Download - INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

Transcript
Page 1: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR

OPERASIONAL PROSEDUR

(Studi pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kabupaten Blitar)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Gelar Sarjana

pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Amanda Rachma Debyasari

135030100111030

Dosen Pembimbing:

Dr. rer. pol. Romy Hermawan, S.Sos, M.AP

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

MALANG

2017

Page 2: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

ii

MOTTO

“Hidup harus terus berlanjut,tidak peduli seberapa menyakitkan atau

membahagiakan, biar waktu yg menjadi obat”

-Tere Liye-

Page 3: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

iii

RINGKASAN

Amanda Rachma Debyasari, 2017, Inovasi Dalam Proses Penyusunan Standar

Operasional Prosedur (Studi pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blitar), Dr. Rer, pol, Romy Hermawan, S.Sos, M.AP

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang Selanjutnya

disebut DPMPTSP merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan daerah dibidang

penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu serta tugas bantuan. Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan

dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalu Sekretaris Daerah.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan dibatasi

oleh fokus penelitian yaitu Inovasi dalam proses penyusunan SOP di Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blitar yang mana di dalamnya

meliputi (1) Proses Penyusunan Standar Operasional Prosedur (2) Pelaksanaan Penyusunan

Standar Operasional Prosedur (3) Hubungan Kerjasama dengan Pihak Ketiga

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, hubungan kerjasama dengan pihak

ketiga yang dilakukan oleh DPMPTSP salah satunya yaitu dalam penyusunan SOP seperti

melakukan beberapa koordinasi dalam penyusunan serta melakukan koreksi berdasarkan

teori-teori yang sudah ada untuk di praktekkan dalam melaksanakan kegiatan. Dengan

adanya kerjasama dengan pihak ketiga itu sendiri dapat menghadirkan inovasi baru dalam

penyusunan SOP sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan.

Pihak DPMPTSP sebagai penyelenggara dalam proses penyusunan SOP seharusnya

lebih lebih memperhitungkan mengenai jarak antara kantor DPMPTS sebagai

penyelenggara dengan pihak ketiga sebagai rekan kerjasama dalam penyusunan SOP agar

jarak tempuh yang dibutuhkan tidak terlampau jauh yang mana nantinya pihak DPMPTSP

lebih mudah untuk mengadakan pertemuan atau konsolidasi data terhadap pihak ketiga

terkait penyusunan SOP. Selain mempertimbangkan masalah jarak, sebaiknya untuk kedua

belah pihak lebih memperhatikan masalah waktu yang sudah disepakati diawal sehingga

proses penyusunan SOP bisa selesai dengan tepat waktu.

Kata kunci: Inovasi, Standar Operasional Prosedur, peningkatan pelayanan

Page 4: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

iv

SUMMARY

Amanda Rachma Debyasari, 2017, Innovation in the process of Drafting a standard

Operational Procedure (Studies On Capital Integrated One Door Service and

Investment Agency Of Blitar Regency), Dr. Rer, pol, Romy Hermawan, S.Sos, M.AP.

One-door integrated Service and Capital Investment agency is the executor of local

government affairs in the field of integrated service and capital investment as well as aids

(tutorial duties). One-door Integrated Service and Capital Investment is headed by the Chief

of the Department who is under and responsible to the Regent through Regional Secretary.

This research is descriptive studies with qualitative approach and its focal research

limitation is on the innovation in the process of preparing/setting up Standard Operational

Procedure in One-door Integrated Service and Capital Investment Department of Blitar

Regency that includes of (1) Drafting Standard Operational Procedure Process (2) The

implementation of Standard Operational Procedure setup (3) Partnership with third parties

Based on the result of the conducted research, the cooperation with third party that

have been done by DPMPTSP in which one of them is in setting up SOP such as doing

some coordination in the preparation as well as making corrections based on the existing

theories to practice in carrying out the activities. Doing cooperation with the third party

itself could bring new innovation in the preparation of SOP, so it can improve the quality of

the service.

DPMPTSP as the organizer/coordinator in the process of setting up/preparing the

Standard Operational Procedure should consider the distance between DPMPTSP office as

the organizer and the third party as the partner in setting up/preparing SOP, so the distance

to reach is not too far that will make DPMPTSP much easier to meet up and to do data

consolidation to the third party in relation with setting up SOP. In addition to considering

the issue of distance, preferably for both parties paying more attention to the problem of the

time that has been agreed in advance so that the process of preparation of the SOP could be

completed on time.

Keywords: Innovation, Operational procedures, the improvement of Standards of

service

Page 5: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,

hidayah, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Inovasi dalam Proses Penyusunan Standar Operasional Prosedur (Studi

Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kabupaten Blitar)”, Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk menenuhi

syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Penulis menyadari bahwa penyusunan

skripsi ini banyak mendapatkan dukungan baik secara moril maupun materil dalam

mengkaji dan menyelesaikan karya ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Administrasi.

2. Bapak Dr. Chairul Saleh, M.Si selaku Ketua Jurusan Administrasi Publik Fakultas

Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

3. Ibu Dr. Lely Indah Mindarti, M.Si selaku Ketua Program Studi Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Administrasi Brawijaya.

4. Bapak Dr. rer, pol. Romy Hermawan, S.Sos, M.AP selaku dosen pembimbing

kedua yang telah memberikan bimbingan dan semangat dengan penuh kesabaran

hingga selesainya penulisan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Administrasi, khususnya dosen jurusan Administrasi

Publik yang selama ini telah memberikan dan menularkan kajian keilmuannya

kepada penulis selama proses perkuliahan maupun di luar perkuliahan.

6. Segenap staff Fakultas Ilmu Administrasi Brawijaya Malang.

7. Pegawai Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang telah

membantu dalam memperoleh data penelitian

8. Seluruh rekan Pusat Kajian Kinerja dan Stratejik Sektor Publik yang Sudah

mengizinkan peneliti untuk mencari dan memperoleh data.

Page 6: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

vi

9. Untuk keluarga tercinta, Ayahanda Harsoedi Dibyahari, Ibunda Sri Hartanti serta

adik Achmad Rizaldy Dibyahari yang telah membatu memotivasi saya selama ini

serta membimbing saya hingga menjadi pada tahap seperti ini. Semua tidak akan

terealiasasikan tanpa dukungan dari ayahanda, ibunda serta adik saya dan terima

kasih karena selalu mendukung kegiatan saya.

10. Untuk Muhammad Rijal Faozan sebagai partner yang menemani saya selama masa

studi di Malang dan sudah memotivasi saya selama proses penyusunan tugas akhir

serta membantu semua prosesnya.

11. Sahabat-sahabat yang selalu ada Yenis Tria Kusumadhani, Novia Fadhilatul Azizah,

Darin Iftinani Aulia Dewi, Annisa Rizki Nugraheni, Salsabila Izza, dan Anna

Fiulaizi yang selalu mengingatkan dan memberikan motivasi peneliti dalam

melakukan penyusunan skripsi.

12. Teman satu atap Tisyrinul Awwal Fatiani yang selalu menemani dan memotivasi

dalam proses penyusunan tugas akhir.

13. Teman-teman Ikmas Chapter Malang yang sudah menjadi keluarga kedua selama

masa studi saya di Malang .

14. Semua teman-teman FIA angkatan 2013 yang telah membantu, memberikan

semangat selama proses perkuliah serta dalam penyusunan skripsi.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan memberikan

sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Malang, 20 Juni 2017

Penulis

Page 7: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

vii

DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................... i

MOTTO ......................................................................................................................... ii

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ........................................................................... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................................................. iv

RINGKASAN ................................................................................................................ v

SUMMARY .................................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ................................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xi

LAMPIRAN ................................................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 11

E. Sistematika Pembahasan ......................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 15

A. Administrasi Publik ................................................................................. 15

B. Pelayanan Publik .................................................................................... .17

1. Konsep Pelayanan Publik ................................................................. 17

2. Azas, Prinsip, Standar Pelayanan Publik........................................... 19

3. Penyelenggaraan Pelayanan Publik ................................................... 23

C. Inovasi .................................................................................................... 24

1. Definisi Inovasi ................................................................................ 26

2. Jenis Inovasi dalam Sektor Publik .................................................... 29

3. Tahapan-tahapan Inovasi .................................................................. 31

4. Inovasi dalam Pembuatan Prosedur .................................................. 35

D. Standar Operasional Prosedur ................................................................ 40

1. Konsep Standar Operasional Prosedur ............................................. 40

2. Manfaat dan Fungsi SOP ................................................................. 43

3. Prinsip-prinsip SOP.......................................................................... 45

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 46

A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 46

B. Fokus Penelitian ...................................................................................... 47

C. Lokasi dan Situs Penelitian ..................................................................... 48

D. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 48

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 49

F. Instrumen Penelitian ................................................................................ 50

G. Analisis Data ........................................................................................... 51

H. Keabsahan Data ....................................................................................... 55

Page 8: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

viii

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN........................................................................57 A. Gambaran Umum Kabupaten Blitar .......................................................... 57

1. Sejarah Kabupaten Blitar .................................................................... 57

2. Keadaan Geografis .............................................................................. 59

3. Iklim dan Topografi ............................................................................ 61

4. Visi Kabupaten Blitar ......................................................................... 61

5. MisiKabupaten Blitar .......................................................................... 62

6. Makna Lambang Kabupaten Blitar ..................................................... 63

B. Gambaran Umum DPMPTSP ................................................................. 65

1. Sejarah DPMPTSP .............................................................................. 65

2. Struktur Organisasi ............................................................................. 66

3. Dasar Hukum ...................................................................................... 68

4. Uraian Susunan Organisasi dan Tugas Fungsi .................................... 68

C. Penyajian Data ........................................................................................ 73

1. Inovasi dalam Proses Penyusunan SOP di DPMPTSP Kabupaten

Blitar .................................................................................................... 73

a. Menghasilkan Produk Baru Atau Kualitas Yang Lebih Baik…... 74

b. Metode Baru dalam Proses Produktif ........................................ ....92

c. Pengembangan Bahan Baku ........................................................ 101

2. Faktor Pendukung Penyusunan SOP di DPMPTSP ......................... 113

3. Faktor Penghambat Penyusunan SOPdi DPMPTSP ....................... 117

E. Pembahasan dan Analisis ........................................................................ 120

1. Inovasi dalam Proses Penyusunan SOP di DPMPTSP Kabupaten

Blitar .................................................................................................. 120

a. Menghasilkan Produk Baru atau Kualitas yang Lebih Baik ....... 120

b. Metode Baru dalamProses Produktif ........................................... 122

c. Pengembangan Bahan Baku ........................................................ 124

2. Faktor Pendukung Penyusunan SOP di DPMPTSP ....................... 126

3. Faktor Penghambat Penyusunan SOPdi DPMPTSP ...................... 128

BAB V PENUTUP…………………........................................................................131

A. Kesimpulan ........................................................................................... 131

B. Saran ..................................................................................................... 132

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................133

Page 9: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Judul

1. Komponen Analisis Data ......................................................................................... 54

2. Peta Kabupaten Blitar .............................................................................................. 60

3. Lambang Kabupaten Blitar .................................................................................. 64

4. Struktur organisasi DPMPTSP ............................................................................ 67

5. Langkah-langkah Penilaian Kebutuhan .............................................................. 83

6. Standar Pelayanan Publik DPMPTSP ................................................................. 84

7. Standar Operasional Prosedur Ijin Mendirikan Bangunan ............................... 89

8. Standar Operasional Prosedur Ijin Prinsip.......................................................... 91

9. Perbedaan SPP dan SOP ...................................................................................... 92

10. Tahapan Penyusunan SOP ................................................................................... 93

11. Produk Pelayanan yang Diterima Oleh Pelanggan .......................................... 105

12. Teknis Pelayanan ................................................................................................. 108

13. Mekanisme Komplain ......................................................................................... 113

Page 10: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Inovasi merupakan salah satu hal yang harus selalu dilakukan untuk

mengembangkan organisasi menjadi lebih baik, tidak terkecuali pada organisasi

non profit seperti pemerintah. Maka dari itu organisasi dituntut untuk selalu

memiliki inovasi tinggi untuk mengembangkan organisasi menjadi lebih baik dari

sebelumnya. Keberhasilan dalam mengembangkan organisasi dipengaruhi oleh

beberapa faktor, salah satunya adalah sumber daya manusia. Sumber daya

manusia merupakan faktor penting karena merupakan pelaku dari keseluruhan

tingkat perencanaan sampai dengan evaluasi yang mampu memanfaatkan sumber

daya lain yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.

Sebagaimana yang diberitakan oleh detiknews.com pada 19 Juni 2016,

Terdapat beberapa hal yang dapat menunjang dan bisa membuat orang menjadi

sukses salah satunya ialah berinovasi. Terutama sekarang ini yang menuntut

semua orang mengikuti perkembangan zaman, orang sangat mudah memperoleh

dan mengasah skill melalui ragam kecanggihan teknologi. Maka dari itu selain

harus inovatif juga harus memiliki semangat untuk maju yang mana semangat

merupakan hal yang sangat penting.

Pengembangan inovasi memerlukan pendanaan yang cukup besar

sehingga diperlukan kesiapan dari sisi sumber daya manusia aparat pemerintahan

Page 11: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

2

dan kesiapan dari masyarakat. Survei di beberapa negara menunjukkan bahwa ada

kecenderungan aparat pemerintah untuk tidak melaksanakan kegiatan secara

online, karena mereka lebih menyukaimetoda pelayanan tradisional yang berupa

tatap langsung, surat-menyurat atau telepon. Kita harus belajar dari beberapa

keluhan dari masyarakat di sejumlah daerah dalam proses pelayanan diamana

masyarakat berperan sebagai subjek layanan tidak menyukai pelayanan yang

berbelit-belit, lama dan juga beresiko akibat rantai birokrasi yang panjang.

Diwartakan oleh antaranews.com pada 22 Maret 2017, Menteri Keuangan

mengharapkan adanya inovasi dalam struktur pembiayaan untuk mendorong

optimalisasi pembangunan infrastruktur di Indonesia, dan juga menteri keuangan

mengatakan inovasi dalam pembiayaan harus dilakukan untuk menunjang proyek

infrastruktur, karena saat ini dana pemerintah melalui APBN maupun APBD

masih terbatas, padahal sarana infrastruktur tersebut dibutuhkan masyarakat.

Sehingga masyarakat membutuhkan kesegaran dalam pelayanan, sekaligus

mampu memahami kebutuhan dan keinginan yang terpenuhi dalam waktu yang

relatif singkat. Keinginan-keinginan tersebut perlu direspon dan dipenuhi oleh

instansi yang terkait dalam bidang jasa, jika aktivitasnya ingin mendapatkan citra

yang baik dari masyarakat, maka dari itu pihak manajemen perlu mengevaluasi

kembali aspek pelayanan yang selama ini diberikan kepada masyarakat apakah

sudah sesuai, atau justru masih mendapatkan kesenjangan dalam pelayanan yang

diharapkan masyarakat. Terjadinya kesenjangan menunjukkan adanya kualitas

pelayanan yang kurang prima, sehingga berpotensi menurunkan kinerja intansi

secara keseluruhan.

Page 12: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

3

Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Menteri Koordinator Bidang

pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), mengatakan bahwa

pengembangan inovasi penting dilakukan karena dapat menjadi motor penggerak

pembangunan bangsa. Karenanya pemerintah mendorong berbagai pihak untuk

memperkuat riset dan pengembangan inovasi bermanfaat bagi kehidupan

masyarakat . “Pemerintah terus mendukung kolaborasi antara akademisi, industri,

dan masyarakat dalam melakukan penguatan inovasi dan pengembangan

teknologi yang memberikan manfaat bagi kehidupan manusia,” katanya Rabu

(21/9) saat membuka „Tangerang Selatan Global Innovation Forum (TGIF)‟ di

Auditorium Graha Widya Bhakti, Komplek Puspitek, Tangerang Selatan.

(diakses dalam http://www.dikti.go.id pada 7 Maret 2017 pukul 20.00 WIB)

Berdasarkan pernyataan Menteri Koordinator Bidang pembangunan

Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) diatas dapat diidentifikasikan dalam

pengembangan inovasi ini pemerintah tidak hanya mendorong proses penelitian

saja. Namun demikian hingga proses hilirisasi dan komersialisasi produk-produk

riset. Dan juga melalui Tangerang Selatan Global Innovation Forum (TGIF) dapat

menjadi sarana berbagi pengalaman dalam pengembangan inovasi dengan pihak

yang bersangkutan.

Diberitakan oleh SINDOnews.com pada Maret 2015 , Inovasi didalam

suatu organisasi pemrintahan sekarang ni juga sangat dibutuhkan, karena dengan

adanya inovasi suatu program atau peraturan nantinya akan dapat diterima oleh

masyarakat. Salah satunya adalah standar operasional prosedur yang nantinya

menjadi SOP. SOP merupakan pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas

Page 13: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

4

pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah

berdasarkan indikator teknis, administratif dan procedural yang sesuai dengan tata

kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. SOP

juga dibuat untuk menjalankan setiap pekerjaan agar dapat terlaksana dengan

efektif dan efisien. Tujuan dari adanya SOP adalah menciptakan komitmen

mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja instansi pemerintahan untuk

mewujudkan good governance. Maka dari itu keberadaan dari SOP itu sendiri

sangat berpengaruh terhadap berjalannya suatu organisasi dalam melaksanakan

tugas.

Sementara itu, dalam menciptakan sebuah organisasi yang efektif dan

efisien memang tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan, perlu ada

komitmen dan kerja keras dalam membangun organisasi tersebut; misalnya

lembaga pemerintah, untuk menciptakan lembaga pemerintah yang profesional,

efektif dan efisien tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan dalam lembaga

pemerintah didalamnya terdapat banyak kepentingan yang berbeda, budaya serta

perilaku setiap individu di dalamnya tentunya juga berbedabeda. Oleh sebab itu

pemerintah Indonesia ini melakukan reformasi birokrasi yang salah satunya

dengan menerapkan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan

(SOP-AP) dalam setiap kegiatan tata kelola lembaga pemerintah. Berdasarkan

Permenpan& RB Nomor 35 Tahun 2012 Pasal 3:

“standard operasional prosedur administrasi pemerintahan (SOP-AP)

adalah standar operasional prosedur dari berbagai proses penyelenggaraan

administrasi pemerintahan yang sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.”

Page 14: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

5

Dengan adanya penerapan Standar Operasional Prosedur Administrasi

Pemerintahan (SOP-AP) dalam lembaga pemerintah diharapkan dapat mengubah

citra lembaga pemerintah yang selama ini dianggap selalu lamban dan berbelit-

belit dalam hal pelayanan pada masyarakat. Selain itu, diharapkan juga dapat

memberbaiki kinerja jajaran birokrasi pemerintahan yang ada di Indonesia ini agar

tidak tertinggal dengan negara-negara lain dalam berbirokrasi. Penerapan Standar

Operasional Prosedur (SOP) dalam proses penyelenggaraan administrasi

pemerintahan dinilai penting karena Standar Operasional Prosedur Administrasi

Pemerintahan (SOP-AP) dapat menjadi pedoman atau acuan untuk melaksanakan

tugas pekerjaan sesuai dengan fungsinya. Standar operasional prosedur juga dapat

dijadikan alat penilaian kinerja instansi pemerintah. Menurut Atmoko dalam

jurnal Reni Wulandari dan Endang Sulistianingsih: “pelaksanaan SOP dalam

penyelengaraan pemerintahan memiliki multifungsi baik sebagai alat deteksi

potensi penyimpangan dari tugas pokok dan fungsi; sebagai alat koreksi atas

setiap penyimpangan yang terjadi; sebagai alat evaluasi untuk meningkatkan

kinerja setiap satuan kerja ke tingkat yang lebih efektif, efisien, profesional,

transparan dan handal.”

Menurut Koran Tempo ada aspek-aspek yang menuntut perlu diadakan

nya inovasi meliputi pertama, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Adanya perkembangan ilmu pengetahuan tidak bisa dipungkiri mengakibatkan

kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik,

pendidikan dan kebudayaan . Dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern

menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan pengusaan kemampuan

Page 15: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

6

yang terus-menerus; kedua, pertambahan penduduk, dimana pertambahan

penduduk yang cukup pesat menuntut adanya pembaharuan sekaligus

bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang secara

kualitatif yang menuntut tersedianyan sarana pendidikan yang memadai; ketiga,

meningkatnya animo masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.

Dengan kemajuan iptek, akan mempengaruhi aspirasi masyarakat, potensi dan

persaingan yang sangat ketat; keempat, menurunnya kualitas pendidikan. Kualitas

pendidikan yang dirasakan makin menurun dan belum mampu mengikuti

perkembangan Iptek. Situasi ini menuntut adanya inovasi inovasi dan perubahan.

Bila tidak demikian jelas akan berakibat pada perkembangan dan tertinggalnya

kita di bidang Iptek; yang terakhir kelima, adanya relevansi antara pendidikan dan

kebutuhan masyarakat. Dalam era modern sekarang ini masyrakat menuntut

adanya lembaga pendidikan yang benasr-benar mampu diharapkan, terutama yang

siap pakai dengan dibekali skill dan ketrampilan yang diperlukan.

Dari inovasi itu sendiri perlu diadakannya pengembangan agar program

yang dilaksanakan mengalami perubahan ataupun perbaikan. Karena pengertian

dari pengembangan sendiri adalah sesuatu yang belum ada menjadi ada atau

mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Dalam konteks pembangunan,

pengertian pengembangan selama ini dikenal sebagai pengembangan sektor

ekonomi. Pengembangan dalam konteks pembangunan pariwisata misalnya

pengembangan produk wisata (obyek wisata), pengembangan strategi pemasaran

dan lain-lain. Dalam arti lain pengembangan adalah meningkatkan kualitas

kehidupan manusia.

Page 16: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

7

Berbagai bentuk pelayanan yang ada sekarang ini juga masih sering terjadi

beberapa masalah yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakatnya

sendiri karena pelayanan yang masih berbelit-belit ataupun permasalahan seperti

mengantri pada saat proses pelayanan dilakukan. Masyarakat seringkali mengeluh

terhadap pelayanan yang dilakukan oleh pihak pemerintahan dan masyarakat

selalu berharap akan mendapatkan pelayanan dengan prosedur yang cepat dan

sederhana. Sehingga pemerintah mulai mengambil tindakan dengan melihat atau

mencontoh pelayanan yang ada di negara lain.

Sebagaimana yang telah diwartakan oleh news.liputan6.com pada Februari

2017, Komisioner Ombudsman Republik Indonesia Ninik Rahayu menyatakan

laporan pengaduan masyarakat terkait pelayanan publik meningkat dari 5.000

laporan pada 2015 menjadi 10 ribu lebih laporan pada 2016. Dari sekitar 10 ribu

lebih laporan yang disampaikan masyarakat kepada Ombudsman, kebanyakan

tentang sistem layanan pada pemerintahan desa, pelayanan di institusi kepolisian,

pelayanan pada penerbitan sertifikat tanah yang dikelola oleh Badan Pertanahan

Nasional (BPN), pelayanan kesehatan, dan proses pembuatan KTP dan akta

kelahiran.

Dalam perkembangan beberapa dinas pemerintahan, sekarang ini sudah

banyak yang mulai merencanakan ataupun sudah menyiapkan beberapa inovasi

dalam memajukan kualitas pelayanan. Salah satunya yaitu mengadakan beberapa

perubahan atau pembaharuan di dalam SOP sebuah organisasi dengan melakukan

hubungan kerjasama dengan pihak ketiga, baik itu dalam menyusun,

melaksanakan hingga pelaksanaannya. Dengan adanya pihak ketiga ini yang mana

Page 17: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

8

berasal dari luar ruang lingkup kantor atau dinas pemerintahan nantinya akan

memberikan ide-ide ataupun masukan yang bersifat baru sehingga dapat

memberikan perubahan dalam meningkatkan kualitas.

Sebagai salah satu contoh yaitu pada Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kabupaten Blitar. Yang mana merupakan salah

satu dinas perijinan yang baru dehingga memerlukan inovasi dalam proses

penyusunan Standar Operasional Prosedur agar dapat mencapai tujuan bersama.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu itu sendiri dalam

menghadirkan inovasi didalam penyusunan SOP melakukan kerjasama dengan

pihak ketiga dalam proses penyusunan SOP sehingga dapat menghadirkan inovasi

baru dari luar dinas sehingga dapat diterapkan di Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Dalam melakukan inovasi proses penyusunan SOP ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan, menurut Schumpeter yang dikutip oleh Priyantoko (2008:62)

menjelaskan adanya menghasilkan produk baru atau kualitas yang lebih baik,

metode baru dalam proses produktif, serta pengembangan bahan baku, yang mana

semuanya berpengaruh dalam proses penyusunan SOP yang baik.

Dalam proses pelaksanaan pembuatan produk baru tersebuit pihak

DPMPTSP kabupaten blitar menghasilkan standart pelayanan publik serta standart

operasional yang mana digunakan untuk mendukung kinerja DPMPTSP

kabupaten blitar dalam melakukan pelayanan publik SOP yang berhasil dicetus

oleh DPMPTSP kabupaten blitar salah satunya adalah SOP izin prinsip, SOP izin

mendirikan bangunan dan ijin periklanan. Kegiatan diatas bentuk dari

Page 18: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

9

penyempurnaan pelayanan publik DPMPTSP kabupaten blitar agar memberidapat

memberi pelayanan publik yang prima kepada masyarakat.

Selain itu DPMPTSP kabupaten blitar juga melakukan inovasi dengan

melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dari segi proses pengerjaan SOP yang

dibutuhkan oleh DPMPTSP kabupatemn blitar yang dimana pihak DPMPTSP

menyerahkan kewengangan pembuatan SOP kepada pihak ketiga yang mana

pihak ketiga ditunjuk karena sudah ahli dalam pembuatan SOP di bidangnya

Dalam penyusunan SOP Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu di dukung dengan beberapa fasilitas yang diberikan oleh pihak ketiga

yaitu PKKSSP yang mana di dalam proses penyusunan SOP telah diatur oleh

peraturan yang disusun oleh pihak kabupaten atau Bupati sebagai stakeholder

dalam penyusunan SOP. Dalam proses penyusunan SOP sendiri membutuhkan

beberapa persiapan, diantaranya adalah pembentukan tim dan kelengkapannya;

pembekalan bagi anggota tim; dan penilaian kebutuhan SOP, yang mana di dalam

nya juga mencakup menghasilkan produk baru yang memmpunyai kualitas yang

lebih baik

Di dalam proses penyusunan SOP terdapat beberapa tahapan yang

nantinya akan menghasilkan sebuah SOP yang digunakan sebagai acuan di

DPMPTSP. Karena SOP merupakan penetapan yang tertulis mengenai apa yang

harus dilakukan yang semuanya itu merupakan prosedur kerja yang harus ditaati

dan dilakukan. SOP sendiri tidak hanya sebagai prosedur kerja melainkan juga

berfungsi untuk mengevaluasi pekerjaan yang telah dilakukan, seperti apakah

pekerjaan tersbut berjalan dengan baik, kendala apa saja yang dihadapi, dan juga

Page 19: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

10

mengapa kendala tersebut dapat terjadi sehingga dengan begitu dapat diambil

keputusan yang tepat melalui SOP.

Menurut PP Nomor 50 tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan

Kerjasama Daerah. Dimana setiap dinas daerah harus mempunyai inisiatif untuk

membaca potensi daerahnya sebagaimana urusan wajib maupun pilihan yang telah

menjadi kewenangannya dan dapat dikembangkan melalui kerjasama daerah dan/

atau pihak ketiga yang pada hakikatnya untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Untuk bagian kerjasama antara DPMPTSP dengan pihak ketiga

menjelaskan bahwa kerjasama antara DPMPTSP dengan pihak ketiga

dilaksanakan agar proses penyusunan SOP dapat berjalan sesuai dengan arahan

yang diberikan oleh pihak pertama, dimana proses kerjasama itu dilaksanakan

secara sistematis dan efisien, serta selalu menjunjung tinggi prinsip-prinsip dalam

penyusunan SOP.

Maka dari itu dengan adanya inovasi pada penyusunan SOP diharapkan

mampu mendongkrak pelayanan yang ada di pemerintahan. Oleh karena itu,

berdasarkan penjelasan diatas penulis tertarik pada inovasi proses penyusunan

SOP, sehingga peneliti mengambil judul penelitian berupa “INOVASI DALAM

PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR STUDI

PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

SATU PINTU KABUPATEN BLITAR ”

Page 20: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

11

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana inovasi dalam proses penyusunan SOP pada Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten

Blitar ?

2. Bagaimana Faktor pendukung inovasi dalam proses penyusunan SOP

pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kabupaten Blitar

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui, mendeskrispsikan dan menganalisis inovasi yang ada

dalam proses penyusunan SOP Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blitar

2. Mengetahui, mendeskrispsikan dan menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi inovasi dalam proses penyusunan SOP pada Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten

Blitar

D. Manfaat penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

akademik maupun praktis: Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah

dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara

kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk

Page 21: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

12

memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja dengan biaya

yang serendah-rendahnya. SOP biasanya terdiri dari manfaat, kapan dibuat

atau direvisi, metode penulisan prosedur, serta dilengkapi oleh bagan

flowchart di bagian akhir (Laksmi, 2008:52)

1. Manfaat Akademis :

a. Sebagai bahan kajian dan menambah wacana keilmuan

pengembangan ilmu administrasi publik khususnya pembangunan

berbasis inovasi dalam proses penyususnan SOP.

2. Manfaat praktis :

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagi

masukan atau sumber inforasi bagi pihak lain yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut tentang inovasi dalam proses penyusunan SOP.

b. Dapat memberikan manfaat bagi peneliti selanjutnya sebagai data

pedoman pelaksanaan penelitian lebih lanjut tentang inovasi dalam

proses penyusunan SOP.

c. Diharapkan penelitian ini memberikan wawasan dan gambaran bagi

kalagan akademisi dan para pelu (stakeholder) yang terlibat pada

inovasi dalam proses penyusunan SOP.

E. Sistematika Pembahasan

Dalam upaya untuk memberikan kemudahan dalam memahami isi skripsi

ini secara keseluruhan dam agar terdapatnya susunan yang logis dan

Page 22: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

13

sistematis, makan penulisan dalam penelitian ini mengacu pada

sistematika berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang mengenai latar

belakang penelitian inovasi dalam proses penyusunan SOP (Studi Pada

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten

Blitar) dalam bab ini juga memaparkan rumusan masalah sebagai batasan

penelitian, kemudian penjelasan terkait tujuan penelitian, kontribusi

penelitian baik secara akademis maupun praktis, dan sistematika

pembahasan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini merupakan paparan dan uraian teori sebagai landasan yang

digunakan peneliti untuk menyusun penelitian ini. Teori atau konsep yang

dipaparkan dalam bab ini juga dapat digunakan sebagai instrumen analisis

data yang telah didapat oleh peneliti dilapangan.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas metode penelitian apa yang digunakan peneliti

dalam penelitian ini. Metode penelitian ini terdiri dari: jenis penelitian,

fokus penelitian, pemilihan lokasi dan situs penelitian beserta alasanya,

jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, analisi data, dan

keabsahan data.

Page 23: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

14

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian, analisis data, dan interpretasi

data mengenai Inovasi dalam Proses Penyusunan Standar Operasional

Prosedur.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir, yang berisi tentang kesimpulan yaitu

temuan pokok penelitian sesuai dengan tujuan penelitian serta saran-saran

terkait dengan hasil penelitian yang selanjutnya agar dapat berkontribusi

bagi para akademisi maupun praktisi yang ingin mengetahui atau

berkeinginan untuk menjadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.

Page 24: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Administrasi Publik

Administrasi publik merupakan terjemahan dari bahas inggris public

administrastion yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi

administrasi negara atau administrasi pemerintahan. Menurut Henry yang

dikutip oleh Sjamsuddin (2006:113) public administration diartikan sebagai

suatu yang kompleks antara teori dan praktik, dengan tujuan mempromosikan

pemahaman terhadap pemerintah dalam hubunganya dengan masyarakat yang

diperintah dan juga mendorong kebijakan publik agar lebih responsif terhadap

kebutuhan sosial. Sedangkan tokoh lain menyatakan bahwa public

administration yaitu kegiatan dari sekelompok dalam mengadakan usaha

kerjasama untuk mencapai tujuan bersama (Simon dalam Sjamsuddin, 2006).

Secara teoritis, pandangan akan administrasi publik memiliki banyak

pengembangan dan perubahan. “Administrasi publik merupakan pemanfaatan

teori-teori dan proses-proses management, politik, dan hukum untuk memenuhi

mandat pemerintah di bidang legislatif, eksekutif, dan yudikatif dalam rangka

fungsi-fungsi pengaturan dan pelayanan terhadap masyarakat secara

keseluruhan atau sebagian” (Sjamsuddin, 2006:116). Teori tersebut

mengemukakan bahwa administrasi publik menekankan pada proses

pengelolaan, politik, dan hukum. Administrasi publik juga memiliki subjek

dengan fungsi yang berbeda yaitu pemerintah dengan fungsi eksekutif,

Page 25: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

16

legislatif, dan yudikatif. Pengaturan dan pelayanan terhadap masyarakat

menjadi tujuan utama dari penerapan administrasi publik.

Definisi lain administrasi publik dijelaskan oleh Nigro dan Nigro dalam

Keban (2004:5-6) yang menyatakan bahwa:

Administrasi publik adalah usaha kerjasama kelompok dalam suatu

lingkungan publik, yang mencakup ketiga cabang yaitu judikatif, legislatif,

dan eksekutif; mempunyai suatu peranan penting dalam memformulasikan

kebijakan publik, sehingga menjadi bagian dari proses politik; yang sangat

berbeda dengan cara-cara yang ditempuh oleh administrasi swasta; dan

berkaitan erat dengan beberapa kelompok swasta dan individu dalam

pemberian pelayanan kepada masyarakat. Definisi ini lebih menekankan

pada proses institusional yaitu bagaimana usaha kerjasama kelompok

sebagai kegiatan publik yang benar-benar berbeda dari kegiatan swasta.

Menurut (Keban, 2004:8) cakupan atau ruang lingkup administrasi publik

sangat kompleks tergantung dari perkembangan kebutuhan atau dinamika

masalah yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu administrasi publik

diharapkan mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi di

masyarakat. Chandler dan Plano dalam Keban (2004:3) menjelaskan bahwa

administrasi publik sebagai suatu disiplin ilmu bertujuan untuk memecahkan

masalah-masalah publik melalui perbaikan-perbaikan terutama dibidang

organisasi, berkenaan dengan pengaturaan struktur dan hirarki yang merupakan

pembuatan unit, pembagian tugas dan penetapan prosedur, aturan untuk

mencapai tujuan organisasi. Administrasi publik berusaha melakukan

penekanan pada pentingnya kegiatan pengelolaan dalam pencapaian sebuah

tujuan.

Page 26: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

17

Selanjutnya Sjamsuddin (2006:116) mengemukakan bahwa “administrasi

publik berusaha melembagakan praktek-praktek manajemen agar sesuai

dengan nilai efektifitas dan efesiensi dalam pemenuhan kebutuhan

masyarakat secara lebih baik”. Artinya, dalam memenuhi kebutuhan

masyarakat yang lebih baik, Negara memerlukan kegiatan pengelolaan di

semua bidang mulai dari Pengambilan kebijakan hingga implementasi

program pemberdayaan sosaial. Maka dari itu, administrasi publik

merupakan pandangan keilmuan yang mewakili segala kegiatan yang

berhubungan dengan pelaksanaan proses pemerintahan.

Di dalam administrasi publik itu sendiri memiliki banyak cabang ilmu

salah satunya adalah pelayanan publik yang mana didalam nya menjelaskan

prinsip-prinsip serta standar pelayanan publik yang masih ada kaitanya dengan

ilmu administrasi publik itu sendiri.

B. Pelayanan Publik

1. Konsep Pelayanan Publik

Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,

didefinisikan bahwa pelayanan publik merupakan suatu bentuk kegiatan atau

rangkaian dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

undang-undang untuk seluruh warga negara atau penduduk atas barang atau

jasa serta pelayananan administratif yang diselenggarakan dan disediakan oleh

pemberi pelayanan publik.

Dan menurut Ratminto (2005), Pelayanan publik dapat dikatakan sebagai

sebuah proses yang mana di dalamnya ada orang yang dilayani, melayani,

serta jenis seperti apa pelayanan yang diberikan. Sehingga pelayanan yang

diberikan dapat dikatakan berbeda dengan pelayanan yang diberikan oleh

swasta. Pelayanan publik adalah pelayanan yang diberikan oleh pemerintah

Page 27: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

18

guna memenuhi segala kebutuhan masyarakat, sehingga dapat dibedakan

dengan pelayanan yang dilakukan oleh swasta.

Pengertian publik menurut Inu Kencana Syafi’ie, dkk (1999:18) yaitu :

“Sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan,

sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai- nilai norma yang

mereka miliki”

Pengertian lain berasal dari pendapat A.S. Moenir (1995:7) menyatakan

bahwa : “Pelayanan umum adalah suatu usaha yang dilakukan kelompok atau

seseorang atau birokrasi untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dalam

rangka mencapai suatu tujuan tertentu”.

Pada hakikatnya pelayanan publik adalah merupakan usaha untuk

meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi

pemerintah mendorong untuk mengefektifkan sistem dan tata laksana pelayan,

dan mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat

dalam pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan. Dan dalam

pelaksanaan pelayanan publik peran pemerintah dalam sektor publik lebih

dominan daripada sektor swasta. Menonjolnya peran pemerintah itu bukan

saja dapat kita ukur dari ragam birokrasi dan besamya jumlah pegawai negeri

yang dipekerjakan, tapi dapat diukur dari besarnya dana/investasi yang

ditanamkan dalam sektor-¬sektor produksi dan pengaruh politik, pemerintah

pun sangat dominan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Page 28: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

19

Sehingga berdasarkan pemaparan diatas dapat diidentifikasikan bahwa

pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan baik dalam bentuk

barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung

jawab dan dilaksanakan oleh Instansi pemerintah di Pusat, di daerah, dan di

lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah,

dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang- undangan.

2. Azas, Prinsip dan Standar Pelayanan Publik

Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan

masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan publik

yang profesional, kemudian Lijan Poltak Sinambela(2008:6) mengemukakan

azas-azas dalam pelayanan publik tercermin dari:

a. Transparansi Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua

pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta

mudah dimengerti.

b. Akuntabilitas Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang- undangan.

c. Kondisional Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan

penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi

dan efektivitas.

d. Partisipatif Mendorong peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,

kebutuhan dan harapan masyarakat.

Page 29: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

20

e. Keamanan Hak Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan

suku, agama, ras, golongan, gender dan status ekonomi.

f. Keseimbangan Hak dan kewajiban Pemberi dan penerima pelayanan

publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing- masing pihak.

Dalam proses pelayanan juga diatur mengenai prinsip- prinsip pelayanan

yang digunakan sebagai pegangan dalam mendukung jalannya kegiatan

pelayanan. Menurut keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan

Publik prinsip-prinsip pelayanan publik sebagai berikut :

a. Kesederhanaan

Prosedur pelayanan diselenggarakan dengan mudah, cepat, lancer, tidak

berbelit-belit, mudah dipahami dan dilaksanakan.

b. Kejelasan

Kejelasan mencakup dalam hal : persyaratan teknis dan administratif

pelayanan public; unit kerja/pejabat yang berwenang dan

bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian

keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan public; rincian

biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran

c. Kepastian waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu

yang telah ditentukan

d. Akurasi

Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah

Page 30: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

21

e. Keamanan

Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan

kepastian hukum

f. Tanggung jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk

bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian

keluhan dalam pelaksanaan pelayanan publik

g. Kelengkapan sarana dan prasarana

Terjadinya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung

lainnya yang memadai termasuk penyediaan teknologi telekomunikasi

dan informatika

h. Kemudahan akses

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah

dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi

telekomunikasi dan informatika

i. Kedisiplinan, keramahan, dan kesopanan

Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan, dan santun, ramah

serta memberi pelayanan dengan ikhlas.

j. Kenyamanan

Lingkungan pelayanan harus lebih tertib, teratur, disediakan ruang

tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta

dilengkapi fasilitas pendukung pelayanan seperti parker, toilet, tempat

ibadah, dan lain-lain.

Page 31: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

22

Setiap penyelenggara pelayanan publik harus memiliki prinsip-prinsip

pelayanan seperti diatas. Dan juga didalam pelayanan publik terdapat standar

pelayanan yang merupakan ukuran yang dibekukan dalam pelayanan

publikdan wajib ditaati oleh pemberi atau penerima layanan. Menurut

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003

Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik bahwa standar pelayanan

publik terdiri dari :

1) Prosedur pelayanan, prosedur pelayanan yang resmi bagi pemberi

pelayanan dan penerima pelayanan. Prosedur pelayanan yang

diberikan harus seusai dengan prosedur resmi penyedia jasa.

2) Waktu pelayanan, yaitu aktu yang sudah ditetapkan mulai dari

pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan

termasuk pengaduan. Dan waktu pelayanan yang telah diberikan harus

tepat dan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan.

3) Biaya pelayanan, yaitu biaya / tarif pelayanan termasuk rinciannya

yang diterapkan dalam proses pemberian pelayanan. Biaya pelayanan

yang dikenakan kepada pelanggan juga harus sesuai dengan aturan

yang telah ditetapkan.

4) Produk pelayanan, yaitu hasil pelayanan yang akan diterima sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk pelayanan yang

diberikan oleh penyedia jasa juga harus sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan.

Page 32: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

23

5) Sarana dan Prasarana, yaitu penyediaan sarana dan prasarana

pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik.

Kelengkapan sarana dan prasarana merupakan bagian dalam

pemberian pelayanan publik, maka dari itu sarana dan prasarana sangat

diperlukan untuk mencapai kepuasan pelanggan.

6) Kompetensi petugas pemberi pelayanan, yaitu kompetensi petugas

pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan

pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang

dibutuhkan. Informasi yang akurat sangat diperlukan dalam dalam

pemberian pelayanan oleh penyedia jasa kepada pelanggan, oleh

karena itu keahlian dan intelektual petugas sangat diperlukan dalam

pemberian pelayanan berupa informasi yang akurat.

Seiring dengan perkembangan zaman, dalam penyelenggaraan pelayanan

publik diperlukan beberapa pembaharuan yang biasanya disebut dengan

inovasi. Dengan adanya inovasi nantinya dapat memberikan perbaikan baik

dari proses pelayanan hingga aparatur nya dalam memberikan pelayanan.

3. Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Kegiatan pelayanan publik diselenggarakan oleh instansi pemerintah.

Instansi pemerintah merupakan sebutan kolektif meliputi satuan kerja atau

satu orang kementrian, departemen, lembaga, pemerintahan non departemen,

kesekertariatan lembaga tertinggi dan tinggi negara, dan instansi pemerintah

lainnya, baik pusat maupun daerah termasuk Badan Usaha Milik

Page 33: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

24

Daerah.Sebagai penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi

pemerintah dan badan hukum.

Kegiatan pelayanan publik atau bisa juga disebut dengan pelayanan umum,

yang biasanya menempel di tubuh lembaga pemerintahan dinilai kurang dapat

memenuhi tugasnya sesuai dengan harapan masyarakat, sebagai konsumen

mereka. Salah satu yang dianggap sebagai penyebabnya yaitu bentuk orang

birokrasi, seperti pendapat mengenai birokrasi dari Achmat Batinggi

(1999:53) bahwa “Merupakan tipe dari orang yang dimaksudkan untuk

mencapai tugas-tugas administratif yang besar dengan cara mengkoordinir

secara sitematis (teratur) pekerjaan dari banyak orang.”

Konsep birokrasi bukan merupakan konsep buruk. Organisasi birokrasi

memiliki keteraturan dalam hal pelaksanaan pekerjaan karena memiliki

pembagian kerja dan strukturt jabatan yang jelas sehingga komponen birokrasi

memiliki tanggung jawab dan juga wewenang untuk melaksanakan

kewajibannya. Pelaksanaan pekerjaan dalam birokrasi diatur dalam

mekanisme dan prosedur agar tidak terjadipenyimpangan dalam mencapai

tujuan. Dalam organisasi birokrasi segala bentuk hubungan bersifat resmi dan

berjenjang berdasarkan strtuktur orang yang berlaku sehingga menuntut agar

prosedur yang berlaku dapat ditaati.

Adapun yang menjadi ciri ideal birokrasi menurut Max Weber seperti yang

dikutip dan diterjemahkan oleh Ahmad Batingi (1999: 53) antara lain adalah :

a) pembagian kerja yang kurang jelas, b) Adanya hierarki jabatan, c) Adanya

Page 34: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

25

pengaturan sitem yang konsisten, d) Prinsip formalistic impersonality, e)

Penempatan berdasarkan karier, f) Prinsip rasionalitas,

Dengan adanya otonomi daerah, diharapkan dapat memberikan dampak

nyata yang luas terhadap peningkatan pelayanan terhadap masyarakat. Dengan

begitu pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat ke daerah memungkinkan

terjadinya penyelenggaraan pelayanan dengan jalur birokrasi yang lebih

ringjkas dan membuka peluang bagi pemerintah daerah untuk melakukan

inovasi dalam pemberian dan peningkatan kualitas pelayanan.

Untuk menciptakan kegiatan pelayanan publik yang berkualitas, maka

Menteri Pendayagunaan Negara menerbitkan keputusan No. 63/ KEP/ M.

PAN/ 7/ 2003 mengenai pola penyelenggaraan pelayanan publik, yang antara

lain:

a. Fungsional

Pola pelayanan publik diberikan oleh penyelenggara pelayanan,

sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya.

b. Terpusat

Pola pelayanan publik diberikan secara tunggal oleh penyelenggara

pelayanan berdasarkan pelimpahan wewenang dari penyelenggara

pelayanan terkait lainnya yang bersangkutan.

c. Terpadu

1) Terpadu Satu Atap Pola pelayanan terpadu satu atap diselenggarakan

dalam satu tempat yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang tidak

mempunyai keterkaitan proses dan dilayani melelui beberapa pintu.

Terhadap jenis pelayanan yang sudah dekat dengan masyarakat tidak

perlu disatu atapkan.

2) Terpadu Satu pintu Pola pelayanan terpadu satu pintu

diselenggarakan pada satu tempat yang meliputi berbagai jenis

pelayanan yang memiliki keterkaitan proses dan dilayani melalui satu

pintu.

Page 35: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

26

3) Gugus Tugas

Petugas pelayanan secara perorangan atau dalam bentuk gugus tugas

ditempatkan pada instansi pemberi pelayanan dan lokasi pemberian

pelayanan tertentu.

Didalam pelayanan publik itu sendiri terdapat penjeleasan mengenai

inovasi yang mana menjelaskan bahwa inovasi adalah ” pengembangan dan

atau pemanfaatan atau mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk

keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau

memperbaiki produk.

C. Inovasi

1. Definisi Inovasi

Inovasi merupakan salah satu istilah yang tidak asing sekarang ini, dan

sudah menjadi pembicaraan yang sangat umum di kalangan masyarakat baik

itu dari sisi pendidikan, pemerintahan, bisnis, dan lain sebagainya. Inovasi

sendiri berasal dari bahasa latin innovate yang berarti berubah sesuatu menjadi

yang baru. Jika dalam bahasa inggris, inovasi merupakan salah satu kosa kata

yang dianggap baru, yaitu dikenal pada abad ke XVI, dimana pada saat itu

inovasi dimaknai sebagai sesuatu yang negative atau dianggap sebagai

“troublemaker” dan revolusioner. Menurut Yogi (2008:8) istilah innovative

secara meluas diginakan oleh kalangan luas yaitu sejak abad ke 17 atau sekitar

100 (seratus) tahun kemudian.

Kata inovasi dapat diartikan sebagai “proses” atau “hasil” pengembangan

dan atau pemanfaatan atau mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk

keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau

Page 36: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

27

memperbaiki produk, proses yang dapat memberikan nilai yang lebih berarti.

Menurut Rosenfeld dalam Sutarno (2012:132), inovasi adalah transformasi

pengetahuan kepada produk, proses dan jasa baru, tindakan menggunakan

sesuatu yang baru. Sedangkan menurut Mitra pada buku tersebut dan pada

halaman yang sama, bahwa inovasi merupakan eksploitasi yang berhasil dari

suatu gagasan baru atau dengan kata lain merupakan mobilisasi pengetahuan,

keterampilan teknologis dan pengalaman untuk menciptakan produk, proses

dan jasa baru. Namun menurut Vontana (2009:20), inovasi adalah kesuksesan

ekonomi dan sosial berkat diperkenalkannya cara baru atau kombinasi baru

dari cara-cara lama dalam mentransformasi input menjadi output yang

menciptakan perubahan besar dalam hubungan antara nilai guna dan harga

yang ditawarkan kepada konsumen dan/atau pengguna, komunitas, sosietas

dan lingkungan.

Hampir sama dengan inovasi organisasi yang disampaikan oleh Sutarno

(2012:134-135) yang mana didefinisikan sebagai cara-cara baru dalam

pengaturan kerja, dan dilakukan dalam sebuah organisasi untuk mendorong

dan mempromosikan keunggulan kompetitif. Inti dari inovasi organisasi

adalah kebutuhan untuk memperbaiki atau mengubah suatu produk, proses

atau jasa. Inovasi organisasi mendorong individu untuk berpikir secara

mandiri dan kreatif dalam menerapkan pengetahuan pribadi untuk tantangan

organisasi. Semua organisasi bisa berinovasi termasuk untuk organisasi

perusahaan, rumah sakit, universitas, dan organisasi pemerintahan. Pentingnya

nilai, pengetahuan dan pembelajaran dalam inovasi organisasi sangat penting.

Page 37: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

28

Definisi yang lain diungkapkan oleh Schumpeter dalam Noor (2013:81)

bahwa inovasi adalah melakukan sesuatu yang berbeda pada ranah kehidupan

ekonomi, dan diperjelas lagi oleh Schumpeter yang dikutip oleh Priyantoko

(2008:62) bahwa inovasi mencakup (1) menghasilkan produk baru atau

kualitas yang lebih baik. (2) Metode baru dalam proses produktif. (3)

Pengembangan bahan baku. Jadi dari definisi tersebut dapat penulis

sampaikan bahwa inovasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk

pembaharuan atau perubahan dalam memperbaiki cara, praktek, maupun

sistem yang telah berlaku sebelumnya. Sehingga dengan adanya inovasi tidak

dituntut harus baru, melainkan harus memiliki konsep yang nyata dan asli

serta unik. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Rogers dalam

Noor (2013) bahwa inovasi tidak harus menemukan sesuatu yang baru atau

proses yang diadopsi untuk dapat dikatakan sebagai inovatif.

Berdasarkan pemaparan terkait sejarah dan definisi dari konsep inovatif

dapat dikatakan bahwa proses inovasi dapat terjadi di seluruh kalangan

organisasi, baik itu organisasi publik ataupun organisasi bisnis. Hadirnya

inovasi dalam suatu organisasi ataupun perusahaan merupakan sesuatu yang

sangat penting dan juga merupakan bagian integral bagi organisasi itu sendiri

(Noor, 2013: 33). Inovasi sendiri dibutuhkan tidak hanya sebagai penggerak

keberlangsungan organisasi yang bersangkutan, yang berbentuk kemampuan

dalam berkompetisi dengan organisasi lain misalnya seperti melalui daya

saing. Melainkan sebagai pemicu timbulnya kreatifitas pada seluruh elemen

organisasi tersebut.

Page 38: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

29

2. Jenis Inovasi dalam Sektor Publik

Halversen dkk (dalam sangkala, 2014 : 30) membagi tiga tipe spektrum

inovasi dalam sektor publik :

1. Incremental innovation to radical innovation (ditandai oleh tingkat

perubahan, perbaikan inkremental terhadap produk, proses layanan

yang sudah ada.

2. Top Down Innovation to bottom-up innovation (ditandai olehmereka

yang mengawali proses dan mengarah kepada perubahan perilaku dari

top manajemen atau organisasi atau institusi di dalam hirarkhi,

bermakna dari para pekerja di tingkat bawah seperti pegawai negeri,

pelayanan masyarakat, dan pembuat kebijakan di level menengah).

3. Needs led innovations and efficiency-led innovation (ditandai apakah

inovasi proses telah diawali untuk menyelesaikan masalah spesifik atau

agar produk, layanan, atau prosedur yang sudah ada lebih efisien).

kemudian tipologi inovasi di sektor publik menurut Halvorsen adalah

sebagai berikut :

a. a new or improved service (pelayanan baru atau pelayanan yang

diperbaiki), misalnya kesehatan di rumah.

b. process innovation (inovasi proses), misalnya perubahan dalam

proses penyediaan pelayanan atau produk

c. administrative innovation (inovasi administratif), misalnya

penggunaan instrumen kebijakan baru sebagai hasil dari perubahan

kebijakan

Page 39: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

30

d. system innovation (inovasi sistem), adalah sistem baru atau

perubahan mendasar dari sistem yang ada dengan mendirikan

organisasi baru atau bentuk baru kerjasama dan interaksi

e. conceptual innovation (inovasi konseptual), adalah perubahan dalam

outlook, seperti misalnya manajemen air terpadu atau mobility

leasing

f. radical change of rationality (perubahan radikal), yang dimaksud

adalah pergeseran pandangan umum atau mental matriks dari

pegawai instansi pemerintah Dalam kaitannya dengan manajemen

sektor publik, inovasi berarti penggunaan metode dan strategi desain

kebijakan baru serta standard operating system yang baru bagi sektor

publik untuk meyelesaikan persoalan publik.

Dengan demikian, menurut Adriana Alberti and Guido Bertucci (dalam

UN, 2006) inovasi dalam governance maupun administrasi publik merupakan

suatu jawaban kreatif, efektif dan unik untuk menyelesaikan persoalan-

persoalan baru atau sebagai jawaban baru atas masalah-masalah lama.

a. Inovasi institutional, yang fokusnya adalah pembaruan lembaga yang

telah berdiri atau pendirian institusi baru. Pembaharuan lembaga ini

membutuhkan analisis dan kajian yang mendalam tentang keberadaan

satu lembaga disektor publik. Lembaga yang dirasa tidak cukup

efektif dan tidak memberikan kontribusi riil dalam penyelengaraan

publik perlu dilakukan perombakan atau dihilangkan agar tidak

membebani anggaran publik.

Page 40: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

31

b. Inovasi organisasional, termasuk introduksi prosedur pekerjaan atau

teknik manajemen baru dalam administrasi publik. Upaya menemukan

metode dan mekanisme dalam penyelenggaraan publik sangat

diperlukan, terutama metode-metode baru dalam aspek pengembangan

kompetensi individu dan penerapan teknologi baru.

c. Inovasi proses, fokusnya adalah pengembangan kualitas pemberian

pelayanan publik. Proses pemberian layanan membutuhkan

sentuhansentuhan inovasi terutama dalam hal service delivery,

efisiensi layanan dan kemudahan akses layanan.

d. Inovasi konseptual, fokusnya adalah bentuk-bentuk baru governance

(seperti: pembuatan kebijakan yang interaktif, keterlibatan

governance, reformasi penganggaran berbasis masyarakat dan jaringan

hoizontal).

3. Tahapan-tahapan Inovasi

Menurut Yogi dalam LAN (2007:115), inovasi biasanya erat kaitannya

dengan lingkungan yang berkarakteristik dinamis dan berkembang. Pengertian

inovasi sendiri sangat beragam, dan dari banyak perspektif. Menurut Rogers

dalam LAN (2007:115) menjelaskan bahwa inovasi adalah sebuah ide,

praktek, atau objek yang dianggap baru oleh individu satu unit adopsi lainnya.

Sedangkan menurut Damanpour bahwa sebuah inovasi dapat berupa produk

atau jasa yang baru, tekonologi proses produk yang baru, sistem struktur dan

administrasi baru atau rencana baru bagi anggota organisasi.

Page 41: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

32

Menurut Rogers dalam LAN (2007:116) mengatakan bahwa inovasi

mempunyai atribut sebagai berikut:

1. Keuntungan Relatif Sebuah inovasi harus mempunyai keunggulan dan

nilai lebih dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Selalu ada

sebuah nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi yang menjadi ciri

yang membedakannya dengan yang lain.

2. Kesesuaian Inovasi juga sebaiknya mempunyai sifat kompatibel atau

kesesuain dengan inovasi yang digantinya. Hal ini dimaksudkan agar

inovasi yang lama tidak serta merta dibuang begitu saja, selain karena

alasan faktor biaya yang sedikit, namun juga inovasi yang lama

menjadi bagian dari proses transisi ke inovasi terbaru. Selain itu juga

dapat memudahkan proses adaptasi dan proses pembelajaran terhadap

inovasi itu secara lebih cepat.

3. Kerumitan Dengan sifatnya yang baru, maka inovasi mempunyai

tingkat kerumitan yang boleh jadi lebih tinggi dibandingkan dengan

inovasi sebelumnya. Namun demikian, karena sebuah inovasi

menawarkan cara yang lebih baru dan lebih baik, maka tingkat

kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi masalah penting.

4. Kemungkinan Dicoba Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji

dan terbukti mempunyai keuntungan atau nilai dibandingkan dengan

inovasi yang lama. Sehingga sebuah produk inovasi harus melewati

fase “uji publik”, dimana setiap orang atau pihak mempunyai

kesempatan untuk menguji kualitas dari sebuah inovasi.

Page 42: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

33

5. Kemudahan diamati Sebuah inovasi harus juga dapat diamati, dari

segi bagaimana sebuah inovasi bekerja dan menghasilkan sesuatu

yang lebih baik.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat diidentifikasikan bahwa

inovasi merupakan suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sebelumnya

berupa hasil pemikiran dan ide yang dapat dikembangkan juga

diimplementasikan agar dirasakan manfaatnya.

Dalam proses inovasi pada organisasi dan individu pada dasarnya

memiliki perbedaan. Proses inovasi pada individu tentunya memiliki tingkat

kerumitan yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan yang terjadi pada

organisasi. Adanya inovasi yang terjadi di sektor publik akan dijabarkan oleh

penulis dibawah ini Rogers yang dikutip oleh Yogi (2007:13), yaitu :

a. Initation atau perintisan

Pada tahap ini terdiri atas agenda setting dan matching, yang mana

merupakan awal pengenalan situasi dan pemahaman permasalahan yang

terjadi dalam organisasi. Pada tahapan agenda setting ini yang dilakukan

adalah proses identifikasi dan juga penetapan prioritas kebutuhan dan

masalah. Selanjutnya juga dilakukan pencarian dalam lingkungan

organisasi untuk menentukan tempat dimana inovasi tersebut akan

dilakukan. Pada tahap ini juga seringkali memakan waktu cukup lama,

karena pada tahap ini dikenali adanya performance gap atau kesenjangan

kinerja. Keenjangan inilah yang dapat memicu proses pencarian inovasi

dalam organisasi. Tahapan selanjutnya adalah matching atau penyesuaian,

yang mana pada tahap ini permasalahan sudah teridentifikasi dan

dilakukan penyesuaian atau penyetaraan dengan inovasi yang akan di

adopsi. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada tahap ini dipastikan

kelayakan suatu inovasi untuk diaplikasikan di organisasi tersebut.

b. Implementasi atau pelaksanaan

Tahapan ini terdiri dari redefinisi, klarifikasi, dan rutinitasi. Redefinisi

merupakan inovasi yang sudah diadopsi dilakukan berbagai proses guna

Page 43: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

34

menyesuaikan kondisi yang ada pada organisasi agar dapat

disesuaikan.Klarifikasi terjadi ketika inovasi sudah digunakan secara

meluas dan meyeluruh sehingga mempengaruhi seluruh elemen

organisasi maupun target dari inovasi. Rutinitasi adalah tahapan yang

berkaitan dengan kebiasaan penggunaan inovasi, sehingga inovasi bukan

lagi hal yang baru dalam organisasi.

Dan dijelaskan kembali oleh Yogi (2008:19) terkait dengan tahapan

dalam menjalankan proses inovasi secara lebih detail, yaitu :

a. Kebutuhan atau masalah

Mengenali masalah atau kebutuhan dapat dilakukan melalui proses

politik diamana masalah sosial menjadi suatu prioritas dalam agenda

yang memerlukan penelitian.

b. Riset dasar dan Aplikasi

Riset dasar dan aplikatif sangat identik dengan inovasi yang berkaitan

dengan teknologi. Riset dasra merupakan kegiatan bersifat ilmiah

murni. Sedangkan untuk riset aplikatif merupakan kegiatan ilmiah

yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah praktis.

c. Pengembangan

Dalam sebuah inivasi, pengembangan merupakan proses meletakkan

ide-ide baru ke dalam bentuk yang diharapkan dapat menjawab

kebutuhan adopter.

d. Komersialisasi

Terdapat produksi, pabrikasi, pengemasan, pemasaran dan distribusi

sebuah produk inovasi. Akan tetapi, dalam sektor publik tidak

mengenal istilah komersialisasi. Selain filosofi sektor publik yang

non-komersial, produk inovasi disektor publik relative berbeda

dengan sektor bisnis. Namun tahap komersialisasi di sektor publik

dapat dianalogikan sebagai tahap penyebarluasan produk inovasi

tanpa dalam komersial. Hal ini berarti bahwa proses produksi,

pabrikasi, pengemasan, pemasaran dan distribusi sebuah produk

inovasi di sektor publik juga terjadi.

e. Difusi dan Adopsi

Dalam tahap ini produk inovasi sudah hadir di pasar, dan konsumen

memiliki hak untuk menentukan pilihannya dengan membeli atau

tidak membeli. Sedangkan pada sektor publik, proses ini lebih kepada

masyarakat baik ingin menggunakan atau tidak ingin menggunakan

produksi inovasi tersebut.

f. Konsekuensi

Pada tahap ini, dapat diketahui apakah masalah atau kebutuhan yang

didefinisikan pada awal pengembangan inovasi sudah terjawab atau

tidak seringkali masalah-masalah ataupun kebutuhan-kebutuhan baru

Page 44: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

35

muncul dikarenakan adanya inovasi-inovasi baru. Sehingga dengan

begitu proses pengembangan inovasi menjadi sebuah siklus inovasi.

Dengan begitu dapat dikatakan bahwa adanya inovasi dapat

memberikan beberapa solusi dalam suatu masalah atau kebutuhan

meskipun harus melalui beberapa tahapan yang sedikit rumit, yang

terkadang justru menyebabkan permasalahan baru muncul. Dengan

munculnya permasalahan baru tersbut maka diperlukan lagi onovasi-

inovasi yang lain sehingga pengembangan inovasi yang seperti itu dapat

dikatakan sebagai siklus inovasi.

4. Inovasi dalam Pembuatan Prosedur

Inovasi dalam pembuatan prosedur bertujuan untuk lebih menagatur

atau mentertibkan prosedur yang sudah ada sebagai mana yang

disampaikan oleh dosen ilmu administrasi di Universitas Hasanuddin Badu

Ahmad dimana menjelaskan tentang inovasi perizinan di lingkungan

pemerintah Kota Makassar, yang mana sebuah inovasi dalam pembuatan

sebuah prosedur sangat diperlukan agar lebih menciptakan suatu

pembaharuan yang dapat mewujudkan pelayanan yang lebih prima.

Inovasi pelayanan perizinan di lingkungan pemerintah Kota

Makassar mendapatkan sorotan dari berbagai pihak terutama dari aspek

kinerja pelayanan perizinan. Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

dan menganalisis bentuk inovasi pelayanan di Unit Pelayanan Perizinan,

faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan inovasi

pelayanan, model inovasi pelayanan prerizinan yang akuntabel, transparan,

Page 45: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

36

efektif dan efisien untuk meningkatkan PAD di Dinas Pelayanan Perizinan

dan Penanaman Modal Pemerintah Kota Makassar.

Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian

fenomenologis yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan

implikasi model inovasi pelayanan sebagai upaya meningkatkan kualitas

pelayanan perizinan. Untuk mendapatkan informasi yang valid maka

penentuan informan dilakukan secara purposive sampling dengan harapan

informan tersebut memahami substansi permasalahan yang diteliti.

Informan tersebut dari Unit Pelayanan Perizinan, Dinas Pendapatan

Daerah, tokoh masyarakat yang berkepentingan, pelaku usaha. Hasil

penelitian menunjukkan pelayanan terpadu satu pintu belum maksimal

disebabkan oleh renovasi gedung dan penataan ruang kerja dan loket

pelayanan, kemampuan dan keahlian petugas pelayanan belum optimal

mendukung pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, serta belum

optimalnya standar operasional prosedur (SOP).

Untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah membutuhkan

konsisten penyederhanaan prosedur, kepastian biaya, kepastian waktu, dan

empaty dan kedisiplinan aparatur yang menyenangkan bagi setiap

pengguna pelayanan. Pelayanan prima dapat terwujud jika dilakukan

inovasi pelayanan berbaisis elektronik dan akses secara online melalui

website resmi, Sort Message Services Gate Way, Mobile Service, corner

service di mall, Pembayaran Biaya Pengurusan melalui Bank dan SMS

Banking. Selain itu pendelegasian wewenang kepada Pemerintah

Page 46: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

37

Kecamatan dan kelurahan hendaknya diperkuat sebagai gugus terdepan

pelayanan publik.

Dari paparan jurnal diatas dapat diidentifikasikan bahwa dengan

adanya inovasi dalam penyusunan SOP dapat memberikan perbaikan

dalam menentukan kebijakan sebagaimana yang di katakan oleh oleh

Priyantoko (2008:62), bahwa inovasi mencakup (1) menghasilkan produk

baru atau kualitas yang lebih baik. (2) Metode baru dalam proses

produktif. (3) Pembukaan pasar baru. (4) Pengembangan bahan baku. (5)

Sistem pengorganisasian baru. Sehingga memiliki korelasi antara teori

dengan paparan jurnal bahwa penyusunan SOP harus mengedepankan

kualitas kerja yang dapat menciptakan sumber daya manusia yang lebih

berkualitas.

Menurut Rogers dalam LAN (2007:116) mengatakan bahwa inovasi

mempunyai atribut sebagai berikut:

1. Keuntungan Relatif Sebuah inovasi harus mempunyai keunggulan

dan nilai lebih dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Selalu

ada sebuah nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi yang

menjadi ciri yang membedakannya dengan yang lain.

2. Kesesuaian Inovasi juga sebaiknya mempunyai sifat kompatibel

atau kesesuain dengan inovasi yang digantinya. Hal ini

dimaksudkan agar inovasi yang lama tidak serta merta dibuang

begitu saja, selain karena alasan faktor biaya yang sedikit, namun

juga inovasi yang lama menjadi bagian dari proses transisi ke

Page 47: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

38

inovasi terbaru. Selain itu juga dapat memudahkan proses adaptasi

dan proses pembelajaran terhadap inovasi itu secara lebih cepat.

3. Kerumitan Dengan sifatnya yang baru, maka inovasi mempunyai

tingkat kerumitan yang boleh jadi lebih tinggi dibandingkan dengan

inovasi sebelumnya. Namun demikian, karena sebuah inovasi

menawarkan cara yang lebih baru dan lebih baik, maka tingkat

kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi masalah penting.

4. Kemungkinan Dicoba Inovasi hanya bisa diterima apabila telah

teruji dan terbukti mempunyai keuntungan atau nilai dibandingkan

dengan inovasi yang lama. Sehingga sebuah produk inovasi harus

melewati fase “uji publik”, dimana setiap orang atau pihak

mempunyai kesempatan untuk menguji kualitas dari sebuah

inovasi.

5. Kemudahan diamati Sebuah inovasi harus juga dapat diamati, dari

segi bagaimana sebuah inovasi bekerja dan menghasilkan sesuatu

yang lebih baik. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli maka

peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa inovasi merupakan suatu

penemuan baru yang berbeda dari yang sebelumnya berupa hasil

pemikiran dan ide yang dapat dikembangkan juga

diimplementasikan agar dirasakan manfaatnya.

Inovasi erat kaitannya teknologi dan informasi, khususnya internet,

memiliki peranan penting dalam meningkatkan transparansi. Richard

Page 48: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

39

Heeks dalam LAN (2007:98) mengelompokkan manfaat tekonologi

informasi dan komunikasi dalam dua kelompok, yaitu:

1. Manfaat pada Tingkat Proses

a. Menghemat biaya: mengurangi biaya transaksi bagi masyarakat

untuk akses ke informasi pemerintah dan mengirim informasi ke

pemerintah, mengurangi biaya bagi pemerintah untuk menyediakan

inoformasi.

b. Menghemat waktu: mempercepat proses internal dan proses

pertukaran data dengan instansi lain.

c. Mengurangi keterbatasan: dimanapun, kapanpun informasi dan

layanan pemerintah dapat diakses oleh masyarakat.

d. Keputusan yang lebih baik: pimpinan dapat mengontrol kinerja

stafnya, mengontrol kegiatan, ataupun mengontrol kebutuhan.

2. Manfaat pada Tingkat Pengelolaan

a. Merubah perilaku aparatur: mengurangi interes pribadi dan

meningkatkan interes rasional atau nasional. Misalnya dalam

mengurangi tindakan korupsi, mengurangi pemalsuan, kerja lebih

efektif dan efisien dan perlakuan terhadap masyarakat yang lebih

setara dalam pelayanan publik.

b. Merubah perilaku masyarakat: partisipasi yang lebih besar terhadap

proses pemerintahan dan memperluas kesempatan pemasok untuk

ambil bagian dalam pelayanan pengadaan barang atau jasa.

Page 49: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

40

c. Pemberdayaan: meningkatkan keseimbangan kekuatan antar

kelompok, melalui kemudahan, akses ke informasi kepemerintahan.

Pemberdayaan aparatur lebih meningkat melalui akses ke informasi

yang dibutuhkan mereka dalam menjalankan tugas dan fungsinya,

pemberdayaan pemasok melalui akses ke informasi tentang

pengadaan barang dan jasa dan pemberdayaan manajer melalui akses

ke informasi mengenai stafnya dan sumberdaya lainnya.

D. Standar Operasional Prosedur

1. Konsep Standar Operasional Prosedur

Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disebut dengan SOP

merupakan Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk

mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan

organisasi. Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang

berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja

yang paling efektif dari para pekerja dengan biaya yang serendah-rendahnya.

SOP biasanya terdiri dari manfaat, kapan dibuat atau direvisi, metode

penulisan prosedur, serta dilengkapi oleh bagan flowchart di bagian akhir

(Laksmi, 2008:52).

Sehingga bagaimanapun bentuknya, sebuah organisasi atau perusahaan

pastinya sangat memerlukan adanya SOP dalam mengatur berjalannya

organisasi atau perusahaan ersebut dalam mencapai tujuannya. Yang mana

SOP juga dapat dikatakan sebagai sitem yang disusun guna memudahkan,

Page 50: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

41

merapihkan, serta menertibkan pekerjaan. Sistem ini juga berisi tentang urutan

proses dari awal pekerjaan hingga akhir pekerjaan.

Tujuan dari pembuatan SOP adalah untuk menjelaskan perincian atau

standar yang tetap mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang yang

diselenggarakan dalam suatu organisasi. SOP yang baik adalah SOP yang

mampu menjadikan arus kerja yang lebih baik, menjadi panduan untuk

karyawan baru, penghematan biaya, memudahkan pengawasan, serta

mengakibatkan koordinasi yang baik antara bagian-bagian yang berlainan

dalam perusahaan.

Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sebagai berikut (Indah

Puji, 2014:30):

1. Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi

tertentu dan kemana petugas dan lingkungan dalam melaksanakan

sesuatu tugas atau pekerjaan tertentu.

2. Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama

pekerja, dan supervisor.

3. Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan (dengan demikian

menghindari dan mengurangi konflik), keraguan, duplikasi serta

pemborosan dalam proses pelaksanaan kegiatan.

4. Merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan.

5. Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya secara

efisien dan efektif.

6. Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari

petugas yang terkait.

7. Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai pelaksanaan

proses kerja bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan mal praktek dan

kesalahan administratif lainnya, sehingga sifatnya melindungi rumah

sakit dan petugas.

Page 51: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

42

8. Sebagai dokumen yang digunakan untuk pelatihan.

9. Sebagai dokumen sejarah bila telah di buat revisi SOP yang baru.

Dalam organisasi pemerintahan juga memerlukan adanya perubahan

ketatalaksanaan yang diarahkan untuk melakukan penataan tata laksana

instansi pemerintah yang efektif dan juga efisien. Salah satu upaya penataan

tata laksana diwujudkan dalam bentuk penyusunan dan implementasi Standar

Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan (yang selanjutnya akan

disebut dengan SOP AP) dalam melaksanakan tugas dan juga fungsi aparatur

pemerintah. SOP AP adalah standar operasional prosedur dari berbagai proses

penyelenggaraan administrasi pemerintahan yang sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Kegiatan penyusunan dan implementasi SOP AP memerlukan partisipasi

penuh dari seluruh unsur aparatur yang ada dalam institusi yang dilandasi

dengan alasan bahwa pegawai mengetahui bagaimana kondisi yang ada di

tempat kerja masing-masing dan yang akan mendapatkan dampak dari

perubahan tersebut. Berdasarkan praktek peyusunan SOP AP oleh beberapa

instansi pemerintahan, ditemukan perbedaan pemahaman dan variasi format

dokumen SOP yang dihasilkan. Terkait dengan hal tersebut maka perlu

penyempurnaan pedoman penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)

untuk dijadikan acuan baik bagi instansi pemerintah ataupun perusahaan.

Page 52: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

43

2. Manfaat dan Fungsi SOP

SOP atau yang sering disebut sebagai prosedur tetap (protap) adalah

penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana dan

oleh siapa dan dibuat untuk menghindari terjadinya variasi dalam proses

pelaksanaan kegiatan oleh pegawai yang akan mengganggu kinerja organisasi

(instansi pemerintah) secara keseluruhan. SOP memiliki manfaat bagi

organisasi antara lain (Permenpan No.PER/21/M-PAN/11/2008):

1. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam

menyelesaikan pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan dan

kelalaian.

2. SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada

intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan

pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari.

3. Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung

jawab khusus dalam melaksanakan tugas.

4. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai.

cara konkret untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi

usaha yang telah dilakukan.

5. Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai

baru untuk cepat melakukan tugasnya.

6. Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan

baik.

Page 53: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

44

7. Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan dalam

melaksanakan pemberian pelayanan sehari-hari.

8. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian pelayanan.

9. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural

dalam memberikan pelayanan. Menjamin proses pelayanan tetap

berjalan dalam berbagai situasi.

Selain manfaat, Standar Operasional Prosedur juga memiliki fungsi.

Fungsi dari adanya SOP adalah sebagai berikut (Indah Puji, 2014:35):

1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.

2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.

3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.

4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.

5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

Dengan adanya Standar Operasional Prosedur dapat dikatakan bahwa

nantinya dapat diketahui dengan mudah mulai dari apa saja hambatan hingga

menjadi tolak ukur mutu pelayanan yang diberikan yang mana nantinya dapat

meningkatkan akuntabilitas. Untuk mencapai hal-hal tersebut perlu dikethaui

apa saja prinsip yang menjadi dasar dalam penyusunan SOP.

3. Prinsip-Prinsip SOP

Dalam PERMENPAN PER/21/M-PAN/11/2008 disebutkan bahwa

penyusunan SOP harus memenuhi prinsip-prinsip antara lain: kemudahan dan

Page 54: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

45

kejelasan, efisiensi dan efektivitas, keselarasan, keterukuran, dimanis,

berorientasi pada pengguna, kepatuhan hukum, dan kepastian hukum.

1. Konsisten. SOP harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu,

oleh siapapun, dan dalam kondisi apapun oleh seluruh jajaran organisasi

pemerintahan.

2. Komitmen. SOP harus dilaksanakan dengan komitmen penuh dari seluruh

jajaran organisasi, dari level yang paling rendah dan tertinggi.

3. Perbaikan berkelanjutan. Pelaksanaan SOP harus terbuka terhadap

penyempurnaan-penyempurnaan untuk memperoleh prosedur yang benar-

benar efisien dan efektif.

4. Mengikat. SOP harus mengikat pelaksana dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan.

5. Seluruh unsur memiliki peran penting. Seluruh pegawai peran-peran

tertentu dalam setiap prosedur yang distandarkan. Jika pegawai tertentu

tidak melaksanakan perannya dengan baik, maka akan mengganggu

keseluruhan proses, yang akhirnya juga berdampak pada proses

penyelenggaraan pemerintahan.

6. Terdokumentasi dengan baik. Seluruh prosedur yang telah distandarkan

harus didokumentasikan dengan baik, sehingga dapat selalu dijadikan

referensi bagi setiap mereka yang memerlukan.

Page 55: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif, hal ini atas pertimbangan tujuan penelitian yang

dikaitkan dengan topik yang diteliti. Metode ini menyajikan secara

langsung hakekat hubungan antara peneliti serta informan lebih peka dan

lebih bisa menyesuaikan diri dengan pangaruh dan pola-pola serta nilai-

nilai yang dihadapi. Penelitian deskriptif artinya bahwa peneliti ingin

mengungkapkan tema yang diangkat secara mendalam. Data yang di

kumpulkan berupa kata-kata gambar dan bukan angka-angka.

Melalui metode kualitatif peneliti pada tahap awal melakukan

penjelajaha, selanjutnya melakukan pengumpulan data yang mendalam

shingga dapat ditemukan hipotesis yang berupa hubungan antara gejala

dalam hal ini dengan memberikan gambaran dan analisis secara mendalam

terkait dengan pengembangan kapasitas sumber daya aparatur dalam

meningkatkan kinerja pegawai. Sedangkan penelitian deskriptif adalah

pilihan peneliti karena tujuan peneliti yaitu untuk mendapatkan data untuk

mendeskripsikan keadaan atau fenomena secara menyeluruh yang terjadi

dalam pelaksanaan pengembangan SOP dalam e-government di Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blitar.

Page 56: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

47

Peneliti juga ingin mengetahui gambaran mengenai pengembangan SOP

dalam e-government.

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menentukan fokus penelitian untuk

membatasi studi sehingga penelitian yang dilakukan lebih terarah dan juga

dapat menyaring informasi yang tidak relevan. Adapun fokus penelitian

yang diambil oleh peneliti adalah:

1. Inovasi dalam proses penyusunan SOP di Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blitar

menurut teori dari Schumpeter yang dikutip oleh Priyantoko

(2008:62) bahwa mencakup:

a. Menghasilkan produk baru atau kualitas yang lebih baik

Yang menjelaskan tentang penyusunan dan pelaksanaan

pembentukan SOP, pembentukan tim dan kelengkapannya,

pembekalan bagi anggota tim,penilaian kebutuhan SOP.

b. Metode baru dalam proses produktif

Yang menjelasakan tentang adanya proses penyusunan SOP,

tahapan penyusunan SOP, analisis dan pemilihan alternatif,

penulisan SOP, pengujian dan review SOP, pengesahan SOP,

prinsip-prinsip pelaksanaan SOP.

c. Pengembangan bahan baku

Yang berkaitan tentang adanya hubungan kerjasama Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan

Page 57: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

48

pihak ketiga,jenis dan produk pelayanan, teknis pelayanan,

mekanisme komplain.

2. Faktor yang mempengaruhi pengembangan SOP di Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten

Blitar:

a) Faktor Pendukung

b) Faktor Penghambat

C. Lokasi dan Situs Penelitian

Lokasi penelitian adalah suatu daerah yang memiliki batasan yang

jelas dengan tujuan agar tidak menimbulkan kekaburan dan ketidakjelasan

wilayah penelitian. Dengan mempertimbangkan hal diatas, maka

penentuan lokasi penelitian yaitu di Kabupaten Blitar. Sedangkan situs

penelitian dalam penelitian ini adalah Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blitar.

Alasan peneliti memilih lokasi dan situs penelitian pada Kantor

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten

Blitar adalah karena DPM dan PTSP merupakan institusi pemerintahan

daerah yang berperan penting dalam permasalahan pelayanan pemberian

ijin di daerah.

D. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data

sekunder. Adapun data primer dan data sekunder yang peneliti peroleh:

Page 58: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

49

1. Data Primer

Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara dengan beberapa informan, serta peristiwa yang terjadi.

Sumber data primer dalam penilitian ini adalah wawancara dengan

informan.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang mendukung data primer. Data

sekunder ini diperoleh secara tidak langsung dari sumber informan. Data

sekunder dalam penelitian ini berupa dokumen. Data yang dikumpulkan

oleh peneliti berupa informasi dalam bentuk catatan-catatan resmi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan, tepat, dan akurat dengan penelitian

ini, maka peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara

lain :

1. Observasi

Observasi dilakukan dengan pengamatan kondisi lingkungan kerja yang

ada di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kabupaten Blitar. Adapun alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini,

yaitu buku lapangan (field note) yang digunakan untuk mencatat hasil

observasi. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna

dari perilaku tersebut. Sehingga, cara yang dilakukan peneliti untuk

Page 59: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

50

memperoleh data di lapangan adalah melalui pengamatan secara langsung

adalah melalui pengamatan secara langsung.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu (Moelong 2012: 186).

3. Dokumentasi

Penggunaan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini dimaksudkan untuk menghimpun dan merekam data.

Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu mendokumentasikan

informasi penting yang diperoleh dari lapangan. Dokumentasi pada

penelitian menggunakan kamera handphone dan dilakukan setiap

peneliti terjun ke lapangan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Peneliti sendiri

Dengan menggunakan panca indera untuk melihat, mengamati, dan

merasakan kejadian-kejadian yang ada dilapangan terutama yang

berhubungan dengan fokus penelitian. Serta terjun langsung untuk

memperoleh data langsung dari narasumber dengan bantuan wawancara

Page 60: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

51

(interview guide). Tujuannya agar wawancara yang dilakukan sesuai

dengan topik yang telah ditetapkan.

2. Pedoman wawancara atau interview guide

Pedoman wawancara atau interview guide adalah hal-hal yang

berkaitan dengan daftar pertanyaan wawancara yang dibuat oleh peneliti

untuk melaksanakan proses pengumpulan data, hal ini dikarenakan bahwa

pedoman wawancara digunakan untuk memperlancar proses penelitian

agar data yang didapat sesuai dengan permasalahan penelitian.

3. Catatan lapangan atau field note

Catatan lapangan yang berupa buku catatan yang digunakan sebagai

catatan informasi yang diperoleh di lapangan, alat tulis menulis, alat

perekam sebagai alat bantu dalam merekam hasil wawancara, dan kamera

sebagai alat untuk mengamati dan mendokumentasikan secara visual

segala kondisi.

G. Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan

data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola mensistensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa

yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceriterakan kepada orang lain (Bogdan dan Biklen dalam Moloeng,

2012:248). Selanjutnya dijelaskan oleh Sugiyono (2012: 91) bahwasanya

analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

Page 61: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

52

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-

unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data terdiri dari empat kegiatan yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini, yakni (Miles, Huberman, dan Saldana, 2014:30-33):

1. Data Collection (Pengumpulan Data)

Pengumpulan data merupakan tahap awal yang dilakukan oleh peneliti

untuk mendapatkan data yang valid. Data dapat dikumpulkan melalui

observasi ke lapangan, wawancara dengan berbagai pihak yang terkait

dengan permasalahan, serta dokumentasi berupa foto. Data diperoleh dari

situs penelitian yang dapat langsung diperoleh dari Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blitar.

2. Data Condensation (Kondensasi Data)

Kondensasi merupakan proses memilah data, memfokuskan,

menyederhanakan meringkas data yang ada baik itu dari tulisan, catatan

lapangan, hasil transkrip, wawancara, dokumentasi, arsip dan bahan

empiris lainnya. Kondensasi data berlangsung secara terus menerus selama

penelitian, bahkan sebenarnya kondensasi data dapat dilakukan sebelum

data terkumpul secara menyeluruh. Hal ini dilakukan secara terus-

menerus, baik selama proses penelitian berlangsung maupun pada tahap

analisis selanjutnya, yakni penyajian data dan penarikan kesimpulan. Data

Page 62: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

53

yang telah dikumpulkan pada proses pengumpulan data kemudian diproses

dan dipilah berdasarkan fokus penelitian yang memusatkan pada dua

rangkaian, yaitu:

a) Upaya inovasi dalam proses penyusunan SOP di Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

b) Faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi inovasi

pengembangan SOP di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

Berdasarkan proses tersebut akan didapatkan data sementara,

kemudian data yang diperoleh dalam penelitian dapat ditambahkan lagi

melalui informasi tambahan yang ada.

3. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam penelitian

kualitatif yang paling sering digunakan untuk menyajikan data adalah

dengan teks yang bersifat naratif. Dengan menyajikan data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Kemudian data

diproses melalui seleksi, penyederhanaan dan pemfokusan yang ada dalam

catatan lapangan yang terus-menerus sepanjang pelaksanaan penelitian

dilaksanakan atau dapat disebut dengan kondensasi data.

Page 63: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

54

4. Conclusions: Drawing/Verifying (Penarikan Kesimpulan)

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung

pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan merupakan temuan

baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi

atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau

gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Bila data yang disajikan

didukung dengan data-data yang mantap, maka dapat dijadikan

kesimpulan yang kredibel. Tahap terakhir yaitu semua data yang sudah

tepat dan menjawab permasalahan yang diangkat, disajikan sedemikian

rupa sehingga dapat dipahami dalam mengadakan penarikan kesimpulan.

Uraian tersebut dapat dijelaskan dalam gambar berikut:

Gambar 1: Komponen- komponen Analisis Data

Sumber: Miles, Huberman, dan Saldana (2014)

Page 64: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

55

H. Keabsahan Data

1. Teknik Triangulasi (Triangulation)

Teknik triangulasi menurut Irawan (2006:79) adalah proses check

and recheck antara satu sumber data dengan sumber data lainnya.

Menurut Denzin (2009 : 271) istilah yang sering digunakan untuk

mengaitkan proses analisis dengan proses konfirmasi adalah

triangulasi, istilah yang memiliki beragam makna, istilah asalnya

adalah multi-operasionalisme. Istilah triangulasi juga bisa berarti

konvergesi antara peneliti (penentuan catatan lapangan satu peneliti

dengan hasil observasi peneliti lain) sekaligus konvergesi antara

berbagai teori yang digunakan. Menurut Denzin (2009 : 271)

terdapat 5 tipe dasar dari teknik triangulasi adalah sebagai berikut :

a. Triangulasi data (data triangulation) : menggunakan sejumlah

sumber data dalam penelitian

b. Triangulasi peneliti (investigator triangulation) : menggunakan

sejumlah peneliti atau evaluator

c. Triangulasi teori (theory triangulation) : menggunakan beragam

perspektif untuk menginterpretasikan sekelompok data tunggal

d. Triangulasi metodologis (methodological triangulation) :

menggunakan beragam metode untuk mengkaji program tunggal

e. Triangulasi interdispliner (interdisciplinary triangulation)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi data dengan

menggunakan sejumlah sumber data dalam penelitian. Uji keabsahan melalui

triangulasi dilakukan karena dalam penelitian kualitatif untuk menguji keabsahan

Page 65: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

56

informasi tidak dapat dilakukan dengan alat-alat uji statistik. Begitupula materi

kebenaran tidak di uji berdasarkan kebenaran alat sehingga substansi kebenaran

tergantung pada kebenaran intersubjektif. Oleh karena itu, sesuatu yang dianggap

benar apabila kebenaran itu mewakili kebenaran orang banyak atau kebenaran

stakeholder.

Page 66: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Blitar

1. Sejarah Kabupaten Blitar

Kabupaten Blitar identik dengan Gunung Kelud dan Candi

Penataran. Kota kecil ini memiliki banyak julukan, diantaranya Kota Peta,

Kota Koi, dan kota tempat dimakamkannya Bung Karno. Blitar pada

jaman dahulu hanyalah sebuah hutan lebat yang dibabad oleh Nilasuwarna

atau Gusti Sudomo, anak Adipati Tuban, menjadi medan perang untuk

mengalahkan Tentara Tartar, yang akhirnya dihadiahkan kepadanya atas

jasa-jasanya. Gelar Adipati Aryo Blitar I disandangnya di bawah Kerajaan

Majapahit. Sengguruh Kinareja, Patih Kadipaten Blitar, memberontak dan

berhasil membunuh Aryo Blitar I. Sengguruh Kinareja bergelar Adipati

Aryo Blitar II, yang akhirnya dikalahkan oleh Djoko Kandung, anak

Nilasuwarna, yang diberi gelar Adipati Aryo Blitar III yang tidak pernah

mau menerima tahta tersebut meskipun pada praktiknya tetap memimpin

warga Kadipaten Blitar.

Sekitar tahun 1723, di bawah Kerajaan Kartasura Hadiningrat yang

dipimpin Raja Amangkurat, menghadiahkan Blitar kepada Belanda yang

dianggap berjasa membantu Amangkurat dalam perang saudara termasuk

dengan Aryo Blitar III. Peristiwa ini mengakhiri eksistensi Kadipaten

Page 67: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

58

Blitar sebagai daerah pradikan. Seperti daerah-daerah lainnya, rakyat

Blitar tidak menghendaki dijajah. Rakyat bersatu melakukan perlawanan,

yang tidak hanya terdiri dari warga pribumi, namun juga dari etnis Arab,

Cina dan beberapa bangsa Eropa yang mendiami Blitar.

Pada tanggal 1 April 1906 dikeluarkan sebuah Staatsblad van

Nederlandche Indie No 150 yang isinya adalah penetapan pemberntukan

Gemeente Blitar. Momentum pembentukan Gemente Blitar inilah yang

kemudian dikukuhkan sebagai hari lahir Kota Blitar. Status Blitar berubah-

ubah seiring dengan pergantian kekuasaan penjajah dari Belanda ke

Jepang di Blitar. Pemberontakan PETA tanggal 14 Februari 1945 yang

dipimpin Soedancho Suprijadi merupakan bukti perlawanan paling

dahsyat yang dipicu rasa empat dan kepedulian tentara PETA atas siksaan

lahir dan batin yang dialami rakyat Indonesia. Pertama kalinya bendera

Sang Merah Putih dikibarkan yaitu oleh salah satu anggota pasukan

Suprijadi, Partohardjono, di tiang bendera di seberang asrama PETA yang

saat ini berada di kompleks TMP Raden Wijaya yang dikenal sebagai

Monumen Potlod.

Dan saat ini Blitar menjadi daerah yang paling ramai dikunjungi

rakyat Indonesia, terutama pada bulan Juni karena pada bulan itu terangkai

berbagai momentum penting sejarah bangsa terutama yang terkait dengan

Bung Karno, yaitu pada hari lahir Pancasila rakyat Blitar memperingati

Page 68: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

59

dengan upacara Grebeg Pancasila, hari lahir Bung Karno, dan hari

wafatnya Bung Karno.

2. Keadaan Geografis

Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah di Propinsi Jawa Timur

yang secara geografis Kabupaten Blitar terletak pada 111 25’ – 112 20’

BT dan 7 57-8 9’51 LS berada di Barat daya Ibu Kota Propinsi Jawa

Timur – Surabaya dengan jarak kurang lebih 160 Km. Adapun batas –

batas wilayah adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang

Sebelah Timur : Kabupaten Malang

Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

Sebelah Barat : Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Kediri

Kabupaten Blitar memiliki luas wilayah 1.588.79 KM dengan tata

guna tanah terinci sebagai Sawah, Pekarangan, Perkebunan, Tambak,

Tegal, Hutan, Kolam Ikan dan lain-lain, Kabupaten Blitar juga di belah

aliran sungai Brantas menjadi dua bagian yaitu Blitar Utara dan Blitar

Selatan yang sekaligus membedakan potensi kedua wilayah tersebut yang

mana Blitar Utara merupakan dataran rendah lahan sawah dan beriklim

basah dan Blitar Selatan merupakan lahan kering yang cukup kritis dan

beriklim kering. Wilayah Blitar selatan terus berusaha mengembangkan

Page 69: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

60

segala potensi yang dimiliki. Daya tarik Potensi dan kekayaan yang

dimiliki Kabupaten Blitar bukan hanya pada sumber daya alam, produksi

hasil bumi yang melimpah, hasil – hasil peternakan, perikanan dan deposit

hasil tambang yang tersebar di wilayah Blitar Selatan, tetapi juga kekayaan

budaya serta peninggalan sejarah yang mempunyai nilai adiluhung

menjadi kekayaan yang tidak ternilai. Namun lebih dari itu, berbagai

kemudahan perijinan dan iklim investasi (usaha) yang kondusif didukung

oleh stabilitas sosial politik merupakan modal utama yang dapat menjadi

“point of essential” terutama jaminan bagi investor dan seluruh masyarakat

untuk melibatkan diri dalam pengembangan Kabupaten Blitar.

Gambar 2 : Peta Kabupaten Blitar

Sumber: www.blitarkab.go.id

Page 70: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

61

3. Iklim dan Topografi

Lokasi Kabupaten Blitar berada di sebelah Selatan Khatulistiwa.

Tepatnya terletak antara 111°40¹-112°10¹ Bujur Timur dan 7°58¹-8°9¹51¹¹

Lintang Selatan. Hal ini secara langsung mempengaruhi perubahan iklim.

Iklim Kabupaten Blitar termasuk tipe C.3 dimana rata-rata curah hujan

tahunan 1.478,8 mm dengan curah hujan tertinggi 2.618,2 mm per tahun

dan terendah 1.024,7 per tahun. Sedangkan suhu tertinggi 30 Celcius dan

suhu terendah 18 celcius Perubahan iklimnya seperti di daerah-daerah lain

mengikuti perubahan putaran dua iklim yaitu musim penghujan dan

musim kemarau. Satu kenyataan yang dapat kita lihat sampai saat ini,

bahwa betapapun Kabupaten Bli tar sebagai daerah yang kecil dengan

segala potensi alam, gografis dan iklim serta kualitas sumber daya manusia

yang sedang, ternyata telah mampu tampil ke depan dalam keberhasilan

pembangunan. Kemajuan demi kemajuan dan kemenangan demi

kemenangan yang telah dicapai daerah ini adalah karena besarnya

partisipasi, kesadaran dan pengabdian seluruh lapisan masyarakat.

Sedangkan jika dilihat dari letak Tofografi tinggi tempat tertinggi adalah

800 meter (dpa) dan tinggi tempat terendah adalah 40 meter (dpa).

4. Visi Kabupaten Blitar

Pemerintahan Kabupaten Blitar dibawah kepemimpinan Drs. H.

Rijanto, MM dan Marhaenis Urip Widodo, S Sos selama peroide 2016 –

2021 menetapkan visi :

Page 71: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

62

“MENUJU KABUPATEN BLITAR LEBIH SEJAHTERA, MAJU

DAN BERDAYA SAING”. Yang mana jika dijabarkan akan

memiliki arti sebagai berikut:

a) Lebih Sejahtera

Berarti meningkatnya kesejahteraan masyarakat secara lahir dan

batin. Secara lahir adalah pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat

secara baik, pengurangan angka kemiskinan, peningkatan

pendapatan masyarakat, peningkatan kesempatan kerja, kemudahan

akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan dan kesehatan.

Peningkatan kesejahteraan secara batin diwujudkan dalam

penciptaan suasana kehidupan yang religius, aman dan kondusif,

serta adanya kebebasan dan kemudahan masyarakat dalam

menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.

b) Maju

Dimaknai dengan adanya perkembangan positif dalam setiap aspek

kehidupan masyarakat terutama terkait dengan kualitas dan

kapasitas sumber daya manusia (SDM), tata kelola pemerintahan

dan pelayanan publik .

c) Berdaya Saing

Yaitu dapat terwujudnya kemampuan masyarakat Kabupaten Blitar

untuk memanfaatkan keunggulan komparatif dan kompetitif yang

dimiliki sehingga mampu bersaing secara regional, nasional

bahkan internasional.

5. Misi Kabupaten Blitar

Untuk mewujudkan Visi Kabupaten Blitar tersebut maka Misi

Pembangunan Kabupaten Blitar Tahun 2016-2021 ditetapkan sebagai

berikut:

Page 72: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

63

1. Meningkatkan taraf kehidupan masyarakat melalui akselerasi

program pengentasan kemiskinan, optimalisasi dan pengembangan

program pembangunan dan kemasyarakatan yang tepat sasaran;

2. Memantapkan kehidupan masyarakat berlandaskan nilai-nilai

keagamaan (religius), kearifan lokal dan hukum melalui

optimalisasi kehidupan beragama dan kehidupan sosial, serta

penerapan peraturan perundang-undangan ;

3. Meningkatkan kualitas Sumer Daya Manusia (SDM) masyarakat

melalui peningkatan mutu bidang pendidikan (termasuk di

dalamnya adalah wawasan kebangsaan, budi pekerti, praktek

keagamaan) dan kesehatan serta kemudahan akses memperoleh

pendidikan dan pelayanan kesehatan yang memadai ;

4. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui

reformasi birokrasi, serta pelayanan publik berbasis teknologi

informasi ;

5. Meningkatkan keberdayaan masyarakat dan usaha ekonomi

masyarakat yang memiliki daya saing melalui peningkatan

ketrampilan dan keahlian, pengembangan ekonomi kerakyatan

berbasis Koperasi dan UMKM, ekonomi kreatif, jiwa

kewirausahaan, potensi lokal daerah dan penguatan sektor

pariwisata serta pemanfaatan sumber daya alam dengan

memperhatikan kelestarian lingkungan hidup ;

6. Meningkatkan pembangunan berbasis desa dan kawasan perdesaan

melalui optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan desa,

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan

masyarakat desa.

6. Makna Lambang Kabupaten Blitar

Lambang Daerah Kabupaten Blitar terdiri dari 9 (sembilan) bagian

dengan bentuk, macam dan maknanya sebagai berikut:

Page 73: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

64

Gambar 3: Lambang Kabupaten Blitar

Sumber: www.blitarkab.go.id

1. Bentuk seluruhnya merupakan segi lima : Lambang Pancasila.

2. Candi penataran : Peninggalan Majapahit sebagai lambang kebudayaan

yang luhur.

3. Keris Pusaka : Lambang semangat dan jiwa kepahlawanan rakyat Blitar,

sejak masa dahulu hingga sekarang.

4. Sungai brantas dengan warna biru diatas dasar warna hijau dan kuning :

Lambang kemakmuran, membagi daerah Blitar, menjadi 2 bagian, yang

sebelah utara sungai daerah makmur dan sebelah selatan daerah kurang

makmur.

5. Pangkal keris dengan bentuk gunung dengan api yang menyalanyala :

Lambang kedinamisan rakyat Blitar yang tak putus asa, dan patah

semangat, malahan semakin membaja, pantang mundur dalam berjuang

dalam menghadapi malapetaka.

6. Pohon beringin : Lambang pengayoman pemerintahan yang

diharapharapkan oleh rakyat demi keadilan

7. Segi 5 (lima) ditengah warna biru muda : Lambang kegotongroyongan

dalam suasana aman dan damai

8. Padi kapas : Lambang sandang dan pangan kemakmuran buah kapas = 8

dan butir padi = 17 mengingatkan kita kepada cita-cita revolosi 17 – 8 – 45

Page 74: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

65

9. Pita dwiwarna dengan bintang emas bersudut lima diatas dasar : Lambang

jiwa kepemimpinan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

B. Gambaran Umum Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu

1. Sejarah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang

Selanjutnya disebut DPMPTSP merupakan unsur pelaksana urusan

pemerintahan daerah dibidang penanaman modal dan pelayanan terpadu

datu pintu serta tugas pembantuan. Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu dipimpin oleh Kepala Dinas yang

berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalu

Sekretaris Daerah.

Sesuai dengan undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintah Daerah yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah (PP)

Nomor 18 Tahun 2016, Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (KPTSP)

Kabupaten Blitar akan melakukan perubahan dan penataan kelembagaan.

Berdasarkan peraturan KTSP akan dirubah menjadi Dinas Penenaman

Modal dan Perijinan Satu Pintu (DPMPTSP). Yang mana Dinas PMPTSP

menggabungkan penanaman modal dengan perijinan dan penanaman

modal sendiri masih tergabung dibawah bagian perekonomian pemerintah

Kabupaten Blitar. Maka dari itu diadakannya perubahan yang sesuai

dengan PP Nomor 18 Tahun 2016, seluruh kantor yang ada diwilayah

Kabupaten/Kota ditiadakan, atau kantor yang ada digabung dan

Page 75: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

66

ditingkatkan grade nya sehingga menjadi setingkat badan atau dinas

sehingga nantinya akan memiliki fungsi yang lebih luas lagi.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan susunan komponen-komponen atau

unit-unit kerja dalam sebuah organisasi. Dengan adanya struktur organisasi

juga menunjukkan bahwa adanya pembagian kerja dan juga bagaimana

fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda yang dikoordinasikan. Selain itu

dengan adanya struktur organisasi dapat menunjukkan spesialisasi-

spesialisasi dari suatu pekerjaan, saluran perintah dan juga penyampaian

laporan. Struktur yang ada di dalam organisasi juga memiliki beberapa

fungsi, diantaranya adalah :

a. Kejelasan tanggung jawab

Dimana setiap organisasi harus bertanggung jawab atas

pimpinannya atau kepada atasan yang telah memberikan

kewenangan, karena pelaksanaan atau implementasi kewenangan

tersebut yang perlu dipertanggung jawabkan.

b. Kejelasan kedudukan

Anggota atau sesorang yang ada didalam struktur organisasi dapat

mempermudah dalam melakukan koordinasi dan hubungan, sebab

adanya keterkaitan penyelesaian mengenai suatu fungsi yang telah

dipercayakan kepada anggota atau seseorang tersebut.

c. Kejelasan mengenai jalur hubungan

Melaksanakan pekerjaan dan tanggung jawab setiap pegawai yang

ada didalam sebuah organisasi maka dibutuhkan kejelasan

hubungan yang tergambar dalam struktur sehingga dalam suatu

pekerjaan nantinya akan berjalan lebih efektif dan efisien.

Page 76: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

67

d. Kejelasan mengenai jalur hubungan

Struktur organisasi akan membantu pihak atasan atau pimpinan

dalam melakukan pengawasan maupun pengendalian, dan juga

dengan adanya struktur organisasi bawahan nantinya akan

berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan uraian

yang jelas.

Berikut susunan atau struktur organisasi yang ada di Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu:

Gambar 4 : Struktur Organisasi DPMPTSP

KEPALA DINAS

UNIT PELAKSANA

TEKNIS

BIDANG PENGEMBANGAN

DAN PENGENDALIAN

PENANAMAN MODAL

SEKSI PENGEMBA

NGAN PENANAMAN MODAL

SEKSI PENGENDA

LIAN PENANAMAN MODAL

SEKSI PELAYANA

N PENGADUA

N

BIDANG PROMOSI DAN

SISTEM INFORMASI

SEKSI PROMOS

I

SEKSI PENGOLAHAN DATA

DAN SISTEM

INFORMASI

SEKSI PELAPORA

N

BIDANG PELAYANA

N DAN PERIJINAN I

SEKSI VALIDASI

DAN PERIJINA

N I SEKSI PEMROSES

AN PERIJINAN

I

SEKSI PENERBIT

AN PERIJINAN

I

BIDANG PELAYANAN

DAN PERIJINAN II

BIDANG PELAYANA

N PERIJINAN

II SEKSI

PEMROSESAN

PERIJINAN

SEKSI PENERBITA

N PERIJINAN

II

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN

UMUM DAN KEPEGAWA

IAN

SUB BAGIAN

KEUANGAN

SUB BAGIAN

PENYUSUNAN

PROGRAM

KE

LO

MP

OK

JA

BA

TA

N

FU

NG

SIO

NA

L

Page 77: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

68

3. Dasar Hukum

1) UU No 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal

2) UU No 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

3) UU No 34 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

4) Perpres 97 tahun 2014 tentang Pelayanan Terpadu Satu

Pintu

5) PP 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah

6) Peraturan Bupati Blitar Nomor 10 Tahun 2016 Tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi

Serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blitar

4. Uraian Susunan Organisasi dan Tugas Fungsi

a) Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan

fungsi :

a. Menetapkan kebijakan teknis dibidang penanaman modal dan

pelayanan terpadu satu pintu;

b. Memvalidasi penyusunan perencanaan program dan anggaran

dibidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu

c. Memimpin pelaksanaan dibidang penanaman modal dan pelayanan

terpadu satu pintu

d. Memimpin pemantauan, evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan

dibidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu;

e. Mengkoordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan dibidang penanaman

modal dan pelayanan terpadu satu pintu;

f. Memimpin pembinaan penyelenggaraan dibidang penenaman

modal dan pelayanan terpadu satu pintu;

g. Memimpin pelaksanaan administrasi dibidang penenaman modal

dan pelayanan terpadu satu pintu;

h. Menyusun dan merumuskan laporan kinerja secara periodik kepada

Bupati; dan

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

perundang-undangan.

b) Sekretariat membawahi :

1. Sub Bagian Penyusunan Program

2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Dan dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat memiliki fungsi

:

a. Menyusun rencana kebijakan dinas;

b. Mengkoordinasi pelaksanaan tugas bidang-bidang

c. Melaksanakan pembinaan, pengelolaan, dan pengendalian

administrasi umum, keuangan, sarana prasarana,

Page 78: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

69

ketenagaan, kerumahtanggaan, kehumasan keprotokolan

dan kelembagaan;

d. Mengkoordinasi penyusunan rancangan peraturan

perundag-undangan bidang penanaman modal dan

pelayanan terpadu satu pintu

e. Melaksanakan pengelolaan urusan rumah tangga, surat

menyurat, kearsipan, hubungan masyarakat, dokumentasi

dan perpustakaan;

f. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian, kesejahteraan

pegawai, analisis jabatan dan beban kerja;

g. Mengkoordinasikan penyusunan Standar Operasi Prosedur

(SOP) kegiatan dinas;

h. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kebijakan dinas;

dan

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas

sesuai dengan ruang lingkup tugas dan fungsinya

c) Bidang Pengembangan dan Pengendalian Penanaman Modal

membawahi :

1. Seksi Pengembangan Penanaman Modal;

2. Seksi Pengendalian Penanaman Modal

3. Seksi Pelayanan Pengaduan

Bidang Pengembangan dan Pengendalian Penanaman Modal

dalam melaksanakan tugasnya memiliki fungsi sebagai berikut

:

a. Merumuskan kebijakan teknis pengembangan iklim

penenaman modal;

b. Menyusun kajian peta potensi investasi dan peta

penanaman modal;

c. Melaksanakan bimbingan teknis pengembangan potensi

daerah

d. Menyusun rencana umum penanaman modal daerah

kabupaten;

e. Melaksanakan kebijakan pengembangan iklim penanaman

modal;

f. Melaksanakan publikasi pengembangan potensi daerah;

g. Mengkoordinasikan kebijakan perencanaan dan

pengembangan iklim penanaman modal

h. Menyusun petunjuk teknis pelaksanaan kebijakan

pengembangan iklim penanaman modal;

i. Menyusun usulan bidang usaha terbuka dan tertutup dengan

persyaratan;

j. Menyusun ususlan bidang usaha yang mendapat prioritas

tinggi;

k. Merumuskan usulan pemberian, insentif dan kemudahan

daerah dibidang penanaman modal;

Page 79: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

70

l. Melakukan koordinasi, identifikasi dan inventarisasi

kebijakan dan peraturan penanaman modal;

m. Menyusun pedoman teknis pengendalian pelaksanaan

penanaman modal;

n. Mengkoordinasikan dengan pemerintah dan pemerintah

provinsi dibidang pengendalian pelaksanaan penanaman

modal;

o. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan penenaman

modal;

p. Melaksnakan inventarisasi dan identifikasi undang-undang

terkait hak, kewajiban dan tanggung jawab penanaman

modal;

q. Melaksnakan administrasi dan tata usaha Bidang

Pengembangan dan Pengendalian Penanaman Modal

r. Memantau realisasi penanaman modal berdasarkan sektor

usaha dan wilayah;

s. Melaksanakan pembinaan dan fasilitasi penyelesaian

permasalahan penanaman modal

t. Melaksnakan pengawasan kepatuhan dan kewajiban

perusahaan penenman modal sesuai ketentuan kegiatan

usaha dan peraturan perundang-undangan

u. Melaksanakan pengelolaan pengaduan masyarakat, dan;

v. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan seusai

dengan lingkup tugas dan fungsinya

d) Bidang Promosi dan Sistem Informasi membawahi :

1. Seksi Promosi

2. Seksi Pengolahan Data dan Sistem Informasi

3. Seksi Pelaporan

Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Promosi dan Sistem

Informasi memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Merumuskan dan menyusun kebijakan teknis dan

pengembangan promosi penanaman modal;

b. Menyusun bahan kajian peta potensi investasi daerah yang

siap dipromosikan kepada penanam modal;

c. Melaksanakan market survey dan market intelligent;

d. Merencanakan promosi penanaman modal;

e. Menyusun dan melaksanakan pengembangan strategi

promosi;

f. Menyusun pedoman teknis pelaksanaan promosi

penanaman modal;

g. Mengkoordinasikan kebijakan promosi penanaman modal;

h. Melaksanakan fasilitasi dan promosi penanaman modal;

i. Melaksanakan koordinasi, publikasi, dan distribusi bahan-

bahan promosi;

Page 80: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

71

j. Melaksanakan fasilitasi calon penanaman modal di dalam

negeri dan penerimaan misi/kunjungan calon penanam

modal;

k. Merumuskan dan mengkoordinasi kebijakan teknis data dan

sistem informasi;

l. Menyusun data statistic, analisis dan pengolahan data

informasi penanaman modal;

m. Mengembangkan sistem informasi penanaman modal;

n. Menyiapkan bahan visualisasi data dan informasi

penanaman modal;

o. Mengkoordinasi pembangunan dan pengembangan sistem

informasi penanaman modal;

p. Melaksanakan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan

sistem informasi penanaman modal;

q. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan

kebijakan promosi, data dan sistem informasi;

r. Memverifikasi/memvalidasi dan pengolahan data perizinan

dan nonperizinan penanaman modal;

s. Menganalisa dan mengevaluasi data perizinan dan

nonperizinan penanaman modal;

t. Melaksanakan pembangunan dan pengembangan serta

pengelolaan sistem informasi penanaman modal;

u. Melaksanakan adminsitrasi dan tata usaha Bidang Promosi

dan Sistem Informasi; dan

v. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai

dengan lingkup tugas dan fungsinya.

e) Bidang Pelayanan Perijinan I membawahi :

1. Seksi Validasi Data Perijinan I

2. Seksi Pemrosesan Perijinan I

3. Seksi Penerbitan Perijinan I

Bidang Pelayanan Perijinan I untuk melaksanakan tugasnya

memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Menyusun program kegiatan, standar pelayanan publik dan

standar operasional prosedur perijinan dan non perijinan;

b. Menyelenggarakan pelayanan administrasi perijinan secara

terpadu;

c. Mengkoordinasi proses pelayanan perijinan dan non

perijinan

d. Melaksanakan pengelolaan sistem informasi pelayanan

perijinan dan non perijinan secara elektronik;

e. Melaksanakan adminsitrasi pelayanan perijinan dan non

perijinan;

f. Memantau dan mengevaluasi serta pelaporan pelaksanaan

pelayanan perijinan dan non perijinan;

g. Menetapkan besaran retribusi perijinan (SKRD)

Page 81: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

72

h. Melaksanakan penagihan atas tunggakan retribusi perijinan;

i. Melaksanakan administrasi dan tata usaha Bidang

Pelayanan Perijinan I; dan

j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai

dengan lingkup tugas dan fungsinya.

f) Bidang Pelayanan Perijinan II membawahi :

1. Seksi Validasi Data Perijinan II

2. Seksi Pemrosesan Perijinan II

3. Seksi Penerbitan Perijinan II

Dalam melaksanakan tugas Bidang Pelayanan Perijinan II

memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Menyusun program kegiatan, standar pelayanan publik dan

standar operasional prosedur perijinan dan non perijinan;

b. Menyelenggarakan pelayanan administrasi perijinan secara

terpadu;

c. Mengkoordinasi proses pelayanan perijinan dan non

perijinan;

d. Mengelola sistem informasi pelayan perijinan dan non

perijinan secara elektronik;

e. Melaksanakan administrasi pelayanan perijinan dan non

perijinan;

f. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi serta pelaporan

pelaksanaan pelayanan perijinan dan non perijinan

g. Menetapkan besaran retribusi perijinan (SKRD);

h. Melaksanakan pehagihan atas tunggakan retribusi perijinan;

i. Pelaksanaan administrasi dan tata usaha Bidang Pelayanan

Perijinan II; dan

j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai

dengan lingkup tugas dan fungsinya.

g) Unit Pelaksana Teknis

a. UPT meruoakan unsur pelaksana teknis operasional Dinas

b. UPT dipimpin oleh seorang Kepala yang berada dibawah

dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

h) Kelompok Jabatan Fungsional

a. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga

dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam

berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

b. Setiap kelompok dipimpin oleh seorang tenaga fungsional

senioryang diangkat oleh Bupati

c. Jenis jenjang dan jumlah jabatan fungsional ditetapkan

oleh Bupati berdasarkan kebutuhan dan beban kerja, sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 82: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

73

b. Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu

(1) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kepala

Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian,

Kepala Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib

menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dab sinkronisai

baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan

organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah sesuai dengan

tugas pokoknya masing-masing.

(2) Setiap pemimpin satuan organisasi wajib mengawasi

bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan

agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

(3) Setiap pemimpin satuan orgasnisasi bertanggung jawab

memimpin dan mengkoordinasi bawahan masing-masing

dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi

pelaksanaan tugas bawahannya.

(4) Setiap pemimpin sebuah organisasi wajib mengikuti dan

mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab pada atasannya

masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat

waktu.

(5) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan

organisasi dan bawahannya wajib diolah dan dipergunakan

sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan

untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya.

(6) Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada

atasan, tembuasan laporan wajib disampaikan pula kepada

satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai

hubungan kerja.

C. Penyajian Data

1. Inovasi dalam proses penyusunan SOP di Dinas Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blitar

Dalam melakukan inovasi proses penyusunan SOP ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan, menurut Schumpeter yang dikutip oleh Priyantoko

(2008:62) menjelaskan adanya menghasilkan produk baru atau kualitas yang

lebih baik, metode baru dalam proses produktif, serta pengembangan bahan

Page 83: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

74

baku, yang mana semuanya berpengaruh dalam proses penyusunan SOP yang

baik.

a. Menghasilkan Produk Baru Atau Kualitas Yang Lebih Baik

1. Penyusunan dan Pelaksanaan Pembentukan SOP Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Salah satu aspek penting di dalam rangka mewujudkan birokrasi yang

efektif, efisien, dan juga ekonomis yaitu dengan menerapkan standar

operasional prosedur (SOP). SOP yang pada pada dasarnya berisi tentang

prosedur operasional standar kegiatan yang dijalankan dalam organisasi

yang digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan

yang dilakukan, hingga penggunaan fasilitas proses yang dilakukan oleh

pegawai Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di

Kabupaten Blitar agar dapat berjalan secara efektif, efisien, konsisten,

standar, dan sistematis.

Dan dengan adanya SOP, penyelenggaraan administrasi pemerintahan

dapat berjalan dengan pasti, sehingga berbagai bentuk penyimpangan yang

biasanya terjadi dapat dihindari, atau meskipun terjadi penyimpangan

nantinya dapat ditemukan penyebabnya. Kondisi yang sepeerti itu nantinya

akan membuat kualitas pelayanan kepada publik menjadi lebih baik.

Sebagaimana telah disampaikan oleh R (L, 35th) sebagai responden yang

menyatakan :

Page 84: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

75

“ untuk urusan penyusunan dan pelaksanaan SOP sendiri kita

mengikuti prosedur penyusunan yang sudah ditetapkan oleh pusat,

dimana ketentuan penyusunan hingga penerbitan SOP nya mengikuti

syarat yang telah ditentukan. Jadi dari pihak kita sendiri tidak berani

untuk mengimprovisasi terlalu banyak” Wawancara pada 04 Mei 2017

Pernyataan diatas juga diperkuat oleh A (P, 37 th) yang menyatakan :

“ sebenarnya dek untuk penyusunan dan pelaksanaan SOP di kantor

ini sudah ditetapkan oleh pihak Kabupaten atau Bupati di Blitar, karna

di DPMPTSP berperan sebagai penyelenggara. Untuk masalah

perubahan itu sendiri dek, tidak bisa dilakukan dari DPMPTSP sendiri

karena rancangannya sudah baku dari atas kita hanya melaksanakan

prosedur yang sudah ditentukan dari pihak Kabupaten atau Bupati”

Wawancara pada 04 Mei 2017

Jadi berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa untuk proses

penyusunan SOP sudah diatur oleh peraturan yang disusun pihak

kabupaten atau Bupati sebagai stakeholder dalam penyusunan SOP.

Dalam proses penyusunan SOP yang dilaksanakan oleh DPMPTSP

Kabupaten Blitar tidak terlepas dari aktor-aktor yang merumuskan

rancangan-rancangan agar proses penyusunan SOP di DPMPTSP

Kabupaten Blitar sesuai dengan apa yang telah diputuskan oleh pembuat

kebijakan, penyataan tersebut didukung oleh R(L, 35 th) yang menjelaskan

bahwa :

“untuk aktor yang terlibat dalam proses penyusunan SOP

didalamnya itu ada kabupaten sebagai stakeholder, kemudian ada

pihak penyelenggara serta pengawasan yaitu DPMPTSP dan

jajarannya, dan pihak ketiga atau mitra untuk kerjasama dari

DPMPTSP dalam proses penyusunan SOP. Jadi proses penyusunan

SOP itu mbak bisa berjalan dengan baik karena adanya hubungan yang

saling bersinergis dari para aktor utama tersebut mbak” Wawancara

pada 04 Mei 2017

Page 85: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

76

Pendapat diatas didperkuat oleh pendapat dari A(P, 37 th) yang

menyatakan bahwa:

“didalam proses penyusunan SOP itu dek kami dibantu oleh pihak

ketiga. Jadi aktor yang terlibat didalamnya itu ada pihak atasan dari

DPMPTSP, lalu ada pihak DPMPTSP sebagai pihak penyenggara dan

pengawasan, serta ada pihak ketiga itu tadi yang mana pihak

DPMPTSP melakukan kerjasama dengan pihak ketiga tersebut dalam

hal penyusunan SOP” Wawancara 09 Mei 2017

Berdasarkan pemaparan diatas dapat dikatakn bahwa aktor yang

terlibat dalam proses penyusunan SOP di DPMPTSP ada tiga pihak,

yaitu pihak kabupaten sebagai stakeholder, kemudian DPMPTSP

sebagai pihak penyelenggara dan pengawasan, dan mitra kerjasama

atau pihak ketiga sebagai rekan kerjasama dari pihak DPMPTSP.

Dengan adanya aktor utama tidak terlepas dari hubungan ketiga

aktor tersebut, dimana dalam proses penyusunan SOP yang baik

didasarkan oleh hubungan ketiga aktor yang saling bersinergis.

Dimana hal tersebut diutarakan oleh I (L, 35 th) yang menjelaskan

bahwa:

“gini mbak, untuk masalah aktor utama itu sendiri sebenarnya

saling berkaitan. Dimana dari pihak atasan atau stakeholder dari pihak

DPMPTSP yang merumuskan adanya SOP lalu diteruskan kepada

pihak DPMPTSP sebagai pihak penyelenggara dan pengawas mbak,

dari pihak DPMPTSP itu sendiri biasanya melakukan hubungan

kerjasama dengan pihak ketiga atau mitra mbak. Jadi untuk hubungan

antara ketiga aktor tersebut sudah jelas mbak dan saling berkaitan

dimana nantinya diharapkan dalam proses penyusunan SOP ini

berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan dari atasan.”

Wawancara pada 04 Mei 2017

Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat R (L,35 th) yang

menyatakan bahwa:

Page 86: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

77

“kalau menurut saya sih hubungan antara aktor utama tersbut sudah

sesuai dengan tupoksinya yang ada. Dimana pihak kabupaten sebagai

perumus adanya proses penyusunan SOP, lalu diteruskan kepada pihak

DPMPTSP sebagai penyelenggara dan pengawas dan pihak ketiga

sebagai mitra kerjasama dari DPMPTSP. Nah untuk hubungan ketiga

aktor ini dapat dikatakan saling terkait dan saling terhubung. Jadi

dalam proses penyusunan SOP diharapkan tidak terjadi

kesalahpahaman dan sesuai dengan arahan dalam pengerjaannya”

Wawancara pada 04 Mei 2017

Menurut pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa hubungan ketiga

aktor tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya,

dimana ketiga aktor tersebut sudah memiliki tugas pokok fungsi

tersendiri. Pihak kabupaten sebagai perumus, pihak DPMPTSP sebagai

penyelenggara dan pengawas, serta pihak ketiga sebagai mitra

kerjasama DPMPTSP dalam penyusunan SOP. Dengan adanya

hubungan ketiga aktor tersebut diharapkan dalam proses penyusunan

SOP dapat berjalantepat waktu serta sesuai dengan arahan.

Untuk menyusun SOP dengan baik menurut Kementerian

Sekretaris Negara Republik Indonesia diperlukan beberapa persiapan

sebagai berikut:

1) Pembentukan Tim dan Kelengkapannya

Dalam pembentukan tim dan kelengkapanya perlu adanya 2 faktor

pendukung diantaranya adalah:

Page 87: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

78

a. Tim Penyusun SOP Tingkat Kementerian

SOP yang berlaku untuk seluruh Satuan Organisasi/Unit Kerja

di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara, instansi terkait,

atau masyarakat luas, dan SOP yang berkaitan dengan Presiden

dan/atau Istri/Suami Presiden, Wakil Presiden dan/atau

Istri/Suami Wakil Presiden, Menteri Sekretaris Negara, dan

Tamu Negara disusun oleh sebuah Tim yang ditetapkan

dengan Keputusan Menteri Sekretaris Negara/Keputusan

Deputi Bidang Administrasi Aparatur. Tim terdiri dari

perwakilan Satuan Organisasi/Unit Kerja terkait di lingkungan

Kementerian Sekretariat Negara. Pembentukan Tim tersebut

dikoordinasikan oleh Biro Organisasi, Tata Laksana, dan

Akuntabilitas Kinerja.

b. Tim Penyusun SOP Tingkat Satuan Organisasi/Unit Kerja

SOP yang berlaku di Satuan Organisasi/Unit Kerja tertentu di

lingkungan Kementerian Sekretariat Negara/Istana-istana

Kepresidenan di daerah disusun oleh Tim yang bersifat intern

di Satuan Organisasi/Unit Kerja/Istana-istana Kepresidenan di

daerah tersebut. Pembentukan Tim tersebut dapat bersifat

formal dengan Keputusan pimpinan Satuan Organisasi masing-

masing atau bersifat informal melalui penugasan dari pimpinan

Satuan Organisasi/Unit Kerja/Istana-istana Kepresidenan di

daerah masing-masing. Penyusunan SOP yang bersifat intern

Page 88: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

79

dikoordinasikan dengan Biro Organisasi, Tata Laksana, dan

Akuntabilitas Kinerja.

1. Tugas Tim Tim bertugas melakukan identifikasi

kebutuhan, mengumpulkan data, dan menyusun SOP.

2. Tanggung Jawab Tim Tim bertanggung jawab atas

penyusunan SOP dan melaporkan kinerjanya kepada

pejabat yang memberikan tugas.

3. Kelengkapan Tim Untuk memperlancar pelaksanaan tugas

Tim, dapat dibentuk Sekretariat Tim.

2) Pembekalan bagi Anggota Tim

Agar Tim dapat melakukan tugasnya dengan baik, maka seluruh

anggota Tim harus memperoleh pembekalan yang cukup tentang

bagaimana menyusun SOP. Pembekalan dapat diberikan oleh pejabat

dari Biro Organisasi, Tata Laksana, dan Akuntabilitas Kinerja.

Pembekalan anggota team tersebuit juga dimaksudkan agar para

anggota penyusun SOP diharapkan paham akan cara penyususnan

SOP yang baik dan benar.

3) Penilaian Kebutuhan SOP

Penilaian kebutuhan SOP merupakan proses awal penyusunan

SOP yang dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan SOP yang akan

disusun. Untuk SOP yang telah ada, tahapan ini diperlukan untuk

melihat kembali SOP yang telah dimiliki dan mengidentifikasi

Page 89: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

80

perubahan-perubahan yang perlu dilakukan. Untuk SOP yang belum

ada, maka tahapan ini merupakan proses mengidentifikasi kebutuhan

SOP. Penilaian kebutuhan SOP bertujuan untuk mengidentifikasi

ruang lingkup, format, dan jumlah SOP yang diperlukan. Selain itu

terdapat beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam

melakukan penilaian kebutuhan SOP adalah sebagai berikut:

a. Lingkungan Operasional

Lingkungan operasional adalah lingkungan yang harus

dipertimbangkan dalam melaksanakan tugas dan fungsi, baik

internal maupun eksternal.

1) Faktor internal meliputi komposisi unit-unit kerja, jumlah

pegawai, jumlah jenis kegiatan yang dilaksanakan sesuai

dengan tugas dan fungsi, sumber-sumber daya yang

dibutuhkan, sarana dan prasarana, dan lainnya.

2) Faktor eksternal meliputi tuntutan dan keinginan

stakeholders, hubungan dengan berbagai lembaga/organisasi

lain, baik pemerintah maupun swasta, baik dalam maupun

luar negeri, serta berbagai bentuk jejaring kerja.

b. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah adalah peraturan perundang-undangan yang

memberikan pengaruh dalam penyusunan SOP. Peraturan

perundang-undangan dimaksud bisa berbentuk Undang-Undang,

Page 90: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

81

Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, atau peraturan lain yang

terkait.

c. Kebutuhan Organisasi dan Stakeholders

Penilaian kebutuhan organisasi dan stakeholders berkaitan erat

dengan prioritas terhadap prosedur-prosedur yang mendesak untuk

segera distandarkan. Kebutuhan mendesak dapat terjadi karena

perubahan struktur organisasi (susunan organisasi dan tata kerja)

atau karena desakan stakeholders yang menginginkan perubahan

kualitas pelayanan. Kebutuhan juga dapat terjadi karena

perubahan-perubahan pada sarana dan prasarana yang dimiliki,

seperti penggunaan teknologi baru dalam proses pelaksanaan

prosedur yang menyebabkan perlu dilakukan perbaikan-perbaikan

prosedur.

Dalam melakukan penilaian kebutuhan di dalam SOP sendiri

memiliki beberapa tahapan yang perlu dilakukan, agar sesuai dan

juga tepat sasaran. Langkah-langkah yang diperlukan dalam

penilaian kebutuhan SOP antara lain :

a) Menyusun Rencana Tindak Penilaian Kebutuhan

Pelaksanaan penilaian kebutuhan yang menyeluruh dapat

menjadi sebuah proses yang cukup padat dan memakan waktu

yang cukup lama. Oleh karena itu perlu disusun sebuah rencana

dan target-target yang jelas, seperti pembagian tugas siapa

melakukan apa.

Page 91: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

82

b) Melakukan Penilaian Kebutuhan

1. Jika Satuan Organisasi/Unit Kerja/Istana-istana

Kepresidenan di daerah telah memiliki SOP, maka

proses penilaian kebutuhan dapat dimulai dengan

mengevaluasi SOP yang sudah ada. Proses evaluasi

antara lain akan memberikan informasi mengenai mana

SOP baru yang mungkin diperlukan, dan mana SOP

yang perlu disempurnakan. Tahapan penilaian

kebutuhan SOP yang telah ada adalah sebagai berikut:

a) identifikasi bagian yang perlu diganti atau

diperbaiki; b) revisi bagian yang dianggap perlu; c)

mengganti bagian-bagian yang dianggap perlu; dan d)

penetapan prioritas penyusunan SOP secara realistis

dengan mempertimbangkan faktor dukungan sumber

daya yang dimiliki unit pelayanan.

2. Jika Satuan Organisasi/Unit Kerja/Istana-istana

Kepresidenan di daerah belum memiliki SOP, maka tim

penilai kebutuhan dapat memulai mempelajari aspek

lingkungan operasional/kebijakan pemerintah/

kebutuhan organisasi dan stakeholders

Page 92: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

83

c) Membuat Daftar SOP yang Akan Disusun/ Disempurnakan

Setiap SOP yang akan disusun/disempurnakan disertai dengan

pertimbangan dampak yang akan terjadi baik secara internal

maupun eksternal apabila SOP disusun/disempurnakan dan

dilaksanakan. Aspek-aspek dan langkah-langkah penilaian

kebutuhan SOP dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 5: Langkah-langkah Penilaian Kebutuhan

A. Penyusunan SOP

Sumber : www.blitarkab.go.id

Lingkungan

Operasional

Kebijakan

Pemerintah

Kebutuhan

Organisasi dan

Stakeholders

Penilaian Kebutuhan

ya tidak

Mampukah SOP

memenuhi

Kebutuhan

Implementasi

SOP

Page 93: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

84

Dalam memberikan pelayanan Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu hanya menggunakan Standar Pelayanan

Publik (SPP) yang merupakan tolak ukur yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas

pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat

dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan

terukur. Berikut SPP yang ada di DPMPTSP

Gambar 6 : Standar Pelayanan Publik DPMPTSP

Urutan Pelayanan KETERANGAN

Pemohon mencari informasi,

Mengambil formulir

permohonan di Kantor

Pelayanan

Petugas (Customer Service)

memberikan informasi dan penjelasan

tentang pelayanan yang dibutuhkan

oleh pemohon dan memberikan

formulir permohonan

Formulir permohonan selalu tersedia

di petugas dan mudah diambil (gratis)

Pemohon Mengisi Formulir

permohonan

Tersedianya alat tulis

Pengisian dilakukan Pemohon secara

mandiri dengan melengkapi

Page 94: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

85

persyaratan yang telah ditentukan.

Tidak perlu ada petugas khusus. Jika

Pemohon kesulitan, Customer service

harus siap membantu

Pemohon Menyerahkan

Formulir permohonan

Diserahkan ke petugas loket

penerimaan berkas (Customer

Service) lengkap dengan

persyaratannya

Customer Service memeriksa

kelengkapan berkas.

Dokumen lengkap, diserahkan ke

seksi pendataan dan validasi. Jika

tidak akan dikembalikan ke pemohon

untuk dilengkapi.

Pemohon Menunggu Antrian Menggunakan nomor antrian yang

telah disediakan

Pemohon menunggu tanda terima

berkas dari petugas

Tidak perlu petugas khusus

Petugas Mengecek

Kelengkapan Berkas

Administratif

Pengecekan dilakukan petugas

Page 95: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

86

Validasi Berkas yang kompeten,

akuntabel, cermat, cekatan dan selalu

siap di tempat.

Dokumen tidak valid, diserahkan ke

customer service yang selanjutnya

diberikan ke pemohon.

Dokumen valid, petugas beri nomor

registrasi dan input data

Petugas membuat tanda terima berkas

yang diberikan ke pemohon dan

waktu pengurusan ijin diselesaikan

Petugas memberikan tanda terima

berkas kepada pemohon

Petugas Tata Usaha koordinasi

dengan seksi pelayanan perijinan

untuk buat surat tugas dan kirim

undangan ke tim teknis perijinan

KPTSP untuk Ijin dengan tinjau

lokasi, jika tanpa tinjau lokasi

langsung diproses.

Petugas Berkoordinasi dengan

tim teknis perijinan

Tim Teknis bekerja di bawah

Page 96: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

87

koordinasi Kepala Instansi Perijinan

Ada Koordinator Tim Teknis (Kasie

Pemrosesan) yang melakukan

koordinasi dan bekerja secara tepat

dan cepat

Petugas Melakukan Peninjauan

Lokasi

Sesuai dengan prosedur baku

peninjauan lokasi yang jelas,

transparan dan akuntabel

Tim teknis yang kompeten dan

akuntabel

Pembuatan Berita Acara

Pemeriksaan

Format Berita Acara Pemeriksaan

Lokasi yang siap isi dan mudah

diakses dan diisi oleh anggota tim

Ijin bisa diproses atau di tolak jika

ada alasan yang tidak sesuai dengan

syarat teknis

Penghitungan retribusi Tarif retribusi sesuai ketentuan

Pembayaran Retribusi Petugas penerima

Pemohon membayar retribusi

Pemohon menerima tanda bukti

Page 97: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

88

Sumber: www.blitarkab.go.id

Dinas Penanaman Modal dan Terpadu Satu Pintu melakukan

inovasi berupa melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dalam proses

penyusunan Standar Operasional Prosedur. Berikut merupakan beberapa

contoh dari Standar Operasional Prosedur dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat berupa perijinan

pembayaran retribusi

Page 98: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

89

Gambar 7 : Standar Operasional Prosedur Ijin Mendirikan

Bangunan (IMB)

Page 99: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

90

Sumber : SOP DPMPTSP Kab. Blitar

Page 100: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

91

Gambar 8 : Standar Operasional Prosedur Ijin Prinsip

Sumber : SOP DPMPTSP Kab. Blitar

Dari pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa dari SPP dan SOP terdapat

beberapa perbedaan, yaitu :

Page 101: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

92

Gambar 9 : Perbedaan SPP dan SOP

SPP SOP

1. Standarisasi keseluruhan sistem

pelayanan publik

1. Standarisasi pada tingkat

operasi / kegiatan

2. Mengatur semua jenis

pelayanan publik

2. Dapat digunakan untuk semua

penyelenggaraan pelayanan

publik

3. Berfungsi sebagai pedoman bagi

lembaga penyelenggara

3. Berfungsi sebagai pedoman

aparat pelaksana

4. Bertujuan untuk mewujudkan

kepastian pelayanan

4. Bertujuan untuk mencapai

efisiensi, efektivitas, dan

predikatabilitas

Sumber : www.blitarkab.go.id

b. Metode Baru dalam Proses Produktif

1. Proses Penyusunan SOP Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

Proses Penyusunan SOP pada dasarnya meliputi lima tahapan proses

kegiatan secara berurutan yang dapat dirinci sebagai berikut:

1. pengumpulan informasi dan identifikasi alternatif; 2. analisis dan

pemilihan alternatif; 3. penulisan SOP; 4. pengujian dan review SOP;

dan 5. pengesahan SOP. Paparan tersebut diperkuat oleh R ( L, 35th)

yang menyatakan bahwa:

“gini mbak untuk masalah proses kegiatan penyusunan SOP itu

sendiri dibagi menjadi beberapa bagian dimana bagian itu di pakai

agar pada tahap penyusunan SOP dapat berjalan sesuai surat

keputusan atasan. Selain itu proses penyusunan itu bertahap mbak

harus selalu mengikuti prosedur penyusunan SOP dimulai dari

mana, jadi gak bisa ujug-ujug membuat SOP, harus memlaui

beberapa tahapan agar SOP tersebut jadi” Wawancara pada 04 Mei

2017

Page 102: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

93

Pendapat diatas di perkuat oleh pendapat A (P, 37th) yang

menyatakan:

“didalam proses penyusunan SOP itu dek ada beberapa tahapan

yang mana disesuaikan dengan surat keputusan dari atasan. Jadi

dari pihak DPMPTSP sendiri tiak langsung menyusun SOP nya

tanpa oersetujuan dari atasan, dan proses penyusunan SOP nya

sendiri juga tidak sebentar, ada tahap-tahapannya” Wawancara

pada 09 Mei 2017

Gambar 10: Tahapan Penyusunan SOP

Sumber: www.blitarkab.go.id

Dari paparan singkat gambar diatas dapat dijelaskan bahwa

tahapan penyusunan SOP adalah:

1) Pengumpulan Informasi dan Identifikasi Alternatif SOP

Teknik pengumpulan informasi yang dapat digunakan untuk

menyusun SOP, dapat melalui brainstorming, focused group

discussion, wawancara, survei, benchmark, dan telaahan

dokumen yang dejelaskan sebagai berikut:

pengumpulan

informasi dan

identifikasi

alternatif

analisis

dan

pemilihan

alternatif

penulisan

SOP

pengujian

dan

review

SOP

Pengesah-

an SOP

Page 103: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

94

a. Teknik Brainstorming

Teknik Brainstorming biasanya dilakukan apabila Tim

tidak memiliki cukup informasi yang diperlukan dalam

penyusunan SOP.

b. Teknik Focused Group Discussion (FGD)

Teknik FGD dilakukan jika Tim telah memiliki informasi

prosedurprosedur yang akan distandarkan tetapi ingin lebih

mendalaminya dari orang-orang yang dianggap menguasai

secara teknis berkaitan dengan informasi tersebut. FGD

akan sangat bermanfaat dalam menemukan prosedur-

prosedur yang dianggap efisien, cepat, dan tepat.

c. Teknik Wawancara

Teknik Wawancara dilakukan jika Tim ingin mendapatkan

informasi secara mendalam dari seorang key informan,

yaitu orang yang menguasai secara teknis berkaitan dengan

prosedur-prosedur yang akan distandarkan.

d. Teknik Survei

Teknik Survei dilakukan jika Tim ingin memperoleh

informasi dari sejumlah besar orang yang terkait dengan

SOP yang dipilih secara acak (responden).

e. Teknik Benchmark

Teknik Benchmark dilakukan jika Tim memandang bahwa

terdapat Unit Kerja/Satuan Organisasi/instansi sejenis yang

Page 104: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

95

sudah memiliki SOP dapat dijadikan contoh untuk

pengembangan SOP. Dari segi waktu teknik ini akan

mempercepat proses perumusan

f. Telaahan Dokumen

Telaahan Dokumen dilakukan untuk memperoleh informasi

sekunder dari dokumen-dokumen pemerintah berkaitan

dengan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan

prosedur yang akan distandarkan.

2) Analisis dan Pemilihan Alternatif

Setelah berbagai informasi terkumpul, langkah selanjutnya

adalah melakukan analisis terhadap alternatif-alternatif

prosedur yang berhasil diidentifikasi untuk dibuat SOP. Dalam

melakukan analisis dan pemilihan alternatif dapat mengacu

pada prinsip-prinsip penyusunan SOP.

3) Penulisan SOP

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penulisan SOP,

antara lain:

a. Format SOP

b. Tingkatan Kerincian/Detail Beberapa kriteria yang dapat

digunakan untuk melihat tingkat kerincian SOP antara

lain:

Page 105: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

96

1. Apakah pimpinan Satuan Organisasi/Unit Kerja/Kepala

Istanaistana Kepresidenan di daerah menghendaki

tingkat ketelitian SOP yang akan disusun;

2. Bagaimana peraturan perundang-undangan/kebijakan

pemerintah yang menjadi acuan dalam penyusunan

SOP?

3. Bagaimana tuntutan penyusunan SOP bagi Unit Kerja

terkait?

4. Bagaimana dukungan sumber daya dari Unit Kerja?

5. Apakah SOP memiliki arti penting dalam penyelesaian

suatu aktivitas?

6. Apakah prosedur perlu dijabarkan dalam sub tahapan?

7. Apakah setiap tahapan memerlukan pengambilan

keputusan?

c. Muatan SOP

Muatan SOP meliputi prosedur yang distandarkan dalam

bentuk flowchart dan prosedur sesuai dengan format

4) Pengujian dan Review SOP

Langkah-langkah pengujian dan review SOP adalah sebagai

berikut.

a. Rancangan

Untuk mengetahui kualitas rancangan SOP yang telah

selesai disusun, lebih lanjut rancangan disampaikan kepada

Page 106: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

97

pejabat/pegawai terkait untuk mendapatkan masukan. Pada

tahap ini, Tim harus memadukan visi dan misi pimpinan

serta kemampuan sumber daya internal Unit Kerja.

b. Simulasi

Tujuan simulasi adalah untuk mengetahui sejauhmana SOP

dapat diterapkan dalam praktek oleh pejabat/pegawai

terkait SOP, seperti: 1) kelemahan SOP, untuk

disempurnakan; 2) kekuranglengkapan SOP, untuk

dilengkapi; dan 3) kelebihan prosedur dalam SOP, untuk

dikurangi.

c. Penyempurnaan

Data pada tahap simulasi merupakan masukan bagi Tim

untuk menyempurnakan, melengkapi, menambah, atau

mengurangi prosedur dalam SOP. Dalam hal SOP telah

sempurna, akan dilakukan persiapan uji coba.

d. Persiapan Uji Coba

Persiapan uji coba meliputi: 1) penataan sarana dan

prasarana pendukung pelaksanaan SOP pada Satuan

Organisasi/Unit Kerja/Istana-istana Kepresidenan di daerah

terkait; 2) kesiapan pejabat/pegawai pada Satuan

Organisasi/Unit Kerja/Istana-istana Kepresidenan di daerah

terkait; dan 3) distribusi tugas serta tanggung jawab

pejabat/pegawai

Page 107: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

98

5) Pengesahan SOP

Pengesahan SOP dilakukan oleh pejabat yang memiliki

wewenang dalam penetapan SOP.

Untuk pelaksanaan SOP biasanya dibutuhkan prinsip-prinsip dalam

pelaksanaannya, yang mana prinsip-prinsip tersebut digunakan sebagai

pondasi dalam pelaksanan SOP. Dimana prinsip-prinsip tersebut harus

memenuhi persyaratan yang ada, pendapat tersebut juga diperkuat dengan

adanya pendapat dari R (L, 35 th) yang menjelaskan :

“Nah, untuk prinsip mbak baik dari tim ataupun anggota harus

memiliki prinsip-prinsip dimana prinsip tersebut ditekankan pada

proses pembekalan tim untuk penyususnan SOP. Dalam pembekalan

tersebut biasanya dijelaskan tentang prinsip-prinsip agar penyusunan

SOP tersebut dapat berjalan sesuai dengan arahan dari atasan kita”

Wawancara pada 04 Mei 2017

Pendapat tersebut diperkuat oleh A (P, 37) yang menyatakan bahwa :

“Biasanya dek, pada masalah prinsip ini sebelumnya para anggota

diberikan arahan dan juga pembekalan sebelum memulai pelaksanaan

SOP. Jadi, ketika dalam pelaksanaan tersebut para anggota tim sudah

mengerti akan prinsip-prinsip tentang pelaksanaan SOP tersbut yang

bertujuan untuk mengurangi kesalahpahaman yang biasanya muncul

dalam pelaksanaan SOP” Wawancara pada 09 Mei 2017

Dengan adanya prinsip-prinsip tersebut diharapkan nantinya pada

pelaksanaan SOP dapat mengurangi kesalahpahaman antar anggota

maupun tim. Menurut Kementerian Sekertaris Negara :

a. Konsisten artinya SOP harus dilaksanakan secara konsisten dari

waktu ke waktu, oleh siapapun, dan dalam kondisi apapun di

lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.

Page 108: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

99

b. Komitmen artinya SOP harus dilaksanakan dalam komitmen

penuh dari seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan

Kementerian Sekretariat Negara.

c. Perbaikan berkelanjutan artinya pelaksanaan SOP harus terbuka

terhadap penyempurnaan-penyempurnaan untuk memperoleh

prosedur yang benar-benar efektif dan efisien.

d. Mengikat artinya SOP harus mengikat pelaksana dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan.

e. Seluruh unsur memiliki peran penting artinya seluruh pegawai

memiliki peran tertentu dalam setiap prosedur yang

distandarkan.

f. Terdokumentasi dengan baik artinya seluruh prosedur yang

telah distandarkan harus didokumentasikan dengan baik,

sehingga dapat selalu dijadikan referensi bagi yang memerlukan.

Selain prinsip terdapat beberapa Langkah-langkah dalam

Pelaksanaan SOP,Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menjamin

keberhasilan pelaksanaan SOP adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Pelaksanaan SOP

Rencana pelaksanaan SOP dapat disusun oleh Tim Penyusun

SOP bersama dengan Unit Kerja terkait. Keterlibatan Tim

dalam penyusunan rencana pelaksanaan SOP akan sangat

membantu upaya proses pelaksanaan, antara lain: 1) apa yang

Page 109: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

100

dibutuhkan dalam proses pelaksanaan SOP; 2) bagaimana

urutan pelaksanaan SOP; 3) kondisi yang dibutuhkan.

b. Pemberitahuan (Notification)

Hal-hal yang harus dilakukan adalah: 1) memastikan bahwa

semua pejabat/pegawai mengetahui adanya SOP baru atau

perubahan dalam SOP; 2) meningkatkan kepatuhan dan

akuntabilitas pejabat/pegawai dalam melaksanakan SOP; 3)

menerima masukan dan saran yang konstruktif. Pemberitahuan

SOP dapat dilakukan: 1) secara formal, tertulis, dan

terdokumentasi; 2) melalui media pemberitahuan berupa surat,

pengumuman, internet, intranet, dan sosialisasi.

c. Distribusi dan Aksesibilitas

SOP yang telah ditetapkan dapat didistribusikan melalui buku,

diunggah di situs Kementerian Sekretariat Negara (sehingga

semua pejabat/pegawai dapat mengaksesnya dengan mudah),

atau digandakan dan disebarluaskan di lingkungan Satuan

Organisasi/Unit Kerja/Istana-istana Kepresidenan di daerah.

Distribusi dan aksesibilitas SOP bertujuan untuk: 1)

memudahkan pejabat/pegawai dalam mengakses SOP; 2)

menghindari adanya upaya perubahan secara tidak sah perlu

adanya master copy SOP yang disimpan oleh: Biro Organisasi,

Tata Laksana, dan Akuntabilitas Kinerja (untuk SOP tingkat

Kementerian Sekretariat Negara); Pimpinan Satuan

Page 110: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

101

Organisasi/Unit Kerja/Kepala Istana-istana Kepresidenan di

daerah (untuk Satuan Organisasi/Unit Kerja/Istana-istana

Kepresidenan di daerah); 3) untuk meningkatkan komitmen

dan tanggung jawab pihak terkait (perlu dibuat daftar penerima

distribusi SOP).

d. Sosialisasi

Sebelum SOP dilaksanakan perlu adanya sosialisasi, sehingga

perlu dibentuk Tim yang bertugas memberikan sosialisasi SOP

secara terus menerus sesuai dengan perkembangan SOP.

Anggota Tim sebaiknya terdiri dari pejabat/pegawai yang

terlibat sejak awal dan memiliki pengetahuan dalam

penyusunan SOP. Pada tingkat Kementerian, Tim dapat

dikoordinasikan oleh Biro Organisasi, Tata Laksana, dan

Akuntabilitas Kinerja. Sedangkan pada tingkat Satuan

Organisasi/Unit Kerja/Istana-istana Kepresidenan di daerah,

Tim tersebut dapat ditetapkan dengan Keputusan pimpinan

Satuan Organisasi masingmasing atau melalui penugasan dari

pimpinan Satuan Organisasi/Unit Kerja/Istana-istana

Kepresidenan di daerah.

c. Pengembangan Bahan Baku

1. Hubungan Kerjasama Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu dengan Pihak Ketiga

Kerjasama merupakan suatu wahana dan prasarana agar dapat

memantapkan hubungan dan juga keterikatan suatu daerah yang satu

Page 111: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

102

dengan daerah yang lain dalam kerangka Negara Kesatuan Republik

Indonesia, mensinergikan potensi antar daerah dengan pihak ketiga serta

meningkatkan pertukaran pengetahuan , teknologi dan kapasitas fiskal.

Dengan melakukan kerja sama juga dapat mengurangi kesenjangan daerah

dalam penyediaan pelayanan publik khususnya untuk di daerah-daerah

yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Sebagaimana yang

dimaksudkan dalam PP Nomor 50 tahun 2007 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Kerjasama Daerah. Dimana setiap dinas daerah harus

mempunyai inisiatif untuk membaca potensi daerahnya sebagaimana

urusan wajib maupun pilihan yang telah menjadi kewenangannya dan

dapat dikembangkan melalui kerjasama daerah dan/ atau pihak ketiga yang

pada hakikatnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pengertian kerjasama dinas daerah dengan pihak ketiga merupakan

kerjasama antara kepala dinas dengan departemen/ lembaga pemerintah

non departemen atau sebutan lain, perusahaan swasta, dan lembaga di

dalam negeri lainnya yang berbadan hukum, dan dibuat secara tertulis

serta menimbulkan hak dan kewajiban, dengan obyek kerjasama berupa

seluruh urusan pemerintahan yang telah menjadi kewenangan dinas daerah

dan dapat berupa pelayanan publik. Sebagaimana yang sudah disampaikan

oleh I (L, 35 th) menyatakan bahwa :

“Hubungan kerjasama dengan pihak ketiga yang dilakukan oleh

DPMPTSP salah satunya yaitu dalam penyusunan SOP seperti

melakukan beberapa koordinasi dalam penyusunan serta melakukan

koreksi berdasarkan teori-teori yang sudah ada untuk di praktekkan

dalam melaksanakan kegiatan. Dengan adanya kerjasama dengan

Page 112: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

103

pihak ketiga itu sendiri diharapkan nantinya dapat menghadirkan

inovasi baru dalam penyusunan SOP sehingga dapat meningkatkan

kualitas pelayanan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat”

Wawancara Pada 04Mei 2017

Selain pernyataan diatas, diperkuat juga oleh pendapat dari A (P,

37 th) yang menyatakan :

“sebenarnya untuk hubungan kerjasama dengan pihak ketiga selalu

dilakukan, karena suatu instansi perlu melakukan hubungan kerjasama

untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan juga dapat

mensejahterakan masyarakat nantinya. Karena dengan adanya

kerjasama dengan pihak ketiga nantinya sebuah instansi akan

mendapatkan sebauh pembaharuan didalam pelaksanaan kegiataannya”

Wawancara pada 09 Mei 2017

Sehingga dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa

pelaksanaan kerjasama Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu di Kabupaten Blitar dengan pihak ketiga diarahkan

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan kualitas

pelayanan, serta meningkatkan sistem yang ada.

Setiap pihak yang bersangkutan harus saling mengerti tujuan dari

masing-masing pihaknya dan juga harus siap dalam membangun

hubungan dalam jangka waktu tertentu. Dilakukannya hubungan

kerjasama dalam menciptakan inovasi dalam penyusunan SOP sendiri

agar menumbuhkan kesadaran dari sumber daya manusia nya agar

dapat memberikan pelayanan yang efektif dan efisien. Sebagaimana

pendapat yang disampaikan oleh R (L, 35 th) bahwa :

“pihak DPMPTSP sendiri mengadakan kerjasama dengan pihak ketiga

agar semua pelayanan di DPMPTSP berjalan secara maksimal,

Page 113: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

104

sehingga dapat menciptakan pelayanan yang efektif dan efisien. Selain

itu juga kami mengadakan kerjasama agar dapat menyelesaikan

penyusunan SOP tepat waktu karena banyaknya tugas dan juga agenda

yang harus diselesaikan” Wawancara pada 04 Mei 2017

Begitu juga pendapat yang disampaikan oleh A (P, 37 th) yang

menyatakan bahwa :

“dalam proses penyusunan SOP ini sendiri apabila dilakukan

tanpa bantuan berupa masukan dari pihak luar takutnya nanti malah

berada di lingkup itu-itu saja. Sedangkan untuk meningkatkan

pelayanan menjadi lebih baik dibutuhkan inovasi-inovasi. Karna

SOP itu sendiri kan sangat penting yang mana setiap instansi

menganggap bahwa SOP bisa menjadi landasan dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat” Wawancara pada 09

Mei 2017

Maka dari itu upaya untuk menciptakan pelayanan yang efektif

dan efisien diperlukan inovasi dalam penyusunan SOP yang mana

dalam pelaksanaannya sudah sesuai dengan aturan-aturan dan juga

teori yang sudah ada.

a) Jenis dan Produk Pelayanan

Dalam Standar Pelayanan Publik yang ditetapkan oleh Bupati

Blitar terdapat beberapa jenis dan produk pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat, yang mana terdiri dari berbagai macam jenis

pelayanan terkait perizinan yang diberikan. Menurut R (L,35 th)

menyatakan bahwa:

“sebenernya mbak di DPMPTSP kami memberikan layanan yang

mana bersangkutan dengan masalah perizinan, ada perizinan ber-

retribusi dan non-retribusi. Untuk yang retribusi itu misalkan IMB,

Izin reklame, dan Izin Prinsip. Sedangkan kalau untuk non retribusi

atau tidak berbayarcontohnya itu ada izin TDP dan Izin Tanda Daftar

Page 114: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

105

Gudang. Untuk hasilnya dari retribusinya nanti itu akan disetor ke

Kabupaten alias masuk sebagai Pendapatan Asli Daerah” Wawancara

pada 04 Mei 2017

Pendapat tersebut didukung oleh pernyataan dari A (P, 37) yang

menjelaskan bahwa:

“untuk jenis dan produk layanan di DPMPTSP sendiri banyak dek,

yang mana semuanya itu berkaitan dengan masalah perizinan. Salah

satunya itu ada izin reklame, izin TDP, izin TDG, IMB dan lain-lain.

Dimana ada izin yang berbayar dan ada tidak berbayar tergantung

nanti jenis izinnya.” Wawancara 09 Mei 2017

Menurut pemaparan tersebut dapat dikatakan bahwa jjenis produk

dan layanan yang ada di DPMPTSP dapat dikategorikan sesuai

dengan jenis izin dan non izin yang mana keluaran dari spesifikasi

produknya berupa rekomendasi, surat izin, dan tanda daftar. Dimana

ketiganya dapat dikategorikan perizinan berbayar atau tidak berbayar.

Berikut ini adalah jenis dan produk perizinan dan non izin yang

tersedia di DPMPTSP Kabupaten Blitar.

Gambar 11 :Produk Pelayanan yang Diterima Oleh Pelanggan

No Jenis izin dan non izin Spesifikasi Produk

1 Ijin Prinsip Rekomendasi

2 Ijin Lokasi Surat Ijin

3 Ijin HO (Hinder Ordonantiee) Surat Ijin

4 Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) Surat Ijin

5 Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) Surat Ijin

6 Ijin Usaha Industri (IUI) Surat Ijin

7 Ijin Usaha Jasa Konstruksi Surat Ijin

8 Ijin Penggunaan Kios/Los Pasar Surat Ijin

Page 115: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

106

9 Ijin Pertambangan Umum (SIPU)

Eksplorasi Baru;

Surat Ijin

10 Ijin Pertambangan Umum (SIPU)

Eksplorasi Perpanjangan

Surat Ijin

11 Ijin Pertambangan Umum (SIPU)

Eksploitasi Baru

Surat Ijin

12 Ijin Pertambangan Umum (SIPU)

Eksploitasi Perpanjangan

Surat Ijin

13 Ijin Pertambangan Umum (SIPU)

Eksploitasi Penciutan

Surat Ijin

14 Ijin Usaha Perusahaan Pengeboran

Air Bawah Tanah (SIPPAT)

Surat Ijin

15 Ijin Juru Bor (SIJB) Surat Ijin

16 Ijin Pengeboran Air Bawah Tanah

(SIP) dan Ijin Pengambilan Air

Bawah Tanah (SIPA)

Surat Ijin

17 Ijin Pengambilan Mata Air (SIPMA) Surat Ijin

18 Ijin Penurapan Mata Air (SIPM) Surat Ijin

19 Ijin Ekplorasi Air Bawah Tanah

(SIE)

Surat Ijin

20 Ijin Mendirikan SPBU Surat Ijin

21 Ijin Pemasangan Papan Reklame,

Iklan, Spanduk dan Baliho

Surat Ijin

22 Ijin Tempat Hiburan dan Permainan Surat Ijin

23 Ijin Usaha Hotel Surat Ijin

24 Ijin Usaha Rumah Makan/Bar Surat Ijin

25 Ijin Usaha Perikanan Surat Ijin

26 Ijin Usaha Peternakan Surat Ijin

27 Ijin Pemanfaatan Jalan Selain

Sebagai Fungsi Jalan ;

Surat Ijin

28 Ijin Apotik Surat Ijin

Page 116: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

107

29 Ijin Laboratorium Surat Ijin

30 Ijin Pengobatan Tradisional Surat Ijin

31 Ijin Toko Obat Surat Ijin

32 Ijin Balai Pengobatan, Rumah Sakit

Bersalin, Balai Kesehatan Ibu dan

Anak

Surat Ijin

33 Ijin Optik Surat Ijin

34 Ijin Toko Alat Kesehatan Surat Ijin

35 Ijin Pemanfaatan/Pemakaian Asset

Daerah

Surat Ijin

36 Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Tanda Daftar

37 Tanda Daftar Gudang (TDG) Tanda Daftar

38 Tanda Daftar Peternakan Rakyat. Tanda Daftar

Sumber: www.blitarkab.go.id

b) Teknis Pelayanan

Dalam suatu pelayanan terdapat teknis pelayanan yang mana

memiliki artian bahwa suatu kemahiran atau keluwesan yang dapat

dilakukan dengan sangat teranpil dan profesional dalam melaksanakan

pelayanan. Maka dari itu dengan adanya teknis pelayanan nantinya

akan membuat suatu proses pelayanan berjalan dengan teratur. Begitu

juga dengan teknis pelayanan yang ada di Dinas Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu sebagaimana dijelaskan oleh A (P,

37) bahwa :

“jadi didalam suatu pelayanan terdapat teknis pelayanan yang

mana nantinya itu akan mengatur dan menjelaskan dek seperti apa

urutan yang harus dilakukan supaya proses perizinannya nanti bisa

Page 117: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

108

berjalan dengan tertib jadi nantinya ketika pelayanan berlangsung

tidak terjadi misscommunication.” Wawancara pada 09 Mei 2017

Berdasarkan pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa teknis

pelayanan bermaksud untuk mengatur berjalannya suatu proses

perizinan menjadi lebih tertib. Agar didalam prosesnya dapat berjalan

dengan efektif dan efisien. Berikut ini merupakan teknis-teknis

pelayanan yang ada di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu :

Gambar 12 : Teknis Pelayanan

Urutan Pelayanan KETERANGAN

Pemohon mencari informasi,

Mengambil formulir

permohonan di Kantor

Pelayanan

Petugas (Customer Service)

memberikan informasi dan penjelasan

tentang pelayanan yang dibutuhkan

oleh pemohon dan memberikan

formulir permohonan

Formulir permohonan selalu tersedia

di petugas dan mudah diambil (gratis)

Pemohon Mengisi Formulir

permohonan

Tersedianya alat tulis

Pengisian dilakukan Pemohon secara

Page 118: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

109

mandiri dengan melengkapi

persyaratan yang telah ditentukan.

Tidak perlu ada petugas khusus. Jika

Pemohon kesulitan, Customer service

harus siap membantu

Pemohon Menyerahkan

Formulir permohonan

Diserahkan ke petugas loket

penerimaan berkas (Customer

Service) lengkap dengan

persyaratannya

Customer Service memeriksa

kelengkapan berkas.

Dokumen lengkap, diserahkan ke

seksi pendataan dan validasi. Jika

tidak akan dikembalikan ke pemohon

untuk dilengkapi.

Pemohon Menunggu Antrian Menggunakan nomor antrian yang

telah disediakan

Pemohon menunggu tanda terima

berkas dari petugas

Tidak perlu petugas khusus

Page 119: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

110

Petugas Mengecek

Kelengkapan Berkas

Administratif

Pengecekan dilakukan petugas

Validasi Berkas yang kompeten,

akuntabel, cermat, cekatan dan selalu

siap di tempat.

Dokumen tidak valid, diserahkan ke

customer service yang selanjutnya

diberikan ke pemohon.

Dokumen valid, petugas beri nomor

registrasi dan input data

Petugas membuat tanda terima berkas

yang diberikan ke pemohon dan

waktu pengurusan ijin diselesaikan

Petugas memberikan tanda terima

berkas kepada pemohon

Petugas Tata Usaha koordinasi

dengan seksi pelayanan perijinan

untuk buat surat tugas dan kirim

undangan ke tim teknis perijinan

KPTSP untuk Ijin dengan tinjau

lokasi, jika tanpa tinjau lokasi

langsung diproses.

Page 120: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

111

Petugas Berkoordinasi dengan

tim teknis perijinan

Tim Teknis bekerja di bawah

koordinasi Kepala Instansi Perijinan

Ada Koordinator Tim Teknis (Kasie

Pemrosesan) yang melakukan

koordinasi dan bekerja secara tepat

dan cepat

Petugas Melakukan Peninjauan

Lokasi

Sesuai dengan prosedur baku

peninjauan lokasi yang jelas,

transparan dan akuntabel

Tim teknis yang kompeten dan

akuntabel

Pembuatan Berita Acara

Pemeriksaan

Format Berita Acara Pemeriksaan

Lokasi yang siap isi dan mudah

diakses dan diisi oleh anggota tim

Ijin bisa diproses atau di tolak jika

ada alasan yang tidak sesuai dengan

syarat teknis

Penghitungan retribusi Tarif retribusi sesuai ketentuan

Page 121: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

112

Sumber : www.blitarkab.go.id

b) Mekanisme Komplain

Pengelolaan terhadap respon konsumen atas pelayanan publik,

khususnya yang berbentuk keluhan, perlu mendapat perhatian lebih besar

lagi. Adanya sebuah mekanisme penyampaian keluhan (mekanisme

komplain) yang baik akan menjadikan keluhan dari konsumen berkontribusi

positif, baik terhadap pemenuhan hak konsumen maupun untuk

pengembangan sistem pelayanan publik. Pengelolaan respon konsumen

akan memudahkan pemerintah untuk menyediakan pelayanan publik secara

lebih efektif, efisien dan tepat sasaran. Sebagaimana pendapat dari R (L, 35

th) menjelaskan bahwa:

“kalau untuk pengelolaan terhadap respon konsumen kami ada namanya

mekanisme komplain yang mana nantinya ada uraian prosesnya dan juga

berapa lama waktu yang diperlukan dalam merespon keluhan yang ada.

Jadi tidak tiba-tiba saja komplain lalu kita tanggapi. Balik lagi seperti yang

saya katakan tadi bahwa ada proses untuk menanggapi keluhan masyarakat

tersebut” Wawancara pada 04 Mei 2017

Pembayaran Retribusi Petugas penerima

Pemohon membayar retribusi

Pemohon menerima tanda bukti

pembayaran retribusi

Page 122: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

113

Gambar 13 : Mekanisme Komplain

Sumber : www.blitarkab.go.id

2. Faktor Pendukung Penyusunan SOP di Dinas Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Faktor pendukung di dalam penelitian ini merupakan faktor yang

mendukung jalannya penyusunan Standar Operasional Prosedur di

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Faktor

pendukung yang dikerahkan antara lain anggaran, sumber daya

manusia, dan teknolgi yang digunakan.

a. Faktor Anggaran

Faktor yang paling berpengaruh dalam penyusunan sebuah

produk di lingkup pemerintahan karena nantinya suatu produk

tersebut akan menggunakan dana yang besar sehingga berpengaruh

pada situasi ekonomi dalam daerah tersebut. Apabila suatu daerah

No Uraian Jangka Waktu

Respon

1

2

Pengaduan Langsung Datang langsung ke kantor atau

melalui telepon, yaitu dengan

mengisi buku pengaduan dan

konsultasi dengan petugas yang

menangani (Seksi Bina Program)

Pengaduan Tidak Langsung Mengisi buku pengaduan, formulir

pengaduan/saran dan

memasukkannya ke kotak yang

tersedia.

2 (dua) hari kerja

3 (tiga) hari kerja

Page 123: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

114

membuat suatu produk pemerintahan tanpa memperhatikan

keuangan daerah maka dalam pelaksanaannya daerah tersebut akan

mengalami defisit anggaran yang mana jelas nantinya akan

mempengaruhi terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan juga

pembangunan masyarakat. Selaras dengan peryataan diatas R (L,

35 th) bahwa:

“untuk faktor pendukung dalam penyusunan SOP salah satunya

itu ada faktor anggaran, teknologi dan sdm mbak dimana semua

kegiatan yang berlangsung kan pasti membutuhkan anggaran.

Anggaran sendiri bisa jadi wadah untuk menampung berbagai

kepentingan publik yang diwujudkan melalui berbagai kegiatan

dan program dimana pada saat tertentu manfaatnya nanti juga

dirasakan oleh masyarakat” Wawancara pada 04 Mei 2017

Pendapat tersebut juga dikuatkan oleh I (L, 35 th) yang

menyatakan bahwa :

“dalam peunyusunan SOP anggaran itu sangat berpengaruh,

saya bilang sangat berpengaruh karena dengan adanya anggaran

semua proses dalam penyusunan SOP itu pasti bisa berjalan

dengan lancar. Karena pasti setiap tahap membutuhkan biaya,

baik itu dana sekecil apapun akan sangat berpengaruh”

Wawancara pada 04 Mei 2017

Dengan begitu dikatakan bahwa anggaran merupakan faktor

yang mendukung dalam berjalannya proses penysunan SOP di Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Yang mana

dengan keberadaan SOP akan memberikan dampak yang juga

dirasakan oleh masyarakat.

Page 124: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

115

b. Faktor Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan elemen yang sangat penting

dalam memutar roda suatu organisasi, yang mana secara tidak

langsung berimbas langsung terhadap kinerja organisai. Karena pada

dasarnya sumber daya manusia yang mengelola suatu organisasi

sehingga keberhasilan suatu organisasi juga dilihat dari bagaimana

sumber daya manusia yang ada. Sebagaimana dalam proses

penyusunan SOP, keikutsertaan sumber daya manusia yang

bersangkutan diperlukan karena selain dari kewajiban mereka,

keberadaan SOP juga akan berpengaruh terhadap kinerja pegawainya.

Sejalan dengan itu pendapat dari A (P, 37 th) menyatakan bahwa :

“maka dari itu kenapa keikutsertaan dari para pegawai disini

itu sangat berpengaruh, karena yang menjalankan semua

tahapan yang ada di SOP kan mereka dan juga yang menjalani

mereka. Jadi selain masukan dari mereka yang dikeluarkan

dalam proses penyusunan tanpa sengaja juga ada kesepakatan

antara pegawai yang ada. Dan dengan begitu pelaksanaan

perizinan disini akan sesuai dengan teori yang sudah ada jadi

teori yang sudah ada tersebut dapat di praktekkan” Wawancara

pada 09 Mei 2017

Pendapat diatas dikuatkan dengan pendapat dari (R, 35 th) yang

menyatakan :

“penyusunan SOP disini tidak bisa hanya dilakukan oleh

beberapa orang saja, tapi harus dengan perwakilan dari setiap

bagian. Kenapa begitu, karena nantinya kalau misalkan ada

proses perizinan yang tidak sesuai dengan SOP mereka akan

sadar dengan sendirinya, jadi untung saja semua teman-teman

Page 125: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

116

di DPMPTSP ini sendiri memberikan ketersediaannya untuk

berpartisipasi dalam proses penyusunan SOP. Dengan begitu

Proses penyusunan SOP yang ada di DPMPTSP dapat berjalan

dengan lancar” Wawancara pada 04 Mei 2017

Sehingga dapat dikatakan bahwa didalam proses penyusunan

SOP keberadaan sumber daya manusia memiliki peranan yang

mendukung. Karena dalam proses penyusunan diperlukan peran

serta dari sumber daya manusia yang bersangkutan. Dengan begitu

proses penyusunan SOP akan berjalan dengan lancar dan dapat

diselesaikan dengan bersamaan apabila didalamnya terjadi sebuah

masalah.

c. Faktor Teknologi

Sekarang ini keberadaan teknologi yang ada pada prinsipnya

dapat mendukung kegiatan yang ada di lingkup pemerintahan,

program-program yang ada di dalam komputer misalnya , sudah

mampu mengimplementasikan untuk kegiatan-kegiatan/ penciptaan

lainnya dilihat juga dari kesediaan dan kesiapan SDM nya. Seperti

pendapat yang disampaikan oleh R (L, 35 th) bahwa:

“dengan teknologi yang sudah ada sekarang ini semua kegiatan

sudah bisa ditangani ya walaupun tidak semuanya. Setidaknya

mempermudah semua proses dalam penyusunan SOP sendiri.

Misalkan dalm pembuatan SOP kan memrlukan flowchart yang

mana di dalamnya sudah ada program nya jadi dengan begitu

keberadaan teknologi sudah sangat membantu proses

pengerjaan”

Pernyataan diatas diperkuat oleh A(P,37) yang menyatakan

bahwa:

“semua kegiatan di pemerintahan sekarang ini sudah bisa

dikerjakan dengan bantuan teknolgi dek. Jadi sebenernya untuk

Page 126: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

117

masalah teknologi sangat berperan penting dalam penyusunan

SOP dikarenakan penyusunan SOP ini harus menggunakan

komponen-komponen yang ada di dalam teknologi seperti

misalkan di SOP kan menggunakan flowchart sedangkan

flowchart itu kan ada di dalam microsoft word dan yang

membuat flowchart itu sendiri juga harus menguasai teknologi

tersebut. Jadi, keduanya harus memiliki kesinambungan dalam

hal teknologi yang mendukung serta sumber daya yang

menguasai teknologi tersebut” Wawancara pada 09 Mei 2017

Dari pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa peran

teknologi sangat berpengaruh dalam penyusunan SOP dimana

teknologi berperan penting untuk membuat SOP itu lebih mudah

dipahami dan juga lebih detail. Dimana hal tersebut juga

berpengaruh kepada sumber daya manusia nya yang mana harus

menguasai teknologi agar dari kedua faktor tersebut mengahsilkan

SOP yang baik.

3. Faktor Penghambat Penyusunan SOP di Dinas Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Dalam penyusunan SOP selain memiliki faktor pendukung pasti juga

muncul faktor penghambatnya. Yang mana dapat mempengaruhi proses

kerja hingga mempengaruhi output yang mana nantinya diharapkan tidak

sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Biasanya hambatan yang

terjadi dalam suatu hubungan kerjasama antara lain masalah waktu

pelaksanaan penyusunan SOP yang masih terlampau lama, jarak antara

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu pintu dengan pihak

ketiga dalam kerjasama penyusunan SOP.

Page 127: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

118

a. Waktu Pelaksanaan Penyusunan SOP yang Masih Terlampau

Lama

Salah satu faktor penghambat dalam proses penyusunan SOP di

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu masih

belum sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Sehingga membuat

proses penyusunan SOP membutuhkan waktu yang lebih ekstra dalam

penyelesaiannya dengan pihak ketiga ataupun dari pihak instansi yang

mana hal ini diperkuat dengan adanya pernyataan dari R (L, 35 th) :

“kalau untuk hambatan yang sering kami hadapi yaitu dari pihak

instansi dengan pihak ketiga itu waktu yang mana kita harus

menunggu waktu yang tepat agar dapat bertemu. Tapi selain itu ada

hambatan yang lainnya yaitu jumlah anggaran yang masih bisa

dikatakan rendah jadi kadang kita terbentur antara hasil yang

diinginkan dengan jumlah anggaran yang ada” Wawancara pada

04 Mei 2017

Pernyataan diatas diperkuat dengan pendapat yang disampaikan

oleh I (L, 35 th)

“kendala yang biasanya paling sering kita jumpai itu waktu, yang

mana ketika dalam proses pengerjaan muncul masalah tak terduga

misalkan terjadi kekurangan dalam penyusunanya sehingga harus

diperbaiki lagi dan itu berarti kan menambah waktu dalam proses

pengerjaan” Wawancara pada 04 Mei 2017

Berdasarkan paparan kedua responden diatas dapat dikatakan

bahwa waktu merupakan kendala yang sering dijumpai dalam

hubungan kerjasamayang nantinya harus lebih diperhatikan lagi ketika

Page 128: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

119

melaksanakan hubungan kerjasama sehingga dapat menghasilkan

produk secara tepat waktu dan sesuai dengan apa yang diharapkan.

b. Jarak antara Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu dengan Pihak Ketiga dalam Kerjasama Penyusunan SOP

Dalam penyusunan SOP selain faktor waktu yang masih

mempengaruhi ada juga faktor jarak antara DPMPTSP dengan pihak

ketiga sehingga membuat proses penyusunan SOP menjadi terhambat.

Selain itu dengan jarak yang jauh tersebut dapat menimbulkan

kesalahpahamn dalam penyampaian maksud dan tujuan yang mana

menyebabkan banyaknya perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Hal

ini sesuai dengan pernyataan dari R (L, 35 th)

“selain waktu tadi mbak, yang bikin proses penyusunan SOP itu

terhambat jarak antara DPMPTSP dengan pihak ketiga karna kan

kita menggunakan jasa dari pihak ketiga dalam penyusunan SOP

jadi kadang kita harus mengadakan pertemuan yang mana

tempatnya nanti disepakati oleh kedua belah pihak” Wawancara

pada 04 Mei 2017

Hal tersebut diperkuat dengan pendapat dari A (P, 37) yang

menyatakan bahwa :

“gini dek, untuk faktor penghambat menurut saya itu kalo dari segi

jarak sendiri mungkin dari pihak kita selaku DPMPTSP dan pihak

ketiga cukup sulit melakukan pertemuan se intens mungkin

dikarenakan jarak instansi dengan jarak pihak ketiga cukup jauh”

Wawancara pada 09 Mei 2017

Berdasarkan pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa dengan jarak

yang cukup jauh antara instansi dengan pihak ketiga dapat

menghambat pelaksanaan proses penyusunan SOP karena kedua

belahpihak jadi sulit untuk melakukan pertemuan secara intens.

Page 129: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

120

D. Pembahasan dan Analisis

a. Menghasilkan Produk Baru atau Kualitas yang lebih Baik

1. Penyusunan dan Pelaksanaan Pembentukan SOP Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

aspek penting di dalam rangka mewujudkan birokrasi yang efektif, efisien,

dan juga ekonomis yaitu dengan menerapkan standar operasional prosedur

(SOP). SOP yang pada pada dasarnya berisi tentang prosedur operasional

standar kegiatan yang dijalankan dalam organisasi yang digunakan untuk

memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan yang dilakukan, hingga

penggunaan fasilitas proses yang dilakukan oleh pegawai Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kabupaten Blitar agar dapat

berjalan secara efektif, efisien, konsisten, standar, dan sistematis.

Sjamsuddin (2006:116) mengemukakan bahwa “administrasi publik

berusaha melembagakan praktek-praktek manajemen agar sesuai dengan nilai

efektifitas dan efesiensi dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat secara lebih

baik”. Artinya, dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang lebih baik,

sebuah instansi memerlukan kegiatan pengelolaan di semua bidang mulai dari

penyusunan produk hingga implementasi program yang dilangsungkan oleh

bidang perizinan.

Hal tersebut diperkuat oleh teori Schumpeter yang dikutip oleh Priyantoko

(2008:62) bahwa inovasi mencakup (1) menghasilkan produk baru atau

kualitas yang lebih baik. (2) Metode baru dalam proses produktif. (3)

Pengembangan bahan baku.

Page 130: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

121

Dalam penyusunan SOP Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu di dukung dengan beberapa fasilitas yang diberikan oleh pihak

ketiga yaitu PKKSSP yang mana di dalam proses penyusunan SOP telah

diatur oleh peraturan yang disusun oleh pihak kabupaten atau Bupati sebagai

stakeholder dalam penyusunan SOP. Dalam proses penyusunan SOP sendiri

membutuhkan beberapa persiapan, diantaranya adalah pembentukan tim dan

kelengkapannya; pembekalan bagi anggota tim; dan penilaian kebutuhan SOP,

yang mana di dalam nya juga mencakup menghasilkan produk baru yang

memmpunyai kualitas yang lebih baik.

Paparan diatas juga diperkuat oleh A (P, 37th) yang menyatakan bahwa

penyusunan dan pelaksanaan SOP di kantor ini sudah ditetapkan oleh pihak

Kabupaten atau Bupati di Blitar, karna DPMPTSP berperan sebagai

penyelenggara. Untuk masalah perubahan itu sendiri tidak bisa dilakukan dari

DPMPTSP sendiri karena rancangannya sudah baku dari atas kita hanya

melaksanakan prosedur yang sudah ditentukan dari pihak Kabupaten atau

Bupati

Berdasarkan teori administrasi publik menurut sjamsudin(2006:116) dan

Schumpeter yang dikutip oleh Priyantoko (2008:62) serta penjelasan dari

narasumber menjelaskan bahwa pada proses pengelolaan dan pembentukan

SOP memiliki korelasi dengan pendapat narasumber karena DPMPTSP

sendiri memiliki upaya dalam mengelola pelayanan yang ada dalam

menangani masalah perizinan dengan cara menghasilkan sebuah produk yaitu

Page 131: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

122

SOP sebagai acuan dalam melaksanakan pelayanan, walaupun dalam

penetapan SOP tersebut sudah ditetapkan oleh atasan atau bupati.

b. Metode Baru dalam Proses Produktif

1. Proses Penyusunan SOP Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu

Di dalam proses penyusunan SOP terdapat beberapa tahapan yang

nantinya akan menghasilkan sebuah SOP yang digunakan sebagai acuan di

DPMPTSP. Karena SOP merupakan penetapan yang tertulis mengenai apa

yang harus dilakukan yang semuanya itu merupakan prosedur kerja yang

harus ditaati dan dilakukan. SOP sendiri tidak hanya sebagai prosedur kerja

melainkan juga berfungsi untuk mengevaluasi pekerjaan yang telah

dilakukan, seperti apakah pekerjaan tersbut berjalan dengan baik, kendala apa

saja yang dihadapi, dan juga mengapa kendala tersebut dapat terjadi sehingga

dengan begitu dapat diambil keputusan yang tepat melalui SOP. Maka dari itu

proses penysunan juga tidak bisa dilakukan dengan sembarangan.

Pada dasarnya ada empat tahapan dasar pada proses pembuatan prosedur

(Susilo, 1997), yaitu :

a. Menentukan kebutuhan dan tujuan pembuatan prosedur, ruang

lingkup prosedur, penanggung jawab atau pemilik prosedur, dan

personil yang terkait.

b. Mendiskusikan dengan personil yang terkait mengenai sistem dan

dokumen yang sudah ada, kemungkinan masalah yang akan timbul

dan aspek-aspek mutu yang ada.

Page 132: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

123

c. Mendefinisikan alur sistem atau proses yang akan dibuat

prosedurnya, format atau struktur prosedur, wewenang yang

mengesahkan prosedur dan pendistribusian prosedur.

d. Menggambarkan diagram alir sistem atau proses, siapa yang

bertanggung jawab, apa yang dilaksanakan dan diperlukan, kapan

harus dilaksanakan, pencatatan atau formulir yang diperlukan.

Dalam melakukan penyusunan SOP yang dilaksanakan di DPMPTSP kab

blitar sudah berjalan dengan baik dalam hal proses penyusunan dimana

penyusunan sudah berjalan dengan efiesian dan efektif. DPMPTSP kab blitar

selaku penyelenggra proses penyusunan sudah bekerja dengan maksimal, serta

kondisi dilapangan menunjukan bahwa sudah berjalanya proses penyusunan

SOP sesuai prosedur yang telah ditetapkan.

Berdasarkan paparan diatas menyatakan bahwa proses penyusunan SOP di

DPMPTSP memiliki korelasi dengan teori dari (Susilo, 1997) karena dalam

pelaksanaan penyusunan SOP di DPMPTSP sama-sama memperhatikan

kebutuhan dan tujuan pembuatan prosedur, selalu mendiskusikan dengan

anggota terkait proses penyusunan SOP atau mendiskusikan kekurangan dataa

atau misalkan ada perubahan yang lainnya di dalam proses penyusunan SOP.

Selain itu dimana juga membuat alu-alur SOP yang akan dibuat agar

memudahkan pengguna SOP. hal tersebut diperkuat oleh pendapat narasumber

R ( L, 35th) yang menyatakan bahwa untuk masalah proses kegiatan

penyusunan SOP itu sendiri dibagi menjadi beberapa bagian dimana bagian itu

di pakai agar pada tahap penyusunan SOP dapat berjalan sesuai surat

Page 133: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

124

keputusan atasan. Selain itu proses penyusunan itu bertahap dan selalu

mengikuti prosedur penyusunan SOP dimulai jadi tidak bisa tiba-tiba

membuat SOP, harus melalui beberapa tahapan agar SOP tersebut jadi.

Menurut paparan teori dan pendapat dari narasumber bahwa kedua hal

tersebut memiliki korelasi yang mana dalam penyusunan SOP harus secara

bertahap dan sistematis agar hasil SOP yang didapatkan maksimal, selain itu

adanya pengerjaan SOP secara bertahap dimaksudkan agar penyusun SOP

tidak keluar dari apa yang telah ditetapkan, serta adanya penyusunan SOP

yang sistematis dan tepat. SOP sendiri tidak hanya sebagai prosedur kerja

melainkan juga berfungsi untuk mengevaluasi pekerjaan yang telah dilakukan,

seperti apakah pekerjaan tersbut berjalan dengan baik, kendala apa saja yang

dihadapi, dan juga mengapa kendala tersebut dapt terjadi sehingga dengan

begitu dapat diambil keputusan yang tepat melalui SOP.

c. Pengembangan Bahan Baku

1. Hubungan Kerjasama Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu dengan Pihak Ketiga

Menurut PP Nomor 50 tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan

Kerjasama Daerah. Dimana setiap dinas daerah harus mempunyai inisiatif

untuk membaca potensi daerahnya sebagaimana urusan wajib maupun pilihan

yang telah menjadi kewenangannya dan dapat dikembangkan melalui

kerjasama daerah dan/ atau pihak ketiga yang pada hakikatnya untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Page 134: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

125

Menurut Abdulsyani, Roucek dan Warren (1994; 156) bahwa kerjasama

berarti bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Ia adalah satu proses

sosial yang paling dasar. Biasanya kerjasama melibatkan pembagian tugas,

dimana setiap orang mengerjakan setiap pekerjaan yang merupakan tanggung

jawabnya demi tercapainya tujuan bersama.

Berdasarkan teori diatas, kerjasama dapat dikatakan sebagai proses dimana

pihak pertama dan pihak kedua saling berkolaborasi dalam melakukan suatu

pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama, dimana kedua belah pihak disini

memiliki hubungan yang saling berkesinambungan. Hal tersebut juga

disampaikan oleh narasumber I (L, 35 th) menyatakan bahwa hubungan

kerjasama dengan pihak ketiga yang dilakukan oleh DPMPTSP salah satunya

yaitu dalam penyusunan SOP seperti melakukan beberapa koordinasi dalam

penyusunan serta melakukan koreksi berdasarkan teori-teori yang sudah ada

untuk di praktekkan dalam melaksanakan kegiatan. Dengan adanya kerjasama

dengan pihak ketiga itu sendiri diharapkan nantinya dapat menghadirkan

inovasi baru dalam penyusunan SOP sehingga dapat meningkatkan kualitas

pelayanan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan pemaparan teori dan pendapat narasumber memliki korelasi

terhadap bagian kerjasama dimana menjelaskan bahwa kerjasama antara

DPMPTSP dengan pihak ketiga dilaksanakan agar proses penyusunan SOP

dapat berjalan sesuai dengan arahan yang diberikan oleh pihak pertama,

dimana proses kerjasama itu dilaksanakan secara sistematis dan efisien, serta

selalu menjunjung tinggi prinsip-prinsip dalam penyusunan SOP.

Page 135: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

126

2. Faktor Pendukung Penyusunan SOP di Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Faktor pendukung di dalam penelitian ini merupakan faktor yang

mendukung jalannya penyusunan Standar Operasional Prosedur di Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Faktor pendukung yang

dikerahkan antara lain anggaran, sumber daya manusia, dan teknolgi yang

digunakan.

1. Faktor Anggaran

2. Faktor Sumber Daya Manusia

3. Faktor Teknologi

Menurut James Brian Quinn (1995) menjelaskan bahwa :

1. Inovasi harus berorientasi pasar

Banyak inovasi yang sekedar memecahkan masalah secara kreatif

tetapi tidak mempunyai keunggulan bersaing di pasaran. Inovasi

harus sesuai dengan kebutuhan, dan faktor yang mempengaruhi

kebutuhan antara lain:

a. Perubahan teknologi

b. Perubahan ekonomi

c. Perubahan prilaku sosial dan budaya

d. Perubahan iklim dunia

e. Perubahan peraturan pemerintah

Page 136: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

127

2. Inovasi harus mampu meningkatkan nilai tambah perusahaan

Ada nilai tambah (value added) sehingga bisa menjadi pendongkrak

pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.

3. Terdapat unsur efisiensi dan efektivitas dalam satu inovasi

Tanpa faktor efisiensi dan efektivitas, sebuah inovasi, tidak akan

mempunyai arti atau dampak yang berarti bagi kemajuan

perusahaan.

4. Inovasi harus sejalan dengan visi dan misi

Inovasi harus bisa diinovasikan lagi sehingga terjadi inovasi yang

berkelanjutan (continuous improvement) hingga tumbuh menjadi

lebih baik dan lebih berkembang.

Hal tersebut juga diutarakan oleh R (L, 35 th) yang menjelaskan bahwa

untuk faktor pendukung dalam penyusunan SOP salah satunya itu ada faktor

anggaran, teknologi dan sdm dimana semua kegiatan yang berlangsung kan

pasti membutuhkan anggaran. Anggaran sendiri bisa jadi wadah untuk

menampung berbagai kepentingan publik yang diwujudkan melalui berbagai

kegiatan dan program dimana pada saat tertentu manfaatnya nanti juga

dirasakan oleh masyarakat.

Jadi menurut paparan teori dan penjelasan dari narasumber dapat

dikatakan bahwa faktor pendukung dalam hal proses penyusunan SOP di

DPMPTSP adalah faktor tekhnologi, faktor SDM dan faktor anggaran yang

mana semua faktor tersebut berpengaruh dalam proses penyusunan SOP, agar

SOP yang disusun menjadi SOP terapan dan diterapkan secara baik. faktor

Page 137: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

128

pendukung tersebut juga sangat berpengaruh dimana mempunyai peran

penting sebagai sukses atau tidak nya penyusunan SOP terutama SOP di

DPMPTSP kab blitar.

3. Faktor Penghambat

Faktor penghambat merupakan faktor yang mempengaruhi proses kerja

hingga mempengaruhi output yang mana nantinya diharapkan tidak sesuai

dengan apa yang sudah direncanakan. Biasanya hambatan yang terjadi dalam

suatu hubungan kerjasama antara lain masalah waktu pelaksanaan penyusunan

SOP yang masih terlampau lama, jarak antara Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu pintu dengan pihak ketiga dalam kerjasama

penyusunan SOP. berikut adalah faktor pengahambat dalam proses penyusunan

SOP di DPMPTSP kab blitar adalah:

1. Waktu Pelaksanaan Penyusunan SOP yang Masih Terlampau Lama

2. Jarak antara Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu dengan Pihak Ketiga dalam Kerjasama Penyusunan SOP

Dalam paparan diatas dapat dijelaskan bahwa faktor penghambat dalam

proses penyusunan SOP di DPMPTSP adalah waktu pelaksanaan penyusunan

SOP yang masih lama dikarenakan adanya miss communication antar pihak

DPMPTSP dengan pihak ketiga. Kondisi dilapangan menurut peneliti masi

kurang nya pihak DPMPTSP dalam melakukan komunikasi dengan pihak

ketiga sehingga seringkali data yang dimasukan atau diberikan oleh pihak

Page 138: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

129

DPMPTSP masih rancu atau tidak sesuai dengan SOP yang akan dibentuk

sehingga menyebabkan molornya waktu pengerjaan SOP.

Menurut (Effendy, 1986 : 5) komunikasi mengandung tujuan tertentu ada

yang di lakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media. Jadi

komunikasi dalam pengertian paradigmatis bersifat intensional (intentional),

mengandung tujuan karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Sejauh

mana kadar perencanaan itu, bergantung kepada pesan yang akan di

komunikasikan dan pada komunikan yang dijadikan sasaran.

Hal tersebut juga diutarakan oleh R (L, 35 th) yang menyatakan bahwa

untuk hambatan yang sering dihadapi yaitu dari pihak DPMPTSP dengan

pihak ketiga itu waktu yang mana salah satu pihak harus menunggu waktu

yang tepat agar dapat bertemu. Tapi selain itu ada hambatan yang lainnya

yaitu jumlah anggaran yang masih bisa dikatakan rendah jadi kadang terbentur

antara hasil yang diinginkan.

Dari paparan teori diatas dan narasumber adalah masih kurang nya

komunikasi terkait masalah penyusunan SOP dimana salah satu pihak masih

menunggu untuk melakukan komunikasi dengan pihak lain sehingga hal

tersebut sering menjadi faktor dalam lambatnya waktu pengerjaan proses

penyusunan SOP di DPMPTSP kab blitar. Selain itu akibat masih kurang

intens nya komunikasi kedua belah pihak seringkali salah satu pihak

mengambil spekulasi lebih awal dimana membuat data dari SOP itu menjadi

rancu.

Page 139: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

130

Selain permasalahan waktu pengerjaan SOP yang masih terlampau lambat,

jarak juga menjadi faktor yang mana dalam pengerjaan SOP menjadi kurang

maksimal dan efisien dimana hal tersebut dijelaskan oleh A (P, 37) yang

menyatakan bahwa untuk faktor penghambat menurut saya itu kalo dari segi

jarak sendiri mungkin dari pihak kita selaku DPMPTSP dan pihak ketiga

cukup sulit melakukan pertemuan se intens mungkin dikarenakan jarak

instansi dengan jarak pihak ketiga cukup jauh. Pihak DPMPTSP yang mana

selaku penyelenggara penyusunan SOP biasanya melakukan kerjhasa dengan

pihak ketiga agar penyusunan SOP lebih maksimal, akan tetapi pihak DPM-

PTSP tersebut tidak memperhitungkan jarak antara pihak DPMPTSP dengan

pihak ketiga yang mana membuat proses penyusunan SOP menjadi terhambat.

Dengan adanya jarak tersebut pihak DPMPTSP menjadi kesulitan untuk

memaparkan secara langsung apa saja hal-hal yang menyangkut dalam

penyusunan SOP kepada pihak ketiga selaku rekan kerjasama, jadi kedua

belah pihak disini sangat sulit untuk menentukan perteman dikarenakan jarak

atau urusan dari kedua belah pihak.

Page 140: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

131

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pihak DPMPTSP (Dinas Penanaman dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu)

sebagai pihak penyelenggara dalam proses penyusunan SOP sudah berjalan

dengan baik. Dalam penelitian terhadap proses penyusunan SOP di DPMPTSP

dapat ditarik kesimpulan, antara lain:

1. Dalam penyusunan SOP DPMPTSP di dukung dengan beberapa fasilitas

yang diberikan oleh pihak ketiga yang mana di dalam proses penyusunan

SOP telah diatur oleh peraturan yang disusun oleh pihak kabupaten atau

Bupati sebagai stakeholder dalam penyusunan SOP. Dalam proses

penyusunan SOP sendiri membutuhkan beberapa persiapan, diantaranya

adalah pembentukan tim dan kelengkapannya; pembekalan bagi anggota tim

dan penilaian kebutuhan SOP

2. Dalam melakukan penyusunan SOP yang dilaksanakan di DPMPTSP Kab

Blitar sudah berjalan dengan baik dalam hal proses penyusunan dimana

penyusunan sudah berjalan dengan efisien dan efektif. DPMPTSP Kab

Blitar selaku penyelenggra proses penyusunan sudah bekerja dengan

maksimal, serta kondisi dilapangan menunjukan bahwa sudah berjalanya

proses penyusunan SOP sesuai prosedur yang telah ditetapkan.

3. Hubungan kerjasama dengan pihak ketiga yang dilakukan oleh DPMPTSP

salah satunya yaitu dalam penyusunan SOP seperti melakukan beberapa

koordinasi dalam penyusunan serta melakukan koreksi berdasarkan teori-

Page 141: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

132

teori yang sudah ada untuk di praktekkan dalam melaksanakan kegiatan.

Dengan adanya kerjasama dengan pihak ketiga itu sendiri diharapkan

nantinya dapat menghadirkan inovasi baru dalam penyusunan SOP sehingga

dapat meningkatkan kualitas pelayanan.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan menghasilkan beberapa saran dari

peneliti, diantanya adalah :

1. Untuk masalah waktu diharapkan dari kedua belah pihak lebih

memperhatikan hal-hal yang bersangkutan dengan proses penyusunan

SOP, sebaiknya dari kedua pihak membuat time table yang mana

berfungsi sebagai pengingat dan pembuat deadline dalam suatu rencana,

sehingga dapat mencapai tujuan bersama.

2. Agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar meskipun dengan jarak

tempuh yang jauh, penulis menyarankan untuk membuat group

percakapan antara pihak DPMPTSP dengan pihak ketiga sehingga

didalamnya dapat saling menjaga komunikasi dengan rekan kerja dan

dapat meminimalisir misscommunication dikarenakan jarak tempuh

yang jauh antara DPMPTSP dengan pihak ketiga.

3. Sebaiknya dalam proses penyusunan mengadakan pertemuan di tempat

atau lokasi yang sudah disepakati dan juga menarik, agar dapat tercipta

kesinergisan dalam proses penyusunan SOP.

Page 142: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

134

DAFTAR PUSTAKA

Ancok, Djamaludin. 2012. Psikologi Kepemimpinan dan Inovasi. Jakarta : Erlangga

Anonim. Tahun 2017 dalam http://news.liputan6.com/read/2847414/ombudsman-

warga-jakarta-terbanyak-mengadu-soal-layanan-publik diakses pada tanggal

13 Juni 2017 pukul 11.00 WIB

Atmoko, Tjipto. 2012. Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah. Skripsi Unpad. Jakarta

Dwijowijoto, Riant Nugroho. 2003. Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi Dan

Evaluasi. Jakarta: Elex Media Komputindo

Gandapurnama, Baban. 2016 dalam detiknews.com

http://news.detik.com/berita/3236931/wapres-jk-ingatkan-masyarakat-soal-

pentingnya-inovasi-dan-semangat-kerja diakses pada tanggal 13 Juni 2017

pukul 11.30 WIB

Grindle, M.S., 1997. Getting Good Government: Capacity Building in the Public

Sector of Developing Countries (Havard Study in International

Development). Cambridge, MA: Havard Kennedy School.

Hartatik, Indah Puji. 2014. Buku Praktis Mengembangkan SDM. Jogjakarta. Laksana.

Insani, Istyadi. 2010. Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia Daerah

Dalam Rangka Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan

Keuangan Daerah.

Inu Kencana, Syafiie, dkk. (1999). Ilmu Administrasi Publik. Jakarta : Rineka Cipta

Kabupaten Blitar. Dalam www.blitarkab.go.id. Diakses Pada 10 Maret 2017

Laksmi, Fuad dan Budiantoro. 2008. Manajemen Perkantoran Modern.

Jakarta: Penerbit Pernaka.

Miles, Metthew B, A. Michael Huberman and Johny Saldana. 2014. Analisis Data

Kualitatif. Arizona: SAGE Publication. Inc

Moeloeng, L.J., 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Page 143: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

135

Moekijat. 2008. Adminitrasi Perkantoran. Bandung: Mandar Maju.

Moenir, AS. (1995). Manajemen pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta :

Bumi Aksara.

Muluk, Khuirul. 2008. Knowledge Management: Kunci Sukses Inovasi Pemerintah

Daerah. Malang: Bayumedia.

PERMENPANRAB No. 21 Tahun2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar

Operasional Prosedur

Perpres 97 tahun 2014 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

PP 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah.

Riadi, Muchlisin. 2012. Pengertian, Tujuan, dan Manfaat SOP. dalam

http://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-tujuan-fungsi-dan

manfaat-sop.html diakses pada 13 Maret 2017 pukul 07.00 WIB

Sailendra, Annie. 2015. Langkah-Langkah Praktis Membuat SOP. Cetakan Pertama.

Trans Idea Publishing, Yogyakarta.

Sangkala. 2014. Innovative Governance Konsep dan aplikasi. Surabaya:

Capiya Publishing

Satyagraha. 2017. Dalam antaranews.com

http://www.antaranews.com/berita/619751/menkeu-harapkan-smi-lakukan-

inovasi-pembiayaan-infrastruktur diakses pada 13 Juni 2017 pukul 12.00 WIB

Sjamsuddin, S., 2006. Dasar-dasar dan Teori Administrasi Publik. Malang: Sofa

Mandiri dan Indonesia Print Malang.

Sudarto, A. 1999. Analisis Kinerja. Surabaya: Diklat Provinsi Dati 1 Surabaya

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Suwarno, Yogi. 2008. Inovasi Sektor Publik. Jakarta: STIA-LAN Press

Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Page 144: INOVASI DALAM PROSES PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURrepository.ub.ac.id/6545/1/Amanda Rachma Debyasari.pdf · iii RINGKASAN Inovasi Amanda Rachma Debyasari, 2017, Dalam Proses

136

Undang-Undang No 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Undang-Undang No 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Undang-Undang No 34 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.