INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma...
Embed Size (px)
Transcript of INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma...
-
INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR
(Studi pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Blitar)
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Gelar Sarjana
pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Amanda Rachma Debyasari
135030100111030
Dosen Pembimbing:
Dr. rer. pol. Romy Hermawan, S.Sos, M.AP
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK
MALANG
2017
-
ii
MOTTO
“Hidup harus terus berlanjut,tidak peduli seberapa menyakitkan atau
membahagiakan, biar waktu yg menjadi obat”
-Tere Liye-
-
iii
RINGKASAN
Amanda Rachma Debyasari, 2017, Inovasi Dalam Proses Penyusunan Standar
Operasional Prosedur (Studi pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blitar), Dr. Rer, pol, Romy Hermawan, S.Sos, M.AP
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang Selanjutnya
disebut DPMPTSP merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan daerah dibidang
penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu serta tugas bantuan. Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan
dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalu Sekretaris Daerah.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan dibatasi
oleh fokus penelitian yaitu Inovasi dalam proses penyusunan SOP di Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blitar yang mana di dalamnya
meliputi (1) Proses Penyusunan Standar Operasional Prosedur (2) Pelaksanaan Penyusunan
Standar Operasional Prosedur (3) Hubungan Kerjasama dengan Pihak Ketiga
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, hubungan kerjasama dengan pihak
ketiga yang dilakukan oleh DPMPTSP salah satunya yaitu dalam penyusunan SOP seperti
melakukan beberapa koordinasi dalam penyusunan serta melakukan koreksi berdasarkan
teori-teori yang sudah ada untuk di praktekkan dalam melaksanakan kegiatan. Dengan
adanya kerjasama dengan pihak ketiga itu sendiri dapat menghadirkan inovasi baru dalam
penyusunan SOP sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan.
Pihak DPMPTSP sebagai penyelenggara dalam proses penyusunan SOP seharusnya
lebih lebih memperhitungkan mengenai jarak antara kantor DPMPTS sebagai
penyelenggara dengan pihak ketiga sebagai rekan kerjasama dalam penyusunan SOP agar
jarak tempuh yang dibutuhkan tidak terlampau jauh yang mana nantinya pihak DPMPTSP
lebih mudah untuk mengadakan pertemuan atau konsolidasi data terhadap pihak ketiga
terkait penyusunan SOP. Selain mempertimbangkan masalah jarak, sebaiknya untuk kedua
belah pihak lebih memperhatikan masalah waktu yang sudah disepakati diawal sehingga
proses penyusunan SOP bisa selesai dengan tepat waktu.
Kata kunci: Inovasi, Standar Operasional Prosedur, peningkatan pelayanan
-
iv
SUMMARY
Amanda Rachma Debyasari, 2017, Innovation in the process of Drafting a standard
Operational Procedure (Studies On Capital Integrated One Door Service and
Investment Agency Of Blitar Regency), Dr. Rer, pol, Romy Hermawan, S.Sos, M.AP.
One-door integrated Service and Capital Investment agency is the executor of local
government affairs in the field of integrated service and capital investment as well as aids
(tutorial duties). One-door Integrated Service and Capital Investment is headed by the Chief
of the Department who is under and responsible to the Regent through Regional Secretary.
This research is descriptive studies with qualitative approach and its focal research
limitation is on the innovation in the process of preparing/setting up Standard Operational
Procedure in One-door Integrated Service and Capital Investment Department of Blitar
Regency that includes of (1) Drafting Standard Operational Procedure Process (2) The
implementation of Standard Operational Procedure setup (3) Partnership with third parties
Based on the result of the conducted research, the cooperation with third party that
have been done by DPMPTSP in which one of them is in setting up SOP such as doing
some coordination in the preparation as well as making corrections based on the existing
theories to practice in carrying out the activities. Doing cooperation with the third party
itself could bring new innovation in the preparation of SOP, so it can improve the quality of
the service.
DPMPTSP as the organizer/coordinator in the process of setting up/preparing the
Standard Operational Procedure should consider the distance between DPMPTSP office as
the organizer and the third party as the partner in setting up/preparing SOP, so the distance
to reach is not too far that will make DPMPTSP much easier to meet up and to do data
consolidation to the third party in relation with setting up SOP. In addition to considering
the issue of distance, preferably for both parties paying more attention to the problem of the
time that has been agreed in advance so that the process of preparation of the SOP could be
completed on time.
Keywords: Innovation, Operational procedures, the improvement of Standards of
service
-
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Inovasi dalam Proses Penyusunan Standar Operasional Prosedur (Studi
Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Blitar)”, Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk menenuhi
syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Penulis menyadari bahwa penyusunan
skripsi ini banyak mendapatkan dukungan baik secara moril maupun materil dalam
mengkaji dan menyelesaikan karya ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Administrasi.
2. Bapak Dr. Chairul Saleh, M.Si selaku Ketua Jurusan Administrasi Publik Fakultas
Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
3. Ibu Dr. Lely Indah Mindarti, M.Si selaku Ketua Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Administrasi Brawijaya.
4. Bapak Dr. rer, pol. Romy Hermawan, S.Sos, M.AP selaku dosen pembimbing
kedua yang telah memberikan bimbingan dan semangat dengan penuh kesabaran
hingga selesainya penulisan skripsi ini.
5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Administrasi, khususnya dosen jurusan Administrasi
Publik yang selama ini telah memberikan dan menularkan kajian keilmuannya
kepada penulis selama proses perkuliahan maupun di luar perkuliahan.
6. Segenap staff Fakultas Ilmu Administrasi Brawijaya Malang.
7. Pegawai Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang telah
membantu dalam memperoleh data penelitian
8. Seluruh rekan Pusat Kajian Kinerja dan Stratejik Sektor Publik yang Sudah
mengizinkan peneliti untuk mencari dan memperoleh data.
-
vi
9. Untuk keluarga tercinta, Ayahanda Harsoedi Dibyahari, Ibunda Sri Hartanti serta
adik Achmad Rizaldy Dibyahari yang telah membatu memotivasi saya selama ini
serta membimbing saya hingga menjadi pada tahap seperti ini. Semua tidak akan
terealiasasikan tanpa dukungan dari ayahanda, ibunda serta adik saya dan terima
kasih karena selalu mendukung kegiatan saya.
10. Untuk Muhammad Rijal Faozan sebagai partner yang menemani saya selama masa
studi di Malang dan sudah memotivasi saya selama proses penyusunan tugas akhir
serta membantu semua prosesnya.
11. Sahabat-sahabat yang selalu ada Yenis Tria Kusumadhani, Novia Fadhilatul Azizah,
Darin Iftinani Aulia Dewi, Annisa Rizki Nugraheni, Salsabila Izza, dan Anna
Fiulaizi yang selalu mengingatkan dan memberikan motivasi peneliti dalam
melakukan penyusunan skripsi.
12. Teman satu atap Tisyrinul Awwal Fatiani yang selalu menemani dan memotivasi
dalam proses penyusunan tugas akhir.
13. Teman-teman Ikmas Chapter Malang yang sudah menjadi keluarga kedua selama
masa studi saya di Malang .
14. Semua teman-teman FIA angkatan 2013 yang telah membantu, memberikan
semangat selama proses perkuliah serta dalam penyusunan skripsi.
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan memberikan
sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Malang, 20 Juni 2017
Penulis
-
vii
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................... i
MOTTO ......................................................................................................................... ii
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ........................................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................................................. iv
RINGKASAN ................................................................................................................ v
SUMMARY .................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xi
LAMPIRAN ................................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 11 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 11 D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 11 E. Sistematika Pembahasan ......................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 15
A. Administrasi Publik ................................................................................. 15 B. Pelayanan Publik .................................................................................... .17
1. Konsep Pelayanan Publik ................................................................. 17 2. Azas, Prinsip, Standar Pelayanan Publik........................................... 19 3. Penyelenggaraan Pelayanan Publik ................................................... 23
C. Inovasi .................................................................................................... 24 1. Definisi Inovasi ................................................................................ 26 2. Jenis Inovasi dalam Sektor Publik .................................................... 29 3. Tahapan-tahapan Inovasi .................................................................. 31 4. Inovasi dalam Pembuatan Prosedur .................................................. 35
D. Standar Operasional Prosedur ................................................................ 40 1. Konsep Standar Operasional Prosedur ............................................. 40 2. Manfaat dan Fungsi SOP ................................................................. 43 3. Prinsip-prinsip SOP.......................................................................... 45
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 46
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 46 B. Fokus Penelitian ...................................................................................... 47 C. Lokasi dan Situs Penelitian ..................................................................... 48 D. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 48 E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 49 F. Instrumen Penelitian ................................................................................ 50 G. Analisis Data ........................................................................................... 51 H. Keabsahan Data ....................................................................................... 55
-
viii
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN........................................................................57 A. Gambaran Umum Kabupaten Blitar .......................................................... 57
1. Sejarah Kabupaten Blitar .................................................................... 57
2. Keadaan Geografis .............................................................................. 59
3. Iklim dan Topografi ............................................................................ 61
4. Visi Kabupaten Blitar ......................................................................... 61
5. MisiKabupaten Blitar .......................................................................... 62
6. Makna Lambang Kabupaten Blitar ..................................................... 63 B. Gambaran Umum DPMPTSP ................................................................. 65
1. Sejarah DPMPTSP .............................................................................. 65
2. Struktur Organisasi ............................................................................. 66
3. Dasar Hukum ...................................................................................... 68
4. Uraian Susunan Organisasi dan Tugas Fungsi .................................... 68
C. Penyajian Data ........................................................................................ 73
1. Inovasi dalam Proses Penyusunan SOP di DPMPTSP Kabupaten Blitar .................................................................................................... 73
a. Menghasilkan Produk Baru Atau Kualitas Yang Lebih Baik…... 74 b. Metode Baru dalam Proses Produktif ........................................ ....92 c. Pengembangan Bahan Baku ........................................................ 101
2. Faktor Pendukung Penyusunan SOP di DPMPTSP ......................... 113 3. Faktor Penghambat Penyusunan SOPdi DPMPTSP ....................... 117
E. Pembahasan dan Analisis ........................................................................ 120
1. Inovasi dalam Proses Penyusunan SOP di DPMPTSP Kabupaten Blitar .................................................................................................. 120
a. Menghasilkan Produk Baru atau Kualitas yang Lebih Baik ....... 120 b. Metode Baru dalamProses Produktif ........................................... 122 c. Pengembangan Bahan Baku ........................................................ 124
2. Faktor Pendukung Penyusunan SOP di DPMPTSP ....................... 126 3. Faktor Penghambat Penyusunan SOPdi DPMPTSP ...................... 128
BAB V PENUTUP…………………........................................................................131
A. Kesimpulan ........................................................................................... 131 B. Saran ..................................................................................................... 132
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................133
-
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Judul
1. Komponen Analisis Data ......................................................................................... 54 2. Peta Kabupaten Blitar .............................................................................................. 60
3. Lambang Kabupaten Blitar .................................................................................. 64
4. Struktur organisasi DPMPTSP ............................................................................ 67
5. Langkah-langkah Penilaian Kebutuhan .............................................................. 83
6. Standar Pelayanan Publik DPMPTSP ................................................................. 84
7. Standar Operasional Prosedur Ijin Mendirikan Bangunan ............................... 89
8. Standar Operasional Prosedur Ijin Prinsip.......................................................... 91
9. Perbedaan SPP dan SOP ...................................................................................... 92
10. Tahapan Penyusunan SOP ................................................................................... 93
11. Produk Pelayanan yang Diterima Oleh Pelanggan .......................................... 105
12. Teknis Pelayanan ................................................................................................. 108
13. Mekanisme Komplain ......................................................................................... 113
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Inovasi merupakan salah satu hal yang harus selalu dilakukan untuk
mengembangkan organisasi menjadi lebih baik, tidak terkecuali pada organisasi
non profit seperti pemerintah. Maka dari itu organisasi dituntut untuk selalu
memiliki inovasi tinggi untuk mengembangkan organisasi menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Keberhasilan dalam mengembangkan organisasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah sumber daya manusia. Sumber daya
manusia merupakan faktor penting karena merupakan pelaku dari keseluruhan
tingkat perencanaan sampai dengan evaluasi yang mampu memanfaatkan sumber
daya lain yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.
Sebagaimana yang diberitakan oleh detiknews.com pada 19 Juni 2016,
Terdapat beberapa hal yang dapat menunjang dan bisa membuat orang menjadi
sukses salah satunya ialah berinovasi. Terutama sekarang ini yang menuntut
semua orang mengikuti perkembangan zaman, orang sangat mudah memperoleh
dan mengasah skill melalui ragam kecanggihan teknologi. Maka dari itu selain
harus inovatif juga harus memiliki semangat untuk maju yang mana semangat
merupakan hal yang sangat penting.
Pengembangan inovasi memerlukan pendanaan yang cukup besar
sehingga diperlukan kesiapan dari sisi sumber daya manusia aparat pemerintahan
-
2
dan kesiapan dari masyarakat. Survei di beberapa negara menunjukkan bahwa ada
kecenderungan aparat pemerintah untuk tidak melaksanakan kegiatan secara
online, karena mereka lebih menyukaimetoda pelayanan tradisional yang berupa
tatap langsung, surat-menyurat atau telepon. Kita harus belajar dari beberapa
keluhan dari masyarakat di sejumlah daerah dalam proses pelayanan diamana
masyarakat berperan sebagai subjek layanan tidak menyukai pelayanan yang
berbelit-belit, lama dan juga beresiko akibat rantai birokrasi yang panjang.
Diwartakan oleh antaranews.com pada 22 Maret 2017, Menteri Keuangan
mengharapkan adanya inovasi dalam struktur pembiayaan untuk mendorong
optimalisasi pembangunan infrastruktur di Indonesia, dan juga menteri keuangan
mengatakan inovasi dalam pembiayaan harus dilakukan untuk menunjang proyek
infrastruktur, karena saat ini dana pemerintah melalui APBN maupun APBD
masih terbatas, padahal sarana infrastruktur tersebut dibutuhkan masyarakat.
Sehingga masyarakat membutuhkan kesegaran dalam pelayanan, sekaligus
mampu memahami kebutuhan dan keinginan yang terpenuhi dalam waktu yang
relatif singkat. Keinginan-keinginan tersebut perlu direspon dan dipenuhi oleh
instansi yang terkait dalam bidang jasa, jika aktivitasnya ingin mendapatkan citra
yang baik dari masyarakat, maka dari itu pihak manajemen perlu mengevaluasi
kembali aspek pelayanan yang selama ini diberikan kepada masyarakat apakah
sudah sesuai, atau justru masih mendapatkan kesenjangan dalam pelayanan yang
diharapkan masyarakat. Terjadinya kesenjangan menunjukkan adanya kualitas
pelayanan yang kurang prima, sehingga berpotensi menurunkan kinerja intansi
secara keseluruhan.
-
3
Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Menteri Koordinator Bidang
pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), mengatakan bahwa
pengembangan inovasi penting dilakukan karena dapat menjadi motor penggerak
pembangunan bangsa. Karenanya pemerintah mendorong berbagai pihak untuk
memperkuat riset dan pengembangan inovasi bermanfaat bagi kehidupan
masyarakat . “Pemerintah terus mendukung kolaborasi antara akademisi, industri,
dan masyarakat dalam melakukan penguatan inovasi dan pengembangan
teknologi yang memberikan manfaat bagi kehidupan manusia,” katanya Rabu
(21/9) saat membuka „Tangerang Selatan Global Innovation Forum (TGIF)‟ di
Auditorium Graha Widya Bhakti, Komplek Puspitek, Tangerang Selatan.
(diakses dalam http://www.dikti.go.id pada 7 Maret 2017 pukul 20.00 WIB)
Berdasarkan pernyataan Menteri Koordinator Bidang pembangunan
Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) diatas dapat diidentifikasikan dalam
pengembangan inovasi ini pemerintah tidak hanya mendorong proses penelitian
saja. Namun demikian hingga proses hilirisasi dan komersialisasi produk-produk
riset. Dan juga melalui Tangerang Selatan Global Innovation Forum (TGIF) dapat
menjadi sarana berbagi pengalaman dalam pengembangan inovasi dengan pihak
yang bersangkutan.
Diberitakan oleh SINDOnews.com pada Maret 2015 , Inovasi didalam
suatu organisasi pemrintahan sekarang ni juga sangat dibutuhkan, karena dengan
adanya inovasi suatu program atau peraturan nantinya akan dapat diterima oleh
masyarakat. Salah satunya adalah standar operasional prosedur yang nantinya
menjadi SOP. SOP merupakan pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas
http://www.dikti.go.id/
-
4
pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah
berdasarkan indikator teknis, administratif dan procedural yang sesuai dengan tata
kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. SOP
juga dibuat untuk menjalankan setiap pekerjaan agar dapat terlaksana dengan
efektif dan efisien. Tujuan dari adanya SOP adalah menciptakan komitmen
mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja instansi pemerintahan untuk
mewujudkan good governance. Maka dari itu keberadaan dari SOP itu sendiri
sangat berpengaruh terhadap berjalannya suatu organisasi dalam melaksanakan
tugas.
Sementara itu, dalam menciptakan sebuah organisasi yang efektif dan
efisien memang tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan, perlu ada
komitmen dan kerja keras dalam membangun organisasi tersebut; misalnya
lembaga pemerintah, untuk menciptakan lembaga pemerintah yang profesional,
efektif dan efisien tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan dalam lembaga
pemerintah didalamnya terdapat banyak kepentingan yang berbeda, budaya serta
perilaku setiap individu di dalamnya tentunya juga berbedabeda. Oleh sebab itu
pemerintah Indonesia ini melakukan reformasi birokrasi yang salah satunya
dengan menerapkan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan
(SOP-AP) dalam setiap kegiatan tata kelola lembaga pemerintah. Berdasarkan
Permenpan& RB Nomor 35 Tahun 2012 Pasal 3:
“standard operasional prosedur administrasi pemerintahan (SOP-AP)
adalah standar operasional prosedur dari berbagai proses penyelenggaraan
administrasi pemerintahan yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.”
-
5
Dengan adanya penerapan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan (SOP-AP) dalam lembaga pemerintah diharapkan dapat mengubah
citra lembaga pemerintah yang selama ini dianggap selalu lamban dan berbelit-
belit dalam hal pelayanan pada masyarakat. Selain itu, diharapkan juga dapat
memberbaiki kinerja jajaran birokrasi pemerintahan yang ada di Indonesia ini agar
tidak tertinggal dengan negara-negara lain dalam berbirokrasi. Penerapan Standar
Operasional Prosedur (SOP) dalam proses penyelenggaraan administrasi
pemerintahan dinilai penting karena Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan (SOP-AP) dapat menjadi pedoman atau acuan untuk melaksanakan
tugas pekerjaan sesuai dengan fungsinya. Standar operasional prosedur juga dapat
dijadikan alat penilaian kinerja instansi pemerintah. Menurut Atmoko dalam
jurnal Reni Wulandari dan Endang Sulistianingsih: “pelaksanaan SOP dalam
penyelengaraan pemerintahan memiliki multifungsi baik sebagai alat deteksi
potensi penyimpangan dari tugas pokok dan fungsi; sebagai alat koreksi atas
setiap penyimpangan yang terjadi; sebagai alat evaluasi untuk meningkatkan
kinerja setiap satuan kerja ke tingkat yang lebih efektif, efisien, profesional,
transparan dan handal.”
Menurut Koran Tempo ada aspek-aspek yang menuntut perlu diadakan
nya inovasi meliputi pertama, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adanya perkembangan ilmu pengetahuan tidak bisa dipungkiri mengakibatkan
kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik,
pendidikan dan kebudayaan . Dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern
menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan pengusaan kemampuan
-
6
yang terus-menerus; kedua, pertambahan penduduk, dimana pertambahan
penduduk yang cukup pesat menuntut adanya pembaharuan sekaligus
bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang secara
kualitatif yang menuntut tersedianyan sarana pendidikan yang memadai; ketiga,
meningkatnya animo masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
Dengan kemajuan iptek, akan mempengaruhi aspirasi masyarakat, potensi dan
persaingan yang sangat ketat; keempat, menurunnya kualitas pendidikan. Kualitas
pendidikan yang dirasakan makin menurun dan belum mampu mengikuti
perkembangan Iptek. Situasi ini menuntut adanya inovasi inovasi dan perubahan.
Bila tidak demikian jelas akan berakibat pada perkembangan dan tertinggalnya
kita di bidang Iptek; yang terakhir kelima, adanya relevansi antara pendidikan dan
kebutuhan masyarakat. Dalam era modern sekarang ini masyrakat menuntut
adanya lembaga pendidikan yang benasr-benar mampu diharapkan, terutama yang
siap pakai dengan dibekali skill dan ketrampilan yang diperlukan.
Dari inovasi itu sendiri perlu diadakannya pengembangan agar program
yang dilaksanakan mengalami perubahan ataupun perbaikan. Karena pengertian
dari pengembangan sendiri adalah sesuatu yang belum ada menjadi ada atau
mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Dalam konteks pembangunan,
pengertian pengembangan selama ini dikenal sebagai pengembangan sektor
ekonomi. Pengembangan dalam konteks pembangunan pariwisata misalnya
pengembangan produk wisata (obyek wisata), pengembangan strategi pemasaran
dan lain-lain. Dalam arti lain pengembangan adalah meningkatkan kualitas
kehidupan manusia.
-
7
Berbagai bentuk pelayanan yang ada sekarang ini juga masih sering terjadi
beberapa masalah yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakatnya
sendiri karena pelayanan yang masih berbelit-belit ataupun permasalahan seperti
mengantri pada saat proses pelayanan dilakukan. Masyarakat seringkali mengeluh
terhadap pelayanan yang dilakukan oleh pihak pemerintahan dan masyarakat
selalu berharap akan mendapatkan pelayanan dengan prosedur yang cepat dan
sederhana. Sehingga pemerintah mulai mengambil tindakan dengan melihat atau
mencontoh pelayanan yang ada di negara lain.
Sebagaimana yang telah diwartakan oleh news.liputan6.com pada Februari
2017, Komisioner Ombudsman Republik Indonesia Ninik Rahayu menyatakan
laporan pengaduan masyarakat terkait pelayanan publik meningkat dari 5.000
laporan pada 2015 menjadi 10 ribu lebih laporan pada 2016. Dari sekitar 10 ribu
lebih laporan yang disampaikan masyarakat kepada Ombudsman, kebanyakan
tentang sistem layanan pada pemerintahan desa, pelayanan di institusi kepolisian,
pelayanan pada penerbitan sertifikat tanah yang dikelola oleh Badan Pertanahan
Nasional (BPN), pelayanan kesehatan, dan proses pembuatan KTP dan akta
kelahiran.
Dalam perkembangan beberapa dinas pemerintahan, sekarang ini sudah
banyak yang mulai merencanakan ataupun sudah menyiapkan beberapa inovasi
dalam memajukan kualitas pelayanan. Salah satunya yaitu mengadakan beberapa
perubahan atau pembaharuan di dalam SOP sebuah organisasi dengan melakukan
hubungan kerjasama dengan pihak ketiga, baik itu dalam menyusun,
melaksanakan hingga pelaksanaannya. Dengan adanya pihak ketiga ini yang mana
-
8
berasal dari luar ruang lingkup kantor atau dinas pemerintahan nantinya akan
memberikan ide-ide ataupun masukan yang bersifat baru sehingga dapat
memberikan perubahan dalam meningkatkan kualitas.
Sebagai salah satu contoh yaitu pada Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kabupaten Blitar. Yang mana merupakan salah
satu dinas perijinan yang baru dehingga memerlukan inovasi dalam proses
penyusunan Standar Operasional Prosedur agar dapat mencapai tujuan bersama.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu itu sendiri dalam
menghadirkan inovasi didalam penyusunan SOP melakukan kerjasama dengan
pihak ketiga dalam proses penyusunan SOP sehingga dapat menghadirkan inovasi
baru dari luar dinas sehingga dapat diterapkan di Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
Dalam melakukan inovasi proses penyusunan SOP ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, menurut Schumpeter yang dikutip oleh Priyantoko (2008:62)
menjelaskan adanya menghasilkan produk baru atau kualitas yang lebih baik,
metode baru dalam proses produktif, serta pengembangan bahan baku, yang mana
semuanya berpengaruh dalam proses penyusunan SOP yang baik.
Dalam proses pelaksanaan pembuatan produk baru tersebuit pihak
DPMPTSP kabupaten blitar menghasilkan standart pelayanan publik serta standart
operasional yang mana digunakan untuk mendukung kinerja DPMPTSP
kabupaten blitar dalam melakukan pelayanan publik SOP yang berhasil dicetus
oleh DPMPTSP kabupaten blitar salah satunya adalah SOP izin prinsip, SOP izin
mendirikan bangunan dan ijin periklanan. Kegiatan diatas bentuk dari
-
9
penyempurnaan pelayanan publik DPMPTSP kabupaten blitar agar memberidapat
memberi pelayanan publik yang prima kepada masyarakat.
Selain itu DPMPTSP kabupaten blitar juga melakukan inovasi dengan
melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dari segi proses pengerjaan SOP yang
dibutuhkan oleh DPMPTSP kabupatemn blitar yang dimana pihak DPMPTSP
menyerahkan kewengangan pembuatan SOP kepada pihak ketiga yang mana
pihak ketiga ditunjuk karena sudah ahli dalam pembuatan SOP di bidangnya
Dalam penyusunan SOP Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu di dukung dengan beberapa fasilitas yang diberikan oleh pihak ketiga
yaitu PKKSSP yang mana di dalam proses penyusunan SOP telah diatur oleh
peraturan yang disusun oleh pihak kabupaten atau Bupati sebagai stakeholder
dalam penyusunan SOP. Dalam proses penyusunan SOP sendiri membutuhkan
beberapa persiapan, diantaranya adalah pembentukan tim dan kelengkapannya;
pembekalan bagi anggota tim; dan penilaian kebutuhan SOP, yang mana di dalam
nya juga mencakup menghasilkan produk baru yang memmpunyai kualitas yang
lebih baik
Di dalam proses penyusunan SOP terdapat beberapa tahapan yang
nantinya akan menghasilkan sebuah SOP yang digunakan sebagai acuan di
DPMPTSP. Karena SOP merupakan penetapan yang tertulis mengenai apa yang
harus dilakukan yang semuanya itu merupakan prosedur kerja yang harus ditaati
dan dilakukan. SOP sendiri tidak hanya sebagai prosedur kerja melainkan juga
berfungsi untuk mengevaluasi pekerjaan yang telah dilakukan, seperti apakah
pekerjaan tersbut berjalan dengan baik, kendala apa saja yang dihadapi, dan juga
-
10
mengapa kendala tersebut dapat terjadi sehingga dengan begitu dapat diambil
keputusan yang tepat melalui SOP.
Menurut PP Nomor 50 tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Daerah. Dimana setiap dinas daerah harus mempunyai inisiatif untuk
membaca potensi daerahnya sebagaimana urusan wajib maupun pilihan yang telah
menjadi kewenangannya dan dapat dikembangkan melalui kerjasama daerah dan/
atau pihak ketiga yang pada hakikatnya untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Untuk bagian kerjasama antara DPMPTSP dengan pihak ketiga
menjelaskan bahwa kerjasama antara DPMPTSP dengan pihak ketiga
dilaksanakan agar proses penyusunan SOP dapat berjalan sesuai dengan arahan
yang diberikan oleh pihak pertama, dimana proses kerjasama itu dilaksanakan
secara sistematis dan efisien, serta selalu menjunjung tinggi prinsip-prinsip dalam
penyusunan SOP.
Maka dari itu dengan adanya inovasi pada penyusunan SOP diharapkan
mampu mendongkrak pelayanan yang ada di pemerintahan. Oleh karena itu,
berdasarkan penjelasan diatas penulis tertarik pada inovasi proses penyusunan
SOP, sehingga peneliti mengambil judul penelitian berupa “INOVASI DALAM
PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR STUDI
PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU
SATU PINTU KABUPATEN BLITAR ”
-
11
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana inovasi dalam proses penyusunan SOP pada Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Blitar ?
2. Bagaimana Faktor pendukung inovasi dalam proses penyusunan SOP
pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Blitar
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui, mendeskrispsikan dan menganalisis inovasi yang ada
dalam proses penyusunan SOP Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blitar
2. Mengetahui, mendeskrispsikan dan menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi inovasi dalam proses penyusunan SOP pada Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Blitar
D. Manfaat penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
akademik maupun praktis: Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah
dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara
kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk
-
12
memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja dengan biaya
yang serendah-rendahnya. SOP biasanya terdiri dari manfaat, kapan dibuat
atau direvisi, metode penulisan prosedur, serta dilengkapi oleh bagan
flowchart di bagian akhir (Laksmi, 2008:52)
1. Manfaat Akademis :
a. Sebagai bahan kajian dan menambah wacana keilmuan
pengembangan ilmu administrasi publik khususnya pembangunan
berbasis inovasi dalam proses penyususnan SOP.
2. Manfaat praktis :
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagi
masukan atau sumber inforasi bagi pihak lain yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut tentang inovasi dalam proses penyusunan SOP.
b. Dapat memberikan manfaat bagi peneliti selanjutnya sebagai data
pedoman pelaksanaan penelitian lebih lanjut tentang inovasi dalam
proses penyusunan SOP.
c. Diharapkan penelitian ini memberikan wawasan dan gambaran bagi
kalagan akademisi dan para pelu (stakeholder) yang terlibat pada
inovasi dalam proses penyusunan SOP.
E. Sistematika Pembahasan
Dalam upaya untuk memberikan kemudahan dalam memahami isi skripsi
ini secara keseluruhan dam agar terdapatnya susunan yang logis dan
-
13
sistematis, makan penulisan dalam penelitian ini mengacu pada
sistematika berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang mengenai latar
belakang penelitian inovasi dalam proses penyusunan SOP (Studi Pada
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Blitar) dalam bab ini juga memaparkan rumusan masalah sebagai batasan
penelitian, kemudian penjelasan terkait tujuan penelitian, kontribusi
penelitian baik secara akademis maupun praktis, dan sistematika
pembahasan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini merupakan paparan dan uraian teori sebagai landasan yang
digunakan peneliti untuk menyusun penelitian ini. Teori atau konsep yang
dipaparkan dalam bab ini juga dapat digunakan sebagai instrumen analisis
data yang telah didapat oleh peneliti dilapangan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini membahas metode penelitian apa yang digunakan peneliti
dalam penelitian ini. Metode penelitian ini terdiri dari: jenis penelitian,
fokus penelitian, pemilihan lokasi dan situs penelitian beserta alasanya,
jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, analisi data, dan
keabsahan data.
-
14
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian, analisis data, dan interpretasi
data mengenai Inovasi dalam Proses Penyusunan Standar Operasional
Prosedur.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir, yang berisi tentang kesimpulan yaitu
temuan pokok penelitian sesuai dengan tujuan penelitian serta saran-saran
terkait dengan hasil penelitian yang selanjutnya agar dapat berkontribusi
bagi para akademisi maupun praktisi yang ingin mengetahui atau
berkeinginan untuk menjadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
-
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Administrasi Publik
Administrasi publik merupakan terjemahan dari bahas inggris public
administrastion yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi
administrasi negara atau administrasi pemerintahan. Menurut Henry yang
dikutip oleh Sjamsuddin (2006:113) public administration diartikan sebagai
suatu yang kompleks antara teori dan praktik, dengan tujuan mempromosikan
pemahaman terhadap pemerintah dalam hubunganya dengan masyarakat yang
diperintah dan juga mendorong kebijakan publik agar lebih responsif terhadap
kebutuhan sosial. Sedangkan tokoh lain menyatakan bahwa public
administration yaitu kegiatan dari sekelompok dalam mengadakan usaha
kerjasama untuk mencapai tujuan bersama (Simon dalam Sjamsuddin, 2006).
Secara teoritis, pandangan akan administrasi publik memiliki banyak
pengembangan dan perubahan. “Administrasi publik merupakan pemanfaatan
teori-teori dan proses-proses management, politik, dan hukum untuk memenuhi
mandat pemerintah di bidang legislatif, eksekutif, dan yudikatif dalam rangka
fungsi-fungsi pengaturan dan pelayanan terhadap masyarakat secara
keseluruhan atau sebagian” (Sjamsuddin, 2006:116). Teori tersebut
mengemukakan bahwa administrasi publik menekankan pada proses
pengelolaan, politik, dan hukum. Administrasi publik juga memiliki subjek
dengan fungsi yang berbeda yaitu pemerintah dengan fungsi eksekutif,
-
16
legislatif, dan yudikatif. Pengaturan dan pelayanan terhadap masyarakat
menjadi tujuan utama dari penerapan administrasi publik.
Definisi lain administrasi publik dijelaskan oleh Nigro dan Nigro dalam
Keban (2004:5-6) yang menyatakan bahwa:
Administrasi publik adalah usaha kerjasama kelompok dalam suatu
lingkungan publik, yang mencakup ketiga cabang yaitu judikatif, legislatif,
dan eksekutif; mempunyai suatu peranan penting dalam memformulasikan
kebijakan publik, sehingga menjadi bagian dari proses politik; yang sangat
berbeda dengan cara-cara yang ditempuh oleh administrasi swasta; dan
berkaitan erat dengan beberapa kelompok swasta dan individu dalam
pemberian pelayanan kepada masyarakat. Definisi ini lebih menekankan
pada proses institusional yaitu bagaimana usaha kerjasama kelompok
sebagai kegiatan publik yang benar-benar berbeda dari kegiatan swasta.
Menurut (Keban, 2004:8) cakupan atau ruang lingkup administrasi publik
sangat kompleks tergantung dari perkembangan kebutuhan atau dinamika
masalah yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu administrasi publik
diharapkan mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi di
masyarakat. Chandler dan Plano dalam Keban (2004:3) menjelaskan bahwa
administrasi publik sebagai suatu disiplin ilmu bertujuan untuk memecahkan
masalah-masalah publik melalui perbaikan-perbaikan terutama dibidang
organisasi, berkenaan dengan pengaturaan struktur dan hirarki yang merupakan
pembuatan unit, pembagian tugas dan penetapan prosedur, aturan untuk
mencapai tujuan organisasi. Administrasi publik berusaha melakukan
penekanan pada pentingnya kegiatan pengelolaan dalam pencapaian sebuah
tujuan.
-
17
Selanjutnya Sjamsuddin (2006:116) mengemukakan bahwa “administrasi
publik berusaha melembagakan praktek-praktek manajemen agar sesuai
dengan nilai efektifitas dan efesiensi dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat secara lebih baik”. Artinya, dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat yang lebih baik, Negara memerlukan kegiatan pengelolaan di
semua bidang mulai dari Pengambilan kebijakan hingga implementasi
program pemberdayaan sosaial. Maka dari itu, administrasi publik
merupakan pandangan keilmuan yang mewakili segala kegiatan yang
berhubungan dengan pelaksanaan proses pemerintahan.
Di dalam administrasi publik itu sendiri memiliki banyak cabang ilmu
salah satunya adalah pelayanan publik yang mana didalam nya menjelaskan
prinsip-prinsip serta standar pelayanan publik yang masih ada kaitanya dengan
ilmu administrasi publik itu sendiri.
B. Pelayanan Publik
1. Konsep Pelayanan Publik
Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
didefinisikan bahwa pelayanan publik merupakan suatu bentuk kegiatan atau
rangkaian dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
undang-undang untuk seluruh warga negara atau penduduk atas barang atau
jasa serta pelayananan administratif yang diselenggarakan dan disediakan oleh
pemberi pelayanan publik.
Dan menurut Ratminto (2005), Pelayanan publik dapat dikatakan sebagai
sebuah proses yang mana di dalamnya ada orang yang dilayani, melayani,
serta jenis seperti apa pelayanan yang diberikan. Sehingga pelayanan yang
diberikan dapat dikatakan berbeda dengan pelayanan yang diberikan oleh
swasta. Pelayanan publik adalah pelayanan yang diberikan oleh pemerintah
-
18
guna memenuhi segala kebutuhan masyarakat, sehingga dapat dibedakan
dengan pelayanan yang dilakukan oleh swasta.
Pengertian publik menurut Inu Kencana Syafi’ie, dkk (1999:18) yaitu :
“Sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan,
sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai- nilai norma yang
mereka miliki”
Pengertian lain berasal dari pendapat A.S. Moenir (1995:7) menyatakan
bahwa : “Pelayanan umum adalah suatu usaha yang dilakukan kelompok atau
seseorang atau birokrasi untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dalam
rangka mencapai suatu tujuan tertentu”.
Pada hakikatnya pelayanan publik adalah merupakan usaha untuk
meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi
pemerintah mendorong untuk mengefektifkan sistem dan tata laksana pelayan,
dan mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat
dalam pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan. Dan dalam
pelaksanaan pelayanan publik peran pemerintah dalam sektor publik lebih
dominan daripada sektor swasta. Menonjolnya peran pemerintah itu bukan
saja dapat kita ukur dari ragam birokrasi dan besamya jumlah pegawai negeri
yang dipekerjakan, tapi dapat diukur dari besarnya dana/investasi yang
ditanamkan dalam sektor-¬sektor produksi dan pengaruh politik, pemerintah
pun sangat dominan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
-
19
Sehingga berdasarkan pemaparan diatas dapat diidentifikasikan bahwa
pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan baik dalam bentuk
barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung
jawab dan dilaksanakan oleh Instansi pemerintah di Pusat, di daerah, dan di
lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah,
dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang- undangan.
2. Azas, Prinsip dan Standar Pelayanan Publik
Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan
masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan publik
yang profesional, kemudian Lijan Poltak Sinambela(2008:6) mengemukakan
azas-azas dalam pelayanan publik tercermin dari:
a. Transparansi Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua
pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta
mudah dimengerti.
b. Akuntabilitas Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
c. Kondisional Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan
penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi
dan efektivitas.
d. Partisipatif Mendorong peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,
kebutuhan dan harapan masyarakat.
-
20
e. Keamanan Hak Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan
suku, agama, ras, golongan, gender dan status ekonomi.
f. Keseimbangan Hak dan kewajiban Pemberi dan penerima pelayanan
publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing- masing pihak.
Dalam proses pelayanan juga diatur mengenai prinsip- prinsip pelayanan
yang digunakan sebagai pegangan dalam mendukung jalannya kegiatan
pelayanan. Menurut keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan
Publik prinsip-prinsip pelayanan publik sebagai berikut :
a. Kesederhanaan
Prosedur pelayanan diselenggarakan dengan mudah, cepat, lancer, tidak
berbelit-belit, mudah dipahami dan dilaksanakan.
b. Kejelasan
Kejelasan mencakup dalam hal : persyaratan teknis dan administratif
pelayanan public; unit kerja/pejabat yang berwenang dan
bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian
keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan public; rincian
biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran
c. Kepastian waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu
yang telah ditentukan
d. Akurasi
Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah
-
21
e. Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan
kepastian hukum
f. Tanggung jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk
bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian
keluhan dalam pelaksanaan pelayanan publik
g. Kelengkapan sarana dan prasarana
Terjadinya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung
lainnya yang memadai termasuk penyediaan teknologi telekomunikasi
dan informatika
h. Kemudahan akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah
dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informatika
i. Kedisiplinan, keramahan, dan kesopanan
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan, dan santun, ramah
serta memberi pelayanan dengan ikhlas.
j. Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus lebih tertib, teratur, disediakan ruang
tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta
dilengkapi fasilitas pendukung pelayanan seperti parker, toilet, tempat
ibadah, dan lain-lain.
-
22
Setiap penyelenggara pelayanan publik harus memiliki prinsip-prinsip
pelayanan seperti diatas. Dan juga didalam pelayanan publik terdapat standar
pelayanan yang merupakan ukuran yang dibekukan dalam pelayanan
publikdan wajib ditaati oleh pemberi atau penerima layanan. Menurut
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik bahwa standar pelayanan
publik terdiri dari :
1) Prosedur pelayanan, prosedur pelayanan yang resmi bagi pemberi
pelayanan dan penerima pelayanan. Prosedur pelayanan yang
diberikan harus seusai dengan prosedur resmi penyedia jasa.
2) Waktu pelayanan, yaitu aktu yang sudah ditetapkan mulai dari
pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan
termasuk pengaduan. Dan waktu pelayanan yang telah diberikan harus
tepat dan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan.
3) Biaya pelayanan, yaitu biaya / tarif pelayanan termasuk rinciannya
yang diterapkan dalam proses pemberian pelayanan. Biaya pelayanan
yang dikenakan kepada pelanggan juga harus sesuai dengan aturan
yang telah ditetapkan.
4) Produk pelayanan, yaitu hasil pelayanan yang akan diterima sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk pelayanan yang
diberikan oleh penyedia jasa juga harus sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan.
-
23
5) Sarana dan Prasarana, yaitu penyediaan sarana dan prasarana
pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik.
Kelengkapan sarana dan prasarana merupakan bagian dalam
pemberian pelayanan publik, maka dari itu sarana dan prasarana sangat
diperlukan untuk mencapai kepuasan pelanggan.
6) Kompetensi petugas pemberi pelayanan, yaitu kompetensi petugas
pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan
pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang
dibutuhkan. Informasi yang akurat sangat diperlukan dalam dalam
pemberian pelayanan oleh penyedia jasa kepada pelanggan, oleh
karena itu keahlian dan intelektual petugas sangat diperlukan dalam
pemberian pelayanan berupa informasi yang akurat.
Seiring dengan perkembangan zaman, dalam penyelenggaraan pelayanan
publik diperlukan beberapa pembaharuan yang biasanya disebut dengan
inovasi. Dengan adanya inovasi nantinya dapat memberikan perbaikan baik
dari proses pelayanan hingga aparatur nya dalam memberikan pelayanan.
3. Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Kegiatan pelayanan publik diselenggarakan oleh instansi pemerintah.
Instansi pemerintah merupakan sebutan kolektif meliputi satuan kerja atau
satu orang kementrian, departemen, lembaga, pemerintahan non departemen,
kesekertariatan lembaga tertinggi dan tinggi negara, dan instansi pemerintah
lainnya, baik pusat maupun daerah termasuk Badan Usaha Milik
-
24
Daerah.Sebagai penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi
pemerintah dan badan hukum.
Kegiatan pelayanan publik atau bisa juga disebut dengan pelayanan umum,
yang biasanya menempel di tubuh lembaga pemerintahan dinilai kurang dapat
memenuhi tugasnya sesuai dengan harapan masyarakat, sebagai konsumen
mereka. Salah satu yang dianggap sebagai penyebabnya yaitu bentuk orang
birokrasi, seperti pendapat mengenai birokrasi dari Achmat Batinggi
(1999:53) bahwa “Merupakan tipe dari orang yang dimaksudkan untuk
mencapai tugas-tugas administratif yang besar dengan cara mengkoordinir
secara sitematis (teratur) pekerjaan dari banyak orang.”
Konsep birokrasi bukan merupakan konsep buruk. Organisasi birokrasi
memiliki keteraturan dalam hal pelaksanaan pekerjaan karena memiliki
pembagian kerja dan strukturt jabatan yang jelas sehingga komponen birokrasi
memiliki tanggung jawab dan juga wewenang untuk melaksanakan
kewajibannya. Pelaksanaan pekerjaan dalam birokrasi diatur dalam
mekanisme dan prosedur agar tidak terjadipenyimpangan dalam mencapai
tujuan. Dalam organisasi birokrasi segala bentuk hubungan bersifat resmi dan
berjenjang berdasarkan strtuktur orang yang berlaku sehingga menuntut agar
prosedur yang berlaku dapat ditaati.
Adapun yang menjadi ciri ideal birokrasi menurut Max Weber seperti yang
dikutip dan diterjemahkan oleh Ahmad Batingi (1999: 53) antara lain adalah :
a) pembagian kerja yang kurang jelas, b) Adanya hierarki jabatan, c) Adanya
-
25
pengaturan sitem yang konsisten, d) Prinsip formalistic impersonality, e)
Penempatan berdasarkan karier, f) Prinsip rasionalitas,
Dengan adanya otonomi daerah, diharapkan dapat memberikan dampak
nyata yang luas terhadap peningkatan pelayanan terhadap masyarakat. Dengan
begitu pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat ke daerah memungkinkan
terjadinya penyelenggaraan pelayanan dengan jalur birokrasi yang lebih
ringjkas dan membuka peluang bagi pemerintah daerah untuk melakukan
inovasi dalam pemberian dan peningkatan kualitas pelayanan.
Untuk menciptakan kegiatan pelayanan publik yang berkualitas, maka
Menteri Pendayagunaan Negara menerbitkan keputusan No. 63/ KEP/ M.
PAN/ 7/ 2003 mengenai pola penyelenggaraan pelayanan publik, yang antara
lain:
a. Fungsional Pola pelayanan publik diberikan oleh penyelenggara pelayanan,
sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya.
b. Terpusat Pola pelayanan publik diberikan secara tunggal oleh penyelenggara
pelayanan berdasarkan pelimpahan wewenang dari penyelenggara
pelayanan terkait lainnya yang bersangkutan.
c. Terpadu 1) Terpadu Satu Atap Pola pelayanan terpadu satu atap diselenggarakan
dalam satu tempat yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang tidak
mempunyai keterkaitan proses dan dilayani melelui beberapa pintu.
Terhadap jenis pelayanan yang sudah dekat dengan masyarakat tidak
perlu disatu atapkan.
2) Terpadu Satu pintu Pola pelayanan terpadu satu pintu diselenggarakan pada satu tempat yang meliputi berbagai jenis
pelayanan yang memiliki keterkaitan proses dan dilayani melalui satu
pintu.
-
26
3) Gugus Tugas Petugas pelayanan secara perorangan atau dalam bentuk gugus tugas
ditempatkan pada instansi pemberi pelayanan dan lokasi pemberian
pelayanan tertentu.
Didalam pelayanan publik itu sendiri terdapat penjeleasan mengenai
inovasi yang mana menjelaskan bahwa inovasi adalah ” pengembangan dan
atau pemanfaatan atau mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk
keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau
memperbaiki produk.
C. Inovasi
1. Definisi Inovasi
Inovasi merupakan salah satu istilah yang tidak asing sekarang ini, dan
sudah menjadi pembicaraan yang sangat umum di kalangan masyarakat baik
itu dari sisi pendidikan, pemerintahan, bisnis, dan lain sebagainya. Inovasi
sendiri berasal dari bahasa latin innovate yang berarti berubah sesuatu menjadi
yang baru. Jika dalam bahasa inggris, inovasi merupakan salah satu kosa kata
yang dianggap baru, yaitu dikenal pada abad ke XVI, dimana pada saat itu
inovasi dimaknai sebagai sesuatu yang negative atau dianggap sebagai
“troublemaker” dan revolusioner. Menurut Yogi (2008:8) istilah innovative
secara meluas diginakan oleh kalangan luas yaitu sejak abad ke 17 atau sekitar
100 (seratus) tahun kemudian.
Kata inovasi dapat diartikan sebagai “proses” atau “hasil” pengembangan
dan atau pemanfaatan atau mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk
keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau
-
27
memperbaiki produk, proses yang dapat memberikan nilai yang lebih berarti.
Menurut Rosenfeld dalam Sutarno (2012:132), inovasi adalah transformasi
pengetahuan kepada produk, proses dan jasa baru, tindakan menggunakan
sesuatu yang baru. Sedangkan menurut Mitra pada buku tersebut dan pada
halaman yang sama, bahwa inovasi merupakan eksploitasi yang berhasil dari
suatu gagasan baru atau dengan kata lain merupakan mobilisasi pengetahuan,
keterampilan teknologis dan pengalaman untuk menciptakan produk, proses
dan jasa baru. Namun menurut Vontana (2009:20), inovasi adalah kesuksesan
ekonomi dan sosial berkat diperkenalkannya cara baru atau kombinasi baru
dari cara-cara lama dalam mentransformasi input menjadi output yang
menciptakan perubahan besar dalam hubungan antara nilai guna dan harga
yang ditawarkan kepada konsumen dan/atau pengguna, komunitas, sosietas
dan lingkungan.
Hampir sama dengan inovasi organisasi yang disampaikan oleh Sutarno
(2012:134-135) yang mana didefinisikan sebagai cara-cara baru dalam
pengaturan kerja, dan dilakukan dalam sebuah organisasi untuk mendorong
dan mempromosikan keunggulan kompetitif. Inti dari inovasi organisasi
adalah kebutuhan untuk memperbaiki atau mengubah suatu produk, proses
atau jasa. Inovasi organisasi mendorong individu untuk berpikir secara
mandiri dan kreatif dalam menerapkan pengetahuan pribadi untuk tantangan
organisasi. Semua organisasi bisa berinovasi termasuk untuk organisasi
perusahaan, rumah sakit, universitas, dan organisasi pemerintahan. Pentingnya
nilai, pengetahuan dan pembelajaran dalam inovasi organisasi sangat penting.
-
28
Definisi yang lain diungkapkan oleh Schumpeter dalam Noor (2013:81)
bahwa inovasi adalah melakukan sesuatu yang berbeda pada ranah kehidupan
ekonomi, dan diperjelas lagi oleh Schumpeter yang dikutip oleh Priyantoko
(2008:62) bahwa inovasi mencakup (1) menghasilkan produk baru atau
kualitas yang lebih baik. (2) Metode baru dalam proses produktif. (3)
Pengembangan bahan baku. Jadi dari definisi tersebut dapat penulis
sampaikan bahwa inovasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk
pembaharuan atau perubahan dalam memperbaiki cara, praktek, maupun
sistem yang telah berlaku sebelumnya. Sehingga dengan adanya inovasi tidak
dituntut harus baru, melainkan harus memiliki konsep yang nyata dan asli
serta unik. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Rogers dalam
Noor (2013) bahwa inovasi tidak harus menemukan sesuatu yang baru atau
proses yang diadopsi untuk dapat dikatakan sebagai inovatif.
Berdasarkan pemaparan terkait sejarah dan definisi dari konsep inovatif
dapat dikatakan bahwa proses inovasi dapat terjadi di seluruh kalangan
organisasi, baik itu organisasi publik ataupun organisasi bisnis. Hadirnya
inovasi dalam suatu organisasi ataupun perusahaan merupakan sesuatu yang
sangat penting dan juga merupakan bagian integral bagi organisasi itu sendiri
(Noor, 2013: 33). Inovasi sendiri dibutuhkan tidak hanya sebagai penggerak
keberlangsungan organisasi yang bersangkutan, yang berbentuk kemampuan
dalam berkompetisi dengan organisasi lain misalnya seperti melalui daya
saing. Melainkan sebagai pemicu timbulnya kreatifitas pada seluruh elemen
organisasi tersebut.
-
29
2. Jenis Inovasi dalam Sektor Publik
Halversen dkk (dalam sangkala, 2014 : 30) membagi tiga tipe spektrum
inovasi dalam sektor publik :
1. Incremental innovation to radical innovation (ditandai oleh tingkat
perubahan, perbaikan inkremental terhadap produk, proses layanan
yang sudah ada.
2. Top Down Innovation to bottom-up innovation (ditandai olehmereka
yang mengawali proses dan mengarah kepada perubahan perilaku dari
top manajemen atau organisasi atau institusi di dalam hirarkhi,
bermakna dari para pekerja di tingkat bawah seperti pegawai negeri,
pelayanan masyarakat, dan pembuat kebijakan di level menengah).
3. Needs led innovations and efficiency-led innovation (ditandai apakah
inovasi proses telah diawali untuk menyelesaikan masalah spesifik atau
agar produk, layanan, atau prosedur yang sudah ada lebih efisien).
kemudian tipologi inovasi di sektor publik menurut Halvorsen adalah
sebagai berikut :
a. a new or improved service (pelayanan baru atau pelayanan yang
diperbaiki), misalnya kesehatan di rumah.
b. process innovation (inovasi proses), misalnya perubahan dalam
proses penyediaan pelayanan atau produk
c. administrative innovation (inovasi administratif), misalnya
penggunaan instrumen kebijakan baru sebagai hasil dari perubahan
kebijakan
-
30
d. system innovation (inovasi sistem), adalah sistem baru atau
perubahan mendasar dari sistem yang ada dengan mendirikan
organisasi baru atau bentuk baru kerjasama dan interaksi
e. conceptual innovation (inovasi konseptual), adalah perubahan dalam
outlook, seperti misalnya manajemen air terpadu atau mobility
leasing
f. radical change of rationality (perubahan radikal), yang dimaksud
adalah pergeseran pandangan umum atau mental matriks dari
pegawai instansi pemerintah Dalam kaitannya dengan manajemen
sektor publik, inovasi berarti penggunaan metode dan strategi desain
kebijakan baru serta standard operating system yang baru bagi sektor
publik untuk meyelesaikan persoalan publik.
Dengan demikian, menurut Adriana Alberti and Guido Bertucci (dalam
UN, 2006) inovasi dalam governance maupun administrasi publik merupakan
suatu jawaban kreatif, efektif dan unik untuk menyelesaikan persoalan-
persoalan baru atau sebagai jawaban baru atas masalah-masalah lama.
a. Inovasi institutional, yang fokusnya adalah pembaruan lembaga yang
telah berdiri atau pendirian institusi baru. Pembaharuan lembaga ini
membutuhkan analisis dan kajian yang mendalam tentang keberadaan
satu lembaga disektor publik. Lembaga yang dirasa tidak cukup
efektif dan tidak memberikan kontribusi riil dalam penyelengaraan
publik perlu dilakukan perombakan atau dihilangkan agar tidak
membebani anggaran publik.
-
31
b. Inovasi organisasional, termasuk introduksi prosedur pekerjaan atau
teknik manajemen baru dalam administrasi publik. Upaya menemukan
metode dan mekanisme dalam penyelenggaraan publik sangat
diperlukan, terutama metode-metode baru dalam aspek pengembangan
kompetensi individu dan penerapan teknologi baru.
c. Inovasi proses, fokusnya adalah pengembangan kualitas pemberian
pelayanan publik. Proses pemberian layanan membutuhkan
sentuhansentuhan inovasi terutama dalam hal service delivery,
efisiensi layanan dan kemudahan akses layanan.
d. Inovasi konseptual, fokusnya adalah bentuk-bentuk baru governance
(seperti: pembuatan kebijakan yang interaktif, keterlibatan
governance, reformasi penganggaran berbasis masyarakat dan jaringan
hoizontal).
3. Tahapan-tahapan Inovasi
Menurut Yogi dalam LAN (2007:115), inovasi biasanya erat kaitannya
dengan lingkungan yang berkarakteristik dinamis dan berkembang. Pengertian
inovasi sendiri sangat beragam, dan dari banyak perspektif. Menurut Rogers
dalam LAN (2007:115) menjelaskan bahwa inovasi adalah sebuah ide,
praktek, atau objek yang dianggap baru oleh individu satu unit adopsi lainnya.
Sedangkan menurut Damanpour bahwa sebuah inovasi dapat berupa produk
atau jasa yang baru, tekonologi proses produk yang baru, sistem struktur dan
administrasi baru atau rencana baru bagi anggota organisasi.
-
32
Menurut Rogers dalam LAN (2007:116) mengatakan bahwa inovasi
mempunyai atribut sebagai berikut:
1. Keuntungan Relatif Sebuah inovasi harus mempunyai keunggulan dan
nilai lebih dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Selalu ada
sebuah nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi yang menjadi ciri
yang membedakannya dengan yang lain.
2. Kesesuaian Inovasi juga sebaiknya mempunyai sifat kompatibel atau
kesesuain dengan inovasi yang digantinya. Hal ini dimaksudkan agar
inovasi yang lama tidak serta merta dibuang begitu saja, selain karena
alasan faktor biaya yang sedikit, namun juga inovasi yang lama
menjadi bagian dari proses transisi ke inovasi terbaru. Selain itu juga
dapat memudahkan proses adaptasi dan proses pembelajaran terhadap
inovasi itu secara lebih cepat.
3. Kerumitan Dengan sifatnya yang baru, maka inovasi mempunyai
tingkat kerumitan yang boleh jadi lebih tinggi dibandingkan dengan
inovasi sebelumnya. Namun demikian, karena sebuah inovasi
menawarkan cara yang lebih baru dan lebih baik, maka tingkat
kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi masalah penting.
4. Kemungkinan Dicoba Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji
dan terbukti mempunyai keuntungan atau nilai dibandingkan dengan
inovasi yang lama. Sehingga sebuah produk inovasi harus melewati
fase “uji publik”, dimana setiap orang atau pihak mempunyai
kesempatan untuk menguji kualitas dari sebuah inovasi.
-
33
5. Kemudahan diamati Sebuah inovasi harus juga dapat diamati, dari
segi bagaimana sebuah inovasi bekerja dan menghasilkan sesuatu
yang lebih baik.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat diidentifikasikan bahwa
inovasi merupakan suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sebelumnya
berupa hasil pemikiran dan ide yang dapat dikembangkan juga
diimplementasikan agar dirasakan manfaatnya.
Dalam proses inovasi pada organisasi dan individu pada dasarnya
memiliki perbedaan. Proses inovasi pada individu tentunya memiliki tingkat
kerumitan yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan yang terjadi pada
organisasi. Adanya inovasi yang terjadi di sektor publik akan dijabarkan oleh
penulis dibawah ini Rogers yang dikutip oleh Yogi (2007:13), yaitu :
a. Initation atau perintisan Pada tahap ini terdiri atas agenda setting dan matching, yang mana
merupakan awal pengenalan situasi dan pemahaman permasalahan yang
terjadi dalam organisasi. Pada tahapan agenda setting ini yang dilakukan
adalah proses identifikasi dan juga penetapan prioritas kebutuhan dan
masalah. Selanjutnya juga dilakukan pencarian dalam lingkungan
organisasi untuk menentukan tempat dimana inovasi tersebut akan
dilakukan. Pada tahap ini juga seringkali memakan waktu cukup lama,
karena pada tahap ini dikenali adanya performance gap atau kesenjangan
kinerja. Keenjangan inilah yang dapat memicu proses pencarian inovasi
dalam organisasi. Tahapan selanjutnya adalah matching atau penyesuaian,
yang mana pada tahap ini permasalahan sudah teridentifikasi dan
dilakukan penyesuaian atau penyetaraan dengan inovasi yang akan di
adopsi. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada tahap ini dipastikan
kelayakan suatu inovasi untuk diaplikasikan di organisasi tersebut.
b. Implementasi atau pelaksanaan Tahapan ini terdiri dari redefinisi, klarifikasi, dan rutinitasi. Redefinisi
merupakan inovasi yang sudah diadopsi dilakukan berbagai proses guna
-
34
menyesuaikan kondisi yang ada pada organisasi agar dapat
disesuaikan.Klarifikasi terjadi ketika inovasi sudah digunakan secara
meluas dan meyeluruh sehingga mempengaruhi seluruh elemen
organisasi maupun target dari inovasi. Rutinitasi adalah tahapan yang
berkaitan dengan kebiasaan penggunaan inovasi, sehingga inovasi bukan
lagi hal yang baru dalam organisasi.
Dan dijelaskan kembali oleh Yogi (2008:19) terkait dengan tahapan
dalam menjalankan proses inovasi secara lebih detail, yaitu :
a. Kebutuhan atau masalah Mengenali masalah atau kebutuhan dapat dilakukan melalui proses
politik diamana masalah sosial menjadi suatu prioritas dalam agenda
yang memerlukan penelitian.
b. Riset dasar dan Aplikasi Riset dasar dan aplikatif sangat identik dengan inovasi yang berkaitan
dengan teknologi. Riset dasra merupakan kegiatan bersifat ilmiah
murni. Sedangkan untuk riset aplikatif merupakan kegiatan ilmiah
yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah praktis.
c. Pengembangan Dalam sebuah inivasi, pengembangan merupakan proses meletakkan
ide-ide baru ke dalam bentuk yang diharapkan dapat menjawab
kebutuhan adopter.
d. Komersialisasi Terdapat produksi, pabrikasi, pengemasan, pemasaran dan distribusi
sebuah produk inovasi. Akan tetapi, dalam sektor publik tidak
mengenal istilah komersialisasi. Selain filosofi sektor publik yang
non-komersial, produk inovasi disektor publik relative berbeda
dengan sektor bisnis. Namun tahap komersialisasi di sektor publik
dapat dianalogikan sebagai tahap penyebarluasan produk inovasi
tanpa dalam komersial. Hal ini berarti bahwa proses produksi,
pabrikasi, pengemasan, pemasaran dan distribusi sebuah produk
inovasi di sektor publik juga terjadi.
e. Difusi dan Adopsi Dalam tahap ini produk inovasi sudah hadir di pasar, dan konsumen
memiliki hak untuk menentukan pilihannya dengan membeli atau
tidak membeli. Sedangkan pada sektor publik, proses ini lebih kepada
masyarakat baik ingin menggunakan atau tidak ingin menggunakan
produksi inovasi tersebut.
f. Konsekuensi Pada tahap ini, dapat diketahui apakah masalah atau kebutuhan yang
didefinisikan pada awal pengembangan inovasi sudah terjawab atau
tidak seringkali masalah-masalah ataupun kebutuhan-kebutuhan baru
-
35
muncul dikarenakan adanya inovasi-inovasi baru. Sehingga dengan
begitu proses pengembangan inovasi menjadi sebuah siklus inovasi.
Dengan begitu dapat dikatakan bahwa adanya inovasi dapat
memberikan beberapa solusi dalam suatu masalah atau kebutuhan
meskipun harus melalui beberapa tahapan yang sedikit rumit, yang
terkadang justru menyebabkan permasalahan baru muncul. Dengan
munculnya permasalahan baru tersbut maka diperlukan lagi onovasi-
inovasi yang lain sehingga pengembangan inovasi yang seperti itu dapat
dikatakan sebagai siklus inovasi.
4. Inovasi dalam Pembuatan Prosedur
Inovasi dalam pembuatan prosedur bertujuan untuk lebih menagatur
atau mentertibkan prosedur yang sudah ada sebagai mana yang
disampaikan oleh dosen ilmu administrasi di Universitas Hasanuddin Badu
Ahmad dimana menjelaskan tentang inovasi perizinan di lingkungan
pemerintah Kota Makassar, yang mana sebuah inovasi dalam pembuatan
sebuah prosedur sangat diperlukan agar lebih menciptakan suatu
pembaharuan yang dapat mewujudkan pelayanan yang lebih prima.
Inovasi pelayanan perizinan di lingkungan pemerintah Kota
Makassar mendapatkan sorotan dari berbagai pihak terutama dari aspek
kinerja pelayanan perizinan. Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
dan menganalisis bentuk inovasi pelayanan di Unit Pelayanan Perizinan,
faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan inovasi
pelayanan, model inovasi pelayanan prerizinan yang akuntabel, transparan,
-
36
efektif dan efisien untuk meningkatkan PAD di Dinas Pelayanan Perizinan
dan Penanaman Modal Pemerintah Kota Makassar.
Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
fenomenologis yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan
implikasi model inovasi pelayanan sebagai upaya meningkatkan kualitas
pelayanan perizinan. Untuk mendapatkan informasi yang valid maka
penentuan informan dilakukan secara purposive sampling dengan harapan
informan tersebut memahami substansi permasalahan yang diteliti.
Informan tersebut dari Unit Pelayanan Perizinan, Dinas Pendapatan
Daerah, tokoh masyarakat yang berkepentingan, pelaku usaha. Hasil
penelitian menunjukkan pelayanan terpadu satu pintu belum maksimal
disebabkan oleh renovasi gedung dan penataan ruang kerja dan loket
pelayanan, kemampuan dan keahlian petugas pelayanan belum optimal
mendukung pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, serta belum
optimalnya standar operasional prosedur (SOP).
Untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah membutuhkan
konsisten penyederhanaan prosedur, kepastian biaya, kepastian waktu, dan
empaty dan kedisiplinan aparatur yang menyenangkan bagi setiap
pengguna pelayanan. Pelayanan prima dapat terwujud jika dilakukan
inovasi pelayanan berbaisis elektronik dan akses secara online melalui
website resmi, Sort Message Services Gate Way, Mobile Service, corner
service di mall, Pembayaran Biaya Pengurusan melalui Bank dan SMS
Banking. Selain itu pendelegasian wewenang kepada Pemerintah
-
37
Kecamatan dan kelurahan hendaknya diperkuat sebagai gugus terdepan
pelayanan publik.
Dari paparan jurnal diatas dapat diidentifikasikan bahwa dengan
adanya inovasi dalam penyusunan SOP dapat memberikan perbaikan
dalam menentukan kebijakan sebagaimana yang di katakan oleh oleh
Priyantoko (2008:62), bahwa inovasi mencakup (1) menghasilkan produk
baru atau kualitas yang lebih baik. (2) Metode baru dalam proses
produktif. (3) Pembukaan pasar baru. (4) Pengembangan bahan baku. (5)
Sistem pengorganisasian baru. Sehingga memiliki korelasi antara teori
dengan paparan jurnal bahwa penyusunan SOP harus mengedepankan
kualitas kerja yang dapat menciptakan sumber daya manusia yang lebih
berkualitas.
Menurut Rogers dalam LAN (2007:116) mengatakan bahwa inovasi
mempunyai atribut sebagai berikut:
1. Keuntungan Relatif Sebuah inovasi harus mempunyai keunggulan
dan nilai lebih dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Selalu
ada sebuah nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi yang
menjadi ciri yang membedakannya dengan yang lain.
2. Kesesuaian Inovasi juga sebaiknya mempunyai sifat kompatibel
atau kesesuain dengan inovasi yang digantinya. Hal ini
dimaksudkan agar inovasi yang lama tidak serta merta dibuang
begitu saja, selain karena alasan faktor biaya yang sedikit, namun
juga inovasi yang lama menjadi bagian dari proses transisi ke
-
38
inovasi terbaru. Selain itu juga dapat memudahkan proses adaptasi
dan proses pembelajaran terhadap inovasi itu secara lebih cepat.
3. Kerumitan Dengan sifatnya yang baru, maka inovasi mempunyai
tingkat kerumitan yang boleh jadi lebih tinggi dibandingkan dengan
inovasi sebelumnya. Namun demikian, karena sebuah inovasi
menawarkan cara yang lebih baru dan lebih baik, maka tingkat
kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi masalah penting.
4. Kemungkinan Dicoba Inovasi hanya bisa diterima apabila telah
teruji dan terbukti mempunyai keuntungan atau nilai dibandingkan
dengan inovasi yang lama. Sehingga sebuah produk inovasi harus
melewati fase “uji publik”, dimana setiap orang atau pihak
mempunyai kesempatan untuk menguji kualitas dari sebuah
inovasi.
5. Kemudahan diamati Sebuah inovasi harus juga dapat diamati, dari
segi bagaimana sebuah inovasi bekerja dan menghasilkan sesuatu
yang lebih baik. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli maka
peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa inovasi merupakan suatu
penemuan baru yang berbeda dari yang sebelumnya berupa hasil
pemikiran dan ide yang dapat dikembangkan juga
diimplementasikan agar dirasakan manfaatnya.
Inovasi erat kaitannya teknologi dan informasi, khususnya internet,
memiliki peranan penting dalam meningkatkan transparansi. Richard
-
39
Heeks dalam LAN (2007:98) mengelompokkan manfaat tekonologi
informasi dan komunikasi dalam dua kelompok, yaitu:
1. Manfaat pada Tingkat Proses
a. Menghemat biaya: mengurangi biaya transaksi bagi masyarakat
untuk akses ke informasi pemerintah dan mengirim informasi ke
pemerintah, mengurangi biaya bagi pemerintah untuk menyediakan
inoformasi.
b. Menghemat waktu: mempercepat proses internal dan proses
pertukaran data dengan instansi lain.
c. Mengurangi keterbatasan: dimanapun, kapanpun informasi dan
layanan pemerintah dapat diakses oleh masyarakat.
d. Keputusan yang lebih baik: pimpinan dapat mengontrol kinerja
stafnya, mengontrol kegiatan, ataupun mengontrol kebutuhan.
2. Manfaat pada Tingkat Pengelolaan
a. Merubah perilaku aparatur: mengurangi interes pribadi dan
meningkatkan interes rasional atau nasional. Misalnya dalam
mengurangi tindakan korupsi, mengurangi pemalsuan, kerja lebih
efektif dan efisien dan perlakuan terhadap masyarakat yang lebih
setara dalam pelayanan publik.
b. Merubah perilaku masyarakat: partisipasi yang lebih besar terhadap
proses pemerintahan dan memperluas kesempatan pemasok untuk
ambil bagian dalam pelayanan pengadaan barang atau jasa.
-
40
c. Pemberdayaan: meningkatkan keseimbangan kekuatan antar
kelompok, melalui kemudahan, akses ke informasi kepemerintahan.
Pemberdayaan aparatur lebih meningkat melalui akses ke informasi
yang dibutuhkan mereka dalam menjalankan tugas dan fungsinya,
pemberdayaan pemasok melalui akses ke informasi tentang
pengadaan barang dan jasa dan pemberdayaan manajer melalui akses
ke informasi mengenai stafnya dan sumberdaya lainnya.
D. Standar Operasional Prosedur
1. Konsep Standar Operasional Prosedur
Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disebut dengan SOP
merupakan Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk
mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan
organisasi. Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang
berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja
yang paling efektif dari para pekerja dengan biaya yang serendah-rendahnya.
SOP biasanya terdiri dari manfaat, kapan dibuat atau direvisi, metode
penulisan prosedur, serta dilengkapi oleh bagan flowchart di bagian akhir
(Laksmi, 2008:52).
Sehingga bagaimanapun bentuknya, sebuah organisasi atau perusahaan
pastinya sangat memerlukan adanya SOP dalam mengatur berjalannya
organisasi atau perusahaan ersebut dalam mencapai tujuannya. Yang mana
SOP juga dapat dikatakan sebagai sitem yang disusun guna memudahkan,
-
41
merapihkan, serta menertibkan pekerjaan. Sistem ini juga berisi tentang urutan
proses dari awal pekerjaan hingga akhir pekerjaan.
Tujuan dari pembuatan SOP adalah untuk menjelaskan perincian atau
standar yang tetap mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang yang
diselenggarakan dalam suatu organisasi. SOP yang baik adalah SOP yang
mampu menjadikan arus kerja yang lebih baik, menjadi panduan untuk
karyawan baru, penghematan biaya, memudahkan pengawasan, serta
mengakibatkan koordinasi yang baik antara bagian-bagian yang berlainan
dalam perusahaan.
Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sebagai berikut (Indah
Puji, 2014:30):
1. Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi tertentu dan kemana petugas dan lingkungan dalam melaksanakan
sesuatu tugas atau pekerjaan tertentu.
2. Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama pekerja, dan supervisor.
3. Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan (dengan demikian menghindari dan mengurangi konflik), keraguan, duplikasi serta
pemborosan dalam proses pelaksanaan kegiatan.
4. Merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan.
5. Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya secara efisien dan efektif.
6. Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas yang terkait.
7. Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai pelaksanaan proses kerja bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan mal praktek dan
kesalahan administratif lainnya, sehingga sifatnya melindungi rumah
sakit dan petugas.
-
42
8. Sebagai dokumen yang digunakan untuk pelatihan.
9. Sebagai dokumen sejarah bila telah di buat revisi SOP yang baru.
Dalam organisasi pemerintahan juga memerlukan adanya perubahan
ketatalaksanaan yang diarahkan untuk melakukan penataan tata laksana
instansi pemerintah yang efektif dan juga efisien. Salah satu upaya penataan
tata laksana diwujudkan dalam bentuk penyusunan dan implementasi Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan (yang selanjutnya akan
disebut dengan SOP AP) dalam melaksanakan tugas dan juga fungsi aparatur
pemerintah. SOP AP adalah standar operasional prosedur dari berbagai proses
penyelenggaraan administrasi pemerintahan yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Kegiatan penyusunan dan implementasi SOP AP memerlukan partisipasi
penuh dari seluruh unsur aparatur yang ada dalam institusi yang dilandasi
dengan alasan bahwa pegawai mengetahui bagaimana kondisi yang ada di
tempat kerja masing-masing dan yang akan mendapatkan dampak dari
perubahan tersebut. Berdasarkan praktek peyusunan SOP AP oleh beberapa
instansi pemerintahan, ditemukan perbedaan pemahaman dan variasi format
dokumen SOP yang dihasilkan. Terkait dengan hal tersebut maka perlu
penyempurnaan pedoman penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)
untuk dijadikan acuan baik bagi instansi pemerintah ataupun perusahaan.
-
43
2. Manfaat dan Fungsi SOP
SOP atau yang sering disebut sebagai prosedur tetap (protap) adalah
penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana dan
oleh siapa dan dibuat untuk menghindari terjadinya variasi dalam proses
pelaksanaan kegiatan oleh pegawai yang akan mengganggu kinerja organisasi
(instansi pemerintah) secara keseluruhan. SOP memiliki manfaat bagi
organisasi antara lain (Permenpan No.PER/21/M-PAN/11/2008):
1. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan dan
kelalaian.
2. SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada
intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan
pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari.
3. Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung
jawab khusus dalam melaksanakan tugas.
4. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai.
cara konkret untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi
usaha yang telah dilakukan.
5. Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai
baru untuk cepat melakukan tugasnya.
6. Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan
baik.
-
44
7. Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan dalam
melaksanakan pemberian pelayanan sehari-hari.
8. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian pelayanan.
9. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural
dalam memberikan pelayanan. Menjamin proses pelayanan tetap
berjalan dalam berbagai situasi.
Selain manfaat, Standar Operasional Prosedur juga memiliki fungsi.
Fungsi dari adanya SOP adalah sebagai berikut (Indah Puji, 2014:35):
1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
Dengan adanya Standar Operasional Prosedur dapat dikatakan bahwa
nantinya dapat diketahui dengan mudah mulai dari apa saja hambatan hingga
menjadi tolak ukur mutu pelayanan yang diberikan yang mana nantinya dapat
meningkatkan akuntabilitas. Untuk mencapai hal-hal tersebut perlu dikethaui
apa saja prinsip yang menjadi dasar dalam penyusunan SOP.
3. Prinsip-Prinsip SOP
Dalam PERMENPAN PER/21/M-PAN/11/2008 disebutkan bahwa
penyusunan SOP harus memenuhi prinsip-prinsip antara lain: kemudahan dan
-
45
kejelasan, efisiensi dan efektivitas, keselarasan, keterukuran, dimanis,
berorientasi pada pengguna, kepatuhan hukum, dan kepastian hukum.
1. Konsisten. SOP harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu,
oleh siapapun, dan dalam kondisi apapun oleh seluruh jajaran organisasi
pemerintahan.
2. Komitmen. SOP harus dilaksanakan dengan komitmen penuh dari seluruh
jajaran organisasi, dari level yang paling rendah dan tertinggi.
3. Perbaikan berkelanjutan. Pelaksanaan SOP harus terbuka terhadap
penyempurnaan-penyempurnaan untuk memperoleh prosedur yang benar-
benar efisien dan efektif.
4. Mengikat. SOP harus