Makah Blok 13
-
Upload
farhani-poe-juli -
Category
Documents
-
view
54 -
download
1
description
Transcript of Makah Blok 13
18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangSejak akhir Perang Dunia II hingga dewasa ini, penelitian epidemiologi telah banyak
dilakukan oleh para ahli, terutama di Negara-negara maju. Di Amerika Serikat, berbagai hasil
penelitian epidemiologi telah banyak dimanfaatkan dalam usaha meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat di negara ini, demikian pula halnya pada negara-negara maju lainnya.
Walaupun perkembangan disiplin ilmu epidemiologi tampaknya berjalan agak lambat,
tetapi pada saat ini telah banyak digunakan dalam berbagai disiplin ilmu kesehatan serta yang
erat hubungannya dengan bidang kesehatan secara umum.
Dewasa ini epidemiologi sebagai salah satu disiplin ilmu yang relatif masih baru
walaupun telah digunakan secara luas, tetapi masih diliputi oleh berbagai selisih pendapat
maupun perbedaan pengertian yang bukan saja dalam hal definisi epidemiologi secara umum,
tetapi juga dalam hal pengertian terhadap berbagai istilah dan pengukuran. Penggunaan rate
atau ratio yang masih sering salah serta kesepakatan tentang arti angka insidensi (incidence
rate) masih sering muncul di permukaan. Berbagai konsep dalam penelitian epidemilogi
harus lebih dimantapkan terutama dalam penelitian hubungan sebab akibat yang merupakan
inti penelitian epidemiologi.
Epidemiologi telah banyak mengalami perubahan sejak awal penggunaannya secara
tradisional, baik yang bersifat perubahan filosofis maupun perubahan dalam teknis
penggunaannya. Namun demikian, dengan kemajuan ilmu dan teknologi sekarang ini, telah
banyak mendorong para ahli epidemiologi untuk mengembangkan diri dan sekaligus
berusaha mengembangkan disiplin ilmu epidemiologi agar dapat sejajar dengan berbagai
ilmu dasar lainnya.
18
1.2 MasalahAdapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
Definisi epidemiologi
Faktor dan ineraksi multifakor yang menyebabkan penyakit gigi dan mulut (HAE)
Indeks derajat kesehatan gigi dan mulut, metode pengukuran, dan jenis
pengukuran.
Rancangan untuk penelitian epidemiologi
Penanggulangan, pencegahan, kontrol penyakit masalah kesehatan gigi dan mulut
di masyarakat.
1.3 TujuanPembuatan makalah ini bertujuan:
Untuk mengetahui definisi dari epidemiologi
Untuk mengetahui faktor dan ineraksi multifakor yang menyebabkan penyakit
gigi dan mulut (HAE)
Untuk mengetahui indeks derajat kesehatan gigi dan mulut, metode pengukuran,
dan jenis pengukuran.
Untuk mengetahui rancangan untuk penelitian epidemiologi
Untuk mengetahui penanggulangan, pencegahan, kontrol penyakit masalah
kesehatan gigi dan mulut di masyarakat.
BAB II
18
PEMBAHASAN
2.1 Epidemiologi
2.1.1 DefinisiIstilah epidemiologi berasal dari bahasa yunani, yaitu: ‘epi’ yang berarti atas, ‘demos’
yang berarti rakyat atau penduduk dan ‘logos’ yang berarti ilmu, sehingga epidemiologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang terjadi atau menimpa
penduduk. Epidemiologi ini tidak terbatas hanya mempelajari tentang epidemi (wabah) saja
tetapi epidemiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang penyebaran
penyakit pada manusia di dalam konteks lingkungannya, mencakup juga studi tentang pola-
pola penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut.1
Pengertian lainnya, epidemiologi merupakan suatu cabang ilmu kesehatan untuk
menganalisis sifat dan penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk
tertentu serta mempelajari sebab timbulnya masalah serta gangguan kesehatan tersebut untuk
tujuan pencegahan maupun penanggulangan. Epidemiologi merupakan filosofis dasar disiplin
ilmu-ilmu kesehatan termasuk kedokteran, yakni suatu proses login untuk menganalisis serta
memahami hubungan interaksi antara proses fisik, biologis, dan fenomena sosial yang
berhubungan erat dengan derajat kesehatan, kejadian penyakit maupun gangguan kesehatan
lainnya.2
Selain itu, ada beberapa definisi lainnya menurut para ahli antara lain:
1. Hirsch (1883); epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis-jenis
penyakit pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di bumi dan mengkaitkan
dengan kondisi eksternal.
2. Greenwood (1934); epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang penyakit
dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok (herd) penduduk.
3. Moris (1964); epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat dan sakit dari suatu
penduduk.
4. Brian Mac Mahon (1970); epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan penyebab
frekuensi penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu.
5. Wade Hampton Frost (1972); epidemiologi sebagai suatu pengetahuan tentang fenomena
massal (Mass Phenomen) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah (Natural History)
penyakit menular.
18
6. Abdel R. Omran (1974); epidemiologi adalah suatu penyakit mengenai terjadinya suatu
penyakit dan distribusi keadaan kesehatan, panyakit dan perubahan pada penduduk,
begitu juga determinannya serta akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
7. Lilienfeld (1977); epidemiologi adalah suatu metode pemikiran tentang penyakit yang
berkaitan dengan penilaian biologis dan berasal dari pengamatan suatu tingkat kesehatan
populasi.
8. Anders Ahlbom & Staffan Norel (1989); epidemiologi adalah ilmu pengetahuan
mengenai terjadinya penyakit pada manusia.
9. Robert H. Fletcher (1991); epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas tentang
distribusi dan determinan penyakit dalam populasi.
10. Last (1988); epidemiologi adalah ilmu tentang distribusi dan determinan-dterminan dari
keadaan atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan di dalam populasi tertentu,
serta penerapannya untuk mengendalikan masalah-masalah kesehatan.3
Dari berbagai definisi atau pengertian yang telah dikemukakan para ahli epidemiologi
yang pada dasarnya memiliki persamaan pengertian yakni epidemiologi adalah suatu ilmu
yang mempelajari, menganalisis, serta berusaha memecahkan berbagai masalah kesehatan
maupun masalah yang erat hubungannya dengan kesehatan pada suatu kelompok penduduk
tertentu.
18
2.1.2 Faktor- faktor dan interaksi multifaktor yang menyebabkan penyakit gimul
Segitiga epidemiologi ini sangat umum digunakan oleh para ahli dalam menjelaskan
konsep berbagai permasalahan kesehatan termasuk salah satunya adalah terjadinya penyakit
terjadinya suatu penyakit sangat tergantung dari keseimbangan dan interaksi ketiganya.
Segitiga epidemiologi yang saling terkait satu sama lain:
1. Host (penjamu)
Keadaan manusia yang sedemikian rupa sehingga menjadi faktor resiko untuk
terjadinya suatu penyakit. Faktor penjamu yang biasanya menjadi faktor untuk timbulnya
suatu penyakit sebagai berikut:
Umur
Jenis kelamin
Ras, suku (etnik) ras kulit putih dengan ras kulit hitam yang berbeda
kerentanan terhadap suatu penyakit.
Genetik
Status kesehatan umum termasuk status gizi.
Bentuk anatomis tubuh.
Fungsi fisiologis
Keadaan imunitas dan respon imun
Kemampuan interaksi antara host dan agent
Penyakit yang diderita sebelumnya.
Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial dari host sendiri.
18
Karakteristik host
manusia mempunyai karakteristik tersendiri dalam menghadapi ancaman penyakit
yang bisa berupa:
Resistensi: kemampuan dari host untuk bertahan terhadap suatu infeksi.
Terhadap suatu infeksi kuman terentu maka manusia mungkin mempunyai
mekanisme pertahanan tersendiri dalam menghadapinya.
Imunitas: kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon imunologis
dapat secara alamiah maupun diperoleh sehingga tubuh kebal terhadap suatu
penyakit tertentu.
Infektioness: potensi host yang terinfeksi untuk menularkan penyakit kepada
orang lain. Pada keadaan sakit maupun sehat, kuman yang berada dalam tubuh
seseorang berpindah pada orang lain disekitarnya.
2. Agent
Disebabkan oleh berbagai unsur seperti unsur biologis yang oleh mikroorganisme
(virus, bakteri, jamur, parasit, protozoa, metazoa, dll), unsur nutrisi karna bahan makanan
yang tidak memenuhi standar gizi yang ditentukan, unsur kimiawi yang disebabkan karna
bahan dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh sendiri(karbon monoksid, obat-obatan, arsen,
pestisida) unsur fisika yang disebabkan oleh panas, benturan, dll.
Karakteristik agent
Infektivitas: kesanggupan dari organisme untuk beradaptasi sendiri terhadap
lingkungan dari host untuk mampu tinggal dan berkembang biak dalam jaringan
host.
Patogenesis: kesanggupan untuk organisme untuk menimbulkan suatu reaksi
klinis khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada host yang diserang.
Virulensi: kesanggupan untuk organisme tertentu menghasilkan reaksi patologis
berat yang mungkin hingga menyebabkan kematian. Virulensi kuman
menunjukkan beratnya penyakit.
Tosisitas: kesanggupan organisme untuk memproduksi reaksi kimia yang toksin
oleh substansi kimia yang dibuatnya.
Invasitas: kesanggupan organisme untuk merangsang reaksi imunologi dalam
host.
18
Antigensitas: kesanggupan organisme untuk merangsang reaksi imunologi
dalam host. Beberapa organisme mempunyai antigenisitas lebih kuat dibanding
yang lain. Jika menyerang pada aliran darah akan lebih merangsang
imunorespone dari pada yang menyerang permukaan membran.
.
3. Environment( lingkungan)
Faktor lingkungan adalah faktor ketiga sebagai penunjang terjadinya penyakit, faktor
datangnya dari luar.
Faktor lingkungan ini dibagi menjadi:
Lingkungan biologis
Lingkungan fisik
Lingkungan sosial ekonomi.
Ineraksi multifaktor
Segitiga epidemiologi disebut juga dengan ecological atau epidemiologi triads.
Menurut John Gordon, model ini menggambarkan interaksi tiga komponen
penyebab penyakit yaitu:
1. Manusia (host)2. Penyebab (agent)3. Lingkungan (environment)
Penyakit dapat terjadi karna adanya ketidakseimbangan antara ketiga komponen tersebut. Model ini dikenal dengan model triangel epidemiologi atau trial epidemiologi dan cocok untuk menerangkan penyebab penyakit infeksi. Sebab peran agent (yaitu mikroba) mudah diisolasikan dengan jelas dari lingkungannya.2
Jika E natural kemudian virulen dari EA sebagian dinetralkan oleh ketahan tubuh H simbiosis (subclinical disease).
18
Jika resistensi H>E selalu menguntungkan H dan kemudian H mengalahkan EA (etiological agent) dan menang H good health.
Jika virulensia EA sangat tinggi, ketahanan H sangat rendah dan E sangat menguntungkan EA
death of host.
Jika E hanya sedikit menguntungkan H dan EA kurang virulen serta ketahanan H sedang chronic disease.
Jika EA lebih virulen dan host lemah E menguntungkan EA maka EA mengatakan H acute disease.
2.1.3 Indeks derajat kesehatan gigi dan mulut, metode pengukuran, dan jenis pengukurannya.
18
1. Indeks OHI-S
Untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut dapat digunakan OH simplified dari green
dan vermillion (OHIS).
OHIS = debris indeks + dengan kalkulus indeks
= DI + CI
a. Penilaian debris indeks
Debris indeks = jumlah penilaian debris
Jumlah gigi yang diperiksa
b. Penilaian kalkulus indeks
Kalkulus indeks = jumlah penilaian kalkulus
Jumlah gigi yang diperiksa
Status OHIS:
Baik = 0 – 1,1
Sedang = 1,2 – 3
Buruk = >3
2. Indeks CPITN (ccomunnity periodontal indeks for treatments needs)
Dipergunakan untuk mendapatkan gambaran tingkat kondisi jaringan periodontal.
Penilain CPITN mengharuskan menggunakkan probe periodontal. Gigi geligi kemudian
dibagi kedalam 6 sexton:
1. Sexton 1 = gigi 4,5,6,7 kanan RA
2. Sexton 2 = gigi 1,2,3 kanan kiri RA
3. Sexton 3 = gigi 4,5,6,7 kiri RA
4. Sexton 4 = gigi 4,5,6,7 kanan RB
5. Sexton 5 = gigi 1,2,3 kanan kiri RB
6. Sexton 6 = gigi 4,5,6,7 kiri RB
Cara pengukuran CPITN:
18
Pengkuran dilakukan tanpa menimbulkan rasa sakit. Tekanan yang diberikan tidak
boleh lebih dari 20 gram.
Probe dimasukkan kedalam saku gusi kemudian gigi indeks , kemudian mengikuti
konfigurasi anatomidan pemukaan akar gigi dari arah distal ke mesial dengan cara
menarik turunkkan probe.
Cara perhitungan CPITN:
a. Mengetahui tingkat keparahan jaringan periodontal
Jumlah orang dengan skor tertinggi
Jumlah orang yang diperiksa
b. Mengetahui luasnya masalah
Rata-rata sexton yang tidak terkena penyakit periodontal
Jumlah orang dengan skor tertinggi
Jumlah orang yang diperiksa
Rata-rata sexton dengan skor berdarah
Jumlah orang denga skor tertinggi 1,2,3,4
Jumlah orang yang diperiksa
Rata-rata sexton dengan skor karang gigig
Jumlah orang dengan skor tertinggi 1,2,3,4
Jumlah orang yang diperiksa
Rata-rata sexton dengan poket dangkal atau lebih tinggi
Jumlah orang dengan skor tertinggi 3,4
Jumlah orang yang diperiksa
Rata-rata sexton dengan skor poket dalam
Jumlah orang dengan skor tertinggi 4
Jumlah orang yang diperiksa
c. Mengetahui kebutuhan perawatan
Persentase orang yang membtuhkan instruksi kebersihan dan prevalensi
penyakit periodontal.
Jumlah orang dengan skor tertinggi (1+2+3+4) x 100 %
Jumlah orang yang diperiksa
18
Kriteria perawatan:
Kode kebutuhan perawatan
- 0 - tidak membutuhkan
- 1 - memerlukan perbaikkan OH
- 2 dan 3 - perbaikkan OH dan skelling profesional
- 4 - perbaikkan OH dan skelling professional serta
perawatan komphrensif
Ukuran dalam epidemiologi:
a. Prevalensi
Frekuensi suatu penyakit pada suatu jangka waktu tertentu dikelompok
masyarakat tertentu.
b. Insidensi
Frekuensi timbulnya penyakit-penyakit baru selama satu jangka waktu tertentu
pada kelompok masyarakat tertentu.2
2.1.4 rancangan untuk penelitian epidemiologi
Di sini ada 3 pendekatan yang digunakan dalam epidemiologi, antara lain:
1. Epidemiologi Deskriptif
Pendekatan ini dapat memberikan gambaran tentang adanya masalah dalam populasi
tertentu dengan membandingkan populasi tersebut terhadap populasi lainnya, atau dengan
populasi yang sama pada waktu yang berbeda. Pendekatan ini banyak digunakan dalam
mencari keterangan tentang keadaan derajat kesehatan maupun masalah kesehatan dalam
suatu populasi tertentu pada waktu dan tempat yang tertentu pula. Di samping itu
epidemiologi deskriptif dapat pula memberikan gambaran tentang faktor yang mempengaruhi
timbulnya penyakit atau gangguan kesehatan pada suatu populasi tertentu dengan
menggunakan analisis data epidemiologi serta data informasi lain yang bersumber dari
berbagai disiplin seperti data genetika, biokimia, lingkungan hidup, mikrobiologi, sosial
ekonomi, dan sumber keterangan lainnya.
18
Variabel-variabel epidemiologi terdiri dari:
Orang (Person)
Di sini akan dijelaskan peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, golongan
etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan paritas.
a) Umur
Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan dalam penyelidikan-penyelidikan
epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian hampir semua keadaan
menunjukkan hubungan dengan umur. Dengan cara ini orang dapat membacanya
dengan mudah dan melihat pola kesakitan menurut golongan umur.
b) Jenis Kelamin
Di luar negeri menunjukkan bahwa angka kesakitan lebih tinggi di kalangan wanita
sedangkan angka kematian lebih tinggi di kalangan pria.
Perbedaan angka kematian disebabkan oleh faktor-faktor intrinsik:
faktor keturunan yang terkait dengan jenis kelamin atau perbedaan hormonal
karena berperannya faktor-faktor lingkungan, mis: lebih banyak pria menghisap
rokok, minum-minuman keras, bekerja keras, berhadapan dengan pekerjaan-
pekerjaan berbahaya, lebih suka pada hal-hal yang menantang atau yang beresiko
tinggi, dst.
Perbedaan angka kesakitan yang lebih tinggi di kalangan wanita, di Amerika Serikat
dihubungkan dengan kemungkinan bahwa wanita lebih bebas untuk mencari perawatan.
c) Kelas Sosial
Kelas sosial adalah variabel yang sering pula dilihat hubungannya dengan angka
kesakitan atau kematian, variabel ini menggambarkan tingkat kehidupan seseorang.
Kelas sosial ini ditentukan oleh pendidikan, pekerjaan, penghasilan, juga tempat
tinggal. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi bagaimana pemeliharaan kesehatan
seseorang.
d) Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan dapat berperan dalam timbulnya penyakit melalui beberapa jalan, yakni:
Adanya faktor-faktor lingkungan yang langsung dapat menimbulkan kesakitan
seperti bahan-bahan kimia, gas-gas beracun, radiasi, dsb.
Situasi pekerjaan yang penuh dengan stess (yang telah dikenal sebagai faktor
yang berperan pada timbulnya hypertensi, ulcus lambung).
18
Ada tidaknya “gerak badan” di dalam pekerjaan; di AS ditunjukkan bahwa
penyakit jantung koroner sering ditemukan di kalangan mereka yang
mempunyai pekerjaan di mana kurang adanya “gerak badan”.
Karena berkerumun dalam satu tempat yang relatif sempit, maka dapat terjadi
proses penularan penyakit antara para pekerja.
Penyakit karena cacing tambang telah lama diketahui terkait dengan pekerjaan
di tambang.
e) Penghasilan
Yang sering kita nilai adalah menilai hubungan antara tingkat penghasilan dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan. Seseorang kurang
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin oleh karena tidak mempunyai
cukup uang untuk membeli obat, membayar transport, dsb.1
f) Golongan Etnik
Golongan etnik meliputi kelompok homogen berdasarkan kebiasaan hidup maupun
homogenitas biologis/genetik.
Ras; ada penyakit yang tampak karena perbedaan ras tetapi lebih dipengaruhi
oleh lingkungan dan kebiasaan hidup, mis: perbedaan insidensi penyakit pada
ras Cina dengan Indonesia asli.
Agama; adanya perbedaan makanan yang terlarang (trichinosis)
Hubungan garis keturunan dan antarkeluarga; adanya penyakit dengan garis
keturunan yang jelas seperti gondok, diabetes, asma yang dipengaruhi gaya
hidup, genetik atau sosial. Adanya penyakit menular yang berpusat pada rumah
tangga seperti tuberkulosis, scabies, dll.2
g) Status Perkawinan
Diduga bahwa sebab-sebab angka kematian lebih tinggi pada yang tidak kawin
dibandingkan dengan yang kawin ialah karena ada kecenderungan orang-orang yang
tidak kawin kurang sehat. Kecenderungan bagi orang-orang yang tidak kawin lebih
sering berhadapan dengan penyakit, atau karena adanya perbedaan-perbedaan dalam
gaya hidup yang berhubungan secara klausal dengan penyebab penyakit-penyakit
tertentu.
h) Besarnya Keluarga
Di dalam keluarga besar dan miskin, anak-anak dapat menderita oleh karena
penghasilan keluarga harus digunakan oleh banyak orang.
i) Struktur Keluarga
18
Struktur keluarga dapat mempunyai pengaruh terhadap kesakitan (seperti penyakit
menular dan gangguan gizi) dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Suatu keluarga
yang besar karena persediaan harus digunakan untuk anggota keluarga yang besar maka
mungkin pula tidak dapat membeli cukup makanan yang bergizi.
j) Paritas
Tingkat paritas telah menarik perhatian para peneliti dalam hubungan kesehatan si ibu
maupun si anak. Kecenderungan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang
berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat paritas dan penyakit-penyakit tertentu
seperti asma bronchiale, ulkus peptikum, pilorik stenosis, dst.
Tempat (Place)
Banyak penyakit yang berpengaruh pada tempat tertentu. Misalnya penyakit demam
kuning, kebanyakan terdapat di Amerika Latin. Distribusinya disebabkan oleh adanya
“reservoir” infeksi (manusia atau kera), vektor (Aedes aegypty), penduduk yang rentan
dan keadaan iklim yang memungkinkan suburnya agen penyebab penyakit. Daerah di
mana vektor dan persyaratan iklim ditemukan, tetapi tak ada sumber infeksi, disebut
“receptive area” untuk demam kuning.
Contoh penyakit lainnya yang terbatas pada daerah tertentu atau yang frekuensinya tinggi
pada daerah tertentu, misalnya Schistosomiasis di daerah di mana terdapat vektor snail
atau keong (Lembah Nil, Jepang); gondok endemik (endemic goiter) di daerah yang
kekurangan zat yodium.
Waktu (Time)
Perubahan penyakit dalam masyarakat menurut waktu dapat dibedakan: 1) fluktuasi
jangka pendek, di mana perubahan angka kesakitan berlangsung beberapa jam, hari,
minggu, dan bulan. 2) perubahan-perubahan secara siklus di mana perubahan–perubahan
angka kesakitan terjadi secara berulang-ulang dengan antara beberapa hari, beberapa
bulan (musiman), tahunan, beberapa tahun, dan 3) perubahan-perubahan angka kesakitan
yang berlangsung dalam periode waktu yang panjang, bertahun-tahun atau berpuluhan
tahun, yang disebut “secular trends”.
2. Epidemiologi Analitik
18
Pendekatan ini dipergunakan untuk menguji data serta informasi-informasi yang
diperoleh.
Ada 2 studi tentang epidemiologi ini, antara lain:
Studi riwayat kasus (case history studies); dalam studi ini akan dibandingkan antara dua
kelompok orang, yakni kelompok yang terkena penyebab penyakit dengan kelompok
orang yang tidak terkena penyakit.
Studi kohort (kohortbstudies); dalam studi ini sekolompok orang dipaparkan pada suatu
penyebab penyakit. Kemudian diambil sekelompok orang yang mempunyai ciri-ciri yang
sama dengan kelompok pertama tetapi tidak dipaparkan atau tidak dikenakan pada
penyebab penyakit. Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol. Kemudian dicari
perbedaan antara kedua kelompok tersebut, bermakna atau tidak.
3. Epidemiologi Eksperimen
Studi ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen (percobaan) kepada kelompok
subjek, kemidian dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak dikenakan percobaan.1
2.1.5 Penanggulangan, pencegahan, kontrol penyakit masalah kesehatan gigi dan mulu di masyarakat.
1. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut (promotif)
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. Misal: entang gigi berlubang, cara
menggosok gigi, pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
18
Pelatihan kader terpadu: melatih kader kesehatan setempat (guru, dokter kecil,
dll) untuk mampu memberikan penyuluhan, deteksi dini terhadap kelainan
gimul, pengobatan darurat sederhana, melakukan kegiatan rujukan.
2. Upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut ( preventif)
Tindakan mengotrol agar penyakit tidak terjadi:
Kontrol diet: banyak makan buah
Kontrol plak: menggosok gigi
Memperkuat lapisan email gigidengan pemberian larutan fluor topikal
Lakukan perawatan fissure sealant.
3. Kuratif
Tindakan penyembuhan penyakit (kuratif) sesuai dengan kompetensi:
Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit (relief of pain)
Penumpatan dengan ART (Atraumatic Restoratif Treatment).1
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: PT. Rineka Cipta
2. Noor, Nasri Noor. 1997. Dasar Epidemiologi. Ujung Pandang: PT. Rineka Cipta
18
3. Beaglehole, R., dkk. 1997. Dasar-dasar Epidemiologi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
4. http://elearning.gunadarma.ac.id/epidemiologi-kebidanan.html 5. http://suyatno.blog.undip.ac.id/ 6. http://www.depkes.go.id/ 7. http://arviant.web.ugm.ac.id/ 8. http://akademik.unsri.ac.id/journal/IKM/Epidmenular 9. http://infoanda.com/penyakit-pasca-banjir 10. http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-imunisasi-tujuan-manfaat-cara-dan-jenis-
imun isasi-pada-manusia 11. http://pppl.depkes.go.id/ 12. Mn, Bustan. 2002. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta13. Leavell, H.R and Clark, E.G. 1965. Preventive Medicine for the Doctor in his Community
3th Edition. New York: Mc Graw-Hill Inc