Kasbes ISK
date post
01-Feb-2016Category
Documents
view
33download
1
Embed Size (px)
description
Transcript of Kasbes ISK
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah keadaan dimana adanya infeksi ( ada pertumbuhan dan perkembangan bakteri) dalam saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna.1 ISK merupakan suatu masalah yang umum terjadi pada anak-anak. Telah dilaporkan bahwa angka kejadian ISK 1,7 : 1000 anak laki-laki dan 3,1 : 1000 pada anak perempuan yang memiliki resiko untuk terjadinya ISK. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa angka kejadian ISK labih banyak pada wanita. Namun pada masa neonatus ISK lebih banyak pada bayi laki-laki (2,7%) yang tidak menjalani sirkumsisi daripada bayi perempuan (0,7%). Penyebab terbanyak ISK adalah akibat infeksi dari enterobacteriaceae yaitu: E. Coli (60%), P. mirabilis (15%), Klebsiela (20%), lainnya (5%).3 Infeksi berulang sering terjadi pada penderita yang rentan, atau terjadi karena adanya kelainan anatomik atau fungsional dari saluran kemih yang menyebabkan terjadinya stasis urin atau refluks. Perlu diperhatikan bahwa pada anak-anak kejadian ISK biasanya disebabkan oleh suatu abnormalitas anatomi saluran kemih.
Fimosis adalah preputium penis yang tak dapat diretraksi (ditarik ke proksimal sampai ke korona glandis. Fimosis dialami oleh sebagian bayi besar bayi baru lahir karena terdapat adhesi alamiah antara preputium dengan glans penis. Pada akhir tahun pertama kehidupan, kejadian fimosis mencapai 50% pada anak laki-laki dan mencapai 89% pada tahun ketiga kehidupan. Insidensi fimosis dan parafimosis menurun mencapai 8 % dan hanya 1% pada tahun 16-18 kehidupan. Fimosis menyebabkan gangguan aliran urin berupa sulit kencing, pancaran urin mengecil, menggelembungnya ujung prepusium penis pada saat miksi dan menimbulkan retensi urin. Higiene lokal yang kurang akan menyebabkan terjadinya infeksi derah glans dan preputium. Infeksi ini akan asenderen dan dapat mengakibatkan ISK.buku bedah uro
Hernia adalah suatu istilah yang mencakup semua keadaan dimana terjadi penonjolan isi dari suatu rongga melalui bagian terlemah dari dinding rongga tersebut. Hernia scrotalis merupakan salah satu bagian dari hernia abdominalis externa. Hernia abdominalis externa merupakan penonjolan abnormal organ intraabdomen melalui lokus minoris resistensie pada dinding perut yang masih dibungkus peritoneum dan terlihat dari luar, sedangkan hernia interna biasanya diketahui sewaktu operasi. Hernia abdominalis externa lainnya meliputi hernia ingiunalis lateralis yang dapat berlanjut menjadi hernia scrotalis (60%), hernia inguinalis medialis (15%), hernia umbilicalis (9%), hernia femoralis (3%), hernia insisionalis, perinealis, epigastrica, lumbalis, dan semisirkularis.
Anemia adalah keadaan dimana hemoglobin,hematokrit dan jumlah eritrosit kurang dari normal sesuai umur dan jenis kelamin.Di negara nerkembang,anemia defisiensi besi lebih sering terjadi daripada di negara maju.Anemia defisiensi besi merupakan problem global yang berdampak pada semua umur dan kelompok masyarakat.Di Amerika Serikat,9% anak usia kurang dari 3 tahun dan 11% remaja putri menderita anemia defisiensi besi.Soemantri (1997) melaporkan prevalensi di beberapa penelitian di Indonesia sebagai berikut :Tabel 1. Prevalensi anemia defisiensi besi pada beberapa penelitian di Indonesia
Prevalensi (%)
Anak 6 bulan 5 tahun
-Golongan sosial ekonomi rendah :
gizi baik
dengan defisiensi protein ringan
dengan gizi buruk
-Golongan ekonomi menengah dan tinggi
gizi baik
Anak 5 tahun-14 tahun
-Golongan sosial ekonomi rendah :
gizi baik
dengan KEP ringan
-Golongan ekonomi menengah dan tinggi38-73
83
85-100
24
47-64
38-67
20
Wanita hamil
Bukan wanita hamil
Buruh dan pekerja tani21-92
35-85
30-65
Berikut ini akan dilaporkan kasus Suspek Infeksi Saluran Kemih pada seorang anak laki-laki usia 2 bulan yang juga menderita Fimosis, Hernia Scrotalis Dextra dan anemia mikrositik hipokromik, yang dirawat di bangsal C1L2 RSUP Dr. Kariadi sejak tanggal 3 Agustus 2005.
B. TUJUAN
Tujuan laporan kasus ini adalah agar mahasiswa sebagai calon dokter dapat belajar menegakkan diagnosis penderita penyakit infeksi saluran kemih yang disertai fimosis, hernia scrotalis dextra reponible dan anemia mikrositik hipokromik berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain serta dapat mengetahui bagaimana pengelolaannya . Selain itu, mahasiswa dapat mempelajari faktor predisposisi maupun penyebab ketiga penyakit tersebut sehingga kelak dapat memasyarakatkan cara pencegahannya serta dapat memberikan edukasi yang tepat bagi penderita dan keluarga.C. MANFAAT
Penulisan laporan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai media belajar bagi mahasiswa dan diharapkan mahasiswa dapat mendiagnosis penderita serta mengelola pasien dengan infeksi saluran kemih yang disertai fimosis, hernia scrotalis dextra reponible dan anemia mikrositik hipokromik secara dini dan tepat.
BAB II
PENYAJIAN KASUS
IDENTITAS
Nama:An. R P
Umur:2 bulan
Jenis kelamin:Laki-laki
Alamat:Gedong Songo Manyaran RT 7 / II Semarang Barat Kodya Semarang
Agama :Islam
Nama ayah:Tn. I Y K
Umur :24 tahun
Pekerjaan :Buruh pabrik
Pendidikan:SMA
Nama Ibu:Ny. M
Umur :26 tahun
Pekerjaan :Buruh pabrik
Pendidikan
Masuk RS
No. CM:
:
:
SMA3 Agustus 20055131797
ANAMNESIS
Alloanamnesis dengan ibu penderita di bangsal jamsostek anak RSDK Semarang tanggal 08 Agustus 2005 pukul 11.00 WIB
Keluhan Utama
Panas.Riwayat Penyakit Sekarang
2 hari anak panas nglemeng, mendadak, terus menerus, tidak menggigil, tidak kejang, tidak keluar keringat dingin di malam hari, tidak ada bintik merah seperti digigit nyamuk. Tidak batuk, tidak sesak nafas, tidak pilek. Muntah tidak ada, buang air besar tidak ada kelainan dan kalau buang air kecil ujung kelamin mengembung dahulu baru kemudian kencing dapat keluar.
1 hari anak panas tinggi dan menggigil, tidak kejang, tidak muntah dan tidak mencret. Anak sudah mendapat obat turun panas namun panas tidak turun-turun. Kemudian anak dibawa ke bidan dan oleh bidan disarankan untuk dibawa ke RSDK.
Selama sakit nafsu makan anak berkurang, sebelum sakit riwayat makan dan minum baik.
Riwayat Penyakit Dahulu
anak tidak pernah menderita penyakit sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga sakit seperti ini.
Riwayat Sosial Ekonomi
Ayah bekerja sebagai buruh pabrik, dengan penghasilan Rp 500.000/bulan. Ibu bekerja sebagai buruh pabrik, dengan penghasilan Rp 500.000/bulan. Menanggung 1 orang anak belum mandiri. Biaya pengobatan ditanggung JAMSOSTEK. Kesan: sosial ekonomi cukup.Riwayat Kelahiran
NoKehamilan dan kelahiranUmur / tanggal lahir
1, aterm, bidan, spontan, BBL = 3000 gr2 bulan
Ketika mengandung, ibu periksa di bidan 4 X. Suntik TT 2X. Perdarahan dan penyakit selama kehamilan disangkal. Ketuban pecah kurang dari 6 jam. Jumlah cukup, warna tidak keruh / kehijauan, bau khas. Anak lahir spontan, aterm, ditolong bidan, langsung menangis.Apgar skor tidak tahu.
Riwayat Imunisasi
BCG: -DPT: -Polio: -Campak: -Hepatitis : - Kesan: imunisasi dasar belum dilakukan.Riwayat Makan dan Minum
ASI
: diberikan sejak lahir sampai umur 1 bulan semau anak, dihentikan karena ibu bekerja dan puting tidak keluar.
Susu sapi/buatan: sejak usia 1 bulan diberikan susu SGM 1, 3x sehari @ 2 sendok takar dalam 150 cc air hangat, diminum habis.
Buah/sayur: belum diberikan
Bubur susu: belum diberikan
Makanan padat: belum diberikan
Kesan : kualitas dan kuantitas cukup
Riwayat Perkembangan
Senyum : 1 bln Tengkurap: - blnGigi keluar: - blnBerdiri: - bln
Miring : 2 blnDuduk: - blnMerangkak: - blnBerjalan: - bln
Kesan : pertumbuhan dan perkembangan sesuai umur
Riwayat Keluarga Berencana :Ibu penderita belum ber-KBPEMERIKSAAN FISIK
Tanggal 8 Agustus 2005, pukul 11.00 WIB
K U:anak sadar, kurang aktif, sesak (-), sianosis (-), ikterik (-), tidak tampak pucat.
T V :HR: 112 /mntN: reguler isi dan tegangan cukup
RR: 30 /mntt: 37 oC
Status Internus
Kepala: Mesosefal, UUB datar LK: 38 cmRambut: Hitam, tidak mudah dicabut
Kulit: turgor kulit kembali cepat
Mata : konjungtiva palpebra anemis (-), sklera ikterik (-)
Hidung : nafas cuping (-)
Telinga : discharge (-)
Mulut : sianosis (-), bibir pucat (-)
Tenggorok : T1-1, faring hiperemis (-)
Leher :pembesaran nnll cervikalis -/-, vena jugularis tidak melebar
Dada:
ParuI: simetris, statis dinamis. Retraksi (-)
Pal : stem fremitus kanan = kiri
Per : sonor seluruh lapangan paru
Aus: Suara dasar: vesikuler, Suara tambahan: ronkhi (-), wheezing (-), hantaran (-)
JantungI: ictus cordis tampak, di SIC IV medial linea mid clavicula sinistra
Pa:ictus cordis teraba di SIC IV, medial LMCS, melebar ke lateral dan inferior, kuat angkat (-). Thrill (-)
Pe : konfigurasi jantung dalam batas normal
Au:Bunyi Jantung I-II normal, bising (-). Gallop (-)
AbdomenI: datar, lemas venektasi (-)
Pa : hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan (-).
Pe : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (+),
Aus: bising usus (+) normal Genitalia : , phimosis (+), benjolan pada scrotum dextra (+)Ekstremitas :SuperiorInferior
Oedem
- / -- / -