Jbptitbpp Gdl Aishahfith 20075 1 2013ta r

download Jbptitbpp Gdl Aishahfith 20075 1 2013ta r

of 14

Transcript of Jbptitbpp Gdl Aishahfith 20075 1 2013ta r

  • 7/25/2019 Jbptitbpp Gdl Aishahfith 20075 1 2013ta r

    1/14

    GEOLOGI DAN STUDI KHUSUS GEOKIMIA AIR PADA

    LAPANGAN PANAS BUMI DAERAH PINASUNGKULAN DAN

    SEKITARNYA, KECAMATAN RANOWULU, KOTA BITUNG,

    PROVINSI SULAWESI UTARA

    TUGAS AKHIR A

    Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Stara Satu (S-1)

    Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian,

    Institut Teknologi Bandung

    Oleh:

    AISHAH FITHRITUR RAHIM LUTHAN

    12009046

    PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

    FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2013

  • 7/25/2019 Jbptitbpp Gdl Aishahfith 20075 1 2013ta r

    2/14

    i

    LEMBAR PENGESAHAN

    TUGAS AKHIR A

    GEOLOGI DAN STUDI KHUSUS GEOKIMIA AIR PADA LAPANGAN PANAS

    BUMI DAERAH PINASUNGKULAN DAN SEKITARNYA, KECAMATAN

    RANOWULU, KOTA BITUNG, PROVINSI SULAWESI UTARA

    Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Stara Satu (S-1)

    Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian,

    Institut Teknologi Bandung

    Penulis,

    Aishah Fithritur Rahim Luthan

    NIM: 12009046

    Menyetujui,

    Pembimbing,

    Dr. Ir. Niniek Rina Herdianita, M.Sc.

    NIP: 19660419 199202 2001

  • 7/25/2019 Jbptitbpp Gdl Aishahfith 20075 1 2013ta r

    3/14

    ii

    ABSTRAK

    Daerah penelitian secara administratif termasuk di wilayah KecamatanRanowulu, Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara dan secara geografis terletak pada

    koordinat UTM 170000-174000 mU dan 735000-740000 mT (Zona 51U). Pemetaan

    geologi berskala 1:12.500 dan analisis geokimia air ini dilakukan untuk mempelajari

    dan mengetahui tatanan geologi dan sistem panas bumi di daerah penelitian.

    Daerah penelitian terletak di sebelah baratlaut kaki Gunung Duasudara dan

    Gunung Tangkoko. Berdasarkan bentuk dan bentang alam, daerah penelitian dibagi

    menjadi tiga satuan geomorfologi, yaitu Satuan Kerucut Gunungapi, Satuan Kaki

    Gunungapi, dan Satuan Perbukitan Volkanik Terdenudasi. Geologi daerah penelitian

    juga dipengaruhi oleh produk-produk volkanik dari kedua gunungapi tersebut.

    Sejarah geologi daerah penelitian dimulai pada kala Plistosen yang diawali dengan

    aktivitas volkanisme Gunung Duasudara yang mengendapkan Satuan Tuf, Satuan

    Lava Andesit, dan Satuan Tuf Lapili secara berurutan. Kemudian, aktivitas

    volkanisme semakin bergeser ke arah timurlaut sehingga Gunung Tangkoko aktif

    dan menghasilkan produk berupa Satuan Lava Andesit Piroksen yang juga berumur

    Plistosen. Setelah seluruh satuan batuan terendapkan pada daerah penelitian,

    terbentuk struktur geologi yang dikontrol oleh kehadiran subduksi Sangihe Timur

    berupa Sesar Normal Pinasungkulan, Sesar Normal Toka Tembaankoka, dan Sesar

    Normal Pareng. Ketiga sesar ini terbentuk pada satu periode yang sama pada daerahpenelitian.

    Survei geokimia dilakukan untuk mengetahui model sistem panas bumi daerah

    Pinasungkulan dan sekitarnya melalui analisis geokimia air. Manifestasi panas bumi

    ditemukan di 5 lokasi, yaitu pada daerah Pinasungkulan, Serawet, Batuputih, dan

    Pareng, berupa mata air hangat bertemperatur 34-41oC, pH 6,91-7,65, dan

    merupakan air bikarbonat (HCO3). Manifestasi ini berasal dari satu reservoir yang

    diperkirakan bertemperatur 200-230oC dan terletak pada kedalaman 1.256-1.497 m

    di bawah permukaan. Sumber panas pada sistem panas bumi ini diperkirakan berasal

    dari aktivitas volkanisme Gunung Tangkoko. Sistem panas bumi di daerah penelitianmerupakan sistem bertemperatur menengah dan diperkirakan mempunyai sumber

    daya spekulatif sebesar 20 MWe.

    Kata kunci:geokimia, panas bumi, Duasudara, Tangkoko, Sulawesi Utara.

  • 7/25/2019 Jbptitbpp Gdl Aishahfith 20075 1 2013ta r

    4/14

    iii

    ABSTRACT

    The research area is administratively located at Ranowulu District, Bitung,North Sulawesi and geographically located in UTM 170000-174000 mN and

    735000-740000 mE (51N Zone). The aims of this research are to understand the

    geological setting of Pinasungkulan and surroundings area based on field data using

    scale of 1:12.500 in 4 x 5 km2area and also to analyze the geochemistry aspects of

    geothermal manifestations in order to create a model of geothermal system in the

    research area.

    The research area is located in the northwest of Mt. Duasudara and Mt.

    Tangkoko. Based on the landscapes, the research area can be divided into Volcanic

    Cone Unit, Volcanic Footslopes Unit, and Volcanic Denudational Hills Unit.

    Geology of the research area is also affected by the volcanic products of Mt.

    Duasudara and Mt. Tangkoko. Geological history of the research area started on the

    Pleistocen, marked by the activity of Mt. Duasudara that deposited Tuff Unit,

    Andesitic Lava Unit, and Lapilli Tuff Unit sequentially. Then, the volcanic activity

    was shifting northeast triggering the activation of Mt. Tangkoko that produced

    Pyroxene Andesitic Lava Unit in the Pleistocene. the northwest of After all of the

    lithological units were deposited, the geological structures that were controlled by

    the activity of East Sangihe Subduction, i. e. Pinasungkulan Normal Fault, Toka

    Tembaankoka Normal Fault, and Pareng Normal Fault were formed. The faults areformed within one period of time.

    Geochemical survey was done in order to know the geothermal system model

    of Pinasungkulan and surrounding area by using water geochemistry analysis.

    Geothermal manifestations in the form of bicarbonate (HCO3) warm springs are

    found in 5 different locations, i.e. Pinasungkulan, Serawet, Batuputih, and Pareng

    area, with temperature ranging from 34-41oC and pH 6,91-7,62. The manifestations

    are originated from one reservoir with temperature rising about 200-230oC at 1.256-

    1.497 m depth. The heat source of the geothermal system is controlled by the activity

    of Mt. Tangkoko. The geothermal system in the research area has intermediatetemperature geothermal system with 20 MWe speculated resource.

    Keywords:geochemistry, geothermal, Duasudara, Tangkoko, Sulawesi Utara.

  • 7/25/2019 Jbptitbpp Gdl Aishahfith 20075 1 2013ta r

    5/14

    iv

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahi rabbil alamin. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

    SWT atas berkat dan rahmat-Nya yang telah menyertai penulis dalam penyusunan

    laporan tugas akhir yang berjudul Geologi dan Studi Khusus Geokimia Air Pada

    Lapangan Panas Bumi Daerah Pinasungkulan dan Sekitarnya, Kecamatan

    Ranowulu, Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara ini. Adapula latar belakang

    penyusunan laporan ini didasari oleh keinginan penulis untuk mempelajari tatanan

    geologi serta sistem panas bumi yang hadir pada daerah tersebut.

    Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari

    berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Dr. Ir. Niniek Rina Herdianita, M.Sc., selaku dosen pembimbing tugas akhir,

    2. Tim Geologi dan Geokimia Survey Terpadu Duasudara dari Pusat Sumber

    Daya Geologi; Pak Mochamad Nur Hadi, Pak Suwarno, Pak Dedi Kusnaedi,

    Pak Edi Purwoto, Mbak Dhonna Yulianty,

    3.

    Bapak dan Ibu Supit, Ibu Mesi dan suami, Pak Romy Muntuan , Pak Ian Ade

    Rai Signal, Pak Yas, serta masyarakat Ranowulu,

    4. Seluruh dosen dan staf Program Studi Teknik Geologi ITB,

    5. Teman-teman dan senior Lab. Geokimia, Lutfi, Rinaldi, Yadzil, Bang John,

    dan Mas Jarwo,

    6. Teman-teman Teknik Geologi 2009 dan GEA, dan

    7. Ayahanda Jurizal Julian Luthan, Ibunda Yulfarida Abidin Luthan, serta adik-

    adik, Abdurrahman dan Abdurrazzaq.

    Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada laporan tugas akhir

    ini. Karenanya, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran. Akhir kata, penulis

    berharap laporan tugas akhir ini dapat memberikan ilmu dan manfaat bagi para

    pembacanya.

    Bandung, September 2013

    Aishah Fithritur Rahim Luthan

  • 7/25/2019 Jbptitbpp Gdl Aishahfith 20075 1 2013ta r

    6/14

    v

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN i

    ABSTRAK ii

    ABSTRACT iii

    KATA PENGANTAR iv

    DAFTAR ISI v

    DAFTAR GAMBAR viii

    DAFTAR TABEL xiii

    BAB I PENDAHULUAN 1

    1.1 LATAR BELAKANG 1

    1.2 MAKSUD DAN TUJUAN 2

    1.3 BATASAN MASALAH 2

    1.4 LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH PENELITIAN 3

    1.5 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 3

    1.6 TAHAPAN DAN METODE PENELITIAN 3

    1.7 PENELITI TERDAHULU 6

    1.8 SISTEMATIKA PEMBAHASAN 6

    BAB II GEOLOGI REGIONAL 7

    2.1 FISIOGRAFI 7

    2.2 STRATIGRAFI 8

    2.3 TEKTONIK 10

    BAB III TATANAN GEOLOGI DETIL 12

    3.1 GEOMORFOLOGI 12

    3.1.1 Pengamatan Citra Satelit 12

    3.1.2 Pola Aliran Sungai 14

    3.1.3 Satuan Geomorfologi 16

  • 7/25/2019 Jbptitbpp Gdl Aishahfith 20075 1 2013ta r

    7/14

    vi

    3.1.3.1 Satuan Kerucut Gunungapi 16

    3.1.3.2 Satuan Kaki Gunungapi 17

    3.1.3.3 Satuan Perbukitan Volkanik Terdenudasi 18

    3.1.4 Tahapan Geomorfik 19

    3.2 STRATIGRAFI 21

    3.2.1 Satuan Tuf 24

    3.2.2 Satuan Lava Andesit 26

    3.2.3 Satuan Tuf Lapili 28

    3.2.4 Satuan Lava Andesit Piroksen 30

    3.3 STRUKTUR GEOLOGI 31

    3.3.1 Sesar 32

    3.3.1.1 Sesar Normal Pinasungkulan 32

    3.3.1.2 Sesar Normal Toka Tembaankoka 32

    3.3.1.3 Sesar Normal Pareng 32

    3.3.2 Mekanisme Pembentukan Sesar 33

    BAB IV MANIFESTASI PANAS BUMI 34

    4.1 GAMBARAN UMUM 34

    4.2 STUDI KHUSUS 35

    4.2.1 Lokasi 35

    4.2.2 Manifestasi Panas bumi 36

    4.2.3 Tata Cara Pengambilan Sampel 39

    4.2.4 Hasil Analisis Sampel 40

    4.3 ANALISIS GEOKIMIA 40

    4.3.1 Kesetimbangan Ion 40

    4.3.2 Klasifikasi Tipe Air 42

    4.3.3 Geoindikator 42

    4.3.4 Isotop Stabil 44

    4.3.5 Temperatur Reservoir 45

  • 7/25/2019 Jbptitbpp Gdl Aishahfith 20075 1 2013ta r

    8/14

    vii

    4.3.6 Kedalaman Reservoir 47

    4.3.7 Model Sistem Panas Bumi Daerah Pinasungkulan dan

    Sekitarnya 48

    4.3.8 Potensi Panas Bumi Daerah Pinasungkulan dan

    Sekitarnya 48

    BAB V SEJARAH GEOLOGI 53

    BAB VI KESIMPULAN 55

    DAFTAR PUSTAKA 56

    LAMPIRAN A: Peta Geomorfologi (A1), Peta Lintasan (A2), dan Peta

    Geologi (A3) 59

    LAMPIRAN B: ANALISIS PETROGRAFI 60

    LAMPIRAN C: ANALISIS PENTARIKHAN JEJAK BELAH 61

    LAMPIRAN D: ANALISIS PIMA (PORTABLE INFRARED MINERAL

    ANALYZER) 62

  • 7/25/2019 Jbptitbpp Gdl Aishahfith 20075 1 2013ta r

    9/14

    viii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Lokasi pemetaan geologi dan studi khusus berada pada kotak

    hijau, sedangkan lokasi analisis geomorfologi berada pada kotak merah 5

    Gambar 2.1 Peta fisiografi Sulawesi berdasarkan pembagian van Bemmelen

    (1949) 8

    Gambar 2.2 Peta Geologi Lembar Manado, Sulawesi Utara (Effendi dan

    Bawono, 1997) 9

    Gambar 2.3 Stratigrafi regional Lembar Manado, Sulawesi Utara (Effendi dan

    Bawono, 1997). Kotak merah menunjukkan satuan litologi yang hadir pada

    daerah penelitian secara regional 9

    Gambar 2.4 Peta tektonik Sulawesi yang telah disederhanakan (Carlile dkk.,

    1989) 11

    Gambar 3.1 Pola kelurusan dan kelengkungan yang ditarik pada citra

    ASTER di daerah analisis geomorfologi 13

    Gambar 3.2 Dominasi arah kelurusan yang ditampilkan dalam bentuk

    diagram roset 13

    Gambar 3.3 Morfologi dari pola kelengkungan yang ditarik pada citra

    ASTER, (a) Gunung Tangkoko, (b) Gunung Duasudara, dan (c) Batuangus 14

    Gambar 3.4 Pola aliran radial, paralel, dan dendritik pada sungai-sungaiyang berada di daerah penelitian 15

    Gambar 3.5 Morfologi kerucut dan kaki gunungapi dari Gunung Tangkoko

    pada Satuan Kerucut Gunungapi dan Satuan Kaki Gunungapi. Foto diambil

    dari Pinasungkulan menghadap ke tenggara 17

    Gambar 3.6 Morfologi kerucut dan kaki gunungapi dari Gunung Duasudara

    pada Satuan Kerucut Gunungapi dan Satuan Kaki Gunungapi. Foto diambil

    dari Kelurahan Duasudara menghadap ke timur 18

  • 7/25/2019 Jbptitbpp Gdl Aishahfith 20075 1 2013ta r

    10/14

    ix

    Gambar 3.7 Morfologi perbukitan pada Satuan Perbukitan Volkanik. Foto

    diambil dari Pinasungkulan menghadap ke timur 18

    Gambar 3.8 Bentukan lembah sungai yang hadir pada daerah analisisgeomorfologi, (a) sungai berarah selatan-utara di daerah Pareng dengan lembah

    sungai yang menyerupai bentukan huruf Vdan (b) sungai berarah selatan-

    utara di daerah Batuputih dengan lembah sungai yang menyerupai bentukan

    huruf U 20

    Gambar 3.9 Delineasi sebaran produk volkanik Gunung Duasudara dan

    Gunung Tangkoko yang dibuat berdasarkan pengamatan citra satelit 22

    Gambar 3.10 Satuan Tuf berupa (a) lapili tuf yang teramati pada lokasi AI73,

    (b) tuf yang teramati pada lokasi AI30, dan (c) tuf teralterasi yang

    menunjukkan kehadiran urat kuarsa berdiameter 1-2 cm yang teramati pada

    lokasi AI20 24

    Gambar 3.11 Endapan debu kasar yang menutupi beberapa satuan litologi

    pada daerah penelitian yang diamati pada lokasi pengamatan AI32. Endapan

    ini diduga merupakan endapan muda produk erupsi Gunung Tangkoko 25

    Gambar 3.12 Sayatan petrografi dari Satuan Tuf, (a) sayatan tuf gelas dengan

    fragmen berupa feldspar (B2), ortopiroksen (F10), klinopiroksen (J8), kuarsa

    (E7), dan mineral opak (H6) berupa pirit, yang diambil dari singkapan lapili tuf

    pada lokasi AI73 dan (b) sayatan tuf gelas, dengan fragmen berupa

    ortopiroksen (A9), feldspar (F7), kuarsa (B5), dan mineral opak (A3) berupa

    pirit, yang diambil dari singkapan tuf kasar pada lokasi AI30 25

    Gambar 3.13 Sayatan petrografi dari tuf yang telah teralterasi pada Satuan Tuf

    yang diambil pada lokasi AI20. Terlihat mineral lempung telah menggantikan

    fragmen dan massadasar secara intensif 26

    Gambar 3.14 Satuan Lava Andesit serta sampel yang diambil dari lokasi

    pengamatan AI54 27

  • 7/25/2019 Jbptitbpp Gdl Aishahfith 20075 1 2013ta r

    11/14

    x

    Gambar 3.15 Sayatan petrografi andesit yang diambil dari singkapan yang

    terletak pada lokasi AI54. Fenokris terdiri dari plagioklas (D2), ortopiroksen

    (G4), dan mineral opak (I2) berupa pirit 27

    Gambar 3.16 (a) Satuan Tuf Lapili yang teramati pada lokasi AI63 dengan

    fragmen berupa (b) lava andesit dan (c) tuf 29

    Gambar 3.17 Sayatan petrografi dari Satuan Tuf Lapili yang diambil dari

    lokasi AI87, (a) sayatan petrografi fragmen skoria berupa tuf gelas; butiran

    terdiri dari ortopiroksen (A7), feldspar (I2-I4), kuarsa (E7), dan mineral opak

    (E4) berupa pirit, serta matriks berupa gelas volkanik, dan (b) sayatan

    petrografi fragmen andesit; butiran terdiri dari plagioklas (E1-H1),

    ortopiroksen (F3), dan mineral opak (B6-B7) berupa pirit 29

    Gambar 3.18 Satuan Lava Andesit Piroksen serta sampel yang diambil dari

    lokasi pengamatan AI85 30

    Gambar 3.19 Sayatan petrografi andesit piroksen yang diambil dari singkapan

    yang terletak pada lokasi AI88. Fenokris terdiri dari plagioklas (C10-I10),

    piroksen (A2-A4), dan mineral opak (J4) berupa pirit 30

    Gambar 3.20 Singkapan pada lokasi AI87 yang menunjukkan kontak selaras

    antara Satuan Tuf Lapili di bagian bawah Satuan Lava Andesit Piroksen.

    Terlihat bahwa tersingkapnya kedua satuan ini dikontrol oleh kehadiran

    struktur geologi yang meninggalkan bentukan air terjun 31

    Gambar 4.1 Lokasi manifestasi mata air hangat pada daerah penelitian

    (Google Maps, 2013) 36

    Gambar 4.2 Manifestasi panas bumi pada daerah penelitian, (a) mata air

    hangat Pinasungkulan (PNS), (b) mata air hangat Serawet-1 (SRW-1), (c) mata

    air hangat Serawet-2 (SRW-2), (d) mata air hangat Pareng (PRG), dan (e) mata

    air hangat Batuputih (BPT); manifestasi air hangat keluar dari titik yang

    ditunjukkan dengan tanda panah merah, sedangkan keterdapatan sinter

    travertin ditandai dengan tanda panah biru dengan kenampakan berwarna putih

    kehijauan pada manifestasi 37

  • 7/25/2019 Jbptitbpp Gdl Aishahfith 20075 1 2013ta r

    12/14

    xi

    Gambar 4.3 Tahap-tahap (a) pengukuran temperatur udara dan air, (b)

    pengukuran daya hantar listrik, dan (c) pengukuran pH air pada manifestasi

    mata air hangat 39

    Gambar 4.4 Tahap-tahap pengambilan sampel kimia air pada manifestasi

    mata air hangat di daerah penelitian, (a) pengambilan sampel kimia air

    menggunakan gelas ukur yang sebelumnya telah dibilas tiga kali dengan air

    manifestasi dan (b) sampel kimia air yang dimasukkan ke dalam dalam (1) alat

    suntik plastik berkapasitas 50 mL yang telah diberikan (2) membran penyaring

    berukuran 0,45 m ke dalam (3) botol polietilen 500 mL yang sebelumnya

    telah dibilas tiga kali dengan air manifestasi 39

    Gambar 4.5 Tahap-tahap pengambilan sampel isotop stabil pada manifestasi

    mata air hangat di daerah penelitian, (a) pengambilan sampel isotop stabil

    menggunakan botol kaca berkapasitas 100 mL yang sebelumnya telah dibilas

    sebanyak tiga kali dengan air manifestasi, dan (b) sampel isotop stabil yang

    telah diambil dari manifestasi serta telah dipastikan bahwa tidak ada

    gelembung udara yang terperangkap di dalamnya 40

    Gambar 4.6 Tipe air pada fluida panas bumi Pinasungkulan dan sekitarnya

    berdasarkan pengeplotan pada diagram Cl-SO4-HCO3 42

    Gambar 4.7 Pengeplotan lima manifestasi mata air hangat pada diagram Cl-

    Li-B 43

    Gambar 4.8 Hasil pengeplotan isotop stabil pada kelima manifestasi mata air

    hangat pada daerah penelitian. Garis air meteorik global didapatkan melalui

    pengeplotan variasi nilai D dan 18O dari air meteorik mengikuti persamaan

    linier yang disebutkan oleh Craig (1961, dalam Nicholson 1993) 45

    Gambar 4.9 Diagram yang digunakan untuk menentukan kedalaman

    reservoir suatu sistem panas bumi berdasarkan statistik kedalaman reservoir

    dan hasil pengukuran temperatur pada beberapa lokasi pemboran lapangan

    panas bumi di Indonesia (Hochstein dan Sudarman, 2008) 47

  • 7/25/2019 Jbptitbpp Gdl Aishahfith 20075 1 2013ta r

    13/14

    xii

    Gambar 4.10 Model konseptual aliran panas dan fluida daerah panas bumi

    Pinasungkulan dan sekitarnya 51

    Gambar 4.11 Delineasi reservoir dan sumber panas dari sistem panas bumidaerah penelitian berdasarkan analisis geokimia. Kotak biru menandakan

    daerah target eksplorasi selanjutnya, di mana metode geofisikaMagnetotelluric

    dapat diterapkan untuk mengetahui posisi dan lokasi reservoir secara lebih

    spesifik 52

  • 7/25/2019 Jbptitbpp Gdl Aishahfith 20075 1 2013ta r

    14/14

    xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Kesebandingan stratigrafi daerah peemetaan geologi dengan

    peneliti terdahulu 23

    Tabel 4.1 Lokasi dan karakteristik manifestasi mata air hangat daerah

    Pinasungkulan dan sekitarnya 38

    Tabel 4.2 Hasil analisis kimia air dari manifestasi mata air hangat di daerah

    penelitian 41

    Tabel 4.3 Hasil rasio B/Cl dari tiap manifestasi 44

    Tabel 4.4 Hasil analisis isotop stabil dari manifestasi mata air hangat di

    daerah penelitian 44