. Mempunyai

    gambaran mengenai diri mereka sendiri yang buruk serta mempunyai rasa harga diri yang

    rendah dan kerap kali mengalami depresi. Mengalami kegagalan dalam akademik dan kadang

    perkembangan motorik dan bahasanya juga terlambat.seperti : ketidakmampuan belajar

    membaca, matematika, mengeja serta tulis tangan. Prestasi akademik mereka dapat tertinggal

    1-2 tahun dan lebih sedikit daripada yang sesungguhnya diharapkan dari kecerdasan mereka

    yang diukur. Apa yang dilakukan tidak satu pun diselesaikan, anak cepat sekali beralih dari

    satu kegiatan ke kegiatan lainnya. Gejala lainnya, adalah tidak mampu mengontrol gerakan,

    tidak bisa duduk tenang, bergoyang-goyang, atau merosot hingga terjatuh dari tempat duduk

    dan sepertinya tidak kenal lelah, seakan energinya digerakan oleh mesin, kalau anak lain

    diam karena capek sehabis berlarian, ia paling cuma minum lalu bergerak lagi.5

    Menurut Betz, Cecily, 1996 dalam buku Ilmu Keperawatan Anak, terdapat dua

    macam gejala hiperaktif, yakni gejala kurang konsentrasi dan gejala hiperaktivitas impulsif,

    adalah sebagai berikut :

    Gejala kurang konsentrasi meliputi :

    1. Gagal memberi perhatian secara penuh pada hal-hal yang mendetail atau membuatkesalahan sembrono dalam tugas-tugas sekolah, pekerjaan atau aktivitas lainnya.

    2. Sering mengalami kesulitan dalam memfokuskan perhatian pada tugas atau aktivitasbermain.

    3. Sering tampak tidak mendengarkan bila di ajak bicara langsung.

  • 5/24/2018 Jimmy Christeven Blok 13 New-2

    5/11

    4. Sering tidak mentaati instruksi dan tidak dapat menyelesaikan pekerjaan rumah,tugasatau pekerkaan ditempat kerja (bukan karena sikap menentang atau karena tidak

    mengerti intruksi)

    5. Sering mengalami kesulitan dalam mengatur tugas-tugas aktivitas6. Sering menghindar, tidak menyukai atau enggan terlibat dalam tugas-tugas yang

    memerlukan usaha mental terus-menerus (seperti pekerjaan sekolah atau pekerjaan

    rumah).

    7. Sering kehilangan barang-barang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas atauaktivitas (misal : mainan, tugas sekolah, pensil, buku, atau alat-alat sekolah )

    8. Sering mudah terdistraksi oleh stimulus luar.9. Pelupa dalam aktivitas sehari-hari.

    Gejala Hiperaktivitas impulsive, meliputi :

    1. Tangan dan kaki sering tidak bisa diam karena gelisah atau menggeliat di tempatduduk.

    2. Sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau dalam situasi lain atau dalam situasilain yang seharusnya tidak diperkenankan.

    3. Sering berlarian atau memanjat berlebihan pada situasi yang tidak semestinya.4. Sering mengalami kesulitan dalam bermain atau terlibat dalam aktivitas dalam waktu

    senggang dengan tenang.

    5. Seing tampak repot atau sering seperti diburu-buru.6. Bicara sering berlebihan.7. Sering menjawab pertanyaan tanpa pikir sebelum pertanyaan belum selesai,8. Sering tidak sabar menunggu giliran.9. Sering menginterupsi atau mengganggu orang lain (memotong percakapan atau

    permainan orang lain).

    PENATALAKSANAAN

    1. Keperawatan

    1. Pengobatan serta perawatan yang harus dilaksanakan pada anak yang mengalamigangguan hiperaktif ditujukan kepada keadaan sosial lingkungan rumah dan ruangan

    kelas penderita serta kepada kebutuhan-kebutuhan akademik dan psikososial anak

  • 5/24/2018 Jimmy Christeven Blok 13 New-2

    6/11

    yang bersangkutan, suatu penjelasan yang terang mengenai keadaan anak tersebut

    haruslah diberikan kepada kedua orang tuanya dan kepada anak itu sendiri.

    2. Anak tersebut hendaklah mempunyai aturan yang berjalan secara teratur menurutjadwal yang sudah ditetapkan dan mengikuti kegiatan rutinnya itu, dan sebaiknya

    selalu diberikan kata-kata pujian.

    3. Perangsangan yang berlebihan serta keletihan yang sangat hebat haruslahdihindarakan, anak tersebut akan mempunyai saat-saat santai setelah bermain

    terutama sekali setelah ia melakukan kegiatan fisik yang kuat dan keras

    4. Periode sebelum pergi tidur haruslah merupakan masa tenang, dengan caramenghindarkan acara-acara televisi yang merangsang, permainan-permainan yang

    keras dan jungkir balik.

    5. Lingkungan di sekitar tempat tidur sebaiknya diatur sedemikian rupa, barang-barangyang membahayakan dan mudah pecah dihindarkan.

    6. Tehnik-tehnik perbaikan aktif yang lebih formal akan dapat membantu, denganmemberikan hadiah kepada anak tersebut berupa bintang atau tanda sehingga mereka

    dapat mencapai kemajuan dalam tingkah laku mereka.6

    2. Medis

    Terapi farmakologi :

    Farmakoterapi kerap kali diberikan kepada anak-anak yang mengalami gangguan

    hiperaktif. Farmakologi yang sering digunakan adalah dekstroamfetamin, metilfenidat,

    magnesium pemolin serta fenotiazin. obat tersebut mempunyai pengaruh-pengaruh

    sampingan yang lebih sedikit. Cara bekerja obat tersebut mungkin sekali adalah dengan

    mengadakan modifikasi di dalam gangguan-gangguan fundamental pada rentang perhatian,

    konsentrasi serta impulsivitas. Oleh karena respon yang akan mereka berikan terhadap

    pengobatan tidak dapat diramalkan sebelumnya, maka biasanya diperlukan suatu masa

    percobaan klinik, mungkin akan dibutuhkan waktu 2-3 minggu dengan pemberian

    pengobatan setiap hari untuk menentukan apakah akan terdapat pengaruh obat itu atau tidak.6

    Dosis:

    Obat tersebut diberikan setelah makan pagi dan makan siang, agar hanya memberikan

    pengaruh yang minimal kepada nafsu makan dan tidur penderita.6

  • 5/24/2018 Jimmy Christeven Blok 13 New-2

    7/11

    1. Metilfenidat : dosis yang diberikan berbeda-beda sesuai dengan usia masing-masinganak akan tetapi berat badan tidak berpengaruh terhadap dosis. pada awalnya mereka

    diberikan 5 mg pada saat makan pagi serta pada waktu makan siang. Jika tidak ada

    respon yang diberikan maka dosis di naikan dengan 2,5 mg dengan selang waktu 3-5

    hari. Bagi anak-anak yang berusia 8-9 tahun dosis yang efektif adalah 15-20 mg/24

    jam. Sementara itu anak yang berusia lebuh lanjut akan memerlukan dosis sampai 40

    mg/jam. Pengaruh obat ini akan berlangsung selama 2-4 hari. Biasanya anak akan

    bersifat rewel dan menangis. Jika pemakaian obat ini sudah berlangsung lama dan

    dosis yang diberikan lebih dari 20 mg/jam rata-rata mereka akan mengalami

    pengurangan 5 cm dari tinggi yang diharapkan.

    2. Dekstroamfetamin : dapat diberikan dalam bentuk yang dilepaskan (show released)secara sedikit demi sedikit. Dosis awalnya adalah 10 mg dengan masa kerja selama 8-

    18 jam sehingga penderita hanya membutuhkan satu dosis saja setiap hari, pada waktu

    sarapan pagi. Dosisnya dalah kira sebesar setengah dosis metilfenidat, berkisar antara

    10-20 mg/jam

    3. Magnesium pemolin : dianjurkan untuk memberikan dosis awal sebesar 18,75 mg,untuk selanjutnya dinaikan dengan setengah tablet/minggu. Akan dibutuhkan waktu

    selama 3-4 minggu untuk menetapkan keefektifan obat tersebut. Efek samping dari

    obat tersebut adalah berpengaruh terhadap fungsi hati, kegugupan serta kejutan otot

    yang meningkat.

    4. Fenotiazin : dapat menurunkan tingkah laku motorik anak yang bersangkutan, efeksamping : perasaan mengantuk, iritabilitas serta distonia.

    Secara umum efek samping dari pemakaian obat-obatan tersebut diatas adalah

    anoreksia dan penurunan berat badan, nyeri perut bagian atas serta sukar tidur, anak akan

    mudah menangis serta peka terhadap celaan ataupun hukuman, detak jantung yang meningkat

    serta penekanan pertumbuhan. Jika terjadi hal demikian maka pengurangan dosis atau

    penghentian pengguanaan obat-obatan perlu dihentikan.7

    Prognosis

    Pada sebagian besar anak penderita, gangguan ini relatif stabil sampai masa remaja

    awal. Beberapa anak menggalami penurunan gejala selama masa remaja akhir dan masa

    dewasa, tetapi dua dari tiga anak tetap memiliki gejala ini sampai masa dewasa pertengahan.

    Anak-anak dengan ketidakmampuan belajar akan tumbuh dewasa denggan gangguan ini.

  • 5/24/2018 Jimmy Christeven Blok 13 New-2

    8/11

    Tujuan terapi adalah membantu mereka mengidentifikasi area kelemahan dan mengimbangi

    kelemahan tersebut.6

    Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan fisik yang biasanya ditemukan pada anak dengan gangguan hiperaktif

    mencakup :

    1. Rambut yang halus.2. Telinga yang salah bentuk.3. Lipatan-lipatan epikantus.4. Langit-langit yang melengkung tinggi serta.5. Kerutan-kerutan telapak tangan yang hanya tunggal saja.6. Terdapat gangguan keseimbangan, astereognosis, disdiadokhokinesis serta

    permasalahan-permasalahan di dalam koordinasi motorik yang halus.

    Pemeriksaan Penunjang

    1. Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang akan dapat menegakan diagnosis gangguanhiperaktif. Anak yang mengalami hiperaktivitas dilaporkan memperlihatkan jumlah

    gelombang lambat yang bertambah banyak pada elektroensefalogram (EEG). SuatuEEG yang dianalisis oleh komputer akan dapat membantu di dalam melakukan

    penilaian tentang ketidakmampuan belajar pada anak.

    2. v Alat-alat berikut ini dapat untuk mengidentifikasi anak-anak dengan gangguan ini.Bebas dari distraksibilitas (aritmatika, rentang anka, dan pengkodean), daftar periksa

    gangguan (ex: Copeland symptom checklist for attention. Defisit Disorders, attention

    Deficit Disorders Evaluation Scale)

    3. Wechsler Intelligence Scale for Children, edisi 3 (WISC_III) juga sering digunakan,sering terlihat kesulitan meniru rancangan.

    Gangguan Prilaku Menentang

    Gangguan sikap menentang atau ODD (oppositional defiant disorder) ditandai oleh

    perilaku negatif dan menentang sebagai respon terhadap perintah dari orang tua, guru, atau

    figure lain. Anak-anak ODD dapat bersikap dengki atau dendam kepada orang lain tetapi

    biasanya tidak menunjukkan perilaku kasar, agresif, dan nakal. ODD ini lebih umum terjadi

    pada anak laki-laki daripada perempuan. Anak ODD lebih cenderung menentang, mereka

  • 5/24/2018 Jimmy Christeven Blok 13 New-2

    9/11

    secara sengaja mengganggu orang lain, mudah marah, sensitif atau mudah tersinggung,

    menyalahkan orang lain sebagai penyebab kesalahannya, benci, dengki dan dendam pada

    orang lain. Biasanya gangguan ini dimulai sebelum usia 8 tahun. Biasanya bermula di

    lingkungan rumah dan dapat meluas pada lingkungan lain.7

    Faktor penyebab ODD belum diketahui. Beberapa ahli berpendapat bahwa sikap

    menentang merupakan ekspresi dari temperamen (kecenderungan perilaku) anak yang

    digambarkan sebagai tipe anak yang sulit pada perkembangan emosi anak. Anak yang sulit

    ini biasanya suka rewel, cengeng, pada masa pengenalan makanan itu susah menerima semua

    makanan (pilih-pilih). Jika tidak didukung dengan pola asuh orang tua yang sesuai, serta

    kasihsayang yang kurang dapat mengakibatkan perkembangan perilaku antisosial dan juga

    susah dalam beradaptasi. Teoritikus lain seperti teoritikus psikodinamika melihat ODD

    sebagai tanda hubungan pada saat masa anal psikoseksual pada anak (kepuasan pada anus).

    Pada masa ini anak belajar mengendalikan otot-otot untuk buang air (mulai bisa menahan

    buang air), sehingga biasanya konflik yang muncul, terjadi antara orang tua dan anak

    pada toilet training, yang akhirnya sisa-sisa konflik tersebut diekspresikan dalam bentuk

    menentang. Karena pada masa anal inilah anak diperkenalkan pada aturan yang mengenalkan

    dia antara benar dan salah, atau sebagai pengontrolan dirinya dalam bertindak. Jadi, untuk

    mengantisipasi anak agar terhindar dari gangguan sikap menentang atau ODD, dapat dimulaidari lingkungan keluarga. Terutama orang tua dalam pemberian kasih sayang serta pola asuh

    yang tidak terlalu ketat (otoriter), memanjakan (Indulgent), kurang kontrol (neglectful).

    Sesuatu yang terlalu atau berlebihan kan tidak baik, jadi perpaduan pola asuh antara

    authoritative dengan ketiga pola asuh diatas haruslah seimbang, terutama pada anak yang

    tergolong anak yang sulit.7

    Dan juga pemenuhan tugas perkembangan anak pada masa anal yang harus terpenuhi.

    Jadi dalam pembelajaran mengenai aturan pada anak haruslah terpenuhi pada masa itu, yaitu

    antara 1,5 tahun-3 tahun. Selama itu anak diusahakan telah mendasari pengetahuan antara

    benar dan salah melalui pembelajaran dai orang tua, tentunya dengan model pembelajaran

    yang sesuai dengan usia anak. Jika hal tersebut terpenuhi, insyaAllah anak dapat mengontrol

    diri, atau kalau istilah psikologinya regulasi diri (self-regulation) , atas perilakunya dan tidak

    lagi menentang orang tua, serta orang lain.7

  • 5/24/2018 Jimmy Christeven Blok 13 New-2

    10/11

    ADHD

    ADHD/ attention deficit hyperactifity disorder,( Attention = perhatian, deficit =

    berkurang, hyperactifity = hiperaktif, dan disorder = gangguan), apabila diartikan dalam

    bahasa indonesia berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif.

    Seseorang dapat memenuhi kriteria ADHD, jika ia kurang perhatian (Inattention) atau

    Hiperaktifitas (tidak dapat tenang) & Impulsif, atau keduanya. Kondisi ini terjadi selama

    periode paling tidak enam bulan, yang mana mengakibatkanpertumbuhan seseorang tersebut

    menjadi tidak sesuai dengan tingkat pertumbuhan usia normal (Widhata, 2008). Maka

    berdasarkan pemaparan di atas ADHD merupakan hambatan seorang individu dalam

    pemusatan perhatian yang disertai perilaku hiperaktivitas.6

    Definisi ADHD adalah suatu peningkatan aktifitas motorik hingga pada tingkatan

    tertentu yang menyebabkan gangguan perilaku yang terjadi, setidaknya pada dua tempat dan

    suasana yang berbeda. Aktifitas anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan yang

    ditandai dengan gangguan perasaan gelisah, selalu menggerak-gerakkan jari-jari tangan, kaki,

    pensil, tidak dapat duduk dengan tenang dan selalu meninggalkan tempat duduknya meskipun

    pada saat dimana dia seharusnya duduk degan tenang. Terminologi lain yang dipakai

    mencakup beberapa kelainan perilaku meliputi perasaan yang meletup-letup, aktifitas yangberlebihan, suka membuat keributan, membangkang dan destruktif yang menetap.

    Temperamen seorang anak adalah suatu karakteristik yang hidup dan dinamis, meski

    terkadang pada seorang anak lebih dinamis dibandingkan anak lain. Bila terjadi peningkatan

    aktifitas motorik yang berlebihan pada seorang anak dibandingkan anak lain sebayanya, maka

    sering kali 'si-anak' dikeluhkan sebagai hiperaktif oleh orang tuanya. Penilaian semacam ini

    sangat subyektif dan tergantung dari standar yang dipakai oleh orang tua dalam menilai

    tingkat aktifitas normal seorang anak. Anggapan bahwa si-anak 'hiperaktif' mungkin tidak

    tepat jika hanya karena si-anak menunjukkan tanda-tanda 'nakal' dan 'bikin ribut' pada saat

    tertentu tetapi secara keseluruhan menunjukkan aktifitas yang normal. Dalam hal 'anak-ini'

    justru kepada orang tuanya yang harus diberikan pengertian dan pengetahuan tentang

    bagaimana membimbing dan mengarahkan secara benar seorang anak dengan pola perilaku

    yang 'menurut orang tua' berlebihan.1,6

  • 5/24/2018 Jimmy Christeven Blok 13 New-2

    11/11

    Kesimpulan

    Hiperaktif adalah suatu pola perilaku pada seseorang yang menunjukan sikap tidak mau

    diam, tidak terkendali, tidak menaruh perhatian dan impulsif (bertindak sekendak hatinya)

    Hiperaktif dapat disebabkan karena adanya kerusakan kecil di dalam neurokimia atau

    neurology SSP, factor bawaan, cedera kepala, sikap orang tua yang tidak tepat.

    Tanda dan gejala anak hiperaktif antara lain anak tidak mau diam, pelupa, sulit mengatur

    tugas-tugasnya, bicara sering berlebihan, tidak sabar, gelisah, terburu-buru, mengganggu

    orang lain,dll.

    Daftar Pustaka

    1. (Anantasari. Menyikapi perilaku agresif anak. Yogyakarta.2006. KANISIUS.h.85-7.2. (Thompson, june. Toddlercare. Jakarta:Erlangga.2003.hal.88-9.)3. ( Fadhli, Aulia. Buku pintar kesehatan anak. Yogyakarta.2010. Pusaka Anggrek.h.46.4. Muscari, Mary E. Keperawatan pediatrik. Ed.3. jakarta: EGC.2005.h.129.5. ( Behrman R E, Kliegman R M, Arvin A M. Ilmu kesehatan anak nelson.vol.1.

    Jakarta. 2000.EGC.h.114.)

    6.

    (Donna L. Buku ajar keperawatan pediatrik wong.ed-6. Jakarta.2009. EGC.h.637-9.7. Sheila L, Videbeck. Buku ajar kesehatan jiwa. Jakarta.2008.EGC.h.569.