INTERAKSI OBAT

26
INTERAKSI OBAT Kelompok 5 : Della Aprila Irma Permatasari Jenny Novita M. Ridho Abru Suhartiningsih

description

interaksi obat

Transcript of INTERAKSI OBAT

Page 1: INTERAKSI OBAT

INTERAKSI OBAT

Kelompok 5 :

Della Aprila

Irma Permatasari

Jenny Novita

M. Ridho Abru

Suhartiningsih

Page 2: INTERAKSI OBAT

Suatu interaksi terjadi ketika efek

suatu obat diubah oleh kehadiran

obat lain, obat herbal, makanan,

minuman atau agen kimia lainnya.

Definisi lain adalah situasi di mana

suatu zat memengaruhi aktivitas

obat, yaitu meningkatkan atau

menurunkan efeknya, atau

menghasilkan efek baru yang tidak

diinginkan atau direncanakan.

Pendahuluan INTERAKSI

OBAT ?

Page 3: INTERAKSI OBAT

Obat herbal merupakan bagian dari tanaman yang mengandung lebih dari

satu

komponen aktif , seringkali ada di sekitar kita yang diekstraksi maupun

diolah, dan

digunakan untuk manfaat kesehatan.

Walaupun sudah dilakukan uji khasiat dan uji keamanan, obat herbal tidak

100%

aman, hampir sama dengan obat modern lainnya, tentu ada interaksi jika

digunakan bersama obat lainnya, makanan, dan bersama herbal lainnya.

Interaksi dimana obat – obat herbal dapat mengurangi atau menghilangkan

khasiat

atau manfaat obat sehingga meningkatkan efek samping atau efek dari

obat itu sendiri

INTERAKSI OBAT – HERBAL

Page 4: INTERAKSI OBAT

Jenis obat herbal beserta interaksinya dengan obat lain

1. Kayu Manis (Cinnamomum cassia)

• Obat-obatan hepatotoksik

Penggunaan dosis besar dari kayu manis mungkin dapat

membahayakan hati, terutama pada orang dengan gangguan pada hati.

Penggunaan bersamaan dengan obat-obatan hepatotoksik dapat

meningkatkan resiko terjadinya kerusakan hati. Beberapa obat yang

dapat membahayakan hati mengandung acetaminophen (Tylenol dan

lain-lain), amiodarone (Cordarone), carbamazepine (Tegretol), isoniazid

(INH), metotreksat (Rheumatrex), methyldopa (Aldomet), flukonazol

(Diflucan), itraconazole (Sporanox), eritromisin (Erythrocin, Ilosone,

lain-lain), phenytoin (Dilantin), lovastatin (Mevacor), pravastatin

(Pravachol), simvastatin (Zocor).

Page 5: INTERAKSI OBAT

• Obat antidiabetes

Kayu manis dapat menurunkan kadar gula darah, sementara

obat diabetes juga digunakan untuk menurunkan kadar gula

darah. Penggunaan bersamaan menyebabkan kadar gula

darah turun terlalu rendah sehingga perlu dilakukan monitor

secara teratur. Mungkin juga perlu dilakukan penurunan dosis

obat diabetes. Beberapa obat yang digunakan untuk diabetes

termasuk glimepiride, glyburide, insulin, metformin,

pioglitazon, rosiglitazon, klorpropamid, glipizide, tolbutamid,

dll.

Page 6: INTERAKSI OBAT

2. Bawang Putih (Allium sativum)

Interaksi Obat :

Kandungan kimia yang terdapat didalam bawang

putih berupa ‘”Alisin” telah dilaporkan

berinteraksi dengan warfarin yang menyebabkan

efikasi dari warfarin menurun ( antagonis ). Kasus

di salah satu rumah sakit Amerika menyatakan

bahwa pasien yang mengkonsumsi warfarin

bersama dengan noni jus terjadi penurunan INR

(internasional normalized ratio) yakni indicator

untuk anticoagulant dalam darah.

Page 7: INTERAKSI OBAT

Interaksi Obat :

Pada kasus penggunaan tanaman obat St. John’s wort,

penggunaan bersamaan dari obat-obat yang merupakan zat

CYP3A4 dengan tanaman ini akan menyebabkan

penurunan kadar obat-obat ini dalam plasma karena

tanaman St. John’s wort merupakan penginduksi sitokrom

P450 yang sangat kuat. Penurunan kadar dalam plasma dari

obat - obat tersebut menyebabkan perlunya dilakukan

penyesuaian dosis bila digunakan bersamaan dengan St.

John’s wort. Selain dari itu, tanaman ini dapat menginduksi

sindrom serotonin, yang mengakibatkan peningkatan

penghambatan ‘reuptake’ serotonin (5-HT), jika diberikan

bersama-sama dengan obatobat inhibitor 5-HT ‘reuptake’

3. St. John’s Wort (Hypericum perforatum)

Page 8: INTERAKSI OBAT

1. Warfarin, ciclosporin, digoksin, teofilin dan antikonvulsan (carbamazepine,

fenobarbital dan fenitoin)

Ada risiko efek terapi berkurang, misalnya risiko penolakan transplantasi, kejang

dan hilangnya kontrol asma.

2. HIV protease inhibitor (indinavir, nelfinavir, ritonavir dan saquinavir) dan non-

nucleoside reverse transcriptase inhibitor HIV (efavirenz dan nevirapine)

3. Oral kontrasepsi

Ada risiko konsentrasi darah yang berkurang, perdarahan terobosan dan

kehamilan yang tidak diinginkan.

Page 9: INTERAKSI OBAT

• Makanan tertentu apabila dimakan bersama dengan beberapa obat

dapat

mempengaruhi ketersediaan hayati, farmakokinetika, farmakodinamika,

dan

efikasi terapi obat secara keseluruhan.

• Kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan dapat terjadinya

interaksi obat

dengan makanan adalah :

1. Perubahan motilitas lambung dan usus, terutama kecepatan

pengosongan lambung dari saat masuknya makanan

2. Perubahan pH, sekresi asam serta produksi empedu

3. Perubahan suplai darah di daerah splanchnicus dan di mukosa saluran

cerna

4. Dipengaruhinya absorpsi obat oleh proses adsorpsi dan pembentukan

kompleks

5. Dipengaruhinya proses transport aktif obat oleh makanan

6. Perubahan biotransformasi dan eliminasi. (Widianto, 1989)

INTERAKSI OBAT – MAKANAN

Page 10: INTERAKSI OBAT

a). Pengosongan lambung

Makanan mempengaruhi kecepatan pengosongan lambung baik dari komposisi makanan

(karbohidrat,

protein dll) dan suhu makanan. Cepatnya makanan masuk ke dalam usus akan amat

mempengaruhi kecepatan

dan jumlah obat yang diabsorpsi.

b). Komponen makanan

Protein : Levadopa untuk mngendalikan tremor pada penderita Parkinson. Akibatnya, kondisi

yang diobati

mungkin tidak terkendali dengan baik.

Lemak : Kenaikan fosfatidilkolin atau kandungan asam lemak tidak jenuh cenderung

meningkatkan metabolisme

obat

Karbohidrat : Kelebihan glukosa ternyata juga mengakibatkan berkurangnya kandungan

sitokrom P-450 hati dan

memperendah aktivitas bifenil-4-hidroksilase

Vitamin : Vitamin merupakan bagian penting dari makanan dan dibutuhkan untuk sintesis

protein dan lemak,

keduanya merupakan komponen vital dari system enzim yang memetabolisasi obat.

Mineral : untuk memelihara metabolism obat dalam tubuh.

c). Ketersediaan hayati

Penggunaan obat bersama makanan tidak hanya dapat menyebabkan perlambatan absorpsi

tetapi dapat

pula mempengaruhi jumlah yang diabsorpsi (ketersediaan hayati obat bersangkutan)

Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Obat dengan Makanan

Page 11: INTERAKSI OBAT
Page 12: INTERAKSI OBAT
Page 13: INTERAKSI OBAT
Page 14: INTERAKSI OBAT

1). INTERAKSI OBAT YANG DAPAT MENURUNKAN NAFSU MAKAN

Kebanyakan stimulan CNS dapat mengakibatkan anorexia. Efek samping obat yang

berdampak pada gangguan CNS dapat mempengaruhi kemampuan dan keinginan untuk

makan

2) INTERAKSI OBAT YANG MENGGANGGU PENGECAPAN / PENCIUMAN

Obat yang dapat menyebabkan perubahan terhadap kemampuan merasakan/ dysgeusia,

menurunkan ketajaman rasa/ hypodysgeusia atau membaui. Obat-obatan yang umum

digunakan dan diketahui menyabapkan hypodysgeusia seperti: obat antihipertensi

(captopril), antriretroviral ampenavir, antineoplastik cisplastin, dan antikonvulsan

phenytoin.

3). INTERAKSI OBAT YANG MENGGANGGU GASTROINTESTINAL

Obat dapat menyebabkan perubahan pada fungsi usus besar dan hal ini dapat

berdampak pada terjadinya konstipasi atau diare. Contoh : kodein dan morfin dapat

menurunkan produktivitas tonus otot halus dari dinding usus. Hal ini berdampak pada

penurunan peristaltik yang menyebabkan terjadinya konstipasi.

Interaksi Obat dan Makanan yang Dapat Menurunkan Kinerja Sistem Pencernaan

Page 15: INTERAKSI OBAT

4). ABSORPSI

• Mekanisme penghambatan absorbsi : pengikatan antara obat dan zat gizi (drug-

nutrient binding)

• contohnya Fe, Mg, Zn, dapat berikatan dengan beberapa jenis antibiotik; mengubah

keasaman lambung sehingga dapat mengganggu penyerapan B12, folat dan besi.

5). METABOLISME

• Obat-obatan dan zat gizi mendapatkan enzim yang sama ketika sampai di usus dan

hati.

• Akibatnya beberapa obat dapat menghambat aktifitas enzim yang dibutuhkan untuk

memetabolisme zat gizi. Sebagai contohnya penggunaan metotrexate pada

pengobatan kanker

menggunakan enzim yang sama yang dipakai untuk mengaktifkan folat. Sehingga

efek samping

dari penggunaan obat ini adalah defisiensi asam folat.

6). EKSKRESI

Obat-obatan dapat mempengaruhi dan mengganggu eksresi zat gizi dengan

mengganggu reabsorbsi pada ginjal dan menyebabkan diare atau muntah

Page 16: INTERAKSI OBAT

INTERAKSI OBAT – MEROKOK

1. Mekanisme Farmakokinetik

• Absorpsi dapat terjadi melalui penundaan pengosongan lambung.

• Distribusi : pergantian ikatan obat dengan protein plasma oleh rokok,

bila obat yang terikat kuat dengan protein dilepaskan dari iktannya,

dapat terjadi peningkatan besar pada konsentrasi obat bebas sehingga

menyebabkan perubahan distribusi dan efek toksik .

• Metabolisme : Rokok dapat mempengaruhi laju metabolisme obat

melalui induksi atau penghambatan sistem enzim. Penghambatan ini

mengakibatkan peningkatan kadar plasma darah .

• Ekskresi : induksi enzim akan menurunkan kadar efektif obat dan

mengurangi efek terapinya yang menyebabkan perubahan laju eliminasi.

Page 17: INTERAKSI OBAT

2. Mekanisme Farmakodinamik

• Interaksi farmakodinamik dapat terjadi melalui persaingan

tempat reseptor, perubahan reseptor, dan melalui efek

farmakologis tambahan atau berlawanan.

• Rokok memiliki efek utama yang meliputi pelepasan

katekolamin, vasokontriksi koroner dan dan perifer,

penurunan temperatur kulit, takikardia, dan peningkatan

tekanan darah.

• Interaksi dapat terjadi melalui efek tambahan, sinergis atau

berlawanan, hal tersebut tergantung pada obatnya.

Page 18: INTERAKSI OBAT

Insulin

Rokok dapat meningkatkan luapan SSP secara simpatis,

pelepasan katekolamin oleh adrenal, dan pelepasan

katekolamin lokal dari ujung saraf vaskular. Hal tersebut

menyebabkan konstriksi beberapa pembuluh darah termasuk

pembuluh darah kutan. Karena penurunan aliran darah

melalui pembuluh darah kutan, laju absorpsi insulin setelah

injeksi subkutan berkurang.

Kafein

bersihan kafein dari darah ditingkatkan oleh aktivitas merokok

dan kemungkinan terjadi melalui induksi enzim CYP1A oleh

hidrokarbon aromatik polisiklik. Peningkatan pada

metabolisme menyebabkan peningkatan kadar kafein

sehingga meningkatkan risiko toksisitas kafein.

Page 19: INTERAKSI OBAT

Antikoagulan (warfarin)

Merokok menginduksi penurunan signifikan pada waktu

paruh eliminasi heparin, laju bersihan yang lebih cepat, dan

peningkatan pada kebutuhan dosis. Akibatnya perokok

membutuhkan dosis heparin yang lebih besar dibandingkan

dengan bukan perokok untuk terapi antikoagulan.

Antidepresan (Fluvoksamin, Trazodon)

Akibat dari interaksi ini adalah induksi isoenzim CYP oleh

rokok biasanya menurunkan kadar antidepresan dalam

plasma, sehingga mempengaruhi kadar metabolit aktif.

Diperlukan dosis yang lebih besar untuk terapi yang optimal.

Page 20: INTERAKSI OBAT

Vitamin K – Antikoagulan

Efek antikoagulan dapat berkurang. Vitamin K meningkatkan efek

pembekuan darah. Akibatnya : darah mungkin membeku pada saat pasien

diobati dengan antikoagulan. Pasien tersebut harus menghindari makanan

yang kaya vitamin K seperti hati, sayuran, berdaun (asparagus, kol,

kembang kol, kangkung, slada, bayam, sawi hijau, seledri air).

Vitamin C– Pil KB

Akibatnya, resiko hamil dapat meningkat jika digunakan vitamin C takaran

tinggi ( 1000mg atau lebih setiap harinya) secara tidak teratur-ini akibat

peningkatan kembali komponen hormone dari pil KB pada saat pemberian

vitamin dihentikan. Pendarahan merupakan tanda terjadinya interaksi.

INTERAKSI OBAT – VITAMIN

Page 21: INTERAKSI OBAT

Fenitoin – Vitamin D

Fenitoin dengan vitamin D dapat menyebabkan efek vitamin D

berkurang, akibatnya terjadi defisiensi yang menimbulkan riketsia pada

anak-anak. Cara penanggulangannya adalah memakan makanan yang

kaya vitamin D dan cukup terkena sinar matahari.

Vitamin C– Aspirin

Akibatnya : Efek vitamin C menurun

Vitamin C takaran tinggi ( lebih dari 2000mg setiap harinya dapat

meningkatkan kadar aspirin sampai mencapi konsentrasi toksik)

Vitamin A, D, E, K – Minyak mineral ( pencahar )

Akibatnya : penyerapan vitamin berkurang

Page 22: INTERAKSI OBAT

Interaksi obat – alkohol dapat dibagi menjadi empat

kategori besar :1. Efek konsumsi alkohol akut atau kronis pada adsorpsi,

distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat. 2. Efek konsumsi alkohol akut atau kronis pada dinamika kerja

obat, yaitu kerja obat terutama pada SSP meliputi ikatan obat-reseptor dan fungsi sinapsis.

3. Efek obat tertentu atau senyawa kimia lain setelah pemberian dosis tunggal atau ganda pada absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi etanol dan konsentrasi jaringan akhir.

4. Efek obat tertentu atau senyawa kimia lain setelah pemberian dosis tunggal atau ganda pada efek tingkah laku yang dihasilkan oleh etanol meliputi gangguan kinerja tugas yang memerlukan kemampuan dan tanda – tanda dan gejala keadaan mabuk dan keracunan.

INTERAKSI OBAT – ALKOHOL

Page 23: INTERAKSI OBAT

Sisaprida

Obat yang digunakan pada pengobatan penyakit

gastroduodenum mempengaruhi pengosongan lambung dan

mengubah laju absorpsi alkohol kedalam sirkulasi darah.

Sehingga menyebabkan kadar plasma obat dalam darah

menjadi meningkat.

Verampamil

Penghambat saluran kalsium verampamil digunakan secara

luas untuk pengobatan angina, kontrol aritmia, dan masalah

kardiovaskular lain seperti hipertensi. Obat memblok saluran

ion dan transpor kalsium dimana terjadi interaksi yang

potensial dengan adanya alkohol.

Page 24: INTERAKSI OBAT

 Eritromisin

Antibiotik eritromisin yang digunakan secara luas meningkatkan

laju pengosongan lambung jika obat ini dimunm bersama alkohol

dapat meningkatkan Cmaks dan AUC yang lebih tinggi.

Ranitidin

Secara khusus, resiko atas interaksi dengan alkohol merupakan

hal yang harus diperhatikan karena konsumsi berlebih alkohol

sering menyebabkan masalah lambung misalnya gastritis.

Ketersediaan hayati alkohol diklaim meningkat karena ranitidin

menghambat ADH lambung.

Page 25: INTERAKSI OBAT

Langkah pertama dalam penatalaksanaan interaksi obat adalah waspada

terhadap pasien yang memperoleh obat-obat yang mungkin dapat

berinteraksi dengan obat lain. Langkah berikutnya adalah memberitahu

dokter dan mendiskusikan berbagai langkah yang dapat diambil untuk

meminimalkan berbagai efek samping obat yang mungkin terjadi.

Beberapa penatalaksanaan interaksi obat antara lain.

1.      Hindari kombinasi obat yang berinteraksi

2.      Penyesuaian dosis

3.      Memantau pasien

4.      Pemantauan pasien dapat meliputi hal-hal berikut ini:

5.    Pemantauan klinis untuk menentukan berbagai efek yang tidak

diinginkan.

6.      Pengukuran kadar obat dalam darah.

7.      Pengukuran indikator interaksi.

8.       Melanjutkan pengobatan seperti sebelumnya.

PENATALAKSANAAN INTERAKSI OBAT

Page 26: INTERAKSI OBAT