ISK Bawah Baru 1

38
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi akibat terbentuknya koloni kuman di saluran kemih (Rani HAA et al, 2004). Infeksi ini dapat mengenai laki-laki maupun perempuan dari semua umur pada anak, remaja, dewasa ataupun umur lanjut. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata perempuan lebih sering dibandingkan laki-laki dengan angka populasi umum 5-15%. Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri di dalam urin (Tesy A, 2001). Penyakit infeksi ini merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan di praktik umum, walaupun bermacam-macam antibiotika yang sudah tersedia luas di pasaran. Data penelitian epidemiologi klinik melaporkan hampir 25-35% dari semua pria dewasa pernah mengalami ISK selama hidupnya (Sukandar E, 2006). Menurut Brunner Studart (2001) infeksi traktus urinarius umumnya dibagi menjadi 2 subkategori besar yaitu: lower urinary tract infection yang meliputi uretritis, sistitis, dan prostatitis; serta upper urinary tract infection yang meliputi pieolonefritis, abses ginjal, dan abses perinefrik. Untuk menegakkan diagnosis ISK harus ditemukan bakteri dalam urin melalui biakan atau kultur dengan jumlah yang signifikan. Tingkat signifikansi jumlah bakteri dalam urin lebih besar dari 100.000/ml urin. Pada pasien dengan simptom ISK, jumlah bakteri dikatakan signifikan jika lebih besar dari 100/ml urin. Agen penginfeksi yang paling sering adalah Eschericia coli, Proteus sp., Klebsiella sp., Serratia, Pseudomonas sp. Penyebab utama ISK adalah bakteri Eschericia coli (sekitar 85%). Penggunaan kateter terkait dengan ISK dengan kemungkinan lebih dari satu jenis bakteri penginfeksi (Widyawati A et al, 2005). 1.2................................................. Tu juan 1

description

infeksi perkemihan bawah

Transcript of ISK Bawah Baru 1

Page 1: ISK Bawah Baru 1

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangInfeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi akibat

terbentuknya koloni kuman di saluran kemih (Rani HAA et al, 2004). Infeksi ini dapat mengenai laki-laki maupun perempuan dari semua umur pada anak, remaja, dewasa ataupun umur lanjut. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata perempuan lebih sering dibandingkan laki-laki dengan angka populasi umum 5-15%. Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri di dalam urin (Tesy A, 2001).

Penyakit infeksi ini merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan di praktik umum, walaupun bermacam-macam antibiotika yang sudah tersedia luas di pasaran. Data penelitian epidemiologi klinik melaporkan hampir 25-35% dari semua pria dewasa pernah mengalami ISK selama hidupnya (Sukandar E, 2006).

Menurut Brunner Studart (2001) infeksi traktus urinarius umumnya dibagi menjadi 2 subkategori besar yaitu: lower urinary tract infection yang meliputi uretritis, sistitis, dan prostatitis; serta upper urinary tract infection yang meliputi pieolonefritis, abses ginjal, dan abses perinefrik.

Untuk menegakkan diagnosis ISK harus ditemukan bakteri dalam urin melalui biakan atau kultur dengan jumlah yang signifikan. Tingkat signifikansi jumlah bakteri dalam urin lebih besar dari 100.000/ml urin. Pada pasien dengan simptom ISK, jumlah bakteri dikatakan signifikan jika lebih besar dari 100/ml urin. Agen penginfeksi yang paling sering adalah Eschericia coli, Proteus sp., Klebsiella sp., Serratia, Pseudomonas sp. Penyebab utama ISK adalah bakteri Eschericia coli (sekitar 85%). Penggunaan kateter terkait dengan ISK dengankemungkinan lebih dari satu jenis bakteri penginfeksi (Widyawati A et al, 2005).

1.2 Tujuan1.2.1 Mengetahui anatomi dan fisiologi sistem traktus urinarius.1.2.2 Mengetahui yang dimaksud dengan infeksi saluran kemih bagian

bawah (lower urinary tract infection).1.2.3 Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan infeksi saluran

kemih bagian bawah (lower urinary tract infection).1.3 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari infeksi saluran kemih bagian bawah?2. Apa penyebab dari infeksi saluran kemih bagian bawah?3. Apa saja klasifikasi dari infeksi saluran kemih bagian bawah?4. Apa saja komplikasi dari infeksi saluran kemih bagian bawah?5. Apa saja manifestasi klinis dari infeksi saluran kemih bagian bawah?6. Apa saja penatalaksanaan dari infeksi saluran kemih bagian bawah?7. Apa saja pemeriksaan diagnostik dari infeksi saluran kemih bagian bawah?8. Apa saja askep dari infeksi saluran kemih bagian bawah?

1.4 Manfaat1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari infeksi saluran kemih

bagian bawah.

1

Page 2: ISK Bawah Baru 1

2. Mahasiswa mengetahui penyebab dari infeksi saluran kemih bagian bawah.

3. Mahasiswa mengetahui klasifikasi dari infeksi saluran kemih bagian bawah.

4. Mahasiswa mengetahui komplikasi dari infeksi saluran kemih bagian bawah.

5. Mahasiswa mengetahui manifestasi klinis dari infeksi saluran kemih bagian bawah.

6. Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan dari infeksi saluran kemih bagian bawah.

7. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan diagnostik dari infeksi saluran kemih bagian bawah.

8. Mahasiswa mengetahui askep dari infeksi saluran kemih bagian bawah.

2

Page 3: ISK Bawah Baru 1

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Saluran kemihSistem saluran kemih adalah suatu sistem dimana terjadinya proses

penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Saluran kemih terbagi menjadi dua bagian yaitu system saluran kemih bagian atas dan system saluran kemih bagian bawah. Untuk saluran kemih bagian atas meliputi ginjal dan ureter. Sedangkan untuk system saluran kemih bagian bawah meliputi buli-buli (kandung kemih), uretra dan prostat pada laki-laki.

2.1.1 GinjalGinjal adalah sepasang organ yang terletak pada retroperitoneum

di selubungi fasia gerota dan sejumlah lemak. Ginjal memiliki bentuk yang spesifik, memiliki panjang kurang lebih 11 cm, lebar 6 cm dan memiliki ketebalan 3 cm. Berat ginjal pada laki-laki berbeda dengan perempuan. Untuk laki-laki mempunyai berat 150 gram dan perempuan 135 gram.

Gambar : Anatomi ginjalPada bagian medial masing-masing ginjal terdiri dari bagian

lekukan yang disebut hilum yang merupakan jalan dari arteri dan vena ginjal, pembuluh limpa, persyarafan dan ureter, yang membawa urin akhir dari ginjal ke kandung kemih, dimana urine akan disimpan hingga dikeluarkan. Ginjal di kelilingi oleh capsul fibrosa yang melindungi struktur bagian dalam ginjal.

Jika ginjal di bagi menjadi dua dari atas ke bawah, dua daerah utama yang dapat di lihat adalah bagian luar cortex dan bagian dalam sebagai medulla. Medula di bagi ke dalam bentuk-bentuk kerucut yang berisi jaringan yang disebut renal piramida. Bagian dasar dari masing-masing piramida berbatasan antara cortex dan medulla dan berakhir di papilla, yang memproyeksikan ruang dari renal pelvis, berbentuk corong

3

Page 4: ISK Bawah Baru 1

yang berhubungan dengan bagian atas ureter (Ureter pelvic junction). Batas terluar dari pelvic di bagi ke dalam kantong-kantong tertutup-terbuka yang disebut mayor calyx. Mayor calyx dibagi ke dalam minor calyx yang berfungsi mengumpulkan urin dari tubulus pada masing-masing papilla. Dinding dari calyx, pelvis dan ureter berisi element kontraksi yang mendorong urin ke arah kandung kemih, dimana urin di simpan sampai di keluarkan oleh proses mikturisi. (Guyton textbook of medical physiology).

2.1.2 UreterUreter terdiri dari otot yang memanjang membentuk tabung dan

berjalan melalui retroperitoneum dan menghubungkan pelvis ginjal dengan kandung kemih. Panjang normal ureter pada dewasa adalah 28–30 cm dan diameternya sekitar 5 mm. Ureter menyalurkan urine dari ginjal menuju kandung kemih dengan peristaltik aktif. Suplai darah dari ureter berasal dari ginjal, aorta, iliaka, mesenterik, gonad, vasal, arteri vesikalis. Serat nyeri menghantarkan rangsangan kepada segmen T12-L1. Ureter dapat mengalami deviasi medial pada fibrosis retroperitoneal dan deviasi lateral oleh tumor retroperitoneal atau aneurisma aorta.

2.1.3 Kandung kemihKandung kemih yang berfungsi sebagai reservoir urine, pada

masa anak-anak secara prinsip terletak intra-abdominal dimana dua pertiga bagian atasnya ditutupi oleh peritoneum, sedangkan pada orang dewasa kandung kemih sudah menjadi organ-organ pelvis (ekstra peritoneal) dimana bagian atasnya saja yang ditutupi oleh peritoneum. Dalam keadaan kosong di depan kandung kemih terdapat simpisis pubis, tetapi dalam keadaan penuh dia bisa membesar sehingga bisa berada dibagian belakang bawah muskulus rektus abdominis. Pada laki-laki di bagian belakang kandung kemih dipisah dengan rektum oleh dua lapisan peritoneum yang bersatu membentuk Denonvilliers fascia, sedangkan pada perempuan kandung kemih terletak di depan uterus, servik dan vagina. Pada laki-laki, dibawah kandung kemih terdapat prostat yang mengelilingi uretra berbentuk seperti donat, dan dibawahnya terdapat diafragma pelvis. Pada bagian infero-lateral permukaan kandung kemih berhubungan dengan pleksus vena vesiko-prostat, otot-otot levator ani, pembuluh-pembuluh darah obturator interna dan dengan pelvic girdle.

Lapisan dinding kandung kemih (dari dalam ke luar) adalah mukosa epitel untuk lapisan dalam, jaringan penghubung submukusa, lapisan otot halus, dan lapisan terluar fibrosa. Dinding kandung kemih dibentuk seperti keranjang buah oleh serabut-serabut otot polos (detrusor) yang saling menyilang, tersusun tidaklah dalam bentuk longitudinal atau sirkuler seperti pada dinding usus tetapi berupa suatu sistem rangkaian helik. Beberapa dari anyaman helik ini berlanjut melewati spingter interna dan melekat pada jaringan ikat uretra prostatika pada daerah verumontanum, juga ada yang berlanjut pada spingter eksterna bahkan yang lainnya berlanjut pada jaringan otot uretra itu sendiri. Lapisan otot, yang disebut otot detrusor, terdiri dari otot yang

4

Page 5: ISK Bawah Baru 1

mengatur lapisan longitudinal dalam dan luar dan pada bagian pertengahan lapisan sirkular. Hal tersebut membuat kandung kemih membesar atau kontraksi sesuai dengan jumlah urin yang di tampung.

Ukuran dari kandung kemih sangat bervariasi dengan kapasitas urin yang mampu ditampungnya. Normalnya, kandung kemih mampu menampung 300 sampai 500 ml urin sebelum muncul tekanan internal dan tanda untuk mengkosongkan kandung kemih yang dikenal dengan proses mikturisi. Bagaimanapun, kandung kemih dapat menampung lebih dari dua kali daya tampungnya. Kandung kemih memiliki spingter uretra internal yang akan relaksasi apabila kandung kemih terisi penuh dan adanya tanda untuk berkemih. Yang kedua, spingter uretra eksternal di bentuk oleh otot skeletal dan di bawah control kesadaran. (Lemone, 2008).

Kandung kemih disarafi oleh serabut simpatis yang berasal dari thorakal 11 - lumbal 2, dan serabut para simpatis yang berasal dari sakral 2-4. Serabut simpatis eferen mensarafi otot polos bladder neck dan spingter eksterna, dimana stimulasinya menyebabkan bladder outlet menutup sewaktu terjadi ejakulasi. Sedangkan serabut simpatis aferen yang berasal dari fundus kandung kemih adalah untuk membawa rangsang nyeri. Serabut para simpatis eferen adalah saraf kandung kemih yang paling penting, bertanggung jawab terhadap kontraksi otot-otot detrusor kandung kemih, saraf ini sering mengalami cedera pada penderita trauma tulang belakang yang menyebabkan retensi urine. Serabut para simpatis aferen membawa rangsang distensi.

Kandung kemih sangat kaya aliran darah yang terdiri dari tiga pedikel pada masing-masing sisi, yaitu : arteri vesikalis superior, medialis dan inferior yang merupakan cabang dari arteri hipogastrika. Kandung kemih juga dialiri oleh cabang-cabang kecil arteri obturator dan arteri gluteal inferior, pada wanita juga oleh arteri uterine dan arteri vaginalis. Aliran vena kandung kemih juga kaya akan pleksus vena, yang dialirkan kedalam vena hipogastrika. Sedangkan aliran lymphnya dialirkan kedalam lymph nodes vesika, iliaka eksterna, iliaka interna dan iliaka komunis.

2.1.4 UretraUretra adalah saluran yang berdinding otot halus yang berfungsi

mengalirkan urin ke luar tubuh. Uretra memanjang dari dasar kandung kemih sampai ke meatus urinary eksternal. Pada wanita, uretra memiliki panjang kira-kira 1.5 inci (3 sampai 5 cm), dan meatus urinary memanjang dari anterior ke vagina orifice. Uretra ini menjalar tepat di sebelah depan vagina. Lapisan uretra wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongiosa dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Uretra pria sangat berbeda dari uretra wanita. Pada laki-laki, sperma berjalan melalui uretra waktu ejakulasi. Pada laki-laki, uretra panjangnya kurang lebih 8 inci (20cm) dan berfungsi mengalirkan semen dan urin. Kelenjar prostat mengelilingi uretra dari bagian dasar kandung kemih. Meatus urinary laki-laki terletak di ujung kelenjar penis.

5

Page 6: ISK Bawah Baru 1

Uretra pada laki-laki mempunyai tiga bagian yaitu: uretra prostatika, uretra membranosa dan uretra spongiosa. (Lemone, 2008).

2.1.5 ProstatProstat adalah bagian dari sistem reproduksi pada laki-laki.

Bentuknya seperti kacang dan terletak di antara kandung kemih dan pada dasar penis. Uretra, saluran yang membawa urin dari kandung kemih dan semen dari kelenjar seks keluar menuju penis-mengalir ke daaerah pusat prostat. Itu mengapa ada penyakit atau kondisi yang dapat meningkatkan ukuran prostat atau karena inflamasi yang dapat menyebabkan masalah pada system perkemihan. (American Urological Association, 2005).

Prostat adalah suatu organ kelenjar yang fibromuskular, yang terletak persis dibawah kandung kemih. Berat prostat pada orang dewasa normal kira-kira 20 gram, didalamnya terdapat uretra posterior dengan panjangnya 2,5 – 3 cm. Pada bagian anterior disokong oleh ligamentum pubo-prostatika yang melekatkan prostat pada simpisis pubis. Pada bagian posterior prostat terdapat vesikula seminalis, vas deferen, fasia denonvilliers dan rectum. Pada bagian posterior ini, prostat dimasuki oleh ductus ejakulatorius yang berjalan secara oblique dan bermuara pada veromentanum didasar uretra prostatika persis dibagian proksimal spingter eksterna. Pada permukaan superior, prostat melekat pada bladder outlet dan spingter interna sedangkan dibagian inferiornya terdapat diafragama urogenitalis yang dibentuk oleh lapisan kuat fasia pelvis, dan perineal membungkus otot levator ani yang tebal. Diafragma urogenital ini pada wanita lebih lemah oleh karena ototnya lebih sedikit dan fasia lebih sedikit.

Arteri prostat berasal dari arteri vesika inferior, arteri pudendalis interna arteri hemoroidalis medialis. Persarafan kelenjar prostat sama dengan persarafan kandung kemih bagian inferior yaitu fleksus saraf simpatis dan parasimpatis. Aliran lymph dari prostat dialirkan kedalam lymph node iliaka interna (hipogastrika), sacral, vesikal dan iliaka aksterna.

2.2 Definisi Infeksi Saluran Kemih Infeksi saluran kemih adalah suatu infeksi yang melibatkan ginjal,

ureter, buli-buli, ataupun uretra. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam urin. Infeksi saluran kemih biasanya muncul karena masuknya bakteri ke dalam saluran urin pada uretra. Kira-kira 20%-25% wanita memiliki ISK kadang selama masa hidupnya, dan infeksi saluran kemih akut terhitung kira-kira 7 juta tenaga kesehatan mengunjungi wanita muda pada setiap tahunnya. (Davis. A, 2007).

Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang disebabkan oleh bakteri terutama Escherica coli, resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluksvesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, stasis perkemihan, pemakaian instrument baru, septicemia.

Infeksi saluran kemih dapat dijumpai pada laki-laki maupun perempuan dari segala umur. Akan tetapi, wanita cenderung lebih banyak

6

Page 7: ISK Bawah Baru 1

menderita ISK dari pada pria. Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri di dalam urin. Mikroorganisme yang paling sering menyebabkan ISK adalah jenis bakteri aerob. Normalnya saluran kemih tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba yang lain, karena itu urin dalam ginjal dan buli-buli biasanya steril. Walaupun demikian uretra bagian bawah terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri yang jumlahnya sedikit demi sedikit berkurang pada bagian yang mendekati kandung kemih.

Faktor resiko infeksi saluran kemih banyak macamnya, pada wanita; uretra yang pendek, hubungan seksual, mengunakan kontrasepsi diaphragm dan permicidal, hamil, dan dekatnya meatus urinary dengan vagina dan anus. Sedangkan pada laki-laki faktor resiko yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih adalah hubungan seksual secara anal, hipertropi prostatic dan belum disunat. Untuk keduanya, baik laki-laki maupun perempuan memiliki faktor resiko umur, obstruksi saluran perkemihan, disfungsi neurogenik kandung kemih, refluk vesicoureteral, faktor genetic dan kateterisasi. (Lemone, 2008).Keadaan-keadaan yang mempengaruhi patogenesis infeksi saluran kemih, yaitu :1. Jenis kelamin dan aktivitas seksual

Uretra perempuan tampaknya lebih cenderung didiami oleh basil gram negatif, karena letaknya di atas anus, ukurannya pendek (kira-kira 4 cm), dan berakhir dibawah labia. Pijatan uretra, seperti yang terjadi selama hubungan seksual menyebabkan masuknya bakteri kedalam kandung kemih dan hal yang penting dalam patogenesis infeksi saluran kemih pada perempuan muda.

2. KehamilanKecenderungan infeksi saluran kemih bagian atas selama kehamilan

disebabkan oleh penurunan kekuatan ureter, penurunan peristaltik ureter, dan inkompetensi sementara katup vesikoureteral yang terjadi selama hamil.

3. SumbatanAdanya halangan aliran bebas urin seperti tumor, striktura, batu atau

hipertrofi prostat yang menyebabkan hidronefrosis dan peningkatan frekuensi infeksi saluran kemih yang sangat tinggi. Super infeksi pada sumbatan saluran kemih dapat menyebabkan kerusakan jaringan ginjal yang cepat.

4. Disfungsi neurogenik kandung kemihGangguan saraf yang bekerja pada kandung kemih, seperti pada jejas

korda spinalis, tabes dorsalis, multipel sklerosis, diabetes, atau penyakit lain dapat berhubungan dengan infeksi saluran kemih. Infeksi dapat diawali oleh penggunaan kateter untuk drainase kandung kemih dan didukung oleh stasus urin dalam kandung kemih untuk jangka waktu yang lama.

5. Refluks vesikoureteralKeadaan ini didefinisikan sebagai refluks urin dari kandung kemih ke

ureter dan kadang sampai pelvis renal. Hal ini terjadi selama buang air kecil atau dengan peningkatan tekanan pada kandung kemih. Refluks vesikoureteral terjadi jika gerakan retrograd zat radio opak atau radioaktif dapat ditunjukkan melalui sistouretrogram selama buang air kecil.

7

Page 8: ISK Bawah Baru 1

Gangguan anatomis pertemuan vesikoureteral menyebabkan refluks bakteri dan karena itu terjadilah infeksi saluran kemih.

6. Faktor virulensi bakteriFaktor virulensi bakteri mempengaruhi kemungkinan strain tertentu,

begitu dimasukkan ke dalam kandung kemih, akan menyebabkan infeksi traktus urinarius. Hampir semua strain E.coli yang menyebabkan pielonefritis pada pasien dengan traktus urinarius normal secara anatomik mempunyai pilus tertentu yang memperantarai perlekatan pada bagian digaktosida dan glikosfingolipid yang ada di uroepitel. Strain yang menimbulkan pielonefritis juga biasanya merupakan penghasil hemolisin, mempunyai aerobaktin dan resisten terhadap kerja bakterisidal dari serum manusia.

7. Faktor genetikFaktor genetik penjamu mempengaruhi kerentanan terhadap infeksi

urinarius. Jumlah dan tipe reseptor pada sel uroepitel tempat bakteri dapat menempel dan dapat ditentukan, setidaknya sebagian, secara genetik (Stamm, 1999).

Etiologi dari infeksi saluran kemih disebabkan oleh bakteri Escherichia coli kurang lebih 90%. Organisme lainnya yang juga dapat menimbulkan infeksi, biasanya ditemukan pada saluran pencernaan dan kemungkinan juga dari saluran genital urinary seperti Enterobacter, Pseudomonas, kelompok B beta-hemolytic streptococci, Proteus mirabilis, spesies Klebsiella dan Serratia, Staphylococcus saprophyticus dan Candida albicans. Faktor presdiposisi adalah kerusakan uretra dari lahir, kateterisasi, atau pembedahan, penurunan frekuensi urin, kondisi medis lainnya seperti diabetes mellitus dan pada wanita, frekuensi aktivitas seksual dan beberapa bentuk kontrasepsi. (Marilyn, S.S, Susan A. J dan Theresa A. B, 2007).

Prevalensi penyebab infeksi saluran kemih pada usia lanjut, diantaranya;1. Sisa urine dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan

kandung kemih yang kurang efektif.2. Mobilitas menurun.3. Nutrisi yang kurang baik.4. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun hormonal.5. Adanya hambatan pada aliran urin.6. Hilangnya efek bakterisasi dari sekresi prostat.

Infeksi saluran kemih terbagi menjadi dua macam sesuai dengan region saluran kemih yang terbagi menjadi dua yaitu, infeksi saluran kemih atas dan infeksi saluran kemih bawah. Untuk infeksi saluran kemih bagian atas meliputi Acute Pyelonephritis dan Chronic Pyelonephritis. Sedangkan untuk infeksi saluran kemih bagian bawah meliputi Sistitis, Prostatitis dan Uretritis. Dan pada makalah ini kami akan membahas Infeksi Saluran Kemih bagian bawah (ISK bawah).

2.3 SISTITIS2.3.1 Definisi Sistitis

Sistitis adalah inflamasi pada lapisan kandung kemih karena hasil dari infeksi, iritasi atau kerusakan. Hal ini lebih sering terjadi pada

8

Page 9: ISK Bawah Baru 1

perempuan dari pada laki-laki. Karena wanita memiliki uretra yang lebih pendek dari pada laki-laki dan ujung uretra terletak dekat dengan anus, itu berarti infeksi dapat terjadi dengan mudahnya. Selain itu juga dapat disebabkan oleh aliran balik urin dari uretra ke dalam kandung kemih (refluks urtovesikal), kontaminasi fekal, dan kateterisasi (cenderung pada perawatan penggunaan kateter) (Grannum R. Sant, MD, 2002).

Sistitis lebih sering terjadi pada wanita yang hamil, wanita dengan seksualitas aktif, dan wanita setelah menopause, tetapi penyakit ini dapat menyerang pada segala usia. Sistitis cenderung menyerang bagian superficial, termasuk mukosa kandung kemih. Mukosa menjadi hiperemi (memerah) dan mungkin hemorrhage. Respon inflamasi menyebabkan pembentukan pus. Proses ini menyebabakan manifestasi klasik yang berhubungan dengan Sistitis. Tanda yang khas pada kasus ini adalah disuria (nyeri atau kesulitan untuk berkemih), frekuensi berkemih meningkat, dan nokturia.

Gambar : Penampakan dinding kandung kemih yang terinfeksi karena Sistitis.Sumber : Lemone. 2008. Medical-surgical Nursing: Critical Thinking in Client Care 4th edition.

Sistitis cenderung lebih banyak diderita oleh kelompok wanita, penyebabnya karena kolonisasi kandung kemih oleh bakteri yang normalnya di temukan pada system pencernaan bagian bawah. Selain itu juga karena hygiene yang kurang dan retensi voluntary urin yang dapat menjadi faktor resiko untuk infeksi saluran kemih pada wanita. (Lemone, 2008).

2.3.2 Klasifikasi SistitisAda 3 jenis dari Sistitis, yang membutuhkan diagnostic dan terapi yang berbeda:1. Sistitis infeksi akut

Sistitis akut ini sering terjadi pada wanita dengan usia sekitar decade 2 sampai 4, dengan aktivitas seksual sebagai faktor resiko. Bakteri penyebab Sistitis akut ini adalah Escherica coli (E. coli) yang menyebabkan 80% kasus infeksi, dilengkapi dengan Enterococci, spesies Staphylococcus dan sedikit presentasi Klebsiella, Proteus dan Pseudomonas. Sistitis akut ini lebih menunjukkan sebagai komplikasi jika ada keabnormalan urologi (retensi urin, batu saluran kemih, dan post surgery, dll).

2. Infeksi Sistitis berulang

9

Page 10: ISK Bawah Baru 1

Infeksi Sistitis berulang disebabkan oleh infeksi bakteri yang berulang atau persisten. Infeksi berulang dapat disebabkan karena genetic, anatomi, psikologycal, kebiasaan, dan mekanisme imunologi. Superficial individual sturktur cel urothelial dengan mudah mengikat ke fimbriae bakteri, urologic dan penyakit neurologi, terutama yang bercampur dengan pengosongan kandung kemih secara sempurna, transmisi infeksi seksual (STIs), dan defisiensi imun.

3. Interstitial SistitisIC (Interstitial Sistitis) adalah kondisi yang dihasilkan karena

ketidaknyamanan berulang atau nyeri pada kandung kemih dan area sekitar pelvic. Dikarakteristikan oleh gejala Sistitis dengan tidak hadirnya agent/bakteri infeksius pada system urinaria. Gejala berbeda pada masing-masing individu, rasa tidak nyaman, tekanan, tenderness, atau nyeri hebat pada kandung kemih dan area pelvic dan urgent dan frekuensi saat berkemih. Nyeri akan berubah ketika kandung kemih terisi urin atau ketika kosong.

2.3.3 Etiologi SistitisInfeksi bakteri merupakan penyebab tersering dari Sistitis. Infeksi

bacteria pada kandung kemih disebabkan oleh :1. Tidak kosongnya kandung kemih secara full, hal ini dapat

menyebabkan bakteri berkembangbiak, dan meninggalkan bakteri pada kandung kemih. Ini terutama terjadi pada wanita hamil karena tekanan pada area pelvic.

2. Bakteria tertekan ke dalam uretra wanita, ini dapat terjadi ketika berhubungan seksual.

3. Menyebarnya bacteria dari anus ke uretra ketika buang air besar pada wanita, hal ini dapat terjadi apabila membasuh dari belakang ke depan daripada depan ke belakang.

4. Kerusakan akibat pergantian kateter.5. Pembuntuan di daerah system perkemihan yang menghalangi

pengkosongan kandung kemih.6. Pembesaran kelenjar prostat pada laki-laki, yang hal tersebut

disebabkan karena adanya blockade dan infeksi kandung kemih.7. Masalah kandung kemih atau ginjal dan diabetes.8. Pada wanita menopause, lapisan pada uretra dan kandung kemih

menjadi lebih tipis karena efek dari hormone estrogen. Penipisan lapisan ini lebih tepatnya menjadi infeksi dan merusak. Wanita juga memproduksi sedikt mucus disekitar vagina setelah menopause, dan tanpa mucus ini, bakteri akan lebih mudah untuk berkembangbiak.

2.3.4 Manifestasi Klinik SistitisPresentasi klinis sistitis seperti sakit suprapubik, polakiuria,

nokturia, disuria, dan stanguria.Gejala Sistitis adalah:1. Nyeri, sensasi terbakar saat berkemih.2. Kebutuhan frekuensi dan urgensi berkemih3. Nokturia

10

Page 11: ISK Bawah Baru 1

4. Inkontinensia5. Hematuria6. Urin gelap, berbau tajam atau mengandung sedikit darah.7. Nyeri pada tulang pubic atau pada punggung atau abdomen.8. Merasa tidak enak badan, lemah, dan demam.

Sistitis juga dapat terjadi pada anak-anak, dengan gejala seperti kelemahan, iritabilitas, penurunan nafsu makan, muntah dan nyeri saat berkemih (Tanagho, 2008; Brunner & Suddarth, 2003).

2.3.5 Pemeriksaan diagnostic Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa:

1. Biopsi dan radiografik seperti urografi, sistografi2. Pemindai CT dilakukan untuk membedakan dengan kondisi lain

yang dapat menunjukkan gejala serupa3. sinar X terhadap pelvik dan skelet, menunjukkan karakteristik

temuan kandung kemih yang mengecil.2.3.6 Penatalaksanaan

a. Sistitis akutTerapi untuk sistitis akut adalah antibiotic oral (TMP-SMX,

nitrofurantonin, dan fluoroquinolones).b. Sistitis berulang

Tatalaksana untuk sistitis berulang bergantung pada penyebabnya. Pembedahan untuk mengambil jaringan atau area yang terinfeksi seperti batu kalkuli di saluran kemih. Apabila ditemukan fistula, pembedahan sangat dianjurkan untuk mencegah infeksi bakteri yang berulang. Pada kasus yang disebabkan karena infeksi bakteri yang berulang, management farmako dengan antibiotic prophylactic sangat di indikasikan. Dosis rendah antibiotic prophylactic yang diberikan secara berkesinambungan dapat menurunkan keadaan ISK sebanyak 95% dibandingkan placebo atau riwayat kontrol (Tanagho, 2008).Secara umum penatalaksanaan sistitis adalah:a. Pola diet yang benar

Merubah pola diet kemungkinan dapat membantu pasien. Hindari mengkonsumsi alcohol, rempah-rempah, tomat, coklat, minuman bercaffein, makanan yang asam, dan pemanis buatan.b. Farmako

Dua macam obat yang dipakai dalam tatalaksana farmako yang pertama oral agent yang disebut pentosan polysulfate sodium (Elmiron), dikonsumsi 3 kali per hari untuk memulihkan kandung kemih. Yang kedua adalah cairan pelarut yang disebut dimethyl sulfoxide yang diletakan ke dalam kandung kemih via kateter.

2.3.7 Komplikasi1. Gagal ginjal.

2. Sepsis.

2.4 PROSTATITIS2.4.1 Definisi prostatitis

11

Page 12: ISK Bawah Baru 1

Prostatitis adalah inflamasi atau infeksi kelenjar prostat. Prostatitis adalah sebuah masalah yang sering ditemukan pada laki-laki. Prostat adalah kelenjar berbentuk donat di daerah kecil yang terletak di antara dasar penis dan kandung kemih. Kelenjar prostat dikelilingi oleh uretra, sebagai jalannya urin dan semen. Prostat menghasilkan cairan yang menutrisi prostat dan membawa sperma. Prostatitis adalah peradangan prostat, dapat bersifat akut maupun kronik dan penyebabnya dapat berupa bacterial atau nonbacterial. Sekitar 50% laki-laki mengalami gejala peradangan prostatitis selama masa dewasa dan hanya sekitar 5% dari kasus-kasus ini disebabkan oleh infeksi bacterial. Kebanyakan infeksi bakteri pada prostat disebabkan oleh organisme gram negatif. Organisme yang paling sering adalah Escherichia coli. Organisme penyebab lain adalah enterokokus, stafilokokus, streptokokus, chlamydia trachomatis, ureaplasma urealyticum, dan Neisseria gonorrhoeaea. Infeksi bakteri prostatik dapat merupakan akibat dari infeksi uretra yang terjadi bersamaan atau yang terjadi sebelumnya dengan langsung naiknya bakteri dari uretra melalui duktus duktus prostatic masuk ke dalam prostat, refluks urine dari kandung kemih yang terinfeksi atau penyebaran langsung melalui aliran limfe atau darah.

2.4.2 Klasifikasi ProstatitisMenurut American Urological Association Foundation ada 4 tipe dari prostatitis1. Prostatitis bakteri akut

Prostatitis akut adalah infeksi yang disebabkan akibat ascending uretra yang terinfeksi atau refluk urin yang terinfeksi dari kandung kemih ke saluran prostat. Akibatnya, bakteri menginvasi prostat dan membuat tentara imunitas, leukosit muncul di sekitar acini prostat. Prostat akan mengalami edema dan hiperemi. Dengan infeksi yang lama nekrosis dan abses akan muncul (Tanagho, 2008).

Pria dengan penyakit ini sering kedinginan, demam, nyeri pada punggung bagian bawah dan area genitalia, sering kencing pada malam hari, terasa terbakar serta nyeri saat kencing. Terapi untuk prostatitis bakteri akut adalah antimicroba.

2. Prostatitis bakteri kronikJarang ditemukan, timbul ketika bakteri menemukan area pada

prostat yang mana bakteri bisa bertahan hidup. Pria memiliki infeksi saluran urin akan terlihat cepat sembuh tetapi kemudian akan kembali lagi dengan bakteri yang sama. Terapi yang digunakan biasanya menggunakan antimikrobakterial untuk memperpanjang periode waktu. Bagaimanapun, antimikrobakterial tidak selalu digunakan untuk menyembuhkan kondisi ini.

3. Prostatitis kronik atau sindrom nyeri pelvic kronikProstatitis yang paling banyak, dikenal dengan prostatitis kronik

non-bakteri atau sindrom nyeri prostat. Gejalanya muncul dan kemudian dengan segera menghilang dan dapat kembali tanpa adanya gejala dan itu dapat terjadi secara inflamasi atau non inflamasi. Pada bentuk inflamasi, urin, semen, dan cairan prostat yang mengandung

12

Page 13: ISK Bawah Baru 1

berbagai jenis sel tubuh yang biasannya diproduksi untuk melindungi dari infeksi, tetapi tidak ada bakteri yang ditemukan dalam prostat. Untuk bentuk non inflamasi, pada proses infeksi proteksi sel terhadap bakteri tidak selalu ada.

4. Inflamasi prostatitis asimtomatikDiagnosis ditegakan ketika pasien tidak complain mengenai

nyeri atau ketidaknyamanan tetapi karena infeksi-proteksi dari sel di cairan prostat dan semen. Dokter biasanya menemukan jenis prostatitis ini ketika melihat penyebab kemandulan atau test untuk kanker prostat.

2.4.3 Etiologi ProstatitisBakteri merupakan penyebab tersering dari prostatitis.

Biasanya bakteri datang dari bagian saluran kemih yang terinfeksi, seperti kandung kemih atau ginjal. Bakteri juga kemungkinan bergerak ke arah prostat menuju uretra setelah melakukan hubungan seksual. Selain itu, dapat juga bakteri menyebar ke prostat melalui pembuluh darah. Terkadang prostatitis tidak muncul karena bakteri tetapi dapat terjadi karena inflamasi, sehingga prostat bengkak dan lunak, tanpa infeksi.

Penyebab prostatitis berhubungan dengan infeksi prostat, dan beberapa spesifik bakteri telah diidentifikasi menyebabkan prostatitis. Prostatitis non bacterial berhubungan dengan organisme, seperti Chlamydia, yang mana dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Hal lain yang dapat menimbulakan prostatitis adalah kondisi autoimun, iritasi berkaitan dengan urin yang memasuki prostat, persyarafan dan atau gangguan otot atau masalah struktur dengan leher kandung kemih. Sindrom nyeri pelvic kronik berhubungan dengan Sistitis interstitial, dan inflamasi kandung kemih.Penyebab atau etiologi pada masing-masing tipe prostatitis :a. Prostatitis bacterial akut

Prostatitis bacterial akut muncul akibat bakteri yang masuk ke dalam prostat yang menyebabkan prostat menjadi infeksi. Bakteri yang normalnya hidup di system pencernaan kemungkinan menyebar ke ujung penis dan masuk ke dalam saluran urin dan semen (uretra), dan mencapai prostat. Bakteri juga dapat menyebar ke dalam prostat dari kandung kemih atau pembuluh darah.

b. Prostatitis bacterial kronikDisebabkan oleh infeksi bakteri. Hal tersebut dapat

berkembang menjadi prostatitis akut jika antibiotic tidak mampu mengahncurkan semua bakteri yang ada pada kelenjar prostat. Itu karena bakteri resisten pada antibiotic yang diberikan karena terapi di hentikan terlalu cepat/awal. Juga dapat disebabkan oleh bakteri yang menginfeksi saluran kemih.

c. CPPS (Sindrom nyeri pelvic kronik)Tidak ada yang mengetahui penyebab dari CPPS ini.

Kemungkinan yang dapat menyebabkan CPPS:1) Aliran balik urin masuk ke dalam kelenjar prostat.

13

Page 14: ISK Bawah Baru 1

2) Masalah dengan system imun3) Infeksi yang berulang4) Inflamasi persyarafan di sekitar kelenjar prostat5) Ansietas. Hubungan antara peningkatan level strees dengan

ansietas dan CPPS.6) Tegangan pada dasar pelvic (otot yang mengontrol berkemih).

2.4.4 Manifestasi Klinik Prostatitis:a. Sensasi terbakar saat kencing.b. Frekuensi berkemih meningkatc. Demam dan merasa kelelahand. Nyeri pada punggung

Gejala pada prostatitis bakteri akut:a. Berkeringatb. Kedinginanc. Demam, temperature mencapai 38 celciusd. Frekuensi berkemih meningkat terutama pada malam harie. Nyeri pada area belakang scrotumf. Nyeri atau kesulitan saat berkemih atau nyeri ketika menggerakan

bowel.g. Nyeri pada otot atau persendian

Gejala pada prostatitis kronik dan nonbacterial:a. Ketidaknyamanan ketika berkemih.b. Nyeri pada sebagian punggung bagian bawah.c. Sakit pada penis, scrotum atau bagian tengah sampai ke bawah

abdomen.d. Nyeri selama atau setelah mengeluarkan semene. Ada sedikit darah pada semenf. Nyeri pada testisg. Kesulitan dalam ejakulasih. Masalah berkemih seperti merasakan tidak dapat mengkosongkan

kandung kemih atau kebutuhan frekuensi dan urgensi ke toilet.

2.4.5 Pemeriksaan Diagnostik dan Penunjanga. Pemeriksaan rectal-prostat

Memasukan jari tangan ke dalam melalui rectum untuk memeriksa kelenjar prostat, untuk mengetahui area yang ireguler dan ukuran prostat, apakah ada pembesaran atau tidak.

b. Cairan prostatPetugas kesehatan akan memijat kelenjar prostat dengan cara

memasukkan sarung tangan yang sudah di olesi gel ke dalam rectum. Kemudian mengambil sample cairan dari ujung penis dan mengirimnya ke laboratorium untuk diteliti.

2.4.6 Penatalaksanaana. Obat-obatan1) Alpha-blockers, seperti tamsulosin. Ada beberapa fakta yang

membuktikan bahwasannya alpha-blockers dapat memperbaiki

14

Page 15: ISK Bawah Baru 1

gejala prostatitis, tetapi hal itu membutuhkan wakyu kurang lebih 3 bulan untuk menimbulkan full efek.

2) Antibiotik.3) 5-alpha-reductase inhibitors, seperti finasteride.4) Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)5) Anti-depressant

b. Prostatic massagePenatalaksanaan prostatitis sesuai dengan jenisnya adalah:1. Prostatitis akut

Terapi dengan antibiotic sangat esensial pada managemen prostatitis akut. Trimethoprim dan fluoroquinolones memiliki level obat penetrasi tinggi ke dalam jaringan prostat dan direkomendasikan selama 4-6 minggu. Durasi yang lama untuk terapi antibiotic sangat dianjurkan untuk menyelesaikan proses sterilisasi pada jaringan prostat guna mencegah komplikasi seperti prostatitis kronik dan abses. Pasien dengan secondary retensi urin akan menjadi prostatitis akut harus di tatalaksana dengan suprapubic kateter sebab kateter transuretra adalah kontraindikasi (Tanagho, 2008).

2. Prostatitis kronikPada pasien dengan prostatitis kronik penggunaan terapi

antibiotic selama 3-4 bulan. Menggunakan fluoroquinolones, beberapa pasien akan berespon setelah 4-6 minggu terapi dilakukan. Penambahan alpha blocker pada terapi antibiotic menunjukan penurunan gejala. Meskipun terapi yang diberikan maksimal, kesembuhan tidak dapat diraih dalam kaitannya dengan sedikitnya penetrasi antibiotic ke dalam jaringan prostat dan isolasi bakteri (Tanagho, 2008).

2.5 URETHRITIS2.5.1 Definisi

Urethritis adalah iritasi yang terjadi pada uretra, saluran yang berhubungan dengan kandung kemih yang berfungsi untuk mengeluarkan isi kandung kemih. Baik laki-laki maupun wanita dapat terjangkit urethritis. Wanita dengan urethritis cenderung terkena cervicitis (inflamasi cervix). Selain itu uretra mengalami inflamasi dengan atau tanpa perubahan uretra.

Urethritis adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang digolongkan sebagai gonorrhoeae atau non-gonorrhoeae. Urethritis gonoreal di sebabkan oleh Niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui hubungan seksual. Urethritis non gonoreal adalah urethritis yang tidak berhubungan dengan Niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan oleh Chlamydia trachomatis atau urea plasma urelytikum, Trichomonas vaginalis dan herpes simplek virus (Tanagho, 2008).

2.5.2 Etiologi UretritisUrethritis merupakan infeksi akibat penyakit hubungan seksual,

seperti Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhoeae atau beberapa bakteri lainnya seperti Ureaplasma urealyticum dan Mycoplasma

15

Page 16: ISK Bawah Baru 1

genitalium (10-20% kasus) dan Trichomonas vaginalis. Infeksi ini tersalurkan selama vagina tidak terproteksi, oral, atau anal seks. Penyebab lainnya Neisseria meningiditis, herpes simpleks virus, Candida spp, bakteri yang menginfeksi saluran kemih, striktur uretra dan kelainan pada saluran kemih.Tabel perbedaan antara Uretritis gonorrhoeae dan non-gonorrhoeae.

Indikator Uretritis gonorrhoeaeUretritis non-gonorrhoeae

- Masa inkubasi- Onset- Gejala

- Disuria dan duh tubuh

- Duh tubuh- Pewarnaan

Gram

<1 mingguMendadakKonstan, berat

Kadang Purulen

Positif untuk diplokokus intraseluler, banyak polimorf

>1 mingguPerlahanIntermitten, dapat remisi50% (kurang lebih)Mukoid

Positif untuk polimorf (>5 per lapang pandang besar)

2.5.3 Manifestasi Klinik UretritisManifestasi pada uretratitis adalaha. Dysuriab. Meatal erythema atau rasa gatal pada uretrac. Asimtomatikd. Frekuensi dan urgensi berkemih, hematurie. Pada wanita : sensasi terbakar saat kencing atau nyeri karena uretritis

pada wanita sering diikuti inflamasi ada servik, nyeri selama atau setelah hubungan seks.

f. Pada laki-laki : adanya cairan berwarna putih seperti nanah dari ujung penis, terbakar atau nyeri saat kencing, atau gatal atau sensasi menyengat pada penis. Jika infeksi menyebar dari uretra ke testis, akan menimbulkan nyeri dan bengkak pada scrotum.

2.5.4 Pemeriksaan diagnostic dan penunjangDilakukan pemeriksaan terhadap secret uretra untuk mengetahui kuman penyebab.

2.5.5 PenatalaksanaanTerapi patogen-antibiotik langsung sangat dibutuhkan. Pada

pasien dengan gonococcal uretritis, digunakan ceftriaxon (250 mg intramuscular) atau fluoroquinolones (ciprofloxacin 250 mg) atau norfloxacin (800mg). Pada pasien dengan non gonococcal uretritis, terapi yang digunakan adalah tetracycline atau erythoromycin (500 mg 4 kali sehari) atau doxycycline (100mg 2 kali sehari) selama 7-14 hari. Bagaimanapun yang paling essential treatmen adalah pencegahan. Partner aktivitas seksual dari pasien yang terdeteksi, harus di obati dan pelindungan pada aktivitas seksual (seperti menggunakan kondom) sangat direkomendasikan (Tanagho, 2008).

16

Page 17: ISK Bawah Baru 1

2.5.6 Komplikasi1. Mungkin prostatitis2. Periuretral abses yang dapat sembuh, kemudian meninbulkan

striktura atau urine fistula

2.6 WOC : Terlampir

17

Page 18: ISK Bawah Baru 1

BAB 3ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Contoh KasusNy.W 25 tahun, beragama Islam dan sudah menikah. Datang ke RSUA dengan keluhan sakit pada saat berkemih, berkemih keluar sedikit-sedikit, dan disertai rasa nyeri, selain itu timbul nyeri disekitar perut bagian bawah, dan sering berkemih sehari bisa mencapai 6 kali. Hal tersebut sudah dirasakan pasien kurang lebih 3 minggu sebelum SMRS. Saat dikaji lebih lanjut oleh perawat, dari hasil wawancara didapatkan klien mengeluh urgency (terdesak ketika berkemih), frequency (sering berkemih), dysuria (nyeri berkemih), diare, dan Ny. W mengatakan dalam satu hari, ia hanya minum sedikit setengah botol besar air mineral ± 600 cc/hari dan kencingnya keluar ± 400 cc/hari. Hasil TTV: (TD : 120/80 mmHg) ; (N : 90 x/ menit) ; (RR : 24x/menit) ; (S : 39°C). Perawat menganjurkan kepada Ny.W supaya banyak minum, 2-3 liter/hari. Diagnosa medis Ny.W adalah infeksi saluran kemih bagian bawah (cystitis). Hasil pemeriksaan urine: Warna keruh, WBC (+++), cultur + bakteri, pyuria, eritrosit (+). Ny.W mendapatkan terapi:- Bachtrim 3x 1tab. 400 mg PO- Phenazopyridine 3x 1tab. PO

3.2 Pembahasan3.2.1 Pengkajian

1. Data demografia. Nama : Ny.Wb. Usia : 25 tahunc. Pekerjaan : ---d. Agama: Islame. Status : Menikah

2. Keluhan utamaKlien mengeluh sakit pada saat berkemih, berkemih keluar sedikit-sedikit disertai nyeri (polakisuria).

3. Riwayat penyakit saat iniNy W mengeluh sering berkemih (polakisuria/anyang-anyangen) semenjak 3 minggu SMRS, namun air kencingnya sedikit dan terasa nyeri di punggung dan perut.

4. Riwayat penyakit dahuluNy W sering anyang-anyangen 1 bulan sebelumnya, dengan rasa nyeri saat berkemih. Terkadang nyeri terasa hilang timbul.

5. Riwayat penyakit keluarga-

6. Riwayat obat-obatan-

7. Keadaan umumTD = 120/80 mmHg ( N=120/80 mmHg)N = 90 x / menit ( N=80-100 x/menit)RR = 24 x / menit ( N=12-20 x/menit)S = 39°C ( N=36,5-37,5 °C)

18

Page 19: ISK Bawah Baru 1

3.2.2 Pemeriksaan fisikP (Provokes) : pasien menahan kencing terlalu lamaQ (Quality ) : nyeri hilang timbul.R (Region) : perut bagian bawah S (Skala) : 6T (Time) : Saat berkemih

3.2.3 Review of System1) B1 – Pola pernapasan

RR : 24x/menitAdanya dispnoe karena nyeri pada daerah suprapubik.

2) B2 – KardiovaskulerTD = 120/80 mmHgN = 90 x / menit

3) B3 – Sistem persyarafanKesadaran : compos mentis.

4) B4 – Sistem perkemihanSaat dipalpasi area suprapubik terasa tegang dan tenderness.Output: ± 400 cc/hari.Sehari berkemih hingga 6 kali

5) B5 – Sistem pencernaanBising usus 12x/menit, frekuensi BAB 2x/hari, konsistensi cair.

6) B6 – Sistem musculoskeletalPergerakan sendi bebas, turgor baik.

3.2.4 Pemeriksaan diagnosticHasil urinalisa : WBC (+++) Pyuria, eritrocyt (+) cultur (+) bakteri.

Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.

Bakteriologis Mikroskopis ; satu bakteri lapangan pandang minyak emersi, 102

– 103 organisme koliform/mL urin plus piuria. Tes kimiawi; tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna

pada uji carik.

3.3 Analisa DataData Etiologi Masalah

KeperawatanDS:

Px mengeluh nyeri saat berkemih.

Klien mengeluh nyeri pada area perut bagian bawah dan sekitar punggung.

DO:

Invasi bakteri kesaluran kemih

Ketidakmampuan pertahanan lokal terhadap infeksi

Penempelan bakteri pada urotelium pielum dan parenkin buli-buli

Sistisis

Nyeri

19

Page 20: ISK Bawah Baru 1

P: pasien menahan kencing terlalu lama.

Q: nyeri hilang timbul.R: perut bagian bawahS: 6T: Saat berkemih

TD = 120/80 mmHg N = 90 x / menitRR = 24 x / menit

Reaksi infeksi Inflamasi lokal

Nyeri pada pinggang, perut, panggul, nyeri tekan pada sudut kostovertebrata

Nyeri

DS: Pasien mengatakan

badannya menggigil.

DO: Suhu : 39º C

Invasi bakteri ke saluran kemih

Ketidakmampuan pertahanan lokal terhadap infeksi

Penempelan bakteri pada urotelium pielum dan parenkin buli-buli

sistisis

Reaksi infeksi

Inflamasi sistemik

Hipertermi

Hipertermi

DS: Pasien mengatakan

sering berkemih hingga 6kali dalam satu hari

Pasien mengeluh sakit saat berkemih sehingga takut untuk kencing.

DO: BAK 6kali sehari Output ± 400 cc/hari Sering terlihat

keluar masuk kamar mandi untuk kencing

Invasi bakteri ke saluran kemih

Ketikmampuan pertahan lokal terhadap infeksi

Penempelan bakteri di urotelium oielum dan parenkin buli-buli

sistisis

Reaksi Infeksi

Inflamasi lokal

Dysuria, Urgensi

Perubahan pola eliminasi urine

Perubahan pola Eliminasi Urine

20

Page 21: ISK Bawah Baru 1

DS: Pasien merasa

kwatir karena sering ke kamar mandi

Pasien tidak mengetahui apa yangterjadi pada dirinya

DO: Pasien terlihat

gelisah tiap ke kamar mandi

Invasi bakteri ke saluran kemih

Ketikmampuan pertahan lokal terhadap infeksi

Penempelan bakteri di urotelium oielum dan parenkin buli-buli

Sistisis

Reaksi Infeksi

Inflamasi lokal

Kurang pengetahuan tentang proses penyakit

Ansietas

Ansietas

3.4 Diagnosa dan Intervensi Keperawatan1. Nyeri akut berhubungan dengan infeksi dan inflamasi di uretra

Tujuan : pasien tidak mengeluh nyeri saat berkemihKriteria Hasil :

a) Tidak nyeri saat berkemihb) Tanda tanda vital 120/80 c) Ekspresi wajah dan skala nyeri dalam rentang tidak ada tanda

nyeri.

No Intervensi Rasional1. Catat lokasi dan intensitas (skala 1 – 10)

penyebaran nyeriMembantu mengevaluasi tempat obstruksi dan penyebab nyeri

2. Berikan masase atau reaksasi dan lingkungan yang nyaman untuk berisitrahat

Meningkatkan relaksasi dan menurunkan tegangan otot

3. Bantu penggunaan nafas dalam Membantu mengarahkan perhatian pada nafas untuk relaksasi otot

4. Berikan perawatan perineal Untuk mencegah kontaminasi uretra5. Konsultasi pada dokter jika ditemukan

urine kuning pucat, jingga gelap, keruh. Pola berkemih berubah, perasaan ingin kencing, nyeri menetap atau bertambah sakit.

Temuan-temuan tersebut memberikan tanda kerusakan jaringan lanjut dan perlu pemeriksaan luas.

6. Berikan analgesic sesuai kebutuhan dan Analgesik memblok lintasan nyeri untuk

21

Page 22: ISK Bawah Baru 1

evaluasi keberhasilannya mengurangi rasa nyeri

2. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi di uretraTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan demam berkurang menjadi 36ºCKriteria Hasil : pasien tidak mengigil kembali, suhu normal (dalam kurun waktu 1x24 jam)

No Intervensi Rasional1. Asupan cairan adekuat Mencegah dehidrasi2. Anjurkan klien menggunakan

pakaian yang menyerap panasmempermudah penguapan pada tubuh, dan pelepasan kalor lebih baik.

3. Berikan kompres hangat di area lipatan tubuh

Dapat membatu mengurangi demam

4. Kolaborasi pemberian antipiretik, missal asetaminofen

Digunakan untuk mengurangi demam

5. Pantau suhu tubuh pasien Mengantisipasi terjadinya ketidakstabilan suhu tubuh

3. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan nyeri akutTujuan : pasien merasa lebih nyaman secara psikologis dan fisiologis setelah diberikan tindakan keperawatanKriteria Hasil : mekanisme koping efektif, pasien menyatakan lebih baik daripada sebelumnya

No Intervensi Rasional1. Kaji tingkat ansietas pasien Untuk mengetahui seberapa cemas

paien dengan kondisinya2. Beri kenyamanan dan

ketentraman hati: damping pasien dengan komunikasi teurapetik

Meningkatkan rasa nyaman pasien dengan penekanan penjelasan bahwa setiap orang pasti akan merasakan cemas

3. Berikan Health Eaducation mengenai penyakit yang dideritanya

Meningkatkan pengetahuan pasien mengenai penyakit yang dideritanya serta member pemahaman tentang pengobatan yang harus dijalani

4. Gali Intervensi yang menurunkan kecemasan : missal terapi music

Mengurangi kecemasan dengan relaksasi pada indera tubuh yang lain

BAB 4PENUTUP

22

Page 23: ISK Bawah Baru 1

4.1 KESIMPULANPenyakit infeksi ini merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering

ditemukan di praktik umum, walaupun bermacam-macam antibiotika yang sudah tersedia luas di pasaran. Data penelitian epidemiologi klinik melaporkan hampir 25-35% dari semua pria dewasa pernah mengalami ISK selama hidupnya (Sukandar E, 2006).Menurut Brunner Studart (2001) infeksi traktus urinarius umumnya dibagi menjadi 2 subkategori besar yaitu: lower urinary tract infection yang meliputi uretritis, sistitis, dan prostatitis; serta upper urinary tract infection yang meliputi pieolonefritis, abses ginjal, dan abses perinefrik.1. Dengan tandanya adanya rasa nyeri saat berkemih (disuria), peningkatan

frekuensi berkemih, dan adanya rasa desakan ingin berkemih.2. Pada pemeriksaan urine, ditemukan sel darah putih (piuria), sel darah merah

(hematuria), dan bakteri 3. Terjadi nyeri punggung bawah atau suprapubis.4. Demam sebagai tanda adanya infeksi.

4.2 SARAN

Setelah membaca makalah tentang Asuhan Keperawatan pada Infeksi Saluran Kemih Bagian Bawah maka kita sebagai mahasiswa keperawatan harus bisa memahami penyakit tersebut dan mengaplikasikan dalam asuhan keperawatan di Rumah Sakit secara terapeutik. Sebagai perawat, kita harus memberi penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya dari penyakit Infeksi Saluran Kemih Bagian Bawah. Pencegahan adalah hal terbaik, tetapi apabila gangguan sudah menginfeksi, kita harus memberikan penjelasan mengenai pengobatan-pengobatan dan efek dari pengobatan kepada klien secara jelas, serta mampu merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan efektif kepada pasien dengan mengurangi segala resiko yang dapat terjadi.

23

Page 24: ISK Bawah Baru 1

Daftar pustaka

American Urological Association. 2005. Prostatitis: Symptoms, Causes and Treatment. Linthicum: 1000 Corporate Blvd (www.urologyhealth.org)

American Urological Association Foundation. 2008. Prostatitis: Disorders of the Prostate. Besthesda: NIH Publication (artikel 1-3 hal).

LeMone, P, & Burke K. 2008. Medical-Surgical Nursing: Critical Thinking in Client Care 4th edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Michael R. Bloomberg. The New York City Departemen of Health and Mental Hygiene: Urethritis. www.nyc.gov/health di akses pada 4 Maret 2013 pkl 18.03.

Sant GR, MD. Clinical Management of Interstitial Sistitis: Etiology, Pathogenesis, and Diagnosis of Interstitial Sistitis. The Journal of reviews in Urology. 2002;4(1): 510-515.

Sommers M. S, Susan A. Johnson, dan Theresa A. Beery. 2007. Diseases and Disorders: A Nursing Therapeutics Manual 3rd edition. Philadelphia: Davis company.

Tanagho, E. A. & McAninch, J. W. 2008. Smiths General Urology 17th edition. North America: McGraw Hill Companies Inc.

24

Page 25: ISK Bawah Baru 1

Weinerth J.L : ‘The Male Genital System’ in ‘Texbook of Surgery, Pocket Companion’, Edited by: Sabiston DC and Liverly HK, Wb Saunders Company, 1992 : 670-680.

25