INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma...

of 144 /144
INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (Studi pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blitar) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Amanda Rachma Debyasari 135030100111030 Dosen Pembimbing: Dr. rer. pol. Romy Hermawan, S.Sos, M.AP UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK MALANG 2017

Embed Size (px)

Transcript of INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma...

  • INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR

    OPERASIONAL PROSEDUR

    (Studi pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

    Kabupaten Blitar)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Menempuh Gelar Sarjana

    pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

    Amanda Rachma Debyasari

    135030100111030

    Dosen Pembimbing:

    Dr. rer. pol. Romy Hermawan, S.Sos, M.AP

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

    JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

    MALANG

    2017

  • ii

    MOTTO

    “Hidup harus terus berlanjut,tidak peduli seberapa menyakitkan atau

    membahagiakan, biar waktu yg menjadi obat”

    -Tere Liye-

  • iii

    RINGKASAN

    Amanda Rachma Debyasari, 2017, Inovasi Dalam Proses Penyusunan Standar

    Operasional Prosedur (Studi pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

    Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blitar), Dr. Rer, pol, Romy Hermawan, S.Sos, M.AP

    Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang Selanjutnya

    disebut DPMPTSP merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan daerah dibidang

    penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu serta tugas bantuan. Dinas Penanaman

    Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan

    dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalu Sekretaris Daerah.

    Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan dibatasi

    oleh fokus penelitian yaitu Inovasi dalam proses penyusunan SOP di Dinas Penanaman

    Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blitar yang mana di dalamnya

    meliputi (1) Proses Penyusunan Standar Operasional Prosedur (2) Pelaksanaan Penyusunan

    Standar Operasional Prosedur (3) Hubungan Kerjasama dengan Pihak Ketiga

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, hubungan kerjasama dengan pihak

    ketiga yang dilakukan oleh DPMPTSP salah satunya yaitu dalam penyusunan SOP seperti

    melakukan beberapa koordinasi dalam penyusunan serta melakukan koreksi berdasarkan

    teori-teori yang sudah ada untuk di praktekkan dalam melaksanakan kegiatan. Dengan

    adanya kerjasama dengan pihak ketiga itu sendiri dapat menghadirkan inovasi baru dalam

    penyusunan SOP sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan.

    Pihak DPMPTSP sebagai penyelenggara dalam proses penyusunan SOP seharusnya

    lebih lebih memperhitungkan mengenai jarak antara kantor DPMPTS sebagai

    penyelenggara dengan pihak ketiga sebagai rekan kerjasama dalam penyusunan SOP agar

    jarak tempuh yang dibutuhkan tidak terlampau jauh yang mana nantinya pihak DPMPTSP

    lebih mudah untuk mengadakan pertemuan atau konsolidasi data terhadap pihak ketiga

    terkait penyusunan SOP. Selain mempertimbangkan masalah jarak, sebaiknya untuk kedua

    belah pihak lebih memperhatikan masalah waktu yang sudah disepakati diawal sehingga

    proses penyusunan SOP bisa selesai dengan tepat waktu.

    Kata kunci: Inovasi, Standar Operasional Prosedur, peningkatan pelayanan

  • iv

    SUMMARY

    Amanda Rachma Debyasari, 2017, Innovation in the process of Drafting a standard

    Operational Procedure (Studies On Capital Integrated One Door Service and

    Investment Agency Of Blitar Regency), Dr. Rer, pol, Romy Hermawan, S.Sos, M.AP.

    One-door integrated Service and Capital Investment agency is the executor of local

    government affairs in the field of integrated service and capital investment as well as aids

    (tutorial duties). One-door Integrated Service and Capital Investment is headed by the Chief

    of the Department who is under and responsible to the Regent through Regional Secretary.

    This research is descriptive studies with qualitative approach and its focal research

    limitation is on the innovation in the process of preparing/setting up Standard Operational

    Procedure in One-door Integrated Service and Capital Investment Department of Blitar

    Regency that includes of (1) Drafting Standard Operational Procedure Process (2) The

    implementation of Standard Operational Procedure setup (3) Partnership with third parties

    Based on the result of the conducted research, the cooperation with third party that

    have been done by DPMPTSP in which one of them is in setting up SOP such as doing

    some coordination in the preparation as well as making corrections based on the existing

    theories to practice in carrying out the activities. Doing cooperation with the third party

    itself could bring new innovation in the preparation of SOP, so it can improve the quality of

    the service.

    DPMPTSP as the organizer/coordinator in the process of setting up/preparing the

    Standard Operational Procedure should consider the distance between DPMPTSP office as

    the organizer and the third party as the partner in setting up/preparing SOP, so the distance

    to reach is not too far that will make DPMPTSP much easier to meet up and to do data

    consolidation to the third party in relation with setting up SOP. In addition to considering

    the issue of distance, preferably for both parties paying more attention to the problem of the

    time that has been agreed in advance so that the process of preparation of the SOP could be

    completed on time.

    Keywords: Innovation, Operational procedures, the improvement of Standards of

    service

  • v

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,

    hidayah, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

    “Inovasi dalam Proses Penyusunan Standar Operasional Prosedur (Studi

    Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

    Kabupaten Blitar)”, Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk menenuhi

    syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu

    Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Penulis menyadari bahwa penyusunan

    skripsi ini banyak mendapatkan dukungan baik secara moril maupun materil dalam

    mengkaji dan menyelesaikan karya ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

    menyampaikan terima kasih kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Administrasi.

    2. Bapak Dr. Chairul Saleh, M.Si selaku Ketua Jurusan Administrasi Publik Fakultas

    Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

    3. Ibu Dr. Lely Indah Mindarti, M.Si selaku Ketua Program Studi Administrasi Publik

    Fakultas Ilmu Administrasi Brawijaya.

    4. Bapak Dr. rer, pol. Romy Hermawan, S.Sos, M.AP selaku dosen pembimbing

    kedua yang telah memberikan bimbingan dan semangat dengan penuh kesabaran

    hingga selesainya penulisan skripsi ini.

    5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Administrasi, khususnya dosen jurusan Administrasi

    Publik yang selama ini telah memberikan dan menularkan kajian keilmuannya

    kepada penulis selama proses perkuliahan maupun di luar perkuliahan.

    6. Segenap staff Fakultas Ilmu Administrasi Brawijaya Malang.

    7. Pegawai Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang telah

    membantu dalam memperoleh data penelitian

    8. Seluruh rekan Pusat Kajian Kinerja dan Stratejik Sektor Publik yang Sudah

    mengizinkan peneliti untuk mencari dan memperoleh data.

  • vi

    9. Untuk keluarga tercinta, Ayahanda Harsoedi Dibyahari, Ibunda Sri Hartanti serta

    adik Achmad Rizaldy Dibyahari yang telah membatu memotivasi saya selama ini

    serta membimbing saya hingga menjadi pada tahap seperti ini. Semua tidak akan

    terealiasasikan tanpa dukungan dari ayahanda, ibunda serta adik saya dan terima

    kasih karena selalu mendukung kegiatan saya.

    10. Untuk Muhammad Rijal Faozan sebagai partner yang menemani saya selama masa

    studi di Malang dan sudah memotivasi saya selama proses penyusunan tugas akhir

    serta membantu semua prosesnya.

    11. Sahabat-sahabat yang selalu ada Yenis Tria Kusumadhani, Novia Fadhilatul Azizah,

    Darin Iftinani Aulia Dewi, Annisa Rizki Nugraheni, Salsabila Izza, dan Anna

    Fiulaizi yang selalu mengingatkan dan memberikan motivasi peneliti dalam

    melakukan penyusunan skripsi.

    12. Teman satu atap Tisyrinul Awwal Fatiani yang selalu menemani dan memotivasi

    dalam proses penyusunan tugas akhir.

    13. Teman-teman Ikmas Chapter Malang yang sudah menjadi keluarga kedua selama

    masa studi saya di Malang .

    14. Semua teman-teman FIA angkatan 2013 yang telah membantu, memberikan

    semangat selama proses perkuliah serta dalam penyusunan skripsi.

    Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

    sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan memberikan

    sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

    Malang, 20 Juni 2017

    Penulis

  • vii

    DAFTAR ISI

    COVER ........................................................................................................................... i

    MOTTO ......................................................................................................................... ii

    TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ........................................................................... iii

    PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................................................. iv

    RINGKASAN ................................................................................................................ v

    SUMMARY .................................................................................................................. vi

    KATA PENGANTAR ................................................................................................. vii

    DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xi

    LAMPIRAN ................................................................................................................ xii

    BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

    A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 11 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 11 D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 11 E. Sistematika Pembahasan ......................................................................... 12

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 15

    A. Administrasi Publik ................................................................................. 15 B. Pelayanan Publik .................................................................................... .17

    1. Konsep Pelayanan Publik ................................................................. 17 2. Azas, Prinsip, Standar Pelayanan Publik........................................... 19 3. Penyelenggaraan Pelayanan Publik ................................................... 23

    C. Inovasi .................................................................................................... 24 1. Definisi Inovasi ................................................................................ 26 2. Jenis Inovasi dalam Sektor Publik .................................................... 29 3. Tahapan-tahapan Inovasi .................................................................. 31 4. Inovasi dalam Pembuatan Prosedur .................................................. 35

    D. Standar Operasional Prosedur ................................................................ 40 1. Konsep Standar Operasional Prosedur ............................................. 40 2. Manfaat dan Fungsi SOP ................................................................. 43 3. Prinsip-prinsip SOP.......................................................................... 45

    BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 46

    A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 46 B. Fokus Penelitian ...................................................................................... 47 C. Lokasi dan Situs Penelitian ..................................................................... 48 D. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 48 E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 49 F. Instrumen Penelitian ................................................................................ 50 G. Analisis Data ........................................................................................... 51 H. Keabsahan Data ....................................................................................... 55

  • viii

    BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN........................................................................57 A. Gambaran Umum Kabupaten Blitar .......................................................... 57

    1. Sejarah Kabupaten Blitar .................................................................... 57

    2. Keadaan Geografis .............................................................................. 59

    3. Iklim dan Topografi ............................................................................ 61

    4. Visi Kabupaten Blitar ......................................................................... 61

    5. MisiKabupaten Blitar .......................................................................... 62

    6. Makna Lambang Kabupaten Blitar ..................................................... 63 B. Gambaran Umum DPMPTSP ................................................................. 65

    1. Sejarah DPMPTSP .............................................................................. 65

    2. Struktur Organisasi ............................................................................. 66

    3. Dasar Hukum ...................................................................................... 68

    4. Uraian Susunan Organisasi dan Tugas Fungsi .................................... 68

    C. Penyajian Data ........................................................................................ 73

    1. Inovasi dalam Proses Penyusunan SOP di DPMPTSP Kabupaten Blitar .................................................................................................... 73

    a. Menghasilkan Produk Baru Atau Kualitas Yang Lebih Baik…... 74 b. Metode Baru dalam Proses Produktif ........................................ ....92 c. Pengembangan Bahan Baku ........................................................ 101

    2. Faktor Pendukung Penyusunan SOP di DPMPTSP ......................... 113 3. Faktor Penghambat Penyusunan SOPdi DPMPTSP ....................... 117

    E. Pembahasan dan Analisis ........................................................................ 120

    1. Inovasi dalam Proses Penyusunan SOP di DPMPTSP Kabupaten Blitar .................................................................................................. 120

    a. Menghasilkan Produk Baru atau Kualitas yang Lebih Baik ....... 120 b. Metode Baru dalamProses Produktif ........................................... 122 c. Pengembangan Bahan Baku ........................................................ 124

    2. Faktor Pendukung Penyusunan SOP di DPMPTSP ....................... 126 3. Faktor Penghambat Penyusunan SOPdi DPMPTSP ...................... 128

    BAB V PENUTUP…………………........................................................................131

    A. Kesimpulan ........................................................................................... 131 B. Saran ..................................................................................................... 132

    DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................133

  • ix

    DAFTAR GAMBAR

    No. Judul

    1. Komponen Analisis Data ......................................................................................... 54 2. Peta Kabupaten Blitar .............................................................................................. 60

    3. Lambang Kabupaten Blitar .................................................................................. 64

    4. Struktur organisasi DPMPTSP ............................................................................ 67

    5. Langkah-langkah Penilaian Kebutuhan .............................................................. 83

    6. Standar Pelayanan Publik DPMPTSP ................................................................. 84

    7. Standar Operasional Prosedur Ijin Mendirikan Bangunan ............................... 89

    8. Standar Operasional Prosedur Ijin Prinsip.......................................................... 91

    9. Perbedaan SPP dan SOP ...................................................................................... 92

    10. Tahapan Penyusunan SOP ................................................................................... 93

    11. Produk Pelayanan yang Diterima Oleh Pelanggan .......................................... 105

    12. Teknis Pelayanan ................................................................................................. 108

    13. Mekanisme Komplain ......................................................................................... 113

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Inovasi merupakan salah satu hal yang harus selalu dilakukan untuk

    mengembangkan organisasi menjadi lebih baik, tidak terkecuali pada organisasi

    non profit seperti pemerintah. Maka dari itu organisasi dituntut untuk selalu

    memiliki inovasi tinggi untuk mengembangkan organisasi menjadi lebih baik dari

    sebelumnya. Keberhasilan dalam mengembangkan organisasi dipengaruhi oleh

    beberapa faktor, salah satunya adalah sumber daya manusia. Sumber daya

    manusia merupakan faktor penting karena merupakan pelaku dari keseluruhan

    tingkat perencanaan sampai dengan evaluasi yang mampu memanfaatkan sumber

    daya lain yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.

    Sebagaimana yang diberitakan oleh detiknews.com pada 19 Juni 2016,

    Terdapat beberapa hal yang dapat menunjang dan bisa membuat orang menjadi

    sukses salah satunya ialah berinovasi. Terutama sekarang ini yang menuntut

    semua orang mengikuti perkembangan zaman, orang sangat mudah memperoleh

    dan mengasah skill melalui ragam kecanggihan teknologi. Maka dari itu selain

    harus inovatif juga harus memiliki semangat untuk maju yang mana semangat

    merupakan hal yang sangat penting.

    Pengembangan inovasi memerlukan pendanaan yang cukup besar

    sehingga diperlukan kesiapan dari sisi sumber daya manusia aparat pemerintahan

  • 2

    dan kesiapan dari masyarakat. Survei di beberapa negara menunjukkan bahwa ada

    kecenderungan aparat pemerintah untuk tidak melaksanakan kegiatan secara

    online, karena mereka lebih menyukaimetoda pelayanan tradisional yang berupa

    tatap langsung, surat-menyurat atau telepon. Kita harus belajar dari beberapa

    keluhan dari masyarakat di sejumlah daerah dalam proses pelayanan diamana

    masyarakat berperan sebagai subjek layanan tidak menyukai pelayanan yang

    berbelit-belit, lama dan juga beresiko akibat rantai birokrasi yang panjang.

    Diwartakan oleh antaranews.com pada 22 Maret 2017, Menteri Keuangan

    mengharapkan adanya inovasi dalam struktur pembiayaan untuk mendorong

    optimalisasi pembangunan infrastruktur di Indonesia, dan juga menteri keuangan

    mengatakan inovasi dalam pembiayaan harus dilakukan untuk menunjang proyek

    infrastruktur, karena saat ini dana pemerintah melalui APBN maupun APBD

    masih terbatas, padahal sarana infrastruktur tersebut dibutuhkan masyarakat.

    Sehingga masyarakat membutuhkan kesegaran dalam pelayanan, sekaligus

    mampu memahami kebutuhan dan keinginan yang terpenuhi dalam waktu yang

    relatif singkat. Keinginan-keinginan tersebut perlu direspon dan dipenuhi oleh

    instansi yang terkait dalam bidang jasa, jika aktivitasnya ingin mendapatkan citra

    yang baik dari masyarakat, maka dari itu pihak manajemen perlu mengevaluasi

    kembali aspek pelayanan yang selama ini diberikan kepada masyarakat apakah

    sudah sesuai, atau justru masih mendapatkan kesenjangan dalam pelayanan yang

    diharapkan masyarakat. Terjadinya kesenjangan menunjukkan adanya kualitas

    pelayanan yang kurang prima, sehingga berpotensi menurunkan kinerja intansi

    secara keseluruhan.

  • 3

    Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Menteri Koordinator Bidang

    pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), mengatakan bahwa

    pengembangan inovasi penting dilakukan karena dapat menjadi motor penggerak

    pembangunan bangsa. Karenanya pemerintah mendorong berbagai pihak untuk

    memperkuat riset dan pengembangan inovasi bermanfaat bagi kehidupan

    masyarakat . “Pemerintah terus mendukung kolaborasi antara akademisi, industri,

    dan masyarakat dalam melakukan penguatan inovasi dan pengembangan

    teknologi yang memberikan manfaat bagi kehidupan manusia,” katanya Rabu

    (21/9) saat membuka „Tangerang Selatan Global Innovation Forum (TGIF)‟ di

    Auditorium Graha Widya Bhakti, Komplek Puspitek, Tangerang Selatan.

    (diakses dalam http://www.dikti.go.id pada 7 Maret 2017 pukul 20.00 WIB)

    Berdasarkan pernyataan Menteri Koordinator Bidang pembangunan

    Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) diatas dapat diidentifikasikan dalam

    pengembangan inovasi ini pemerintah tidak hanya mendorong proses penelitian

    saja. Namun demikian hingga proses hilirisasi dan komersialisasi produk-produk

    riset. Dan juga melalui Tangerang Selatan Global Innovation Forum (TGIF) dapat

    menjadi sarana berbagi pengalaman dalam pengembangan inovasi dengan pihak

    yang bersangkutan.

    Diberitakan oleh SINDOnews.com pada Maret 2015 , Inovasi didalam

    suatu organisasi pemrintahan sekarang ni juga sangat dibutuhkan, karena dengan

    adanya inovasi suatu program atau peraturan nantinya akan dapat diterima oleh

    masyarakat. Salah satunya adalah standar operasional prosedur yang nantinya

    menjadi SOP. SOP merupakan pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas

    http://www.dikti.go.id/

  • 4

    pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah

    berdasarkan indikator teknis, administratif dan procedural yang sesuai dengan tata

    kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. SOP

    juga dibuat untuk menjalankan setiap pekerjaan agar dapat terlaksana dengan

    efektif dan efisien. Tujuan dari adanya SOP adalah menciptakan komitmen

    mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja instansi pemerintahan untuk

    mewujudkan good governance. Maka dari itu keberadaan dari SOP itu sendiri

    sangat berpengaruh terhadap berjalannya suatu organisasi dalam melaksanakan

    tugas.

    Sementara itu, dalam menciptakan sebuah organisasi yang efektif dan

    efisien memang tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan, perlu ada

    komitmen dan kerja keras dalam membangun organisasi tersebut; misalnya

    lembaga pemerintah, untuk menciptakan lembaga pemerintah yang profesional,

    efektif dan efisien tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan dalam lembaga

    pemerintah didalamnya terdapat banyak kepentingan yang berbeda, budaya serta

    perilaku setiap individu di dalamnya tentunya juga berbedabeda. Oleh sebab itu

    pemerintah Indonesia ini melakukan reformasi birokrasi yang salah satunya

    dengan menerapkan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan

    (SOP-AP) dalam setiap kegiatan tata kelola lembaga pemerintah. Berdasarkan

    Permenpan& RB Nomor 35 Tahun 2012 Pasal 3:

    “standard operasional prosedur administrasi pemerintahan (SOP-AP)

    adalah standar operasional prosedur dari berbagai proses penyelenggaraan

    administrasi pemerintahan yang sesuai dengan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.”

  • 5

    Dengan adanya penerapan Standar Operasional Prosedur Administrasi

    Pemerintahan (SOP-AP) dalam lembaga pemerintah diharapkan dapat mengubah

    citra lembaga pemerintah yang selama ini dianggap selalu lamban dan berbelit-

    belit dalam hal pelayanan pada masyarakat. Selain itu, diharapkan juga dapat

    memberbaiki kinerja jajaran birokrasi pemerintahan yang ada di Indonesia ini agar

    tidak tertinggal dengan negara-negara lain dalam berbirokrasi. Penerapan Standar

    Operasional Prosedur (SOP) dalam proses penyelenggaraan administrasi

    pemerintahan dinilai penting karena Standar Operasional Prosedur Administrasi

    Pemerintahan (SOP-AP) dapat menjadi pedoman atau acuan untuk melaksanakan

    tugas pekerjaan sesuai dengan fungsinya. Standar operasional prosedur juga dapat

    dijadikan alat penilaian kinerja instansi pemerintah. Menurut Atmoko dalam

    jurnal Reni Wulandari dan Endang Sulistianingsih: “pelaksanaan SOP dalam

    penyelengaraan pemerintahan memiliki multifungsi baik sebagai alat deteksi

    potensi penyimpangan dari tugas pokok dan fungsi; sebagai alat koreksi atas

    setiap penyimpangan yang terjadi; sebagai alat evaluasi untuk meningkatkan

    kinerja setiap satuan kerja ke tingkat yang lebih efektif, efisien, profesional,

    transparan dan handal.”

    Menurut Koran Tempo ada aspek-aspek yang menuntut perlu diadakan

    nya inovasi meliputi pertama, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Adanya perkembangan ilmu pengetahuan tidak bisa dipungkiri mengakibatkan

    kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik,

    pendidikan dan kebudayaan . Dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern

    menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan pengusaan kemampuan

  • 6

    yang terus-menerus; kedua, pertambahan penduduk, dimana pertambahan

    penduduk yang cukup pesat menuntut adanya pembaharuan sekaligus

    bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang secara

    kualitatif yang menuntut tersedianyan sarana pendidikan yang memadai; ketiga,

    meningkatnya animo masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.

    Dengan kemajuan iptek, akan mempengaruhi aspirasi masyarakat, potensi dan

    persaingan yang sangat ketat; keempat, menurunnya kualitas pendidikan. Kualitas

    pendidikan yang dirasakan makin menurun dan belum mampu mengikuti

    perkembangan Iptek. Situasi ini menuntut adanya inovasi inovasi dan perubahan.

    Bila tidak demikian jelas akan berakibat pada perkembangan dan tertinggalnya

    kita di bidang Iptek; yang terakhir kelima, adanya relevansi antara pendidikan dan

    kebutuhan masyarakat. Dalam era modern sekarang ini masyrakat menuntut

    adanya lembaga pendidikan yang benasr-benar mampu diharapkan, terutama yang

    siap pakai dengan dibekali skill dan ketrampilan yang diperlukan.

    Dari inovasi itu sendiri perlu diadakannya pengembangan agar program

    yang dilaksanakan mengalami perubahan ataupun perbaikan. Karena pengertian

    dari pengembangan sendiri adalah sesuatu yang belum ada menjadi ada atau

    mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Dalam konteks pembangunan,

    pengertian pengembangan selama ini dikenal sebagai pengembangan sektor

    ekonomi. Pengembangan dalam konteks pembangunan pariwisata misalnya

    pengembangan produk wisata (obyek wisata), pengembangan strategi pemasaran

    dan lain-lain. Dalam arti lain pengembangan adalah meningkatkan kualitas

    kehidupan manusia.

  • 7

    Berbagai bentuk pelayanan yang ada sekarang ini juga masih sering terjadi

    beberapa masalah yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakatnya

    sendiri karena pelayanan yang masih berbelit-belit ataupun permasalahan seperti

    mengantri pada saat proses pelayanan dilakukan. Masyarakat seringkali mengeluh

    terhadap pelayanan yang dilakukan oleh pihak pemerintahan dan masyarakat

    selalu berharap akan mendapatkan pelayanan dengan prosedur yang cepat dan

    sederhana. Sehingga pemerintah mulai mengambil tindakan dengan melihat atau

    mencontoh pelayanan yang ada di negara lain.

    Sebagaimana yang telah diwartakan oleh news.liputan6.com pada Februari

    2017, Komisioner Ombudsman Republik Indonesia Ninik Rahayu menyatakan

    laporan pengaduan masyarakat terkait pelayanan publik meningkat dari 5.000

    laporan pada 2015 menjadi 10 ribu lebih laporan pada 2016. Dari sekitar 10 ribu

    lebih laporan yang disampaikan masyarakat kepada Ombudsman, kebanyakan

    tentang sistem layanan pada pemerintahan desa, pelayanan di institusi kepolisian,

    pelayanan pada penerbitan sertifikat tanah yang dikelola oleh Badan Pertanahan

    Nasional (BPN), pelayanan kesehatan, dan proses pembuatan KTP dan akta

    kelahiran.

    Dalam perkembangan beberapa dinas pemerintahan, sekarang ini sudah

    banyak yang mulai merencanakan ataupun sudah menyiapkan beberapa inovasi

    dalam memajukan kualitas pelayanan. Salah satunya yaitu mengadakan beberapa

    perubahan atau pembaharuan di dalam SOP sebuah organisasi dengan melakukan

    hubungan kerjasama dengan pihak ketiga, baik itu dalam menyusun,

    melaksanakan hingga pelaksanaannya. Dengan adanya pihak ketiga ini yang mana

  • 8

    berasal dari luar ruang lingkup kantor atau dinas pemerintahan nantinya akan

    memberikan ide-ide ataupun masukan yang bersifat baru sehingga dapat

    memberikan perubahan dalam meningkatkan kualitas.

    Sebagai salah satu contoh yaitu pada Dinas Penanaman Modal dan

    Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kabupaten Blitar. Yang mana merupakan salah

    satu dinas perijinan yang baru dehingga memerlukan inovasi dalam proses

    penyusunan Standar Operasional Prosedur agar dapat mencapai tujuan bersama.

    Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu itu sendiri dalam

    menghadirkan inovasi didalam penyusunan SOP melakukan kerjasama dengan

    pihak ketiga dalam proses penyusunan SOP sehingga dapat menghadirkan inovasi

    baru dari luar dinas sehingga dapat diterapkan di Dinas Penanaman Modal dan

    Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

    Dalam melakukan inovasi proses penyusunan SOP ada beberapa hal yang

    perlu diperhatikan, menurut Schumpeter yang dikutip oleh Priyantoko (2008:62)

    menjelaskan adanya menghasilkan produk baru atau kualitas yang lebih baik,

    metode baru dalam proses produktif, serta pengembangan bahan baku, yang mana

    semuanya berpengaruh dalam proses penyusunan SOP yang baik.

    Dalam proses pelaksanaan pembuatan produk baru tersebuit pihak

    DPMPTSP kabupaten blitar menghasilkan standart pelayanan publik serta standart

    operasional yang mana digunakan untuk mendukung kinerja DPMPTSP

    kabupaten blitar dalam melakukan pelayanan publik SOP yang berhasil dicetus

    oleh DPMPTSP kabupaten blitar salah satunya adalah SOP izin prinsip, SOP izin

    mendirikan bangunan dan ijin periklanan. Kegiatan diatas bentuk dari

  • 9

    penyempurnaan pelayanan publik DPMPTSP kabupaten blitar agar memberidapat

    memberi pelayanan publik yang prima kepada masyarakat.

    Selain itu DPMPTSP kabupaten blitar juga melakukan inovasi dengan

    melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dari segi proses pengerjaan SOP yang

    dibutuhkan oleh DPMPTSP kabupatemn blitar yang dimana pihak DPMPTSP

    menyerahkan kewengangan pembuatan SOP kepada pihak ketiga yang mana

    pihak ketiga ditunjuk karena sudah ahli dalam pembuatan SOP di bidangnya

    Dalam penyusunan SOP Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

    Satu Pintu di dukung dengan beberapa fasilitas yang diberikan oleh pihak ketiga

    yaitu PKKSSP yang mana di dalam proses penyusunan SOP telah diatur oleh

    peraturan yang disusun oleh pihak kabupaten atau Bupati sebagai stakeholder

    dalam penyusunan SOP. Dalam proses penyusunan SOP sendiri membutuhkan

    beberapa persiapan, diantaranya adalah pembentukan tim dan kelengkapannya;

    pembekalan bagi anggota tim; dan penilaian kebutuhan SOP, yang mana di dalam

    nya juga mencakup menghasilkan produk baru yang memmpunyai kualitas yang

    lebih baik

    Di dalam proses penyusunan SOP terdapat beberapa tahapan yang

    nantinya akan menghasilkan sebuah SOP yang digunakan sebagai acuan di

    DPMPTSP. Karena SOP merupakan penetapan yang tertulis mengenai apa yang

    harus dilakukan yang semuanya itu merupakan prosedur kerja yang harus ditaati

    dan dilakukan. SOP sendiri tidak hanya sebagai prosedur kerja melainkan juga

    berfungsi untuk mengevaluasi pekerjaan yang telah dilakukan, seperti apakah

    pekerjaan tersbut berjalan dengan baik, kendala apa saja yang dihadapi, dan juga

  • 10

    mengapa kendala tersebut dapat terjadi sehingga dengan begitu dapat diambil

    keputusan yang tepat melalui SOP.

    Menurut PP Nomor 50 tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan

    Kerjasama Daerah. Dimana setiap dinas daerah harus mempunyai inisiatif untuk

    membaca potensi daerahnya sebagaimana urusan wajib maupun pilihan yang telah

    menjadi kewenangannya dan dapat dikembangkan melalui kerjasama daerah dan/

    atau pihak ketiga yang pada hakikatnya untuk meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat. Untuk bagian kerjasama antara DPMPTSP dengan pihak ketiga

    menjelaskan bahwa kerjasama antara DPMPTSP dengan pihak ketiga

    dilaksanakan agar proses penyusunan SOP dapat berjalan sesuai dengan arahan

    yang diberikan oleh pihak pertama, dimana proses kerjasama itu dilaksanakan

    secara sistematis dan efisien, serta selalu menjunjung tinggi prinsip-prinsip dalam

    penyusunan SOP.

    Maka dari itu dengan adanya inovasi pada penyusunan SOP diharapkan

    mampu mendongkrak pelayanan yang ada di pemerintahan. Oleh karena itu,

    berdasarkan penjelasan diatas penulis tertarik pada inovasi proses penyusunan

    SOP, sehingga peneliti mengambil judul penelitian berupa “INOVASI DALAM

    PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR STUDI

    PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

    SATU PINTU KABUPATEN BLITAR ”

  • 11

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana inovasi dalam proses penyusunan SOP pada Dinas

    Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten

    Blitar ?

    2. Bagaimana Faktor pendukung inovasi dalam proses penyusunan SOP

    pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

    Kabupaten Blitar

    C. Tujuan Penulisan

    1. Mengetahui, mendeskrispsikan dan menganalisis inovasi yang ada

    dalam proses penyusunan SOP Dinas Penanaman Modal dan

    Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blitar

    2. Mengetahui, mendeskrispsikan dan menganalisis faktor-faktor yang

    mempengaruhi inovasi dalam proses penyusunan SOP pada Dinas

    Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten

    Blitar

    D. Manfaat penelitian

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

    akademik maupun praktis: Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah

    dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara

    kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk

  • 12

    memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja dengan biaya

    yang serendah-rendahnya. SOP biasanya terdiri dari manfaat, kapan dibuat

    atau direvisi, metode penulisan prosedur, serta dilengkapi oleh bagan

    flowchart di bagian akhir (Laksmi, 2008:52)

    1. Manfaat Akademis :

    a. Sebagai bahan kajian dan menambah wacana keilmuan

    pengembangan ilmu administrasi publik khususnya pembangunan

    berbasis inovasi dalam proses penyususnan SOP.

    2. Manfaat praktis :

    a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagi

    masukan atau sumber inforasi bagi pihak lain yang akan melakukan

    penelitian lebih lanjut tentang inovasi dalam proses penyusunan SOP.

    b. Dapat memberikan manfaat bagi peneliti selanjutnya sebagai data

    pedoman pelaksanaan penelitian lebih lanjut tentang inovasi dalam

    proses penyusunan SOP.

    c. Diharapkan penelitian ini memberikan wawasan dan gambaran bagi

    kalagan akademisi dan para pelu (stakeholder) yang terlibat pada

    inovasi dalam proses penyusunan SOP.

    E. Sistematika Pembahasan

    Dalam upaya untuk memberikan kemudahan dalam memahami isi skripsi

    ini secara keseluruhan dam agar terdapatnya susunan yang logis dan

  • 13

    sistematis, makan penulisan dalam penelitian ini mengacu pada

    sistematika berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang mengenai latar

    belakang penelitian inovasi dalam proses penyusunan SOP (Studi Pada

    Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten

    Blitar) dalam bab ini juga memaparkan rumusan masalah sebagai batasan

    penelitian, kemudian penjelasan terkait tujuan penelitian, kontribusi

    penelitian baik secara akademis maupun praktis, dan sistematika

    pembahasan

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    Bab ini merupakan paparan dan uraian teori sebagai landasan yang

    digunakan peneliti untuk menyusun penelitian ini. Teori atau konsep yang

    dipaparkan dalam bab ini juga dapat digunakan sebagai instrumen analisis

    data yang telah didapat oleh peneliti dilapangan.

    BAB III METODE PENELITIAN

    Bab ini membahas metode penelitian apa yang digunakan peneliti

    dalam penelitian ini. Metode penelitian ini terdiri dari: jenis penelitian,

    fokus penelitian, pemilihan lokasi dan situs penelitian beserta alasanya,

    jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, analisi data, dan

    keabsahan data.

  • 14

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian, analisis data, dan interpretasi

    data mengenai Inovasi dalam Proses Penyusunan Standar Operasional

    Prosedur.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini merupakan bab terakhir, yang berisi tentang kesimpulan yaitu

    temuan pokok penelitian sesuai dengan tujuan penelitian serta saran-saran

    terkait dengan hasil penelitian yang selanjutnya agar dapat berkontribusi

    bagi para akademisi maupun praktisi yang ingin mengetahui atau

    berkeinginan untuk menjadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.

  • 15

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Administrasi Publik

    Administrasi publik merupakan terjemahan dari bahas inggris public

    administrastion yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi

    administrasi negara atau administrasi pemerintahan. Menurut Henry yang

    dikutip oleh Sjamsuddin (2006:113) public administration diartikan sebagai

    suatu yang kompleks antara teori dan praktik, dengan tujuan mempromosikan

    pemahaman terhadap pemerintah dalam hubunganya dengan masyarakat yang

    diperintah dan juga mendorong kebijakan publik agar lebih responsif terhadap

    kebutuhan sosial. Sedangkan tokoh lain menyatakan bahwa public

    administration yaitu kegiatan dari sekelompok dalam mengadakan usaha

    kerjasama untuk mencapai tujuan bersama (Simon dalam Sjamsuddin, 2006).

    Secara teoritis, pandangan akan administrasi publik memiliki banyak

    pengembangan dan perubahan. “Administrasi publik merupakan pemanfaatan

    teori-teori dan proses-proses management, politik, dan hukum untuk memenuhi

    mandat pemerintah di bidang legislatif, eksekutif, dan yudikatif dalam rangka

    fungsi-fungsi pengaturan dan pelayanan terhadap masyarakat secara

    keseluruhan atau sebagian” (Sjamsuddin, 2006:116). Teori tersebut

    mengemukakan bahwa administrasi publik menekankan pada proses

    pengelolaan, politik, dan hukum. Administrasi publik juga memiliki subjek

    dengan fungsi yang berbeda yaitu pemerintah dengan fungsi eksekutif,

  • 16

    legislatif, dan yudikatif. Pengaturan dan pelayanan terhadap masyarakat

    menjadi tujuan utama dari penerapan administrasi publik.

    Definisi lain administrasi publik dijelaskan oleh Nigro dan Nigro dalam

    Keban (2004:5-6) yang menyatakan bahwa:

    Administrasi publik adalah usaha kerjasama kelompok dalam suatu

    lingkungan publik, yang mencakup ketiga cabang yaitu judikatif, legislatif,

    dan eksekutif; mempunyai suatu peranan penting dalam memformulasikan

    kebijakan publik, sehingga menjadi bagian dari proses politik; yang sangat

    berbeda dengan cara-cara yang ditempuh oleh administrasi swasta; dan

    berkaitan erat dengan beberapa kelompok swasta dan individu dalam

    pemberian pelayanan kepada masyarakat. Definisi ini lebih menekankan

    pada proses institusional yaitu bagaimana usaha kerjasama kelompok

    sebagai kegiatan publik yang benar-benar berbeda dari kegiatan swasta.

    Menurut (Keban, 2004:8) cakupan atau ruang lingkup administrasi publik

    sangat kompleks tergantung dari perkembangan kebutuhan atau dinamika

    masalah yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu administrasi publik

    diharapkan mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi di

    masyarakat. Chandler dan Plano dalam Keban (2004:3) menjelaskan bahwa

    administrasi publik sebagai suatu disiplin ilmu bertujuan untuk memecahkan

    masalah-masalah publik melalui perbaikan-perbaikan terutama dibidang

    organisasi, berkenaan dengan pengaturaan struktur dan hirarki yang merupakan

    pembuatan unit, pembagian tugas dan penetapan prosedur, aturan untuk

    mencapai tujuan organisasi. Administrasi publik berusaha melakukan

    penekanan pada pentingnya kegiatan pengelolaan dalam pencapaian sebuah

    tujuan.

  • 17

    Selanjutnya Sjamsuddin (2006:116) mengemukakan bahwa “administrasi

    publik berusaha melembagakan praktek-praktek manajemen agar sesuai

    dengan nilai efektifitas dan efesiensi dalam pemenuhan kebutuhan

    masyarakat secara lebih baik”. Artinya, dalam memenuhi kebutuhan

    masyarakat yang lebih baik, Negara memerlukan kegiatan pengelolaan di

    semua bidang mulai dari Pengambilan kebijakan hingga implementasi

    program pemberdayaan sosaial. Maka dari itu, administrasi publik

    merupakan pandangan keilmuan yang mewakili segala kegiatan yang

    berhubungan dengan pelaksanaan proses pemerintahan.

    Di dalam administrasi publik itu sendiri memiliki banyak cabang ilmu

    salah satunya adalah pelayanan publik yang mana didalam nya menjelaskan

    prinsip-prinsip serta standar pelayanan publik yang masih ada kaitanya dengan

    ilmu administrasi publik itu sendiri.

    B. Pelayanan Publik

    1. Konsep Pelayanan Publik

    Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,

    didefinisikan bahwa pelayanan publik merupakan suatu bentuk kegiatan atau

    rangkaian dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

    undang-undang untuk seluruh warga negara atau penduduk atas barang atau

    jasa serta pelayananan administratif yang diselenggarakan dan disediakan oleh

    pemberi pelayanan publik.

    Dan menurut Ratminto (2005), Pelayanan publik dapat dikatakan sebagai

    sebuah proses yang mana di dalamnya ada orang yang dilayani, melayani,

    serta jenis seperti apa pelayanan yang diberikan. Sehingga pelayanan yang

    diberikan dapat dikatakan berbeda dengan pelayanan yang diberikan oleh

    swasta. Pelayanan publik adalah pelayanan yang diberikan oleh pemerintah

  • 18

    guna memenuhi segala kebutuhan masyarakat, sehingga dapat dibedakan

    dengan pelayanan yang dilakukan oleh swasta.

    Pengertian publik menurut Inu Kencana Syafi’ie, dkk (1999:18) yaitu :

    “Sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan,

    sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai- nilai norma yang

    mereka miliki”

    Pengertian lain berasal dari pendapat A.S. Moenir (1995:7) menyatakan

    bahwa : “Pelayanan umum adalah suatu usaha yang dilakukan kelompok atau

    seseorang atau birokrasi untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dalam

    rangka mencapai suatu tujuan tertentu”.

    Pada hakikatnya pelayanan publik adalah merupakan usaha untuk

    meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi

    pemerintah mendorong untuk mengefektifkan sistem dan tata laksana pelayan,

    dan mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat

    dalam pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan. Dan dalam

    pelaksanaan pelayanan publik peran pemerintah dalam sektor publik lebih

    dominan daripada sektor swasta. Menonjolnya peran pemerintah itu bukan

    saja dapat kita ukur dari ragam birokrasi dan besamya jumlah pegawai negeri

    yang dipekerjakan, tapi dapat diukur dari besarnya dana/investasi yang

    ditanamkan dalam sektor-¬sektor produksi dan pengaruh politik, pemerintah

    pun sangat dominan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.

  • 19

    Sehingga berdasarkan pemaparan diatas dapat diidentifikasikan bahwa

    pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan baik dalam bentuk

    barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung

    jawab dan dilaksanakan oleh Instansi pemerintah di Pusat, di daerah, dan di

    lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah,

    dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang- undangan.

    2. Azas, Prinsip dan Standar Pelayanan Publik

    Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan

    masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan publik

    yang profesional, kemudian Lijan Poltak Sinambela(2008:6) mengemukakan

    azas-azas dalam pelayanan publik tercermin dari:

    a. Transparansi Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua

    pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta

    mudah dimengerti.

    b. Akuntabilitas Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan

    peraturan perundang- undangan.

    c. Kondisional Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan

    penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi

    dan efektivitas.

    d. Partisipatif Mendorong peran serta masyarakat dalam

    penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,

    kebutuhan dan harapan masyarakat.

  • 20

    e. Keamanan Hak Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan

    suku, agama, ras, golongan, gender dan status ekonomi.

    f. Keseimbangan Hak dan kewajiban Pemberi dan penerima pelayanan

    publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing- masing pihak.

    Dalam proses pelayanan juga diatur mengenai prinsip- prinsip pelayanan

    yang digunakan sebagai pegangan dalam mendukung jalannya kegiatan

    pelayanan. Menurut keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

    Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan

    Publik prinsip-prinsip pelayanan publik sebagai berikut :

    a. Kesederhanaan

    Prosedur pelayanan diselenggarakan dengan mudah, cepat, lancer, tidak

    berbelit-belit, mudah dipahami dan dilaksanakan.

    b. Kejelasan

    Kejelasan mencakup dalam hal : persyaratan teknis dan administratif

    pelayanan public; unit kerja/pejabat yang berwenang dan

    bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian

    keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan public; rincian

    biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran

    c. Kepastian waktu

    Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu

    yang telah ditentukan

    d. Akurasi

    Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah

  • 21

    e. Keamanan

    Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan

    kepastian hukum

    f. Tanggung jawab

    Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk

    bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian

    keluhan dalam pelaksanaan pelayanan publik

    g. Kelengkapan sarana dan prasarana

    Terjadinya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung

    lainnya yang memadai termasuk penyediaan teknologi telekomunikasi

    dan informatika

    h. Kemudahan akses

    Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah

    dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi

    telekomunikasi dan informatika

    i. Kedisiplinan, keramahan, dan kesopanan

    Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan, dan santun, ramah

    serta memberi pelayanan dengan ikhlas.

    j. Kenyamanan

    Lingkungan pelayanan harus lebih tertib, teratur, disediakan ruang

    tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta

    dilengkapi fasilitas pendukung pelayanan seperti parker, toilet, tempat

    ibadah, dan lain-lain.

  • 22

    Setiap penyelenggara pelayanan publik harus memiliki prinsip-prinsip

    pelayanan seperti diatas. Dan juga didalam pelayanan publik terdapat standar

    pelayanan yang merupakan ukuran yang dibekukan dalam pelayanan

    publikdan wajib ditaati oleh pemberi atau penerima layanan. Menurut

    Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003

    Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik bahwa standar pelayanan

    publik terdiri dari :

    1) Prosedur pelayanan, prosedur pelayanan yang resmi bagi pemberi

    pelayanan dan penerima pelayanan. Prosedur pelayanan yang

    diberikan harus seusai dengan prosedur resmi penyedia jasa.

    2) Waktu pelayanan, yaitu aktu yang sudah ditetapkan mulai dari

    pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan

    termasuk pengaduan. Dan waktu pelayanan yang telah diberikan harus

    tepat dan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan.

    3) Biaya pelayanan, yaitu biaya / tarif pelayanan termasuk rinciannya

    yang diterapkan dalam proses pemberian pelayanan. Biaya pelayanan

    yang dikenakan kepada pelanggan juga harus sesuai dengan aturan

    yang telah ditetapkan.

    4) Produk pelayanan, yaitu hasil pelayanan yang akan diterima sesuai

    dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk pelayanan yang

    diberikan oleh penyedia jasa juga harus sesuai dengan ketentuan yang

    ditetapkan.

  • 23

    5) Sarana dan Prasarana, yaitu penyediaan sarana dan prasarana

    pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik.

    Kelengkapan sarana dan prasarana merupakan bagian dalam

    pemberian pelayanan publik, maka dari itu sarana dan prasarana sangat

    diperlukan untuk mencapai kepuasan pelanggan.

    6) Kompetensi petugas pemberi pelayanan, yaitu kompetensi petugas

    pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan

    pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang

    dibutuhkan. Informasi yang akurat sangat diperlukan dalam dalam

    pemberian pelayanan oleh penyedia jasa kepada pelanggan, oleh

    karena itu keahlian dan intelektual petugas sangat diperlukan dalam

    pemberian pelayanan berupa informasi yang akurat.

    Seiring dengan perkembangan zaman, dalam penyelenggaraan pelayanan

    publik diperlukan beberapa pembaharuan yang biasanya disebut dengan

    inovasi. Dengan adanya inovasi nantinya dapat memberikan perbaikan baik

    dari proses pelayanan hingga aparatur nya dalam memberikan pelayanan.

    3. Penyelenggaraan Pelayanan Publik

    Kegiatan pelayanan publik diselenggarakan oleh instansi pemerintah.

    Instansi pemerintah merupakan sebutan kolektif meliputi satuan kerja atau

    satu orang kementrian, departemen, lembaga, pemerintahan non departemen,

    kesekertariatan lembaga tertinggi dan tinggi negara, dan instansi pemerintah

    lainnya, baik pusat maupun daerah termasuk Badan Usaha Milik

  • 24

    Daerah.Sebagai penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi

    pemerintah dan badan hukum.

    Kegiatan pelayanan publik atau bisa juga disebut dengan pelayanan umum,

    yang biasanya menempel di tubuh lembaga pemerintahan dinilai kurang dapat

    memenuhi tugasnya sesuai dengan harapan masyarakat, sebagai konsumen

    mereka. Salah satu yang dianggap sebagai penyebabnya yaitu bentuk orang

    birokrasi, seperti pendapat mengenai birokrasi dari Achmat Batinggi

    (1999:53) bahwa “Merupakan tipe dari orang yang dimaksudkan untuk

    mencapai tugas-tugas administratif yang besar dengan cara mengkoordinir

    secara sitematis (teratur) pekerjaan dari banyak orang.”

    Konsep birokrasi bukan merupakan konsep buruk. Organisasi birokrasi

    memiliki keteraturan dalam hal pelaksanaan pekerjaan karena memiliki

    pembagian kerja dan strukturt jabatan yang jelas sehingga komponen birokrasi

    memiliki tanggung jawab dan juga wewenang untuk melaksanakan

    kewajibannya. Pelaksanaan pekerjaan dalam birokrasi diatur dalam

    mekanisme dan prosedur agar tidak terjadipenyimpangan dalam mencapai

    tujuan. Dalam organisasi birokrasi segala bentuk hubungan bersifat resmi dan

    berjenjang berdasarkan strtuktur orang yang berlaku sehingga menuntut agar

    prosedur yang berlaku dapat ditaati.

    Adapun yang menjadi ciri ideal birokrasi menurut Max Weber seperti yang

    dikutip dan diterjemahkan oleh Ahmad Batingi (1999: 53) antara lain adalah :

    a) pembagian kerja yang kurang jelas, b) Adanya hierarki jabatan, c) Adanya

  • 25

    pengaturan sitem yang konsisten, d) Prinsip formalistic impersonality, e)

    Penempatan berdasarkan karier, f) Prinsip rasionalitas,

    Dengan adanya otonomi daerah, diharapkan dapat memberikan dampak

    nyata yang luas terhadap peningkatan pelayanan terhadap masyarakat. Dengan

    begitu pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat ke daerah memungkinkan

    terjadinya penyelenggaraan pelayanan dengan jalur birokrasi yang lebih

    ringjkas dan membuka peluang bagi pemerintah daerah untuk melakukan

    inovasi dalam pemberian dan peningkatan kualitas pelayanan.

    Untuk menciptakan kegiatan pelayanan publik yang berkualitas, maka

    Menteri Pendayagunaan Negara menerbitkan keputusan No. 63/ KEP/ M.

    PAN/ 7/ 2003 mengenai pola penyelenggaraan pelayanan publik, yang antara

    lain:

    a. Fungsional Pola pelayanan publik diberikan oleh penyelenggara pelayanan,

    sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya.

    b. Terpusat Pola pelayanan publik diberikan secara tunggal oleh penyelenggara

    pelayanan berdasarkan pelimpahan wewenang dari penyelenggara

    pelayanan terkait lainnya yang bersangkutan.

    c. Terpadu 1) Terpadu Satu Atap Pola pelayanan terpadu satu atap diselenggarakan

    dalam satu tempat yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang tidak

    mempunyai keterkaitan proses dan dilayani melelui beberapa pintu.

    Terhadap jenis pelayanan yang sudah dekat dengan masyarakat tidak

    perlu disatu atapkan.

    2) Terpadu Satu pintu Pola pelayanan terpadu satu pintu diselenggarakan pada satu tempat yang meliputi berbagai jenis

    pelayanan yang memiliki keterkaitan proses dan dilayani melalui satu

    pintu.

  • 26

    3) Gugus Tugas Petugas pelayanan secara perorangan atau dalam bentuk gugus tugas

    ditempatkan pada instansi pemberi pelayanan dan lokasi pemberian

    pelayanan tertentu.

    Didalam pelayanan publik itu sendiri terdapat penjeleasan mengenai

    inovasi yang mana menjelaskan bahwa inovasi adalah ” pengembangan dan

    atau pemanfaatan atau mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk

    keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau

    memperbaiki produk.

    C. Inovasi

    1. Definisi Inovasi

    Inovasi merupakan salah satu istilah yang tidak asing sekarang ini, dan

    sudah menjadi pembicaraan yang sangat umum di kalangan masyarakat baik

    itu dari sisi pendidikan, pemerintahan, bisnis, dan lain sebagainya. Inovasi

    sendiri berasal dari bahasa latin innovate yang berarti berubah sesuatu menjadi

    yang baru. Jika dalam bahasa inggris, inovasi merupakan salah satu kosa kata

    yang dianggap baru, yaitu dikenal pada abad ke XVI, dimana pada saat itu

    inovasi dimaknai sebagai sesuatu yang negative atau dianggap sebagai

    “troublemaker” dan revolusioner. Menurut Yogi (2008:8) istilah innovative

    secara meluas diginakan oleh kalangan luas yaitu sejak abad ke 17 atau sekitar

    100 (seratus) tahun kemudian.

    Kata inovasi dapat diartikan sebagai “proses” atau “hasil” pengembangan

    dan atau pemanfaatan atau mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk

    keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau

  • 27

    memperbaiki produk, proses yang dapat memberikan nilai yang lebih berarti.

    Menurut Rosenfeld dalam Sutarno (2012:132), inovasi adalah transformasi

    pengetahuan kepada produk, proses dan jasa baru, tindakan menggunakan

    sesuatu yang baru. Sedangkan menurut Mitra pada buku tersebut dan pada

    halaman yang sama, bahwa inovasi merupakan eksploitasi yang berhasil dari

    suatu gagasan baru atau dengan kata lain merupakan mobilisasi pengetahuan,

    keterampilan teknologis dan pengalaman untuk menciptakan produk, proses

    dan jasa baru. Namun menurut Vontana (2009:20), inovasi adalah kesuksesan

    ekonomi dan sosial berkat diperkenalkannya cara baru atau kombinasi baru

    dari cara-cara lama dalam mentransformasi input menjadi output yang

    menciptakan perubahan besar dalam hubungan antara nilai guna dan harga

    yang ditawarkan kepada konsumen dan/atau pengguna, komunitas, sosietas

    dan lingkungan.

    Hampir sama dengan inovasi organisasi yang disampaikan oleh Sutarno

    (2012:134-135) yang mana didefinisikan sebagai cara-cara baru dalam

    pengaturan kerja, dan dilakukan dalam sebuah organisasi untuk mendorong

    dan mempromosikan keunggulan kompetitif. Inti dari inovasi organisasi

    adalah kebutuhan untuk memperbaiki atau mengubah suatu produk, proses

    atau jasa. Inovasi organisasi mendorong individu untuk berpikir secara

    mandiri dan kreatif dalam menerapkan pengetahuan pribadi untuk tantangan

    organisasi. Semua organisasi bisa berinovasi termasuk untuk organisasi

    perusahaan, rumah sakit, universitas, dan organisasi pemerintahan. Pentingnya

    nilai, pengetahuan dan pembelajaran dalam inovasi organisasi sangat penting.

  • 28

    Definisi yang lain diungkapkan oleh Schumpeter dalam Noor (2013:81)

    bahwa inovasi adalah melakukan sesuatu yang berbeda pada ranah kehidupan

    ekonomi, dan diperjelas lagi oleh Schumpeter yang dikutip oleh Priyantoko

    (2008:62) bahwa inovasi mencakup (1) menghasilkan produk baru atau

    kualitas yang lebih baik. (2) Metode baru dalam proses produktif. (3)

    Pengembangan bahan baku. Jadi dari definisi tersebut dapat penulis

    sampaikan bahwa inovasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk

    pembaharuan atau perubahan dalam memperbaiki cara, praktek, maupun

    sistem yang telah berlaku sebelumnya. Sehingga dengan adanya inovasi tidak

    dituntut harus baru, melainkan harus memiliki konsep yang nyata dan asli

    serta unik. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Rogers dalam

    Noor (2013) bahwa inovasi tidak harus menemukan sesuatu yang baru atau

    proses yang diadopsi untuk dapat dikatakan sebagai inovatif.

    Berdasarkan pemaparan terkait sejarah dan definisi dari konsep inovatif

    dapat dikatakan bahwa proses inovasi dapat terjadi di seluruh kalangan

    organisasi, baik itu organisasi publik ataupun organisasi bisnis. Hadirnya

    inovasi dalam suatu organisasi ataupun perusahaan merupakan sesuatu yang

    sangat penting dan juga merupakan bagian integral bagi organisasi itu sendiri

    (Noor, 2013: 33). Inovasi sendiri dibutuhkan tidak hanya sebagai penggerak

    keberlangsungan organisasi yang bersangkutan, yang berbentuk kemampuan

    dalam berkompetisi dengan organisasi lain misalnya seperti melalui daya

    saing. Melainkan sebagai pemicu timbulnya kreatifitas pada seluruh elemen

    organisasi tersebut.

  • 29

    2. Jenis Inovasi dalam Sektor Publik

    Halversen dkk (dalam sangkala, 2014 : 30) membagi tiga tipe spektrum

    inovasi dalam sektor publik :

    1. Incremental innovation to radical innovation (ditandai oleh tingkat

    perubahan, perbaikan inkremental terhadap produk, proses layanan

    yang sudah ada.

    2. Top Down Innovation to bottom-up innovation (ditandai olehmereka

    yang mengawali proses dan mengarah kepada perubahan perilaku dari

    top manajemen atau organisasi atau institusi di dalam hirarkhi,

    bermakna dari para pekerja di tingkat bawah seperti pegawai negeri,

    pelayanan masyarakat, dan pembuat kebijakan di level menengah).

    3. Needs led innovations and efficiency-led innovation (ditandai apakah

    inovasi proses telah diawali untuk menyelesaikan masalah spesifik atau

    agar produk, layanan, atau prosedur yang sudah ada lebih efisien).

    kemudian tipologi inovasi di sektor publik menurut Halvorsen adalah

    sebagai berikut :

    a. a new or improved service (pelayanan baru atau pelayanan yang

    diperbaiki), misalnya kesehatan di rumah.

    b. process innovation (inovasi proses), misalnya perubahan dalam

    proses penyediaan pelayanan atau produk

    c. administrative innovation (inovasi administratif), misalnya

    penggunaan instrumen kebijakan baru sebagai hasil dari perubahan

    kebijakan

  • 30

    d. system innovation (inovasi sistem), adalah sistem baru atau

    perubahan mendasar dari sistem yang ada dengan mendirikan

    organisasi baru atau bentuk baru kerjasama dan interaksi

    e. conceptual innovation (inovasi konseptual), adalah perubahan dalam

    outlook, seperti misalnya manajemen air terpadu atau mobility

    leasing

    f. radical change of rationality (perubahan radikal), yang dimaksud

    adalah pergeseran pandangan umum atau mental matriks dari

    pegawai instansi pemerintah Dalam kaitannya dengan manajemen

    sektor publik, inovasi berarti penggunaan metode dan strategi desain

    kebijakan baru serta standard operating system yang baru bagi sektor

    publik untuk meyelesaikan persoalan publik.

    Dengan demikian, menurut Adriana Alberti and Guido Bertucci (dalam

    UN, 2006) inovasi dalam governance maupun administrasi publik merupakan

    suatu jawaban kreatif, efektif dan unik untuk menyelesaikan persoalan-

    persoalan baru atau sebagai jawaban baru atas masalah-masalah lama.

    a. Inovasi institutional, yang fokusnya adalah pembaruan lembaga yang

    telah berdiri atau pendirian institusi baru. Pembaharuan lembaga ini

    membutuhkan analisis dan kajian yang mendalam tentang keberadaan

    satu lembaga disektor publik. Lembaga yang dirasa tidak cukup

    efektif dan tidak memberikan kontribusi riil dalam penyelengaraan

    publik perlu dilakukan perombakan atau dihilangkan agar tidak

    membebani anggaran publik.

  • 31

    b. Inovasi organisasional, termasuk introduksi prosedur pekerjaan atau

    teknik manajemen baru dalam administrasi publik. Upaya menemukan

    metode dan mekanisme dalam penyelenggaraan publik sangat

    diperlukan, terutama metode-metode baru dalam aspek pengembangan

    kompetensi individu dan penerapan teknologi baru.

    c. Inovasi proses, fokusnya adalah pengembangan kualitas pemberian

    pelayanan publik. Proses pemberian layanan membutuhkan

    sentuhansentuhan inovasi terutama dalam hal service delivery,

    efisiensi layanan dan kemudahan akses layanan.

    d. Inovasi konseptual, fokusnya adalah bentuk-bentuk baru governance

    (seperti: pembuatan kebijakan yang interaktif, keterlibatan

    governance, reformasi penganggaran berbasis masyarakat dan jaringan

    hoizontal).

    3. Tahapan-tahapan Inovasi

    Menurut Yogi dalam LAN (2007:115), inovasi biasanya erat kaitannya

    dengan lingkungan yang berkarakteristik dinamis dan berkembang. Pengertian

    inovasi sendiri sangat beragam, dan dari banyak perspektif. Menurut Rogers

    dalam LAN (2007:115) menjelaskan bahwa inovasi adalah sebuah ide,

    praktek, atau objek yang dianggap baru oleh individu satu unit adopsi lainnya.

    Sedangkan menurut Damanpour bahwa sebuah inovasi dapat berupa produk

    atau jasa yang baru, tekonologi proses produk yang baru, sistem struktur dan

    administrasi baru atau rencana baru bagi anggota organisasi.

  • 32

    Menurut Rogers dalam LAN (2007:116) mengatakan bahwa inovasi

    mempunyai atribut sebagai berikut:

    1. Keuntungan Relatif Sebuah inovasi harus mempunyai keunggulan dan

    nilai lebih dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Selalu ada

    sebuah nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi yang menjadi ciri

    yang membedakannya dengan yang lain.

    2. Kesesuaian Inovasi juga sebaiknya mempunyai sifat kompatibel atau

    kesesuain dengan inovasi yang digantinya. Hal ini dimaksudkan agar

    inovasi yang lama tidak serta merta dibuang begitu saja, selain karena

    alasan faktor biaya yang sedikit, namun juga inovasi yang lama

    menjadi bagian dari proses transisi ke inovasi terbaru. Selain itu juga

    dapat memudahkan proses adaptasi dan proses pembelajaran terhadap

    inovasi itu secara lebih cepat.

    3. Kerumitan Dengan sifatnya yang baru, maka inovasi mempunyai

    tingkat kerumitan yang boleh jadi lebih tinggi dibandingkan dengan

    inovasi sebelumnya. Namun demikian, karena sebuah inovasi

    menawarkan cara yang lebih baru dan lebih baik, maka tingkat

    kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi masalah penting.

    4. Kemungkinan Dicoba Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji

    dan terbukti mempunyai keuntungan atau nilai dibandingkan dengan

    inovasi yang lama. Sehingga sebuah produk inovasi harus melewati

    fase “uji publik”, dimana setiap orang atau pihak mempunyai

    kesempatan untuk menguji kualitas dari sebuah inovasi.

  • 33

    5. Kemudahan diamati Sebuah inovasi harus juga dapat diamati, dari

    segi bagaimana sebuah inovasi bekerja dan menghasilkan sesuatu

    yang lebih baik.

    Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat diidentifikasikan bahwa

    inovasi merupakan suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sebelumnya

    berupa hasil pemikiran dan ide yang dapat dikembangkan juga

    diimplementasikan agar dirasakan manfaatnya.

    Dalam proses inovasi pada organisasi dan individu pada dasarnya

    memiliki perbedaan. Proses inovasi pada individu tentunya memiliki tingkat

    kerumitan yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan yang terjadi pada

    organisasi. Adanya inovasi yang terjadi di sektor publik akan dijabarkan oleh

    penulis dibawah ini Rogers yang dikutip oleh Yogi (2007:13), yaitu :

    a. Initation atau perintisan Pada tahap ini terdiri atas agenda setting dan matching, yang mana

    merupakan awal pengenalan situasi dan pemahaman permasalahan yang

    terjadi dalam organisasi. Pada tahapan agenda setting ini yang dilakukan

    adalah proses identifikasi dan juga penetapan prioritas kebutuhan dan

    masalah. Selanjutnya juga dilakukan pencarian dalam lingkungan

    organisasi untuk menentukan tempat dimana inovasi tersebut akan

    dilakukan. Pada tahap ini juga seringkali memakan waktu cukup lama,

    karena pada tahap ini dikenali adanya performance gap atau kesenjangan

    kinerja. Keenjangan inilah yang dapat memicu proses pencarian inovasi

    dalam organisasi. Tahapan selanjutnya adalah matching atau penyesuaian,

    yang mana pada tahap ini permasalahan sudah teridentifikasi dan

    dilakukan penyesuaian atau penyetaraan dengan inovasi yang akan di

    adopsi. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada tahap ini dipastikan

    kelayakan suatu inovasi untuk diaplikasikan di organisasi tersebut.

    b. Implementasi atau pelaksanaan Tahapan ini terdiri dari redefinisi, klarifikasi, dan rutinitasi. Redefinisi

    merupakan inovasi yang sudah diadopsi dilakukan berbagai proses guna

  • 34

    menyesuaikan kondisi yang ada pada organisasi agar dapat

    disesuaikan.Klarifikasi terjadi ketika inovasi sudah digunakan secara

    meluas dan meyeluruh sehingga mempengaruhi seluruh elemen

    organisasi maupun target dari inovasi. Rutinitasi adalah tahapan yang

    berkaitan dengan kebiasaan penggunaan inovasi, sehingga inovasi bukan

    lagi hal yang baru dalam organisasi.

    Dan dijelaskan kembali oleh Yogi (2008:19) terkait dengan tahapan

    dalam menjalankan proses inovasi secara lebih detail, yaitu :

    a. Kebutuhan atau masalah Mengenali masalah atau kebutuhan dapat dilakukan melalui proses

    politik diamana masalah sosial menjadi suatu prioritas dalam agenda

    yang memerlukan penelitian.

    b. Riset dasar dan Aplikasi Riset dasar dan aplikatif sangat identik dengan inovasi yang berkaitan

    dengan teknologi. Riset dasra merupakan kegiatan bersifat ilmiah

    murni. Sedangkan untuk riset aplikatif merupakan kegiatan ilmiah

    yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah praktis.

    c. Pengembangan Dalam sebuah inivasi, pengembangan merupakan proses meletakkan

    ide-ide baru ke dalam bentuk yang diharapkan dapat menjawab

    kebutuhan adopter.

    d. Komersialisasi Terdapat produksi, pabrikasi, pengemasan, pemasaran dan distribusi

    sebuah produk inovasi. Akan tetapi, dalam sektor publik tidak

    mengenal istilah komersialisasi. Selain filosofi sektor publik yang

    non-komersial, produk inovasi disektor publik relative berbeda

    dengan sektor bisnis. Namun tahap komersialisasi di sektor publik

    dapat dianalogikan sebagai tahap penyebarluasan produk inovasi

    tanpa dalam komersial. Hal ini berarti bahwa proses produksi,

    pabrikasi, pengemasan, pemasaran dan distribusi sebuah produk

    inovasi di sektor publik juga terjadi.

    e. Difusi dan Adopsi Dalam tahap ini produk inovasi sudah hadir di pasar, dan konsumen

    memiliki hak untuk menentukan pilihannya dengan membeli atau

    tidak membeli. Sedangkan pada sektor publik, proses ini lebih kepada

    masyarakat baik ingin menggunakan atau tidak ingin menggunakan

    produksi inovasi tersebut.

    f. Konsekuensi Pada tahap ini, dapat diketahui apakah masalah atau kebutuhan yang

    didefinisikan pada awal pengembangan inovasi sudah terjawab atau

    tidak seringkali masalah-masalah ataupun kebutuhan-kebutuhan baru

  • 35

    muncul dikarenakan adanya inovasi-inovasi baru. Sehingga dengan

    begitu proses pengembangan inovasi menjadi sebuah siklus inovasi.

    Dengan begitu dapat dikatakan bahwa adanya inovasi dapat

    memberikan beberapa solusi dalam suatu masalah atau kebutuhan

    meskipun harus melalui beberapa tahapan yang sedikit rumit, yang

    terkadang justru menyebabkan permasalahan baru muncul. Dengan

    munculnya permasalahan baru tersbut maka diperlukan lagi onovasi-

    inovasi yang lain sehingga pengembangan inovasi yang seperti itu dapat

    dikatakan sebagai siklus inovasi.

    4. Inovasi dalam Pembuatan Prosedur

    Inovasi dalam pembuatan prosedur bertujuan untuk lebih menagatur

    atau mentertibkan prosedur yang sudah ada sebagai mana yang

    disampaikan oleh dosen ilmu administrasi di Universitas Hasanuddin Badu

    Ahmad dimana menjelaskan tentang inovasi perizinan di lingkungan

    pemerintah Kota Makassar, yang mana sebuah inovasi dalam pembuatan

    sebuah prosedur sangat diperlukan agar lebih menciptakan suatu

    pembaharuan yang dapat mewujudkan pelayanan yang lebih prima.

    Inovasi pelayanan perizinan di lingkungan pemerintah Kota

    Makassar mendapatkan sorotan dari berbagai pihak terutama dari aspek

    kinerja pelayanan perizinan. Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

    dan menganalisis bentuk inovasi pelayanan di Unit Pelayanan Perizinan,

    faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan inovasi

    pelayanan, model inovasi pelayanan prerizinan yang akuntabel, transparan,

  • 36

    efektif dan efisien untuk meningkatkan PAD di Dinas Pelayanan Perizinan

    dan Penanaman Modal Pemerintah Kota Makassar.

    Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian

    fenomenologis yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan

    implikasi model inovasi pelayanan sebagai upaya meningkatkan kualitas

    pelayanan perizinan. Untuk mendapatkan informasi yang valid maka

    penentuan informan dilakukan secara purposive sampling dengan harapan

    informan tersebut memahami substansi permasalahan yang diteliti.

    Informan tersebut dari Unit Pelayanan Perizinan, Dinas Pendapatan

    Daerah, tokoh masyarakat yang berkepentingan, pelaku usaha. Hasil

    penelitian menunjukkan pelayanan terpadu satu pintu belum maksimal

    disebabkan oleh renovasi gedung dan penataan ruang kerja dan loket

    pelayanan, kemampuan dan keahlian petugas pelayanan belum optimal

    mendukung pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, serta belum

    optimalnya standar operasional prosedur (SOP).

    Untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah membutuhkan

    konsisten penyederhanaan prosedur, kepastian biaya, kepastian waktu, dan

    empaty dan kedisiplinan aparatur yang menyenangkan bagi setiap

    pengguna pelayanan. Pelayanan prima dapat terwujud jika dilakukan

    inovasi pelayanan berbaisis elektronik dan akses secara online melalui

    website resmi, Sort Message Services Gate Way, Mobile Service, corner

    service di mall, Pembayaran Biaya Pengurusan melalui Bank dan SMS

    Banking. Selain itu pendelegasian wewenang kepada Pemerintah

  • 37

    Kecamatan dan kelurahan hendaknya diperkuat sebagai gugus terdepan

    pelayanan publik.

    Dari paparan jurnal diatas dapat diidentifikasikan bahwa dengan

    adanya inovasi dalam penyusunan SOP dapat memberikan perbaikan

    dalam menentukan kebijakan sebagaimana yang di katakan oleh oleh

    Priyantoko (2008:62), bahwa inovasi mencakup (1) menghasilkan produk

    baru atau kualitas yang lebih baik. (2) Metode baru dalam proses

    produktif. (3) Pembukaan pasar baru. (4) Pengembangan bahan baku. (5)

    Sistem pengorganisasian baru. Sehingga memiliki korelasi antara teori

    dengan paparan jurnal bahwa penyusunan SOP harus mengedepankan

    kualitas kerja yang dapat menciptakan sumber daya manusia yang lebih

    berkualitas.

    Menurut Rogers dalam LAN (2007:116) mengatakan bahwa inovasi

    mempunyai atribut sebagai berikut:

    1. Keuntungan Relatif Sebuah inovasi harus mempunyai keunggulan

    dan nilai lebih dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Selalu

    ada sebuah nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi yang

    menjadi ciri yang membedakannya dengan yang lain.

    2. Kesesuaian Inovasi juga sebaiknya mempunyai sifat kompatibel

    atau kesesuain dengan inovasi yang digantinya. Hal ini

    dimaksudkan agar inovasi yang lama tidak serta merta dibuang

    begitu saja, selain karena alasan faktor biaya yang sedikit, namun

    juga inovasi yang lama menjadi bagian dari proses transisi ke

  • 38

    inovasi terbaru. Selain itu juga dapat memudahkan proses adaptasi

    dan proses pembelajaran terhadap inovasi itu secara lebih cepat.

    3. Kerumitan Dengan sifatnya yang baru, maka inovasi mempunyai

    tingkat kerumitan yang boleh jadi lebih tinggi dibandingkan dengan

    inovasi sebelumnya. Namun demikian, karena sebuah inovasi

    menawarkan cara yang lebih baru dan lebih baik, maka tingkat

    kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi masalah penting.

    4. Kemungkinan Dicoba Inovasi hanya bisa diterima apabila telah

    teruji dan terbukti mempunyai keuntungan atau nilai dibandingkan

    dengan inovasi yang lama. Sehingga sebuah produk inovasi harus

    melewati fase “uji publik”, dimana setiap orang atau pihak

    mempunyai kesempatan untuk menguji kualitas dari sebuah

    inovasi.

    5. Kemudahan diamati Sebuah inovasi harus juga dapat diamati, dari

    segi bagaimana sebuah inovasi bekerja dan menghasilkan sesuatu

    yang lebih baik. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli maka

    peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa inovasi merupakan suatu

    penemuan baru yang berbeda dari yang sebelumnya berupa hasil

    pemikiran dan ide yang dapat dikembangkan juga

    diimplementasikan agar dirasakan manfaatnya.

    Inovasi erat kaitannya teknologi dan informasi, khususnya internet,

    memiliki peranan penting dalam meningkatkan transparansi. Richard

  • 39

    Heeks dalam LAN (2007:98) mengelompokkan manfaat tekonologi

    informasi dan komunikasi dalam dua kelompok, yaitu:

    1. Manfaat pada Tingkat Proses

    a. Menghemat biaya: mengurangi biaya transaksi bagi masyarakat

    untuk akses ke informasi pemerintah dan mengirim informasi ke

    pemerintah, mengurangi biaya bagi pemerintah untuk menyediakan

    inoformasi.

    b. Menghemat waktu: mempercepat proses internal dan proses

    pertukaran data dengan instansi lain.

    c. Mengurangi keterbatasan: dimanapun, kapanpun informasi dan

    layanan pemerintah dapat diakses oleh masyarakat.

    d. Keputusan yang lebih baik: pimpinan dapat mengontrol kinerja

    stafnya, mengontrol kegiatan, ataupun mengontrol kebutuhan.

    2. Manfaat pada Tingkat Pengelolaan

    a. Merubah perilaku aparatur: mengurangi interes pribadi dan

    meningkatkan interes rasional atau nasional. Misalnya dalam

    mengurangi tindakan korupsi, mengurangi pemalsuan, kerja lebih

    efektif dan efisien dan perlakuan terhadap masyarakat yang lebih

    setara dalam pelayanan publik.

    b. Merubah perilaku masyarakat: partisipasi yang lebih besar terhadap

    proses pemerintahan dan memperluas kesempatan pemasok untuk

    ambil bagian dalam pelayanan pengadaan barang atau jasa.

  • 40

    c. Pemberdayaan: meningkatkan keseimbangan kekuatan antar

    kelompok, melalui kemudahan, akses ke informasi kepemerintahan.

    Pemberdayaan aparatur lebih meningkat melalui akses ke informasi

    yang dibutuhkan mereka dalam menjalankan tugas dan fungsinya,

    pemberdayaan pemasok melalui akses ke informasi tentang

    pengadaan barang dan jasa dan pemberdayaan manajer melalui akses

    ke informasi mengenai stafnya dan sumberdaya lainnya.

    D. Standar Operasional Prosedur

    1. Konsep Standar Operasional Prosedur

    Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disebut dengan SOP

    merupakan Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk

    mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan

    organisasi. Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang

    berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk

    menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja

    yang paling efektif dari para pekerja dengan biaya yang serendah-rendahnya.

    SOP biasanya terdiri dari manfaat, kapan dibuat atau direvisi, metode

    penulisan prosedur, serta dilengkapi oleh bagan flowchart di bagian akhir

    (Laksmi, 2008:52).

    Sehingga bagaimanapun bentuknya, sebuah organisasi atau perusahaan

    pastinya sangat memerlukan adanya SOP dalam mengatur berjalannya

    organisasi atau perusahaan ersebut dalam mencapai tujuannya. Yang mana

    SOP juga dapat dikatakan sebagai sitem yang disusun guna memudahkan,

  • 41

    merapihkan, serta menertibkan pekerjaan. Sistem ini juga berisi tentang urutan

    proses dari awal pekerjaan hingga akhir pekerjaan.

    Tujuan dari pembuatan SOP adalah untuk menjelaskan perincian atau

    standar yang tetap mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang yang

    diselenggarakan dalam suatu organisasi. SOP yang baik adalah SOP yang

    mampu menjadikan arus kerja yang lebih baik, menjadi panduan untuk

    karyawan baru, penghematan biaya, memudahkan pengawasan, serta

    mengakibatkan koordinasi yang baik antara bagian-bagian yang berlainan

    dalam perusahaan.

    Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sebagai berikut (Indah

    Puji, 2014:30):

    1. Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi tertentu dan kemana petugas dan lingkungan dalam melaksanakan

    sesuatu tugas atau pekerjaan tertentu.

    2. Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama pekerja, dan supervisor.

    3. Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan (dengan demikian menghindari dan mengurangi konflik), keraguan, duplikasi serta

    pemborosan dalam proses pelaksanaan kegiatan.

    4. Merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan.

    5. Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya secara efisien dan efektif.

    6. Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas yang terkait.

    7. Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai pelaksanaan proses kerja bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan mal praktek dan

    kesalahan administratif lainnya, sehingga sifatnya melindungi rumah

    sakit dan petugas.

  • 42

    8. Sebagai dokumen yang digunakan untuk pelatihan.

    9. Sebagai dokumen sejarah bila telah di buat revisi SOP yang baru.

    Dalam organisasi pemerintahan juga memerlukan adanya perubahan

    ketatalaksanaan yang diarahkan untuk melakukan penataan tata laksana

    instansi pemerintah yang efektif dan juga efisien. Salah satu upaya penataan

    tata laksana diwujudkan dalam bentuk penyusunan dan implementasi Standar

    Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan (yang selanjutnya akan

    disebut dengan SOP AP) dalam melaksanakan tugas dan juga fungsi aparatur

    pemerintah. SOP AP adalah standar operasional prosedur dari berbagai proses

    penyelenggaraan administrasi pemerintahan yang sesuai dengan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku.

    Kegiatan penyusunan dan implementasi SOP AP memerlukan partisipasi

    penuh dari seluruh unsur aparatur yang ada dalam institusi yang dilandasi

    dengan alasan bahwa pegawai mengetahui bagaimana kondisi yang ada di

    tempat kerja masing-masing dan yang akan mendapatkan dampak dari

    perubahan tersebut. Berdasarkan praktek peyusunan SOP AP oleh beberapa

    instansi pemerintahan, ditemukan perbedaan pemahaman dan variasi format

    dokumen SOP yang dihasilkan. Terkait dengan hal tersebut maka perlu

    penyempurnaan pedoman penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)

    untuk dijadikan acuan baik bagi instansi pemerintah ataupun perusahaan.

  • 43

    2. Manfaat dan Fungsi SOP

    SOP atau yang sering disebut sebagai prosedur tetap (protap) adalah

    penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana dan

    oleh siapa dan dibuat untuk menghindari terjadinya variasi dalam proses

    pelaksanaan kegiatan oleh pegawai yang akan mengganggu kinerja organisasi

    (instansi pemerintah) secara keseluruhan. SOP memiliki manfaat bagi

    organisasi antara lain (Permenpan No.PER/21/M-PAN/11/2008):

    1. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam

    menyelesaikan pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan dan

    kelalaian.

    2. SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada

    intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan

    pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari.

    3. Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung

    jawab khusus dalam melaksanakan tugas.

    4. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai.

    cara konkret untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi

    usaha yang telah dilakukan.

    5. Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai

    baru untuk cepat melakukan tugasnya.

    6. Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan

    baik.

  • 44

    7. Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan dalam

    melaksanakan pemberian pelayanan sehari-hari.

    8. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian pelayanan.

    9. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural

    dalam memberikan pelayanan. Menjamin proses pelayanan tetap

    berjalan dalam berbagai situasi.

    Selain manfaat, Standar Operasional Prosedur juga memiliki fungsi.

    Fungsi dari adanya SOP adalah sebagai berikut (Indah Puji, 2014:35):

    1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.

    2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.

    3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.

    4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.

    5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

    Dengan adanya Standar Operasional Prosedur dapat dikatakan bahwa

    nantinya dapat diketahui dengan mudah mulai dari apa saja hambatan hingga

    menjadi tolak ukur mutu pelayanan yang diberikan yang mana nantinya dapat

    meningkatkan akuntabilitas. Untuk mencapai hal-hal tersebut perlu dikethaui

    apa saja prinsip yang menjadi dasar dalam penyusunan SOP.

    3. Prinsip-Prinsip SOP

    Dalam PERMENPAN PER/21/M-PAN/11/2008 disebutkan bahwa

    penyusunan SOP harus memenuhi prinsip-prinsip antara lain: kemudahan dan

  • 45

    kejelasan, efisiensi dan efektivitas, keselarasan, keterukuran, dimanis,

    berorientasi pada pengguna, kepatuhan hukum, dan kepastian hukum.

    1. Konsisten. SOP harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu,

    oleh siapapun, dan dalam kondisi apapun oleh seluruh jajaran organisasi

    pemerintahan.

    2. Komitmen. SOP harus dilaksanakan dengan komitmen penuh dari seluruh

    jajaran organisasi, dari level yang paling rendah dan tertinggi.

    3. Perbaikan berkelanjutan. Pelaksanaan SOP harus terbuka terhadap

    penyempurnaan-penyempurnaan untuk memperoleh prosedur yang benar-

    benar efisien dan efektif.

    4. Mengikat. SOP harus