interaksi obat
-
Upload
gita-mediana -
Category
Documents
-
view
66 -
download
5
Transcript of interaksi obat
HERLINDA, S.FARM., APT
INTERAKSI OBAT
Terjadi bila obat berinteraksi dengan obat lain, makanan, minuman atau zat kimia lain yang ada dalam tubuh.
Merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi respon tubuh terhadap keberhasilan terapi.
Bila 2 atau lebih obat diberikan bersamaan, akibat klinisnya:
MenguntungkanMerugikan
Faktor yg mempengaruhi interaksi obat1. Penderita Umur (balita, anak, dewasa) Farmakogenetik (suku bangsa) Penyakit (flu-jantung) Fungsi hati (gangguan) Fungsi ginjal (gangguan) Kadar protein dalam darah PH urin (ekskresi obat) Diet (interaksi dengan makanan)
2. Obat Dosis Obat Pemberian obat yg bekerja
sinergis Bentuk sediaan Lama waktu pemberian
(penyakit kronis) Cara dan waktu pemberian obat
oral
Interaksi Obat
2 obat bersamaan Bersama dengan makanan
Interaksi yg menguntungkan1. Potensiasi
penicillin + probenesid obat IImenghambat sekresi penicillin di tubuli ginjal kadar dalam plasma meningkat
2. Menginhibisi kerja enzim:kombinasi amoksisilin dengan as.klavulanat, klavulanat menghambat aktivitas enzim βlaktamase. Amoksisilin lebih efektif terhadap bakteri, penghasil enzim β laktamase
Interaksi yg menguntungkan ………………………………………………………………………….
3. Memperlambat resistensi kuman terhadap obatKombinasi obat anti TB:INH + Rifampisin
Interaksi yang merugikan
1. Eritromisin + asam/air jeruk : Eritromisin in aktif
2. Tetrasiklin + Ca, Fe, Mg, Al : chelat3. Diazepam/luminal + alkohol : koma4. Digitalis + Propranolol : Krisis
hipertensi5. Asetosal + Vit C : iritasi lambung6. Hidrokortison + Kanamisin : In aktif
2 Kategori interaksi obat
1. Interaksi farmasetika (pharmaceutical incompatibility), terjadi selama formulasi obat (in vitro):
Interaksi secara fisika Interaksi secara kimia2. Interaksi Farmakologi, secara in vivo
(dalam tubuh): Interaksi farmakokinetik, mekanisme
kerja (ADME) Interaksi Farmakodinamik, efek obat
Interaksi Farmasetika
1. Merupakan interaksi fisiko-kimiawi antar obat sehingga mengubah aktifitas farmakologiknya.
Misalnya reaksi antara obat-obat yang dicampur dalam cairan secara bersamaan
Contoh: dalam cairan infus penisilin (AB betalaktam lain) dg aminoglikosida dalam satu larutan.
Contoh: dalam cairan infus penisilin (AB betalaktam lain) dg aminoglikosida dalam satu larutan.
Resiko: Akan terjadi ikatan kompleks antara
keduanya yang akan mengurangi efek antikumannya.
Solusi: Pemakaian tidak dicampur dalam
satu tabung suntik
Interaksi Farmakokinetik
Terjadi bila obat presipitan mempengaruhi/mengubah proses absorpsi, distribusi (ikatan protein), metabolisme dan ekskresi obat objek.
Interaksi pada proses Absorpsia. Perubahan (penurunan) motilitas
gastrointestinal .Contoh: morfin atau senyawa antikolinergik.
b. Khelasi: pengikatan molekul obat tertentu oleh senyawa logam sehingga absorpsi akan dikurangi, karena terbentuk senyawa kompleks yang tidak diabsorpsi.
Contoh: Khelasi antara tetrasiklin dengan senyawa logam berat akan menurunkan absorpsi tetrasiklin.
c. Makanan
Berbagai antibiotika akan menurun absorpsinya bila diberikan bersamaan dengan makanan
Interaksi pada proses distribusi
Terutama terjadi bila obat dengan ikatan protein yang lebih kuat menggusur obat lain dengan ikatan protein yang lebih lemah dari tempat ikatannya pada protein plasma.
Akibatnya kadar obat bebas yang tergusur ini akan lebih tinggi dalam darah (peningkatan efek toksik).
Contoh
Meningkatnya efek toksik antikoagulan warfarin atau antidiabetika oral (tolbutamid, glibenklamid, klorpropamid) karena pemberian bersamaan dengan fenilbutazon, sulfa atau aspirin.
Pemakaian obat dengan ikatan protein tinggi pada keadaan malnutrisi tinggi (hipoalbuminemia), karena kadar albumin rendah, obat dengan ikatan albumin yang tinggi lebih banyak berada dalam keadaan bebas karena kekurangan albumin untuk mengikat molekul obat, sehingga dengan dosis yang sama akan memberikan kadar obat bebas yang lebih tinggi dengan akibat meningkatnya efek toksik.
Interaksi Pada Proses Metabolisme Terjadi dengan dua kemungkinan:Pemacuan EnzimPenghambatan Enzim
Suatu obat presipitan dapat memacu metabolisme obat lain (obat objek) sehingga mempercepat eliminasinya.
Dari berbagai reaksi metabolisme obat, yang paling mudah dipacu adalah reaksi oksidasi fase I yang dikatalisir oleh enzim sitokrom P-450 dalam mikrosom hepar
Pemacuan dapat melalui mekanisme pemacuan aktifitas enzim atau dengan menghambat kecepatan degradasinya
Pemacuan enzim akan menyebabkan obat dieliminasi lebih cepat, yang dapat bermakna klinik.
Peningkatan kecepatan eliminasi akan diikuti dengan menurunnya kadar obat dalam darah dengan
segala konsekuensinya.
Obat yang dapat memacu enzim metabolisme disebut enzyme inducer
Contoh: fenobarbital, fenitoin, rifampisin
Polutan udara juga dapat menyebabkan pemacuan, misalnya: asap rokok, asap daging bakar, beberapa antiepileptika seperti fenitoin, karbamazepin, dan fenobarbital.
Penghambatan Enzim
Obat yang punya kemampuan untuk menghambat enzim yang memetabolisir obat lain dikenal sebagai penghambat enzim (enzyme inhibitor)
Senyawa model penghambat enzim ini adalah proadifen (SK&F 525A). Senyawa ini mengikat molekul sitokrom P-450 sehingga menghambat metabolisme senyawa lain
Contoh Penghambatan Enzim
Etinil estradiol Noretindron Isoniazid Kloramfenikol Isoniazid Simetidin Propranolol Eritromisin Fenilbutazon Allopurinol
Pada lingkup terapi lebar penghambat enzim mungkin tidak bermakna secara klinik
Pada obat dengan lingkup terapi sempit (digoksin, teofilin), atau pada obat yang memberikan efek samping pada kadar terapi.
Eliminasi akan menyebabkan naiknya kadar obat dalam darah, dan ini berhubungan erat dengan munculnya efek toksik atau efek samping yang tidak diinginkan.
Pemacuan enzim akan berakibat kegagalan terapi karena kadar terapeutik optimal tidak tercapai, dan penghambatan enzim akan berakibat meningkatnya efek samping atau efek toksik
Interaksi pada proses Ekskresi
Interaksi antara probenesid dengan penisilin melalui kompetisi sekresi aktif tubuli ginjal sehingga proses sekresi penisilin terhambat, akibatnya kadar penisilin lebih dapat dipertahankan dalam tubuh.
Interaksi probenesid dan penisilin adalah contoh interaksi yang menguntungkan.
Kinidin menghambat sekresi aktif digoksin dengan akibat peningkatan kadar digoksin dalam darah, kira-kira sampai 2 kali, sehingga meningkatkan kejadian efek toksik digoksin.
Salisilat menghambat sekresi aktif metotreksat
Diuretika menyebabkan retensi litium Furosemida meningkatkan nefrotoksisitas
aminoglikosida kemungkinan karena hambatan ekskresi aminoglikosida.
Interaksi Farmakodinamik
Terjadi perubahan efek obat objek karena pengaruh obat presipitan
pada tempat kerja obat.
Interaksi obat dapat terjadi karena interaksi farmakokinetika dan farmakodinamika.
Contoh: interaksi antara aspirin dengan ADO atau dg antikoagulan warfarin.
Disamping interaksi kinetika pada ikatan protein, juga interaksi farmakodinamika yang memperberat efek yang terjadi.
Efek makanan terhadap fungsi fisiologisCepat tidaknya obat diabsorpsi dipengaruhi
oleh kecepatan pengosongan lambung (makanan berserat/berlemak).
Makanan yg meningkatkan efek beberapa obatYaitu obat yang efeknya dapat ditingkatkan oleh makanan dan biasanya harus dimakan bersamaan dengan makanan agar didapatkan efek yang tetap.
CONTOH: Obat jantung pemblok beta, diuretika, Diazepam, Fenitoin, Nitrifurantoin.
Makanan yang menurunkan efek beberapa obatYaitu obat digunakan satu jam sebelum atau dua jam sesudah makan untuk mencegah interaksi yg mungkin menurunkan efek obat.
YAITU: Kaptopril dan AB.
Makanan Berkofein-Obat AsmaSehingga efek obat asma akan meningkat, akibatnya mungkin terjadi peningkatan efek samping dari obat.
MAKANAN: Kopi, teh, cola, coklat.
Susu dan Produk susuEfek tetrasiklin dapat berkurang, sehingga infeksi yang diobati
mungkin tidak terkendali dengan baik
Makanan Berlemak – GriseofulvinEfek griseofulvin dapat meningkat. Interaksi yang terjadi bersifat
menguntungkan sehingga griseofulvin sebaiknya ditelan pada saat makan-makanan berlemak.
CONTOH MAKANAN: Alpukat, daging sapi, mentega, kue, kwntang goreng, dan ayam goreng.
Makanan Berserat banyak – DigoksinEfek Digoksin dapat berkurang, akibatnya
kondisi yang diobati tidak terkendali dengan baik.
Contoh makanan: Sayuran, makanan dari gandum, dan buah-buahan.
SEKIAN