interaksi obat

33
HERLINDA, S.FARM., APT INTERAKSI OBAT

Transcript of interaksi obat

Page 1: interaksi obat

HERLINDA, S.FARM., APT

INTERAKSI OBAT

Page 2: interaksi obat

Terjadi bila obat berinteraksi dengan obat lain, makanan, minuman atau zat kimia lain yang ada dalam tubuh.

Merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi respon tubuh terhadap keberhasilan terapi.

Page 3: interaksi obat

Bila 2 atau lebih obat diberikan bersamaan, akibat klinisnya:

MenguntungkanMerugikan

Page 4: interaksi obat

Faktor yg mempengaruhi interaksi obat1. Penderita Umur (balita, anak, dewasa) Farmakogenetik (suku bangsa) Penyakit (flu-jantung) Fungsi hati (gangguan) Fungsi ginjal (gangguan) Kadar protein dalam darah PH urin (ekskresi obat) Diet (interaksi dengan makanan)

Page 5: interaksi obat

2. Obat Dosis Obat Pemberian obat yg bekerja

sinergis Bentuk sediaan Lama waktu pemberian

(penyakit kronis) Cara dan waktu pemberian obat

oral

Page 6: interaksi obat

Interaksi Obat

2 obat bersamaan Bersama dengan makanan

Page 7: interaksi obat

Interaksi yg menguntungkan1. Potensiasi

penicillin + probenesid obat IImenghambat sekresi penicillin di tubuli ginjal kadar dalam plasma meningkat

2. Menginhibisi kerja enzim:kombinasi amoksisilin dengan as.klavulanat, klavulanat menghambat aktivitas enzim βlaktamase. Amoksisilin lebih efektif terhadap bakteri, penghasil enzim β laktamase

Page 8: interaksi obat

Interaksi yg menguntungkan ………………………………………………………………………….

3. Memperlambat resistensi kuman terhadap obatKombinasi obat anti TB:INH + Rifampisin

Page 9: interaksi obat

Interaksi yang merugikan

1. Eritromisin + asam/air jeruk : Eritromisin in aktif

2. Tetrasiklin + Ca, Fe, Mg, Al : chelat3. Diazepam/luminal + alkohol : koma4. Digitalis + Propranolol : Krisis

hipertensi5. Asetosal + Vit C : iritasi lambung6. Hidrokortison + Kanamisin : In aktif

Page 10: interaksi obat

2 Kategori interaksi obat

1. Interaksi farmasetika (pharmaceutical incompatibility), terjadi selama formulasi obat (in vitro):

Interaksi secara fisika Interaksi secara kimia2. Interaksi Farmakologi, secara in vivo

(dalam tubuh): Interaksi farmakokinetik, mekanisme

kerja (ADME) Interaksi Farmakodinamik, efek obat

Page 11: interaksi obat

Interaksi Farmasetika

1. Merupakan interaksi fisiko-kimiawi antar obat sehingga mengubah aktifitas farmakologiknya.

Misalnya reaksi antara obat-obat yang dicampur dalam cairan secara bersamaan

Contoh: dalam cairan infus penisilin (AB betalaktam lain) dg aminoglikosida dalam satu larutan.

Page 12: interaksi obat

Contoh: dalam cairan infus penisilin (AB betalaktam lain) dg aminoglikosida dalam satu larutan.

Resiko: Akan terjadi ikatan kompleks antara

keduanya yang akan mengurangi efek antikumannya.

Solusi: Pemakaian tidak dicampur dalam

satu tabung suntik

Page 13: interaksi obat

Interaksi Farmakokinetik

Terjadi bila obat presipitan mempengaruhi/mengubah proses absorpsi, distribusi (ikatan protein), metabolisme dan ekskresi obat objek.

Page 14: interaksi obat

Interaksi pada proses Absorpsia. Perubahan (penurunan) motilitas

gastrointestinal .Contoh: morfin atau senyawa antikolinergik.

b. Khelasi: pengikatan molekul obat tertentu oleh senyawa logam sehingga absorpsi akan dikurangi, karena terbentuk senyawa kompleks yang tidak diabsorpsi.

Contoh: Khelasi antara tetrasiklin dengan senyawa logam berat akan menurunkan absorpsi tetrasiklin.

Page 15: interaksi obat

c. Makanan

Berbagai antibiotika akan menurun absorpsinya bila diberikan bersamaan dengan makanan

Page 16: interaksi obat

Interaksi pada proses distribusi

Terutama terjadi bila obat dengan ikatan protein yang lebih kuat menggusur obat lain dengan ikatan protein yang lebih lemah dari tempat ikatannya pada protein plasma.

Akibatnya kadar obat bebas yang tergusur ini akan lebih tinggi dalam darah (peningkatan efek toksik).

Page 17: interaksi obat

Contoh

Meningkatnya efek toksik antikoagulan warfarin atau antidiabetika oral (tolbutamid, glibenklamid, klorpropamid) karena pemberian bersamaan dengan fenilbutazon, sulfa atau aspirin.

Pemakaian obat dengan ikatan protein tinggi pada keadaan malnutrisi tinggi (hipoalbuminemia), karena kadar albumin rendah, obat dengan ikatan albumin yang tinggi lebih banyak berada dalam keadaan bebas karena kekurangan albumin untuk mengikat molekul obat, sehingga dengan dosis yang sama akan memberikan kadar obat bebas yang lebih tinggi dengan akibat meningkatnya efek toksik.

Page 18: interaksi obat

Interaksi Pada Proses Metabolisme Terjadi dengan dua kemungkinan:Pemacuan EnzimPenghambatan Enzim

Suatu obat presipitan dapat memacu metabolisme obat lain (obat objek) sehingga mempercepat eliminasinya.

Page 19: interaksi obat

Dari berbagai reaksi metabolisme obat, yang paling mudah dipacu adalah reaksi oksidasi fase I yang dikatalisir oleh enzim sitokrom P-450 dalam mikrosom hepar

Pemacuan dapat melalui mekanisme pemacuan aktifitas enzim atau dengan menghambat kecepatan degradasinya

Pemacuan enzim akan menyebabkan obat dieliminasi lebih cepat, yang dapat bermakna klinik.

Page 20: interaksi obat

Peningkatan kecepatan eliminasi akan diikuti dengan menurunnya kadar obat dalam darah dengan

segala konsekuensinya.

Page 21: interaksi obat

Obat yang dapat memacu enzim metabolisme disebut enzyme inducer

Contoh: fenobarbital, fenitoin, rifampisin

Polutan udara juga dapat menyebabkan pemacuan, misalnya: asap rokok, asap daging bakar, beberapa antiepileptika seperti fenitoin, karbamazepin, dan fenobarbital.

Page 22: interaksi obat

Penghambatan Enzim

Obat yang punya kemampuan untuk menghambat enzim yang memetabolisir obat lain dikenal sebagai penghambat enzim (enzyme inhibitor)

Senyawa model penghambat enzim ini adalah proadifen (SK&F 525A). Senyawa ini mengikat molekul sitokrom P-450 sehingga menghambat metabolisme senyawa lain

Page 23: interaksi obat

Contoh Penghambatan Enzim

Etinil estradiol Noretindron Isoniazid Kloramfenikol Isoniazid Simetidin Propranolol Eritromisin Fenilbutazon Allopurinol

Page 24: interaksi obat

Pada lingkup terapi lebar penghambat enzim mungkin tidak bermakna secara klinik

Pada obat dengan lingkup terapi sempit (digoksin, teofilin), atau pada obat yang memberikan efek samping pada kadar terapi.

Eliminasi akan menyebabkan naiknya kadar obat dalam darah, dan ini berhubungan erat dengan munculnya efek toksik atau efek samping yang tidak diinginkan.

Page 25: interaksi obat

Pemacuan enzim akan berakibat kegagalan terapi karena kadar terapeutik optimal tidak tercapai, dan penghambatan enzim akan berakibat meningkatnya efek samping atau efek toksik

Page 26: interaksi obat

Interaksi pada proses Ekskresi

Interaksi antara probenesid dengan penisilin melalui kompetisi sekresi aktif tubuli ginjal sehingga proses sekresi penisilin terhambat, akibatnya kadar penisilin lebih dapat dipertahankan dalam tubuh.

Interaksi probenesid dan penisilin adalah contoh interaksi yang menguntungkan.

Page 27: interaksi obat

Kinidin menghambat sekresi aktif digoksin dengan akibat peningkatan kadar digoksin dalam darah, kira-kira sampai 2 kali, sehingga meningkatkan kejadian efek toksik digoksin.

Salisilat menghambat sekresi aktif metotreksat

Diuretika menyebabkan retensi litium Furosemida meningkatkan nefrotoksisitas

aminoglikosida kemungkinan karena hambatan ekskresi aminoglikosida.

Page 28: interaksi obat

Interaksi Farmakodinamik

Terjadi perubahan efek obat objek karena pengaruh obat presipitan

pada tempat kerja obat.

Page 29: interaksi obat

Interaksi obat dapat terjadi karena interaksi farmakokinetika dan farmakodinamika.

Contoh: interaksi antara aspirin dengan ADO atau dg antikoagulan warfarin.

Disamping interaksi kinetika pada ikatan protein, juga interaksi farmakodinamika yang memperberat efek yang terjadi.

Page 30: interaksi obat

Efek makanan terhadap fungsi fisiologisCepat tidaknya obat diabsorpsi dipengaruhi

oleh kecepatan pengosongan lambung (makanan berserat/berlemak).

Makanan yg meningkatkan efek beberapa obatYaitu obat yang efeknya dapat ditingkatkan oleh makanan dan biasanya harus dimakan bersamaan dengan makanan agar didapatkan efek yang tetap.

CONTOH: Obat jantung pemblok beta, diuretika, Diazepam, Fenitoin, Nitrifurantoin.

Page 31: interaksi obat

Makanan yang menurunkan efek beberapa obatYaitu obat digunakan satu jam sebelum atau dua jam sesudah makan untuk mencegah interaksi yg mungkin menurunkan efek obat.

YAITU: Kaptopril dan AB.

Makanan Berkofein-Obat AsmaSehingga efek obat asma akan meningkat, akibatnya mungkin terjadi peningkatan efek samping dari obat.

MAKANAN: Kopi, teh, cola, coklat.

Page 32: interaksi obat

Susu dan Produk susuEfek tetrasiklin dapat berkurang, sehingga infeksi yang diobati

mungkin tidak terkendali dengan baik

Makanan Berlemak – GriseofulvinEfek griseofulvin dapat meningkat. Interaksi yang terjadi bersifat

menguntungkan sehingga griseofulvin sebaiknya ditelan pada saat makan-makanan berlemak.

CONTOH MAKANAN: Alpukat, daging sapi, mentega, kue, kwntang goreng, dan ayam goreng.

Makanan Berserat banyak – DigoksinEfek Digoksin dapat berkurang, akibatnya

kondisi yang diobati tidak terkendali dengan baik.

Contoh makanan: Sayuran, makanan dari gandum, dan buah-buahan.

Page 33: interaksi obat

SEKIAN