INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHAT Masyarakat Sehat yang...PERILAKU HIDUP BERSIH DAN...
Transcript of INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHAT Masyarakat Sehat yang...PERILAKU HIDUP BERSIH DAN...
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
0
INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHAT
Tatanan : 8 Kehidupan Masyarakat Yang Sehat
dan Mandiri
TAHUN 2016
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
1
Tabel. Indikator Khusus Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Sehat Yang Mandiri
NO TATANAN
SCORE NILAI NARASI
INDIKATOR KHUSUS
8. Kehidupan Masyarakat Sehat
Yang Mandiri (3.800)
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT (PHBS)
1 Adanya gerakan olah raga rutin
di masyarakat/perkantoran, dll
100
Kegiatan olahraga telah rutin
dilaksanakan satu minggu sekali
biasanya pada hari jum’at baik di lingkungan masyarakat, sekolah,
lembaga pemerintah maupun
swasta. Termasuk kegiatan sepeda
sehat dan senam juga
dilaksanakan.
a. Ada 100
b. Ada dan tidak rutin 50
c. Tidak ada 0
2 Menurunnya kasus
penggunaan NAPZA
0
Menurut data dari Kepolisian,
kasus penggunaan NAPZA pada tahun 2015 sejumlah 52 kasus,
meningkat dari tahun 2014 yang
berjumlah 35 kasus (meningkat 17
kasus). Menurut data BNN jumlah
penyalah guna NAPZA tahun 2015 ada 352 orang. (Data Terlampir)
a. Menurun 100
b. Sama dengan tahun
sebelumnya
50
c. Meningkat 0
3 Adanya kelompok/ organisasi masyarakat dlm program
penanggulangan NAPZA dan
HIV/AIDS
100
Dalam rangka mencegah dan menanggulangi Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif
(NAPZA) pada masyarakat di
Kabupaten Trenggalek atas
kerjasama jajaran Kepolisian,
BNN, Badan Kesejahteraan Bangsa Politik dan Perlindungan
Masyarakat, Majelis Ulama, Tokoh
Masyarakat dan jajaran
kesehatan. Realisasi kegiatannya
meliputi : Operasi narkoba / miras
secara periodik, pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat
dan anak sekolah serta pembinaan
kepada kelompok potensial
lainnya.
Kelompok atau organisasi masyarakat penanggulangan yang
telah terbentuk untuk turut serta
dalam membantu pemerintah
Kabupaten Trenggalek dan BNN
untuk menanggulangi NAPZA dan
HIV AIDS adalah Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten
Trenggalek dan Forum Komunikasi
Anak Trenggalek (FOKAT). Dasar
Pembentukan : 1) Keputusan
Bupati No : 188.45/ 920/ 406.004/ 2012 tentang
pembentukan Komisi
Penanggulangan AIDS, 2)
Keputusan Bupati Trenggalek No:
188.45/293/406.004/2012
tanggal 2 Maret 2012 tentang Forum Komunikasi Anak
Trenggalek. (Data Terlampir).
a. Ada, dan meningkat 100
b. Ada dan tetap 50
c. Tidak ada 0
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
2
NO TATANAN SCORE NILAI NARASI
PROGRAM ANTI TEMBAKAU
4 Adanya kepatuhan masyarakat
untuk tidak merokok di tempat
umum
50
1) Telah ditetapkan kawasan dan
lingkungan bebas merokok di
tempat umum seperti Rumah
Sakit, Terminal, Kantor Dinas
Instansi, Kantor Kecamatan, Forum Kabupaten, Kecamatan,
Desa/Kelurahan Sehat dan di
lingkungan sekolah. 2) Adanya
gerakan anti merokok alkohol dan
narkotika di masyarakat, 3)
Adanya himbauan berhenti merokok dari menteri kesehatan
Republik Indonesia No:
PM/Menkes/336b/VII/2013 pada
Tanggal 16 Juli 2013, tentang
akibat merokok yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan. (Data Terlampir)
a. Tidak ada 100
b. Masih adanya masyarakat
yang merokok di tempat umum
50
c. Ada dan tetap 0
5 Adanya gerakan anti merokok
oleh pemerintah dan
masyarakat
100
Gerakan anti merokok dilakukan
oleh Dinkes beserta jajarannya,
serta Adanya gerakan anti
merokok, alkohol dan narkotika di masyarakat dan Adanya himbauan
berhenti merokok dari menteri
kesehatan Republik Indonesia No:
PM/Menkes/336b/VII/2013 pada
Tanggal 16 Juli 2013, tentang
akibat merokok yang dapat menimbulkan gangguan
Kesehatan. Telah ditetapkan Perda
No. 7 Tahun 2016 Tentang
Kawasan Bebas Rokok.
a. Ada dan meningkat 100
b. Ada dan tetap 50
c. Tidak ada 0
TEMPAT-TEMPAT UMUM
6 Adanya fasilitas untuk orang
cacat di tempat umum
100
Fasilitas bagi penderita cacat di
tempat umum telah disediakan
khususnya di Rumah Sakit, Puskesmas, Sekolah Inklusi,
Terminal, Pasar, Perkantoran
maupun Panti Jompo, baik berupa
kursi roda, tongkat, alat bantu
kaki, tangan maupun lainnya. Forum Trenggalek Sehat telah
merekomendasikan penambahan
fasilitas umum untuk orang cacat
terutama di tempat-tempat
pelayanan publik, alun alun,
sekolah inklusi dll. Pemberian fasilitas untuk orang cacat selama
ini selain pembiayaan dari APBD
juga dibiayai oleh CSR dan
Yayasan Srikandi Peduli.
a. Ada di semua tempat 100
b. Ada di beberapa tempat 50
c. Tidak ada 0
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
3
NO TATANAN SCORE NILAI NARASI
PENYEDIAAN AIR BERSIH
7 Cakupan pelayanan air bersih
50
Cakupan pelayanan air bersih di
Kabupaten Trenggalek tahun 2014
adalah 53,45 %, sedangkan Tahun
2015 meningkat menjadi 56,52 %.
Presentase penduduk yang memiliki akses terhadap air bersih
di Kabupaten Trenggalek tahun
2015 adalah 99 %. Pada dasarnya
kebutuhan air bersih penduduk
Kabupaten Trenggalek sebagian
besar masih mengandalkan air bawah tanah melalui sumur. (Data
Terlampir)
a. Diatas target nasional 100
b. Sama dengan target nasional 50
c. Dibawah target nasional 0
8 Adanya pemeriksaan rutin
kualitas air bersih oleh
pemerintah
100
Pemeriksaan rutin terhadap
kualitas air bersih (uji
bakteriologis) dilaksanakan oleh
Dinas Kesehatan. Inspeksi sanitasi sarana air bersih dilaksanakan
secara rutin setaiap tahun oleh
Petugas Sanitasi Puskesmas dan
LABKESDA.
a. Ada secara rutin 100
b. Ada dan tidak rutin 50
c. Tidak ada 0
9 Meningkatnya kualitas air bersih
100
Dari hasil pemeriksaan di Labkesda Kab.Trenggalek selama 2
(dua) tahun terakhir untuk uji
bakteriologis hasilnya pada tahun
2014 sebesar 70,25 % dan tahun
2015 sebesar 71,54 % (diatas target nasional yaitu 62,3%). (Data
Terlampir). Dari data tersebut
menunjukkan adanya peningkatan
kualitas air bersih di Kabupaten
Trenggalek. Forum Trenggalek
Sehat terus mendorong upaya Pemda untuk meningkatkan
kualitas air bersih sebagai pentuk
pelayanan dasar kepada
masyarakat.
a. Diatas target nasional 100
b. Sama dengan target Nasional 50
c. Dibawah target nasional 0
10 Kesadaran masyarakat untuk
memeriksakan airnya ke
laboratorium
50
Kesadaran masyarakat untuk
memeriksakan airnya ke
laboratorium secara mandiri semakin meningkat, pada tahun
2013 sebanyak 440 orang, pada
2014 meningkat menjadi 445
orang, dan pada tahun 2015
kembali meningkat menjadi 452
orang. (Data Terlampir). Untuk Depo Air Minum Isi Ulang telah
membentuk Asosiasi Pemilik DAM
dan pemeriksaan sampel airnya
telah dilaksanakan secara rutin
dan mandiri.
a. Semua memeriksakan 100
b. Sebagian memeriksakan 50
c. Tidak ada 0
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
4
NO TATANAN SCORE NILAI NARASI
11 Jasa boga, restoran/rumah
makan dan TPM memiliki laik
sehat
100
Dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan Petugas Sanitasi
Puskesmas bahwa jasa boga, restoran/RM dan TPM yang laik
sehat pada tahun 2014 sebesar
61,7% sedangkan untuk tahun
2015 sebesar 59,4%. (Data
Terlampir)
a. 50 % laik sehat 100
b. <50% laik sehat 50
c. Tidak ada 0
PERMUKIMAN, PERUMAHAN DAN
BANGUNAN SEHAT
12 Adanya program pemerintah
tentang perbaikan rumah
sehat/bedah rumah
100
Program renovasi Rumah Tidak
Layak Huni (RTLH), perbaikan
rumah sehat atau bedah rumah di
Kabupaten Trenggalek di fasilitasi oleh Dinas PU Perkimsih dan
Bappemas dan Pemdes.
Sasarannya adalah rumah
penduduk yang tidak layak huni
milik warga masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Bantuan bersifat stimulan dengan
tujuan merangsang swadaya dan
partisipasi masyarakat. Sehingga
nilai-nilai kebersamaan
masyarakat, dan partisipasi bisa terwujud.
a. Ada dan meningkat 100
b. Ada dan tetap 50
c. Tidak ada 0
KESEHATAN KELUARGA DAN REPRODUKSI KB
13 Meningkatnya cakupan penggunaan pelayanan
kesehatan
0
Cakupan kunjungan masyarakat di puskesmas dan rumah sakit
mengalami peningkatan
(kunjungan rawat inap, rawat
jalan dan kunjungan gangguan
jiwa) tahun 2013 sebanyak 450.211, tahun 2014 kembali
meningkat menjadi 586.234
orang, Sedangkan pada tahun
2015 menurun menjadi 397.341
orang (47,9% rawat jalan dan 7,6%
rawat inap) (Data Terlampir)
a. Meningkat 100
b. Sama dengan tahun sebelumnya
50
c. Menurun 0
14 Tersedianya fasilitas pelayanan
konseling remaja
100
Semua puskesmas (22 Puskesmas)
di Kabupaten Trenggalek telah tersedia fasilitas pelayanan
konseling remaja, yang tenaganya
bidan/perawat puskesmas yang
sudah terlatih. Selain di
Puskesmas pelayanan konseling remaja juga ada di Sekolah dan
BNN Kabupaten Trenggalek.
Fasilitas tersebut dapat
dimanfaatkan oleh para remaja
dalam menghadapi permasalahan
dibidang kesehatan.
a. Ada dan meningkat 100
b. Ada dan tetap 50
c. Tidak ada 0
15 Adanya pemeriksaan kesehatan secara rutin pada anak sekolah
100
Pemeriksaan terhadap kesehatan anak sekolah dilakukan secara
rutin oleh puskesmas dimana
kunjungan dalam setahun
sebanyak 2 (dua) kali. Kegiatannya
meliputi skrening pada siswa baru
a. Ada dan rutin 100
b. Ada dan tidak rutin 50
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
5
NO TATANAN SCORE NILAI NARASI
c. Tidakada 0 dan pemeriksaan secara periodik
melalui program UKS. Pelayanan
kesehatan pada kelompok anak usia sekolah dilakukan dengan
deteksi dini terhadap tumbuh
kembang anak.
16 Meningkatnya Program UKS
100
Pada tahun 2015 Jumlah sarana
pendidikan/sekolah di Kabupaten
Trenggalek adalah 709. Seluruh
sekolah di Kabupaten Trenggalek
telah melaksanakan Program UKS (100%), kegiatan pembinaan
dilaksanakan oleh Petugas
Puskesmas. Sudah ada MoU
antara Sekolah dan Puskesmas
untuk meningkatkan pelaksanaan Program UKS. Pembinaan Gugus
dan UKS SD/MI oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan,
tahun 2015 telah dilaksanakan
dengan kegiatan pembinaan gugus
UKS SD sejumlah 100 guru. (Data Terlampir)
a. 100 % sekolah 100
b. > 50 % 50
c. < 50% 0
17 Meningkatnya dokter kecil
100
Fungsi dokter kecil adalah
membantu peran UKS. Puskemas
se Kabupaten Trenggalek telah
melakukan pembinaan dokter
kecil. Jumlah dokter kecil di Kabupaten Trenggalek tahun
2013 jumlahnya 1.112, tahun
2014 jumlahnya meningkat
menjadi 1.251, dan tahun 2015
kembali meningkat menjadi 1.263
(Data Terlampir)
a. Meningkat 100
b. Sama dengan tahun
sebelumnya
50
c. Menurun 0
18 Pertolongan persalinan oleh
tenaga terlatih
100
Prosentase pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan di
Kabupaten Trenggalek tahun 2015
sebesar 93,05%. Penyebabnya
adalah proporsi persalinan dari masing-masing wilayah tetap,
sedangkan target meningkat dan
semua persalinan sudah ke tenaga
kesehatan dengan jumlah 9.061
persalinan di Kabupaten Trenggalek. Seluruh persalinan
sudah ditangani tenaga kesehatan
terlatih. (Data Terlampir)
a.Ya, 100 % 100
b. 75%-100% 75
c. <75% 50
d. Tidak ada 0
PEMBINAAN KESEHATAN JIWA
MASYARAKAT DAN POLA ASUH
ANAK
19 Tersedianya pelayanan
kesehatan jiwa di puskesmas
100
Pelayanan kesehatan jiwa
dilaksanakan pada semua
puskesmas di Kabupaten Trenggalek yaitu 22 puskesmas,
meskipun di Kabupaten
Trenggalek belum ada Dokter
Spesialis Kejiwaan.
a. Ada dan meningkat dari
tahun sebelumnya
100
b. Ada dan tetap dari tahun
sebelumnya
50
c. Tidak ada 0
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
6
NO TATANAN SCORE NILAI NARASI
20 Pelayanan klinik sanitasi yang
berfungsi
100
Pelayanan klinik sanitasi di
Kabupaten Trenggalek telah
dilaksanakan oleh Petugas Sanitasi di seluruh puskesmas (22
puskesmas), kegiatannya meliputi
di dalam gedung dan di luar
gedung meliputi penyuluhan,
konsultasi kesehatan terutama
menyangkut penyakit berbasis lingkungan, pemeriksaan kualitas
lingkungan perumahan dan
penyediaan sarana sanitasi.
Kegiatan dalam klinik sanitasi
lebih mengarah pada upaya pencegahan (preventif). Untuk
pelayanan Klinik Sanitasi di
Kabupaten Trenggalek wajib
dilaksanakan oleh semua
Puskesmas sesuai dengan Surat
Edaran Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek mengenai
Pelaksanaan Klinik Sanitasi
Puskesmas.
a. 75%-100% dari jumlah
puskesmas
100
b. 50%-<75% dari puskesmas 50
c. <50 % dari jumlah
puskesmas
0
PROGRAM ANTI TEMBAKAU
21 Adanya gerakan anti rokok,
alkohol dan narkotik oleh masyarakat
50
Gerakan anti rokok, alkohol dan
narkotik di masyarakat telah rutin dilaksanakan sosialisasi melalui
sekolah-sekolah pada tahun
ajaran baru, pemasangan baliho –
baliho pada tempat strategis
mengenai dampak rokok, alkohol dan narkotika. Selain itu juga
dilakukan pembinaan mental oleh
masyarakat melalui kegiatan –
kegiatan kegamaan di desa /
kelurahan, khususnya kepada
kelompok remaja, karena remaja sangat rentan mengalami masalah
psikososial, yaitu masalah psikis
atau kejiwaan yang timbul sebagai
akibat terjadinya perubahan
sosial. Program dan Kegiatan yang telah dilaksanakan di Kabupaten
Trenggalek adalah : 1) Sosialisasi
tentang bahaya merokok, alkohol
dan narkoba, 2) Razia Minuman
Keras, 3) Pemberantasan PEKAT
(Penyakit Masyarakat), 4) Program Pencegahan, Pemberantasan,
Penyalahgunaan dan Peredaran
Gelap Narkotika (P4GN); dan
Lomba Kampung Bersih Narkoba.
a. Ada dan meningkat dari tahun sebelumnya
100
b. Ada dan tetap dari tahun
sebelumnya
50
c. Tidakada 0
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
7
NO TATANAN SCORE NILAI NARASI
22 Adanya pelayanan khusus
penanggulangan narkoba oleh
pemerintah
100
Pelayanan khusus
penanggulangan narkoba oleh
Pemerintah Kab. Trenggalek dengan merujuk penderita ke
daerah yang lain yang mempunyai
pelayanan untuk penderita
narkoba. Penanggulangan Narkoba
di Kabupaten Trenggalek ditangani
oleh Badan Narkotika Nasional (BNN). Dukungan terhadap
Program Pemberantasan
Penggunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba (P4GN)
diimplementasikan ke kegiatan di SKPD seperti : Dinas Nakertranos,
BP3AKB, Dinas Kesehatan, Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan,
Kantor Kesbangpol, Bag. Hukum
Setda dan Satpol PP. Upaya-upaya
pelayanan khusus lainnya dalam rangka penanggulangan narkoba,
telah dilakukan dalam beberapa
tahun terakhir seperti Sosialisasi
bahaya Narkoba kepada para
siswa baru pada saat Masa Orientasi Sekolah (MOS), dan Tes
Urine kepada seluruh pegawai PNS
di Kabupaten Trenggalek.
a. Ada dan meningkat dari
tahun sebelumnya
100
b. Ada dan tetap dari tahun
sebelumnya
50
c. Tidakada 0
23 Menurunnya kasus
penggunaan narkoba
0
Menurut data dari Kepolisian,
kasus penggunaan Narkoba pada
tahun 2015 sejumlah 52 kasus,
meningkat dari tahun 2014 yang
berjumlah 35 kasus (meningkat 17 kasus). Menurut data BNN jumlah
penyalah guna Narkoba tahun
2015 ada 352 orang. (Data
Terlampir)
a. Menurun ……kasus/th 100
b. Sama dengan tahun sebelumnya
50
c. Meningkat ……kasus/th 0
IMUNISASI
24 Meningkatnya cakupan
imunisasi
100
Desa yang mencapai UCI di
Kabupaten Trenggalek selalu
meningkat, tahun 2012 adalah 67,52 % (106 desa UCI), tahun
2013 sebanyak 91,08 % (143 Desa
UCI), Tahun 2014 sedikit turun
menjadi 87,30 % (137 Desa UCI),
dan pada Tahun 2015 kembali
turun menjadi 72,61 % (114 Desa UCI). Penurunan ini akibat
perubahan faktor penetuan Desa
UCI dari 80% menjadi 90 % bayi
mendapatkan imunisasi dasar
lengkap. (Data Terlampir)
a. Meningkat …….% 100
b. Sama dengan tahun
sebelumnya
50
c. Menurun 3,82 % 0
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
8
NO TATANAN SCORE NILAI NARASI
PELAYANAN PENGOBATAN DAN
PERAWATAN
25 Berfungsinya posyandu aktif
100
Jumlah posyandu di Kabupaten
Trenggalek Tahun 2015 sebanyak
854 posyandu, dengan jumlah
Posyandu Madya sebanyak 210
Posyandu (24,59%), Posyandu Purnama sebanyak 556 posyandu
(65,11%) dan Posyandu Mandiri
sebanyak 88 Posyandu (10,30%).
Posyandu Aktif sejumlah 644
(75,41%). (Data Terlampir)
a. Berfungsi> 50 % 100
b. Berfungsi 30% - 50% 50
c. Berfungsi< 30 % 0
26 Cakupan kunjungan ke puskesmas/ saryankes
0
Cakupan Kunjungan masyarakat di puskesmas / saryankes
mengalami penurunan (kunjungan
rawat inap dan rawat jalan tahun
2014 sebanyak 392.183 pasien,
sedangkan pada tahun 2015
sebanyak 382.563 pasien ( turun 2%). (Data Terlampir)
a. Meningkat 54,85 % 100
b. Sama dengan tahun
sebelumnya
50
c. Menurun ………% 0
PEMBERANTASAN MALARIA DAN
DBD
27 Adanya gerakan PSN di sekolah, Rumah Tangga, TTU
100
Di Kabupaten Trenggalek telah dilaksanakan Gerakan
Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) dan Pemeriksaan Jentik
Berkala (PJB) di sekolah, rumah
tangga dan tempat – tempat umum
atas kerjasama Dinas Kesehatan beserta jajarannya, Tim Penggerak
PKK Kabupaten dan Forum
Kabupaten Sehat Kabupaten
Trenggalek. Juru Pemantau Jentik
(Jumantik) di desa / kelurahan. Sampai tahun 2014 hampir 85%
desa / kelurahan telah
melaksanakan kegiatan PSN – PJB
dan 90% sekolah telah
melaksanakan kegiatan tersebut
secara rutin. Untuk meningkatkan Gerakan PSN oleh masyarakat
telah dilaksanakan lomba PSN
DBD dan PHBS baik untuk
Sekolah Dasar dan
Desa/Kelurahan. Kegiatan tersebut diprakarsai oleh Dinas
Kesehatan KabupatenTrenggalek
dengan melibatkan lintas sektor
terkait. Gerakan PSN di sekolah,
Rumah Tangga dan TTU semakin
meningkat dari tahun ke tahun.
a. Ada dan meningkat dari
tahun sebelumnya
100
b. Ada dan tetap dari tahun
sebelumnya
50
c. Tidak ada 0
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
9
NO TATANAN SCORE NILAI NARASI
28 Bebas jentik aedes di sekolah,
Rumah Tangga dan TTU
0
Berdasarkan hasil pemeriksaan /
pembinaan institusi terutama di
sarana kesehatan, sekolah dan TTU tidak ditemukan jentik
nyamuk selama 2 tahun terakhir
a. Bebas jentik selama 2 tahun
terakhir
100
b. Bebas jentik hanya 1 tahun
terakhir
50
c. Masih ditemukan 0
PENCEGAHAN PENYAKIT
DEGENARATIVE
29 Adanya gerakan kelompok/
masyarakat dalam pencegahan
penyakit degenerative/ PTM
100
Di Kabupaten Trenggalek gerakan
masyarakat dalam pencegahan
penyakit degeneratif / PTM (Penyakit Tidak Menular) berupa
kegiatan di posyandu lansia dan
Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu
PTM). Gerakan kelompok/
masyarakat dalam pencegahan
penyakit degenerative/ PTM dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Penyakit Tidak
Menular merupakan Penyebab
60% Kesakitan & 73% Kematian.
Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian PTM di Kabupaten
Trenggalek masih belum merata.
Di Kabupaten Trenggalek telah
dibentuk Posbindu (Pos
Pembinaan Terpadu) di Kecamatan
Gandusari dengan Sasaran aktif usia > 55 tahun. Posbindu
merupakan program pencegahan
dan pengendalian faktor resiko
PTM berbasis peran serta
masyarakat dengan sasaran usia ≥ 18 tahun. Kegiatannya sama
dengan posyandu lansia ditambah
satu kegiatan yaitu pemeriksaan
rutin laboratorium bagi anggota
resiko tinggi PTM. Jumlah
Posbindu di Kabupaten Trenggalek terus meningkat dan bertambah.
(Data Terlampir)
a. Ada dan meningkat dari
tahun sebelumnya
100
b. Ada dan tetap dari tahun
sebelumnya
50
c. Tidak ada 0
30 Adanya informasi resiko dan
upaya pencegahan PTM
100
Informasi resiko dan upaya
pencegahan penyakit degeneratif /
PTM dapat diperoleh masyarakat
di Puskesmas atau Posyandu
lansia yang telah terbentuk di masyarakat.
a. Ada dan meningkat dari
tahun sebelumnya
100
b. Ada dan tetap dari tahun
sebelumnya
50
c. Tidak ada 0
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
10
NO TATANAN SCORE NILAI NARASI
GIZI
31 Adanya kelompok masyarakat dalam penanggulangan
masalah gizi
100
Penanggulangan masalah gizi oleh masyarakat di Kabupaten
Trenggalek dilaksanakan melalui
beberapa kegiatan seperti :
GEMARIKAN (Gerakan
Mamasyarakatkan makan Ikan), Pelaksanaan Program Kelas ASI
(Tahun 2013 : 1 kelas, 2014 : 16
kelas), Kelompok Masyarakat
Peduli ASI, dan 2. Pelaksanaan
program kelas gizi (2013 : 1 Kelas,
2014 : 27 kelas), penggunaan dana jimpitan desa / kelurahan untuk
pemberian makanan tambahan
bagi balita dari keluarga kurang
mampu, gerakan pemanfaatan
lahan pekarangan rumah untuk
tanaman pangan. Bahwa dalam rangka penggerakan ASI Eksklusif
telah dibentuk Peraturan Daerah
Nomor 20 Tahun 2013 tentang
Pemberian ASI Eksklusif. (Data
Terlampir). Pada Tahun 2015 ini juga telah diluncurkan Program
Inovasi GERBANG ANGKASA BIRU
(Gerakan Perbaikan Gizi dan
Akselerasi Pencegahan Kesakitan
dan Kematian Ibu dan Bayi)
a. Ada dan meningkat dari
tahun sebelumnya
100
b. Ada dan tetap dari tahun
sebelumnya
50
c. Tidak ada 0
32 Meningkatnya KEP pada ibu hamil
100
Penemuan kasus Kekurangan Energi Protein (KEP) pada ibu
hamil di Kabupaten Trenggalek
mengalami Penurunan, tahun
2012 sebanyak 1.142 kasus,
tahun 2013 sebanyak 892 kasus
(9,14%), tahun 2014 1.392 Kasus, dan tahun 2015 menurun menjadi
1.215 kasus. (Data Terlampir).
Ibu hamil diketahui menderita
KEP dilihat dari pengukuran LILA,
adapun ambang batas LILA WUS (ibu hamil) dengan resiko KEP
adalah 23,5 cm. Dengan
penemuan kasus KEP pada ibu
hamil sedini mungkin dapat
menurunkan resiko melahirkan
berat bayi lahir rendah (BBLR).
a. Menurun 100
b. Sama dengan tahun
sebelumnya
50
c. Meningkat 0
33 Adanya penderita kretin baru
100
Sudah dilaksanakan pemeriksaan SHK (Screening) untuk
mengetahui penderita kretin baru.
Berdasarkan hasil dari monitoring
garam yodium tahun 2015 sebesar
95,21% dikategorikan cukup.
a. Menurun 100
b. Sama dengan tahun
sebelumnya
50
c. Meningkat 0
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
11
NO TATANAN SCORE NILAI NARASI
34 Adanya ibu hamil yang anemia
dan kekurangan yodium
100
Faktor yang mempengaruhi
terjadinya anemia pada ibu hamil
adalah kekurangan gizi, kekurangan zat besi, malabsorbsi,
kehilangan banyak darah atau
karena penyakit kronis. Jumlah
kasus anemia pada ibu hamil
tahun 2013 adalah 7,88% (851
bumil), pada tahun 2014 sebesar 8,28% (888 bumil), sedangkan
tahun 2015 menurun menjadi
7,94% (875 bumil) Pemberian
tablet Fe untuk mencegah
terjadinya anemia besi pada bumil. Ibu hamil di Kabupaten Trenggalek
tahun 2014 yang mendapatkan
tablet Fe1 sejumlah 95,4% dan
Fe3 sejumlah 83,7%; tahun 2015
yang mendapatkan tablet Fe1
sejumlah 104,6% dan Fe3 sejumlah 90,4%. Sedangkan untuk
data kekurangan yodium
dibutuhkan pemeriksaan khusus,
sementara ini data belum tersedia.
a. Menurun 100
b. Sama dengan tahun
sebelumnya
50
c. Meningkat 0
35 Menurunnya masyarakat
kekurangan vitamin A.
100
Setiap Bulan Februari dan
Agustus setiap tahunnya
dilakukan gerakan pemberian
Vitamin A di Posyandu dan Anak
Pra Sekolah. Cakupan pemberian kapsul Vitamin A pada bayi pada
tahun 2014 adalah 98% dan tahun
2015 adalah 99,32%; pada balita
pada tahun 2014 adalah 97,48%
dan tahun 2015 adalah 98,52%.
Sehingga masyarakat kekurangan vitamin A terus menurun.
a. Menurun 100
b. Sama dengan tahun
sebelumnya
50
c. Meningkat 0
36 Menurunnya berat bayi lahir
rendah (BBLR)
100
Di Kabupaten Trenggalek jumlah
BBLR mengalami penurunan. Pada
tahun 2015 sejumlah 324 bayi
menurun dari tahun 2014 yang
sejumlah 338 bayi.
a. Menurun 100
b. Sama dengan tahun
sebelumnya
50
c. Meningkat 0
37 Meningkatnya keluarga sadar
gizi
100
Prosentase Keluarga Sadar Gizi di
Kabupaten Trenggalek meningkat
dari tahun 2014 sebesar 34,8 %
dan tahun 2015 menjadi 53,7 %. (Data Terlampir)
a. Meningkat 100
b. Sama dengan tahun
sebelumnya
50
c. Menurun 0
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
12
NO TATANAN SCORE NILAI NARASI
PELAYANAN KESEHATAN
MASYARAKAT BAGI MASYARAKAT
MISKIN
38 Jumlah puskesmas yang
memberikan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin
100
Seluruh puskesmas melayanai
masyarakat miskin di Kabupaten Trenggalek Kabupaten Trenggalek
(22 puskesmas). Dalam rangka
meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat, serta melindungi dan
memberikan pelayanan kesehatan
bagi masayarakat miskin/tidak mampu di Kabupaten Trenggalek
diberikan bantuan pelayanan
kesehatan yang diatur dengan
Peraturan Bupati Trenggalek
Nomor 81 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pemberian Bantuan
Pelayanan Kesehatan Pasien
Miskin/Tidak Mampu di
Kabupaten Trenggalek. (Data
Terlampir)
a. 80%-100% 100
b. 50%-<80% 50
c. < 50% 0
TOTAL NILAI 3.100
NILAI MAKSIMUM 3.800
NILAI AKHIR 81,58%
Skor Penilaian Minimal :
Padapa 65%
Wiwerda 75%
Wistara 80%
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
13
Catatan/Komentar Tim Penilai : Usulan Wistara; total nilai verifikasi lapangan = 34.200 Nilai minimal untuk Wist ara (33.250 (80%)
Dengan demikian kota x dapat diusulk an untuk memperoleh Swastisaba dengan ka Trenggalek, 2016
TIM VERIFIKASI :
NO Nama
Instansi Tandatangan
1.
…………………………….. ……………………. ……………………
2.
……………………………… ……………………. ……………………
3.
…………………………….. ……………………. ……………………
4.
…………………………….. ……………………. ……………………
5.
……………………………… ……………………. ……………………
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
14
PEMBAHASAN INDIKATOR KHUSUS TATANAN 8 KAWASAN KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
1. Adanya gerakan olah raga rutin di masyarakat/ perkantoran, dll
Olahraga rutin sudah menjadi sebuah kebutuhan sebagai pola hidup
sehat bagi masyarakat baik perkotaan maupun pedesaan di Kabupaten
Trenggalek, hal tersebut dapat dilihat seperti adanya senam pagi, jalan sehat,
fitnes, futsal, volly, sepak bola, sepeda santai yang juga sering digelar untuk
masyarakat oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek melalui berbagai
kemasan kegiatan SKPD. Di perkantoran dilaksanakan rutin setiap hari
Jum’at.
Budaya berolahraga juga telah dilaksanakan masyarakat di
Kabupaten Trenggalek. Adapun kegiatan olahraga yang dilaksanakan adalah
senam lansia yang dilaksanakan hampir 70% posyandu lansia di Kabupaten
Trenggalek, senam aerobik, senam pernafasan yang jumlahnya mencapai 61
kelompok, sepeda santai dengan anggota lebih dari 500 orang. Selain itu di
Kabupaten Trenggalek juga terdapat cabang olahraga prestasi meliputi :
Sepak bola, basket, tenis meja, bola voly, sepak takraw, pencak silat, karate,
yudo, maupun cabang olah raga lainnya. Prestasinya sebagian besar ada
pelajar, dan pemuda yang populasi kejuaraan 80% pemuda dan pelajar
mengikuti olahraga tersebut. Selain itu di Kabupaten Trenggalek juga telah
terbnetuk FORMI (Federasi Olah Raga Rekreasi Masyarakat Indonesia).
Kegiatan Olahraga di Kabupaten Trenggalek
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
15
2. Menurunnya kasus penggunaan NAPZA
Upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Trengalek dalam
menekan lajunya penggunaan NAPZA dengan penguatan kelembagaan yang
konsentrasi memberikan advokasi dan pendampingan pada remaja seperti
adanya Komisi Penagggulangan AIDS Daerah Kabupaten Trenggalek dan
komunitas peduli lainnya yang pada prinsipnya akan berdampak pada
memperkecil ruang gerak penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Trenggalek.
Menurut data dari Kepolisian, kasus penggunaan NAPZA pada tahun
2015 sejumlah 52 kasus, meningkat dari tahun 2014 yang berjumlah 35
kasus (meningkat 17 kasus). Menurut data BNN jumlah penyalah guna
NAPZA tahun 2015 ada 352 orang. (Data Terlampir)
Upaya pengendalian NAPZA di Kabupaten Trengalek atas kerjasama
jajaran Kepolisian, BNN, Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Nakertnasos,
Kantor Kesejahteraan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat, Majelis
Ulama, Satpol PP dan Tokoh Masyarakat dan jajaran kesehatan. Realisasi
kegiatannya meliputi : Operasi narkoba / miras secara periodik, pembinaan
dan penyuluhan kepada masyarakat dan anak sekolah, pembinaan kepada
kelompok potensial lainnya.
Peran penting dan upaya Pemerintah Kabupaten Trengalek sangatlah
tepat dalam menangani penyalahgunaan NAPZA di masyarakat, dimana
kegiatan yang telah dilakukan berupa penyuluhan dan pendampingan,
kegiatan ber-PHBS di rumah tangga, pembinaan mental & fisik para remaja
melalui olahraga serta kegiatan keagamaan melalui pembinaan mental
melalui berbagai majelis pemuda, karang taruna dan majelis pengajian serta
kegiatan bermanfaat lainnya yang dapat menjadi kesibukan rutin.
Penyuluhan dan Sosialisasi Gerakan Anti Narkoba
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
16
3. Adanya kelompok/ organisasi masyarakat dlm program
penanggulangan NAPZA dan HIV/AIDS
Dalam rangka mencegah dan menanggulangi Narkotika, Psikotropika
dan Zat Adiktif (NAPZA) pada masyarakat di Kabupaten Trenggalek atas
kerjasama jajaran Kepolisian, BNN, Badan Kesejahteraan Bangsa Politik dan
Perlindungan Masyarakat, Majelis Ulama, Tokoh Masyarakat dan jajaran
kesehatan. Realisasi kegiatannya meliputi : Operasi narkoba / miras secara
periodik, pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat dan anak sekolah
serta pembinaan kepada kelompok potensial lainnya.
Kelompok atau organisasi masyarakat penanggulangan yang telah
terbentuk untuk turut serta dalam membantu pemerintah Kabupaten
Trenggalek dan BNN untuk menanggulangi NAPZA dan HIV AIDS adalah
Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Trenggalek dan Forum Komunikasi
Anak Trenggalek (FOKAT) (Data Terlampir). Di tingkat kabupaten juga telah
terbentuk Desa Siaga yang didalamnya juga mengantisipasi penyalahgunaan
dan peredaran NAPZA serta mensosialisasikan penyebaran HIV/AIDS.
Kegiatan Penanggulangan NAPZA dan HIV/AIDS (BNN, KPAD dan FOKAT)
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
17
4. Adanya kepatuhan masyarakat untuk tidak merokok di tempat umum
Ada kesadaran dan kepatuhan bagi perokok untuk tidak merokok di
tempat umum. Telah ditetapkan kawasan dan lingkungan bebas merokok di
tempat umum seperti Rumah Sakit, Terminal, Kantor Dinas Instansi, Kantor
Kecamatan, Forum Kabupaten, Kecamatan, Desa/Kelurahan Sehat termasuk
di lingkungan sekolah. Di Kabupaten Trenggalek jumlah kawasan bebas
merokok tersebar di tempat – tempat pelayanan publik.
Produk Hukum yang mengatur tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
di Kabupaten Trenggalek Adalah Perda Kabupaten Trenggalek Nomor 7
Tahun 2016 Tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok.
Kawasan Bebas Asap Rokok di Pendhapa Manggala Praja dan
Perkantoran
Kawasan Bebas Asap Rokok di Sekolah
Kawasan Bebas Asap Rokok di RSUD dan Puskesmas
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
18
5. Adanya gerakan anti merokok oleh pemerintah dan masyarakat
Gerakan anti merokok dilakukan oleh Dinas Kesehatan beserta
jajarannya. Pada masyarakat, kegiatannya meliputi penyuluhan PHBS,
pembinaan, penyebaran leaflet, pemasangan banner, dll.
Adanya kegiatan sosialisasi tentang bahaya rokok dan narkotika pada
kelompok masyarakat yang beresiko seperti : kelompok petani, tukang becak,
keluarga penderita TB Paru, ibu balita, pondok pesantren, posyandu,
sekolahan, dll. Selain itu adanya kebijakan tentang Pedoman Umum
Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau yang memuat tentang
Penetapan Kawasan Bebas Rokok dan penyediaan pelayanan kesehatan
akibat dampak hasil tembakau yang dimuat dalam Peraturan Gubernur
Nomor 51 Tahun 2009 dan adanya himbauan berhenti merokok dari menteri
kesehatan Republik Indonesia No: PM/Menkes/336b/VII/2013 pada Tanggal
16 Juli 2013, tentang akibat merokok yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan. Produk Hukum yang mengatur tentang Kawasan Tanpa Rokok
(KTR) di Kabupaten Trenggalek Adalah Perda Kabupaten Trenggalek Nomor 7
Tahun 2016 Tentang Kawasan Tanpa Rokok.
Larangan merokok di tempat umum
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
19
6. Adanya fasilitas untuk orang cacat di tempat umum
Fasilitas bagi penderita cacat di tempat umum telah disediakan
khususnya di Rumah Sakit, Puskesmas, Sekolah Inklusi, Terminal, Pasar,
Perkantoran maupun Panti Jompo, baik berupa kursi roda, tongkat, alat
bantu kaki, tangan maupun lainnya. Forum Trenggalek Sehat telah
merekomendasikan penambahan fasilitas umum untuk orang cacat terutama
di tempat-tempat pelayanan publik, alun alun, sekolah inklusi dll. Pemberian
fasilitas untuk orang cacat selama ini selain pembiayaan dari APBD juga
dibiayai oleh CSR dan Yayasan Srikandi Peduli.
Penyerahan bantuan kursi roda pada penyandang cacat
PENYEDIAAN AIR BERSIH
7. Cakupan pelayanan air bersih
Cakupan pelayanan air bersih di Kabupaten Trenggalek tahun 2014
adalah 53,45 %, sedangkan Tahun 2015 meningkat menjadi 56,52 %.
Presentase penduduk yang memiliki akses terhadap air bersih di Kabupaten
Trenggalek tahun 2015 adalah 99 %. Pada dasarnya kebutuhan air bersih
penduduk Kabupaten Trenggalek sebagian besar masih mengandalkan air
bawah tanah melalui sumur. (Data Terlampir). Untuk peningkatan cakupan
pelayanan air bersih di Kabupaten Trenggalek tahun 2012-2015
mendapatkan alokasi dana untuk Program PAMSIMAS yang bertujuan untuk
meningkatkan akses jumlah warga miskin yang dapat terlayani perbaikan
pelayanan serta fasilitas air minum dan sanitasi sertameningkatkan nilai dan
perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu komponen dari Program
Pamsimas adalah Komponen Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
dan layanan hygiene dan sanitasi. Melalui komponen ini diharapkan dapat
membantu masyarakat dan institusi lokal dalampencegahan dampak
sanitasi buruk dan air yang tidak bersih, yang berpotensi mengakibatkan
penyakit berbasis air dan lingkungan terutama diare.
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
20
Pengelolaan air bersih dari PDAM
8. Adanya pemeriksaan rutin kualitas air bersih oleh pemerintah
Pemeriksaan rutin terhadap kualitas air bersih (uji bakteriologis)
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan. Inspeksi sanitasi sarana air bersih
dilaksanakan secara rutin setaiap tahun oleh Petugas Sanitasi Puskesmas
dan LABKESDA. Selain pemeriksaan kualitas bakteriologis dan kimia juga
dilaksanakan pemeriksaan secara fisik melalui kegiatan Inspeksi Sanitasi
Sarana Air Bersih (IS SAB). Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih dilakukan
oleh petugas sanitasi puskesmas. Pemeriksaan bakteriologis dan kimia
dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Trenggalek dengan
jumlah tiap tahun untuk air bersih non perpipaan 211 sampel, PDAM 109
sampel.
Kegiatan inspeksi sanitasi sarana air bersih dan pengambilan sampel air
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
21
9. Meningkatnya kualitas air bersih
Dari hasil pemeriksaan di Labkesda Kab.Trenggalek selama 2 (dua)
tahun terakhir untuk uji bakteriologis hasilnya pada tahun 2014 sebesar
70,25 % dan Tahun 2015 sebesar 71,54 % (diatas target nasional yaitu
62,3%). (Data Terlampir). Dari data tersebut menunjukkan adanya
peningkatan kualitas air bersih di Kabupaten Trenggalek. Forum Trenggalek
Sehat terus mendorong upaya Pemda untuk meningkatkan kualitas air
bersih sebagai pentuk pelayanan dasar kepada masyarakat. Forum
Trenggalek Sehat terus mendorong upaya Pemda untuk meningkatkan
kualitas air bersih sebagai pentuk pelayanan dasar kepada masyarakat.
10. Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan airnya ke laboratorium
Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan airnya ke laboratorium
secara mandiri semakin meningkat, pada tahun 2013 sebanyak 440 orang,
pada 2014 meningkat menjadi 445 orang, dan pada tahun 2015 kembali
meningkat menjadi 452 orang. (Data Terlampir). Untuk Depo Air Minum Isi
Ulang telah membentuk Asosiasi Pemilik DAM dan pemeriksaan sampel
airnya telah dilaksanakan secara rutin dan mandiri.
Contoh Depo Air Minum dan Produk Minuman Sehat Produksi Trenggalek
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
22
TEMPAT-TEMPAT UMUM
11. Jasa boga, restoran/rumah makan dan TPM memiliki laik sehat
Pengawasan dan pembinaan sanitasi pada tempat pengelolaan
makanan – minuman (TPM) sudah dilakukan secara rutin oleh Petugas
Sanitasi Puskemas. TPM yang dmaksud berupa rumah makan, jasa boga,
industri makanan dan pedagang kaki lima. Dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan Petugas Sanitasi Puskesmas bahwa jasa boga, restoran/RM dan
TPM yang laik sehat pada tahun 2014 sebesar 61,7% sedangkan untuk
tahun 2015 sebesar 59,4%. (Data Terlampir)
Pusat Jajanan dan Sentra Oleh-Oleh Khas Trenggalek
Yang difasilitasi Forum Trenggalek Sehat
Restoran Laik Sehat
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
23
PERMUKIMAN, PERUMAHAN DAN BANGUNAN SEHAT
12. Adanya program pemerintah tentang perbaikan rumah sehat/bedah
rumah
Upaya penyehatan perumahan di Kabupaten Trenggalek yang
dilaksanakan melalui Program Perbaikan Rumah Tak Layak Huni (RTLH)
kepada warga tidak mampu. Perbaikan rumah sehat / bedah rumah di
Kabupaten Trenggalek melalui program renovasi rumah tidak layak huni
yaitu kegiatan yang di fasilitasi Dinas Pekerjaan Umum Perumahan,
Permukiman, dan Kebersihan (Dinas PU Perkimsih) serta Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (Bappemas dan Pemdes)
Sasarannya adalah rumah penduduk yang tidak layak huni milik
warga masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Bantuan bersifat stimulan
dengan tujuan merangsang swadaya dan partisipasi masyarakat. Sehingga
nilai-nilai kebersamaan masyarakat, dan partisipasi bisa terwujud.
Program perbaikan RTLH dari yang belum diperbaiki menjadi
yang sudah diperbaiki
KESEHATAN KELUARGA DAN REPRODUKSI KB
13. Meningkatnya cakupan penggunaan pelayanan kesehatan
Kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya kesehatan
semakin meningkat, hal tersebut dapat dilihat dari jumlah kunjungan pasien
ke puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya (rumah sakit) dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan. Cakupan kunjungan masyarakat di
pelayanan kesehatan yaitu 22 puskesmas dan rumah sakit RSUD dr.
Soedomo dan RS Swasta mengalami peningkatan peningkatan (kunjungan
rawat inap, rawat jalan dan kunjungan gangguan jiwa) tahun 2012 sebanyak
330.325, tahun 2013 sebanyak 450.211 dan tahun 2014 kembali meningkat
menjadi 586.234 orang (77,3 % rawat jalan, 7,1 % rawat inap). (Data
Terlampir).
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
24
Sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Trenggalek
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
25
14. Tersedianya fasilitas pelayanan konseling remaja
Semua puskesmas (22 Puskesmas) di Kabupaten Trenggalek telah
tersedia fasilitas pelayanan konseling remaja, yang tenaganya bidan/perawat
puskesmas yang sudah terlatih. Selain di Puskesmas pelayanan konseling
remaja juga ada di Sekolah dan BNN Kabupaten Trenggalek. Fasilitas
tersebut dapat dimanfaatkan oleh para remaja dalam menghadapi
permasalahan di bidang kesehatan.
Fasilitas Pelayanan Konseling Remaja
15. Adanya pemeriksaan kesehatan secara rutin pada anak sekolah
Pemeriksaan terhadap kesehatan anak sekolah dilakukan secara
rutin oleh puskesmas dimana kunjungan dalam setahun sebanyak 2 (dua)
kali. Kegiatannya meliputi skrening pada siswa baru dan pemeriksaan secara
periodik melalui program UKS. Pelayanan kesehatan pada kelompok anak
usia sekolah dilakukan dengan deteksi dini terhadap tumbuh kembang anak.
Kegiatan pemeriksaan kesehatan pada anak sekolah
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
26
16. Meningkatnya Program UKS
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah suatu usaha yang dilakukan
sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di
kawasan lingkungan sekolah. UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan
suatu sekolah. UKS memiliki pedoman yang biasa disebut Trias UKS, yaitu:
(1) Pendidikan Kesehatan; (2) Pelayanan Kesehatan; dan (3) Pembinaan
Sekolah Lingkungan Sehat.
Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia adalah upaya pendidikan dan kesehatan, dan upaya ini
paling tepat dilakukan melalui institusi pendidikan. Sekolah sebagai tempat
berlangsungnya proses belajar mengajar harus menjadi "Health Promoting
School" artinya "Sekolah yang dapat meningkatkan derajat kesehatan warga
sekolahnya". Kesemuanya akan tercapai bila sekolah dan lingkungannya
dibina dan dikembangkan antara lain melalui UKS.
Jumlah sarana pendidikan/sekolah di Kabupaten Trenggalek adalah
709, dan seluruhnya telah dilakukan pembinaan mengenai Program UKS
baik dari Dinas Kesehatan maupun dari Puskesmas. Seluruh sekolah
tersebut telah mengikuti Program UKS sesuai dengan ketentuan dari
Pemerintah Kabupaten Trenggalek. Pembinaan yang dilakukan selain
pemeriksaan kesehatan juga dilakukan kegiatan penyuluhan dan
pengawasan pada lingkungan sekolah. Untuk peningkatan program UKS dan
untuk mengevaluasi kegiatan UKS pada tingkat kecamatan juga dilakukan
pertemuan rutin dan juga pelatihan kesehatan untuk Guru UKS.
Sarana dan Prasarana Penunjang UKS di SMP 2 Trenggalek
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
27
17. Meningkatnya dokter kecil
Fungsi dokter kecil adalah membantu peran UKS. Puskemas se Kabupaten
Trenggalek telah melakukan pembinaan dokter kecil. Jumlah dokter kecil di
Kabupaten Trenggalek tahun 2013 jumlahnya 1.112, tahun 2014
jumlahnya meningkat menjadi 1.251, dan tahun 2015 kembali meningkat
menjadi 1.263 (Daftar terlampir).
Pembinaan dokter kecil untuk membantu peran UKS
18. Pertolongan persalinan oleh tenaga terlatih
Salah satu indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan
rumah tangga adalah pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga
kesehatan. Oleh karena itu Petugas Kesehatan di Kabupaten Trenggalek
selalu melakukan penyuluhan kepada masyarakat khususnya kelompok ibu
hamil, PUS (Pasangan Usia Subur) dan WUS (Wanita Usia Subur), dengan
tujuan agar masyarakat tahu dan paham tentang pentingnya keamanan
dalam pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Persalinan harus
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, untuk mewujudkannya perlu
dilakukan kemitraan antara bidan dan dukun, dengan demikian kondisi
tersebut mampu menurunkan angka kematian bayi.
Prosentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di
Kabupaten Trenggalek tahun 2015 sebesar 93,05%. Penyebabnya adalah
proporsi persalinan dari masing-masing wilayah tetap, sedangkan target
meningkat dan semua persalinan sudah ke tenaga kesehatan dengan jumlah
9.061 persalinan di Kabupaten Trenggalek. Seluruh persalinan sudah
ditangani tenaga kesehatan terlatih. (Data Terlampir)
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
28
PEMBINAAN KESEHATAN JIWA MASYARAKAT DAN POLA ASUH ANAK
19. Tersedianya pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas
Pelayanan kesehatan jiwa dilaksanakan pada semua puskesmas di
Kabupaten Trenggalek yaitu 22 puskesmas, meskipun di Kabupaten
Trenggalek belum ada Dokter Spesialis Kejiwaan. Jumlah kunjungan pasien
dengan gangguan jiwa di puskesmas Kabupaten Trenggalek adalah menurun
dari tahun 2013 sebanyak kunjungan 1.613 pasien dan tahun 2014 menjadi
905 kunjungan pasien.
20. Pelayanan klinik sanitasi yang berfungsi
Pelayanan klinik sanitasi di Kabupaten Trenggalek telah dilaksanakan
oleh Petugas Sanitasi di seluruh puskesmas (22 puskesmas), untuk
pelayanan di klinik sanitasi ini petugas sanitasi se Kabupaten Trenggalek
telah menerapkan sesuai standart operating procedur yang disepakati di
Kabupaten Trenggalek. Kegiatannya di dalam gedung maupun di luar gedung
meliputi penyuluhan, konsultasi kesehatan terutama menyangkut penyakit
berbasis lingkungan, pemeriksaan kualitas lingkungan perumahan dan
penyediaan sarana sanitasi. Kegiatan dalam klinik sanitasi lebih mengarah
pada upaya pencegahan (preventif). Untuk pelayanan Klinik Sanitasi di
Kabupaten Trenggalek wajib dilaksanakan oleh semua Puskesmas sesuai
dengan Surat Edaran Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek
mengenai Pelaksanaan Klinik Sanitasi Puskesmas.
Pelayanan klinik sanitasi di puskesmas
PROGRAM ANTI TEMBAKAU
21. Adanya gerakan anti rokok, alkohol dan narkotik oleh masyarakat
Gerakan anti rokok, alkohol dan narkotik di masyarakat telah rutin
dilaksanakan sosialisasi melalui sekolah-sekolah pada tahun ajaran baru,
pemasangan baliho –baliho pada tempat strategis mengenai dampak rokok,
alkohol dan narkotika.
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
29
Selain itu juga dilakukan pembinaan mental oleh masyarakat melalui
kegiatan – kegiatan kegamaan di desa / kelurahan, khususnya kepada
kelompok remaja, karena remaja sangat rentan mengalami masalah
psikososial, yaitu masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat
terjadinya perubahan sosial. Program/Kegiatan yang telah dilaksanakan di
Kab. Trenggalek adalah : 1) Sosialisasi tentang bahaya merokok, alkohol dan
narkoba, 2) Razia Minuman Keras, 3) Pemberantasan PEKAT (Penyakit
Masyarakat), 4) Program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkotika (P4GN), 5) Lomba Pemilihan Kampung Bersih
Narkoba, 6) Deklarasi Anti Narkoba dan 6) Pemilihan Duta Anti Narkoba.
Lomba kampung bersih narkoba Deklarasi Gerakan Anti Narkoba
22. Adanya pelayanan khusus penanggulangan narkoba oleh pemerintah
Di Kabupaten Trenggalek belum ada pelayanan khusus untuk
penanggulangan narkoba. Pelayanan untuk penanggulangan narkoba oleh
Pemerintah Kabupaten Trenggalek yaitu dengan merujuk penderita ke
daerah yang lain yang mempunyai pelayanan untuk penderita narkoba.
Penanggulangan Narkoba di Kabupaten Trenggalek ditangani oleh Badan
Narkotika Nasional (BNN). Dukungan terhadap Program Pemberantasan
Penggunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) diimplementasikan ke
kegiatan di SKPD seperti : Dinas Nakertranos, BP3AKB, Dinas Kesehatan,
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kantor Kesbangpolinmas, Bagian
Hukum Setda dan Satpol PP.
Upaya-upaya pelayanan khusus penanggulangan narkoba, telah
dilakukan dalam beberapa tahun terakhir seperti Sosialisasi bahaya Narkoba
kepada para siswa baru pada saat Masa Orientasi Sekolah (MOS), dan Tes
Urine kepada seluruh pegawai PNS di Kabupaten Trenggalek.
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
30
Sosialisasi bahaya Narkoba pada acara MOS
Tes Urine kepada seluruh pegawai PNS di Kabupaten Trenggalek.
23. Menurunnya kasus penggunaan narkoba
Menurut data dari Kepolisian, kasus penggunaan Narkoba pada tahun 2015
sejumlah 52 kasus, meningkat dari tahun 2014 yang berjumlah 35 kasus
(meningkat 17 kasus). Menurut data BNN jumlah penyalah guna Narkoba tahun
2015 ada 352 orang.. (Data Terlampir)
IMUNISASI
24. Meningkatnya cakupan imunisasi
Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya
merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah
mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan
batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan
besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I. Pada
tahun 2014 tercapai 137 desa/kelurahan. Angka ini mengalami penurunan
dibanding tahun 2013 yaitu mencapai 143 desa/kelurahan.
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
31
Desa yang mencapai UCI di Kabupaten Trenggalek selalu meningkat,
tahun 2012 adalah 67,52 % (106 desa UCI), tahun 2013 sebanyak 91,08 %
(143 Desa UCI), Tahun 2014 sedikit turun menjadi 87,30 % (137 Desa UCI),
dan pada Tahun 2015 kembali turun menjadi 72,61 % (114 Desa UCI).
Penurunan ini akibat perubahan faktor penetuan Desa UCI dari 80% menjadi
90 % bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap. (Data Terlampir)
Kriteria desa / kelurahan dikatakan UCI (Universal Child Imunization)
apabila indikator akses (BCG, Polio 1, DPT/Hb 1) cakupannya 95% dan
indikator kelengkapan (DPT/Hb 2-3, Polio 2-4, Campak) cakupannya 90%.
Target cakupan desa / kelurahan UCI menurut indikator Standart Pelayanan
Minimal (SPM) di Kabupaten Trenggalek adalah 90%.
Kegiatan penyuluhan bagi kader
PELAYANAN PENGOBATAN DAN PERAWATAN
25. Berfungsinya posyandu aktif
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang berfungsi untuk mendekatkan
pelayanan kesehatan pada masyarakat melalui wadah keterpaduan lintas
sektor dan masyarakat. Jumlah posyandu di Kabupaten Trenggalek Tahun
2015 sebanyak 854 posyandu, dengan jumlah Posyandu Madya sebanyak
210 Posyandu (24,59%), Posyandu Purnama sebanyak 556 posyandu
(65,11%) dan Posyandu Mandiri sebanyak 88 Posyandu (10,30%). Posyandu
Aktif sejumlah 644 (75,41%). (Data Terlampir)
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
32
Tabel. Posyandu di Kabupaten Trenggalek Tahun 2015
NO NAMA
PUSKESMAS JUMLAH
POSYANDU
TINGKAT KEMANDIRIAN
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 BARUHARJO 27 0 0,00 4 14,81 22 0,81 1 0,04
2 BENDUNGAN 40 3 7,50 18 45,00 16 0,40 3 0,08
3 BODAG 38 0 0,00 18 47,37 19 0,50 1 0,03
4 DONGKO 33 0 0,00 18 54,55 14 0,42 1 0,03
5 DURENAN 36 0 0,00 9 25,00 20 0,56 7 0,19
6 GANDUSARI 34 0 0,00 2 5,88 29 0,85 3 0,09
7 KAMPAK 41 0 0,00 4 9,76 35 0,85 2 0,05
8 KARANGAN 53 0 0,00 33 62,26 13 0,25 7 0,13
9 KARANGANYAR 26 0 0,00 0 0,00 25 0,96 1 0,04
10 MUNJUNGAN 56 0 0,00 22 39,29 34 0,61 0 0,00
11 NGULANKULON 19 0 0,00 0 0,00 15 0,79 4 0,21
12 PANDEAN 26 0 0,00 15 57,69 11 0,42 0 0,00
13 PANGGUL 53 0 0,00 19 35,85 34 0,64 0 0,00
14 POGALAN 39 0 0,00 0 0,00 33 0,85 6 0,15
15 PUCANGANAK 31 0 0,00 0 0,00 27 0,87 4 0,13
16 PULE 54 0 0,00 18 33,33 31 0,57 5 0,09
17 REJOWINANGUN 39 0 0,00 4 10,26 17 0,44 18 0,46
18 SLAWE 42 0 0,00 5 11,90 29 0,69 8 0,19
19 SURUH 34 0 0,00 13 38,24 20 0,59 1 0,03
20 TRENGGALEK 46 0 0,00 34 73,91 10 0,22 2 0,04
21 TUGU 43 0 0,00 2 4,65 38 0,88 3 0,07
22 WATULIMO 44 0 0,00 0 0,00 42 0,95 2 0,05
JUMLAH 854 3 0,35 238 27,87 534 62,53 79 9,25
Sumber : Profil Kesehatan 2015, Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, 2016
Kegiatan penimbangan di posyandu dan penyerahan piala kepada
perwakilan posyandu terbaik
26. Cakupan kunjungan ke puskesmas/ saryankes
Cakupan Kunjungan masyarakat di puskesmas / saryankes
mengalami penurunan (kunjungan rawat inap dan rawat jalan tahun 2014
sebanyak 392.183 pasien, sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 382.563
pasien (turun 2%). (Data Terlampir). Pelayanan kesehatan di Trenggalek
terus mengalami peningkatan dilihat dari fasilitas kesehatan seperti jumlah
kamar dan tempat tidur pasien, apotek, polindes, Pustu, Pusling, Posyandu;
dan jumlah tenaga kesehatan seperti tenaga medis, paramedis, apoteker,
bidan, dan pengatur gizi.
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
33
Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat, telah tersedia 4 buah rumah sakit di ibu kota Trenggalek (yang
terdiri dari 1 buah Rumah Sakit milik pemerintah, 2 buah Rumah Sakit
swasta, dan 1 buah Rumah Sakit Bersalin), 6 Balai Pengobatan/ Klinik, 22
buah Puskesmas yang tersebar di 14 kecamatan, 66 buah Puskesmas
Pembantu dan 26 Puskesmas Keliling. Secara konseptual, Puskesmas
menganut konsep wilayah dan diharapkan dapat melayani sasaran
penduduk rata-rata 30.000 penduduk. Dengan jumlah Puskesmas tersebut
berarti 1 puskesmas di Kabupaten Trenggalek rata-rata melayani sebanyak
30.858 jiwa. Keberadaan Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling
sangat berarti sekali dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan di
tengah-tengah masyarakat, karena beberapa daerah mempunyai kondisi
geografis yang sulit, sehingga tidak terjangkau layanan kesehatan
Puskesmas. Pada tahun 2014, di Kabupaten Trenggalek terdapat 107 dokter
(21 dokter spesialis dan 86 dokter umum), 16 dokter gigi,428 tenaga
keperawatan, 223 bidan,52 tenaga kefarmasian (apoteker/asisten apoteker),
20 tenaga kesehatan masyarakat, 46 tenaga gizi, 32 tenaga sanitasi, 75
teknisi medis dan 5 fisioterapis.
Tabel. Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Trenggalek
No. Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
1 Rumah Sakit / Hospital
- Jumlah / Total 4 4 4 4 4
- Tempat Tidur / Bed 265 321 182 182 166
2 Puskesmas / Public Health Center 22 22 22 22 22
- Puskesmas Perawatan 17 18 18 18 18
- Tempat Tidur / Bed 199 253 276 276 281
- Puskesmas Non Perawatan 5 4 4 4 4
3 Puskesmas Pembantu 66 66 66 66 66
4 Apotik / Drug Store 25 29 32 33 38
5 Polindes 111 111 113 113 113
6 Puskesmas Keliling 31 31 33 32 26
7 Posyandu 843 849 854 854 854
Sumber : Profil Kesehatan 2014, Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, RSUD Dr. Soedomo 2015
PEMBERANTASAN MALARIA DAN DBD
27. Adanya gerakan PSN di sekolah, Rumah Tangga, TTU
Di Kabupaten Trenggalek telah dilaksanakan Gerakan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN) dan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di sekolah,
rumah tangga dan tempat – tempat umum atas kerjasama Dinas Kesehatan
beserta jajarannya, Tim Penggerak PKK Kabupaten dan Forum Kabupaten
Sehat Kabupaten Trenggalek. Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di desa /
kelurahan. Sampai tahun 2014 hampir 85% desa / kelurahan telah
melaksanakan kegiatan PSN – PJB dan 90% sekolah telah melaksanakan
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
34
kegiatan tersebut secara rutin. Untuk meningkatkan Gerakan PSN oleh
masyarakat telah dilaksanakan lomba PSN DBD dan PHBS baik untuk
Sekolah Dasar dan Desa/Kelurahan. Kegiatan tersebut diprakarsai oleh
Dinas Kesehatan KabupatenTrenggalek dengan melibatkan lintas sektor
terkait. Gerakan PSN di sekolah, Rumah Tangga dan TTU semakin
meningkat dari tahun ke tahun.
Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
28. Bebas jentik aedes di sekolah, Rumah Tangga dan TTU
Pemeriksaan jentik pada rumah / bangunan dilaksanakan oleh
petugas puskesmas bersama dengan jumantik / wamantik. Selain
penyuluhan atau sosialisasi mengenai penyakit DBD dan pencegahannya
juga dilakukan pemberian abate / abatisasi masal untuk daerah – daerah
endemis di Kabupaten Trenggalek. Berdasarkan hasil pemeriksaan /
pembinaan institusi terutama di sarana kesehatan, sekolah dan TTU tidak
ditemukan jentik nyamuk selama 2 tahun terakhir
PENCEGAHAN PENYAKIT DEGENERATIVE
29. Adanya gerakan kelompok/ masyarakat dalam pencegahan penyakit
degenerative/ PTM
Di Kabupaten Trenggalek gerakan masyarakat dalam pencegahan
penyakit degeneratif / PTM (Penyakit Tidak Menular) berupa kegiatan di
posyandu lansia dan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu PTM). Gerakan
kelompok/ masyarakat dalam pencegahan penyakit degenerative/ PTM dari
tahun ke tahun semakin meningkat. Penyakit Tidak Menular merupakan
Penyebab 60% Kesakitan & 73% Kematian. Kegiatan Pencegahan dan
Pengendalian PTM di Kabupaten Trenggalek masih belum merata. Di
Kabupaten Trenggalek telah dibentuk Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) di
Kecamatan Gandusari dengan Sasaran aktif usia > 55 tahun. Posbindu
merupakan program pencegahan dan pengendalian faktor resiko PTM
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
35
berbasis peran serta masyarakat dengan sasaran usia ≥ 18 tahun.
Kegiatannya sama dengan posyandu lansia ditambah satu kegiatan yaitu
pemeriksaan rutin laboratorium bagi anggota resiko tinggi PTM. Jumlah
Posbindu di Kabupaten Trenggalek terus meningkat dan bertambah. (Data
Terlampir).
Tabel. Daftar Nama Posbindu Di Kabupaten Trenggalek Tahun 2015
NO NAMA POSBINDU DESA / KEL. PUSKESMAS
1 KARTIKA KEL. TAMANAN TRENGGALEK
2 NAWANG WULAN KEL. SURODAKAN
REJOWINANGUN 3 PERGIWO REJOWINANGUN
4 PERMATA BUNDA DAWUHAN
5 MELATI WONOCOYO POGALAN
6 SEJAHTERA NGULANKULON NGULANKULON
7 MENARA GADING SURUH SURUH
8 NGUDI WALUYO TANGGARAN PULE
9 LESTARI DONGKO DONGKO
10 WREDA TARUNA SEHAT SEJAHTERA PANDEAN PANDEAN
11 MITRA SEHAT PANGGUL PANGGUL
12 BINA SEHAT SAWAHAN BODAG
13 KASIH BUNDA SUKOREJO GANDUSARI
14 BEN SEHAT KARANGANYAR KARANGANYAR
15 GEMAHARJO GEMAHARJO SLAWE
16 SEGER WARAS MARGOMULYO WATULIMO
17 LESTARI PANGGUNGSARI DURENAN
18 MULYA HATI KARANGANOM BARUHARJO
19 HARAPAN SEJAHTERA SUGIHAN KAMPAK
20 SUMBER SEHAT TAWING MUNJUNGAN
21 TUNAS HARAPAN DEPOK BENDUNGAN
22 BANARAN BANARAN TUGU
23 CENDANA TEGAREN PUCANGANAK
24 CAHAYA INSANI KARANGAN KARANGAN
25 MELATI ARUM KEDUNGSIGIT
Sumber : Profil Kesehatan 2014, Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, 2015
30. Adanya informasi resiko dan upaya pencegahan PTM
Media informasi dalam rangka
pencegahan penyakit degenerative / PTM
berupa pemasangan banner pada tempat –
tempat pelayanan kesehatan seperti di
puskemas dan rumah sakit. Selain itu juga
dilakukan penyuluhan dan pemberian leaflet
mengenai resiko dan pencegahan penyakit
degerative / PTM di posyandu – posyandu
lansia dan lainnnya.
Contoh Media Informasi Pencegahan Penyakit Degenerative
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
36
GIZI
31. Adanya kelompok masyarakat dalam penanggulangan masalah gizi
Upaya penanggulangan masalah gizi telah dilakukan oleh Dinas
Kesehatan beserta jajarannya melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Masalah gizi timbul bukan hanya karena kurangnya asupan makanan akan
tetapi juga karena beberapa faktor seperti tingkat ekonomi, pendidikan dan
pengetahuan orang tua juga karena faktor sosial budaya. Oleh karena itu
pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan masalah gizi sangat
diperlukan agar masyarakat dapat memahami dan menangani permasalahan
tersebut secara mandiri. Pemberdayaan masyarakat tersebut melalui
penyuluhan dan pembinaan dengan sasaran ibu – ibu rumah tangga, dimana
ibu rumah tangga mempunyai peran yang besar dalam penentuan gizi
keluarga.
Penanggulangan masalah gizi oleh masyarakat di Kabupaten
Trenggalek dilaksanakan melalui beberapa kegiatan seperti : GEMARIKAN
(Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan), Pelaksanaan Program Kelas ASI,
Kelompok Masyarakat Peduli ASI, Pelaksanaan program kelas gizi,
penggunaan dana jimpitan desa / kelurahan untuk pemberian makanan
tambahan bagi balita dari keluarga kurang mampu, gerakan pemanfaatan
lahan pekarangan rumah untuk tanaman pangan. Bahwa dalam rangka
penggerakan ASI Eksklusif telah dibentuk Peraturan Daerah Nomor 20
Tahun 2013 tentang Pemberian ASI Eksklusif. (Data Terlampir). Pada Tahun
2015 ini telah diluncurkan Program Inovasi GERBANG ANGKASA BIRU
(Gerakan Perbaikan Gizi dan Akselerasi Pencegahan Kesakitan dan Kematian
Ibu dan Bayi).
GEMARIKAN (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan)
GEMARIKAN merupakan program nasional dan wajib dilaksanakan
di tingkat daerah, dalam rangka peningkatan konsumsi ikan, yang
mempunyai dua peran penting, yakni : pendorong
o peningkatan produksi perikanan yang berimbas pada
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat perikanan khususnya dan
o peningkatan kualitas SDM melalui peningkatan asupan protein
hewani dari ikan.
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
37
Gemarikan dan Masa Depan Bangsa, GEMARIKAN bukan hanya
tentang variasi menu ikan sehari-hari, bukan pula sekedar
menunjang kesehatan, tetapi lebih dari itu, GEMARIKAN mempunyai
niat mulia yakni membangun bangsa, menyiapkan generasi yang
cerdas dan berdaya saing, karena fakta berkata bangsa yang gemar
makan ikan, masyarakatnya cerdas
FORIKAN Trenggalek, dibentuk berdasarkan Keputusan Bupati
Trenggalek Nomor: 188.45/140/406.013/2011 tanggal 8 Pebruari
2011 tentang FORIKAN Kabupaten Trenggalek, dengan tujuan
membangun jaringan dan kemitraan dengan berbagai pihak terkait
dalam rangka mendorong peningkatan konsumsi ikan
Kegiatan GEMARIKAN (i) Rapat Koordinasi, bersama pihak terkait
(anggota dan pengurus FORIKAN Trenggalek) yang membahas strategi
peningkatan konsumsi ikan dengan dukungan dari berbagai pihak
terkait; (ii) Safari GEMARIKAN bersama anak – anak sekolah tingkat
pemula (Taman Posyandu, PAUD, TK/RA, SD/MI dan pihak terkait
dalam rangka peningkatan konsumsi ikan di Kecamatan Karangan,
Durenan dan Pogalan; (iii) Workshop GEMARIKAN bersama ibu guru
TK; (iv) Gebyar GEMARIKAN bersama anak-anak SDN 1
Sumbergedong, SDN 2 Sumbergedong, SDN 3 Ngantru, SDN 2
Surodakan dan SMPN 3 Trenggalek; (v) Partisipasi dalam Lomba
Masak Ikan Tingkat Propinsi Jawa Timur dan beberapa kali menjadi
juara baik untuk kategori Menu Dewasa maupun anak-anak
Tujuan/Materi GEMARIKAN, memberikan edukasi tentang jenis,
manfaat ikan bagi kesehatan dan kecerdasan, mengenalkan olahan
ikan baik berupa kudapan/snack maupun lauk makan siang
Sasaran GEMARIKAN, tidak hanya kepada anak-anak tetapi juga
orang dewasa terutama ibu hamil, menyusui maupun yang memilliki
putra/putri batita dan balita. Untuk sasaran dewasa, selain diberikan
pengetahuan tentang manfaat ikan, juga disampaikan tentang
“Menjadi Konsumen Cerdas dalam membeli ikan” dan Tips mengolah
ikan yang sehat, semuanya bertujuan agar manfaat ikan bisa
diperoleh anak dan seluruh anggota keluarga ketika bahan baku-nya
baik dan cara mengolahnya juga sehat.
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
38
Kegiatan GEMARIKAN yang dilaksanakan oleh FORIKAN
Kelompok Masyarakat Peduli ASI
Lingkungan ibu menyusui juga mempengaruhi keberhasilan ibu
dalam menyusui. Oleh karena itu di kabupaten trenggalek juga diadakan
kegiatan berupa pembentukan KP-ASI (Kelompok Pendukung Air Susu
Ibu) dan Kelas ASI. KP-ASI merupakan sekelompok orang yang peduli
terhadap pemberian ASI kepada bayi yang beranggotakan laki-laki dan
perempuan baik dari masyarakat umum, tokoh masyarakat, tokoh
agama, dan sebagainya. KP-ASI di Kabupaten Trenggalek mulai
dilaksanakan di Desa Salamrejo Kec. Karangan Kabupaten Trenggalek
dengan sejumlah pendukung dari Tim Penggerak PKK (Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga), Kepala Desa, Camat, Bidan Desa, Perawat Desa,
Komandan Koramil, Kapolsek dan masyarakat umum. Kegiatan KP-ASI
tersebut kemudian ditindak lanjuti dengan pembentukan Kelas ASI.
Kelas ASI bertujuan untuk membina dan memberikan pendidikan kepada
sasaran (ibu hamil trimester akhir dan ibu menyusui) mengenai
pemberian ASI dan mengupas tuntas semua permasalahan yang dihadapi
di masyarakat dalam pemberian ASI pada bayinya. Kelas ASI tersebut
dilaksanakan dengan metode FGD (Focus Group Discussion). Dengan
demikian, tidak akan ada lagi halangan bagi ibu pekerja (wanita karir)
untuk memberikan ASI secara Eksklusif kepada bayinya. KP ASI dan
Kelas ASI salah satu desa di Kecamatan Karangan tepatnya di desa
Salamrejo berhasil menyabet juara 3 se Provinsi Jawa Timur pada Tahun
2013. Prestasi tersebut merupakan bukti kepedulian yang nyata dari
berbagai sektor dalam rangka mendukung keberhasilan menyusui
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
39
Eksklusif di wilayah kerjanya. Hal tersebut tak lepas dari kerja keras
kader, bidan desa dan seluruh aspek masyarakat yang sangat peduli
terhadap keberhasilan menyusui secara eksklusif. Yang dimaksud ASI
Eksklusif adalah memberikan ASI saja kepada bayi, tanpa makanan lain,
sampai bayi mencapai usia 6 bulan. Kebijakan menyusui termasuk
penegasan larangan pengiklanan susu formula dan pembatasan
pemberian rekomendasi bagi pemberian susu formula.
Ruang Laktasi dan fasilitas menyusui yang dimaksud harus
memenuhi persyaratan: ada ruangan tertutup, wastafel (tempat cuci
tangan), lemari es, meja bayi, dan kursi untuk tempat duduk ibu yang
menyusui/memerah ASI. Ruang Laktasi dan fasilitas menyusui terutama
disediakan di tempat kerja (instansi pemerintah dan swasta), ditempat
umum (pusat perbelanjaan, stasiun, bandara, dll) dan tempat layanan
public lainnya, merujuk pada Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 2012
tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.
Kegiatan kelompok Masyarakat Peduli ASI
Pelaksanaan Program Kelas ASI
Pelaksanaan Kelas ASI berupa serangkaian kegiatan antara lain
pendataan sasaran, pembentukan kelas ASI, Pemberian Materi dan
Konseling Menyusui, Pembuatan contoh Makanan Pendamping ASI
dengan bahan lokal serta Monitoring dan evaluasi. Pemberian Materi dan
konseling menyusui serta pembuatan contoh makanan Pendamping ASI
dilaksanakan setiap 2 bulan sekali. Dalam serangkaian kegiatan
tersebut, bayi yang menjadi peserta dalam kelas ASI secara tidak
langsung mendapatkan pendampingan dalam pelaksanaan pemberian
ASI hingga tercapainya ASI Eksklusif hingga 6 bulan penuh.
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
40
Pelaksanaan program kelas gizi
Kelas Gizi bertujuan dan meningkatkan Pengetahuan, Tindakan,
dan Pola Asuh Ibu balitanya. Dengan adanya Pengetahuan, Sikap,
Tindakan, Ibu balita terhadap balitanya balita dapat mengaplikasikannya
kesehariannya dan Berat kurang dapat meningkat standart
pertumbuhannya. Pelaksanaan Kelas Gizi menggunakan metode FGD
(Focus Group Discussion) dimana kelompok masyarakat diintervensi
untuk dapat mengurangi jumlah anak kurang gizipada saat ini dan
mencegah terjadinya kekurangan gizi, dengan demikian diharapkan
prevalensi gizi kurang dan gizi buruk di Kabupaten Trenggalek dapat
menurun.
Peningkatan Pola Asuh diharapkan sesuai dengan elaksanaan
pendekatan positive deviance Discussion). Pendekatan positive deviance
didasarkan pada asumsi bahwa beberapa solusi untuk masalah
masyarakat sudah ada dalam masyarakat dan hanya perlu untuk
ditemukan. Sebagai tindak lanjut dari pertemuan Sosialisasi Kelas Gizi
dan Pendampingan Bumil di Tingkat Kabupaten pada tanggal 26 Mei
2014 Kesehatan menyelenggarakan Pembentukan Kelas Gizi Kecamatan.
Keterkaitan berbagai pihak tersebut sangat berperan pada
keberhasilan pelaksanaan Kelas Gizi di masyarakat. Mengingat Kelas Gizi
sangat butuh Penyuluh pertanian dalam mensukseskan Kelas Gizi
dengan menjelaskan dan memaparkan apa saja dan tanaman sayur buah
sebagai sumber gizi masyarakat terbatas. Pada saat pelaksanaan Kelas
Gizi ditekankan pemanfaatan bahan makanan lokal yang ada di sekitar
masyarakat untuk menanggulangi masalah kurang gizi di masyarakat
tersebut. Beberapa desa yang telah terpapar kegiatan Kawasan Rumah
Pangan Lestari (KRPL) dari Kantor Ketahanan Pangan diharapkan lebih
mudah dalam akses pangan karena ketersediaan pangan di tingkat
rumah tangga mampu disediakan dengan pelatihan maupun penyediaan
benih dari Kantor Ketahanan Pangan. Peran bagaimana cara menanam
maupun meskipun dengan lahan.
Deteksi Dini Tumbuh Kembang untuk balita peserta Kelas Gizi
dilaksanakan setiap 3 bulan sekali oleh petugas kesehatan. Hasil DDTK
dilaporkan berupa ceklist DDTK yang kemudian dijadikan sebagai record
tumbuh kembang balita.
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
41
GERBANG ANGKASA BIRU (Gerakan Perbaikan Gizi dan Akselerasi
Pencegahan Kesakitan dan Kematian Ibu dan Bayi)
Program ini adalah salah satu hasil implemnetasi dari rekomendasi
Forum Trenggalek Sehat atas masih adanya permasalahan diantaranya :
Masih tingginya Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan masih
adanya kasus Kelainan Bawaan, BBLR, KEK semasa Kehamilan, Infeksi,
Anemia Bumil, GAKY, Konsumsi Garam Beriodium. Dari masalah
tersebut sehingga dibutuhkan suatu gerakan yang melibatkan lebih
banyak lagi stakeholder dan masyarakat untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut.
Ruang lingkup kegiatan yang menjadi prioritas pada program
GERBANG ANGKASA BIRU ini adalah : 1) Kelas Ibu, 2) Kelas Asi, 3) Kelas
Gizi, 4) PMT Gizi Buruk, 5) PMT Ibu Hamil , 6) Pendampingan ibu hamil
Risti melalui KSPR ( 2014 : 535 bumil 6x pend kader. 1 bumil 1 kader
2015: 268 ibu) kader dilatih dg bukti mengisi rapot pendampingan APBD,
7) AMBR ( Audit Maternal Bumil Risti ), dan 8) Pertemuan Bidan dan
dokter pusk bahas risti dan rtl penanganan oleh rujuk.
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
42
32. Meningkatnya KEP pada ibu hamil
Penemuan kasus Kekurangan Energi Protein (KEP) pada ibu hamil di
Kabupaten Trenggalek mengalami Penurunan, tahun 2012 sebanyak 1.142
kasus, tahun 2013 sebanyak 892 kasus (9,14%), tahun 2014 1.392 Kasus,
Ibu hamil diketahui menderita KEP dilihat dari pengukuran LILA, adapun
ambang batas LILA WUS (ibu hamil) dengan resiko KEP adalah 23,5 cm.
Dengan penemuan kasus KEP pada ibu hamil sedini mungkin dapat
menurunkan resiko melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR).).
33. Adanya penderita kretin baru
Di Kabupaten Trenggalek belum pernah dilaksanakan survey
terhadap penderita kretin, sehingga untuk gambaran penderita kretin di
Kabupaten Trenggalek belum diketahui. Berdasarkan hasil dari monitoring
garam yodium tahun 2014 sebesar 95,21 % dan dikategorikan cukup.
34. Adanya ibu hamil yang anemia dan kekurangan yodium
Faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil adalah
kekurangan gizi, kekurangan zat besi, malabsorbsi, kehilangan banyak darah
atau karena penyakit kronis. Jumlah kasus anemia pada ibu hamil tahun
2013 adalah 7,88% (851 bumil), pada tahun 2014 sebesar 8,28% (888
bumil), sedangkan tahun 2015 menurun menjadi 7,94% (875 bumil)
Pemberian tablet Fe untuk mencegah terjadinya anemia besi pada bumil. Ibu
hamil di Kabupaten Trenggalek tahun 2014 yang mendapatkan tablet Fe1
sejumlah 95,4% dan Fe3 sejumlah 83,7%; tahun 2015 yang mendapatkan
tablet Fe1 sejumlah 104,6% dan Fe3 sejumlah 90,4%. Sedangkan untuk
data kekurangan yodium dibutuhkan pemeriksaan khusus, sementara ini
data belum tersedia.
35. Menurunnya masyarakat kekurangan vitamin A
Setiap Bulan Februari dan Agustus setiap tahunnya dilakukan
gerakan pemberian Vitamin A di Posyandu dan Anak Pra Sekolah. Cakupan
pemberian kapsul Vitamin A pada bayi pada tahun 2014 adalah 98% dan
tahun 2015 adalah 99,32%; pada balita pada tahun 2014 adalah 97,48% dan
tahun 2015 adalah 98,52%. Sehingga masyarakat kekurangan vitamin A
terus menurun.
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
43
36. Menurunnya berat bayi lahir rendah (BBLR)
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan penyebab utama
kematian neonatus, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir
dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa
kehamilan. Penyebab BBLR sangat kompleks, pada umumnya dipengaruhi
oleh status gizi ibu sewaktu hamil. Ibu hamil dengan KEK beresiko
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Di Kabupaten Trenggalek jumlah
BBLR mengalami penurunan. Pada tahun 2015 sejumlah 324 bayi menurun
dari tahun 2014 yang sejumlah 338 bayi.
37. Meningkatnya keluarga sadar gizi
Terjadinya gizi buruk baik pada bayi dan balita adalah karena asupan
gizi kurang dimana faktor-faktor penyebabnya adalah kemiskinan serta
kurangnya pengetahuan tentang gizi seimbang dan pola asuh yang salah.
Program Kadarzi (Keluarga Sadar Gizi) menjadi salah satu program prioritas
dalam rangka memberdayakan masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan kebutuhan gizi pada masyarakat dengan memberikan asupan
gizi sesuai dengan tingkat kebutuhan. Program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan kebutuhan gizi pada masyarakat dengan memberikan asupan
gizi yang sesuai dengan tingkat kebutuhan. Di masyarakat perlu terbentuk
kelompok yang mendukung upaya menuju kadarzi seperti PKK, organisasi
keagamaan, organisasi kepemudaan, kelompok budaya, dll yang aktif
menyediakan dan menyebarluaskan informasi sumber daya kesehatan dan
gizi.
Keluarga dikatakan sudah sadar gizi apabila status gizi seluruh
anggota keluarga khususnya ibu dan anak baik, tidak ada lagi bayi berat
lahir rendah pada keluarga, semua anggota keluarga mengkonsumsi garam
beryodium, semua ibu memberikan hanya ASI saja pada bayi sampai usia 6
bulan, semua balita dalam keluarga yang ditimbang naik berat badannya
sesuai umur, tidak ada masalah gizi lebih dalam keluarga. Prosentase
Keluarga Sadar Gizi di Kabupaten Trenggalek meningkat dari tahun 2014
sebesar 34,8 % dan tahun 2015 menjadi 53,7 % (Data Terlampir)
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
44
Kunjungan ke salah satu keluarga bersama tim PKK
PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BAGI MASYARAKAT MISKIN
38. Jumlah puskesmas yang memberikan pelayanan dasar bagi
masyarakat miskin
Seluruh puskesmas melayanai masyarakat miskin di Kabupaten Trenggalek
Kabupaten Trenggalek (22 puskesmas). Dalam rangka meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat, serta melindungi dan memberikan pelayanan kesehatan
bagi masayarakat miskin/tidak mampu di Kabupaten Trenggalek diberikan bantuan
pelayanan kesehatan yang diatur dengan Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 81
Tahun 2013 tentang Tata Cara Pemberian Bantuan Pelayanan Kesehatan Pasien
Miskin/Tidak Mampu di Kabupaten Trenggalek. (Data Terlampir).
Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di puskesmas dan
suasana ruang tunggu di puskesmas
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
45
Kecamatan Trenggalek yang meliputi :
a. Sekolah PHBS
b. Sekolah Adiwiyata (SMPN 2 Trenggalek, SMAN 2 Trenggalek)
c. Taman Kota (Trenggalek Green Park)
d. Hutan Kota (Hutan Hota Bukit Ja’as)
e. Alun-Alun Kota
f. Water Park (Bukit Ja’as dan Utama Waterpark)
g. Sport Center (Utama Sport Center)
h. Bank Sampah
i. TPA
j. Kampung Hijau/Kampung Bersih
k. Desa ODF
Kecamatan Karangan yang Meliputi :
a. Puskesmas Berprestasi
b. Desa ODF
c. KP-ASI
d. Bank Sampah
e. Taman Posyandu
f. PHBS
g. Desa Siaga
h. Kampung Hijau/Kampung Bersih
i. Sentra Makanan Khas Kabupaten Trenggalek
Kecamatan Gandusari yang Meliputi :
a. Desa Berseri (Desa Karanganyar)
b. Desa ODF
c. Kampung Hijau/Kampung Bersih
d. Posyandu Lansia
e. Sentra Industri Anyaman Bambu
f. Sentra Industri Genting
Kecamatan Pogalan yang meliputi :
a. Sentra Oleh-Oleh Khas Trenggalek
b. Kampung Hijau (Desa Ngadirenggo)
c. Desa ODF
d. Kampung Hijau/Kampung
LOKASI UNGGULAN
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 8. Kehidupan Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri
46
PROGRAM KABUPATEN/KOTA SEHAT